Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komposit
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
material, dimana akan terbentuk material yang lebih baik dari material pembentuknya.
berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit yang sifat mekanik
dibentuk dari dua jenis material yang berbeda yaitu : penguat (reinforcement) dan
Sesuai dengan defenisinya, maka bahan material komposit terdiri dari unsur-unsur
penyusun. Komponen ini dapat berupa unsur organik, anorganik ataupun metalik
dalam bentuk serat, serpikan, partikel dan lapisan. Jika ditinjau dari unsur pokok
penyusun suatu bahan komposit, maka komposit dapat dibedakan atas beberapa
1.Komposit Serat
Komposit serat, yaitu komposit yang terdiri dari serat dan matriks (bahan dasar) yang
diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat ditambahkan resin sebagai bahan perekat.
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau lapisan yang
menggunakan penguat berupa fiber/serat. Fiber yang digunakan bisa berupa glass
disusun secara acak (Chopped Strand Mat) maupun dengan orientasi tertentu bahkan
Komposit laminat, merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapiss atau lebih
yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karaktristik sifat sendiri.
Komposit yang terdiri dari lapisan serat dan matriks, yaitu lapisan yang diperkuat oleh
resin sebagai contoh plywood, laminated glass yang sering digunakan bahan bangunan
3.Komposit Serpihan
Pengertian dari serpihan adalah partikel kecil yang telah ditentukan sebelumnya yang
dihasilkan dalam peralatan yang khusus dengan orientasi serat sejajar permukaannya.
Suatu komposit serpihan terdiri atas serpih-serpih yang saling menahan dengan
mengikat permukaan atau dimasukkan ke dalam matriks. Sifat-sifat khusus yang dapat
diperoleh dari serpihan adalah bentuknya besar dan datar sehingga dapat disusun
dengan rapat untuk menghasilkan suatu bahan penguat yang tinggi untuk luas
penampang lintang tertentu. Pada umumnya serpih-serpih saling tumpang tindih pada
suatu komposit sehingga dapat membentuk lintasan fluida ataupun uap yang dapat
4.Komposit Partikel
Komposit partikel, komposit yang terdiri dari partikel dan matriks yaitu butiran (batu,
pasir) yang diperkuat semen yang kita jumpai sebagai beton, senyawa komplek ke
dengan satu atau lebih unsur-unsur perlakuan seperti panas, tekanan, kelembaban,
katalisator dan lain-lain. Komposit partikel ini berbeda dengan jenis serat acak
koheren di antara fase partikel dan matriks yang menunjukkan sambungan yang baik.
Pada umumnya komposit mengandung serat, baik serat pendek maupun serat
panjang yang dibungkus dengan matriks. Fungsi daripada serat adalah menahan bahan
melindunginya dari kerusakan baik mekanis maupun kimia. Selain daripada itu
Jenis-jenis serat dan contoh bahannya yang dapat digunakan sebagai penguat
Grafit Karbon, Sabut Kelapa, Ijuk, Sabut Kelapa Sawit dan lain-lain.
2. Serat Anorganik, contoh : Asbes, Gelas, Metal, Keramik, Boron dan lain-lain.
Aplikasi dan pemakaian bahwa komposit yang diperkuat dengan serat secara
luas dipakai industri otomotif, industri kapal terbang, industri kapal laut, peralatan
militer dan industri perabotan rumah tangga. Hal ini menunjukkan perkembangan
pesat dari material komposit, karena mempunyai sifat yang lebih unggul, antara lain
sebagai isolator yang baik. Ketahanannya baik terhadap air dan zat kimia. Dengan
demikian bahan komposit tidak dapat berkarat, anti rayap dan tahan lembab. Bahan
komposit alam umumnya berharga murah. Bahan komposit termasuk bahan yang
Komposit yang diperkuat oleh serat pendek pada umunya menggunakan resin sebagai
matriksnya.
