Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
Siti Nurhamidah Eka Wahyuni, 2007, Hubungan antara Pengetahuan Ibu Rumah
Tangga dengan Terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan
Rumah Tangga Masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak, Skripsi,
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang, Dosen pembimbing: I. Drs. Sugiharto, M. Kes., II. Dr. Yuni
Wijayanti.
ii
ABSTRACT
Siti Nurhamidah Eka Wahyuni. 2007. The Correlation Between the Knowledge of
House Wifes Toward the Implementation of Health Behaviour in the
Structure of Society Family in Dempets Vilage Demak Regency. Script.
Study Programe of Publich Health Science. Sports Science Faculty. Semarang
State University. First Advisor Drs. Sugiharto, M. Kes., Second Advisor dr.
Yuni Wijayanti.
The problem of this study is the relation between the knowledge of house wifes
toward the implementation health behaviour in Dempet Vilage. The objective of this
study is to know the correlation between the knowledge of house wifes toward the
implementation health behaviour in Dempet Vilage.
Kind of this research is explanatory survey with cross sectional approach. The
independent variable in this research is the knowledge of house wifes and the
dependent variable is the implementation health behaviour. Population in this study is
house wifes in Dempet Vilage based on their house, that is 1.719 houses. Sample was
taken from the obtained samples, that are 91 houses. Questionnaire used as the
instrument. The primary data obtained through questionnaire and the secondary data
obtained from the document from public health center in Dempet district. The data
obtained in this research was examined by using Chi square with alpha (α) =0,005.
The result of this analysis obtained p value 0,777 for the relation house wifes
knowledge toward the implementation PHBS. Based on the data, it is concluded that
there is no correlation between house wifess knowledge toward the implementation of
health behaviour.
the suggestion proposed are : (1) It is expected that there is same clear policy
about the program and the activity of health behaviour from health officials in Demak
regency so it can ease the socialization and introduction of health behaviour to the
society, (2) It is expected there is should be some improvement related to the
promotion staff from public health center in quality and quantity and also they have to
copy the guidance book and health behaviour card in order to facilitate the official in
improving the quality of officials understanding, (3) It is expected that there is same
improvement in the participation of society in knowing health behaviour following to
health promotion which executed by public health center.
iii
PENGESAHAN
Panitia Ujian,
Ketua, Sekretaris,
Penguji,
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
”Masyarakat hanya akan sehat, apabila setiap insan ikut serta menyehatkan
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
Tangga dengan Terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah
Tangga Desa Dempet Kabupaten Demak” dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini
skripsi ini, dengan rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulusnya
kepada:
dr. Hj. Oktia Woro K.H., M. Kes. atas persetujuan dan arahan dalam
4. Pembimbing II, Ibu dr. Yuni Wijayanti atas arahan dan bimbingannya dalam
5. Kepala Puskesmas Kecamatan Dempet Bapak dr. H. Lega Waspada, M. Kes, atas
kerjasamanya.
vi
7. Ibu Rumah Tangga Desa Dempet Kabupaten Demak, atas kesediannya
menjadi responden.
10. Mas Dias, Ning, Didik, Arifin, Aan, Umi, dan teman-teman yang tidak dapat
penyusun sebutkan atas perhatian, bantuan, motivasi dan doa dalam penyusunan
skripsi ini.
Semoga perbuatan baik dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat
Disadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan skripsi ini.
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
viii
2.1.1 Pengertian ............................................................................. 10
ix
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 34
4.2 Pembahasan.................................................................................... 48
5.2 Saran............................................................................................... 52
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Distribusi pengetahuan responden ........................................................ 45
xiii
DAFTAR DOKUMENTASI
Dokumentasi Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
17. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Puskesmas
18. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Kepala Desa Dempet ..... 86
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
yaitu masa depan di mana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat,
kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Perilaku sehat adalah perilaku proaktif
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
Sosial, 2002:1).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
1
2
masyarakat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga,
institusi pendidikan dan tempat ibadah, agar dapat menerapkan cara-cara hidup
perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan berperilaku dan sosial
budaya cenderung akan semakin kompleks (Jean Henry Raule, 2004). Perbaikan
tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan atau faktor keturunan,
tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30-35%
2002:2).
maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat
menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Program ini telah dilaksanakan mulai tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program
PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan
pasar dan sebagainya. Provinsi Jawa Tengah memfokuskan pada tiga tatanan,
yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat ibadah dan institusi pendidikan. Alasan
pemilihan pada tiga jenis tatanan tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit
yang besar dalam pencapaian derajat kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2004:2).
