You are on page 1of 17

Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

TIDAK BOLEH PASIF

ertanggungan jawab moral tidak


P mengizinkan kita pasif. Terutama semua yang
dianggap oleh umum mempunyai
kedudukan pemimpin.
Bencana akan menimpa semua apabila golongan
pemimpin disaat seperti sekarang ini, asyik merawati dan
mendandani diri masing-masing dan tenggelam di
dalamnya. Sedang saudara sebangsa yang masih lemah
dibiarkan mencari nasib masing-masing.
Memang ....., “sangat berbeda pemimpin dari orang
awam.” Pemimpin, di tingkat apapun wajib memiliki : Ke-
Iman-an kepada Tuhan Yang Maha Esa. Memiliki daya pikir
dan daya cipta. Cara hidup yang bersih. Berakhlaq dan budi
pekerti yang baik. Punya rasa cinta kepada Agama, nusa dan
bangsa. Memiliki tanggung jawab moril terhadap sesama
saudara (sebangsa). Terhimpun dalam hubungan
persaudaraan sebagai pembawaan sejarah.
Iarak jiwa dan rasa manusia semakin renggang
setiap saat. Hidup bernafsi-nafsi atau individualis
merajalela. ,Inilah problematik dunia ditengah kemajuan
teknologi dan penguasaan materil. Ini juga masalah umat
manusia dan Islam di Indonesia.
Soal ukhuwwah dan keutuhan bangsa wajib
ditumbuhkan sungguh-sungguh.

235
Tidak Boleh Pasif

Kalau benar-benar hendak ditegakkan kembali


kejombangan, keindahan tatanan kehidupan bernegara
yang kuat.
Menegakkan ukhuwwah Islamiyah rahasianya
terletak dalam tata sikap pergaulan sehari-hari. Membina
kesatuan umat yang pertama dilakukan dengan tegur
sapa, memberi salam, dan menjawab salam, mengunjungi si
sakit yang sedang menderita, memperhatikan kehidupan
sejawat, membujuk hati yang masygul, membukakan pintu
rezeki bagi mereka yang terpelanting, membukakan pintu
rumah dan pintu hati kepada para dhu'afa. Sepertinya derita
yang menimpa Ambon, Bengkulu, Aceh, dan beberapa
daerah lainnya, bahkan dikeliling kita sendiri. Amal kecil
itu mesti lahir dari hati ikhlas penuh rasa persaudaraan.

BERHITUNG SEBELUM MEMBUAT PERHITUNGAN


“Dan Kami telah jadikan malam dan siang dua
tanda”. Detik demi detik, berlanjut menjadi hari demi
hari, siang dan malam menjadi bukti kekuasaan Allah,
bagi manusia yang senantiasa mau berpikir. Bahwa
sejarah selalu berjalan meniti waktu.
“Maka Kami hapuskan tanda malam dan Kami
jadikan tanda malam”, sebagai pertanda bahwa
pergantian sesuatu telah menjadi sunnatullah, ada masa
gelap ada pula masa terang, dan akan dating pula
masanya gelap. Semua pergantian itu, hanya “Untuk
mencari karunia dari Tuhanmu”.
Semua perderan waktu itu akan menjadi saksi
hidup bagi sejarah perjalanan manusia, “Dan supaya
kamu ketahui bilangan tahun dan hisab (perhitungan)”.

236
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Konsekwensinya manusia disuruh menghitung,


