You are on page 1of 72

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN

TERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN


RUMAH TANGGA DESA DEMPET KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1


untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

Siti Nurhamidah Eka Wahyuni


NIM 6450402549

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


JURUSAM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2007
ABSTRAK

Siti Nurhamidah Eka Wahyuni, 2007, Hubungan antara Pengetahuan Ibu Rumah
Tangga dengan Terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan
Rumah Tangga Masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak, Skripsi,
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang, Dosen pembimbing: I. Drs. Sugiharto, M. Kes., II. Dr. Yuni
Wijayanti.

Kata kunci: Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah hubungan antara


pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS di Desa Dempet. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga
dengan terapan PHBS di Desa Dempet.
Jenis penelitian ini adalah explanatory survey dengan pendekatan cross
sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah tangga
dan variabel terikat adalah terapan PHBS. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
rumah tangga Desa Dempet berdasarkan kepemilikan rumah yaitu sejumlah 1.719
rumah. Sampel yang diambil berdasarkan perolehan sampel minimal yaitu 91 rumah.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data primer yang diperoleh melalui
kuesioner dan data skunder diperoleh dari dokumen Puskesmas Kecamatan Dempet.
Data yang diperoleh dalam penelitian diolah menggunakan statistik uji Chi Square
dengan derajat kemaknaan (α) = 0,05.
Hasil analisis data diperoleh p value 0,777 untuk hubungan pengetahuan ibu
rumah tangga dengan terapan PHBS. Berdasarkan data tersebut disimpulkan tidak ada
hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini antara lain: (1) Diharapkan ada
kebijaksanaan yang jelas mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan program PHBS dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak sehingga mempermudah sosialisasi dan
pengenalan PHBS ke masyarakat, (2) Diharapkan ada peningkatan tenaga promosi
kesehatan di puskesmas dari segi kualitas dan kuantitasnya serta puskesmas
menggandakan buku pedoman dan kartu PHBS agar petugas yang melaksanakan tugas
mempunyai sarana dan mamapu meningkatkan kualitas pemahaman petugas, (3)
Diharapkan ada peningkatan peran serta masyarakat dalam mengenal PHBS dengan
mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas.

ii
ABSTRACT

Siti Nurhamidah Eka Wahyuni. 2007. The Correlation Between the Knowledge of
House Wifes Toward the Implementation of Health Behaviour in the
Structure of Society Family in Dempets Vilage Demak Regency. Script.
Study Programe of Publich Health Science. Sports Science Faculty. Semarang
State University. First Advisor Drs. Sugiharto, M. Kes., Second Advisor dr.
Yuni Wijayanti.

Key words: Knowledge and Health Behaviour

The problem of this study is the relation between the knowledge of house wifes
toward the implementation health behaviour in Dempet Vilage. The objective of this
study is to know the correlation between the knowledge of house wifes toward the
implementation health behaviour in Dempet Vilage.
Kind of this research is explanatory survey with cross sectional approach. The
independent variable in this research is the knowledge of house wifes and the
dependent variable is the implementation health behaviour. Population in this study is
house wifes in Dempet Vilage based on their house, that is 1.719 houses. Sample was
taken from the obtained samples, that are 91 houses. Questionnaire used as the
instrument. The primary data obtained through questionnaire and the secondary data
obtained from the document from public health center in Dempet district. The data
obtained in this research was examined by using Chi square with alpha (α) =0,005.
The result of this analysis obtained p value 0,777 for the relation house wifes
knowledge toward the implementation PHBS. Based on the data, it is concluded that
there is no correlation between house wifess knowledge toward the implementation of
health behaviour.
the suggestion proposed are : (1) It is expected that there is same clear policy
about the program and the activity of health behaviour from health officials in Demak
regency so it can ease the socialization and introduction of health behaviour to the
society, (2) It is expected there is should be some improvement related to the
promotion staff from public health center in quality and quantity and also they have to
copy the guidance book and health behaviour card in order to facilitate the official in
improving the quality of officials understanding, (3) It is expected that there is same
improvement in the participation of society in knowing health behaviour following to
health promotion which executed by public health center.

iii
PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 5 Juni 2007

Panitia Ujian,

Ketua, Sekretaris,

Drs. Sutardji, M. S. Drs. Herry Koesyanto, M.


S..
NIP.130523506 NIP.131571546

Penguji,

1. Eram T. P., SKM., M. Kes. (Ketua)


NIP.132303558

2. Drs. Sugiharto, M. Kes. (Anggota)


NIP. 131 674 366

3. dr. Yuni Wijayanti. (Anggota)


NIP. 132 296 578

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

”Masyarakat hanya akan sehat, apabila setiap insan ikut serta menyehatkan

dirinya sendiri serta lingkungannya” (Juli Soemirat Slamet, 2002:5).

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

Ayah dan Ibu sebagai Darma Bakti


Putrimu

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga skripsi berjudul “Hubungan antara Pengetahuan Ibu Rumah

Tangga dengan Terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah

Tangga Desa Dempet Kabupaten Demak” dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang.

Sehubungan dengan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya

skripsi ini, dengan rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulusnya

kepada:

1. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang, Bapak Dr. Khomsin, M.Pd., atas ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, Ibu

dr. Hj. Oktia Woro K.H., M. Kes. atas persetujuan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Pembimbing I, Bapak Drs. Sugiharto, M. Kes., atas arahan dan bimbingannya

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Pembimbing II, Ibu dr. Yuni Wijayanti atas arahan dan bimbingannya dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Kepala Puskesmas Kecamatan Dempet Bapak dr. H. Lega Waspada, M. Kes, atas

kerjasamanya.

6. Kepala Desa Dempet Kabupaten Demak Bapak H. Santoso, atas kerjasamanya.

vi
7. Ibu Rumah Tangga Desa Dempet Kabupaten Demak, atas kesediannya

menjadi responden.

8. Ayah dan Ibu atas kepercayaan, motivasi, doa dan bimbingannya.

9. Adikku tersayang, atas motivasi dan doanya.

10. Mas Dias, Ning, Didik, Arifin, Aan, Umi, dan teman-teman yang tidak dapat

penyusun sebutkan atas perhatian, bantuan, motivasi dan doa dalam penyusunan

skripsi ini.

Semoga perbuatan baik dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Amin.

Disadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik

dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, Maret 2007

Penyusun

vii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

ABSTRACT .......................................................................................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................... v

KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xiii

DAFTAR DOKUMENTASI ............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Permasalahan .................................................................................. 4

1.3 Tujuan ............................................................................................. 4

1.4 Manfaat ........................................................................................... 4

1.5 Keaslian Penelitian .......................................................................... 5

1.6 Ruang Lingkup ................................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 10

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ...................................... 10

viii
2.1.1 Pengertian ............................................................................. 10

2.1.2 Tujuan .................................................................................. 10

2.1.3 Sasaran ................................................................................. 10

2.1.4 Tatanan ................................................................................. 11

2.2 PHBS Tatanan Rumah Tangga ....................................................... 13

2.2.1 Pengertian ............................................................................. 13

2.2.2 Tujuan .................................................................................. 14

2.2.3 Manfaat ................................................................................ 14

2.3 Indikator PHBS ............................................................................... 15

2.3.1 Indikator ............................................................................... 15

2.3.2 Indikator PHBS .................................................................... 15

2.3.3 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga ............................. 18

2.4 Perilaku .......................................................................................... 20

2.4.1 Konsep Perilaku ................................................................... 20

2.4.2 Teori Perilaku ....................................................................... 24

2.4.3 Pembentukan Perilaku........................................................... 28

2.5 Kerangka Teori ............................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 30

3.2 Hipotesis ......................................................................................... 31

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Data ......................... 31

3.4 Variabel Penelitian ......................................................................... 32

3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 33

ix
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 34

3.7 Instrumen Penelitian ...................................................................... 36

3.8 Teknik Pengambilan Data .............................................................. 41

3.9 Tahap Penelitian.............................................................................. 42

3.10 Analisis Data .................................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 45

4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 45

4.2 Pembahasan.................................................................................... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 52

5.1 Simpulan ........................................................................................ 52

5.2 Saran............................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keaslian penelitian .......................................................................................... 5

