You are on page 1of 20

LD50

(DEFINISI DAN PROSES PENGUJIANNYA)

Linda Gusrini Fadri


LD50
LD50 didefinisikan sebagai dosis yang mematikan
terhadap 50 persen dari kelompok hewan yang diuji.

Konsep tentang LD50, dosis letal median,


dikembangkan oleh Trevan sebagai grafik indeks
toksisitas, yang mendefinsikannya sebagai satuan
dosis tiap satuan bobot hewan yang bisa membunuh
setengah dari kelompok hewan yang sangat besar
menggunakan data kuantitatif yang akurat.

Linda Gusrini Fadri


LD50 ...

Nilai angka yang lebih rendah dalam LD50


menunjukkan toksisitas yang lebih besar dari dosis
yang lebih tinggi.

Hanya kematian dan kebertahanan untuk hidup yang


dicatat; efek-efek yang tidak mematikan termasuk
keparahan tidak diperhitungkan.

Linda Gusrini Fadri


LD50 ...

Plot grafik dosis yang diberikan terhadap respon yang


muncul diperoleh kurva sigmoid yang simetris jika
peningkatan dosis bersifat logaritmik (titik 50 persen
atau median bisa diekstrapolasikan dan simpangan
baku serta kemiringan bisa dihitung)

Kemiringan menunjukkan rasio antara peningkatan


dosis dan respon.

Linda Gusrini Fadri


LD50 ...

LD50 memiliki nilai forensik, dan estimasinya


diperlukan untuk memenuhi persyaratan peraturan.
Sangat penting untuk mengkarakterisasi hambatan
industri dan kecelakaan yang mungkin bisa menjadi
hasil yang fatal.

LD50 bisa dihitung baik dengan metode grafik


maupun non-grafik dan data numeriknya bisa
dihitung dengan perangkat pengolah data.

Linda Gusrini Fadri


Penentuan LD50
(akut)
PERSIAPAN PENGUJIAN

1. Metode Pengujian
Dua metode umum penentuan LD50 adalah metode
non-grafik (mengasumsikan respon tidak
terdistribusi secara normal) dan metode grafik
(asumsi respon terdistribusi secara normal)

Metode monografik dicontohkan


dengan Thompson’s Moving
Average Method

Linda Gusrini Fadri


Penentuan LD50 ...

2. Data Hewan
Hewan percobaan harus dikarakterisasikan dalam hal
spesies, strain, dan karakteristik fisiologis dan
morfologisnya.

Sangat penting untuk memilih hewan secara acak


untuk setiap kelompok level-dosis
Higienitas dan pengaruh lingkungan merupakan
faktor penting dalam penggunaan
hewan uji

Linda Gusrini Fadri


Penentuan LD50 ...

3. Usia, bobot badan, dan jenis kelamin


Penting untuk menentukan usia, bobot badan, dan
jenis kelamin hewan uji karena perbedaan usia
menentukan kematangan fungsi organ serta aktivitas
enzim. Respon terhadap dosis juga akan berbeda
tergantung kepada usia dan bobot badan. Hewan
yang hamil tidak boleh digunakan untuk pengujian.
Untuk pengujian LD50 sering digunakan hewan uji
bobot 200-250 gram tikus
dan mencit bobot 20-30 gram

Linda Gusrini Fadri


Penentuan LD50 ...

4. Spesies dan suku hewan


Tikus dan mencit yang merupakan spesies yang sama
sering digunakan untuk pengujian LD50.
keuntungannya adalah untuk memperoleh
keseragaman relatif dan ketersediaannya.

Jumlah hewan yang berada dalam satu kandang harus


seragam. Kepadatan hewan dalam satu kandang
mempengaruhi pengukuran LD50.

Linda Gusrini Fadri


Penentuan LD50 ...

5. Persiapan bahan pengujian


Perbedaan dalam persiapan bahan pengujian bisa
menjadi sebab perbedaan hasil yang diperoleh dalam
pengujian LD50 dalam literatur untuk zat yang sama.

Bahan percobaan yang akan diujikan sebaiknya tidak


diencerkan terlebih dahulu. Untuk bahan padatan
sebaiknya digerus terlebih dahulu.

Linda Gusrini Fadri


Prosedur Pengujian LD50

1. Rute Pemberian
Rute pemberian oral merupakan rute yang paling
umum diberikan untuk penentuan dosis letal median.
Volume cairan maksimal yang diberikan berbeda
tergantung jenis hewan yang digunakan. Untuk tikus
biasa diberikan cairan sebanyak 4-5 ml. Untuk bahan
yang tidak larut dalam pembawa berair maksimum
pemberian adalah 1,5-2 ml dan diberikan dalam
perangkat yang berminyak.

