You are on page 1of 98

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dinegara berkembang karena kehamilan,

persalinan dan nifas merupakan masalah yang komplek dan berkepanjangan.

Bahkan sampai saat ini masalah tersebut belum teratasi. Dinegara miskin,

sekitar 25-50 % kematian wanita subur disebabkan oleh hal yang berkaitan

dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama

mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitas (Saefudin: 2006:3).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization

(WHO) menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) di indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN.

AKI di Indonesia pada tahun 2005 adalah 262/100.000 kelahiran hidup,

sementara AKB adalah 35/1000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2007

AKI adalah 248/100.000 kelahiran hidup dan AKB adalah 27/1.000 kelahiran

hidup. AKI dan AKB mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai 2007

(Depkes RI, 2008).

AKI dan AKB di Jawa Barat mengalami penurunan dari tahun 2003

sampai tahun 2007 yaitu pada tahun 2003 sampai tahun 2007. Yaitu pada

tahun 2003 sebesar 321.15/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 49/1000

kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2007 AKI sebesar 81/100.000

kelahiran hidup dan AKB 43.40/1000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2007).

1
2

Penyebab utama kematian maternal masih disebabkan oleh trias

kematian ibu yaitu 28% perdarahan, 11% infeksi, 24% eklamsi,. Sementara

penyebab utama kematian perinatal yaitu disebabkan oleh asfiksia neonatorum

27%, infeksi 5%, prematuritas BBLR 29%, dan tetanus neonatorum (Depkes

RI, 2007).

Dalam obstetri modern terdapat pengertian potensi resiko, dimana suatu

kehamilan dan persalinan selalu mempunyai resiko, dengan kemungkinan

bahaya/resiko terjadinya komplikasi dalam persalinan.Komplikasi dapat

ringan atau berat yang menyebabkan terjadinya kematian, kesakitan,

kecacatan pada ibu atau bayi. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan

proaktif sejak awal kehamilan, selama kehamilan sampai dekat menjelang

persalinan, yang dilakukan bersama – sama oleh tenaga kesehatan dengan

bumil, keluarga, serta masyarakat.(Poedji Rochjati, 2003:21)

Salah satu penyulit dalam persalinan yaitu kelainian letak.Kelainan letak

dianaranya yaitu ltak sungsang.Letak sungsang terjadi dalam 3-4%

daripersalinan yang ada. 3,5% dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990

ampai 1999. Kejadian presentasi bokong ditenukan sekitar 3-4% dari seluruh

pesalinan tunggal prsentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin

memanjang dimana pesentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan

bagia terendahnya.

Berdasarkan paparan dan permasalahan di atas, maka penulis merasa

tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan judul “Asuhan

Kebidanan Komprehensif Ny.R G1P0A0 Di BPS Bd Tiah S Sukabumi”.


3

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang didapat dari latar belakang di atas yaitu

Bagaimana cara penerapan dan penanganan Asuhan Kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada NY.R DI BPS BIDAN TIAH S

SUKABUMI.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif

pada Ny R di Bps Bidan Tiah S Sukabumi dengan menggunakan

manajemen SOAP

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan data subjektif pada kasus Ny.R dalam masa

kehamilan normal, persalinan normal, pada BBL normal dan masa

nifas normal di BPS BIDAN TIAH S SUKABUMI.

b. Untuk mendapatkan data objektif pada kasus Ny.R dalam masa

kehamilan normal, persalinan normal, pada BBL normal dan masa

nifas normal di BPS BIDAN TIAH S SUKBUMI.

c. Untuk dapat menegakkan diagnose pada kasus Ny.R dalam masa

kehamilan normal, persalinan normal, pasa BBL normal dan masa

nifas normal di BPS BIDAN TIAH S SUKABUMI.


4

d. Untuk dapat merencanakan dan memberikan asuhan kebidanan pada

Ny.R dalam masa kehamilan normal, persalinan normal, BBL normal

dan masa nifas normal di BPS BIDAN TIAH S SUKABUMI.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Dapat mengaplikasikan ilmu dan teori dalam memberikan asuhan

kebidanan yang komprehensif pada ibu hamil, bersalin, BBL dan ibu nifas

sesuai dengan teori yang telah di dapat dikampus.

2. Bagi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan

untuk pengembangan materi perkuliahan pada program pendidikan dan

studi kepustakaan yang berhubungan dengan kehamilan ,persalinan,nifas

dan bayi baru lahir.

3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak di pelayanan

kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya ibu

dan bayi dan juga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan informasi

mengenai pelayanan kesehatan/kasus yang terjadi.


5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi

dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3

bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulam ketiga

dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (YBP-SP,2001:89).

Hamil adalah seorang wanita mengandung sel telur yang telah

dibuahi atau dihasilkan oleh sperma (Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Noenatal. 2002) Kehamilan adalah dimana janin

dikandung dalam tubuh wanita yang sebelumnya diawali oleh proses

pembuahan dan diakhiri oleh proses persalinan (Sarwono, 2001).

Kehamilan adalah suatu proses alami yang di lalui pertemuan ovum

dan sperma yang di sebut fartilisasi kemudian di lanjutkan lagi dengan

nidasi dan implementasi dengan janin dapat hidup di dunia luar (ilmu

kebidanan, sarwono. 2001).

5
6

2. Fisiologi Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologi yang normal; tetapi

yakin bahwa ini merupakan peristiwa dimana terjadi perubahan-perubahan

adaptif yang besar sekali, yang penting dan essensial untuk

mengoptimalkan keberhasilan kehamilan.Banyak adaptasi fisiologi

kehamilan dapat diperkirakan dan karena itu merupakan kejadian-kejadian

penting yang menandai akomodasi-akomodasi wanita hamil terhadap

perkembangan janin tersebut.Banyak dari adaptasi fisiologi ini merupakan

kunci yang penting yang melengkapi diagnosis kehamilan dan evaluasi

kemajuannya.

Perubahan-perubahan endokrin, fisiologi, dan anatomi yang

menyertai kehamilan menimbulkan kehamilan menimbulkan gejala dan

tanda yang mungkin memberikan bukti presumtif, bahkan definitive

bahwa ada kehamilan.Perubahan-perubahan ini terjadi akibat interaksi

antara jaringan ibu dan janin, sebagai respon terhadap tanda-tanda yang

dihantarkan antara janin (dan jaringan-jaringan janin) dan ibunya (dan

jaringan–jaringan maternal), serta melalui perkembangan janin itu sendiri.

Diagnosis kehamilan didasarkan atas gejala dan tanda-tanda tertentu

yang diperoleh melalui riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan, serta

pada hasil-hasil uji laboratorium. Gejala dan tanda-tanda kehamilan

tersebut digolongkan menjadi tiga kelompok: bukti presumtif, tanda

kemungkinan dan tanda positif.


7

a. Bukti Presumtif Kehamilan :

Bukti presumtif kehamilan didasarkan pada gejala dan tanda-tanda

subjektif. Gejala presumtif kehamilan antara lain : mual dengan atau

tanpa muntah, gangguan kencing, letih dan merasakan gerakan janin.

Tanda presumtif kehamilan meliputi berhentinya menstruasi, perubahan

anatomi di payudara, perubahan warna mukosa vagina, pigmentasi kulit

meningkat dan pembentukan striae abdominalis.

b. Bukti Kemungkinan Kehamilan

Tanda-tanda kemungkinan kehamilan antara lain pembesaran abdomen,

perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus, perubahan anatomis

serviks, kontraksi Brackton Hicks, ballotemen, gambaran fisik janin dan

hasil uji endokrin.

c. Bukti Positif Kehamilan

Tanda pasti kehamilan adalah gerak aktif janin oleh pemeriksa,

terdengar jantung janin, Ultrasonografi terlihat adanya fetal phase,

gestation sac, kerangka janin, jantung janin. (Manuaba, 2001:193)

3. Perubahan-Perubahan Pada Kehamilan

a. Perubahan pada trimester pertama

Tanda-tanda perubahan fisik pertama yang dapat dilihat dari

beberapa ibu adalah :perdarahan sedikit atau spotting sekitar 11 hari

setelah konsepsi pada saat embrio melekat pada lapisan uterus jika

seorang ibu mempunyai siklus 28 hari. Perdarahan ini terjadi beberapa


8

hari sebelum ia mendapatkan haid. Perdarahan implantasi ini biasanya

kurang dari jumlah haid yang normal.Setelah terlambat satu

menstruasi, perubahan-perubahan fisik berikutnya adalah nyeri dan

pembesaran payudara diikuti oleh rasa kelelahan yang sangat dan

sering kencing. Ibu akan merasakan 2 gejala terakhir sampai bulan

berikutnya. Morning sickness sakit dipagi hari atau mual dan muntah

biasanya dimulai sekitar usia kehamilan 8 minggu dan mungkin

berakhir sampai usia kehamilan 12 minggu. Setelah 12 minngu, janin

dapat dirasakan diatas simfisis pubis. Ibu biasanya akan mengalami

penambahan berat badan sekitar 1-2 kilo selama trimester pertama.

b. Trimester Kedua

Uterus akan terus tumbuh, setelah 16 minggu uterus biasanya

berada pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat. Pertumbuhan

berat badan bertambah sekitar 0,1-0,5 kg/minggu. Ibu mungkin akan

mulai merasa mempunyai banyak energi. Pada usia kehamilan 20

minggu, fundus terasa dekat dengan pusat. Payudara mulai

mengeluarkan kolostrum (pada beberapa ibu). Ibu dapat merasakan

bayinya bergerak, ia juga terlihat perubahan pada kulitnya yaitu

kloasma, linea nigra, dan striae gravidarum.

c. Trimester Ketiga

Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus berada pada pertenghan

pusat dan xifoideus. Pada usia kehamilan 32-36 minggu, fundus

mencapai batas xipoideus. Payudara terasa penuh dan terdapat nyeri


9

tekan, sering kencing kembali terjadi. Sekitar usia kehamilan 38

minggu, bayi masuk kedalam PAP (pada primigravida bagian terbawah

masuk ke PAP pada usia kehamilan 32 minggu), sakit punggung dan

frekuensi kencing meningkat, sulit tidur, kontraksi brackton hick

meningkat. (Varney, 2007:500)

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Ada 3 faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu :

 Faktor Fisik

 Faktor Psikologis terdiri dari :

 Stres

 Dukungan keluarga

 Faktor Lingkungan Sosial Budaya dan Ekonomi

5. Perubahan psikologi ibu dalam kehamilan trimester III

Trimester ke III disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi

sebagai makhluk terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti

kehadiran bayi, ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir

kapanpun dan hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia

memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul

(Varney, 2007:503)
10

Trimester III merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat

dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua, sementara

perhatian utama wanita terfokus pada kelahiran bayi. Pergerakan janin

dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus menerus

mengingatkan tentang keberadaan bayi dan kehidupannya sendiri,

seperti apakah nanti bayinya akan lahir abnormal dan terkait dengan

persalinan yang akan dihadapinya (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal

lain yang tidak diketahui), ia akan mengetahui bahwa ia berada dalam

proses persalinan, atau bahwa organ vitalnya akan terluka oleh

tendangan bayinya (Varney, 2007:504).

6. Pemeriksaan Antenatal

a. Pengertian Pemeriksaan Antenatal

Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga

mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI

dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.(Manuaba,

1998:129).

b. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan

Asuhan antenatal bertujuan untuk :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi


11

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selam hamil termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalamn menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

7) (YBP-SP, 2001:90)

c. Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan.

