You are on page 1of 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komposit

Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih

material, dimana akan terbentuk material yang lebih baik dari material pembentuknya.

Material komposit memiliki banyak klasifikasi, tergantung pada ide dan

konsep identifikasi yang dibutuhkan. Dikarenakan karakteristik pembentuknya

berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit yang sifat mekanik

dan karakteristik yang berbeda dari material-material pembentuknya. Komposit

dibentuk dari dua jenis material yang berbeda yaitu : penguat (reinforcement) dan

matriks sebagai pengikat.

2.1.1. Klasifikasi Komposit

Sesuai dengan defenisinya, maka bahan material komposit terdiri dari unsur-unsur

penyusun. Komponen ini dapat berupa unsur organik, anorganik ataupun metalik

dalam bentuk serat, serpikan, partikel dan lapisan. Jika ditinjau dari unsur pokok

penyusun suatu bahan komposit, maka komposit dapat dibedakan atas beberapa

bagian, antara lain :

1.Komposit Serat

Komposit serat, yaitu komposit yang terdiri dari serat dan matriks (bahan dasar) yang

diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat ditambahkan resin sebagai bahan perekat.

Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau lapisan yang

menggunakan penguat berupa fiber/serat. Fiber yang digunakan bisa berupa glass

Universitas Sumatera Utara


fibers, carbon fibers, armid fibers (poly aramide), dan sebagainya. Fiber ini bisa

disusun secara acak (Chopped Strand Mat) maupun dengan orientasi tertentu bahkan

bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.

2.Komposit Lapis (laminated composite)

Komposit laminat, merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapiss atau lebih

yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karaktristik sifat sendiri.

Komposit yang terdiri dari lapisan serat dan matriks, yaitu lapisan yang diperkuat oleh

resin sebagai contoh plywood, laminated glass yang sering digunakan bahan bangunan

dan kelengkapannya. Pada umunya manipulasi makroskopis yang dilakukan yang

tahan terhadap korosi, kuat dan tahan terhadap temperatur.

3.Komposit Serpihan

Pengertian dari serpihan adalah partikel kecil yang telah ditentukan sebelumnya yang

dihasilkan dalam peralatan yang khusus dengan orientasi serat sejajar permukaannya.

Suatu komposit serpihan terdiri atas serpih-serpih yang saling menahan dengan

mengikat permukaan atau dimasukkan ke dalam matriks. Sifat-sifat khusus yang dapat

diperoleh dari serpihan adalah bentuknya besar dan datar sehingga dapat disusun

dengan rapat untuk menghasilkan suatu bahan penguat yang tinggi untuk luas

penampang lintang tertentu. Pada umumnya serpih-serpih saling tumpang tindih pada

suatu komposit sehingga dapat membentuk lintasan fluida ataupun uap yang dapat

mengurangi kerusakan mekanis karena penetrasi atau perembesan.

4.Komposit Partikel

Komposit partikel, komposit yang terdiri dari partikel dan matriks yaitu butiran (batu,

pasir) yang diperkuat semen yang kita jumpai sebagai beton, senyawa komplek ke

dalam senyawa komplek.

Universitas Sumatera Utara


Komposit partikel merupakan produk yang dihasilkan dengan menempatkan

partikel-partikel dan sekaligus mengikatnya dengan suatu matriks bersama-sama

dengan satu atau lebih unsur-unsur perlakuan seperti panas, tekanan, kelembaban,

katalisator dan lain-lain. Komposit partikel ini berbeda dengan jenis serat acak

sehingga bersifat isotropis. Kekuatan komposit serat dipengaruhi oleh tegangan

koheren di antara fase partikel dan matriks yang menunjukkan sambungan yang baik.

Pada umumnya komposit mengandung serat, baik serat pendek maupun serat

panjang yang dibungkus dengan matriks. Fungsi daripada serat adalah menahan bahan

yang diberikan sedang fungsi matriks adalah membungkus serat sekaligus

melindunginya dari kerusakan baik mekanis maupun kimia. Selain daripada itu

matriks mendistribusikan beban kepada serat.

