You are on page 1of 57

Presented by Hard work team :

Ahmad Firdaus Syahputra


Andrikhe Hamdani
Anita Venorica
Michael Wibowo
Rifqi Firdaus

MANAGEMENT TRAINEE VI
 Sortation
 Sterilizer
 Thressing
 Pressing
 Oil Clarification
 Sludge Seperation
 Kernel Station
 Oil Storage
 Effluent Treatment
 Proses pemilihan TBS yang akan diolah
 Kunci kualitas CPO dalam proses
pengolahan di POM
 Tujuan :
Meningkatkan kualitas TBS yang diolah oleh
POM
Meningkatkan kualitas CPO
Meningkatkan rendemen minyak dan inti
Meningkatkan hasil produksi yang lebih
menguntungkan
Jenis kelapa sawit
Dura
Tenera
Psifera
Asal TBS :
Kebun inti : kebun dengan lahan sendiri dan
dengan penanaman yang dilakukan sendiri oleh
WILMAR
Kebun plasma : kebun dengan lahan milik orang
lain namun dengan penanaman yang dilakukan
oleh WILMAR
Kebun pihak ke-3: kebun dengan lahan milik orang
lain dan dengan penanaman yang dilakukan oleh
orang lain
○ Pekebun : petani yang menjual hasil tanamnya
sendiri
○ Agen : pihak yang membeli hasil tanam dari pekebun
○ Pekebun + agen : pihak yang menjual hasil
tanamnya sendiri serta membeli dari pihak lain
Prosedur sortase:
Petugas mengatur mobil yang dibongkar
Petugas mengambil SPB (Surat pengantar
barang), memeriksa nomor polisi, asal TBS,
estimasi bruto, tarra dan netto, serta jumlah
tandan
Petugas menentukan berat janjang rata-rata
dan jumlah tandan; dicocokkan dengan
surat pengantar TBS. Kalau ditemukan
ketidakcocokan maka petugas sortase
berhak mengambil tindakan
Petugas sortase mengisi blanko berita acara sortase
untuk petugas timbangan
Bila ada buah yang bermasalah, petugas sortase
membuat berita acara pengembalian TBS yang
ditandatangani kepala sortase, Mill manager /
assistant mill manager dan sopir truk
Pemilik TBS yang tidak terima dengan keputusan
petugas sortase diberi kesempatan untuk datang ke
loading ramp melihat kondisi TBS maksimal 1 hari
Untuk TBS yang berasal dari kebun WILMAR maka
sortase dilakukan pada sample 50 tandan (netto < 5
ton) atau 100 tandan (netto > 5 ton) yang diambil
secara acak
TBS yang berasal dari kebun plasma maupun pihak
ke-3 disortase keseluruhan TBS-nya
No Kriteria Buah Fraksi TBS Memberondol Persentase Pemotongan Keterangan
(%) Diharapkan Dirjenbun
1. Buah sangat Fraksi 00 0 0 %BM x 50% x Berondolan hitam,
mentah Tonase netto mesocarp kuning
2. Buah mentah Fraksi 0 < 12,5 3 maks pucit/putih

3. Buah kurang Fraksi 1 12,5 – 25 85 Berondolan merah


matang/mengkal kehitaman, mesocarp
oranye/kuning kunyit

4. Buah matang I Fraksi 2 25 – 50 Berondolan berwarna


merah, mesocarp
5. Buah matang II Fraksi 3 50 – 75 oranye/kuning tua
(kemerahan)

6. Buah lewat Fraksi 4 75 – 100 10 maks (%BLM – 5%) x


matang 25% x Tonase
7. Buah sangat Fraksi 5 Buah dalam 2 maks netto
matang ikut
memberondol
No Kriteria Buah Fraksi TBS Memberondol Persentase Pemotongan Keterangan
(%) Diharapkan Dirjenbun
8. Tandan/Janjang 0 %JK x 100% x Berondolan sisa <10%
kosong Tonase netto
9. Buah busuk 0 Buah yang sudah lama di
piringan
10. Tangkai 0 %TP x 1% x Tangkai > 2,5 cm
panjang Tonase netto
11. Buah kastrasi Buah panen pertama,
berat < 3kg
12. Buah kecil BJR 3kg – 6kg

13. Buah sedang BJR 6kg – 12kg

14. Buah besar BJR >12kg

15. Buah Duri-duri panjang,


landak/sakit berondolan kecil hitam
16. Sampah & pasir %SP x 200% x Material yang terbawa
Tonase netto oleh truk
No Kriteria Buah Fraksi TBS Memberondol Persentase Pemotongan Keterangan
(%) Diharapkan Dirjenbun
17. IPB (Indeks Jumlah berondolan
Pengutipan terkutip dibagi berondolan
Berondolan) teoritis
18. NSP (Nilai Perkalian persentase fraksi
Sortase Panen) dengan koefisien
kematangan
NSP = -5(00) – 1(0) + (I + II +
III) + 1/3(IV) – 1/3(V)
 Berfungsi sebagai:
Tempat penampungan TBS
sebelum diproses
Memudahkan memindah TBS
ke lori
Menjamin kontinuitas dan
kelancaran
 Merupakan kunci kapasitas
produksi
Fungsi dari stasiun rebusan adalah:
 Agar tidak terjadi kenaikkan FFA
(menonaktifkan enzim-enzim)
 Agar berondolan mudah terpisah dari
tandan pada proses selanjutnya
 Mempermudah proses pemisahan
kernel dengan mesocarp
 Agar inti/kernel tidak pecah pada proses
pemisahan
3 tipe rebusan:
 Rebusan horizontal
Pengangkutan TBS menggunakan lori.
 Rebusan vertical
Pengangkutan TBS menggunakan
conveyor penghantar
 Rebusan berjalan / continuous sterilizer
TBS dicacah terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke box aluminium dan di
jalankan pada conveyor selama 44 menit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses
rebusan:
Terjadi evaporasi selama proses perebusan
(sebesar 10%)
Jika rebusan over heat, maka minyak akan tumpah
Jika rebusan tidak bagus (dibawah suhu normal),
maka inti akan menempel dengan cangkang dan sulit
untuk dipisahkan.
Jika proses perebusan gagal, tidak boleh direbus
ulang. Melainkan melalui proses double
thresher/rethresher.
 Untuk mendapatkan hasil yang baik dan
lossis yang minimum maka perebusan
dilakukan dengan system triple peak (3
puncak) dimana:
Puncak pertama tekanan sampai 1,5 kg/cm2
Puncak kedua tekanan sampai 2,0 kg/cm2
Puncak ketiga tekanan sampai 2,8 – 3,0 kg/cm2
Step Valve Waktu Keterangan
Inlet condesate Exhaust (Menit)

1 O O C 2 Dearation
2 O C C 10 Inlet steam peak 1
3 C O C 2 Buang condensate peak 1
4 C O O 3 Buang steam peak 1
5 O C C 15 Inlet steam peak 2
6 C O C 2 Buang condensate peak 2
7 C O O 3 Buang steam peak 2
8 O C C 20 Inlet steam peak 3
9 C C C 5 Penahanan peak 3
10 C O C 1 Buang condensate peak 3
11 O C C 5 Inlet steam peak 3
12 C C C 5 Penahanan peak 3
13 C O C 1 Buang condensate peak 3
14 O C C 5 Inlet steam peak 3
15 C C C 5 Penahanan peak 3
16 C O C 3 Buang condensate peak 3
17 C O O 3 Buang steam peak 3
 Pemakaian unit rebusan untuk kapasitas PKS 60 T/jam
dengan lori 2,5 T/lori, adalah:
= (Kap PKS X Siklus Rebus) : (Isi rebusan X 60 menit)
= (60 X 90) : (30 X 60)
= 3 unit rebusan.
 