1) Satu kali pada triwulan pertama

2) Satu kali pada triwulan kedua

3) Dua kali pada triwulan ketiga

d. Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk 7T :

1) (Timbang) berat badan

2) ukur (Tekanan) darah

3) ukur (Tinggi) fundus uteri

4) Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap


12

5) Pemberian Tablet zat besi minimum 90 tablet selama

kehamilan

6) Tes terhadap penyakit Menular seksual

7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

e. Penilaian Klinik

Konsep pemeriksaan Antenatal meliputi :

1) Anamnesa

a) Identitas

b) Riwayat Kehamilan Sekarang

(1) Usia Ibu hamil

(2) Hari pertama haid terakhir, siklus haid

(3) Perdarahan pervaginam

(4) Keputihan

(5) Mual dan muntah

(6) Masalah/kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian

obat-obat (termasuk jamu-jamuan).

c) Riwayat Obstetri Yang Lalu

(1) Jumlah kehamilan

(2) Jumlah persalinan

(3) Jumlah persalinan cukup bulan

(4) Jumlah persalinan prematur

(5) Jumlah anak hidup

(6) Jumlah keguguran


13

(7) Jumlah aborsi

(8) Perdarahan pada kehamilan, persalinan, nifas terdahulu

(9) Adanya hipertensi dalam kehamilan terdahulu

(10) Berat bayi < 2,5 kg atau berat bayi > 4 kg

(11) Adanya masalah-masalah selama kehamilan, persalinan dan

nifas terdahulu.

d) Riwayat Penyakit

(1) Jantung

(2) Tekanan darah tinggi

(3) Diabetes Melittus

(4) TBC

(5) Pernah operasi

(6) Alergi obat/makanan

(7) Ginjal

(8) Asma

(9) Epilepsi

(10) Penyakit hati

(11) Pernah kecelakaan

e) Riwayat Sosioal ekonomi

(1) Status perkawinan

(2) Respon ibu dan keluarga terhadap pernikahan

(3) Jumlah keluarga dirumah yang membantu

(4) siapa pembuat keputusan didalam keluarga


14

(5) Kebiasaan makan dan minuman

(6) kebiasaan merokok, menggunakan obat-obatan dan alkohol.

(7) Kehidupan seksual

(8) Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari

(9) Pilihan tempat untuk melahirkan

(10) Pendidikan

(11) Penghasilan

2) Pemeriksaan Fisik

a) Fisik umum

(1) Tekanan darah

(2) Suhu badan

(3) Nadi

(4) Pernafasan

(5) Berat badan

(6) Tinggi badan

(7) Muka: oedema, pucat

(8) Mulut dan gigi : kebersihan ,karies, tonsil , paru.

(9) Tiroid/ gondok

(10) Tulang belakang: scoliosis

(11) Payudara : puting susu, tumor

(12) Abdomen : bekas operasi

(13) Ekstremitas : oedema, varises, refleks patella

(14) Costovertebral Angle tenderness (CVAT)


15

(15) Kulit : kebersihan/penyakit kulit

b) Pemeriksaan luar

(1) Pada setiap kunjungan :

(2) Mengukur tinggi fundus uteri

(3) Palpasi untuk menetukan letak janin (umur lebih dari 28

minggu)

(4) Auskultasi detak jantung janin

c) Pemeriksaan dalam

Pada kunjungan pertama, pemeriksaan vulva/perineum untuk :

(1) Varises

(2) Kondiloma acuminata

(3) Oedema

(4) Haemoroid

(5) Kelainan lain

Pemeriksaan dengan speculum untuk menilai :

(1) Serviks

(2) Tanda-tanda infeksi

(3) Cairan dari ostium uteri

Pemeriksaan dalam untuk menilai :

(1) Serviks

(2) Uterus

(3) Adneksa

(4) Bartolini
16

(5) Skene

(6) Uretra

Bila usia kehamilan 12 minggu,Laboratorium

Kunjungan pertama :

Darah :

(1) Hemoglobin

(2) Glukosa

(3) VDRL

Urin

(1) Warna, bau, kejernihan

(2) Protein

(3) Glukosa

(4) Nitrir LEA

B. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi

pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai

penyulit. (Depkes RI, 2004).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsespsi (Janin dan Uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan

lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
17

( Kekuatansendiri). ( Ida Bagus gde manuaba,SPOG. Ilmu Kebidnan

penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan Bidan1998 )

Persalinan dan kelahiran normal adalah peroses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 - 42 Minggu ), lahir spontan

dengan prsentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

kompukasi baik pada ibu maupun pada janin ( Sarwono Prawirohardjo,

Buku acuan Pelayanan Kesehatan mental dan neonatal, 2006 ).

Persalinan adalah peruses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina ke luar ( Sarwono Prawirahardjo,

Ilmu Kebidanan 2005 ).

Persalinan ( partus atau labor ) secara luas adalah suatu peroses

pangeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang dapat hidup di dunia luar,

dari rahim ( Uterus ) melalui jalan lahir atau jalan lain ( Lailia Fatkul

Janah, Asuhan Kebidanan 2 ( Persalinan ) 2008 )

Jadi dapat di simpulakan persalinan normal adalah lahirnya janin

cukup bulan dengan persentasi belakang kepala melalui jalan lahir sesuai

dengan kurfa fotograf normal dan lahir secara spontan

Sedangkan persalinan menurut cara persalinannya yaitu :

a. Persalinan biasa ( Normal ) atau disebut juga persalinan spontan adalah

proses lahirnya bayi dan uri dengan tenaga Ibu sendiri, tidak dengan

bantuan alat – alat dan tidak melukai Ibu dan bayi yang umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam.


18

b. Persalinan luar biasa (Abnormal atau buatan) adalah persalinan

pervaginaan dengan mengunakan bantuan alat-alat (misalnya ektaksi

atau vacum) atau melalui dinding pusat dengan oprasi Seksio Cesarea.

c. Persalinan anjuran ialah persalinan tidak dimulai degan sendirinya

tetapi berlangsung setelah dilakukan perangsang misalnya dengan

pemecahan ketuban dan pemberian prostaglandin.

Sedangkan menurut tuanya (Umur) kehamilan persalinan dibagi atas:

a. Abortus ( Keguguran ) adalah berhentinya kehamilan sebelum janin

dapat hidup ( Viable ), berat janin di bawah 1000 gram, dan tuanya

kehamilan di bawah 28 minggu.

b. Partus prematarus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur

kehamilan 20-36 minngu, janin dapat hidup tetapi prematur dan berat

janin janin 1.000 – 2.500 gram.

c. Portus maturus atau aterm ( cukup bulan ) adalah partus pada umur

kehamialan 37– 40 Minggu, janin matur dan berat badan di atas 2.500

gram.

d. Partus postmaturus ( serotinus ) adalah persalinan yang terjadi 2

minggu atau lebih dari waktu paitus yang di taksirkan.

2. Fisiologi Persalinan

Proses terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga

menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan terjadinya kekuatan

his.
19

Ada dua hormon yang dominan saat hamil, yaitu :

a. Estrogen

1) Meningkatkan sensitivitas otot rahim

2) Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis

b. Progesterone

1) Menurunkan sensitivitas otot rahim

2) Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis

3) Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi

Estrogen dan progesterone terdapat dalam keseimbangan sehingga

kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen

dan progesterone menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh

hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk

Brackton Hick akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya

persalinan, oleh karena itu makin tua hamil kekuatan kontraksi

makin sering.

Oksitosin diduga bekerjasama atau melalui prostaglandin yang

makin meningkat mulai dari umur kehamilan minggu ke-

15.disamping itu faktor fizi ibu hamil dan keregangan otot rahim

dapat memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi

otot rahim.
20

Gambaran jalannya persalinan secara klinis dapat dikemukakan

sebagai berikut :

Tanda persalinan sudah dekat

a) Terjadi lightening

Gambaran lightening pada primigravida menunjukan hubungan

normal antara ketiga P yaitu , power (kekuatan his), passage

(jalan lahir normal), dan passanger (janinnya dan plasenta).

Pada multipara gambarannya tidak jelas karena kepala janin

baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan

b) Terjadi his permulaan (palsu)

Dengan semakin tua umur kehamilan, pengeluaran estrogen

dan progesterone makin berkurang, sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.

Sifat his palsu adalah sebagai berikut :

(1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

(2) Datangnya tidak teratur

(3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

(4) Durasinya pendek

(5) Tidak bertambah apabila beraktivitas

3. Teori Sebab – Sebab Persalinan

a. Teori Ketegangan

 Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batar tertentu


21

 Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat mulai

 Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah

keregangan tertentu, sehingga menimbulkan prosep persalinan

b. Teori penurunan progesterone

 Proses penuaan placenta terjadi pada umur hamil 28 minggu, di

mana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu.

 Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim

lebih sensitive terhadap oksitoksin

 Akibat otot rahim mulai berkontraksi setelah mencapai tingkat

penurunan progesteron tertentu.

c. Teori Oksitoksin internal

 Oksitoksin di keluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior

 Perubahan keseimbangan ekstogen dan pegesteron dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi

baxton hiks.

 Menurunnya konsentarasi progesteron akibat tuanya kehamilan

maka oksitoksin dapat meningkat aktifitas, sehingga persalinan

dapat mulai.

d. Teori Prostagladin

 Kontraksi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu,

yang di keluarkan oleh desidua.


22

 Pemberian prostaglandin saat hamil menimbulkan kontraksi otot

rahim sehingga hasil konsopsi di keluarkan.

 Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.

e. Teori hipotalamus, Pituitaria, dan glandula supprarenalis

 Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan ansefalus sering

terjadi kelambatan persalinan karena tidak berbentuk hipotalamus

teori ini di kemukakan oleh linggrin 1973.

 Malpor pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan,

hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.

 Pemberian kastikoteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,

induksi (mulanya) persalinan.

 Dari percobaan di atas dapat di simpulkan ada hubungan antara

hipotalamus – pituitary dengan mulainya persalinan.

 Glaudula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

f. Teori Induksi Persalinan

1) Memecahkan ketuban

2) Induksi persalinan secara hormonal / Kimiawi

 Dengan oksitoksin drip

 Dengan postaglandin

3) Induksi persalinan secara mekanis

 Memakai laminaria STIFF

4) Persalinan dengan tindakan operasi

 Operasi seksio sesarea


23

4. Tanda - Tanda persalinan

a. Tanda – tanda permulaan persalinan

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya 2 minggu sebelumnya ibu

hamil memasuki “Bulanya” atau “Minggunya” atau “ Harinya” yang

di sebut pendahuluan ( preparatory stoge of labor)

Tanda – tanda sebagai berikut :

 Terjadi liglhtening atau settling atau droping

Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadinya penurunan

fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas punggul

yang di sebabkan:

 Kontrasi Braxton hiks

 Keterangan dindingan perut

 Ketegangan ligamentum rotundum

 Gerak berat janin di mana kepala kea rah bawah

Masuknya kepala janin ke Pintu Atas Punggul dirasakan ibu.

 Terasa ringan di bagian atas, rasa sesak berkurang

 Terjadi kesulitan saat berjalan

 Sering miksi ( herer kencing )

Gambaran lightening pada primigravida menunjukan hubungan normal

antara ketiga P yaitu power (Kekuatan his), passage (jalan lahir normal)

dan passenger (janinnya dan placenta). pada multipara gambarnya tidak

jelas karena barunya kepala janin masuk ke dalam pintu atas panggul

menjelang persalinan. (Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2003: 8)


24

b. Terjadinya his permulaan

Pada saat hamil muda, sering terjadi kontraksi Braxton hicks,

kontraksi ini dapat dapat ditemukan sebagai keluhan, karena dirasakan

sakit dan mengganggu kontraksi Braxton hicks, terjadi karena

perubahan keseimbangan ekstrogen, progenteron dan memberikan

rangsangan oksitaksin.

Dengan demikian makin tua kehamilan, pengeluaran ekstrogen

dan progesteron makin berkurang, sehingga oksitoksin dapat

menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.

Sifat his permulaan ( Palsu )

 Rasa nyeri ringan dibagian bawah

 Datangnya tidak teratur

 Tidak ada perubahan pada servick atau pembawa tanda

 Durasinya pendek

 Tidak menambah bila beraktifitas

c. Tanda awal ( show )

Suatu tanda yang agak dapat diandaikan tentang akan datangnya

onset persalinan ( yang di temukan tampa pemeriksaan rectal atau

vaginal terjadi 48 jam sebelumnya ) adalah show tau bloody show,

berupa secret vagina yang terdiri dari sedikit darah lendir yang

menunjukan ekpulsi sumbatan lendir yang menghambat kanalis

servikalis sepanjang kehamilan.