Jenis-jenis serat dan contoh bahannya yang dapat digunakan sebagai penguat

pada material komposit secara umum yaitu :

1. Serat Organik, contoh : Selulosa, Polypropilena, High Modulus Polythylena,

Grafit Karbon, Sabut Kelapa, Ijuk, Sabut Kelapa Sawit dan lain-lain.

2. Serat Anorganik, contoh : Asbes, Gelas, Metal, Keramik, Boron dan lain-lain.

Aplikasi dan pemakaian bahwa komposit yang diperkuat dengan serat secara

luas dipakai industri otomotif, industri kapal terbang, industri kapal laut, peralatan

militer dan industri perabotan rumah tangga. Hal ini menunjukkan perkembangan

pesat dari material komposit, karena mempunyai sifat yang lebih unggul, antara lain

sebagai isolator yang baik. Ketahanannya baik terhadap air dan zat kimia. Dengan

demikian bahan komposit tidak dapat berkarat, anti rayap dan tahan lembab. Bahan

komposit alam umumnya berharga murah. Bahan komposit termasuk bahan yang

ringan dan kuat.

Universitas Sumatera Utara


2.1.2. Jenis Komposit Serat

Adapun jenis komposit serat yang diperkuat serat yaitu :

1. Komposit serat pendek (Short fiber composite)

2. Komposit serat panjang (Long fiber composite)

I. Komposit serat pendek (Short fiber composite)

Komposit yang diperkuat oleh serat pendek pada umunya menggunakan resin sebagai

matriksnya.

Adapun pengertian dari serat pendek adalah serat dengan perbandingan antara

panjang dan diameternya < 100 mm. Komposit jenis ini dibagi atas:

1. Bahan komposit yang mengandung orientasi bidang acak (Implane Random

Orientation)

Serat cencang (Chopped Strand Mat CSM), CSM ini memiliki distribusi acak dalam

dua dimensi. Pembuatan komposit jenis ini biasanya dilakukan teknik “Hand Lay

Up”. Ukuran serat dapat dipilih untuk mendapatkan perbedaan jumlah penyebaran

serat selama pencetakan.

Dengan adanya distribusi acak, maka akibatnya adalah bahwa nilai fraksi

volum serat lebih rendah dalam komposit sehingga fraksi volum matriks lebih besar,

harga fraksi volum serat acak biasanya berada pada Vf = 0.10-0.30 dari harga

perbandingan komposisi penyusun komposit. Fraksi volum serat yang lebih rendah

akan berkaitan dengan ketidakefisienan balutan dan batasan-batasan dalam proses

pencetakan.

2. Bahan komposit yang diperkuat dengan serat pendek yang terorientasi ataupun

sejajar satu dengan yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara


2.Komposit Serat Panjang(Long Fiber Composite)

Keistimewaan komposit serat panjang adalah lebih mudah diorientasikan. Jika

dibandingkan dengan serat pendek. Walaupun demikian serat pendek memiliki

rancangan lebih banyak. Secara teoritis serat panjang dapat menyalurkan pembebanan

atau tegangan dari suatu titik pemakaiannya. Pada prakteknya, hal ini tidak mungkin

karena variabel pembuatan komposit serat panjang tidak mungkin memperoleh

kekuatan tarik melampaui panjangnya. Perbedaan serat panjang dan serat pendek

yaityu serat pendek dibebani secara tidak langsung atau kelemahan Matriks akan

menentukan sifat dari produk komposit tersebut yakni jauh lebih kecil dibandingkan

dengan besaran yang terdapat pada serat panjang. Bentuk serat panjang memiliki

kemampuan yang tinggi, disamping itu kita tidak perlu memotong-motong serat.

Fungsi penggunaan serat sebagai penguat secara umum adalah sebagai bahan

yang dimaksudkan untuk memperkuat komposit, disamping itu penggunaan serat juga

mengurangi pemakaian resin sehingga akan diperoleh suatu komposit yang lebih kuat,

kokoh dan tangguh jika dibandingkan produk bahan komposit yang tidak

menggunakan serat penguat.