2. Sasaran PHBS .................................................................................................. 11

3. Definisi operasional ......................................................................................... 31

4. Hasil uji validitas kuesioner ............................................................................. 38

5. Tingkat realibilitas berdasarkan Alpha Cronbach............................................ 40

6. Pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi............................................ 44

7. Frekuensi tingkat pengetahuan responden ....................................................... 45

8. Frekuensi terapan PHBS tatanan rumah tangga responden ............................. 47

9. Hasil Crosstab uji Chi Square antara pengetahuan mengenai PHBS

dengan terapan PHBS ...................................................................................... 48

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka teori dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003:15) .......................... 29

2. Kerangka konsep ...................................................................................... 30

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman
1. Distribusi pengetahuan responden ........................................................ 45

2. Distribusi terapan PHBS responden...................................................... 46

xiii
DAFTAR DOKUMENTASI

Dokumentasi Halaman

1. Wawancara dengan responden.................................................................. 88

2. Penggunaan air sungai oleh masyarakat ................................................... 88

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner penelitian ............................................................................ 55

2. Daftar nama responden uji validitas dan reabilitas kuesioner............... 57

3. Data jawaban uji kuesioner item pengetahuan ibu rumah tangga

tentang PHBS ........................................................................................ 58

4. Validitas dan reabilitas kuesioner untuk item pengetahuan ibu

rumah tangga tentang PHBS ................................................................. 60

5. Nilai-nilai r Product Moment ............................................................... 61

6. Nama responden berdasarkan nama suami ........................................... 62

7. Data penelitian ...................................................................................... 66

8. Tabulasi nilai item pengetahuan ........................................................... 70

9. Distribusi data responden...................................................................... 76

10. Analisis univariat .................................................................................. 78

11. Analisis bivariat .................................................................................... 79

12. Surat keterangan dosen pembimbing skripsi......................................... 80

13. Surat ijin penelitian untuk Kesbanglinmas Kabupaten Demak............. 81

14. Surat ijin penelitian untuk Puskesmas Kecamatan Dempet.................. 82

15. Surat ijin penelitian untuk Kepala Desa Dempet .................................. 83

16. Surat rekomendasi mengadakan penelitian dari Kesbanglinmas

Kabupaten Demak ............................................................................................ 84

xv
17. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Puskesmas

Kecamatan Dempet .......................................................................................... 85

18. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Kepala Desa Dempet ..... 86

19. Surat keputusan dewan penguji ....................................................................... 87

20. Dokumentasi ..................................................................................................... 88

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan Indonesia diarahkan untuk mencapai visi Indonesia sehat 2010

yaitu masa depan di mana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat,

penduduknya berperilaku bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Perilaku sehat adalah perilaku proaktif

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah faktor resiko,

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif

dalam gerakan kesehatan masyarakat (Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan

Sosial, 2002:1).

Pembangunan dibidang kesehatan juga berjalan dengan cepat, untuk itu

diperlukan arah kebijakan dan prioritas pembangunan dibidang kesehatan.

Pencapaian kemajuan pembangunan dibidang kesehatan dapat dinilai dengan

pencapaian target pembangunan kesehatan, salah satu target pembangunan

dibidang kesehatan adalah tercapainya 65% rumah tangga yang mempunyai

perilaku hidup bersih dan sehat (Departemen Kesehatan RI, 2004:1).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan sikap,

perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan agar

1
2

masyarakat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga,

institusi pendidikan dan tempat ibadah, agar dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006:3).

Seiring dengan cepatnya pekembangan dalam era globalisasi serta adanya

transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat

perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan berperilaku dan sosial

budaya cenderung akan semakin kompleks (Jean Henry Raule, 2004). Perbaikan

tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan atau faktor keturunan,

tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30-35%

terhadap derajat kesehatan (Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan,

2002:2).

Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar,

maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat

menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS). Program ini telah dilaksanakan mulai tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan

Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program

PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan

pasar dan sebagainya. Provinsi Jawa Tengah memfokuskan pada tiga tatanan,

yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat ibadah dan institusi pendidikan. Alasan

pemilihan pada tiga jenis tatanan tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit

yang besar dalam pencapaian derajat kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah, 2004:2).
3

Perilaku sehat merupakan salah satu pilar utama dalam upaya pencapaian

Indonesia sehat 2010, oleh karena itu data perilaku perlu sungguh-sungguh

diupayakan dan perlu didapatkan secara berkesinambungan melalui program

PHBS yang telah dilakukan selama ini adalah bentuk perwujudan paradigma sehat

dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat,

yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatan fisik,

mental dan spiritual (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:1).

Upaya peningkatan perilaku sehat di rumah tangga belum menunjukan hasil

optimal, hal ini antara lain dapat dilihat dari data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional

(SUSENAS) tahun 2004 menunjukan bahwa Indonesia sebesar 35% masyarakat

merokok dalam rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok laki-laki

lebih tinggi dari perempuan (63% dibanding 45%). sebanyak 82% penduduk usia 15

tahun keatas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan katagori (75%) kurang bergerak

dan (9%) tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah, 2006:2). Berdasarkan hasil pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga

provinsi Jawa Tengah 73% keluarga belum menjadi peserta dana sehat dan sebesar

68% keluarga belum bebas asap rokok (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,

2006:2).

Berdasarkan hasil survey cepat pemetaan PHBS yang dilakukan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2004, dari 16 indikator PHBS Kabupaten

Demak hanya 8 indikator yang mencapai target. Indikator yang belum memenuhi

syarat yaitu cakupan bebas asap rokok, NAPZA, air bersih, sampah, saluran

pembuangan air limbah, pemberantasan sarang nyamuk, dana sehat dan tanaman obat
4

keluarga, sehingga Kabupaten Demak untuk PHBS dikategorikan sehat madya (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:56).

Rekapitulasi data pengkajian PHBS tatanan rumah tangga Kabupaten Demak

dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 belum terdata, jadi untuk

indeks potensi keluarga sehat belum dapat diklasifikasikan dan dipersentasekan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, dari hasil survey yang

dilakukan terhadap 14 puskesmas Kabupaten Demak di tahun 2005, Kabupaten Demak

dikategorikan sehat paripurna. Berdasarkan data dari puskesmas Dempet Kelurahan

Dempet dikategorikan sehat madya, hasil survey tersebut diambil dari sampel 34 rumah.

Berdasarkan dari uraian di atas maka akan diadakan penelitian dengan

judul ”Hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan

perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa

Dempet Kabupaten Demak“.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: adakah hubungan antara pengetahuan

ibu rumah tangga mengenai PHBS dengan terapan PHBS masyarakat Desa Dempet

Kabupaten Demak?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: untuk mengetahui hubungan

antara pengetahuan ibu rumah tangga mengenai PHBS dengan terapan PHBS

masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak.


5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan dalam penentuan intervensi dari permasalahan

kesehatan yang terjadi yang berhubungan dengan PHBS.

1.4.2 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang

hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS pada tatanan

rumah tangga masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak.

1.4.3 Bagi Pembaca

1) Dapat memberikan informasi tentang hubungan antara pengetahuan dengan

terapan PHBS pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet Kabupaten

Demak.

2) Sebagai bahan masukan dan dokumen ilmiah yang bermanfaat dalam

mengembangkan ilmu serta dapat digunakan dan bahan perbandingan penelitian

selanjutnya terutama untuk penelitian yang serupa di daerah lain.

1.5 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian digunakan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan dengan

penelitian sebelumnya, keaslian penelitian selengkapnya diterangkan pada (tabel 1)

berikut ini:

Tabel 1

Keaslian penelitian
6

Waktu
Judul Nama Rancangan Variabel Hasil
No dan
Penelitian Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Tempat
1 2 3 4 5 6 7
1. Analisis Jean Tuminting Cross 1.Pengetahuan. Ada
berbagai faktor Henry Kota sectional 2.Sikap. hubungan
yang Raule Manado 3.Praktek antara

Lanjutan (tabel 1)
1 2 3 4 5 6 7
mempengaru PHBS tatanan variabel
hi rumah tangga sikap dan
pelaksanaan dan pengetahuan
perilaku lingkungan PHBS
hidup bersih pemukiman tatanan
dan sehat provider rumah
tatanan kesehatan. tangga KK
rumah tagga. 4.Tokoh di Kelurahan
masyarakat. Sindulang I
5.Kader dan II,
kesehatan. sedang
variabel
pengetahuan
terhadap
sikap
maupun
praktek tidak
ada
hubungan
Ada
perbedaan
7

pengetahuan
dan sikap
PHBS
tatanan
rumah
tangga KK
di Kelurahan
Sindulang I
Lanjutan (tabel 1)
1 2 3 4 5 6 7
dan II,
PHBS
tatanan
sakit dan
orang yang
didengar
(Significant
Other)
antara
masyarakat
Kelurahan
Sindurang I
dan II.
8

