You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabelan graf dalam teori graf adalah pemberian nilai pada titik, sisi atau titik
dan sisi. Pelabelan graf sudah banyak dikaji mulai tahun 60-an. Seperti valuasi-
β yang diperkenalkan oleh Rosa pada tahun 1967 [5]. Sejak saat itu, sekitar 250
tulisan mengenai pelabelan banyak bermunculan.
Misal G graf dengan himpunan titik V(G) dan himpunan sisi E(G). Pelabelan
graceful pada graf G merupakan pemberian nilai pada titik-titiknya dengan bilangan
bulat positif {0, 1, 2, 3,..., E (G ) } sedemikian hingga sisinya mendapat label harga

mutlak dari selisih pelabelan kedua titik yang menempel pada sisi tersebut. Sebuah
graf G disebut graf graceful jika setiap titik dan sisi pada graf G dapat diberi label
menurut aturan pelabelan graceful. Dalam hal ini, beberapa pelabelan graceful untuk
kelas-kelas graf tertentu telah ditunjukkan seperti pada graf lintasan Pn, graf pohon Tn
dengan n ≤ 16 dan graf sikel Cn dengan n ≡ 0 atau 3 (mod 4) [4]. Karena itu
penulis tertarik untuk menginvestigasi pelabelan graceful pada kelas-kelas graf yang
lain, yaitu:

1. Graf hasil kali kartesius dari G1 dan G2 yaitu graf G = G1 x G2.

2. Graf tangga Ln, yaitu graf yang dibangun dari hasil kali kartesius graf
lintasan Pn dan lintasan P2.
3. Gabungan m buah graf tangga mLn, yaitu graf tak terhubung yang terdiri
dari m komponen dimana setiap komponennya adalah graf tangga Ln.

1
2

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diajukan dalam penulisan skripsi adalah menyelidiki


apakah sebuah graf sederhana dan hingga terutama kelas graf tangga (ladder), graf
gabungan m buah graf tangga dan graf hasil kali kartesius G1 x G2 khususnya jika
G1=Pm dan G2=Pn adalah graf graceful.

1.3 Tujuan

Mendapatkan perumusan pelabelan graceful dari graf tangga (ladder), graf


gabungan m buah graf tangga dan graf hasil kali kartesius Pm x Pn.

1.4 Manfaat

Manfaat dari pelabelan graceful diantaranya yang berkenaan dengan masalah


pengkodean, misalnya pembacaan kode sinar-X, sistem alamat pada jaringan
komunikasi dan pendesainan sirkuit [5].
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Graf


Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V(G), E(G)) dimana
V(G) adalah himpunan tak kosong dari unsur-unsur yang disebut titik (vertex ) dan
E(G) adalah himpunan dari pasangan tak terurut (u,v) dari titik-titik u,v di V (G)
yang disebut sisi (edge). Selanjutnya sisi e = (u,v) pada graf G ditulis e = uv.
Sebagai contoh, Gambar 2.1 adalah graf tak berarah.
v1 v4 e4 v5
G:
e1 e3

v2 e2 v3
Gambar 2.1 Graf G dengan 5 Titik dan 4 Sisi

2.2 Konsep Dasar


Banyaknya titik di graf G disebut order n dari graf G yaitu n = V . Graf

dengan order hingga dinamakan graf hingga. Sebagai contoh, Gambar 2.1 adalah
graf berorder 5.
Loop dalam suatu graf terjadi apabila suatu titik v dihubungkan dengan
dirinya sendiri atau e = vv. Jika terdapat lebih dari satu sisi yang menghubungkan
dua titik, maka sisi tersebut dinamakan sisi rangkap (multiple edges). Gambar 2.2
menunjukkan e5 adalah loop dan e3, e4 adalah sisi rangkap. Graf G dikatakan graf
sederhana apabila tidak memuat loop dan sisi rangkap.
v1 v4 e5
e1 e4 e3

v2 e2 v3

Gambar 2.2 Graf dengan Loop dan Sisi Rangkap

3
4

Dua titik u dan v di graf G dikatakan tetangga (adjacent) apabila ada sisi e
yang menghubungkan titik u dan v. Sisi e pada graf G dikatakan menempel
(incident) dengan kedua titik yang dihubungkan.
Derajat (degree) suatu titik v di graf G adalah banyaknya sisi yang
menempel dengan titik v, yang dinotasikan dengan deg (v). Jika dalam graf G
setiap titiknya mempunyai derajat yang sama, maka graf G disebut graf reguler.
Contoh pada Gambar 2.3 menunjukkan graf reguler.
v1
e1 e3

v2 e2 v3
Gambar 2.3 Graf Reguler
Jalan (walk) pada graf G dinotasikan W (G) adalah barisan hingga yang
diawali dan diakhiri dengan titik dimana unsur-unsurnya saling bergantian antara
titik dan sisi, sedemikian hingga vivi+1 adalah sisi di G untuk setiap i = 0, 1,
2,…,n-1, yaitu : W (G) = v0, e1, v1, e2, v2, e3,…, vn-1, en, vn dengan n ≥ 0
Jika dijalan W (G) berlaku v0 = vn maka W (G) disebut jalan tertutup dan
dikatakan jalan terbuka jika v0 ≠ v n .
v1 e5 v4 e6 v5

