You are on page 1of 58

PEDOMAN PELAKSANAAN

KEGIATAN PENYULUHAN
YANG DIKELOLA OLEH PETANI DESA
(FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES/FMA)

PUSAT PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN


BADAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
DEPARTEMEN PERTANIAN
2009
PEDOMAN PELAKSANAAN

KEGIATAN PENYULUHAN
YANG DIKELOLA OLEH PETANI DESA
(FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES/FMA)

PUSAT PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN


BADAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
DEPARTEMEN PERTANIAN
2009
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Kata Pengantar
Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran
bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi permodalan dan
sumberdaya lainnya untuk meningkatkan kualitas usaha
dan kesejahteraannya.
Salah satu metode dalam mengembangkan kapasitas
pelaku utama dilakukan melalui kegiatan penyuluhan
yang dikelola oleh petani (Farmers Managed Extension
Activities/FMA). FMA dirancang sebagai wahana pembelajaran
bagi petani untuk mengubah perilaku, pola pikir, dan sikap
petani dari petani subsisten tradisional menjadi petani
modern berwawasan agribisnis melalui pembelajaran yang
berkelanjutan dengan pendekatan belajar sambil berusaha
(learning by doing).
Kegiatan pembelajaran dalam FMA menitikberatkan pada
pengembangan kapasitas manajerial, kepemimpinan
dan kewirausahaan pelaku utama dalam melaksanakan
pembelajaran agribisnis berbasis inovasi teknologi.
Untuk meningkatkan kualitas FMA yang berorientasi
agribisnis, maka diperlukan adanya pedoman kerja agar
pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan baik sesuai
dengan tujuannya.

FMA i
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Kami berharap pedoman kerja ini bermanfaat sebagai acuan


bagi pengelola P3TIP, penyuluh serta fasilitator lain dalam
melaksanakan tugasnya.

Jakarta, Agustus 2009


Kepala Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia

Dr. Ir. Ato Suprapto, MS


NIP. 19520202 197901 1 001

ii
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan..................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................. 1
B. Pengertian.................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................. 3
D. Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan FMA............. 5
E. Peserta........................................................................... 7
F. Fasilitator....................................................................... 7
G. Ruang Lingkup dan Materi FMA........................... 7
H. Metode Pelaksanaan FMA....................................... 8
I. Keluaran........................................................................ 8
J. Prinsip Dasar Agribisnis........................................... 9
K. Ciri-ciri Pembelajaran Agribisnis dalam FMA... 9
Bab II Strategi Pelaksanaan..................................................11
A. Strategi Dasar............................................................11
B. Strategi Operasional...............................................12
C. Indikator Keberhasilan FMA . ..............................14
D. Tahapan Pelaksanaan FMA...................................17

FMA iii
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Bab III Organisasi Pengelola Fma Desa............................27


A. Tingkat Desa .............................................................27
B. Tingkat Kecamatan..................................................30
C. Tingkat Kabupaten..................................................32
Bab IV Pengelolaan Dana.........................................................35
Bab V Monitoring dan Evaluasi...........................................43
Lampiran Contoh Format Proposal FMA..............................45

iv
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN
1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan
kesejahteraan umum merupakan hak asasi warga negara
Republik Indonesia. Sektor pertanian yang berperan penting
dalam pembangunan nasional memerlukan sumberdaya
manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan
manajerial, kewirausahaan dalam melaksanakan usahanya.
Dengan demikian pelaku pembangunan pertanian
mampu membangun agribisnis dari hulu sampai dengan
hilir yang berdaya saing tinggi dan berperan serta dalam
melestarikan lingkungan usahanya sejalan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
Penyuluhan pertanian mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam pembangunan pertanian, khususnya
dalam pengembangan kualitas pelaku utama dan pelaku
usaha. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran
bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau
dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan,
dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan
dan kesejahteraannya. Sebagai kegiatan pendidikan,

FMA 1
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

penyuluhan pertanian adalah upaya untuk membantu


menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi
pelaku utama dan keluarganya, serta pelaku usaha.
Salah satu metoda pengembangan kapasitas pelaku
utama dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan penyuluhan
yang dikelola oleh pelaku utama itu sendiri (Farmers Managed
Extension Activities/ FMA). FMA dirancang sebagai wahana
pembelajaran bagi petani dalam pengembangan agribisnis
di perdesaan dengan skala usaha ekonomi yang lebih
menguntungkan melalui peningkatan kapasitas pelaku
utama dalam memenuhi spesifikasi produk/komoditi
unggulan daerah sesuai permintaan pasar. Metode
ini menitikberatkan pada pengembangan kapasitas
manajerial, kepemimpinan dan kewirausahaan pelaku
utama dalam melaksanakan pembelajaran agribisnis
berbasis inovasi teknologi.
Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan
Informasi Pertanian (P3TIP) dilaksanakan di 18 Provinsi,
69 kabupaten dan 3.120 desa merupakan program yang
memfasilitasi kegiatan penyuluhan pertanian yang
dikelola oleh petani atau Farmers Managed Extension
Activities (FMA).
Dalam metode FMA ini pelaku utama dan pelaku usaha
mengidentifkasi peluang, permasalahan dan potensi yang
ada pada dirinya, usaha dan wilayahnya, merencanakan
kegiatan belajarnya sesuai dengan kebutuhan mereka
secara partisipatif dalam rangka mengembangkan agribisnis
berskala ekonomi, meningkatkan produktivitas usahanya
guna peningkatan pendapatan dan kesejahteraan,
sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih efektif
dan sesuai dengan kebutuhan pelaku utama.

2
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Proses pembelajaran diawali dengan kajian kebutuhan


pasar untuk pengembangan agribisnis perdesaan yang
sesuai dengan potensi sumberdaya di desa secara
partisipatif sebagai dasar penyusunan perencanaan usaha
dan kegiatan belajar yang berorientasi agribisnis.

B. Pengertian
Kegiatan Penyuluhan yang dikelola oleh petani/FMA
adalah proses perubahan perilaku, pola pikir, dan sikap
petani dari petani subsisten tradisional menjadi petani
modern berwawasan agribisnis melalui pembelajaran yang
berkelanjutan dilaksanakan dengan pendekatan belajar
sambil berusaha (learning by doing) yang menitikberatkan
pada pengembangan kapasitas managerial, kepemimpinan,
dan kewirausahaan pelaku utama dalam rangka mewujudkan
wirausahawan (enterpreneur) agribisnis yang handal.

