You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Islam mecapai puncak kejayaan, khususnya dibidang
pendidikan, pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al Rasyid dan Al
Ma’mun, Islam sedikit demi sedikit mengalami kemunduran.
Pada umumnya para sejarawan menetapkan bahwa kejatuhan Baghdad
(1258 H) dan Cordova (1236 H) sebagai awal masa kemunduran Islam. Masa
kemunduran disini, dengan konotasi kemunduran intelektual. Sementara pada
aspek kehidupan lain ada yang mengalami kemajuan. Umpamanya, kemajuan
dibidang kemiliteran pada masa Turki Usmani.1
Sedangkan menurut M.M. Sharif, bahwa pikiran Islam mulai menurun
setelah abad ke-13 M dan terus melemah hingga abad ke-18 M. hal ini
berbeda dangan pendapat Fazlur Rahman yang mengatakan bahwa
kemunduran pendidikan Islam dimulai pada abad ke-4 H dan 5 H.
Terlepas dari polemik tentang awal masa kemunduran Pendidikan Islam,
yang lebih penting adalah kita dapat mengetahui apa saja faktor yang
menyebabkan kemunduran pendidikan Islam. Ini sesuai dengan tujuan utama
adanya pembahasan sejarah, yaitu untuk mengambil pelajaran dari peristiwa
masa lalu agar kita dapat mengukir tinta emas kembali maupun untuk tidak
mencoreng lembar sejarah dengan kesalahan yang sama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah faktor penyebab kemunduran pendidikan Islam?
2. Apa saja unsur-unsur pendidikan yang mengalami kemunduran?
3. Bagaimana profil pendidikan Islam pada masa kemunduran?

1 Munzir Hitami, Mengonsep kembali Pendidikan Islam.(Yogyakarta: LkiS,2004) hal 59-60

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Penyebab Kemunduran Pendidikan Islam
Tiada akibat tanpa sebab. Itulah ungkapan yang sesuai dengan
pembahasan ini. Kemunduran Islam dalam berbagai sisi kehidupan, khususnya
pendidikan, juga bukan tanpa sebab. Ada banyak sekali faktor penyebab yang
diklaim bertanggung jawab atas kemunduran pendidikan Islam.
Diantara sebab-sebab melemahnya Islam dalam bidang Intelektual
adalah sebagai berikut.
1. Sangat pesatnya perkembangan filsafat Islam
yang bercorak sufistis yang dimasukkan Al
Ghozali ke dalam alam Islami di Timur, dan
perkembangan filsafat Islam yang bercorak
rasionalistis yang dikembangkan oleh Ibnu
Rusyd di dunia Islam bagian Barat. Filsafat
Islam Al Ghozali menuju ke arah bidang rohani.
Sedangkan filsafat Islam Ibnu Rusyd menuju ke
arah materialisme.2 Sedangkan menurut Harun
Nasution, ia menyebut hal ini adalah ajaran
teologi Asy’ari dan tasawuf al Ghozali yang
mengajarkan tawakkal dan fatalisme. Aliran ini
memberi kedudukan lemah pada akal. Aliran ini
dikembangkan oleh madrasah al-Nizhamiyah,
yang salah satu guru besarnya adalah al-Ghozali.
Sebagaimana diketahui, al-Ghozali mempunyai
tulisan-tulisan mengenai tasawuf, diantaranya
adalah Ihya’ Ulumuddin yang pengaruhnya
sangat besar di dunia Islam.3
2. Berkurangnya dukungan pemerintah untuk

2 Zuhairini.dkk. Sejarah Pendidikan Islam.(Jakarta:Bumi Aksara) hal. 110


3 Munzir Hitami, Mengonsep kembali Pendidikan Islam.(Yogyakarta: LkiS,2004) hal 60-61

2
pengembangan ilmu pengetahuan4. Umat Islam,
terutama para pemimpinnya (khalifah, sultan,
amir) melalaikan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan , dan tidak memberi kesempatan
untuk berkembang. Selain itu, para ahli ilmu
pengetahuan juga terlibat dalam urusan-urusan
pemerintahan, sehingga melupakan
pengembangan ilmu pengetahuan.5
3. Terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang
dibarengi dengan serangan dari luar sehingga
menimbulkan kehancuran-kehancuran yang
mengakibatkan berhentinya kegiatan
pengembangan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan di dunia Islam. Sementara itu obor
pikiran Islam berpindah tangan ke tangan kaum
Masehi, yang merekan ini telah mengikuti jejak
kaum muslimin yang menggunakan hasil buah
pikiran yang mereka capai dari pikiran Islam itu.
Kehancuran total yang dialami oleh kota
Baghdad dan Granada sebagai pusat-pusat
pendidikan dan kebudayaan Islam. Musnahnya
lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-
buku ilmu pengetahuan dari kedua pusat
pendidikan di bagian Barat dan Timur dunia
Islam tersebut menyebabkan pula kemunduran
pendidikan di seluruh dunia Islam, terutama
dalam bidang intelektual dan material, tetapi
tidak demikian halnya dalam bidang kehidupan

