Professional Documents
Culture Documents
1. Metode Pengujian
Dua metode umum penentuan LD50 adalah metode
non-grafik (mengasumsikan respon tidak
terdistribusi secara normal) dan metode grafik
(asumsi respon terdistribusi secara normal)
2. Data Hewan
Hewan percobaan harus dikarakterisasikan dalam hal
spesies, strain, dan karakteristik fisiologis dan
morfologisnya.
1. Rute Pemberian
Rute pemberian oral merupakan rute yang paling
umum diberikan untuk penentuan dosis letal median.
Volume cairan maksimal yang diberikan berbeda
tergantung jenis hewan yang digunakan. Untuk tikus
biasa diberikan cairan sebanyak 4-5 ml. Untuk bahan
yang tidak larut dalam pembawa berair maksimum
pemberian adalah 1,5-2 ml dan diberikan dalam
perangkat yang berminyak.
2. Periode Observasi
Waktu pengamatan sangat penting untuk ditentukan
dan tergantung kepada jenis zat uji terutama jika ada
kemungkinan efek kematian yang lambat.
Pengamatan selama 14 hari cukup untuk kebanyakan
senyawa. Pengamatan pada hari terakhir harus tetap
dilakukan hingga diketahui apakan hewan dapat
pulih atau mati. Waktu pengamatan bisa ditentukan
berdasarkan reaksi toksisitas, laju onset, dan lama
periode pemulihannya.
3. Perekaman tanda-tanda
Pengamatan harus dicatat secara sistematik dan
catatan terpisah harus dibuat untuk masing-masing
hewan. Mungkin akan muncul respon yang berbeda
untuk satu tingkat dosis yang diberikan. Onset dan
durasi tanda toksisitas bisa diatikan apakah kerja
farmakologis atau kerusakan organ sedang terjadi.
Perubahan secara fisik harus dicatat.
5. Pembedahan
Pembedahan terhadap beberapa hewan yang dapat
bertahan hidup sebagaimana terhadap yang mati
setelah pemberian dosis dapat memberikan petunjuk
yang bermanfaat terhadap tipe toksisitas yang
diberikan oleh senyawa uji. Dengan demikian,
pembedahan harus menjadi bagian dari prosedur
pengujian.
6. Evaluasi
Idealnya, untuk memastikan gangguan kesehatan
yang potensial terhadap manusia dari suatu senyawa,
studi toksisitas harus dilakukan terhadap hewan yang
memiliki metabolisme terhadap senyawa yang mirip
dengan manusia. Dalam hal ini, hewan pengerat
merupakan subjek uji awal yang bisa digunakan.
Derajat toksisitas yang mirip pada beberapa spesies
mengindikasikan toksisitas
manusia bisa diperbandingkan.