25

“Show” merupakan tanda lanjut, karena persalinan biasanya

berlangsung beberapa jam atau beberapa hari kemudian normalnya,

hanya beberapa tetes darah yang keluar bersama sumbatan lendir

tersebut, pendarahan yang lebih banyak menunjukan keadaan yang

abnormal

Karakteristik dari persalinan sebenarnya dan persalinan palsu

dalam bagan di bawah ini :

Persalinan sebenarnya Persalinan palsu


 Servik menipis dan  Tidak ada

membuka perubahan sevick

 Rasa nyeri dengan interval  Rasa nyeri tidak

teratur. teratur

 Interval antara rasa nyeri

yang secara perlahan semakin  Tidak ada

pendek perubahan interval antara rasa

 Waktu dan kekeuatan nyeri yang satu dengan yang

kintraksi semakin bertambah. lain

 Rasa nyeri dibagian belakang  Tidak ada

dan menyebar kebagan perubahan waktu dan kontrasi

belakang.  Kebanyakan

 Berjalan menambah rasa nyeri didepan

insentisita.

 Ada hubungan atara tingkat  Tidak ada


26

kekuatan kontraksi dengan perubahan rasa nyeri dengan

insentisitas rasa nyeri. berjalan

 Lendir darah lebih tampak.  Tak ada

 Ada penurunan bagian hubungan antara kekuatan

bawah janin. kontraksi uterus dengan

 Pemberian obat penenang insensitas rana nyeri

tidak menghentikan  Tidak ada lndir

perosespersalinan darah

 Tidak ada

kemajuan penurunan bagian

terendah janin

 Pemberian obat

penenang yang efisien

menghentikan rasa nyeri pada

persalinan semu

5. Tanda – tanda inpartu

Tanda – tanda persalinan meliputi:

a. Peningkatan rasa sakit

Akibat kontraksi uterus yang sifatnya datang lebih kuat, teratur,

makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya.

Penyebab rasa nyeri pda kontraksi saat kehamilan tidak diketahui

dengan pasti, tetapi beberapa hipotesis telah di usulkan sebagai berikut:

 Hipoksia miometrium yang berkontraksi


27

 Kompreksi ganglia saraf di saraf di sevick dan uterur bawah

 Penggunaan sevick pada waktu dilatasi

 Peregangan pretoneum yang membongkar uterus

b. Perubahan bentuk servick

Pada persalinan yang sebenarnya uterus akan berdifevensiasi

menjadi dua bagian yaitu segmen atas rahim dan segmen bawah rahim,

segmen bawah rahim secara bertahap berbentuk pada kehamilan

bertambah tua dan kemudian memendek perslalinan

Segmen atas secara aktif berkontraksi menjadi lebih tebal pada

saat persalinan maju sebagai upaya mendorong janin keluar, bagian

bawah yang terdiri atas segmen bawah rahim dan dan servick relative

pasif di banding dengan segmen atas dan bagian ini akan menjadi jalan

janin yang berdinding tipis.

c. Pendataran servick

Pendataran servick adalah pemendekan karnalis servilan dari

stuktur dengan panjang ± 2 cm, menjadi stuktur yang seluruhnya dig

anti dengan lingkaran ovifisium dengan tepi setipis kertas, peroses ini

menjadi dari atas ke bawah, ini terjadi ketika serat – serat otot disekitar

OS, interna ditarik ke atas atau di pendekan ke segmen bawah,

sementara keadaan OS ekterna tetap tidak berubah.

d. Pembukaan servick ( dilatasi )


28

Di banding dengan korpus uteri, segmen bawah ini dan servick

merupaka daerah yang kurang resisten, karena itu pada saat terjadi

kontraksi stuktur ini akan mejadi subjek peregangan, yang akan dalam

perjalanannya, servick menerima tarikan, pada saat kontraksi uterus

bekerja menyebabkan tekanan pada selaput ketuban kerja hidrotatik

kantong ini akan melebarkan kanalis servikalis dengan cara mendesak,

kalau selaput ketubannya pecah, tekanan bagian presentasi janin sevick

dan SBR sama efektifnya pembukaan servick ini akan terjadi secara

bertahap dari 0 – 10 cm.

e. Keluarnya cairan banyak atau selaput ketuban pecah dengan sendirinya

Pecahnya selaput secara sepontan paling sering terjadi pada saat

perjalanan persalinan aktif, pecahnya selaput ketuban secara khas di

tandai dengan pencairan mendadak cairan hampir tak berwarna,

normalnya jernih atau agak keruh yang jumlahnya berbeda – beda.

6. Tahap persalinan

a. Persalinan kala I ( Kala pembukaan )

 Fase laten

 Fase aktif

 Priode akselerasi

 Priode dilatasi maksimal

 Priode deselarasi

b. Persalinan kala II ( kala pengeluarn janin )


29

Mulai ketika dilatasi servick adalah lengkap dan lahir dengan

kelahiran bayi, kala ini merupakan stadium ekspulsi janin, kala II pada

primi berlangsung selama 1,5 – 2 jam, pada multi ½ - 1 jam.

c. Persalinan kala III ( kala pengeluaran uri )

Setelah bayi lahir, kontraksi uterus berhenti seketar 5-10 menit,

kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.

Kala ini mulai dengan kelahiran bayi dan berakhir ketika

placenta dan selaput ketuban lahir yang sering di sebut kala pelepasan

dan ekspulsi placenta.

d. Persalinan kala IV

Adalah kala pengawasan dimulai dari saat lahirnya placenta

sampai 2 jam pertama postpartum.

7. Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan asuhan yang di berikan selama asuhan persalinan adalah :

a. Melindungi keselematan ibu dan bayi

b. Memberi dukungan pada persalinan, mendeteksi menatalaksana

komplikasi secara tepat waktunya.

8. Partograf

a. Definisi

Partograph adalah alat bantu untuk memantau


30

Informasi klinik tentang kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan

penyulit dan membuat keputusan klinik. Partograph adalah alat bantu

yang digunakan selama fase aktif persalinan.

b. Tujuan

1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan

2) Mendeteksi apakah persalinan berjalan secara normal

3) Mencatat kondisi ibu dan janin

4) Untuk membuat keputusan klinik

c. Catatan kondisi ibu

1) Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit (termasuk

pemantauan DJJ setiap 30 menit).

2) Nadi setiap 30 menit.

3) Dilatasi serviks setiap 4 jam.

4) Penurunan bagian terbawah setiap 4 jam.

5) Tekanan darah dan temperatur suhu tubuh setiap 4 jam.

6) Produksi urine, atau adanya aseton/ protein urin setiap 2-4 jam.

d. Data dalam partograph

1) Informasi tentang ibu dan riwayat tentang kehamilan/persalinan

2) Kondisi janin.

3) Kemajuan persalinan.

4) Jam dan waktu.

5) Kontraksi uterus.

6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan.


31

7) Kondisi ibu.

8) Asuhan, tatalaksana dan keputusan klinik.

e. Catatan tentang air ketuban

1) U : selaput ketuban utuh.

2) J : selaput ketuban sudah pecah, cairannya jernih.

3) M : selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan

mekonium.

4) D : selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan

darah.

5) K : selaput ketuban sudah pecah, cairannya tidak ada (kering).

f. Molase

Adalah penyusupan antara tulang kronium, dalam partograph

ditandai dengan :

0: tulang kepala janin terpisah.

1: hanya bersentuhan.

2: saling tumpang tindih, dapat dipisah.

3: saling tumpang tindih, tidak dapat dipisah.

g. Parameter Partograph

Parameter : Frekuensi fase aktif

Tekanan darah : Setiap 4 jam

Suhu : Setiap 2 jam

Nadi : Setiap 30-60 menit

DJJ : Setiap 30 menit


32

Kontraksi : Setiap 3 menit

Pembukaan serviks : Setiap 4 jam *

Penurunan : Setiap 4 jam *

C. Bayi Baru lahir

1. Prinsip Dasar

Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,

melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil.Berbagai

bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini berbagai faktor-faktor

yang memperlambat kondisi seorang ibu hamil perlu diprioritaskan,

seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak kehamilan, dan buruknya

hygiene. Disamping itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan

prenatal yang memadai penanggulangan faktor-faktor yang menyebabkan

kematian prenatal yang meliputi: perdarahan, hipertensi , infeksi, kelahiran

preterm/ bayi baru lahir rendah, asfiksia, hipotermi (Sarwono, 2001 : 132).

Bayi adalah individu baru lahir didunia, dalam keadaannya yang

terbatas, maka individu baru ini sangatlahlah membutuhkan peraawatan

dari prang lain,

Bayi baru lahir normal adalah janin yang lahir melalui proses

persalinan dan telah mampu hidup doluar kandungan.


33

Bayi baru lahir norma adalah bayi yang dilahirkan setelah 37 Minggu

sampai 42 Minggu (260 sampai 294 hari). Bayi baru lahir adalah bayi

mulai sejak baru lahir sampai berumur 2 – 4 Minggu.

2. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir

Penatalaksanaan awal bayi baru lahir dimulai sejak proses persalinan

hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai Asuhan Essensial Neonatal yang

meliputi persalinan bersih dan aman, memulai pernafasan spontan,

stabilisasi temperatur tubuh bayi, pencegahan infeksi, pemberian imunisasi.

Selain perawatan di atas bayi baru lahir pun diberikan vitamin K

peroral 1 mg/hari selama tiga hari sebagai profilaksis terjadinya

perdarahan, salep atau tetes mata pun diberikan sebagai profilaksis

terjadinya oftalmia neonatorum.

Tindakan yang baik untuk bayi selama masa nifas diantaranya :

Kebersihan :

Setiap kali buang air kecil dan besar, bersihkan bagian perinealnya dengan

air dan sabun, serta keringkan dengan baik.

Menyusui :

Bayi harus hanya disusui saja sekurang-kurangnya selama enam bulan

pertama

Bayi harus disusui sesuai tuntutan (kapan saja ia lapar) dan tanpa harus

menggunakan jadwal (on demand).

Tali Pusat :
34

Perawatan tali pusat dilakukan dengan membiarkannya terbuka tanpa

menggunakan bahan apapun, perawatan sehari-hari dengan membasuhnya

menggunakan air DTT dan mengeringkannya hingga kering.

Imunisasi

Dalam waktu seminggu pertama, beri bayi:

BCG untuk mencegah penyakit tuberkulosis, vaksin polio secara oral,

vaksin hepatitis B.

3. Penilaian Bayi Baru Lahir

Segera setelah bayi kita tentukan APGAR SCORE pada menit

pertama dan menit kelima, menit pertama menyatakan maka sebagian

besar dari bayi baru lahir mempunyai nilai terendah pada umur itu dan

perlu dipertimbangkan untuk melakukan resusitasi aktif, sedang nilai

Apgar lima menit berhubungan dengan kemungkinan terjadi gangguan

Neurologik kemudian hari, nilai Apgar tersebut adalah :

NILAI
PENGKAJIAN
0 1 2
Denyut Jantung Tidak ada Lambat < 100 > 100

Usaha Bernafas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis kuat

Tonus Otot Lembek Sebagian Ektremitas Bergerak aktif

lemas
Refleks Tidak ada Meringis Seluruh tubuh

Warna kulit Biru, Pucat Tubuh merah muda, merah muda.

kaki dan tangan

biru.
35

Klasifikasi APGAR : ˜ Nilai 7 – 10 : Bayi normal.

˜ Nilai 4 – 6 : Bayi asfiksia ringan sedang.

˜ Nilai 7 – 10 : Bayi asfiksia berat.

4. Perawatan Bayi Baru Lahir

Tujuan utama perawatan bayi segera setelah lahir, adalah :

a. Membersihkan jalan nafas.

b. Memotong tali pusat.

c. Mempertahankan suhu tubuh bayi.

d. Identifikasi bayi.

e. Pencegahan infeksi.

D. Tinjauan Teori Medis Nifas Normal

1. Pengertian

Masa nifas ( Poerporium ) dimulai setelah kelahiran placenta dan

berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil, masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu ( sarwono

prawirohadjo.2006).

Masa poerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan

berakhir setelah kira – kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genitalia

baru pulih kembali seperti sebelumnya kira – kira dalam waktu 3 bulan

(sarwono prawirohadj 2005).


36

Jadi masa nifas yang akan dialam seorangi wanita yang telah hamil

dan menjalani proses persalinan, dan khususnya masa nifas ini dimulai

sejak pengeluaran uria atau placenta sampai dengan alat kandungannya

pulih kembali seperti semula atau sebelum hamil msa ini memerlukan

waktu sekitar 6 sampai 8 minggu.

