You are on page 1of 109

STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN

KURIKULUM PENDIDIKAN BERWAWASAN IMTAQ


DI SMA NEGERI KOTA MALANG

TESIS

OLEH

MUNIRON
NIM : 05130016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PROGRAM PASCASARJANA

JANUARI 2008
2

STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN


KURIKULUM PENDIDIKAN BERWAWASAN IMTAQ
DI SMA NEGERI KOTA MALANG

TESIS
DIAJUKAN KEPADA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN
DALAM MENYELESAIKAN PROGRAM PASCA SARJANA

OLEH

MUNIRON
NIM : 05130016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PROGRAM PASCASARJANA

JANUARI 2008
3

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJIAN HASIL PENELITIAN

1. Judul : STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN


KURIKULUM BERWAWASAN IMTAQ DI SMA
NEGERI KOTA MALANG

2. Nama : Muniron

3. NIM : 05130016

4. Program Studi : MAGISTER AGAMA ISLAM

5. Konsentrasi : Manejemen Pendidikan Islam

6.Penyelesaian : Tanggal 29 Februari 2008

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Kedua

Prof. DR. H. Muhaimin, MA DR. H. M. Samsul Hady, M.Ag


4

TESIS

Dipersiapkan dan disusun oleh

MUNIRON

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


pada tanggal 13 Maret 2008

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Pembimbing Utama Anggota Dewan Penguji

Prof. DR. H. Muhaiman, MA DR. H. Tobroni, M. Si

Pembimbing Pendamping

DR. H. M. Samsul Hady, M. Ag Drs. Khozin, M. Si

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Magister
Malang, ------------------

DR. H. Achmad Habib, MA


Direktur Program Pascasarjana
5

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak


terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.

Malang, 13 Maret 2008

Muniron
Tanda tangan dan nama terang
6

ABSTRAK

STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN


KURIKULUM BERWAWASAN IMTAQ DI SMA
NEGERI KOTA MALANG

Oleh : Muniron

Telah terjadi kemerosotan akhlak di kalangan para pelajar dan anak-anak


muda. Orang tua, pendidik,dan mereka yang berkecimpung di bidang sosial dan
agama banyak mengeluh terhadap perilaku mereka yang tidak baik.
Iman dan taqwa sesuatu yang mendasar dan harus dimiliki oleh para
pelajar dan anak-anak muda. Karena iman dan taqwa sebagai penggerak terhadap
segala tingkah laku mereka yang dapat mengarahkan kepada perbuatan baik.
Pengembangan kurikulum berwawasan imtaq di sekolah sangat penting
untuk merubah prilaku para pelajar menjadi lebih baik dan mewujudkan tujuan
pendidikan Nasional.
Sesuai dengan latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi guru dalam mengembangkan kurikulum pendidikan
berwawasan imtaq ketika terjadi proses belajar mengajar di kelas.
Penelitian ini dilakukan terhadap guru mata pelajaran ; Kimia, Fisika,
Biologi, Ekonomi, Bahasa Indonesia, dan Geografi di SMA Negeri Kota Malang.
Penarikan sampel diambil 3 SMA Negeri dari 10 SMA Negeri di Kota Malang.
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari peneliti ketika
mengikuti proses belajar mengejar di kelas.
Untuk memperoleh gambaran karakteristik dari obyek penelitian
digunakan analisis kualitatif deskriptif. Ada 6 strategi yang penulis tawarkan,
namun hanya 4 strategi yang terjadi ketika guru mengembangkan kurikulu
pendidikan berwawasan imtaq di kelas. Keempat strategi tersebut adalah
(1)aktualisasi (mewujudkan) imtaq dalam kehidupan manusia (2) Integrasi
(menggabungkan) imtaq dengan bahan pelajaran (3) menyelipkan materi imtaq
(4)Terjemah.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa strategi yang
digunakan guru untuk mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq
yang terbanyak adalah aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia pada diri sendiri,
perilaku manusia pada sesama, dan perilaku manusia pada alam sekitar.

Malang, 28 Januari 2008

Peneliti
7

ABSTRACT
The Developing of Education Curriculum
with the IMTAQ Conception
in State Senior High School Malang
By Muniron

The crisis moral is happened to the student especially the young society.
Parents, teachers and others who active in social and religion complaint to their
bad behaviour.
The young should have the basic of faith and piety, because it cn give them
the spirit to change into the better atitude.
The developing of education curriculum with the Imtaq conception at
school is the important thing to change the student’s behaviour to be better and
realize the aim of National education.
By looking the background study, the aim of the research is used to know
the teacher’s strategy in teaching learning process in order to develop the
education curriculum with the Imtaq conception.
This research is done to the teacher like: Chemistry, Physics, Biology,
Economy, Indonesian Language, ang Geography from State Senior High School
in Malang. The sample is taken in three school from the tenth school in Malang.
The data which is taken is the primer data from researcher in teaching learning
process.
The descriptive qualitative analysis is used to get the specific character from
the object research. The writer offers six strategies but the only four strategies are
happened when the teacher develop the education curriculum with the Imtaq
conception in classroom. The fourth strategies are (1) Actualisation Imtaq in
human’s life, (2) Integrated Imtaq with the learning material, (3) Enclosed the
Imtaq material, (4) Translated.
Based on this research and the discussion of using the theacher’s strategy
to develop the education curriculum with the Imtaq conception, the greatest one is
actualization Imtaq in the human’s behaviour it self, the human’s behaviour to
others, and the human’s behaviour to environment.

Malang, January 28, 2008

researcher
8

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya semata penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ini.
Karya tulis ini berupaya untuk memaparkan strategi guru dalam
mengembangkan kurikulum yang dalam penyajiannya di kelas disertai dengan
nilai-nilai imtaq.
Ada beraneka ragam strategi yang diterapkan oleh guru dalam menyisipkan
imtaq kepada anak didiknya dengan harapan ada setetes hidayah yang menembus
hati nurani mereka, sehingga akan terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Masih sangat jauh dari kesempurnaan data-data yang ditampilkan untuk
memaparkan strategi yang tepat dipakai oleh guru untuk meningkatkan nilai-nilai
imtaq. Namun demikian harapan penulis ada upaya yang dilakukan oleh guru
untuk terus menerus menyisipkan materi imtaq dalam kegiatan belajar mengajar.
Penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa limpahan rido Allah Swt.
Disamping itu pula atas dukungan dari semua pihak terutama dari program
pascasarjana Universitas Muhamadiyah Malang. Untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. H. Achmad Habib, MA, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhamadiyah Malang.
2. Bapak Dr. H. Tobroni, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister Agama
Islam.
3. Bapak Prof. Dr. H. Muhaimin, MA, selaku Dosen Pembimbing utama dan
Bapak Dr. H. M. Samsul Hady, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing kedua.
4. Bapak Drs. H. Muh. Sulthan, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Malang,
Bapak H. Musoddaqul Umam, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Malang,
Ibu Dra. Hj. Neken Asih Sanjojo selaku Kepala SMA Negeri 10 Malang.
5. Bapak dan ibu guru SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, dan SMA Negeri 10
yang telah menyediakan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini.
6. Rekan-rekan penulis yang tergabung dalam MGMP Pendidikan Agama
Islam Kota Malang yang selalu memberi motivasi dalam menyelesaikan
karya tulis ini.
7. Isteri tercinta Afidatur Rachmawati,S.Pd yang selalu memberi bantuan dan
dorongan dengan sabar dan telaten untuk menyelesaikan studi dan
penulisan karya tulis ini.
Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayahNya kepada kita semua, serta membalas segala amal kebaikan yang telah
bapak ibu lakukan. Amin yaa rabbal ‘alamin.
Pada akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis akan sangat berterima
kasih atas sumbang saran dan kritik yang membangun, demi menyempurnakan
karya tulis ini. Semoga karya tulis ini ada guna dan manfaatnya untuk
meningkatkan dan mewujudkan cita-cita pendidikan di Indonesia.

Malang, 28 Januari 2008


Penulis
9

DAFTAR ISI
Hal

ABSTRAK ....................................................................................................... ( 6)
KATA PENGANTAR ........................................................................................ (8 )
DAFTAR ISI ...................................................................................................... (9 )
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... (11)

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................ .............. 12
1. Pentingnya Wawasan Imtaq Ditinjau dari segi Perundang-
undangan ......................................................................... 1 2
2. Pentingnya Wawasan Imtaq Ditinjau dari segi Kecerdasan
Emosional ...................................................................... 15
3. Pentingnya Wawasan Imtaq Ditinjau dari segi Kecerdasan
Emosional Spiritual .......................................................... 17
B. Masalah ..................................................................................19
1. Jangkauan Masal;ah ......................................................... ..19
2. Batasan Masalah .............................................................. ..20
3. Rumusan Masalah .............................................................. 20
C. Tujuan ................................................................................... 20
1. Tujuan Umum ................................................................... .20
2. Tujuan Khusus ................................................................... 20
D. Manfaat Penelitian.................................................................21
1. Manfaat Teoritis ............................................................... 21
2. Manfaat Praktis ................................................................. 21
5. Penegasan Istilah .................................................................... 22

BAB II IMAN DAN TAQWA DALAM KURIKULUM , STRATEGI


INTEGRASI IMTAQ DALAM PEMBELAJARAN , DAN
KERANGKA TEORINYA
A. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum........................................ 23
B. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran.IPTEK........... 28
C. Kerangka Teori ..................................................................... 48
1. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum.................................... 48
2. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK.........52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian ........................................................... 55
B. Sumber Data dan Data Penelitian ........................................ 56
C. Instrumen Penelitian ............................................................ 56
D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................... 58
E .Analisis Data ....................................................................... ...59
F. Tahap – Tahap Penelitian .................................................... 66
10

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


A. Strategi Guru dalam Mengembangkan Kurikulum
Pendidikan Berwawasan Imtaq ........................................... 68
1. Terjemah........................................................................... 68
2. Aktualisasi Imtaq dalam kehidupan manusia.................... 70
3. Integrasi Imtaq................................................................... 75
4. Menyelipkan Materi Imtaq.............................................. 79
B. Frekuensi Pemakaian Strategi oleh Guru ............................ 81
C. Temuan Penelitian Terhadap Fakta ..................................... 84
1. Tinjauan Strategi Guru dalam Mengembangkan
Kurikulum Pendidikan Berwawasan Imtaq dengan sudut
Pandang EQ dan ESQ .................................................... 84
2. Posisi Temuan Terhadap Hasil Penelitian Terdahulu ....... 85
3. Evaluasi Kepala Sekolah Tentang Pelaksanaan Kurikulum
Pendidikan Berwawasan Imtaq ......................................... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................... 89
B. Saran ..................................................................................... 90
Daftar Rujukan ........................................................................... 91
11

DAFTAR LAMPIRAN

lAMPIRAN I

Tabel Kemungkinan Kompetensi Dasar Berwawasan Imtaq ...................94

LAMPIRAN II

Tabel Penjaringan Data ............................................................................96

LAMPIRAN III

Tabel Validitas Data dari Siswa ...............................................................99

LAMPIRAN IV

Tabel Validitas Data dari Kepala Sekolah ..............................................100

LAMPIRAN V

Tabel Identifikasi Data ............................................................................101


12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu kenyataan bahwa kemerosotan akhlak akhir-akhir ini tidak hanya

menimpa kalangan orang dewasa tetapi telah merembet pada kalangan pelajar

tunas-tunas muda. Orang tua, pendidik, dan mereka yang berkecimpung dalam

bidang agama dan sosial banyak mengeluh terhadap perilaku mereka yang tidak

baik. Perilaku mereka yang nakal, keras kapala, mabuk-mabukan, tawuran,

pergaulan bebas, pesta obat-obatan terlarang, bergaya hidup mewah dan pendek

kata perilaku mereka tidak mencerminkan pelajar yang berpendidikan.

Melihat kenyataan tersebut, dunia pendidikan bertekad untuk berbenah diri

dan mencari solusi yang tepat dalam upaya mengatasi krisis akhlak yang melanda

para pelajar. Para pemikir pendidikan menyerukan agar kecerdasan akal diikuti

kecerdasan moral dan pendidikan agama. Kiranya tepatlah kurikulum peningkatan

keimanan dan ketaqwaan (imtaq) sebagai solusinya.

Alasan pemilihan judul penelitian ini adalah pentingnya iman dan taqwa

sebagai ruh dan jiwa ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Pentingnya

pengembangan kurikulum berwawasan imtaq dapat dijelaskan melalui tiga hal,

yaitu : (1) ditinjau dari segi perundang-undangan ; (2) ditinjau dari segi

kecerdasan emosional (EQ), dan (3) ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual

(ESQ).

1. Pentingnya imtaq ditinjau dari segi perundang-undangan

Pengembangan imtaq di sekolah sangat penting sebagai upaya untuk

mewujudkan tujuan pendidikan. Sesuai dengan UU NO. 20 Tahum 2003 pasal 3


13

yang berbunyi, “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar manjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Dalam pembukaan

UUD 1945 dalam Diknas ( 2005 : 2 ) menyebutkan bahwa konsep mencerdaskan

kehidupan bangsa harus dimaknai secara luas, yakni meliputi (a) kecerdasan

intelektual, (b) kecerdasan emosional, dan (c) kecerdasan spiritual. Untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pendidik hendaknya tidak hanya

membina kecerdasan intelektual, wawasan dan keterampilan semata, tetapi harus

diimbangi dengan membina kecerdasan emosional dan keagamaan. Dengan kata

lain memberikan nilai-nilai agama atau imtaq dalam ilmu penngetahuan atau

memberikan moralitas agama kepada ilmu.

Selaras dengan hal tersebut, dikatakan oleh Ahmad Djazuli dalam Diknas

( 2005 : 2 ) bahwa dalam tujuan pendidkan nasional, pembinaan imtaq merupakan

inti tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa pembinaan imtaq bukan

hanya tugas dari bidang studi pendidikan agama saja melainkan tugas pendidikan

secara keseluruhan sebagai suatu sistem. Artinya, sistem pendidikan nasional dan

seluruh upaya pendidikan sebagai satu sistem yang terpadu harus secara sistematis

diarahkan untuk menghasilkan manusia yang utuh, sebagai ciri pokoknya adalah

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pasal 3

dikatakan bahwa manusia yang dicita-citakan ialah manusia yang berkembang


14

potensinya secara utuh yaitu manusia yang iman dan taqwa tehadap Tuhan Yang

Maha Esa dengan diimbangi pekerti yang mulia, memiliki ilmu pengetahuan,

cakap, sehat jasmani dan rohani, kreatif, mandiri, tanggung jawab, serta memiliki

sikap demokratis. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pendidikan harus

dirancang dan dilaksanakan secara terpadu dan harus berpusat pada pendidikan

keimanan dan ketaqwaan. Untuk mewujudkan manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa bukan semata-mata tanggung jawab guru

pendidikan agama akan tetapi merupakan tanggung jawab semua guru bidang

studi. Guru dalam menyusun program pengajarannya harus terpadu. Keterpaduan

yang dimaksud ialah keterpaduan tujuan, keterpaduan materi, keterpaduan proses,

dan keterpaduan lembaga pendidikan.

Keterpaduan tujuan menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pendidikan itu

merupakan tugas aparat pendidikan yang terkait, terutama kepala sekolah,semua

guru(termasuk guru agama), semua pegawai sekolah dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan sekolah. Karena keimanan dan ketaqwaan menjadi inti

tujuan, maka pendidikan keimanan dan ketaqwaan menjadi tanggung jawab

semua aparat tersebut.

Keterpaduan materi ialah keterpaduan materi pendidikan secara khas, hal

ini berkenaan dengan bahan ajar. Semua bahan ajar yang disampaikan hendaklah

dipadukan, tidak ada bahan ajar yang terpisah dengan bahan ajar yang lain.

Pengikat keterpaduan itu ialah tujuan pendidikan keimanan dan ketaqwaan. Jadi

selain tujuan mata pelajaran itu sendiri, hendaknya semua bahan ajar mengarah

kepada terbentuknya manusia beriman dan bertaqwa. Kurang bijak kiranya jika
15

ada bahan ajar yang bertentangan dengan ajaran agama, dan merupakan suatu

keharusan bahwa bahan ajar tersebut saling membantu.

Dalam keterpaduan proses para pendidik hendaklah menyadari bahwa

semua kegiatan pendidikan sekurang-kurangnya tidak berlawanan dengan tujuan

pendidikan keimanan dan ketaqwaan, bahkan dikehendaki semua kegiatan

pendidikan membantu tercapainya siswa yang beriman dan bertaqwa.

Keterpaduan lembaga pendidikan menghendaki agar semua lembaga

pendidikan , yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat bekerja sama secara terpadu

untuk mencapai lulusan yang beriman dan bertaqwa.

Melihat hal tersebut begitu pentingnya keterkaitan imtaq dengan semua

aspek yang melingkupi pendidikan. Jadi dalam konteks sebagai institusi,

pendidikan hendaknya dilaksanakan di lembaga formal (sekolah), informal

(keluarga), dan non formal (masyarakat), yang oleh Bapak Pendidikan Nasional,

Ki Hajar Dewantara dalam Diknas ( 2005 : 7 ) disebut sebagai tripusat

pendidikan.

2. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari segi kecerdasan emosional ( EQ ).

Kecerdasan emosional disebut dalam bahasa Inggris Emosional Quotient

(EQ). Kecerdasan emosional oleh Peter Salovey dan Jack Mayer dalam Howard E

Book ( 2002 : 30 ) dikatakan sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan,

meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami

perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga

membantu perkembangan emosi dan intelektual.

Berkaitan dengan kecerdasan emosional, Goleman dalam Abuddin Nata

(2000 : 47 ) mengatakan kecerdasan emosional sebagai kepiawaian, kepandaian,


16

dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri yang berhubungan dengan

orang lain disekiling mereka dengan menggunakan seluruh potensi psikologis

yang dimilikinya seperti inisiatif dan empati, adaptasi, komunikasi, kerja sama,

dan kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadi pada diri

sendiri.

Berdasarkan pengertian tersebut, titik pokok kecerdasan emosional terletak

pada pengarahan perasaan atau pengendalian perasaan (diri, jiwa, pribadi) dalam

rangka memadukan emosi dan intelektual menjadi pribadi yang baik atau cerdas.

Sejalan dengan hal ini berkaitan dengan apa yang dikatan oleh Toshihiko Izutsu

( 1993 : 246 ) tentang hubungan kata salih dan iman. Salih dan iman itu seperti

bayangan yang mengikuti bentuk bendanya, di mana pun ada iman, maka terdapat

salihat atau perbuatan baik. Jadi seseorang yang memiliki iman dan taqwa yang

tinggi, pasti dia memiliki kecerdasan emosional yang tinggi pula.

Menyikapi hal tersebut, begitu pentingnya wawasan imtaq diberikan pada

pendidikan di sekolah. Dengan memberikan wawasan imtaq pada pengetahuan

umum itu berarti memberikan nilai-nilai agama pada pengetahuan atau

kepandaian intelektual. Begitu pentingnya hal ini sejalan dengan apa yang

dikatakan oleh Achmad Djazuli dan kawan-kawan dalam Diknas ( 2005 : 92 )

dikatakan guru diharapkan memberi nilai-nilai imtaq ke dalam materi pelajaran

sehingga siswa mengetahui dan menyadari bahwa imtaq dan IPTEK saling

menjelaskan dan memiliki sumber serta tujuan yang sama. Dengan

diintegrasikanya imtaq dan IPTEK diharapkan dapat menghilangkan pemikiran

dikotomi antara agama dan IPTEK yang telah lama berjalan di Indonesia. Hal ini

juga sejalan dengan yang dikatakan oleh Howard E Book ( 2002 : 100 ) bahwa IQ
17

yang tinggi bisa menjadi bumerang jika EQ tidak mengimbanginya. Jadi wawasan

imtaq sangat penting untuk memberikan dasar potensi psikologis seperti inisiatif

dan empati, adaptasi, komunikasi, kerjasama, dan kemampuan persuasi yang

mempribadi. Dasar inilah yang diharapkan membentuk pribadi yang cerdas

dengan kecerdasan intelektual dan emosional yang tinggi.

3. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual (ESQ)

ESQ adalah kecerdasan emosional yang berdasar agama. Dasar agama

yang dipadukan dengan kecerdasar emosi akan melahirkan akhlak yang

baik.Kecerdasan emosi seperti yang dikatakan Goleman dalam Abudin Nata

(2003 : 47) yang diartikan sebagai kepiawaian, kepandaian, dan ketepatan

seseorang dalam mengelola diri sendiri merupakan akhlak suatu pribadi. Ary

Ginanjar (2001: XlV) juga mengatakan bahwa agama Islam bisa dijadikan sebagai

landasan pembangunan kecerdasan emosi dan spiritual, di mana suara hati adalah

suara Tuhan yang terdapat dalam 99 Asmaul Husna. Suara hati ini terdapat dalam

dasar agama Islam yaitu rukun iman dan rukun Islam. Jadi wawasan imtaq sangat

penting bagi ruh Iptek untuk membentuk pribadi siswa.

Penelitian ini juga berkaitan dengan penelitian Muhammad Samsul Arifin

(2000) dengan judul Respon Peserta Didik dan Orang Tua Terhadap Kegiatan

Pendidikan Agama ( Studi Kasus Pembinaan Ekstrakurikuler Agama di Sekolah

Menengah Umum Islam Malang ). Penelitian itu berisi tentang usaha-usaha untuk

menciptakan suasana yang Islami di lingkungan sekolah. Usaha ini diciptakan

dengan menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler PAI. Ekstrakurikuler tersebut

adalah pendidikan akhlak, baca tulis dan pemahaman Qur’an, serta praktik sholat
18

dan kuliah subuh. Penelitian itu merupakan bagian dari strategi pengembangan

Kurikulum Pendidikan berwawasan imtaq.

Penelitian Lina Hayati (2004) yang berjudul Manajemen Pendidikan Nilai

Di Sekolah Umum ( Kajian Tentang Internalisasi Nilai-Nilai ke- Islaman ) Studi

Pada Sekolah Menengah Umum Negeri 10 “Melati” Samarinda juga berkaitan

dengan nilai-nilai iman dan taqwa. Penelitian Lina Hayati isinya lebih

menekankan proses internalisasi nilai-nilai keislaman pada sekolah umum yang

dapat diinternalisasikan pada diri anak didik yang bernuansa pesantren. Dengan

kata lain penelitian Lina Hayati berusaha melihat keberhasilan upaya mendidik

anak dengan nilai-nilai keislaman yang dikondisikan seperti pesantren. Dikatakan

pula dalam penelitian itu bahwa keberhasilan internalisasi nilai-nilai keislaman

pada diri siswa ditentukan oleh upaya pelaku manajemen. Pelaku manajemen

yang dimaksud adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para guru, dan pihak

asrama. Upaya internalisasi nilai-nilai keislaman pada siswa dalam bentuk moral

knowing, moral feeling, dan moral action yang pelaksanaannya melibatkan semua

pihak dalam mengintegrasikan pada manajemen pendidikan nilai. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa internalisasi nilai-nilai keislaman

pada siswa masih dilakukan terpisah dengan IPTEK, walaupun telah melibatkan

semua pelaku manajemen pendidikan. Berbeda dengan penelitian Pengembangan

Kurikulum Pendidikan berwawasan Imtaq Di SMA Negeri Kota Malang,

penelitian ini ingin melihat upaya integrasi imtaq IPTEK, optimalisasinya, dan

hasilnya.

Selain dua penelitian di atas, penelitian ini juga berkaitan dengan yang

diteliti oleh Sunarto ( 2001 ) dengan judul Internalisasi Nilai-Nilai Agama Melalui
19

Penciptaan Suasana Keagamaan di Lingkungan MTsN Malang I. Sunarto meneliti

suasana keagamaan yang terjadi di MTsN I Malang. Penciptaan suasana

keagamaan di MTsN I Malang dibagi menjadi tiga, yaitu melalui: (1) peningkatan

kualitas pegawai , baik guru maupun karyawan melalui tartil Qur’an, kultum,

pengajian insidental, dan penataran, (2) pemberian peran bagi para guru dan

karyawan agar mereka berperan aktif dalam penciptaan suasana keagamaan di

MTsN I Malang, dan (3) penyempurnaan sarana yang terkait dengan penciptaan

suasana keagamaan di MTsN I Malang. Penelitian Sunarto merupakan bagian dari

penelitian ini yang merupakan optimalisasi nilai-nilai iman dan taqwa dari

lingkungan sekolah. Berbeda dengan penelitian ini,ia tidak hanya optimalisasi

nilai-nilai imtaq pada lingkungan sekolah tetapi lebih mengarah pada integrasi

imtaq dan IPTEK pada semua aspek pendidikan.

Jadi berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini lebih mendalam.

Kedalaman penelitian ini tidak hanya pada lingkungaan pendidikan tetapi lebih

pada integrasi imtaq dan IPTEK yang diajarkan pada proses pendidikan.

B. Masalah

1. Jangkauan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dikaji dari kebijakan sekolah,

pelaksana kurikulum, dan sasaran pendidikan.

Kajian dalam kebijakan sekolah dalam hal ini tertuju pada pengelola

kebijakan yaitu kepala sekolah. Bagaimana program kepala sekolah terhadap

pengelolaan kurikulum pendidikan dalam pengembangan imtaq di SMAN Kota

Malang?. Program kepala sekolah dapat dikaji administrasi kegiatan, fasilitas,

supervisi, penilaian, dan pelaporan kegiatan.


20

Pada kajian pelaksana kurikulum, tertuju pada guru. Bagaimana guru

mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq?

Pada kajian sasaran pendidikan jelas tertuju pada siswa. Dari siswa antara

lain dapat dikaji: (1) karya siswa hasil pengembangan kurikulum berwawasan

imtaq, (2) bentuk perilaku dalam hasil pengembangan kurikulum berwawasan

imtaq, dan (3) keterampilan siswa dalam menjawab tantangan hidup.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan jangkauan masalah yang luas, penelitian ini perlu dibatasi agar

pembahasannya lebih khusus, lebih lengkap, dan lebih mendalam. Masalah

penelitian ini dibatasi pada kajian pelaksana kurikulum yaitu pengelola kegiatan

khususnya guru.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan kurikulum berwawasan

imtaq di SMA Negeri Kota Malang?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seperti apa

pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq di SMAN Kota

Malang dan berapa persen guru yang telah berhasil mengembangkan kurikulum

pendidikan berwawasan imtaq di SMAN Kota Malang.


21

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang:

a. macam strategi pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan

imtaq; dan

b. cara-cara guru mengoptimalkan peningkatan imtaq terhadap siswa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ada dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penellitian ini berupa deskripsi tentang pengembangan

kurikulum pendidikan berwawasan imtaq. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan terhadap kajian ilmu bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat yang

berkepentingan dengan pendidikan. Mereka yang dapat memanfaatkan hasil

penelitian ini adalah penentu kebijakan, pengajar, dan mereka yang terkait dengan

pendidikan.

Manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Bagi penentu kebijakan

baik kepala sekolah maupun lembaga diatasnya, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan dorongan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan lebih

baik dan memberikan gambaran pelaksanaan pengembangan kurikulum

pendidikan berwawasan imtaq. Bagi pengajar, hasil penelitian ini diharapkan

memberikan wawasan cara-cara mengembangkan kurikulum pendidikan yang

berwawasan imtaq. Bagi mereka yang terkait dengan pendidikan, hasil penellitian
22

ini diharapkan memberikan wawasan tentang hasil pengembangan kurikulum

pendidikan berwawasan imtaq.

E. Penegasan Istilah

Istilah yang perlu ditegaskan maknanya dalam penelitian ini adalah

sebagai bertikut:

1. Kurikulum pendidikan adalah perangkat mengajar yang dijadikan sebagai dasar

untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang berlaku di Indonesia.

2. Iman dan taqwa. Iman adalah keyakinan yang dimiliki oleh seseorang yang

bersifat abstrak. Taqwa adalah sebagai perwujudan iman yang berbentuk tingkah

laku yang baik.

3. Pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah strategi guru dalam

menyampaikan imtaq pada kegiatan belajar mengajar.


23

BAB II

IMAN DAN TAQWA DALAM KURIKULUM, SRTATEGI

INTEGRASI IMTAQ DALAM PEMBELAJARAN, DAN

KERANGKA TEORINYA

A. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum

Iman adalah keyakinan dalam hati mengenai ke-Esa-an dan ke-Maha Kuasa-an

Allah yang diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan melalui amal perbuatan yang

baik. Taqwa adalah sikap batin dan perilaku seseorang untuk tetap konsisten

melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. (Diknas. 2005: 2).

Berdasakan definisi di atas dapat dikatakan bahwa taqwa adalah perwujudan iman

kepada Allah dalam bentuk perilaku seseorang.

Perihal iman, Rusjdi Hamka ( 1986 : 9 ) mengatakan dalam Hadits Nabi

bahwa iman atau islam itu tersusun dari 69 tingkat. Tingkat tertinggi adalah

mengakui ke-Esa-an Allah, mengakui ke-Rasulan Muhammad, dan tingkat

terendah menyingkirkan duri dari jalan lalu lintas manusia.

Berdasarkan tingkatan iman tersebut yang melahirkan kebudayaan Islam oleh

Ibnu Khaldun ( dalam Rusjdi. 1986:10) dijabarkan dalam 17 perbuatan yang

menunjukkan tanda-tanda seorang raja yang beriman. 17 perbuatan perwujudan

iman tersebut adalah sebagai berikut:

1) Aktif menegakkan perbuatan baik dan menghidupkan sifat-sifat yang baik.

2) Suka menolong.

3) Memaafkan orang lain selagi bisa dimaafkan.

4) Melayani dan melindungi pihak yang lemah.


24

5) Murah hati terhadap tetamu.

6) Memelihara fakir miskin.

7) Sabar dalam kesusahan.

8) Jujur dalam kata dan tingkah laku.

9) Menghormati agama dan para alim ulama.

10) Menghormati guru dan orang yang lebih tua.

11) Tiada sombong dan takabbur.

12) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik.

13) Memiliki semangat persatuan.

14) Menghargai dan menghormati lawan.

15) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak.

16) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan.

17) Giat bekerja, tahan uji, tidak putus asa dan seterusnya.

Muhammad Nawawi ( 1996: 1) Menjelaskan bahwa iman memiliki 77

cabang iman. Tujuh puluh tujuh cabang iman itu adalah sebagai berikut:

1) Iman kepada Allah ;

2) Iman kepada Malaikat ;

3) Iman kepada kitab-kitab Allah ;

4) Iman kepada para nabi ;

5) Iman kepada hancurnya alam ;

6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ;

7) Iman kepada takdir ;

8) Iman kepada hasyr ;

9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ;


25

10) Cinta kepada Allah ;

11) Takut kepada siksa Allah ;

12) Mengharap rahmat Allah ;

13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ;

14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;

15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;

16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ;

17) Mencari ilmu ;

18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;

19) Mengagungkan dan memuliakan Al qur’an ;

20) Bersuci ;

21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ;

22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ;

23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;

24) I’tikaf ;

25) Haji ;

26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ;

27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;

28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ;

29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ;

30) Memerdekakan budak yang muslim ;

31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ;

32) Menepati janji ;

33) Bersyukur ;
26

34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;

35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;

36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ;

37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;

38) Menghindari makan dan minuman yang haram ;

39) Menghindari dari harta yang haram ;

40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ;

41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;

42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ;

43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;

44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ;

45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ;

46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ;

47) Bertaubat ;

48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ;

49) Taat kepada pemerintah ;

50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ;

51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;

52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ;

53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;

54) Malu kepada Allah ;

55) Bersikap baik kepada orang tua ;

56) Menyambung tali persaudaraan ;

57) Budi pekerti yang baik ;


27

58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ;

59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ;

60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ;

61) Mencintai ahli agama ;

62) Menjawab salam dari orang islam ;

63) Menjenguk orang sakit ;

64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ;

65) Mendoakan orang islam yang bersin ;

67) Menghormati tetangga ;

68) Menghormati tamu ;

69) Menyembunyikan cela orang lain ;

70) Sabar ;

71) Zuhud ;

72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ;

73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;

74) Kedermawanan ;

75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ;

76) Merukunkan antara orang islam ;

77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya.

Berdasarkan 77 cabang iman dan 17 perbuatan sebagai wujud iman

tersebut dapat disimpulkan menjadi 85 perbuatan sebagai wujud taqwa. Ke 85

perbuatan tersebut akan diungkap kembali dalam kerangka teori.


28

B. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK

Strategi secara harfiah bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran secara khusus. Strategi pada bahasan ini adalah cara yang

digunakan untuk menyampaikan wawasan imtaq dalam pengajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi. Adapun model-model pembelajaran imtaq adalah

sebagai berikut.

1. Model Rusli Yunus dan Warnadi dalam Mata Pelajaran Geografi

Dalam pelajaran geografi, Rusli Yunus dan Warnadi (2003: 1 )

mengatakan bahwa pelajaran geografi berfungsi untuk mengembangkan sikap

rasional dan bertanggung jawab dalam menghadapi gejala geosfir dan

permasalahannya yang timbul sebagai sunatullah maupun sebagai akibat intraksi

manusia dengan lingkungannya. Al Qu’an yang diwahyukan kepada nabi

Muhammad Saw. merupakan kitab yang sarat dengan kajian geografi, silih

bergantinya siang dan malam, diciptakan awan dan langit, diturunkannya hujan,

diciptakannya laut dengan berbagai potensinya, tentang gunung dengan berbagai

gejala geosfir lainya banyak diungkapkan dalam firman Allah SWT

Untuk memberikan dasar imtaq pada pengejaran geografi dapat dilihat

tulisan Rusli Yunus dan Warnadi ( 2003 : 3 – 58 ). Tulisan tersebut berisi tujuh

pokok bahasan. Berikut akan dijelaskan dua pokok bahasan, yaitu pengertian

dasar pengetahuan geografi dan keanekaan bentuk muka bumi dan sesuatu yang

dilukiskan dalam geografi yang meliputi atmosfir, hidrosfir, biosfir, dan lethosfir.

Bumi yang terbentuk berlapis-lapis dijelaskan di dalam Al Qur’an surat Al

Ankabut ayat 44, yang artinya Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak,

sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
29

orang-orang yang beriman. Selain itu juga dijelaskan dalam Qur’an surat Al

Baqarah ayat 22 yang artinya Dia menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu

dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia

menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizqi untukmu, karena

itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu

mengetahui. Dari penjelasan tentang lapisan penyusun bumi dan penjelasan

dalam Al Qur’an tentang penyusunan bumi, diharapakan dapat menambah

keimanan tentang kekuasaan dan Maha Agung Allah yang berhak disembah.

Pada pokok bahasan keanekaan bentuk muka bumi, dijelaskan tentang

litosfir, gejala vulakanisme, tektonik dan bentuk permukaan bumi, dan lahan

potensial dan lahan kritis. Sebagai contoh pembahasan tentang tektonik dan

bentuk permukaan bumi sebagai berikut. Peristiwa tektonik yang berupa gempa

bumi, tanah longsor, tenggelamnya suatu wilayah maupun terangkatnya suatu

wilayah merupakan peristiwa alam yang menunjukkan bahwa bumi bersifat

dinamis atau selalu mengalami perubahan. Gejala lain yang menunjukkan

perubahan bumi adalah berpindahnya aliran sungai, terbentuknya delta,

tenggelamnya pulau, dan sebagainya. Peristiwa tersebut berkaitan denngan

bekerjanya gaya-gaya geologi yang menyebabkan perubahan-perubahan pada

bumi, baik bagian dalam maupun bagian luar. Berkaitan dengan bumi yamg

bersifat dinamis berkembang teori kontraksi, teori laurasiagondutama, teori

pergeseran benua dan teori lempeng tektonik. Teori tersebut saling berbantah satu

mengalahkan yang lain yang satu mengatakan bahwa bumi ini statis sedang yang

lain mengatakan bahwa bumi ini dinamis. Perkembangan teori tersbut

menunjukkan usaha manusia dalam mencari kebenaran. Pada dasarnya tentang


30

dinamika bumi telah dijelaskan dalam Al Qur’an jauh lebih dahulu sebelum teori-

teori tersebut ada. Firman Allah SWT. dalam QS. Ar Ra’du ayat 31 yang artinya

“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung

dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang

sudah mati dapat berbicara (tentu Al Qur’an itu Dia) sebenarnya segala urusan itu

kepunyaan Allah SWT.”. Ayat diatas mengisyaratkan bahwa bumi ini dapat

terpecah-pecah dalam pecahan (lempeng). Dan dalam ayat lain dikemukakan

tentang adanya gerakan benua yang secara terus menerus dan perlahan. Ayat

tersebut terdapat dalam QS. An Naml ayat 88 yang artinya “Dan kamu lihat

gunung-gunung itu kamu sangka mereka tetap ditempatnya, padahal mereka

berjalan seperti jalannya awan”. Dengan dasar Al Qur’an yang telah ditunjukkan

diharapkan pengetahuan tentang dinamika bumi dapat memperteguh keimanan

siswa tentang Qodrat dan Iradat Allah SWT.

2. Model H M Husni dan Safril dalam Mata Pelajaran Ekonomi

a. Model I

H.M Husni dan Syafril (200 : 9-12 ) menjabarkan tentang harga

keseimbangan dan harga pasar. Tentang pengertian harga, kecenderungan pembeli

ialah menginginkan harga murah kualitas barang bagus, sedanmgkan penjual

cenderung mendapatkan keuntungan yang banyak. Dalam QS. An Nisa’ ayat 29

disebutkan Yang artinya ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perdagangan

yang berlaku suka sama suka diantara kamu”. Dengan prinsip ekonomi harga

diatas yang didasari Al Qur’an diharapkan pengertian siswa tentang harga dalam
31

berusaha tetap mencari untung dengan jalan yang diridai Allah SWT. Dengan

pemaduan ini diharapkan keimanan dan ketaqawaan akan tumbuh dalam

berusaha. Berkaitan dengan harga pasar, yaitu harga yang diperolah dari hasil

tawar menawar antara pembeli dengan penjual, ternyata sangat dipengaruhi oleh

faktor produksi, faktor produksi yang berupa alam, tenaga kerja, modal dan

kewirausahaan yang dikehandaki dalam islam agar masiang-masing faktor

terbentuk secara adil. Adil dalam hal membayar faktor produksi yang dilakukan

oleh pemakai jasa. Berkaitan dengan harga pasar atau membayar harga dengan

adil, dijelaskan dalam QS. As- Syura ayat 183 yang artinya “Dan janganlah kamu

merugikan manusia pada hak-haknya dan jannganlah kamu merajalela dimuka

bumi denngan membuat kerusakan.” Dan QS Hud ayat 85 disebutkan yang artinya

“Dan Syu’eb berkata : Hai kaumku cukupkanlah takaran dan timbangan dengan

adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka janganlah

kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan”. Dengan

pembatasan dan penguatan harga pasar dan pembayaran harga yang adil yang

dijelaskan oleh Al Qur’an diharapkan dapat memupuk iman dan taqwa siswa

sehingga mereka dalam setiap berusaha selalu bertujuan untuk mencari rida Allah

Swt.

b. Model II

Husni dan Syafril ( 2001: 44 ) menjelaskan materi kewirausahaan sebagai

berikut. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan

seseorang dalam menangani kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan


32

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelajaran yang lebih baik atau

memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berkaitan dengan semangat, sikap, dan

perilaku diatas sejalan dengan sabda Rasul Saw. yang artinya “ Bekerjalah untuk

kepentingan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamannya, dan

bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besuk hari”.

Kewirausahaan ini juga berdasarkan QS. Ar Ra’du ayat 11 yang artinya

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum

sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”. Dengan dasar

ini diharapkan akan tumbuh semangat berwirausaha dari diri sendiri.

c. Model III

Husni dan Syafril (2001 : 31 ) menjelaskan materi koperasi sebagai berikut.

Koperasi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan anggota bila dijalankan

dengan cakap, jujur, dan sesuai dengan ajaran agama. Allah berfirman dalam QS

Al Maidah :2 yang artinya betolong- tolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan

taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dengan Firman Allah tersebut, diharapkan terwujud perilaku tolong

menolong pada sesama manusia. Dari penjelasan di atas, Hasan dan Syafril

berusaha menjelaskan imtaq dengan mewujudkannya dalam perilaku manusia

pada sesamanya.

3. Model Muhsin Lubis dan Wiwik Widayana dalam Mata Pelajaran Fisika

Muhsin Lubis dan Wiwik Widayana ( 2001 : 3 ) menjelaskan pokok besaran

dan satuan sebagai berikut. Untuk mengaitkan konsep besaran dan satuan dalam

fisika dengan Al Qur’an guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa, guru
33

agar menghubungkan dengan surat Al Qomar ayat 49 yang artinya

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. kemudian

dihubungkan dengan surat Al Furqan ayat 2 yang artinya “Dia telah menciptakan

segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi rapinya”. Kedua

ayat tersebut memberi isyarat bahwa kata ukuran yang terdapat di alam ini dapat

dinyatakan dalam dua peran. Peran pertama sebagai bilangan dengan sifat dan

ketelitian yang terkandung di dalamnya. Peran kedua sebagai hukum dan aturan.

Ukuran keduanya tersusun dalam suatu sistematika yang sangat rapi denngan

keterkaitannya satu sama lain. Telah teruji bahwa hukum-hukum fisika akan

selalu berlaku kapan dan dimanapun saja. Bahkan ada kecenderunngan tidak saja

pada benda mati atau disebut materi atau zat, namun juga pada perilaku makhluk

hidup termasuk manusia. Hal tersebut sangat dimungkinkan karena dalam ilmu

fisika sifat atau gejala fisis dari suatu benda selalu dinyatakan dalam simbol yang

mempunyai nilai atau harga tertentu. Benda lain yang sejenis mempunyai simbol

yang sama namun diberi nilai yang lain. Sebagai contoh suatu kawat baja

mempunyai perilaku tertentu bila ditarik dinyatakan dengan sebutan elastisitas.

Kawat lain dari bahan yang lain akan mempunyai simbol elastisitas yang sama

namun harga yang berlainan pula. Jadi jelas bahwa segala sesuatu telah ditetapkan

Allah SWT dengan ukuran tertentu . Demikianlah yang dicontohkan dalam pokok

bahasan besaran dan satuan. Dengan contoh diatas diharapkan siswa dapat

menggunakan pengetahuannya untuk meningkatkan kecerdasan spiritualnya

sehingga mampu menjawab tantangan hidupnya.


34

4. Model Rosman Yunus dan Aceng dalam Mata Pelajaran Biologi

a. Model I

Rosman Yunus dan Aceng (2003 : 2 )menjelaskan pokok bahasan

keanekaragaman hayati sebagai berikut. Makhluk hidup dapat dibedakan menjadi

dua golongan yaitu dunia hewan ( flora ) dan dunia tumbuhan ( fauna ). Makhluk

hidup tersebut masin-masing memiliki ciri yang spesifik ditinjau dari

keaneragaman jenis. Ciri-ciri tersebut meliputi variasi bentuk,jumlah, dan sifat

lain yang terlihat pada tingkat yang berbeda-beda, denngan menggunakan daya

kemampuan akal pikiran manusia dalam mengamati dan memahami

keanekaragaman jenis. Tingkatan yang berbeda dapat kita amati langsung dari

obyek makhluk hidup yang ada di sekeliling kita. Contoh yang kita kenal adalah

jenis tumbuhan kelapa, siwalan/lontar, aren dan pinang. Semua jenis tumbuhan itu

memiliki persamaan ciri dan perbedaan ciri. Persamaan dan perbedaan sifat atau

ciri yang dimiliki makhluk hidup yang sejenis maupun tidak sejenis ditentukan

oleh keanekaragaman gen (plasma/nuthfah) yang dimiliki oleh mkhluk hidup itu.

Penjelasan keanekaragaman makhluk hidup ini terdapat dalam QS. Al Faathir ayat

27 yang artinya “Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan

dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beranekaragam

jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis patah dan merah yang

beraneka macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat”. Dan disebutkan pula

pada surat yang sama pada ayat 28 yang artinya “Dan demikian pula diantara

manusia, binatang-binatang melata, dan banatang-binatang ternak ada bermacam-

macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara
35

hamba-hamba-Nya hanyalah ulama’(orang yang mengetahui kebesaran dan

kekuasaan Allah) sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.

Kedua ayat tersebut dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan bagi setiap insan

yang memiliki budi dan akal untuk mempelajari dan memperhatikan ke-Esaan

Allah Swt. dan berbagai makhluk ciptaan-Nya. Ada dua kemungkinan sikap

manusia dalam mengkaji dan menghayati firman Allah dengan menggunakan ilmu

yang dilikinya itu, yaitu apakah mereka akan tunduk, takut, dan bersyukur kepada

Yang Maha Pencipta, atau manusia itu akan merasa bangga, takabbur, dan

sombong dengan penemuan-penemuan ilmu dengan kajian akal pikirannya itu.

Sikap yang pertamalah yang diharapkan dari pemaduan IPTEK dan imtaq

sehingga pendidikan betul-betul membuahkan hasil.

b. Model II

Rosman dan Aceng (2003 : 23-25 ) mencontohkan pada bahasan alat indra

sebagai berikut. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, diberi kelebihan

oleh Allah dari pada makhluk lain. Kelebihan itu adalah manusia diberi akal

sebagai alat berfikir dan mengingat, menciptakan dan dilengkapi oleh organ

koordinasi dan komunikasi dengan lingkungannya. Organ tersebut adalah alat

indra, yaitu mata alat indra penglihatan, telinga alat indra mendengar, kulit alat

indra peraba, hidung alat indra pembau, dan lidah alat indra pengecap. Firman

Allah yang berkenaan dengan indra adalah QS. An Nahl ayat 78 yang artinya

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahu

Tetapi amat sedikit kamu bersyukur”. QS. Al A’raf ayat 179 yang artinya “Dan

sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan
36

manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya memahami (ayat-

ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk

melihat(tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi)

tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai

binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang

lalai”. Dengan dasar firman Allah tersebut diharapkan siswa mewujudkan

perilaku bersyukur atas nikmat Allah pada dirinya.

c. Model III

Sumber Daya Alam pada pelajaran biologi dijelaskan oleh Rosman dan

Aceng (2003 : 18) sebagai berikut. Sumber daya alam digolongkan menjadi tiga.

Pertama, berdasarkan kegunaannya terdiri atas sumber daya alam penghasil bahan

baku dan sumber daya alam lingkungan hidup. Kedua, berdasrkan jenisnya

meliputi sumber daya alam biotik (hayati) dan sumber daya alam fisik

(nonhayati). Ketiga, berdasarkan sifatnya meliputi sumber daya alam yang tak

dapat diperbaharui dan sumber daya alam kekal.

Pemanfaatan dan penggalian sumber daya alam yang merupakan anugerah

dari Tuhan Sang Pencipta yang diamanatkan pada makhluk-Nya untuk dikelola

dengan baik dan dipikul selama hidupnya. Makhluk yang menerima amanat Allah

adalah manusia. Allah berfirman dalam QS Al-Ahzab : 72 yang artinya

sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan

gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka

khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.

Sesungguhnya manusia amat zalim dan amat bodoh. Berdasarkan firman Allah
37

tersebut diharapkan siswa dapat berperilaku menjaga amanat Allah terhadap

sumber daya alam.

d. Model IV

Rosman Yunus dan Aceng (2003 : 10) menguraikan pembahasan virus

sebagai berikut. Dalam kehidupan manusia, pada umumnya sebagian besar virus

bersifat merugikan atau menimbulkan penyakit pada tumbuh-tumbuhan, hewan,

dan manusia. Telah banyak jenis penyakit pada manusia yang penyebabnya virus

yang ditemukan oleh pakar biologi, antara lain influenza, polio, kanker, Aids.

Segala macam jenis penyakit yang penyebabnya virus maupun bukan, dicari cara

pengobatan untuk penyembuhan secara kimiawi dengan obat-obatan dan secara

biologi dengan cara vaksinasi. Banyak yang telah dapat ditanggulangi secara

medis, tetapi masih banyak yang belum dapat ditemukan terutama untuk penyakit

yang disebabkan virus.

Dari bahasan di atas perlu disampaikan wawasan imtaq tentang penyakit

AIDS. Golongan berisiko tinggi untuk tertular AIDS adalah orang yang sering

berganti-ganti pasangan baik homo maupun hetero seksual, penerima darah, dan

bayi yang menerima ASI penderita AIDS. Sikap disiplin, perilaku atau akhlak

individu manusia itulah yang menjadi landasan pokok dalam usaha

menanggulangi penularan segala jenis penyakit termasuk AIDS. Hal ini sesuai

dengan sabda Nabi Muhammad Saw, yaing artinya sesungguhnya aku diutus

(Allah) untuk menyempurnakan akhlak. Allah juga berfirman dalam QS Al-

Hujurat : 13 yang artinya ... . sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah

ialah orang yang paling taqwa....QS Al-Isra ayat 32 juga menyebutkan yang
38

artinya dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah

perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk. Dan, QS Al-A’raaf ayat 80 dan 81

menyebutkan yang artinya ... mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahiayah

(homoseksualis) itu yang belum pernah dikerjakan.... “ Sesunguhnya kamu

mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka) bukan kepada

wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.

5. Model Syaeful Anwar dan Sri Setiono dalam Mata Pelajaran Kimia

a. Model I

Syaeful Anwar dan Sri Setiono (2001 : 11) dalam pokok bahasan persamaan

reaksi menjelaskan sebagai berikut. Dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat 1 yang

artinya “Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang

dikehendakinya”. Sebagai contoh reaksi antara air dengan gas karbondioksida

menghasilkan glukosa dan gas oksigen yang dituliskan dalam bentuk simbol :

6CO2 + 6H2O ----> C6H2O6 + 6O2. Simbol-simbol tersebut mengungkapkan

peryataan reaksi kimia diatas, disebut juga persamaan reaksi kimia. Penulisan

persamaan reaksi yang lengkap mengikuti aturan sebagai berikut:

1) senyawa atau zat yang bereaksi dan zat hasil reaksi ditulis dalam bentuk

simbul kimia;

2) wujud zat atau keadaan zat pada saat reaksi dinyatakan dalam singkatan

berikut : s = padat, l = cair, g = gas, aq = larutandibelakang simbol kimia dalam

tanda kurung;
39

3) zat-zat yang bereaksi (reaktan) ditulis lebih dahulu (ditulis sebelah kiri) dan

dipisahkan dengan tanda -----> dan zat-zat hasil reaksi ( produk ), ditulis sebelah

kanan tanda panah; dan

4) harus memenuhi hukum ketetapan massa, yang digambarkan dalam

bentuk koefisien reaksi, dan hukum ketetapan muatan.

Berbagai jenis reaksi kimia dapat dituliskan persamaan reaksinya dengan

cara diatas, namun dengan persamaan reaksi tidak dapat ditentukan produk yang

dihasilkan suatu reaksi. Hasil reaksi hanya dapat ditentukan dari eksperimen.

Dengan persamaan reaksi pernyataan suatu reaksi kimia menjadi lebih sederhana.

Perhitungan-perhitungan kuantitas zat yang terlibat dalam suatu reaksi mudah

untuk dilakukan.

Pentingnya persamaan reaksi dalam ilmu kimia terletak pada sifat

keteraturan yang berlaku pada zat-zat dalam reaksi. Ini merupakan hukum Allah

SWT. (sunatullah) yang tidak pernah akan berubah-ubah. Dengan sifat Rahman

dan RahimNya, sekaligus keMahakuasaan-Nya. Dia menetapkan hukum-hukum

yang terjadi pada suatu perubahan kimia. Hukum-hukum tersebut antara lain

hukum ketetapan massa yang pertama kali dicetuskan oleh A Lavoisier dalam

hukum perbandingan tetap dari proust.

Pengamatan dan eksperimen yang sungguh-sungguh oleh A Lavoisier,

telah membuka pintu hidayah ilmu untuknya, yakni menemukan suatu hukum

Allah pada alam semesta ini. Hukum itu disebut dengan hukum ketetapan massa

(conservation of mass) yang berbunyi massa zat-zat sebelum reaksi selalu sama
40

dengnan massa zat-zat hasil reaksi tersebut. Dalam peristiwa reaksi kimia tidak

ada massa yang hilang ataupun bertambah.

Keteraturan (sunatullah) lain ditemukan oleh J Proust, yakni didalan suatu

senyawa perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa tersebut adalah

tetap. Contoh garam dapur atau NaCL yang memilih susunan unsur nstrium (Na)

dan unsur clor (Cl) memilih perbandingan 23 : 35,5. Contoh lain karbondioksida

(CO2) memilih perbandingan massa karbon dengan oksigen 3 : 8 . Dimanapun

kita berada menemukan senyawa-senyawa itu, selalu berbanding unsur-unsurnya

tetap. Demikianlah keteraturan hukum Allah yang menciptakan bumi seisinya.

Dengan dasar Al-Qur’an seperti di atas diharapkan menumbuhkan kecerdasan

spiritual dalam bersikap untuk menentukan jalan hidupnya.

b. Model II

Syaeful dan Sri Setiono (2001 : 39) menjelaskan pembahasan pencemaran

lingkungan sebagai berikut. Pencemaran adalah masuknya zat-zat baru ke dalam

lingkungan (udara, air, dan tanah) atau meningkatnya salah satu komponen zat

dalam lingkungan yang berakibat terganggunya proses kehidupan secara normal.

Contoh pencemaran oleh hujan asam. Hujan asam terjadi akibat reaksi SO3 atau

karbon trioksida dengan air. SO3 berasal dari reaksi SO2 dengan udara. SO2

adalah zat yang dihasilkan oleh asap pabrik atau kendaraan bermotor.

Pencemaran lingkungan tidak hanya terjadi pada lingkungan udara.

Lingkungan air dan tanah juga telah terjadi pencemaran. Pemenuhan kebutuhan

dan pola gaya hidup yang tidak terkendali menjadi pendorong kuat pencemaran.
41

Hidup tidak disiplin dan tidak peduli terhadap lingkungan telah menjadi hal yang

biasa. Buangan pabrik, sampah-sampah plastik, logam dialirkan ke sungai yang

berakibat pencemaran air. Penggunaan pupuk yang berlebihan tanpa didasarkan

ilmu yang benar telah menimbulkan kualitas tanah menurun untuk pertanian.

Pencegahan terhadap pencemaran telah banyak dilakukan namun tidak

berhasil. Kunci utama pencegahannya terletak pada ulah tangan , keinginan, dan

nafsu manusia. Allah berfirman dalam QS Ar-Ruum : 41 yang artinya telah

nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan

manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sbagian dari akibat perbuatan

mereka, agar mereka kembali. Berdasarkan firman tesebut, diharapkan siswa

dapat mewujudkan perilaku memelihara lingkungan berdasarkan ilmu yang

didapatnya bukan malah merusak.

6. Model Zaidan Hendy dan Sunarno dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

a. Model I

Zaidan Hendy dan Sunarno (2001 : 27) mencontohkan penjelasan kaitan tema

dan amanat dalam novel Salah Asuhan dengan masalah sosial dan budaya sebagai

berikut. Dikatakannya tema cerita Salah Asuhan adalah salah didikan. Orang tua

Hanafi mengharap dia menjadi anak yang berpendidikan, ternyata Hanafi keliru

menyerap pendidikan yang didapatkannya. Hanafi menjadi angkuh, sombong

terhadap ibunya, pamannya, istrinya, masyarakat, dan budaya kampung

halamannya. Hanafi tergila-gila pada gadis barat bernama Corrie. Dia tergila-gila

pada pergaulan dan budaya barat dan hanya kulitnya saja yang didapatkannya.
42

Amanat cerita Salah Asuhan adalah agar kita hati-hati memberikan

pendidikan (menyekolahkan) anak-anak jangan sampai salah asuhan. Jangan

sampai anak-anak kita menjauhi budaya timur dan bersikap kurang ajar terhadap

orang tua. Sikap tersebut telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber dari

Allah.

Dari bahan pelajaran itu, selain diajarkan kaitan tema dan amanat novel

dapat diberikan pula wawasan imtaq bahwa seorang muslim hendaknya

mengetahui dan mengamalkan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang sikap

dan perbuatan yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah dan hubungan

manusia dengan manusia. Allah berfirman dalam QS Al-Israa’ : 23 yang artinya

“Dan Tuhanmu memerintahkan supaya kamu jangan menyembah melainkan

kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan

sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau dua-duanya telah

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali engkau

mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak

mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Demikianlah

hendaknya harapan dari cerita bahwa seorang anak dapat bergaul dan

menghormati orang tuanya.

b. Model II

Zaidan Hendy dan Sunarno memaparkan kompetensi dasar membaca dalam

hati bagian dari buku, surat kabar, atau majalah dengan tema tertentu, menemukan

gagasan atau pengalaman dalam bacaan sebagai berikut. Subtema bacaan

dijabarkan dalam judul Manusia sebagai Modal Dasar Kerja. Berikut petikan
43

paragraf pertama . Kahadiran manusia sebagai tenaga kerja sudah ada sejak ia

mulai melibatkan dirinya sebagai buruh atau karyawan suatu perusahaan. Modal

usaha yang terbesar dan terpenting di dalamnya adalah daya kerja dengan

perkembangan lingkungan yang sempat mempengaruhinya. Karena peranan yang

menentukan itu, suatu penelitian tentang sumber daya manusia dan upaya

pemanfaatannya secara terus menerus, selalu dilakukan oleh para ahli sesuai

dengan arus kemajuan dan tuntutan manusia itu sendiri.

.... (Drs A.R Artoyo, Tenaga Kerja Perusahaan Balai Pustaka, Jakarta).-

Dari bacaan di atas diketahui, sumber daya manusia yang berkualitas

sangat berharga. Menurut islam manusia berkualitas adalah manusia yang

beriman, berilmu, beramal, berdisiplin, ikhlas, dan ikhsan. Karena itu Islam

mengajarkan agar kita beriman, berilmu dan beramal, berdisiplin, ikhlas, dan

ikhsan. Salah satu cara untuk menjadikan manusia agar berilmu adalah banyak

membaca dari berbagai sumber intisari yang didapatkan dari bacaan dan

dikembalikan kepada ajaran Al-Qur’an untuk dijadikan sebagai pegangan, seperti

dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Makna ayat tersebut adalah “Bacalah dengan nama

Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.Yang mengajari (manusia)

dengan perantaraan kalam. Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya.

c. Model III

Zaidan Hendy dan Sunarno (2001 : 46 ) menjelaskan kompetensi dasar

menyimak gaghasan, pendapat, dan pesan yang disampaikan melalai pidato atau
44

ceramah sebagai berikut. Dalam pembelajaran menyimak gagasan melalui pidato,

dapat dilihat petikan pidato sebagai berikut.

Hadirin yang berbahagia.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato berjudul Proyek

Kali Bersih.

Saudara-saudara!

Kapan kita bisa melihat Kali Ciliwung bersih? Mungkin 100 tahun lalu

atau cuma dalam angan-angan. Atau mungkin 15 tahun lagi? Impian ini bukan

mustahil terwujud. Inilah yang setidakya diharapkan oleh Gerakan Kali Bersih

(GKB). Melengkapi gerakan itu, hari Minggu lalu sebuah kegiatan di jalan

Penjernihan I, Pejompongan, Jakarta Pusat, diresmikan Gubernur Soerjadi

Soedirjo sebagai pusat semua aktivitas pembersihan sungai yang membelah

ibukota Republik Indonesia ini....

Setelah menyimak pidato tersebut ternyata untuk membuat kali menjadi

bersih, memerlukan perencanaan yang matang, biaya yang tidak sedikit,

penyadaran masyarakat, dan waktu yang lama. Oleh karena itu, kebersihan dalam

Islam mempunyai kedudukan yang tinggi. Hadits Nabi menyatakan bahwa

kebersihan adalah setengah dari iman. Hadits riwayat Imam Dailami juga

menyatakan kebersihan yang artinya agama islam itu adalah agama yang besih

maka, tidak akan masuk surga kecuali orang yang selalu menjaga kebersihannya.

Sesungguhnya Allah amat cinta kepada orang-orang yang suci bersih.


45

Setelah menyimak pidato tersebut ternyata untuk membuat kali menjadi

bersih, memerlukan perencanaan yang matang, biaya yang tidak sedikit,

penyadaran masyarakat, dan waktu yang lama. Oleh karena itu, kebersihan dalam

Islam mempunyai kedudukan yang tinggi. Hadits Nabi menyatakan bahwa

kebersihan adalah setengah dari iman. Hadits riwayat Imam Dailami juga

menyatakan kebersihan yang artinya agama islam itu adalah agama yang bersih,

maka tidak akan masuk surga kecuali orang yang selalu menjaga kebersihannya.

Sesungguhnya Allah amat cinta kepada orang-orang yang suci bersih.

7. Model Hamzah Busroh dan Moh Enong dalam Mata Pelajaran Kesenian

Hamzah Busroh dan Muh Enong (2003:7) memberikan wawasan imtaq terhadap

kesenian sebagai berikut. Wawasan imtaq ini berkaitan dengan materi musik, tari,

dan teater daerah setempat. Hal penting dalam pembahasan ini adalah adanya

upaya untuk mengaitkan antara unsur yang ada dalam penciptaan dan penyajian

musik, tari, dan teater daerah setempat serta pengaruhnya terhadap pendengar dan

penonton. Masalah tersebut akan bernilai islami atau tidak bergantung pada

proses penciptaannya. Pada tahap penyajian musik, tari, dan teater, tidak menutup

kemungkinan terjadi penyalahgunaan. Suatu musik, tari, dan teater disusun

dengan niat dan pesan-pesan yang benar tetapi disajikan dengan ekspresi yang

berlebihan, hasilnya akan sangat buruk. Ada hal yang dapat disampaikan dari

Hadits yang diriwayatkan Bukhari, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Rubayyi binti

Muawwiz yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw datang ke rumah pada saat

pesta pernikahannya, lalu Nabi duduk. Tak lama kemudian beberapa orang jariah

(wanita) menabuh rebana sambil menyanyikan lagu-lagu yang memuji orang tua
46

mereka yang syahid dalam perang Badar. Tiba-tiba salah seorang wanita itu

berkata, “Diantara kita ini ada Nabi Saw yang dapat mengetahui apa yang akan

terjadi pada hari esok tetapi Rasulullah Saw segera bersabda yang artinya

tinggalkan omongan itu. Teruskanlah apa yang kamu (nyanyikan) tadi. Dengan

kata lain musik, tari, dan teater yang diperbolehkan adalah yang sesuai dengan

tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.

Strategi ini juga terlihat dalam pembahasan materi Pameran dan

Pergelaran. Pameran merupakan kegiatan dalam memperkenalkan karya seni

antara penciptanya dengan orang lain. Pameran dilakukan pada karya-karya seni

rupa yang dihasilkan oleh siswa seperti seni lukis, karikatur, kolase, seni kriya,

gambar-gambar dan kaligrafi. Karya yang akan dipamerkan hendaknya mendapat

seleksi, terutama karya-karya yang bernuansa islam. Bentuk pergelaran dapat

berupa karya seni tari, seni musik, dan seni drama.

Pemberian wawasan imtaq dapat berupa batasan-batasan dalam pameran

atau pergelaran yang mengacu pada tuntunan Qur’an dan Hadits, walaupun bukan

dalil secara langsung. Karya-karya yang hendak digelar hendaknya dipilih

sedemikian rupa dengan memperhatikan kaidah-kaidah antara lain : (1) lirik lagu

tidak sedih atau putus asa, (2) gaya dan penampilan pelakunya sopan, (3) dalam

tarian tidak dilakukan berpasang-pasangan pria-wanita, (4) memakai busana

muslim. Adapun pelaksanaannya perlu memperhatikan persiapan : (1)

pembentukan panitia, (2) tempat dan waktu, (3) golongan masyarakat yang akan

mengunjungi, (4) seleksi karya, dan (5) antara pameran dan pergelaran diusahakan

waktunya tidak bersamaan.


47

8. Model Abudin Nata dalam Kegiatan Belajar di luar Jam Pelajaran

Abudin Nata (2003 : 23) menawarkan solusi alternatif sebagai berikut.

Pertama, dengan mengubah orientasi dan fokus pengajaran agama yang semula

bersifat subject matter oriented menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada

pengalaman. Subject matter oriented adalah pengajaran yang berpusat pada

pemberian pengetahuan agama yang berupa memahami dan menghafal ajaran

agama sesuai kurikulum. Orientasi pengajaran pada pengalaman, yaitu

pembentukan sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama.

Pembiasaan hidup seperti pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh setiap kegiatan selalu diawali dengan membaca basmallah.

Kedua, dengan memberikan kegiatan ekstrakurikuler pada penekanan

pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ekstra ini antara lain

shalat berjamaah, pesantren kilat, qiyamul lail, berpuasa sunnah, memberikan

santunan kepada fakir miskin, dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.

Ketiga, dengan cara meningkatkan perhatian, kasih sayang, bimbingan,

dan pengawasan yang diberikan oleh kedua orang tua di rumah. Ketika anak

berada di rumah kedua orang tuanya menanyakan tentang kemajuan dan berbagai

masalah yang dihadapi anak-anaknya. Misalnya menanyakan kegiatannya di

sekolah, program, dan agenda yang harus dicapai serta rencana-rencana lainnya.

Keempat, dengan cara melaksanakan tradisi keislaman yang didasarkan

pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah yang disertai dengan penghayatan akan makna

dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.Tradisi keislaman yang bernuansa

sikap keagamaan antara lain mengaqiqahi anak, mengajarkan sikap sopan santun
48

pada orang tua atau kepada yang lebih tua, mencium tangan orang tua,

mengunjungi orang sakit, dan mengajari shalat saat anak mulai berumur 7 tahun.

Dengan melaksanakan tradisi ini diharapkan akan membentuk karakter keislaman

seseorang.

Kelima, pembinaan sikap keagamaan dengan memanfaatkan berbagai mas

media yang tersedia, seperti radio, surat kabar, buku bacaan, televisi, dan

sebagainya. Informasi dari mass media tersebut hendaknya diintegrasikan dengan

pengajaran yang ada di sekolah dan di rumah tangga. Oleh sebab itu kesungguhan

untuk memanfaatkan berbagai media tersebut harus masuk ke dalam kebijakan

rumah tangga sekolah.

Lima cara mensiasati kekurangan jam pelajaran agama di sekolah di atas

dapat dikatakan sebagai optimalisasi peningkatan imtaq terhadap siswa yang dapat

dilaksanakan di dalam maupun di luar jam pelajaran.

C. Kerangka Teori

Berdasarkan kajian pustaka dari berbagi sumber dapat dirumuskan

kerangka teori penelitian sebagai berikut.

1. Iman dan Taqwa

Ada 85 perbuatan sebagai wujud taqwa sebagai berikut.

1) Iman kepada Allah ;

2) Iman kepada Malaikat ;

3) Iman kepada kitab-kitab Allah ;

4) Iman kepada para nabi ;


49

5) Iman kepada hancurnya alam ;

6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ;

7) Iman kepada takdir ;

8) Iman kepada hasyr ;

9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ;

10) Cinta kepada Allah ;

11) Takut kepada siksa Allah ;

12) Mengharap rahmat Allah ;

13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ;

14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;

15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;

16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ;

17) Mencari ilmu ;

18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;

19) Mengagungkan dan memuliakan Al qur’an ;

20) Bersuci ;

21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ;

22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ;

23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;

24) I’tikaf ;

25) Haji ;

26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ;

27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;

28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ;
50

29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ;

30) Memerdekakan budak yang muslim ;

31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ;

32) Menepati janji ;

33) Bersyukur ;

34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;

35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;

36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ;

37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;

38) Menghindari makan dan minuman yang haram ;

39) Menghindari dari harta yang haram ;

40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ;

41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;

42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ;

43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;

44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ;

45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ;

46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ;

47) Bertaubat ;

48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ;

49) Taat kepada pemerintah ;

50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ;

51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;

52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ;


51

53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;

54) Malu kepada Allah ;

55) Bersikap baik kepada orang tua ;

56) Menyambung tali persaudaraan ;

57) Budi pekerti yang baik ;

58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ;

59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ;

60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ;

61) Mencintai ahli agama ;

62) Menjawab salam dari orang islam ;

63) Menjenguk orang sakit ;

64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ;

65) Mendoakan orang islam yang bersin ;

67) Menghormati tetangga ;

68) Menghormati tamu ;

69) Menyembunyikan cela orang lain ;

70) Sabar ;

71) Zuhud ;

72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ;

73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;

74) Kedermawanan ;

75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ;

76) Merukunkan antara orang islam ;

77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya;


52

78) Melayani dan melindungi pihak yang lemah;

79) Tiada sombong dan takabur;

80) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik;

81) Memiliki semangat persatuan;

82) Menghargai dan menghormati lawan;

83) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak;

84) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan; dan

85) Giat bekerja, tahan uji, tidak putu asa .

2. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK

Berdasarkan model-model pembelajaran Imtaq dalam beberapa mata

pelajaran seperti yang telah dijelaskan terdahulu, dapat disimpulkan menjadi 6

strategi.

Adapun strategi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Strategi Terjemah

Strategi ini cenderung bersifat menjelaskan ilmu dengan memberikan dasar

pengetahuan Al-Qur’an dan Hadits. Strategi ini terlihat dalam model Rusli Yunus

dan Warnadi dalam mata pelajaran geografi, model I H.M Husni dan Syafril

dalam mata pelajaran fisika, model I Rosman Yunus dan Aceng dalam mata

pelajaran biologi, dan model I Syaeful Anwar dan Sri Setiono dalam mata

pelajaran kimia.

b. Strategi Aktualisasi Imtaq dalam Perilaku Kehidupan Manusia


53

Strategi ini berusaha memberikan dasar Imtaq dalam pembelajaran yang

berhubungan dengan perilaku kehidupan manusia. Strategi ini dibedakan menjadi

3, yaitu (1) aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri;

(2)aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada sesamanya; dan (3) aktualisasi

Imtaq dalam perilaku manusia pada lingkungan ala sekitar.

Strategi tersebut terlihat dalam model-model berikut. Strategi aktualisasi

Imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri terlihat dalam model II H.M Husni

dan Syafril dalam mata pelajaran ekonomi dan model II Rosman Yunus dan

Aceng dalam mata pelajaran biologi. Strategi aktualisasi Imtaq dalam perilaku

manusia pada sesamanya terlihat dalam model III H.M Husni dan Syafril dalam

mata pelajaran ekonomi. Strategi aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada

lingkungan alam sekitar terlihat dalam model III Rosman Yunus dan Aceng dalam

mata pelajaran biologi.

c. Strategi Integrasi Imtaq

Integrasi berarti penyatuan. Dalam strategi ini ada dua integrasi, yaaitu (1)

integrasi dengan bahan pelajaran atau pelajaran dan (2) integrasi dengan

keterampilan berbahasa. Bahan pelajaran dalam hal ini adalah alat yang digunakan

untuk menyampaikan pelajaran atau kompetensi dasar yang diajarkan. Pelajaran

dalam hal ini adalah kompetensi dasar yang diajarkan. Keterampilan berbahasa

yang dimaksud adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Strategi tersebut terlihat dalam model berikut. Strategi Integrasi Imtaq

dengan bahan pelajaran atau pelajaran terlihat dalam model I Zaidan Hendy dan

Sunarno. Dan, strategi integrasi Imtaq dengan keterampilan berbahasa terlihat


54

dalam model II Zaidan Hendy dan Sunanrno dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia.

d. Strategi Menyelipkan Materi Imtaq

Menyelipkan adalah memasukkan sesuatu yang tidak sama di antara dua

benda. Strategi menyelipkan materi Imtaq adalah memasukkan Imtaq dalam

pembelajaran tetapi di luar pokok pembicaraan. Strategi ini terlihat dalam model

III Zaidan Hendy dan Sunarno dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

e. Strategi Pengarahan Pengetahuan dengan Imtaq

Pengarahan pengetahuan dalam hal ini adalah memberi tempat atau wadah

terhadap pengetahuan. Jika pengetahuan diibaratkan air, maka ia akan berubah

sesuai tempat. Pengetahuan dalam hal ini cenderung pada bidang kesenian. Stategi

ini terlihat dalam model Hamzah Busroh dan Moh Enong dalam mata pelajaran

kesenian.

f. Strategi Optimalisasi Imtaq

Pemberian wawasan Imtaq terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi selain

diberikan di luar jam pelajaran di kelas juga dapat diberikan di luar jam pelajaran.

Strategi ini terlihat dalam model Abudin Nata dalam kegiatan di luar jam

pelajaran.
55

BAB 111

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metodologi penelitian ini diuraikan hal-hal mengenai : (1)

rancangan penelitian, (2) sumber data dan data penelitian, (3) instumen penelitian,

(4) prosedur pengumpulan data, (5) analisis data, dan (6) tahap-tahap penelitian.

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif deskriptif.

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian memerlukan pola pikir induktif yang

berangkat dari fenomena yang ada untuk ditarik kesimpulan. Selain berpikir

induktif, penelitian ini tidak menguji hipotesis. Penelitian ini menggambarkan

keadaan yang ada di lapangan yaitu strategi guru dalam mengembangkan

kurikulum pendidikan berwawasan imtaq di SMAN Kota Malang. Rancangan

penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan Bodgan dan Briklen “Qualitative

research for Education, an Introduction to Theory and Methods dalam Imam

Suprayogo dan Tobroni (2003 : 122) dengan ciri-ciri sebagai berikut.

1. Riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting

adalah adanya sumber data yang langsung dan perisetnya.

2. Riset kualitatif bersifat deskriptif.

3. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil.

4. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif.


56

5. “Makna” (bagaimana subjek yang diteliti memberi makna pergumulannya)

merupakan soal esensi untuk rancangan kualitatif

Penelitian ini juga menggunakan rancangan penelitian sampel. Penelitian

ini dilakukan hanya pada sebagian dari populasi. Dari SMAN kota Malang hanya

diambil sampel SMA Negeri 1, 2, dan 10.

B. Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah narasumber, yaitu guru SMAN Kota

Malang. Adapun data penelitian ini berupa kegiatan belajar mengajar (KBM) di

SMAN Kota Malang selama minimal 1 jam pelajaran.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk menjaring data. Pada penelitian ini yang

menjadi instrumen adalah peneliti sendiri dan tape recorder. Untuk menghindari

bias antara peneliti sebagai alat dan peneliti sebagai penelaah, peneliti

menggunakan instrumen bantuan berupa tabel penjaringan data. Ada 3 tabel

penjaringan data sebagai berikut :

Ma KD Bhn Imtaq Meto Tgs Tgs Stra Peru

pel alat de terstk ko tegi bahan

Qur’an Hadits Nst


57

1. Tabel penjaringan data strategi

Keterangan :

Mapel : mata pelajaran

KD : kompetensi dasar

Bhn /alat : bahan atau alat yang digunakan untuk mengajarkan kompetensi dasar

Imataq : wawasan iman dan taqwa yang disampaikan dalam ilmu pengetahuan

Yang diajarkan.

Metode : metode dalam kegiatan belajar mengajar.

Tgs terstk : tugas terstruktur

Tgs ko : tugas kokurikuler (dikerjakan di luar jam pelajaran)

Strategi : kesimpulan strategi yang dipakai

Perubahan : Perubahan sikap siswa (baik, tidak baik, atau tetap) setelah menerima

pelajaran yang berwawasan imtaq.

2. Tabel validitas data dari siswa

Imtaq Kapan diberikan?

terapan teori KBM Tugas Ko Tugas ekstra


58

3. Tabel validitas data dari kepala sekolah

Peraturan Evaluasi Himbauan

D. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling.

Pemikiran ini hampir tidak bisa dihindari oleh peneliti mengingat berbagai

keterbatasan, seperti waktu, tenaga, dan biaya.

Teknik sampling dalam penelitian ini digunakan untuk membangun

generalisasi teoritik. Data yang diambil dengan teknik sampling ini digunakan

tidak dalam rangka mewakili populasinya melainkan mewakili informasinya.

Karena pengambilan cuplikan didasarkan atas berbagai pertimbangan, maka

pengertiannya sejajar dengan teknik purposive sampling. Dengan purposive

sampling, peneliti cenderung memilih informan yang dianggap mengetahui

informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi

sumber data yang mantap. ( Patton, 1984 dalam Imam Suprayogo dan Tobroni

:2003; 163).

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai

berikut.
59

1. Wawancara dengan informan mengenai kemungkinan kompetensi dasar

yang dapat disajikan dengan wawasan imtaq.

2. Membuat perjanjian waktu untuk penyajian kompetensi dasar yang

berwawasan imtaq.

3. Melakukan observasi partisipan selama KBM.

4. Mengumpulkan validitas data dengan berwawancara dengan siswa dan

kepala sekolah.

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil

pengumpulan data. Analisis data dilakukan melalui tahapan (1) identifikasi data,

(2) pengkodean, (3) penghitungan frekuensi, dan (4) penarikan kesimpulan.

Adapun tabel identifikasi data sebagai berikut.

No Mapel KD Bahan Indikator Penya jian imtaq/ metode (F) Ind st str Kod

(A) (B) (C) Alat Imtaq crm disk penu gasan (3) (G) (H) (I)

(D) (E) (1) (2) ters Tdk Ko

(a) (b) (c)

1 Eko Badan - 53 v 2b1 H2.2 1

Eko
usaha F1

H.2.
BUMN
2
60

Pengkodean dilakukan bersama dengan identifikasi data. Contoh kode

1.Eko F1 H2.2 artinya imtaq nomor satu pada mata pelajaran Ekonomi

menggunakan metode ceramah dan strategi aktualisasi imtaq dalam perilaku

manusia pada sesamanya.

Keterangan kode sebagai berikut.

1. A= nomor urut imtaq

2. B= mata pelajaran contoh : Ind= Bahasa Indonesia, Fis = fisika, Kim =

kimia, Bio = biologi, dan seterusnya.

3. C= kompetensi dasar mata pelajaran

4. D= bahan atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pengetahuan

dalam mata pelajaran bukan kompetensi dasar pelajaran.

5. E= Indikator imtaq ( keterangan perbuatan sebagai wujud iman yang

disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar )

Adapun indikator imtaq adalah sebagai berikut:

1) Iman kepada Allah ;

2) Iman kepada Malaikat ;

3) Iman kepada kitab-kitab Allah ;

4) Iman kepada para nabi ;

5) Iman kepada hancurnya alam ;

6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ;

7) Iman kepada takdir ;


61

8) Iman kepada hasyr ;

9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ;

10) Cinta kepada Allah ;

11) Takut kepada siksa Allah ;

12) Mengharap rahmat Allah ;

13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah

14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;

15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;

16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ;

17) Mencari ilmu ;

18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;

19) Mengagungkan dan memuliakan Al qur’an ;

20) Bersuci ;

21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ;

22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ;

23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;

24) I’tikaf ;

25) Haji

26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ;

27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;

28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ;

29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya;

30) Memerdekakan budak yang muslim

31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ;


62

32) Menepati janji ;

33) Bersyukur ;

34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;

35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;

36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ;

37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;

38) Menghindari makan dan minuman yang haram ;

39) Menghindari dari harta yang haram ;

40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ;

41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;

42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ;

43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;

44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ;

45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ;

46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ;

47) Bertaubat ;

48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ;

49) Taat kepada pemerintah ;

50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ;

51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;

52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ;

53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;

54) Malu kepada Allah ;

55) Bersikap baik kepada orang tua ;


63

56) Menyambung tali persaudaraan ;

57) Budi pekerti yang baik ;

58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ;

59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ;

60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ;

61) Mencintai ahli agama ;

62) Menjawab salam dari orang islam ;

63) Menjenguk orang sakit ;

64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ;

65) Mendoakan orang islam yang bersin ;

67) Menghormati tetangga ;

68) Menghormati tamu ;

69) Menyembunyikan cela orang lain ;

70) Sabar ;

71) Zuhud ;

72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain

73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;

74) Kedermawanan ;

75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ;

76) Merukunkan antara orang islam ;

77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya;

78) Melayani dan melindungi pihak yang lemah;

79) Tiada sombong dan takabur;

80) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik;


64

81) Memiliki semangat persatuan;

82) Menghargai dan menghormati lawan;

83) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak;

84) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan; dan

85) Giat bekerja, tahan uji, tidak putu asa .

6. F= metode mengajar yang meliputi ceramah, diskusi, dan penugasan.

7. G= Indikator strategi sebagai berikut.

a. Terjemah yang meliputi (a) disampaikan ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits,

(1) disampaikan terjemah Al-Qur’an dan Al-Hadits atau yang

merupakan terjemahan secara tidak langsung.

b. Aktualisasi Imtaq dalam kehidupan manusia

(1) Aktualisasi imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri

(1.a) perilaku yang bersifat perseorangan

(1.b) perilaku yang berkaitan dengan tubuh atau badan sendiri

(2) Aktualisasi imtaq dalam perilaku manusia pada sesamanya

(2.a) perilaku yang membutuhkan orang lain

(2.b) perilaku yang berakibat pada orang lain

(3) Aktualisasi imtaq dalam perilaku manusia pada lingkungan


65

(3.a) perilaku yang berkaitan dengan lingkungan abiotik

(3.b) perilaku yang berkaitan dengan lingkungan biotik

c. Integrasi imtaq

(1) Integrasi imtaq dalam bahan pelajaran atau pelajaran

(1.a) imtaq disatukan dalam bahan mengajar

(1.b) imtaq dikaitkan dengan alat mengajar

(1.c) imtaq disatukan dalam keterampilan berbahasa (kompetensi dasar)

d. Menyelipkan materi imtaq (Imtaq tidak satu topik pembicaraan)

e. Pengarahan pengetahuan dengan imtaq

(1) imtaq sebagai ciri khas kesenian

(2) imtaq sebagai dasar penentu wujud kesenian

f. Optimalisasi Peningkatan imtaq terhadap siswa

(1) penugasan yang berupa pembiasaan hidup yang sesuai dengan agama

(2) penugasan ekstrakurikuler

(3) penugasan yang bersifat penghubung antara guru dengan orang tua

(4) penugasan yang bersifat tradisi keislaman

(5) penugasan yang memanfaatkan masmedia


66

8. H= strategi guru dalam melaksanakan kurikulum pendidikan berwawasan

imtaq

9. I= kode dari identifikasi data.

Pada penghitungan frekuensi digunakan untuk memperoleh gambaran

penggunaan strategi terbanyak dan tersedikit. Gambaran ini digunakan untuk

melihat keterkaitan karakteristik strategi dan karakteristik mata pelajaran.

F. Tahap-tahap Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, kegiatan penelitian dilakukan

melalui tahap-tahap sebagai berikut.

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini dilakukan pencarian judul dan permasalahan penelitian.

Judul dan permasalahan penelitian diajukan ke pembimbing untuk disetujui.

Selanjutnya pembuatan proposal penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan tiga tahapan, yaitu (1) pengambilan data, (2)

identifikasi data, (3) pengkodean, (4) penghitungan frekuensi, dan (5) penarikan

kesimpulan.

Pengambilan data dilakukan dengan observasi dengan teknik purpisive

sampling. Pada tahap identifikasi data, dilakukan proses identifikasi untuk

menentukan jenis strategi yang dipakai guru sekaligus pemberian kode. Tahap
67

selanjutnya adalah penghitungan frekuensi pemakaian strategi guru untuk ditarik

kesimpulan secara umum.

3. Tahap penyelesaian

Pada tahap ini dilakukan penul;isan laporan penelitian dan penggandaan naskah.
68

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil analisis data strategi guru dalam

mennngembangkan kurikulum yang berwawasan IPTEK dan imtaq, frekuensi

pemakaian strategi, dan temuan penelitian terhadap fakta. Adapun strategi yang

akan dipaparkan adalah (1) Terjemah, (2) Aktualisasi imtaq dalam kehidupan

manusia, (3) Integrasi imtaq ,(4) Menyelipkan materi imtaq .

A. Strategi Guru dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Berwawasan

Imtaq

1. Terjemah

Strategi ini cukup banyak yang muncul dari data yang ada. Strategi ini

cenderung menggunakan metode ceramah.

Strategi terjemah dapat dilihat pada contoh berikut :

1. Ibu Hj. Astutik guru mata pelajaran Geografi pada kompetensi dasar

Pembentukan alam semesta, beliau menjelaskan tentang isi QS. An Nahl ayat

15. Fungsi gunung sebagai alat penopang bumi agar tidak tertarik oleh

grafitasi planet lain. ( 5 Geo F1 H1 )

2. Bapak Supardi guru mata pelajaran Fisika pada kompetensi dasar Gerak,

beliau menjelaskan tentang isi QS. Bani Israil ayat 1. Peristiwa Isra’ dan

Mi’raj begitu cepatnya seperti kecepatan cahaya bahkan lebih cepat lagi.
69

Malaikat tercipta dari cahaya, dalam ilmu pengetahuan gerak dapat diukur

seperti kecepatan cahaya 3 x 10 pangkat 8. ( 7 Fis F1 H1 )

3. Bapak Puthet guru mata pelajaran Kimia pada kompetensi dasar Laju

reaksi, beliau menjelaskan isi Al Qur’an yaitu Tuhan menciptakan sesuatu

sesuai dengan batasannya. Tiap benda terjadi perbedaan dalam mengalami

perubahan contoh ubi kayu membutuhkan waktu seminggu untuk menjadi

tape. ( 9 Kim F1 H1 )

Pada contoh pertama, penjelasan guru tentang fungsi gunung merupakan

terjemah Al-Qur’an secara tidak langsung. Dengan kata lain bunyi bahasanya

tidak sama persis dengan terjemah QS An-Nahl: 15 tetapi kiandungannya sama.

Contoh kedua, QS Al-Isra’:1 berisi Isra’ dan Mi’raj nabi Muhammad Saw. yang

ditunjukkan oleh Allah sebagai tanda kebesaran-Nya. Berdasarkan kandungan isi

dari terjemah ayat tersebut kecepatan gerak dapat diukur dengan kecepatan

cahaya. Pada contoh ketiga, dikatakan guru bahwa Tuhan menciptakan sesuatu

sesuai dengan batasnya. Hal itu terdapat dalam QS Al Furqon ayat 2 yang

artinya... dan Dia telah menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

Dalam catatan kaki disebutkan segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya

perlengkapan-perlengkapan, persiapaan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat

dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Jelaslah baahwa perbedaan waktu

perubahan kimia yang memiliki batas masing-masing dalam bahasa Al-Qur’an

adalah ukuran-ukuran yang ditetapkan Allah. Berdasarkan penjelasan ketiga

contoh di atas menunjukkan indikator imtaq yang ke-19 yang berbunyi


70

mengagungkan dan memuliakaan Al-Qur’an yang oleh guru digunakan untuk

memberikan wawasan imtaq terhadap IPTEK.

2. Aktualisasi Imtaq dalam Kehidupan Manusia

Pada strategi ini penggunakan metode mengajar dan strategi penyampaian

imtaq cukup beragam. Guru selain menggunakan metode ceramah juga

menggunakan metode penugasan. Metode penugasan yang digunakan adalah

penugasan terstruktur dan takterstrutur.

Berikut ini keragaman dalam strategi aktualisasi imtaq dalam kehidupan

manusia

a. Aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia pada diri sendiri.

Aktualisai imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri dapat dalam contoh

sebagai berikut :

(1) Ibu Nunuk guru mata pelajaran Geografi pada kompetensi dasar Teori

pembentukan bumi, beliau mengatakan Menurut teori bahwa pada suatu saat

matahari akan kehabisan cahaya dan akan menjadi hitam. Pada saat itu terjadilah

kiamat. Sadarilah bahwa sesuatu itu ada batasnya termasuk umur manusia.

( 8 Geo F1 H2.1 )

(2) Bapak Puthet guru mata pelajaran Kimia pada kompetensi dasar Laju reaksi,

beliau mengatakan bahwa terjadinya perbedaan waktu dalam perubahan reaksi

kimia ternyata sangat bermanfaat bagi manusia. Bagaimana jadinya seandainya

gas membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi api ?. Maka terjadilah orang
71

yang masak butuh waktu yang lama sehingga manusia akan mengalami kelaparan.

(10 Kim F1 H2.1)

(3) Ibu Siswati guru mata pelajaran Fisika pada kompetensi dasar Listrik statis

beliau mengatakan sebagai rasa syukur terhadap nikmat adanya listrik statis pada

diri manusia, kita supaya mengerjakan sholat 5 waktu. ( 13 Fis F1 H2.1 )

Pada contoh pertama, terjadinya kiamat dan batas umur manusia hanya

Allah yang tahu guru berusaha untuk mengajak siswa supaya percaya kepada

takdir yang merupakan indikator imtaq butir ke-7. Penjelasan tentang terjadinya

perbedaan waktu dalam perubahan kimia pada contoh kedua mengarahkan siswa

untuk mensyukurinya. Bersyukur merupakan indikator imtaq butir ke-33.

Sedangkan pada contoh ketiga selain bersyukur juga terdapat ajakan mengerjakan

sholat yang merupakan indikator imtaq butir ke-21. Perilaku iman kepada takdir,

bersyukur, dan mengerjakan sholat lima waktu adalah prilaku manusia yang

bersifat perseorangan. Itulah strategi aktualisasi imtaq yang berusaha

menunjukkan perilaku iaman dan taqwa siswa pada diri sendiri.

b. Aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia terhadap sesamanya.

Aktualisasi imtaq dalam prilakua manusia terhadap sesamanya dapat dilihat

dalam contoh sebagai berikut :

(1) Ibu Dewi Indah guru mata pelajaran Biologi pada kompetensi dasar Protista

beliau mengatakan Mahluk Allah yang sangat kecil yaitu protista ada manfaatnya,

apalagi dengan kita manusia harus lebih bermanfaat bagi yang lain.

( 26 Bio F1 H2.2 )
72

(2) Ibu Badris guru mata pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar Perilaku

konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi beliau mengatakan bahwa

dalam memproduksi sesuatu barang hendaknya jangan disertai barang haram.

( 30 Eko F1 H2.2 )

Pada contoh pertama guru berusaha menunjukkan kegunaan makhluk

Allah Swt. terhadap makhluk lainnya. Dia mengajak anak secara tidak langsung

untuk memanfaatkan dirinya. Ajakan tersebut merupakan imtaq butir ke-53 yang

berbunyi menolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan. Sedangkan

pada contoh kedua guru mengharapkan kepada siswa agar dapat mengamalkan

ilmunya dengan pemaduan ilmu agama yaitu tentang hukum halal dan haram.

Harapan guru tersebut merupakan perwujudan indikator imtaq butir ke-40, dan ke-

78 yang bunyinya menghindari pakaian, perhiasan, dan perabotan yang haram,

menghindari makanan dan minuman yang haram, menghindari harta yang

haram. Perilaku siswa dalam memanfaatkan dirinya terhadap sesamanya yaitu

dalam memproduksi barang merupakan prilaku yang berberkaitan dengan orang

lain.

c. Aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia terhadap lingkunngan alam sekitar.

Aktualisasi imtaq yang berhubungan dengan alam dapat dilihat dalam

contoh sebagai berikut.

(1) Ibu Hj. Astutik guru mata pelajaran Geografi pada kompetensi dasar

Pembentukan alam semesta beliau mengatakan bahwa secara teori jika terjadi

pemanasan global akan terjadi kiamat namun kebenarannya dikembalikan kepada

Allah. ( 6 Geo F1 H2.3 )


73

(2) Ibu Siswati guru mata pelajaran Fisika pada kompetensi dasar Listrik statis

beliau mengatakan Maha suci Allah. Rambut manusia mengandung muatan

listrik statis. Jika tidak rambut akan menjdi kempel. Sehingga listrik statis juga

bermanfaat untuk kecantikan. ( 11 Fis F1 H2.3 )

(3) Ibu Sri Lejariati guru mata pelajaran Bilogi pada kompetensi dasar Protista

beliau mengatakan Allah Maha Pencipta. Semua ciptaan Tuhan sangat berguna

bagi manusia termasuk hewan kecil yang hidup di air. ( 23 Bio F1 H2.3 )

Pada contoh pertama guru mengajak untuk memahami kebenaaran teori

yang akhirnya dikembalikan kepada Allah. Pengembalian teori kepada keyakinan

merupakan wujud iman kepada Allah dan hal tersebut termasuk indikator imtaq

butir ke-1. Pujian terhadap Allah atas ciptaan-Nya (listrik statis pada rambut)

adalah kekaguman hamba kepada Tuhannya yang merupakan wujud cinta kepada

Allah. Rasa cinta tersebut merupakan indikator imtaq butir ke-10 yang juga

terdapat pada contoh yang ketiga. Ilmu pengetahuan tentang pemanasan global,

muatan listrik statis, dan protista (hewan kecil yang hidup di air) adalah

lingkungan alam sekitar yang merupakan tanggung jawab manusia sebagai

amanah Allah yang harus dijaga. Dengan demikian dalam strategi ini guru

berusaha mewujudkan perilaku imtaq siswa terhadap Allah melalui membaca atau

menjaga alam sekitar.

d. Aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia terhadap diri sendiri dan perilaku

manusia terhadap sesamanya.

