You are on page 1of 13

Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

Amerika Serikat:
Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia
Oleh: Munarman SH,
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta

Sejak dikumandangkannya perang terhadap terorisme oleh


Amerika Serikat tahun 2001 lalu, sudah ribuan orang yang
dipenjara oleh pemerintah Amerika Serikat, baik penjara di
dalam Amerika Serikat sendiri maupun di luar Amerika
Serikat seperti di penjara Guantanamo, Abu Ghraib Irak
maupun di Mazar E-Sharif, Afghanistan. Harian Amerika
Serikat Washington Post melaporkan, Amerika Serikat telah
menahan 9.000 orang di sejumlah penjara rahasia di dalam
dan di luar Amerika Serikat. Penjara ini tidak mendapatkan
pengawasan dari pihak mana pun. Para tahanan juga tidak
mendapatkan hak tahanan atau jaminan. Dalam kasus
Afghanistan saja, sejak jatuhnya Taliban hingga saat ini, tentara Amerika Serikat
telah menangkap lebih dari 600 orang yang dituduh terlibat dengan jaringan Al-
Qaidah, serta menjebloskan mereka ke penjara Guantanamo di selat Kuba
dengan cara yang amat mengkhawatirkan. Para tahanan juga tidak mendapatkan
hak untuk memperoleh pengacara.

Sementara itu, harian New York Times melaporkan,


dari. 595 orang yang ditahan di penjara Guantanamo
Kuba, hanya 24 orang saja yang dicurigai sebaga i
anggota Al-Qaidah. Harian ini menuliskan, mengutip
dari pejabat dinas intelijen dan pelaksana undang-
undang, ada hal yang dibesar-besarkan di Guantanamo.
Di sana tidak ada pemimpin Al-Qaidah maupun orang Penjara Guantanamo
yang memiliki informasi penting tentang Al-Qaidah.
Informasi yang juga berhasil dikumpulkan dari penjara tidaklah me miliki
kepentingan besar dalam mencegah terjadinya serangan.

Sebagaimana diketahui, kebanyakan para tahanan yang


dipenjarakan di Guantanamo adalah orang yang ditangkap
Amerika Serikat pada Perang Afghanistan akhir tahun 2001.
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari orang-orang
yang ditangkap tersebut tidak berhubungan dengan apa yang
dituduhkan oleh Amerika Serikat, alias salah tangkap.

Sementara itu mengenai metode penahanan dan kondisi


tempat mereka ditahan dapat digambarkan sebagai berikut.
Menurut harian The Washington Post, penjara Amerika Serikat
terdiri dari tiga tingkatan: penjara, kamp penangkapan, dan
Penjara Mar-i-Syarif pos pemeriksaan. Ketiga hal ini terdapat di Irak, Afghanistan,
Guantanamo, dan tempat lainnya. Semuanya berada di bawah
pengawasan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon). Di samping
1

itu, ada penjara rahasia, tempat para pembesar Al-Qaidah ditahan dan juga
Hal.

kantor pemeriksaan yang berada di bawah dinas keamanan asing.

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

Di Kabul terdapat sebuah penjara milik CIA yang


disebut dengan 'lubang' karena kondisinya yang tidak
manusiawi dan jauh dari memadai. Sementara di Irak, para
tahanan penting ditahan di penjara khusus dekat bandara
Baghdad Internasional. Adapun di Qatar, Amerika Serikat
menahan orang penting Irak di penjara terasing di tengah
padang pasir.

Berdasarkan pada perkiraan Pentagon dan dinas


intelijen, ada sekitar 9000 orang yang ditangkap Amerika
Serikat di luar batasnya. Mereka ditangkap karena dituduh Penjara Abu Gharib
terlibat terorisme atau kegiatan revolusioner. Mereka yang
ditahan ini tak memiliki hak pembelaan.

Di samping itu, masih ada sejumlah orang yang ditahan pasukan asing
dengan tekanan AS. Menteri Keadilan Qatar mengatakan, mereka yang ditangkap
di-dunia Arab lebih banyak daripada yang ditangkap di Guantanamo. "Jumlah
mereka ribuan," ujamya.

Radio Koln, Jerman, dalam laporan terbarunya


menyingkap keberadaan 24 penjara rahasia
Amerika Serikat di dunia yang 13 di antaranya
benar-benar tersembunyi. Mengutip keterangan
Lembaga Human Rights Watch, Radio Koln
menambahkan bahwa Amerika Serikat memiliki
Penjara Kabul banyak penjara rahasia di seluruh dunia, dan tidak
hanya terbatas pada penjara Irak dan penjara
Guantanamo di Kuba saja. Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon),
dikabarkan tidak membenarkan dan juga tidak menepis berita tentang
keberadaan penjara-penjara itu.

Laporan ini menyebutkan, menurut seorang pakar HAM, Deborah


Preschtein, penjara-penjara rahasia Amerika Serikat itu tersebar di Afghanistan,
Pakistan, Jordania, dan di wilayah militer Amerika Serikat di benua India serta
dalam kapal-kapal Perang Amerika Serikat.