2. Hubungan Hari Agustus Eksplanato- Variable Pendapatan


karakteristik, Iskriyanti 2002 ry survey bebas: mempunyai
pengetahuan Kota Gede dengan 1. Umur ibu hubungan
dan sikap ibu Yogyakarta pendekatan rumah tangga bermakna
rumah tangga Cross 2. Pekerjaan dengan
tentang perilaku sectional ibu rumah kesehatan
hidup besih dan tangga lingkungan
sehat dengan 3. Pendidikan tetapi tidak
praktek ibu rumah mempunyai
kesehatan dan tangga hubungan
kesehatan 4. Jumlah dengan
lingkungan di anggota praktek
Kelurahan keluarga kesehatan
Rejowinangun 5. Persepsi ibu keluarga.
Kecamatan rumah tangga
Kota Gede tentang
Lanjutan (tabel 1)
1 2 3 4 5 6 7
Kota 6. PHBS
Yogyakarta Pengetahuan
Agustus tahun ibu rumah
2002. tangga
tentang
PHBS.
7. Sikap hidup
ibu rumah
tangga.
Variabel
terikat:
1. Praktek
kesehatan
9

keluarga.
2. Praktek
kesehatan
lingkungan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada

variabelnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah

tangga sedangkan variabel terikatnya adalah terapan PHBS.

1.6 Ruang Lingkup

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Lingkup penelitian ini mencakup Desa Dempet Kecamatan Dempet

Kabupaten Demak. Desa dempet terdiri dari dua dusun yaitu Botorejo dan

Dempet.

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari pengambilan data sampai dengan

terapan ujian skripsi tahun 2007.

1.6.3 Ruang Lingkup Materi

Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang hubungan antara

pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS masyarakat Desa Dempet.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.1.1 Pengertian

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat

dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan

pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan sikap, perilaku melalui pendekatan

pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat agar mengenali dan mengatasi

masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah,

agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatanya (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006:3). PHBS

merupakan wujud keberadaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (Departemen Kesehatan RI Pusat

Promosi Kesehatan, 2000:4)

2.1.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaaan program PHBS adalah untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat baik tatanan rumah

tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah, 2003:4).

2.1.3 Sasaran

10
11

Sasaran dari program PHBS dapat dijelaskan dalam (tabel 2) sebagai

berikut:

Tabel 2

Sasaran PHBS
Tatanan Primer Skunder Tersier
1 2 3 4
Rumah Tangga Anggota keluarga Tokoh masyarakat Kades atau Lurah
Kader Camat
DPRD
Bupati atau
Walikota
Institusi Siswa Kepala Sekolah Dinas P dan K
Pendidikan Guru Pengawas Sekolah DEPAG
DPRD
Bupati atau
Walikota
Tempat ibadah Jamaah Pengurus tempat DEPAG
Remaja masjid ibadah DPRD
Pemuda gereja Takmir Bupati atau
LSM Agama Walikota
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2006:6).

2.1.4 Tatanan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2003:2) program PHBS dapat

dilakukan pelbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tempat ibadah, instansi

pendidikan, warung makan, pasar dan sebagainya. Khusus untuk Provinsi Jawa

Tengah memfokuskan pada 3 jenis tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan
12

instansi pendidikan dan tatanan tempat ibadah. Pemilihan pada tiga jenis tatanan

tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa ketiga tatanan tersebut mempunyai

daya ungkit yang besar dalam pencapaian derajat kesehatan.

2.1.4.1 Tatanan Rumah Tangga

Rumah tangga adalah wahana atau wadah dimana orang tua (bapak dan

ibu) dan anak serta anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan kehidupan

sehari-hari. Bertolak dari pengertian di atas sehingga PHBS ditatanan rumah

tangga adalah suatu upaya yang dilaksanakan untuk memberdayakan dan

meningkatkan kemampuan keluarga dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.

2.1.4.2 Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan adalah tempat diselenggarakannya proses belajar

mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para

guru atau pengajar kepada anak didiknya. PHBS di institusi pendidikan berarti

suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan meningkatkan

kemampuan pengajar maupun anak didiknya dalam berperilaku hidup bersih dan

sehat. Institusi pendidikan yang dimaksud adalah tingkat SD atau MI, SLTP atau

MTS-SLTA atau MA.

2.1.4.3 Tempat Ibadah

Tempat ibadah adalah sarana yang digunakan untuk kegiatan keagamaan

atau ibadah bagi masyarakat sesuai dengan agama yang dianut. PHBS ditempat

ibadah adalah merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan
13

meningkatkan kemampuan pengurus maupun pengunjung dalam berperilaku

hidup bersih dan sehat.

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

2.2.1 Pengertian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian rumah dan PHBS

tatanan rumah tangga, untuk penjelasan lebih rinci sebagai berikut:

2.2.1.1 Rumah

1) Tempat untuk tumbuh dan berkembang baik secara jasmani, rohani dan sosial,

definisi ini membawa banyak konsekwensi selain kualitas rumah yang harus ada

dalam membangun rumah adalah fasilitas untuk tumbuh dan kembang anggota

keluarga (Juli Soemirat, 2000:143).

2) Salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia dengan tetap

memperhatikan faktor lingkungan, kemampuan ekonomi teknologi dan kebijakan

yang menyangkut tata guna tanah dalam membangun suatu rumah (Soekidjo

Notoatmodjo, 1997:149).

3) Keputusan Menteri Kesehatan RI. NO.829/MENKES/SK/VII/1999 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga dalam Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2005:1).

4) UU NO.4 Tahun 1992 rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai

tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

2.2.1.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga


14

PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan

kemampuan untuk berperilaku bersih dan sehat (Departemen Kesehatan RI,

2004:3).

2.2.2 Tujuan

Adapun tujuan pelaksanaan program PHBS di tatanan rumah tangga adalah

sebagai berikut:

2.2.2.1 Umum

Peningkatan hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga adalah

peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku dan kemandirian keluarga dalam

mengatasi kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2004:5).

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2006:3) tujuan umum dari

pelaksanaan PHBS tatanan rumah tangga adalah meningkatkan rumah tangga

sehat di kabupaten atau kota.

2.2.2.2 Khusus

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota keluarga di tatanan

rumah tangga terhadap program kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan

lingkungan, gaya hidup sehat dan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat

(Departemen Kesehatan RI, 2004:5).

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2006:3) menjelaskan tujuan

khusus dari program PHBS adalah meningkatkan pengetahuan dan kemauan


15

anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS dan agar anggota rumah tangga

berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

2.2.3 Manfaat

Manfaat dilaksanakanya program PHBS ini adalah:

1) Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah

sakit.

2) Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktifitas kerja anggota rumah

tangga.

3) Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya kesehatan

dapat dialihkan untuk biaya investasi lain seperti pendidikan dan usaha lain.

4) Guna meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.

5) Sebagai salah satu indikator keberhasilan pemerintah kabupatenataukota

dalam bidang pembangunan kesehatan.

6) Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

2.3 Indikator PHBS

2.3.1 Indikator

Indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan

atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian

(Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan, 2002:21).

Persyaratan indikator yaitu: (1) Sahih dapat mengukur sesuatu yang

sebenarnya diukur oleh indikator tersebut, (2) Obyektif harus memberikan hasil
16

walaupun dipakai orang yang berbeda pada waktu yang berbeda, (3) Sensitif dapat

mengukur perubahan sekecil apapun, (4) Spesifik dapat mengukur perubahan

situasi yang dimaksud (Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan,

2002:21).

2.3.2 Indikator PHBS

Indikator PHBS merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokus

perhatian, adapun indikator PHBS yang digunakan Jawa Tengah meliputi tiga

tatanan yaitu: tatanan rumah tangga 16 indikator, tatanan institusi pendidikan 12

indikator dan tatanan tempat ibadah 8 indikator (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah, 2003:11). Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok

telah sesuai dengan rencana dan menhasilkan dampak yang diharapkan. Mengacu

pada pengertian pada perilaku sehat indikator ditetapkan pada area atau wilayah

yaitu:

2.3.2.1 Indikator Nasional

Menurut Dinas Keshatan Provinsi Jateng (2006:11) Indikator nasional

terdiri dari 10 indikator yaitu:

1) Bagi ibu hamil apakah pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga

kesehatan.