2. Pembagian masa nifas

Masa nifas dibagi kedalam 3 priode yaitu :

a. Poerporium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan- jalan

dalam agama islam dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Poerporium intermedial

Yaitu kepulihan yang menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya

1–8 minggu.

c. Remote poerporium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi, waktu unyuk sehat sempurna bisa berminggu – minggu,

berbulan – bulan dan bertahun – tahun.

3. Perubahan fisiologis pada masa nifas

a. Perubahan fisik masa nifas

1) Rasa kram dan mules dibagian perut bawah akibat penciutan rahim

( involusi)

2) Keluarnya sisa – sisa darah dari vagina ( lokhea )


37

3) Kelelahan karena proses persalinan

4) Pembentukan ASI sehingga payudara membesar

5) Kesulitan buang air besar ( BAB ) dan buang air kecil ( BAK )

6) Gangguan otot ( betis, dada, perut, panggul, dan bokong )

7) Perlukaan jalan lahir ( lecet atau luka jahitan )

b. Perubahan system reproduksi

1) Involusi uterus

Involusi uterus adalah penurinan fundus / uterus menjadi

kembali seperti keadaan sebelum hamil, involusi terjadi karena

sel– sel menjadi lebih kecil disebabakan lytoplasma yang

berlebihan dibuang, involusi juga disebabkan oleh proses autolysis

yaitu pemecahan zat protein dinding rahim, diabsorpsi kemudian

dibuang melalui air kencing.

Perubahan uterus pda masa post partum

Bobot Diameter Palpasi


Waktu
uterus uterus serviks
Pada akhir persalinan 900 gram 12,5 cm Lembut/

lunak

Akhir minggu ke-1 450 gram 7,5 cm 2 cm

Akhir minggu ke-2 200 gram 5,0 cm 1 cm

Akhir minggu ke-3 60 gram 2,5 cm menyempit

2) Involusi tempat placenta


38

Pelepasan placenta dan selaput janin dari dinding rahim

terjadi pada scratum spingionsum bagian atas, perubahan –

perubahan yang terdapat pada endometrium ailah timbulnya

trombosis degenerasi dan nekrisis, pada hari pertama endometrium

yang kira - kira setebal 2 – 5 mm, mempunyai permukaan yang

kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin, sedangkan tempat

placenta kira – kira sebesar telapak tangan, setelah tiga hari

permukaan endometrium sebagian besar terjadi regenerasi

endometrium yang terjadi dari sisa – sisa desidua basalis, jaringan

ditempat placenta juga mengalami trombosis sedangkan netrosis

terjadi pada lapisan atas stratum spongiosum.

3) Perubahan pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan mempunyai banyak pembuluh darah yang

besar tetapi setelah persalinan otot – otot uterus berkontraksi

segera, pembuluh – pembuluh darah yang berada diantara anyaman

otot – otot uterus akan terjepit, ini akan menghentikan pendarahan

setelah placenta lahir.

4) Perubahan pada serviks dan vagina

Perubahan yang terdapat pada serviks segera postpartum

bentuknnya agak seperti corong, warnanya kehitaman karena

penuh pembuluh darah, konsistennya lunak, setelah janin lahir

tangan pemeriksa masih dapat masuk kedalam kavum uter, setelah

2 jamhanya dapat masuk 2-3 jari, setelah 1 minggu hannya dapat


39

masuk 1 jari dalam kavum utri, pada servik terbentuk sel – sel

ototbaru, sobekan baru menjasdi sembuh karena hyperplasi dan

retraksi dari serviks.

Ostium externum tidak kembali seperti keadaan swebelum

hamil umumnya lebih besar dan tetap ada robekan- robekan

dipinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya hal ini

menyebabakan terbentuknya bibir depan dan belakang dari serviks.

Vagina yang sangat regang waktu persalinan, lambat laun

mencapai ukuran normal, pada minggu ke-3 post partum rugae

mulai nampak kembali.

5) Lokhia

Lokhea adalah keluarnya cairan dari vagina pada bagian

pertama masa nifas, lokhia tidaklain pada secret luka, yang brasal

dari luka dalam rahim terutama luka placenta.Maka sipat lokhia

berubah seperti secret dan lokhia berubah menurut tingkat

penyembuhan luka.

Perubahan warna pda lokhia disebabakan karena banyak

leucyt terdapat didalmnya, lokhia berbau amis dan lokhia yang

berbau busuk menandakan adanya infeksi, apabila lokhia tetap

berwarna merah setelah 2 minggu kemungkinan tertinggalnya sisa

placenta atau karena involuasi yang kurang sempurna yang sering

disebabakan letropeksio uteri.

Macam – macam lokhia :


40

 Lokhea rubra ( krueta )

Berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel – sel

berisi desidua, verniks caseosa, lanugo, dan meconum, terdapat

pada hari ke satu sampai dengan ahti ke dua post partum.

 Lokhea sanguelenta

Berwarna merah kuning berisi darah atau lender hari ke 3-7

post partum.

 Lokhea serosa

Berwarna kuning kecoklatan terdapat pada hari ke 7-14 past

partum, cairan tidak berdarah lagi, mengandung lebih sedikit

darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan

robekan/ laserasi placenta.

 Lokhea alba

Warna pucat, putih dan mengan dung leukosit, selaput lender

serviks dan serabut jaringan yang mati, setelah 2 minggu.

Perubahan warna darah lokhia

Hari Warna Normal Tidak Normal


1–3 Merah Berbentuk bekuan, Jumlah bekuan

pengeluaran meningkat sangat banyak

4–9 Pink Bila menyusui. Berbau pembalut,

basah merata.

>9 Putih Darah encer Berbau, basah


41

putih kekuning – merata, warna

kuningan jumlah sedikit pink atau merah.

6) Dinding perut dan peritoneum

Setelah persalinan dinding perut lomggar karena direnggang

begitu lama, tetapi buasanya pulih kembali dalam 6 minggu,

ligamen – ligament dan diagpragma pelvis serta parsia yang

meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,

berangsur – angsur menciut kembali seperti sedia kala. Untuk

memulihkan kembali jaringan – jaringan penunjang alat genetia

tersebut. Jaga oto – otot dinding perut dan pada panggul anjurkan

untuk melakukan latihan – latihan tertentu. Pada hari ke 2 post

partum sudah dapat diberikan selulitis yang dapat menjalar sampai

terjadi keadaan sepsis.

c. Perubahan pada system perkemihan

Setelah melahirkan, system urinarius kembali pada keadaan

sebelum hamil, perubahan ini merupakan perubhan yang retrogesif dan

efeknya banyak, menghabiskan tenaga dan berat badan.Dan hampir

segera setelah melahirkan diuresis untuk membersihkan dari kelebihan

cairan yang dikumpulkan oleh selama kehamilan.

Saluran kencing
42

Dinding kandung kencimg memperlihatkan oedema dan

hyperaemia, kadang – kadang oedema dari trigenam menimbulkan

obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensi urine, kandung kencimg

dalam poerporium kurang sensitive dan kapasitasnya

bertambah.Sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing

masih tinggal urine residual, sisa urine ini dan trauma pada dinding

kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi

dilatasi ureter dan belum normal dalam waktu 2 minggu.

d. Perubahan pada laktasi

Masing – masing buaa terdiri dari 15 – 24 lobi, yang terletak di

air susu dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus

terdiri dari lobuli yang terdiri pula alini, alini menghasilkan air susu,

terhadap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu,

saluran – saluran ini bersati menjadi saluran, untuk tiat lobus, saluran

ini disebut duktus lactipirosus yang ke pusat menuju putting susu,

dimana masing – masing bermuara. Keadaan pada dua hari pertama

sama dengan keadaan dalam kehamilan pada waktu ini buah dada

belum mengandunh susu melainkan colostrums yang dapat dikeluarkan

dengan memijat areola mamae. Colostrum adalah cairan kuning, cairan

colostrums terdiri dari albumin yang membeku kalo dipanaskan

dengan air susu, colostrum lebih banyak mengandung protein dan

garam gulanya sama tetapi lemaknya kurang. Ada pula yang

mengantakan kolostrum terdapat euglogulin yang mengandung anti


43

bodys, maka colostrums ini menambah kekebalan anak terhadap

penyakait, progesterone dan ekstrogen yang dihasilkan placenta

merangsang pertumbuhan kelenjar susu sedangkan progesterone

merangsang pertumbuhan saluran berlanju, kedua hormone ini

menghentikan LTH ( Prolaktin ). Setelah placenta lahir maka LTH

merangsang laktasi lobus posterior hypofise mengeluarkan oksitoksin

yang merangsang pengeluaran air susu yang dikeluarkan oleh reflek

yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan putting susu oleh bayi,

banyaknya air susu sangat tergantung banyaknya cairan yang diminum

ibu, dan sangat tergantung pada banyaknya cairan yang diminum oleh

ibu dan obat juga bisa mempengaruhi banyaknya air susu misalnya

billadonna dan atropin dan terdapat beberapa yang melarang ibu

menyusukan anaknya misalnya:

 Mastitis pururenta

 Penyakit ibu

 Keadaan ibu

 Introsikasi

 Anak premature

e. Perubahan pada system gastrointestinal

Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal yang semua

saluran pencernaan dan absorpsi kembali aktif segara setelah

melahirkan. Kajian yang ditemukan adalah :

1) Rasa lapar
44

2) Tampak hemoroid

3) Bunyi usus akif

4) Lambat, sulit dan emungkinan terasa nyeri dalam pengosongan

usus.

5) Kontifasisering terjdi

6) Defekasi harus terjadi pada hari ke-3

7) Pemulihan dinding perut terjadi pada waktu 6 minggu

f. Perubahan Pada System Mukulus

1) Kram tungkai dan kai dapat tetap berlanjut setelah persalinan, hal

ini dapat di kaitkan dengan metobolisme, kalsium, fosfor, dan

kurangnya drainase sisa metabolisme otot yang tidak seimbang.

2) Elastis dan tonus otot dapat berfungsi kembali.

g. Perubahan Pada Skeletal

1) Pada masa masa nifas tulang punggung kembali pada masa normal

keseimbangan ugamen tulang sendi kembali normal.

2) Rasa sakit terjadi pada punggung terutama pada sendi sakroiliaka.

3) Lordosis sudah tidak lagi terjadi.

h. Perubahan pada system kardiovaskuler

Perubahan pada pada tanda – tanda vital ( TTV )

1) Suhu

Pada wanita inpartu suhu inpartus tidak lebih dari 37,2º C sesudah

partus dapat naik 0,5º C namun tidak lebih dari 38º C sesudah dua
45

belasjam suhu akan kembali pada keadaan normal, jika terjadi

kenaikan suhu kemungkinan akan terjadi infeksi.

2) Respirasi

Sistem respirasi pada post partum kembali normal.

3) Nadi

Nadi besar antara 60 – 80 denyutan /Menit segera setelah partus

dapat terjadi brikardi, pada masa nifas denyutan naïf dapat lebih

labil dari pada suhu badan.

4) Tekanan darah

Pada beberapa kasus dapat terjadi hipertensi post partum, keadaan

ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu + 2 Bulan jika

tidak di dringi penyakit lain. ( DM, Jantung, Asma, dan lain – lain )

4. Tujuan Asuhan Nifas

a. Menjaga kesehatan Ibu dan Bayinya, baikfisk maupun fsikologik.

b. Melaksanakan skerening yang komprehensif, mendeteksi masalah

mengobati atau merujuk bila terjadi kompukasi pada ibu maupun

bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

Nutrisi, Keluarga Berencana, Menyusui, pemberian imunisasi pada

bayinya dan perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana


46

Asuhan masa nifas di perlukan pada priode ini karena merupakan

masa kritis baik ibu maupun bayinya, di perkirakan bahwa 60 % kematian

ibu terjadi akibat persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam

24 jam pertama.

Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua

pertiga kematian bayi kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah

persalinan dan 60 % kematian terjadi dalam waktu 7 hari, dengan

pematauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa – masa nifas dapat

mencegah kematian ini.

5. Program dan kebijakan teknis

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukan untuk menilai

status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi,

menanganni masalah – masalah yang terjadi.

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6-8 jam setelah  Mencegah pendarahan masa nifas

Persalinan karena atonia uteri

 Mendeteksi dan merawat penyebab

lain pendarahan :

Rujuk bila pendarahan berlanjut.