3
Perilaku sehat merupakan salah satu pilar utama dalam upaya pencapaian
Indonesia sehat 2010, oleh karena itu data perilaku perlu sungguh-sungguh
PHBS yang telah dilakukan selama ini adalah bentuk perwujudan paradigma sehat
dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat,
optimal, hal ini antara lain dapat dilihat dari data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional
merokok dalam rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok laki-laki
lebih tinggi dari perempuan (63% dibanding 45%). sebanyak 82% penduduk usia 15
tahun keatas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan katagori (75%) kurang bergerak
dan (9%) tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2006:2). Berdasarkan hasil pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga
provinsi Jawa Tengah 73% keluarga belum menjadi peserta dana sehat dan sebesar
68% keluarga belum bebas asap rokok (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
2006:2).
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2004, dari 16 indikator PHBS Kabupaten
Demak hanya 8 indikator yang mencapai target. Indikator yang belum memenuhi
syarat yaitu cakupan bebas asap rokok, NAPZA, air bersih, sampah, saluran
pembuangan air limbah, pemberantasan sarang nyamuk, dana sehat dan tanaman obat
4
keluarga, sehingga Kabupaten Demak untuk PHBS dikategorikan sehat madya (Dinas
dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 belum terdata, jadi untuk
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, dari hasil survey yang
Dempet dikategorikan sehat madya, hasil survey tersebut diambil dari sampel 34 rumah.
perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa
1.2 Permasalahan
ibu rumah tangga mengenai PHBS dengan terapan PHBS masyarakat Desa Dempet
Kabupaten Demak?
1.3 Tujuan
antara pengetahuan ibu rumah tangga mengenai PHBS dengan terapan PHBS
hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS pada tatanan
terapan PHBS pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet Kabupaten
Demak.
berikut ini:
Tabel 1
Keaslian penelitian
6
Waktu
Judul Nama Rancangan Variabel Hasil
No dan
Penelitian Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Tempat
1 2 3 4 5 6 7
1. Analisis Jean Tuminting Cross 1.Pengetahuan. Ada
berbagai faktor Henry Kota sectional 2.Sikap. hubungan
yang Raule Manado 3.Praktek antara
Lanjutan (tabel 1)
1 2 3 4 5 6 7
mempengaru PHBS tatanan variabel
hi rumah tangga sikap dan
pelaksanaan dan pengetahuan
perilaku lingkungan PHBS
hidup bersih pemukiman tatanan
dan sehat provider rumah
tatanan kesehatan. tangga KK
rumah tagga. 4.Tokoh di Kelurahan
masyarakat. Sindulang I
5.Kader dan II,
kesehatan. sedang
variabel
pengetahuan
terhadap
sikap
maupun
praktek tidak
ada
hubungan
Ada
perbedaan
7
pengetahuan
dan sikap
PHBS
tatanan
rumah
tangga KK
di Kelurahan
Sindulang I
Lanjutan (tabel 1)
1 2 3 4 5 6 7
dan II,
PHBS
tatanan
sakit dan
orang yang
didengar
(Significant
Other)
antara
masyarakat
Kelurahan
Sindurang I
dan II.
8
keluarga.
2. Praktek
kesehatan
lingkungan.
variabelnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah
Kabupaten Demak. Desa dempet terdiri dari dua dusun yaitu Botorejo dan
Dempet.
Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang hubungan antara
pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS masyarakat Desa Dempet.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat agar mengenali dan mengatasi
masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah,
agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan
2.1.2 Tujuan
pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat baik tatanan rumah
tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2003:4).