Adapun pengertian dari serat pendek adalah serat dengan perbandingan antara
panjang dan diameternya < 100 mm. Komposit jenis ini dibagi atas:
Orientation)
Serat cencang (Chopped Strand Mat CSM), CSM ini memiliki distribusi acak dalam
dua dimensi. Pembuatan komposit jenis ini biasanya dilakukan teknik “Hand Lay
Up”. Ukuran serat dapat dipilih untuk mendapatkan perbedaan jumlah penyebaran
Dengan adanya distribusi acak, maka akibatnya adalah bahwa nilai fraksi
volum serat lebih rendah dalam komposit sehingga fraksi volum matriks lebih besar,
harga fraksi volum serat acak biasanya berada pada Vf = 0.10-0.30 dari harga
perbandingan komposisi penyusun komposit. Fraksi volum serat yang lebih rendah
pencetakan.
2. Bahan komposit yang diperkuat dengan serat pendek yang terorientasi ataupun
rancangan lebih banyak. Secara teoritis serat panjang dapat menyalurkan pembebanan
atau tegangan dari suatu titik pemakaiannya. Pada prakteknya, hal ini tidak mungkin
kekuatan tarik melampaui panjangnya. Perbedaan serat panjang dan serat pendek
yaityu serat pendek dibebani secara tidak langsung atau kelemahan Matriks akan
menentukan sifat dari produk komposit tersebut yakni jauh lebih kecil dibandingkan
dengan besaran yang terdapat pada serat panjang. Bentuk serat panjang memiliki
kemampuan yang tinggi, disamping itu kita tidak perlu memotong-motong serat.
Fungsi penggunaan serat sebagai penguat secara umum adalah sebagai bahan
yang dimaksudkan untuk memperkuat komposit, disamping itu penggunaan serat juga
mengurangi pemakaian resin sehingga akan diperoleh suatu komposit yang lebih kuat,
kokoh dan tangguh jika dibandingkan produk bahan komposit yang tidak
Pemakaian serat sebagai penguat dalam suatu bahan komposit harus memenuhi
4. Mampu menerima perubahan dari matriks dan menerima gaya yang bekerja
bahan komposit serat. Serat organik seperti selulosa, propylene, dan serat grafit pada
umumnya dikarakterisasi sebagai bahan yang ringan, lentur, elastik dan peka terhadap
panas, sedangkan serat anorganik seperti gelas dan keramik merupakan serat yang
1. Orientasi Serat
Faktor orientasi serat akan menentukan kekuatan mekanis dari suatu bahan komposit
dan arah dimana kekuatan tersebut yang terbesar. Ada tiga jenis orientasi serat yaitu
penguatan satu dimensi, dua dimensi dan tiga dimensi. Jenis penguatan serat satu
dimensi memiliki kekuatan dan modulus komposit yang maksimum dalam arah
orientasi sumbu serat. Jenis penguatan dua dimensi menunjukkan kekuatan yang
berbeda pada setiap arah orientasi serat. Sedangkan jenis penguatan tiga dimensi
adalah isotropic, artinya komposit akan memiliki kekuatan yang sama pada satu titik.
Sebagai contoh bentuk CSM (random chopped strand mat) pada komposit dianggap
isotropic, sedangkan pada bentuk anyaman (woven roving) menunjukkan sifat yang
Pada anyaman woven roving bentuk susunannya orthogonal maka disebut serat
anisotropic sangat berbeda dengan isotropic. Komposit dengan system seperti woven
roving menunjukkan kekuatan pada arah serat itu lebih besar daripada bukan arah
serat tersebut dan sifat ini juga dipengaruhi fraksi volum serat.
