You are on page 1of 191

Panduan ini disusun oleh Local Governance Support Program (LGSP), Maret 2007

Pendanaan: USAID (United States Agency for International Development)


Dilaksanakan oleh Research Triangle Institute, Indonesia

LGSP USAID Strategic Participatory Planning Team dibentuk khusus untuk memberikan advocacy, pelatihan
dan pendampingan kepada Pemerintah Daerah, DPRD, Organisasi Masyarakat Sipil (NGO, CBO dan CSO)
dalam bidang perencanaan pembangunan daerah, baik yang bersifat perencanaan jangka panjang (RPJPD),
perencanaan jangka menengah (RPJMD dan Renstra SKPD), maupun rencana tahunan (RKPD, Renja
SKPD, RKA SKPD); diagnostic assessment kemampuan perencanaan daerah; seminar, workshop dan
focus group discussions konsultasi publik perencanaan daerah.

TIM STRATEGIC PARTICIPATORY PLANNING terdiri atas Widjono Ngoedijo Ph.D (Advisor), Engkus Ruswana
(Planning Specialist) dan Indira Sari (Assistant Planning Specialist); Planning Specialist di kantor regional
LGSP terdiri atas Agus Irawan Setiawan (NSRO), Rahmad Djalle (WSRO), Sri Pantjawati Handayani (WJRO),
Hartanto Ruslan (CJRO), Nurman Sillia (EJRO), Undang Suryana (SSRO), Susila Utama dan Joni Chandra
(NAD).

LGSP mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Daerah atas informasi
perencanaan yang diberikan untuk memperkaya substansi bahan pelatihan dan pendampingan ini.

PENDAPAT DAN PANDANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN INI
ADALAH SEMATA-MATA MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB LGSP DAN TIDAK SELALU MENCERMINKAN
PENDAPAT DAN PANDANGAN USAID.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


LGSP
Jakarta Stock Exchange Building
Tower 1, 29 th Floor
Jl. Jend. Sudirmak Kav. 52 - 53
Jakarta 12190

Phone : +62 21 515 1755-57


Facs : +62 21 515 1752
E-mail : info@lgsp.or.id
Http://www.lgsp.or.id
Abstract
Abstrach
Guideline for Local Participatory Planning

The Guideline for Training and Facilitation in the Preparation of Regional


Development Plan is prepared in relation to the LGSP-USAID technical
assistance in the area of participatory regional development planning. In
accordance with the LGSP objective, the Guideline is aimed at providing better
and more comprehensive understanding, strengthening capacity and
capability of local government, legislature and civil society organizations in
participatory orientated local development planning.

The specific objective of the guideline is (1) to provide LG, DPRD and civil
society organizations with better understanding of perspective and process
of local participatory planning; (2) to facilitate LG in preparing related regional
development plans in compliance with laws and regulations in planning and
budgeting; (3) to facilitate DPRD and civil society organizations to effectively
contribute to the local planning process; (4) to develop better clarification on
the role, functions and jurisdictions of each actor, LG, DPRD and CSO in
local development planning process.

It is expected that the guideline will result in the quality enhancement of the
process, performance and products of regional development plans; better
integration and consistency between strategic, medium term planning, annual
program and budget; more effective roles, functions and involvement of DPRD
and CSOs in the decision making process related to local planning; more
effective of regional plan in meeting community needs and aspirations.

Basic approach used in developing the guideline is as follows: (1) to serve


multi user i.e. executive, legislative, CSO, and Media; (2) to use the framework
of Law 25/2004 on National Development Planning System that requires the
development plan preparation should be based on technocratic, participatory,
political, bottom-up and top-down planning to clarify the role of each actor, i.e
executive, legislative, and CSO in decision making related to planning and
budgeting; (3) to give emphasis on the strengthening of planning perspective,
process and quality of planning products; (4) to use framework of Law 32/
2004 especially in relation to the classification of government functions,
obligatory and optional services in all plans preparation to ensure there is
consistency between long, medium term planning and annual program and
budget; (5) to be a ‘loose leaf document’ to encourage local initiatives and to
ensure sustain development of the guideline; (6) to produce a practical
guideline.

The guideline consists of 6 (six) main sections starting with Section 1


preparation of RPJP Daerah followed with Section 2 Preparation of RPJM
Daerah; Section 3 Preparation of RENSTRA SKPD; Section 4 Preparation of
RKPD; Section 5 Preparation of RENJA SKPD, and Section 6 Preparation of
KUA, PPAS and RKA SKPD.

i
Terms
Termsused:
used:
RPJP Daerah Regional Long Term Development Plan is a Local Government
(LG) Statutory Plan with 20 years perspective; consists of vision,
mission and general direction of local development
RPJM Daerah Regional Medium Term Development Plan is a LG statutory plan
document with 5 years perspective, consists of Bupati/Walikota
vision, mission, agenda and its translation into local development
strategy, policies, five year program and indicative resource
envelope and budget resources allocation for each LG Work Unit
and sector
RENSTRA SKPD Local Government Work Unit (Agency) Strategic Plan is a LG
statutory plan document with 5 years perspective; consists of
LG Work Unit vision, mission, agenda, five-year program and
indicative budget
RKPD Regional Government Annual Work Program and Budget is LG
statutory plan document for 1 year period; consists of regional
economic framework, program, activities, performance indicator,
indicative budget ceiling for each LG Work Unit
RENJA SKPD LG Work Unit Annual Work Program; consists of LG Work Unit
program, activities and indicative budget ceiling; developed based
on the results of Musrenbang (Multi stakeholders development
consultation forum) and SKPD Forum (bottom-up planning
process)
KUA Local Government General Budget Policy prepared by LG Budget
Team; developed based of RKPD; consists of previous year
program and budget realization; statement of development issues
and problems, challenges and opportunities; strategy and policy
of LG work program; macro economic framework; target and
indicator of program and activities; LG revenue projection; budget
resources allocation and sources of fund
PPAS Local Government Indicative Annual Budget Ceiling developed
based on KUA; prepared by LG Budget Team and DPRD (Local
Council) Budget Team; consist previous year program and budget
realization; strategy and policy of LG Annual Budget; list, target
and indicator of program and activities to be undertaken; projection
of revenue, expenditure and local finance; priority and ceiling of
budget for each obligatory services and SKPD
RKA SKPD LG Work Unit Annual Work Budget prepared by SKPD; consists
of name, title, location of program and activity proposed by SKPD;
indicator of program targets, inputs, outputs and short term
outcome and budget for each resource (personnel, materials,
equipments) and total budget for activity
DPRD Regional House of Representatives or Local Parliament
CSO Civil Society Organizations

ii
SERI
BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

Bagian 1
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Bagian 2
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Bagian 3
Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RENSTRA SKPD)

Bagian 4
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Bagian 5
Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD)

Bagian 6
Penyusunan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara (PPAS)
dan Rencana Kerja Anggaran SKPD (RKA SKPD)

iii
Ringkasan
Ringkasan

BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

Pengantar

Bahan Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah ini


disusun dalam kerangka Bantuan Teknis Local Governance Support Program (LGSP)-
USAID dalam bidang perencanaan pembangunan daerah partisipatif. Sesuai tujuan dari
LGSP, maka Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini dimaksudkan untuk membantu
memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh, menguatkan kemampuan dan kapasitas
pemerintah daerah, legislatif dan organisasi masyarakat sipil dalam bidang perencanaan
pembangunan daerah partisipatif sesuai dengan peranan dan fungsi masing-masing pihak
dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah.

Tujuan

Adapun tujuan utama penyusunan Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini adalah:
· Memberikan kepada pemerintah daerah, legislatif dan organisasi masyarakat sipil tentang
perspektif, wawasan, dan proses perencanaan pembangunan daerah secara menyeluruh
· Menfasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyusunan berbagai rencana pembangunan
daerah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan tentang perencanaan
dan penganggaran daerah
·· Menfasilitasi Legislatif dan Organisasi Masyarakat Sipil untuk dapat memberikan kontribusi
yang efektif pada proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah
· Memperjelas peranan, fungsi, dan jurisdiksi masing-masing pihak pemerintah daerah,
legislatif, dan organisasi masyarakat sipil dalam proses penyusunan rencana
pembangunan daerah

Sasaran yang hendak dicapai:


· Meningkatnya kualitas proses, kinerja dan keluaran penyusunan rencana pembangunan
daerah
· Keterpaduan perencanaan strategis jangka panjang, menengah dengan rencana dan
penganggaran tahunan
· Semakin efektifnya peranan, fungsi dan keterlibatan lembaga legislatif (DPRD) dan
organisasi masyarakat sipil dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah
· Semakin efektifnya perencanaan pembangunan daerah untuk memenuhi aspirasi dan
kebutuhan masyarakat

iv
Pendekatan

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penyusunan Bahan Pelatihan dan Pendampingan
ini adalah sebagai berikut:
· Ditujukan untuk multi pihak yaitu eksekutif, legislatif, dan organisasi masyarakat sipil
(NGO, CBO dan CSO)
· Menggunakan kerangka pendekatan Undang-Undang 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional terutama pendekatan perencanaan teknokratis,
partisipatif, politis, bottom up, dan top down planning untuk memperjelas peranan masing-
masing pihak eksekutif, legislatif, dan organisasi masyarakat sipil dalam proses
pengambilan keputusan perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah
· Lebih menekankan pada penguatan perspektif dan wawasan perencanaan, proses
dan kualitas penyusunan rencana pembangunan daerah
· Menggunakan kerangka Undang- Undang 32/2004 dan PERMENDAGRI 13/2006
khususnya tentang klasifikasi fungsi, urusan wajib, dan urusan pilihan pemerintahan
daerah untuk semua rencana guna memastikan terdapatnya benang merah dan
konsistensi antara perencanaan dan penganggaran daerah
· Bersifat ‘loose leaf document’ guna mendorong terdapatnya prakarsa daerah atau berbagai
pihak untuk secara berkelanjutan mengembangkan dan memutakhirkan Bahan Pelatihan
dan Pendampingan ini
· Mengutamakan kepraktisan dan kemudahan penyusunan rencana dengan menyediakan
template dan handout

Kandungan Bahan Pelatihan dan Pendampingan

Adapun kandungan daripada Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini meliputi:

Bagian 1 Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

Bagian 2 Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Bagian 3 Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA


SKPD).

Bagian 4 Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Bagian 5 Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA


SKPD).

Bagian 6 Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas dan Plafond Anggaran


Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran SKPD (RKA SKPD).

v
vi
Esensi Substansi Bagian per Bagian

RPJPD menekankan tentang pentingnya penggunaan perencanaan strategis berbasis


skenario (scenario planning) keterlibatan stakeholders yang relevant dan kompeten,
terutama lembaga penelitian untuk merumuskan skenario perkembangan faktor-faktor
eksternal pendorong pembangunan daerah (sosial, politik, ekonomi, teknologi, lingkungan
hidup) dan implikasinya pada pembangunan daerah 20 tahun kedepan

RPJMD menekankan tentang pentingnya menerjemahkan secara arif VISI, MISI dan Agenda
KEPALA DAERAH TERPILIH kedalam tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan
yang merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang tolok ukur
kinerja untuk mengukur keberhasilan atau ketidak berhasilan pembangunan daerah dalam
5 tahun kedepan.

RENSTRA SKPD menekankan tentang pentingnya setiap SKPD memiliki 3-5 tolok ukur
kinerja kunci pelayanan SKPD yang jelas berdasarkan TUPOKSI SKPD yang dapat
memberikan gambaran secara cepat kepada masyarakat tentang status kinerja pelayanan
SKPD; dan rencana pencapaian program SKPD sesuai dengan Standar Pelayanan Mini-
mal; mendorong peningkatan kualitas konsultasi FORUM MULTI STAKEHOLDERS SKPD

RKPD menekankan tentang pentingnya penyusunan berdasarkan Kerangka


Penyelenggaraan Fungsi, Urusan Wajib dan Urusan Pilihan Pemerintahan Daerah;
perumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang realistis dan konsisten dengan
visi, misi KDH, dan RPJMD; memastikan bahwa sumber daya dan dana daerah diarahkan
untuk menangani isu pembangunan daerah yang prioritas dan mendesak; kesesuaian dengan
RKP dan Pedoman Penyusunan APBD yang diterbitkan oleh MENDAGRI setiap tahunnya;
didasarkan pada kesepakatan dengan stakeholder yang dicapai melalui mekanisme
Musrenbang RKPD dan Forum Multi Stakeholder SKPD; disusun dengan pendekatan
perencanaan berbasis kinerja; penyusunannya transparan dan dapat dipertanggung-
jawabkan kepada stakeholder; serta perlunya dukungan data dan informasi yang akurat
dan mutakhir

RENJA SKPD menekankan tentang pentingnya SKPD menguasai dan kompeten dalam
menyusun program dan kegiatan SKPD sesuai PERMENDAGRI 13/2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah; karena RENJA SKPD merupakan dasar utama bagi
penyusunan rencana dan penganggaran tahunan dan rencana strategis jangka menengah
daerah. Kualitas penyusunan RENJA SKPD akan sangat menentukan kualitas rencana
daerah diatasnya. Bahan Pelatihan ini juga menekankan tentang pentingnya SKPD
menggunakan form RKA SKPD dalam menyusun RENJA SKPD untuk menfasilitasi
keterpaduan rencana dan anggaran

KUA, PPAS dan RKA SKPD ketiga dokumen ini telah diatur secara rinci dan lengkap dalam
PERMENDAGRI 13/2006 . Bahan ini menekankan tentang pentingnya menggunakan RKA
SKPD sebagai alat untuk meningkatkan pengelolaan pelayanan dan mengembangkan
standar pelayanan SKPD karena RKA SKPD memiliki informasi yang pada dasarnya
diperlukan bagi pengembangan STANDAR PELAYANAN MINIMAL.

vii
Penutup

LGSP menghaturkan terima kasih atas kerjasama yang telah diberikan oleh pemerintah
daerah, service provider, serta berbagai pihak lainnya yang memungkinkan Bahan Pelatihan
dan Pendampingan Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah ini dapat disusun.

Service Provider LGSP Bidang Perencanaan Partisipatif

Wil. E-mail
No Nama Posisi Tugas

1 Ir. Elysa Wulandari, M.Sc Participatory Planning Specialist NARO elysawulandari@yahoo.com


2 Ir. Halis Agussaini, MT Participatory Planning Specialist NARO haliesz@yahoo.com
3 Vivi Silvia, SE, M.Si Local Economic Specialist NARO Silviamunir @ yahoo.com
4 T. Ahmad Yani, S.H, M.Hum Local Regulation Specialist NARO teuku_yani@yahoo.com
5 Ir. Rina Lingga, MT Participatory Planning Specialist NSRO corahlimalapan@yahoo.com
6 Ir. Yusak Maryunianta, MSi Participatory Planning Specialist NSRO mar_yunianta@yahoo.com
7 DR. Jafrinur, MSP Development Planning Specialist WSRO Jafrinur@yahoo.com
8 Indraddin, S. Sos, M.Si Participatory Planning Specialist WSRO
9 Drs. Edi Indrizal, M.Si Participatory Planning Specialist WSRO lasp_lian@yahoo.com
10 Prof.DR. Sjafrizal Local Economic Specialist WSRO Syafrizal17@Yahoo.com
11 Ir.Putu Oktavia, MA Development Planning Specialist WJRO p_oktavia@yahoo.com
12 Ir. Nila Safrida Development Planning Specialist WJRO nilasafrida@yahoo.com
13 Ir. Diding Sakri Development Planning Specialist WJRO diding@bdg.centrin.net.id
14 Ir.Ari Nurman, MSc Development Planning Specialist WJRO arinurman@yahoo.com
15 Ir.Elia Rahmi Socio Economic and Cultural Development Specialist WJRO biramabogor@yahoo.com
16 Ir. Winny Astuti, MSc, Ph.D Development Planning Specialist CJRO winnyastuti@yahoo.com.au
17 Drs. Mulyanto, ME Local Finance and Economic Specialist CJRO m_yanto@fe.uns.ac.id
myt03@plasa.com
yanto.mul@gmail.com
18 Ahmad Zuber, S.Sos, DEA Development Planning Specialist CJRO zyouber_zyoubaedi@yahoo.fr
19 Lukman Hakim, SE, M.Si. Local Finance and Economic Specialist CJRO lukkim@yahoo.com
20 Murtanti Jani Rahayu, ST, MT Development Planning Specialist CJRO arsitek@uns.ac.id
21 Rutiana Dwi Wahyuningsih, S.Sos, Msi Local Finance and Economic Specialist CJRO -
22 Cahyo Suryanto Development Planning Specialist EJRO cahyo@pusdakota.org
23 Aluisius Hery Pratono, SE, MDM Financial and Budget Specialist EJRO herypra@hotmail.com
hery_pra@ubaya.ac.id
24 Salman Nurdin Socio Economic and Cultural Development Specialist EJRO salmannurdin@yahoo.com
25 Drs. Fatchurrochim Ghany, Ec., MSP Development Planning Specialist EJRO rochim_ghany@telkom.net
26 Bambang Hariyadi SE, MSi, AK Local Finance and Economic Specialist EJRO b_haryadi_lee@telkom.net
27 Ir.Hendrawan Hamonangan, MA Development Planning Specialist EJRO hsaragi@yahoo.com
28 M Khusaini, SE, M.Si, M.A Local Finance and Economic Specialist EJRO husen@fe.unibraw.ac.id
29 Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg. Development Planning Specialist EJRO
30 Prof. DR Ananto Yudono, M.Eng Development Planning Specialist SSRO yudono@indosat.net.id
31 Ir. Arifuddin Akil, M.T Development Planning Specialist SSRO Arifuddinakil@yahoo.com
32 DR. Mukhlis Sufri, SE, M.Si Local Economic Specialist SSRO
33 Muslimin A. Latief, SH Local Regulation Specialist SSRO
34 Muhammad Ridwan SH Local Regulation Specialist SSRO

viii
LGSP Participatory Planning Team

No Nama Posisi E-mail Telepon

1 Widjono Ngoedijo LGSP-Planning Advisor wngoedijo@lgsp.or.id (021) 5151755

2 Engkus Ruswana LGSP-National Office Planning Specialist eruswana@lgsp.or.id (021) 5151755

3 Indira Sari LGSP-National Office Planning Assistant isari@lgsp.or.id (021) 5151755

4 Susila Utama LGSP-NARO Planning Specialist sutama@lgsp.or.id (0651) 7406446

5 Agus Irawan Setiawan LGSP-NSRO Planning Specialist ir2a@yahoo.com (061) 4154202


asetiawan@lgsp.or.id

6 Rahmat Djalle LGSP-WSRO Planning Specialist rdjalle@lgsp.or.id (0751) 7055509


mmtrdj@hotmail.com

7 Sri Pantjawati Handayani LGSP-WJRO Planning Specialist sphandayani@yahoo.com (022) 727344

8 Hartanto LGSP-CJRO Planning Specialist hartantopml@yahoo.com (0274) 586289


hartantopml@telkom.net

9 Nurman Djunaedi Sillia LGSP-EJRO Planning Specialist nsilia@lgsp.or.id (0341) 551007


noermant@yahoo.com’

10 Undang Rukban Suryana LGSP-SSRO Planning Specialist usuryana@lgsp.or.id (0411) 871814


undang_rs@hotmail.com
undang_rs@yahoo.com’

ix
Penjelasan Penggunaan Bahan Pelatihan dan Pendampingan
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah

Bagian 2: RPJMD

1. BAHAN ini ditujukan bagi memenuhi kebutuhan akan referensi dasar yang lengkap
dan mutakhir bagi penyusunan rencana pembangunan daerah

2. BAHAN ini ditujukan untuk membantu meningkatkan wawasan, pemahaman,


pengetahuan dan keterampilan individu yang terlibat atau berkontribusi dalam
penyusunan rencana pembangunan daerah baik di lingkungan Pemerintah Daerah,
DPRD, maupun organisasi masyarakat sipil (NGO, CBO dan CSO)

3. BAHAN ini terdiri atas 6 bagian yaitu:


Bagian 1: RPJPD
Bagian 2: RPJMD
Bagian 3: RENSTRA SKPD
Bagian 4: RKPD
Bagian 5: RENJA SKPD
Bagian 6: KUA, PPAS, RKA SKPD

Dimana masing-masing bagian pada dasarnya berdiri sendiri dan dapat digunakan
secara terpisah sesuai dengan kebutuhan perencanaan daerah.

