Professional Documents
Culture Documents
INSTRUMEN II
Oleh:
Annisa Nurul Chaerani
411109059
ANALIS KESEHATAN D3
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL AHMAD YANI
CIMAHI
2010
1
Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)
A. Hari/ tanggal
Sabtu/ 03 Juli 2010
B. Tujuan
C. Prinsip
D. Dasar Teori
2
metode Spektrokopi emisi konvensional, pada metode konvensional emisi
tergantung pada temperatur sumber. Selain itu eksitasi termal tidak selalu
spesifik, dan eksitasi secara serantak terjadi pada berbagai spesies dalam suatu
campuran. Sedangkan nyala, eksitasi unsur-unsur dengan berbagai tingkat
energy eksitasi yang rendah dapat dimungkinkan, tentu saja perbandingan
banyaknya atom yang tereksitasi terhadap atom yang berada pada tmgkat
dasar harus cukup besar, karena metode serapan atom hanya tergantung pada
perbandingan ini dan tidak tergantung pada temperatur. Metode serapan
sangatlah spesifik, logam-logam yang membentuk campuran kompleks dapat
dianalisa dan selain itu tidak selalu diperlukan sumber energy yang besar.
3
Instrumentasi Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS):
1. Sumber radiasi
4
Gambar 3. Electrodeless Discharege Lamp
2. Nyala
5
3. Sistem pembakar-pengabut
4. Monokromator
5. Detektor
6. Read out
6
Gangguan pada spektro
7
Disamping efek pembentukan senyawa dan pengionan, juga perlu
dipertimbangkan efek-efek matriks, ini terutama factor fisik yang akan
mempengaruhi banyak contoh yang mencapai nyala, dan terutama
dihubungkan dengan factor sepeti viskositas, rapatan, tegangan permukaan
dan keatsirian pelarut yang digunakan untuk membuat larutan uji.
2. Bahan
a. Larutan sampel 50 ml
b. Larutan standar 1000 ppm
c. Larutan PMI (pemantapan Mutu Internal)
d. HNO3 5ml
e. Gas C2H4
f. Aquadest
g. Kertas saring
8
F. Prosedur
1. Pembuatan larutan standar
a. Pembuatan larutan standar 100 ppm
1) Pipet 10 mL larutan standar 1000 ppm, ke dalam labu ukur 100
mL.
2) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda batas.
b. Pembuatan larutan standar 10 ppm
1) Pipet 10 mL larutan standar 100 ppm, ke dalam labu ukur 100 mL.
2) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda batas.
c. Pembuatan larutan standar 0; 0,25; 0,5; 1,0; 2,0 ppm
1) Pipet 0 mL, 0,25 mL; 0,5 mL; 1,0 mL; 2,0 mL larutan standar 10
ppm masing-masing kedalam labu ukur 100 mL.
2) Tambahkan dengan larutan pengencer sampai tanda batas, sehingga
diperoleh konsentrasi 0; 0,25; 0,5; 1,0; 2,0 ppm.
2. Pembuatan larutan sampel
a. Saring 50 mL larutan sampel menggunakan kertas saring.
b. Tambahkan 5 mL HNO3, kemudian panaskan diatas hotplate sampai
larutan jernih dan volumenya kira-kira 25 mL.
c. Dinginkan, kemudian pindahkan larutan sampel kedalam labu takar
dan saring kembali menggunakan kertas saring untuk mengambil sisa-
sisa endapan.
d. Larutan sampel yang menyusut dan telah disaring ditambahkan
aquadest hingga volumenya sama dengan volume awal 50 mL
e. Larutan sampel siap diuji..
3. Persiapan alat
a. Persiapan tekanan dan aliran gas
Tipe gas Tabung Alat
9
b. Burner yang digunakan
Burner Head Panjang slot Flame
Burner head standar 10 Udara C2H2
Udara H2
Argon-H2
Buener head temperatur 9 Udara-c2h2
tinggi Udara-hH2
Argon-H2
N2O-C2H2
4. Menyalakan alat
a. Buka kran gas asetilen sampai jarum regulator pada tabung gas
menunjukkan 0,9 kg/cm2.
b. Buang sisa udara yang masih tersisa dalam kompresor dengan cara
membuka klep yang ada dibawah kompresor.
c. Nyalakan kompresor udaranya dan tutup klep yang masih terbuka.
d. Nyala computer.
e. Ketikan “win” pada prompt c:/> dan tekan enter.
f. Setelah masuk pada program manager pilih “Shimadzu” dengan cara
mengklik dua kali pada icon “Shimadzu”.
g. Pilih icon “AA-6200 PC” denagn mengklik dua kali.
h. Klik [wizard] pada kotak dialog yang muncul.
5. Menentukan kondisi alat
a. Nyalakan instrument AAS-6200.
b. Klik [connect] pada kotak dialog yang muncul, dan tunggu hingga
instalasi selesai yang dtandai dengan semua item telah berwarna hijau
kemudian tekan [OK].
c. Pilih [Next] pada kotak dialog yang muncul.
d. Isi kotak kosong dnegan elemen yang akan dianalisis dengan cara
mengisi langsung symbol elemen atau membuka library yang ada,
begitupun HC-Lamp yang akan diwarnng up, lakukan lanagkah kosong
berikutnya, kemuadian tekan [next].
10
e. Tentukan nomor socket HC-Lamp pada instrument yang akan dipakai
pengukuran.
f. Nyalakan HC-lap (satatus lamp on = x)
Klik [Warming up lamp] jika ada HC-lamp yang akan diwarming up,
tentukan nomor socket HC-lamp pada alat (status lamp on = x)
kemudian tekan [ok], tekan [next].
g. Ubah posisi lampu pada socket sehingga dihasilkan nilai current yang
maksimal kemudian tekan [Next}.
6. Pengukuran
a. Tentukan socket HC-lamp dan lamp mode (d2/NON-BGC) kemudian
tekan [Next}.
b. Apabila instrument dilengkapi dengan auto sampler, klik [use ASC]
nyalakan ASC kemudian klik [Connect] dan tekan [Next}, bila tidak
dilengkapi dengan ASC langsung klik [Next}.
c. Tentukan metoda unit konsentrasi, banyaknya standar dan isikan
konsentrasi standar yang dipakai kemudian [Next}.
d. Klik [Enable] apabila akan dilakukan periodic blank measure atau
periodic sensitive corecton kemudian tentukan tiap beberapa sampel
hal tersebut akan dilakukan. Isikan konsentrasi standar yang akan
digunakan untuk periodic sensitive correction.
e. Tentukan jenis pembakaran, aliran pembakaran, aliran oksidan pada
alat sesuai dengan parameter yang ditentukan, tekan [Finish].
f. Nyalakan api pada alat dengan cara menekan tombol [Ignite] dan
[Purge] secara bersamaan sampai keluar api.
g. Pada table “MRT” tekan [Auto zero] untuk mengenolkan serapan,
[Blank] unutk blangko dan [Start] untuk mengukur standar dan sampel.
h. Setelah semua standar diukur, klik [View] dan pilih [Calibrasi Curva]
untuk melihat kurva kalibrasi yang diukur, klik [Print] untuk mencetak
dan [Close] untuk kembali ke table “MRT”.
11
7. Menyimpan file
a. klik [File].
b. Pilih [Save as].
c. Ketikan nama file, tentukan drives, tekan [Ok].
8. Mencetak data
a. klik [File].
b. Pilih [Pint table data].
c. Klik [Simbol] element yang kan dicetak data pengukuraannya, klik
[Ok].
d. Pilih [All] dan tekan ok.
9. Mematikan alat
a. Ketik [Wizard] kemudian tekan [Next].
b. Matikan lampu (Status lamp on = …), begitupun untuk warming up
lamp, tekan [Next] kemuduaian [Cancel].
c. Pilih [Instrument] kemudian [Connect].
d. Pilih [File], [Exit] dn pilih [No}.
e. Klik dua kali tanda minus pada pojok kiri atas.
f. Klik [File], [Exit windows], [Ok].
g. Tutup kran gas dan keluarkan sisa udaraa pada kompresor.
h. Tekan [Purge] pada instrument, matikan instrument AA-6200 dan
computer.
12
G. Hasil Pengamatan
13
14
H. Pembahasan
1. Preparasi sampel
2. Pembuatan standar
3. Pemeriksaan AAS
Ketika sampel dimasukkan, sampel dan udara (O2) juga ikut masuk
terdapat nebulizer yang akan membentuk kabut tekanan tinggi masuk ke
15
burner dan terjadi atomisasi. Drynase akan membuang senyawa-seyawa
yang tidak dibutuhkan. Atomisasi merupakan electron-elektron akan lepas
membakar energy sesuai dengan lampu katoda yang disebut peristiwa
eksitasi. Kemudian pengolah data diubah menjadi absorban kadar atau
konsentrasi, dan keluarlah hasil.
Nilai PMI yang diperoleh lebih tinggi dari nilai standarnya yaitu
sebesar 13,04, hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya kesalahan yang
dilakukan selama praktikum, mungkin dari lampu katoda yang terlalu lama
hidup.
16
I. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J., Denney, R. C., Jeffery, G. H dan Mendham, J. (1994). Buku Ajat Vogei
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik (Edisi keempat). Terjemahan Handyana
Pudjaatmaka. Jakarta: EGC.
18