Untuk anyaman satu arah (alignment) kekuatan tariknya lebih besar pada arah
serat dibandingkan dengan arah tegak lurus terhadap serat. Pada arah normal yang
berbentuk roving atau fabric, serat-serat arahnya sudah tertentu tidak seperti CSM
Pada bagaian tiga dimensi sifat-sifat mekanik pada setiap arah adalah
sebanding dengan jumlah serat per volumnya yang diorientasikan pada arah serat. Jika
orientasi serat menjadi lebih acak, maka sifat-sifat mekanis pada setiap arah menjadi
lebih rendah. Pada penguatan satu dimensi serat-serat disusun secara searah
sedangkan pada penguatan dua dimensi susunan serat dengan sudut 90o. Susunan serat
2. Panjang Serat
Semua serat yang digunakan secara praktisnya sekarang ini memiliki penampang yang
melingkar baik untuk serat panjang maupun serat pendek. Sementara itu serat gelas,
plastik dan logam telah dihasilkan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Pada umumnya
semakin kecil ukuran diameter suatu serat maka akan semakin besar kekuatannya. Hal
mekanis juga dipengaruhi sifat dasar serat dan matriks yang digunakan.
2.4 Matriks
Matriks merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengikat dan menyatukan
serat tanpa bereaksi secara kimia dengan serat yang mempunyai fungsi :
kimiawi.
b. Untuk mengalihkan / meneruskan beban dari luar kepada serat. Hal ini berarti
c. Sebagai pengikat.
yaitu termoset dan termoplastik. Dimana termoset merupakan polimer tiga dimensi
yang tetap bersifat kaku meskipun memperoleh perlakuan panas atau dengan kata lain
tahan terhadap temperatur tinggi, ini dipengaruhi oleh tipe struktur yang dimilikinya.
Resin thermoset adalah plastik yang berpolimerisasi lagi apabila dipanaskan. Oleh
karena itu panas akan menimbulkan set tambahan. Resin thermoset tidak dapat didaur
ulang karena telah membentuk ikatan silang antara rantai-rantai molekulnya. Sifat
mekanisnya bergantung pada unsur molekuler yang membentuk jaringan, rapat serta
panjang jaringan silang. Proses pembuatannya dapat dilakukan pada suhu kamar
silang dilakukan untuk memperoleh nilai jaringan silang dan sifat bahan yang
rigiditas sangat rendah temperatur tinggi. Bahan ini mempunyai keunggulan sebagai
yang baik tetapi juga mempunyai keterbatasan pemakaian karena sifat-sifat yang
2.5.Papan Partikel
keping, serpih, untai yang disatukan dengan menggunakan bahan pengikat organik
dan dengan memberikan perlakuan panas, tekanan, kadar air, katalis dan sebagainya
(FAO, 1997).
Ada tiga ciri utama papan yang menentukan sifat-sifat papan yaitu : (i) spesies
dan bentuk partikel, (ii) kerapatan dan (iii) kandungan resin dan penyebarannya.
(Haygreen dan Bowyer, 1989). Kerapatan lembaran papan partikel merupakan faktor
Faktor utama yang mempengaruhi kerapatan adalah berat jenis bahan baku dan
pemadatan hamparan pada mesin pengempaan. Kerapatan papan harus lebih tinggi
daripada kerapatan bahan baku untuk mengahsilkan kekuatan papan yang lebih baik
(Sutigno, 1988). Semakin tinggi kerapatan menyeluruh papan dari suatu bahan baku
tertentu, semakin tinggi kekuatannya , namun sifat-sifat papan lain seperti kestabilan
dimensi mungkin terpengaruh jelek oleh naiknya kerapatan (Haygreen dan Bowyer,
1989).
partikel digunakan sebagai pilihan lain terhadap kayu lapis. Umumnya papan partikel
dapat bersaing secara lebih efektif atas dasar kekuatannya daripada atas ketegarannya
(Haygreen dan Bowyer, 1989). Papan partikel yang umum diproduksi adalah yang
berkerapatan sedang, sebab memberikan hasil yang optimum ditinjau dari segi
2.6. Perekat
Perekat Urea Formaldehida adalah perekat yang banyak digunakan di hampir semua
industri kayu. Perekat ini berbahan dasar urea dan formaldehida. Urea adalah bahan
padat tidak berwarna yang berasal dari reaksi amonia dengan karbon dioksida,
Perekat Urea Formaldehida adalah resin yang paling umum digunakan untuk
pembuatan papan partikel di Eropa dan Amerika Serikat. Biaya yang relatif rendah
dan siklus pematangan yang pendek adalah dua keuntungan perekat ini (Haygreen dan
interior karena : (i) warnanya terang, (ii) harganya murah, (iii) dapat digunakan
dengan cepat pada suhu dibawah 260oF atau 126,67oC (Koch, 1972).
kebutuhan interior, dimana tidak dituntut daya tahan yang tinggi terhadap air dan
khususnya pada suhu sedang dan suhu tinggi. Dalam air dingin laju kerusakan struktur
resin sangat lambat tapi pada suhu di atas 40oC kerusakan dipercepat dan di atas 60oC
Perekatan partikel terjadi pada saat proses pengempaan dan dipengaruhi oleh suhu,
waktu dan tekanan pengempaan. Suhu pengempaan yang rendah perlu diimbangi
dengan waktu yang lama. Suhu yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi akan
mengurangi keteguhan rekatnya. Masa kempa perlu disesuaikan dengan perekat yang
digunakan serta suhu pada proses pengempaan. Tekanan saat pengempaan biasanya
berkisar 5-25 kg/cm2 (Sutigno, 1988). Suhu pada saat proses kempa berkisar antara
130-150oC dan besarnya tekanan antara 15 kg/cm2 -35 kg/cm2 (FAO, 1997).
sehingga perekat akan dapat berpindah dari satu permukaan ke permukaan lain, (iii)
membantu proses penembusan, sebagian perekat dipaksa masuk ke dalam rongga sel
dari kayu, akibat tekanan ini ada sel kayu yang pecah sehingga dapat dimasuki
perekat, (iv) menahan kayu yang direkat sampai perekat memadat dan (v) membuat
bentuk tertentu pada bahan yang direkat seperti pada pembuatan kayu lapis lengkung
(Sutigno, 1988).
Standar acuan yang digunakan dalam pembuatan papan serat serat tandan kosong
kelapa sawit adalah Japanesse Industrial Standard (JIS) A 5908-2003. Standar ini
mencakup defenisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengukuran dimensi, cara
pengambilan contoh, cara pengujian, cara lulus uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan. Tabel berikut menunjukkan nilai standar FAO, JIS dan SNI.
5908-2003
Macam papan partikel dan faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel adalah:
Perbandingan antara kerapatan atau berat jenis papan partikel dengan berat
jenis kayu harus lebih dari satu, yaitu sekitar 1,3 agar mutu papannya baik. Pada
keadaan tersebut proses pengempaan berjalan optimal sehingga kontak antar partikel
baik.
Kayu yang berminyak akan menghasilkan papan partikel yang kurang baik
dibandingkan dengan papan dari kayu yang tidak berminyak. Zat ekstraktif semacam
Jenis kayu (misalnya meranti kuning) yang kalau dibuat papan partikel emisi
formaldehidanya lebih tinggi dari jenis lainnya (misalnya meranti merah). Hal ini
masih diperdebatkan apakah karena pengaruh warna atau zat ekstraktif atau pengaruh
keduanya.
Keteguhan lentur papan partikel dari campuran jenis kayu ada di antara
keteguhan lentur papan partikel dari jenis tunggalnya, karena itu papan partikel
struktural dibuat dari satu jenis kayu daripada dari campuran jenis kayu.
5. Ukuran partikel
Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih baik daripada yang dibuat dari
serbuk karena ukuran tatal lebih besar daripada serbuk. Karena itu, papan partikel
structural dibuat dari partikel yang relatif panjang dan relatif lebar.
6. Perekat
penyimpangan, misalnya karena ada perbedaan dalam komposit perekat dan terdapat
banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh, penggunaan perekat urea formaldehida
yang kadar formaldehidanya tinggi akan menghasilkan papan partikel yang keteguhan
lentur dan keteguhan rekat internalnya lebih baik tetapi emisi formaldehidanya lebih
jelek.
7. Pengolahan
demikian masih mungkin terjadi penyimpangan yang dapat mengurangi mutu papan
optimum adalah 10-14 %, bila terlalu tinggi keteguhan lentur dan keteguhan rekat
golongan, yaitu :
Papan partikel merupakan salah satu panel kayu yang memiliki keunggulan
diantaranya adalah harganya relatif murah, cukup tebal, kekuatannya memadai. Tetapi
papan partikel mempunyai ketahanan yang rendah terhadap pengaruh air, yaitu papan
partikel mudah menyerap dan dalam keadaan basah sifat-sifat yang berhubungan
Sifat fisis papan partikel yang telah dimiliki oleh papan tanpa adanya
pengaruh bahan dari luar dan sifatnya tetap. Sifat ini meliputi kerapatan, kadar air,
berat jenis, pengembangan tebal dan penyerapan air (Surjokusumo et al, 1985).
Sifat mekanis kayu dipengaruhi oleh kekuatan dalam menahan beban dari luar.
Sifat ini dipengaruhi oleh kelembaban, kerapatan, suhu dan kerusakan kayu (Tsoumis,
1991).
Sifat fisis dan mekanis papan partikel meliputi kerapatan, kadar air,
penyerapan air, pengembangan tebal, modulus patah, modulus lentur dan keteguhan
yang bergantung pada besarnya tekanan kempa yang diberikan selama proses
pembuatan lembaran. Makin tinggi kerapatan papan partikel yang akan dibuat
semakin besar tekanan yang digunakan pada saat pengempaan. Sedangkan kadar air
papan partikel akan semakin rendah dengan semakin meningkatnya suhu dan semakin
banyaknya perekat yang digunakan karena ikatan antar partikel akan semakin kuat
sehingga air sukar untuk masuk ke dalam papan partikel (Widarmana, 1977).
Semakin tinggi kerapatan papan dari suatu bahan baku maka semakin tinggi
partikel merupakan faktor utama dengan kerapatan 5%-20% lebih tinggi dibandingkan
Belanda pada tahun 1848. Kelapa sawit termasuk produk yang banyak diminati oleh
modalnya untuk membangun perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Selama
tahun 1990-2000, luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 14.164.439 ha atau
meningkat 21,5 % jika dibandingkan akhir tahun 1990 yang hanya 11.651.439 ha.
besar. Produktivitas kelapa sawit tersebut dinilai cukup tinggi bila dibandingkan
Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri
nonpangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan
Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk
dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa sawit.
Limbah yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kehidupan, di antaranya sebagai pupuk organik dan sebagai arang aktif.
Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit
(TKKS). Pabrik dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar per jam mampu
menghasilkan serat sebanyak 30 ton per hari. Tandan Kosong Kelapa Sawit dapat
menjadi sumber konversi untuk pembuatan serat yang berguna. Serat TKKS memiliki
potensi untuk jadikan produk yang memiliki nilai tambah secara ekonomi, seperti
Limbah padat mempunyai cirri khas pada komposisinya. Komponen terbesar dalam
limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain yaitu hemiselulosa
dan lignin. Komposisi kimiawi TKKS dapat dilihat pada table berikut.
Abu 15
Selulosa 40
Lignin 21
Hemiselulosa 24
Selulosa terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai bahan
pembentuk.
Lignin adalah bahan polimer alam kedua yang terbanyak setelah selulosa yang
berada pada dinding sel dan antar sel. Lignin dapat menaikkan sifat-sifat kekuatan
mekanik sedemikian rupa sehingga tumbuhan besar seperti pohon yang tingginya