dirinya, waktu yang dimanfaatkan untuk diri, keluarga,
masyarakat, bangsa, untuk kepentingan dunia atau untuk
persiapan akhiratnya., “Dan tiap-tiap sesuatu kami
jelaskan sejelas-jelasnya”. (QS.17:12).
Allah mengatur kehidupan manusia, tidak semata
soal-soal besar, tetapi sampai kepada persoalan sekecil-
kecilnya. Tinggal lagi manusia diperintah untuk
senantiasa melakukan perhitungan. Sebagai kata para
shahabat “ Hasibuu anfusakum qabla an tuhasabuu”,
artinya berhitunglah sebelum dihitung.
“Dan tiap-tiap manusia kami gantungkan catatan
‘amalannya dikuduknya”. Berarti setiap gerak gerik
manusia, tidaklah terlepas dari tanggung jawab dirinya
sendiri, melainkan tergantung terus dikuduknya. Tidak
akan terlepas dan tidak akan terpisah. “Dan Kami
keluarkan baginya di hari kiamat sesuatu kitab catatan
yang akan didapatinya dalam keadaan terbuka”
(QS.17:13). Terbuka, boleh dibaca. Tidak ada lagi yang
tersembunyi, “Bacalah olehmu, cukuplah dirimu sendiri
pada hari ini menjadi penghitung atas dirimu”
(QS.17:14). Kepada sesama makhluk, mungkin kita bisa
bersembunyi. Kepada kedua malaikat yang mencatat
setiap perbuatan, perkataan, kelakuan, yang selalu berada
dikiri kanan kita, kita tidak bisa berahasia. Jika berdebar
jantung, berdenyut darah, mengingat bahwa “kitab
terbuka” dihari kiamat, jalan menghindar hanya satu.
Kerjakan yang baik, jangan dustai diri dan bangsa.
“Barang siapa yang mendapat petunjuk, maka
sesungguhnya itu, lain tidak adalah petunjuk untuk
dirinya sendiri”.

237
Tidak Boleh Pasif

Mengikut petunjuk Allah berarti membahagiakan


diri sendiri. Menjauhi perintah Allah berakibat menyiksa
diri sendiri pula. “Dan barang siapa yang sesat
sesungguhnya lain tidak adalah sesat untuk dirinya
pula”.
Ajaran Agama menunjukkan manusia kepada jalan
lurus, yang mesti ditempuh, untuk diri sendiri dan
masyarakat yang dipimpin dengan petunjuk itu.
“Dan tidaklah menanggung seseorang
penanggung atas tanggungan, orang lain”. Malah
Rasulullah SAW memperingatkan Fathimah binti
Muhammad, anak kandungnya sendiri, agar berusahalah
menebus dirinya dari bahaya api neraka “Dan tidaklah
Kami akan mengazab sehingga Kami utus seorang
Rasul”. (QS.17:15). Lantaran itu tidak ada Sunnah Allah
yang berlaku dengan aniaya.
Allah tidak menghukum seorang atau segolongan
orang, karena dendam. Tetapi karena telah melampaui
batas perbuatan mereka. “Dan jika Kami hendak
membinasakan sebuah negeri, Kami perintahkan orang-
orangnya yang mewah (para elit), tetapi mereka berbuat
fasiq padanya (berbuat kebodohan)”. Kekayaan dan
kemewahan, dapat m,eruntuh sebuah negeri. Bila yang
kaya dan yang mewah berbuat fasik, bersilantas angan.
Sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap
orang banyak, bangsa dan negera, mereka diperintah
untuk menjaganya. Tetapi mereka lalaikan. Mereka malah
menjadi pelopor dari perbuatan aniaya dan kehancura.
Akibatnya adalah pasti, hancur pula negeri itu. Jiwa tidak
lagi terkendali oleh Iman. Perbuatan ma’shiyat menjadi-
jadi. Bahkan menjadi pelopor kepada kedurhakaan.

238
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Mereka mengakui di lidah, tetapi membantah


dalam hati. TIDAK SESUAI KATA DAN PERBUTAN.
Itulah yang disebut fasiq. Katanya berbuat ishlah, tetapi
yang lahir adalah bencana. “Lantaran itu patutlah turun
keatas mereka azab, maka Kami hancurkanlah mereka
sehancur-hancurnya” (QS.17:16).
Bila kita mau belajar kepada sejarah, Allah
mengingatkan kita semua “Dan berapa banyak negeri
yang telah kami hancurkan dari sesudah Nuh. Dan
cukuplah Tuhanmu terhadap hamba-hambanya,
Mengetahui dan Melihat” (QS.17:17).
Mari berhitung masak-masak sebelum melakukan
perhitungan.