2) Bagi ibu rumah tangga yang memiliki bayi apakah bayinya mendapat ASI

eksklusif selama usia 0–6 bulan.

3) Anggota rumah tangga mengkonsumsi keanekaragaman makanan dalam

jumlah cukup mencapai gizi seimbang.


17

4) Anggota Rumah tangga memanfaatkan air bersih.

5) Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat.

6) Anggota rumah tangga menempati ruangan minimal 9 m2 atau orang.

7) Anggota rumah tangga menggunakan lantai rumah kedap air.

8) Anggota rumah tangga melakukan aktivitas fisik.

9) Anggota rumah tangga tidak merokok.

10) Anggota keluarga tidak merokok menjadi peserta JPK (Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan).

2.3.2.2 Indikator Lokal Spesifik

Indikator lokal spesifik yaitu indikator nasional ditambah indikator lokal

spesifik masing-masing daerah sesuai dengan situasi dan kondisi daerah.

Ada 16 indikator yang dapat digunakan untuk perilaku sehat adalah sebagai

berikut:

1) Ibu hamil memeriksakan kehamilan.

2) Ibu melahirkan ditolong tenaga kesehatan.

3) Pasangan usia subur memakai alat kontrasepsi (KB).

4) Bayi ditimbang.

5) Penduduk sarapan pagi sebelum melaksanakan aktivitas.

6) Bayi diimunisasi lengkap.

7) Penduduk minum air bersih yang dimasak.

8) Penduduk menggunakan jamban sehat.


18

9) Penduduk mencuci tangan pakai sabun.

10) Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.

11) Penduduk tidak menggunakan NAPZA.

12) Penduduk mempunyai askes atau tabungan atau emas atau uang.

13) Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan SADARI

(Pemeriksaan Payudara Sendiri).

14) Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala untuk mengukur

hipertensi.

15) Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Papsmear.

16) Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah

kesehatan yang ada di daerah.

2.3.3 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

Indikator PHBS tatanan rumah tangga yaitu suatu alat ukur atau suatu

petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk menilai keadaan atau

permasalahan kesehatan rumah tangga. Indikator PHBS tatanan rumah tangga

diarahkan pada aspek program prioritas yaitu: kesehatan ibu dan anak, gizi,

kesehatan lingkungan, gaya hidup dan upaya kesehatan masyarakat.

Indikator lokal Jawa Tengah menggunakan 10 indikator nasional ditambah

dengan 6 indikator lokal menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

(2006:12) yaitu:

1) Persalinan dengan tenaga kesehatan.

2) Pemberian ASI eksklusif pada bayi.

3) Penimbangan balita.
19

4) Mengkonsumsi beraneka ragam makanan dalam jumlah yang seimbang.

5) Memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

6) Menggunakan jamban sehat.

7) Membuang sampah pada tempatnya.

8) Setiap anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9 meter

persegi.

9) Lantai rumah kedap air.

10) Anggota rumah tangga berumur 10 tahuan keatas melakukan olahraga atau

aktifitas fisik 30 menit per hari, dilakukan 3-5 kali per minggu.

11) Anggota keluarga tidak merokok.

12) Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.

13) Menggosok gigi minimal 2 kali sehari.

14) Tidak minum Miras dan tidak menyalahgunakan narkoba.

15) Menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

16) Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) minimal seminggu sekali.

Berdasarkan indikator tersebut dapat ditentukan klasifikasi PHBS

ditunjukkan melalui nilai indeks potensi keluarga sehat (IPKS) yaitu:

1) Sehat pratama (warna merah) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 0-5.

2) Sehat madya (warna kuning) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 6-

10.

3) Sehat utama (warna hijau) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 11-

15.
20

4) Sehat paripurna (warna biru) : apabila indikator rumah tangga mempunyai nilai

16.

Berdasarkan strata PHBS tatanan rumah tangga, dapat dirumuskan strata

kelompok (RT, RW, desa atau kelurahan, kecamatan, kabupaten atau kota) yaitu:

1) Sehat pratama (warna merah) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai

sehat utama dan paripurna mencapai 0-24,4%.

2) Sehat madya (warna kuning) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai

sehat utama dan paripurna mencapai 24,5%-49,4%.

3) Sehat utama (warna hijau) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai sehat

utama dan paripurna mencapai 49,5%-74,4%.

4) Sehat paripurna (warna biru) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai

sehat utama dan paripurna mencapai 74,5%.

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:18)

2.4 Perilaku

2.4.1 Konsep Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah

suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang dikerjakan

oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung

(Soekidjo Notoatmodjo, 1997:118). Menurut ensiklopedi Amerika bahwa perilaku


21

diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungan. Hal ini

berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan, dengan demikian suatu

rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi perilaku tertentu (Soekidjo

Notoatmodjo, 1997:123). Robert Kwick (1994) dalam Soekidjo Notoatmodjo

(1997:123) menyatakan perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme

yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.

Irwanto (2002:4) sebagai obyek empiris, perilaku mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

1) Perilaku itu kasat mata tapi penyebabnya mungkin tidak dapat diamati secara

langsung.

2) Perilaku mengenal berbagai tingkatan, ada perilaku sederhana (perilaku

binatang atau sel) dan juga perilaku yang kompleks (perilaku sosial manusia).

Ada perilaku yang sederhana seperti refleks tetapi ada juga yang melibatkan

proses-proses mental fisiologis yang lebih tinggi.

3) Perilaku bervariasi menurut jenis tertentu yang bisa diklasifikasikan. Salah

satu klasifikasi yang dikenal adalah kognitif, afektif dan psikomotorik masing-

masing merujuk pada sifat rasional, emosional dan gerakan fisik dalam berfikir.

4) Perilaku bisa disadari dan tidak disadari, walau sebagian besar perilaku sehari-

hari disadari tetapi terkadang kita bertanya pada diri sendiri kenapa berperilaku

seperti itu.

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas. Benyamin Bloom (1908) dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003:121)


22

membagi perilaku manusia dalam 3 domain. Ketiga domain tesebut adalah

sebagai berikut:

1. Pengetahuan (Domain Kognitif)

Pengetahuan merupakan suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121).

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:122) pengetahuan tercakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu, diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan masyarakat dalam mengingat

kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang diterima.

2) Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mempraktekan materi tersebut

secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek

yang dipelajari.

3) Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.


23

4) Analisis, diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi

dan

masih ada kaitanya satu sama lain.

5) Sintesis, menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi, berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau obyek.

2. Sikap (Domain Afektif)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:124). Sikap

secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian antara reaksi terhadap

stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap derajat sosial. Necomb, salah seorang ahli psikologis sosial

menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak

dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdeposisi tindakan suatau

perilaku, sikap masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka

atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu

obyek (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:124).

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:126) sikap terdiri dari berbagai

tindakan yaitu:
24

1) Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subyek mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan obyek.

2) Merespon, diartikan memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indiksi dari sikap.

3) Menghargai, diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara

langsung dapat ditanya bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu

obyek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis,

kemudian ditanyakan pendapat responden (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:126).

3. Praktik (Domain Psikomotor)

Suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan,

untukmewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.

Selain faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain (Soekidjo

Notatmodjo, 2003:127).

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:127) praktik mempunyai beberapa

tingkatan yaitu:

1) Persepsi, diartikan dapat mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat I.


25

2) Respon terpimpin, diartikan dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan

yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat

II.

3) Mekanisme, diartikan apabila seseorang telah dapat melaksanakan sesuatu

dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan, maka ia

telah mencapai praktik tingkat III.

4) Adopsi, merupakan suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikan tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut.

2.4.2 Teori Perilaku

Perilaku manusia tidak lepas dari keadaan individu itu sendiri dan

lingkungan di mana individu itu berada. Perilaku manusia itu didorong oleh motif

tertentu sehingga manusia berperilaku, Bimo Walgito (2003:17) menjelaskan teori

perilaku sebagai berikut:

1) Teori insting, menurut teori ini perilaku manusia disebabkan oleh insting.

Insting merupakan perilaku innate (perilaku yang bawaan), insting juga akan

mengalami perubahan karena pengalaman.

2) Teori dorongan, teori ini menerangkan bahwa manusia mempunyai dorongan-

dorongan yang berkaitan dengan kebutuhan, dan manusia ingin memenuhi

kebutuhannya maka terjadi ketegangan dalam diri manusia. Bila manusia mampu

berperilaku untuk memenuhi kebutuhannya makaakan terjadi pengurangan

dorongan-dorongan tersebut.
26

3) Teori insentif, menurut teori ini perilaku manusia timbul karena disebabkan

karena adanya insentif. Insentif disebut juga reinforcement, ada yang positif

(berkaitan dengan hadiah) dan negatif (berkaitan dengan hukuman).

