Professional Documents
Culture Documents
SEMINAR
Oleh
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
2
Disetujui Oleh :
A. B. Kurniawan
Fakultas Petenakan Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRAK
Kata kunci: kerupuk susu, tepung ubi ungu, kadar protein, lemak
PENDAHULUAN
Susu merupakan hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya yang
susunya dapat dimakan atau digunakan sebagai makanan yang sehat, serta tidak
dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain
(Hadiwoyoto, 1994). Susu banyak dikonsumsi dan telah memasyarakat, dalam
susunan menu sehari-hari susu dipakai sebagai bahan pangan penyempurnaan
4
yakni dalam makanan empat sehat lima sempurna (Eirry, 2006). Kandungan gizi
dalam susu yang bermanfaat secara biologis salah satunya protein. Protein dalam
susu kaya akan kandungan lisin, niacin, dan ferrum. Asam amino dalam susu
dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan substansi tubuh yaitu Enzim, hormon,
dan antibodi juga membantu dalam pembentukan sel-sel darah dan jaringan.
(Manik, 2006).
Permasalahan pada susu segar adalah sangat mudah rusak, Susu segar
biasanya terkontaminasi oleh bakteri yang mampu berkembang cepat sekali
sehingga susu menjadi rusak atau tidak layak dikonsumsi. Untuk memperpanjang
daya guna, daya tahan simpan, serta meningkatkan nilai ekonomi, diperlukan
teknik penanganan dan pengolahan. Salah satu alternatif upaya pemecahan
masalah tersebut adalah dengan melakukan pengolahan susu yang cukup
porspektif misalnya mengolahnya dalam berbagai bentuk, dengan olahan yang
beragam mulai dari susu pasteurisasi, yogurt, kefir, dadih, keju dan lain-lain.
Produk-produk susu tersebut diyakini masih mempunyai nilai gizi tinggi,
khususnya kadar protein. Selain itu dapat sebagai bahan campuran berbagai
olahan masakan, salah satunya adalah pada olahan kerupuk khususnya kerupuk
susu
Kerupuk merupakan makanan yang disukai setiap orang. Kerupuk sebagian
besar dibuat dari adonan tepung tapioka, sehingga kandungan nutrisi kerupuk
masih rendah yaitu hanya didominasi oleh karbohidrat tanpa adanya nutrisi-nutrisi
lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Komposisi dari tepung tapioka dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 2. Kandungan Gizi Tepung Ubi Jalar (Antarlina dan Utomo, 1997).
Komponen Persentase (%)
Air 7,00
Protein 2,11
Lemak 0,53
Karbohidrat 84,74
Abu 2,58
Tepung ubi jalar mempunyai banyak kelebihan antara lain lebih fleksibel
untuk pengembangan produk pangan dan nilai gizi, lebih tahan disimpan
sehingga penting sebagai penyedia bahan baku industri dan harga lebih
stabil, memberi nilai tambah pendapatan produsen dan menciptakan industri
pedesaan serta meningkatkan mutu produk (Aini, 2002).
Pengolahan ubi jalar menjadi tepung hanya memerlukan teknologi yang
sederhana. Caranya ubi jalar dikupas kemudian dicuci bersih selanjutnya
dipotong tipis-tipis atau disawut dengan pisau atau alat pemotong lainnya
kemudian dijemur di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering
dengan suhu maksimum 60o C selama 18 jam kemudian digiling. Tepung bisa
dimasukkan kantung plastik atau toples kaleng tertutup rapat yang tahan
disimpan dalam waktu enam bulan. Untuk menghasilkan tepung berkualitas
baik, irisan umbi sebelum dijemur atau dikeringkan direndam terlebih dahulu
dalam larutan natrium meta bisulfit (Heriyanto et al., 2001).