4 Samsul Nizar, Sejarah dan pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam,(Jakarta:Quantum


Teaching,2005). Hal 75
5 Zuhairini.dkk. Sejarah Pendidikan Islam.(Jakarta:Bumi Aksara) hal. 110

3
batin atau spiritual.6
4. Menurut Fazlur Rahman, penutupan pintu
ijtihad (yakni pemikiran yang orisinil dan bebas)
selama abad ke-4 H dan 5 H membawa
kemacetan kepada ilmu hukum dan ilmu
intelektual, misalnya teologi dan pemikiran
keagamaan , sangat mengalami kemunduran.
Dengan ini, maka semakin statis perkembangan
kebudayaan Islam, karena daya intelektual
generasi penerus tidak mampu mengadakan
kreasi-kreasi budaya baru, bahkan telah
menyebabkan ketidakmamuan untuk mengatasi
persoalan-persoalan baru yang dihadapi sebagai
akibat perubahan dan perkembangan zaman.
Singkat kata, terjadilah kebekuan intelektual
secara total.7

B. Unsur-Unsur Pendidikan Yang mengalami Kemunduran


Kemunduran dan kemerosotan mutu pendidikan dan pengajaran pada
masa ini, nampak jelas dari sangat sedikitnya materi kurikulum dan mata
pelajaran yang ada di madrasah-madrasah pada umumnya. Dengan telah
menyempitnya bidang-bidang ilmu pengetahuan umum, dan tidak adanya
perhatian kepada ilmu-ilmu kealaman, maka kurikulum di madrasah-madrasa
pada umumnya hanya terbatas pada ilmu-ilmu pengetahuan agama, ditambah
sedikit gramatika dan bahasa sebagai alat yang diperlukan. Ilmu-ilmu
keagamaan yang murni tinggal terdiri dari Tafsir Al-Qur’an, Hadits, Fiqh, dan
ilmu kalam. Pada masa itu juga berkembang pendidikan sufi.
Mata pelajarannya sangat sederhana, yang ternyata jumlah total buku-
buku yang harus dipelajari pada suatu tingkatan (bahkan pada tingkat tertinggi
sekalipun) sangat sedikit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studi
6 Ibid. hal 111
7 Ibid. hal 110-111

4
pun relatif singkat. Sehingga materi pelajaran yang diterima kurang
mendalam. Semua ini disebabkan karena sistem pengajaran pada masa itu
sangat berorientasi pada buku pelajaran, bukan pada pelajaran itu sendiri. Oleh
karena itu, sering terjadi pelajaran hanya memberi komentar atau saran
terhadap buku-buku pelajaran yang dijadikan pegangan oleh guru. Sehingga,
pada masa ini perkembangan ilmu pengetahuan macet total. Tidak ada buku-
buku baru yang dihasilkan. Buku yang muncul pada masa ini hanya berupa
komentar terhadap buku-buku yang sudah ada.8
Selain itu, unsur penting dalam pendidikan yang juga mengalami
kemunduran adalah semangat dalam mempelajari berbagai macam ilmu
pengetahuan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan aliran pemikiran
tradisionalisme. Dengan aliran pemikiran ini, masyarakat Islam
mengembalikan segala sesuatunya kepada Tuhan, toh segala sesuatu telah
dikehendaki Tuhan.9

C. Profil Pendidikan Islam Pada Masa Kemunduran


Setelah runtuhnya kekuasaan bani Abbasiyah yang berpusat di kota
baghdad oleh serangan bangsa Mongol disertai pemusnahan khazanah ilmu
pengetahuan, maka surut pula kegiatan umat Islam di bidang ilmu
pengetahuan. Bahkan perhatian pejabat pemerintah terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan sangat kurang dan diikuti dengan beralihnya perhatian para
ahli ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan umum kepada ilmu agama dan politik.
Hal yang sama juga terjadi di Andalusia sejak runtuhnya kekuasaan
Islam pada tahun 1492 M. Pusat-pusat peradaban Islam dihancurkanoleh
penguasa Kristen. Dan banyak diantara para ilmuwan Islam yang terbunuh
oleh tentara Kristen. Akibatnya para ilmuwan Islam kehilangan kreatifitas
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan selanjutnya terjadi penurunan
kualitas intelektual umat Islam.10