e1 e4 e3

v2 e2 v3
Gambar 2.4 Gambar untuk Mengilustrasikan Jalan (walk)
Sebuah jalan dikatakan lintasan (path) jika semua titiknya berbeda sedangkan jika
setiap sisinya yang berbeda maka jalan tersebut dinamakan jejak (trail). Sikel
(cycle) didefinisikan sebagai suatu lintasan yang tertutup.
2.3 Graf Terhubung (Connected Graph)
Graf G dikatakan terhubung (connected) jika setiap dua titik u,v di G,
terdapat lintasan yang menghubungkan kedua titik tersebut. Graf G dikatakan graf
5

tak terhubung (disconnected) jika ada dua titik di G yang tidak mempunyai
lintasan.
u1 v1 v2

u2 u3 v3 v4
(a) (b)
Gambar 2.5(a) Graf Terhubung dan 2.5(b) Graf Tak Terhubung
Gambar 2.5(a) adalah graf terhubung dan Gambar 2.5(b) adalah graf tak
terhubung.
Graf K dikatakan subgraf dari graf G jika semua titik di K dan semua sisi
di K adalah titik dan sisi di G. Sebagai contoh pada Gambar 2.6, K1 adalah subgraf
dari G tetapi K2 bukan subgraf G karena ada sisi ac di E(K2) yang bukan sisi di
E(G).
a b a a b
G: K1 : K2 :

c d c d c d
Gambar 2.6 Graf dan Subgrafnya
Kompenen dari graf G adalah subgraf terhubung maksimum dari G. Jadi
graf terhubung mempunyai paling banyak satu komponen sedangkan graf tak
terhubung paling sedikit mempunyai dua komponen. Contoh, pada Gambar 2.5(a)
menunjukkan graf terhubung dan Gambar 2.5(b) menunjukkan graf tak terhubung
dengan dua komponen.
2.4 Operasi pada Graf
Operasi dalam teori graf yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini,
diantaranya gabungan graf dan hasil kali kartesius dua graf. Misal G1 dan G2
adalah graf saling asing yang artinya V(G1) ∩ V(G2) = φ dan E(G1) ∩ E(G2) = φ.
6

2.4.1 Gabungan Graf


Gabungan dua graf G1 dan G2 yang dinotasikan G = G1 G2 mempunyai
himpunan titik : V (G ) = V (G1)  V (G2 ) dan himpunan sisi

: E (G ) = E (G1)  E (G2 ) .
m
Untuk gabungan m buah graf terhubung dinotasikan sebagai graf 
Gi .
i =1

Jika pada gabungan m buah graf memenuhi kondisi G1=G2=G3=...=Gm=G maka


m
graf 
Gi akan dinotasikan dengan mG, yaitu graf tak terhubung dengan m
i =1

komponen. Contoh gabungan dua graf ditunjukkan pada Gambar 2.7.


v1 v2 u1 u2 v1 v2 u1 u2

G1: G1: G1 G2:

v3 v4 u3 u4 v3 v4 u3 u4
Gambar 2.7 Gabungan Dua Graf
2.4.2 Hasil Kali Kartesius Dua Graf
Hasil kali kartesius dari graf G1 dan G2 adalah graf yang dinotasikan
G1xG2 dan mempunyai himpunan titik V={(v1, v2) v1 ∈V(G1), v2 ∈V(G2)}

dimana titik (u1, u2) dan (v1, v2) bertetangga di G1 x G2 jika:


[ u1 = v1 dan u2 tetangga v2 ] atau [ u2 = v2 dan u1 tetangga v1 ].

Untuk memberikan gambaran tentang hasil kali kartesius dari dua graf lintasan
G1 dan G2, yaitu G1 x G2 ditunjukkan oleh Gambar 2.8.
(u1,u2) (u1,v2)

G1: u1 v1 G1 x G2 :

G2: u2 v2

(v1,u2) ( v1,v2)

Gambar 2.8. Graf Hasil Kali Kartesius G1 x G2


7

2.5 Kelas-Kelas Graf


Kelas-kelas graf yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, diantaranya
adalah graf lintasan (path), graf sikel (cycel), graf tangga (ladder), graf
gabungan m buah graf tangga mLn dan graf hasil kali kartesius Pm x Pn .
2.5.1 Graf Lintasan (Path)
Graf lintasan adalah graf yang terdiri dari satu lintasan. Graf lintasan yang
terdiri dari n titik dinotasikan sebagai Pn. Contoh graf lintasan P3 dan P4 diberikan
pada Gambar 2.9.