4. Untuk kepentingan penyusunan rencana, setiap BAGIAN memberikan informasi tentang


rincian langkah-langkah (STEP BY STEP) yang perlu dilakukan dalam penyusunan
rencana; diikuti dengan penjelasan untuk masing-masing langkah bagi memudahkan
pemahaman atas tujuan, maksud langkah tersebut.

5. TEMPLATE berupa tabel atau formulir disediakan di beberapa langkah tertentu untuk
memudahkan implementasinya.

6. HANDOUT disediakan pada bagian akhir dari setiap BAGIAN bagi individu yang ingin
mendapatkan penjelasan lebih rinci atas langkah-langkah tertentu proses penyusunan
rencana

7. Setiap BAGIAN mengandung 3 alur penyusunan rencana yaitu alur teknokratis, alur
partisipatif, dan alur politis dan legislasi. Ini ditujukan untuk memperjelas peranan dan
tanggung jawab masing-masing pihak eksekutif, legislatif dan organisasi masyarakat
sipil dalam proses penyusunan rencana.

8. Pada alur teknokratis diharapkan eksekutif lebih besar peranannya, sementara pada
alur partisipatif organisasi masyarakat sipil diharapkan lebih berperan dan pada alur
legislasi/politis diharapkan lebih besar peranan DPRD.

9. Memberikan penjelasan tentang kemungkinan peranan dan


kontribusi organisasi masyarakat sipil (CSO) dalam langkah
berkaitan proses penyusunan rencana

x
10. Memberikan penjelasan tentang kemungkinan peranan dan
kontribusi DPRD dalam langkah berkaitan proses penyusunan
rencana

11. LAMPIRAN menyediakan informasi tentang Tabel, Formulir dan Format dari
PERMENDAGRI 13/2006 yang digunakan sebagai pendukung Rencana Kerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah. Lampiran ini terdiri atas:
· Lampiran A.1 tentang Kode dan Klasifikasi urusan Pemerintahan Daerah
dan Organisasi
· Lampiran A.V tentang Kode dan Klasifikasi Fungsi Pemerintahan Daerah Kabupaten/
Kota.
· Lampiran A.VI tentang Pembagian Fungsi, Urusan Wajib dan Urusan Pilihan
Pemerintahan Daerah
· Lampiran A.VII tentang Kode dan Daftar Program dan Kegiatan Menurut Urusan
Pemerintahan Daerah

12. Untuk mengefektifkan proses pembelajaran dan pemahaman BAHAN ini, disarankan
menggunakan fasilitator yang kompeten dalam bidang perencanaan dan penganggaran
daerah dan telah berpengalaman memberikan advokasi dan bantuan teknis kepada
pemerintah daerah, DPRD dan organisasi masyarakat sipil. Fasilitator ini dapat berasal
dari Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah, perguruan tinggi setempat,
Lembaga Swadaya Masyarakat atau Konsultan.

xi
Daftar
DaftarIsiIsi
Apa itu RPJMD .................................................................................................................. 3
Landasan Hukum RPJMD ................................................................................................. 5
Prinsip-prinsip Penyusunan RPJMD ................................................................................. 8
Keluaran Utama RPJMD ..................................................................................................11
Indikator Kualitas RPJMD ................................................................................................ 12
Kerangka Analisis RPJMD ............................................................................................... 14
Alur Proses Penyusunan RPJMD ................................................................................... 16
Step by Step Penyusunan RPJMD .................................................................................. 17
Template dan Handout..................................................................................................... 19
Daftar Peristilahan dan Singkatan ................................................................................... 20

M1 Orientasi Perencanaan Daerah ............................................................................. 24


M2 Pembentukan Tim Penyusunan RPJMD ................................................................ 27
M3 Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen RPJMD ................................... 30
M4 Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah 5 Tahunan .................................................................................................. 32
M5 Penyusunan Profil Daerah dan Prediksi Masa Depan ........................................... 33
M6 Kajian terhadap RPJPD ......................................................................................... 47
M7 Misi, Visi, dan Program Prioritas Kepala Daerah Terpilih ....................................... 48
M8 Kajian terhadap Visi, Misi, dan Program Prioritas Kepala Daerah Terpilih ............. 48
M9 Analisis Keuangan ................................................................................................. 50
M10 Kajian RTRW-D ..................................................................................................... 55
M11 Review RPJMD Provinsi dan Nasional .................................................................. 56
M12 Orientasi Renstra ................................................................................................... 57
M13 Pembentukan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen Renstra SKPD ..................... 58
M14 Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen Renstra SKPD ....................... 60
M15 Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Pelayanan SKPD ....................................... 61
M16 Penyusunan Profil Pelayanan SKPD dan Prediksi Jangka Menengah .................. 62
M17 Identifikasi Stakeholders ......................................................................................... 63
M18 Penentuan Stakeholders untuk Konsultasi Publik .................................................. 65
M19 Perumusan Metoda dan Jaring Aspirasi, FGD, dan Musrenbang RPJMD ............. 67
M23 Sosialisasi Bahwa Daerah Akan Menyusun RPJMD .............................................. 71
M24 jaring Aspirasi: Isu dan Harapan Masyarakat.......................................................... 72

xii
M25 Formulasi Dokumen Rancangan Awal RPJMD ..................................................... 74
M26 Tyupoksi SKPD ...................................................................................................... 77
M27 Perumusan Visi dan Misi SKPD ............................................................................ 77
M28 Evaluasi Renstra SKPD (Renstra Dinas) Periode Lalu ......................................... 79
M29 FGDs untuk Setiap Topik........................................................................................ 81
M30 Pembahasan Ranwal RPJMD bersama SKPDs ................................................... 84
M31 Review Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi .................................................. 84
M32 Perumusan Program (SKPD, Lintas SKPD, Kewilayahan) ................................... 85
M33 Identifikasi capaian Keberhasilan dan Permasalahan ............................................ 87
M34 Pembahasan Forum SKPD ................................................................................... 88
M35 Berita Acata Hasil Kesepakatan Forum SKPD ...................................................... 91
M36 Penyusunan Rancangan Awal RPJMD untuk dibahas dalam
Musrenbang RPJMD .............................................................................................. 93
M37 Penyusunan Dokumen Rancangan Renstra SKPD .............................................. 94
M38 Musrenbang RPJMD .............................................................................................. 95
M39 Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD .................................................. 98
M40 Penyusunan Rancangan Akhir Dokumen RPJMD Daerah .................................. 100
M41 Penyusunan Rancangan Akhir Dokumen Renstra SKPD .................................... 101
M42 Penyusunan Naskah Akademis Ranperda RPJMD ............................................. 103
M43 Penyusunan Naskah Akademis Rancangan Perka SKPD ................................... 104
M47 Pembahasan DPRD tentang Ranperda RPJMD ................................................. 104
M49 Dokumen RPJM-D yang telah disyahkan ............................................................. 105
M50 Dokumen Renstra SKPD telah disyahkan ........................................................... 105

HANDOUT ..................................................................................................................... 106

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 149

xiii
TOPIK

RPJMD
Bahan Pelatihan dan Pendampingan
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah

BAGIAN 2

1
Tentang
TOPIK LGSP
Tentang LGSP
L GSP (Local Governance Support Program) atau Pro
gram Dukungan bagi Tata Pemerintahan Daerah merupakan
program peningkatan kapasitas (2005-2009) yang didanai oleh
United Agency for International Development (USAID). Program
ini bertujuan memperkenalkan tata pemerintahan yang efisien,
transparan, dan akuntabel di beberapa provinsi terpilih di Indone-
sia. Prakarsa dan program LGSP ditujukan bagi peningkatan
kemampuan pemerintah daerah mitra, organisasi kema-
syarakatan, dan media yang mencakup bidang perencanaan dan
penganggaran terpadu, pengelolaan pemerintahan daerah,
pelayanan publik, pengelolaan dan mobilisasi sumber daya, serta
tata pemerintahan yang partisipatif. Sampai dengan September
2009, LGSP akan bekerja dengan lebih dari 55 kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Irian Jaya
Barat.

Pengantar
Pengantar
B ahan pelatihan dan pendampingan ini disusun
oleh LGSP USAID dengan tujuan untuk memberikan
perspektif dan pemahaman yang lebih baik tentang esensi
RPJMD sebagai suatu dokumen resmi perencanaan daerah.

Bahan pelatihan dan pendampingan ini diharapkan dapat


membantu Pemerintah Daerah untuk menyusun RPJMD secara
lebih efektif, memenuhi kaidah dan kelengkapan suatu
perencanaan strategis jangka menengah dan memenuhi
persyaratan penyusunan RPJMD yang teknokratis, demokratis,
partisipatif, dan politis; membantu DPRD untuk dapat mengikuti
secara efektif dinamika proses penyusunan RPJMD, memberikan
masukan, menilai, dan mengevaluasi hasilnya serta bagi
Organisasi Masyarakat Sipil (NGO,CBO, dan CSO) untuk dapat
memberikan kontribusi yang efektif dalam proses penyusunan
dokumen RPJMD sehingga hasilnya memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya pada masyarakat.

2
TOPIK APA ITU RPJMD?

APA ITU P eraturan dan perundangan di era desentralisasi


memperlihatkan komitmen politik pemerintah untuk menata
kembali dan meningkatkan sistem, mekanisme, prosedur dan
RPJMD?
kualitas proses perencanaan dan penganggaran daerah. Ini
dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan daerah yang lebih baik, demokratis, dan
pembangunan daerah berkelanjutan.
LANDASAN
HUKUM Dalam peraturan dan perundangan baru penyusunan rencana
dikehendaki memadukan pendekatan teknokratis, demokratis,
partisipatif, politis, bottom-up dan top down process. Ini bermakna
bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi kaidah
PRINSIP-PRINSIP penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan dan
PENYUSUNAN akuntabel; konsisten dengan rencana lainnya yang relevan; juga
RPJMD kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek yang
perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam
proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat
penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan
KELUARAN dukungan optimal bagi implementasinya.
UTAMA RPJMD
RPJMD atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
merupakan satu dokumen rencana resmi daerah yang
dipersyaratkan bagi mengarahkan pembangunan daerah dalam
INDIKATOR jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan masa pimpinan Kepala
KUALITAS Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Sebagai suatu
RPJMD dokumen rencana yang penting sudah sepatutnya Pemerintah
Daerah, DPRD, dan masyarakat memberikan perhatian penting
pada kualitas proses penyusunan dokumen RPJMD, dan tentunya
diikuti dengan pemantauan, evaluasi, dan review berkala atas
BAGAN ALIR implementasinya.
PROSES
PENYUSUNAN Karena dokumen RPJMD sangat terkait dengan visi dan misi
RPJMD Kepala Daerah Terpilih, maka kualitas penyusunan RPJMD akan
mencerminkan sejauh mana kredibilitas KDH Terpilih dalam
memandu, mengarahkan, dan memprogramkan perjalanan
kepemimpinannya dan pembangunan daerahnya dalam masa 5
STEP BY STEP (lima) tahun ke depan dan mempertanggungjawabkan hasilnya
PENYUSUNAN kepada masyarakat pada akhir masa kepemimpinannya.
RPJMD
RPJMD menjawab 3 (tiga) pertanyaan dasar: (1) kemana daerah
akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai
dalam 5 (lima tahun) mendatang; (2) bagaimana mencapainya
HANDOUT dan; (3) langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar
PENDUKUNG tujuan tercapai.

3
TOPIK APA ITU RPJMD?

Dalam konteks ini, adalah sangat penting bagi RPJMD untuk


mengklarifikasikan secara eksplisit visi dan misi KDH Terpilih
kemudian menerjemahkan secara strategis, sistematis, dan
terpadu ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan program prioritas
serta tolok ukur kinerja pencapaiannya.

Untuk mendapatkan dukungan yang optimal bagi


implementasinya, proses penyusunan dokumen RPJMD perlu
membangun komitmen dan kesepakatan dari semua stake-
holder untuk mencapai tujuan RPJMD melalui proses yang
transparan, demokratis, dan akuntabel dengan memadukan
pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, dan politis.

4
TOPIK LANDASAN HUKUM RPJMD

APA ITU P enyusunan RPJMD perlu mengantisipasi tentang adanya


diskrepansi (perbedaan) dalam peraturan dan perundangan
perencanaan dan penganggaran daerah terutama tentang sta-
RPJMD?
tus hukum RPJMD; belum adanya payung pengaturan yang
terpadu antara perencanaan dan penganggaran daerah yang
menyebabkan kurang terintegrasinya perencanaan dan
penganggaran; masih terbatasnya pemahaman di daerah tentang
LANDASAN performance planning walaupun pengangaran daerah telah
HUKUM menjalankan performance budgeting untuk beberapa waktu;
singkatnya waktu (3 bulan) yang diberikan dalam peraturan/
perundangan untuk menyusun RPJMD.

PRINSIP-PRINSIP Penyusunan RPJMD perlu mengembangkan hubungan (link)


PENYUSUNAN di antara peraturan dan perundangan tersebut sehingga RPJMD
RPJMD sebagai dokumen rencana jangka menengah mudah
diterjemahkan ke dalam rencana tahunan RKPD, KUA APBD,
Renja SKPD, RKA-SKPD, dan APBD.

KELUARAN Ada 10 (sepuluh) landasan hukum utama yang mengatur sistem,


UTAMA RPJMD mekanisme, proses, dan prosedur tentang RPJMD khususnya
dan perencanaan dan penganggaran daerah pada umumnya di
era desentralisasi ini, yaitu:

INDIKATOR · Undang- Undang No 25/2004 tentang Sistem


KUALITAS Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
RPJMD · Undang- Undang No 17/2003 tentang Keuangan Negara
· Undang- Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan
Daerah
· Undang- Undang No 33/2004 tentang Perimbangan
BAGAN ALIR Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
PROSES Daerah
PENYUSUNAN · Peraturan Pemerintah No 58/2005 tentang Pengelolaan
RPJMD Keuangan Daerah
· Peraturan Pemerintah No 65/2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
· Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6/2007 tentang
STEP BY STEP Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar
PENYUSUNAN Pelayanan Minimal
RPJMD · SE Menteri Dalam Negeri No 050/2020/SJ Tahun 2005
tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
dan RPJM Daerah Kabupaten/Kota
· SEB Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
HANDOUT Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri
PENDUKUNG 0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007
· Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13/2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

5
TOPIK LANDASAN HUKUM

Undang-Undang No 25/2004 mengatur tentang peranan dan


tanggung jawab Bappeda untuk menyiapkan RPJMD, keterkaitan
visi dan misi Kepala Daerah Terpilih dengan RPJMD, pokok-pokok
isi dokumen RPJMD, waktu pelaksanaan Musrenbang RPJMD
dan penyampaian RPJMD; status hukum RPJMD.

Undang-Undang No 17/2003 walaupun tidak mengatur secara


eksplisit tentang RPJMD, namun mengatur tentang peranan dan
kedudukan RKPD yang merupakan penjabaran RPJMD dalam
kaitannya dengan perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA),
Renja SKPD, RKA SKPD, dan RAPBD. Undang- Undang ini
menekankan tentang penganggaran berbasis prestasi (perfor-
mance budgeting).

Undang-Undang No 32/2004 memberikan penjelasan yang lebih


lengkap tentang RPJMD dibandingkan dengan UU No 25/2004
tentang SPPN. Undang-Undang ini mengatur tentang fungsi
RPJMD untuk menjabarkan visi, misi, dan program Kepala
Daerah; perlunya konsistensi dan keselarasan dengan RPJPD
dan RPJM Nasional; pokok-pokok kandungan RPJMD memuat
arah kebijakan keuangan daerah, selain strategi, kebijakan umum
pembangunan daerah, program lintas SKPD, dan lintas
kewilayahan; RKPD merupakan penjabaran RPJMD serta; sta-
tus hukum RPJMD sebagai Peraturan Daerah.

Undang-Undang No 33/2004 seperti halnya Undang-Undang No


17/2003 tidak mengatur secara langsung RPJMD, namun
mengatur tentang peranan dan kedudukan RKPD, Renja SKPD,
RKA SKPD, dan APBD yang merupakan penjabaran RPJMD.
Undang-Undang ini menekankan tentang perlunya penyusunan
Renja dan RKA SKPD berbasis penganggaran kinerja. Ini
menunjukkan tentang perlunya RPJMD juga menggambarkan
target capaian kinerja pembangunan daerah sehingga mudah
untuk ditransformasikan ke dalam rencana tahunan (RKPD).

Peraturan Pemerintah No 58/2005 menekankan tentang RPJMD


sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan APBD, RKPD,
Renja SKPD dan RKA SKPD sebagai penerjemahan RPJMD.

Peraturan Pemerintah No 65/2005 menekankan tentang perlunya


RPJMD mencakup target pencapaian Standar Pelayanan Mini-
mal dalam jangka menengah dan kemudian dituangkan dalam
RKPD untuk target pencapaian SPM Tahunan.

6
TOPIK LANDASAN HUKUM

SEB Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/


Kepala Bappenas dengan Menteri Dalam Negeri tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007 mengatur
secara lebih rinci tentang pelaksanaan Musrenbang (Musyawarah
Rencana Pembangunan) untuk setiap jenis Musrenbang dalam
rangka penyusunan RKPD dan RKP. SEB ini mengatur tentang
tahapan musrenbang (pra dan pasca musrenbang), informasi
yang perlu disediakan dalam musrenbang; masukan dan
keluaran musrenbang; agenda; tipologi peserta musrenbang;
organisasi penyelenggara, peranan dan tanggung jawab Bappeda
dan SKPD dalam proses musrenbang. Secara keseluruhan, SEB
ini telah memperlihatkan komitmen politik Pemerintah yang tinggi
untuk melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan perencanaan daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13/2006 yang merupakan


penjabaran Peraturan Pemerintah No 58/2005 telah mengatur
secara rinci mekanisme, proses, dan prosedur penyusunan
penganggaran tahunan daerah, termasuk di dalamnya RKPD,
KUA, PPAS, RKA-SKPD, RAPBD, dan APBD. Mengingat RPJMD
dijadikan dasar bagi penyusunan RAPBD, maka dokumen
RPJMD perlu sedemikian rupa sehingga mudah diterjemahkan
ke dalam rencana dan penganggaran tahunan daerah yang diatur
dalam PERMENDAGRI No 13/2006. Ini bermakna bahwa RPJMD
perlu mencerminkan kerangka penganggaran yang diatur dalam
PERMENDAGRI tersebut. Untuk itu, RPJMD perlu
menggunakan kerangka fungsi, urusan wajib, dan urusan
pilihan pemerintahan daerah dalam menganalisis isu
strategis, merumuskan strategi, kebijakan dan menetapkan
prioritas programnya, setiap program perlu mempunyai tolok
ukur dan target kinerja capaian program yang jelas.

Pada saat ini, yang sedang dalam proses pengesahan adalah


Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tahapan dan Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah sebagai tindak
lanjut dari Undang-Undang No 32/2004 dan Undang-Undang No
25/2004. Diharapkan PP ini akan dapat memberikan klarifikasi
atas kekurangjelasan, ketidakterpaduan, ataupun perbedaan
yang timbul dari peraturan perundangan tentang perencanaan
daerah.

7
TOPIK PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD

APA ITU
RPJMD? S
·
ejalan dengan Undang-Undang 25/2004 maka penyusunan
RPJMD perlu memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
Strategis
· Demokratis dan Partisipatif
· Politis
· Perencanaan Bottom- Up
LANDASAN · Perencanaan Top- Down
HUKUM
Strategis

Dokumen RPJMD pada dasarnya merupakan hasil suatu proses


PRINSIP-PRINSIP pemikiran strategis. Kualitas dokumen RPJMD sangat ditentukan
PENYUSUNAN oleh seberapa jauh RPJMD dapat mengemukakan secara
RPJMD sistematis proses pemikiran strategis tersebut. Perencanaan
strategis erat kaitannya dengan proses menetapkan ke mana
daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak
dicapai dalam lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya;
KELUARAN dan langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar
UTAMA RPJMD tujuan tercapai.

Alur pemikiran strategis (strategic thinking process) pada


dasarnya mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
INDIKATOR · Ada rumusan isu dan permasalahan pembangunan yang jelas
KUALITAS · Ada rumusan prioritas isu sesuai dengan urgensi dan
RPJMD kepentingan dan dampak isu terhadap kesejahteraan
masyarakat banyak
· Ada rumusan tujuan pembangunan yang memenuhi kriteria
SMART (specific, measurable, achievable, reliable, time
BAGAN ALIR bound)
PROSES · Ada rumusan alternatif strategi untuk pencapaian tujuan
PENYUSUNAN · Ada rumusan kebijakan untuk masing-masing strategi
RPJMD · Ada pertimbangan atas kendala ketersediaan sumber daya
dan dana (kendala fiskal daerah)
· Ada prioritas program
· Ada tolok ukur dan target kinerja capaian program
STEP BY STEP · Ada pagu indikatif program
PENYUSUNAN · Ada kejelasan siapa bertanggung jawab untuk mencapai
RPJMD tujuan, sasaran, dan hasil, dan waktu penyelesaian termasuk
review kemajuan pencapaian sasaran
· Ada kemampuan untuk menyesuaikan dari waktu ke waktu
terhadap perkembangan internal dan eksternal yang terjadi
HANDOUT · Ada evaluasi terhadap proses perencanaan yang dilakukan
PENDUKUNG · Ada komunikasi dan konsultasi berkelanjutan dari dokumen
yang dihasilkan
· Ada instrumen, metodologi, pendekatan yang tepat digunakan
untuk mendukung proses perencanaan

8
TOPIK PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD

Demokratis dan Partisipatif

Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlu


dilaksanakan secara transparan, akuntabel, dan melibatkan
masyarakat (stakeholder) dalam pengambilan keputusan
perencanaan di semua tahapan perencanaan:
· Ada identifikasi stakeholder yang relevan untuk dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan perencanaan
· Ada kesetaraan antara government dan non government
stakeholder dalam pengambilan keputusan
· Ada transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan
· Ada keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen
masyarakat, terutama kaum perempuan dan kelompok
marjinal
· Ada sense of ownership masyarakat terhadap RPJMD
· Ada pelibatan dari media
· Ada konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan
penting pengambilan keputusan seperti perumusan
prioritas issues dan permasalahan, perumusan tujuan,
strategi dan kebijakan, dan prioritas program

Politis

Ini bermakna bahwa penyusunan RPJMD melibatkan proses


konsultasi dengan kekuatan politis terutama Kepala Daerah
Terpilih dan DPRD:
· Ada konsultasi dengan KDH Terpilih untuk penerjemahan yang
tepat dan sistematis atas visi, misi, dan program Kepala
Daerah Terpilih ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan pro-
gram pembangunan daerah
· Ada keterlibatan DPRD dalam proses penyusunan RPJMD
· Ada pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan
RPJMD
· Ada naskah akademis untuk mendukung proses pengesahan
RPJMD
· Ada review dan evaluasi dari DPRD terhadap rancangan
RPJMD
· Ada review, saran dan masukan Gubernur Provinsi berkaitan
terhadap rancangan RPJMD
· Ada pembahasan terhadap Ranperda RPJMD
· Ada pengesahan RPMJD sebagai Peraturan Daerah yang
mengikat semua pihak untuk melaksanakannya dalam lima
tahun ke depan.

9
TOPIK PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD

Bottom-up

Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlu


memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat:
· Ada penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk
melihat konsistensi dengan visi, misi dan program Kepala
Daerah Terpilih
· Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatan
dengan masyarakat tentang prioritas pembangunan daerah
· Memperhatikan hasil proses penyusunan Renstra SKPD

Top down

Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlu


bersinergi dengan rencana strategis di atasnya dan
komitmen pemerintahan atasan berkaitan:
· Ada sinergi dengan RPJP dan RPJM Nasional
· Ada sinergi dan konsistensi dengan RPJPD
· Ada sinergi dan konsistensi dengan RTRWD
· Ada sinergi dan komitmen Pemerintah terhadap tujuan-
tujuan pembangunan global seperti Millenium Develop-
ment Goals, Sustainable Development, pemenuhan Hak
Asasi Manusia, pemenuhan air bersih dan sanitasi, dsb

Tujuan Utama / Goals MDG

Dalam MDG ditetapkan delapan tujuan utama yang perlu ditindaklanjuti


oleh setiap negara yang meliputi:

1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan


2. Mewujudkan pendidikan dasar
3. Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Mengurangi angka kematian bayi
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya
7. Menjamin pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan
8. Mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan

Sumber : Millennium Development Goals reports : an assessment UNDP

10
TOPIK KELUARAN UTAMA RPJMD

APA ITU
RPJMD? A dapun keluaran utama yang diharapkan dari hasil proses
penyusunan RPJMD adalah sebagai berikut:

Hasil Proses Strategis

· Profil Daerah berisikan status, posisi, dan kedudukan daerah


LANDASAN dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah
HUKUM serta kondisi internal (kelemahan dan kekuatan) dan eksternal
(tantangan dan peluang) dalam 5 tahun ke depan

· Dokumen RPJMD yang telah disahkan berisikan visi, misi


PRINSIP-PRINSIP Kepala Daerah Terpilih; tujuan, arah, strategi, dan kebijakan
PENYUSUNAN pembangunan daerah dan keuangan daerah; prioritas program
RPJMD (SKPD, Lintas SKPD dan Lintas Kewilayahan). Tolok ukur dan
target kinerja capaian program, pagu indikatif, dan penanggung
jawab kelembagaan

KELUARAN Hasil Proses Demokratis dan Partisipatif


UTAMA RPJMD
· Naskah Kesepakatan Stakeholder dalam Konsultasi Publik
pada tahapan penting perencanaan dan Musrenbang RPJMD
yang berisikan konsensus dan kesepakatan terhadap
INDIKATOR prioritas isu daerah jangka menengah, rumusan tujuan,
KUALITAS arah, strategi, dan kebijakan pembangunan daerah dan
RPJMD keuangan daerah, program prioritas dan pagu indikatif
program

Hasil Proses Politis


BAGAN ALIR
PROSES · Hasil konsultasi dengan Gubernur Provinsi berkaitan
PENYUSUNAN · Naskah Akademis Ranperda RPJMD
RPJMD · Perda RPJMD

STEP BY STEP
PENYUSUNAN
RPJMD

HANDOUT
PENDUKUNG

11
TOPIK INDIKATOR KUALITAS RPJMD

APA ITU
RPJMD? K ualitas dokumen RPJMD sangat ditentukan oleh kualitas
proses pemikiran strategis yang digunakan dalam proses
penyusunan RPJMD.

Pengertian Perencanaan Strategis

LANDASAN Perencanaan strategis adalah pendekatan, cara untuk mencapai


HUKUM tujuan; mengarahkan pengambilan keputusan dan tindakan di
berbagai peringkat organisasi; sifatnya garis besar, medium to
long range, menghubungkan sumber daya dan dana dengan
tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan strategis perlu melibatkan
PRINSIP-PRINSIP stakeholder untuk memastikan terdapatnya perspektif yang
PENYUSUNAN menyeluruh atas isu yang dihadapi; pemikiran dan analisis yang
RPJMD mendalam dan comprehensive dalam perumusan strategi;
mereview mana strategi yang berhasil dan tidak; dan di antara
strategi tidak saling bertentangan namun saling melengkapi.

KELUARAN Perencanaan strategis menetapkan ke mana daerah akan


UTAMA RPJMD diarahkan pengembangannya; apa yang hendak dicapai pada
masa lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya dan
langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan
tercapai.
INDIKATOR
KUALITAS Esensi Perencanaan Strategis
RPJMD
· Merumuskan tujuan dan sasaran pembangunan yang realistis,
konsisten dengan visi, misi, dan program Kepala Daerah
Terpilih dan dalam kerangka waktu sesuai kemampuan daerah
BAGAN ALIR untuk implementasinya.
PROSES · Arah perkembangan daerah dapat lebih dipahami oleh
PENYUSUNAN masyarakat; dengan demikian membangun ‘sense of
RPJMD owenership’ dari rencana yang dibuat
· Memastikan bahwa sumber daya dan dana daerah diarahkan
untuk menangani isu daerah prioritas
· Menyediakan dasar (benchmark) untuk mengukur sejauh
STEP BY STEP mana kemajuan untuk mencapai tujuan dan mengembangkan
PENYUSUNAN mekanisme untuk menginformasikan perubahan apabila
RPJMD diperlukan
· Mengembangkan kesepakatan untuk memadukan semua
sumber daya dalam mencapai tujuan
· Merumuskan fokus dan langkah-langkah yang jelas untuk
HANDOUT mencapai tujuan
PENDUKUNG
Elemen-elemen Penting Perencanaan Strategis

· Analisis SWOT atas profil daerah


· Analisis prioritas isu pembangunan daerah
· Perumusan tujuan

12
TOPIK INDIKATOR KUALITAS RPJMD

· Desain strategi untuk mengatasi isu


· Klarifikasi atau perumusan visi, misi dan program
· Perumusan rencana
· Penyusunan anggaran
· Implementasi program
· Pemantauan, evaluasi, dan pemutakhiran rencana

Kualitas RPJMD
Syarat Keberhasilan
Perencanaan Strategis Berdasarkan pendekatan perencanaan strategis tersebut diatas,
· Mengikut sertakan kualitas RPJMD dapat diukur dari hal-hal dibawah ini:
stakeholders yang · Ada kejelasan rumusan status dan kedudukan pencapaian
tepat dalam proses pembangunan daerah saat ini dalam berbagai fungsi
perencanaan
· Mengkomunikasikan
pemerintahan daerah
rencana dengan · Ada rumusan isu dan permasalahan strategis pembangunan
bahasa yang mudah daerah
dimengerti · Ada kesesuaian antara visi, misi, dan agenda KDH terpilih
· Tujuan (goals) dan
sasaran (objectives) dengan usaha mengoptimalkan kekuatan dan mengatasi
rencana mesti realistis kelemahan internal pembangunan daerah
dan SMARTER · Ada kesesuaian antara visi, misi dan agenda KDH terpilih
(specific, measurable,
acceptable, realistic,
dengan usaha mengoptimalkan peluang dan mengatasi
time frame, extending tantangan eksternal pembangunan daerah
and rewarding) · Ada kesesuaian rumusan tujuan, strategi, arah, dan kebijakan
· Ada kejelasan siapa
pembangunan daerah dengan usaha mengoptimalkan
bertanggung jawab
untuk mencapai tujuan, kekuatan dan mengatasi kelemahan internal pembangunan
sasaran dan hasil, dan daerah
waktu penyelesaian · Ada kesesuaian rumusan tujuan, strategi, arah dan kebijakan
termasuk review
kemajuan pencapaian pembangunan daerah dengan usaha mengoptimalkan peluang
sasaran dan mengatasi tantangan eksternal pembangunan daerah
· Ada kemampuan untuk · Ada penerjemahan yang baik dan sistematis dari visi, misi,
menyesuaikan dari
waktu ke waktu
dan agenda KDH terpilih ke dalam perumusan tujuan, strategi
terhadap dan kebijakan pembangunan daerah
perkembangan internal · Ada penerjemahan yang baik dan sistematis tujuan, strategi
dan eksternal yang
dan kebijakan ke dalam rumusan prioritas program
terjadi
· Ada evaluasi terhadap pembangunan daerah
proses perencanaan · Ada kesesuaian antara hasil rumusan isu strategis dalam
yang dilakukan pengelolaan keuangan daerah dengan rumusan tujuan,
· Ada komunikasi dan
konsultasi strategi, dan arah kebijakan keuangan daerah
berkelanjutan dari · Ada kesesuaian antara rumusan program pembangunan
dokumen yang daerah dengan kendala fiskal daerah
dihasilkan
· Menggunakan
· Ada keterkaitan yang erat dan kontribusi program
instrumen, metodologi, pembangunan daerah terhadap pemecahan isu dan
pendekatan yang tepat permasalahan strategis nasional
untuk mendukung · Ada proses perencanaan yang demokratis dan partisipatif
proses perencanaan
dalam keseluruhan proses pengambilan keputusan
penyusunan RPJMD

13
TOPIK KERANGKA ANALISIS RPJMD

APA ITU RPJMD dalam Kerangka PERMENDAGRI No 13/2006


RPJMD?

LANDASAN
U ntuk mendapatkan konsistensi dan keterpaduan antara
perencanaan jangka menengah dengan perencanaan dan
penganggaran tahunan, RPJMD perlu menggunakan kerangka
HUKUM analisis dan program yang serupa dengan kerangka program
RKPD, Renja dan RKA SKPD, dan APBD.

PRINSIP-PRINSIP Kerangka analisis yang diusulkan untuk RPJMD adalah


PENYUSUNAN menggunakan pembahagian fungsi, urusan wajib, dan urusan
RPJMD pilihan pemerintahan daerah sebagai dasar analisis. Ini untuk
memastikan bahwa RPJMD dapat diterjemahkan secara
konsisten kepada rencana dan penganggaran tahunan.

KELUARAN Adapun fungsi Pemerintahan Daerah meliputi:


UTAMA · Pelayanan umum
RPJMD · Ketertiban dan keamanan
· Ekonomi
· Lingkungan hidup
· Perumahan dan fasilitas umum
INDIKATOR · Kesehatan
KUALITAS · Pariwisata dan budaya
RPJMD · Pendidikan
· Perlindungan sosial

Untuk kepentingan di atas, perlu dipahami adanya table-tabel


KERANGKA utama dari PERMENDAGRI No 13/2006 tentang Pedoman
ANALISIS Pengelolaan Keuangan Daerah yang merupakan kerangka
RPJMD utama bagi penyusunan RPJMD:
· Lampiran A.V tentang Kode dan Klasifikasi Fungsi
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
BAGAN ALIR · Lampiran A.VI tentang Pembagian Fungsi, Urusan Wajib dan
PROSES Urusan Pilihan Pemerintahan Daerah
PENYUSUNAN · Lampiran A.VII tentang Kode dan Daftar Program dan Kegiatan
RPJMD Menurut Urusan Pemerintahan Daerah

Pengembangan Tolok Ukur Kinerja Pembangunan Daerah

STEP BY STEP Untuk mengembangkan analisis pembangunan daerah yang


PENYUSUNAN berkelanjutan, adalah penting bagi RPJMD untuk mengem-
RPJMD bangkan tolok ukur kinerja untuk masing-masing fungsi tersebut
di atas yang dapat menggambarkan dimana posisi dan
kedudukan daerah saat ini dalam penyelenggaraan fungsi-
fungsi tersebut di atas; fungsi-fungsi mana di daerah yang
HANDOUT pada saat ini masih mengalami masalah; fungsi-fungsi mana
PENDUKUNG yang perlu dikembangkan dan diperbaiki; seberapa jauh
perjalanan yang mesti ditempuh untuk menuju
penyelenggaraan fungsi yang optimal.

14
TOPIK KERANGKA ANALISIS RPJMD

Pengembangan tolok ukur kinerja pembangunan daerah yang


mencakup semua fungsi di atas akan memperlihatkan secara jelas
sejauh mana ’sistem pembangunan daerah’ hubungan antara
komponen-komponen fisikal, lingkungan sosial, ekonomi telah
terjalin baik; dapat mendeteksi segera apabila terdapat
permasalahan dan dapat dirumuskan pemecahannya.

Pengembangan tolok ukur kinerja dapat memperlihatkan sejauh mana


kemajuan dicapai dalam masa lima tahun ke depan dari
penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut di atas.

Kriteria dalam pengembangan tolok ukur kinerja:


· Relevan
· Mudah dipahami
· Reliable
· Informasi mudah diakses
· Memperlihatkan perspektif jangka menengah dan panjang
· Berhubungan dengan isu pembangunan daerah
· Memperlihatkan hubungan antara komponen pembangunan
daerah

Beberapa rujukan dalam pengembangan tolok ukur kinerja


pembangunan daerah yang telah dikembangkan oleh Bappenas:
· Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah
· Indeks Pembangunan Daerah
· Indikator Kemajuan Otonomi Daerah
· Indikator Kinerja Pencapaian Pembangunan Daerah

Dalam kaitan diatas, RPJMD perlu mengembangkan:


· Tolok ukur kinerja (5- 7) untuk masing-masing fungsi tersebut di
atas yang dapat mencerminkan kemajuan pencapaian
penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut secara berkelanjutan.
· Target kinerja untuk masing- masing fungsi tersebut di atas dalam
lima tahun kedepan yang disesuaikan sejauh mungkin dengan tar-
get kinerja capaian program pemerintah, ketentuan peraturan dan
perundangan yang berlaku, standar pelayanan minimal atau
komitmen internasional
· Posisi dan kedudukan daerah pada saat ini dalam penyelenggaraan
fungsi-fungsi tersebut di atas
· Posisi dan kedudukan daerah yang diharapkan pada 5 (lima) tahun
ke depan dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut di atas
· Analisis SWOT untuk menggambarkan secara lebih rinci kedudukan
internal (kelemahan dan kekuatan) dan eksternal (tantangan dan
peluang) daerah dalam penyelenggaraan fungsi- fungsi tersebut di
atas
· Strategi, kebijakan, program dan tolok ukur capaian kinerja program
dalam 5 (lima) tahun ke depan untuk masing-masing fungsi

15
TOPIK BAGAN ALIR PROSES PENYUSUNAN RPJMD

APA ITU
RPJMD? B agan 1 Memperlihatkan alur proses penyusunan RPJMD
yang dikembangkan oleh LGSP-USAID, yang mengikuti
ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku tentang
perencanaan daerah.