C. Tujuan
Tujuan umum pelaksanaan FMA adalah untuk
meningkatkan kemampuan petani sebagai wirausaha
agribisnis dalam mengelola kegiatan penyuluhan/
pembelajaran di desa dalam mengembangkan agribisnisnya
sehingga pelaku utama mampu melaksanakan prinsip-
prinsip agribisnis dalam melaksanakan usahanya dalam
rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pelaku
utama.
Tujuan khusus pelaksanaan FMA adalah meningkatkan
kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha dalam:
1. Mengidentifikasi peluang dan kebutuhan pasar yang

FMA 3
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

potensial sebagai dasar untuk menyusun rencana


agribisnisnya (business plan).
2. Mengidentifikasi potensi sumberdaya yang dimiliki,
masalah-masalah yang dihadapi dalam pengelolaan
agribisnis dan alternatif-alternatif pemecahannya;
3. Memilih usaha yang paling menguntungkan serta
mengidentifikasi kebutuhan informasi, teknologi
dan sarana yang diperlukan untuk mendukung
pengembangan usahanya secara berkelanjutan;
4. Menerapkan prinsip-prinsip agribisnis (orientasi
pasar, menguntungkan, memiliki kepercayaan jangka
panjang, kemandirian dan daya saing usaha, komitmen
terhadap kontrak usaha) dalam pelaksanaan usahanya;
5. Mengembangkan jejaring dengan berbagai sumber
informasi teknologi, pemasaran, permodalan dalam
rangka pengembangan agribisnisnya;
6. Mengembangkan kemitraan usaha dengan berbagai
pihak;
7. Mengembangkan dirinya menjadi pengusaha agribisnis
yang profesional (enterpreneur)
8. Menumbuhkan dan mengembangkan wadah
pembelajaran bagi pelaku utama dan organisasi petani
(kelompoktani/gapoktan/asosiasi), untuk menghasilkan
pelaku utama sebagai enterpreneur yang mandiri di
bidang pertanian.
9. Menciptakan penyuluh swadaya sebagai motivator
di perdesaan, terutama untuk menggerakkan,
membimbing dalam pelaksanaan agribisnis yang
mampu membangun jaringan antar pelaku agribisnis
pada satuan wilayah desa dan kecamatan.

4
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

10. Menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan


pembelajaran/penyuluhan di desa (pos penyuluhan
pertanian) untuk menjamin keberlanjutan
penyuluhan oleh, dari, dan untuk pelaku utama dalam
pengembangan agribisnis.

D. Prinsip-Prinsip Dasar Pelaksanaan FMA


1. Partisipatif
Kegiatan FMA harus melibatkan pelaku utama dan
pelaku usaha untuk berperan secara aktif dalam
setiap pengambilan keputusan dan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pertanian, termasuk kelompok
terpinggirkan (disadvantaged groups) yaitu keluarga
miskin dan perempuan. Partisipasi akan berkembang
dalam berbagai cara sesuai keadaan spesifik lokasi,
dan pelibatan sejak proses perencanaan akan
menumbuhkan perasaan memiliki dan jaminan
keberlanjutan program.
2. Demokratis
Setiap keputusan dibuat melalui musyawarah atau
kesepakatan sebagian besar pelaku utama dan pelaku
usaha untuk menjamin dukungan yang berkelanjutan
dan rasa memiliki dari masyarakat. Seluruh kegiatan
FMA, dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi
dilaksanakan dengan prinsip “dari petani ke petani dan
untuk petani”.
3. Desentralisasi
Kegiatan penyuluhan pertanian direncanakan dan
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pelaku utama

FMA 5
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

dan pelaku usaha (laki-laki dan perempuan, untuk


memperbaiki dan mengembangkan agribisnisnya dan
meningkatkan rasa memiliki terhadap pelaksanaan dan
hasil-hasil dari kegiatan penyuluhan.
4. Keterbukaan
Manajemen dan administrasi penggunaan dana FMA
harus diketahui dan diumumkan ke masyarakat baik di
tingkat desa.
5. Akuntabilitas
Pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan dana untuk
pelaksanaan FMA harus dilaporkan dan dipertanggung
jawabkan kepada seluruh masyarakat desa.
6. Sensitif Gender
Kegiatan FMA memberikan manfaat kepada pelaku
utama dan pelaku usaha, baik laki-laki maupun
perempuan termasuk mereka berasal dari kelompok
yang terpinggirkan dalam pelaksanaan agribisnisnya.
7. Kemandirian
Pelaku utama dan pelaku usaha, keluarga dan
masyarakat tani, serta seluruh anggota organisasi
petani (laki-laki dan perempuan) memiliki kesempatan
dan kemampuan untuk mengembangkan usahatani
yang menguntungkan dan berkelanjutan tanpa harus
bergantung kepada bantuan pemerintah.
8. Belajar sambil Berusaha
Kegiatan pembelajaran dirancang terintegrasi dengan
pelaksanaan usaha untuk memenuhi kebutuhan
belajar

6
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

E. Peserta
Kelompoktani yang mempunyai minat yang sama dalam
mengembangkan agribisnis komoditi unggulan tertentu.

F. Fasilitator
1. Penyuluh swadaya
2. Praktisi
3. Peneliti
4. Petugas /penyuluh

G. Ruang Lingkup dan Materi FMA


Meningkatkan kapasitas managerial, kepemimpinan,
dan kewirausahaan pelaku utama dalam pengelolaan
pembelajaran/penyuluhan yang berorientasi agribisnis
dan berkelanjutan.
Substansi/materi belajar FMA meliputi materi mengenai
aspek-aspek sistem agribisnis yang membawa inovasi
strategis dan spesifik lokasi untuk meningkatkan
pendapatan pelaku utama dan pelaku usaha diantaranya:
1. Teknik mengidentifikasi pasar
2. Teknik analisis potensi desa
3. Teknik analisis pemilihan komoditi unggulan
4. Pemilihan dan penghitungan penggunaan sarana
produksi secara efisien dan efektif
5. Pemilihan teknologi pasca panen (Sortasi, grading dan
packaging)

FMA 7
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

6. Pemilihan teknologi pengolahan hasil


7. Manajemen produksi
8. Manajemen keuangan
9. Manajemen transportasi
10. Pengembangan organisasi petani

H. Metode Pelaksanaan FMA


Metode yang diterapkan dalam FMA didasarkan atas
kebutuhan pelaku utama (laki-laki dan perempuan)
dalam rangka melaksanakan agribisnisnya yang lebih
menguntungkan dan berkelanjutan, antara lain :
1. Studi petani (termasuk temu teknologi dan temu
lapangan)
2. Sekolah lapangan agribisnis (termasuk demonstrasi
cara, hasil dan hari lapang petani)
3. Magang
4. Studi banding

I. Keluaran
1. Terciptanya pengembangan agribisnis perdesaan
melalui pengembangan komoditi unggulan.
2. Terbentuknya wadah pembelajaran agribisnis
diperdesaan.
3. Terbentuknya penyuluh swadaya agribisnis.

8
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

J. Prinsip Dasar Agribisnis


1. Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar (kuantitas,
kualitas, dan kontinuitas), kegiatan produksi pertanian
yang dilaksanakan oleh pelaku utama harus didasarkan
pada analisis kebutuhan pasar, sehingga produk yang
dihasilkan oleh pelaku utama memiliki pasar yang jelas
(supermarket, pasar lokal di tingkat desa, kecamatan, dst);
2. Usaha agribisnis harus menguntungkan serta memiliki
keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif-
produk/komoditi yang diusahakan oleh pelaku utama
harus lebih menguntungkan dibandingkan dengan
produk/komoditi unggulan lainnya;
3. Agribisnis merupakan kepercayaan jangka panjang;
4. Membangun kemandirian dan keswadayaan dengan
pelaksanaan usaha yang menguntungkan dan
berkelanjutan, para pelaku utama akan lebih mandiri
dalam membantu dirinya untuk mengembangkan
usahanya;
5. Komitmen terhadap kontrak usaha, pelaku utama
harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap setiap
kesepakatan yang dibuat (kontrak) dengan pihak lain
(mitra usaha), supaya kerjasama dengan mitra usaha
dapat berkelanjutan sehingga ada jaminan pasar untuk
produk yang dihasilkan oleh pelaku utama

K. Ciri-Ciri Pembelajaran Agribisnis dalam FMA


1. Kegiatan pembelajaran di perdesaan sesuai dengan
produk/komoditi yang dibutuhkan pasar dan disepakati

FMA 9
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

dalam rembugtani desa/organisasi petani dalam rangka


mengembangkan agribisnis berskala ekonomi;
2. Kegiatan pembelajaran yang diajukan berdasarkan pada
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki
dan perempuan) dalam melaksanakan agribisnisnya,
dan disepakati dalam rembugtani di tingkat desa/
organisasi petani;
3. Proses pembelajaran diutamakan difasilitasi oleh pelaku
usaha yang berhasil/praktisi ahli/penyuluh swadaya
yang berkaitan dengan produk/komoditi sesuai dengan
keahlian yang berkaitan dengan topik pembelajaran
yang diusulkan;
4. Proses pembelajaran di desa dilaksanakan sambil
melaksanakan kegiatan agribisnisnya (learning by doing);
5. Proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan
belajar berdasarkan pengalaman dan menemukan
sendiri dalam pengembangan agribisnisnya (discovery
learning);
6 Materi, metode dan durasi/waktu pembelajaran
disesuaikan dengan kebutuhan dan aspirasi pelaku
utama dan pelaku usaha serta produk/komoditi yang
diusahakan dalam satu siklus usaha.

10
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN
2
Strategi Pelaksanaan

A. Strategi Dasar
1. Mengubah perilaku pelaku utama dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar yang diperlukan
untuk memproduksi komoditi/produk yang didasarkan
atas peluang/ kebutuhan pasar yang potensial.
2. Kegiatan belajar dilaksanakan dalam satuan skala
usaha untuk memenuhi salah satu segmen pasar
yang menguntungkan, efisien yang menjadi dasar
pelaksanaan usahanya.
3. Pemilihan komoditi potensial sebagai topik pembelajaran
harus mencirikan keunggulan komparatif dan kompetitif
wilayah, sehingga dapat mengembangkan satu desa
satu komoditi.
4. Pelaksanaan kegiatan belajar dilaksanakan secara
berkelompok yang memiliki usaha yang sejenis dan
kebutuhan belajar/teknologi yang sama.
4. Penumbuhan dan penguatan kapasitas kelembagaan
pelaku utama dengan basis agribisnis.
6. Pelaksanaan kegiatan belajar harus mencerminkan 3
aspek pemberdayaan dalam FMA, yaitu :
a. Pemberdayaan petani melalui perubahan pola pikir

FMA 11
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

dan perilaku dari petani subsisten tradisional ke


petani modern yang berwawasan agribisnis
b. Pemberdayaan kelembagaan melalui pengembangan
organisasi petani dari petani individual menjadi
kelompoktani, gapoktan, asosiasi, koperasi hingga
korporasi.
c. Pemberdayaan usaha melalui pengembangan jenis-
jenis usaha yang berorientasi pasar dan berskala
ekonomi.

B. Strategi Operasional
1. Memilih dan meningkatkan kemampuan penyuluh
swadaya secara partisipatif sebagai motivator
pelaksanaan agribisnis di desa.
2. Menetapkan dan meningkatkan kemampuan
kepengurusan pengelola pembelajaran agribisnis
secara partisipatif di desa dalam mengelola keuangan
dan pelaksanaan kegiatan FMA.
3. Menetapkan dan meningkatkan kemampuan Tim
Penyuluh Lapangan (TPL) sebagai pendamping/mitra
penyuluh swadaya dalam memfasilitasi pelaku utama
melaksanakan pembelajaran agribisnis.
4. Meningkatkan kemampuan TPL dan penyuluh
swadaya dalam penerapan pelaksanaan prinsip-prinsip
agribisnis.
5. Peningkatan kemampuan pelaku utama dalam
pengelolaan penyuluhan pertanian yang berorientasi
agribisnis melalui proses pembelajaran:

12
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

a. Kajian pengembangan agribisnis perdesaan;


b. Penyusunan proposal pembelajaran agribisnis
berskala ekonomi;
c. Pengembangan metode penyuluhan yang
berorientasi agribisnis.
6. Mengubah perilaku pelaku utama dari orientasi
produksi ke arah produksi yang berorientasi untuk
memenuhi kebutuhan pasar (orientasi agribisnis)
melalui penyusunan perencanaan agribisnis sesuai
dengan permintaan/kebutuhan pasar (Rencana Usaha
Berkelompok dan Rencana Usaha Keluarga);
7. Penguatan kapasitas kelembagaan pelaku utama
dengan basis agribisnis melalui pengembangan
organisasi dan manajemen kelompoktani/gapoktan
serta membangun jejaring agribisnis/kemitraan antar
pelaku utama dan pelaku usaha.
Tahapan pelaksanaan strategi operasional digambarkan
pada skema di halaman berikut.

FMA 13
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN






PROSES PEMBELAJARAN AGRIBISNIS PETANI MELALUI FMA

C. Indikator Keberhasilan FMA


1 Pelaksanaan kegiatan
a. Kepuasaan petani terhadap proses pembelajaran
FMA dan rencana usaha berkelompok sesuai dengan
kebutuhan pasar;
b. Adanya kesepakatan dalam rembugtani tentang
penetapan produk/komoditi unggulan;

14
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

c. Kegiatan belajar pelaku utama dalam FMA


terintegrasi dengan pelaksanaan agribisnis yang
ditetapkan sesuai dengan skala usaha ekonomi;
d. Seluruh proses pembelajaran diselenggarakan/
dikelola oleh pelaku utama;
e. Jumlah dan jenis pembelajaran partisipatif petani.

2 Hasil pelaksanaan kegiatan


a. Kepuasan petani tentang produk/komoditi yang
dihasilkan melalui proses pembelajaran agribisnis
diterima oleh pasar;
b. Pelaku utama dapat merencanakan, melaksanakan
agribisnis berdasarkan peluang pasar;
c. Kepuasan petani atas metode dan proses
belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam
pengembangan agribisnis;
d. Kepuasan anggota organisasi petani atas metode
dan proses pembelajaran perencanaan penyuluhan
partisipatif;
c. Kepuasan petani atas pelayanan kelembagaan
penyuluhan kabupaten;
d. Jumlah penyuluh swadaya yang ada di desa
meningkat dan memiliki berbagai keahlian dalam
memfasilitasi pengembangan agribisnis di desanya;
e. Jumlah kelompok pembelajaran yang berfungsi dalam
memfasilitasi pengembangan agribisnis di desanya;
f. Persentase petani termasuk wanita dan pemuda
yang melaksanakan usaha berorientasi agribisnis.

FMA 15
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

3. Dampak pelaksanaan kegiatan


Berkembangnya aktivitas agribisnis diperdesaan lokasi
FEATI yang dicirikan sebagai berikut :
a. Adanya kontrak permintaan pasar terhadap produk/
komoditi yang dihasilkan dalam satuan waktu tertentu
secara berkesinambungan;
b. Meningkatnya pendapatan dari pelaku utama
agribisnis dan keluarganya;
c. Peningkatan produktivitas komoditi unggulan dan
diversifikasi usaha (horisontal dan vertikal).
d. Penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
pasar, ramah lingkungan dan Iebih menguntungkan.
e. Peningkatan jaringan kemitraan agribisnis antar
organisasi petani dan dengan pelaku usaha lainnya
dalam mengembangkan agribisnis diberbagai
tingkatan mulai tingkat desa, kabupaten, dst;
f. Meningkatnya kemandirian dan keswadayaan
organisasi petani dalam mengembangkan agribisnis
dan penyuluhan berdasarkan kebutuhan petani
(Farmer Led Extension);
g. Pemilihan produk/komoditi yang diusahakan menjadi
unggulan desa;
h. Produk yang akan dihasilkan sudah terjamin
pemasarannya (sejak proses perencanaan usaha);
i. Berperannya organisasi petani dalam mengelola
penyuluhan di desa.
j. Hasil pelaksanaan agribisnis menguntungkan;

16
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

k. Tumbuhnya organisasi petani yang berorientasi


agribisnis;
l. Tumbuhnya organisasi petani yang menerapkan
prinsip-prinsip penyuluhan berdasarkan kebutuhan
petani;
m. Jumlah organisasi petani baru yang berfungsi
dengan baik.

D. Tahapan Pelaksanaan FMA


1. Persiapan
a. Sosialisasi konsepsi FMA dalam pengembangan
agribisnis
Tingkat Pusat
Kegiatan sosialiasasi di pusat dilaksanakan untuk
mengenalkan program P3TIP kepada aparat dari instansi
lingkup Departemen Pertanian, terutama yang terkait
dengan pemberdayaan petani dan pengembangan
agribisnis. Sosialisasi FMA di Pusat dilakukan oleh
Badan Pengembangan SDM Pertanian/Pengelola P3TIP
Pusat dengan harapan setelah pelaksanaan sosialisasi,
para peserta sosialisasi tersebut dapat memberikan
dukungan pada pelaksanaan P3TIP antara lain kolaborasi
kegiatan di lapangan, penyediaan permodalan dan
saprodi, dan kegiatan lainnya yang tidak dapat dibiayai
oleh P3TIP
Tingkat Provinsi
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan untuk mengenalkan
program P3TIP serta metodologi yang akan dilaksanakan

FMA 17
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

dalam P3TIP, terutama kegiatan FMA, kepada pejabat


kabupaten dan provinsi lingkup pertanian termasuk
BPTP dan instansi terkait lainnya, perguruan tinggi,
dan lembaga swadaya masyarakat. Sosialisasi FMA di
Provinsi dilakukan oleh Sekretariat Bakorluh/Pengelola
P3TIP Provinsi dengan harapan setelah pelaksanaan
sosialisasi, para peserta sosialisasi tersebut dapat
memahami konsepsi yang dilaksanakan P3TIP serta
dapat memberikan dukungan dalam pelaksanaan
kegiatan P3TIP di lapangan, terutama yang berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh petani
dalam upaya pengembangan usahataninya.
Tingkat Kabupaten
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi di kabupaten bertujuan
untuk mengenalkan konsepsi kegiatan FMA serta
kegiatan P3TIP lainnya yang akan dilaksanakan di desa,
kecamatan, dan kabupaten kepada Camat dan Kepala
Desa lokasi program. Sosialisasi FMA di Kabupaten
dilakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan/
Pengelola P3TIP Kabupaten. Adapun tujuannya adalah
memberikan informasi kepada Camat dan Kepala Desa
di lokasi program P3TIP tentang kegiatan P3TIP yang
akan dilaksanakan di di desa, kecamatan, dan kabupaten
termasuk konsepsi FMA. Diharapkan mereka dapat
memberikan dukungan dan memperlancar pelaksanaan
kegiatan P3TIP di wilayah kerjanya masing-masing.
Tingkat Desa
Kegiatan sosialisasi di desa akan dihadiri oleh anggota/
wakil masyarakat dari berbagai lapisan status sosial,
termasuk perempuan, pemuda tani dan keluarga petani
miskin. Kegiatan ini akan difasilitasi oleh Tim Penyuluh

18
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Lapangan (TPL) kecamatan dan penyuluh kabupaten


yang telah dilatih dan dibekali pemahaman tentang
konsepsi FMA yang akan dilaksanakan di desa. Adapun
tujuannya adalah; memperkenalkan P3TIP kepada
masyarakat dan tokoh masyarakat, membentuk Unit
Pengelola FMA, memilih pengurus Unit Pengelola FMA,
memilih fasilitator desa (petani pemandu)

b. Pelatihan

Pelatihan Teknik fasilitasi FMA bagi Tim Penyuluh


Lapang-an; pengurus Unit Pengelola FMA desa
dan Penyuluh swadaya. Pelatihan Teknik Fasilitasi
diperuntukkan bagi penyuluh pertanian pendamping
desa dan penyuluh swadaya memiliki materi teknik
metodologi berkaitan dengan proses fasilitasi mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap
hasil pelaksanaan FMA.
Pelatihan Pelaksanaan Agribisnis bagi Tim
Penyuluh Lapangan. Pelatihan ini dilaksanakan
untuk memberikan pembekalan tentang pelaksanaan
agribisnis mulai dari identifikasi kebutuhan pasar, analisis
skala usaha, penetapan jenis produk/komoditi sesuai
dengan permintaan pasar, penyusunan rencana usaha
berkelompok, pelaksanaan agribisnis, dan pemasaran.

2. Perencanaan

a. Kajian Pengembangan Agribisnis Perdesaan


1) Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Pasar
a) Tujuan : meningkatkan kemampuan pelaku
utama dalam memperoleh informasi tentang

FMA 19
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

produk/komoditi yang dibutuhkan pasar yang


menyangkut jumlah, kualitas, spesifikasi, harga
dsb.
b) Output : Daftar jenis produk/komoditi yang
sesuai permintaan pasar
c) Proses :
• Pertemuan rembugtani desa membahas
pelaksanaan kajian pengembangan agribisnis
perdesaan
• Penetapan tim pelaksana kegiatan kajian
pengembangan agribisnis perdesaan
• Melaksanakan survei identifikasi kebutuhan
pasar
• Analisis hasil survei kebutuhan pasar pada
pertemuan rembugtani desa
d) Waktu : tiga-empat kali pertemuan dan satu kali
survei identifikasi kebutuhan pasar di pasar desa/
kecamatan/kabupaten.
Secara rinci pelaksanaan identifikasi kebutuhan
pasar, lihat petunjuk lapangan 1 (petlap identifikasi
dan analisis kebutuhan pasar)

2) Analisis skala ekonomi Produk/komoditi sesuai


dengan permintaan pasar
a) Tujuan : meningkatkan kemampuan pelaku
utama dalam menganalisis skala usaha produk/
komoditi yang dibutuhkan oleh pasar
b) Output : daftar skala usaha produk/komoditi
yang dibutuhkan pasar.

20
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

c) Proses :
• Menetapkan jenis dan jumlah produk/komoditi
permintaan pasar
• Menghitung skala usaha produk/komoditi
berdasarkan perhitungan titik pulang pokok
(break event point).
• Menetapkan satuan unit agribisnis yang akan
dilaksanakan
d) Waktu : Dua kali pertemuan
Secara rinci analisis skala ekonomi sesuai dengan
permintaan pasar lihat petunjuk lapangan 2 (petlap
analisis skala ekonomi sesuai kebutuhan pasar)

3) Identifikasi potensi sumberdaya secara partisipatif


a) Tujuan : meningkatkan kemampuan pelaku
usaha dalam menggali informasi kondisi/situasi,
potensi, masalah dan peluang-peluang sumber
daya untuk pengembangan usaha agribisnis
perdesaan.
b) Output : Daftar kesesuaian kondisi sumber daya
untuk menghasilkan produk yang diminta pasar
dan harapan pelaku utama dalam meningkatkan
kualitas agribisnis.
c) Proses :
• Persiapan/sosialisasi kajian potensi sumberdaya
melalui pertemuan rembugtani desa
• Melaksanakan kajian potensi sumberdaya
secara partisipatif
• Menganalisis hasil
• Menetapkan hasil analisis

FMA 21
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

d) Waktu : Tiga kali pertemuan dengan dua kali


kegiatan lapangan
Secara identifikasi potensi sumberdaya lihat petunjuk
lapangan 3 (petlap identifikasi potensi sumberdaya
dengan metode PRA)

b. Penyusunan perencanaan usaha kelompok dan


usaha keluarga sesuai dengan permintaan pasar

1). Rencana Kegiatan Usaha Berkelompok (Business plan)


a) Tujuan : meningkatkan kemampuan pelaku
utama dalam menyusun rencana agribisnis untuk
memenuhi kebutuhan pasar.
b) Output : rencana agribisnis (Business plan) sesuai
kebutuhan pasar
c) Proses :
• Sosialisasi hasil kajian pengembangan
agribisnis perdesaan dalam pertemuan
rembugtani desa.
• Penetapan kesepakatan tentang produk/
komoditi yang akan diusahakan/dikembangkan
sesuai kebutuhan pasar.
• Penyusunan rencana agribisnis (saprodi,
produksi, dll) yang akan dilaksanakan.
• Penyusunan rencana agribisnis yang akan
dilaksanakan secara kelompok.
• Penetapan kesepakatan tentang pelaku utama/
pelaksana kegiatan agribisnis sesuai dengan
potensi masing-masing.
• Penyusunan rencana agribisnis yang
dilaksanakan secara berkelompok.

22
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

• Penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan


usaha berkelompok.
d) Waktu : Tiga kali pertemuan

2) Rencana Agribisnis Anggota Kelompok


a) Penyusunan profil sumberdaya anggota
kelompok (kepemilikan aset, tenaga kerja, alat
dll)
b) Penyusunan rencana agribisnis keluarga
sesuai dengan kesepakatan kelompok dalam
melaksanakan agribisnis
Secara rinci petunjuk teknis penyusunan rencana
kegiatan usaha agribisnis lihat Petunjuk Lapangan 4
(petlap pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan
usaha berkelompok dan rencana agribisnis
keluarga)

c. Programa Penyuluhan Desa

1) Penyusunan Kebutuhan Pembelajaran/Penyuluhan


Agribisnis
a) Tujuan : meningkatkan kemampuan pelaku
utama dalam menyusun rencana penyuluhan/
pembelajaran agribisnis untuk melaksanakan
usaha sesuai kebutuhan pasar.
b) Output : Daftar kebutuhan penyuluhan/
pembelajaran agribisnis di desa.
c) Proses :
• Pertemuan rembugtani untuk mengidentifikasi
kebutuhan materi pembelajaran agribisnis
yang diperlukan oleh pelaksana agribisnis.

FMA 23
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

• Penetapan topik pembelajaran sesuai dengan


rencana agribisnis (lihat kembali hasil analisis
PRA, rencana kegiatan usaha berkelompok).
• Penetapan metode pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan pelaku utama.
• Penyusunan rencana pembelajaran agribisnis
d) Waktu : dua – tiga kali pertemuan

2) Penyempurnaan/penyusunan programa penyuluhan


desa
a) Tujuan : meningkatkan kemampuan pelaku
utama dalam menyusun/menyempurnakan
programa penyuluhan desa yang berorientasi
agribisnis.
b) Output : programa penyuluhan desa
c) Proses :
• Pertemuan rembugtani desa untuk menyusun
programa penyuluhan desa, apabila programa
penyuluhan desa telah disusun maka dilakukan
penelaahan terhadap programa penyuluhan
desa yang telah ada
• Melakukan sinkronisasi antara programa
penyuluhan desa dengan rencana pembelajaran
agribisnis yang berskala ekonomi
• Penetapan kegiatan pembelajaran yang akan
difasilitasi dengan dana FMA dan dengan
sumber lainnya
• Melakukan penyepakatan dan pengesahan
programa penyuluhan desa

24
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

d. Penyusunan Proposal FMA

1). Tujuan : meningkatkan kemampuan pelaku utama


dalam menyusun proposal pembelajaran agribisnis
yang berorientasi agribisnis yang difasilitasi oleh
dana FMA.
2) Output : proposal pembelajaran FMA
3) Proses :
a) Masing-masing kelompoktani/usaha/belajar
menyusun proposal pembelajaran (outline
terlampir)
b) Penyusunan pembiayaan pembelajaran
berdasarkan sumber pembiayaan (FMA dan
Swadaya)
c) Proposal yang telah disusun oleh masing-masing
kelompok, disampaikan ke UP FMA untuk
dilakukan verifikasi oleh Tim Penyuluh Lapangan
(TPL)
d) Pertemuan rembugtani desa untuk menetapkan
proposal yang layak sesuai dengan rencana
agribisnis kelompok untuk diajukan memperoleh
pembiayaan dari dana FMA
e) UP FMA menyampaikan proposal kepada PPK
Kabupaten untuk dinilai oleh Tim Verifikasi
Kabupaten (lihat petlap 5 tentang Verifikasi
Proposal FMA)
UP-FMA menyampaikan proposal kepada PPK Kabupaten
untuk dinilai oleh Tim Verifikasi Kabupaten (lihat petlap
5 tentang Verifikasi Proposal FMA)

FMA 25
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

3. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran FMA dilaksanakan terintegrasi


dengan pelaksanaan agribisnis berdasarkan produk/
komoditi sesuai dengan permintaan pasar dalam satu
siklus usaha dengan skala ekonomi untuk produk/
komoditi yang diusahakan.

26
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN
3
ORGANISASI PENGELOLA FMA
DESA

A. Tingkat Desa
1. Rembugtani Desa
Rembugtani desa adalah forum yang anggotanya
terdiri dari pengurus kelompok tani ditambah dengan
2 orang perwakilan dari masing-masing kelompoktani
serta wakil dusun (laki-laki dan perempuan) yang dipilih
secara demokratis oleh anggotanya
Rembugtani bertugas untuk :
a. Memilih pengurus pengelola FMA dan penyuluh
swadaya;
b. Menetapkan rencana usaha berkelompok (business
plan) sesuai dengan hasil kajian pengembangan
agribisnis perdesaan;
c. Menetapkan kegiatan pembelajaran yang akan
diusulkan untuk didanai P3TIP berdasarkan programa
penyuluhan desa sesuai hasil identifikasi dan analisis
kajian pengembangan agribisnis perdesaan;
d. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
penyuluhan dan pemanfaatan dana stimulan
penguatan permodalan di desa baik yang didanai
oleh dana FMA maupun dari sumber-sumber lain.

FMA 27
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

2. Unit Pengelola FMA


Untuk mengelola FMA di setiap desa, perlu dibentuk unit
yang akan mengelola kegiatan penyuluhan desa yang
pengurusnya dipilih secara demokratis oleh rembugtani
desa.
Unit Pengelola FMA bertanggung jawab untuk :
a. Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran
agribisnis dan pemanfaatan dana stimulan
penguatan permodalan yang dibiayai dari dana
FMA;
b. Mengadministrasikan pelaksanaan kegiatan,
membuat pembukuan terhadap penerimaan/
pengeluaran dana untuk pembelajaran agribisnis dan
pemanfaatan dana stimulan penguatan permodalan
yang dibiayai dari dana FMA;
c. Menjamin transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan dana FMA desa melalui penyediaan
informasi tentang penggunaan dana FMA kepada
masyarakat desa (bebas dari korupsi);
d. Menjamin tersedianya peluang yang sama untuk
keikutsertaan seluruh komponen masyarakat desa
dalam pemanfaatan dana FMA (bebas dari nepotisme
dan kolusi);
e. Menjamin keberlanjutan dan penyebarluasan FMA;
f. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan FMA
desa;
g. Membuat laporan teknis kegiatan dan keuangan
FMA.

28
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Pengurus Unit Pengelola FMA minimal terdiri dari


Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan penyuluh swadaya.
Persyaratan pengurus harus memiliki kriteria sebagai
berikut :
a. Jujur, berwawasan luas tentang organisasi
kemasyarakatan;
b. Berdedikasi untuk mengelola kegiatan FMA;
c. Tidak mempunyai tunggakan hutang dengan pihak
lain;
d. Memiliki kemampuan untuk membantu proses
pembelajaran petani dalam mengembangkan
usahanya;
e. Bersedia meluangkan waktu untuk mengelola
seluruh kegiatan.
Tugas masing-masing pengurus adalah sebagai
berikut:
a. Ketua : bertanggungjawab pada aspek-aspek FMA
baik teknis maupun administrasi;
b. Sekretaris: bertanggungjawab untuk memonitor
dan mencatat pelaksanaan kegiatan penyuluhan di
desa dan pemanfaatan dana stimulan penguatan
permodalan dalam pelaksanaan kegiatan agribisnis;
c. Bendahara: bertanggungjawab secara administratif
atas penerimaan/ pengeluaran dana dan masalah
keuangan Iainnya sesuai dengan dana FMA;
d. Penyuluh swadaya : bertanggungjawab untuk
merencanakan dan memandu proses kegiatan
pembelajaran dan pelaksanaan agribisnis.

FMA 29
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Pengurus UP FMA dan penyuluh swadaya dilatih


melalui pelatihan teknik fasilitasi FMA, pelatihan bagi
UP FMA, pembinaan dan bimbingan teknik lainnya
yang dilakukan secara rutin oleh TPL
Untuk meningkatkan kualitas kemampuan UP FMA
dan penyuluh swadaya akan dilaksanakan pelatihan
reorientasi pengelolaan FMA.

3. Kriteria Peserta pembelajaran


a. pelaku utama yang melaksanakan agribisnis sesuai
dengan produk/komoditi yang diperlukan pasar dan
telah ditetapkan melalui pertemuan rembugtani
desa;
b. bersedia untuk mengikuti pembelajaran dalam satu
siklus usaha;
c. berkomitmen untuk menerapkan hasil pembelajaran
dalam kegiatan usahanya;
d. bersedia bekerjasama antar anggota kelompok
belajar dalam penyediaan sarana usaha, pemasaran
dll;
e. bersedia untuk menyertakan sumberdaya yang
dimiliki secara swadaya dalam satuan pelaksanaan
agribisnis berskala ekonomi.

B. Tingkat Kecamatan
Tim Penyuluh Lapangan (TPL)
1. Anggota Tim Penyuluhan Lapangan (TPL) terdiri dari
penyuluh pertanian pada setiap kecamatan lokasi P3TIP/

30
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

FEATI. Apabila diperlukan dan tersedia di kecamatan,


dapat ditambah dengan anggota masyarakat
(penyuluh swadaya dan swasta) yang memiliki keahlian
teknis agribisnis dan mampu memfasilitasi kegiatan
pembelajaran yang diperlukan para pelaku utama.
2. Tim Penyuluhan Lapangan (TPL) berkedudukan di
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dibentuk oleh Kepala
Lembaga Penyuluhan Kabupaten, yang dikoordinir oleh
koordinator penyuluh.
Tim Penyuluh Lapangan (TPL) bertugas untuk :
1. Mensosialisasikan FMA.
2. Membantu penyuluh swadaya dan Pengurus Unit
Pengelola FMA dalam memfasilitasi perencanaan,
pelaksanaan, memonitor serta melakukan evaluasi
kegiatan penyuluhan pertanian.
3. Mengembangkan kemitraan diantara pelaku utama
dan pelaku usaha dibidang hasil produksi pertanian,
teknologi, proses dan pemasaran di tingkat kecamatan.
4. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
penyuluhan di tingkat kecamatan secara partisipatif
dan mempersiapkan laporan bulanan untuk diserahkan
ke Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten.
5. Melaksanakan pertemuan koordinasi FMA di tingkat
kecamatan setiap bulan yang dihadiri Pengurus Unit
Pengelola FMA dengan biaya APBD.
6. Memfasilitasi pelatihan untuk penyuluh swadaya.
7. Menilai kemajuan/kinerja Unit Pengelola FMA dalam
pelaksanaan kegiatan FMA yang sudah atau sedang
berjalan.

FMA 31
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Rincian peranan dan tugas Tim Penyuluh Lapangan lihat


Petunjuk Lapangan Tim Penyuluh Lapangan (TPL).

C. Tingkat Kabupaten
1. Komisi Penyuluhan Kabupaten
Komisi penyuluhan Kabupaten dibentuk oleh bupati
yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Keanggotaan
Komisi Penyuluhan terdiri dari wakil pemerintah dan non
pemerintah yang memiliki keterkaitan dan kepedulian
terhadap penyelenggaraan penyuluhan di kabupaten.
Perbandingan perwakilan organisasi pemerintah dan non
pemerintah harus seimbang, dengan jumlah anggota
perempuan minimal 30% yang dapat menyuarakan
kaum perempuan yang berusaha disektor pertanian.
Komposisi keanggotaan Komisi Penyuluhan Kabupaten
mewakili unsur pemerintah, organisasi petani/LSM,
perguruan tinggi, lembaga penelitian serta perwakilan
organisasi yang bergerak di bidang usaha yang berkaitan
dengan pertanian/agribisnis.
Komisi Penyuluhan Kabupaten bertanggung jawab
untuk memberikan rekomendasi terhadap penilaian
proposal FMA yang disampaikan oleh Tim Verifikasi
FMA Kabupaten yang selanjutnya disampaikan ke PPK-
P3TIP kabupaten untuk didanai kegiatannya melalui
dana hibah FMA.

2. Tim Verifikasi Proposal FMA


Tim Verifikasi terdiri dari staf senior yang memiliki
keahlian teknis di bidang pertanian, dan keuangan

32
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

yang berasal dari lembaga penyuluhan kabupaten,


perguruan tinggi, dan lembaga penelitian, yang
ditugaskan oleh Komisi Penyuluhan Kabupaten untuk
membantu Sekretariat Komisi Penyuluhan Kabupaten
dalam penyelenggaraan FMA di desa. Tim Verifikasi
bertugas melakukan penilaian terhadap proposal FMA
yang disampaikan oleh Pengurus Unit Pengelola FMA
desa.
Penilaian mencakup :
a. Kelayakan dari segi teknis dan keuangan, serta
manfaat dari kegiatan yang diusulkan dalam
proposal;
b. Kesesuaian dengan persyaratan untuk memperoleh
dana FMA;
c. Aspek lingkungan yang tidak membahayakan.
Rincian Peranan dan Tugas Tim Verifikasi Proposal FMA
lihat Pedoman Verifikasi Proposal FMA

FMA 33
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

DESA
FMA
34
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN
4
Pengelolaan Dana

Dana FMA desa, hanya digunakan untuk membiayai


kegiatan penyuluhan pertanian yang dikelola oleh
kelompoktani/gapoktan desa yang bersifat strategis
sesuai dengan ruang lingkup dan materi FMA. Dana
pembelajaran yang tersedia digunakan untuk kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Biaya operasional
2. Biaya pembelajaran sesuai dengan proposal yang telah
disetujui (studi petani, sekolah lapangan, demonstrasi,
magang, pelatihan, dll)
Kegiatan yang tidak boleh dibiayai FMA desa adalah
sebagai berikut:
1. Honorarium Narasumber
Honorarium bagi PNS (Penyuluh, Peneliti dan Petugas)
dan THL-TB.
2. Pengadaan Bahan pembelajaran
a. Pembelian pestisida yang penggunaannya dilarang
pemerintah, FAO, dan WHO (Badan Kesehatan Dunia);
b. Pembelian sarana produksi/bahan pembelajaran
yang berskala usaha;
c. Pembelian dan pembuatan kaos, jaket, topi, sepatu,
tas bagi peserta pembelajaran;

FMA 35
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

d. Pembuatan dan renovasi/perbaikan tempat belajar


seperti sekretariat FMA, saung tani.
e. Pembelian Komputer, Camera, VCD, TV, Kursi, Meja,
Lemari/filing kabinet;
f. Pembelian peralatan yang sudah dimiliki petani seperti,
cangkul, arit, handsprayer, ember, kompor dll;
g. Sewa lahan untuk kegiatan pembelajaran.

3. Modal usaha
Modal usaha untuk keperluan seluruh proses usaha
yang dilaksanakan oleh peserta pembelajaran

4. Biaya Operasional
a. Gaji, upah yang rutin diberikan mingguan/bulanan
bagi pengurus FMA;
b. Tranport bagi peserta rapat/pertemuan/rembugtani
yang dilaksanakan didesa yang bersangkutan.

5. Transport
a. Transport bagi THL-TB;
b. Transport bagi peserta pembelajaran kecuali sewa
kendaraan untuk Study banding, Magang, Kunjungan
petani antar desa.

6. Kegiatan lain
Kegiatan yang terkait dengan FMA dan tidak dibiayai dari
dana FMA, antara lain kajian pengembangan agribisnis
perdesaan, penyusunan rencana usaha berkelompok
(business plan), penyusunan programa penyuluhan desa,
serta penyelenggaraan forum penyuluhan pertanian
perdesaan. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan ini dibiayai

36
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

dari sumber lain, yaitu dari swadaya masyarakat, APBN


dan APBD.

PROSEDUR PENCAIRAN DANA FMA DARI P3TIP


Pencairan dana FMA dilaksanakan melalui SATKER
DIPA P3TIP Kabupaten yang ditransfer ke Rekening Unit
Pengelola FMA, pada Bank Pemerintah terdekat, dengan
prosedur sebagai berikut :
1. UP FMA menyampaikan proposal pembelajaran yang
harus dilengkapi Rencana Anggaran Biaya kepada
Tim Verifikasi FMA yang dilampirkan dengan Rencana
Usaha Berkelompok, untuk dinilai kelayakkannya baik
dari aspek teknis maupun keuangan.
2. Bila proposal tersebut telah disetujui, Ketua Unit
Pengelola FMA Desa mengajukan dana FMA kepada
PPK P3TIP Kabupaten dengan melampirkan :
a. Proposal dan RAB yang telah disetujui oleh Tim
Verifikasi
b. Berita Acara Pemilihan Pengurus Unit Pengelola
FMA
c. Berita Acara Kesepakatan Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan (BAKPKP) yang memuat kesepakatan
antara penyuluh TPL dan masyarakat tani di desa yang
bersangkutan yang diwakili oleh Unit Pengelola FMA
serta diketahui oleh kepala desa tentang pelaksanaan
kegiatan yang diusulkan serta melampirkan usulan
kegiatan yang telah disepakati oleh masyarat, format
Berita Acara Kesepakatan Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan yang dikeluarkan oleh Satker P3TIP

FMA 37
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

d. Surat Kesepakatan Pemberian Dana FMA (SKPD -


FMA).
SKPD-FMA dibuat sesuai dengan hasil Berita Acara
Kesepakatan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Desa yang dikeluarkan oleh P3TIP Kabupaten
e. Surat Perjanjian Kesanggupan Penyelesaian
Pekerjaan FMA.
Surat perjanjian kesanggupan penyelesaian
pekerjaan FMA ini dilaksanakan agar tertanamnya
rasa tanggungjawab dari masyarakat desa yang
diwakili oleh Ketua Unit Pengelola FMA untuk
melaksanakan kegiatannya yang telah disepakati,
dikeluarkan oleh Unit Pengelola FMA Desa
3. Tanda bukti terima/Kwitansi Pembayaran Dana FMA
dari PPK P3TIP ke UP FMA.
Tanda bukti terima pembayaran dana FMA ini
dipergunakan sebagai tanda bukti pembayaran dari
SATKER P3TIP kepada Unit Pengelola FMA, dikeluarkan
oleh P3TIP Kabupaten
4. Surat Kesepakatan antara KPA dengan pihak Bank
Pemerintah (Kepala Cabang), dimana rekening UP FMA
didaftar.
Untuk mengontrol penarikan dan penggunaan dana
FMA yang telah ada di rekening UP FMA, PPK Satker
P3TIP membuat kesepakatan dengan pihak bank
yang dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan
Pelaksanaan Pencairan Dana FMA, dimana pihak bank
akan mencairkan dana yang ada pada rekening UP FMA
apabila dilampirkan surat rekomendasi dari petugas
yang ditunjuk oleh PPK SATKER P3TIP.

38
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

5. PPK Satker P3TIP menetapkan Petugas Pembuat


Rekomendasi Pencairan dana FMA.
Untuk kemudahan memperoleh rekomendasi pencairan
dana FMA dari bank, desa-desa yang lokasinya jauh
dari ibu kota kabupaten Koordinator Penyuluh di
Balai Penyuluhan ditunjuk sebagai petugas pembuat
rekomendasi, sedangkan bagi desa-desa yang lokasinya
dekat dan mudah dijangkau dari ibukota kabupaten,
petugas pembuat rekomendasi dapat dilaksanakan
oleh Staf Keuangan (FO) P3TIP Kabupaten
Petugas Pembuat Rekomendasi diwajibkan
menyampaikan rekapitulasi keadaan keuangan UP
FMA yang telah mendapat rekomendasi, kepada PPK
SATKER P3TIP Kabupaten, sebagai alat kontrol terhadap
penggunaan dana FMA dari setiap desa lokasi P3TIP
Penyaluran dan penarikan dana pembelajaran FMA bagi
pelaksana agribisnis digambarkan seperti bagan pada
halaman berikut.

FMA 39
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

TIM VERIFIKASI



PROSEDUR PENCAIRAN DANA FMA DESA DARI SATKER KE


UP-FMA

40
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

PENCARIAN DANA FMA DARI REKENING UP-FMA DESA


Pencairan dana FMA dilakukan oleh Pengurus UP FMA
secara bertahap yang besarnya disesuaikan dengan
kebutuhan belajar setiap tahapan kegiatan belajar. Prosedur
pelaksanaan pencairan dana FMA adalah sebagai berikut :
1. UP FMA mengajukan rencana kebutuhan dana
kepada Petugas Pembuat Rekomendasi (koordinator
Penyuluh di Balai Penyuluhan/Staf Keuangan (FO) P3TIP
Kabupaten dengan membawa :
a. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan yang telah
dilaksanakan;
b. Buku rekening/tabungan UP FMA
c. Buku kas dana FMA dan tanda bukti pengeluaran
yang telah disusun berdasarkan tanggal transaksi ;
d. Buku Catatan Swadaya;
2. Rekomendasi Pencairan Dana FMA
Apabila usulan/rencana pencairan dana FMA telah
diperiksa oleh Petugas Pembuat Rekomendasi maka
dibuat surat rekomendasi pencairan dana untuk
diperlihatkan kepada Petugas Bank.
Prosedur pencairan dana FMA Desa dapat digambarkan
seperti bagan pada halaman berikut

FMA 41
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN




PERIKSA



PROSEDUR PENCAIRAN DANA FMA DESA

Rincian pelaksanaan penglolaan keuangan FMA lihat


petunjuk lapangan pengelolaan keuangan FMA.