 Menberikan konseling pada ibu atau

salah satu anggota keluarga bagai

mana cara mencegah pendarahan

masa nifas karena utonis uteri.


47

 Pemberian ASI awal

 Melakukan hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir


2 6 hari setelah  Memastikan involusi uterus berjalan

persalinan normal : uterus berkontraksi, pundus

di bawah ambikalis, tidak ada

pendarahan abnormal, tidak ada bau.

 Menilai adanya tanda – tanda

demam infeksi, atau pendarahan

abnormal.

 Memastikan ibu mendapat cukup

makan, cairan dan istirahat.

 Memberikan ibu menyusui dengan

baik dan tidak memperlihatkan

tanda – tanda penyakit.

 Memberikan konseling pada ibu

mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat

dan merawat bayi sehari – hari.


2 Minggu  Sama sepereti di atas ( 6 hari setelah
3
persalinan persalinan )
4 6 Minggu  Menanyakan pada ibu tentang

setelah penyulit penyulit yang ibu alami.

persalinan  Memberikan konseling untuk KB


48

secara dini.

6. Tahap adaptasi psikologi pada masa nifas

a. Masa taking in

Perasaan ibu berpokus pada diinya setelah melahirkan sampai hari ke-2

b. Masa taking hold

Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul

perasaan sedih (Baby bloes) hari ke-3 – 10.

c. Masa letting go

Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya (Hari ke-10 –

akhir nifas).

7. Penanganan masa nifas

a. Penanganan masa nifas termasuk pengawasan kala IV, hal yang di

lakukan pada jam pertama nifas meliputi :

1) Pemeriksaan placenta

2) Pengawasan TFU

3) Pengawasan pendarahan pervaginam

4) Pengawasan konsintensi rahim

5) Pengawasan keadaan umum ibu.

b. Pemakaian gurita pada masa nifas dari sudut kedokteran di anggap

tidak perlu, tetapi tidak dilarang apabila ibu merasa lebih enak

memakainya, gurita perlu pada :

1) Penderita yang perutnya sangat longgar


49

2) Pada penderita yang tekanan utra abdomennya sangat menurun

setelah persalinan, misalnya pada hyramnion, kehamilan kembar,

3) Penderita dengan vitium cordis (Kelainan jantung)

c. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam masa nifas yaitu:

1) Ambulasi

Satu kebijaksanaan untuk selekas mungkin mebimbing pasien

untuk keluar dari tempat tidurnya, dan membimbing selekas

mungkin berjalan dan keuntungan dari ambulasi adalah :

 Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat

 Ambulasi faal usus dan kandung kencing lebih baik

 Ambulasi kemungkinan kita mengajar ibu memelihara

anaknya: memandikan, mengganti pakayan, memberikan

makan, dll, selama ibu masih di rumah sakit.

 Lebih lanjut dengan keadaan Indonesia ( sosial ekonomi )

2) Diet

Diet harus mendapatkan perhatian, dalam nifas karena makan

yang baik mempercepat penyembuhan ibu dan makanan ibu juga

sangat mempengaruhi air susu.

3) Suhu

Harus diawasi terutama dari minggu pertama dari masa nifas

karena kenaikan suhu adalah tanda pertama infeksi, bila tidak ada

infeksi atau luka – luka jalan lahir berarti wanita yang baru

melahirkan merasa sangat lega, suhu badan wanita inpartu dakti


50

leih dari 37,2 °C, sesudah partus dapat naik lebih 0,5 °C dari

kenaikan normal, tetapi tidak melebihi 38 °C sesudah 12 jam

pertama melahirkan pertama melahirkan umumnya suhu badan

akan kembali normal, tetapi apabila suhu badan naik lebih dari 38

°C terjadi infeksi.

4) Miksi

Tetap penderita di suruh kencing 6 jam post partum kalau 8

Jam post partum belum dapat kencing belum melebihi 100 CC,

maka di lakukan kateterisasi, tetapi apa bila kandung kencing

penuh tidak usah menunggu sampai 8 Jam, untuk kateterisasi.

5) Defekasi

Jika penderita pada hari ketia belum juga buang air besar,

maka di beri klysma air sabun / yycerino.

6) Putting susu

Putting susu harus di perhatikan kebersihannya dan rhagade

(luka pecah) harus segera di obati, karena kerusakan susu

merupakan porte dentree dan dapat menimbulkan mastitis, air susu

yang kering merupaka kerak dan dapat menerang kulit sehingga

timbul edema, maka sebaiknya putting susu di bersihkan dengan

air yang telah di masak, tiap kali sebelum dan sesudah menyusukan

bayi.

7) Datangnya haid kembali


51

Datangnya haid kembali ibu yang tidak menyusukan anaknya

haidnya datang lebih cepat, dari ibu yang menyusukan anaknya,

pada ibu golongan pertama biasanya haid datang 8 minggu setelah

persalinan dan ibu golongan kedua haid sering kali tidak teratur

selama ia menyusui anaknya, tetapi kebanyakan haid lagi pada

bulan ke-4.

8) Keluarga Berencana

 Idealnya pasangan harus menunggu sekurang – kurangnya dua

tahun, sebelum ibu hamil kembali, namun petugas kesehatan

dapat membantu merencanakan keluarganya, dengan

mengajarkannya tentang mencegah kehamilannya yang tidak di

dinginkan.

 Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (Ovulasi)

sebelum ia mendapatkan haidnya selama meneteki, oleh karena

itu metode omenorelaktasi dapat di pakai sebelum haid petama

kembali untuk mencegah terjadinya, kehamilan baru, resiko

cara ini 2 % kehamilan.

 Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,

menggunakan keontasepsi tetap lebih aman, terutama apabila

ibu sudah haid lagi,

 Sebelum menggunakan metode KB dapat di jelaskan

kepada ibu :
52

o Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan

dan efekfitasnya,

o Kelebihan / keuntunganya

o Kekuranganannya

o Efeksamping

o Kapan metode inu dapat dapat mulai digunakan

untuk wanita paca salin yang menyusui.

 Jika seseong ibu atau pasangan telah memiliki metode KB

tetentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam dua

minggu apakah ada yang ingin di tanyakan ibu/ pasangan itu

dan untuk melihat pakah metode itu bekerja dengan baik.

9) Follow up

Ruangan yang meliputi pemeriksaan bayi, dan keadaan ASI,

aktifitas-aktifitas di ruang follow up, menimbang berat bayi,

anamnesis, mengenai makanan bayai yang di berikan dan keluhan

yang timbul, mengecek keadaan ASI, meberi nasehar mengenai

makanan bayi, pemeriksaan bayi oleh dokter bagian anak,

pemberian imunisasi.

d. hal – hal yang harus diperhatikan oleh ibu

1) Istirahat

 Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah

kelelahan yang berlebihan.


53

 Sarankan ibu untuk kembali kekegiatan – kegiatan rumah

tangga bisa perlahan – lahan, serta untuk tidur siang /

beristirahat selagi bayi tidur.

 Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:

o Mengurangi jumlah ASI yang di produksi

o Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

pendarahan.

o Menyebabkan depresi ketidak mapuan untuk merawat bayi

dan dirinya sendiri.

2) Latihan

 Diskusikan pentingnya pengembalian otot – otot perut dan

punggul ibu kan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot

perutnya menjadi kuat sehingga rasa sakit pada punggungnya.

 Bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat

membantu seperti :

o Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik

otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan

angkat dagu ke dada, tanhan satu hitungan sampai hitungan

5 rileks dan ulangi 10 kali.

o Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel)

o Berdiri dengan tungkai di rapatkabn, kencangkan otot-otot

pantat dan punggul dan tahan sampai 5 hitungan.

3) Gizi
54

Ibu menyusui harus :

1 Mengonsumsi tambahan 500 Kalori tiap hari

2 Makan dengan diet berimbang untuk menambah protein,

mineral dan vitamin yang cukup.

3 Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi

setidaknya 40 hari pasca persalinan

4 Minum sedikitnya 30 liter air setiap hari (Anjurkan ibu untuk

minum setiap kali menyusui)

5 Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melelui ASInya.

4) Perawatan payudara

 Menjaga payudara tetap bersih dan kering

 Menggunakan BH yang menyokong payudara

 Apabila putigsusu lecet oleskan kolestrum/ASI yang keluar

pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui.

 Apa bila lecet berat dapat di istirshstkan selama 24 jam ASI

di keluarkan dan di minumkan dengan menggunakan sendok.

 Untuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1

tablet setiap 4 – 6 jam.

 Apa bila payu dara bengkak akinat pembendungan ASI,

lakukan:

o Pengempesan payudara dengan menggunakan kain basah,

dan hangat selama 5 menit.


55

o Urut parudara dari rah menuju puting/gunakan sisir untuk

mengurut payudara dengan arah Z dan menuju putting.

o Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara

sehingga putting susu menjadi lunak

o Susukan bayi setiap 2 – 3 Jam sekali

o Apa bila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan

dengan tangan

o Letakan kain dingin pada payudara setelah menyusui

o Payudara keringkan.

E. Proses Penatalaksanaan Kebidanan

1. Pengertian

Penatalaksanaan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan, keterampilan dan

rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan

yang berfokus pada klien. (Varney, 1997).

2. Langkah – langkah Manajemen Kebidanan

Melakukan pengkajian, melakukan identifikasi yang benar terhadap

masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data

tersebut mengantisipasi masalah/diagnosa potensial berdasarkan

masalah/diagnosa yang sudah di identifikasi, mengidentifikasikan


56

perlunya tindakan segara oleh bidan/dokter: dikonsultasikan, kolaborasi,

rujuk. Merencanakan asuhan dan penjelasan yang sungguh rasional

sebagai dasar untuk mengambil keputusan, mengarahkan/melaksanakan

rencana asuhan secara efisiensi dan aman, mengevaluasi keefektifan dari

asuhan.

Langkah I.Mengumpulkan Semua Data Yang Dibutuhkan Untuk Menilai

Keadaan Klien Secara Keseluruhan.

Pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien :

termasuk riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul,

catatan terbaru/catatan pasien sebelumnya, dan data laboratorium.

Langkah I mungkin akan overlop dengan langkah 5 dan 6 (menjadi bagian

dari urutan yang berkesinambungan) karena data yang diperlukan diambil

dari test laboratorium/pemeriksaan diagnostik yang lain.

Langkah II. Menginterpretasikan Data Untuk Mengidentifikasi

Diagnosa/Masalah

Data dasar di interpretasikan menjadi masalah atau diagnosa

spesifik.Beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi

sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah

rencana asuhan masalah, sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang

diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahan bidan.Masalah ini

sering menyertai diagnosa.

Langkah III. Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial dan

Mengantisipasi Penanganannya.
57

Dari masalah diagnosa, bisa terjadi masalah potensial dan diagnosa

potensial lain yang dapat diantisipasi/pencegahan bila mungkin menanti

sambil waspada sampai aman.

Langkah IV. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera, Untuk

Melakukan Tindakan, Konsultasi, Kolaborasi Dengan Tenaga Kesehatan

Lain Berdasarkan Kondisi Klien.

Mencerminkan kesinambungan (ANC,Persalinan) apakah perlu

konsultasi atau kolaborasi dengan mengumpulkan data – data baru

kemudian dievaluasi apakah gawat atau perlu tindakan atau

konsultasi/kolaborasi.

Langkah V. Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh Dengan

Tepat Dan Rasional Berdasarkan Keputusan Yang Dibuat Pada Langkah-

Langkah Sebelumnya.

Rencana asuhan, lanjutan dari masalah atau diagnosa dengan

mencari informasi yang hilang dan informasi tambahan, gambaran umum,

dan antisipasi, teaching, konseling, rujukan, dan ada kesepakatan bidan

dan klien yang rasional.

Langkah VI. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisiensi dan Aman.

Implementasi yang tetap menjadi tanggung jawab bidan untuk

mengarahkan bisa dengan seluruhnya oleh bidan, sebagian oleh klien, atau

sebagian oleh bidan/tim kesehatan lain.

Langkah VII. Mengevaluasi


58

Evaluasi asuhan, dimana terdapat pengecekan efektif atau tidak

efektifnya pemenuhan kebutuhan akan bantuan.