LANDASAN Ada 3 (tiga) alur spesifik yang digambarkan di sini yaitu alur proses
HUKUM teknokratis-strategis, alur proses partisipatif, dan alur proses
legislasi dan politik. Ketiga alur proses tersebut menghendaki
pendekatan yang berbeda, namun saling berinteraksi satu sama
PRINSIP-PRINSIP lain untuk menghasilkan RPJMD yang terpadu.
PENYUSUNAN
RPJMD Alur Proses Strategis

Alur ini merupakan alur teknis perencanaan, yang merupakan


dominasi para perencana daerah dan pakar perencanaan daerah.
KELUARAN Alur ini ditujukan menghasilkan informasi, analisis, proyeksi,
UTAMA alternatif-alternatif tujuan, strategi, kebijakan, dan program sesuai
RPJMD kaidah teknis perencanaan yang diharapkan dapat memberikan
masukan bagi alur proses partisipatif.

Alur Proses Partisipatif


INDIKATOR
KUALITAS Alur ini merupakan alur bagi keterlibatan masyarakat dalam proses
RPJMD perencanaan daerah. Alur ini merupakan serangkaian public par-
ticipatory atau participatory planning events untuk menghasilkan
konsensus dan kesepakatan atas tahap-tahap penting
pengambilan keputusan perencanaan. Alur ini merupakan wahana
KERANGKA bagi non government stakeholder seperti NGO, CSO, CBO untuk
ANALISIS RPJMD memberikan kontribusi yang efektif pada setiap public participa-
tory events, kemudian mereview dan mengevaluasi hasil-hasil
proses strategis.
BAGAN ALIR
PROSES Alur Legislasi dan Politik
PENYUSUNAN
RPJMD Ini merupakan alur proses konsultasi dengan legislatif (DPRD)
untuk menghasilkan Perda RPJMD. Pada alur ini diharapkan
DPRD dapat memberikan kontribusi pemikirannya, review, dan
evaluasi atas hasil-hasil baik proses strategis maupun proses
STEP BY STEP partisipatif.
PENYUSUNAN
RPJMD

HANDOUT
PENDUKUNG

16
TOPIK STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD

APA ITU Tahap Persiapan


RPJMD?
M1 Orientasi Perencanaan Daerah
M2 Pembentukan Tim Penyusun RPJMD
M3 Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan dokumen
LANDASAN
RPJMD
HUKUM
M7 Visi, Misi dan Program Prioritas Kepala Daerah Terpilih
M 12 Orientasi Renstra SKPD
M 13 Pembentukan Tim Penyusun Renstra SKPD
PRINSIP-PRINSIP
M 14 Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan dokumen
PENYUSUNAN
Renstra SKPD
RPJMD
M 17 Identifikasi Stakeholder
M 18 Penentuan Stakeholder untuk konsultasi publik
M 20 Penyiapan draft SK Tim Penyusun dan SK Panduan
Penyusunan dokumen RPJMD
KELUARAN
M 21 Penetapan SK Tim Penyusun dan SK Panduan
UTAMA RPJMD
Penyusunan Dokumen RPJMD
M 22 Surat Perintah KepDa kepada GS & surat permintaan
kepada Lembaga/NGS agar berkontribusi dalam
proses RPJMD
INDIKATOR
M 23 Sosialisasi bahwa daerah akan menyusun RPJMD
KUALITAS RPJMD
M 19 Perumusan metoda dan panduan Jaring Aspirasi, FGD,
dan Musrenbang RPJMD

Tahap Penyusunan Rancangan Awal RPJMD Daerah


KERANGKA
M4 Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Penyeleng-
ANALISIS
garaan Pemerintah Daerah 5 tahunan
RPJMD
M5 Penyusunan profil daerah dan prediksi masa depan
M6 Kajian terhadap RPJMD
M8 Kajian terhadap Visi, Misi dan Program Prioritas Kepala
BAGAN ALIR
Daerah terpilih
PROSES
M9 Analisis keuangan daerah
PENYUSUNAN
M 10 Kajian RTRW-D
RPJMD
M 11 Review RPJMD Provinsi dan Nasional
M 24 Jaring aspirasi: Isu dan harapan masyarakat
M 25 Formulasi Dok. Rancangan Awal RPJMD
M 29 FGDs untuk setiap Topik
STEP BY STEP
M 30 Pembahasan Ranwal RPJMD bersama SKPDs
PENYUSUNAN
M 36 Penyusunan Rancangan Awal RPJMD untuk dibahas
RPJMD
dalam Musrenbang RPJMD
Tahap Penyusunan Rancangan Awal Renstra RPJMD
M 15 Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Pelayanan
HANDOUT
RPJMD
PENDUKUNG
M 16 Penyusunan profil pelayanan RPJMD& prediksi jangka
menengah
M 26 Tupoksi RPJMD
M 27 Perumusan Visi dan Misi RPJMD

17
TOPIK STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD

M 28 Evaluasi Renstra RPJMD (Renstra Dinas) periode lalu


M 31 Review Renstra K/L dan Renstra RPJMD Provinsi
M 33 Identifikasi capaian keberhasilan dan permasalahan
M 32 Perumusan program (SKPD, Lintas SKPD,
Kewilayahan)
M 34 Pembahasan Forum RPJMD
M 35 Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum RPJMD
M 37 Penyusunan Dokumen Rancangan Renstra RPJMD

Tahap Pelaksanaan Musrenbang Daerah Jangka Menengah


M 38 Musrenbang RPJMD
M 39 Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD

Tahap Penyusunan Rancangan Akhir RPJMD Daerah /


Renstra RPJMD
M 40 Penyusunan Rancangan Akhir dokumen RPJM Daerah
M 42 Penyusunan Naskah Akademis Ranperda RPJMD
M 41 Penyusunan Rancangan Akhir dokumen Renstra
SKPD
M 43 Penyusunan Naskah Akademis Rancangan Perka
SKPD
Tahap Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD

M 44 Penyampaian Naskah Perda RPJMD kepada Gubernur


cq Bappeda Provinsi
M 45 Konsultasi dengan Gubernur cq kepala Bappeda
Provinsi
M 46 Penyampaian Naskah perda RPJMD serta lampirannya
kepada DPRD
M 47 Pembahasan DPRD tentang Ranperda RPJMD
M 48 Penetapan Ranperda menjadi Perda
M 49 Dokumen RPJM-D yang telah disyahkan
M 50 Dokumen Renstra SKPD telah disyahkan

18
TOPIK HANDOUT PENDUKUNG

APA ITU
RPJMD? B ahan Pelatihan dan Pendampingan ini didukung dengan
TEMPLATE dan penjelasan ringkas (handout) tambahan
tentang hal-hal penting dalam setiap tahapan penyusunan
RPJMD.
LANDASAN
HUKUM Handout yang dimaksud terdiri dari:
1) Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Pacitan
2) Proyeksi Keuangan Daerah dan Proyeksi Belanja Daerah
PRINSIP-PRINSIP 3) Orientasi Kerangka Regulasi Perencanaan dan Pengang-
PENYUSUNAN garan Daerah
RPJMD 4) Millennium Development Goals
5) Prinsip-prinsip Good Governance
6) Fasilitasi dan Rekrutmen Fasilitator

KELUARAN
UTAMA RPJMD

INDIKATOR
KUALITAS RPJMD

KERANGKA
ANALISIS RPJMD

BAGAN ALIR
PROSES
PENYUSUNAN
RPJMD

STEP BY STEP
PENYUSUNAN
RPJMD

HANDOUT
PENDUKUNG

19
DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN

1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat dengan RPJP


adalah dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun.
2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
RPJPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode dua puluh
(20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu
pada RPJP Nasional.
3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJM
adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.
4) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
RPJMD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode lima (5) tahun
yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional,
memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan
umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
5) Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode satu (1) tahun.
6) Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalah
dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1) tahun yang
merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP Nasional, memuat
rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja,
dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
7) Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah
perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran.
8) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
RENSTRA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun,
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan
yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta
berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
9) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
RENJA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang
memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
10) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat dengan RKA SKPD
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan
SKPD yang merupakan penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD yang bersangkutan
dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.
11) Rencana Tata Ruang, yang selanjutnya disingkat dengan RTR adalah dokumen yang
memuat hasil perencanaan tata ruang.
12) Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat dengan RTRW adalah
dokumen yang memuat hasil perencanaan tata ruang wilayah.
13) Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan
atau aspek fungsional.

20
DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN

14) Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
15) Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi.
16) Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar (strate-
gic goals) yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian dan
perumusan strategi, kebijakan, dan program.
17) Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi.
18) Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/
Daerah untuk mencapai tujuan.
19) Program pembangunan adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan
tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
20) Kinerja adalah adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
21) Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan
tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.
22) Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang
diharapkan dari suatu kegiatan.
23) Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
24) Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari
kegiatan-kegiatan dalam satu program.
25) MTEF atau Medium Term Expenditure Framework/Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan
pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih
dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan
yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.
26) Kerangka Ekonomi Jangka Menengah Daerah merupakan kerangka prakiraan terhadap
besaran pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan.
27) Kerangka Pendanaan (Resource Envelope) merupakan gambaran kemampuan
pendanaan daerah untuk membiayai belanja pemerintah.
28) Kerangka fiskal daerah adalah kerangka prakiraan terhadap pendapatan, hibah, pinjaman
dan belanja daerah.
29) Proyeksi fiskal daerah adalah proyeksi terhadap pendapatan, hibah, pinjaman dan belanja
daerah.
30) Target fiskal daerah adalah sasaran pendapatan dari sumber-sumber keuangan daerah.
31) Celah fiskal adalah selisih antara kebutuhan fiskal daerah dan kapasitas fiskal daerah.
32) Program Legislasi Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan PROLEGDA adalah
instrumen perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah yang disusun secara
berencana, terpadu, dan sistematis.

21
DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN

33) Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak
langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan pembangunan. Stake-
holder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan/
pengaruh dalam proses pengambilan keputusan/ pelaksanaan pembangunan.
34) Konsultasi Publik adalah kegiatan partisipatif yang bertujuan untuk menghadirkan stake-
holders dalam rangka mendiskusikan dan memahami isu dan permasalahan strategis
pembangunan daerah; merumuskan kesepakatan tentang prioritas pembangunan dan
mencapai konsensus tentang pemecahan masalah-masalah strategis daerah.
Konsultasi publik dilakukan pada berbagai skala, tahapan dan tingkatan pengambilan
keputusan perencanaan daerah. Konsultasi publik dapat berupa musrenbangda di
peringkat kabupaten/kota, konsultasi forum stakeholder atau focus group discussions
di peringkat SKPD maupun di peringkat lintas SKPD.
35) Musrenbang atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah forum antarpelaku
dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan
daerah.
36) Tim Penyelenggara Musrenbang adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan persiapan,
memfasilitasi pelaksanaan, dan menindaklajuti hasil Musrenbang.
37) Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang
melalui pembahasan yang disepakati bersama.
38) Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu
diskusi kelompok ataupun konsultasi publik. Seorang fasilitator harus memenuhi
kualifikasi kompetensi teknis/substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapan
berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang efektivitas dan partisipatifnya kegiatan.
39) Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbang
untuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang.
40) Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta Musrenbang untuk menghadiri
Musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi.
41) NGO adalah singkatan dari Non-Governmental Organization atau Lembaga Swadaya
Masyarakat/LSM.
42) CBO adalah singkatan dari Community based Organization atau Kelompok Masyarakat.
43) CSO adalah singkatan dari Civil Society Organization atau Organisasi Masyarakat Sipil.

22
23
M-1 ORIENTASI PERENCANAAN DAERAH

Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengadakan sosialisasi/lokakarya


tentang ketentuan sistem perencanaan daerah bagi calon anggota
tim penyusun dokumen perencanaan daerah, khususnya untuk
RPJM Daerah dan keterkaitannya dengan dokumen perencanaan
daerah lainnya. Tujuan kegiatan ini:
1) Mengetahui ketentuan regulasi yang berkaitan dengan proses
dan mekanisme pelaksanaan penyusunan RPJMD
2) Mengetahui substansi dokumen RPJMD menjadi kewajiban
daerah serta saling keterkaitan antar dokumen daerah
3) Mengetahui peran dan fungsi setiap kelompok pemangku
kepentingan dalam proses perencanaan RPJMD

Keluaran 1) Memahami ketentuan peraturan perundangan yang mengatur


sistem perencanaan
2) Mengetahui substansi pokok dan prinsip-prinsip dasar untuk
setiap dokumen perencanaan daerah
3) Memahami dan memiliki kemampuan untuk menyusun setiap
dokumen RPJMD untuk Tim RPJMD, serta kemampuan untuk
menyusun Renstra SKPD bagi Tim penyusun Renstra, serta
proses partisipatif yang harus dilakukan.

Prinsip-prinsip · Peserta lokakarya/sosialisasi orientasi perencanaan daerah


adalah staf daerah yang dicalonkan menjadi anggota Tim Teknis
Penyusunan Dokumen serta para pengambil keputusan di
daerah
· Di luar staf Pemda, dalam orientasi perlu juga melibatkan
peserta yang berasal dari non pemerintah, seperti Perguruan
Tinggi setempat, serta organisasi masyarakat dan LSM yang
memiliki kompetensi di bidang pembangunan daerah.

Metoda Dapat dilakukan melalui ceramah, diskusi kelompok dan studi


kasus, dibantu materi berupa bahan tayang.

Langkah-Langkah · Bappeda menyusun rancangan agenda kegiatan penyusunan


RPJMD termasuk merencanakan lokakarya untuk orientasi
perencanaan.
· Bappeda menyusun rancangan susunan Tim Penyusun
RPJMD, yang anggotanya secara jelas diidentifikasikan nama
dan instansinya.
· Bappeda melakukan identifikasi kemungkinan individu dari
NGS yang berpotensi untuk dilibatkan menjadi anggota Tim
Penyusun, serta identifikasi lembaga atau individu-individu yang
potensial untuk diajak sebagai mitra dialog atau peserta FGD.
· Bappeda melakukan persiapan penyelenggarakan lokakarya
orientasi perencanaan daerah, baik secara mandiri maupun
melalui kerjasama dengan fasilitator/mitra/pemerintah pusat
untuk menyelenggarakan persiapan acara.

24
M-1 ORIENTASI PERENCANAAN DAERAH

· Bappeda mengundang calon-calon anggota Tim Penyusun


dan lembaga/individu dari NGS untuk mengikuti seminar/
lokakarya Orientasi Perencanaan.

Informasi yang 1. UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara


disiapkan 2. UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU No 15/2004 tentang Tanggung Jawab Keuangan Daerah
4. UU No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
5. UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
6. PP No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
7. PP No 65/2005 tentang Pedoman Standar Pelayanan Mini-
mal
8. PERMENDAGRI No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
9. SE Mendagri Tahun 2005 tentang Penyusunan RPJP-D dan
RPJM-D
10. SEB Mendagri dan MenPPN/Ketua Bappenas Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun
2007

Hal-hal penting yang Kegiatan orientasi perencanaan sebaiknya lebih bermuatan teknis,
harus diperhatikan sehingga yang sifatnya “seremonial” sedapat mungkin
dihindarkan. Kegiatan ini penting untuk membangun persepsi yang
sama di antara government dan non government stakeholder
tentang esensi RPJMD

Organisasi Masyarakat Sipil (CSO) yang diundang mengikuti kegiatan


orientasi perencanaan daerah agar mengirimkan orang yang punya
kapasitas dan/atau memunyai perhatian kuat pada bidang
perencanaan pembangunan daerah. Hal krusial yang perlu dicermati
oleh CSO dalam kegiatan orientasi perencanaan, antara lain :
Pemahaman jenis-jenis perencanaan daerah, keterkaitan antar
jenis perencanaan daerah dan proses penyusunan setiap dokumen
perencanaan daerah.
Sejauhmana payung hukum yang mengakomodasi keterlibatan CSO untuk berkontribusi dalam
proses penyusunan dokumen perencanaan.
Mempelajari ruang-ruang yang memungkinkan keterlibatan dan peranserta CSO dalam
meningkatkan proses partisipasi penyusunan dokumen perencanaan daerah, khususnya RPJMD
dan Renstra SKPD.
Mempersiapkan diri bentuk keterlibatan CSO dalam proses-proses partisipatif yang telah diatur
di dalam peraturan-perundangan, seperti pada proses-proses jaring aspirasi masyarakat dan
konsultasi publik, musrenbang, maupun dalam proses legalisasi.

25
M-1 ORIENTASI PERENCANAAN DAERAH

DPRD sebagai mitra pemerintah daerah yang memiliki fungsi


legislasi, pengawasan dan penganggaran perlu memiliki
pemahaman yang cukup berkaitan dengan sistem perencanaan
daerah, mengingat dokumen-dokumen perencanaan yang disusun
di daerah akan bermuara pada proses legalisasi yang menjadi
kompetensi DPRD.
Atas dasar tersebut, maka DPRD khususnya komisi yang terkait
dengan bidang perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah perlu mendapatkan
pelatihan/ orientasi tentang perencanaan daerah. Adapun waktu pelaksanaan orientasi tentang
perencanaan daerah dapat dilakukan bersama-sama dengan unsur pemda dan CSO, atau dapat
juga dilakukan secara tersendiri khusus untuk anggota DPRD.
Dalam kegiatan orientasi perencanaan daerah DPRD, hal penting yang perlu dicermati adalah :
Pemahaman rangkaian proses penyusunan dokumen perencanaan daerah secara
keseluruhan, baik pada tahap persiapan, pelaksanaan penyusunan dokumen, proses-
proses jaring aspirasi masyarakat dan konsultasi publik, musrenbang, maupun dalam
proses legalisasi.
Mempelajari dan mengidentifikasi kegiatan mana yang menjadi “domain” Pemda dan mana
yang menjadi domain “DPRD” dari keseluruhan rangkaian proses perencanaan.
Mengidentifikasi tahapan kegiatan mana yang strategis bagi DPRD untuk memantau dan/
atau berkontribusi dalam proses penyusunan RPJMD/Renstra SKPD
Mempelajari kemungkinan peranserta masyarakat dalam rangkaian kegiatan yang menjadi
kewenangan (domain) DPRD.