42
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN
5
Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan secara partisipatif


oleh kelompoktani, dilakukan secara berkala sesuai
dengan kebutuhan dan waktu yang disepakati oleh
anggota kelompoktani.
2. Monev meliputi : proses perencanaan, pelaksanaan, hasil
dan manfaat bagi para petani (laki-laki dan perempuan).
Laporan monitoring termasuk data aspek keuangan
dan hasil tiap kegiatan yang telah dilaksanakan.
3. Pengelolaan dan administrasi keuangan yang dikelola
oleh kelompoktani harus dapat diketahui oleh seluruh
masyarakat desa secara terbuka (transparan).
4. Laporan hasil evaluasi kegiatan disusun berdasarkan hasil
evaluasi keberhasilan pencapaian tujuan kegiatan, yang
dilakukan dengan cara membandingkan keberhasilan
pencapaian sasaran dengan indikator pencapaian
tujuan yang diharapkan yang telah ditentukan pada
saat penyusunan rencana dan tahapan kegiatan.
5. Laporan hasil monitoring dan evaluasi disajikan secara
tertulis sesuai format yang tersedia. Laporan tersebut
supaya diumumkan ke masyarakat secara terbuka
melalui papan pengumuman yang tersedia atau
pertemuan rutin yang biasa dihadiri oleh masyarakat
desa dan dikirimkan kepada PPK Kabupaten.

FMA 43
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

6. Penanggung jawab pelaporan hasil kegiatan FMA di


tingkat desa adalah Ketua Unit Pengelola FMA.
Rincian pelaksanaan monitoring dan evaluasi FMA lihat
petunjuk lapangan Monitoring dan Evaluasi

44
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Lampiran 1. Contoh Format Proposal FMA


PROPOSAL FMA TINGKAT DESA
(Tuliskan judul kegiatan pembelajaran
yang akan diusulkan dengan jelas)
UNIT PENGELOLA FMA DESA
DESA : .................................................................................................
KECAMATAN : .................................................................................................
KABUPATEN : .................................................................................................

I. URAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG DIBIAYAI DANA


FMA

Nama Kegiatan Tuliskan nama/judul kegiatan pembelajaran


yang akan diusulkan dengan jelas

Tujuan Kegiatan Jelaskan secara singkat tujuan yang ingin


dicapai dari kegiatan yang akan dilaksanakan

Alasan Pelaksanaan Jelaskan secara singkat alasan diusulkannya


Kegiatan kegiatan tersebut

Lokasi Kegiatan Jelaskan dimana lokasi kegiatan tersebut


dilaksanakan

Waktu Pelaksanaan Jelaskan kapan kegiatan tersebut


Kegiatan dilaksanakan

Peserta kegiatan Tuliskan jumlah peserta yang akan mengikuti


kegiatan tersebut
Jumlah peserta : ............................
Laki-laki : ............................
Perempuan : ............................
Non anggota kelompoktani : ............................

FMA 45
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Pemandu Kegiatan Sebutkan nama yang akan memandu


pelaksanaan kegiatan belajar
• Penyuluh Swadaya : ........................................
• Praktisi : ........................................
• dll.

Pengelola Dana Sebutkan nama yang akan mengelola


Kegiatan kegiatan tersebut (pengelola dana tidak harus
ketua kelompoktani tetapi bisa salah seorang
pengurus kelompoktani yang ditunjuk)

Sumber dana/ IN-KIND (sarana/fasilitasi dari luar dana FMA)


sarana di luar dana misalnya :
FMA
1. Kepala Desa : Ruangan pertemuan dan
perlengkapannya
2. Bpk. Raharjo, Bpk Sumino, Bpk Karto :
Sarana praktek berupa lahan
3. Warung Bu Wartini : snack satu macam
setiap pertemuan kelompok
4. PT. Mitra Tani : benih cabe keriting seba-
nyak 15 kantong
5. dll

IN-CASH (bantuan berupa uang dari luar dana


FMA) misalnya :
1. Kas kelompoktani : Rp. 100.000
2. Bpk. Usman : Rp. 20.000
3. dll

Dinas/Instansi Sebutkan instansi/lembaga (teknis


terkait yang dan keuangan) yang akan mendukung
diminta bantuan pelaksanaan kegiatan belajar.
teknis

46
FMA
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Tahapan Kegiatan Jelaskan tahapan kegiatan/proses


pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk
(cantumkan jadwal
palang untuk setiap mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
mata kegiatan • Tentukan waktu yang diperlukan untuk
dalam lampiran) menjelaskan teori
• Tentukan waktu yang diperlukan
untuk praktek lapangan, demonstrasi,
kunjungan lapangan dll.

Pembagian Tugas Sebutkan siapa saja yang akan ditugaskan


untuk Pelaksanaan dalam melaksanakan kegiatan tersebut :
kegiatan Perencanaan : . ..................................
Persiapan : . ..................................
Pelaksanaan : . ..................................
Monitoring dan Evaluasi : . .................................

Sarana dan Sebutkan sarana dan prasarana yang


Prasarana mendukung untuk tercapainya kegiatan
Pendukung belajar seperti :
Kegiatan Tempat belajar : .......................................................
Lahan belajar : .......................................................
Peralatan : .......................................................

Pedoman/petunjuk Jelaskan apakah ada pedoman yang akan


pelaksanaan digunakan dalam pembelajaran apabila ada
kegiatan agar dilampirkan, apabila belum ada apa
(dilampirkan) upaya yang akan dilakukan

Ciri-ciri/Indikator Sebutkan ciri-ciri atau hal-hal yang


keberhasilan menunjukkan keberhasilan pelaksanaan
kegiatan

FMA 47
DESA
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

Besarnya biaya Sebutkan berapa biaya yang diperlukan untuk


berdasarkan melaksanakan kegiatan pembelajaran
sumber biaya 1. Biaya dari dana FMA : Rp. . .................
2. Biaya dari swadaya petani : Rp. . .................
3. Biaya dari sumber lain : Rp. . .................
(lampirkan rencana anggaran biaya/RAB dengan
memperhatikan acuan pembiayaan FMA)

Monitoring dan Sebutkan siapa yang akan memonitor


Evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar

Rencana Tindak Sebutkan apa yang akan dilakukan oleh


Lanjut setelah peserta setelah pembelajaran selesai
pembelajaran
selesai

.................., ....................................
Ketua UP FMA Desa,

........................................................

Mengetahui,
Tim Penyuluh Lapangan, Kepala Desa,

................................................. ........................................................

CATATAN TIM VERIFIKASI KABUPATEN

48
FMA
DESA
49
FMA
DESA
PEDOMAN PELAKSANAAN

SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF


FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
FARMERS MANAGED EXTENSION ACTIVITIES
SEITIVITCA NOISNETXE DEGANAM SREMRAF
PEDOMAN PELAKSANAAN

DESA
FMA
50

You might also like