2.1.3 Sasaran
10
11
berikut:
Tabel 2
Sasaran PHBS
Tatanan Primer Skunder Tersier
1 2 3 4
Rumah Tangga Anggota keluarga Tokoh masyarakat Kades atau Lurah
Kader Camat
DPRD
Bupati atau
Walikota
Institusi Siswa Kepala Sekolah Dinas P dan K
Pendidikan Guru Pengawas Sekolah DEPAG
DPRD
Bupati atau
Walikota
Tempat ibadah Jamaah Pengurus tempat DEPAG
Remaja masjid ibadah DPRD
Pemuda gereja Takmir Bupati atau
LSM Agama Walikota
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2006:6).
2.1.4 Tatanan
dilakukan pelbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tempat ibadah, instansi
pendidikan, warung makan, pasar dan sebagainya. Khusus untuk Provinsi Jawa
Tengah memfokuskan pada 3 jenis tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan
12
instansi pendidikan dan tatanan tempat ibadah. Pemilihan pada tiga jenis tatanan
Rumah tangga adalah wahana atau wadah dimana orang tua (bapak dan
ibu) dan anak serta anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan kehidupan
mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para
guru atau pengajar kepada anak didiknya. PHBS di institusi pendidikan berarti
kemampuan pengajar maupun anak didiknya dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat. Institusi pendidikan yang dimaksud adalah tingkat SD atau MI, SLTP atau
atau ibadah bagi masyarakat sesuai dengan agama yang dianut. PHBS ditempat
ibadah adalah merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan
13
2.2.1 Pengertian
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian rumah dan PHBS
2.2.1.1 Rumah
1) Tempat untuk tumbuh dan berkembang baik secara jasmani, rohani dan sosial,
definisi ini membawa banyak konsekwensi selain kualitas rumah yang harus ada
dalam membangun rumah adalah fasilitas untuk tumbuh dan kembang anggota
yang menyangkut tata guna tanah dalam membangun suatu rumah (Soekidjo
Notoatmodjo, 1997:149).
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
2004:3).
2.2.2 Tujuan
sebagai berikut:
2.2.2.1 Umum
2.2.2.2 Khusus
rumah tangga terhadap program kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan
anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS dan agar anggota rumah tangga
2.2.3 Manfaat
sakit.
tangga.
dapat dialihkan untuk biaya investasi lain seperti pendidikan dan usaha lain.
2.3.1 Indikator
atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian
sebenarnya diukur oleh indikator tersebut, (2) Obyektif harus memberikan hasil
16
walaupun dipakai orang yang berbeda pada waktu yang berbeda, (3) Sensitif dapat
2002:21).
perhatian, adapun indikator PHBS yang digunakan Jawa Tengah meliputi tiga
indikator dan tatanan tempat ibadah 8 indikator (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
telah sesuai dengan rencana dan menhasilkan dampak yang diharapkan. Mengacu
pada pengertian pada perilaku sehat indikator ditetapkan pada area atau wilayah
yaitu:
kesehatan.
2) Bagi ibu rumah tangga yang memiliki bayi apakah bayinya mendapat ASI
Pemeliharaan Kesehatan).
Ada 16 indikator yang dapat digunakan untuk perilaku sehat adalah sebagai
berikut:
4) Bayi ditimbang.
12) Penduduk mempunyai askes atau tabungan atau emas atau uang.
hipertensi.
16) Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah
2.3.3 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga
Indikator PHBS tatanan rumah tangga yaitu suatu alat ukur atau suatu
diarahkan pada aspek program prioritas yaitu: kesehatan ibu dan anak, gizi,
(2006:12) yaitu:
3) Penimbangan balita.
19
persegi.
10) Anggota rumah tangga berumur 10 tahuan keatas melakukan olahraga atau
aktifitas fisik 30 menit per hari, dilakukan 3-5 kali per minggu.
12) Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
1) Sehat pratama (warna merah) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 0-5.
2) Sehat madya (warna kuning) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 6-
10.
3) Sehat utama (warna hijau) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 11-
15.
20
4) Sehat paripurna (warna biru) : apabila indikator rumah tangga mempunyai nilai
16.
kelompok (RT, RW, desa atau kelurahan, kecamatan, kabupaten atau kota) yaitu:
1) Sehat pratama (warna merah) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai
2) Sehat madya (warna kuning) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai
3) Sehat utama (warna hijau) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai sehat
4) Sehat paripurna (warna biru) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai
2.4 Perilaku
suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang dikerjakan
oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung
diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungan. Hal ini
berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
sebagai berikut:
1) Perilaku itu kasat mata tapi penyebabnya mungkin tidak dapat diamati secara
langsung.
binatang atau sel) dan juga perilaku yang kompleks (perilaku sosial manusia).
Ada perilaku yang sederhana seperti refleks tetapi ada juga yang melibatkan
satu klasifikasi yang dikenal adalah kognitif, afektif dan psikomotorik masing-
masing merujuk pada sifat rasional, emosional dan gerakan fisik dalam berfikir.
4) Perilaku bisa disadari dan tidak disadari, walau sebagian besar perilaku sehari-
hari disadari tetapi terkadang kita bertanya pada diri sendiri kenapa berperilaku
seperti itu.
sebagai berikut:
Pengetahuan merupakan suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang diterima.
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mempraktekan materi tersebut
secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
yang dipelajari.
dan
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
emosional terhadap derajat sosial. Necomb, salah seorang ahli psikologis sosial
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu
perilaku, sikap masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka
atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
tindakan yaitu:
24
4) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
langsung dapat ditanya bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.
Selain faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain (Soekidjo
Notatmodjo, 2003:127).
tingkatan yaitu:
yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat
II.
dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan, maka ia
Perilaku manusia tidak lepas dari keadaan individu itu sendiri dan
lingkungan di mana individu itu berada. Perilaku manusia itu didorong oleh motif
1) Teori insting, menurut teori ini perilaku manusia disebabkan oleh insting.
Insting merupakan perilaku innate (perilaku yang bawaan), insting juga akan
kebutuhannya maka terjadi ketegangan dalam diri manusia. Bila manusia mampu
dorongan-dorongan tersebut.
26
3) Teori insentif, menurut teori ini perilaku manusia timbul karena disebabkan
karena adanya insentif. Insentif disebut juga reinforcement, ada yang positif
disposisi internal (misalnya motif, sikap dan sebagainya) atau keadaan eksternal
(misalnya situasi).
5) Teori kognitif, menurut teori ini dimana seseorang harus memilih perilaku
mana yang harus dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih alternatif
sebagainya.
masyarakat, tokoh agama, keluarga, teman sebaya serta sikap dan perilaku para
pengetahuan saja yang positif dan dukungan fasilitas saja melainkan diperlukan
perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas (lebih-
rangsangan
2) Operant respons adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh
telah dilakukan.
faktor yang berasal dari dalam individu dan dari luar individu yaitu:
28
2) Faktor dari luar individu, berupa lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan
seseorang.
hukuman, (3) Belajar dengan meniru, (4) Status emosional seseorang, (5) gejala
kesakitan
kognisi.
konsekuensi dari perbuatannya jadi dapat dikontrol (kontrol internal) atau sesuatu
self efficacy merupakan kemampuan membentuk perilaku yang relevan pada tugas
bagi perilakunya, tetapi juga amat sukar diantisipasi. Apa yang difikirkan
Perilaku manusia sebagian besar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat
misalnya bila naik montor harus memakai helm, karena helm tersebut untuk
keamanan diri.
yang dimaksud adalah pemimpin, orang tua dan tokoh panutan lainnya.
faktor lain yang membuat stabil perilaku seseorang (Bart Smet, 1994:32).
Keturunan
Pelayanan
kesehatan Status kesehatan Lingkungan
Perilaku
Gambar 1
METODE PENELITIAN
Variabel pengganggu
Kerangka konsep
Keterangan:
1. Teladan dan penyuluhan dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh
agama dalam penelitian ini diambil yang tidak ada teladan dan penyuluhan dari
30
31
1) Umur ibu rumah tangga dalam penelitian diambil usia produktif (15-60
tahun).
2) Pendidikan ibu rumah tangga dalam penelitian diambil minimal lulus SD.
3) Jumlah keluarga dalam penelitian diambil satu keluarga dalam satu rumah.
3.2 Hipotesis
berikut: ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga mengenai PHBS
Tabel 3
Definisi operasional
Cara
No Variabel Definisi Operasional Skala
Pengukuran
1 2 3 4 4
1. Terapan Terapan PHBS adalah pelaksaanan Ordinal Kartu PHBS
PHBS perilaku hidup bersih dan sehat yang
masing-masing indikatornya
tercantum dalam kartu PHBS.
Tabulasi nilai masing-masing
indikator diperoleh dari puskesmas
32
Lanjutan (tabel 3)
1 2 3 4
1. Sehat pratama : nilai 0-5
2. Sehat madya : nilai 6-10
3. Sehat utama : nilai 11-15
4. Sehat paripurna : nilai 16
fokus peneliti untuk diamati dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas (X)
yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2003:3). Variabel terikat dari penelitian
ini adalah terapan perilaku hidup bersih dan sehat, yang masing-masing
menjelaskan hubungan kausal secara deskriptif dan analitik, dan metode yang
mencari hubungan suatu keadaan dengan keadaan lain dalam satu populasi serta
variabel terikat dan bebas diukur dalam waktu yang sama (Soekidjo Notoatmodjo,
2002:79).
3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang dihitung berdasarkan
kepemilikan rumah
3.6.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Keterangan:
n : besarnya sampel
N : jumlah populasi
n =
(1,96)2 .0,5(1 − 0,5).1719
(0,1)2 (1719 − 1) + (1,96)2 .0,5(1 − 0,5)
1650,9276
= 18,104
1. Teladan dan penyuluhan dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh
agama dalam penelitian ini diambil yang tidak ada teladan dan penyuluhan dari
penelitian diambil usia produktif (15-60 tahun). (2) Pendidikan ibu rumah tangga
dalam penelitian diambil minimal lulus SD. (3) Jumlah keluarga dalam penelitian
diambil satu keluarga dalam satu rumah. (4) Pekerjaan kepala keluarga diambil
3.6.3.2 Pemilihan sampel dengan cara cluster random sampling, tehnik ini
penelitian ini sama artinya dengan satu cluster. Jumlah RT yang dijadikan sampel
adalah 13 RT.
sampel dalam satu cluster terdapat tujuh rumah. Cara pemilihan 7 sampel sebagai
berikut: (1) Peneliti pergi ketengah klaster yang ditandai rumah ketua RT. (2) Pada
tengah klaster dilakukan pemilihan arah, hal ini dapat dilakukan melalui
pelemparan koin (koin Rp 100 yang bergambar gunung) atau pulpen untuk
menunjukkan arah mana peneliti harus berjalan sampai batas klaster. (3) Sambil
berjalan peneliti membuat peta rumah yang ada di kiri dan kanan jalan. Rumah
yang berada dibelakangnya tidak perlu dipetakan. Pada peta gambarkan juga
masjid, sungai atau pohon besar yang atau tanda-tanda lain sebagai petunjuk letak
rumah. Pemetaan terus dilakukan sampai mencapai batas klaster. Jika terdapat
persimpangan jalan peneliti tidak tahu harus mengambil arah mana, gunakan
kembali koin atau pensil untuk menentukan arah. (4) Setelah pemetaan selesai
berdasarkan dari tempat awal berjalan sampai dengan batas klaster. (5) Pemilihan
rumah pertama yang didatangi untuk dijadikan sampel dilakukan secara acak.
3.7.1 Kuesioner
Kuisioner yaitu cara pengumpulan data atau suatu masalah yang pada
instrumen penelitian.
disediakan. Kuisioner peneliti terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan
pertanyaan nomor 1-23 terdiri dari: nomor 1-8 mengenai KIA dan gizi, nomor 9-
3.7.1.1 Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Cara yang
dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah internal yaitu menguji apakah
rumus product
(2002:131) yaitu:
39
N ∑ XY - (∑ X)(∑ Y)
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X) 2 N ∑ Y 2 − (∑ Y) 2 }
Keterangan:
N : Jumlah subyek
X : Skor item
Y : Skor total
rumus di atas dikonsultasikan dengan tabel harga regresi product moment dengan
koreksi harga rxy lebih besar atau sama dengan regresi tabel, maka butir instrumen
tersebut tidak valid dan diperoleh rtabel = 0,433. Sampel dalam uji coba kuesioner
Tabel 4
Lanjutan (tabel 4)
1 2 3 4 5 6
40
3 0,862
4 0,816
5 0,862
0,433 Valid
6 0,610
7 0,732
8 0,497
2. Kesehatan 9 0,862 0,433 Valid
lingkungan 10 0,707
11 0,497
12 0,707
13 0,652
14 0,753
15 0,862
16 0,497
3. Gaya hidup 17 0,753 0,433 Valid
18 0,707
19 0,802
20 0,707
4. Upaya 21 0,610 0,433 Valid
kesehatan 22 0,862
masyarakat 23 0,610
3.7.1.2 Reliabilitas
2002:133). Ini berarti menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran itu tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
41
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pada penelitian ini untuk
⎛ k ⎞⎛ ∑ σ ⎞
2
rii = ⎜ ⎜
⎟⎜ 1 − ⎟
⎝ k − 1 ⎠⎝ σ12 ⎟⎠
Keterangan:
dengan alpha cronbach rhitung diwakili oleh nilai alpha menurut Santoso
(2002:227) dalam Tirton Purwa Budi (2003:218) tingkat reliabilitas seperti pada
(tabel 5) berikut:
Tabel 5
alpha cronbach 0,961 untuk item pengetahuan ibu rumah tangga, berdasarkan
3.7.2 Kartu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Tatanan Rumah
Tangga
Kartu PHBS memuat data skor untuk indikator perilaku hidup bersih dan
mengetahui indeks potensi keluarga sehat dan untuk mengetahui praktik perilaku
Data primer adalah bila pengambilan data dilakukan secara langsung oleh
peneliti terhadap sasaran atau obyek penelitian (Eko Budiarto, 2001:5). Data
primer diperoleh dari kuesioner. Kuesioner yaitu cara pengumpulan data atau
Data sekunder bila pengambilan data yang diinginkan diperoleh dari orang
lain atau tempat laindan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto,
2001:5) Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari puskesmas Dempet
3.9.1 Persiapan
3.9.2 Pelaksanaan
5. Pembuatan tabel.
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian
antara pengetahuan terhadap terapan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat
hubungan ini dengan uji Chi Square dengan rumus dalam Sugiyono (2004:104)
sebagai berikut:
k
( fo − fh )
X = ∑
i =1 fh
Keterangan:
X2 = Chi Square
45
fh =
Frekuensi yang diharapkan
ditolak (tidak ada hubungan), sebaliknya jika probabilitas <0,05 maka Ha diterima
Tabel 6
diteliti. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah penegetahuan mengenai
PHBS sebagai variabel bebas, untuk variabel terikatnya adalah terapan PHBS.
Tabel 7
Pengelompokan tingkat pengetahuan diperoleh dari nilai mean dari skor jawaban
45
46
50
44
40
32
Jumlah
30
20
15
10
0
rendah sedang tinggi
Pengetahuan Responden Mengenai
PHBS
Grafik 1
Tabel 8
60
53
50
40 38
Jumlah
30
20
10
0
Pratama Madya
Terapan PHBS
Grafik 2
48
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (pengetahuan mengenai PHBS) dan
variabel terikat (terapan PHBS) dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil
crosstab uji Chi Square antara pengetahuan mengenai PHBS dengan terapan
Tabel 9
Hasil crosstab uji Chi Square antara pengetahuan mengenai PHBS dengan
terapan PHBS
Pengetahuan Terapan PHBS
No mengenai Pratama Madya p value Kriteria
PHBS Jml % Jml %
1 2 3 4 5 6 7 9
1. Rendah 20 62,5 12 37,5
2. Sedang 24 54,5 20 45,5 0,074 Tidak signifikan
3. Tinggi 9 60 6 40
Sumber: Data Penelitian 2007
PHBS ditingkat pratama sebanyak 9 responden atau dalam persennya sebesar 60%.
Responden dengan pengetahuan rendah mengenai PHBS masih berada dalam terapan
PHBS ditingkat madya sebanyak 12 responden atau dalam persennya sebesar 37,5%.