MENUJU MASYARAKAT MADANI


Salah sekali anggapan bahwa agama Islam hanya
sebatas ritual pada hari-hari tertentu. Sesat sekali
pendapat beragama hanya di batasi ruang-ruang masjid,
langgar, pesantren, majlis ta’lim semata.
Terlalu sesat pemahaman bila beranggapan bahwa
agama tidak kena mengena (relevan) dengan gerak
kehidupan riil, tatanan politik pemerintahan, sosial
ekonomi, budaya, hubungan hak asasi manusia, atau ilmu
pengetahuan dan teknologi. Agama Islam berdasar al
Quran berperan multifungsi, “mengeluarkan manusia dari
sisi gelap kealam terang cahaya (nur)”1.
Bila Islam tidak diamalkan dari inti nilai-nilai dasar
(basic of value) Dinul Islam, atau hanya sebatas kulit luar
berupa ritual ceremonial.

1
Diantaranya terdapat dalam A.1:14,QS.Ibrahim.

239
Tidak Boleh Pasif

Maka umat ini tidak akan berkemampuan


bertarung di tengah perkembangan dunia global pada
abad keduapuluh satu mendatang.
Masyarakat yang lalai senang menerima, suka
menampung dan menagih apa-apa yang tidak diberikan
orang, cenderung menjadi bangsa pengemis yang
kesudahannya membawa bangsa ini bertungkus lumus
(terjerumus) kepada penggadaian menjual diri, dan
tampillah pelecehan nilai-nilai bangsa.
Dinul Islam menyimpan rahasia besar “gerakkan
tanganmu, Allah akan menurunkan untukmu rezeki” 2.
Nilai ajaran dinul Islam melahirkan masyarakat
proaktif menghadapi berbagai keadaan sebagai suatu
realitas perbaikan kearah peningkatan mutu masyarakat.
Abad kedepan akan banyak berperan masyarakat
berbasis ilmu pengetahuan (knowledge base society),
berbasis budaya (culture base sociaty) dan berbasis agama
(religious base society). Peran terbesar para intelektual aktif
menata ulang masyarakat dengan nilai-nilai kehidupan
berketuhanan dan bertamaddun sebagai mata rantai
tadhamun al Islami (modernisasi, pengenalan Islam
ketengah peradaban manusia). Peran ini penting untuk
menggiring masyarakat Indonesia ini menuju masyarakat
madaniyah (maju, beradab). 3
2
Ungkapan Umar bin Khattab RA, kepada seorang pemuda
yang hanya mendoa dibawah naungan Ka’bah adalah;
“Harrik yadaka unzil ‘alaika ar-rizqa”. (al atsar).
3
Sebagai catatan, kata-kata madani belum ada dalam
kamus bahasa Indonesia. Bukan berarti bahwa masyarakat
madani adalah “masyarakat yang belum ada dalam kamus”.
Atau masyarakat guyon, mada– ni – yee. Mada, berarti
bengal, tak mau di ajar, bhs.Minang, atau “pahit” bhs Kawi.

240
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Selama ini kita lebih tertarik cara demonstratif,


berteras keluar, asal kelihatan orang banyak. Hasilnya,
membangun kembali persaudaraan memerlukan
peninjauan dan penilaian cara yang ditempuh dengan
daya cipta pemimpin yang berijtihad, dan pekerja
lapangan tanpa mau dikenal khalayak ramai, yang
bersedia meniadakan diri. Yang kita miliki itu tidak dapat
diukur dengan ukuran uang atau kekuatan lahir.