26
M-2 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJMD

Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk Tim Penyusun


dokumen RPJMD, yang anggotanya terdiri dari perwakilan unsur
Bappeda, unsur SKPD dan unsur NGS (Perguruan Tinggi, LSM
dan unsur perwakilan kelompok masyarakat). Tujuan utamanya
adalah terbentuknya Tim Teknis yang khusus bertanggung jawab
dalam penyiapan dokumen RPJMD.

Keluaran · Terbentuknya Tim Penyusun RPJMD yang terdiri dari TIM INTI
dan KELOMPOK KERJA yang diorganisasikan menurut
kompetensi fungsi-fungsi pemerintahan daerah
· Terbentuknya Tim Pengarah
· Teridentifikasi kelompok/individu sebagai narasumber dan
mitra diskusi

Prinsip-prinsip · Anggota Tim Penyusun adalah yang benar-benar siap untuk


bertugas secara penuh dalam menyiapkan dokumen RPJMD
(bukan formalitas), dengan demikian perlu dipilih orang-orang
yang punya kesiapan waktu dan kemampuan teknis yang
cukup.
· Anggota Tim harus mempunyai tugas pokok atau punya
kompetensi di bidang penyusunan perencanaan di daerah
· Sedapat mungkin anggota Tim terpilih mempunyai latar
belakang atau dasar pendidikan/pengalaman di bidang
perencanaan daerah

Langkah- Langkah · Buatlah skenario susunan Tim Penyusun RPJMD, yang terdiri
atas Tim Pengarah dan Tim Teknis (Pokja dan Tim Inti) lengkap
dengan kebutuhan jumlah personil dan institusinya.
· Rumuskan kriteria, tugas, dan fungsi serta kewajiban-
kewajiban tim penyusun RPJMD
· Identifikasi calon anggota Tim Penyusun (nama dan
instansinya). Pertimbangkan kualifikasi dan kinerja mereka
pada waktu mengikuti lokakarya orientasi perencanaan.
· Mintalah pada setiap calon anggota tim untuk mengisi formulir
isian “curriculum vitae”.
· Lakukan seleksi dengan memilih sesuai kebutuhan.
· Buatkan surat dari Kepala Bappeda tentang pernyataan
kesediaan calon anggota terpilih untuk menjadi anggota Tim
Penyusun serta kewajiban-kewajibannya, yang diketahui/
disetujui oleh Kepala SKPD yang bersangkutan atau Kepala
Lembaga (untuk unsur LSM dan Kelompok Masyarakat).
· Buat Surat Keputusan Kepala Bappeda tentang Penetapan
Tim Penyususan RPJMD (bila diperlukan dapat diperkuat
dengan diketahui Kepala Daerah).

27
M-2 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJMD

Informasi yang · Daftar kandidat/calon anggota Tim Penyusun


disiapkan · Ketentuan/panduan yang mengatur pembentukan Tim
Penyusun RPJMD (SE Mendagri tentang Penyusunan RPJPD
dan RPJMD).

Hal-hal penting yang Anggota tim penyusun sedapat mungkin berlatar belakang
harus diperhatikan pendidikan yang bervariasi sesuai dengan muatan substansi
RPJMD, seperti Planologi, Sipil/Teknik Lingkungan, Ekonomi,
Sosial, Studi Pembangunan, Kelembagaan/Pemerintahan. Tim
Penyusun perlu mengembangkan hubungan konsultasi dengan
instansi yang relevan Pemerintah Daerah Provinsi dan Pusat yang
memungkinkan pertukaran informasi dapat dibangun selama
proses penyusunan rencana.

Template Susunan Organisasi Tim Penyusun RPJMD

No Jabatan dalam Tim Lembaga


(1) (2) (3)

1 Penanggung jawab Bupati/Walikota


2 Ketua Sekretaris Daerah
3 Sekretaris Kepala Bappeda
4 Kelompok Kerja (Pokja) Fungsi Sekretaris Bappeda
Pelayanan Umum
- SKPD
- DPRD
- CSO
5 Pokja Fungsi Ketertiban dan Keamanan
6 Pokja Fungsi Ekonomi
7 Pokja Fungsi Lingkungan Hidup
8 Pokja Fungsi Perumahan dan Fasilitas
Umum
9 Pokja Fungsi Kesehatan
10 Pokja Fungsi Pariwisata dan Budaya
11 Pokja Fungsi Pendidikan
12 Pokja Fungsi Perlindungan Sosial

28
M-2 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJMD

Dalam proses pembentukan tim penyusun RPJMD, CSO


berkepentingan agar komposisi tim juga mencerminkan kompetensi
yang baik dan partisipatif, artinya anggota tim harus terdiri atas orang-
orang yang punya latar belakang pendidikan/pengalaman di bidang
perencanaan pembangunan daerah, dan berasal dari berbagai
lembaga/unsur.
Apabila di daerah terdapat lembaga/CSO yang berpengalaman
memfasilitasi atau mengerjakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan perencanaan pembangunan, maka perlu ada keterwakilannya yang duduk sebagai anggota
tim penyusun RPJMD.
Perwakilan CSO yang diminta untuk terlibat menjadi anggota tim penyusun RPJMD wajib
mengirimkan orang yang berlatarbelakang pendidikan dan/atau pengalaman yang terkait di bidang
perencanaan pembangunan daerah, dan punya komitmen waktu dan pikiran untuk berperanserta
secara maksimal.
Dalam pembagian Pokja, perwakilan CSO tersebut diusahakan masuk pada Pokja yang sesuai
dengan bidang/ kapasitas mereka.

DPRD memantau dan menyarankan agar Tim Penyusun dokumen


RPJMD/Renstra SKPD yang dibentuk juga menyertakan perwakilan dari
kelompok masyarakat yang punya kompetensi serta telah
mempertimbangkan kesetaraan gender.
DPRD perlu membentuk Tim Khusus (Pansus/Panja) yang berfungsi
sebagai mitra (counterpart) tim penyusun RPJMD/Renstra SKPD yang
berasal dari perwakilan komisi-komisi, yang pada momen-momen
tertentu dalam proses penyusunan RPJMD dapat terlibat secara intensif.

29
M-3 PENYUSUNAN RENCANA KERJA
PENYIAPAN DOKUMEN RPJMD

Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun rencana kerja


penyiapan dokumen RPJMD beserta kalender dan pembagian
tugasnya, yang menjadi acuan bagi Tim Penyusun dalam
melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini bertujuan:
· Agar ada kejelasan mengenai jenis dan tahapan kegiatan yang
harus dilaksanakan,
· Kejelasan pembagian tugas bagi setiap anggota Tim
Penyusun
· Adanya acuan target waktu penyelesaian setiap tahapan
kegiatan termasuk yang berkaitan dengan proses-proses
pelibatan masyarakat.

Keluaran · Rincian jenis dan tahapan kegiatan


· Kalender kegiatan termasuk forum-forum/kegiatan yang akan
melibatkan stakeholder.
· Daftar Isi Dokumen RPJMD termasuk muatan pokok dari setiap
bab/sub bab.
· Daftar atau format kebutuhan jenis data dan informasi
· Pembagian kerja antar anggota tim

Prinsip-prinsip · Rencana kerja yang disusun harus jelas untuk setiap tahapan
kegiatan, kapan dimulainya suatu aktivitas dan kapan harus
diselesaikan,
· Dalam kalender kegiatan juga harus dapat memperlihatkan,
jenis kegiatan apa saja yang dapat dilakukan secara simultan
dengan kegiatan lainnya, dan tahapan kegiatan apa yang harus
menunggu tahapan kegiatan lainnya

Metoda Rapat Tim Teknis/Tim Penyusun

Langkah- Langkah · Buat rancangan rencana kerja penyusunan RPJMD oleh Tim
Inti, berupa tahapan dan rincian kegiatan (termasuk kegiatan
penjaringan aspirasi, forum-forum diskusi, lokakarya dan
seminar), schedule kegiatan, rancangan daftar isi dokumen
RPJMD, identifikasi kebutuhan data, dan sumber data.
· Lakukan pertemuan seluruh anggota tim penyusun untuk
membahas, mematangkan dan menyepakati rancangan
rencana kerja dan rancangan daftar isi dokumen RPJMD.
· Lakukan pembagian Tim Penyusun ke dalam kelompok-
kelompok kerja (Pokja) yang pembagiannya disesuaikan
dengan fungsi- fungsi pemerintah daerah dan isu/tema
penting RPJMD, misal Pokja Ekonomi, Pendidikan,
Kesehatan, Pariwisata dan Budaya, Pelayanan Umum dsb.
· Sepakati pembagian kerja dan jadwal kegiatan/kerja setiap
kelompok kerja serta agenda pertemuan lintas Pokja.

30
M-3 PENYUSUNAN RENCANA KERJA
PENYIAPAN DOKUMEN RPJMD

Informasi yang · Visi, misi dan agenda/program pokok calon Kepala Daerah
disiapkan terpilih, atau calon-calon kepala daerah (bila belum
dilaksanakan pemilihan).
· Batasan waktu penyelesaian setiap tahapan sesuai ketentuan
peraturan perundangan

Template · Kalendar Perencanaan Penyusunan RPJMD

31
M-4 PENGUMPULAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA/INFORMASI

Tujuan Merupakan tahapan awal dari setiap proses perencanaan


pembangunan. Kualitas dan kuantitas data dan informasi akan
menentukan kualitas pengambilan keputusan rencana. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk memutakhirkan data dan informasi yang
diperlukan untuk menunjang kebutuhan analisis dan perencanaan
pembangunan daerah jangka menengah, sehingga setiap
rumusan didasarkan atas data yang dapat dipertanggung-
jawabkan (akuntabel)

Keluaran Kompilasi data dan informasi yang sistematis dan lengkap yang
dapat memberikan gambaran mutakhir tentang kinerja
penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah pada umumnya

Prinsip-prinsip · Data/informasi yang dikumpulkan dikaitkan dengan pengu-


kuran kinerja penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan
daerah
· Pengumpulan data/informasi melalui pendekatan partisipatif
mengikutsertakan stakeholder yang relevan dan interaktif,
terbuka terhadap masukan baru.
· Bila terjadi perbedaan data antara satu sumber dengan
sumber data lainnya, maka perlu kesepakatan data dan
informasi mana yang akan diambil dengan pertimbangan
validasi dan kompetensi sumber.

Metoda · Kompilasi data


· Penyebaran format isian data ke setiap SKPD

Informasi yang · Data terakhir dan Data time series, diusahakan minimal 5
disiapkan tahun terakhir
· Format penyajian data dan analisis data

Template Profil Kinerja Pemerintahan Daerah

Fungsi Pemerintahan Tolok Ukur Capaian Kinerja


Daerah Kinerja Saat ini
(1) (2) (3)
Pelayanan Umum 1.
2.
3.
Ketertiban dan Keamanan
Ekonomi 1.
2.
3.
Lingkungan Hidup
Perumahan dan Fasilitas
Umum
Kesehatan
Pariwisata dan Budaya
Pendidikan
Perlindungan Sosial

32
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Pengantar Profil merupakan instrumen penting dalam perencanaan daerah


yang ditujukan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan informasi untuk pengambilan keputusan dan
kebijakan perencanaan. Profil Daerah memberikan gambaran
cepat tentang situasi dan kondisi penyelenggaraan fungsi-fungsi
pemerintahan daerah masa sekarang/eksisting. Apabila terdapat
profil secara “time series” akan memungkinkan daerah untuk
mengetahui perkembangan atau kemajuan yang dicapai dalam
penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah dan
memperkirakan kemungkinannya masa mendatang

Tujuan · Mengetahui gambaran umum, status, kedudukan dan kinerja


daerah dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan
daerah
· Mengetahui aspek-aspek apa saja yang menonjol dan kritis
untuk segera ditangani
· Mengetahui gambaran aspek strategis daerah termasuk
potensi-potensi pembangunan yang dimiliki daerah
· Memperkirakan prediksi ke depan atas berbagai aspek
pembangunan daerah.

Keluaran Sejauh mungkin penyusunan profil daerah mengikuti


pembahagian fungsi-fungsi pemerintahan daerah. Ini untuk
memudahkan analisis, penyusunan strategi, kebijakan dan pro-
gram RPJMD konsisten dengan perencanaan dan penganggaran
tahunan yang telah diatur oleh PERMENDAGRI No 13/2006.
· Profil pelayanan umum
· Profil ekonomi daerah
· Profil prasarana daerah dan prediksi kebutuhan
perkembangannya di masa datang
· Profil aspek sosial kependudukan daerah dan proyeksi
perkembangannya di masa depan.
· Profil lingkungan hidup dan penataan ruang daerah
· Profil kesehatan
· Profil Pendidikan
· Profil keuangan daerah dan kecenderungan perubahan
kebijakan keuangan bagi pembangunan daerah
· Profil kebijakan dan peraturan-perundangan daerah

Prinsip-prinsip · Penyajian profil sejauh mungkin juga menggambarkan sensitif


gender
· Penyajian profil sesuai dengan kebutuhan analisis
· Bentuk penyajian mudah dibaca dan dianalisis, berupa tabel,
grafik, diagram dan peta dengan diskripsi yang ringkas dan
jelas
· Pemilihan metoda analisis sesuai dengan kebutuhan analisis
dan ketersediaan data

33
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Metoda · Team Work


· Penyajian data dan Analisis oleh Tim Penyusun

Informasi yang · Berbagai peraturan perundangan yan terkait kebijakan


disiapkan pembangunan daerah,
· Data dan informasi tentang aspek fisik-lingkungan, tata-ruang,
sosial-kependudukan, perekonomian daerah, keuangan
daerah

Template · Sasaran dan Indikator Kinerja Pencapaian Pembangunan


2004-2009
· Indikator Kemajuan Otonomi Daerah
· Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah
· Indikator Kinerja Fungsi Pemerintahan Daerah

Hal-hal penting yang Profil setiap fungsi perlu menampilkan serangkaian tolok ukur
harus diperhatikan kinerja (5-7 tolok ukur) yang relevan, mudah dipahami, reliable
dan mudah di akses datanya yang dapat mencerminkan secara
jelas kondisi dan situasi serta hubungan antar fungsi pemerin-
tahan daerah terkait.

PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA

• Profil Daerah diperlukan sebagai bahan informasi Indikator dapat:


untuk melakukan SWOT. • Membantu mengklarifikasikan hubungan
• Agar dapat memberikan gambaran terpadu, kegiatan dengan misi, agenda dan tujuan
seimbang dan komprehensif atas situasi dan • Memberikan informasi kepada para pengambil
kondisi daerah, sebaiknya profil daerah keputusan tentang seberapa jauh efektifitas
mencakup indikator pembangunan berkelanjutan. kebijakan yang dijalankan
• Indikator di peringkat kabupaten/kota membantu • Memberikan informasi efektifitas dana publik
dalam memberikan gambaran: • Menelusuri konsistensi kebijakan dengan
program dan kegiatan
– dimana posisi dan kondisi daerah sekarang • Memberikan peringatan dini tentang sesuatu
– kemana daerah akan menuju dan kondisi sebelum menjadi lebih buruk atau parah
– seberapa jauh perjalanan perlu ditempuh • Menunjukkan pada aspek-aspek mana masih
dari kondisi sekarang untuk mencapai terdapat kelemahan dan
kepada kondisi yang diinginkan • Membantu merumuskan arah bagi perbaikan
1 diperlukan. 2

Indikator Kinerja bersifat: • Dalam indikator perlu dilihat aspek ’keterpaduan’


• Relevant- memperlihatkan secara jelas sistem indikator; karena pada dasarnya indikator tidak
yang ingin diketahui dan terkait langsung berdiri sendiri tetapi saling berkaitan.
dengan tujuan pengukuran kinerja • Diperlukan ’multi dimensional indicators’ yang
• Mudah dipahami- baik oleh orang yang bukan memperlihatkan hubungan erat antara ekonomi,
ahli politik, lingkungan dan sosial masyarakat.
• Reliable- informasi yang dikemukakan dapat • Ada hirarki indikator kinerja
dipercaya – Masukan : Input untuk melaksanakan
• Accessible- kemudahan mendapatkan kegiatan
informasi/datanya – Keluaran : Hasil langsung kegiatan
• Consistent- digunakan secara seragam baik di – Hasil : Perubahan segera yang
perencanaan, penganggaran, akuntansi dan ditunjukkan
sistem pelaporan – Manfaat : Perubahan jangka pendek yang
• Comparable- memberikan kejelasan kerangka ditunjukkan
referensi untuk menilai kecenderungan – Dampak : Perubahan jangka menengah dan
perkembangan kinerja dari waktu ke waktu panjang yang ditunjukkan
3 4

34
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Keterkaitan indikator dengan hasil Setiap SKPD perlu mengembangkan


- Keluaran (Output) Renja SKPD serangkaian indikator kinerja berdasarkan
- Hasil (Short Term Outcome) RKPD tugas pokok dan fungsinya untuk mengukur
- Manfaat (Intermediate Outcome) Renstra efektifitas program dan kegiatannya
SKPD
- Dampak (Long Term Outcome/Impact) RPJMD, Indikator Kinerja terdiri dari:
RPJPD - Indikator Masukan
Agenda - Indikator Keluaran
Misi KDH - Indikator Hasil
- Outcome—perubahan yang ditunjukkan - Indikator Manfat (Benefit)
olehpeneriman kegiatan (beneficiaries) dalam - Indikator Dampak(Impact)
jangka pendek, menengah, dan panjang

5 6

Indikator Keluaran adalah ukuran atas hasil langsung dari proses pelaksanaan
pekerjaan (kegiatan).
Contoh:
· Km jalan diperbaiki/ditingkatkan/dipelihara
· Luas sawah yang ditingkatkan irigasinya
Indikator Hasil adalah pernyataan kualitatif tentang perubahan atau dampak positif
segera segera (1-2 tahun) atau short term benefits yang dihasilkan oleh kegiatan. Ini
dapat diambil dari tujuan program Renja- SKPD atau RKPD terkait.
Contoh:
· % penegakan Perda IMB
· % peningkatan kesejahteraan keluarga miskin
Indikator Manfaat adalah pernyataan kualitatif tentang perubahan jangka pendek
atas penerima (beneficiaries) kegiatan sebagai akibat pelaksanaan kegiatan. Ini dapat
diambil dari Renstra SKPD atau RPJM-Daerah.
Contoh:
· % Remaja yang sehat dan terhindar dari Narkoba
· % Pedagang kaki lima berhasil ditertibkan
Indikator Dampak adalah pernyataan kualitatif tentang dampak atau akibat positif
kegiatan dalam jangka menengah dan panjang (5-10 tahun) atau konteks strategis
kegiatan. Dapat diambil dari pernyataan misi, agenda atau tujuan program RPJM-Daerah
terkait untuk menunjukkan hubungan kegiatan dengan tujuan strategis pembangunan
daerah. Perlu dilihat perubahan-perubahan apa yang terjadi pada masyarakat penerima
kegiatan (pelanggan, masyarakat).
Contoh:
· % Penduduk merasa aman
· % Penduduk sejahtera
· % Peningkatan IPM Daerah 7