P3 : P4 :
Gambar 2.9 Graf Lintasan P3 dan P4

2.5.2 Graf Sikel (Cycle)


Graf yang terdiri dari satu sikel disebut graf sikel, dinotasikan Cn yang
berarti graf sikel dengan n titik. Gambar 2.10 menunjukkan graf sikel C5 dan C6.

C5 : C6 :

Gambar. 2.10 Graf Sikel C5 dan C6


2.5.3 Graf Tangga (Ladder)
Graf tangga (ladder) adalah graf yang dibangun dari hasil kali kartesius
graf lintasan P2 dan Pn, yaitu P2 x Pn. Untuk pembahasan selanjutnya graf tangga
P2 x Pn akan dinotasikan dengan Ln. Sebagai contoh, Gambar 2.11 adalah graf
tangga L4 = P2 x P4.
b d
P2 : 1 2 P4 :

a c
8

P2 x P4 : (a,1) (b,1) (c,1) (d,1)

(a,2) (b,2) (c,2) (d,2)

Gambar 2.11 Graf Tangga L4


2.5.4 Graf Gabungan m Buah Graf Tangga
Graf gabungan m buah graf tangga Ln dinotasikan mLn adalah graf tak
terhubung yang terdiri dari m buah komponen, dimana setiap komponennya
adalah graf tangga Ln. Sebagai contoh, gabungan tiga buah graf tangga L3, yaitu
3L3 ditunjukkan pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Gabungan Tiga Buah Graf Tangga L3


2.5.5 Graf Hasil Kali Kartesius Pm x Pn
Graf hasil kali kartesius Pm x Pn adalah graf yang mempunyai mn titik , yang
terdiri dari m baris titik. Contoh graf hasil kali kartesius P3 x P4 ditunjukkan
pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Graf Hasil Kali Kartesius P3 x P4


2.6 Pemetaan
Misalkan A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong. Suatu cara
atau aturan yang memasangkan setiap elemen dari himpunan A dengan tepat satu
elemen di himpunan B disebut pemetaan dari himpunan A ke himpunan B.
Pemetaan dari himpunan A ke himpunan B diberi notasi f , yaitu: f : A → B
9

Selanjutnya himpunan A kita sebut sebagai daerah asal (domain) dari f dan
himpunan B disebut daerah kawan (kodomain) dari f.
Fungsi satu-satu adalah pemetaan dimana setiap elemen di daerah hasil
mempunyai prapeta tepat satu di daerah asal, dapat dituliskan secara matematika
berikut : Pemetaan f : A → B, injektif ⇔ ∀x, y ∈ A, f ( x) = f ( y ) ⇒ x = y.
2.7 Pelabelan Graf
Pelabelan pada graf G adalah pemberian nilai pada titik atau sisi di G.
Pada tahun 1967 Rosa menyebutkan λ adalah valuasi- β pada graf G jika λ
fungsi satu-satu dari himpunan titik di G ke himpunan { 0, 1, 2,…,
E (G ) }sedemikian hingga, setiap sisi uv di G mendapat label λ (u ) − λ(v) yang

berbeda semua. Selanjutnya tahun 1972 Golomb menamakannya pelabelan


graceful [5].
2.8 Pelabelan Graceful
Misal G graf dengan himpunan titik V(G) dan himpunan sisi E(G).
→ {0,1,2 ,3,..., E(G) }
     

Pelabelan Graceful adalah fungsi satu-satu :

= λ (uv ) = − berbeda semua setiap u, v ∈ V (G ) .


    

sedemikian hingga 

Sebuah graf G disebut graf graceful jika setiap titik dan sisi di graf G
dapat diberi label menurut aturan pelabelan graceful. Pelabelan graceful untuk
graf sikel diberikan oleh Rosa. Rosa membuktikan bahwa untuk graf sikel Cn
adalah graceful jika dan hanya jika n ≡ 0 atau 3 (mod 4) [5].
Golomb [1] menyebutkan bahwa graf komplit Kn adalah graceful untuk
n=2, 3 ,4 seperti yang diberikan pada Gambar 2.14.
0 0 0 6 6