ASAS IMAN DAN TAQWA KEPADA ALLAH


Realisasi taqwa adalah kerelaan melaksanakan
hukum Allah Yang Maha Kuasa. Suka atau tidak suka.
Unsur ini merupakan bukti dari kepatuhan.
Di dalam syari'at itu, tercakup semua aturan. Baik
yang menyangkut harkat kemanusiaan, maupun yang
bertalian dengan alam lingkungan.
Semua kaedahnya tertera dengan jelas, didalam
syariat Islam.
Iman, tidak berarti sekedar percaya akan adanya
Allah, tanpa diikuti oleh perilaku. Perilaku itu berupa
amal-shaleh.
Unsurnya adalah ikhlas, bersih dan lurus.
Ukurannya, sesuai dengan kehendak Allah - yang dimani-
semata.
Amal, merupakan konsekwensi logis dari iman.
Aktivitas iman akan melahirkan ibadah-ibadah yang

Tetapi, masyarakat Madani adalah masyarakat maju dengan


basic ilmu pengetahuan, kultur dan agama (Akidah tauhid)
yang benar.

241
Tidak Boleh Pasif

benar.
Teguh kokoh melaksanakan setiap perintah Allah.
Terjauh dari semua unsur keaniayaan. Baik itu
menyangkut hubungan individu, atau lebih luas
hubungan bermasyarakat. Sampai kepada suatu tatanan
kehidupan yang menyeluruh.
Suatu aturan (syari'at), ruang lingkungannya
universal. Tidak membedakan pangkat dan derajat. Tidak
mengenal perbedaan bangsa dan bahasa. Pelaksanaan
aturan-aturannya tidak hanya terbatas pada kedudukan
elit, juga tidak pada perbedaan kulit. Dengan penerapan
iman secara benar dan utuh ini, muncullah suatu sistem
keadilan yang indah.
Terpatri dalam sejarah, tentang kisah Al
Makhzumiy, sosok seorang pembesar (Quraisy) yang
terpandang. Dikala ia melakukan tindak pencurian,
korupsi dan manipulasi dalam jabatannya semasa itu, dia
ditangkap. Diadili dan dijatuhi hukuman. Hukumannya
potong tangan. Beberapa pemuka Quraisy berpendapat,
sebaiknya diajukan saja permohonan ampunan (grasi)
kepada Muhammad Rasulullah SAW.
Pendapat para pemuka Quraisy ini mengedepan
mengingat Al-Makhzumiyah termasuk seorang anggota
keluarga Quraisy yang disegani. Lagi pula Muhammad
Rasulullah SAW, juga seorang putra Quraisy yang
"terbaik" dan mulia. "Kita coba memanfaatkan situasi
ini...," demikian usulan pemimpin-pemimpin Quraisy
yang lainnya. Hubungan keluarga dan tali darah,
mungkin bisa merubah putusan syari'at yang ditimpakan.
Begitulah jalan fikiran pembesar Quraisy umumnya

242
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

waktu itu.
Diutuslah seorang shahabat yang dikenal dekat
dengan Muhammad SAW, sebagai perantara. Yang dipilih
mengemban tugas sebagai pembela ini adalah Usamah
bin Zaid, yang dianggap tepat mengemban tugas
menghadap Rasulullah SAW untuk mengajukan
permohonan "maaf" dari sang koruptor al Makhzumiyah
ini.
Hubungan "kekerabatan" ditampilkan. Shahabat
dan kenalan, dianggap sebagai formula pembuka jalan.
Demi nama baik keluarga Quraisy, kiranya
Al-Makhzumiyah tidak jadi dijatuhi hukuman.
Setidak-tidaknya agar hukuman kepadanya menjadi
ringan. Jangan ditimpakan hukum "potong tangan", yang
bisa dianggap "mempermalukan seumur hidup”.
Tatkala permohonan seperti itu disampaikan oleh
Usamah bin Zaid kepada Rasulullah, muka Muhammad
SAW berubah merah padam.
Beliau menjadi marah. Lantas Rasulullah SAW
balik bertanya, dengan satu pertanyaan yang
sesungguhnya tidak memerlukan jawaban lagi. Rasulullah
SAW bersabda: "Adakah kalian meminta keringanan
terhadap suatu ketetapan undang-undang dari satu
keputusan yang telah ditetapkan oleh Allah....???"
Usamah bin Zaid, dan juga para sahabat lainnya
menjadi terdiam dan kecut. Rasulullah SAW
menyampaikan pidato dihadapan orang banyak, yang ada
pada waktu itu. Amanat yang berisikan garis-garis yang
jelas.
Amanat itu menjelaskan tentang cara-cara