Jumlah responden dengan pengetahuan sedang mengenai PHBS yang berada pada
terapan PHBS ditingkat pratama sebanyak 20 responden atau dalam persennya sebesar
45,5%. Jumlah responden yang berpengetahuan tinggi mengenai PHBS dan terapan
PHBS ditingkat madya sebanyak 6 responden atau dalam persennya sebesar 40%.
4.2 Pembahasan
2003:127).
Hasil dari penelitian ini tentang pengetahuan responden mengenai PHBS pada
tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet, mengambarkan bahwa sebagian besar
PHBS, responden masih berada di tingkat pratama. Hasil penelitian dari menunjukkan
37,7% responden dengan tingkat pengetahuan rendah dengan terapan PHBS ditingkat
tingkat pengetahuan tinggi dengan terapan PHBS ditingkat pratama dalam persen
sebesar 17,0%. Responden dengan tingkat pengetahuan rendah dalam terapan PHBS
ditingkat madya dalam persen sebesar 31,6%. Hasil dari penelitian menunjukkan
50
52,6% responden dengan tingkat pengetahuan sedang dengan terapan PHBS ditingkat
madya. Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi dalam terapan PHBS ditingkat
madya dalam persen sebesar 15,8%. Analisa berdasarkan hasil penelitian diatas
PHBS pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet. Hal ini berbeda
tetapi seharusnya bukan itu saja yang harus diperhatikan untuk terciptanya
perilaku sehat, perlu dilihat pula faktor-faktor apa saja yang membuat stabil
perilaku sehat masyarakat (Bart Smet, 1994:32). Ajezen (1988) dalam Saifuddin
berdasarkan teori tersebut untuk masyarakat Desa Dempet faktor dari lingkungan
fisik, misalnya sumber air sumur yang ada di Desa Dempet berasa asin, sehingga
perilaku dapat ditempuh dengan: (1) Kebiasaan, yaitu membiasakann diri untuk
berperilaku yang diinginkan, akhirnya akan terbentuk prilaku yang tersebut, (2)
model, yaitu pembentukan perilaku melalui contoh atau model. Model yang
dimaksud biasanya tokoh, orang tua dan pimpinan (Bimo Walgito, 2004:13).
Hasil data yang didapat dari puskesmas dan data dari hasil penelitian
masih ada yang memakai jasa dukun bayi, dengan alasan dukun bayi memberi layanan
yang lain seperti pijat dan memandikan ibu dan bayinya selama kurun waktu tertentu
Sampah dan penyediaan air masih menjadi masalah utama, tempat sampah
berada di sekitar sungai, sedangkan sungai masih digunakan untuk mandi, mencuci
keras adalah hak tiap orang. Pendapat itu masih ada pada orang tua, sehingga mereka
cenderung bersikap acuh dan tidak melarang atau memperingatkan jika ada salah satu
Banyak keluarga yang masih belum mengerti arti sebenarnya dana sehat,
masyarakat berfikir itu adalah semacam sumbangan untuk orang yang telah meninggal
akibat sakit. Arti sebenarnya adalah semacam tabungan uang atau emas atau asuransi
5.1 Simpulan
simpulan bahwa: tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
rumah tangga dengan terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
5.2 Saran
kartu PHBS agar petugas yang melaksanakan tugas mempunyai sarana dan
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI dan Dirjen PPM dan PL,
2002, Pedoman Umum Promosi Penanggulangan TBC, Jakarta: Departemen
Kesehatan Kesejahteraan Sosial, Dirjen PPM dan PL.
, 2004, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Informasi Bagi Petugas Kesehatan,
Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Eko Budiarto, 2001, Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta: EGC.
53
54
Lemezhow, Stanley, Dkk, 1997, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Raule, Jean Henry, 2004, Analisis Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga,
http://adln.lib.unair.ac.id
Singgih Susilo, 2000, Buku Kepelatihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: Elexmedia
Komutindo.
Sopiyudin dahlan, 2004, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Uji Hipotesis
dengan Menggunakan SPSS, Jakarta: Arkans.
Saifuddin Azwar, 2005, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Tirton Purwa Budi, 2003, SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik,
Yogyakarta: ANDI.
54