 Kebutuhan uap selama proses untuk perebusan TBS cukup
banyak, supaya siklus perebusan bias lancer maka untuk
memenuhi uap tersebut membutuhkan uap bekas dari BPV
(Back Pressure Vessel).
NB: - Single peak untuk continuous sterilizer
- Triple peak untuk vertical and horizontal sterilizer.
 Fungsinya untuk memisahkan dan
melepaskan buah dari tandan.
(Brondolan keluar dari kisi-kisi drum,
sedangkan tandan akan diarahkan
kedepan).
 NB: jika sedikit janjangan keluar, maka
maintenance. Jika banyak, stop
pemakaian.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
 Putaran drum thresher 23 RPM sehingga tandan
bisa terbanting sempurna
 Putaran auto feeder 2 – 3 RPM sehingga umpan
tidak kebanyakan.
 Untuk kapasitas 60 T/jam dengan 2 unit Hoisting
crane maka waktu yang dibutuhkan untuk
menaikkan dan menurunkan 1 buah lori adalah 2,5
menit.
 Persentase berondolan per TBS adalah 67%, empty
bunch 22% dan bunch ash 0,5%.
 Persentase oil loss fruit in empty bunch 0,05% dan
kernel loss fruit in empty bunch 0,04%.
Alat-alat bantu di thresher:
 Hoisting crane atau tipller
Fungsinya sebagai alat transportasi TBS yang sudah direbus
ke drum thressher
 Automatic feeder
Fungsinya sebagai alat pengumpan kedalam drum thressher
 Fruit conveyer dan elevator
Fungsinya sebagai alat penghantar berondolan.
 Empty bunch conveyer
Fungsinya sebagai alat penghantar janjangan kosong ke
incinerator
 Incinerator
Fungsinya sebagai tempat pembakaran janjangan kosong dan
menghasilkan ash ( abu janjang).
 Merupakan proses dalam POM yang bertujuan untuk
melumatkan daging buah sehingga didapatkan minyak kelapa
sawit
 Terdapat 2 sistem :
 Digester : untuk melumatkan buah, sehingga daging buah
dapat terpisah dari biji. Alat ini berupa tabung yang
dilengkapi 6 tingkatan pisau dengan 5 tingkat sebagai
pengaduk, dan 1 tingkat paling bawah sebagai pelumat.
 Screw Press : sebagai pengepres yang digunakan untuk
memisahkan minyak kasar dari daging buah, dimana minyak
akan mengalir melalui oil gutter ke sand trap tank dan cake (
campuran nut + filter ) akan masuk ke CBC ( Cake Breaker
Conveyor).
 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan pada Digester
Pengisian digester min. ¾ volume, hal ini agar
tekanan ke bawah besar sehingga hasil press baik.
Pertahankan temperatur dalam digester 900C –
950C.
Untuk menghasilkan pengadukan optimal, maka
putaran digester harus 25 – 26 RPM.
Periksa hasil pengepresan tiap jam untuk
mengetahui losses dan kernel pecah.
Jumlah air pengeceran 50 – 75% terhadap
kandungan minyak.
 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Screw Press
 Kapasitas yang mampu diolah 15- 17 Ton, Max. 20 Ton.
 Tiap 800 jam diganti.
 Minyak dari oil gutter ke sand trap.
 Pemisahan minyak sempurna pada keadaan dingin.
Fungsi oil clarification adalah pemisahan minyak dari pengotor
agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi
hidrolisis dan oksidasi.
  Proses oil clarification meliputi:
 Sand Trap Tank
 Vibrating Screen
 Crude Oil Tank
 Clarifier Tank / CST
 Sludge Tank
 Sludge Separator
 Clean Oil Tank
 Oil Purifier
 Vacum Drier
  Sand Trap Tank
berfungsi untuk menyaring pasir dengan cara
pengendapan.
Tangki di isi dengan air panas untuk memudahkan
pemisahan minyak dengan pasir. Pasir yang
berada di cut tangki akan di drain untuk dibuang.
  Vibration Screen
berfungsi untuk menyaring minyak dengan
mengunakan filter dengan 3 tingkatan. Tiap
tingkatan memiliki ukuran MESH yang berbeda.
Terdiri dari 20 mesh, 30 mesh, dan 40 mesh.
Dimana semakin tinggi mes maka ukuran lubang
akan semakin kecil.
Crude oil tank
Berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara minyak kasar, berupa tangki
dengan sekat-sekat yang menggunakan
sistem overflow sehingga kotoran akan
mengendap di bagian bawah, pada
bagian bawah tangki juga terpasang
pemanas untuk memanaskan minyak
Clarifier tank
Berfungsi untuk memisahkan minyak
dari air, kotoran dan lumpur karena
pengaruh panas dan vicositas. Tangki
ini dilengkapi dengan stirer.
Alat ini digunakan untuk mengurangi
kadar kotoran dan kadar air yang masih
terlihat pada minyak. Kadar air 0,4 % dan
kadar minyak 0,01 – 0,02 %. Hasil
keluaran dari oil tank akan melewati oil
purifier dan disaring sesuai ketetapan di
atas.
Vacuum drier
 Berfungsi untuk menurunkan kadar
air hingga 0,1 – 0,15 %, dan kadar
kotoran hingga 0,01 – 0,02 %
 Bekerja dengan menghisap udara
yang berada dalam tabung dengan
menggunakan vacuum pump
(tekanan vacuum -0,8 s/d -1 kg/cm2)
Untuk memisahkan minyak yang masih
terkandung dalam sludge yang dipisahkan
dari CST ( Clarifier Tank ).
Prinsip kerjanya :
Nozzle separati berputar secara sentrifugal,
dimana pemisahannya fraksi berat ( lumpur
dan kotoran ) terlempar ke dinding bowl
dan fraksi ringan ( air dan minyak ) akan ke
tengah.
Merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
mendapatkan produksi kernel yang baik
sesuai yang diinginkan.