243
Tidak Boleh Pasif

menumbuhkan aman. Tentang hal-hal penyebab


hilangnya stabilitas.
Tentang penerapan nilai-nilai keadilan dalam
mencapai kemakmuran. Tentang menciptakan satu
kemakmuran yang adil, yang didambakan setiap insan.
Amanat Rasulullah SAW ini berlaku terhadap
manusia disetiap kurun sepanjang masa. Sabda Beliau ini
pendek dan padat, jelas lagi bernas. Isinya menembus
jauh kerelung-relung dhamir hati nurani insani. Jika
amanat Rasulullah SAW ini diterapkan sepenuhnya,
diyakini tidak akan ada lagi para pencoleng. Tidak akan
ditemui lagi para koruptor dan pencuri, yang bisa
berlindung dengan aman, karena tak terjangkau
tangan-tangan hukum.
Rasulullah SAW bersabda,
“Kehancuran yang telah menimpa ummat sebelum
kamu, hanya (karena) ketimpangan penerapan hukum.
Andaikata yang melakukan kesalahan (pencurian) atau korupsi,
adalah orang- orang terpandang di kalangan mereka, kalian
telah membebaskannya (mereka kalian beri kekebalan hukum).
Tetapi kalau yang melakukan pencurian (korupsi) adalah
orang- orang yang lemah (rakyat kebanyakan saja) diantara
kamu, disaat itu (serta merta) kamu terapkan (kamu tegakkan)
hukum dengan pasti. (Terjadilah apa yang terjadi, pudarnya
kepastian hukum, dan hilanglah sumber keadilan). Demi
kemuliaan Allah, andaikata Fathimah Binti Muhammad (putri
Rasulullah sendiri) melakukan pencurian, pasti akan aku
potong juga tangannya". (Al Hadist).
Terlihat di sini bagaimana halus dan tegasnya
Syari'at agama Islam. Suatu kepastian hukum, tanpa
membedakan pelakunya.

244
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Keadilan tidak mengenal perbedaan peradilan.


Pernilaian tidak dititik beratkan kepada siapa pela-
kunya, tetapi kepada apa yang dilakukannya. Dari sini
lahirlah keadilan. Dari sini pula tercipta keamanan yang
kemudian menelorkan kebahagiaan.
Setiap orang tidak cemas akan perkosaan haknya.
Setiap pemerkosa hak, tidak akan merasa aman
dari tangan-tangan hukum karena merasa memiliki
hak-hak istimewa.
"Kepastian hukum" yang diterapkan oleh Syari'at
akan melahirkan "kesejahteraan" secara individu atau pun
bermasyarakat. Tumbuh pulalah satu perlombaan yang
sehat. Saling memelihara tegaknya aturan. Sama-sama
terpelihara karena tegaknya aturan-aturan itu. Sama-sama
bahagia dalam membangun. Sama-sama pula dalam
membangun kebahagiaan.

245
Tidak Boleh Pasif

PENERAPAN IPTEK 4
Firman Allah dalam QS. 3, Ali Imran : 110, artinya,
“Kamu adalah umat yang paling baik (khaira ummah, umat
pilihan), yang dilahirkan untuk kepentingan manusia;
menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang membuat
salah, serta beriman kepada Allah. Sekranya orang-orang
keturunan Kitab itu beriman, sesungguhnya itu baik untuk
mereka. Sebahagian mereka beriman, tetapi kebanyakannya
orang-orang yang jahat”.
Ayat ini menjelaskan beberapa hal,
(1) Umat dengan ajaran Islam adalah umat pilihan,
terbaik.
(2) Bila keturunan Kitab sebelumnya mau beriman
kepada apa yang dibawa Muhammad, yakni
dinul Islam , tentu mereka akan lebih baik dari
umat ini.
(3) Tetapi mereka menolak, kufur, dan sebahagian
lagi jahat, menolak ajaran Allah SWT.
Disinilah terdapat tantangan disamping peluang
terhadap umat pilihan (umat Islam) sepanjang masa
dalam meniti setiap perubahan zaman.

