Professional Documents
Culture Documents
MODUL PRAKTIKUM
Oleh :
2.2 Kehadiran
Praktikan yang tidak mengikuti satu kali praktikum dianggap
gagal dan harus mengulang pada kesempatan berikutnya.
Waktu pelaksanaan praktikum diatur dengan jadwal yang
ditentukan kemudian.
Praktikan diharuskan menyerahkan formulir kehadiran kepada
instruktur pada setiap melakukan praktek.
Bahaya potensial ini diharapkan tidak akan menjadi bahaya riil apabila
semua peraturan keselamatan telah diikuti dengan seksama dan
selalu bekerja menurut prosedur serta tata cara yang aman dan
benar. Dengan demikian kita akan terhindar dari bahaya dan tempat
kita bekerja menjadi tempat yang aman.
Undercut
Penyebab:
Gerakan elektroda yang terlalu cepat.
Panas yang terlampau tinggi.
Sudut elektroda yang tidak tepat.
Incomplete penetration (penetrasi yang kurang sempurna)
Incomplete penetration terjadi karena logam las tidak menembus
melanjutkan kebagian akar dari sambungan atau kedalaman logam las kurang
dari tinggi alur yang direncanakan.
Incomplete penetration
Penyebab:
Gerakan elektroda yang terlalu cepat.
Arus atau panas yang tidak cukup.
Logam pengisi melebur tanpa meleburkan logam induk.
Inklusi
Penyebab:
Arus yang terlalu rendah dan elektroda yang terlalu besar.
Pada sambungan sudut, sudut-sudut yang kurang tepat, pembersihan
yang kurang baik.
Pengelasan yang terlalu cepat.
Prosedur Percobaan:
1. Siapkan peralatan las
a. Sarung tangan kulit.
b. Apron dada.
c. Apron lengan.
d. Masker las.
e. Palu terak.
f. Sikat kawat.
2. Catat data mengenai
a. Jenis material.
b. Arah pengelasan.
c. Posisi pengelasan.
d. Simbol las.
e. Benda las.
f. Sudut elektroda.
Rencana Kerja I
1. Siapkan bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
2. Letakan benda kerja diatas meja las (buatlah jig jika perlu).
3. Ukur dan tandai atau gores pada permukaan benda kerja
dengan pena penggores atau kapur (lihat Gambar. 1).
Gambar. 2
Gambar. 3
Gambar. 5
Gambar. 6
Gambar. 7
Gambar. 8
Gambar. 9
Gambar. 10
Gambar. 15
Gambar. 16
Gambar. 17
30o
60o
D. Proses Mematikan
1. Setelah selesai melakukan proses pengelasan, jauhkan ujung nosel dari
benda kerja dan arahkan kebawah.
a
2. Tutup kran gas oksigen perlahan-lahan namun jangan sampai tertutup
penuh.
3. Setelah api menyala kuning tutup perlahan-lahan kran gas bahan bakar
namun jangan sampai tertutup penuh.
Data:
a. Sudut A :
b. Sudut B :
c. Sudut C :
d. Tekanan gas oksigen :
e. Tekanan gas asetilen :
f. No. nosel :
g. Nyala api :
h. Tebal pelat :
i. Jarak celah :
j. Diameter logam pengisi:
Rencana Kerja II
1. Arah pengelasan : Kanan ke kiri.
2. Posisi : Rata,flat (horizontal).
3. Benda las : Penyambungan L.
Rencana Kerja IV
1. Tempatkan benda kerja seperti gambar dibawah ini.
2. Tempatkan ke-dua pelat tersebut, kemudian ujung-ujungnya di-
las titik agar tetap posisinya.
Rencana Kerja V
1. Susun benda kerja seperti terlihat pada gambar dibawah ini,
kemudian gabungkan. Tempatkan benda kerja pada posisi
horisontal. Di-las dengan brander yang sesuai.
Data:
a. Sudut A :
b. Sudut B :
c. Sudut C :
d. Tekanan gas oksigen :
e. Tekanan gas asetilen :
f. No. nosel :
g. Nyala api :
h. Tebal pelat :
i. Jarak celah :
j. Diameter logam pengisi:
H = I2. R. t (Joule)
Waktu Pengelasan
Waktu atau siklus dalam proses pengelasan titik dibagi dalam
empat periode waktu utama yang secara skematis ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini, yang pada saat operasi proses pengelasan titik,
dapat dilakukan pengontrolannya secara manual atau otomatis.
Keempat perioda waktu pengelasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Squeeze time, adalah interval waktu antara saat mulai
penekanan elektroda sampai saat arus mulai akan mengalir.
2. Weld time, adalah interval waktu selama arus mengalir melalui
benda kerja.
Prosedur Percobaan:
1. Siapkan peralatan las:
Sarung tangan kulit.
Apron dada.
Apron lengan.
Masker las.
Sikat kawat.
2. Catat data mengenai:
Jenis material.
Posisi pengelasan.
Simbol las.
Benda las.
Jenis elektroda.
Arus dan waktu.
Tebal pelat.
3. Siapkan mesin las dan bahan yang akan di-las.
4. Penyalaan mesin las titik: