You are on page 1of 32

SEL PEMBAKARAN (FUEL CELL) SEBAGAI

ALTERNATIF PENGHASIL ENERGI LISTRIK


TANPA POLUSI

BAHAN LISTRIK

PUTU RUSDI ARIAWAN


NIM. 0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN-BALI
2010
ABSTRAK

Sel Pembakaran adalah suatu sistem tertutup yang menghasilkan energi listrik
dari reaksi elektrokimia yang dirancang untuk operasi kontinyu dengan reaktan
berupa bahan bakar yang menghasilkan hydrogen, yang disuplai secara kontinyu dan
produk yang dihasilkannya juga diambil secara kontinyu. Komponen-komponen
utama penyusun dari sel pembakaran adalah bahan bakar, elektrolit, dan elektroda.
Pengoperasian produksi hidrogen dengan cara digandengkan dengan generator
lain pada sistem Sel Pembakaran dapat ditingkatkan, seperti pada penggunaan
teknologi fotovoltaik. Karakteristik umum suatu sel bahan bakar adalah rapat energi
yang tinggi, suhu operasi diatas 300oC dan panas yang tinggi, bahan bakar yang
digunakan adalah hydrogen dan oksigen.
Pemanfaatan sistem sel pembakaran dapat memberikan justifikasi tentang
alternatif sarana transportasi dan mesin-mesin diesel menjadi mesin-mesin listrik
yang menggunakan sel pembakaran. Selain itu bahan bakar hidrogen pada sistem fuel
cell untuk sektor transportasi perlu diprioritaskan, karena sarana transportasi
merupakan kontributor terbesar, baik dalam penggunaan BBM.

PUTU RUSDI ARIAWAN ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah Paper Sel Pembakaran sebagai Alternatif
Penghasil Energi Listrik Tanpa Polusi ini dapat diselesaikan. Dengan karunia
kesehatan dan kesempatan dari-Nya pula, laporan ini pun dapat rampung tepat pada
waktunya.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan laporan ini. Khususnya kepada Bapak Ir. Ketut
Wijaya selaku dosen mata kuliah Bahan Listrik Jurusan Teknik Elektro dan juga
berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Listrik.
Disamping itu juga untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai
materi Sel Pembakaran sebagai Alternatif Penghasil Energi Listrik Tanpa Polusi.
Kami menyadari sepenuhnya laporan ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kami sebagai penyusun mengharapkan berbagai saran dan kritik yang
bersifat membangun, agar nantinya dapat dijadikan pedoman bagi kami dalam
penyusunan laporan berikutnya.

Denpasar, Agustus 2010

Penyusun

PUTU RUSDI ARIAWAN iii


DAFTAR ISI

JUDUL .............................................................................................................i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................. 3
1.5 Batasan Masalah ................................................................................ 3
1.6 Sistematika Pembahasan..................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Sel Volta .................................................. .5
2.2 Pengertian Sel Pembakaran................................................................ 5
2.3 Hukum Faraday Tentang Arus Listrik .............................................. 6
2.3.1 Hukum Faraday I....................................................................... 6
2.3.2 Hukum Faraday II.......................................................................6
2.4 Pengertian Potensial Sel Elektroda .................................................... 7
II. METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 8
3.1 Objek Penelitian ............................................................................... 8
3.2 Data .................................................................................................. 8
3.2.1 Jenis data ............................................................................... 8
3.2.2 Sumber data........................................................................... 8
3.2.3 Metode pengumpulan data ................................................... 9
3.3 Tahap-tahap Pengolahan Data .......................................................... 9

PUTU RUSDI ARIAWAN iv


3.4 Teknik mengambil kesimpulan ........................................................ 9

BAB PEMBAHASAN .................................................................................... 10


4.1 Gambaran Umum Sel Pembakaran .................................................. 10
4.1.1 Komponen –Komponen Penyusun Sel Pembakaran................ 10
4.2 Cara Kerja Sel Pembakaran ............................................................. 13
4.2.1 Tahapan dari Cara kerja Sel Pembakara .................................. 14
4.2.2 Karakteristik Sel Pembakaran ................................................ 15
4.3 Penggunaan Sel Bahan Bakar Dalam Beberapa Bidang .................. 17
4.4 Keunggulan dan kelemahan Dari Sel Pembakaran ........................... 20
4.4.1 Keunggulan Sel Pembakaran .................................................. 20
4.4.2 Kelemahan Sel Pembakaran.................................................... 21
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .............................................................................................. 22
5.2 Saran-saran........................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24

PUTU RUSDI ARIAWAN v


DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Sel Pembakaran .......................................................................... 10


Gambar 4.2 Sel Pembakaran Pada handphone dan Laptop............................. 17
Gambar 4.3 Sel Pembakaran pada Pesawat Antariksa ....................................... 19

PUTU RUSDI ARIAWAN vi


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Mekanisme Reakasi pada Sel Pembakaran ................................... 14

PUTU RUSDI ARIAWAN vii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatnya penguasaan ruang, waktu, dan materi menuntut semakin


besarnya sumber energi yang diperlukan. Sebut saja alat transportasi seperti mobil
atau bus, alat komunikasi seperti laptop, handphone dan televisi, peralatan rumah
tangga, sampai eskalator atau lift di gedung bertingkat. Semua benda tadi
memerlukan energi. Tanpa pasokan energi, segala jenis teknologi tersebut tidak
akan berfungsi.
Energi listrik merupakan salah satu energi yang tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Berbagai macam fasilitas yang ada sekarang ini memerlukan
energi listrik dalam penggunaannya. Bahkan tanpa adanya listrik kegiatan
manusia akan menjadi terhambat, oleh sebab itu banyak Pembangkit listrik yang
dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin bertambah juga membuat
kebutuhan akan energi listrik juga semakin bertambah .oleh sebab itu diperlukan
suatu altrnatif untuk mengubah energi lain menjadi energi listrik . Sumber energi
alternatif sudah lama didengungkan untuk segera dipakai. Dari sisi teknologi dan
ketersediaan bahan baku juga sudah tak diragukan lagi. Beberapa alternatif energi
yang telah banyak di aplikasikan misalnya : photovoltaic, angin, biomasa, dan
sebagainya terbukti mempunyai prospek yang bagus, namun demikian masih
perlu ditingkatkan efisiensi dan kerapatan energinya. Demikian pula halnya
energi nuklir, meskipun mempunyai kerapatan energi yang tinggi dan telah
banyak ahli, yang mampu mengontrol reaksinya, namun belum ada satupun
negara maju didunia yang tidak dipusingkan oleh masalah penyimpanan serta
masalah terhadap efek radiasi yang berkepanjangan. Demikian juga Teknologi

PUTU RUSDI ARIAWAN 1


konvensional menggunakan minyak bumi sebagai sumber energi dipandang
kurang efisien serta menimbulkan polusi udara. Pembakaran minyak bumi
menghasilkan karbon monoksida (CO) dan karbondioksida (CO2) yang
berbahaya. Disaat semakin terbatasnya cadangan minyak dunia dan semakin
bertambahnya polusi udara , berita menggembirakan datang dari Konsorsium Fuel
Cell Indonesia. Yaitu dengan dibuatnya Fuel Cell (Sel Pembakaran), salah satu
energi alternatif yang bisa menggantikan kebutuhan energi utama saat ini
Sebagaimana diketahui, cadangan migas Indonesia diperkirakan akan habis dalam
waktu 10-20 tahun mendatang.
Teknologi fuel cell (Sel Pembakaran) yang berbahan bakar dasar hidrogen.
adalah “Perangkat elektronika yang mampu mengonversi perubahan energi bebas
suatu rekasi elektrokimia menjadi energi listrik,”. Prinsip kerja fuel cell adalah
proses elektrokimia di mana hidrogen dan oksigen digunakan sebagai bahan
bakar. Komponen utama fuel cell terdiri dari elektrolit berupa lapisan khusus
yang diletakkan di antara dua buah elektroda. Proses kimia yang disebut
pertukaran ion terjadi di dalam elektrolit ini dan menghasilkan listrik serta air
panas. Yang paling menggembirakan Sel Pembakaran menghasilkan energi listrik
tanpa adanya pembakaran dari bahan bakarnya, sehingga tidak ada polusi yang
ditimbulkannya. Oleh sebab itulah Sel Pembakaran diharapkan dapat menjadi
alternative energi bagi industri listrik di masa yang akan datang .

1.2 Rumusan Masalah


Beranjak dari latar belakang masalah diatas dapat diambil beberapa rumusan
masalah yang menyangkut sel pembakaran diantaranya :
1. Bagaimana gambaran umum dari Sel Pembakaran?
2. Bagaimana karakteristik dan cara kerja Sel pembakaran?
3. Dalam bidang apa saja kegunaan dari Sel Pembakaran?
4. Apa keuntungan dan kelemahan dari Sel Pembakaran?

PUTU RUSDI ARIAWAN 2


1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan laporan ini adalah :
1. Mengetahui gambaran umum yang dimaksud Sel Pembakaran
2. Untuk mengetahui karakteristik dan cara kerja Sel pembakaran
3. Mengetahui di bidang apa saja kegunaan dan kelemahan dari Sel
Pembakaran
4. Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan dari Sel Pembakaran

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari pembuatan laporan ini adalah:.

1. Sebagai referensi dalam pengembangan lebih lanjut mengenai Sel


Pembakaran.
2. Sebagai acuan ataupun menjadi pertimbangan bagi industri kelistrikan di
dalam merencanakan pemakaian Sel Pembakaran sebagai bahan energi
listrik.
3. Menambah pengetahuan mengenai Sel Pembakaran sebagai bahan energi
listrik baik bagi mahasiswa atau mahasiswi maupun bagi masyarakat umum.

1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan dalam penyusunan laporan ini, maka perlu


dibatasi permasalahannya pada masalah pembuatan, cara kerja, pemanfaatan dan
karakteristik Sel Pembakaran sebagai bahan energi listrik.

1.6 Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan yang digunakan dalam penulisan laporan


ini adalah :

PUTU RUSDI ARIAWAN 3


BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan secara lengkap gambaran umum isi tulisan, mulai latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah yang akan
dibahas dan sistematika penulisan mengenai Sel Pembakaran.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini memaparkan kepustakaan yang berisikan tentang konsep
dan penggunaan Sel Pembakaran secara umum dan karakteristik Sel
Pembakaran isolasi dalam bidang keteknikan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tempat dan waktu penelitian, sumber data dan
jenis data.

BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas hasil penelitian yang telah dilakukan guna
mengetahui cara kerja Sel Pembakaran (Fuel Cell).

BAB V : PENUTUP
Merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan dan
saran-saran yang menghubungkan dengan pembahasan sebelumnya.

PUTU RUSDI ARIAWAN 4


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Jenis-Jenis Sel Volta


Sel Volta adalah suatu perangkat pengubah energi kimia menjadi energi listrik
melalui suatu reaksi reduksi-oksidasi yang berlangsung secara spontan dalam
perangkat tersebut.
Jenis-jenis sel volta antara lain :
1. Sel Daniel
2. Sel Lachlance ( Baterai)
3. Sel Accu
4. Sel Pembakaran

2.2. Pengertian Sel Pembakaran


Sel Pembakaran adalah suatu sistem tertutup yang menghasilkan energi listrik
dari reaksi elektrokimia yang dirancang untuk operasi kontinyu dengan reaktan
berupa bahan bakar yang menghasilkan hydrogen, yang disuplai secara kontinyu dan
produk yang dihasilkannya juga diambil secara kontinyu. Atau dengan kata lain Sel
Pembakaran adalah sebuah device elektrokimia yang mampu untuk mengubah energi
kimia ke energi listrik secara kontinu. Sel Pembakaran dan Baterai memiliki suatu
perbedaan yang mendasar . Pada sebuahbaterai biasa, energi kimia yang diubah oleh
sebuah sel adalah tetap. Jika bahan bakar (fuel) dan oksidan di baterai telah habis ,
maka baterai tersebut harus di ganti atau di isi ulang (charge) . Selain itu perbedaan
mendasar yang terdapat antara sebuah sel bahan bakar dengan baterai biasa
ditentukan dengan supply bahan bakar (oksidan) ke dalam sel . Pada sel pembakaran ,
energi dipasok terus menerus ( kontinyu), hal ini tidak ubahnya dengan sebuah mesin
yang memerlukan bahan bakar untuk mengubah dari energi kimia menjadi energi

PUTU RUSDI ARIAWAN 5


mekanik. Sedangkan pada sel pembakaran, energi yang dihasilkan langsung menjadi
energi listrik.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu sel pembakaran
didasarkan pada reaksi kimia sebagai berikut :
2H2 (g ) + O2 (g ) => 2H2O (l) + energi listrik .

2.3. Hukum Faraday Tentang Arus Listrik


2.3.1 Hukum Faraday I
"Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding dengan
kuat arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut".

eit
m dan q  i.t
96500

Keterangan :

m = massa zat yang dihasilkan (gram)


e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi
i = kuat arus listrik (amper)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)

2.3.2 Hukum Faraday II


"Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing
elektroda (terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang
sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut."

Rumus: m1 : m2 = e1 : e2

Keterangan : m = massa zat (garam)


e = beret ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi

PUTU RUSDI ARIAWAN 6


2.4. Pengertian Potensial Sel Elektroda
Potensial Sel Elektroda merupakan ukuran terhadap besarnya kecenderungan
suatu unsur untuk melepaskan atau mempertahankan electron.
Cara Menghitung Potensial Elektroda Sel
1. E° sel = E° red - E° oks
2. E sel = E° sel - RT/nF ln C
Pada 25° C :
E sel = E° sel - 0.059/n log C
Keterangan :
E° = potensial reduksi standar (volt)
R = tetapan gas - [ volt.coulomb/mol.°K] = 8.314
T = suhu mutlak (°K)
n = jumlah elektron
F = 96.500 coulomb
C = [bentuk oksidasi]/[bentuk reduksi

PUTU RUSDI ARIAWAN 7


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada sel pembakaran yang difokuskan pada emisi
yang dikeluarkannya tidak menimbulkan polusi. Sehingga aman untuk lingkungan
sekitar

3.2. Data
Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan adalah :
a. Data Kuantitatif
Yaitu data yang berupa angka-angka,gambar, tabel yang ada hubungannya
dengan permasalahan seperti Besarnya Potensial Listrik yang dihasilkan
b. Data Kualitatif
Yaitu data yang berupa uraian atau keterangan yang berhubungan dengan
permasalahan misalnya kegunaan Sel Pembakaran .

Sumber Data
Data yang dipergunakan bersumber dari :
a. Data Interen
Yaitu data yang diperoleh langsung dari dalam objek penelitian yang
berupa keterangan-keterangan yang mendukung objek penelitian ini seperti :
Gambaran umum Sel Pembakaran dan karakteristik Sel Pembakaran.

PUTU RUSDI ARIAWAN 8


b. Data Extern
Yaitu data yang diperoleh atau bersumber dari luar objek penelitian
tetapi masih mempunyai hubungan erat dengan objek penelitian yaitu
penggunaan perangkat Sel pembakaran pada berbagai bidang teknologi .

3.2.3 Metode pengumpulan Data


Mengumpulkan data dengan cara membaca buku beberapa teori dari buku
literatur yang ada hubungannya dengan Sel Pembakaran

Tahap-Tahap Pengolahan Data


Adapun tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:
1 Mencari hal-hal penting yang berhubungan dengan penulisan dari buku-buku
atau literatur lainnya.
2 Menentukan rumusan masalah yang akan dibahas.
3 Menyusun data yang diperoleh menurut sistematika laporan.
4 Menarik kesimpulan yang bisa menjawab rumusan masalah.

3.4 Teknik Mengambil Kesimpulan


Berbagai pertimbangan penulis dalam menarik kesimpulan adalah sebagai
berikut.
1. Kesimpulan langsung berhubungan dengan rumusan masalah yang
dibuat.
2. Kesimpulan diperoleh dari hasil pertimbangan yang tidak sepihak, tetapi
berdasarkan berbagai referensi.
3. Kesimpulan merupakan jawaban dari masalah dan tujuan penulisan

PUTU RUSDI ARIAWAN 9


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Sel Pembakaran


Sel Pembakaran adalah suatu sistem tertutup yang menghasilkan energi listrik
dari reaksi elektrokimia yang dirancang untuk operasi kontinyu dengan reaktan
berupa bahan bakar yang menghasilkan hydrogen, yang disuplai secara kontinyu dan
produk yang dihasilkannya juga diambil secara kontinyu

Gambar 4.1 Sel Pembakaran

4.1.1 Komponen –Komponen Penyusun Sel Pembakaran


Berdasarkan reaksi kimia diatas dapat diketahui bahwa komponen-komponen
utama penyusun dari sel pembakaran adalah:
A. Bahan Bakar
Bahan bakar merupakan bagan penting dari sel pembakaran yang dapat
menyediakan gas hidrogen pada reaksi diatas. Jenis bahan bakar yang digunakan
biasanya berupa Gas Alam (CH4) dan bahan bakar minyak. Kedua jenis bahan bakar

PUTU RUSDI ARIAWAN 10


ini dapat dibakar secara elektrokimia untuk menghasilkan energi listrik melalui dua
cara yaitu :
Cara I :
CH4 (g ) + H2O (g ) => CO (g ) + 3H2 (g )
Cara II :
CO (g ) + (H2O (g) => CO2 (g) + H2 (g )

Dari reaksi diatas bahan bakar yang kita gunakan akan menghasilkan gas
hydrogen yang nantinya berguna dalam reaksi sel pembakaran.
Hidrogen dapat berfungsi sebagai energi untuk semua kegunaan sebagaimana
layaknya minyak bumi dan gas alam, selain itu keberadaannya hanya ditemukan di
alam dalam bentuk senyawa. Hidrogen yang tersedia di alam hanya terdapat dalam
air dan senyawa organik berbentuk senyawa hidrokarbon(Metana ,Butana, Propana.),
seperti gas alam, batubara, dan biomassa. Oleh karena itu hidrogen harus diproduksi
melalui penggunaan energi sebelum hidrogen itu sendiri tersedia sebagai sumber
energi. Pemotongan ikatan-ikatan kimia di dalam air akan menghasilkan hidrogen
yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar. Hidrogen dapat dihasilkan melalui
beberapa proses, di antaranya proses elektrolisa, fotoelektrokimia, sel fotokimia,
steam reforming, dan proses fotobiologi.
Hidrogen dapat pula dihasilkan dengan menggandeng sumber-sumber energi
terbaru seperti : energi air, energi surya, energi angin, dan energi panas bumi. Dalam
kaitannya dengan energi primer dan sekunder, maka dalam hal ini dapat dibedakan
antara produksi pembawa energi primer dengan produksi pembawa energi sekunder.
Produksi energi primer saat ini berarti produksi hidrogen dari bahan bakar fosil
melalui reforming gas alam dan batubara. Dalam penghasilan hydrogen ini , Senyawa
penghasil hydrogen tidak perlu dibakar untuk dapat menghasilkan hydrogen cukup
dengan reaksi kimia saja. Hal inilah yang membuat salah satu keistimewaan dari sel
bahan bakar yang tidak menimbulkan polusi. Sedangkan Produksi pembawa energi

PUTU RUSDI ARIAWAN 11


sekundernya adalah Hidrogen itu sendiri yang nantinya akan bereaksi dengan oksigen
untuk menghasilkan energi listrik.

B. Elektrolit
Adalah suatu zat yang dapat menghantarkan listrik. Pada sel pembakaran
elektrolit berfungsi membawa electron melalui sel dan ion yang larut didalam
setengah reaksi di setiap elektroda. Biasanya dipilih larutan basa sebagai elektrolit
sebab larutan asam biasanya menimbulkan masalah korosi
Ada 3 jenis, elektrolit yang digunakan dalam sel pembakaran diantaranya :
a) Elektrolit Cair
Memiliki suhu kerja O sampai 200°C
Contoh : KOH (Kalium Hidroksida)
b) Elektrolit Lumer
Memiliki suhu kerja 500°C hingga 700°C
Contoh : Alkali karbonat cair ( K2 CO3, Na2 CO3, Li2 CO3)
c) Elektrolit Padat
Memiliki suhu kerja diatas 700°C
Contoh : Zr O2 ditambah CaO atau Y2O3

Perubahan jenis elektrolit juga merekayasa jenis material dan sistem


elektrodanya. Beberapa jenis elektrolit yang telah dikembangkan para penemu antara
lain cairan alkali (alkali fuel cell/AFC), cairan karbonat (molten carbonate fuel
cells/MCFC), asam fosfat (phosphoric acid fuel cells/PAFC), membran pertukaran
proton (proton exchange membrane fuel cells/PEMFC), serta oksida padat (solid
oxide fuel cells/SOFC).

C. Elektroda
Elektroda berfungsi menghantarkan hidrogen ke dalam dan keluar dari sel
serta mempermudah pertukaran antara gas dan ion dalam lautan elekrolit. Anoda

PUTU RUSDI ARIAWAN 12


sebagai kutub negative Sel Pembakaran merupakan elektroda yang akan mengalirkan
elektron yang lepas dari molekul hydrogen sehingga elektron tersebut dapat
digunakan di luar sirkuit. Pada materialnya elektroda dilengkapi saluran-saluran agar
gas hydrogen yang dapat menyebar ke seluruh permukaan katalis. Katoda sebagai
kutub elektroda positif fuel cell yang juga memiliki saluran yang akan menyebarkan
oksigen ke seluruh permukaan katalis. Katoda juga berperan dalam mengalirkan
elektron dari luar sirkuit ke dalam sirkuit sehingga Elektron-elektron tersebut dapat
bergabung dengan ion hydrogen dan oksigen untuk membentuk air.Elektroda dapat
berupa konduktor non reaktif (karbon, platina).
Platina adalah logam berat ,berwarna putih keabu_abuan ,tidak korosif, sulit
terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia . Massa jenisnya
21,4 gr.cm3, koefisien muai panjangnya 9. 10-6 / C, titik leleh 1775 C dan titik didih
4530 C resistivitasnya 0,1 mm2/m. Karbon dipilih sebagai elektroda karena Tidak
lumer, menghantarkan listrik ,sifat tidak larut ,kemurnian kimianya, tahan terhadap
kejutan termalkekuatan mekanisnya tinggi.

4.2 Cara Kerja Sel Pembakaran

Pada prinsipnya sebuah sel pembakaran bekerja dengan prinsip diatas . Dua
buah elektrode karbon yang tercelup dalam larutan elektrolit (dalam hal ini asam) dan
dipisahkan dengan sebuah pemisah gas. Bahan bakar ,dalam hal ini Hydrogen
digelembungkan melewati permukaan satu elektrode melewati elektrode lainnya.
Ketika kedua elektrode yang secara listrik dihubungkan dengan beban luar,
beberapa hal terjadi yaitu :
a. Hidrogen menempel pada permukaan katalitik Elektrode kemudian
membentuk ion ion Hidrogen dan Elektron.
b. Ion ion Hidrogen (H+) migrasi melewati elektrolit dan pemisah gas ke
permukaan katalitik elektrode oksigen

PUTU RUSDI ARIAWAN 13


c. Secara simultan, Elektron-elektron bergerak melewati lintasan luar
(external circuit) pada permukaan katalitik yang sama
d. Oksigen, ion-ion hydrogen, dan elektron bersatu pada permukaan
elektrode membentuk air (H2O)
Mekanisme reaksi pada sel bahan bakar ini (elektrolit asam dan basa) dapat
dilihat pada Reaksi berikut :

Tabel 4.1 Mekanisme reaksi pada sel bahan bakar


Elektrolit Asam Elektrolit Basa
Anode : H2 2H+ + 2e 2H2 + 4OH- 4H2O + 4e
+
Katode : O2 + 2H + 2e H 2O O2 + 4e + 2H2O 4OH-
Total Reaksi : H2 + O2 H2O 2 H2 + O2 2H2O

Perbedaan mendasar pada secara elektrokimia adalah konduktor dalam larutan


asam adalah ion hydrogen (H+) dan (OH-) atau ion hidroksil dalam elektrolit basa.
Pada elektrolit asam, air dihasilkan di katode sedangkan pada sel bahan bakar jenis
basa air di hasilkan di anode.

4.2.1 Tahapan dari Cara kerja Sel Pembakaran


Sel Pembakaran memiliki cara kerja yang dapat dibagi menjadi beberapa
tahap diantaranya :
1. Bahan bakar dibakar sehingga menghasilkan gas Hidrogen (H2) kemdian
gas H2 dioksidasi pada Anoda berdasarkan reaksi H2 + 2OH => 2H2O + 2ê
pada sisi yang lain. Gas oksigen dialirkan untuk direduksi pada katoda
berdasarkan reaksi ½ O2 + H2O + 2 ê => 2OH.
2. Larutan elektrolit Kalium Hydroksida (KOH) membantu membawa
muatan (Elektron) melalui sel dan ion yang larut didalamnya. Untuk ikut
serta dalam reaksi diatas.

PUTU RUSDI ARIAWAN 14


3. Akibat adanya reaksi redoks ini maka diperolehlah. Potensial oksidasi
(Pada suhu 25ºC konsentasi 1 M dan tekanan 1atm) = 0,828V. Potensial
reduksi (Pada suhu 25ºC konsentasi 1 M dan tekanan 1atm) = 0,401V.
4. Akibat dari adanya perbedaan potensial maka terbentuklah tegangan sel
sebesar = Potensial reduksi – potensial oksidasi.
= 0,41 volt - (-0,828) volt.
=1, 229 volt.

4.2.2 Karakteristik Sel Pembakaran

Sel Pembakaran ini di klasifikasikan sebagai pembangkit tenaga (power


generator) sebab sel bahan bakar ini dapat beroperasi secara kontinu atau selama ada
pasokan bahan bakar (fuel) dan oksidan, maka sel pembakaran dapat bekerja. Adapun
yang menjadi karakteristik umum suatu sel bahan bakar adalah sebagai berikut :

a. Sangat efisien (>85%)


Konversi energi kimia dari bahan bakar ke energi listrik memerlukan tiga
langkah proses. Proses yang saat ini banyak digunakan pembangkit tenaga listrik
ketiga tahap tersebut adalah :
- Produksi panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar

- Konversi dari panas ke energi mekanik

- Konversi energi mekanik ke energi listrik

Untuk mesin combusi tahap pertama dan kedua di kombinasikan dengan cara
yang umum. Effisiensi pada tahap kedua terbatas. Effisiensi totalnya hanya sekitar
41%. Pada sel pembakaran tahap kedua tidak diperlukan lagi sehingga effisiensinya
mencapai 85 %.

b. Modular (dapat ditempatkan dimana di perlukan )

Sel pembakaran ini mempunyai rapat energi yang tinggi. Sebuah sel bahan

PUTU RUSDI ARIAWAN 15


bakar yang dipakai pada salah satu spacecraft atau wahana antariksa dengan berat 30
kg , panjang 63,5 cm dan diameter 31.7 cm dapat mengasilkan energi 1 Kw pada
tegangan 26,5 V,dan digunakan selama 14 hari misi di luar angkasa.Dengan rapat
energi yang besar dan ukuran (volume ) yang tidak besar,maka sel bahan bakar ini
dapat diletakkan di mana diperlukan.

c. Ramah lingkungan (tidak berisik, emisinya rendah)

Secara teoritis, limbah atau emisi yang dihasilkan adalah air (H2O). Berbeda
dengan pada pembakaran biasa dengan menggunakan mesin, dimana emisi yang
dihasilan adalah gas gas yang berpotensi untuk mencemari lingkunganseperti : Sox,
Nox, dan CO. Selain itu jika menggunakan pembangkit daya yang konvensional,
polusi kebisingan juga dapat terjadi. Sel Pembakaran ini tidak menghasilkan suara,
karena seperti halnya baterai biasa yang tidak menimbulkan suara, sel pembakaran ini
juga demkian. Perbedaannya, jika baterai biasa memerlukan penggantian elektrolit
dan pengisian ulang, maka sel bahan bakar tidak memerlukan hal tersebut, akan tetapi
jika bahan bakarnya habis, maka sel ini juga tidakdapat berfungsi. Selain itu
keuntungan menggunakan sel bahan bakar ini adalah, limbah-limbah emisi seperti
CO, dapat dimasukkan ke sel ini menghasilkan CO2 dan energi .

d. Panas yang terbuang dapat di recovery

Ada beberapa jenis sel pembakaran yang memerlukan suhu operasi diatas 300oC
dan panas yang tinggi. Tentunya panas yang hilang dapat dipulihkan lagi dengan
reaksi yang terjadi di dalamnya.

e. Bahan bakarnya flexible

Bahan bakar yang digunakan untuk sel bahan bakar dapat digunakan beberapa
macam, kebanyakan menggunakan Hydrogen dan oksigen sebagai bahan bakar dan

PUTU RUSDI ARIAWAN 16


oksidan nya. Selain menggunakan kedua bahan tersebut, bahan bakar lain yang
dicoba digunakan antara lain ammonia , Hydrokarbon, methanol dan batubara.

f. Cocok untuk keperluan unattended operation

Sel Pembakaran ini sangat cocok digunakan untuk keadaan unattended


operation dimana energy dengan rapat energi yang besar diperlukan.

4.3 Penggunaan Sel Bahan Bakar Dalam Beberapa Bidang

Adapun beberapa penggunaan dari Sel Pembakaran adalah :


1. Pembangkit energi listrik
2. Penyedia energi listrik dalam Telepon Seluler (Hand Phone)
Sel pembakaran dikembangkan pada pembuatan elemen penyedia energi
listrik dalam Telepon Genggam (hand phone). Sel bahan bakar mungil yang
berkekuatan 10 kali lebih besar dari pada yang dihasilkan oleh baterai ion-Li
ini, juga sangat effisien untuk membantu menghasilkan gambar-gambar
bergerak dan aplikasi lain yang membutuhkan energi tinggi pada barang-
barang elektronik. Penemuan CNT ini semakin membuka peluang untuk
mewujudkan pembuatan semikonduktor, monitor display yang sangat tipis,
juga material yang super kuat dan ringan. Adapun gambar dari perangkat
tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2 Sel Pembakaran Pada Hand Phone dan Laptop

PUTU RUSDI ARIAWAN 17


3. Penyedia energi listrik pada kendaraan luar angkasa
Badan ruang angkasa AS, NASA, sebagai salah satu pengembang
sumber energi hydrogen berbasis reaksi kimia mengaku tengah
mengembangkan sel Pembakaran. Sejauh ini, mereka masih merasa bahwa sel
Pembakaran yang telah terpasang pada sejumlah pesawat ulang alik masih
memiliki sejumlah kekurangan. Sel Pembakaran ini hanya menghasilkan
energi listrik bila berada dalam suhu ekstrim 1.000° Celcius.
Oleh karena itulah, NASA mengembangkan sel bahan bakar sejenis
yang bereaksi pada suhu lebih rendah, sekitar 500° Celcius. Pada dasarnya,
reaksi antara Hydrogen dan oksigen, selain menghasilkan energi listrik dan
panas, juga akan menghasilkan H2O (air), CO2 (karbondioksida), dan O2
(oksigen). Melihat hasil samping reaksi ini, tidak mustahil air dan oksigen
menjadi senyawa yang memiliki nilai positif. Airnya dapat diminum dan
oksigen untuk respirasi. Sebagai contoh, sekitar 0,5 kilogram Hydrogen murni
dan empat kilogram oksigen murni, bila digabungkan untuk menghasilkan 4,5
kilogram air, memberikan energi yang cukup untuk membuat tetap
menyalanya bola lampu 60 watt selama 325 jam. Reaksi hydrogen-oksigen
merupakan sumber energi yang sedemikian baiknya, sehingga reaksi tersebut
digunakan secara praktis dalam sel Pembakaran yang pertama-tama
digunakan sebagai generator daya jangka panjang pada pesawat antariksa
Gemini V dan Apollo. Adapun gambar dari Sel pembakaran pada pesawat
antariksa adalah sebagai berikut:

PUTU RUSDI ARIAWAN 18


Gambar 4.3 Sel Pembakaran pada Pesawat Antariksa Gemini dan Appollo

4. Kendaraan bermotor
Dalam sistem ini, bahan bakar hidrogen dan oksigen tidak dibakar,
melainkan diubah secara langsung menjadi energi listrik dan uap air dalam
suatu reaksi dingin. Bahan bakar ini diproses oleh Proton Exchange
Membrane Fuel Cell (PEMFC). Di dalamnya terdapat elektrolit (electrolyte),
yang terdiri atas lembaran polimer dengan ketebalan sekitar 1/10 mm dan
dilapisi dengan sebuah katalis berisi platinum pada kedua sisinya. Katalis
membantu ionisasi hidrogen dan reaksi ion hidrogen dengan oksigen. Ia juga
mencegah terjadinya "reaksi panas". Sebuah proses elektrokimia di dalam
lembaran tipis tadi memungkinkan cuma proton dapat lewat, sementara
elektron hidrogen ditinggalkan. Di sisi lain, ion-ion hidrogen bereaksi dengan
oksigen. Kelebihan elektron pada hidrogen dan kekurangan elektron pada
oksigen menghasilkan kutup positif dan negatif, kutup tempat energi listrik
dimanfaatkan. Energi untuk "pompa pengisian" ini diperoleh dari reaksi gas
hidrogen (H2) dengan oksigen (O2) yang menghasilkan energi listrik dan uap
air (H2O).Dengan mengkombinasikan sejumlah besar sel dalam suatu yang
disebut stacks, energi yang diperlukan, menjadi tersedia untuk menggerakkan
kendaraan. Pengendalian jumlah energinya dilakukan dengan mengatur
pasokan oksigen. Ketika energi itu menggerakkan motor. Hasil sampingan

PUTU RUSDI ARIAWAN 19


dari penggunaan sel Pembakaran adalah Uap air hal ini merupakan hal yang
sangat menggembirakan mengingat tidak akan terjadinya polusi seperti yang
terjadi sekarang ini .
5. Komputer
Dalam bidang teknologi informasi (TI). Produsen komputer jinjing
(laptop) Jepang misalnya, mengembangkan teknologi ini pada sejumlah
produknya.yaitu dengan sel Pembakaran metanol langsung (direct methanol
fuel cell) yang termasuk kedalam sel Pembakaran alkalin. Dapat
menghasilkan energi yang dihasilkan oleh sel pembakaran methanol ini
bahkan bisa 5-10 kali lebih besar baterai Lithium-ion.

4.4 Keunggulan dan kelemahan Dari Sel Pembakaran


Sel Pembakaran ternyata memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan
dibandingkan dengan sumber penghasil energi listrik lainnya .
4.4.1 Keunggulan Sel Pembakaran.
1. Sel Pembakaran tidak menimbulkan polusi udara ,sebab hasil sampingan
dari reaksinya hanya berupa air ,hal ini membuat sel pembakaran sangat
ramah lingkungan
2. Dapat menghemat penggunaan Bahan bakar Fosil seperti minyak bumi
yang keberadaannya sudah semakin menipis .
- Bahan baku dari sel pembakaran adalah hidrogen ,yang mana
hidrogen tersedia dalam jumlah universal dan jumlah yang tak
terbatas
- Sel Pembakaran memiliki efisiensi energi listrik yang dihasilkan
sebesar 85 % ,hal ini lebih besar dari efisiensi pembangkit energi
listrik lainnya
- Sel Pembakaran bisa menggunakan berbagai bahan bakar yang
mengandung unsure hydrogen (H2) seperti gas alam, hydrogen,
methanol, etanol, metana, propane, butane, dan bahan bakar lainnya

PUTU RUSDI ARIAWAN 20


- Sel Pembakaran dapat bekerja selama 24 jam, dan dapat bertahan
selama sepuluh tahun

4.4.2 Kelemahan Sel Pembakaran


1. Kebutuhan infrastruktur untuk pendistribusian hidrogen ke tempat
penggunanya. Alternatifnya adalah membangun tempat pengisian ulang
bahan bakar beserta dengan pembangkitnya sekaligus. Dimana hal ini
memerlukan biaya yang tinggi
2. Daya yang dihasilkan masih tergolong kecil walaupun efisiensi sel
pembakaran tergolong baik .
3. Pembangkit listrik seperti halnya listrik PLN selain memerlukan Sel
Pembakaran berkapasitas besar, juga membutuhkan inverter untuk
mengubah arus searah menjadi arus bolak-balik untuk bisa
diinterkoneksikan dengan jaringan listrik yang ada.

PUTU RUSDI ARIAWAN 21


BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari hasil kajian diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hidrogen akan mampu menggantikan pemakaian bahan bakar fosil yang dapat
mendekati emisi nol, yaitu emisi tanpa ada gas/partikel hidrokarbon tanpa CO,
CO2, CH. Tetapi hanya menghasilkan hasil sampingan berupa H2O(air)
2. Pengoperasian produksi hidrogen dengan cara digandengkan dengan generator
lain pada sistem Sel Pembakaran dapat ditingkatkan, seperti pada penggunaan
teknologi fotovoltaik.
3. Pendistribusian gas hidrogen pada pemanfaatan sistem Sel Pembakaran akan
sangat menguntungkan bagi negara kita dalam membuka lahan bisnis,
menghemat devisa negara, dan mengurangi pencemaran udara di sektor
transportasi.
4. Pemanfaatan sistem Sel pembakaran dapat memberikan justifikasi tentang
alternatif sarana transportasi dan mesin-mesin diesel menjadi mesin-mesin
listrik yang menggunakan Sel pembakaran
5. Pemanfaatan bahan bakar hidrogen pada sistem fuel cell untuk sektor
transportasi perlu diprioritaskan, karena sarana transportasi merupakan
kontributor terbesar, baik dalam penggunaan BBM
6. Semakin optimum daya beban hingga mendekati nilai kapasitas maximum ,
semakin banyak konsumsi gas hidrogennya
7. Untuk mengatasi kendala yang ada diperlukan suatu penelitian lebih lanjut
yang berorientasi pada :
a. Mencari elektrokatalis alternatif yang murah tetapi mempunyai kinerja
yang baik
b. Pembuatan membran dengan bahan baku yang tersedia

PUTU RUSDI ARIAWAN 22


c. Pembuatan elektroda dengan bahan baku yang ada
d. Perbaikan kinerja system dengan simulasi arah aliran bahan bakar dan
oksidan.
e. Penyediaan bahan bakar hidrogen dari bahan baku yang tersedia.
f. Adanya suatu pilot projek pelistrikan mandiri sekala mikro
g. Pembutan sub-sistem untuk power conditioningnya seperti inverter,
dan sejenisnya.

5.2 Saran
Pemanfaatan bahan bakar hidrogen pada sistem sel pembakaran untuk sektor
transportasi perludiprioritaskan, karena sarana transportasi merupakan kontributor
terbesar, baik dalam penggunaan BBM secara nasional maupun pencemaran
lingkungan.
Penelitian dan pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan
Sel Pembakaran sebagai alternatif penghasil energi listrik untuk keperluan
masyarakat banyak.

PUTU RUSDI ARIAWAN 23


DAFTAR PUSTAKA

Indulkar, Dr. 1976. Electric Energy System Engineering. Delhi : Khana Publisher
Muhaimin. 1993. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta : PT Pradnya
Paramita.
_ _ _ . 2003 Http;//www. wikipedia.org/wiki.com
_ _ _ . 23 Januari 2003. Media Indonesia.
_ _ _ . 4 Juli 2003. Sinar Harapan

PUTU RUSDI ARIAWAN 24


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN 25

You might also like