4) Teori atribusi, terori ini menganggap perilaku manusia disebabkan oleh

disposisi internal (misalnya motif, sikap dan sebagainya) atau keadaan eksternal

(misalnya situasi).

5) Teori kognitif, menurut teori ini dimana seseorang harus memilih perilaku

mana yang harus dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih alternatif

perilaku yang akan membawa manfaat bagi yang bersangkutan. Kemampuan

berfikir seseorang sebagai penentu dalam menentukan pilihan.

Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan

dan perubahan perilaku, karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari

pendidikan kesehatan (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:134). Perubahan perilaku

kesehatan merupakan tujuan pendidikan kesehatan. Berdasarkan teori dari

Lawrence Green (1980) dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003:13) perilaku

dipengaruhi 3 faktor yaitu:

1) Faktor Pemudah, faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi, tingkat sosial, tingkat ekonomi, budaya dan

sebagainya.

2) Faktor Pemungkin, faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana

atau fasilitas kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, jamban dan

sebagainya. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan


27

terwujudnya perilaku kesehatan. Maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung

atau faktor pemungkin.

3) Faktor Penguat, faktor-faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh

masyarakat, tokoh agama, keluarga, teman sebaya serta sikap dan perilaku para

petugas kesehatan untuk berperilaku sehat, kadang-kadang bukan hanya

pengetahuan saja yang positif dan dukungan fasilitas saja melainkan diperlukan

perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas (lebih-

lebih petugas kesehatan), keluarga, teman sebaya dan guru.

Berdasarkan Skiner (1938) dalam Soekidjo Notoatmodjo (1997:118)

pembentukan perilaku pada masyarakat dibedakan menjadi 2 respon yaitu:

1) Respondent respons yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-

rangsangan

tertentu, perangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli, karena

menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

2) Operant respons adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh

perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli, atau

reirforcer, karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat perilaku yang

telah dilakukan.

Berdasarkan Soekidjo Notoatmodjo (2003:121), bahwa proses

pembentukan dan perubahan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang berasal dari dalam individu dan dari luar individu yaitu:
28

1) Faktor dari dalam individu, berupa karakteristik orang yang bersangkutan,

yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis

kelamin dan sebagainya.

2) Faktor dari luar individu, berupa lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,

budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan

faktor yang dominan yang mewarnai perilaku

seseorang.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku sehubungan dengan

kesehatan menurut Eunike R. Rustiana (2005:75) antara lain:

1) Faktor–faktor umum dalam perilaku kesehatan, beberapa faktor umum yang

memepengaruhi perilaku kesehatan seseorang yaitu: (1) Keturunan, (2) Belajar

dengan operan conditing dengan tipe seperti penguatan, pemadaman dan

hukuman, (3) Belajar dengan meniru, (4) Status emosional seseorang, (5) gejala

kesakitan

yang dirasakan seseorang, (6) Kognitif.

1) Peranan stres, dalam teori konflik mengambarkan tahap-tahap yang dipakai

seseorang untuk mengambil keputusan-keputusan penting termasuk keputusan

yang berhubungan dengan kesehatan dengan memperkenalkan pengaruh stes pada

kognisi.

2) Peranan personal control, perilaku kesehatan dipengaruhi aspek locus control

yaitu dimana orang memandang peristiwa dalam kehidupannya sebagai

konsekuensi dari perbuatannya jadi dapat dikontrol (kontrol internal) atau sesuatu

yang tidak berhubungan dengan perilakunya (kontrol eksternal). Ataupun aspek


29

self efficacy merupakan kemampuan membentuk perilaku yang relevan pada tugas

atau situasi khusus.

3) Penanan kenyakinan kesehatan, apa yang difikirkan manusia amat penting

bagi perilakunya, tetapi juga amat sukar diantisipasi. Apa yang difikirkan

manusia dapat mempengaruhi apa yang dirasakannya.

2.4.3 Pembentukan Perilaku

Perilaku manusia sebagian besar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat

dipelajari, berkaitan dengan itu Bimo Walgito (2003:16) menerangkan cara

terbentuknya perilaku seseorang sebagai berikut:

1) Kebiasaan, terbentuknya perilaku karena kebiasaan yang dilakukan. Misal

mengosok gigi sebelum tidur, bangun pagi dan sarapan pagi.

2) Pengertian (insight), terbentuknya perilaku ditempuh dengan pengertian,

misalnya bila naik montor harus memakai helm, karena helm tersebut untuk

keamanan diri.

3) Penggunaan model, pembentukan perilaku melalui contoh atau model. Model

yang dimaksud adalah pemimpin, orang tua dan tokoh panutan lainnya.

Perilaku dapat dibentuk, dimana pengetahuan selalu menjadi andalan

untuk membentuk perilaku seseorang, padahal perlu juga diperhatikan faktor-

faktor lain yang membuat stabil perilaku seseorang (Bart Smet, 1994:32).

Menurut Ajazen (1981) dalam Saifuddin Aswar (2000:13) untuk membuat

seseorang berperilaku seperti yang dianjurkan harus ada kenyakinan mengenai

tersedia-tidaknya kesempatan dan sumber daya yang diperlukan.


30

2.5 Kerangka Teori

Keturunan

Pelayanan
kesehatan Status kesehatan Lingkungan

Perilaku

Faktor Pemudah Faktor Pendukung


1) Pengetahuan Faktor Penguat 1) Ketrampilan petugas
2) Sikap Sikap dan contoh perilaku kesehatan
3) Kepercayaan petugas kesehatan, tokoh 2) Ketersediaan Sumber dan
4) Tradisi masyarakat, tokoh agama, teman fasilitas kesehatan
5) Nilai sebaya 3) Komitmen masyarakat dan
6) Tingkat sosial pemerintah terhadap
7) Tingkat ekonomi kesehatan

Gambar 1

Kerangka teori dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003:15)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat


Pengetahuan Terapan PHBS

Variabel pengganggu

1. Teladan dan penyuluhan petugas kesehatan, tokoh


masyarakat dan tokoh 2agama*
Gambar
2. Karakteristik Masyarakat meliputi:
1) UmurKerangka
ibu rumahKonsep
tangga*
2) Pendidikan ibu rumah tangga*
3) Jumlah keluarga*
4) Pekerjaan Suami *
Gambar 2

Kerangka konsep

Keterangan:

* = variabel dikendalikan, penjelasan pengendalian variabel sebagai berikut:

1. Teladan dan penyuluhan dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh

agama dalam penelitian ini diambil yang tidak ada teladan dan penyuluhan dari

petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

2. Karakteristik Masyarakat meliputi:

30
31

1) Umur ibu rumah tangga dalam penelitian diambil usia produktif (15-60

tahun).

2) Pendidikan ibu rumah tangga dalam penelitian diambil minimal lulus SD.

3) Jumlah keluarga dalam penelitian diambil satu keluarga dalam satu rumah.

4) Pekerjaan kepala keluarga diambil kepala keluarga yang bukan pengangguran.

3.2 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat ditarik hipotesis sebagai

berikut: ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga mengenai PHBS

dengan terapan PHBS masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak.

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Data

Definisi Operasional diterangkan (tabel 3) berikut:

Tabel 3

Definisi operasional
Cara
No Variabel Definisi Operasional Skala
Pengukuran
1 2 3 4 4
1. Terapan Terapan PHBS adalah pelaksaanan Ordinal Kartu PHBS
PHBS perilaku hidup bersih dan sehat yang
masing-masing indikatornya
tercantum dalam kartu PHBS.
Tabulasi nilai masing-masing
indikator diperoleh dari puskesmas
32

Dempet. Pelaksanaan PHBS diukur


dengan strata:

Lanjutan (tabel 3)
1 2 3 4
1. Sehat pratama : nilai 0-5
2. Sehat madya : nilai 6-10
3. Sehat utama : nilai 11-15
4. Sehat paripurna : nilai 16

2. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini Ordinal Kuesione


terjadi setelah seseorang melakukan r
pengindraan terhadap suatu objek
(Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121).
Pengetahuan yang dimaksud adalah
pengetahuan ibu rumah tangga
mengenai perilaku hidup bersih dan
sehat.
Jawaban pernyataan positif:
1. Benar : nilai 1
2. Salah : nilai 0
Jawaban pernyataan negatif:
1. Benar : nilai 0
2. Salah : nilai 1
Kategori untuk pengetahuan:
X = 17,29 dan sd = 2,414
1. Rendah : bila nilai ≤ X − sd atau ≤ 15

2. Sedang : bila nilai > X − sd sampai

< X + sd atau >15 sampai


<19
3. Tinggi : bila nilai ≥ X + sd atau ≥ 19
33

(Agus Irianto 2004:45)

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2003:2) variabel penelitian yaitu gejala yang menjadi

fokus peneliti untuk diamati dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas (X)

dan satu variabel terikat (Y).

