You are on page 1of 2

Damar Sasongko, nama lengkap dari orang sering dipanggil Damar ini, terlahir di daerah yang

sangat terkenal dengan Reognya, ya, dimana lagi kalau bukan Ponorogo, tepat pada tanggal 19
januari 1982 hanya terpaut 5 tahun 13 hari dengan penulis. Sampai saat ini, orang yang disapa
penulis dengan "Mas Damar" yang penulis langsung teringat dengan tokoh dalam cerita rakyat,
Damar Wulan, tidak diragukan Damar Wulan adalam seorang yang tampan, pintar dan cerdas,
mungki seperti itulah Mas Damar Sasongko ini, terkesan berlebihan memang tapi begitulah kesan
penulis kepada Mas Damar ini.

Pemuda yang beberapa waktu lalu sudah tidak lagi melajang ini memiliki kegemaran pada semua
jenis kesenian, termasuk seni Reog yang sangat terkenal hingga negeri seberang sampai-sampai
ingin memilikinya sebagai kebudayaan negaranya pula. Mungkin tidak banyak yang mengenalnya
di dunia grafis saat ini sebagai seorang Vectorizer, tapi dikalangan teman-teman saya dan para
Master yang saya kenal, Mas Damar cukup disegani dalam urusan grafis terutama vektor, beberapa
dari mereka yang saya kenal, selalu mengatakan "Wah, Halus" karena memang image yang
dihasilkan dari tangan Mas Damar ini sangat halus. Saya pernah mengunjungi profilenya di
Deviantart yang saya sendiri tidak berani masuk dalam lingkup deviantart ini, di salah satu
karyanya terselip komentar dari orang asing, orang asing yang entah dari negeri mana itu
menyanjung kepiawaian Mas Damar yang jelas-jelas dari Indonesia, karena juga beberapa saat lalu,
nama Desain Grafis Indonesia tercoreng karena kelakuan yang tidak pantas dari beberapa orang
yang dengan jelas-jelas mengkalim karya orang lain dengan menjadikannya t-shirt, bukan lagi
rahasia umum perbincangan ini cukup hangat dikalangan forumer grafis. Sedikit banyak, saya
berbangga atas komentar itu.

Jika anda bertemu dengan orang ini, jangan segan-segan untuk menyapanya, selain ramah, Mas
Damar juga memiliki humoritas yang tinggi. Bukan bermaksud untuk memuji, hanya saja kami
ingin menyampaikan kepada semuanya, jika kita bisa menjadi master di dunia kita sendiri, jadi
berusahalah menjadi master di dunia kita sendiri, dengan begitu dunia-dunia orang lain akan
menjadikan sebuah kehormatan bagi dunia kita. Damar Sasongko, latar belakang pendidikan yang
dia enyam bukanlah dari pendidikan yang berbasis pada desain grafis, lulus dari SMA tahun 2000
dia berkeinginan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi di Institu Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta
meski ISI juga berdiri megah di Surakarta, Solo tepatnya, tapi apa daya karena tidak direstui oleh
orang tua, iapun mengurungkan niat untuk meneruskan pendidikan di kancah perkuliahan ISI
Jogjakarta tersebut hingga ia menunda pendidikannya satu tahun lamanya. 2001 dia menjadi
mahasiswa juga pada akhirnya, di Universitas Muhammadiah Ponorogo (UNMUH Ponorogo) yang
saya sempat terkejut ternyata dia mengambil jurusan Tehnik Mesin, bukan dalam bidang seni
seperti yang dia inginkan sebelumnya. Pertama kali mempelajari komputer sekitar tahun 2002, dia
mengenal seorang teman yang bekerja pada Rental Komputer, yang juga mempu menggunakan
software grafis, pada saat itulah dia mengamati temannya itu saat mengerjakan desain-desain dari
CorelDRAW dan Photoshop, mengamati penggunaan dan kegunaan tools dalam software tersebut,
kemudia tertarik untuk mencoba sendiri dengan secara sembunyi-sembunyi, tanpa pembimbing
tanpa tutorial "Karena waktu itu warnet masih jarang,.jadi belajarnya nyobain kegunaan tiap-tiap
tool dalam suatu program design, itu pun saya belum punya komputer sendiri." katanya. Penulis
tidak heran jika software pertama yang dikenal adalah CorelDRAW, seperti penulis, software
pertama yang hampir dikuasai adalah CorelDRAW, karena memanglah CorelDRAW begitu mudah
dipelajari dan digunakan jika sudah mengenal tools dan fungsi dari tools dalam CorelDRAW, maka
dari itu, untuk yang ingin belajar CorelDRAW, sebaiknya mempelajari fungsi dari tools
CorelDRAW, setelah benar-benar menguasai fungsi-fungsi tools tersebut, saya yakin pasti akan
mahir menggunakan software grafis yang satu ini.