1 1 3 4 1 2 5

1 1 2 3 4 3 1

Gambar 2.14 Pelabelan Graceful pada Graf K2, K3 dan K4


10

Sedangkan untuk graf komplit Kn dengan n ≥ 5 tidak graceful, seperti yang


ditunjukkan pada sifat 2.3.
Sifat 2.3 Graf Komplit Kn adalah tidak graceful untuk n ≥ 5 [5].
Bukti : Misal graf komplit Kn mempunyai n titik dan q sisi
Titik-titik dari graf Kn diberi label {0, 1, 2, 3,..., q}. Label 0 dan q dibutuhkan
untuk memberi label titik-titiknya sehingga didapat sisi yang mendapat label q.
Sekarang kita mempunyai titik yang mendapat label 0 dan q. Selanjutnya kita
menginginkan sisi yang terlabeli q -1. Untuk itu satu titik dari graf Kn harus diberi
label 1 atau q-1 misal kita pilih 1 untuk melabeli titik tersebut, sehingga diperoleh
sisi-sisi yang mendapat label q, q-1 dan 1.
Sekarang kita mempunyai titik-titik yang terlabeli 0, 1 dan q.
Untuk mendapatkan sisi yang terlabeli q-2, harus mempunyai titik-titik yang
terlabeli 0, q-2, atau 1, q-1 atau 2, q. Jika kita pilih nilai q-1 atau 2 maka akan ada
dua sisi yang mendapat label sama, sehingga kita pilih nilai q-2 dan diperoleh sisi-
sisi yang mendapat label q, q-1, q-2, q-3, 2 dan 1.
Sekarang kita mempunyai titik-titik yang mendapat label 0, 1, q-2 dan q.
Untuk mendapatkan sisi yang terlabeli q-4 kita harus mempunyai titik-titik dengan
label 0, q-4 atau 2, q-2 atau 3, q-1 atau 4, q. Setiap kita memilih pasangan label
titik ini, kita akan selalu mendapatkan minimal dua sisi dengan label sama.
Sehingga graf Kn dengan n = 5 tidak graceful.
Hal ini membuktikan bahwa graf Kn dengan n ≥ 5 tidak graceful sebab dengan
bertambahnya satu titik maka akan ada penambahan beberapa sisi dengan label
yang sama.

Sebagai contoh, Gambar 2.15 menunjukkan graf K5 yang tidak bisa diberi label
menurut aturan pelabelan graceful karena ada beberapa sisi yang mendapat label
sama, yaitu tiga sisi mendapat label 1, dua sisi mendapat label 2, dua sisi
mendapat label 3 dan dua sisi mendapat label 4.
11

4 3 1 5

4 1 5

1 2 3 4

3 2 1

Gambar 2.16 Graf K5 yang Tidak Bisa Dilabeli


Menurut Aturan Pelabelan Graceful
Tanpa menunjukkan hasil pelabelannya Erdos [5] menyebutkan beberapa
graf tidak graceful. Dilain pihak Rosa [5] menyebutkan tiga alasan mengapa
sebuah graf G tidak bisa dilabeli menurut aturan pelabelan graceful, yaitu:
1. G mempunyai ‘banyak titik dan tidak cukup sisi’
5 2

6 4 3

0 1
Gambar 2.16 Graf yang Mempunyai Banyak Titik
dan Tidak Cukup Sisi
2. G mempunyai ‘terlalu banyak sisi’ Contoh pada graf komplit K5 yang
ditunjukkan pada Gambar 2.15.
3. G mempunyai ‘keseimbangan yang salah’. Contoh ditunjukkan oleh
Ganbar 2.17. Dimana ada dua sisi yang mempunyai label 2.
12

0
2 5

2 5

2 4

4 3 1
Gambar 2.17 Graf Sikel C5 yang Mempunyai Keseimbangan Salah
2.9 Pelabelan Komplemen
Misal graf G adalah graf graceful dengan pelabelan λ . Misal titik-
titiknya dilabeli kembali menurut aturan E (G ) – λ (v) untuk setiap titik v di G.

Pemberian label kembali dengan aturan E (G ) – λ (v) ini kita beri nama pelabelan

λ ' untuk setiap titik di G akan berbeda dengan pelabelan λ dan


0 ≤ λ '(v) ≤ E (G ) . Karena pelabelan λ merupakan fungsi satu-satu dari himpunan

titik di G ke {0, 1, 2,..., E (G ) } maka pelabelan λ ' juga merupakan fungsi satu-

satu dari himpunan titik di G ke {0, 1, 2,..., E (G ) }.

Pelabelan λ ' untuk sisi-sisi di graf G dijelaskan sebagai berikut:


λ '(e) = λ '(uv) = λ' (u ) − λ ' (v) = ( E (G ) − λ (u) ) − ( E (G) − λ (v))
= λ(u ) − λ (v) = λ (uv) = λ (e).

Jadi pelabelan λ ’ untuk setiap sisi di G sama dengan pelabelan λ . Sehingga


dapat disimpulkan bahwa pelabelan λ ’ adalah pelabelan graceful. Pelabelan λ '
ini disebut pelabelan komplemen dari pelabelan graceful .
Contoh pelabelan komplemen dari graf L3 ditunjukkan pada Gambar 2.19.
0 5 5 3 2 7 5 2 3 5

7 4 1 Pelabelan 7 4 1

Komplemen
7 6 1 2 3 0 6 6 2 4
Gambar 2.19 Pelabelan Graceful dari Graf L3 dan Pelabelan Komplemennya
13