Aktualisasi imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri dan sesamanya

ini dapat dilihat pada contoh sebagai berikut.


74

(1) Ibu Ruki guru mata pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar Pajak beliau

mengatakan Jauhkan diri dari perbuatan korupsi antara wajib pajak dengan

petugas dengan cara kongkalikong. ( 22 Eko F1 H2.1 dan 2.2 )

(2) Ibu Badris guru mata pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar Prilaku

konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi beliau mengatakan bahwa Jika

menarik untung jangan berlebihan. ( 32 Eko F1 H2.1 dan 2.2 )

(3) Ibu Badris guru mata pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar Prilaku

konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi beliau mengatakan bahwa Tidak

boleh mengurangi ukuran atau timbangan dalam kegiatan jual beli.

( 31 Eko F1 H2.1 dan 2.2 )

Pada contoh tersebut taat membayar pajak merupakan taat kepada

pemerintah yang merupakan indikator imtaq butir ke-49. Membayar pajak adalah

prilaku yang bersifat perseorangan. Jika korupsi dalam membayar pajak dengan

cara persengkongkolan (kongkalikong) adalah perilaku yang melibatkan orang

lain. Jadi dalam strtegi ini ada dua perilaku yang dinyatakan dalam satu perbuatan

yaitu perilaku pada diri sendiri dan prilaku pada sesama manusia.

e. Aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia terhadap diri sendiri dan prilaku

manusia pada lingkungan sekitar.

Aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia pada diri sendiri dan prilaku

manusia terhadap lingkungan sekitar dapat dilihat pada contoh sebagai berikut.
75

(1) Ibu Dewi Indah guru mata pelajaran Biologi pada kompetensi dasar Protista

beliau mengatakan Kehidupan sudah diatur sedemikian rapi oleh Tuhan. Sebagai

rasa syukur atas hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara memelihara

lingkungan. (28 Bio F1 H2.1 dan 2.3)

Pada contoh tersebut bersyukur merupakan indikator imtaq butir ke-33.

Bersyukur merupakan prilaku yang bersifat perseorangan. Perwujudan rasa syukur

dengan memelihara lingkungan adalah prilaku manusia yang berkaitan dengan

lingkungan. Jadi dalam satu pernyataan terdapat dua perbuatan yaitu perbuatan

hati (rasa syukur) dan perbuatan terhadap lingkungan.

f. Aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia pada diri sendiri.

Aktualisasi imtaq dalam prilaku pada diri sendiri yang dilakukan dengan

metode penugasan terstruktur dapat dilihat dalam contoh berikut. Pada saat siswa

sedang mengerjakan soal, guru mengatakan,” Ketika terjadi tanya jawab ciri

orang ilmiah adalah bersikap jujur.” ( 14 Fis F4a H2.1 ) Pada contoh tersebut

sikap jujur merupakan indikator imtaq butir ke-34 yang berbunyi menjaga lesan

dari hal-hal yang tidak layak. Bersikap jujur adalah perilaku yang bersifat

perseorangan. Jadi dalam strategi ini, imtaq yang merupakan perwujudan perilaku

pada diri sendiri tampak pada metode penugasan.

3. Integrasi Imtaq.

Pada strategi ini ada 3 macam penggunaan metode mengajar, yaitu

ceramah, diskusi, dan penugasan. Berikut ini adalah keragaman metode mengajar

dalam strategi integrasi imtaq dengan bahan pelajaran.


76

a. Metode Ceramah

Dalam metode ceramah ada dua strategi integrasi imtaq, yaitu (1) integrasi

imtaq dengan bahan pelajaran, dan (2) integrasi imtaq dengan pengetahuan yang

diajarkan. Perbedaan keduanya dapat dilihat dalam contoh berikut.

(1) Integrasi imtaq dengan bahan pelajaran

(a) guru memberikan contoh pantun sebagai berikut.

pergi ke sungai mencari batu daun terup di atas lubang

di atas batu kulihat ulat anak udang mati di kuba

ingatlah Allah setiap waktu dalam kitab ada terlarang

kau akan selamt dunia akhirat perbuatan haram jangan dicoba (17 Ind F1 H3)

(b) Kunci keberhasilan adalah sabar dan teliti. Contoh ketika kita menggunakan

mikroskop. ( 27 Bio F1 H3 )

Pada contoh pertama, bahan pelajaran yang dimaksud adalah pantun. Sesuai

dengan kompetensi dasarnya pengetahuan yang dipelajari adalah menulis pantun.

Integrasi imtaq terdapat dalam baris ketiga dan keempat pada contoh pantun. Isi

pantun pertama adalah suruhan mengingat Allah agar selamat dunia akhirat.

Dengan mengingat Allah, rasa cinta terhadap Allah akan tumbuh. Cinta kepada

Allah merupakan inikator imtaq butir ke-10. Isi pantun kedua adalah larangan

mencoba perbuatan haram. Perbuatan haram terdapat dalam indikator imtaq butir

ke-35, ke-37, ke-38, ke-39, dan ke-40. Perbuatan haram tersebut antara lain
77

membunuh sesama muslim, makan dan minum yang haram, dan memiliki harta

haram. Dengan demikian dalam strategi ini terdapat kesatuan imtaq dengan

pantun yang merupakan bahan dari pelajaran. Berbeda dengan contoh kedua,

imtaq dikaitkan dengan mikroskop sebagai alat pembelajaran. Sabar merupakan

indikator imtaq butir ke-70. Jadi dalam strategi ini munculnya imtaq merupakan

penyatuan dengan bahan pelajaran atau mengaitkan dengan alat pembelajaran.

(2) Integrasi imtaq dengan pelajaran atau pengetahuan yang diajarkan

(a) Pak Yuli guru Kimia pada kompetensi dasar Termo kimia beliau

mengatakan Panas itu ada tapi tidak dapat dilihat, namun bisa dirasakan, seperti

halnya bahwa Allah Swt. itu ada tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan.

( 33 Kim F1 H3. n.1 )

(b) Pak Yuli guru kimia pada kompetensi dasar Kesetimbangan kimia beliau

mengatakan Dalam teori kesetimbangan bahwa sesuatu itu seolah diam tapi

sesungguhnya bergerak. Suatu peristiwa dapat setimbang jika ada unsur positif

dan negatif. Jika dilihat dalam kehidupan tampak pada sifat manusia yang baik

dan buruk atau adanya kaya dan miskin. ( 35 Kim F1 H3 n.1 )

Dari kedua contoh diatas terjadi penyatuan pengetahuan yaitu sifat panas

dan teori kesetimbangan dengan sifat Allah Wujud dan sifat baik dan buruk

manusia yang saling mengisi. Dengan pemahaman sifat wujud Allah berarti guru

menanamkan iman kepada Allah yang merupakan indikator imtaq butir ke-1.

Dengan sifat baik dan buruk manusia yang saling mengisi maka manusia

diperintahkan Allah untuk saling memerintah kepada kebaikan dan mencegah dari

kejahatan. Perwujudan perilaku dari pernyataan guru tersebut merupakan


78

pelaksanaan indikator imtaq butir ke-52 yang berbunyi Memerintahkan kepada

kebaikan dan mencegah dari kejahatan. Jadi dalam strategi ini imtaq disatukan

dengan pengetahuan yang diajarkan.

b. Metode Diskusi

Dalam metode diskusi strategi integrasi imtaq dengan bahan pelajaran ini

juga disampaikan dengan metode penugasan. Penggunaan dua metode ini dapat

dilihat dalam contoh berikut.

(1) Cerpen yang telah dibaca anak yaitu : Si Kakek dan Burung dara, dan Gelang

Kejujuran. Cerpen tersebut mengandung nilai-nilai (1) selalu menjalin hubungan

erat dengan Tuhan dan juga dengan sesama manusia, (2) menjauhkan diri dari

sifat meminta-minta, dan (3) cara berpakaian yang baik. ( 18 Ind F2 dan 4a H3 )

(2) Mantra berisi tentang kebenaran akan mengalahkan sesuatu yang batil.

( 15 Ind F2 dan 4a H3 )

Dari contoh di atas dapat dilihat kesimpulan hasil diskusi dari tugas yang

dikerjakan anak. Strategi integrasi imtaq terletak pada kesatuan nilai-nilai cerpen

dan isi mantra. Nilai-nilai terebut adalah (1) menjalin hubungan erat dengan

Tuhan merupakan indikator imtaq butir ke-10 yaitu cinta kepada Allah, (2)

menjauhkan dari sikap meminta-minta merupakan indikator imtaq butir ke-85

yaitu giat bekerja, tahan uji, dan tidak putus asa, dan (3) cara berpakaian yang

baik merupakan indikator imtaq butir ke-40 yaitu menghindari pakaian,

perhiasan, dan perabot yang haram. Isi mantra pada contoh kedua yang berbunyi

kebenaran akan mengalahkan yang batil merupakan isi kandungan QS. Ibrahim
79

ayat 46 yang artinya “Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar

padahal di sisi Allah (balasan) makar mereka.” Dalam catatan kaki tentang makar

disebutkan orang-orang kafir itu membuat rencana jahat untuk mematahkan

kebenaran islam dan mereka berusaha menegakkan kebatilan tetapi mereka itu

tidak menyadari bahwa makar (rencana jahat) itu digagalkan oleh Allah Swt. Isi

mantra berdasarkan QS. Ibrahim merupakan indikator imtaq butir ke-19 yang

berbunyi mengagungkan dan memuliakan Al Qur’an. Jadi yang menjadi catatan

dalam strategi integrasi imtaq dengan bahan pelajaran ini adalah imtaq dapat

disampaikaan menggunakan metode penugasan sekaligus diskusi.

4. Menyelipkan Materi Imtaq.

Pada strategi ini ada dua macam penggunaan metode mengajar, yaitu

ceramah dan penugasan. Strategi ini terbagi menjadi dua yaitu strategi

menyelipkan materi imtaq dalam bahan pelajaran dan strategi menyelipkan materi

imtaq dalam pelajaran atau pengetahuan yang diajarkan.

a. Strategi menyelipkan materi imtaq dalam bahan pelajaran

Strategi ini dapat dilihat pada contoh berikut :

(1) Ibu Nur Adji guru Bahasa Indonesia pada kompetensi dasar Prosa Lama

beliau mengatakan Mantra terkadang berisi doa. Doa bisa terkabul jika dibaca

dengan keyakinan yang kuat. ( 16 Ind F1 H4)

Pada contoh tersebut keyakinan ketika berdoa adalah keyakinan terhadap Allah .

Hal tersebut merupakan indikator imtaq butir ke-1 yaitu Iman kepada Allah. Imtaq

yang disampaikan tidak sesuai dengan kompetensi dasar pembelajaran yaitu


80

“Menganalisis puisi berdasarkan komponen bentuk puisi (bait, larik, rima,

irama)dan isi (pengindraan, pikiran, perasaan, imajinasi)”. Dengan kata lain

materi imtaq berusaha diselipkan oleh guru diantara kegiatan pembelajaran

melalui isi mantra sebagai bahan pelajaran.

b. Strategi menyelipkan materi imtaq dalam pelajaran atau pengetahuan

yang diajarkan

Strategi ini selain menggunakan metode ceramah juga menggunakan

metode penugasan. Penggunaan metode ini dapat dilihat dalam contoh berikut.

1) Ibu Siswati guru mata pelajaran Fisika pada kompetensi dasar Listrik statis

beliau mengatakan Dengan adanya listrik statis pada rambut menyebabkan

manusia cantik. Dengan kecantikannya itu dia harus menjaga dirinya sebagai

tanda sudah dewasa.Tanda wanita dewasa adalah haid. Itu merupakan anugerah

Allah. Jika sedang haid tidak boleh membuang sembarang, dan seharusnya dicuci

baru dibuang. ( 12 Fis F1 dan 4b H4n.1 )

2) Ibu Ruchimah guru Biologi pada kompetensi dasar Bakteri/Virus beliau

mengatakan Tanda-tanda kekuasaan Allah dapat dibaca dari ayat kauniyah dan

qauliyah ( iqra’ min aayati qaulihi wa kaunihi ). ( 2 Bio F1 dan 4b H4n.1 )

Pada contoh pertama larangan membuang sampah haid secara

sembarangan merupakan bagian dari kebersihan. Kebersihan adalah sebagian dari

iman (Al Hadits).Kebersihan yang dimaksud hadist tersebut adalah kesucian.

Guru berusaha menanamkan perbuatan bersuci pada siswa. Bersuci merupakan

indikator imtaq butir ke-20. Pada contoh kedua ada dua kata yang perlu
81

diperhatikan yaitu kauniyah dan qauliyah. Membaca ayat kauniyah sama dengan

mncari ilmu yang merupakan indikator imtaq butir ke-17. Membaca ayat qauliyah

sama dengan membaca Al Qur’an yang termasuk indikator imtaq butir ke-19 yang

berbunyi mengagungkan dan memuliakan Al Qur’an.

Imtaq yang disampaikan dalam kedua contoh diatas tidak satu topik dengan

pengetahuan yang diajarkan. Bersuci tidak satu topik dengan muatan listrik statis

dan membaca ayat kauniyah dan qauliyah tidak satu topik dengan bakteri/virus.

Dengan demikian imtaq yang disampaikan diselipkan diantara kompetensi dasar

pengetahuan yang diajarkan.

Keempat strategi tersebut merupakan hasil penelitian dari beberapa mata

pelajaran saja. Masih ada beberapa mata pelajaran yang belum diteliti antara lain

olahraga, matematika, kesenian, dan bahasa Inggris. Hal di atas tidak diteliti

karena keterbatasan waktu. Dengan demikian masih ada kemungkinan strategi

yang tidak terekam dalam laporan penelitian ini. Keempat strategi di atas

merupakan sebagian dari strategi guru dalam mengembangkan kurikulum

pendidikan berwawasan imtaq di SMA Negeri kota Malang.

B. Frekuensi Pemakaian Strategi Oleh Guru

Frekuensi pemakaian empat macam strategi dalam pembahasan penelitian

adalah sebagai berikut.


82

Strategi Guru Kode Strategi jml total persen

1. Terjemah 5 Geo F1 H1 5 1

14,2%
7 Fis F1 H1 2

9 Kim F1 H1 3

20 Eko F1 4b H1 4

25 Bio F1 H1
5

2. Aktualisasi I. 3 Bio F1 H2.1 8 6 22,8%

8 Geo F1 H2.1 7

10 Kim F1 H2.1 8

!3 Fis F1 H2.1 9

21 Eko F1 H2.1 10

24 Bio F1 H2.1 11

29 Eko F1 H2.1 12

34 Kim F1 H2.1 13

II. 26 Bio F1 H2.2 5 14 14,2%

30 Eko F1 H2.2 15
83

1 Eko F1 H2.2 16

31 Eko F1 H2.2 17

32 Eko F1 H2.2 18

III 6 Geo F1 H2.3 4 19 11,4%

11 Fis F1 H2.3 20

23 Bio F1 H2.3 21

4 Bio F1 H2.3 22

IV. 22 Eko F1 H2.1 dan 2.2 1 23 2,8%

V 28 Bio F1 H2.1 dan 2.3 1 24 2.8%

VI 14 Fis F4a H2.1 1 25 2,8%

3. Integrasi I 17 Ind F1 H3 2 26 5,7%

27 Bio F1 H3 27

II 33 Kim F1 H3n.1 2 28 5,7%

35 Kim F1 H3n.1 29

III 15 Ind F2 dan 4a H3 3 30 8,5%

18 Ind F2 dan 4a H3 31
84

19 Ind F4c H3 32

4.Menyelipkan materi I 12 Fis F1 H4n.1 2 33 5,7%

imtaq
2 Bio F1 dan 4b H4n.1 34

II 16 Ind F1 H4 1 35 2,8%

Jumlah total strategi 35 100%

C. Temuan Penelitian Terhadap Fakta

Dalam pembahasan temuan penelitian terhadap fakta akan dipaparkan

tentang (1) tinjauan strategi guru dalam mengembangkan kurikulum pendidikan

berwawasan imtaq dari sudut pandang EQ dan ESQ, (2) posisi temuan terhadap

hasil penelitian terdahulu, dan (3) evaluasi kepala sekolah tentang pelaksanaan

kurikulum pendidikan berwawasan imtaq.

1. Tinjauan Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan

Berwawasan Imtaq dari Sudut Pandang EQ dan ESQ

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan,

meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami

perasaan dan memaknainya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam


85

sehingga membantu perkembangan emosi dan intelekstual. Kemampuan anak

untuk mengenali perasaan digali oleh guru dengan memberikan imtaq terhadap

setiap pengtahuan yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru

memberikan makna pada pengetahuan atau memberikan jiwa pada pengetahuan

dengan imtaq. Dengan dasar imtaq yang telah disampaikan guru dalam berbagai

strategi diharapkan akan membantu perkembangan emosi siswa. Sasaran imtaq

adalah perasaan atau hati untuk mewujudkan perilaku anak. Imtaq akan

membentengi akibat buruk intelektual. Dengan demikian kecerdasan emosional

anak akan selalu terasah baik di dalam maupun di luar kegiatan belajar mengajar

dengan imtaq yang dimilikinya.

Hampir sama dengan EQ, ESQ adalah kecerdasan emosional yang

berdasarkan agama. Dengan kata lain ESQ adalah EQ plus imtaq. Berdasarkan

hasil penelitian, guru telah merangsang ESQ anak, namun belum memberikan

tugas dengan terstruktur. Tugas terstruktur yang dimaksud adalah penilaian

terhadap diri sendiri secara tertulis dari imtaq yang telah diajarkan oleh guru.

Tugas ini bersifat sebagai alat pengontrol diri sendiri untuk melakukan yang

terbaik. Dengan demikian ESQ yang telah diasah oleh guru perlu diberikan

penekanan yang bersifat mengontrol perilaku anak.

2. Posisi Temuan Terhadap Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam pembahasan ini akan dipaparkan posisi temuan dari hasil penelitian

Samsul Arifin, Lina Hayati, dan Sunarto.