4
Makalah, disampaikan dalam Penataran Siswa Pendamping
Pesantren Kilat Tingkat Nasional Regional I, diselenggarakan
di Asrama Haji Prop. Sumbar, Jalan Garuda Parupuk Tabing,
Minggu, 2 Juli 2000 oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktur Pembinaan Kesiswaan Departemen
Pendidikan Nasional, berdasarkan surat No. 428/C8/LL/1999
tanggal 22 Juni 2000.

246
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

UMAT PILIHAN
Khaira ummah menjadi identitas umat Islam.
Ditandai sikap istiqamah (Konsisten) dengan perangai
utama.
1. Tetap membawa, menyeru, mengajak umat kepada
yang baik, amar makruf.
2. Melarang membuat salah, nahyun ‘anil munkar.
3. Tetap beriman dengan Allah.

Amar makruf, hanya terlaksana dengan ilmu


pengatahuan. Ketika manusia pertama diciptakan,
diberikan beberapa perangkat ilmu 5.
Mengemban misi mulia, khalifah di permukaan
bumi6.

5
Di ajarkan pertama sekali pengenalan terhadap nama, sifat
sesuatu dari alam, yang tidak diberikan kepada makhluk
lainnya termasuk malaikat. Lihatlah dengan jelas dialog Allah
dengan para malaikat tatkala penciptaan manusia pertama
(Adam), seperti tertera dalam QS.2, Al Baqarah : 30-35).
6
Khalifah, dalam arti sederhana adalah wakil Tuhan menjadi
penguasa di bumi, makna lebih jauh adalah sebagai makhluk
yang dipilih untuk membangun, memajukan dan menjadikan
bumi (dunia) ini lebih berdaya guna. Sebenarnya, manusialah
yang mempunyai kewajiban memakmurkan kehidupan
dimuka bumi ini. Alam yang lainnya, seperti tumbuh-
tumbuhan, binantang, mineral yang terkandung didalam
perut bumi, apa yang ada diatasnya, termasuk udara dan
planit, atmosfir, adalah alat Bantu bagi manusia untuk
menciptakan kebaikan dalam memelihara kelangsungan
hidup dunia ini.

247
Tidak Boleh Pasif

HALAL DAN HARAM


Nahyun ‘anil munkar, melarang dari yang salah,
memerlukan ilmu pengetahuan tentang makruf dan
munkar itu.
Makruf dan munkar 7 sesuai dengan martabat
manusia.
Patokan makruf (baik, disuruh) dan munkar (salah,
terlarang) dipagari oleh halal (right, benar) dan haram
(wrong, salah). Jadi bukan like or dislike (suka atau tidak).
Kerancuan menerapkan benar dan salah dalam
kehidupan sehari-hari terutama disebabkan
• Kurangnya ilmu pengetahuan tentang right
dan wrong itu,
• Kebiasaan meninggalkan ajaran agama,
• Tidak teguh (tidak istiqamah) menjalankan
right dan wrong.

PERAN SENTRAL ILMU PENGETAHUAN

7
Amar Makruf Nahi Munkar, artinya menyuruh berbuat baik
dan melarang berbuat salah (QS.3,Ali Imran:104,114; QS.5,
Al Maidah: 78-79; QS.9,At Taubah :71,112; QS.22, Al Hajj:41;
QS.31,Luqman:17).