Harian Inggris Observer melaporkan pula, Amerika Serikat menyembunyikan


ribuan orang yang dituduh terlibat terorisme ke dalam penjara rahasia di
Amerika Serikat dan negara sekutunya.

"Mereka ditangkap tanpa bukti apa pun sejak genderang perang terhadap
terorisme dikumandangkan," ujar harian itu.

Di bawah laporan yang berjudul Dunia Rahasia Penjara Amerika, harian itu
mengatakan, selama tiga tahun Dinas Keamanan Amerika telah memindahkan
lebih dari tiga ribu orang yang dituduh bergabung dengan Al-Qaidah dari
penjara ke penjara lain di dunia tanpa pengadilan dan di bawah operasi rahasia.
Operasi pemindahan ini meliputi pula tahanan Barat.
2
Hal.

Mereka juga mengalami siksaan dalam penggalian informasi. Ada kalanya

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

mereka dibawa ke intelijen Amerika, ada kalanya ke


intelijen Inggris. Juru bicara Amnesti Intemasional,
Abdus Salam Sayyidi Ahmad, dalam wawancaranya
dengan televisi Al-Jazeera menyebutkan bahwa
penyiksaan terhadap para tahanan di penjara Abu
Ghraib dan Guantanamo bukan merupakan kasus
kebetulan, melainkan sebuah aksi yang sudah
Jenderal Antonio Taghoba terorganisasi.

Jenderal Antonio Taghoba, ketua Tim penyelidik kasus penyiksaan tahanan


di Abu Ghraib, Irak, melaporkan bahwa: kejahatan yang terjadi di penjara Abu
Ghraib sudah direncanakan. Ini bertentangan dengan pernyataan Donald
Rumsfeld belum lama ini yang mengatakan bahwa peristiwa ini adalah aktivitas
pribadi.

Dalam laporan setebal 35 halaman yang dikutip harian


Al-Hayat itu disebutkan bahwa telah ditemukan sejumlah
pelanggaran hak tahanan antara Oktober - Desember 2003.
Kejahatan yang sudah direncanakan dan di luar undang-
undang ini dilakukan secara sengaja oleh anggota pasukan
penjaga yang berada di bawah komando kepolisian militer.
Laporan ini juga diperkuat dengan bukti fotografi yang
sekarang ada di dinas investigasi tindak kejahatan.

Mengenai kejahatan di penjara Abu Ghraib, laporan itu Donald Ramsfeld


menyertakan sejumlah foto, di antaranya foto para tahanan
wanita dan laki-laki dalam keadaan telanjang, tahanan laki-laki yang dipaksa
memakai pakaian dalam wanita, tahanan yang diletakkan di penjagaan babi
anjing, dan pemerkosaan yang dilakukan seorang polisi.

Berbagai fakta yang dimuat di berbagai harian Internasional tersebut


sengaja saya tampilkan agar kita tidak hilang ingatan, bahwa atas nama perang
terhadap terorisme, Pemerintah Amerika Serikat telah melakukan dan akan
melakukan apa pun, bahkan tindakan melanggar hukum dan
biadab sekali pun. Ini semua adalah atas nama perang melawan
terorisme.
Pada 18 September 2002, Radio, Nedherland Belanda,
memuat .berita yang berisi, Presiden Indonesia Megawati
Soekarnoputri, lima Menteri, Kepala Polisi
Indonesia, serta Panglima TNI melakukan
rapat mendadak menindaklanjuti informasi
Presiden Megawati
intelejen Amerika Serikat, CIA tentang
Soekarnoputri
terorisme: Usai rapat Menko Polkam Susilo
Bambang Yudhoyono mengatakan
pemerintah akan terus mengklarifikasi adanya jaringan
teroris Al-Qaidah di Indonesia. Sementara itu Polisi tengah
memeriksa seorang Jerman keturunan Arab karena diduga
terkait terorisme. Pemerintah di Jakarta mengakui bahwa
pihaknya telah menangkap operator Al-Qaidah di Indonesia Menkopolkam Susilo
3

pada 5 Juni lalu. Omar Al-Faruq diduga adalah tokoh penting Bambang Yudhoyono
Hal.