2.2.Penguat Oleh Serat

Pemakaian serat sebagai penguat dalam suatu bahan komposit harus memenuhi

beberapa persyaratan berikut :

1. Memiliki kekuatan lentur dan modulus elastis yang tinggi

2. Permukaan dan diameter harus sama

3. Perbedaan kekuatan diantara serat-serat tunggal harus rendah

4. Mampu menerima perubahan dari matriks dan menerima gaya yang bekerja

Universitas Sumatera Utara


Serat-serat organik dan anorganik umumnya digunakan untuk memperoleh

bahan komposit serat. Serat organik seperti selulosa, propylene, dan serat grafit pada

umumnya dikarakterisasi sebagai bahan yang ringan, lentur, elastik dan peka terhadap

panas, sedangkan serat anorganik seperti gelas dan keramik merupakan serat yang

paling tinggi kekuatannya serta tahan terhadap panas.

2.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi kekuatan Komposit

1. Orientasi Serat

Faktor orientasi serat akan menentukan kekuatan mekanis dari suatu bahan komposit

dan arah dimana kekuatan tersebut yang terbesar. Ada tiga jenis orientasi serat yaitu

penguatan satu dimensi, dua dimensi dan tiga dimensi. Jenis penguatan serat satu

dimensi memiliki kekuatan dan modulus komposit yang maksimum dalam arah

orientasi sumbu serat. Jenis penguatan dua dimensi menunjukkan kekuatan yang

berbeda pada setiap arah orientasi serat. Sedangkan jenis penguatan tiga dimensi

adalah isotropic, artinya komposit akan memiliki kekuatan yang sama pada satu titik.

Sebagai contoh bentuk CSM (random chopped strand mat) pada komposit dianggap

isotropic, sedangkan pada bentuk anyaman (woven roving) menunjukkan sifat yang

berbeda pada setiap titik, maka material ini disebut anisotropic.

Pada anyaman woven roving bentuk susunannya orthogonal maka disebut serat

anisotropic orthogonal atau artotropik. Dengan demikian sifat perilaku material

anisotropic sangat berbeda dengan isotropic. Komposit dengan system seperti woven

roving menunjukkan kekuatan pada arah serat itu lebih besar daripada bukan arah

serat tersebut dan sifat ini juga dipengaruhi fraksi volum serat.

Untuk anyaman satu arah (alignment) kekuatan tariknya lebih besar pada arah

serat dibandingkan dengan arah tegak lurus terhadap serat. Pada arah normal yang

Universitas Sumatera Utara


menanggung beban hanya matriks saja. Ini merupakan prinsip lamina ortotropik yang

berbentuk roving atau fabric, serat-serat arahnya sudah tertentu tidak seperti CSM

(Chopped Strand Mat).

Gambar 1. Bentuk penguatan pada Lamina Ortotropik

(1) Unity rectional roving (2) Woven roving or fabric

Pada bagaian tiga dimensi sifat-sifat mekanik pada setiap arah adalah

sebanding dengan jumlah serat per volumnya yang diorientasikan pada arah serat. Jika

orientasi serat menjadi lebih acak, maka sifat-sifat mekanis pada setiap arah menjadi

lebih rendah. Pada penguatan satu dimensi serat-serat disusun secara searah

sedangkan pada penguatan dua dimensi susunan serat dengan sudut 90o. Susunan serat

secara acak dijumpai pada penguatan tiga dimensi.

2. Panjang Serat

Semua serat yang digunakan secara praktisnya sekarang ini memiliki penampang yang

melingkar baik untuk serat panjang maupun serat pendek. Sementara itu serat gelas,

plastik dan logam telah dihasilkan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Pada umumnya

semakin kecil ukuran diameter suatu serat maka akan semakin besar kekuatannya. Hal

Universitas Sumatera Utara


ini disebabkan kehilangan kecacatan permukaan pada serat. Akan tetapi kekuatan

mekanis juga dipengaruhi sifat dasar serat dan matriks yang digunakan.

2.4 Matriks

Matriks merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengikat dan menyatukan

serat tanpa bereaksi secara kimia dengan serat yang mempunyai fungsi :

a. Untuk melindungi komposit dari kerusakan mekanik maupun kerusakan

kimiawi.

b. Untuk mengalihkan / meneruskan beban dari luar kepada serat. Hal ini berarti

bahwa matriks menyebarkan dan memisahkan serat sehingga keretakan tidak

dapat berpindah dari satu serat keserat lainnya.

c. Sebagai pengikat.

Pembagian matriks menurut pola pengerjaan pada polimer dikelompokkan

yaitu termoset dan termoplastik. Dimana termoset merupakan polimer tiga dimensi

yang tetap bersifat kaku meskipun memperoleh perlakuan panas atau dengan kata lain

tahan terhadap temperatur tinggi, ini dipengaruhi oleh tipe struktur yang dimilikinya.

Resin thermoset adalah plastik yang berpolimerisasi lagi apabila dipanaskan. Oleh

karena itu panas akan menimbulkan set tambahan. Resin thermoset tidak dapat didaur

ulang karena telah membentuk ikatan silang antara rantai-rantai molekulnya. Sifat

mekanisnya bergantung pada unsur molekuler yang membentuk jaringan, rapat serta

panjang jaringan silang. Proses pembuatannya dapat dilakukan pada suhu kamar

dengan memperhatikan zat kimia yang digunakan, pengontrolan polimerisasi jaringan

silang dilakukan untuk memperoleh nilai jaringan silang dan sifat bahan yang

optimum. Contoh dari matriks termoset yaitu : epoksi, polyester, phenolik.

Universitas Sumatera Utara


Sedangakan termoplastik merupakan polimer satu dimensi yang mempunyai

rigiditas sangat rendah temperatur tinggi. Bahan ini mempunyai keunggulan sebagai

berikut : kerapatannya rendah, tahan terhadap kerusakan kimiawi, bersifat isolator

yang baik tetapi juga mempunyai keterbatasan pemakaian karena sifat-sifat yang

kurang menguntungkan seperti kekuatan dan modulus elastisitasnya yang rendah

dibandingkan logam, koefisien pemuaian yang tinggi. Contohnya antara lain :

Polyetylene (PE), Plypropylene (PP), Polyvynilchlorida (PVC) dan Polystyrene (PS).

2.5.Papan Partikel

Papan partikel adalah lembaran bahan yang mengandung ligno-selulosa seperti

keping, serpih, untai yang disatukan dengan menggunakan bahan pengikat organik

dan dengan memberikan perlakuan panas, tekanan, kadar air, katalis dan sebagainya

(FAO, 1997).

Ada tiga ciri utama papan yang menentukan sifat-sifat papan yaitu : (i) spesies

dan bentuk partikel, (ii) kerapatan dan (iii) kandungan resin dan penyebarannya.

(Haygreen dan Bowyer, 1989). Kerapatan lembaran papan partikel merupakan faktor

penting yang banyak digunakan sebagai pedoman dalam memperoleh gambaran

tentang kekuatan papan yang diinginkan.

Faktor utama yang mempengaruhi kerapatan adalah berat jenis bahan baku dan

pemadatan hamparan pada mesin pengempaan. Kerapatan papan harus lebih tinggi

daripada kerapatan bahan baku untuk mengahsilkan kekuatan papan yang lebih baik

(Sutigno, 1988). Semakin tinggi kerapatan menyeluruh papan dari suatu bahan baku

tertentu, semakin tinggi kekuatannya , namun sifat-sifat papan lain seperti kestabilan

dimensi mungkin terpengaruh jelek oleh naiknya kerapatan (Haygreen dan Bowyer,

1989).

Universitas Sumatera Utara


Penggunaan papan partikel sangat luas. Pada sejumlah pemakaian, papan

partikel digunakan sebagai pilihan lain terhadap kayu lapis. Umumnya papan partikel

dapat bersaing secara lebih efektif atas dasar kekuatannya daripada atas ketegarannya

(Haygreen dan Bowyer, 1989). Papan partikel yang umum diproduksi adalah yang

berkerapatan sedang, sebab memberikan hasil yang optimum ditinjau dari segi

mekanis, pemakaian perekat dan aspek ekonomi lainnya. (Djalal, 1984).