35
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

SUSTAINABLE DEVELOPMENT COMPONENTS

• Beberapa pertanyaan penting dalam mengembangkan ’sustainable indicators’, yaitu apakah


indikator memperlihatkan hal-hal sebagai berikut?
– Daya dukung sumber-sumber alam
– Daya dukung lingkungan (ekosistem)
– Kualitas estetika
– Kemampuan, ketrampilan, kesehatan, pendidikan penduduk (sumber daya manusia)
– Modal sosial, seperti hubungan manusia, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial,
dunia usaha, pemerintahan
– Community build capitals seperti infrastruktur, sistem informasi, bangunan, pertamanan
– Pandangan kedepan masyarakat
– Issues ekonomi, sosial, politik
– Issues keadilan dan pemerataan
– Hubungan antara ekonomi dan lingkungan
– Hubungan antara lingkungan dan sosial masyarakat
– Hubungan antara sosial masyarakat dan ekonomi
– Global ekonomi

TEMPLATE
SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA PENCAPAIAN
PEMBANGUNAN 2004-2009
Indikator Kinerja yang
Sasaran RPJM Nasional 2004-2009
Berhubungan dengan Daerah
AGENDA AMAN DAN DAMAI

1) Menurunnya konflik 1) Jumlah konflik etnis dan sosial


2) Menurunnya kriminalitas 2) HDI dan HPI wilayah konflik
3) Menurunnya kejahatan di lautan dan 3) Indeks kriminalitas dan rasio
lintas batas penyelesaian kasus kriminalitas
4) Tertanganinya separatisme 4) Jumlah pecandu narkoba
5) Tertanganinya terorisme 5) Angka illegal logging dan illegal
6) Berperannya Indonesia dalam trading
menciptakan perdamaian dunia 6) Sosialisasi dan upaya perlindungan
7) Terjaganya kedaulatan NKRI masyarakat terhadap aksi terorisme

AGENDA ADIL DAN DEMOKRATIS

1) Meningkatnya keadilan hukum dan 1) Peraturan daerah yang spesifik mengenai


penegakan hukum mekanisme dan koordinasi dana
2) Terciptanya sistem hukum yang dekonsentrasi
konsekuen dan tidak diskriminatif serta 2) Perbaikan proses penyelenggaraan
yang memberikan perlindungan dan Musrenbang
penghormatan terhadap hak asasi 3) Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat
manusia dalam Pilkada
3) Meningkatnya pelayanan masyarakat 4) Angka Gender-related Development Index
4) Meningkatnya penyelenggaraan (GDI); dan
otonomi daerah 5) Angka Gender Empowerment
5) Terpeliharanya konsolidasi demokrasi Measurement (GEM)

Kesejahteraan anak
6) Angka Partisipasi Sekolah (APS)
7) Status gizi balita buruk
8) Persalinan bayi oleh tenaga kesehatan

Perlindungan anak
9) Pekerja anak (%)
10)Jumlah anak yang memiliki akte Kelahiran

36
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Lanjutan Template Sasaran ..........


AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

1) Menurunnya jumlah penduduk miskin Ekonomi


menjadi 8,2% pada tahun 2009 1. Pertumbuhan PDRB
2) Terciptanya lapangan kerja untuk 2. Struktur PBRB dan PDRB per kapita
mengurangi pengangguran terbuka 3. Kesempatan Kerja dan Tingkat
menjadi 5,1 persen pada tahun 2009 Pengangguran Terbuka
3) Angka pertumbuhan rata-rata 6,6 persen 4. Jumlah penduduk miskin
pertahun 5. Investasi dan aktivitas ekspor impor
4) Berkurangnya kesenjangan pendapatan 6. Peningkatan peran UKM
dan kesenjangan daerah
5) Meningkatnya kualitas manusia dengan Pendidikan
terpenuhinya hak sosial rakyat 7. Angka Buta Aksara penduduk usia 15
6) Membaiknya mutu lingkungan hidup tahun ke atas
7) Meningkatnya dukungan infrastruktur. 8. Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk
setiap jenjang pendidikan
9. Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk
setiap kelompok usia sekolah
10. Angka Melanjutkan Sekolah
11. Angka Putus Sekolah
12. Angka Mengulang Kelas
13. Rata-rata Lama Penyelesaian
Pendidikan

Kesehatan
14. Umur Harapan Hidup (UHH)
15. Angka Kematian Bayi (AKB)
16. Angka Kematian Ibu (AKI)
17. Prevalensi Gizi Kurang

Kependudukan dan KB
18. Laju pertumbuhan penduduk (%)
19. Unmet need KB (%)
20. Total Fertility Rate/TFR (per perempuan)
21. Partisipasi laki-laki dalam ber-KB (%)
22. Contraceptive Prevalence Rate/CPR (%)

Lingkungan Hidup
23. Kualitas air permukaan dan air tanah
24. Tingkat Pencemaran Pesisir dan Laut
25. Angka Illegal Logging
26. Luas lahan kritis

Prasarana dan Sarana


27. Peningkatan kapasitas dan kualitas
pelayanan berbagai prasarana dan
sarana

Sumber: Handbook SPPN RI, Bappenas 2006

37
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

TEMPLATE
INDIKATOR KEMAJUAN OTONOMI DAERAH

No Parameter Indikator Sub Indikator

1 Skala Kehidupan Pertumbuhan Pertumbuhan pendapatan


Ekonomi Pertumbuhan investasi
Pertumbuhan kesempatan kerja

Pemerataan Distribuís pendapatan


Pemerataan akses modal

Kesinambungan Daya dukung lingkungan


Daya dukung manusia berkeahlian

Pemberdayaan Pemberdayaan ekonomi lemah


Pemberdayaan ekonomi lokal

2 Layanan Publik Efisiensi Keterpaduan birokrasi


Sanitari birokrasi

Sufisiensi Ketersediaan kebutuhan dana sosial


Ketersediaan infrastruktur

Fasilitasi Fasilitasi partisipasi sosial


Kesetaraan gender
Fasilitasi resolusi konflik

3 Resiko-resiko lokal Keamanan Keamanan hak sipil


Keamanan hak politik
Keamanan hak ekonomi

Stabilitas Kesinambungan politik


Kesehatan makro ekonomi
Integrasi sosial

Demokrasi Supremasi hukum


Kontrol dan pertimbangan
Pertanggungjawaban politik
Kebebasan pers

Otonomi Kemandirian daerah


Lokalisme lokal

Sumber: Handbook SPPN RI, Bappenas 2006

38
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

TEMPLATE
PENGUKURAN KINERJA PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH

No Parameter Umum Indikator

1 Derajat Ekonomi Pertumbuhan ekonomi daerahTingkat


kesejahteraan pendapatan rata-rata per kapita per tahun (PDRB
umum atau Net Income)
-
Sosial Penurunan angka pengangguran terbuka:
- Kenaikan angka partisipasi kerja
- Penurunan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM)
- Kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

2 Derajat Pelayanan Infrastruktur Jaringan Jalan:


Publik - Rasio panjang jalan dengan luas wilayah
- Rasio panjang jalan dengan kondisi tidak rusak
per panjang jalan keseluruhan
- Rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan
umum roda empat
Sanitasi:
- Penurunan presentasi penduduk tanpa akses
terhadap sanitasi

Kebutuhan Kesehatan:
dasar - Penurunan angka kematian bayi
- Penurunan angka kematian ibu
- Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah
sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
Pendidikan:
- Rasio jumlah murid per jumlah sekolah
- Rasio jumlah murid per jumlah guru
- Rasio jumlah guru per jumlah sekolah
Angka partisipasi sekolah:
- Penurunan angka putus sekolah
- Nilai rata-rata Ebta Murni/UAN
Air bersih:
- Akses terhadap air bersih
Transportasi umum:
- Rasio jumlah kendaraan umum roda 4 per
10.000 penduduk

Pemerintahan Kepegawaian :
Rasio jumlah penduduk dengan jumlah PNS
Pemda
Keuangan :
- Rasio PAD dengan jumlah penduduk

3 Derajat kehidupan Politik Pemilu:


demokrasi lokal - Rasio jumlah pemilih yang melakukan
pemilihan dengan jumlah penduduk yang
mempunyai hak pilih
Komposisi partai politik dalam Pemilu:
- Rasio jumlah partai politik pemenang Pemilu
Lokal yang memperoleh kursi di Legislatif
dengan jumlah seluruh Partai Politik peserta
Pemilu Lokal
Angka Kejadian Politik Praktis:
- Kejadian politik praktis
- Massa/demo dalam satu tahun

Sumber: Handbook SPPN RI, Bappenas 2006

39
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

TEMPLATE
CONTOH TOLOK UKUR KINERJA URUSAN WAJIB DAN PILIHAN
PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT SKPD
Kode Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja
Urusan

Pelayanan umum
1 Perencanaan BAPPEDA,dst • Tingkat ketersediaan dan validitas informasi perencanaan
Pembangunan pembangunan
• Jumlah kerjasama pembangunan antar daerah
• Tingkat disparitas pembangunan antar subwilayah
• Tingkat kelengkapan rencana wilayah strategis
• Tingkat kelengkapan rencana kawasan cepat tumbuh
• Tingkat penanganan perencanaan wilayah tertinggal²
Tingkat penanganan wilayah strategis
• Tingkat penanganan wilayah cepat tumbuh
• Tingkat penanganan perkembangan pusat-pusat kegiatan
wilayah
• Tingkat kesesuaian antara perencanaan pusat kegiatan
dengan perkembangan actual
• Tingkat penerapan perencanaan partisipatif
• Tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan daerah
• Tingkat kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan
daerah
• Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan daerah
• Tingkat implementasi dokumen perencanaan daerah
• Kualitas pelaksanaan Musrenbang

1 Pemerintahan Umum DPRD, • Tingkat kapasitas aparatur


KDH&WKDH, • Tingkat pelayanan penyelenggaraan administrasi daerah
SetDa, • Tingkat kapasitas pengelolaan keuangan daerah
Sekretariat DPRD • Tingkat professionalisme dan kompetensi staff
(Setwan), BPKD, • Jumlah kasus penyalahgunaan wewenang
Balitbang, • Jumlah kasus KKN
Bawasda, Kantor • Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat
Penghubung, • Jumlah kerjasama antar pemerintah daerah
Kecamatan, • Jumlah peraturan daerah yang disusun
Kelurahan

1 Kepegawaian Badiklat, BKD, dst • Tingkat kapasitas sumber daya aparatur


• Tingkat keterampilan dan aparatur
• Tingkat profesionalisme aparatur

1 Statistik Badan Statistik • Tingkat ketersediaan data/informasi dan statistic daerah


Daerah, Kantor • Tingkat penggunaan teknologi informasi untuk statistik daerah
Statistik Daerah, • Tingkat validitas dan kemutakhiran data dan informasi daerah
dst • Tingkat kemudahan akses informasi

1 Kearsipan Kantor Arsip • Tingkat kelengkapan administrasi kearsipan


Daerah,dst • Tingkat penerapan teknologi informasi dalam administrasi
kearsipan
• Tingkat penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan
pelestarian dokumen/arsip daerah
• Tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah
• Tingkat keterbukaan informasi kearsipan daerah bagi
masyarakat

1 Komunikasi dan Dinas Informasi • Tingkat perkembangan media lokal dalam penyebarluasan
Informatika dan Komunikasi, informasi pembangunan daerah
Kantor • Tingkat perkembangan media lokal dalam penyebarluasan
Pengolahan Data informasi penyelenggaraan pemerintah daerah
Elektronik, dst • Tingkat kapasitas SDM bidang komunikasi dan informasi
• Akses masyarakat kepada informasi publik

40
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Kode Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja


Urusan

Pertahanan *)
Ketertiban dan
ketentraman
1 Kesatuan Bangsa dan Dinas Kesbang • Tingkat kriminalitas
Politik Dalam Negeri Linmas, Dinas • Jumlah kasus kriminalitas yang dapat diselesaikan
Ketentraman dan • Jumlah konflik sosial
Ketertiban, • Tingkat ancaman konflik antar kelompok masyarakat
Kantor SatPol PP • Jumlah kasus pelanggaran PERDA
• Jumlah kasus peredaran narkoba
• Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba
• Jumlah kasus illegal fishing
• Jumlah kasus illegal sand mining
• Jumlah kasus illegal logging
• Tingkat pendidikan politik masyarakat
• Ada/tidaknya sistem penanggulangan korban bencana alam

Ekonomi Dinas • Kontribusi sektor perhubungan terhadap PDRB² Tingkat


1 Perhubungan Perhubungan, dst ketersediaan prasarana dan sarana/fasilitas perhubungan
• Tingkat pelayanan prasarana dan sarana/fasilitas
perhubungan
• Tingkat pelayanan prasarana dan fasilitas LLAJ
• Tingkat pelayanan prasarana dan sarana angkutan umum
• Tingkat pelayanan prasarana dan sarana angkutan
penumpang dan barang (darat, laut, udara)
• Tingkat keselamatan/keamanan lalu lintas transportasi (darat,
laut, udara)
• Tingkat kecelakaan lalu lintas transportasi

1 Tenaga Kerja Dinas Tenaga • Tingkat pengangguran terbuka


Kerja, dst • Jumlah pekerja formal perdesaan/perkotaan
• Jumlah pekerja pada lapangan kerja kurang produktif
• Tingkat kesempatan kerja
• Kapasitas Balai Latihan Kerja
• Proporsi Tenaga Kerja Indonesia Terdidik
• Jumlah kasus pelanggaran/penyimpangan regulasi
ketenagakerjaan

1 Koperasi dan Usaha Dinas Koperasi • Kontribusi sektor KUKM terhadap PDRB
Kecil Menengah dan UKM, dst • Tingkat kepastian usaha dan perlindungan hukum
• Laju pertumbuhan UMKM
• Laju pertumbuhan nilai ekspor produk UMKM
• Tingkat keterampilan SDM Usaha Mikro
• Akses ke permodalan pasar
• Kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan usaha kecil

1 Penanaman Modal Badan • Tingkat investasi dalam PDRB


Penanaman • Laju pertumbuhan investasi
Modal Daerah, • Ada/tidaknya sistem informasi penanaman modal
dst • Jangka waktu pengurusan prosedur perijinan start up dan
operasi bisnis

1 Pemberdayaan Badan • Tingkat keberdayaan masyarakat perdesaan


Masyarakat dan Desa Pemberdayaan • Tingkat perkembangan lembaga ekonomi perdesaan
Masyarakat • Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
Desa, dst • Tingkat kapasitas aparatur pemerintahan desa
• Tingkat kontribusi perempuan dalam pembangunan
perdesaan

2 Pertanian Dinas Pertanian, • Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB


Dinas • Kualitas SDM pertanian di perdesaan
Perkebunan, • Cakupan bantuan beras bersubsidi pada keluarga miskin
Dinas • Akses terhadap kredit usaha pertanian dan sumberdaya
Peternakan, permodalan
Dinas Ketahanan • Tingkat ketahanan pangan kelompok miskin
Pangan, dst • Tingkat produksi bahan pangan protein hewani dan hasil
ternak dan ikan

41
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Kode Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja


Urusan

• Tingkat produksi padi/beras


• Tingkat sarana hasil produksi pertanian
• Cakupan lahan beririgasi
• Kualitas pengelolaan Daerah Aliran Sungai
• Cakupan sistem penyuluhan
• Tingkat penggunaan teknologi tepat guna
• Nilai tambah hasil pertanian, peternakan, dan perikanan
• Tingkat infrastruktur perdesaan

2 Kehutanan Dinas • Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB


Kehutanan, dst • Laju pertumbuhan luas hutan produksi
• Laju pertumbuhan luas Hutan Tanaman Industri
• Laju deforestasi
• Nilai tambah hasil hutan kayu
• Nilai tambah hasil hutan non kayu
• Cakupan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan
• Cakupan penetapan kawasan hutan dalam tata ruang

2 Energi dan Dinas • Kontribusi sektor listrik, gas (dan air bersih) terhadap PDRB
Sumberdaya Mineral Pertambangan, • Ketersediaan regulasi untuk pembinaan dan pengawasan
dst bidang pertambangan
• Ketersediaan sistem pengawasan dan penertiban kegiatan
rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
• Cakupan pelayanan kelistrikan

2 Kelautan dan Dinas Kelautan • Kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB
Perikanan dan Perikanan, • Tingkat perkembangan budidaya perikanan
dst • Tingkat perkembangan perikanan tangkap
• Ketersediaan sistem penyuluhan perikanan
• Tingkat pengelolaan produksi perikanan
• Tingkat pemasaran produksi perikanan
• Tingkat perkembangan kawasan budidaya laut, air payau,
dan air tawar
• Tingkat illegal fishing

2 Perdagangan Dinas • Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB


Perdagangan, • Ketersediaan program perlindungan konsumen
Dinas Pasar, dst • Jumlah kerjasama perdagangan internasional/regional
• Tingkat pertumbuhan nilai ekspor
• Tingkat pertumbuhan nilai impor
• Tingkat efisiensi dan efektivitas pelayanan ekspor-impor
• Tingkat pertumbuhan realisasi omzet perdagangan per tahun
• Ketersediaan sistem pembinaan pedagang sektor informal

2 Perindustrian Dinas • Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB


Perindustrian, dst • Tingkat kapasitas Iptek sistem Produksi
• Tingkat penerapan standardisasi produk industri
• Laju pertumbuhan industri kecil dan menengah
• Tingkat penyerapan tenaga kerja sektor industri
• Volume ekspor produk industri dalam total ekspor daerah
• Ketersediaan kebijakan pengelolaan sentra-sentra industri
potensial

2 Transmigrasi Dinas • Tingkat perkembangan areal transmigrasi


Transmigrasi, dst • Jumlah transmigran yang berhasil dimukimkan
• Akses transmigran kepada pelayanan pendidikan dan
kesehatan
• Ketersediaan program penyuluhan bagi transmigrasi lokal/
regional

Lingkungan hidup
1 Penataan Ruang Dinas Tata • Tingkat kelengkapan Rencana Tata Ruang (mulai RTRW
Ruang, dst sampai dengan RDTR)
• Tingkat pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan
koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan
antar subwilayah

42
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Kode Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja


Urusan

• Tingkat pengendalian pemanfaatan ruang


• Jumlah konflik pemanfaatan ruang antar stakeholder
setempat, antar instansi pemerintah, maupun antar
kewenangan tingkatan pemerintahan
• Perkembangan rasio luas kawasan lindung terhadap luas
total wilayah
• Proporsi rasio luas kawasan kritis terhadap luas total wilayah
• Laju pertumbuhan luas kawasan bersifat kota
• Tingkat penanganan kawasan terisolir

1 Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan • Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengendalian


Hidup, Badan pemanfaatan ruang
Pengendalian • Tingkat pemanfaatan sumber daya alam
Dampak • Cakupan sistem pengelolaan persampahan
Lingkungan, • Tingkat pencemaran lingkungan (air, tanah, udara)
Dinas • Tingkat pelanggaran dan perusakan sumber daya alam dan
Pertamanan, lingkungan hidup
Dinas • Tingkat rehabilitasi/pemulihan sumber daya alam
Kebersihan, dst • Jumlah kasus kebakaran hutan
• Jumlah DAS berkondisi kritis
• Cakupan kawasan konservasi laut
• Tingkat pengelolaan ekosistem pesisir-laut
• Ketersediaan Early Warning System/Pernyataan Dini
Bencana)

1 Pertanahan Badan • Luas daerah yang telah tercakup dalam sistem pendaftaran
Pertahanan tanah
Daerah • Cakupan informasi pertanahan
• Tingkat penerapan teknologi informasi pertanahan
• Jangka waktu penyelesaian administrasi pertanahan
• Tingkat penyelesaian konflik-konflik pertanahan

Perumahan dan
fasilitas umum
1 Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan • Tingkat aksesibilitas wilayah
Umum, Dinas • Tingkat mobilitas orang/barang
Bina Marga, • Tingkat kondisi prasarana transportasi
Dinas Pengairan, • Tingkat resiko dan periode genangan banjir
Dinas • Jumlah kejadian bencana kekeringan
Pengawasan • Tingkat ketersediaan jaringan prasarana dan pengelolaan air
Bangunan dan baku
Tata Kota, Dinas • Tingkat pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai keperluan
Cipta Karya, dst (rumah tangga, permukiman, pertanian, industri)
• Tingkat pengelolaan dan konservasi sumber daya air
• Tingkat pelayanan air minum
• Tingkat pelayanan air limbah bagi masyarakat miskin
• Tingkat pengendalian potensi konflik air
• Tingkat pengendalian pemanfaatan air tanah
• Tingkat perlindungan daerah pantai dari abrasi air laut
• Tingkat kesiagaan penanganan bencana alam

1 Perumahan Rakyat Dinas • Kontribusi sektor perumahan terhadap PDRB


Pemukiman, • Luas dan sebaran kawasan kumuh
Dinas Pemadam • Jumlah rumah tangga yang belum memiliki rumah
Kebakaran, Dinas • Tingkat kemampuan penyediaan prasarana dan sarana
Pemakaman, dst rumah
• Tingkat kemantapan penyelenggaraan pembangunan
perumahan dan permukiman
• Tingkat pelayanan air bersih
• Tingkat pelayanan sanitasi
• Tingkat pelayanan penyehatan lingkungan (air limbah)
• Tingkat kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
• Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana pemakaman

43
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Kode
Urusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja

Kesehatan
1 Kesehatan Dinas • Umur harapan hidup
Kesehatan, • Angka kematian bayi
Rumah Sakit • Angka kematian ibu melahirkan
Umum Daerah, • Tingkat prevalensi/kejadian gizi kurang pada anak balita
Rumah Sakit • Angka kasus anemia gizi besi pada ibu hamil
Jiwa, Rumah • Tingkat ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
Sakit Paru-paru, • Tingkat pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
Rumah Sakit • Tingkat ketersediaan unit pelayanan kesehatan
Kebergantungan • Tingkat keterjangkauan pelayanan kesehatan
Obat, Dst • Jumlah kasus akibat pangan dan bahan berbahaya
• Jumlah kasus/kejadian penyakit menular
• Jumlah kasus penyakit malaria, DBD
• Tingkat prevalensi HIV/AIDS
• Persentase perilaku hidup sehat
• Akses penduduk terhadap sanitasi dasar
• Tingkat kunjungan penduduk miskin ke Puskesmas
• Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
• Akses masyarakat kawasan perbatasan pada pelayanan
kesehatan
• Proporsi tenaga dokter di Puskesmas
• Pemerataan tenaga kesehatan
• Tingkat pelayanan kesehatan Ibu dan bayi*
• Tingkat pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia
sekolah*
• Cakupan peserta KB aktif*² Cakupan pelayanan imunisasi*
• Cakupan pelayanan kesehatan jiwa
• Cakupan pelayanan gawat darurat
• Tingkat pencegahan/pemberantasan penyakit polio, TB
Paru, dan ISPA*
• Jumlah institusi binaan untuk pelayanan kesehatan
lingkungan
* beberapa contoh dari SPM bidang Kesehatan di Kab/kota.
Selengkapnya dapat dilihat dalam KepMenKes No 1457/
MenKes/SK/X/2003 tentang Standard Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

1 Keluarga Berencana BKKBD, dst • Laju pertumbuhan penduduk


• Tingkat kelahiran
• Tingkat pelayanan kontrasepsi
• Kapasitas institusi daerah dalam pelaksanaan KB

Pariwisata dan
budaya
1 Kebudayaan Dinas • Ketersediaan kebijakan tentang pelestarian budaya lokal
Kebudayaan, daerah
Permuseuman • Jumlah program pengembangan kesenian dan kebudayaan
dst daerah

2 Pariwisata Dinas • Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB


Pariwisata, • Tingkat perkembangan kontribusi sektor pariwisata dalam
Kebun Binatang, PDRB
dst • Tingkat perkembangan jumlah obyek wisata
• Tingkat perkembangan jumlah wisatawan
• Tingkat perkembangan kerjasama/kemitraan pemasaran
pariwisata

Agama *)
Pendidikan
1 Pendidikan Dinas • Cakupan pelayanan pendidikan usia dini
Pendidikan, • Persentase penduduk yang selesai Program Wajib Belajar
Kantor Pendidikan Dasar 9 Tahun
Perpustakaan • Angka partisipasi kasar penduduk yang mengikuti
Daerah, dst pendidikan menengah
• Angka partisipasi kasar penduduk yang mengikuti
pendidikan tinggi

44
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Kode Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja


Urusan

• Tingkat mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada jalur


pendidikan formal/non formal
• Angka buta aksara penduduk usia >15 th
• Persentase penduduk miskin menyelesaikan Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
• Akses masyarakat miskin terhadap pendidikan formal
• Pemerataan pendidikan
• Tingkat efektivitas manajemen berbasis sekolah²Jumlah
anggaran pendidikan dari APBN/D
• Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan
pendidikan
• Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar 9 tahun*
• Angka Putus Sekolah (APS) pada pendidikan sekolah*
dasar/sederajat
• APS pada pendidikan sekolah menengah pertama/
sederajat*
• APS pada pendidikan sekolah menengah atas/sederajat
* beberapa contoh dari SPM bidang Pendidikan.
Selengkapnya dapat dilihat dalam KepMenDikNas No 129a/
U/2004 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang
Pendidikan

1 Pemuda dan Olah Dinas Pemuda • Tingkat kualitas pemuda (15-35 tahun)
Raga dan Olahraga, • Sports Development Index (SDI)
dst • Prestasi olahraga dalam event-event internasional
• Ada/tidaknya kebijakan pengelolaan prestasi olahraga
daerah
• Tingkat ketersediaan prasarana dan sarana olahraga

Perlindungan
sosial
1 Kependudukan dan Dinas • Ada/tidaknya system administrasi kependudukan
Catatan Sipil Kependudukan
dan Catatan Sipil,
dst

1 Pemberdayaan Dinas • Jumlah kebijakan daerah untuk peningkatan kualitas anak


Perempuan Pemberdayaan dan perempuan
Perempuan, dst • Tingkat kesenjangan antara HDI dan GDI
• Jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan
• Akses perempuan terhadap pendidikan
• Persentase penduduk perempuan berusia 10 th ke atas
yang tidak/belum pernah sekolah
• Persentase penduduk perempuan yang buta huruf
• Akses perempuan terhadap layanan kesehatan
• Angka Gender Empowerment Measurement (mengukur
ketimpangan gender di bidang ekonomi (perempuan dalam
angkatan kerja dan rata-rata upah di sektor non-pertanian),
politik (perempuan di parlemen) dan pengambilan keputusan
(perempuan pekerja profesional, pejabat tinggi, dan
manajer))
• Akses perempuan untuk terlibat dalam kegiatan public
• Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan
• Tingkat keterwakilan perempuan di lembaga legislatif
• Persentase perempuan dalam jabatan publik (PNS)
• Jumlah (persentase) pekerja anak
• Tingkat perlindungan perempuan

1 Keluarga Sejahtera BKKBD, dst • Tingkat kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak
• Tingkat/kualitas tumbuh kembang anak
• Cakupan pelayanan pasangan usia subur yang tergolong
masyarakat miskin

45
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN

Kode Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja


Urusan

1 Sosial Dinas Sosial, • Cakupan pembinaan gelandangan, pengemis, dan PMKS,


dst anak jalanan, dan anak cacat
• Akses kepada pelayanan sosial dasar bagi masyarakat
miskin
• Jumlah tenaga pelayanan social untuk berbagai jenis
kecacatan
• Peluang mengakses pelayanan umum
• Persentase penurunan jumlah fakir miskin dan keluarga
rentan sosial

Keterangan:
1 Kode Urusan Wajib
2 Kode Urusan Pilihan
Sumber: LGSP Planning Team

46
M-6 KAJIAN TERHADAP RPJP-DAERAH

Tujuan Mengkaji arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah


termasuk pentahapan pembangunan berdasarkan skala prioritas
atau proses pembangunan, yang menjadi acuan dalam
penyusunan RPJMD. Kegiatan ini ditujukan untuk:
· Mengetahui arah kebijakan pembangunan jangka panjang
daerah dan relevansinya dengan rencana jangka menengah
daerah yang akan disusun.
· Mengetahui hal-hal prinsip yang harus dijadikan acuan dalam
menentukan arah kebijakan pembangunan daerah dan pro-
gram prioritas untuk periode rencana.

Keluaran · Identifikasi butir-butir pokok dari rumusan visi, misi dan arah
pembangunan jangka panjang daerah
· Kedudukan, peran, dan fungsi RPJMD dalam kebijakan
pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan.

Prinsip-prinsip · Titik berat kajian review pada aspek arah kebijakan


pembangunan yang terkait dengan peran dan fungsi daerah
RPJMD, sesuai dengan periode perencanaan serta prioritas
program yang akan dilaksanakan.

Metoda · FGD Tim Teknis/Kelompok Kerja

Informasi yang · Dokumen RPJP Daerah


disiapkan

Hal-hal penting Hal-hal penting yang perlu mendapatkan review dari RPJP-
yang harus Daerah:
diperhatikan · Isu strategis jangka panjang daerah
· Arahan pembangunan daerah jangka panjang
· Kesesuaian tahapan 5 tahunan pembangunan daerah dengan
program RPJMD
· Target kinerja capaian program pembangunan daerah jangka
panjang
· Kesesuaian visi, misi dan program KDH Terpilih dengan visi,
misi pembangunan daerah jangka panjang

47
M-7 VISI, MISI DAN PROGRAM PRIORITAS KEPALA DAERAH TERPILIH

Pasal 76 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah mengatur bahwa setiap calon kepala daerah
pada waktu proses pemilihan kepala daerah diwajibkan untuk
menyampaikan visi, misi dan programnya, baik secara lisan
maupun tertulis kepada masyarakat. Pernyataan visi, misi dan
program dari calon kepala daerah terpilih merupakan dasar/acuan
dalam penyusunan RPJM Daerah dan penyusunan Renstra
SKPD.

Visi, misi, dan program/agenda kepala daerah terpilih dapat


langsung digunakan dengan selesainya PILKADA untuk
kepentingan penyusunan RPJMD maupun Renstra SKPD tanpa
harus menunggu pelantikan Kepala Daerah terpilih. Hal ini perlu
dilakukan mengingat waktu penyelesaian dokumen RPJMD yang
ditentukan UU-25/2004 sangat singkat.

M-8 KAJIAN TERHADAP VISI, MISI DAN PROGRAM PRIORITAS


KEPALA DAERAH TERPILIH

Tujuan Visi, misi, dan program Kepala Daerah merupakan acuan dalam
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui ke arah mana
pembangunan dan prioritas program yang menjadi sasaran
Kepala Daerah terpilih sesuai janji yang disampaikan kepada
masyarakat pada waktu proses pemilihan kepala daerah. Tujuan
kegiatan ini:
· Memenuhi janji Kepala Daerah terpilih kepada masyarakat
· Memformulasikan visi, misi, dan program prioritas kepala
daerah terpilih untuk dijabarkan di dalam program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan melalui RPJMD dan kegiatan tahunan
yang akan dibiayai melalui APBD
· Untuk mengklarifikasi visi, misi, dan program Kepala Daerah
terpilih, serta lebih mempertegas arah dan kebijakan
pembangunan daerah.

Keluaran · Benang merah antara visi, misi, dan program pembangunan


daerah
· Formulasi fokus dan prioritas program Kepala Daerah
· Identifikasi kebutuhan sumber-sumber pembangunan dalam
mewujudkan prioritas program Kepala Daerah

Prinsip-prinsip · Sinkronisasi antara visi, misi, dan program Kepala Daerah


terpilih
· Rumusan program harus jelas fokusnya dan apa prioritasnya
· Kajian prioritas program dikaitkan dengan kemungkinan
pelaksanaannya.

48
M-8 KAJIAN TERHADAP VISI, MISI DAN PROGRAM PRIORITAS
KEPALA DAERAH TERPILIH

Metoda Focus Group Discussion atau langsung mengadakan konsultasi


dengan Kepala Daerah Terpilih dan Perwakilan Partai Politik
pendukungnya (TIM Sukses)

Informasi yang · Pernyataan rumusan visi, misi, dan program Kepala Daerah
Disiapkan terpilih.

Hal-hal Penting · Umumnya rumusan pernyataan visi, misi dan program pokok
yang Harus calon Kepala Daerah terpilih lebih bernuansa politis dan
diperhatikan bersifat umum, dan program- programnyapun seringkali
bersifat umum dan tidak fokus untuk mengatasi permasalahan/
isu yang ada di daerah, demikian pula tidak terukur, sehingga
tidak dapat dijadikan acuan dalam mengukur kinerja Kepala
Daerah. Untuk mengatasi hal ini dalam konsultasi dengan KDH
Terpilih perlu dicapai kesepakatan tentang : (1) fokus tema
pembangunan yang diinginkan; (2) agenda program yang
sesuai dengan profil dan isu pembangunan daerah; (3)
indikator kinerja utama yang dapat digunakan untuk
menentukan keberhasilan pemerintahan Kepala Daerah.
· Dalam kajian perlu lebih diidentifikasi fokus dan besaran pro-
gram yang layak untuk dilaksanakan pada masa lima tahun
pemerintahannya dalam rangka menjabarkan/mengelaborasi
rumusan program yang disusun sewaktu proses Pilkada.

Susunlah daftar 5 hingga 6 core val- Visi yang benar memenuhi syarat
ues yang akan menjadi landasan sbb:
operasional untuk mencapai misi (dari 1. Mengemukakan secara jelas
pandangan stakeholders, organisasi kemana arah yang dituju
masyarakat, pemerintah daerah, 2. Mudah dibaca dan dipahami
DPRD dan komponen masyarakat 3. Merefleksikan ‘spirit’ dari
lainnya) pemerintah daerah
4. Masyarakat dapat ‘mengisi’ dan
Perumusan misi perlu menjawab: memberikan ‘kontribusi’
Siapa kita? Apa tujuan kita? 5. Sifatnya ‘kompak’ dapat mempe-
Masalah utama apa yang kita perlu domani pengambilan keputusan
tangani? 6. Mendapatkan perhatian masya-
Apa yang membuat kita unik atau ’dis- rakat
tinct’ sebagai pemerintah daerah atau 7. Dapat dirasakan apabila mende-
organisasi? ngarkan
Nilai-nilai utama (core values) apa yang 8. Memberikan pemahaman tentang
akan memandu kita mencapai misi posisi tujuan individu dalam tujuan
bersama
9. Memberikan ‘motivating force’
10. Memberikan tantangan untuk
mencapainya

49
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH

Tujuan · Kegiatan ini merupakan kajian terhadap kondisi keuangan


daerah menurut sumber-sumbernya, didasarkan atas data
perkembangan historis keuangan daerah beserta
kecenderungannya, potensi daerah, kebijakan keuangan
negara serta peraturan perundangan yang berlaku. Kegiatan
ini ditujukan untuk memperkirakan kemampuan keuangan
daerah dalam membiayai pembangunan, baik yang
bersumber dari DAU, dana bagi hasil, Pendapatan Asli Daerah
maupun sumber keuangan lainnya.

Keluaran · Kerangka Ekonomi Jangka Menengah Daerah merupakan


kerangka prakiraan terhadap besaran pendapatan,
pengeluaran dan pembiayaan.
· Kerangka Pendanaan (Resource Envelope) merupakan
gambaran kemampuan pendanaan daerah untuk membiayai
belanja pemerintah.
· Kerangka fiskal daerah adalah kerangka prakiraan terhadap
pendapatan, hibah, pinjaman, dan belanja daerah.
· Proyeksi fiskal daerah adalah proyeksi terhadap pendapatan,
hibah, pinjaman dan belanja daerah.
· Target fiskal daerah adalah sasaran pendapatan dari sumber-
sumber keuangan daerah
· Celah fiskal adalah selisih antara kebutuhan fiskal daerah dan
kapasitas fiskal daerah
· Perkiraan proporsi alokasi dana pembangunan di daerah
· Perkiraan potensi sumber-sumber dana pembangunan
lainnya.

Prinsip-prinsip · Kemampuan keuangan daerah merupakan faktor pembatas


dalam menyelenggarakan pemenuhan kebutuhan
pembangunan daerah.
· Data historis perkembangan keuangan daerah serta peraturan
perundangan yang terkait keuangan negara/daerah
merupakan bahan kajian utama dalam analisis keuangan.

Metoda · Kerja bersama dalam Tim dengan dibantu oleh tenaga ahli
keuangan daerah

Langkah-langkah · Identifikasi sumber-sumber keuangan daerah, dan


kemungkinan potesi sumber yang lainnya.
· Kompilasi historis perkembangan keuangan daerah menurut
sumbernya untuk 5 tahun ke belakang yang dirinci menurut
sumbernya.
· Analisis terhadap pola perkembangan keuangan yang terjadi
untuk setiap sumber keuangan termasuk menilai kalau terjadi
kenaikan/penurunan yang drastis perlu ditelusuri faktor
penyebabnya.

50
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH

· Analisis proyeksi pendapatan keuangan daerah dengan


mempertimbangkan peraturan perundangan yang berlaku
· Analisis prakiraan kebutuhan biaya belanja pemerintah

Informasi yang · Data perkembangan keuangan daerah menurut sumber


Disiapkan dananya untuk periode 5 tahun ke belakang, baik untuk
anggaran pendapatan maupun anggaran belanja.
· Ketentuan peraturan perundangan yang terkait dengan
keuangan negara dan keuangan daerah.

Hand out · Model-model analisis keuangan daerah

Hal-hal Penting · Mengingat keuangan daerah merupakan komponen penting


yang Harus dalam RPJMD maka sangat disarankan diperbantukan tenaga
diperhatikan ahli keuangan daerah (dari perguruan tinggi atau konsultan
lokal atau nara sumber) dalam menganalisis dan
memproyeksikan kemampuan keuangan daerah
· Nomenklatur dan struktur APBD yang digunakan tahun 2006
agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga
untuk keperluan analisis perlu dilakukan penyesuaian-
penyesuaian lebih dulu.