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diberikan pembuktian pelabelan graceful cara 1 dan
cara 2 pada setiap kelas yang dikaji dan pelabelan komplemen dari setiap sifat
yang ada, yang disajikan dalam bentuk gambar. Dua cara pembuktian pelabelan
graceful diberikan untuk menunjukkan ketidaktunggalan dari pelabelan graceful,
ketidaktunggalan ini dikarenakan pelabelan titik-titiknya yang bersifat satu-satu
mempunyai beberapa kemungkinan dalam menentukan pelabelannya. Dalam
pembuktian setiap sifat akan diperlukan suatu notasi yang didefinisikan sebagai
berikut: notasi   yang mempunyai arti bilangan pembulatan keatas, dan notasi

3
  yang mempunyai arti bilangan pembulatan kebawah. Contoh  2  =2
 
3
sedangkan   =1.
2
3.1 Pelabelan Graceful pada Graf Tangga
Graf tangga Ln adalah graf hasil kali kartesius P2 x Pn. Misal graf tangga
Ln mempunyai himpunan titik V ( Ln ) = {v1, v2 ,..., vn , v1' , v2' ,..., vn' } dan himpunan sisi

E(Ln ) = {e1, e2 ,..., en −1, e1' , e2' ,..., en' −1, e1* , e2* ,..., en* } dimana
sisi ei = vivi+1 untuk i = 1, 2, 3,…, n-1,
sisi e’i = v’iv’i+1 untuk i = 1, 2, 3,…, n-1 dan
sisi e*i = viv’i untuk i = 1, 2, 3,…, n.
Sebagai ilustrasi penotasian titik dan sisi dari graf tangga Ln, dapat kita lihat pada
Gambar 3.1.
v1 e1 v2 e2 …. e(n– 1) vn

e*1 e*2 …. e*n

v’1 e’1 v’2 e’2 …. e’(n – 1) v’n


Gambar 3.1 Penotasian Graf Tangga Ln
14

Sifat 3.1: Graf tangga Ln adalah graf graceful untuk setiap n.


Bukti dari sifat 3.1 diberikan oleh pelabelan cara 1 dan cara 2 berikut ini.

Pelabelan Cara 1 : Beri label untuk titik-titik dari graf Ln sehingga memenuhi
aturan dari fungsi satu-satu sebagai berikut :
n
i–1 untuk i = 1, 3, 5,…, 2   -1,
2
λ (vi) =
n
3n – 2i untuk i = 2, 4, 6,…, 2   ,
2

dan
n
3n – 2i untuk i = 1, 3, 5,…, 2   -1,
2
λ (v’i) =
n
i–1 untuk i = 2, 4, 6,…, 2   .
2
Dari pelabelan titik-titiknya akan diperoleh pelabelan sisi-sisinya yang berbeda
semua untuk setiap e∈E(Ln) sebagai berikut:
n
3(n – i) –1 untuk i = 1, 3, 5,…, 2   –1,
2
λ (ei) = λ (vivi+1) =
n
3(n – i) untuk i = 2, 4, 6,…, 2   –2,
2
n
3(n – i) untuk i = 1, 3, 5,…, 2   –1,
2
λ (e’i) = λ (v’iv’i+1) =

n
3(n – i) –1 untuk i = 2, 4, 6,…, 2   –2,
2
dan
λ (e*i) = λ (viv’i) = 3(n – i) + 1 untuk i = 1, 2, 3,..., n.

Sebagai ilustrasi, Gambar 3.2 menunjukkan pelabelan graceful graf L4


dengan menggunakan sifat 3.1 pelabelan cara 1.
15

0 8 8 6 2 2 4

10 7 4 1

10 9 1 5 6 3 3

Gambar 3.2 Pelabelan Graceful pada Graf L4


Menggunakan Sifat 3.1 Pelabelan Cara 1
Pelabelan Cara 2 : Beri label untuk titik-titik dari graf Ln sehingga memenuhi
aturan fungsi satu-satu sebagai berikut :

i −1 n
untuk i =1, 3, 5,…,2   -1,
2 2
λ (vi) =
i n
3n –1 – untuk i = 2, 4, 6,…,2   ,
2 2
dan
 i + 1 n
2n –   untuk i =1, 3, 5,…,2   -1,
 2  2
λ (v’i) =
i n
n+ -1 untuk i = 2, 4, 6,…,2   .
2 2
Setelah pelabelan titik-titiknya diperoleh maka sisi-sisinya diberi label yang
berbeda semua untuk setiap e∈E(Ln) menurut aturan sebagai berikut :
λ (ei) = λ (vivi+1) = 3n – 1– i untuk i = 1, 2, 3,..., n – 1 ,

λ (e’i) = λ (v’iv’i+1) = n – i untuk i = 1, 2, 3,..., n – 1


dan
λ (e*i) = λ (viv’i ) = 2n – i untuk i = 1, 2, 3,..., n .
Karena dari pelabelan cara 1 dan cara 2 diperoleh bahwa pelabelan titik-
titiknya memenuhi fungsi satu-satu dan pelabelan sisi-sisinya berbeda semua
untuk setiap e∈E(Ln) maka pelabelan λ diatas adalah pelabelan graceful.