jaringan teroris itu di Asia Tenggara. Menurut laporan dinas

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

intelijen Amerika CIA, seperti yang dikutip majalah Time, menyebut Al-Faruq
terlibat dalam upaya pembunuhan Presiden Indonesia Megawati Sukamoputri di
tahun 1999 dan 2001. Selain itu ia juga diduga terlibat pengeboman gereja di
malam natal tahun 2000 yang menewaskan 18 orang serta melukai lebih dari 100
orang. Al- Faruq berusia 31 tahun ditangkap di Cijeruk, pedesaan berhawa dingin
di Jawa Barat dekat Bogor
Segera sesudah informasi dan laporan dinas intelijen
Amerika CIA tersebut “diterima" oleh Pemerintah Indonesia,
puluhan aktivis kemudian ditangkap dan ditahan secara diam-
diam, atau dengan bahasa sehari-hari "diculik". Dari data- data
yang dimiliki oleh Yayasan LBH Indonesia dan Tim Pembela
Korban Undang-Undang Anti Terorisme (Tim KUAT);
penangkapan tersebut tersebar di beberapa wilayah, seperti
Medan 10 orang, Riau 3 orang, Lampung 3 orang, Jabotabek 11
orang, Jawa Tengah (Solo, Sukoharjo dan
Omar al-FaruqSemarang) 14 orang, Jawa Timur 4 orang
dan NTT 1 orang. Total keseluruhan
orang-orang yang ditangkap tersebut rneneapai 46 orang.
Bahkan, tidak cukup dengan laporan, Amerika Serikat
mengirimkan Menteri Keamanan Dalam Negerinya untuk
membicarakan agenda "Perang Melawan Terorisme" ke
Indonesia, pada tanggal 10 Maret 2004. Abubakar Ba’asyir
Dalam kunjungan tersebut Tom Ridge,
sang Menteri Keamanan Dalam Negeri secara khusus
menyebutkan bahwa Ustadz Abubakar Ba'asyir akan diadili
dengan cara lain, segera setelah ia mendengar informasi
mengenai putusan Mahkamah Agung yang mengurangi masa
hukuman Ustadz Abubakar Baasyir. Dalam pertemuan dengan
mitranya Menko Polkam waktu itu, Susilo Bambang
Yudhoyono, yang berlangsung sekitar satu jam itu, juga
dibahas mengenai kerja sama memerangi terorisme.
Tom Ridge "Ancaman terorisme dapat dicegah lewat kerja sama antar
negara. Indonesia adalah partner utama
Pemerintah Amerika Serikat di antara seluruh negara di Asia,"
jelas Ridge.
Lain lagi ulah Dubes Amerika di Jakarta, Rabu 28 Maret
2004, Ralph L. Boyce. Sang dubes mendatangi Ketua PP.
Muhammadiyah, Ahmad Syafi'i Ma'arif, di kantornya.
Kedatangan Boyce kali ini punya dua maksud. Pertama,
mengantarkan nota resmi gedung putih
pada saat Ahmad Syafi’i Maarif sedang
bersalaman dengan Bush. Kedua, gedung Ralph L. Boyce
putih memerintahkan Boyce mendatangi
Syafi'i Ma'arif supaya secara diam-diam bersedia menemui
pejabat-pejabat Indonesia, seperti Ketua Mahkamah Agung
dan Kapolri agar tidak mengeluarkan Abubakar Ba'asyir dari
tahanan menjelang pemilu 5 April. Untuk keperluan ini
kedutaan Amerika akan membantu segala fasilitas yang
4

Syafi’i Ma’arif
diperlukan.
Hal.

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

Segera setelah dukungan atau lebih


tepatnya tekanan Intemasional kepada pihak
Indonesia, aparat keamanan Indonesia, yang
saat ini mengedepankan kepolisian sebagai
ujung tombak dalam perang melawan
terorisme ini, terlihat sibuk mengejar dan
menangkap orang-orang yang diduga terkait
dengan tindakan teror di Indonesia. Hampir
keseluruhan orang-orang yang ditangkap oleh
pihak kepolisian tersebut adalah orang-orang
Bom Bali yang pernah ke Afghanistan. Dalam
kesibukannya mengejar orang-orang yang
menurut polisi terlibat dalam kegiatan terorisme, bom terus meledak. Sejak
peristiwa bom Bali, bom Marriot dan kemudian bom Kuningan. Polisi terlihat.
bingung dan kehilangan akal dalam upayanya memerangi terorisme. Bahkan
sampai- sampai seorang Brigadir Jenderal Polisi memerlukan kongkow-kongkow di
cafe mewah untuk mendapatkan keterangan dan informasi mengenai jaringan
teroris di Indonesia, seminggu sebelum peristiwa bom Kuningan meledak.
Aroma tak sedap tercium dari agenda perang melawan
terorisme tersebut. Jelas bahwa perang melawan terorisme
tersebut bukanlah muncul tiba-tiba dari sidang kabinet
Pemerintah Indonesia. Bahkan banyak pejabat tinggi,
termasuk wakil Presiden Indonesia, pada awalnya menolak
tuduhan bahwa Indonesia adalah: ”sarang teroris" seperti
yang dituduhkan oleh Lee Kwan Yew, Menteri Senior
Singapura yang membangun Dinasti Politik di Singapura
tersebut adalah orang yang pertama-tama melansir berita
tentang aktivitas terorisme di Indonesia. Kemudian berturut -
turut media massa Internasional yang berpangkalan di Lee Kuan Yew
Amerika Serikat, melansir bahwa Indonesia dijadikan
pangkalan bagi para teroris. Penolakan Pemerintah Indonesia
terhadap berbagai tuduhan tersebut "membuahkan" peristiwa
bom Bali. Menjadi tergambar jelas bahwa dalam "Perang
melawan Terorisme" ini terdapat pola. Laporan intelijen dari
Dinas' lntelijen Amerika CIA, pernyataan dari "perwakilan"
Amerika di kawasan Asia, Boming Informasi dari Media
Massa Amerika, baru kemudian tindakan aparat kepolisian
Indonesia.
Siapa saja yang tega berada di balik berbagai peristiwa pemboman di
Indonesia? Ini tentu pertanyaan yang sangat sukar dijawab. Memang tidak
mudah mengungkap dalang di balik berbagai peristiwa pemboman tersebut .
Apalagi berbagai skenario dan opini yang sengaja
menyesatkan terus dibangun oleh aparat keamanan. Untuk
urusan opini tersebut Pemerintah Amerika Serikat punya
cara untuk mengendalikan.
Di dalam struktur pemerintahan Amerika Serikat,
terdapat satu badan rahasia yang bertugas memproduksi
informasi guna memenangkan kepentingan Amerika Serikat.
5

Badan Ini dikenal dengan USIA (United States Information Agency). Badan ini
Hal.

menerima dana tahunan sekitar satu miliar dolar A merika. USIA adalah bisnis

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

ekspor informasi, ia bertugas me mproduksi informasi guna, kepentingan


nasional Amerika Serikat, melalui berbagai sarana, jabatan pos -pos diplomatik
yang dikenal di luar Amerika sebagai USIS (United States Information Service),
bertukar kegiatan seperti program fullbright dan kunjungan internasional,
program informasi dan siaran internasional yang meliputi
Voice of America. Selain itu juga berbagai variasi program telah
diluncurkan untuk membangun opini tersebut. Dengan
mesin-mesin propaganda inilah Amerika Serikat
mempengaruhi opini intemasional bahwa mereka adalah
"pihak yang benar". Proses dan kegiatan pembentukan
opini ini tidak jarang dan bahkan seringkali sebagai langk ah
awal untuk melakukan pembunuhan terhadap apa yang
dianggap Amerika sebagai musuh. Bahkan terhadap pejabat
mereka sendiri yang dianggap menghalangi agenda politik Jenderal Zia ul Haq
Amerika.
Menurut penuturan salah seorang pemimpin Mujahidin, Abdurrasul Sayyaf,
CIA mulai berusaha membunuh Presiden Zia ul Haq, Osama bin Laden, dan
Syaikh Abdullah Azzam, tatkala ada gejala kekalahan Uni Sovyet di Afghanistan.
Sayyaf lebih jauh mengungkapkan, Zia ul Haq pernah mengatakan bahwa nasib
dirinya berada di tangan CIA. Karena itu, lanjutnya, Zia ul Haq ke mana pun
pergi selalu meminta ditemani Dubes Amerika Serikat
di Islamabad yang akhimya memang tewas
bersamanya dalam satu pesawat yang meledak begitu
lepas landas. (ditembak dengan senjata ELF)
Perbedaan pendapat antara Zia ul Haq dan
pemerintah Amerika Serikat (Amerika Serikat),
ungkap Sayyaf, menyangkut soal masa depan
Afghanistan pasca hengkangnya Uni Sovyet. Zia ul Haq
Abdurassul Sayyaf bersikeras Afghanistan harus
menjadi negara Islam, sedangkan
Amerika Serikat menginginkan pemerintah Afghanistan lebih
sekuler dan berafiliasi ke Barat. Perbedaan pendapat
tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Zia ul Haq yang
membawa kematiannya secara tragis.
Setelah itu, tokoh Ikhwanul Muslimin asal Palestina,
Syaikh Abdullah Azzam -yang dikenal anti Amerika Serikat -
juga tewas akibat ledakan bom mobil di Kota Peshawar.
Syaikh Abdullah Azzam
Dalam cerita yang lain lagi, seorang
perwira Amerika yang pernah berperang di
Korea mengingat, bagaimana artileri Amerika menembakkan
meriam yang berpeluru selebaran yang ditujukan ke suatu
lembah yang berlereng curam di Korea Utara. Selebaran itu
menjanjikan perlakuan yang aman dan baik sebagai tawanan
perang sampai perdamaian dapat dipulihkan. Tak lama setelah
selebaran itu ditembakkan, salah seorang dari dua orang
infanteri Cina muncul dari pepohonan, memungut selebaran
itu. Beberapa menit kemudian terlihat dari pos artileri bahwa
6

ratusan tentara Cina sedang menuju ke arah Markas Besar


Hal.

Osama bin Laden


Komando PBB. Akhirnya nampak sekitar dua atau tiga ribu dari

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

mereka. Apakah yang terjadi waktu itu? Perwira tersebut menyatakan b ahwa
mereka mengisi lagi meriam mereka dengan amunisi anti personal lalu
menghabisi tentara Cina yang akan menyerah tersebut.
Dalam sejarah terungkap bahwa cara-cara pembentukan opini tersebut mulai
digunakan oleh Amerika dalam Perang Dunia II melawan apa yang disebut
fasisme, untuk mendapatkan dukungan dari dalam negeri dan menyakinkan
bahwa mereka adalah .penyelamat bagi Eropa waktu itu. Propaganda dan
pembentukan opini tersebut kemudian berlanjut dalam perang dingin melawan
musuh Amerika dengan apa yang disebut sebagai bahaya komunisme.
Indonesia pun. pernah merasakan dan menerima akibat daripropaganda
tersebut pada masa-masa penjungkalan Soekarno dari
tampuk kekuasaan. Akan tetapi dominasi Amerika Serikat
terhadap Indonesia tidak saja hanya dengan perang
informasi atau perang urat syaraf, campur tangan secara
langsung dan fisikpun dilakukan demi kepentingan
Amerika di Indonesia. Cuplikan tulisan dari Maruli Tobing di
harian Kompas kiranya dapat memberikan gambaran
tersebut.
PERTENGAHAN tahun 1958 Cedung Putih akhirnya
harus mengakui kegagalannya "menegakkan demokrasi"
dan "membendung komunisme" di Indonesia. KSAD
Jenderal AH Nasution yang disebut Amerika Serikat sebagai Jenderal A.H. Nasution
anti-komunis, bergerak di luar perkiraan. Ia menerjunkan
para pasukan merebut Bandara Pekanbaru. Dari pantai timur, didaratkan marinir
untuk menggunting pertahanan pemberontak, Alhasil, Dumai yang merupakan
ladang minyak Caltex, berhasil diamankan.
Pasukan Kolonel Akhmad Husein kocar-kacir, meninggalkan segala peralatan
perang, termasuk senjata anti serangan udara yang belum sempat digunakan.
Mereka tidak mengira serangan dadakan itu. Pesan rahasia dari Armada VII
Amerika Serikat agar meledakkan Caltex tidak sempat lagi dipikirkan. Padahal ini
nantinya akan dijadikan kunci intervensi Amerika Serikat ke Indonesia. Dua
batalyon marinir Amerika Serikat sudah siaga penuh. Dalam tempo 12 jam,
marinir ini akan tiba di Dumai.
Sejak itu sesungguhnya tamatlah riwayat PRRI yartg
dimotori para kolonel pembangkang serta tokoh PSI dan
Masyumi. Pentagon tercengang.
Pasukan PRRI makin terdesak, walaupun Sumitro
Djojohadikusumo sebagai wakil PRRI di pengasingan tetap
optimis. Kota demi kota berhasil direbut TNI hingga akhirnya
para pemberontak hanya mampu melakukan perang gerilya
terbatas. Bersamaan dengan itu dukungan rakyat kepada
pasukan Kolonel Simbolon, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel
Sumitro Akhmad Husein, Kolonel Dahlan Djambek, dan sejumlah
Djojohadikusumo perwira menengah lainnya, makin menciut. Bahkan terjangkit
perpecahan intern.
CIA gagal membaca situasi. Atas rekomendasi CIA pula sedikitnya Amerika
7

Serikat telah mengedrop persenjataan bagi 8.000 prajurit pemberontak. Ini


Hal.

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

belum mencakup meriam, mortir, senapan mesin berat, dan senjata antitank.
Amerika Serikat juga melatih sejumlah prajurit Dewan Banteng dan Dewan
Gajah, yang diangkut dengan kapal selam menuju pangkalan militernya di
Okinawa, Jepang. Keunggulan dalam sistem persenjataan dan pendidikan militer
temyata bukan jaminan superioritas dalam setiap pertempuran.
Penguasa Gedung Putih mulai patah semangat. Tanda kekalahan kelompok
yang dibantu, yang disebutnya "patriot" sejati itu, makin jelas. Tetapi, CIA dengan
intelijen AL AS, tetap memasok informasi keliru., Dalam laporannya, kekalahan
pemberontak anti-komunis akan mengguncang Malaya, Thailand, Kamboja,
dan Laos. Ini sangat berbahaya. Atas pertimbangan itu, Amerika Serikat akhirnya
tetap melanjutkan bantuan pada pemberontak, khususnya Permesta di Sulawesi
Utara.
Belajar dari kekalahan PRRl di Sumatera, di Sulawesi Utara penerbang
Amerika Serikat dan Taiwan memberi perlindungan payung udara bagi Permesta.
Pesawat pembom malang-melintang memutus jalur transportasi laut. Ambon,
Makassar, bahkan Balikpapan dihujani bom. Korban terus berjatuhan.
Namun, semua usaha ini juga menemukan kegagalan untuk
menekan Jakarta. Ofensif dibalas dengan ofensif. JenderaI
Nasution terus mengerahkan pasukan terbaiknya untuk merebut
satu per satu pertahanan Permesta. Puncaknya ketika AL RI
menembak jatuh pesawat pembom yang dikemudikan Alien Pope,
warga negara Amerika Serikat, di TeIuk Ambon pada 18 Mei 1958.
Peristiwa ini tidak saja mengejutkan publik Amerika Serikat,
tetapi juga masyarakat internasional. ApaIagi Allen Pope mengaku
bekerja untuk CIA. Kecaman terhadap agresi Amerika Serikat PKI
mulai mengalir.
Tanpa sedikit pun merasa bersalah, Amerika Serikat
kemudian dengan gampang putar haluan. Dari membantu peralatan perang dan
pelatihan pemberontak, serta menyebarkan informasi bohong mengenai ancaman
komunis terhadap stabilitas Asia Tenggara jika pemberontak kalah, Gedung Putih
kemudian memutuskan membantu ekonomi dan militer Indonesia.
Namun, kebijakan baru ini bukan berarti terputusnya hubungan dengan
pemberontak yang disebutnya masih punya "masa depan" itu. MeIaIui jaringan CIA,
sejumlah senjata ringan masih dipasok bagi DI/TII di Sulawesi dan Aceh, serta
Permesta di Sulut. Presiden Eisenhower menyebutnya sebagai "bermain di dua
pihak".
KEBIJAKAN bermuka dua ini, tanpa peduli apa dan berapa
banyak korban jiwa dan harta benda.
Lantas di balik selubung bahaya ancaman komunisme,
Amerika Serikat selalu berhasiI memperdayai elite militer dan
politik Indonesia.
Gambaran Iebih jeIas mengenai Indonesia dikemukakan
Presiden Eisenhower dalam konferensi guberur negara bagian
Amerika Serikat tahun 1953. Ia mengatakan bahwa sumbangan
Amerika Serikat sebesar 400 juta dollar AS membantu Perancis
8

Dwight D. Eisenhower
dalam perang Vietnam bukanlah sia-sia. Jika Vietnam jatuh ke
Hal.

tangan komunis, negara tetangganya akan menyusul pula. "Kita tidak boleh
http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

kehilangan Indonesia yang sangat kaya sumber daya aIamnya," ujamya.


Bagi Amerika Serikat, di dunia ini hanya dikenaI dua blok, yaitu komunis dan
liberal. Di luar jalur itu dikategorikan sebagai condong ke komunis. Maka
dengan kosmetik demikianlah bagi Amerika Serikat tidak ada ampun untuk
seorang nasionalis seperti Soekarno. Tahap pertama operasi intelijen dengan

membantu dana dua partai politik besar yang disebutnya anti-komunis, agar bisa
merebut suara dalam Pemilu 1955. Perolehan suara ini diharapkan akan
mengurangi dukungan bagi Soekamo.

9
Hal.

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

Perkiraan ini meleset. PKI yang paling tidak disukai Amerika Serikat dan
dianggap loyal terhadap Soekarno, justru memperoleh jumlah suara mengejutkan,
hingga menempatkannya di urutan kelima. Padahal tujuh tahun sebelumnya,
atau tahun 1948, PKI sudah dihancurkan dalam peristiwa Madiun.
Peristiwa Madiun yang diprakarsai Muso tidak lama setelah kembali dari
pengembaraannya di dunia Marxisme-Leninisme di Uni Sovyet, mustahil dapat
dipadamkan tanpa sikap tegas Bung Karno.
CIA tidak memahami ini. Bung Karno tetap dianggap condong
ke blok komunis. ltu sebabnya setelah gagal mendanai dua partai
politik dalam pemilu, CIA kemudian mencoba cara lain yang lebih
keras, yaitu "menetralisir" Bung Karno.
Peristiwa penggranatan tanggal 30 November 1957 atau lebih
dikenal dengan sebutan Peristiwa Cikini, misalnya, tidak bisa
dilepaskan dari skenario CIA. Walaupun bukti dalam peristiwa
yang menewaskan 11 orang dan 30 lainnya cedera masih
simpang-siur, tetapi indikasi keterlibatan CIA sangat jelas.
Allan Dulles
Pengakuan Richard Bissell Jr, mantan Wakil Direktur CIA
bidang Perencanaan pada masa Allan Dulles, kepada Senator Frank Church, Ketua
Panitia Pemilihan Intelijen Senat tahun 1975, yang melakukan penyelidikan atas
kasus tersebut, membuktikan itu. Ia menyebut sejumlah nama kepala negara,
termasuk Presiden Soekarno, untuk "dipertimbangkan" dibunuh. Bagaimana
kelanjutannya, ia tidak mengetahui. Bung Karno sendiri yakin CIA di belakang
peristiwa ini. David Johnson, Direktur Centre for Defence Information di Washington,
juga membuat laporan sebagai masukan bagi Komite Church.
Peristiwa Cikini yang' dirancang Kolonel Zulkifli Lubis, yang
dikenal sebagai pendiri intelijen Indonesia; bukanlah satu-
satunya-upaya percobaan pembunuhan atas Bung Karno.
Maukar, penerbang pesawat tempur TNI AD, juga pemah
menjatuhkan bom dan menghujani mitraliur dari udara ke istana
Presiden.
Presiden Eisenhower sendiri memutuskan dengan tergesa
persiapan invasi ke Indonesia sepekan setelah percobaan
pembunuhan yang gagal dalam Peristiwa Cikini. Ia makin
kehilangan kesabaran. Apalagi peristiwa itu justru makin
Ir. Soekarno memperkuat dukungan rakyat pada Bung Karno.
Ketegangan Bung Karno dengan
Gedung Putih mulai mengendur setelah Presiden JF
Kennedy terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Ia
malah mengundang Bung Kamo berkunjung ke
Washington. Dalam pandangan Kennedy, seandainya pun
Bung Karno membenci Amerika Serikat, tidak ada salahnya
diajak duduk bersama. Kennedy yang mengutus adiknya
bertemu Bung Karno di Jakarta, berhasil mencairkan hati
proklamator ini hingga membebaskan penerbang Allan
Pope.
10

JF Kennedy
Begitu Kennedy tewas terbunuh, suatu hal yang
Hal.

membuat duka Bung Karno, hubungan Jakarta- Washington kembali memanas.

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

Penggantinya, Presiden Johnson yang disebut-sebut di bawah "todongan" CIA,


terpaksa mengikuti kehendak badan intelijen yang "mengangkatnya" ke kursi
kepresidenan, Pada masa ini pula seluruh kawasan Asia Tenggara seperti terbakar.
CIA yang terampil dalam perang propaganda, kembali menampilkan watak
sesungguhnya. Fitnah dan berita bohong mengenai Bung Karno diproduksi dan
disebar melalui jaringan media massa yang berada di bawah pengaruhnya.
Tujuannya mendiskreditkan proklamator itu. Hanya di depan publik menyatakan
gembira atas kebebasan Allan Pope, tetapi diam-diam diproduksi berita bahwa
kebebasan itu terjadi setelah istri Alliin Pope berhasil merayu . Bung Karno.
Sedang pengeboman istana oleh Maukar, diisukan secara sistematis sebagai tindak
balas setelah Bung Karno mencoba menggoda istri penerbang itu.
CIA terus melakukan berbagai trik perang urat syaraf
mendiskreditkan Bung Karno. Termasuk di antaranya Bung
Kamo berbuat tidak senonoh terhadap pramuria. Sovyet
dalam penerbangan ke Moskwa. Jauh sebelum itu, Sheffield
Edwards, Kepala.Keamanan CIA pada masa Allan Dulles,
pernah meminta bantuan Kepala Kepolisian Los Angeles
untuk dibuatkan film cabul dengan peran pria berpostur
seperti Bung Kamo.
Dalam satu artikel di majalah Probe, Mei 1996, Lisa
Pease yang mengumpulkan berbagai arsip dan dokumen,
termasuk dokumen CIA yang sudah dideklasifikasikan,
Osama bin Laden menyebut yang terlibat dalam pembuatan film itu Robert
Maheu, sahabat milyarder Howard Hughes, serta bintang
terkenal Bing Crosby dan saudaranya.
Terhadap pandangan pihak lain yang tidak mengikuti agenda Amerika, maka
tekanan dan ancaman bahkan serangan fisik dilakukan oleh Amerika Serikat. Hal
ini terjadi atas jaringan stasiun televisi Al-Jazeraa. Atas desakan Amerika
Serikat, Menteri Luar Negeri Qatar Syeikh Hamad bin Jassim Al-Thani Kamis
mengatakan ia mengupayakan suatu peninjauan atas liputan berita jaringan
televisi Arab AI-Jazeraa mengenai Irak dan berjanji akan menanggapi keluhan
Amerika Serikat yang menyatakan peliputan televisi Arab mengenai Irak itu
tidak berimbang, tidak tepat dan sangat anti-Amerika. Seorang pejabat Deplu
Amerika Serikat, yang minta tidak disebutkan namanya, mengatakan awal pekan
ini, Amerika Serikat berusaha membujuk pemerintah Qatar agar menghentikan
dananya kepada Al-Iazeraa, dengan berpendapat bahwa sentimen anti-Amerika
yang meningkat di kawasan itu bukan lah merupakan kepentingan nasional
Qatar.
Akibat dari suara miring Al-Jazeraa tersebut kantor mereka di Baghdad
diserang dengan rudal dan satu wartawan Al-Jazeraa tewas dalam serangan
tersebut.
Jadi jelas kiranya bahwa Indonesia memiliki arti penting bagi Amerika
Serikat, sehingga mereka mau "bersusah payah" dan terus melakukan intervensi
dari segala aspek kehidupan bangsa Indonesia. Bukan merupakan keanehan
apabila "Perang Melawan Terorisme" yang mengambil panggung di Indonesia
adalah merupakan bagian politik subversif Amerika terhadap Indonesia. Apalagi
11

kita semua tahu bahwa Amerika memiliki ambisi untuk menjadi penguasa dunia
yang sesungguhnya.
Hal.