86

Penelitian Samsul Arifin membahas tentang usaha menciptakan suasana

yang islami di lingkungan sekolah dengan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an,

praktek sholat, dan kuliah subuh. Jika dilihat dari usaha menciptakan suasana

yang islami, maka strategi guru dalam mengembangkan kurikulum pendidikan

yang berwawasan imtaq merupakan bagian yang penting. Dikatakan penting

karena imtaq merupakan jiwa pengetahuan yang membuahkan perilaku.

Sedangkan, dalam penelitian Samsul Arifin merupakan pelatihan fisik dari hasil

pengembangan kurikulum berwawasan imtaq. Jadi hasil penelitian ini akan

melengkapi penelitian Samsul Arifin dalam usaha menciptakan suasana yang

islami. Dengan kata lain penelitian ini merupakan pengembangan pengetahuan

dalam kerangka integral yang bertujuan akhir untuk mengabdi kepada Sang

Pencipta.

Penelitian Lina Hayati membahas tentang upaya mendidik anak dengan

nilai-nilai keislaman yang dikondisikan seperti pesantren yang keberhasilannya

sangat ditentukan oleh kepala sekolah, para guru, dan pihak asrama. Penelitian

Lina Hayati merupakan upaya fisik atau bersifat praktek untuk mendidik anak

dengan nilai-nilai islam. Sedangkan, hasil penelitian berusaha membangun jiwa

islam anak. Jika penelitian Lina Hayati membahas hanya ditentukan oleh kepala

sekolah, para guru, dan pihak asrama maka penelitian ini keberhasilannya juga

sangat memerlukan dukungan kepala sekolah, guru, dan orang tua. Jadi sama

dengan penelitian Samsul Arifin, penelitian ini juga akan melengkapi penelitian

Lina Hayati yang berupaya untuk mendidik anak dari nilai-nilai keislaman.

Penelitian Sunarto membahas tentang penciptaan suasana keagamaan


87

dengan meningkatkan sumber daya manusia guru dan karyawan melalui kegiatan

tartil Qur’an, kultum, pengajian insidental, dan penataran. Berbeda dengan

penelitian Lina Hayati dan Samsul Arifin, penelitian Sunarto merupakan sumber

dari strategi dalam penelitian ini . Jika diurutkan dengan angka maka penelitian

Sunarto adalah yang pertama dan penelitian ini yang kedua. Posisi urutan

didasarkan pada kepentingan menciptakan suasana keislaman di sekolah.

Berdasarkan posisi temuan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

sebanding dengan ketiga penelitian di atas yang saling melengkapi. Tidak ada

yang sama persis juga tidak melanjutkan dari penelitian sebelumnya. Dengan kata

lain keempat penelitian di atas memiliki kesamaan kepentingan tetapi dikaji dari

sudut pandang yang berbeda.

3. Evaluasi Kepala Sekolah Tentang Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan

Berwawasan Imtaq

Berdasarkan hasil penelitian di atas tentang strategi guru dalam

mengembangkan kurikulum pendidikan yang berwawasan imtaq, dapat

ddikatakan bahwa tidak semua guru dapat menyampaikan imtaq dengan optimal.

Hal ini dapat dilihat dari triangulasi data dari kepala sekolah.

Jawaban yang merupakan evaluasi dari beberapa kepala sekolah antara

lain sebagai berikut.

a. Kurikum pendidikan berwawasan imtaq dilaksanakan beberapa orang guru

yang bekal ilmu agamanya sudah cukup.


88

b. Masih ada beberapa guru yang belum bisa melaksanakan.

c. Semua guru wajib menyampaikan nilai imtaq dalam kegiatan belajar mengajar.

d. Ada format penilaian yang sudah disiapkan oleh kurikulum.

e. Setiap jam pelajaran agama semua siswa putri wajib berjilbab.

f. Ada tim yang terdiri dari semua guru agar saling mengingatkan.

Berdasarkan jawaban kepala sekolah di atas sangat diperlukan program yang

intensif dari kepala sekolah. Program tersebut antara lain tentang pembinaan dan

evaluasi yang disiapkan secara terperinci sebagai suatu program yang

berkesinambungan dari tahun ke tahun.


89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Ada 12 macam strategi guru dalam mengembangkan kurikulum

pendidikan berwawasan imtaq , yaitu : 1) terjemah; 2) aktualisasi imtaq dalam

perilaku manusia pada diri sendiri dengan metode ceramah; 3) aktualisasi imtaq

dalam perilaku manusia dengan sesamanya menggunakan metode ceramah;

4) aktualisasi imtaq dalam perilaku manusia terhadap lingkungan alam sekitar

menggunakan metode ceramah; 5) penggabungan strategi aktualisasi imtaq dalam

perilaku manusia pada diri sendiri dengan perilaku manusia pada sesamanya

menggunakan metode ceramah; 6) penggabungan strategi aktualisasi imtaq dalam

perilaku manusia pada diri sendiri dengan perilaku manusia pada lingkungan alam

sekitar menggunakan metode ceramah; 7) aktualisasi imtaq dalam perilaku

manusia pada diri sendiri menggunakan metode penugasan terstruktur; 8) integrai

imtaq dengan bahan pelajaran menggunakan metode ceramah; 9) integrasi imtaq

dengan bahan pelajaran menggunakan metode diskusi dan penugasan; 10 )

integrasi imtaq dengan bahan pelajaran atau pengetahuan yang diajarkan

menggunakan metode ceramah; 11) menyelipkan materi imtaq dalam bahan

pelajaran; dan 12) menyelipkan materi imtaq dalam pelajaran atau pengetahuan

yang diajarkan.

Adapun urutan frekuensi terbanyak sampai dengan paling sedikit yang

dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan

imtaq adalah sebagai berikut. Pertama, aktualisasi imtaq dalam perilaku


90

kehidupan manusia sebanyak 56,8%. Kedua, integrasi imtaq sebanyak 14,9%.

Ketiga,terjemah sebanyak 14,2%. Keempat menyelipkan materi imtaq sebanyak

8,5%.

B. Saran

Adapun saran –saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.

1) Kepada kepala sekolah hendaknya memberikan himbauan sesering mungkin

dengan melakukan evaluasi yang optimal.

2) Kepada bapak ibu guru pengajar hendaknya menyampaikan imtaq dengan

seoptimal mungkin dengan jalan meminta saran pada guru pendidikan agama.

3) Kepada peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang efektifitas kurikulum

pendidikan berwawasan imtaq terhadap anak didik dan perilaku yang muncul

dari pengembangan kurikulum tersebut.


91

DAFTAR RUJUKAN

Agustian, Ary Ginanjar.2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual ESQ. Jakarta: Arga.

Adisasmita, H.M. Yusuf dan Anwar Sugianto. 2001.Suplemen Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan Untuk Peningkatan Imtaq Siswa SLTA. Jakarta:

Depdiknas

Anwar, Sjaeful dan Sri Setiono. 2001. Suplemen Kimia Untuk Peningkatan Imtaq

Siswa SLTA. Jakarta: Depdiknas.

Arifin, Muhammad Samsul. 2000. Tesis Respon Peserta Didik dan Orang Tua

Terhadap Kegiatan Pendidikan Agama ( Studi Kasus Pembinaan

Ekstrakurikuler Agama di Sekolah Menengah Umum Islam Malang).

Asrori, A. Ma’ruf dan A. Labib Asrori. 1996. Qomi’uth Thughyan Mahligai 77

cabang iman. Surabaya : Al – Miftah .

Busrah, Hamzah dan Muh. Enong. 2003. Suplemen Kesenian Untuk Peningkatan

Imtaq Siswa SLTA. Jakarta: Depdikna.

Djazuli, Achmad dkk. 2005. Peningkatan Wawasan Keagamaan (Islam) Guru

Bukan Pendidikan Agama SLTP dan SLTA. Jakarta: Depdiknas.


92

Hamka, H Rusjdi. 1986. Etos Iman, Ilmu dan Amal dalam Gerakan Islam.

Jakarta : Pustaka Panjimas.

Hayati, Lina. 2004. Tesis Manajemen Pendidikan Nilai di Sekolah Umum Kajian

Tentang Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman) Studi Pada Sekolah Menengah

Umum Negeri 10 “Melati” Samarinda.

Hasni, H.M dan Syafril. 2001. Suplemen Ekonomi Untuk Peningkatan Imtaq

Siswa SLTA. Jakarta: Depdiknas.

Hendy, Zaidan dan Sunarno. 2001. Suplemen Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia Untuk Peningkatan Imtaq Siswa SLTA . Jakarta: Depdiknas.

Muhaimin, dkk. 2004. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan (Mengatasi Kelemahan Pendidikan

Islam Di Indonesia). Bogor: Kencana.

Stein, Steven J. dan Howard E. Book. 2002 Ledakan EQ 15 Prinsip Dasar

Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung: Kaifa.

Sunarto. 2001. Tesis Internalisasi Nilai-Nilai Agama Melalui Penciptaan Suasana

Keagamaan di Lingkungan MTsN Malang I.


93

Yunus, M. Rusli dan Warnadi.2001. Suplemen Geografi Untuk Peningkatan

Imtaq Siswa SLTA. Jakarta: Depdiknas.

Yunus, Rosman dan Aceng Mahmud Fasha.2003. Suplemen Biologi Untuk

Peningkatan Imtaq Siswa SLTA. Jakarta: Depdiknas.

------------.2005. Pedoman Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa

SMP/SMA/SMK. Jakarta: Depdiknas.


1)Tabel Kemungkinan Kompetensi Dasar Berwawasan Imtaq
No Hari/ Tanggal Nama/ Guru Mata Kemungkinan Kompetensi Dasar Berwawasan Imtaq Disajikan Pada Hari Dan
Pelajaran Tanggal
1. Senin Bu Wiwin, Bu Nunik Fotosintesis Senin
10-9-2007 Biologi 10 September 2007
Kelas Xii Ipa 3
2. Jum’at Bu Tri Rahayu Badan Usaha Jum’at
21-9-2007 Ekonomi - Badan Usaha Milik Negara ( Bumn) 21 September 2007
Kelas Xii Ips 4 - Badan Usaha Milik Swasta ( Bums
3. Sabtu Bu Ruchimah , Bu Sri Bakteri / Virus / Monera / Acchaebacteria Sabtu
22-9-2007 Widyawati 22 September 2007
Biologi
Kelas X 4
4. Selasa Bu Hj. Astutik Pembentukan Alam Semesta Selasa
15-9-2007 Geografi Teori - Kanlaplasa – Planetsima – Pasang Surut – Bigbang 15 September 2007
Kelas X 3
5. Kamis P Nur Hidayat Gerak Kamis
25-10-2007 P Supardi 25 Oktober 2007
Kelas X 5
6. Senin Bu Nunuk Teori Pembentukan Bumi Senin
12-11-2007 Geografi - Pertumbuhan – Pasang Surut – Konstruksi 12 Nopember 2007
Kelas X 1
7. Senin P Puthet Kecepatan Reaksi / Laju Reaksi Senin
12-11-2007 Kimia 12 Nopember 2007
Kelas Xii Ipa 3
8. Selasa B Siswati, P Harianto Listrik Statis Selasa
13-11-2007 Fisika 13 Nopember 2007
Kelas Xii Ipa 3
9. Selasa Bu Nur Adji Prosa Lama Selasa
20-11-2007 Bahas Indonesia 20 Nopember 2007
Kelas Xi Ipa 1
10. Kamis Bu Rahayu Prosa Lama , Pntun Nasehat Kamis
22-11-2007 Bahas Indonesia 22 Nopember 2007
Kelas X 1
95

1)Tabel Kemungkinan Kompetensi Dasar Berwawasan Imtaq


No Hari/ Tanggal Nama/ Guru Mata Pelajaran Kemungkinan Kompetensi Dasar Berwawasan Imtaq Disajikan Pada Hari Dan
Tanggal
11. Jum’at P Sudibyo Cerpen Jum’at
23-11-2007 Bahasa Indonesia Judul - Gelang Kejujuran 23 Nopember 2007
Kelas X 1 - Si Kakek Dan Burung Dara
12. Jum’at Bu Ruki Pajak Jum’at
23-11-2007 Ekonomi 23 Nopember 2007
Kelas Xi Ips 4
13. Jum’at Bu Sri Lejariati Protista, Virus. Bakteri Jum’at
23-11-2007 Biologi 23 Nopember 2007
Kelas X 1
14. Senin Bu Dewi Protista Senin
26-11-2007 Biologi 26 Nopember 2007
Kelas X 6
15. Jum’at P Yuli Termo Kimia Jum’at
28-11-2007 Kimia Kesetimbangan Kimia 28 Nopember 2007
Kelas Xi Ipa 2
96
2) Tabel Penjaringan Data
Mata Kompetensi Bahan/ Imtaq Metode Tugas Tugas Tugas
Pelajaran Dasar Alat Qur’an Hadits Nasihat Agama Mengajar Terstru Takterstru Kokurikuler
ktur ktur

Senin Fotositetis Foto Sintetis Tergantung Ceramah


10-9-2007 Sumber Yang Sudah Jelas/Pasti
Biologi Sumbernya

Kerjasama Dalam Usaha Ceramah


Jum’at Badan Usaha Tolong Menolonglah Dalam Tujuannya Untuk Kesejahteraan Tanya Jawab
21-9-2007 Bumn Perbuatan Baik Dan Taqwa Dan Bersama
Ekonomi Bums Jangan Tolong Menolong Dalam
Perbuatan Dosa Dan Permusuhan

Qs. Bani Israil Ayat 1 Peristiwa Isra’ Mi’raj Secara Ceramah


Kamis Gerak Akal Dan Dapat Dibuktikan
25-9-2007 Dengan Dihitung Berdasarkan
Fisika Kecepatan Cahayaya 3x10
Pangkat 8
Jagad Raya Diciptakan Selama 7
Senin Teori Hari Matahari Tidak Akan Tidak Tanya Jawab Mencari Ayat
12-11-2007 Pemben- Berfungsi Lagi Setelah Menjadi Ceramah Yang
Geografi Tukan Bumi Hitam / Kiamat Berhubungan
Dengan
Pembentukan
Senin Bumi
12 -11-2007 Qs Al-Alaq : 1
Kimia Teori Tuhan Menciptakan Sesuatu 1.Mengamati
Kecepatan Sesuai Dengan Batasnya1. Penugasan Manfaat Api
Reaksi Cepat , Besi
Lambat Bereaksi
Selasa,
13-11-2007 Subhanallah Sebagai Rasa
Fisika Listrik Rambut Mengandung Muatan Ceramah Syukur Terhadap
Statis Listrik Jika Tidak Akan Kempel Nikmat Tersebut
Supaya Sholatnya
2. Ciri Orang Ilmiah Berbuat ctl 5 Waktu
Jujur
97
Selasa Prosa Lama 1. Benar Akan Mengalahkan lCeramah Mencari Contoh
20-11-2007 Yang Batil Fabel
Bahasa 2. Do’a Akan Terkabul Jika
Indonesia Kuat Keyakinannya
3. Setiap Kesulitan Pasti Ada
Kemudahan

Kamis
22-11-2007 Prosa Lama Pantun Nasihat penugasan Membuat Pantun
Bahasa Yang Berisi
Indonesia Nasehat

Jum’at
23-11-2007
Bahasa Cerpen 1. Hidup Tidak Boleh Meminta- Ceramah Membuat Cerpen
Indonesia Minta Yang Bertema
Habluminaullah 2. Cara Berpakaian Hendaklah Nilai
Habluminannas Yang Menjaga Harga Diri
Jum’at
23-11-2007
Ekonomi 1. Pajak Hukumnya Wajib Jika Ceramah
Pajak Tidak Akan Berdosa
2. Penghasilan Yang Didapat
Akan Ditanya Dari Mana
Asalnya
3. Korupsi Akan Disiksa Kubur

Jum’at
23-11-2007
Biologi

Protista Allah Maha Pencipta Ceramah Supaya Bersyukur


Semua Ciptaan Tuhan Sangat Dennngan
Senin Berguna Melaksanakan
26-11-2007 Ibadah 5 Waktu
Biologi

Untuk Mensyukuri
Protista Rusaknya Lingkungan Karena Ulah Nikmat
Manuia 1.Yang Kecil Ada Manfaatnya Lingkungan
Apalagi Kita ,Anusia Ceramah Dengan Cara
Jum’at 2. Menggunakan Mikroskop Memeliharanya
28-12-2007 Atau Yang Lain Dapat Berhasil
Ekonomi Harus Sabar Dan Teliti
98

Pola Prilaku
Konsumen
Dan
Produsen
Dalam
Kegiatan
Jum’at Ekonomi
28-12-2007
Kimia 1. Konsumen Dalam Memenuhi
Kebutuhan Harus Sesuai Dengan
Kemampuan
2. Produsen Dalam
Memproduksi Barang Jangan
Termo Iqro’ Barang Haram,
Kimia 1.Carilah Ilmu Curang,Mencampuri Dan Harga
Walau Sampai Ke Terjangkau
Negeri Cina

Kesetimbann
gan Kimia 2. Makanlah
Ketika Lapar Dan
Berhentilah
Sebelum Kenyang

1.Panas Ada Tapi Tidak Dapat


Dilihat Bisa Dirasakan
Demikian Pula Dengan Adanya
Allah
2. Energi Bahan Bakar
Sumbernya Dari Bumi Carilah
Dengan Ilmu

Sesuatu Itu Diam Tapi


Sebenarnya Bergerak
Dikaitkan Dengan Keadaan
Manusia Kaya - Miskin
99

3) Tabel Validitas Data Dari Siswa


Kelas/ Mata Pelajaran Penyampaian Imtaq Saat Pemberian Imtaq
X1 Sman 10 Malang
Geografi V _ V V _