3. Dokumentasi

Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan

yang digunakan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah –

langkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam

memecahkan masalah, atau pengambilan keputusan klinis.Asuhan yang

dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas dan logis perlu suatu

metode pendokumentasian.Metode pendokumentasian dalam asuhan

kebidanan adalah SOAP, yang merupakan salah satu metode

pendokumentasian yang ada.

SOAP merupakan singkatan dari :

S= Subjektif, menggambarkan hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa.

O= Objektif, menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik, laboratorium, test diagnostik dan

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment.

A= Assessment, menggambarkan pendokumentasian hasil analisa

dan interpretasi data subjektif dan objektif (langkah II, III dan

IV).
59

P= Planning, menggambarkan pendokumentasian dari rencana dan

evaluasi assessment (langkah V, VI dan VII).


60

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Antenatal Care

Tanggal pengkajian : 29 Januari 2010

Jam pengkajian : 14:30 WIB

Tempat Pengkajian : Bps Bdn Tiah S

I. Data Subjektif

A Identitas

Nama pasien : Ny. R Nama Suami : Tn. E

Umur : 21 tahun Umur : 28 tahun

Suku/ bangsa : Sunda/indonesia Suku/Bangsa : Sunda/indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan :Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : PNS

Alamat : Cijambe 02/11 Alamat : Cijambe 02/11

Telp : 085723131363

B Keluhan utama

Ibu mengatakan sering buang air kecil

59
61

C Riwayat menstruasi

Menarche : 13 tahun HPHT : O6-05-2009

Lama menstruasi : 6-7 hari HPL :13 -02-2010

Banyaknya : 2 kali ganti pembalut

Siklus : ± 28 hari

Teratur/ tidak : teratur

Dismenorhoe : tidak ada

Flour albus : ada

Jumlah/ warna : sedikit / tidak berbau

D Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan ini merupakan anak yang perama belum pernah

melahirkan dan keguguran, selama kehamilan ibu memeriksakan

kehamilannya ke bidan kurang lebih 8 kali selama kehamian, Imunisasi

TT 2 kali pada waktu usia kehamilan 5 bulan (tgl 03-10-2009) dan 6 bulan

(tgl 03-11-2009), pergerakan janin pertama kali dirasakan pada waktu usia

kehamilan 4 bulan, pergerakan janin dalam 24 jam terakhir ±10 kali,

keluhan selama hamil diantaranya mual, muntah, dan pusing, serta

penyuluhan yang didapat selama hamil dari bidan yaitu tentang nutrisi ibu

hamil, senam hamil dan tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin.


62

E Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak
Tgl, tahun Tempat Usia Jenis
NO Penolong BB PB Nifas
persalinan persalinan kehamilan persalinan Jk
(gr) (cm)
1 Hamil - 9 bulan - - - - - -
sekarang

F Riwayat penyakit yang pernah diderita : Tidak ada

G Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada

H Riwayat penyakit yang lalu : Tidak ada

I Prilaku kesehatan

 Minum alkohol / obat – obatan : Tidak ada

 Merokok / makan sirih / kopi : Tidak ada

 Jamu yang sering digunakan : Tidak ada

 Ganti pakaian dalam : 2-3x/hari

J Pola makan dan minum

 Makan :3xsehari, makan terakhir jam 21:00 wib

 Minum :8 gelas sehari,minum terakhir 22:00 wib

K Pola aktifitas sehari – hari

 Istirahat :1-2 jam tidur siang

 Tidur :8 jam tidur malam

 Seksualitas :sudah tidak pernah dilakukan sejak usia kehamilan 9

bulan karena ibu khawatir terhadap kehamilannya

nanti

L Pola eliminasi
63

 BAB :1-2xsehari,terakhir jam 09.00wib (29-01-2010)

 BAK :6-8xsehari, terakhir jam 12.00wib

M Riwayat KB

 Kontrasepsi yang pernah digunakan : Ibu mengatakan pernah jadi

akseptor KB pil selama 5 bulan

 Rencana kontrasepsi yang akan datang : Akan dibicarakan terlebih

dahulu bersama suami.

N Riwayat sosial

 Apakah kehamilan ini diinginkan/ direncanakan : ya

 Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki

 Status perkawinan : Menikah

 Lama perkawinan : 1 tahun 7 bulan

 Jumlah keluarga yang tinggal serumah : 5 orang

Jenis Umur / Hubungan


No Pendidikan Pekerjaan
kelamin tahun keluarga
1 laki-laki 28 th Suami Perguruan PNS

Tinggi

2 perempuan 21 th Istri SMA Tidak

Bekerja

3 Laki-laki 50 th ayah SD Wiraswasta

4 Perempuan 45 th ibu SMP Wiraswasta

5 Laki-laki 20 th adik SMA Mahasiswa


O Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan

nifas : acara tujuh bulanan


64

P Keadaan Psikososial

 Hubungan ibu dengan keluarga : baik

 Hubungan ibu dengan masyarakat : baik

II. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

 Keadan umum : baik

 Kesadaran : composmentis

 Keadaan emosional : stabil

 Tekanan darah : 120/80 mmHg

 Suhu tubuh : 36,80 C

 Nadi : 82 x/ menit

 Pernafasan : 18 x/ menit

 Tinggi badan : 150 cm

 BB sebelum hamil : 50 kg

 BB sesudah hamil :65 kg

 Lingkar lengan atas :25 cm

 IMT :22.2

2. Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi

1) Kepala

 Rambut : Warna : hitam Benjolan : tidak ada


65

Rontok : tidak ada Ketombe : tidak ada

 Muka : Cloasma Gravidarum : tidak ada , tidak odema

 Mata : Kelopak mata : normal

Konjungtiva : Merah muda

Seklera : Putih

 Hidung : Simetris : ya

Sekret : tidak ada

Polip : tidak ada

 Mulut dan gigi : Lidah : bersih

Gusi : tidak berdarah

tidak ada stomatits

Gigi : tidak caries dan tanggal

 Telinga : Serumen kanan : tidak ada

Serumen kiri :tidak ada

2) Leher

Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada

Pembesaran vena jugularis : tidak ada

Pembesaran kelenjar Tyroid : tidak ada

3) Axila

Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada

4) Payudara :

Pembesaran : ya

Simetris : ya
66

Papila mamae : menonjol

Benjolan / tumor : tidak ada

Pengeluaran : tidak ada

Strie : tidak ada

Kebersihan : baik

5) Abdomen

a. Inspeksi

Pembesaran : ya

Linia alba /nigra : ya

Strie albikan / livida : Ada strie albican

Bekas luka oprasi : tidak ada

b. Palpasi

Mc Donald : 32 Cm

Leopoid I : di fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting

(Bokong)

Leopoid II : teraba rintangan besar memanjang disebelah kanan

ibu (punggung) dan bagian-bagian kecil janin

disebelah kiri ibu (kaki dan tangan)

Leopoid III : teraba bulat, keras dan melenting (kepala), sudah

masuk PAP

Leopoid IV : Posisi tangan Divergen

Perlimaan : 2/5

TBJ : 3255 gram


67

c. Auskultasi

DJJ : - Puntum maximum : perut kanan ibu

- Frekuensi : 156 x/ menit

- Teratur / tidak : teratur

1 Punggung

Posisi tulang belakang : hiperlordosis

2 Ekstremitas

Atas : Oedem : tidak ada

Simetris : ya

Turgor : normal

Bawah : Oedem : tidak ada

Simetris : ya

Turgor : normal

Varises : tidak ada

Perkusi: Reflek patela positif kanan dan kiri.

3 Anogenital

Keadaan perineum : berparut

Warna kulit : livide

Pengeluaran pervaginam : lendir campur darah

Pembengkakan kelenjar bartholini : tidak ada

Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan

Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan


68

Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

III. Assasment

G1P0A0 Gravida 38 minggu 2 hari, janin tunggal hidup intrauterin presentasi

kepala dengan keadaan ibu dan janin baik.

IV. Planning

 Memberitauhan ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan (ibu telah

mengetahui hasil pemeriksaan)

 Menjelaskan tanda-tanda persalinan, yaitu keluar cairan ketuban, keluar

lendir darah, mules yang sering dan teratur ( ibu dan keluarga mengetahui

tanda-tanda persalinan )

 Menganjurkan ibu mempersiapkan kelahiran bayinya (ibu mengerti dan

akan mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kelahirannya)

 Memberikan konselingkan tentang persiapan persalinan, yaitu alat

transportasi, tempat persalinan, penolong persalinan, perlengkapan bayi,

dan ibu serta biaya dan donor darah jika diperlukan ( ibu mengerti dan

paham serta mau melakukan yang telah disampaikan bidan )


69

B. ASUHAN INTRANATAL

Tanggal : 31-01- 2010

Pukul : 00:30 WIB

Tempat pengkajian : BPS BIDAN TIAH S

KALA I ( 00:30 WIB )

 Subjektif

Ibu mengatakan mengeluh merasa mules sejak tadi jam 21:30 Wib dan ada

keluaran air-air dan cairan campur darah dari jalan lahir

 Objektif

- Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 360C

Respirasi : 20x/menit

- Pemeriksaan dalam

Vulva / vagina : Tidak ada kelainan

Porsio : Tipis lunak


70

Pembukaan : 7 cm

Effacement : 60%

Ketuban : Pecah berwarna jernih

Persentasi : Belakang kepala

Posisi : UUK Kanan depan

Penurunan hodge : Hodge II (+)

- Pemeriksaan labolatorium

Darah : HB : tidak dilakukan

- Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

 Assasament

G1P0A0 Parturient aterm kala I fase aktif, janin tunggal hidup intra uterine

dengan presentasi belakang kepala. Keadaan ibu dan janin baik

 Planning

1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang dilakukan, diantaranya pembukaan 7 cm dan ketuban pecah dan

berwarna jernih (ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan)

2. Menganjurkan ibu miring kiri guna mempercepat pembukaan servik

(ibu sudah miring kiri)

3. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK (ibu mengatakan akan

mengikuti apa yang dianjurkan bidan)


71

4. Menawarkan pedamping ibu dalam proses persalinan (suami yang

mendampingi)

5. Menganjurkan ibu untuk Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu (makan dan

minum). (ibu makan roti 1 potong dan minum ±100 cc)

6. Menganjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum waktunya agar porsi

tidak bengkak karena akan menghalangi bayi lahir. ( Ibu tidak

mengejan)

7. Mengajarkkan pada ibu tentang tehnik relaksasi pada saat ibu ada his

yaitu bernafas dari hidung dan dikeluarkan lewat mulut (ibu bisa

melakukan tehnik relaksasi seperti yang diajarkan bidan)

8. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda waktunya bayi lahir yaitu ada

dorongan ibu mengejan seperti ingin BAB, pembukaan telah lengkap

dan ketuban sudah pecah. (ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan

bidan).

9. Mempersiapkan alat-alat persalinan (alat-alat persalinan telah lengkap)

10. Memasukkan hasil pemeriksaan yang dilakukan ke dalam partograf

(partograf telah di isi).