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

Apa yang dinyatakan dalam isi pidato Bush dan New


Security Concept - 2002 - doktrin pertahanan yang dilansir
pada tahun 2002 - memaparkan secara gamblang tentang
impian gila Amerika Serikat untuk menjadi "Raja' Dunia"
secara penuh dengan memaksakan dominasi politik,
ekonomi dan militernya atas dunia. Abad dan milenium
baru ini benar-benar menggiring kita untuk menyaksikan
adanya sebuah kekaisaran baru. Yakni Kekaisaran
Amerika Serikat. Untuk menguatkan hal ini, kita dapat
menyimak dengan jelas bagaimana pemerintah Presiden George H. Bush
Bush telah mengeluarkan kebijakan baru Amerika yang
mendeklarasikan kewenangannya untuk melakukan serangan militer tanpa
pemberitahuan, pemberitahuan atas nama penyelamatan kepentingan dan
keamanan nasionalnya. Juga, pengumuman Bush bahwa pemerintahannya akan
menggunakan kekerasan militer bila semua bangsa di dunia tidak menerapkan
nilai-nilai Americana berupa kebebasan, demokrasi serta membuka lebar-lebar
pintu perdagangan bebas dan investasi intemasional yang diguIirkannya.
Atas nama penanggulangan masalah terorisme puIa, pemerintah Amerika
Serikat teIah terlihat berikrar untuk semakin mengembangkan kemampuan
teknologi senjata dan miIiternya. Hal ini pula yang kemudian disertai dengan
langkah pemerintah Bush yang membataIkan kesepakatan RudaI anti-peluru
Kendali (ABM Treaty 1972). Akibat dari pembatalan tersebut, Amerika Serikat
semakin leluasa mengembangkan sistem Pertahanan Peluru Kendali dengan dua
komponen utamanya, yaitu Pertahanan Rudal Nasional (Nasional Missile Defence-
NMD) dan Pertahanan Rudal Teater (Theatere Missile Defence - TMD). Pelbagai
kebijakan terbaru pemerintah Bush seperti tertuang dalam NSS-2002 di atas telah
memungkinkan Amerika Serikat untuk menuding negara atau keIompok mana
pun sebagai aktor kejahatan. Dalam hal ini, telah memvonis secara sepihak
negara-negara yang dinilainya sebagai Poros Setan atau 'Axis of Evil'. Label
menyeramkan ini telah disematkan Presiden, Bush ke pundak Baghdad, Teheran
dan Pyongyang. Dan Irak, berdasarkan penilaian sepihak Amerika Serikat, telah di
anggap membahayakan keamanan nasional Amerika sehingga pemerintah
Presiden Bush memutuskan menggempur negeri itu dan menumbangkan
pemerintahan Saddam Hussein.
Keinginan Amerika Serikat untuk tampil sebagai Kaisar Dunia bukan
merupakan kekaisaran global yang pertama kali muncul. Sebab dari abad ke-16
hingga18, dunia juga telah menyaksikan kekaisaran Spanyol. Juga abad ke-19,
dimana Inggris tampil sebagai Kaisar Dunia. Yang membedakan antara
kekaisaran Amerika Serikat di abad dan milenium baru ini dengan kekaisaran
Spanyol dan Inggris adalah Amerika Serikat tampil
sebagai satu-satunya negara yang memiliki kekuatan
sangat besar, baik itu ekonomi maupun militer. Juga
tidak ada kekuatan-kekuatan lain yang dapat dikatakan
sejajar dengan kekuatan Amerika pada saat sekarang.
Kekuatan militer Amerika meliputi kekuatan laut, udara,
dan darat secara penuh dengan ditopang oleh
kecanggihan teknologinya, sesuatu yang dulu tidak
dimiliki oleh Kekaisaran Spanyol ataupun Inggris.
12

Ketika itu, Kekaisaran Spanyol dan Kekaisaran


Hal.

Inggris masih harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan besar lainnya.

http://www.akhirzaman.info/
Amerika Serikat: Memecah “Poros Setan”, Menggenggam Kekaisaran Dunia Munarman SH

Sementara kekaisaran Amerika saat ini tidak memiliki lawan-lawan yang dapat
menandingi kehebatan kekuatan laut, darat dan udaranya. Perbedaan lain dari
Kekaisaran Amerika dengan Kekaisaran Spanyol dan Inggris di masa lalu adalah
bahwa Spanyol dan Inggris tidak terlalu memaksakan nilai-nilai yang mereka anut
untuk di ikuti oleh seluruh dunia. Akan halnya Kekaisaran Amerika yang sedang kita:
saksikan sekarang justru berusaha keras untuk memaksa seluruh bangsa di dunia. Akan
halnya kekaisaran Amerika yang sedang kita saksikan sekarang justru berusaha keras
untuk memaksa seluruh bangsa di dunia mengikuti dan menerapkan nilai-nilai
Americana, seperti misalnya demokrasi dan pasar bebas. Jika hendak dicarikan
bandingan lagi, maka kekaisaran Amerika di abad dan milenium baru ini juga berbeda
jauh dengan kekaisaran Romawi pada zaman dahulu. Kendati Romawi telah
menerapkan Pax-Rornanica, namun jangkauannya tidak mendunia. Sementara Pax-
Americana yang hendak diterapkan dan dipaksakan oleh Amerika Serikat sekarang
adalah nilai-nilai Americana yang sifatnya mengglobal dan menyeluruh dalam artian
mendunia.
Itulah yang menjadi agenda sesungguhnya dibalik "perang melawan terorisme".

Daftar Bacaan
Abdul Halim Mahaly, Membongkar Ambisi Global Amerika Serikat, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 2003.
Nancy Snow, Propaganda, Inc. Menjual Budaya Amerika ke Dunia, Penerbit
Opini, Jakarta 2003 .
Maruli Tobing. Harian Kompas, edisi 2002, 2003, 2004.
Ahmad Syafi'i Ma'arif, Harian Republika edisi 2004
Harian Washington Post
Harian The New York Time

Sumber:
Buku "Teroris=Islamis, Kerancuan Dibalik Perburuan Para Teroris" oleh Abdul
Mun’im Musthafa Halimah Abu Bashir, Pengantar oleh Munarman SH. Penerbit
Wacana Ilmiah Press, Solo, Oktober 2004

Semoga Bermanfaat
13
Hal.

http://www.akhirzaman.info/

You might also like