Alat pendukung terdiri dari


 
Depericafer
Berfungsi untuk memisahkan nut dengan fiber
berdasar berat jenis berbetuk seperti coulum.
Fiber akan terhisap ke boiler dan digunakan
untuk pembakaran. Nut akan jatuh ke
polishing nut untuk di proses lebih lanjut
Polishing drum
Berfungsi untuk memisahkan fiber yang
masih ada di nut, dan juga membersihkan
batu-batu, kayu, dan tangkai jenjang.
Nut silo
Berfungsi sebagai tempat penampungan
nut setelah dari polish drum
Ripple mill
Berfungsi untuk memecahakan nut
sehingga terbagi menjadi cangkang dan
kernel
Hal yang perlu diperhatikan disini:
 pengaturan kecepatan
kerapatan antara rotor bar dan plate liner
disesuaikan dengan ukuran nut
 kondisi keausan rotor bar dan plate liner
Separating coulomb
LTDS
Berfungsi untuk memisahkan kernel dan
cangkang dari hasil pemecahan ripple
mill dengan menggunakan prinsip
pemisahan berdasar perbedaan berat
Clay bath
Berfungsi sebagai larutan pemisah
antara kernel dan cangkang berdasar
berat jenis.
Berat jenis kernel basah = 1,07
berat jenis cangkang = 1,15 – 1,20
maka larutan yang akan dipakai adalah
1,12 dengan mencampurkan tanah liat
atau CaCO3
Kernel silo
Berfungsi untuk mengurangi kadar air pada kernel
sebelum dikirim ke bulk silo. Pengeringan
menggunakan steam heater yang dihembuskan oleh
fan berupa udara panas. Pengeringan bertahap
dengan susunan suhu 800C di atas, 700C di tengah,
dan 600C di bawah
 
Bulking silo
Vsekarang= Vkosong awal-Vkosong sekarang

Cara perhitungan tinggi


T = (t1+t2+t3+t4+t5)/5
 Merupakan tempat penyimpanan
terakhir CPO di POM
 Tangki penyimpanan ini harus dijaga
selalu bersuhu 500C untuk menjaga
kualitas minyak
 Pemanasan ini dilakukan oleh steam
coil
Limbah dari suatu pabrik harus diolah
sebelum dibuang ke badan air, karena
limbah tersebut mengandung bermacam-
macam zat yang dapat membahayakan
alam sekitar maupun manusia itu sendiri.
Demi kelestarian lingkungan hidup, maka
setiap pabrik harus mempunyai unit
pengolahan limbah.
Air limbah PKS merupakan factor
pecemaran lingkungan yang dapat
menggangu kelestarian sumber daya
alam.
Jumlah kondensat dan buangan
clarifikasi dari PKS : 0,6 -0,8 m3/ Ton
TBS.
Limbah cair ini terdiri dari:
Air Condensate dari rebusan.
Air cucian dan buangan dari clarifikasi.
- Fat – Fit
Tempat Penampungan terakhir Limbah
cair PKS dengan suhu 50 o C.

- Cooling Pond
Pond ini berupa Parit yang berguna juga
untuk menurunkan suhu limbah cair.
- Sludge Pond
Kolam ini merupakan instalasi tambahan
membantu fat – fit dalam pengutipan
minyak yang masih ada dalam sludge
pond.
- Neutralizing Pond
dalam Pond ini dilakukan penambahan
Soda Api, Kapur Tohor, Abu janjangan
dan cairan limbah yang sudah netral
untuk menghasilkan asam.
- Seeding Pond
Kolam ini untuk pembiakan bakteri Mesophyl (
30 o C - 40 o C ), bakteri Thermophly ( 57 o C -
65 o C ), Nutirisi Niterogen dan Phospat,
Kedalaman Kolam 5 m – 6 m.
- Anaerob Pond
untuk mengefektifkan proses
perombakan dilakukan sirkulasi
(penyebaran bakteri) dan resirkulasi
(memperbaki pH, nutirisi,
mempertahankan populasi bakteri)
- Facultative Pond
peralihan kolam an aerob menjadi aerob
dan untuk menyelesaikan proses yang
belum selesai.
- Aeration Pond
Kolam ini berlangsung proses oksidasi.
Supaya reaksi oksidasi berlangsung
baik maka digunakan aerator.

Kolam di buat dengan kedalaman 3 m


sehingga sinar matahari sampai ke
dasar kolam untuk membantu proses
oksidasi dan pekerjaan bakteri atau
mikroba.
Teknik apilkasi limbah tergantung kepada
kondisi topografi areal kebun :
1. Teknik Penyemprotan (Sprinkel )
2. Teknik parit dan Alur ( Over Flow)
3. Teknik Parit dan Teras ( Kemiringan tertentu)
4. Teknik Traktor / Tangki ( Traktor)

You might also like