2.6. Perekat

Perekat Urea Formaldehida adalah perekat yang banyak digunakan di hampir semua

industri kayu. Perekat ini berbahan dasar urea dan formaldehida. Urea adalah bahan

padat tidak berwarna yang berasal dari reaksi amonia dengan karbon dioksida,

sedangkan formaldehida adalag gas dari metil alkohol (Rayner, 1951).

Perekat Urea Formaldehida adalah resin yang paling umum digunakan untuk

pembuatan papan partikel di Eropa dan Amerika Serikat. Biaya yang relatif rendah

dan siklus pematangan yang pendek adalah dua keuntungan perekat ini (Haygreen dan

Bowyer, 1989). Perekat Urea Formaldehida banyak digunakan untuk penggunaan

interior karena : (i) warnanya terang, (ii) harganya murah, (iii) dapat digunakan

dengan cepat pada suhu dibawah 260oF atau 126,67oC (Koch, 1972).

Kelemahan perekat urea formaldehida yaitu hanya dapat digunakan untuk

kebutuhan interior, dimana tidak dituntut daya tahan yang tinggi terhadap air dan

kelembaban (Maloney, 1977). Hal tersebut disebabkan mudahnya Urea Formaldehida

mengalami kerusakan ikatan hydrogen karena pengaruh kelembaban dan asam

khususnya pada suhu sedang dan suhu tinggi. Dalam air dingin laju kerusakan struktur

resin sangat lambat tapi pada suhu di atas 40oC kerusakan dipercepat dan di atas 60oC

prosesnya sangat cepat (Pizzi, 1983)

Universitas Sumatera Utara


2.7. Pengempaan

Perekatan partikel terjadi pada saat proses pengempaan dan dipengaruhi oleh suhu,

waktu dan tekanan pengempaan. Suhu pengempaan yang rendah perlu diimbangi

dengan waktu yang lama. Suhu yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi akan

mengurangi keteguhan rekatnya. Masa kempa perlu disesuaikan dengan perekat yang

digunakan serta suhu pada proses pengempaan. Tekanan saat pengempaan biasanya

berkisar 5-25 kg/cm2 (Sutigno, 1988). Suhu pada saat proses kempa berkisar antara

130-150oC dan besarnya tekanan antara 15 kg/cm2 -35 kg/cm2 (FAO, 1997).

Penekanan atau pengempaan bertujuan untuk: (i) membantu proses pengaliran

sehingga perekat membentuk lapisan tipis, (ii) membantu proses pemindahan,

sehingga perekat akan dapat berpindah dari satu permukaan ke permukaan lain, (iii)

membantu proses penembusan, sebagian perekat dipaksa masuk ke dalam rongga sel

dari kayu, akibat tekanan ini ada sel kayu yang pecah sehingga dapat dimasuki

perekat, (iv) menahan kayu yang direkat sampai perekat memadat dan (v) membuat

bentuk tertentu pada bahan yang direkat seperti pada pembuatan kayu lapis lengkung

(Sutigno, 1988).

2.8. Standar Mutu Papan Partikel

Standar acuan yang digunakan dalam pembuatan papan serat serat tandan kosong

kelapa sawit adalah Japanesse Industrial Standard (JIS) A 5908-2003. Standar ini

mencakup defenisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengukuran dimensi, cara

pengambilan contoh, cara pengujian, cara lulus uji, syarat penandaan dan cara

pengemasan. Tabel berikut menunjukkan nilai standar FAO, JIS dan SNI.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1. Standar Mutu FAO, JIS 5908-2003 dan SNI untuk Papan Partikel

Sifat fisis-mekanis Satuan FAO JIS A SNI

5908-2003

Kerapatan g/cm3 0,4-0,8 0,5-0,9 0,5-0,9

Kadar Air g/cm3 Maks 12 5-13 Maks 14

Pengembangan Tebal % 5-15 Maks 12 Maks 12

Penyerapan Air % 20-75 td td

Modulus Patah Kg/cm2 100-500 82-184 Min 18

Modulus Elastisitas Kg/cm2 10000-50000 20400-36000 Min 15000

Internal Bond Kg/cm2 2-12 1,5-3,1 Min 1,5

Kuat Pegang Sekrup Kg td 31-51 Min 30

Keterangan : td = tidak dipersyaratkan

Macam papan partikel dan faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel adalah:

1. Berat jenis kayu

Perbandingan antara kerapatan atau berat jenis papan partikel dengan berat

jenis kayu harus lebih dari satu, yaitu sekitar 1,3 agar mutu papannya baik. Pada

keadaan tersebut proses pengempaan berjalan optimal sehingga kontak antar partikel

baik.