72

Kemajuan Persalinan

Pukul 01.00 Wib: Pernapasan : 83x/menit

Nadi : 24x/menit

His : 4x.10’.42”

Djj : 142x/menit

01.30 Wib: Pernapasan : 86x/menit

Nadi : 24x/menit

His : 4x.10’.43”

Djj : 145x/menit

02.00 Wib: Pernapasan : 86x/menit

Nadi : 24x/menit

His : 5x.1o’.45”

Djj : 145x/menit

02.30 Wib: Pernapasan : 84x/menit

Nadi : 24x/menit

His : 5x.10’.46’’

KALA II ( 03:00 WIB )

 Subjektif

Ibu mengatakan mules semakin kuat dan sering dan ada rasa ingin

mengejan seperti Ingin BAB


73

Objektif

- Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 81x/menit

Suhu : 360C

Respirasi : 20x/menit

- Pemeriksaan dalam

Porsio : Tidak teraba

Pembukaan :10 cm

Effacement : 100%

Ketuban : Negatif

Persentasi :belakang kepala

Posisi :UUK Kanan Depan

Penurunan hodge : Hodge III

- His : 5x10 menit frekuensi <46 detik

- DJJ : 130 x.menit dan teratur

 Assasement

G1P0A0 Parturient aterm kala II persalinan, janin tunggal hidup intra

uterine presentasi belakang kepala, keadaan ibu dan janin baik


74

 Planning

1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang dilakukan

yaitu pembukaan lengkap, kepala telah turun dan ketuban masih utuh

(ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan)

2. Menawarkan pendamping ibu dalam proses persalinan (suami yang

mendampingi)

3. Mengajarkan pada ibu tehnik mengejan yang baik dan benar (ibu bisa

melakukan apa yang diajarkan)

4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum bila tidak ada his (ibu

minum air the ±100 cc)

5. Memimpin ibu mengejan (ibu mengejan dengan baik dan benar)

6. Menolong persalinan ibu secara APN (bayi lahir jam 04:15 WIB bayi

lahir spontan langsung menangis, tonus otot baik, warna kulit

kemerahan dan jenis kelamin Perempuan)

7. Mengecek fundus uteri untuk memastikan janin tunggal (janin

tunggal)

8. Menyuntikkan oksitoksin 10 IU secara IM di paha luar bagian kanan

ibu den terlebih dahulu memberitahukan ibu bahwa ibu akan disuntik

oksitoksin (oksitoksin telah disuntikkan)

9. Mengklaem, memotong dan mengikat tali pusat bayi dengan benang

DTT (tali pusat telah di ikat dengan benang DTT)

10. Melakukan IMD (IMD telah dilakukan).


75

KALA III ( O4:30 WIB )

 Subjektif

Ibu mengatakan masih merasa mules

 Objektif

- Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Emosional : Stabil

- Pemeriksaan Fisik

Tidak ada janin kedua

TFU Sepusat

Kontraksi keras

Kandung kemih kosong

Tali pusat Nampak di introitus vagina

Plasenta belum lahir

 Assasement

P1A0 Parturient kala III persalinan

 Planning

a. Melakukan PTT saat ada tanda-tanda pelepasan plasenta (plasenta

lahir lengkap jam 04:30 Wib )


76

b. Melakukan masase uterus selama 15 detik lamanya (kontarksi uterus

baik)

c. Mengajarkan ibu cara memasase uterus (ibu sedang memasase

uterusnya)

d. Mengecek kelengkapan plasenta (plasenta lengkap)

e. Mengecek leserasi jalan lahir (leserasi grade II)

f. Melakukan penjahitan leserasi dengan tehnik jelujur (penjahitan telah

selesai dilakukan)

g. Mengecek kembali perdarahan dari jalan lahr (perdarahan normal)

KALA IV ( 04:40 Wib )

 Subjektif

Ibu mengatakan masih merasa lemas

 Objektif

- Pemeriksaan umum

Keadaan umum :Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 81x/menit

Suhu : 36.2 0C

Respirasi : 20x/menit
77

- Placenta lahir pukul : 04.30 WIB

- Jahitan : grade II

- Kontraksi : baik

- Ada pengeluaran lendir bercampur darah ( lokhea rubra )

 Assasement

P1A0 Parturient kala IV persalinan

 Planning

1 Melakukan observasi kala IV, yaitu tiap 15 menit selama 1 jam

pertama postpartum, dan tiap 30 menit setelah 2 jam pertama

postpartum yaitu tekanan darah, nadi, suhu, TFU, kontraksi uterus,

kandung kemih dan perdarahan (observasi telah dilakukan)

2 Mendekontaminasikan alat-alat persalinan di klorin 5% selama 10

menit (alat-alat telah didekontaminasikan)

3 Melengkapi partograf halaman depan dan belakang (partograf telah

dilengkapi)

4 Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan

(dokumentasi telah selesai)


78

C. ASUHAN PADA

NEONATAL USIA 1 JAM

Tanggal : 31 JANUARI 2010

Pukul : 05:20 WIB

A. Subjektif

1. Identitas (Biodata)

a. Bayi

Nama Bayi : Bayi Ny. R

Umur Bayi : 1 Jam

Tgl/Jam lahir : 31 Januari 2010, jam 04.15 WIB

Jenis Kelamin : Perempuan

b. Ibu c. Ayah

Nama : Ny.R Nama : Tn. E

Umur : 21 tahun Umur : 28 tahun

Suku/bangsa : Sunda/Indonesia Suku/bangsa : Sunda/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : PNS

Alamat : Cijambe 02/11 Alamat : Cijambe 02/11


79

2. Riwayat Kelahiran

Bayi lahir dari Ny. R dengan spontan melalui persalinan normal

B. Objektif

 Pemeriksaan umum

Suhu tubuh : 36.70 C

Pernafasan : 43 x/menit

Nadi : 140 x/menit

Keaktifan : Aktif

 Pemeriksaan fisik

a. Kepala:

Bentuk simetris, ubun-ubun besar tidak cekung/ cembung, tidak ada

molase, Tidak ada caput, tidak ada perdarahan intrakranial.

b. Mata:

Bentuk simetris, keadaan mata bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada

strabismus, sclera putih, konjungtiva merah muda, refleks pupil baik,

refleks glabela ada.

c. Telinga :

Bentuk simetris, daun telinga lengkap, tidak ada serumen.

d. Hidung:

Simetris, bersih, mukosa ada, tidak ada pernafasan cuping hidung.


80

e. Mulut :

Warna merah muda, bentuk simetris, tidak ada labioskizis/palatokizis/

labiopalatokizis, saliva ada, gusi bersih, bibir bersih, lidah bersih,

refleks rooting ada, refleks sucking ada, Refleks swallowing ada.

f. Muka :

Bentuk simetris, down syndrome tidak ada.

g. Leher:

Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan

kelenjar limfe, Refleks tonick neck ada.

h. Dada:

Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada fraktur

klavikula.

Paru-paru : tidak ada wheezing

Jantung : bunyi jantung lup-dub - reguler

Payudara : tidak ada pengeluaran

i. System syaraf : Refleks Moro : ada

j. Perut :

Bentuk simetris, bising usus ada, tidak ada pembesaran, tali pusat

bersih tidak ada perdarahan.

k. Kulit:

Warna kulit merah muda, turgor kulit baik, lanugo tidak ada, tanda

lahir tidak ada.


81

l. Punggung : spina bifida tidak ada

m. Ekstremitas atas dan bawah

Atas : bentuk simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada

kelainan, refleks graf ada.

Bawah : bentuk simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap tidak ada

kelainan polidaktili maupun sindaktili, refleks babynski ada,

refleks walking ada.

n. Genetalia : Testis sudah turun / normal, uretra berlubang, tidak ada

kelainan seperti epispadia dan hipospadia

o. Anus : lubang anus ada

p. Antropometri

BB : 2700 gram

PB : 47 Cm

LK : 32 Cm

LD : 32 Cm

LILA : 10.5 Cm

q. Eliminasi

Urine : Belum

Mekonium : Belum

 Pemeriksaan laboratorium

HB : Tidak dilakukan

Gol. Darah : Tidak dilakukan


82

C. Assasement

Neonatus Cukup bulan usia 1 Jam Sesuai masa kehamilan

D. Planning

1 Meletakkan bayi ditempat yang hangat dan membersihkan jalan nafas bayi

(bayi berada di lampu warmer 60 watt dengan jarak 60 cm)

2 Mengeringkan badan bayi dan memekaikan bayi (bayi telah dipakaikan

baju)

3 Memberikan suntikan injeks Vit.K 0,1 mg secara IM di 1/3 paha luar bagian

kiri bayi den terlebih dahulu memberitahukan ibu bahwa bayinya akan

diberikan suntikkan vit.K (Vit.K telah diberikan)

4 Memberika salep mata tetrasiklin 1 % di kedua mata bayi (selep mata telah

diberikan)

5 Mengukur BB, PB, LD, LK, LILA dan periksa fisik bayi → BB 2700 gr,

PB 47 cm, LD 32 cm, LK 32 cm, LILA 10.5 cm, keadaan bayi baik

6 Mengobservasi keadaan umum bayi : pernafasan, warna kulit, keaktifan

setiap 5 mnt → Observasi telah dilakukan pernafasan 50 x/m, warna kulit

merah, keaktifan baik

7 Memberikan konseling pada ibu dan keluarga cara tentang perawatan tali

pusat yaitu tali pusat dibersihkan dengan air dan memakai sabun kemudian

keringkan dengan kain yang bersih dan kering, jangan memakai ramuan/
83

bedak pada tali pusat→ Ibu mengetahui dan mengerti tentang cara

perawatan tali pusat

8. Menganjurkan ibu untuk menyusi bayinya (ibu bersedia menyusi

bayinya)

9. Mengajarkan pada ibu tehnik menyusui bayi yang baik dan benar

sambil membantu ibu menyusui bayinya (ibu bisa menyusui bayinya

dengan baik dan benar)

10. Menjelaskan pada ibu tentang ntanda-tanda bahaya pada bayi, yaitu

deman tinggi, kejang dan bayi tidak mau nenyusui, serta menganjurkan

ibu untuk memberitahukan biidan bila ada tanda-tanda diatas (ibu

mengerti dan akan mengikuti apa yang dianjurkan bidan)


84

D. ASUHANKEBIDANAN

PADA Ny.R P1A0 POST PARTUM 8 JAM

Tanggal : 31 Januari 2010

Waktu : 12:15 WIB

Tempat : BPS BIDAN TIAH S

B. Subyektif

Ibu mengatakan masih ada rasa perih di luka jahitan

C. Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosi : Stabil

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Suhu : 36.20 C

Nadi : 81 x/menit

Pernapasan : 20x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : warna rambut hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe


85

b. Mata : Kelopak mata tidak oedem, sclera tidak ikterik (putih)

Konjungtiva merah muda (tidak anemis)

c. Dada

Paru-Paru : Tidak ada Wheezing dan tidak terdengar Ronchi

Jantung : S1 S2 tunggal reguler

Payudara : Ada pengeluaran colostrum

d. Abdomen

Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik Kandung

kemih kosong

e. Genetalia

Vulva Vagina : Adannya pengeluaran berupa darah merah sedikit

Perineum : Adanya luka jahitan perineum Grade II

Assasement

P1A0 8 jam Post Partum , keadaan ibu baik

Planning

1 Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan memenuhi kebutuhan nutrisi

ibu (Makan dan minum) agar ibu punya tenaga (ibu bersedia melakukan

apa yang dianjurkan bidan)


86

2 Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK (ibu mau BAK

dan Urine keluar ±100 cc)

3 Menjelaskan pada ibu tentang cara perawatan luka jahitan dengan

menggunakan air dingin saat cebok dari arah depan kebelakang (ibu

mengerti dengan apa yang dijelaskan bidan)

4 Memberikan t/h obat berupa parasetamol, fe, antibiotic, vitamin dan vit.A

(obat-obat yang diberikan telah diminum ibu)

5 Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas,

diantaranya demam tinggi, perdarahan hebat, kepala pusing hebat dan mata

berkunang-kunang, serta menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke

bidan bila ada tanda-tanda diatas (ibu mengerti dan akan mengikuti apa

yang dianjurkan bidan).


87

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.R P1A0 POST PARTUM 1 MINGGU

Tanggal : 7 Februari 2010

Waktu : 10:00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

A. Subyektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa

B. Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosi : Stabil

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Suhu : 360 C

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan : 20x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Warna rambut hitam, tidak ada ketombe dan tidak rontok
88

b. Mata : Kelopak mata tidak oedem,sclera tidak ikterik (putih),

Konjungtiva merah muda (tidak anemis)

c. Dada

Paru-paru : tidak ada wheezing dan tidak terdengar ronchi

Jantung : S1 S2 tunggal reguler

Payudara : Simestris, tidak ada pembengkakan dan asi keluar lancar

d. Abdomen

e. Palpasi : TFU 2 jari atas simpisis, kontraksi uterus baik Dan kandung

kemih kosong

f. Genetalia : Ada pengeluaran pervaginam berwarna putih bercampur

darah (lokhia sangunilenta)

g. Perineum : Jahitan kering dan tidak ada pus

C. Assesment

P1A0 1 minggu Post Partum, keadaan ibu baik

D. Planning (Jam 10:30 Wib)

1. Menganjurkan ibu untuk tidak ada pantangan dalam hal

makanan dan minuman (ibu mengatakan selama ini tidak ada pantangan

makanan)

2. Menganjurkan ibu untuk cukup istirhat yaitu tidur siang ±1

jam setiap harinya sehingga ibu cukup istirahat (ibu mengatakan selalu tidur

disiang setiap hari)


89

3. Menjelaskan kembali pada ibu tentang tanda-tanda bahaya

pada ibu nifas, diantaranya deman tinggi, kejang, bau tidak sedah dari cairan

vagina, dan kepala pusing hebat serta mata berkunang-kunang, serta

menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke dokter/bidan bila ada tanda-

tanda diatas (ibu mengerti dan akan mengikuti apa yang dianjurkan bidan

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membandingkan antara teori dengan hasil asuhan

kebidanan pada Ny. R dengan G1P0A0 yang di mulai pada usia kehamilan 38

minggu 2 hari sampai dengan 1 minggu post partum. Penulis melakukan asuhan

pada klien dimulai pada tanggal 29 januari sampai 7 februari 2010 di BPS Bidan

Tiah S. Penulis membahas kasus ini pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan

Bayi Baru Lahir

A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan

Penulis mulai memberi asuhan kepada Ny.R dengan G 1P0A0 pada

kehamilan trimester III dengan usia kehamilan 38 minggu 2 hari. Ny R

melakukan pemeriksaan rutin ke Bidan sesuai kunjungan yang dianjurkan.