Linda Gusrini Fadri


Prosedur Pengujian LD50

2. Periode Observasi
Waktu pengamatan sangat penting untuk ditentukan
dan tergantung kepada jenis zat uji terutama jika ada
kemungkinan efek kematian yang lambat.
Pengamatan selama 14 hari cukup untuk kebanyakan
senyawa. Pengamatan pada hari terakhir harus tetap
dilakukan hingga diketahui apakan hewan dapat
pulih atau mati. Waktu pengamatan bisa ditentukan
berdasarkan reaksi toksisitas, laju onset, dan lama
periode pemulihannya.

Linda Gusrini Fadri


Prosedur Pengujian LD50

3. Perekaman tanda-tanda
Pengamatan harus dicatat secara sistematik dan
catatan terpisah harus dibuat untuk masing-masing
hewan. Mungkin akan muncul respon yang berbeda
untuk satu tingkat dosis yang diberikan. Onset dan
durasi tanda toksisitas bisa diatikan apakah kerja
farmakologis atau kerusakan organ sedang terjadi.
Perubahan secara fisik harus dicatat.

Perlambatan kematian bisa


mengindikasikan potensi yang
signifikan untuk efek kumulatif
Linda Gusrini Fadri
Prosedur Pengujian LD50

4. Perubahan bobot tubuh hewan


Efek toksik yang parah kadang bisa diketahui dengan
membandingkan bobot hewan yang diuji. Hewan
yang bertahan hidup harus ditimbang bobotnya
setidaknya satu kali selama pengujian. Catatan
tentang makanan dan air yang diberikan harus ada.
Kelaparan mempengaruhi respon farmakologis selain
bobot dan kandungan air dalam organ

Linda Gusrini Fadri


Prosedur Pengujian LD50

5. Pembedahan
Pembedahan terhadap beberapa hewan yang dapat
bertahan hidup sebagaimana terhadap yang mati
setelah pemberian dosis dapat memberikan petunjuk
yang bermanfaat terhadap tipe toksisitas yang
diberikan oleh senyawa uji. Dengan demikian,
pembedahan harus menjadi bagian dari prosedur
pengujian.

Linda Gusrini Fadri


Prosedur Pengujian LD50

6. Evaluasi
Idealnya, untuk memastikan gangguan kesehatan
yang potensial terhadap manusia dari suatu senyawa,
studi toksisitas harus dilakukan terhadap hewan yang
memiliki metabolisme terhadap senyawa yang mirip
dengan manusia. Dalam hal ini, hewan pengerat
merupakan subjek uji awal yang bisa digunakan.
Derajat toksisitas yang mirip pada beberapa spesies
mengindikasikan toksisitas
manusia bisa diperbandingkan.

Linda Gusrini Fadri


Penentuan LD50
(subkronik)
Studi subkronik dirancang untuk menentukan efek
samping paparan yang diulang secara reguler dalam
rentang periode dari beberapa hari sampai enam
bulan. Tingkat paparan normalnya lebih rendah dari
pada yang ditemukan pada studi akut.

Kematian bukan merupakan titik akhir, dan rute


paparan normalnya mencakup rute paparan yang
diantisipasikan pada manusia

Linda Gusrini Fadri


Penentuan LD50
(subkronik) ...
Prosedur pengujian secara umum lebih ekstensif dan
terperinci dibandingkan dengan studi akut

Semua data kuantitatif harus diolah secara statistik


untuk membandingkan kelompok hewan uji dan
kontrol

Studi bisa menyertakan baik hewan yang sudah


dewasa maupun belum, dengan mempertimbangkan
populasi manusia yang memiliki resiko terhadap
paparan yang diujikan

Linda Gusrini Fadri


Penentuan LD50
(subakut)
Studi subakut memerlukan penggunaan kelompok
kontrol yang diambil dari populasi hewan yang sama
yang dijadikan sebagai kelompok uji

Kelompok kontrol harus diberikan perlakuan


sebagaimana diberikan pada kelompok uji,
perbedaannya adalah pada ada atau tidaknya tekanan
yang ditimbulkan oleh zat uji

Linda Gusrini Fadri


TERIMA KASIH
27 Juni 2010

You might also like