2. Zat ekstraktif kayu

Kayu yang berminyak akan menghasilkan papan partikel yang kurang baik

dibandingkan dengan papan dari kayu yang tidak berminyak. Zat ekstraktif semacam

itu akan mengganggu proses perekatan.

Universitas Sumatera Utara


3. Jenis Kayu

Jenis kayu (misalnya meranti kuning) yang kalau dibuat papan partikel emisi

formaldehidanya lebih tinggi dari jenis lainnya (misalnya meranti merah). Hal ini

masih diperdebatkan apakah karena pengaruh warna atau zat ekstraktif atau pengaruh

keduanya.

4. Campuran jenis kayu

Keteguhan lentur papan partikel dari campuran jenis kayu ada di antara

keteguhan lentur papan partikel dari jenis tunggalnya, karena itu papan partikel

struktural dibuat dari satu jenis kayu daripada dari campuran jenis kayu.

5. Ukuran partikel

Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih baik daripada yang dibuat dari

serbuk karena ukuran tatal lebih besar daripada serbuk. Karena itu, papan partikel

structural dibuat dari partikel yang relatif panjang dan relatif lebar.

6. Perekat

Macam perekat mempengaruhi sifat papan serat. Penggunaan perekat eksterior

akan mengahsilkan papan eksterior sedangkan pemakaian perekat interior akan

menghasilkan papan partikel interior. Walaupun demikian, masih mungkin terjadi

penyimpangan, misalnya karena ada perbedaan dalam komposit perekat dan terdapat

banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh, penggunaan perekat urea formaldehida

yang kadar formaldehidanya tinggi akan menghasilkan papan partikel yang keteguhan

lentur dan keteguhan rekat internalnya lebih baik tetapi emisi formaldehidanya lebih

jelek.

7. Pengolahan

Proses produksi papan partikel berlangsung secara otomatis. Walaupun

demikian masih mungkin terjadi penyimpangan yang dapat mengurangi mutu papan

Universitas Sumatera Utara


partikel. Sebagai contoh, kadar air hamparan (campuran partikel dengan perekat) yang

optimum adalah 10-14 %, bila terlalu tinggi keteguhan lentur dan keteguhan rekat

internal papan partikel akan menurun (Sutigno, 2002).

Berdasarkan kerapatannya, papan partikel diklasifikasikan menjadi tiga

golongan, yaitu :

1. Papan partikel berkerapatan rendah (Low Density Particleboard), yaitu papan

yang mempunyai kerapatan 0,25-0,40 g/cm3.

2. Papan partikel yang berkerapatan sedang (Medium Density Particleboard),

yaitu papan yang mempunyai kerapatan 0,40-0,80 g/cm3.

3. Papan partikel yang berkerapatan tinggi (High Density Particleboard), yaitu

papan yang mempunyai kerapatan 0,80-1,20 g/cm3 (Tsoumis, 1991).

Papan partikel merupakan salah satu panel kayu yang memiliki keunggulan

diantaranya adalah harganya relatif murah, cukup tebal, kekuatannya memadai. Tetapi

papan partikel mempunyai ketahanan yang rendah terhadap pengaruh air, yaitu papan

partikel mudah menyerap dan dalam keadaan basah sifat-sifat yang berhubungan

dengan kekuatan menurun drastis (Hadi et al, 1992).

Sifat fisis papan partikel yang telah dimiliki oleh papan tanpa adanya

pengaruh bahan dari luar dan sifatnya tetap. Sifat ini meliputi kerapatan, kadar air,

berat jenis, pengembangan tebal dan penyerapan air (Surjokusumo et al, 1985).