Xi Ipa 1 Sman 1
Malang V _ V _ V
Bahasa Indonesia

X1 Sma N 10 Malang V _ V V V
Bahasa Indonesia

Xi Ips 4 Sman 10 V _ V _ _
Malang
Ekonomi

_
X6 Sman 1 Malang V V V V
Biologi

_
Xii Ipa 1 Sman 2
Malang V V V V
Biologi

_
X3 Sman 2 Malang
Geografi V V _ V
100
4) tabel validitas data dari kepala sekolah
SMA Negeri 2 Malang 1.Ada anjuran dari pemerintah Ada, dilaksanakan kepada beberapa 1. Pada saat kbm supaya
supaya disisipkan imtaq terhadap orang guru yang bekal ilmu disisipkan nilai-nilai imtaq
semua bidang studi agamanya sudah cukup. 2. Manfaatnya supaya tidak
2. Kuruikulum merencanakan Masih belum dilaksanakan kepada terpisah dan ada hubunngan yang
program imtaq ada kegiatan ekstra semua guru. erat antara ilmu umum dan agama
membaca hurufal qur’an, istighotsah Setiap jam pelajaran agama islam 3. Dapat menggunakan metode ctl
rutin bagi kelas XII semua siswa putri wajib berjilbab sehingga dapat diterapkan
3. Bagi guru bidang studi umum langsung oleh siswa di
dapat menggunakan buku panduan masyarakat.
imtaq, dibimbing guru agama,
musyawarah antar teman.
Setiap akan menyelenggarakan
SMA Negeri 1 Malang 1.Ada 8 kebijakan teknis derektorat Semua guru wajib menyampaikan kegiatan imtaq guru berkoordinasi
jendral pendidikan agama Islam. nialai-nilai imtaq dalam kbm. dengan kepala sekolah agar
2. Membentuk team Imtaq di Ada format penilaian yang sudah sesuai dengan program yang
sekolah yang beranggotakan semua disiapkan oleh kurikulum. sudah direncanakan.
guru agama. Setiap jam pelajaran agama islam
3. Program Imtaq. semua siswa beragama islam wajib
berjilbab. Setiap saat bapak ibu guru
1. Ada, dan yang paling mendasar Semua guru yang volumenya mengajar diwajibkan menyisipkan
SMA Negeri 10 Malang adalah mengacu kepada visi dan berbeda ada bagian tertentu yang nilai-nilai imtaq.
misi sekolah. intensitasnya supaya dilebihkan. Dalam pelaksanaannya dibimbing
2. Program ESQ yang dilaksanakan Ada team yang terdiri dari semua oleh kepala sekolah.
pada saat tertentu dan ada tindak guru agar saling mengingatkan. Agar nilai-nilai imtaq dapat
lanjutnya sebulan sekali sebagai menyatu denngan ilmu-ilmu lain.
pencerahan kepada siswa.
101
5)Tabel Identifikasi Data
No Mapel Kompetensi Dasar Bahan/ Indikator Penyajian Imtaq Mengajar (F) Indikator Strategi Kode
Alat Imtaq
(A) (B) (C) (D) (E) Ceramah Diskusi Penugasan (4) strategi (H) I

(1) (2) Terstruktu Takterstruktur Kokuriku (G)


r (B) lerr
(A) (C)

1. Eko- Badan Usaha 53 Seperti Cara Kerja 2b.1 Perilaku Aktualisasi Imtaq 1. Eko E1 F2.2
Nomi Bumn Bums Bumn Dan Bums yang Denngan Sesama
Maka Kita Wajib membutuhkan
Tolong Menolong orang lain
Dalam Kebaikan

2. Biologi Virus Dan Bakteri 17, 19 1. Tanda-Tanda 4. tanda-tanda Menyelipkan 2. Bio E1 4b F4n.1
Audio
Kekuasaan Allah kekuasaan Allah Materi Imtaq dlm
Visual
Dapat Dibaca Dari tidak satu topik pelajaran
Ayat Kauniyah Dan dgn virus dan
Qauliyah. bakteri

3 65 2. Bersin Sebagai 2a.1 prilaku aktuali-Sasi Imtaq 3. Bio E1 F2.1


Cara Menolak yang bersi- dalam prilaku
Penyakit/Virus fat perse- manusia pada diri
Sehingga Hrus orangan sendiri
Membaca Hamdalah.
4. Bio E1dan 4b
4 20 3. Virus Akan Mati 2c.1 prilaku aktuali-Sasi Imtaq
F2.3
Jika Terdapat Dalam yang berhu- dalam prilaku
Debu Sehingga bungan dgn manusia pd alam
Dalam Ilmu Fiqh Jika benda mati sekitar
Terkena Najis Berat
Cara Mensucikannya
Dengan Debu

5 Geografi Teori Lempeng 19 1. Qs. An Nahl 15 1.1 Disampaikan Menerjemahkan 5. Geo E1 F1


Pembentukan Alam Fungsi Gunung terjemah Al- Materi Yang
Semesta Sebagai Alat Qur’an atau yang Disampaikan
Penopang Bumi merupakan Dengan Beberapa
Agar Tidak Tertarik terjemah secara Ayat Al Qu’an
Oleh Grafitasi Planet tidak langsung Dan Hadits
Lain
102
5 )Tabel Identifikasi Data
No Mapel Kompetensi Dasar Bahan/ Indikator Penyajian imtaq / metode mengajar (F) Indikator Strategi Kode
Alat
(A) (B) (C) (D) imtaq Ceramah Diskusi Penugasan (4) Strategi (H) (I)

(E) (1) (2) Terstruktur Takterstruktu Kokuri- (G)


(A) r Kuler
(B) (C)
6 1 2. Secara Teori Jika 2 c.1 Perilaku Aktualisasi Imtaq dalam 6 Geo F1 H2.3
Terjadi Pemanasan yang berhubungan perilaku manusia pada
Global Akan Terjadi dengan benda mati alam sekitar
Kiamat Namun
Kebenarannya
Dikembalikan
Kepada Allah
1.2 Disampaikan Terjemah 7 Fis F1 H1
7 Fisika Gerak _ 19 Qs Al-Isra’ : 1 terjemah Al-
Malaikat Terbuat Qur’an atau yang
Dari Cahaya. merupakan
Peristiwa Isra’ Mi’raj terjemah secara
Begitu Cepatnya tidak langsung
Seperti Kecepatan
Cahaya Bahkan
Lebih Cepat Lagi.
Dalam Ilmu
Pengetahuan Gerak
Dapat Diukur Seperti
Kecepatan Cahaya
3x10 Pangkat 8
2 a.1 Perilaku Aktualisasi Imtaq dalam 8 Geo F1 H2.1
8 Geografi Teori Pembentukan _ 7 Menurut Teori yang bersifat perilaku manusia pada
Bumi Bahwa Suatu Saat perseorangan diri sendiri
Matahari Akan
Kehabisan Cahaya
Dan Akan Menjadi
Hitam. Pada Saat Itu
Terjadilah Kiamat.
Sesuatu Itu Ada
Batasnya Termasuk
Umur Manusia.
1.2 Disampaikan Terjemah
9 Kimia Percepatan Reaksi 19 1.Tuhan Menciptakan terjemah Al- 9 Kim F1 H1
Sesuatu Sesuai Qur’an atau yang
Dengan Batasnya merupakan
( Dalam Qur’an) terjemah secara
tidak langsung
103

5)Tabel Identifikasi Data


No Mapel Kompetensi Bahan/ Indikator Penyajian imtaq / metode mengajar (F) Indikator strategi Strategi Kode
Dasar Alat Imtaq
(A) (B) (C) (D) (E) Ceramah Diskusi Penugasan (4) (G) (H) (I)

(1) (2) Terstruktur Takterstruktu Kokuri


(A) r Kuler
(B) (C)
10 33 2. Terjadinya perbedaan 2 a.1 Perilaku Aktualisasi Imtaq 10 Kim F1
waktu perubahan reaksi kimia yang bersifat dalam perilaku H2.1
ternyata sangat bermanfaat perseorangan manusia terhadap diri
bagi manusia. Bagaimana sendiri
jadinya seandainya gas
membutuhkan waktu lama
untuk menjadi api, maka
orang memasak akan
membutuhkan waktu lama
sehingga manusia akan
mengalami kelaparan. (Kita
wajib bersyukur)

11 Fisika Listrik Statis 10 1. Maha Suci Allah. Rambut 2 c.2 Perilaku Aktualisasi Imtaq 11 Fis F1 H3
Manusia Mengandung yang berhubungan dalam perilaku
Muatan Listrik Statis Jika dengan lingkungan manusia pada alam
Tidak Rambut Akan Kempel biotik sekitar

12 20 2. Dengan Adanya Listrik 4. Membersihkan Menyelipkan materi 12 Fis F1


Statis Pada Rambut kotoran haid tidak Imtaq H4n.1
Menyebabkan Manusia satu topik
Cantik Dengan pembicaraan
Kecantikannya Itu Dia Harus dengan listrik
Menjaga Dirinya Sebagai statis
Tanda Sudah Dewasa. Tanda
Wanita Dewasa Adalah Haid.
Itu Merupakan Anugrah Dari
Allah. Jika Haid Tidak Boleh
Membuang Sembarangan

13 33,21 3. Sebagai Rasa Syukur


Terhadap Nikmat Adanya 2.1 Perilaku yang Aktualisasi imtaq 13 Fis F1
Listrik Statis Pada Manusia bersifat dalam perilaku H2.1
Supaya Sholat Lima Waktu. perseorangan manusia pada diri
sendiri
104

5)Tabel Identifikasi Data


No Mapel Kompeten Bahan/ Indikator Penyajian imtaq / metode Mengajar (F) Indikator strategi Strategi Kode
si Dasar Alat imtaq
(A) (B) (C) (D) (E) Ceramah Diskusi Penugasan (4) (G) (H) (I)

(1) (2) Terstruktur Takterstruk Koku


(A) Tur rikuler
(B) (C)

14 34 4. Pada Saat Itu 2.1 Perilaku yang Aktualisasi Imtaq 14 Fis F4a
Siswa Sedang bersifat dalam perilaku H2.1
Mengerjakan perseorangan manusia pada diri
Soal. Guru sendiri
Mengatkan, “
Ciri Orang
Ilmiah Adalah
Bersifat Jujur.”

15 Bahasa ? Man- 51 1.Mantra Berisi Tentang 3a.1 Imtaq Integrasi Imtaq 15 Ind F2
Indonesia Tra Kebenaran Akan Mengalahkan disatukan dalam Dan 4a H3
Yang Sesuatu Yang Batil. mantra

16 1 2. Mantra Terkadang Berisi Doa. ? Menyelipkan 16 Ind E1 F4


Doa Bisa Terkabul Jika Dibaca Materi Imtaq
Dengan Keyakinan Yang Kuat Dalam Implikasi
Bahan Pelajaran.

17 Bahasa Menulis Pantun 10, 38 Guru Memberi Contoh Pantun. 3b Imtaq Integrasi Imtaq 17 Ind F1
Indonesia Puisi nasihat 1. Pergi Ke Sungai Mencari Batu disatukan dalam H3.2
Lama Diatas Batu Kulihat Ulat keterampilan
Dengan Ingatlah Allah Sewaktu-Waktu menulis pantun
Memper- Kau Akan Selamat Dunia
hatikan Akhirat
Bait, 2. Daun Terap Diatas Lubang
Irama, Anak Udang Mati Di Kuba
Dan Dalam Kitab Ada Terlarang
Rima. Perbuatan Haram Jangan Dicoba
105
5)Tabel Identifikasi Data
No Mapel Kompetensi Dasar Bahan/ Indikator Penyajian imtaq / metode mengajar (F) Indikator strategi Strategi Kode
Alat imtaq
(A) (B) (C) (D) (E) Ceramah Diskusi Penugasan (4) (G) (H) (I)

(1) (2) Terstruktur Takter Kokuri


(A) struktur kuler
(B) (C)
18 Bahasa Menemukan Nilai- Cerpen 10,67, 56, 1. Nilai-Nilai 3a.1 Imtaq Integrasi Imtaq 18 Ind F2.4a
Indone Nilai Cerpen 85, 40 Cerpen Yang disatukan dalam H3
Sia Melalui Kegiatan Didiskusikan Antara nilai-nilai cerpen
Diskusi Laain
1. Selalu Menjalin
Hubungan Erat
Dengan Tuhan Dan
Sesama Manusia
2. Menjauhkan Diri
Dari Sikap
Meminta-Minta
3. Cara Berpakaian
Yang Baik

19 1 s/d 85 2. Membuat 3b Imtaq Integrasi Imtaq 19 Ind F4c


Cerpen disatukan dalam H3
Yang keterampilan
Bertema menulis cerpen
Nilai
20 Eko F1H1
20 Ekono Pajak 19 1.Setiap Harta Yang 1.2 Disampaikan Terjemah
mi Didapat Wajib terjemah Al-
Dikeluarkan Pajak Qur’an secara
Menurut Undang- tidak langsung
Undang Maupun
Hukum Agama 21 Eko F1
2a.1 Perilaku yang Aktualisasi H2.1
21 39 2. Harta Yang Diperoleh bersifat Imtaq dalam
Juga Harus Tahu Dari perseorangan perilaku manusia
Mana Asaalnya pada diri sendiri
Halal Atau Haram
22 EkonF1
22 49 3. Menjauhkan Diri Dari 2a.1 Perilaku yang Aktualisasi H2.1 dan 2.2
Perbuatan Korupsi bersifat Imtaq dalam
Antara Wajib Pajak perseorangan perilaku manusia
Denngan Petugas 2b.1 Perilaku yang pada diri sendiri
Dennngan Cara membutuhkan dan perilaku
Kongkalikong orang lain pada sesamanya
106
5)Tabel Identifikasi Data
No Mapel Kompetensi Bahan/ Indikator Penyajian imtaq / metode mengajar (F) Indikator strategi Strategi Kode
Dasar Alat imtaq
(A) (B) (C) (D) (E) Ceramah Diskusi Penugasa (4) (G) (H) G
n
(1) (2) Terstruktur Takterstru Kokuriku
(A) ktur ler
(B) (C)
23 Biologi Protista 10 1. Allah Maha Pencipta. 2c.1 Perilaku yang Aktualisasi Imtaq 23 Bio F1
Semua Ciptaan Tuhan berhubungan dengan dalam perilaku H2.3
Sangat Berguna Bagi mahluk hidup selain manusia pada alam
Manusia Termasuk manusia (biotik) sekitar
Hewan Kecil Yang
Hidup Di Air
2a.1 Perilaku yang Aktualisasi imtaq 24 Bio F1
24 33,21 2. Dengan Melihaat bersifat perseorangan dalam perilaku H2.1
Tanda Kebesaran Allah manusia pada diri
Yang Maha Pencipta sendiri
Supaya Bersyukur
Dengan Melaksanakan
Sholat 5 Waktu

25 Biologi Protista 19 1. Protista Jika Tidak 1.2 Disampaikan Terjemah 25 Bio F1


Dijaga Akan Mati. terjemah Al-Qur’an H1
Rusaknya Lingkungan secara tidak langsung
Karena Ulah Maanusia.

26 53 2. Mahluk Allah Yang 2b.2 Perilaku yang Aktualisasi Imtaq 26 Bio F1


Sangat Kecil Yaitu berakibat pada orang dalam perilaku H2.2
Protista Ada lain manusia pada
Manfaatnya. Apalagi sesamanya
Dengan Kita Manusia,
Tentu Harus Lebih
Bermanfaat Bagi Yang
Lain.

27 70 3. Kunci Keberhasilan 3a.2 Imtaq dikaitkan Integrasi Imtaq 27 Bio F1


Adalah Sabar Dan dengan alat mengajar H2.2
Teliti. Contoh Ketika
Menggunakan
Mikroskop.
107
5)Tabel Identifikasi Data
No Mapel Kompetensi Bahan/ Indikator Penyajian imtaq / metode Mengajar (F) Indikator strategi Strategi Kode
Dasar Alat imtaq
(A) (B) (C) (D) (E) Ceramah Diskusi Penugasa (4) (G) (H) (I)
n
(1) (2) Terstruktur Takter Kokuriku
(A) struktur lerr
(B) (C)
28 33 4. Kehidupan Sudah Diatur 2a.1 Perilaku yang Aktualisasi Imtaq 28 Bio F1
Sedemikian Rapi Oleh Tuhan, bersifat perseorangan dalam perilaku H2.1 Dan 2.2
Sebagai Rasa Syukur Atas 2c.1 Perilaku yang manusia pada diri
Hal Tersebut Dapat berhubungan dengan sendiri dan perilaku
Diwujudkan Dengan Cara mahluk hidup selain manusia pada sesame
Memelihara Lingkungan. manusia (biotik)

29 Ekono Pola perilaku 42 1. Dalam memenuhi 2a.1 Perilaku yang Aktualisasi imtaq 29 Eko F1
mi konsumen kebutuhan harus sesuai bersifat perseorangan dalam perilaku H2.1
dan produsen dengan kemampuan agar manusia terhadap diri
dalam hidupnya tenang sendiri
kegiatan
ekonomi
30 38, 39, 40 2. Dalam Memproduksi 2b.2 Perilaku yang Aktualisasi imtaq 30 Eko F1
Sesuatu Barang Hendaknya berakibat pada orang dalam perilaku H2.2
Jangan Disertai Barang lain manusia pada
Haram. sesamanya

31 36 3. Tidak Boleh Mengurangi 2b.2 Perilaku yang Aktualisasi imtaq 31 Eko F1


Ukuran / Timbangan Dalam berakibat pada orang dalam perilaku H2.2
Kegiatan Jual Bali. lain manusia pada
sesamanya

32 77 4. Jika Menarik Untung 2b.2 Perilaku yang Aktualisasi imtaq 32 Eko F1


Jangan Berlebihan berakibat pada orang dalam perilaku H2.2
lain manusia pada
sesamanya

33 Kimia Termokimia 1 1. Panas Itu Ada Tapi Tidak 3a.3 Imtaq disatukan Integrasi imtaq 33 Kim F1
perubahan Dapat Dilihat, Namun Bisa dalam pengetahuan H3n.1
panas Dirasakan Seperti Halnya
Bahwa Allah Itu Ada , Tidak
Dapat Dilihat Tapi Dapat
Dirasakan.
108
5)Tabel Identifikasi Data
No Mapel Kompetensi Bahan/ Indikator Penyajian imtaq / metode mengajar (F) Indikator strategi Strategi Kode
Dasar Alat imtaq
(A) (B) (C) (D) (E) Ceramah Diskusi Penugasan (4) (G) (H) (I)

(1) (2) Terstruktur Takterstruktur Kokuriku


(A) (B) ler
(C)
34 17 2. Dengan Perubahan 2a.1 Perilaku yang Aktualisasi Imtaq 34 Kim F1
Panas Energi Tidak Akan bersifat dalam perilaku H2.1
Habis. Bahan Bakar Energi perseorangan manusia terhadap
Bersumber Dari Bumi. diri sendiri
Untuk Mendapatkan Bahan
Bakar Harus Menggunakan
Ilmu Pengetahuan. Carilah
Ilmu Pengetahuan
Walaupun Sampai Ke
Negeri Cina.

35 Kesetimbangan Dalam Teori 3a.3 Imtaq Integrasi Imtaq


Kimia Kesetimbangan Sesuatu disatukan dalam 35 Kim F1
Seolah Diam Tapi pengetahuan H3n.1
Sesungguhnya Bergerak.
Sesuatu Peristiwa Dapat
Setimbang Jika Ada Unsur
Positif Dan Negatif. Jika
Dilihat Dalam Kehidupan
Tampak Sifat Manusia
Baik Dan Buruk Atau
Adanya Kaya Dan Miskin.
109

You might also like