3.4.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel terikat atau variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2003:3),


34

yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah

tangga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.

3.4.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2003:3). Variabel terikat dari penelitian

ini adalah terapan perilaku hidup bersih dan sehat, yang masing-masing

indikatornya dicatat dalam kartu PHBS untuk tatanan rumah tangga.

3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research, yaitu

menjelaskan hubungan kausal secara deskriptif dan analitik, dan metode yang

digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional, yaitu

mencari hubungan suatu keadaan dengan keadaan lain dalam satu populasi serta

variabel terikat dan bebas diukur dalam waktu yang sama (Soekidjo Notoatmodjo,

2002:79).

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:55).


35

Populasi pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang dihitung berdasarkan

kepemilikan rumah

yaitu sejumlah 1.719 rumah.

3.6.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2003:56). Pemilihan sampel dalam penelitian ini

menggunakan rumus Stanley Lemezhow (1997:54) sebagai berikut:

z 21−a / 2 P(1 − P).N


n= 2
d ( N − 1) + Z12−α / 2 P(1 − P)

Keterangan:

n : besarnya sampel

N : jumlah populasi

Z12−α / 2 : standar defiasi normal 1,96 dengan taraf kepercayaan 95%

d2 : tingkat kesalahan 10% = 0,1

P : proporsi perkiraan jumlah sampel minimal (0,5)

Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka besarnya sampel minimal yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

n =
(1,96)2 .0,5(1 − 0,5).1719
(0,1)2 (1719 − 1) + (1,96)2 .0,5(1 − 0,5)

1650,9276
= 18,104

= 91,00 jadi jumlah sampel minimal 91 rumah.


36

3.6.3. Cara Pemilihan Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara:

3.6.3.1 Pengendalian pada variabel pengganggu yaitu:

1. Teladan dan penyuluhan dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh

agama dalam penelitian ini diambil yang tidak ada teladan dan penyuluhan dari

petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

2. Karakteristik Masyarakat meliputi: (1) Umur ibu rumah tangga dalam

penelitian diambil usia produktif (15-60 tahun). (2) Pendidikan ibu rumah tangga

dalam penelitian diambil minimal lulus SD. (3) Jumlah keluarga dalam penelitian

diambil satu keluarga dalam satu rumah. (4) Pekerjaan kepala keluarga diambil

kepala keluarga yang bukan pengangguran.

3.6.3.2 Pemilihan sampel dengan cara cluster random sampling, tehnik ini

melelui dua tahap, yaitu:

1. Menentukan sampel tiap-tiap Rukun Warga (RW)

Desa Dempet terdiri dari 7 RW meliputi 44 Rukun Tetangga (RT),

pengambilan sampel RW dengan cara simple random sampling. Satu RT dalam

penelitian ini sama artinya dengan satu cluster. Jumlah RT yang dijadikan sampel

adalah 13 RT.

2. Menentukan jumlah sampel pada masing-masing RT.

Pemilihan sampel pada masing-masing RT berdasarkan rekomendasi WHO

(Depatemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan, 2002:39) untuk pengambilan


37

sampel dalam satu cluster terdapat tujuh rumah. Cara pemilihan 7 sampel sebagai

berikut: (1) Peneliti pergi ketengah klaster yang ditandai rumah ketua RT. (2) Pada

tengah klaster dilakukan pemilihan arah, hal ini dapat dilakukan melalui

pelemparan koin (koin Rp 100 yang bergambar gunung) atau pulpen untuk

menunjukkan arah mana peneliti harus berjalan sampai batas klaster. (3) Sambil

berjalan peneliti membuat peta rumah yang ada di kiri dan kanan jalan. Rumah

yang berada dibelakangnya tidak perlu dipetakan. Pada peta gambarkan juga

masjid, sungai atau pohon besar yang atau tanda-tanda lain sebagai petunjuk letak

rumah. Pemetaan terus dilakukan sampai mencapai batas klaster. Jika terdapat

persimpangan jalan peneliti tidak tahu harus mengambil arah mana, gunakan

kembali koin atau pensil untuk menentukan arah. (4) Setelah pemetaan selesai

dilakukan pemberian nomor pada masing-masing rumah, pemberian nomor dimulai

berdasarkan dari tempat awal berjalan sampai dengan batas klaster. (5) Pemilihan

rumah pertama yang didatangi untuk dijadikan sampel dilakukan secara acak.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau perangkat yang digunakan untuk mengungkapkan

data penelitian adalah:

3.7.1 Kuesioner

Kuisioner yaitu cara pengumpulan data atau suatu masalah yang pada

umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (Soekidjo Notoatmodjo,


38

2002:112). Pengambilan data pada penelitian ini digunakan kuisioner sebagai

instrumen penelitian.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah langsung tertutup

yang berupa pertanyaan dimana responden harus memilih jawaban yang

disediakan. Kuisioner peneliti terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan

positif dan pernyataan negatif. Pengetahuan tentang PHBS dimulai dari

pertanyaan nomor 1-23 terdiri dari: nomor 1-8 mengenai KIA dan gizi, nomor 9-

16 mengenai kesehatan lingkungan, nomor 17-20 mengenai gaya hidup, nomor

21-23 mengenai upaya kesehatan masyarakat.

3.7.1.1 Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:129). Sebuah instumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul

tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Cara yang

dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah internal yaitu menguji apakah

terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk

mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu

dengan cara-cara skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan

rumus product

moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Soekidjo Notoatmodjo,

(2002:131) yaitu:
39

N ∑ XY - (∑ X)(∑ Y)
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X) 2 N ∑ Y 2 − (∑ Y) 2 }
Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara x dan y

N : Jumlah subyek

X : Skor item

Y : Skor total

∑X : Jumlah skor items

∑Y : Jumlah skor total

∑X2 : Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total

Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan

rumus di atas dikonsultasikan dengan tabel harga regresi product moment dengan

koreksi harga rxy lebih besar atau sama dengan regresi tabel, maka butir instrumen

tersebut tidak valid dan diperoleh rtabel = 0,433. Sampel dalam uji coba kuesioner

adalah sejumlah 21 responden. Hasil uji validitas tertera (tabel 4) berikut:

Tabel 4

Hasil uji validitas kuesioner


No Indikator No item r hitung r tabel Keterangan
1 2 3 4 5 6
Kesehatan Ibu 1 0,497
1. 0,433 Valid
dan Anak (KIA) 2 0,707

Lanjutan (tabel 4)

1 2 3 4 5 6
40

3 0,862
4 0,816
5 0,862
0,433 Valid
6 0,610
7 0,732
8 0,497
2. Kesehatan 9 0,862 0,433 Valid
lingkungan 10 0,707
11 0,497
12 0,707
13 0,652
14 0,753
15 0,862
16 0,497
3. Gaya hidup 17 0,753 0,433 Valid
18 0,707
19 0,802
20 0,707
4. Upaya 21 0,610 0,433 Valid
kesehatan 22 0,862
masyarakat 23 0,610

3.7.1.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Soekidjo Notoatmodjo,

2002:133). Ini berarti menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran itu tetap

konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
41

sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pada penelitian ini untuk

mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha yaitu:

⎛ k ⎞⎛ ∑ σ ⎞
2
rii = ⎜ ⎜
⎟⎜ 1 − ⎟
⎝ k − 1 ⎠⎝ σ12 ⎟⎠

Keterangan:

k : Banyaknya butir pertanyaan

∑σ2 : Jumlah varians butir

σ t2 : Varians total (Sugiyono, 2003:282).