Sifat mekanis kayu dipengaruhi oleh kekuatan dalam menahan beban dari luar.

Sifat ini dipengaruhi oleh kelembaban, kerapatan, suhu dan kerusakan kayu (Tsoumis,

1991).

Sifat fisis dan mekanis papan partikel meliputi kerapatan, kadar air,

penyerapan air, pengembangan tebal, modulus patah, modulus lentur dan keteguhan

Universitas Sumatera Utara


rekat internal. Kerapatan adalah suatu ukuran kekompakan partikel dalam lembaran

yang bergantung pada besarnya tekanan kempa yang diberikan selama proses

pembuatan lembaran. Makin tinggi kerapatan papan partikel yang akan dibuat

semakin besar tekanan yang digunakan pada saat pengempaan. Sedangkan kadar air

papan partikel akan semakin rendah dengan semakin meningkatnya suhu dan semakin

banyaknya perekat yang digunakan karena ikatan antar partikel akan semakin kuat

sehingga air sukar untuk masuk ke dalam papan partikel (Widarmana, 1977).

Semakin tinggi kerapatan papan dari suatu bahan baku maka semakin tinggi

kekuatannya, tetapi kestabilan dimensinya menurun oleh naiknya kerapatan

(Haygreen dan Bowyer, 1989).

Kerapatan papan partikel dipengaruhi oleh kerapatan kayu. Kerapatan papan

partikel merupakan faktor utama dengan kerapatan 5%-20% lebih tinggi dibandingkan

kerapatan kayu. Penambahan perekat akan mempengaruhi kerapatan dan

menghasilkan papan partikel yang lebih berat (Tsoumis, 1991).

2.9. Kelapa Sawit

Kelapa sawit pertama sekali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial

Belanda pada tahun 1848. Kelapa sawit termasuk produk yang banyak diminati oleh

investor karena nilai ekonominya cukup tinggi. Para investor menginvestasikan

modalnya untuk membangun perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Selama

tahun 1990-2000, luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 14.164.439 ha atau

meningkat 21,5 % jika dibandingkan akhir tahun 1990 yang hanya 11.651.439 ha.

Rata-rata produktivitas kelapa sawit mencapai 1,396 ton/ha/tahun untuk perkebunan

besar. Produktivitas kelapa sawit tersebut dinilai cukup tinggi bila dibandingkan

dengan produktivitas komoditas perkebunan lain. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di

Universitas Sumatera Utara


berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap.

Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri

nonpangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan

sebagai salah satu bahan bakar.

2.9.1. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)

Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk

dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa sawit.

Limbah yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit dapat memberikan manfaat yang

besar bagi kehidupan, di antaranya sebagai pupuk organik dan sebagai arang aktif.

Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit

(TKKS). Pabrik dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar per jam mampu

menghasilkan serat sebanyak 30 ton per hari. Tandan Kosong Kelapa Sawit dapat

menjadi sumber konversi untuk pembuatan serat yang berguna. Serat TKKS memiliki

potensi untuk jadikan produk yang memiliki nilai tambah secara ekonomi, seperti

pembuatan papan partikel, matras dan berbagai produk berlignoselulosa lainnya.

Limbah padat mempunyai cirri khas pada komposisinya. Komponen terbesar dalam

limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain yaitu hemiselulosa

dan lignin. Komposisi kimiawi TKKS dapat dilihat pada table berikut.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2. Komposisi kimiawi TKKS

Komposisi Kadar (%)

Abu 15

Selulosa 40

Lignin 21

Hemiselulosa 24

Sumber : Azemi et al, 1994

2.9.2 Bahan Berlignoselulosa

Selulosa terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai bahan

pembentuk.

Lignin adalah bahan polimer alam kedua yang terbanyak setelah selulosa yang

berada pada dinding sel dan antar sel. Lignin dapat menaikkan sifat-sifat kekuatan

mekanik sedemikian rupa sehingga tumbuhan besar seperti pohon yang tingginya

lebih dari 100 m tetap dapat berdiri kokoh.

Universitas Sumatera Utara

You might also like