Sebagai ilustrasi, Gambar 3.3 menunjukkan pelabelan graceful graf L4


menurut sifat 3.1 pelabelan cara 2.
16

0 10 10 9 1 8 9

7 6 5 4

7 3 4 2 6 1 5
Gambar 3.3 Pelabelan Graceful pada Graf L4
Menggunakan Sifat 3.1 Pelabelan Cara 2.
Menurut definisi pelabelan komplemen pada 2.9 maka pelabelan
komplemen untuk pelabelan graceful graf tangga L4 pada Gambar 3.3 dapat
dilihat pada Gambar 3.4.

10 10 0 9 9 8 1

7 6 5 4

3 3 6 2 4 1 5
Gambar 3.4 Pelabelan Komplemen dari Sifat 3.1
Pelabelan Cara 1 pada Graf L4
3.2 Pelabelan Graceful pada Graf Gabungan m Buah Graf Tangga
Graf gabungan m buah graf tangga Ln dinotasikan mLn adalah graf tak
terhubung yang terdiri dari m komponen dimana setiap komponennya adalah graf
tangga Ln. Misal graf mLn mempunyai himpunan titik:
V (mLn ) = V1 V2   ... Vm
 dimana V j = {v1 j ,v2 j ,...,vnj ,v1' j ,v'2 j ,...,v'nj }

dan himpunan sisi : E (mLn ) = E`1  E2  ...  Em dimana

{ }
E j = e1 j ,e2 j ,...,e(n −1) j ,e1' j ,e'2 j ,...,e'(n −1) j ,e1' j ,e*2 j ,...,e*nj dengan

eij = vijv(i+1)j untuk i = 1, 2, 3,…, n-1, j = 1, 2, 3,…, m,


eij' = vij' v(' i +1) j untuk i = 1, 2, 3,…, n-1 , j = 1, 2, 3,…, m dan

eij* = vij vij' untuk i = 1, 2, 3,…, n , j = 1, 2, 3,…, m

dimana Vj dan Ej berturut-turut menyatakan himpunan titik dan sisi dari


komponen ke-j dari graf mLn untuk setiap j = 1, 2, 3,..., m.
17

Sebagai ilustrasi penotasian titik dan sisi dari graf gabungan m buah graf
tangga dapat kita lihat pada Gambar 3.5.
v11 e11 v21 e21 …. e(n – 1)1 vn1

e*11 e*21 …. e*n1

v’11 e'11 v’21 e'21 …. e'(n – 1)1 v’n1

v12 e12 v22 e22 …. e(n– 1)2 vn2

e*12 e*22 …. e*n2

v’12 e'12 v’22 e'22 …. e'(n – 1)2 v’n2

v1m e1m v2m e2m …. e(n– 1)m vnm

e*1m e*2m …. e*nm

v’1m e'1m v’2m e'2m …. e'(n– 1)m v’nm


Gambar 3.5 Penotasian Graf Gabungan m Buah Graf Tangga mLn
Sifat 3.2 Graf gabungan m buah graf tangga mLn adalah graf graceful untuk
setiap m dan n.

Untuk pembuktian sifat 3.2 diberikan oleh pelabelan cara 1 dan cara 2 berikut ini.

Pelabelan Cara 1 : Beri label untuk titik-titik dari graf gabungan m buah graf
tangga sehingga memenuhi fungsi satu-satu sebagai
berikut :

Untuk j = 1, 2, 3,..., m
18

n
n( j–1) + (i+ j –2) untuk i =1, 3, 5,…, 2   – 1,
2
λ (vij) =
n
m(3n – 2) – 2n( j –1) –(2i –3j+1) untuk i = 2, 4, 6,…, 2   ,
2
dan
n
m(3n – 2) –2n( j –1) – (2i –3j+1) untuk i =1, 3, 5,…, 2   – 1,
2
λ (v’ij) =
n
n( j–1) + (i + j – 2 ) untuk i = 2, 4, 6,…, 2   .
2
Pelabelan untuk sisi-sisinya yang berbeda semua untuk setiap e∈E(mLn) dapat
ditentukan sebagai berikut :
n
3n( m– j+1)–2m– (3i – 2j+1) untuk i=1, 3, 5,…,2   – 1,
2  
λ (eij)= λ (vijv(i+1)j)=
n
3n( m– j+1)–2m– (3i – 2j) untuk i= 2, 4, 6,…,2   – 2,
2  
n
3n(m– j+1)–2m– (3i– 2j) untuk i=1, 3, 5,…, 2   – 1,
2  
λ (e’ij) = λ (v’ijv’(i+1)j) =
n
3n(m– j+1)–2m– (3i– 2j+1) untuk i= 2, 4, 6,…, 2   – 2,
2  
dan
λ (e*ij) = λ (vijv’ij ) = 3n( m– j+1) – 2m – (3i – 2j – 1) untuk i = 1, 2, 3,..., n.
Sebagai ilustrasi, Gambar 3.6 menunjukkan pelabelan graceful pada graf
2L4 dengan menggunakan sifat 3.2 pelabelan cara 1.
0 18 18 16 2 12 14 5 8 13 6 7 2 9

20 17 14 11 10 7 4
1

20 19 1 15 16 13 3 15 9 6 5 11 3 8
Gambar 3.6 Pelabelan Graceful pada Graf 2L4
19

Menggunakan Sifat 3.2 Pelabelan Cara 1.