Menurut kebijakan program ANC pada trimester III minimal dilakukan

sebanyak 2 kali, tetapi pada Ny. E memeriksa kehamilan sebanyak 4 kali, hal

ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya tanda bahaya
90

pada kehamilan trimester III yang ternyata tidak terjadi. (saifudin, abdul bari,

2002)

Menurut teori pada buku Maternal Neonatal tahun 2002 ada 10 T standar

asuhan pelayanan yaitu Timbang Berat Badan, Ukur Tekanan Darah, ukur

TFU, Tablet Fe, Imunisasi TT, Tes PMS dan Temu wicara, Tilai Presentasi

dan Djj, Tilai Status Gizi, Sesuai Dengan Kebutuhan, Tetapi dalam pemberian

asuhan pelayanan pada Ny. R tidak dilakukan sepenuhnya. Tes terhadap PMS

tidak dilakukan karena selain keterbatasan biaya tidak ditemukan pula tanda

gejala yang mengindikasikan terhadap PMS sehingga tidak dilakukan rujukan

laboratorium ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

Tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi pada trimester III adalah :

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, masalah penglihatan, nyeri

ulu hati, oedeme pada muka dan ekstremitas, dan gerakan bayi yang

berkurang (pusdikknakes, WHO JHIEPIEGO, 2003 : 90), Namun pada Ny. R

tidak ditemukan adanya tanda bahaya tersebut.

Pada akhir kehamilan pertumbuhan TFU pertengahan antara pusat dan

Proc. Xhypoideus, Mc Donald 32 cm, ini menggambarkan bahwa

pertumbuhan janin berlangsung normal. Sesuai teori menurut buku Acuan

Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal tahun 2002 halaman

39, bahwa tinggi fundus uteri pada kehamilan mulai 20 minggu jika diukur ± 2

cm dan dibuktikan bahwa pada saat kelahiran Berat Badan Bayi 2700 gram

dengan TBJ 3255 gram.


91

Kenaikan Berat Badan selama kehamilan 7 kg ini merupakan hal yang

normal sesuai dengan teori buku ilmu kebidanan tahun 2005 halaman 99,

bahwa berat badan ibu hamil akan naik kurang lebih diantara 6,5 kg sampai

16,5 kg dengan rata-rata 12,5 kg.

Selama kehamilan juga tidak ada masalah psikologis yang muncul. Secara

teoritis dalam buku Asuhan Antenatal tahun 2003 halaman 28, bahwa pada

kehamilan trimester III akan timbul perasaan cemas atau takut akan rasa sakit

dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan, namun hal tersebut

tidak muncul pada Ny. R meskipun ini hal yang pertama.

B. Asuhan Kebidanan Pada Masa persalinan

1. Kala I

Ny. R datang pada saat inpartu tanggal 31 januari 2010 pukul

00:30 wib dengan pembukaan 7 cm, artinya sudah dalam fase aktif.

Kemudian pada pukul 03:00 wib ibu sudah ingin mengedan dan ada tanda

gejala kala II lalu dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan lengkap,

( Asuhan Persalinan Normal Depkes RI, 2008 )

2. Kala II

Tanggal 31 januari 2010 pukul 03:00 wib ibu mengatakan merasa

mules semakin kuat dan sudah ingin meneran. Pada pemeriksaan dalam

pembukaan serviks sudah lengkap disertai tanda gejala kala II seperti

dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan

vulva membuka sesuai dengan teori APN 2008.


92

Kala II berlangsung selama I jam 15 menit, hal ini relative lebih

cepat bila dibandingkan dengan teori menurut buku Ilmu Kebidanan tahun

2005, yaitu persalinan kala II pada primigravida rata-rata berlangsung

selama 1,5 jam dan pada multigravida 0,5 jam.

3. Kala III

Untuk mencegah terjadinya atonia uteri, dilakukan manajemen

aktif kala III yaitu pemberian injeksi oksitosin 10 IU / IM sebelum 1

menit, penegangan tali pusat terkendali, dan massase fundus uteri selama

15 detik sesuai dengan APN 2008.

Kala III berlangsung selama 15 menit biasanya plasenta lepas

dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan

tekanan pada fundus uteri. ( hanifa, 2005 : 185 )

Dengan perasat Brand Andrew, plasenta lahir pukul 04: 30 wib berat ±

500 gram, inersia sentralis, panjang 35 cm, dan pedarahan setelah plasenta

lahir ± 200 cc.

4. Kala IV

Pada kala IV dilakukan penatalaksanaan yang meliputi penilaian

TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan setiap 15

menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua. ( APN 2008 ),

selain itu dilakukan pemenuhan kebutuhan personal hygiene, nutrisi,

hidrasi, istirahat, dan memulai pemberian ASI.

Pada kala IV ini tidak ditemukan adanya kelainan, dimana keadaan

umum ibu baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82x/menit, suhu 37,ºC,
93

respirasi 20x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,

kandung kemih kosong, dan perdarahan ± 250 cc. pada pemeriksaan

laserasi terdapat rupture perineum grade II, oleh karena itu dilakukan

penjahitan dengan menggunakan anastesi, hal ini sesuai dengan pedoman

asuhan sayang Ibu. Dikarenakan perdarahan total ± 450 cc maka dilakukan

penyuntikan ergometrin 0,2 mg secara IM untuk menghentikan perdarahan

yang berasal dari luka perineum, kemudian dilakukan eksplorasi uterus

untuk memastikan tidak ada sisa plasenta yang tertinggal.

Setelah itu, dilakukan konseling mengenai pemenuhan kebutuhan

nutrisi, hidrasi, personal hygiene, istirahat, dan pemberian ASI awal. Dari

hasil pemantauan selama 2 jam tersebut tidak ditemukan keadaan yang

patologis dan perdarahan sudah teratasi.

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Asuhan kebidanan pada masa nifas meliputi 2 jam post partum, 6 jam post

partum, 2 hari post partum, 6 hari post partum, 4 minggu post partum, dan 6

minggu post partum. Pada masa nifas tidak ditemukan masalah kesehatan.

Involusi uterus berlangsung normal, proses laktasi normal dan keadaan bayi

sehat, konseling imunisasi dasar dan keluarga berencana ( KB ). ( saifudin,

2002)

Pendidikan kesehatan yang diberikan berupa personal hygiene, kebutuhan

nutrisi bagi ibu menyusui, pemenuhan kebutuhan ASI bagi Bayi, perawatan
94

tali pusat pada bayi, tanda bahaya masa nifas dan konseling KB. Ibu

berencana akan memilih KB suntik.

D. Asuhan Kebidanan Pada Masa Bayi Baru Lahir

Bayi lahir spontan pada tanggal 31 januari 2010 pukul 04: 15 wib. Bayi

langsung menangis, warna kulit kemerahan dan gerakan aktifi. Jenis kelamin

laki-laki, berat badan 2700 gram panjang badan 47 cm lingkar kepala 32 cm

dan lingkar dada 32 cm. pada pemeriksaan tidak ditemukan kelainan

congenital, bayi dapat menyusui dengan baik.

Jam pertama setelah bayi lahir, diberikan salep mata, hal ini sudah sesuai

dengan teori menurut saifudin pada buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal Neonatal tahun 2002 halaman N-32 bahwa perawatan

mata pada BBL diberikan pada jam pertama setelah bayi lahir.

Bayi Ny. R sudah diberikan Vitamin K1 ( phytomenadione ), ini sudah

sesuai dengan teori manurut buku APN tahun 2008 bahwa semua BBL

diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg secara IM dipaha kiri sesegera mungkin

untuk mencegah terjadinya perdarahan pada BBL akibat defisiensi vitamin K

yang dapat dialami oleh BBL.


95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Berdasarkan asuhan yang telah diberikan oleh penulis pada Ny. R dari

masa kehamilan 38 minggu 2 hari minggu sampai dengan 1 minggu post

partum yang dilaksanakan pada tanggal 29 januari 2010 samapi 7 februari

2010 di BPS. Bidan Tiah S dapat disimpulkan bahwa:

 Asuhan kebidanan kehamilan Trimester III selama kunjungan Antenatal

Care (ANC) ibu mendapat standar asuhan kebidanan minimal 6 T.

Standar asuhan yang tidak dilakukan adalah tes terhadap PMS, ini

dikarenakan tidak ada hal yang mengindikasikan untuk dilakukan tes

terhadap PMS. Pada kunjungan kehamilan trimester III usia kehamilan 38

minggu 2 hari ibu mengeluh sudah merasa mulas namun tidak sering,

hilang apabila dibawa berjalan, dan belum ada pengeluaran lendir

bercampur darah. Hal tersebut merupakan hal yang fisiologis karena


96

sudah ada tanda-tanda persalinan. Lalu diberikan penjelasan pada Ny. R

apabila mules yang terasa semakin sering dan kuat dan sudah ada

pengeluaran lendir bercampur darah maka segera datang ke Bidan.

 Asuhan kebidanan pada masa persalinan dari kala II sampai kala IV Ny.R

telah diberikan asuhan sayang Ibu, sehingga menimbulkan kenyamanan

dan ketenangan pada ibu. Pada masa persalinan ini, ibu mendapatkan

pengawasan yang intensif.

 Asuhan kebidanan pada masa nifas 8 jam berlangsung normal, dan tidak

ada tanda-tanda patologis

 Asuhan kebidanan pada Bayi Baru lahir usia 1 jam sudah dilakukan tidak

ada tanda-tanda patologis pada bayi, Vit K dan Salep mata sudah

diberikan.

B. Saran

1. Bagi Institusi

Untuk dapat melengkapi koleksi buku-buku diperpustakaan dengan baik

yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, BBL dan masa nifas

sehingga mempermudah penulis untuk melengkapi teori kepustakaan yang

dibutuhkan dalam pembuatan asuhan kebidanan komprehensif kedepannya

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Untuk lebih meningkatkan kwalitas pelayanan kesehatan terutama bagi Ibu

dan bayi sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian pada
97

Ibu dan bayi dan akan tercapainya program pemerintah dalam menurunkan

AKI dan AKB yang saat ini masih tergolong tinggi di Indonesia.

3. Bagi Penulis

Diharapkan dengan adanya asuhan kebidanan komprehensif ini, penulis

dapat lebih mengembangkan kemampuan dalam memberikan asuhan pada

Ibu dan bayi sesuai teori yang didapat di kampus selama ini

4. Bagi Pasien

Diharapkan dengan adanya pemberian asuhan kebidanan secara

menyeluruh terhadap diri dan bayinya, akan membuat Ibu lebih memahami

tentang pentingnya serta manfaat dari penanganan asuhan kebidanan secara

menyeluruh terhadap diri dan bayinya. Sehingga kedepannya Ibu akan

lebih peka terhadap kehamilan yang akan dating.


98

DAFTAR PUSTAKA

Derek Lewllyn-Jones, 2002, Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi edisi 6, EGC


Jakarta.

Gobak ett all, 2005, Keperawatan Maternitos., Kedokteran EGC.

Manuaba 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana,


EGC Jakarta.

Rustam, Muchtar 2, Sinopsis Obstetri, Jilid edisi 2, Kedokteran EGC.

Sarwono, Prawihardjo 2001, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bima pustaka, sarwono


prawihardjo, Jakarta.

APN Dan INISIASI MENYUSI DINI. 2009

You might also like