Professional Documents
Culture Documents
• Nonrasionalitas
Argumentasi3 terpisah dapat dibuat untuk
pengambilan keputusan yang rasional dalam organisasi.
keputusan yang tepat terlihat telah dibuat, tetapi keputusan
tersebut dibuat oleh selain proses penalaran deduktif dan
oleh proses pencarian.
• Koalisi dominan
Koalisi ini berkembang karena disekitarnya ada
ambiguitas tujuan, strategi, efektivitas organisasi dan apa
yang dianggap rasional. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai
antara individu dan kelompok jarang sejalan, dan
pengambilan keputusan untuk menetapkan kriteria
seringkali tidak jelas, mengarah kepada kompromi yang
dibentuk. Hal ini memperkuat sifat organisasi politik, dan
bahkan memainkan bagian pemutusan hal yang rasional
maupun yang tidak.
• Kekuasaan
Perbedaan kepentingan dan koalisi dominan
membawa pada pembahasan mengenai peran kekuasaan
dalam organisasi. Kekuasaan4 dari berbagai koalisi
menentukan hasil akhir dari proses pengambilan keputusan.
Tanpa perselisihan tersebut, tidak akan ada ruang untuk
berlangsungnya pertimbangan, negosiasi dan akhirnya
politisasi yang terjadi.
5
Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai inti yang dipunyai bersama oleh sebagian
besar anggota organisasi. (Stephen P.Robbins, “Organization Theory : Structure, Design
and Its application”)
6
Sub-sub budaya cenderung berkembang pada organisasi-organisasi yang besar dan
mencerminkan masalah bersama, situasi, atau pengalaman yang dihadapi para anggotanya.
Sub-sub budaya dapat berbentuk vertical maupun horizontal. (K.L.Gregory, “Native-view
Paradigms:Multiple Cultures and Culture Conflict in Organizations”)
7
Budaya yang kuat dicirikan oleh nilai inti dari organisasi yang dianut dengan kuat, diatur
dengan baik dan dirasakan bersama secara luas.
o
II. ORGANIZATONAL DECISION MAKING: MARY JO
HATCH
8
Suatu proses pengambilan keputusan terjadi pada semua tingkatan dan dalam semua unit
organisasi, lihat Mary Jo Hatch, Organization Theory: modern, Symbolik, Design and Post
Modern Perspektif (New York : Oxford University Press, 10997), hlm. 270.
Ketika terdapat kesepakatan mengenai tujuan dan
kesepakatan bagaimana cara pencapaian tujuan atau mengenai
penanganan masalah, kemudian ketidakpastian dan keambiguan
berada pada kondisi minimum dan benar untuk menggunakan
model rasional. Hal ini tidak berarti seorang manajer akan
berhenti menggunakan proses pengambilan keputusan ini.
Bahkan ketika adanya peningkatan ketidakpastian dan
ambiguitas, manajer dimungkinkan untuk menemukan bahwa
penggunaan metode model rasional mempunyai insentif yang
lebuh besar untuk dapat memberikan rasa aman secara simbolis
dari proses keputusan yang kurang.
Model Koalisi
9
Suatu usaha pembentukan kekuatan yang didasarkan pada beberapa perundingan di
belakang layar yang berusaha untuk memberikan pertimbangan kepada semua kepentingan
dalam posisi bersama di pembentukan kekuatan tersebut, dikutip dari Ibid., hlm. 277 oleh
Mary Jo Hatch , Organization Theory: modern, Symbolik, Design and Post Modern
Perspektif (New York : Oxford University Press, 1997)
buntu, model tong sampah dapat menjadi gambaran terbaik bagi
organisasi dalam proses pengambilan keputusan yang terjadi
seperti dalam organisasi. Model ini sesuai untuk situasi yang
mempunyai hanya lingkungan atau teknologi yang kurang
mencukupi, atau saat dimana aktor utama bergerak keluar masuk
dari proses keputusan karena kegiatan lain bersaing dalam waktu
dan perhatian yang sama. Model ini diberi nama “tong sampah”
untukmenekan ketidakteraturan dalam pengambilan keputusan.
Meskipun tidak terdapat organisasi yang beroperasi dalam modus
ini sepanjang waktu, namun setiap organisai akan menemui
situasi seperti ini dari waktu-kewaktu.
Budaya Organisasi
Konteks lingkungan organisasi harus selalu diingat sebagai
analisis budaya organisasi yang dikejar. Budaya melibatkan
anggota sebuah organisasi dalam realitas yang dibangun secara
sosial. Anggota organisasi berbagi realitas ini dalam indera ganda
persamaan dan perbedaan. Unsur-unsur di atas dimana berbagi
budaya didasarkan pada termasuk artefak, simbol, norma, nilai,
keyakinan, dan asumsi, dan fisik, perilaku, dan simbol-simbol
linguistik. Unsur-unsur budaya ini saling terkait dalam makna
jaringan yang terjalin, seperangkat inti anggapan dan sebuah
pandangan, dapat diakses oleh semua anggota budaya.
Pandangan membantu anggota dalam mengelola kegiatan dan
dalam memaknai pengalaman organisasi. Hubungan konstruksi
sosial ini, yang anggota budayanya secara rutin mengarahkan
pengalaman dan aktivitas, adalah apa yang disebut sebagai
budaya organisasi.
ANALISA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BUDAYA
ORGANISASI
10
dikutip dari Ibid, oleh Mary Jo Hatch , Organization Theory: modern, Symbolik, Design and
Post Modern Perspektif (New York : Oxford University Press, 1997)
Selanjutnya, Hatch menjelaskan tentang macam-macam
proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Mulai dari
proses pengambilan keputusan model rasional yang
mengungkapkan bahwa model keputusan ini dapat digunakan jika
telah ada kesepakatan mengenai tujuan atau masalah yang akan
ditangani dan telah ada kesepakatan mengenai bagaimana cara
pencapaian tujuan atau penanganan masalah, kemudian
ketidakpastian dan ambiguitas terjadi pada kondisi minimum dan
kondisi yang tepat untuk menggunakan model rasional dalam
pengambilan keputusan.
Books Review 2:
STEPHEN P. ROBBINS
DAN
MARY JO HATCH
OLEH:
DIENDA KHAIRANI
0806396115
ADMINISTRASI FISKAL NONREG
2008
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2009