Pelabelan Cara 2 : Definisikan label untuk titik-titik dari graf mLn sehingga
memenuhi fungsi satu-satu sebagai berikut :
Untuk j = 1, 2, 3,..., m
n
m (3n – 2) –2n ( j –1) – (2i –3j+1) untuk i =1, 3, 5,…, 2   – 1,
 
2
λ (vij) =
n
n ( j–1) + (i + j – 2 ) untuk i = 2, 4, 6,…, 2   ,
 
2
dan
n
n ( j–1) + (i + j –2) untuk i =1, 3, 5,…, 2   – 1,
 
2
λ (v’ij) =
n
m (3n – 2)– 2n( j –1) – (2i –3j+1) untuk i = 2, 4, 6,…, 2   .
 
2
Aturan pelabelan untuk sisi-sisinya yang berbeda semua untuk setiap e∈E(mLn)
adalah sebagai berikut :
n
3n(m– j+1) –2m – (3i– 2j) untuk i=1, 3, 5,…, 2   – 1,
2 
λ (eij) = λ (vijv( i+1)j)=
n
3n(m– j+1)–2m– (3i– 2j+1) untuk i= 2, 4, 6,…, 2   – 2,
2  

n
3n(m– j+1)–2m– (3i– 2j+1) untuk i=1, 3, 5,…,2   –1,
2
λ (e’ij)= λ (v’ijv’(i+1)j)=
n
3n(m– j+1 –2m –(3i– 2j) untuk i= 2, 4, 6,…, 2   – 2,
2
dan
λ (e*ij) = λ (vijv’ij ) = 3n( m– j+1) – 2m – (3i – 2j – 1) untuk i = 1, 2, 3,..., n.

Karena dari pelabelan cara 1 dan cara 2 diperoleh bahwa pelabelan titik-
titiknya memenuhi fungsi satu-satu dan pelabelan sisi-sisinya berbeda semua
untuk setiap e∈E(mLn) maka pelabelan λ diatas adalah pelabelan graceful.
20

Sebagai ilustrasi, Gambar 3.7menunjukkan pelabelan graceful untuk graf


2L3 menggunakan sifat 3.2 pelabelan cara 2.

14 13 1 9 10 11 6 5 2 7

14 11 8 7 4
1

0 12 12 10 2 4 5 9 3 6
Gambar 3.7 Pelabelan Graceful pada Graf 2L3
Menggunakan Sifat 3.2 Pelabelan 2.

Menurut definisi pelabelan komplemen pada 2.9 maka pelabelan


komplemen untuk pelabelan graceful graf 2L4 pada Gambar 3.6 ditunjukkan oleh
Gambar 3.8.

20 18 2 16 18 12 6 15 8 7 6 13 2 11

20 17 14 11 10 7 4
1

0 19 19 15 4 13 7 5 9 14 5 9 3 12
Gambar 3.16 Pelabelan Komplemen dari Sifat 3.2
Pelabelan Cara 1 pada Graf 2L4
21

3.3 Pelabelan Graceful pada Graf Pm x Pn


Graf hasil kali kartesius Pm x Pn mempunyai mn titik , yang terdiri dari m
baris titik. Himpunan titik dari graf Pm x Pn adalah :
V ( Pm x Pn ) = { vi1, vi2, vi3,...,vim } dimana vij adalah titik ke-i dari baris
ke-j untuk i = 1, 2, 3,…, n dan j = 1, 2, 3,…, m,
dan himpunan sisi dari graf Pm x Pn adalah :
E ( Pm x Pn ) = { ei1, ei2, ei3,..., eim, e’i1, e’i2, e’i3,..., e’i(m-1) } dengan
eij = vijv(i+1)j untuk i = 1, 2, 3,..., n–1, j = 1, 2, 3,…, m
e’ij = vijvi(j+1) untuk i = 1, 2, 3,..., n , j = 1, 2, 3,…, m–1.

Gambar 3.17 mengilustrasikan penotasian titik dan sisi dari graf hasil kali
kartesius Pm x Pn.
v11 e11 v21 e21 v31 ........ e(n-1)1 vn1

e’11 e’21 ...... e’n1


v12 e12 e22 ........ e(n-1)2 vn2

e’1(m-1) e’2(m-1) ...... e’n(m-1)

v1m e1m v2m ........ e(n-1)m vnm

Gambar 3.17 Penotasian Graf Hasil Kali Kartesius Pm x Pn

Sifat 3.3 Graf hasil kali kartesius Pm x Pn adalah graf graceful untuk setiap m
dan n.