Standar dalam menentukan reliabilitas atau tidak instrumen penelitian

dengan alpha cronbach rhitung diwakili oleh nilai alpha menurut Santoso

(2002:227) dalam Tirton Purwa Budi (2003:218) tingkat reliabilitas seperti pada

(tabel 5) berikut:

Tabel 5

Tingkat reliabilitas berdasarkan Alpha Cronbach


Kategori Keterangan
1 2
0,00-0,20 Reliabilitas rendah
>0,20-0,40 Agak rendah
>0,40-0,60 Cukup
>0,60-0,80 Reliabel
>0,80-1,00 Sangat realibel

Setelah dilakukan uji coba kuesioner pada 21 pada responden, diperoleh

alpha cronbach 0,961 untuk item pengetahuan ibu rumah tangga, berdasarkan

tabel 5 di atas maka intrumen yang dinyatakan reliabel.


42

3.7.2 Kartu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Tatanan Rumah

Tangga

Kartu PHBS memuat data skor untuk indikator perilaku hidup bersih dan

sehat masing-masing keluarga. Pemakaian kartu PHBS ini tujuannya untuk

mengetahui indeks potensi keluarga sehat dan untuk mengetahui praktik perilaku

hidup bersih sehat untuk tatanan rumah tangga.

3.8 Teknik Pengambilan Data

Metode pengambilan data dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan jenis

data yang diambil, untuk penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

3.8.1 Data Primer

Data primer adalah bila pengambilan data dilakukan secara langsung oleh

peneliti terhadap sasaran atau obyek penelitian (Eko Budiarto, 2001:5). Data

primer diperoleh dari kuesioner. Kuesioner yaitu cara pengumpulan data atau

suatu masalah yang pada umumnya banyak menyangkut kepentingan umum

(Soekidjo Notoatmodjo, 2002:112).

3.8.2 Data Sekunder

Data sekunder bila pengambilan data yang diinginkan diperoleh dari orang

lain atau tempat laindan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto,

2001:5) Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari puskesmas Dempet

mengenai indeks potensi keluarga sehat dalam kartu PHBS.


43

3.9 Tahap Penelitian

Adapun tahap penelitian dibagi menjadi 2 tahap:

3.9.1 Persiapan

Adapun hal-hal yang dilakukan dalam persiapan adalah:

1) Perolehan data kepemilikan rumah dari Puskesmas Dempet.

2) Perolehan data jumlah RW dan RT dari Kelurahan Dempet.

3) Mendatangi ketua RT sebagai resonden pertama.

4) Dari responden pertama responden selanjutnya dipilih secara acak, dengan

menanyakan pendidikan minimal SD dengan letak rumah terdekat dengan

responden pertama, berdasarkan pemetaan rumah.

3.9.2 Pelaksanaan

Adapun yang dilakukan dalam pelaksanaan adalah:

1) Melakukan wawancara untuk memperoleh data primer dengan mengisi kuesioner.

2) Penjumlahan nilai untuk masing-masing responden.

3) Mengkopi data sekunder (terapan PHBS) dari Puskesmas Dempet.

4) Tabulasi data primer dan data sekunder.

3.10 Analisis Data

Analisis data yang dialakukan meliputi:

3.10.1 Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan antara lain:

1. Editing data dan kuesioner yang telah diisi.


44

2. Pengkodean jawaban dari responden.

3. Penentuan variabel yang akan dihubungkan.

4. Pemasukan data ke piranti komputer.

5. Pembuatan tabel.

3.10.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan meliputi:

3.9.2.1 Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian

(Soekidjo Notoatmodjo, 2002:188). Pada analisis ini akan menghasilkan distribusi

dan persentase dari masing-masing variabel.

3.9.2.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dari variabel yang

diteliti. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara pengetahuan terhadap terapan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat

Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak tahun 2006. Analisis

hubungan ini dengan uji Chi Square dengan rumus dalam Sugiyono (2004:104)

sebagai berikut:

k
( fo − fh )
X = ∑
i =1 fh

Keterangan:

X2 = Chi Square
45

f o = Frekuensi yang diobservasi

fh =
Frekuensi yang diharapkan

Menurut Singgih Susilo (2000:236) sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan adalah berdasarkan probabilitas yaitu bila probabilitas >0,05 maka Ha

ditolak (tidak ada hubungan), sebaliknya jika probabilitas <0,05 maka Ha diterima

(ada hubungan). Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan koefisien kontingensi

(Singgih Susilo, 2000:239). Kriteria keeratan dengan menggunakan koefisien

kontingensi diterangkan dalam (tabel 6) sebagai berikut:

Tabel 6

Pedoman interpretasi terhadap koefisisen korelasi


No Interfal Koefisien Interpretasi
1 2 3
1. 0,00-0,199 Sangat rendah
2. 0,20-0,399 Rendah
3. 0,40-0,599 Sedang
4. 0,60-0,799 Kuat
5. 0,80-1,00 Sangat kuat
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel yang

diteliti. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah penegetahuan mengenai

PHBS sebagai variabel bebas, untuk variabel terikatnya adalah terapan PHBS.

4.1.1.1 Pengetahuan Responden Mengenai PHBS

Gambaran data mengenai frekuensi tingkat pengetahuan responden

mengenai PHBS dapat dilihat dalam (tabel 7) dibawah ini:

Tabel 7

Frekuensi tingkat pengetahuan responden


No Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
1 2 3 4
1. Rendah 32 35,2
2. Sedang 44 48,4
3. Tinggi 15 16,5
Total 91 100
Sumber: Data Penelitian 2007

Data hasil penelitian dari (tabel 7) diatas menunjukkan bahwa sebagian

besar responden mempunyai tingkat pengetahuan mengenai PHBS sedang.

Pengelompokan tingkat pengetahuan diperoleh dari nilai mean dari skor jawaban

responden. Berdasarkan perhitungan diperoleh X = 17,29 . Jumlah responden

dengan tingkat pengetahuan mengenai PHBS sedang yaitu 32 responden atau

45
46

dalam persennya sebesar 35,2%. Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan

mengenai PHBS sedang sejumlah 44 responden atau dalam persennya sebesar

48,4%. Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan mengenai PHBS tinggi

sejumlah 51 responden atau dalam persennya sebesar 64,8%. Apabila

digambarkan dalam bentuk grafik akan diperoleh visualisasi sebagai berikut:

50
44
40
32
Jumlah

30

20
15

10

0
rendah sedang tinggi
Pengetahuan Responden Mengenai
PHBS

Grafik 1

Distribusi pengetahuan responden

4.1.1.2 Terapan PHBS Tatanan Rumah Tangga Responden

Gambaran data mengenai frekuensi tingkat pengetahuan responden

mengenai PHBS dapat dilihat dalam (tabel 8) dibawah ini:


47

Tabel 8

Frekuensi terapan PHBS tatanan rumah tangga responden


No Terapan PHBS Frekuensi %
1 2 3 4
1. Pratama 53 52,2
2. Madya 38 41,8
3. Total 91 100
Sumber: Data penelitian 2007

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai terapan PHBS pada tatanan rumah tangga ditingkat pratama.

Jumlah responden dengan terapan PHBS ditingkat pratama sejumlah 53

responden atau dalam persennya sebesar 52,2%. Jumlah responden dengan

terapan PHBS ditingkat madya sejumlah 38 responden atau dalam persennya

sebesar 41,8%. Apabila digambarkan dalam bentuk grafik dapat

divisualisasikan sebagai berikut:

60
53
50

40 38
Jumlah

30

20

10

0
Pratama Madya
Terapan PHBS

Grafik 2
48

Distribusi terapan PHBS responden


4.1.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (pengetahuan mengenai PHBS) dan

variabel terikat (terapan PHBS) dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil

crosstab uji Chi Square antara pengetahuan mengenai PHBS dengan terapan

PHBS tatanan rumah tangga Desa Dempet pada (tabel 9) berikut:

Tabel 9

Hasil crosstab uji Chi Square antara pengetahuan mengenai PHBS dengan
terapan PHBS
Pengetahuan Terapan PHBS
No mengenai Pratama Madya p value Kriteria
PHBS Jml % Jml %
1 2 3 4 5 6 7 9
1. Rendah 20 62,5 12 37,5
2. Sedang 24 54,5 20 45,5 0,074 Tidak signifikan
3. Tinggi 9 60 6 40
Sumber: Data Penelitian 2007

Berdasarkan (tabel 9) diatas terlihat bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan sedang mengenai PHBS namun terapan PHBS masih

ditingkat pratama. Jumlah responden dengan pengetahuan rendah mengenai

PHBS yang berada pada terapan PHBS ditingkat pratama sebanyak 20

responden atau dalam persennya sebesar 62,5%. Jumlah responden dengan

pengetahuan sedang mengenai PHBS yang berada pada terapan PHBS

ditingkat pratama sebanyak 24 responden atau dalam persennya sebesar 54,5%.