Satu tahun kemudian, rental seorang temannya tadi bangkrut, yang beralih menjadi sebuah Cafe,
saat itu juga dia berhenti belajar komputer, beralih juga hobinya menjadi seorang pemusik dan
menjadi home-band cafe milik temannya tersebut. Akibat terlalu menikmati kenyamanannya di
bidang musik, selama 2 tahun kuliahnya terbengkalai juga, saat itu dia berhenti dari dunianya itu
sampai saat skripsi pun ia tinggal hanya karena musiknya. Kemudian pada tahun 2006, dia
mencoba-coba ikut test Beasiswa dari DIKNAS untuk kuliah di PENS-ITS prodi teknik komputer
jaringan. "Alkhamdulillah lolos seleksi, nah dari situlah akhirnya saya bisa memperdalam lagi ilmu
komputer" Jelasnya. "Sebenernya kuliah di PENS-ITS tidak pernah diajarkan yang namanya design
grafis, nah disini saya kenal sama teman satu daerah juga kuliah yang sama dengan saya, dialah
yang mengenalkan saya dengan beberapa software design." tegasnya. Oleh temannya itu diberikan
kepada Mas Damar beberapa Master Software Grafis. Sampai pada akhirnya pada tahun 2007 dia
membeli komputer pertamanya sendiri, mulai saat itu dia keranjingan dengan dunia grafis sampai-
sampai melupakan mata kuliah dari dosen-dosennya. Sampai satu saat dia diberikan oleh temannya
Software Adobe Illustrator, "Pertama saya instal dan sudah jadi terus saya buka programnya, aku
bingung, bertanya-tanya kok banyak tools yang asing, kemudian karena penasaran saya mulai
mengutak-atik Illustrator." Seperti mendapat mainan baru, dengan tekun dipelajarinya software
grafis yang menurut penulis juga merupakan software yang masih membingungkan, "Prinsip saya
kalau belum bisa menguasai suatu software maka tidak akan pernah berhenti belajar dan itupun
tidak mau saya bertanya kepada orang lain ataupun baca tutorial kalau belum mentok, sombong ya
saya?" Imbuhnya di sertai tawanya. Satu persatu tools dicoba dan dipelajari, sampai akhirnya saat
merasa sudah mengerti, dia mencoba membuat kartun yang hasilnya "Mengecawakan" kata dia, tapi
karena tidak menyerah, "Nah, dari proses mencoba-coba terus tadi saya nemu sebuah formula
sendiri dalam vectorize." dan formula itu yang sampai sekarang digunakannya. Hingga sampai
sekarang lulus kuliah di ITS "Ilmu dari bangku kuliah malah tidak ada yang saya kuasai, cenderung
ke belajar otodidak di design yang saya kuasai." Disertai tawa yang mengakhiri perbincangan kami
melalui pesan di facebook.

Software yang dirasa dikuasainya antara lain


Photoshop
Adobe Illustrator
Macromedia Flash
Macromedia Dreamweaver
Ulead Video Studio
Adobe Audition
FruityLoop
Vegas Studio
CorelDraw
Dengan prinsip "Berapapun Versi Softwarenya, yang penting hasilnya."

Demikian sedikit Profile dari orang yang oleh penulis dan beberapa orang disebut sebagai master
dalam dunia Vector Graphic. Bukan bermaksud memuji, semua ini ditujukan agar kita mengambil
banyak pelajaran dari perjalanan hidup orang lain, dimana tidak selalu penguasaan sesuatu
didapatkan hanya karena bakat, tapi juga karena kemauan dan keinginan untuk bisa dan maju,
jikapun potensi diri atau bakat tidak diasah, semua itu akan menjadi percuma, jadi, mari kita semua
berusaha sebaik mungkin dalam bidang yang sedikit banyak kita rasa kita ingin menguasainya.
Akhir kata, kami segenap Admin mengucapkan Selamat atas berakhirnya masa lajang dari sahabat,
Damar Sasongko, semoga menjadi keluarga nan Sakinah Mawadah Warahmah. Amin. [Ev.]

Just For Laugh


Satu ketika ada seorang sahabat saya mengomentari photo profile Facebook saya, "Kok mirip mas
Damar ya?" saya langsung tau Damar siapa yang dimaksudkan, ya, siapa lagi kalau bukan Damar
Sasongko, sebelumnya saya memang belum pernah melihat Foto diri dari Mas Damar, tetapi setelah
melihatnya sendiri, saya sedikit tersenyum, ternyata masih sedikit lebih tampan saya(lol), tapi saya
heran, kenapa sampai saat ini saya belum juga laku dipasaran.

You might also like