8 Ibid. hal 113-114


9 Ibid. hal 112
10 Samsul Nizar, Sejarah dan pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam,(Jakarta:Quantum
Teaching,2005). Hal 75-77

5
Kehancuran total yang dialami oleh kota Baghdad dan Granada,
menandakan runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan Islam.
Musnahya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu
pengetahuan dari kedua pusat pendidikan tersebut menyebabkan kemunduran
pendidikan di seluruh dunia Islam.11
Pada masa-masa sulit tersebut bersamaan dengan berkembangnya aliran
tasawuf asy’ary dan al Ghozali. Kedua aliran teologi tersebut tawakkal dan
fatalisme.12 Sehingga pada masa-masa sulit tersebut, umat Islam dengan
mudah mengembalikan seluruh kesulitan yang mereka hadapi kepada Allah
dengan tanpa adanya usaha untuk meraih kembali. Mereka menganggap
semuanya adalah kehendak Allah.13
Dan puncaknya, yaitu pada masa kepemimpinan Turki Usmani yang
menitik beratkan perhatiannya pada pengembangan kekuasaan militer dengan
teknik perang yang demikian maju. Mereka mengalami kegagalan ketika
melakukan penjajahan di sekitar benteng Wina. Itulah awal arus balik
pengaruh peradaban menjadi dari Eropa ke dunia Timur Islam. Hal itu terjadi
karena pada masa tersebut kebangkitan Eropa sudah mulai terbit. Pada masa
ini, perkembangan pemikiran intelektual Islam terhenti hingga kawasan
pemikiran Islam kembali terbatas pada ilmu-ilmu naqliyah serta mulai
bercampur dengan bid’ah dan khurafat.14 Hal ini terjadi hingga munculnya
tokoh pembaharuan seperti Muhammad ibn Abdul Wahab dari Nejed Saudi
Arabia dan Syah Waliy Allah dari India.15

11 Ibid. hal 111


12 Munzir Hitami, Mengonsep kembali Pendidikan Islam.(Yogyakarta: LkiS,2004) hal 60-61
13 Zuhairini.dkk. Sejarah Pendidikan Islam.(Jakarta:Bumi Aksara) hal. 112
14 Munzir Hitami, Mengonsep kembali Pendidikan Islam.(Yogyakarta: LkiS,2004) hal 61-62
15 Oemar Amin. Filsafat Islam, Sejarah dan Perkembangannya Dalam Dunia Internasional.
(Jakarta: Bulan Bintang.1964). hal 173

6
BAB III
PENUTUP
Setelah Islam mencapai masa kejayaan dalam bidang pedidikan, yaitu pada masa
Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun, intelektual Islam terus menurun. Hal ini
disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya:
1. Pesatnya perkembangan
filsafat Islam al Ghozali yang
bercorak sufistik. Para ahli
juga ada yang mengatakan
teologi Asy’ari dan Al

7
Ghozali.
2. Berkurangnya dukungan
pemerintah untuk
pengembangan ilmu
pengetahuan
3. Menurut Fazlur Rahman,
penutupan pintu ijtihad
(yakni pemikiran yang
orisinil dan bebas) selama
abad ke-4 H dan 5 H.
4. Terjadinya pemberontakan-
pemberontakan yang
dibarengi dengan serangan
dari luar sehingga
menimbulkan kehancuran-
kehancuran yang
mengakibatkan berhentinya
kegiatan pengembangan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan
di dunia Islam.
Unsur-unsur pendidikan Islam yang mengalami kemunduran diantaranya adalah:
1. Materi kurikulum dan mata pelajaran yang diajarkan di semua jenjang
pendidikan.
2. Infrastruktur lembaga pendidikan dan jumlah buku yang terbatas.
3. Semangat dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Oemar. 1964.Filsafat Islam, Sejarah dan Perkembangannya Dalam

Dunia Internasional. Jakarta: Bulan Bintang.

Hitami, Munzir. 2004 . Mengonsep kembali Pendidikan Islam.Yogyakarta:

LkiS

Nizar, Samsul.2005.Sejarah dan pergolakan Pemikiran Pendidikan

Islam.Jakarta:Quantum Teaching

Zuhairini.dkk._____ Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara.

You might also like