Jumlah responden yang berpengetahuan tinggi mengenai PHBS dan terapan


49

PHBS ditingkat pratama sebanyak 9 responden atau dalam persennya sebesar 60%.

Responden dengan pengetahuan rendah mengenai PHBS masih berada dalam terapan

PHBS ditingkat madya sebanyak 12 responden atau dalam persennya sebesar 37,5%.

Jumlah responden dengan pengetahuan sedang mengenai PHBS yang berada pada

terapan PHBS ditingkat pratama sebanyak 20 responden atau dalam persennya sebesar

45,5%. Jumlah responden yang berpengetahuan tinggi mengenai PHBS dan terapan

PHBS ditingkat madya sebanyak 6 responden atau dalam persennya sebesar 40%.

4.2 Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Soekidjo Notoatmodjo,

2003:127).

Hasil dari penelitian ini tentang pengetahuan responden mengenai PHBS pada

tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet, mengambarkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan sedang mengenai PHBS namun dalam terapan

PHBS, responden masih berada di tingkat pratama. Hasil penelitian dari menunjukkan

37,7% responden dengan tingkat pengetahuan rendah dengan terapan PHBS ditingkat

pratama. Hasil dari penelitian menunjukkan 45,3% responden dengan tingkat

pengetahuan sedang dengan terapan PHBS ditingkat pratama. Responden dengan

tingkat pengetahuan tinggi dengan terapan PHBS ditingkat pratama dalam persen

sebesar 17,0%. Responden dengan tingkat pengetahuan rendah dalam terapan PHBS

ditingkat madya dalam persen sebesar 31,6%. Hasil dari penelitian menunjukkan
50

52,6% responden dengan tingkat pengetahuan sedang dengan terapan PHBS ditingkat

madya. Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi dalam terapan PHBS ditingkat

madya dalam persen sebesar 15,8%. Analisa berdasarkan hasil penelitian diatas

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan responden mengenai

PHBS pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet. Hal ini berbeda

dengan penelitian sebelumnya dimana pengetahuan selalu berhubungan dengan

perilaku. Pengetahuan selalu diandalkan untuk mengubah peilaku masyarakat,

tetapi seharusnya bukan itu saja yang harus diperhatikan untuk terciptanya

perilaku sehat, perlu dilihat pula faktor-faktor apa saja yang membuat stabil

perilaku sehat masyarakat (Bart Smet, 1994:32). Ajezen (1988) dalam Saifuddin

Azwar (2000:13) untuk membuat orang berperilaku seperti yang dianjurkan

adanya kenyakinan mengenai tersedia-tidaknya kesempatan dan sumber daya

yang diperlukan. Soekidjo Notoatmodjo (1997:118) perilaku yang tampak pada

kegiatan organisme dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan,

berdasarkan teori tersebut untuk masyarakat Desa Dempet faktor dari lingkungan

yang mempengaruhi perilaku masyarakat sehingga terapan PHBS responden

sebagian besar ditingkat pratama. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan

fisik, misalnya sumber air sumur yang ada di Desa Dempet berasa asin, sehingga

masyarakat menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Pembentukan

perilaku dapat ditempuh dengan: (1) Kebiasaan, yaitu membiasakann diri untuk

berperilaku yang diinginkan, akhirnya akan terbentuk prilaku yang tersebut, (2)

Pengertian, yaitu pembentukan perilaku berdasarkan insight, (3) menggunakan


51

model, yaitu pembentukan perilaku melalui contoh atau model. Model yang

dimaksud biasanya tokoh, orang tua dan pimpinan (Bimo Walgito, 2004:13).

Hasil data yang didapat dari puskesmas dan data dari hasil penelitian

terdapat kesamaan pada indikator-indikator dimana masyarakat memberikan

jawaban yang salah, indikator tersebut adalah:

4.3.1.1 Kesehatan ibu dan anak

Ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur, namun saat melahirkan

masih ada yang memakai jasa dukun bayi, dengan alasan dukun bayi memberi layanan

yang lain seperti pijat dan memandikan ibu dan bayinya selama kurun waktu tertentu

4.3.1.2 Kesehatan lingkungan

Sampah dan penyediaan air masih menjadi masalah utama, tempat sampah

berada di sekitar sungai, sedangkan sungai masih digunakan untuk mandi, mencuci

baju dan membuang hajat.

4.3.1.3 Minuman keras dan rokok

Anggota keluarga masih beranggapan bahwa merokok dan minum minuman

keras adalah hak tiap orang. Pendapat itu masih ada pada orang tua, sehingga mereka

cenderung bersikap acuh dan tidak melarang atau memperingatkan jika ada salah satu

anggota keluarga yang merokok dan mengkonsumsi minuman keras.

4.3.1.4 Dana sehat

Banyak keluarga yang masih belum mengerti arti sebenarnya dana sehat,

masyarakat berfikir itu adalah semacam sumbangan untuk orang yang telah meninggal

akibat sakit. Arti sebenarnya adalah semacam tabungan uang atau emas atau asuransi

kesehatan untuk menunjang peningkatan derajat kesehatan.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV dapat diambil

simpulan bahwa: tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu

rumah tangga dengan terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada

tatanan rumah tangga Desa Dempet Kabupaten Demak.

5.2 Saran

Saran yang dapat diajukan sebagai berikut:

1) Diharapkan adanya kebijaksanaan yang jelas mengenai jadwal pelaksanaan

kegiatan program PHBS dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak sehingga

mempermudah sosialisasi dan pengenalan PHBS ke masyarakat.

2) Diharapkan ada peningkatan tenaga promosi kesehatan di puskesmas dari segi

kualitas dan kuantitasnya serta puskesmas menggandakan buku pedoman dan

kartu PHBS agar petugas yang melaksanakan tugas mempunyai sarana dan

mamapu meningkatkan kualitas pemahaman petugas.

3) Diharapkan ada peningkatan peran serta masyarakat dalam mengenal PHBS

dengan mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas.


53

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito, 2003, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Yogyakarta: ANDI.

, 2004, Psikologi Umum, Yogyakarta: ANDI.

Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan, 2000, Pedoman Pembinaan


Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga,
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

, 2002, Profil Kesehatan Edisi Tahun 2000, Jakarta: Departemen Kesehatan


RI.

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI dan Dirjen PPM dan PL,
2002, Pedoman Umum Promosi Penanggulangan TBC, Jakarta: Departemen
Kesehatan Kesejahteraan Sosial, Dirjen PPM dan PL.

Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan, 2002, Panduan Manajemen


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menuju Kabupaten/Kota Sehat, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI, 2004, Pengkajian Kuantitatif Rumah Tangga Sehat


dengan Metode Survey Cepat Seri 1, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2003, Pedoman Pembinaan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat, Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.

, 2004, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Informasi Bagi Petugas Kesehatan,
Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

, 2005, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 821/MENKES/SK/VII/1999


Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, Semarang: Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah.

, 2006, Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Tatanan Rumah Tangga, Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.

Eko Budiarto, 2001, Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta: EGC.

Eunike R. Rustiana, 2005, Psikologi Kesehatan, Semarang: Ilmu Kesehatan


Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Gerungan, W. A, 2002, Psikologi Sosial, Bandung: Refika Aditama.

53
54

Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2006, Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program


Strata
I, Semarang: Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.

Irianto, 2000, Psikologi Umum Buku panduan Mahasiswa, Jakarta: PT.


Prenehallindo.

Juli Soemirat Slamet, 2000, Epidemiologi Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah


Mada Univercity Press.

, 2002, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lemezhow, Stanley, Dkk, 1997, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Raule, Jean Henry, 2004, Analisis Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga,
http://adln.lib.unair.ac.id

Singgih Susilo, 2000, Buku Kepelatihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: Elexmedia
Komutindo.

Smet, Bart, 1994, Psikologi Kesehatan, Jakarta: PT Grasindo.

Soekidjo Notoatmodjo, 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar,


Jakarta: Rineka Cipta.

, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Sopiyudin dahlan, 2004, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Uji Hipotesis
dengan Menggunakan SPSS, Jakarta: Arkans.

Sugiyono, 2003, Statistik untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta.

Saifuddin Azwar, 2005, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.

Tirton Purwa Budi, 2003, SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik,
Yogyakarta: ANDI.

54

You might also like