Bukti dari sifat 3.3 diberikan oleh pelabelan cara 1 dan cara 2 berikut ini.

Pelabelan Cara 1 : Beri label untuk titik-titik dari graf Pm x Pn sehingga


memenuhi fungsi satu-satu sebagai berikut :
22

i − j n
n ( j – 1) +   untuk i = 1, 3, 5,...,2   – 1
 2  2
m
j = 1, 3, 5,..., 2   – 1,
2
 i − j −1 n
m (2n – 1)–nj –   untuk i = 1, 3, 5,..., 2   – 1
 2  2
m
j = 2, 4, 6,..., 2   ,
2
λ (vij) =
 i − j −1 n
m (2n – 1) –nj –   untuk i = 2, 4, 6,...,2  
 2  2
m
j = 1, 3, 5,..., 2   – 1,
2
i − j n
n( j – 1) +   untuk i = 2, 4, 6,..., 2  
 2  2
m
j = 2, 4, 6,..., 2   .
2
Setelah pelabelan titik-titiknya diperoleh, selanjutnya pelabelan untuk sisi-
sisinya yang berbeda semua untuk setiap e∈E(Pm x Pn) diberikan sebagai berikut
:

λ (eij ) = λ (vijv(i+1)j) = m(2n–1)–n(2j–1)–(i– j) untuk i = 1, 2, 3,..., n–1,

j = 1, 2, 3,..., m

dan
λ (e’ij ) = λ (vijvi(j+1) = m(2n–1)–2nj–(i– j –1) untuk i = 1, 2, 3,..., n,
j = 1, 2, 3,..., m–1.
Sebagai contoh, Gambar 3.20 menunjukkan beberapa pelabelan graceful
untuk graf hasil kali P4xP4 dengan menggunakan sifat 3.3.
23

0 24 24 23 1 22 23

21 20 19 18

21 17 4 16 20 15 5

14 13 12 11

7 10 17 9 8 8 16

7 6 5 4

14 3 11 2 13 1 12
Gambar 3.20 Pelabelan Graceful pada Graf P4 xP4
Menggunakan Sifat 3.3 Pelabelan Cara 1.

Pelabelan Cara 2 : Titik-titiknya diberi label sehingga memenuhi sifat satu-satu


sebagai berikut:
 j −i n
m( i – 1) +   untuk i = 1, 3, 5,...,2   – 1
 2  2
m
j = 1, 3, 5,..., 2   – 1,
2
 j − i −1 n
n(2m – 1) –im –   untuk i = 1, 3, 5,..., 2   – 1
 2  2
m
j = 2, 4, 6,..., 2   ,
2
λ (vij) =
 j − i −1 n
n(2m – 1) –im –   untuk i = 2, 4, 6,..., 2  
 2  2
m
j = 1, 3, 5,..., 2   – 1,
2
 j −i n
m( i – 1) +   untuk i = 2, 4, 6,..., 2  
 2  2
m
j = 2, 4, 6,..., 2   .
2
24

Pelabelan sisinya diberi label berbeda semua untuk setiap e ∈E(Pm x Pn) menurut
aturan sebagai berikut:
λ (eij ) = λ (vijv(i+1)j) = n(2m–1)–2im–( j – i –1) untuk i = 1, 2, 3,..., n–1,
j = 1, 2, 3,..., m

dan
λ (e’ij ) = λ (vijv(i+1)j) = n(2m–1)–m(2i–1)–( j– i ) untuk i = 1, 2, 3,..., n,

j = 1, 2, 3,..., m–1.

Karena dari pelabelan cara 1 dan cara 2 diperoleh bahwa pelabelan titik-
titiknya memenuhi fungsi satu-satu dan pelabelan sisi-sisinya berbeda semua
untuk setiap e∈E(Pm x Pn) maka pelabelan λ diatas adalah pelabelan graceful.
Sebagai contoh, Gambar 3.22 menunjukkan beberapa pelabelan graceful
untuk graf hasil kali kartesius P4xP4 menggunakan sifat 3.3 pelabelan 2.

0 21 21 14 7 7 14

24 17 10 3

24 20 4 13 17 6 11

23 16 9 2

1 19 20 12 8 5 13

22 15 8 1

23 18 5 11 16 4 12

Gambar 3.24 Pelabelan Graceful pada Graf P4 xP4


Mengunakan Sifat 3.3 Pelabelan Cara 2.
25

Menurut definisi pelabelan komplemen pada 2.9 maka pelabelan


komplemen untuk pelabelan graceful graf P4xP4 pada Gambar 3.20 ditunjukkan
oleh Gambar 3.26.

24 24 0 23 23 22 1

21 20 19 18

3 17 20 16 4 15 19

14 13 12 11

17 10 7 9 16 8 8

7 6 5 4

10 3 13 2 11 1 12

Gambar 3.26 Pelabelan Komplemen dari Sifat 3.3


Pelabelan Cara 1 pada Graf P4 xP4

You might also like