248
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Ayat pertama turun adalah (Iqra’, artinya baca).8


Sebagai dasar ilmu sesuai wahyu memiliki beberapa
keistimewaan,
a. Yang mengetahui pengertian ayat-ayat
mutasyabihat hanyalah Allah dan orang-
orang yang dalam ilmunya (QS.2,al
Baqarah : 7).
b. Orang berilmu mengakui bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah (QS.3:18)
c. Diatas orang berilmu, masih ada lagi
yang Maha Tahu, (QS.12:76).
d. Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau
kamu tidak tahu, (QS.16:43, dan 21:7).
e. Jangan engkau turut apa-apa yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang
itu (QS.17:36).
f. Kamu hanya mempunyai ilmu tentang
ruh sedikit sekali (QS.17:85).
g. Memohonlah kepada Allah supaya ilmu
bertambah (QS.20:114).
h. Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran
agama) tidak sampai tentang akhirat
(QS.27:66).
8
Membaca dan menulis adalah jendela ilmu pengetahuan.
Dan dalam QS. 96, Al ‘Alaq 1-5, jelas bahwa dengan
membaca dan menulis manusia akan mendapatkan ilmu
pengetahuan yang sebelumnya tidak menerka ketahui
(‘allamal-insana maa lam ya’lam). Ilham dan ilmu belum
berakhir, dengan turunnya wahyu Allah. Wahyu Allah lebih
berfungsi sebagai sinyal-sinyal dan dorongan kepada
manusia untuk menambah pendalaman dan pemahamannya
sehingga mempu membaca setiap perubahan zaman dan
pergantian masa.

249
Tidak Boleh Pasif

i. Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa


mengerti (QS.29:43)
j. Yang takut kepada Tuhan hanyalah
orang-orang berilmu (QS.35:28)
k. Tuhan meninggikan orang-orang
beriman dan orang-orang berilmu
beberapa tingkatan (QS.58:11).
l. Tuhan mengajarkan dengan pena (tulis
baca) dan mengajarkan kepada manusia
ilmu yang belum diketahuinya (QS.96:4-
5).

IDENTITAS DIRI (SELF CONFIDENCE)


Umat pengamal wahyu Allah (Islam) pemilik
identitas (ciri, sibghah) yang jelas. Menguasai ilmu
pengetahuan. Mereka adalah innovator, memiliki daya
saing, imagination, kreatif, inisiatif, teguh dalam prinsip
(istiqamah, consern), berfikir objektif dan mempunyai
akal budi.
Teknologi hanyalah suatu keterampilan, hasil dari
ilmu pengetahuan berkenaan dengan teknik, serba mesin
itu. 9
Teknologi tidak berarti apa-apa bila manusia yang
berada dibelakangnya tidak berfungsi (tidak berperan dan
mati).
Sebelum teknologi dihidupkan, terlebih dahulu
wajib dihidupkan dhamir manusia pengguna perangkat
teknologi itu. Agar hasil perolehan berbingkai teknologi
itu bermanfaat untuk hidup manusia.

9
Lihat KBIK, Peter Salim dkk., Modern English Press, Jakarta,
Edisi kedua 1995, hal 1565.

250
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Pemilik ilmu pengetahuan semestinya mampu


mencipta dan menampilkan teknologi ditengah
kehidupan dunia menyeluruh, global, tanpa merusak
harkat manusia melalui produk ciptaan teknologi
tersebut.
Disini sebenarnya arti penerapan Iptek dari sudut
pandang agama Islam.
Iptek menjadi musuh bagi kemanusian bila
hasilnya menghancurkan harkat martabat (derajat)
manusia. Iptek menjadi sangat penting teramat berguna
dalam upaya meningkatkan taraf hidup manusia.
Perlu ada saringan penggunaan iptek itu.
Saringannya adalah agama, akal budi, akhlaq karimah,
adat kebiasaan yang di Minangkabau disebut adat
basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, sebagai aspek
kultur penggerak dan pengendali teknologi dimaksud.
Akan tetapi tidak syak lagi, semua itu adalah
modal dan tenaga pendorong.....

251

You might also like