Gelatinisasi adalah perubahan yang terjadi pada granula pada waktu
mengalami pembengkakan yang luar biasa dan tidak dapat kembali ke bentuk
semula (Winarno, 2002). Proses gelatinisasi dipengaruhi beberapa hal diantaranya
suhu gelatinisasi dan karakteristik granula pati. Suhu gelatinisasi yaitu kisaran
suhu saat pengembangan seluruh granula pati. Kandungan protein dan lemak yang
terkandung pada bahan juga berpengaruh pada proses gelatinisasi. Lemak
membentuk kompleks dengan amilosa sehingga gelatinisasi terhambat dan
mengganggu pengembangan granula pati sedangkan protein mempunyai
kemampuan mengikat air sehingga mengganggu pengembangan granula pati.
Kemampuan mengikat air oleh molekul protein tidak menyebabkan
pengembangan, karena komponen utama yang mengembang adalah pati
7
Materi Penelitian
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: susu sapi segar; tepung
ubi ungu; tepung terigu; tepung tapioka; soda kue; garam dapur; bawang putih;
ketumbar; vetsin; air; minyak goreng; H2SO4 pekat; indikator MB+MR; HCl 0,1N;
H3BO4; NaOH 45 % dan larutan eter.
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk susu adalah panci,
dandang, pengaduk, kain saring, plastik, thermometer, blender, timbangan,
cetakan kerupuk, lemari es, pisau, oven, penggorengan. Peralatan untuk uji kadar
protein dan kadar lemak yaitu timbangan elektrik, tabung reaksi, labu destruksi,
gelas ukur, gelas beker, seperangkat alat destilasi, erlenmeyer, buret, pipet, alat
ekstraksi soxhlet, desikator, kertas saring. Uji warna dan kerenyahan dibutuhkan
25 panelis dan peralatan yang digunakan terdiri dari form uji warna dan
kerenyahan, piring, sampel serta alat tulis.
8
Metode Penelitian
Prosedur Penelitian
Pembuatan kerupuk susu didahului dengan pemanasan susu pada suhu 80 oC.
susu kemudian didiamkan sampai kondisi dingin, kemudian diukur dalam gelas
ukur + 100 ml. Tiap unit percobaan menggunakan + 300 ml susu sehingga
dibutuhkan 6000 ml susu untuk 20 unit percobaan (5 perlakuan dan 4 kali
ulangan).
Bahan-bahan yaitu tepung terigu dan tepung tapioka dicampur dengan
perbandingan 1:4. Tepung tapioka disubtitusi tepung ubi ungu dengan 5 perlakuan
bertingkat dengan konsentrasi 0; 15; 30; 45; 60 (dapat dilihat pada Tabel 3).
Selain itu dicampur di dalam satu wadah dengan bumbu-bumbu yang telah
dihaluskan, antara lain garam dapur (4,89 g), bawang putih (1,8 g), ketumbar
(1,2g), vetsin (4,5 g), dan baking powder (4,5 g). Wadah yang telah berisi
campuran tadi dituangi susu sedikit demi sedikit yang kemudian dicampur sampai
homogen. Jumlah di atas didasarkan pada penelitian pendahuluan untuk
menghasilkan kerupuk susu yang baik. Komposisi dapat dilihat pada Tabel 4.
9
Variabel yang diamati adalah kadar protein, kadar lemak, dan mutu hedonik.
Prosedur penetapan variabel-variabel tersebut dijelaskan lebih lanjut seperti di
bawah ini.
berat B berat C
Kadar Lemak Kasar = x100% ………………………………..
berat A
(2)
11
Rancangan Percobaan
Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
Antarlina, S.S. dan J.S. Utomo. 1997. Substitusi Tepung Ubijalar Pada
Pembuatan Mie Kering. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pangan.
PATPI. Denpasar.
Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil
Olahannya. Liberty, Yogyakarta.
Legowo, A. M., Nurwantoro dan Sutaryo. 2005. Analisis Pangan. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Manik, E. 2006. Olahan Susu. Pusat Unit Pangan Dan Gizi, Jakarta.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta.