You are on page 1of 52

Misi Kelahiran Islam

MISI KELAHIRAN ISLAM

IBRAHIM-NABI YANG MENYATAKAN


KEBENARAN DAN KEADILAN1

"Hai Ahli Kitab! Kenapa kamu berbantah-bantahan tentang Ibrahim


padahal Taurat dan Injil diturunkan baru sesudah dia? Tiadakah kamu
mengerti? Ah! Kamu saling berbantah tentang sesuatu yang kamu
ketahui, tetapi kenapa kamu masih berbantah-bantahan juga tentang
yang tidak kamu ketahui? Hanya Allah Yang mengetahui, kamu tidak
tahu! Ibrahim bukan orang Yahudi dan bukan orang Nasrani, tetapi dia
orang yang beriman teguh dan tunduk kepada kehendak Allah (yakni
Islam) dan tidak termasuk golongan musyrik" (Q.S. 3: 65-67).

1. Hamba Allah yang Sejati


Ibrahim adalah seorang hamba Allah, Nabi-revolusioner yang
memberontak terhadap seorang raja yang menuhankan diri.
Sepanjang hidupnya ia berjuang untuk membela kebenaran dan
keadilan. Dia menderita di tangan para penindasnya. Dia
meninggalkan rumahnya demi mencapai tujuannya dan berpindah ke
negeri lain di mana dia berhasil membangun sebuah komunitas
kebenaran dan keadilan, cinta kasih dan kesetaraan.
Selama berabad-abad, ajaran-ajaran, perjuangan, dan
pengorbanan Ibrahim, seorang Nabi-revolusioner yang besar, untuk
tujuan kebenaran, keadilan, dan keselamatan manusia yang menderita
serta untuk mengangkat harkat kaum lemah dari kepalsuan dan
penindasan, telah menduduki tempat utama dalam sejarah sosial dan
agama umat manusia.
Ibrahim adalah seorang Nabi besar, seorang pejuang yang berani
menerima inspirasi Ilahi yang melawan kekuatan-kekuatan kejahatan,
kegelapan, dan tahyul. Dia adalah seorang yang teguh, kawan yang
1
Ziaul Haque, Wahyu dan Revolusi, Yogyakarta: LKIS, 2000, hal. 149

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -6-


Misi Kelahiran Islam

baik hati, pencinta kaum lemah, kepala keluarga yang mulia, pejuang
yang teguh, jujur, dan selalu berkata benar yang melawan para tiran,
para penindas, dan para pengeksploitasi kaum miskin. Dia tidak
pernah berkompromi pada prinsipprinsipnya dan selalu tegak berdiri
seperti sebuah batu menentang kekuatan-kekuatan kejahatan.
Menurut Al-Qur'an, Ibrahim adalah hamba kebenaran yang
mengikuti jalan lurus keadilan (hanif) dan kesetaraan sosial, cinta
kasih dan persaudaraan. Dia mengikuti Islam (yang secara harfiah
berarti ketundukan seorang yang jujur kepada kehendak Allah, yaitu
kebenaran, kesetaraan, dan keadilan) karena semua Nabi adalah
Muslim sepanjang mereka tetap membela kebenaran dan berjuang
melawan para penindas kaum lemah. Firman Al-Qur'an kepada para
revolusioner yang mengikuti Nabi Muhammad Saw.:
"Sudah ada bagimu teladan yang baik (untuk diikuti) pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersama dia, ketika mereka berkata kepada
kaumnya: Kami berlepas tangan dari apa yang kamu sembah selain
Allah; kami mengingkari kamu; dan antara kami dengan kamu timbul
permusuhan dan kebencian untuk selamanya, - kecuali kamu beriman
kepada Allah semata..." (Q.S. 60: 4).

Peradaban-peradaban besar berkembang dan runtuh di dataran


dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Hampir tiga belas abad lamanya
sebelum lahirnya Isa al-Masih, di tanah-tanah Kaldea memerintah
bagian dari suku-suku Semit yang telah beralih dari suku-suku nomad
menjadi suku-suku menetap petani, membangun kota-kota, benteng-
benteng, dan kuil-kuil. Negeri Kaldea membentang dari Teluk hingga
ke perbatasan gurun Arab. Kerajaan ini kemudian mengalami
kemunduran dan jatuh ke dalam kekacaubalauan kejahatan moral,
korupsi, tirani sosial dan agama. Seluruh penduduk tersesat dan me-
nyembah benda-benda langit, seperti matahari, bintangbintang, dan
api. Ada begitu banyak tuhan - manusia, benda-benda alam, berhala-
berhala, yang di atas kepalanya berdiri raja yang mengaku tuhan,
yang kata-katanya adalah hukum dan putusan-putusannya final, dan
yang menganggap dirinya maha kuasa.
Kekerasan di tanah itu menjadi hukum. Orang-orang yang lemah
dan miskin diperlakukan sebagai budak dan pekerja-pekerja kasar.
Perasaan takut dan tidak aman yang akut, upacara-upacara, dan
ritual-ritual yang penuh tahyul telah membuat semua orang harus
bersujud di hadapan orang kaya, para pemuka, dan bangsawan-

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -7-


Misi Kelahiran Islam

bangsawan yang berkuasa. Hal ini telah menghancurkan jalinan sosial


dan moral serta melepaskan tali kekang pemerintahan teror.
Menurut riwayat Injil, Abram (kemudian berganti menjadi Abraham
atau Ibrahim), Nahur dan Haran adalah tiga anak lelaki Terah (Azar).
Mungkin Azar adalah seorang pendeta tinggi negara yang membuat
dan menjual berhala-berhala, dan karenanya menggantungkan kekuat-
an dan hak-hak ekonomi istimewanya pada ideologi agama negara.
Rumah mereka terletak di kota Ur (yang dalam bahasa Yahudi berarti
api) di Kaldea. Ketika kemudian Abram menjadi seorang Nabi,
memberontak terhadap para penindas dan menyatukan suku-suku
yang saling berperang ke dalam sebuah komunitas yang bersatu, dia
mulai dipanggil Ibrahim (Abraham). Dalam bahasa Aramaik, abir
berarti seorang pemimpin dan ham berarti orang banyak, jadi artinya
seorang pemimpin atau bapak masyarakat.
Kisah terinci tentang kelahiran dan masa kanak-kanak lbrahim
tidak diketahui tetapi sebuah legenda mengatakan bahwa ketika ia
dilahirkan, raja-tuhan Namrud memerintahkan pada ayahnya untuk
menyerahkan bayi itu kepadanya untuk dibunuh. Dia berhasil
diselamatkan dan sebagai gantinya seorang anak lelaki dari seorang
wanita budak dibunuh. Mungkin Ibrahim dibesarkan di sebuah gua
atau desa yang jauh dari kota tempat sang raja-tuhan itu. Masa kanak-
kanak dan masa muda Ibrahim tetap aman dari pengaruh-pengaruh
dan cara-cara orang-orang Kaldea yang amoral dan penuh dosa. Dia
membenci caracara korup orang-orang itu, lembaga-lembaga mereka
yang opresif dan upacara-upacara serta agama yang penuh takhayul.
2. Ibrahim Menemukan Kebenaran
Ibrahim tumbuh di antara orang-orang Kaldea yang memiliki
banyak pengetahuan tentang astronomi dan astrologi karena mereka
menyembah bintang-bintang dan benda-benda langit. Sejak zaman
dahulu kala orang-orang Kaldea dikenal sebagai 'orang-orang bijak'
karena pe ngetahuannya tentang benda-benda langit dan pergerak-
annya. Setelah ia menerima panggilan keNabian dan sesudah inspirasi
ilahiyahnya diterapkan pada faktorfaktor riil dan sebab-sebab
kemunduran moral dan sosialekonomi umatnya, dia mengeksplorasi
apa yang ada di belakang fenomena fisik-sosial itu. Dia menolak
upacaraupacara dan ritual-ritual negara; dan ini berarti sebuah
pemberontakan terhadap raja-tuhan dan lembaga-lembaga, ide-ide,
dan praktek-praktek sosial-ekonomi yang korup. Ibrahim menemukan
hukum-hukum dan dalil-dalil yang mengatur jagat raya ini. Dia
menemukan sebab-sebab kebusukan sosial dan kematian moral

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -8-


Misi Kelahiran Islam

umatnya. Baginya, akar-sebab dari korupsi, tirani, dan penindasan


terhadap manusia, kelompok dan kelas-kelas yang lemah adalah rasa
takut terhadap sang raja-tuhan dan para penindas yang berkuasa,
yang menanamkan kepalsuan dan kejahatan dalam pikiran dan hati
masyarakat. Bersujud di hadapan manusia, di hadapan patung-patung
pahlawan, berhalaberhala hawa nafsu dan birahi, keinginan dan
ketamakanketamakan, kepalsuan dan dorongan-dorongan, ke-
angkuhan dan cinta pada diri sendiri adalah jalan pasti menuju
kehancuran dan kebinasaan karerta perilaku memperbudak dan kejam
seperti itu praktis telah menjauhkan umatnya dari keberanian,
kebenaran, kejujuran, kesetaraan, dan cinta kasih. Ibrahim
menemukan kebenaran ini sebagai seorang ilmuwan-Nabi. Secara
bertahap kesadaran ini terbit di dalam pikirannya. Dia menemukan
kebenaran dalam penderitaan dan penganiayaan, dalam sebuah
proses gradual. Dia telah melihat bahwa korupsi, kejahatan, dan
penindasan telah menggelapkan dan mengeraskan pikiran dan hati
umatnya. Mereka tidak dapat membedakan yang baik dari yang buruk,
dan yang sejati dengan yang palsu. Penemuan kebenaran utama ini di-
gambarkan oleh Al-Qur'an dalam gaya alegorisnya yang indah:
"Tatkala malam yang gelap tiba ia melihat sebuah bintang; ia berkata:
'Inilah Tuhanku'. Tetapi setelah bintang terbenam, ia berkata: 'Aku
tidak menyukai segala yang terbenam'. Tatkala ia melihat bulan timbul
ia berkata: 'Inilah Tuhanku'. Tetapi setelah bulan terbenam, ia berkata:
'Jika Tuhanku tidak memberi petunjuk pastilah aku jadi orang yang
sesat'. Tatkala ia melihat matahari terbit ia berkata: 'Inilah Tuhanku.
Ini yang lebih besar'. Tetapi setelah matahari terbenam, ia berkata:
'Hai masyarakatku, aku lepas tangan dari segala yang kamu
persekutukan. Kuhadapkan wajahku kepada yang menciptakan langit
dan bumi sebagai penganut agama hanif - yang jauh dari syirik dan
aku bukanlah golongan musyrik'. Dan golongannya membantahnya. la
berkata: 'Kamu hendak membantahku mengenai Allah padahal la
sudah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut apa yang kamu
persekutukan kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhan
meliputi segalanya. Tidak jugakah kamu mau menerima sebagai
peringatan". (QS.6:76-80)

Ibrahim dengan gamblang menyatakan kebenaran yang telah


ditemukannya. Dengan tegas ia mengatakan bahwa ia menolak raja-
tuhan, para pemuka dan bangsawan-para penindas rakyat jelata yang
miskin; dan bahwa dia memberontak terhadap cara-cara hidup mereka

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -9-


Misi Kelahiran Islam

yang amoral, sistem sosial mereka yang korup, lembaga-lembaga


mereka yang tidak adil, agama mereka yang penuh tahyul yang telah
dengan keliru menisbahkan kekuatan-kekuatan kepada manusia-
manusia korup, dan dengan demikian menyesatkan masyarakat.

3. Perang Melawan Ketidakadilan


Sebenarnya ini adalah pernyataan perang melawan kekuatan-
kekuatan kejahatan dan korupsi, melawan diskriminasi dan
ketidakadilan, melawan kekuatan ekonomi dan politik para penguasa
dan hukum mereka yang palsu. Dia coba dibujuk, tetapi ia tidak
pernah goyah di jalan kebenaran. Dia keras hati dan tetap sabar dalam
menghadapi penganiayaan. Semua orang meninggalkannya.
Para penguasa yang korup menghinakannya. Bahkan ayah dan
keluarganya serta kaumnya membiarkannya dianiaya dan akan
dibunuh. Hanya istrinya, Sarah, dan keponakannya, Luth, yang
memihak padanya pada saat-saat berbahaya. Karena dia berbeda
pendapat dengan kaum penindas, mereka mengancam akan
membunuhnya. Tetapi dia tidak peduli.
Dia telah menemukan kebenaran dan benar-benar yakin bahwa
dia berada di jalan yang benar. Dia bebas dari tahyul-tahyul,
keinginan-keinginan, harapan-harapan, dan milik-milik palsu. Sekarang
dia mengundang mereka untuk memeluk kebenaran yang dibawanya,
untuk menjadi jujur dan berani, serta tunduk dan patuh kepada satu
Tuhan Yang Maha Tinggi (yaitu Kebenaran dan Kesetaraan sosial). Dia
menunjukkan kepada mereka bahwa dia benar-benar diberi petunjuk
dan bahwa tidak ada dasar bagi penindasan dan diskriminasi.
Ibrahim adalah seorang Nabi-revolusioner yang penuh dedikasi.
Dia mengabdi kepada kebenaran dan keadilan. Masyarakat Kaldea
dengan teguh tetap berpegang pada lembaga-lembaga sosial dan
ekonomi yang sudah bobrok itu dan dengan membabi buta mengikuti
adat-istiadat dan tradisi-tradisi amoral dari para leluhurnya. Ketika
pecah perang antara dia dengan para peninda.s itu, dia diancam
dengan konsekuensi-konsekuensi yang mengerikan karena dia
menyerang tuhan-tuhan dan agama palsu mereka. Tetapi dia tidak
gentar dan tidak takut. Tidak ada yang ditakutinya selain Allah. Dia
bijaksana, berani, dan rendah hati.
Ibrahim dihadapkan ke muka Pengadilan Tinggi, Jalu diadili dan
dijatuhi hukuman mati. Dia dinyatakan bersalah atas usahanya
menghancurkan tatanan sosial yang sudah mapan dan atas
tindakannya membahayakan agama negara, tuhan-tuhan mereka,

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -10-


Misi Kelahiran Islam

stabilitas sosial, dan ketenangan. Dia adalah seorang pemberontak


yang mendorong orang-orang yang tertindas untuk menggulingkan
tatanan sosial yang korup.
Dia dinyatakan sebagai seorang pemberontak dan disiksa, serta
dilemparkan ke dalam tumpukan kayu api yang menyala, tetapi dia
tetap segar bugar. Mereka tidak dapat membunuhnya. Kemudian
mereka mengatur berbagai strategi untuk menyingkirkannya dari
tengahtengah mereka. Penghinaan dan penyiksaan yang diterimanya
kian meningkat dan musuh-musuhnya mulai menghabiskan semua
energi mereka untuk dapat bebas darinya. Dia memutuskan untuk
pindah ke barat, ke negeri Aram atau Syria yang subur, dan kemudian
ke selatan, ke negeri Kanaan di Palestina. Pada saat itu Palestina
adalah sebuah propinsi bagian dari Mesir.
Perjuangannya melawan para penindas dan keputusannya untuk
pindah itu, dengan indah digambarkan dalam ayat-ayat lain dalam Al-
Qur'an berikut ini:
"(Juga) ceritakanlah dalam Kitab (kisah tentang) Ibrahim; dia mencintai
kebenaran, dan seorang Nabi. Ingatlah, ketika ia berkata kepada
ayahnya: 'Ayah, kenapa Ayah menyembah sesuatu yang tidak
mendengar dan tidak melihat, dan sedikit pun tidak memberi manfaat
kepada Ayah? Ayah, saya sudah memperoleh ilmu yang tidak
diperoleh Ayah; maka ikutlah saya, saya akan menunjukkan kepada
Ayah jalan yang rata dan lurus. Ayah, jangan mengabdi kepada setan,
karena setan berbuat durhaka kepada (Allah) Maha Pemurah. Ayah,
saya khawatir azab dari (Allah) Maha Pemurah akan menimpa Ayah,
maka setan yang menjadi teman Ayah'. (Ayahnya) berkata: 'Bencikah
engkau pada dewa-dewaku, hai Ibrahim? Jika kau belum berhenti juga,
akan kurajam kau. Tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama'.
(Ibrahim) berkata: 'Salam sejahtera bagi Ayah: saya akan
memohonkan pengampunan bagi Ayah dari Tuhanku; karena Dia
penuh rahmat kepadaku. Dan aku akan memisahkan diri dari kalian
dan dari yang kalian seru selain Allah; aku akan berdoa kepada
Tuhanku; semoga dengan doaku kepada Tuhanku aku tidak menjadi
orang durhaka'. Setelah ia meninggalkan mereka dan apa yang
mereka sembah selain Allah, Kami karuniakan Ishak dan Yakub
kepadanya, dan keduanya masing-masing Kami jadikan seorang Nabi.
Dan Kami anugerahi mereka sebagian rahmat Kami, dan Kami jadikan
mereka buah tutur yang baik dan mulia". (Q.S.19: 41-50).

4. Migrasi Besar

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -11-


Misi Kelahiran Islam

Demikianlah, Ibrahim meninggalkan ayahnya, kaumnya dan


rumahnya di Ur, di Kaldea, demi kebaikan, demi tujuan kebenaran
yang tengah diperjuangkannya. Dia tidak berkompromi dengan para
penguasa, dengan raja-tuhan dan dengan ayahnya. Tujuan kebenaran
adalah hal yang paling berharga di dunia. Berjuang membela
kebenaran, kesetaraan manusia, cinta kasih, dan persaudaraan adalah
berjuang untuk 'jalan Allah', dan dalam bahasa Al-Qur'an:
"Dan sekiranya kamu terbunuh atau mati di jalan Allah, pengampunan
dan rahmat dari Allah pasti lebih baik daripada segala yang mereka
kumpulkan". (Q.S. 3:157).

Ini adalah migrasi, hi,jrah, besar-besaran Ibrahim demi


menegakkan tujuan kebenaran. Hijrah adalah sesuatu yang umum
dilakukan dalam perjuangan-perjuangan para Nabi-revolusioner yang
melawan kepalsuan dan korupsi dan yang tidak pernah mau
berkompromi (Q.S. 19: 30-40, 41-50, 51-53, 54-55, dan 56-65).
Istrinya, Sarah, dan keponakannya, Luth, mendampinginya selama
dalam pengadilan. Mereka yakin akan kebenarannya dan tetap
bersamanya dalam penderitaan dan kesengsaraan. Di Palestina, dia
tinggal di daerah pantai Kanaan bersama dengan kawanan-kawanan
domba dan kambingnya, berkelana dari padang rumput yang satu ke
padang rumput yang lain dan berjuang melawan tiran dan raja-tuhan
berbagai tempat.
Ibrahim menjadi seorang Nabi-revolusioner, pemimpin, pejuang
kebenaran dan keadilan yang baik hati, searang hamba kebenaran
(hani, kekasih Allah (Khalil Allah) yang tidak menyembah apapun dan
tidak takut pada apapun selain Allah. Waktu itu ia tidak memiliki anak,
dan Sarah mendesaknya untuk mengawini Hajar, wanita-budak
Mesirnya, karena khawatir tentang penerusnya.
Sepuluh tahun setelah masuk ke Kanaan, ketika ia berumur sekitar
delapan puluh enam tahun, seorang anak laki-laki dari Hajar lahir, dan
diberinya nama Ismail. Ketika Ibrahim berumur seratus tahun, seorang
anak laki-Jaki, Ishaq, lahir dari rahim Sarah. Menurut riwayat Injili,
Sarah berlaku kasar terhadap Hajar dan anaknya.
Setelah melewati masa paceklik yang panjang, Ibrahim berkelana
mencari padang-padang rumput yang masih hijau dan pergi ke Mesir
di mana ia harus menghadapi masalah-masalah dan kesulitan-
kesulitan yang akut di tangan raja dan para bangsawan Mesir. Tetapi
pada akhirnya dia menang atas mereka dengan menegaskan ke-
imanan, kesabaran, dan keteguhan hatinya.

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -12-


Misi Kelahiran Islam

Akhirnya, Ibrahim dan keponakannya, Luth, yang juga diangkat


menjadi seorang Nabi-revolusioner, kembali dari Mesir, ke distrik
Bethel. Kabilah dan kawanan gembalaannya bertambah banyak dan
mereka menjadi kuat. Dengan bertambah banyaknya populasi,
kekayaan, dan gembalaannya, komunitas ini dipecah menjadi dua ke-
lompok besar, yang satu mengikuti Ibrahim, dan yang lain berkumpul
bersama Luth. Kedua pemimpin kabilah itu sepakat untuk berpisah dan
menempuh jalannya masingmasing.
Luth pergi menuju padang rumput subur di lembah Yordan, dan
Ibrahim menetap di sebuah daerah yang kurang subur. Belakangan
Luth dimusuhi oleh suku Sodom dan Gomorrah yang korup. Negeri
orang-orang yang bejat akhlaknya ini kemudian diserang oleh Raja
EJam dan rajaraja taklukannya, dan Luth ditangkap dan dibawa
sebagai seorang tawanan perang. Ibrahim mengorganisir kembali
tentaranya dan mengalahkan musuhnya di sebelah utara Kanaan dan
membebaskan Luth. Kemudian Ibrahim sendiri menetap di selatan
Kanaan, di Hebron dan Beersheba, dan kemudian membentuk
konfederasi-konfederasi dengan suku-suku setempat. Di sini, dia
menyatukan berbagai suku di bawah panji-panji kebenaran,
kesetaraan, dan persaudaraan.
Menurut Al-Qur'an, Sang Bapak itu kemudian membawa Hajar dan
Ismail ke Arab dan tiba di lembah Mekah yang tandus. Di Mekahlah
terletak tempat suci Ka'bah:
"Ku bagi mereka yang bertawaf, yang berdiri, yang rukuk dan yang
sujud. Dan umumkanlah kepada orang untuk mengerjakan haji;
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan
(menunggang) berbagai macam unta yang kurus, karena datang dari
segenap penjuru dari tempat yang jauh; supaya menyaksikan manfaat
(yang diberikan) kepada mereka, dan berzikir menyebut nama Allah
pada hari-hari yang sudah ditentukan, atas rezeki yang diberikan
kepada mereka berupa binatang ternak; makanlah olehmu sebagian
dari padanya dan berikanlah untuk dimakan orang tak mampu dan
orang miskin". (Q.S. 22: 26-28).

Mekah saat itu merupakan sebuah dataran tandus di mana tidak


ada tumbuhan sedikitpun. Hati, pikiran, dan jiwa penduduknya juga
tandus dan ternoda oleh segala bentuk kejahatan, perang-perang yang
kejam, kepalsuan, dan tahyul-tahyul. Dia mempersatukan suku-suku
tersebut dalam kebenaran tauhid, kesetaraan, dan persaudaraan yang

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -13-


Misi Kelahiran Islam

diproklamasikannya. Mereka mereformasi suku-suku itu, membangun


sebuah tatanan sosial yang egaliter.
"Ingatlah tatkala Ibrahim berkata: "Tuhanku! Jadikanlah kota ini kota
yang aman dan damai; dan jauhkan aku dan anakanakku dari
penyembahan berhala-berhala. Tuhanku! Mereka sungguh
menyesatkan kebanyakan manusia; barang siapa mengikuti aku, maka
ia dari aku dan barang siapa berdurhaka kepadaku, maka Engkau
Maha Pengampun, Maha Pengasih. Tuhan kami! Aku telah
menempatkan sebagian keturunanku di lembah tanpa tanaman, dekat
rumah-Mu yang suci, supaya mereka, ya Tuhan kami, dapat
mendirikan shalat: Jadikanlah hati sebagian manusia mencintai
mereka, dan berilah mereka rezeki buah-buahan, supaya mereka
berterima kasih" (Q.S. 14: 35-37).

Sepanjang hidup dan perjuangannya membela kebenaran, Ibrahim


tetap tegar. Dia tidak pernah mengendorkan usaha-usahanya, dan
tidak pernah pula kehilangan nyali dalam menghadapi kesulitan-
kesulitan dan cobaancobaan. Dia adalah seorang yang penyantun dan
toleran terhadap kekurangan-kekurangan orang lain. Dia adalah
seorang Nabi-revolusioner besar dan dengan dijadikan teladan oleh
Nabi Muhammad Saw. (Q.S. 16: 120-123).
"Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan perintah-
perintah tertentu, lalu ia menunaikannya: la berfirman: `Akan
kujadikan engkau seorang Imam umat manusia'. la bermohon: 'Dan
juga (Imam-imam) dari keturunanku?' la berfirman: 'Janji-Ku tak
berlaku bagi orang yang z.alim'. Ingatlah! Kami jadikan Rumah tempat
berhimpun bagi sekalian manusia dan tempat yang aman; dan
jadikanlah tempat Ibrahim sebagai tempat shalat dan Kami
perintahkan Ibrahim dan Ismail, agar mereka membersihkan Rumah-
Ku bagi mereka yang bertawaf, mereka yang itikaf, mereka yang ruku'
dan yang sujud. Dan ingatlah, Ibrahim berkata: 'Tuhan, jadikanlah
negeri ini negeri yang aman dan berikanlah kepada penduduknya
buah-buahan, yaitu mereka yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian'. la berfirman: 'Dan kepada yang ingkar pun akan Kuberi
kesenangan sementara, kemudian Kupaksa ia ke dalam api neraka,
itulah tujuan yang sungguh celaka!" (Q.S. 2: 124-126).

Kebenaran yang ditemukan Ibrahim dan yang kemudian


diajarkannya sepanjang hidupnya adalah bahwa kekuatan yang
sesungguhnya adalah milik Allah; Dialah sumber semua pengetahuan,

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -14-


Misi Kelahiran Islam

kebijaksanaan, rereki, kekuatan, kebaikan, dan kasih sayang; milik-


Nyalah segala yang ada di jagat raya ini. Manusia harus tunduk kepada
kehendak dan rencana Tuhan karena segala sesuatu tunduk kepada-
Nya menurut hukum-hukum yang telah menjadi sifatnya. Orang yang
tunduk kepada berhala-berhala, pahlawan-pahlawan yang kuat,
manusia, raja-raja, dan para bangsawan; atau kepada perbuatan-
perbuatan, keinginan-keinginan, gairah-gairah, ketamakan, dan hawa
nafsunya sendiri menyimpang dari jalan kebenaran. Orang yang tidak
takut kepada Allah justru takut kepada segala hal.
Nabi-revolusioner besar dan hamba kebenaran dan keadilan ini
menjadi teladan yang sempurna bagi Nabi-Nabi, orang-orang suci, dan
hamba-hamba Tuhan berikutnya yang berusaha keras untuk
rnembangun komunitaskomunitas yang adil dan egaliter.
Ketabahannya, keyakinannya kepada Penciptanya dan imannya yang
kokoh kepada kebersatuan dan kesetaraan umat manusia membuat
kepribadiannya yang mulia itu menjadi teladan bagi generasi-generasi.
Para revolusioner Muslim awal bangga menjadi pengikut Ibrahim, Sang
Bapak.
Dialah suri teladan yang bersinar, dan cahaya suar bagi mereka
serta seorang tokoh yang harus dicontoh, baik dalam kekurangan
maupun dalam kemakmuran, dalam revolusi maupun dalam keadaan
damai. Al-Qur'an berfirman kepada kaum revolusioner di zaman Nabi:
"Sudah ada bagimu teladan yang baik (untuk diikuti) pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersama dia, ketika mereka berkata kepada
kaumnya: 'Kami berlepas tangan dari apa yang kamu sembah selain
Allah; kami mengingkari kamu; dan antara kami dengan kamu timbul
permusuhan dan kebencian untuk selamanya, - kecuali kamu beriman
kepada Allah semata..." (Q.S. 60: 4).

Sebuah riwayat mengatakan bahwa Ibrahim menolak tunduk


kepada perintah-perintah Raja Namrud yang mengharuskannya
menyembah api dan mengikuti agama negara serta lembaga-lembaga
dan adat-istiadat yang telah mapan. Hal itu terjadi di Kaldea yang
kemudian ditinggal kan Ibrahim untuk selama-lamanya. Riwayat ini
juga mengatakan bahwa Ibrahim telah menaklukkan Damaskus dan
bahwa dia mempopulerkan pengetahuan tentang aritmatika yang
telah dipelajarinya di Kaldea, dan astrologi yang dipelajarinya di Mesir.
Dia adalah seorang cendekiawan besar, Nabi-revolusioner, pemimpin,
hakim, dan 'seorang bapak' yang mengubah sejarah sosial dan kultural

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -15-


Misi Kelahiran Islam

di Timur Tengah. Konon, dia wafat pada usia seratus tujuh puluh lima
tahun dan dimakamkan di Gua Machpelah.
Anaknya, Ismail, adalah juga seorang Nabi-revolusioner, seorang
hamba Allah, yang menurut Al-Qur'an adalah "...orang yang berpegang
teguh pada janji; dia seorang rasul dan seorang Nabi" (Q.S. 19: 54).
Ibrahim mencintai Allah lebih dari apapun dan dia melakukan
segalanya demi mendapatkan keridhaan-Nya; inilah Islam yang se-
sungguhnya. Ismail adalah seorang anak yang patuh dan sabar. Sifat-
sifat mulia mereka telah dijelaskan secara alegoris oleh Al-Qur'an.
Ibrahim tidak ragu-ragu untuk mengorbankan miliknya yang berharga
demi mencapai tujuannya.
Ketika Ibrahim tengah berjuang keras melawan kekuatan-kekuatan
kejahatan di sekitarnya, para penindas berkomplot untuk
membunuhnya. Kemudian ia pindah, demi kebenaran dan keadilan.
Ketika Ismail dilahirkan dan mencapai usia sanggup (aqil baligh),
bersama dengan bapaknya, Ibrahim berkata:
"...Hai anakku! Aku melihat dalam mimpi, bahwa aku menyembelihmu
sebagai kurban, maka bagaimana pendapatmu? (Anaknya) berkata:
'Wahai ayahku! laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah akan kaulihat aku termasuk golongan orang yang sabar
dan tabah" (Q.S. 37: 102).
"Siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang berserah
diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan amal kebaikan dan
mengikuti agama Ibrahim yang murni dan Allah telah mengambil
Ibrahim sebagai kawan" (Q.S. 4:125).

lbrahim adalah sebuah suri teladan bagi orang-orang yang


mengikuti kebenaran dan menjalani kehidupan yang murni yang
dipersembahkan untuk membebaskan manusia-manusia yang
tertindas dari perbudakan para tiram, majikan-majikan, bangsawan-
bangsawan, dan rajaraja yang menuhankan diri.

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -16-


Misi Kelahiran Islam

MUSA-NABI YANG MEMBEBASKAN KAUM


BUDAK2

1. Perbudakan dan Kemerdekaan


Perbudakan dan kemerdekaan adalah dua istilah yang berlawanan.
Seorang yang merdeka atau sebuah komunitas yang merdeka
menikmati kebebasan: seorang yang bebas adalah manusia yang
independen. Dia memiliki kehendak dan kekuasaan untuk bertindak,
memutuskan, dan bergerak; dia hidup, dia dapat memanfaatkan
bakatbakat dan sifat-sifat, kekuasaan dan kemampuankemampuannya
dengan cara yang bebas dan alami. Demikian pula, komunitas-
komunitas yang merdeka memiliki kekuasaan dan kehendak untuk
bertindak, memutuskan, dan menentukan diri sendiri.
Sebaliknya, seorang budak adalah seorang manusia yang tertindas
dan hina. Si budak itu dipaksa untuk tunduk dan patuh sebagai
properti, hak milik, barang bergerak atau sebuah benda milik seorang
majikan yang berkuasa kepadanya. Si budak tidak memiliki kehendak
maupun kekuasaan; dia tidak menikmati kemerdekaan pribadi apapun:
dan tidak mampu menentang majikannya yang berkuasa. Jadi,
perbudakan adalah negasi kemerdekaan. Perbudakan sama dengan
kematian. Individu yang menjadi budak dan komunitas-komunitas
serta bangsa-bangsa yang menjadi budak tidak memiliki kehendak dan
kebebasan untuk bertindak dan memutuskan. Mereka tidak memiliki
otonomi untuk mengatur dirinya sendiri. Karenanya, mereka mati
secara sosial dan moral.
Perbudakan bisa terjadi dalam beberapa tipe dan bentuk: fisik,
sosial, ekonomi, atau mental-spiritual. Dalam perbudakan fisik,
kehidupan si budak secara fisik tergantung kepada majikannya.
Perbudakan sosial adalah perbudakan kolektif atau ketergantungan
sebuah kelas, kelompok atau suku yang lemah, kepada sebuah kelas,
suku, atau kelompok sosial yang lebih kuat. Komunitaskomunitas yang
memiliki budak dan tatanan-tatanan sosial feodal didasarkan pada
perbudakan ekonomi dan karena dalam sistem feodal, para budak
(buruh tani penyewa dan pengolah tanah) selamanya terikat pada
perjanjian pembayaran tanah, penghormatan dan upeti kepada tuan-

2
Ziaul Haque, Wahyu dan Revolusi, Yogyakarta: LKIS, 2000, hal. 185

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -17-


Misi Kelahiran Islam

tuan tanah mereka. Perbudakan ekonomi sebenarnya adalah


ketergantungan ekonomi seseorang, seorang budak, buruh tani, atau
pekerja, akan eksistensinya kepada pemilik alat-alat produksi, tanah,
ladang, padang-padang rumput, tambang-tambang, atau pabrik-
pabrik.
Orang-orang Israel adalah budak-budak Fir'aun, rajatuhan Mesir.
Al-Qur'an berfirman:
"Sungguh Fir' aun telah menyombongkan diri di muka bumi dan
menjadikan penduduknya terpecah-belah, menindas segolongan di
antara mereka; menyembelih anak lelaki mereka dan membiarkan
hidup yang perempuan. Sungguh dia termasuk golongan perusak"
(Q.S. 28: 4).
"...sebab ia sombong dan melampaui batas" (Q.S. 44: 31).

Musa adalah seorang pemberani yang berdiri menantang


diskriminasi dan kekerasan raja-tuhan Mesir, dan dengan tegas
menghadapi serangan korupsi dan kejahatan yang dilakukan secara
bersama-sama. Musa adalah seorang penggembala, seorang hamba
kebenaran, cinta kasih dan keadilan yang sederhana dan jujur,
seorang guru besar dan Nabi agung yang berhasil membebaskan
orangorang Israel dari perbudakan yang telah berlangsung selama
berabad-abad.
Al-Qur'an menggambarkan fakta-fakta sejarah kehidupan dan misi
Musa sejajar dengan perjuangan heroik Nabi-Nabi-revolusioner lainnya,
sebagai sebuah perang antara kekuatan kebaikan dengan kekuatan
kejahatan. Musa memimpin kekuatan-kekuatan kebenaran, keadilan,
cinta kasih dan kesetaraan, sedangkan Fir'aun, rajatuhan yang arogan
itu, mengepalai kekuatan-kekuatan kepalsuan, ketidakadilan,
keangkaraan, arogansi dan penindasan. Dan seperti biasanya,
kebenaran pada akhirnya mengalahkan kepalsuan. Menurut Al-Qur'an,
Musa adalah anak seorang wanita budak di Mesir, di mana
masyarakatnya bekerja dalam perbudakan dan penghinaan. (Al Qur'an
tidak menyebutkan periode yang pasti, tetapi mungkin ini terjadi
sekitar 1600 tahun sebelum lahirnya Isa al-Masih). Ibunya, karena
takut anaknya akan mati di tangan polisi-polisi Mesir,
menyembunyikannya untuk sementara waktu dan kemudian
memutuskan untuk meletakkan anak itu di dalam sebuah kotak dan
menghanyutkannya di sebuah sungai. Anak itu dipungut oleh istri
Fir'aun. Dengan demikian, Musa dibesarkan di istana Fir'aun. Dia
tumbuh menjadi seorang manusia yang mulia, bijaksana dan

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -18-


Misi Kelahiran Islam

bertakwa, tidak dirusak oleh sifat-sifat buruk kehidupan bangsa Mesir.


Dalam sebuah pertengkaran antara seorang budak Israel dan seorang
pejabat Mesir, Musa memihak kepada saudaranya (orang Israel) dan
membunuh si orang Mesir itu.
Para budak menolongnya, dan untuk menyelamatkan hidupnya dia
melarikan diri ke negeri orang-orang Midianit di Semenanjung Sinai di
mana dia menetap beberapa lama dan menikah. Inilah hijrah,
melepaskan diri dari tatanan lama yang korup dan mempersiapkan
perjuangan demi sebuah tatanan sosial yang baru. Kemudian dia
menerima wahyu sebagai seorang Nabi dan memutuskan untuk
membebaskan rakyatnya dari perbudakan oleh bangsa Mesir. Musa
dan saudaranya, Harun, menentang kekuatan Fir'aun dan tatanan
sosialnya yang korup yang berdasarkan penindasan dan perbudakan
terhadap kelaskelas sosial yang lebih rendah. Tetapi Fir'aun dan para
pemukanya adalah manusia-manusia angkara yang kuat dan angkuh.
"Dan Fir'aun mengumumkan kepada kaumnya, dengan mengatakan:
'Hai kaumku! Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku, (saksikanlah)
sungai-sungai ini mengalir di bawahku? Tidakkah kamu melihat?
Bukankah aku lebih baik dari orang (Musa) yang hina ini, dan bila
bicara hampir tak pernah jelas? Mengapa ia tak diberi gelang emas,
atau para malaikat datang menyertainya sebagai pengiring?' Maka ia
tindas kaumnya, lalu mereka pun patuh; mereka sungguh kaum yang
durhaka" (QS.43:51-54).

Fir'aun dan para pemukanya yang berkuasa mengejek ide bahwa


seorang penggembala yang berasal dari golongan rendahan, lemah,
miskin dan sederhana dapat mengalahkan kekuatan-kekuatan Mesir
yang superior dan membebaskan para budak. Dan daripada
memberontak terhadap tatanan sosial yang korup itu, Musa justru
harus tunduk kepada Fir'aun karena Fir'aun telah memelihara dan
mendidik serta membuatnya berbudaya di dalam istananya. Fir'aun
berusaha untuk membujuk dan memperdaya orang yang jujur itu:
"...Bukankah kami telah memelihara kau sejak kau kecil di tengah-
tengah kami dan kau tetap bersama kami selama bertahun-tahun
dalam hidupmu?" (Q.S. 26: 18). Demikianlah Fir'aun berkata sambil
menyatakan bahwa dialah sang raja-tuhan, pemelihara umat manusia
yang maha kuasa dan bahwa Musa adalah seorang pembunuh yang
rendah dan seorang penghasut budak-budak. "Dan engkau
mengerjakan perbuatan yang kauperbuat itu tanpa kenal terima kasih"

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -19-


Misi Kelahiran Islam

(Q.S. 26: 19). Musa menyerang tipuan jahatnya yang licik dengan
kebenaran dan kelugasannya yang sederhana:
"Aku melakukannya karena khilaf. Maka aku pun lari dari kamu sebab
aku takut kepadamu; tetapi Tuhanku telah menganugerahi aku
kearifan dan mengangkatku menjadi salah seorang rasul. Dan itulah
kenikmatan yang kaulimpahkan kepadaku dengan ketentuan kau
memperbudak Bani Israil" (Q.S. 26: 20-22).

Sang raja-tuhan dan para penasihat, agamawan, ideolog, dan


administratornya menganggap keberanian para pemberontak ini
sebagai pemberontakan terhadap tatanan sosial mereka yang opresif
yang kepadanya kekayaan, kekuasaan, dan hak-hak istimewa mereka
terikat. Fir'aun berkata:
"Biarlah kubunuh Musa, dan biarlah dia berdoa kepada Tuhannya! Aku
khawatir dia akan mengganti agamamu, atau akan membuat
kerusakan di bumi" (Q.S. 40: 26). "Mereka saling berselisih antara
sesamanya tentang perkara yang mereka hadapi, tapi mereka
rahasiakan. Mereka berkata: 'Kedua orang ini pasti tukang sihir (yang
mahir). Tujuannya akan mengusir kamu dari negerimu dengan
perbuatan sihir mereka dan menghilangkan adat lembagamu yang
utama" (QS. 20:62-63).

Lembaga-lembaga yang paling diagungkan yang sekarang tengah


terancam adalah agama palsu negara, upacara pemujaan terhadap
raja-tuhan, semua lembaga dan ide-ide ekonomi, sosial, politik, dan
agama yang telah memecah-belah umat manusia ke dalam golongan
budak dan majikan, golongan tertindas dan penindas, orang-orang
papa dan para pemilik tanah serta para pemilik budak.

2. Ideologi Para Pemilik Budak


Sang raja-tuhan juga mencoba kekuatan ideologis (dalam bentuk)
sihir dan propaganda, kekuatan ideologis ide-ide palsu yang dibuat-
buat untuk mengutuk pikiran Musa dan untuk mempesonakannya ke
dalam ilusi dan. kebohongan seperti budak-budak lain. Serangan
bersama yang dilakukan para penindas itu kadang-kadang sangat
besar dan tiba-tiba melalui media dan agama negara sehingga mampu
memalsukan kebenaran. Dusta dan kejahatan dibuat agar tampak
sebagai kebenaran. Bahkan semangat-semangat yang sangat
beranipun menjadi takut akan serangan gencar kejahatan yang telah
direncanakan dengan sangat baik itu. Tetapi Musa, manusia yang

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -20-


Misi Kelahiran Islam

berani dan selalu berkata dan bertindak benar itu menyerukan


kebenarannya dengan penuh keyakinan, kebijaksanaan, dan kejujuran;
dan kebenaran memiliki kekuatan untuk menghilangkan kekaburan
ideologis dan menghaneurkan semua kepalsuan, seperti matahari
yang terang benderang mengusir kabut dan kegelapan dari langit.
Kebodohan adalah seperti malam, sedangkan wahyu dan kebenaran
seperti siang.
Fir'aun, para pemuka masyarakat, penasihat, serta para
agamawan melakukan tipuan-tipuan (sihir) dan merencanakan
konspirasi untuk melawan Musa.
"Maka susunlah rencanamu, kemudian datanglah berbarisbaris;
pastilah orang yang menang hari ini akan beruntung. Mereka berkata:
'Hai Musa! Engkaukah yang akan melempar, ataukah kami yang akan
melempar lebih dulu?' la berkata: 'Ya, kalianlah yang melempar dulu!'
Tiba-tiba tali-tali dan tongkattongkat -terbayang kepada mereka
karena hasil sihir mereka-- seperti berayap-rayap cepat. Musa merasa
takut dalam hatinya" (Q.S. 20:64-67).
".. Setelah mereka melempar, mereka menyulap mata orang banyak
dan menimbulkan rasa takut pada mereka, sebab mereka
memperlihatkan permainan sihir yang hebat" (Q.S. 7:116)

Tatanan sosial yang berdasarkan penindasan dan eksploitasi


secara ideologis ditopang oleh propaganda, kebohongan, dan dalih-
dalih sistematis yang secara berangsur-angsur membangkitkan teror
di dalam hati kaum yang tertindas. Dengan ideologi kepalsuan dan
teror inilah kelas-kelas penguasa mengabadikan penindasan mereka
terhadap orang-orang lemah. Tongkat Musa adalah simbol kebenaran,
keadilan, dan kesetaraan:
"Lalu Kami memberi wahyu kepada Musa: 'Lemparkanlah tongkatmu!'
Ternyata itu menelan habis segala kepalsuan mereka. Maka
kebenaranlah yang terbukti dan segala yang mereka kerjakan sia-sia.
Mereka dikalahkan di tempat itu juga, dan mereka kembali dalam
keadaan hina" (Q.S. 7:117-119).
"Setelah mereka melempar, Musa berkata: 'Apa yang kamu bawa
adalah sihir. Allah akan membatalkannya, karena Allah tidak akan
membiarkan berlangsung terus pekerjaan orang yang berbuat
kerusakan. Dan Allah membuktikan kebenaran dengan firman-firman-
Nya, sekalipun tak disukai para pelaku kejahatan" (Q.S.10: 81-82).

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -21-


Misi Kelahiran Islam

Dalam ayat-ayat ini, tali-tali dan tongkat-tongkat itu bersifat


metaforis dan alegoris. Tali-tali dan tongkattongkat para tukang sihir
itu di mata kaum Musa tampak sebagai ular-ular. Yaitu, para penguasa
yang licik itu telah dengan trampil, di bawah paksaan dan tekanan,
ilusi dan henipuan mereka, membuat orang-orang yang sederhana i tu
percaya pada hal-hal yang palsu, pada ide-ide yang keliru dan
lembaga-lembaga yang korup, seperti bahwa sang raja-tuhan adalah
yang maha kuasa yang memberi mereka segalanya, kehidupan dan
makanan, kehormatan uan rahmat dan bahwa sistem perbudakan
adalah sebuah ,]stem alam yang sudah ditakdirkan oleh tuhan-tuhan
wereka. Mereka juga menakut-nakuti rakyat dengan menganiaya dan
membunuh orang-orang yang tidak mematuhi ritual-ritual dan
upacara-upacara ini.
Semua itu dipelihara untuk melindungi tatanan sosial mereka yang
opresif. Tetapi kebenaran sederhana yang diserukan oleh Musa, lebih
kuat; kebenaraan itu menghancurkan ideologi palsu mereka,
menghapuskan kebingungan dan kabut dari benak kaum itu. Sekarang
mereka dapat melihat dengan jelas kebenaran ajaran-ajaran Musa
tentang kesetaraan manusia. Dan kemudian perbedaan-perbedaan
antara benar dan salah, yang sejati dan yang palsu, baik dan buruk,
cahaya dan kegelapan, semuanya menjadi tampak, jelas, dan maujud:
"Telah Kami berikan kepada Musa dan Harun, Furqan (Llkuran untuk
menilai), Cahaya dan Risalah (pesan) bagi yang bertakwa" (Q.S. 21:
48).
Setelah mendapatkan kembali kehendak dan kekuatan,
kepercayaan diri dan kebijaksanaan mereka, para budak itupun berdiri
tegak di bawah kepemimpinan Musa yang pemberani, mendobrak
belenggu-belenggu yang mengikat mereka, dan melemparkan beban
perbudakan mental, sosial, dan ekonomi. Para budak itu menjadi hidup
dan merdeka. Fir'aun dan para pemukanya yang arogan serta tatanan
sosialnya yang diskriminatif:
"Fir'aun telah menyesatkan kaumnya, dan tidak memberi bimbingan"
(Q.S. 20:79).

Sebuah tatanan yang korup dan ideologi yang palsu tidak pernah
bertahan. Selama orang-orang Israel itu berpegang pada prinsipprinsip
kebenaran, kesetaraan, dan keadilan, mereka tetap kuat dan
sejahtera, tetapi bila mereka berpecah-belah menjadi kelompok-
kelompok dan kelas-kelas yang saling berperang dengan saling

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -22-


Misi Kelahiran Islam

memperbudak dan menindas satu sama lain, nasib mereka akan sama
dengan Fir'aun dan para pemukanya.
"Mereka yang melanggar Perjanjian Allah setelah diikrarkan, dan
memutuskan apa yang diperintahkan Allah supaya dipertalikan, dan
mereka yang berbuat kerusakan di bumi: Mereka sendirilah yang rugi.
Bagaimana kamu tak beriman kepada Allah padahal tadinya kamu
mati, maka la membuat kamu hidup, lalu la membuat kamu mati, lalu
la membuat kamu hidup, lalu kepada-Nya kamu kembali" (Q.S. 2: 27-
28).

Lalu, apakah Perjanjian itu? Perjanjian itu adalah janji untuk


menyatakan kebenaran dan membangun sebuah masyarakat yang adil
dan egaliter tanpa budak-budak dan majikan-majikan, golongan
tertindas dan penindas; yaitu sebuah masyarakat yang merdeka dan
setara.
"Dan ingatlah Kami telah menerima ikrar dari Bani Israil: tidak akan
menyembah selain Allah, berbuat baik kepada orangtua dan kerabat,
kepada anak yatim dan orang miskin dan berbudi bahasa kepada
semua orang; dirikanlah shalat dan tunaikanlar+ zakat. Tetapi
kemudian kamu berbalik, kecuali sebagian kecil di antara kamu dan
kamu (masih juga) menentang. Dan ingatlah, Kami telah menerima
ikrarmu: kamu tidak akan menumpahkan darah dan tidak akan saling
mengusir dari kampung halamanmu, kemudian kamu kukuhkan dan
kamu pun menjaai saksi. Sesudah itu, kamu sendiri yang saling
membunuh sesamamu, kamu usir sebagian kamu dari kampung
halaman mereka; kamu saling membantu melawan mereka, dalam
kejahatan dan permusuhan; dan bila mereka datang kepada kamu
sebagai tawanan, karnu tebus mereka padahal kamu dilarang
mengusir mereka, kamu percayai sebagian Kitab dan menolak yang
sebagian lagi? Ganjaran orang yang berbuat demikian di. antara kamu
tak lain hanyalah kehinaan dalam kehidupan dunia ini dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan ke dalam azab yang berat. Dan Allah
tiada lengah akan segala yang kamu lakukan" (Q.S. 2:83-85).

Menurut Al-Qur'an, penindasan dan diskriminasi, kepalsuan dan


kejahatan pada akhirnya akan dihancurkan oleh kekuatan-kekuatan
kebenaran dan kesetaraan. Gambaran Al-Qur'an tentang perlawanan
Musa terhadap hara pemilik budak Mesir yang berkuasa menunjukkan
fakta bahwa, meskipun persepsi A1-Qur'an tentang perjuangan kelas
adalah pra-feodal dan pra-kapitalis, diwarnai dengan konsepsi-

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -23-


Misi Kelahiran Islam

konsepsi teologis, perjuangan kelas adalah sebuah fenomena universal


yang mengatasi semua aspek sejarah.
Kisah Musa mengajarkan sebuah pelajaran bahwa kebenaran
selalu menang, dan penindasan (zulm) tidak pernah bertahan.
"Kami wariskan kepada golongan yang tadinya dipandang lemah -
tanah yang Kami berkati di Timur dan di Barat. Maka sudah
terpenuhilah janji Allah kepada Bani Israil, karena kesabaran dan
ketabahan mereka. Dan Kami hancurkanlah segala yang dibuat Fir'aun
dan kaumnya serta apa yang telah mereka bangun" (Q.S. 7:137).

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -24-


Misi Kelahiran Islam

ISA-NABI YANG MEMIMPIN KAUM LEMAH3

Al-Qur'an berfirman:
"Isa Almasih putra Maryam hanyalah seorang rasul. Sebelumnya pun
sudah berlalu beberapa orang rasul. Dan ibunya seorang perempuan
yang sangat berpegang pada kebenaran. Mereka pun menyantap
makanan. Lihatlah, bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka
tanda-tanda; kemudian lihatlah betapa jauh mereka dipalingkan dari
kebenaran! Katakanlah: `Mengapa kamu menyembah yang selain
Allah, sesuatu yang tak mampu membawa mudarat atau manfaat
kepadamu?' Allah Maha Mendengar, Mahatahu" (Q.S. 5:75-76).

Dalam bahasa Yunani Christos berarti orang yang diberi upacara


peminyakan, dan Masih, dalam bahasa Ibrani dan Arab, memiliki
konotasi yang sama. Pada zaman dulu, para raja dan para pemuka
agama tinggi diberi upacara peminyakan untuk memberi mereka
pentahbisan dan kesucian; yaitu dialah orang pilihan Tuhan.
“Al Masih itu tidak malu jadi hamba Allah, dan tidak (juga) malaikat-
malaikat yang dihampiri (oleh Allah), karena barang siapa malu dari
beribadah kepada-Nya dan menyombongkan diri, maka Ia akan
kumpulkan mereka semua kepada-Nya. (Q.S. 4:172).
"Karena kekafiran mereka dan karena tuduhan mereka terhadap
Maryam dengan kebohongan yang besar. Dan karena perkataan
mereka: 'Kami telah membunuh Isa Almasih putra Maryam, Utusan
Allah;- padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula
menyalibnya, tetapi demikianlah ditampakkan kepada mereka. Dan
mereka yang berselisih pendapat selalu dalam keraguan mengenai itu,
tanpa didasari suatu pengetahuan selain dengan perkiraan saja, dan
yang mereka bunuh tidak meyakinkan. Tetapi Allah telah
mengangkatnya ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana"
(Q.S. 4:156-158).

3
Ziaul Haque, Wahyu dan Revolusi, Yogyakarta: LKIS, 2000, hal. 195

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -25-


Misi Kelahiran Islam

Inilah garis besar singkat yang diberikan Al-Qur'an tentang


seorang Nabi-revolusioner besar Isa ibnu Maryam, seorang guru yang
bertakwa, seorang hamba kebenaran yang memberontak terhadap
korupsi dan eksploitasi yang dilakukan oleh kaum penindas, dan
memimpin kaum lemah dan miskin melawan para penindas itu di
propinsi Palestina, Roma, dan ditangkap lalu disalibkan. Dia adalah
putra seorang perempuan suci, Maryam. Detil-detil pasti tentang
kelahiran, hidup dan matinya masih tersembunyi dalam misteri karena
satu-satunya sumber untuk mengetahui kehidupan dan misinya adalah
Perjanjian Baru (Injil) dan Al-Qur'an. Isa hidup di Palestina pada masa
kekaisaran Romawi Agustus dan Tiberius. Umat Nasrani ortodoks
percaya bahwa Isa disalib oleh Gubernur Romawi dan para pemuka
agama setelah mereka menyatakannya sebagai seorang pemberontak
terhadap tatanan sosial dan ekonomi yang korup dan menjadi
ancaman terhadap ritual-ritual dan upacara-upacara agama, dan
bahwa ia telah wafat dan dimakamkan, dan bahwa pada hari ketiga
tubuhnya bangkit dengan luka-luka di tubuhnya, terbang melayang
dan makan bersama dengan murid-muridnya, dan setelah itu diangkat
ke langit bersama-sama dengan tubuhnya.
Kepercayaan ini adalah landasan doktrin Nasrani tentang
pengorbanan darah dan penebusan dosa yang dilakukan oieh orang
lain; yaitu bahwa Isa mati demi dosadosa orang-orang yang bersalah.
Kepercayaan ini tidak didukung oleh Al-Qur'an.

1. Hamba Allah
Menurut Al-Qur'an, Isa adalah seorang manusia yang rendah hati,
seorang Nabi-revolusioner, seorang hamba Allah yang menempuh
jalan lurus kebenaran seperti halnya Nabi-Nabi revolusioner lainnya.
Dia adalah seorang manusia, seorang guru yang menerima wahyu
Ilahi, Ruh Allah, 'Inspirasi Allah', pejuang pemberani yang melawan
kejahatan dan penindasan. Dia tidak terbunuh ataupun disalibkan
karena Nabi-revolusioner tidak pernah mati. Mereka selalu hidup di
dalam hati nurani umat manusia.
"Dan karena perkataan mereka: 'Kami telah membunuh Isa Almasih
putra Maryam, Utusan Allah'; padahal mereka tidak membunuhnya
dan tidak pula menyalibnya, tetapi demikianlah ditampakkan kepada
mereka. Dan mereka yang berselisih pendapat selalu dalam keraguan
mengenai itu, tanpa didasari suatu pengetahuan selain dengan
perkiraan saja, dan yang mereka bunuh tidak meyakinkan. Tetapi

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -26-


Misi Kelahiran Islam

Allah telah mengangkatnya ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa,


Mahabijaksana" (Q.S. 4:157-158).
"Kami menurunkan wahyu kepadamu seperti wahyu yang Kami
turunkan kepada Nuh dan Nabi-Nabi yang sesudahnya: Kami
menurunkan wahyu kepada Ibrahim, kepada Ismail, Ishak, Yakub dan
anak cucunya, kepada Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman, dan
kepada Daud Kami memberikan Zabur" (Q.S. 4: 163). "Tatkala Isa
datang dengan bukti-bukti yang nyata, ia berkata: 'Sekarang aku
datang kepadamu dengan membawa hikmah, dan untuk menjelaskan
kepadamu beberapa hal yang kamu perselisihkan; karena itu
bertakwalah kepada Allah dan ikutilah aku. Sungguh, Allah, Dialah
Tuhanku dan Tuhan-mu; maka sembahlah Dia; inilah jalan yang lurus"
(Q.S. 43: 63-64).
Isa adalah seorang Nabi-revolusioner yang mengajarkan
kebenaran dan kesetaraan sosial, cinta kasih, dan persaudaraan
kepada para pengikutnya: "Dia (Isa) berkata: 'Aku sungguh hamba
Allah; memberikan wahyu kepadaku dan Dia menjadikan aku seorang
Nabi; dan Dia memberi berkat kepadaku di mana pun aku berada, dan
memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat
selama aku masih hidup. Dan la menjadikan aku berbakti kepada
Bundaku, dan tidak menjadikan sewenang-wenang dan durhaka;
salam sejahtera bagiku, tatkala aku dilahirkan, tatkala aku mati dan
tatkala aku dibangkitkan hidup kembali'. Itulah Isa putra Maryam;
suatu pernyataan yang benar, tentang dia yang mereka perselisihkan"
(Q.S. 19:30-34).
Kemerosotan moral dan sosial orang-orang Yahudi telah
digambarkan oleh Al-Qur'an sebagai berikut: "Allah telah menerima
ikrar Bani Israil, dan Kami telah mengangkat di antara mereka dua
belas orang pemimpin, dan Allah berfirman: 'Aku bersama kamu, bila
kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, beriman kepada rasul-
rasul-Ku, membantu mereka dan meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, pasti Aku akan menghapus segala dosamu dan pasti
Kumasukan kamu ke taman surga; dari bawahnya mengalir sungai-
sungai. Tetapi barang siapa di antara kamu kemudian ingkar, maka ia
sungguh sesat dari jalan yang lurus. Tetapi karena mereka kemudian
melanggar perjanjian, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati
mereka begitu keras; mereka mengubah kata-kata dari arti yang
sebenarnya dan melupakan sebagian pesan yang diperingatkan
kepada mereka..." (Q.S. 5: 12-13).

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -27-


Misi Kelahiran Islam

Dalam surat Maryam, Al-Qur'an menggambarkan kehidupan dan


perjuangan para Nabi-revolusioner dan hubungan-hubungan mereka
dengan keluarga-keluarga dan masyarakat-masyarakat tempat
mereka hidup. Zakaria diikuti oleh anak laki-lakinya, Yahya, dalam
perlawanan mereka terhadap kejahatan dan kepalsuan (Q.S.19:1-15).
Maryam, Bunda Isa, difitnah dan dihinakan oleh kaumnya, tetapi Isa
adalah seorang putra yang teguh dan bertakwa yang mengabdi dan
melindungi bundanya (Q.S.19:16-40).
Ibrahim ditindas dan dianiaya oleh kaumnya, tetapi dia
meninggalkan mereka dan pindah demi kebenaran. Musa berjuang
melawan Fir'aun Mesir. Ismail mengikuti jalan kebenaran yang
ditunjukkan kepadanya oleh Allah. Nabi Idris juga seorang hamba
kebenaran (Q.S.19:45-65). Semua hamba kebenaran ini bukan hanya
Nabi-Nabirevolusioner besar tetapi mengikuti jalan kebenaran dalam
kehidupan pribadi mereka, dalam hubungan-hubungan mereka dengan
keluarga, suku, masyarakat mereka, dan dalam kegiatan-kegiatan
mereka sehari-hari.
Untuk kajian tentang kehidupan dan pekerjaan Nabi Isa, keempat
Kitab dari Perjanjian Baru, yang dalam AlQur'an disebut Injil, adalah
Kitab Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Menurut sarjana-sarjana
modern, pada sekitar akhir abad kedua Masehi, Injil-Injil ini masih ada."
Menurut Perjanjian Baru, sketsa kehidupan Isa, atau dalam bahasa
Ibrani ‘Yesus’, adalah sebagai berikut:
Isa (Yesus) dilahirkan oleh Maryam (Maria) di
Baiturrahiim/Bethlehem, Yudea, pada masa pemerintahan Raja
Herodes. Karena takut akan kematian putranya di tangan para
penguasa, Maryam dan suaminya, Yusuf (Yosep), rnembawanya ke
Mesir. Setelah kematian Herodes sang raja, mereka kembali ke
Palestina dan menetap di Galilea, di kota Nazareth, karena itulah Yesus
disebut seorang Nazaret, dan para pengikutnya disebut Nazaranis
(Nasrani) (dalam bahasa Arab disebut Nashara).Pada waktu itu
seorang Nabi-revolusioner bernama Yahya (Yohanes) membaptis
(mensyahadatkan) sedang menyiarkan kebenaran, kesetaraan, dan
persaudaraan kepada orang-orang yang telah terbiasa dengan
kejahatan dan cara-cara hidup yang keliru. Dia adalah seorang hamba
Allah, seorang pemimpin orang-orang miskin yang sederhana, jujur,
dan rendah hati. Dia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara
bawah tanah.

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -28-


Misi Kelahiran Islam

Nabi Isa (Yesus) pun memulai dakwahnya. Dia memerintahkan


kaumnya untuk mengikuti jalan ketakwaan dan kebenaran, jalan lurus
Allah, dan menjauhkan diri dari semua kejahatan dan kepalsuan.
Nabi Isa berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain, dari kota-
kota, desa-desa, padang-padang pasir, dan gunung-gunung, bersama
dengan kerumunan orangorang miskin, menganjurkan kehidupan yang
jujur dan penuh kebenaran, serta kerendahan hati. Dia berdebat
dengan para pemuka agama, berbantahan dengan para penguasa dan
pejabat-pejabat, dan menyapa para cendekiawan di kuil-kuil. Dia
menceritakan parabel-parabel dalam bahasa rakyat jelata yang
sederhana untuk menegur dan memperingatkan mereka tentang cara-
cara hidup yang korup dan amoral.

2. Kemunafikan Para Pemuka Agama


Nabi Isa menyerang kemunafikan orang-orang Farisi yang
mengikuti ritual-ritual yang dari luar tampak seperti 'Hukum' suci dan
terlibat dalam segala macam diskriminasi dan kejahatan. Dia tidak
mengikuti 'Hukum' itu dengan munafik seperti halnya orang-orang
Farisi dan para ahli tulis, dan lebih peduli pada bagaimana mem-
perbaiki kondisi-kondisi orang-orang miskin yang menyedihkan itu. Hal
ini membangkitkan para buruh, pekerja, dan budak-budak untuk
melawan orang-orang kaya dan para pemuka agama.
Nabi Isa hidup dalam kemiskinan, tanpa menyimpan atau
menimbun kekayaan atau makanan: dia berkelana dari tempat satu ke
tempat yang lain dengan dikerumuni oleh orang-orang yang miskin,
sakit dan tertindas. Dia memberi makan, melayani mereka dan hidup
bersama mereka sebagai seorang manusia miskin. Dia telah mem-
berontak terhadap tatanan sosial yang korup.
Para pemberontak, yang seperti halnya Nabi Isa, telah
memberontak terhadap sistem sosial yang palsu dan cara hidup yang
munafik, telah mengorbankan segalanya demi sebuah masyarakat
baru yang adil yang berdasarkan pada kebenaran dan kesetaraan.
Para revolusioner itu tidak hanya memberontak terhadap tatanan
sosial yang korup secara umum tetapi mereka juga menolak cara-cara,
kebiasaan-kebiasaan, ide-ide, adat-istiadat, gairah-gairah, keinginan-
keinginan, egoisme, kedengkian, arogansi, keangkuhan, kekikiran,
kepengecutan, standar-standar pola perilaku yang keliru, pemikiran-
pemikiran, kemunafikan mereka, duplisitas dan standar-standar ganda
mereka, fitnah-fitnah, kecemburuan-kecemburuan, penyakit-penyakit
masyarakat.

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -29-


Misi Kelahiran Islam

Nabi Isa meneruskan dakwahnya dan pada saat yang sama dia
menyerang kemunafikan para pemuka agama yang menggunakan
agama sebagai topeng yang di baliknya mereka mengeksploitasi
rakyat yang naif dan kaum tertindas yang memberontak.
Ini adalah tipuan yang cerdik dan alat tipuan yang digunakan
untuk menunjukkan kepada pemerintah saat itu bahwa Nabi Isa tidak
hanya seorang penghina tuhan agama mereka, melainkan juga
seorang pemberontak terhadap sistem sosial dan politik dan
penguasanya, Kaisar Romawi. Pada saat itu Palestina adalah sebuah
propinsi dari Kekaisaran Romawi dan diperintah oleh Gubernur
Romawi.
Sasaran utama serangan-serangan Nabi Isa adalah para ahli
hukum dan orang-orang Farisi yang memiliki otoritas agama untuk
menafsirkan hukum-hukum Taurat. Para pemuka agama dan para
cendekiawan ini pada umumnya menyesatkan kaum miskin dan tidak
bertindak sebagaimana yang mereka dakwahkan. Mereka berkolusi
dengan para penguasa yang korup.
Nabi Isa mengajar manusia untuk jujur, bersih hati, selalu berkata
benar dan bertindak benar dan tulus tanpa pertentangan apapun
antara hati dengan pikiran. Orang rang yang menjadi muridnya
dibuatnya menjadi hamba kebenaran yang berani dan tanpa pamrih.
Dengan ajaran-ajaran keteladanan hidupnya dia biasa
menghembuskan 'ruh' dan kehidupan kepada orang-orang yang 'mati'
secara moral. Dia membuat mereka menjadi berani dan teguh, dan
membawa kehidupan kepada jiwa-jiwa yang 'mati'. (Q.S. 3:49). Kaum
miskin, lemah dan para budak juga mengikutinya. Mereka
meninggalkan tempat tinggal dan rumah-rumah, keluarga dan suku-
suku mereka demi sebuah kehidupan baru yang penuh kebenaran dan
kesetaraan. Tatanan sosial dan orang-orang yang memerintah di
dalamnya merasa terancam oleh pemberontakan kaum tertindas itu.
Nabi Isa pun ditangkap. Sebelum dia ditangkap, para penindas
berusaha untuk membunuhnya beberapa kali, tetapi dia bisa
melarikan diri.
3. Nabi Yang Tak Bersenjata
Demikianlah, Nabi-revolusioner Isa putra Maryam pun disalibkan.
Dia dihinakan dan dibunuh karena dia tidak mempersenjatai dirinya
dan para pengikutnya. Jelas bahwa dia percaya kepada kebenaran,
cinta kasih, dan persaudaraan dan membenci kekerasan, balas
dendam dan kerusakan. Kepasrahannya kepada kehendak Allah
sempurna; dia seorang Nabi-revolusioner penerima wahyu, seperti

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -30-


Misi Kelahiran Islam

Ibrahim dan Musa. Sikap religius progressive-revolusioner yang dalam


dengan ketundukan diri total kepada kehendak Allah terlihat di sini.
Nabi Isa adalah 'abid’, hamba, yang berserah diri sepenuhnya kepada
Allah dan dengan demikian bersungguh-sungguh menyembah-Nya.
Dialah hamba dari hamba-hamba Allah, yang datang bukan untuk
diperintah melainkan untuk memerintah, dan untuk membagi-bagikan
hidupnya kepada kebanyakan manusia.
Nabi Isa berjuang demi kebenaran dan kesetaraan manusia dan
menjadi martir bagi tujuannya yang mulia.
"Sungguh Allah Rabb-ku dan Rabb-kamu; sembahlah la, inilah jalan
yang lurus. Setelah Isa menyadari akan kekafiran mereka ia berkata:
'Siapakah yang akan menjadi pembelaku di jalan Allah? Para murid
berkata: 'Kamilah pembela-pembela Allah kami beriman kepada Allah,
dan saksikanlah bahwa kami orang-orang yang tunduk. Yaa Rabb!
Kami beriman kepada apa yang Kau wahyukan dan mengikuti Rasul;
maka masukanlah kami bersama mereka yang memberikan kesaksian.
Lalu mereka; menyusun rencana; Allah juga membuat rencana, dan
Allah perencana terbaik. Saksikanlah! Allah berfirman: 'Wahai Isa! Aku
akan mengambil engkau dan mengangkat engkau kepadaKu dan
membersihkan engkau dari (kepalsuan) orang kafir, dan akan
Kujadikan mereka yang mengikuti engkau lebih tinggi di atas orang-
orang yang kafir, sampai hari kiamat. Kemudian kepada-Ku kamu akan
kembali. Maka Aku akan mengadili kamu sekalian tentang yang kamu
perselisihkan" (Q.S. 3:51-55).

Kebanyakan rakyat Palestina hidup di bawah berbagai macam


penindasan: Orang-orang Romawi menganiaya dan mengeksploitasi
mereka dengan bantuan para penduduk asli pemilik tanah, para
pemilik budak, penguasa-penguasa dan pemuka-pemuka agama.
Mereka merintih di bawah kaki sebuah agama Yahudi yang telah
bobrok dan telah menjadi kumpulan bermacam-macam ritual yang
hambar dan upacara-upacara kaku, tampilan-tampilan luar yang
membebaskan orang-orang Yahudi itu dari semua tanggung jawab
moral terhadap rakyat jelata yang tertindas. Konsep-konsep dan kata-
kata dari Taurat didistorsi dari disalah-terapkan/artikan. Konsep-
konsep itu diterapkan kepada orang-orang miskin dan tidak kepada
orang-orang kaya.
Bagi rakyat jelata, al-Masih adalah sebuah gelar dan simbol
harapan-harapan mereka untuk mendapatkan kebebasan dari
penindasan orang-orang Romawi, para bangsawan dan pemuka-

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -31-


Misi Kelahiran Islam

pemuka agama. Nabi Isa adalah seorang Nabi-revolusioner dan rakyat


yang tertindas menyambutnya sebagai seorang hamba Allah,
kebenaran, dan kesetaraan; al-Masih (Juru Selamat) yang akan mem-
bebaskan mereka dari perbudakan yang dilakukan oleh sedemikian
banyak penindas. Orang-orang Israel sedang menunggu al-Masih yang
adalah seorang anak Daud dan yang akan mengembalikan kekuatan,
kejayaan, dan kehormatan Yerusallem/Darussalam yang hilang. Kaum
miskin dan lemah mengharapkan sebuah perubahan radikal dari
tatanan sosial yang korup. Inilah alasan mengapa Nabi Isa mendapat-
kan dukungan rakyat. Orang-orang yang ditindas dan dieksploitasi
meninggalkan segalanya dan mengikuti sang Nabi-revolusioner yang
akan membangun sebuah komunitas yang adil berdasarkan cinta
kasih, kesetaraan, dan persaudaraan; bebas dari rasa lapar,
penderitaan, dan penindasan.
Pemberontakan rakyat di bawah kepemimpinan seorang Nabi-
revolusioner ini dianggap sebagai sebuah ancaman bagi orang-orang
Romawi, para bangsawan, para majikan, penguasa-penguasa
setempat dan para pemuka agama Yahudi. Jika terjadi sebuah
perubahan yang radikal atau revolusi di dalam hubungan-hubungan
sosial, politik, ekonomi dan agama yang ada tersebut, para pemuka
agama Yahudi, yang menikmati otonomi daerah yang cukup besar di
bawah pemerintahan orang-orang Romawi, akan kehilangan hak-hak
istimewa dan kekuasaannya.
Nabi Isa rnenggerakkan dan membangkitkan rakyatnya
menentang para penindas tapi dia tidak mau mempersenjatai dirinya
sendiri maupun para pengikutnya. Jika para Nabi kaum revolusioner
tidak mengorganisir dirinya kedalam sebuah angkatan bersenjata
mereka tidak dapat bertempur melawan kelas-kelas atau kelompok-
kelompok sosial yang kuat demi mencapai kemerdekaan akhir bagi
rakyat yang tertindas dan demi dibangunnya sebuah masyarakat yang
merdeka dan egaliter. Tradisi agama Nasrani telah menafsirkannya
sebagai pendekatan non-kekerasan (yang dilakukan) Isa yang adalah
seorang pendakwah cinta kasih. Tetapi rakyat yang sedang
memberontak; merindukan penyelamatan dan emansipasi para
penindas, baik secara politik, ekonomi, maupun agama. Revolusi-
revolusi yang tetap tidak bersenjata dan tidak dipertahankan dari
serangan dihancurkan oleh kekuatan-kekuatan yang jahat dan kontra-
revolusi yang besar.
Nabi Isa adalah seorang hamba kebenaran yang besar. Nabi Isa
hidup sebagai manusia biasa yang sederhana, jujur, dan rendah hati.

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -32-


Misi Kelahiran Islam

Nabi Isa memikirkan orang lain, hidup untuk orang lain, menderita dan
mati untuk orang lain. Nabi Isa memiliki tempramen seorang yang
berkhalwat. Nabi Isa berdo’a sendirian secara sembunyi-sembunyi,
agar tidak dilihat orang lain (tidak riya’).
Nabi Isa adalah seorang yang bijaksana, seorang guru besar
(ulama), dan cendikiawan terpelajar. Nabi Isa adalah seorang guru
yang merasa cukup dengan apa adanya dan tanpa pamrih bagi orang-
orang miskin dan lemah. Al-Qur’an dan hadist banyak mencatat
aporisme dan perkataan-perkataan Nabi Isa ini: ‘Janganlah terlalu
banyak berbicara tanpa mengingat Allah; ini akan mengeraskan hati
kalian. Dan hati yang telah mengeras tersingkir jauh dari Allah tanpa
kalian sadari. Dan janganlah mengamat-amati dosa-dosa orang lain
seolah-olah kamu adalah majikan mereka; tetapi awasilah dosa-
dosamu sendiri seakan-akan kamu adalah budak (hamba sahaya).
Manusia terbagi kedalam dua jenis: sebagian yang menderita karena
dosa-dosanya sendiri dan sebagian lain yang diampuni; jadi, carilah
ampunan bagi orang-orang yang sedang disiksa dan bersyukurlah
kepada Tuhan karena kamu terbebas dari hukuman dan penderitaan.

MUHAMMAD-NABI REVOLUSIONER
TERAKHIR4

Semua Nabi-revolusioner adalah manusia-manusia yang


menerima wahyu yang memberontak terhadap tatanan-tatanan
sosial yang menindas uan diskriminasi: pada zamannya. Mereka
adalah hamba-hamba kebenaran yang berjuang dengan sepenuh
jiwa demi membela kesetaraan sosial. Kebenaran yang mereka
temukan adalah cahaya yang bersinar terang dalam
kegelapandan kesuraman. Kebenaran yang diserukan oleh Musa,
Isa, dan Muhamad Saw. adalah kebenaran yang sama meskipun
masyarakat tempat hidup mereka berbeda-beda.

4
Ziaul Haque, Wahyu dan Revolusi, Yogyakarta: LKIS, 2000, hal. 213

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -33-


Misi Kelahiran Islam

Tujuan para Nabi-revolusioner, Musa, Isa, Ibrahim dan


Muhammad Saw. adalah berdirinya sebuah tatanan social dan
persaudaraan. Meskipun struktur-struktur fundamental, lembaga-
lembaga, adat-istiadat, hukum-hukum, dan moral-moral
masyarakat di zaman mereka berbeda-beda, tetapi tujuan dasar
wahyu-wahyu mereka berbeda-beda, tetapi tujuan dasar wahyu-
wahyu yang disampaikan kepada mereka adalah sama untuk
menyerukan kebenaran, mengangkat harkat dan martabat orang-
orang yang tertindas dan membawa kesetaraan dan persaudaraan
kepada mereka.

1. Nabi-Revolusioner
Muhammad Saw. (570-632 M), yang secara harfiah berarti
‘orang yang terpuji’, adalah Nabi-revolusioner terakhir yang juga
merupakan tokoh revolusioner pertama di zaman modern ini.
Dialah Nabi terakhir, pengabdi kebenaran dan kebijaksanaan
serta penerima wahyu yang melihat cahaya dalam hati dan
pikirannya pada suatu saat ketika keuatan-kekuatan jahat telah
menggelapkan cakrawala dan telah melemahkan pikiran dan
kalbu manusia-manusia yang menderita.
Dia membebaskan budak-budak, anak-anak yatim dan para
wanita, kaum yang miskin dan lemah. Perkataannya yang
mengandung wahyu menjadi ukuran untuk membedakan yang
benar dari yang salah, yang sejati dari yang palsu, dan kebaikan
dari kejahatan. Misinya sama dari misi-misi Nabi lain sebelum
dia : supremasi kebenaran, kesetaraan persaudaraan manusia.
Dialah revolusioner pertama dari zaman modern karena dia
melihat dengan jelas bahwa pertentangan abadi antara kebaikan
dan kejahatan, dalam bentuk social dan ekonominya,
sesunggunya adalah perjuangan kelas, sebuah pertentangan
antara orang-orang yang tertindas dengan para penindas, antara
budak dengan majikan, antara orang-orang yang dieksploiatasi
dan yang mengeksploitasi, hamba dengan tuan-tuan, dan antara
kaum yang lemah dengan kaum yang kuat/berkuasa. Sebagai
seorang revolusioner,dia mempersenjatai para dirnya dan para
pengikutnya setelah para berpindah dari benteng korupsi dan
kejahatan. Dia membebaskan kaum tertindas dari perbudakan
dan penindasan yang kejam oleh para pedagang, lintah darat,
para penimbum, pemilik-pemilik budak, bangsawan-bangsawan,

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -34-


Misi Kelahiran Islam

dan para agamawan dalam masyarakat tribal dan pastoral pra-


feodal Hijaz awal abad ketujuh.
Dia menemukan kebenaran dan menyampaikan kenyataan
dengan sebuah bahasa yang baru dan dalam kondisi-kondisi yang
baru pula. Masyarakat tempat dia hidup dan bergerak, berpikir,
dan bekerja, berbeda dari masyarakat Musa dan Isa. Formasi-
formasi sosialnya telah berubah dari pastoral-tribal (masyarakat
suku-pengembala) ke pra-feodal yang tidak lagi pastoral tetapi
juga bukan feudal. Kebenaran terbit dalam pikiran Muhammad
Saw. didalam lingkuangan Makkah yang telah dikuasai oleh
aktifitas-aktifitas financial yang sangat komersial.
Al-Qur’an diturunkan dalam kurun waktu duapuluh tiga tahun,
dalam suatu perjuangan hidup dan mati dari kaum tertindas
Oligarki para pedagang, pemilik-pemilik budak dan kaum
agamawan yang berkuasa. Secara esensial, Al-Qur’an adalah
sebuah kitab yang berisi tentang pertentangan kelas antara para
raja-tuhan (fir’aun-fir’aun) dan para Nabi-revolusioner, para
penindas dan kaum tertindas. Ia adalah sebuah deklarasi perang
melawan segala mcam penindasan (zulm). Zulm adalah
kepalsuan. Menurut Al-Qur’an kebenaran selalu menang, dan
komunitas-komunitas penindas, Qura Zalima, tidak pernah
bertahan.
Muhammad putra ‘Abdullah putra Abd al-Muttalib, dilahirkan
di Mekah pada tahun 570 M dikalangan suku Hasyim (Bani
Hasyim) dari klan Quraish yang merupakan pemelihara tempat
suci agama, Ka’bah, di Mekah tempat suku-suku Arab
berbondong-bondong melakukan aktifitas-aktifitas komersial,
ekonomi, agama, social, dan kulturalnya setiap tahun. Muhammad
Saw. tumbuh menjadi seorang manusia yang saleh, bijaksana, dan
bertakwa. Dia menjalani hidup yang sederhana, biasa-biasa saja,
dan apa adanya, seperti kehidupan para budak, pekerja, dan
penduduk miskin Mekah yang pada umumnya dipandang rendah
oleh para pemilik budak dan para pedagang Mekah. Dimasa
mudanya dia bekerja sebagai pengembala dan sebagai seorang
buruh dalam kabilah-kabilah dagang. Dia adalah seorang manusia
yang jujur, berani, dan saleh.
Masyarakat Mekah digerogoti oleh disparitas sosial dan
ekonomi yang akut, kebusukan moral dan kebobrokan agama.
Kekerasan adalah hukum dimana suku-suku yang kuat
menaklukan dan memperbudak suku-suku yang lemah. tak

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -35-


Misi Kelahiran Islam

seorangpun aman diluar daerah-daerah terlarang Ka’bah,


Haram,daerah suci, dimana permusuhan, perang, dan
pertumpahan darah sebenarnya dilarang. Anak-anak yatim yang
kelaparan, janda-janda, para budak, dan orang-orang buangan
berkumpul di kota-kota seperti Makah dan dieksploitasi oleh para
lintah darat, kaya, bangsawan, pedagang. Para agamawan
menyalahtafsirkan kitab-kitab suci dan menrapkannya kepada
kaum miskin serta membiarkan orang-orang kaya dan berkuasa
melakukan suap.
Keadaan masyarakat sangatlah menyedihkan. Mereka
diperlukan seperti barang bergerak, bahkan seperti kambing dan
domba, dan karenanya dianggap sebagai harta milik para pemuka
agama. Perempuan dan anak-anak tidak dapat berperang didalam
perang-perang suku dan karenanya mereka tidak berhak atas
harta rampasan perang atau atas harta dan kekayaan seseorang
yang telah meninggal. Masyarakat itu kurang lebih mirip dengan
masyarakat Isa di Palestina dalam hal penindasan dan eksploitasi
umum terhadap rakyat rakyat jelata oleh para pemuka,
bangsawan, agamawan, dan penguasa, baik asing maupun lokal.
Masyarakat suku ini berdiri diatas prinsip bahwa yang kuat adalah
yang benar. Kaum yang kuat merebut harta rampasannya.
Diriwayatkan bahwa Muhammad Saw. Menerima wahyu
pertamanya, atau panggilan keNabiannya, didalam sebuah gua di
dekat kota Mekah di mana dia biasa berdoa dan merenungkan
korupsi, kebobrokan moral dan anarki yang merajalela di
sekitarnya. Penderitaan kaum miskin dan kesedihan orang-orang
yang tertindas demikian menyakitkannya. Dan biasa memberi
makan orang-orang yang kelaparan, menolong orang-orang yang
miskin dan membebaskan kaum budak. Dia duduk sama rendah
dengan para budak, para tukang, orang-orang miskin, dan bebaur
dengannya seolah-olah dia adalah bagian dari mereka.
Kesederhanaan dan cinta kasihnya kepada kaum miskin
mengundang ejekan, kecaman, dan kekaguman dari orang-orang
kaya Mekah:
“Dan mereka berkata : ‘Rasul macam apa ini, makan-
makanandan berjalan di pasar-pasar? Kenapa tidak diturunkan
seseorang malaikat kepadanya dan bersama-sama memberi
peringatan? Atau harta karun diturunkan kepadanya atau
mempunyai kebun ia dapat menikmati kesenangan?’ orang-orang

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -36-


Misi Kelahiran Islam

durjana itu berkata: ‘Kamu sekalian hanya mengikuti orang yang


sudah kena sihir” (Q.S. 25:7-8)

2. Oligarki Perdagangan
Para pedagang kaya, para pemilik budak, dan tuan-tuan tanah
yang sangat bangga akan kekayaan dan harta benda miliknya
percaya bahwa wahyu itu seperti kekuatan ekonomi dan politik
yang hanya dapat turun kepada seorang yang kaya, pedagang,
pemuka, seorang pemuka agama, atau seorang tuan tanah, dan
tidak kepada seorang biasa dan rendah hati yang adalah juga
seorang anak yatim-piatu dan berasal dari kelas sosial rendah dan
tidak berarti.
“Dan mereka berkata: “mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan
kepada seorang besar dari salah satu dari dua negeri (Mekah dan
Thaif) ini?”
Di Mekah terdapat griya-griya komersial, stan-stan jual-beli,
dan pusat-pusat perdagangan milik para pedagang lintah darat
kaya dan di Thaif Mereka memiliki kebun buah-buahan, istana-
istana,dan tempat-tempat peristirahatan musim panas.
Oligarki kaum pengeksploitasi Makah terkejut melihat seorang
lelaki miskin dan sederhana, seorang anak yatim piatu yang tampak
seorang buruh atau seorang budak tampil sebagai seorang
revolusioner dan Nabi. Mereka mengharapkan seorang kaya atau
seorang pemuka agama bijaksana dari kalangan mereka sendirilah
yang akan membimbing mereka dan melakukan hal-hal yang ajaib dan
luar biasa. Mereka menganggap Muhammad Saw. Sebagai seorang
pembohong. Mereka berkata kepada sang Nabi-revolusioner itu:
“...Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu
hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk kami, Atau kamu
mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan
sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, Atau kamu
jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu
katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat
berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah
rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. dan kami sekali-kali tidak
akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami
sebuah Kitab yang kami baca". Katakanlah: "Maha Suci Tuhanku,
bukankah Aku Ini Hanya seorang manusia yang menjadi rasul?" (Q.S.
17:90-93).

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -37-


Misi Kelahiran Islam

Ukuran-ukuran yang digunakan para revolusioner itu untuk


membedakan yang benar dari yang salah dan yang sejati dari yang
palsu berbeda dengan ukuran yang digunakan oleh para penindas.
Kelompok pertama percaya kepada kebenaran, kesetaraan sosial,
persaudaraan,cinta kasih, ketuluran, dan kerendahan hati. Kelompok
ke dua sangat menginginkan kemewahan/kekayaan, kemegahan,
kekuasaan, yakin pada kepalsuan,dan diskriminasi, penindasan
terhadap kaum yang lemah, kebencian, arogansi, dan keinginan-
keinginan yang egois serta taat pada hawa nafsu. Seorang Nabi yang
revolusioner dan para oengikutnya telah meninggalkan ketamakan dan
hawa nafsu serta segala sesuatu yang menjadi milik tatanan lama
yang korup itu. Bagi mereka, kekuatan terletak pada kebenaran,
kesederhanaan dan kerendahan hati, bukan pada harta-benda dan
arogansi.
Bagi para pedagang-lintah darat, kekuatan terletak pada
kekayaan, tipu daya, kelicikan, dusta, dan egoisme. Dengan demikian,
kerendahan hati adalah sebuah kelemahan, ketulusan, penipuan, dan
kebenaran dianggap sebagai aib, kesetaraan sebagai kelemahan, dan
kurangnya kemewahan dianggap sebagai kemiskinan dan
kemelarartan. Jadi semua skala-skala moral dijungkirbalikan. Mereka
telah kehilangan kemurnian batindan kebijaksanaan sejati untuk
membedakan yang benar dari yang salah, yang baik dari yang buruk,
yang sejati dari yang palsu dan yang adil dari yang tidak adil. Inilah
kegelapan moral dan kebingungan serta anarki sosial.
Dengan demikian dimata para pemuka yang egois dan haus
kekuasaan, sang Nabi-revolusioner tampak sebagai seorang manusia
gila yang kesurupan, tukang tanung, ahli sihir, atau paling-paling
penyair atau pesuruh yang tanpa tujuan jelas menggerakan kaum
budak dan bersimpati kepada orang-orang yang tertindas. Bahkan
mereka menuduhnya sebagai seorang agen yang telah dilatih oleh
sejumlah orang yang mencurigakan.
“Tetapi orang-orang kafir berkata: ‘ini hanya kebohongan yang diada-
adakan dan untuk itu ada golongan yang membantunya…” (Q.S. 25:4;
38:4-7).
“Kemudian mereka berpaling dari dia dan berkata: ‘Dia diajari (orang
lain), dia orang gila’” (Q.S. 44:14). “Tidakkah mereka renungkan?
Sahabat mereka bukan orang gila; dia hanya pemberi peringatan yang
jelas” (Q.S. 7:184). “Ingatlah dengan karunia tuhanmu, engkau
bukanlah peramal atau orang gila. Atau barangkali mereka akan

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -38-


Misi Kelahiran Islam

berkata: “Seorang penyair gila, yang memang kita tunggu akan di


timpa bencana” (Q.S. 52: 29-30).

Tapi Muhammad Saw. adalah seorang Nabi-revolusioner penerima


wahyu Tuhan, yang berdiri dijalan kebenaran yang lurus. Dia mengikuti
jalan hidup, Milla, Nabi Ibrahim: maka seperti halnya Ibrahim, ia
menyerahkan seluruh jiwa raganya kepada kehendak Allah; dia
menepati prinsip-prinsip kebenaran, keadilan dan kesetaraan. Seperti
halnya Ibrahim, dia memihak kaum yang tertindas dan miskin, para
budak dan para tukang. Seperti Ibrahim, dia juga tidak takut pada
apapun selain Allah, teguh hati, berani, rendah hati dan sederhana,
jujur dan selalu berkata dan bertindak benar:
“Katakanlah: ‘Tuhanku telah membimbingku kejalan yang agama yang
benar dan murni menurut ajaran Ibrahim, yang tidak tergolong
musyrik’. Katakanlah : ‘Shalatku, ibdahku, hidup dan matiku demi
Allah, tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; demikianlah
diperintahkan kepadaku dan aku orang pertama berserah diri’.
Katakanlah: ‘Adakah yang akan ku cari selain Allah sebagai Tuhanku.
Dialah tuhan segala sesuatu? Dan setiap perbuatan dosa seseorang
hanya dirinya yang bertanggung jawab; seseorang yang memikul
suatu beban tidak akan memikul beban orang lain. Kemudian kepada
tuhanmu kamu akan kembali, kemudain ia memberitahukan kepdamu
apa yang kamu perselisihkan” (Q.S. 6:161-164).

3. Para Pengikut Awal


Nabi-revolusioner besar Ibrahim adalah teladan bagi Muhammad
Saw. Dan para pengikutnya. Oleh Al-Qur’an, para pemeluk gerakan
egaliter Islam ini disebut sebagai aradhil (orang-orang rendahan,
jembel, paria) dan mustad’afun (orang-orang yang lemah dan
dieksploitasi). Sebagian besar mereka adalah budak-budak yang
kelaparan, para hamba sahaya, para pekerja, golongan tukang,klien
(budak-budak yang bebas secara nominal), perempuan-perempuan,
dan anak-anak yatim-(piatu) yang berasal dari kelas dan status sosial
rendah dalam hirarki masyarakat. Para pedagang kaya, para pemuka
suku, bangsawan-bangsawan, dan para pemuka agama merasa
terancam ketika budak-budak, pekerja-pekerja, hamba-hamba sahaya,
perempuan-perempuan mereka mulai memeluk islam yang, dalam
konteks sosial berarti sebuah dobrakan terhadap tatanan sosial yang
lazim, dan sebuah pemberontakan terhadap lembaga-lembaga,
upacara-upacara agama, ritual-ritual, dan adapt-istiadat mereka, dan

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -39-


Misi Kelahiran Islam

terhdap moral mereka yang bobrok serta hukum-hukum mereka yang


kacau. Mereka berkumpul mengelilingi sang Nabi dan muncul sebagai
kekuatan kebenaran, kesetaraan sosial, dan persaudaraan yang besar.
Para penindas itu meminta Nabi untuk membebaskan orang-orang
miskin itu dari keterikatan mereka terhadapnya. Tetapi beliau menolak
untuk memberikan mereka kepada orang-orang kaya itu.
Nabi sendiri adalah seseorang yang miskin, dan seorang yang
bapaknya tidak mewariskan harta apapun, baik kebun,budak, binatang
ternak, dinar ataupun dirham.
“Bukankah Dia mendapatkan kau sebagai piatu, lalu Ia melindungi?
Dan dia mendapati kau tak tahu jalan, lalu ia memberi bimbingan, dan
dia mendapati kau dalam kekurangan, lalu ia memberi kecukupan.
Karenanya, janganlah kau berlaku sewenang-wenang kepada anak
yatim, dan orang yang meminta, janganlah kau bentak; dan nikmat
tuhanmu, hendaklah kau siarkan!”(Q.S. 93:6-11).

Revolusi sosial apapun adalah sebuah perubahan radikal dalam


struktur sosial; ia adalah sebuah transpormasi tatanan lama kedalam
tatanan yang baru. Bagi para revolusioner, ini adalah tawar-menawar
antara tatanan baru dengan tatanan lama; yaitu mereka melepaskan
segala sesuatu yang menjadi milik tatanan lama yang sudah mati dan
mengorbankan nyawanya, kekayaan, dan milik mereka untuk
mencapai tujuan-tujuan mereka: meletakan sebuah tatanan baru yang
berdasarkan kebenaran, kesetaraan, dan persaudaraan manusia.
Para revolusioner mempersembahkan hidup mereka untuk
kebenaran dan kesetaraan dan sebagai balasan mereka adalah
kemerdekaan dan emansipasi dari perbudakan yang dilakukan oleh
tatanan lama yang tak bermoral.
“Allah telah memberi dari orang yang beriman jiwa-raga dan harta
mereka, supaya mereka beroleh taman (surga)” (Q.S. 9:111; lihat juga
Q.S. 2:153-157).

Kaum revolusioner berperang dijalan Allah: untuk membebaskan


orang-orang yang tertindas dan kaum lema; dan mendirikan sebuah
tatanan kebenaran, keadilan dan kesetaraan:
“Dan kenapa kamu tidak berperang dijalan Allah. Dan untuk mereka
yang laki-laki, perempuan dan anak-anak, yang berkata: ‘Tuhan!
Keluarkanlah kami dari kota ini yang penduduknya zalim; dan berilah
kami dari pihak-Mu pelindung, dan berilah kami dari pihak-Mu
penolong” (Q.S. 4:75).

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -40-


Misi Kelahiran Islam

4. Jihad, Zakat, dan Shalat


Nabi-revolusioner Muhammad Saw. Dan para pengikutnya
dihinakan dan dianiaya karena mereka mengancam tatanan sosial
yang berdasarkan korupsi dan penindasan. Sebagai konsekuensinya,
Nabi meniggalkan Mekah bersama para pengikutnya dan tiba di
yatsrib, sebuah kota pertanian sekitar dua ratus mil kearah utara
Mekah masih dalam rute perdagangan ke Siria dan Mesir.
Setelah Hijrah mereka pada tahun 622 M, jihad (perang) menjadi
satu hal yang tak terhindarkan. Kaum penindas Mekah menggunakan
segenap daya upaya untuk menghancurkan komunitas kebenaran dan
kesetaraan yang ada di yatsrib (atau Madinah) ini. Revolusi harus
dipersenjatai dan dipertahankan. Terjadi banyak peperangan dan
komunitas Muslim berangsur-angsur menjadi kuat dan terkonsolidasi.
Setelah jatuhnya Kota Mekah pada tahun 630 M, komunitas ini kian
berkembang pesat.
Sang Nabi-revolusioner mendirikan sebuak tatanan sosial yang
egaliter dimana alat-alat produksi yang mendasar dikuasai umum dan
dimanfaatkan oleh semua orang secara kolektif karena sebuah
komunitas yang berdasarkan pada kebenaran dan kesetaraan tidak
mengenal penguasaan pribadi atas sumber-sumber daya seperti
tanah, air, kebun buah-buahan, tambang-tambang, dan lain-lain, yang
kepadanya masyarakat menggantungkan hidup dan kebutuhan-
kebutuhan dasar.
Zakat, yang secara harfiah berarti pensucian, sesungguhnya
adalah sebuah prinsip revolusi yang mendasari diberikannya kekayaan
seseorang (bahan makanan, hewan ternak, biji-bijian, buah-buahan,
sandang dan lain-lain) yang melebihi kebutuhan dasarnya kepada
orang-orang yang membutuhkannya (Q.S. 2:219). Komunitas pra-
feodal yang menganut kesetaraan yang didirikan oleh para
revolusioner Muslim adalah sebuah komunitas yang digerakan oleh
kelangkaan dimana tidak tersedia cukup pangan dan sandang bagi
semua orang. Karenanya, apapun yang mereka miliki, mereka sama-
sama berbagi di dalam persaudaraan berdasarkan kesetaraan itu.
Rakyat jelata yang kelaparan hidup dengan compang-camping,
dan tanpa rumah dan tempat tinggal. Dalam keadaan yang demikian
itu, harta benda pribadi tidak dapat berkembang, dan kaum
revolusioner, baik itu dari zaman modern maupun dari abad
pertengahan, sebagai sebuah perinsip umum, tidak memiliki harta
benda pribadi yang terpusah dari orang-orang lain. Setelah wafatnya,

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -41-


Misi Kelahiran Islam

Nabi Muhammad Saw. tidak meniggalkan sedikitpun milik pribadi, baik


itu tanah, kebun, sumur, budak-budak, hewan-hewan ternak, maupun
uang. Para pengikutnya, yang meneladaninya, puntidak meninggalkan
harta milik pribadi apapun.
Demikian pula shalat, hijrah, jihad, amal sholeh adalah prinsip-
prinsip revolusi melawan kekuatan-kekuatan penindasan dan
kejahatan. Menurut Al-Qur’an, setiap tindakan yang membantu
meningkatkan martabat kaum yang lemah dan tertindas serta
mendukung jalan Allah adalah sebuah amal saleh (Q.S. 9:119-129).
Tindakan-tindakan itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan
yang lebih tinggi dan tidak berakhir pada perbuatan-perbuatan itu
sendiri. Tindakan-tindakan itu bukanlah ritual-ritual kaku seperti yang
kemudian terjadi pada zaman feodal.
Untuk meningkatkan kesetaraan sosial dna persaudaraan
manusia, Muhammad Saw., dengan ajaran-ajarannya, mendorong
emansipasi kaum budak. Para pemeluk agama islam yang pertama
terutama adalah budak-budak, para tukang, mawali (budak-budak
yang telah dimerdekakan), para wanita, dan anak-anak yatim.
Sehingga banyak sahabat yang dahulunya adalah budak. Bilal, orang
afrika, syu’aib, orang romawi, salman, orang Persia, zaid bin Haritsah,
Abdullah Ibnu Mas’ud, dan Ammar Ibnu yasir adalah budak-budak yang
kemudian yang kemudian bangkit menduduki kedudukan-kedudukan
terhormat setelah revolusi Islam.
Orang seringkali bertanya apakah Muhammad Saw. benar-benar
menghapuskan perbudakan dengan sebuah pernyataan yang eksplisit?
Sebagai seorang Nabi-revolusioner, Muhammad Saw. percaya pada
kesetaraan dan persaudaraan umat manusia. Setiap revolusioner
adalah saudara dari revolusioner yang lain: tanpa kesetaraan tidak ada
revolusi yang akan berhasil membebaskan kelas-kelas sosial yang
tertindas. Tetapi revolusi islam merasuk kedalam linkungan sosial pra-
feodal dimana perbudakan berakar begitu dalam.
Al-Qur’an mendesak para revolusioner Muslim awal untuk
membebaskan budak-budak mereka dan menerima mereka di dalam
persaudaraan islam yang berdasarkan kesetaraan:
“Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah
kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan
budak dari perbudakan, Atau memberi makan pada hari kelaparan,
(kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, Atau kepada orang
miskin yang sangat fakir.” (Q.S. 90:11-16).

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -42-


Misi Kelahiran Islam

Masyarakat itu adalah masyarakat yang mengenal kepemilikan


atas budak. Perbudakan tidak dapat dihapuskan dengan sebuah
pernyataan tunggal atau tindakan percuma. Dari banyak hukum yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an, membebaskan budak dan memberi
makan orang-orang yang kelaparan dan pakaian kepada orang-orang
miskin juga termasuk didalamnya:
“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang
tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu
disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat
(melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin,
yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu,
atau memberi Pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang
budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka
kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat
sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan
jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu
hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya) “. (Q.S. 5:89).

Muhammad Saw. sang Nabi-Revolusioner, adalah sebuah suri


tauladan dan karakter moral yang indah, uswatun khasanah (Q.S.
33:21); dia adalah sebuah standar karakter yang mulia, khuluq ‘azim’
(Q.S. 68:4), “…supaya Ia dapat mengeluarkan mereka yang beriman
dan beramal kebaikan, dari gelap kepada cahaya” (Q.S. 65:11). Al-
Qur’an mencontohkan karakter dan kehidupan yang dijalani
Muhammad Saw. Mula-mula Nabi membebaskan dirinya sendiri,
kemudian dia membebaskan masyarakat yang ‘mati’, karena kematian
moral seperti kematian fisik. Sebuah surat Makiyah awal berbunyi
sebagai berikut:
“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, Berkat nikmat Tuhanmu
kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan Sesungguhnya
bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun
akan melihat, Siapa di antara kamu yang gila. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-
Nya; dan Dia-lah yang paling mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan
(ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap
lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). Dan janganlah
kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, Yang

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -43-


Misi Kelahiran Islam

banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, Yang banyak


menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,
Yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, Karena
dia mempunyai (banyak) harta dan anak[1490]. Apabila dibacakan
kepadanya ayat-ayat Kam, ia berkata: "(Ini adalah) dongeng-
dongengan orang-orang dahulu kala." (Q.S. 68:1-15).

Nabi-revolusioner mengeluarkan para pengikutnyadari kegelapan


kepada cahaya, dan kesurga kebenaran, kesetaraan, cinta kasih, dan
kejujuran:
“(dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-
ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya dia
mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari
kegelapan kepada cahaya. dan barangsiapa beriman kepada Allah dan
mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke
dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan
rezki yang baik kepadanya.” (Q.S. 65:11). “Dia-lah yang mengutus
rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia
memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang
musyrik membenci.” (Q.S. 61:9).

Dan ‘jalan hidup’ yang sejati, menurut Al-Qur’an, adalah Islam,


yaitu menyatakan kebenaran, kesetaraan sosial, nilai-nilai luhur yang
mengalir dari sumber ilahiyah dan yang diperjuangkan oleh hamba-
hamba Allah, para Nabi dan para revolusioner.

5. Konsep Al-Qur’an tentang Islam


Islam adalah ‘jalan hidup’ (milla, din), misi dan tujuan pejuangan
semua Nabi-revolusioner. Al-Qur’an menyebut Ibrahim, Musa, Isa, dan
Muhammad Saw. serta para revolusioner pengikut mereka sebagai
Muslim. Tetapi apakah Islam itu? Apa sajakah prinsip-prinsip dan
tujuan-tujuan revolusionernya? Nilai-nilai luhur yang diperjuangkan
para Nabi-revolusioner adalah (1) kemenangan kebenaran (2)
emansipasi bagi kaum yang lemah dan tertindas dan (3) menegakkan
sebuah komunitas atau masyarakat manusia yang berdasarkan pada
kesetaraan sosial, cinta kasih, keadilan, dan persaudaraan.
Untuk mewujudkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip luhur ini
(kebenaran, kesetaraan sosial ) para Nabi-revolusioner berjihad
meninggalkan tempat tinggal dan rumah, hubungan-hubungan

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -44-


Misi Kelahiran Islam

kekerabatan, suku, dan tatanan sosial lama mereka demi sebuah


tatanan sosial baru yang egaliter. Para revolusioner yang mengikuti
kebenaran dan kesetaraan sosial sebagai prinsip-prinsip utama disebut
muslimun: dan orang-orang yang mengingkari kebenaran dan menolak
ketulusan, keimanan dan tidak mau mengakui keadilan disebut
Kafirun, atau orang-orang yang ingkar. Orang-orang yang ingkar
adalah para penindas kaum yang lemah. Mereka adalah pembohong-
pembohong dan penindas kebenaran. Mereka kmengejar penampilan-
penampilan, hasrat-hasrat, nafsu-nafsu, kebanggan, arogansi, dan
tahyul-tahyul yang semuanya palsu.
Muslimun adalah orang-orang yang mengatakan kebenaran dalam
kehidupan pribadinya, dan menegakkan kebenaran di dalam
kehidupan sosial, yaitu mereka menata masyarakat berdasarkan
kesetaraan dan persaudaraan. Muslimun adalah orang-orang yang
tulus, jujur, beriman, benar, berani, adil, tanpa pamrih, suci, tidak
munafik, dan tidak memiliki hawa nafsu dan egoisme. Mereka sabar,
konsisten, suka, menahan diri, dan teguh hati. Mereka benar dalam
perkataan, pikiran, dan perbuatan.
Secara harfiah, islam adalah ketundukan atau penyerahan diri
seseorang sepenuhnya kepada kehendak dan takdir Allah atau kepada
‘kesukuan’ atau persetujuan Allah. Islam adalah penyesuaian (diri dan
tindakan) dengan kebenaran, ketulusan, keadilan, dan kesetaraan oleh
orang-orang yang menyerahkan diri dan kehendak mereka, hasrat-
hasrat dan tujuan-tujuan mereka kepada kehendak dan takdir luhur
Allah yang adalah kebenaran dan satu-satunya realitas.orang yang
berserah diri kepada kehendak Allah dan melakukan apapun yang
menyenangkan-Nya, berarti bertindak sesuai dengan kebenaran dan
selaras dengan realitas. Islam adalah ketaatan yang penuh keimanan
kepada hukum-hukum alam, ketulusan, kejujuran, keadilan,
kesetaraan, kemedekaan, dan persaudaraan.

6. Ide Revolusi
Islam merupakan prinsip-prinsip kebenaran dan kesetaraan sosial.
Lawan atau kebalikan dari Islam adalah kebohongan dan diskriminasi
yang merupakan penolakan terhadap kebenaran, penyangkalan
terhadap kesetaraan dan pengingkaran (kufr) terhadap kebaikan.
Karenanya orang-orang yang mengingkari kebenaran dan kesetaraan
sosial oleh Al-Qur’an disebut kafirun. Jadi, muslimun dan kafirun saling
berlawanan. Bagi muslimun, nilai-nilai luhur yang digunakan untuk
mengorganisir sebuah komunitas yang adil adalah kebenaran dan

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -45-


Misi Kelahiran Islam

kesetaraan sosial yang oleh Al-Qur’an diletakkan dibawah dua prinsip


yang luas, yaitu shalat dan zakat. Shalat adalah mengingat Allah terus-
menerus; yaitu, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan ketulusan,
kemurnian dan kebaikan. Tujuan untuk mengingat ini adalah untuk
menanam dalam-dalam nilai-nilai luhur ini di dalam benak orang-orang
yang beriman. Dari prinsip luhur inilah mengalirnya prinsip zakat yang
merupakan berbagi bersama atau kepemilikan bersama atas alat-alat
produksi masyarakat untuk memastikan tercapainya kesetaraan sosial
yang sempurna di antara anggota-anggota komusitas.
Al-Qur’an menggambarkan laki-laki dan wanita-wanita Muslim
dalam kata-kata berikut:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin[1218], laki-laki dan perempuan yang tetap
dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-
laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(Q.S. 33:35).
“Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup
di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi
orang-orang yang beriman, dan Hanya kepada Tuhan mereka, mereka
bertawakkal. Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar
dan perbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka
memberi maaf. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka.
Dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan
zalim mereka membela diri.” (Q.S. 42:36-39).
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. 103:1-3).

Dalam sebuah ayat lain Al-Qur’an dengan jelas mengatakan bahwa


para revolusioner Muslim dikatakan benar-benar beriman hanya bila
mereka mengatakan kebenaran, membagikan kekayaan, dan

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -46-


Misi Kelahiran Islam

nafkahnya kepada orang-orang yang membutuhkan, tulus, dan sabar


dalam kekurangan dan perang (Q.S. 2:117).
Ketika orang-orang yahudi dan keristen arab menolak Nabi-
revolusioner Muhammad Saw. dan pesan kebenaran dan kesetaraan
sosial yang dibawanya, mereka mengolok-oloknya dan mengatakan
bahwa kebahagiaan dan rahmat hanya menjadi milik mereka, Al-
Qur’an memberikan sebuah definisi yang luas tentang seorang
muslim:
“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan
masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau
Nasrani". demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong
belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu
adalah orang yang benar". (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang
menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka
baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S. 2:111-
112).
“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia
orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang
kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan
segala urusan.” (Q.S. 31:22).
“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim
menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam". Dan
Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya,
demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu, Maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (Q.S. 2:131-132).

7. ‘Jalan hidup’ Ibrahim adalah kebenaran

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan


teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang
mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah Telah memilihnya dan
menunjukinya kepada jalan yang lurus.” (Q.S. 16:120-121).
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani,
akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada
Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang
musyrik. (Q.S. 3:67).

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -47-


Misi Kelahiran Islam

Nabi-revolusioner Muhammad Saw., seperti halnya Nabi-Nabi yang


lain, berserah diri kepada kehendak Allah: yang berarti bahwa dia
adalah seorang hamba kebenaran. Dia menyatakan kebenaran dan
memperjuangkan kesetaraan sosial. Dia begitu setia kepada
tujuannya. Menurut definisi, dia adalah seorang Muslim, seperti halnya
semua Nabi-revolusioner. Dia adalah pengikut Ibrahim yang adalah
seorang teladan kebenaran:
“Katakanlah: "Sesungguhnya Aku Telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada
jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus,
dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". Katakanlah:
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan
demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Q.S. 6:161-
163).

Apakah makna dari menyerahkan kehendak sesorang kepada


kehendak Allah? Menurut Al-Qur’an, ini adalah sebuah jual-beli, dan
sebuah tawar-menawar dimana revolusioner menyerahkan
kehendaknya kepada kehendak Allah. Allah mengambil kehendak,
jiwa, hati, kekuatan, bakat-bakat, pikiran, kekayaan, harta-benda dan
segala sesuatu yang dimilikinya dan sebagai balasannya Allah
memberikan kebahagiaan besar yang abadi. Dia memperjuangkan
tujuan kebenaran dan kesetaraan dan dengan demikian bekerja untuk
kehendak Allah. Di dalam tawar-menawar ini, para revolusioner, kaum
Muslim, meninggalkan tatanan sosial yang lama, kemewahan, hak-hak
istimewa dan hubungan-hubungannya, dan memperjuangkan sebuah
tatanan sosial baru, sebuah surga kebenaran, kesetaraan dan
persaudaraan, keadilan dan cinta kasih (Q.S. 9:111). Para revolusioner
menyerahkan seluruh jiwa-raga dan harta miliknya kepada Allah; yaitu
kepada tujuan kebenaraan, dan Allah memberi mereka keselamatan
dan kebebasan dari perbudakan, penindasan, kepalsuan, dan
kejahatan. Orng-orang muslimyang memperjuangkan kebenaran dan
kebaikan ini dengan jelas di gambarkan oleh Al-Qur’an sebagai orang-
orang:
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang
memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh
berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara
hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.”
(Q.S. 9:112) dan juga “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -48-


Misi Kelahiran Islam

beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,


Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna, Dan orang-orang yang menunaikan
zakat, Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap
isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka
Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa. Barangsiapa
mencari yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang
melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat
(yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara
sembahyangnya. Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
(yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di
dalamnya.” (Q.S. 23:1-11).

Dari ayat-ayat Al-Qur’an ini kita dapat menyimpulkan bahwa


seorang Nabi-revolusioner, Ibrahim, Musa, atau Muhammad Saw. yang
menyerahkan kehendak, jiwa, pikiran, hati, kekuatan, bakat-bakatnya,
dna segala sesuatu yang menjadi miliknya kepada kehendak tuhan,
pada dasarnya adalah seorang revolusioner yang membaktikan hidup
dan kekuatannya untuk kebenaran dan kesetaraan sosial.
Kebenaran adalah sebuah istilah luas yang meliputi kebaikan,
ketulusan , kesucian, kesesuaian dengan hukum-hukum alam,
kesetaraan sosial, cinta kasih persaudaraan, kejujuran, dan keadilan.
Dengan demikian dlam kontek sosial, Islam berarti sebuah tatanan
sosial yang berdasarkan pada nilai-nilai luhur yang menjadikan
masyarakat manusia sebuah surga dimuka bumi dimana manusia tidak
menindas dan mengeksploitasi manusia lain dan dimana semua orang
setara, bebas, dan bersaudara satu sama lain. Jadi, Islam dalam
konteks yang luas adalah sebuah sistem egalitarianisme (kedaulatan)
dan kebenaran. Inilah konsepsi Al-Qur’an tentang Islam.

8. Konsepsi-konsepsi Feodalis dan Kapitalis tentang Islam


Menurut Al-Qur'an, Islam sesungguhnya adalah sebuah sistem
atau tatanan kebenaran dan kesetaraan sosial. Para Nabi-revolusioner
memperjuangkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip itu sepanjang hidup
mereka. Shalat dan Zakat adalah dua rukun atau prinsip fundamental
yang darinya semua nilai-nilai dan hukum-hukum moral diambil.
Seperti yang akan kita bahas lebih rinci dalam bab selanjutnya,
shalat merupakan tindakan mengingat atau merenungkan sumber
luhur dari semua moralitas ilahi atau alami yang menanamkan cinta
kebenaran, kejujuran, ketulusan, tanpa pamrih, dan keimanan dalam

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -49-


Misi Kelahiran Islam

pribadi revolusioner. Dan zakat menggarisbawahi tindakan berbagi


sumber-sumber daya ekonomi umat, alat-alat produksi, nafkah dan
kesenangan dengan semua orang guna memastikan kesetaraan sosial
dan ekonomi.Dengan demikian, shalat dan zakat bersinonim dengan
kebenaran dan kesetaraan sosial. Semua Nabi-revolusioner menyeru
kepada para pengikutnya untuk melakukan shalat dan menunaikan
zakat.
"Juga ceritakanlah dalam Kitab (kisah tentang) Ismail, orang yangber
pegang teguh pada janji; dia seorang rasul dan seorang Nabi. Ia selalu
menyuruh kaumnya shalat dan (menunaikan) zakat, dan dalam
pandangan Tuhannya ia mendapat rida" (Q.S 19:54-55).

Semua Nabi-revolusioner adalah hamba kebenaran dan ketulusan.


Shalat mereka adalah kebenaran dan zakat mereka adalah kesetaraan
dan keadilan sosial. Dan menurut Al-Qur'an, esensi dari perintah Allah
adalah kebenaran dan keadilan:
"Maka sempunlalah firman Tuhanmu dengan benar dan adil tak ada
yang dapat mengubah firman-firman-Nya. Dialah Maha Mendengar,
Mahatahu" (Q.S. 6:115).

Ini berarti bahwa mengatakan kebenaran, memperjuangkan


kenaikan martabat kaum miskin, berperang melawan para penindas
dan para pemilik budak, serta
menegakkan kesetaraan dan keadilan sosial adalah elemen riil dari
shalat dan merupakan tindakan-tindakan, yang benar. Orang yang
mengatakan kebenaran berarti tengah melakukan tindakan yang
benar dan dalam melakukan ini dia melaksanakan shalat. Orang yang
memperjuangkan, keadilan dan kesetaraan sosial bertindak benar; dan
dalam melakukan ini ia melaksanakan shalatnya. Semua itu adalah
perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, atau amal saleh.
Seperti yang akan kita paparkan segera, semula shalat bukanlah
sebuah ritual yang kaku atau sebuah upacara formal tanpa substansi.
Tidak seperti amal-amal saleh lainya seperti jihad, puasa, dan lain-lain,
yang bertujuan untuk menjadikan para revolusioner kuat secara fisik,
sabar, teguh, dan tabah, shalat bertujuan untuk membuat mereka
menjadi orang-orang yang selalu bertindak dan berkata benar, tulus,
dan beriman. Semua ini bukanlah tujuan, melainkan cara atau prinsip-
prinsip revolusioner untuk menegakkan keadilan dan kesetaraan
sosial. Prinsipprinsip atau pilar-pilar yang sesungguhnya adalah ke-
benaran, kesetaraan sosial, perjuangan (melawan para penindas),

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -50-


Misi Kelahiran Islam

keberanian dan keteguhan, kerendahan hati, cinta kasih, dan


persaudaraan.
Zakat adalah juga sebuah prinsip penyetara, prinsip untuk
mengambil kelebihan kekayaan yang melebihi kebutuhan dasar dari
kalangan kaya dan kemudian memberikannya kepada orang-orang
yang kekurangan, karena semua kekayaan, sumber-sumber daya
ekonomi, serta alat-alat produksi harus dibagi oleh semua orang demi
kesenangan dan kemajuan setara bagi semua orang. Melalui
penyetaraan ini, dia dapat memurnikan masyarakat dari semua
ketidaksempurnaan, cacat, persaingan tidak sehat, kedengkian,
perpecahan, dan antagonisme di antara kelas sosial kaya dengan
kelas-kelas sosial miskin. Zakat adalah tindakan pemurnian, yaitu
kebebasan dari ketidaksetaraan, ketidakadilan, penindasan,
eksploitasi, egoisme, dan motif-motif serakah.
Setelah berakhirnya perang-perang saudara dan kontra-revolusi
oleh Bani Umayyah, prinsip-prinsip revolusioner shalat, jihad, zakat,
dan lain-lain, seluruhnya direinterpretasikan dalam kerangka feodal.
Feodalisme mendapatkan tempatnya kembali ketika di bawah monarki
dan otokrasi hubungan-hubungan sosial dan ekonomi feodal antara
tuan dengan budak, bangsawan dengan hamba sahaya, raja dengan
objek-objeknya menggantikan prinsip -prinsip revolusioner rasuli, yaitu
keadilan dan kesetaraan sosial. Islam yang Qur'ani adalah himpunan
dari prinsip-prinsip revoiusioner kebenaran dan kesetaraan sosial,
kejujuran, ketulusan, cinta kasih, dan persaudaraan; tetapi Islam
feodal adalah sebuah instrumen politik yang digunakan untuk
memperbudak rakyat jelata atas nama Islam rasuli.
Demikianlah, shalat dan zakat secara berangsur-angsur
kehilangan substansi moral kebenaran dan kesetaraan sosialnya dan
semata-mata menjadi ritual-ritual dan upacara-upacara mati yang
tumbuh dan berkembang subur namun tanpa guna di bawah
perbudakan dan penindasan feodal. Di bawah feodalisme, Islam
menjadi sebuah ritual yang kaku, dan shalat rnenjadi sebuah upacara
formal yang penampakan luarnya diharapkan membebaskan
pelakunya dari semua tanggung jawab sosial, kebenaran, dan
keberanian. Orang cukup bersembahyang beberapa kali, sementara
menyatakan kebenaran, ketulusan, kesetaraan, keadilan, dan
persaudaraan dianggap tidak penting dan tak bernilai. Moralitas - lebih
tepatnya immoralitas - feodal ini melepaskan masyarakat feodal itu
dari semua nilai-nilai luhur dan membuatnya menjadi sebuah hutan di
mana kekerasan berkuasa dan perbudakan serta penindasan menjadi

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -51-


Misi Kelahiran Islam

hukumnya. Dengan demikian, Islam feodal adalah sebuah negasi dari


Islam Qur'ani, Islamnya para Nabi-revolusioner, Islam yang merupakan
sinonim dari kebenaran, kesetaraan sosial, ketulusan, kesucian,
kerendahan hati, cinta kasih, dan persaudaraan.
Kapitalisme mengeksploiasi agama, yaitu Islam dan konsep-
konsep revolusionernya yaitu shalat, zakat, jihad, dan lain-lain, telah
rusak menjadi instrumen-instrumen politik yang digunakan urttuk
menindas kelas-kelas pekerja miskin dan rakyat jelata, dengan
memecah-belah masyarakat ke dalam kelas-kelas yang memiliki
semua alat-alat produksi utama dan menguasai semua proses politik,
sosial, dan kultural; dan kelas-kelas yang menjual tenaga mereka.
Rezim ketidaksetaraan dan penindasan ini ditegakkan di atas sebuah
agama yang telah membusuk yang telah membakukan dirinya sebagai
sekumpulan ritual-ritual dangkal yang telah kehilangan etos moralnya
yang asli.
Hasilnya adalah sebuah justifikasi menyeluruh terhadap
ketidaksetaraan, penindasan dan ritual-ritual penuh tahyul yang jelas-
jelas bertentangan dengan ajaranajaran Al-Qur'an dan para Nabi-
revolusioner yang sesungguhnya. Sementara Islamnya para Nabi-
revolusioner adalah sebuah jalan kebenaran, pencerahan, kesetaraan
sosial, keadilan, dan persaudaraan; Islam feodal dan kapitalistik telah
menjadi jalan kebohongan, kemunafikan, tipu daya, diskriminasi,
penindasan, perbudakan, tahyul dan kegelapan.
Prinsip-prinsip utama kapitalisme adalah: profit-motif (motif
mengejar keuntungan diri sendiri), kepemilikan alat-alat produksi
dasar oleh kapitalis-kapitalis swasta, ekonomi pasar bebas yaitu
menjadikan segala sesuatu sebagai komoditas yang diperjualbelikan di
pasar. Sistem ini memecah-belah masyarakat ke dalam dua kelas
besar, yaitu kapitalis yang kuat dan berkuasa dan proletariat yang
miskin. Kapitalisme membuat orang menjadi egois, haus keuntungan,
dan mengejar kekuatan dan kekuasaan atas uang yang membuat
orang-orang kaya menjadi arogan dan egois. Kapitalisme
mengembangkan nafsu-nafsu dan keinginankeinginan serta hasrat-
hasrat yang dilarang oleh Islam Qur'ani. Islam Qur'ani menyerukan
kebenaran, keadilan dan kesetaraan sosial, ketulusan, dan sifat tak
kenal pamrih, tetapi kapitalisme justru memelihara kebalikannya. Ini
berarti bahwa kapitalisme adalah kebalikan dari prinsip-prinsip Islam
Qur'ani, prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh para
Nabi-revolusioner sepanjang hidup mereka. jadi, masyarakat kapitalis

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -52-


Misi Kelahiran Islam

adalah masyarakat modern yang terdiri dari para penindas, Qura


zalima, yang menindas kelas-kelas pekerja dan rakyat jelata.
Pilar-pilar (arkan) Islam bukanlah ritual-ritual atau upacara-
upacara formalistik atau external seperti shalat, puasa, sedekah, dan
lain-lain, melainkan kebenaran, keadilan, kesetaraan sosial, perang
abadi melawan penindasan dan eksploitasi, serta menegakkan sebuah
masyarakat yang egaliter. Menurut Al-Qur'an, sebuah masyarakat
egaliter yang terdiri dari orang-orang yang terpelajar, sopan, beradab,
dan selalu berkata dan bertindak benar akan menjadi sebuah
masyarakat yang 'Islami', sedangkan sebuah masyarakat yang
berpecahbelah dan tidak setara yang terdiri dari orang-orang yang
buta huruf, senang melakukan tipu daya, bodoh, khianat, tidak tulus,
munafik, dan egois akan menjadi masyarakat yang tidak Islami atau
kafir.
Jika sosialisme modern dapat menciptakan sebuah masyarakat
egaliter yang terdiri dari orang-orang yang terpelajar, berani, jujur, dan
tulus serta sebuah tatanan sosial dan ekonomi yang berdasarkan
keadilan dan kesetaraan sosial yang sempurna, maka masyarakat itu
akan lebih dekat kepada konsepsi Al-Qur'an tentang Islam. Apalah
artinya sebuah nama. Sebuah pohon dikenal karena buah yang
dihasilkannya dan sebuah sistem sosial dikenal dan dinilai karena
kualitas dan karakter yang diciptakannya di dalam diri anggota-
anggotanya. Individu adalah. produk dari masyarakatnya. Adanya
individu-individu yang tidak jujur dan mengidap penvakit moral adalah
produk dari masyarakat yang tidak jujur dan berpenyakit moral.

9. Islam adalah sebuah Jalan Hidup


Menurut Al-Qur'an, Islam adalah sebuah jalan hidup, din, semua
Nabi-revolusioner dan para pengikutnya:
"Agama yang sama telah disyariatkan kepadamu, seperti yang
diperintahkan kepada Nuh- dan yang Kami wahyukan kepadamu - dan
yang Kami perintahkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa; yakni
tegakkanlah agama dan janganlah berpecah-belah di dalamnya. Sukar
bagi kaum musyrik (mengikuti) apa yang kauserukan kepada mereka.
Allah memilih untuk diri-Nya siapa yang la kehendaki, dan
membimbing kepada-Nya siapa yang mau kembali (kepada-Nya)" (Q.S.
42:13).

'Cara hidup', din, semua Nabi-revolusioner pada hakikatnya adalah


sama. Prinsip-prinsip fundamental dan cita-cita mereka adalah sama:

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -53-


Misi Kelahiran Islam

kebenaran dan kesetaraan sosial yang mereka perjuangkan dengan


memerangi penindasan dan kejahatan. Inilah prinsip-prinsip yang
diperjuangkan oleh Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad Saw.
Kebenaran dan kesetaraan, persaudaraan, dan cinta kasih tidaklah
konsisten dengan egoisme, kerakusan, penindasan kaum lemah, dan
kepalsuan:
"...Hari ini orang kafir sudah putus asa untuk mengalahkan agamamu.
Janganlah kamu takut kepada mereka; takutlah kepada-Ku. Hari ini Ku-
sempurnakan agamamu bagimu dan Kucukupknn karunia-Ku untukmu
dan Ku-pilihkan Islam menjadi agamamu..." (Q.S. 5: 3).

Ayat ini ditujukan kepada komunitas Muslim ketika komunitas itu


menjadi mapan sebagai sebuah komunitas kebenaran dan
persaudaraan di Medinah. Selama Muslim masih menjadi sebuah
komunitas teraniaya yang terdiri dari pemberontak-pemberontak di
kota Mekah mereka tidak dapat mengorganisir dan mempersenjatai
diri mereka sendiri sebagai revolusioner-revolusioner untuk
menyatakan dan mempertahankan prinsip-prinsip luhur yang mereka
bela dan yang untuknya mereka telah mengorbankan segalanya.
Ketika mereka mengorganisir diri mereka sendiri sebagai sebuah
komunitas bersenjata yang terdiri dari orang-orang yang setara
dengan aturan-aturan bertindak milik mereka sendiri dan
membebaskan diri mereka sendiri dari perbudakan yang dilakukan
oligarki para pedagang, lintah-lintah darat, pemuka-pemuka agama,
dan para bangsawan Mekah, mereka jadi tidak terkalahkan. Mereka
adalah orang-orang yang beriman kepada kebenaran dan kesetaraan.
Mereka bicara kebenaran, mereka jujur dan tulus. Apapun yang
mereka yakini atau katakan, mereka lakukan. Mereka memperlakukan
satu sama lain sebagai orang-orang yang setara. Mereka membentuk
persaudaraan kebenaran dan kesetaraan.
Ini tidak berarti bahwa semua konsep-konsep, lembaga-lembaga,
peraturan-peraturan, dan prinsipprinsip sosial dan ekonomi yang
diubah secara perlahanlahan oleh para revolusioner Muslim dalam
perjuangan panjangnya selama dua puluh tiga tahun telah dimapan-
kan dan dibakukan ke dalam hubungan-hubungan sosial dan ekonomi
buat selama-lamanya. Hal ini tidak mungkin karena masyarakat
manusia adalah organisme yang selalu berkembang: ia tumbuh dan
berubah. Yang dimaksud oleh ayat tersebut adalah bahwa para
revolusioner Muslim itu sekarang telah mendirikan sebuah komunitas
di Medinah guna melaksanakan nilai-nilai kebenaran, kesetaraan

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -54-


Misi Kelahiran Islam

sosial, keadilan, dan persaudaraan. Nilai-nilai moral ini harus


diimplementasikan melalui hukum-hukum, peraturan-peraturan,
petunjuk-petunjuk, dan lembaga-lembaga. Yang penting dalam hal ini
adalah nilai-nilai dan prinsipprinsip itu, dan bukannya lembaga-
lembaga yang hanya mengekspresikan, mencerminkan, dan mewakili
prinsip-prinsip yang esensial itu. Kesetaraan sosial adalah sebuah
prinsip yang diimplementasikan melalui lembaga zakat.
Prinsip-prinsip kebenaran, kesetaraan sosial, dan persaudaraan
adalah prinsip-prinsip alam yang membentuk esensi dari pesan para
Nabi-revolusioner. Keselarasan alam, kosmos, dan tatanan jagat raya
serta kemurnian alam dan nurani manusia yang tidak ternoda, seperti
bayi yang tidak berdosa, adalah 'cara hidup' yang alami dan spontan
yang dibimbing oleh kekuatan-kekuatan ilahiyah:
"Tetapi orang-orang zalim mengikuti hawa nafsu tanpa pengetahuan.
Tetapi siapa yang akan memberi bimbingan orang yang oleh Allah
sudah dibiarkan sesat? Bagi mereka tak ada penolong. Maka
hadapkanlah wajahmu benar-benar kepada agama; menurut fitrah
Allah yang atas pola itu la menciptakan manusia. Tiada perubahan
pada ciptaan Allah; itulah agama yang baku; tetapi kebanyakan
manusia tidak tahu" (Q.S. 30: 29-30).

Konsep Al-Qur'an tentang din (agama) sebagai sebuah cara hidup


yang berdasarkan kebenaran dan kesetaraan sosial adalah sebuah
konsep yang progresif dan dinamis. Lembaga-lembaga sosial dan
ekonomi aktual sebagai hubungan-hubungan sosial bisa berubah dari
satu formasi sosial ke formasi sosial yang lain, tetapi cita-cita
kebenaran, keadilan, dan kesetaraan akan selalu ada. Bagi para Nabi-
revolusioner, Ibrahim dan Musa, cita-cita kesetaraan sosial diwujudkan
dengan mengangkat martabat (emansipasi) dan membebaskan
mereka serta menyetarakan mereka satu sama lain, tetapi dalam
masyarakat kapitalis, karena sekarang tidak ada lagi perbudakan,
emansipasi bagi kelas-kelas pekerja dari ketergantungan ekonomi
terhadap modal akan menjadi sebuah tindakan yang adil di sisi para
revolusioner modern.
Hal ini menunjukkan bahwa semua warisan zaman feodal dan
abad tengah dalam bentuk agama (Islam) yang sudah rusak dengan
segala lembaga-lembaga, ideologi-ideologi, kelas-kelas, dan kelompok-
kelompok kepentingan-kepentingan sepihak yang sudah membusuk
adalah sebuah anakronisme dan, jelas-jelas sebuah anatema (sesuatu
yang haram, kutukan) bagi konsep Al-Qur'an tentang Islam sebagai

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -55-


Misi Kelahiran Islam

sebuah cara hidup yang berdasarkan kebenaran dan kesetaraan sosial.


Apa yang sekarang berada di bawah nama Islam tidak lain adalah
sebuah cadar kemunafikan dari sebuah kepentingan politik guna me-
nutupi eksploitasi brutal terhadap rakyat jelata dalam masyarakat-
masyarakat Muslim di dunia ketiga.
Islam adalah sebuah konsepsi religius/teologis yang berarti
menyerahkan kehendak atau rencana manusia kepada Kehendak atau
Takdir Tuhan yang Iebih tinggi. Islam bukanlah sebuah sistem sosial
dari suatu masyarakat tertentu. Islam berarti ketundukan kepada
prinsip-prinsip kebenaran, kesetaraan sosial, kebaikan, persaudaraan,
kejujuran, ketulusan, cinta, dan lain-lain tertentu; prinsip-prinsip yang
melandasi berdirinya sebuah kamunitas yang bebas dan setara.
Prinsip-prinsip tersebut adalah cita-cita semua Nabi-revolusioner
sepanjang zaman. Tetapi, lembaga-lembaga sosial yang diletakkan di
dalam parameter-parameter prinsip-prinsip luhur ini berbeda-beda.
Kandungan-kandungan dan substansi-substansinya bervariasi menurut
formasi-formasi dan tatanan-tatanan sosial-ekanomi tempat Nabi-Nabi
yang bersangkutan itu hidup.
Ini berarti bahwa Islam bukanlah sebuah ide baku atau sebuah
sistem ritual-ritual, upacara-upacara dan lembaga-lembaga yang kaku,
melainkan sebuah prinsip progresif yang selalu menghapuskan
tatanan-tatanan lama. Musa menghapus tatanan sosial yang dibangun
oleh Ibrahim. Isa mencabut tatanan ekonomi Musa. Muhammad Saw.
menghapuskan lembaga-lembaga sosial dan ekonomi yang dibangun
oleh Nabi-Nabi sebelumnya. Tetapi semuanya saling menegaskan
kebenaran satu sama lain. Kebenarannya adalah bahwa semua
manusia adalah setara. Mereka harus jujur, berkata benar, dan
berjuang melawan kekuatan-kekuatan jahat, diskriminasi, penindasan,
dan kepalsuam. Lembaga-lembaganya boleh berubah-ubah, adat-
istiadatnya juga boleh bervariasi, tetapi kebenaran, kesetaraan, dan
persaudaraan tetap tinggal sebagai prinsip-prinsip masyarakat yang
bebas, adil, dan egaliter.

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -56-


Misi Kelahiran Islam

Tentang Penulis:

Ziaul Haque mendapatkan gelar MA (Ilmu Ekonominya) dari


University of Sind, 1963; MA (Bahasa Arab dan Studi-studi Islam)
dari University Chicago, USA, 1972; Ph.D-nya (Bahasa Arab dan
Studi-studi Islam) dari Chicago, 1975. Dia bekerja sebagai
peniliti/Associate Professor dalam Islamic Research Institute,
Islamabad, sejak September 1964 hingga Juni 1984 dan juga
bergabung dengan Pakistan Istitute of Development Economics
(Islamabad) sebagai seorang konsultan. Konsentrasi khususnya
adalah pada sejarah ekonomi Islam awal dan Timur Tengah. Selain
itu pernah pula menjadi editor jurnal riset perempat-tahunan,
Islamic Studies (Islamabad), sejak 1975 hingga 1980. Karyanya
yang terkenal adalah Landlord and Peasant in Early Islam
(Islamabad, 1977), yang sangat dihargai di seluruh dunia sebagai
sebuah konstribusi orsinil untuk pemahaman kita tentang sejarah
ekonomi Islam awal. Bukunya yang lebih terdahulu yakni Islam
and Feudalism --- The Economics of Riba, Interest and Profit
diterbitkan oleh Vanguard Books (Pvt) Ltd. Pada tahun 1985.

Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com -57-

You might also like