PROYEKSI KEUANGAN DAERAH

Arah Kebijakan Keuangan Daerah dengan asumsi bahwa masa yang akan datang
adalah kebijakan penyusunan program dan memiliki pola yang sama dengan masa lalu.
indikasi kegiatannya pada pengelolaan
pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan Jenis-jenis masa depan:
efisien • Masa depan potensial:
Situasi yang mungkin terjadi berbeda dengan
Apa yang dimaksud dengan Kondisi Keuangan? keadaan sekarang. Mis: bencana alam
1. Kemampuan pemerintah daerah untuk • Masa depan masuk akal:
memenuhi pembayaran kewajiban bulanannya Masa depan yang dapat terjadi jika pembuat
dalam jangka pendek (Solvabilitas Kas/Cash kebijakan melakukan intervensi. Misal:
Solvency) Bencana kelaparan dapat dihindarkan apabila
2. Kemampuan untuk membiayai pengeluaran pemerintah melakukan kebijakan untuk
yang sudah dicanangkan untuk tahun fiskal/ menjaga stok pangan
anggaran bersangkutan (Solvabilitas anggaran/ • Masa depan normatif:
Budgetary Solvency) Masa depan yang seharusnya terjadi bila
3. Kemampuan untuk menjaga keseimbangan dilakukan serangkaian kebijakan yang tertata.
belanja dan pendapatan dalam jangka panjang
(Solvabilitas jangka-panjang/Long-run Tujuan Proyeksi:
Solvency) 1. Menilai dan memahami kondisi keuangan
4. Kemampuan untuk menyediakan pelayanan pemerintah daerah serta faktor-faktor yang
ditingkat yang ditetapkan bagi kesehatan, mempengaruhinya
keamanan, dan kesejahteraan masyarakat dan 2. Mengidentifikasi persoalan keuangan saat ini
warganya (Solvabilitas tingkat-layanan/Service- dan yang akan muncul
level Solvency) 3. Mengidentifikasi kebijakan yang akan diambil
dengan segala konsekuensinya
Proyeksi keuangan daerah: 4. Mengidentifikasi strategi dan kebijakan yang
Adalah ramalan pola kondisi keuangan daerah dapat diambil guna mempengaruhi perubahan
pada periode tahun yang akan datang, sehingga akan mengurangi resiko yang lebih
didasarkan pada kecenderungan masa lalu, besar

51
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH

Manfaat proyeksi: Komponen Keuangan Daerah (APBD


1. Memberi informasi kecenderungan kondisi
keuangan daerah dalam kurun waktu
mendatang apakah defisit atau surplus
2. Menjaga keseimbangan pendapatan dan
belanja
3. Menjadi acuan untuk membuat perencanaan
program/kegiatan yang dapat menghasilkan
pendapatan dalam besaran maksimal yang
mungkin dapat dicapai beserta sumber-
sumbernya.
4. Menjadi acuan untuk membuat perencanaan
pengeluaran seefisien mungkin
5. Menjadi acuan untuk membuat skenario Pembiayaan
kebijakan untuk pembiayaan program
pembangunan dalam berbagai kemungkinan
situasi keuangan (surplus atau defisit)
sehingga dapat mempertahankan tingkat
pelayanan public

Substansi Proyeksi Keuangan:


1. Mengkaji perkembangan kondisi riil keuangan
dalam seluruh komponen keuangan daerah
2. Menyimpulkan pola perkembangan dari kajian
kondisi riil tersebut.
3. Mengacu pola tersebut dibuat prediksi dan
target capaian dari seluruh komponen
keuangan daerah dalam kurun waktu yang
disepakati bersama. Langkah-langkah Proyeksi:
4. Membuat rencana tindak untuk mengusahakan 1. Analisis Input:
tercapainya apa yang sudah ditargetkan. a. data-data komponen APBD dalam beberapa
tahun terakhir (pendapatan, belanja,
penerimaan / pengeluaran)
b. Asumsi-asumsi: laju inflasi, pertumbuhan
PDRB
2. Analisis kecenderungan perkembangan
masing-masing komponen dalam kurun waktu
tersebut (metode rerata pertumbuhan)
3. Proyeksi berdasar kecenderungan tersebut.
4. Rencana tindak lajut atas hasil proyeksi.

Teknik-teknik yang dipakai untuk proyeksi:


1. Analisa trend:
– Parameter atau Variabel
– Pertumbuhan periode sebelumnya
2. Analisis rasio
3. Econometri
4. Regresi

Parameter atau Variabel tertentu


Substansi Proyeksi Keuangan: - PDRB
1. Mengkaji perkembangan kondisi riil keuangan Manfaat :
dalam seluruh komponen keuangan daerah · Sebagai evaluasi terhadap tingkat pertumbuhan
2. Menyimpulkan pola perkembangan dari kajian dan perkembangan ekonomi suatu daerah
kondisi riil tersebut. · Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu
3. Mengacu pola tersebut dibuat prediksi dan daerah
target capaian dari seluruh komponen · Sebagai salah satu indikator mengenai tingkat
keuangan daerah dalam kurun waktu yang kemakmuran suatu wilayah/ daerah dengan
disepakati bersama. mengetahui besarnya pendapatan perkapita
4. Membuat rencana tindak untuk mengusahakan · Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan/
tercapainya apa yang sudah ditargetkan. perubahan harga (inflasi/deflasi)

52
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH

· Sebagai salah satu bahan evaluasi maupun proyek/kegiatan yang dapat menghasilkan
sebagai bahan pertimbangan bagi para pendapatan (cost recovery);
pengambil kebijakan untuk meletakkan dasar • DSCR < 2,5; Daerah tidak dapat melakukan
Perencanaan Pembangunan dimasa yang akan pinjaman baru.
datang.
Contoh Kasus Proyeksi Keuangan
- Pertumbuhan Jumlah penduduk
- Laju Inflasi Perkembangan Pendapatan Daerah di Kabupaten
Purworejo, Tahun 1999/2000-2004 (dalam ribuan
Pertumbuhan Periode sebelumnya rupiah)

Jlh th akhir-Jlh th awal X 100% = …. %


Jlh th awal

Memperkirakan Jumlah Tahun Berikutnya:


(100 + Angka Pertumbuhan) x (Jlh th sblnya)

Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah


-Trend-

Contoh:
Perkembangan Belanja di Kabupaten Purworejo,
Tahun 1999/2000-2003 (dalam jutaan rupiah)

Analisis Kemampuan Pinjaman


(sesuai SE Mendagri 050/2020/SJ)

Menentukan Nilai Pendapatan Daerah


Formulasi :
Y = P + M – OM
Y = Pendapatan Daerah
P = Pendapatan Asli Daerah
M = Pajak Daerah, BPHTB, Penerimaan
SDA, dan Bagian Lainnya
OM=Belanja Operasi dan Pemeliharaan,
Belanja Modal (wajib tidak bisa
dihindarkan)

Menentukan Nilai DSCR Pada tahun 2003 Kabupaten Purworejo mengalami


Formulasi: defisit sebesar Rp 14,45 miliar. Sementara itu pada
DSCR = Y / C tahun 2004 Kabupaten Purworejo mengalami
Y = Pendapatan Daerah defisit sebesar Rp 37,40.
C = Besaran Kewajiban pinjaman
ditambah biaya lainnya Dengan melihat besaran-besaran yang
menentukan dan mempengaruhi Pinjaman
Syarat/ketentuan: Daerah, seperti PAD, DAU, Dana Bagi Hasil (Pajak
• DSCR > 2,5; Daerah dapat melakukan dan Bukan Pajak), Bagi Hasil Dana Reboisasi dan
pinjaman baru; Besaran Belanja Wajib; proyeksi plafon pinjaman
• DSCR = 2,5; Daerah dapat melakukan yang sebenarnya dapat dijadikan alternatif
pinjaman baru, dengan syarat untuk pembiaayaan pembangunan daerah tidak

53
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH

dilakukan. Hal ini semata-mata untuk menjaga Proyeksi alokasi dana untuk pembiayaan
prinsip kehati-hatian dengan harapan beban defisit program pembangunan:
untuk masa-masa mendatang tidak semakin 1. Perlu diidentifikasi terlebih dahulu sumber
besar. pembiayaan (asal pendanaan) yang mungkin
diraih:
Contoh: a. APBN
Permasalahan pendapatan di Kab. Purworejo: b. APBD Provinsi
c. Kemitraan dengan swasta
a. Rendahnya sumbangan PAD terhadap total d. Swadana masyarakat
pendapatan daerah (6,87 %) untuk kurun waktu e. Pinjaman
2000 – 2004 2. Perlu disepakati diantara stakeholders dan
b. Rendahnya bagi hasil pajak (5,7%) dan bagi penanggungjawab pelaksana program yang
hasil non pajak (0,25%) terhadap total besangkutan untuk menentukan model
pendapatan daerah alokasi dana yang akan dibagi untuk program-
c. Belum optimalnya dan masih belum didatanya program
dengan baik hasil-hasil pembiayaan dari 3. Asumsi-asumsi yang bisa digunakan untuk
sumber swadaya masyarakat. penentuan alokasï:
d. Belum banyaknya model-model kemitraan yang a. Jumlah penduduk wilayah sasaran
dijalin dengan pihak swasta, beserta besaran perencanaan
nilai-nilai proyek yang dilaksanakan. Hal ini akan b. Luas wilayah
menyulitkan untuk proses hagi hasil di kemudian c. Lingkup program investasi
hari.
Contoh:
Contoh: Dengan memasukkan unsur-unsur proyeksi
Matriks Potensi Sumber Pendapatan Asli Daerah sumber-sumber pembiayaan di Kabupaten
dengan menggunakan matrik Potensi untuk Purworejo selama tahun 2005-2010 yang terdiri
memproyeksikan perkembangan sumber dari: (i) Proyeksi Pendapatan Daerah; (ii)
pendapatan di Kabupaten Purworejo, Tahun 2000- Proyeksi Belanja Wajib; (iii) Kekuatan Anggaran
2003 Daerah (mulai tahun 2006-2010); (iv) Swadaya
Masyarakat; dan (v) Partisipasi Swasta dengan
tidak memasukkan plafon Pinjaman; dapat
dihasilkan proyeksi dana yang tersedia untuk
pembiayaan program investasi yang
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Proyeksi Total Dana Tersedia untuk Program-


Program Pembangunan di Kabupaten
Purworejo, Tahun 2005-2010 (dalam ribuan
rupiah)

Contoh:
Rencana Tindak peningkatan pendapatan
berdasarkan hasil analisis permasalahan dan
potensi sumber pendapatan

Sumber: Materi Fasilitasi Proyeksi Keuangan Daerah (Rutiana


Dwi Wahyuningsih)

54
M-10 KAJIAN RTRW-D

Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkaji arahan pembangunan


daerah untuk perencanaan jangka menengah daerah dikaitkan
dengan kebijakan tata ruang kabupaten/kota. Kegiatan ini
ditujukan untuk:
· Terformulasikan arah kebijakan pembangunan tata ruang
daerah/kota untuk jangka panjang maupun jangka menengah
· Teridentifikasi potensi-potensi pengembangan ruang yang
merupakan bagian penting dalam penentuan arah
pembangunan daerah.
· Supaya arahan pembangunan jangka menengah daerah
sesuai dengan kebijakan tata ruang

Keluaran · Hasil identifikasi arahan kebijakan pengembangan ruang


terbangun beserta kinerja pencapaiannya
· Arah pengembangan fungsi-fungsi kegiatan daerah/kota serta
penempatan pusat-pusat kegiatan menurut periode
perencanaan

Prinsip-prinsip ·· Kebijakan pengembangan ruang dan arahan fungsi daerah


tergambarkan secara jelas
· Prioritas pembangunan ruang beserta fungsinya menurut
RTRW kabupaten/kota tergambarkan secara jelas.
· Perbandingan antara rencana dengan pencapaian kinerja
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya teridentifikasi

Metoda Analisis Tim Teknis/Kelompok Kerja

Informasi yang Dokumen RTRW Kabupaten/Kota


Disiapkan

Hal-hal Penting Hal-hal yang perlu mendapatkan review dari dokumen RTRW
yang Harus · Status dan kondisi ketersediaan penataan ruang daerah untuk
diperhatikan berbagai tingkatan rencana
· Kualitas penataan ruang daerah sebagai alat untuk develop-
ment controlle
· Perwilayahan pembangunan daerah
· Daya dukung daerah untuk menampung pembangunan
· Isu pemanfaatan ruang daerah (illegal logging, illegal sand
mining, alih fungsi lahan pertanian produktif, gangguan fungsi
lindung (hancurnya terumbu karang, exploitasi hutan secara
berlebihan, gangguan pada ekosistem lingkungan)
· Isu konflik antar kepentingan, pengendalian dan penertiban
pemanfaatan ruang
· Kesenjangan pembangunan antar wilayah
· Peraturan dan penerapan sanksi pelanggaran penataan ruang
· Kebutuhan revisi RTRW, RTDR

55
M-11 REVIEW RPJMD PROVINSI DAN RPJM NASIONAL

Tujuan Mengkaji visi dan misi pembangunan serta arah kebijakan dan
program pembangunan, baik dalam lingkup nasional, maupun
dalam lingkup regional provinsi yang berkaitan dengan daerah
yang akan disusun RPJMD. Secara spesifik bertujuan untuk:
· Mengetahui isu strategis nasional dan regional serta keterkaitan
dengan daerah perencanaan.
· Mengetahui strategi pembangunan daerah dan strategi
pembangunan nasional serta dampaknya terhadap daerah
perencanaan.
· Mengetahui program-program pembangunan dalam lingkup
regional dan nasional, yang dapat disinergikan dengan pro-
gram daerah.
· Mengetahui hal-hal prinsip yang harus diperhatikan dalam
menentukan prioritas program maupun dalam menentukan
arah-arah kebijakan.

Keluaran · Gambaran visi, misi, dan arah pembangunan nasional dan


provinsi untuk jangka menengah dan kesesuaiannya dengan
daerah perencanaan.
· Isu strategis nasional dan regional, serta keterkaitan dan
dampaknya dengan daerah perencanaan,
· Kedudukan, peran, dan fungsi daerah perencanaan dalam
kebijakan pembangunan nasional dan provinsi jangka
menengah.
· Rumusan strategi pembangunan, kebijakan umum, dan pro-
gram pembangunan nasional maupun regional provinsi dan
keterkaitan serta dampaknya dengan daerah perencanaan.

Prinsip-prinsip · Titik berat kajian review pada aspek kebijakan yang terkait
dengan peran dan fungsi daerah perencanaan, serta prioritas
program yang akan dilaksanakan Pemerintah Pusat maupun
Pemda Provinsi yang berdampak terhadap daerah
perencanaan.

Metoda Analisis Tim Teknis/Kelompok Kerja

Informasi yang · Dokumen RPJM Nasional


Disiapkan · Dokumen RPJM Provinsi

Hal-hal Penting · Sinergitas antara RPJM Nasional dengan RPJMD agar


yang Harus pembangunan daerah dapat mengoptimalkan peranan dan
diperhatikan sumber daya Pusat
· Sinergitas antara RPJM Provinsi dengan RPJMD agar
pembangunan daerah dapat mengoptimalkan peranan dan
sumber daya Provinsi

56
M-12 ORIENTASI RENSTRA SKPD

Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengadakan sosialisasi/


lokakarya tentang ketentuan sistem perencanaan daerah bagi
anggota Tim Penyusun dokumen Renstra SKPD, khususnya
tentang penyusunan dokumen Renstra SKPD dan keterkaitannya
dengan dokumen perencanaan daerah lainnya. Kegiatan ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui ketentuan regulasi yang berkaitan dengan proses
dan mekanisme pelaksanaan penyusunan Renstra SKPD.
2. Mengetahui substansi dokumen Renstra SKPD yang menjadi
kewajiban setiap SKPD serta saling keterkaitan antar
dokumen daerah.
3. Mengetahui peran dan fungsi setiap kelompok pemangku
kepentingan dalam proses perencanaan Renstra SKPD.

Keluaran 1. Pemahaman ketentuan peraturan perundangan yang


mengatur sistem perencanaan
2. Pengetahuan substansi pokok dan prinsip-prinsip dasar untuk
setiap dokumen perencanaan daerah.
3. Pemahaman dan kemampuan untuk menyusun setiap Renstra
SKPD, serta proses yang partisipatif yang harus dilakukan.

Prinsip-prinsip · Peserta lokakarya/sosialisasi orientasi Renstra SKPD adalah


staf SKPD yang dicalonkan menjadi anggota Tim Teknis
Penyusunan Dokumen serta para pengambil keputusan di
tingkat SKPD
· Dalam kegiatan orientasi Renstra SKPD perlu juga melibatkan
peserta yang berasal dari non pemerintah, seperti Perguruan
tinggi setempat, serta organisasi masyarakat dan LSM yang
punya kompetensi dan atau keterkaitan langsung dengan
bidang SKPD.

Metoda Lokakarya/Sosialisasi

Langkah-langkah · Kepala SKPD menyusun rancangan agenda kegiatan


penyusunan Renstra SKPD mengacu pada kalender
perencanaan penyusunan RPJMD yang disusun Bappeda.
· Kepala SKPD menyusun rancangan susunan Tim Penyusun
Renstra SKPD serta rincian tugas dan fungsinya.
· Kepala SKPD melakukan identifikasi kemungkinan individu dari
NGS yang berpotensi untuk dicalonkan menjadi anggota Tim
Penyusun, serta identifikasi lembaga atau individu-individu
yang potensial untuk diajak sebagai mitra dialog atau peserta
FGD.
· Kepala SKPD melakukan persiapan penyelenggarakan
lokakarya orientasi Renstra SKPD, baik secara mandiri
maupun melalui kerjasama dengan fasilitator/mitra atau
Bappeda untuk menyelenggarakan persiapan acara.

57
M-12 ORIENTASI RENSTRA SKPD

· Kepala SKPD mengundang calon-calon anggota Tim


Penyusun dan lembaga/individu dari NGS untuk mengikuti
lokakarya orientasi Renstra SKPD.

Informasi yang 1) UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara


Disiapkan 2) UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
3) UU No 15/2004 tentang Tanggung Jawab Keuangan Daerah
4) UU No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
5) UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
6) PP No 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Rencana Pembangunan
7) PP No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
8) PP No 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
9) PERMENDAGRI No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
10) PERMENDAGRI No 13/2006 Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
11) SE Mendagri tentang Penyusunan RPJP-D dan RPJM-D
12) SEB Mendagri dan MenPPN/Ketua Bappenas 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang 2007

M-13 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RENSTRA SKPD

Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk Tim Penyusun


dokumen Renstra SKPD, yang anggotanya terdiri dari unsur
SKPD yang bersangkutan ditambah dengan unsur perwakilan
NGS yang mendalami permasalahan terkait dalam bidang SKPD
yang bersangkutan (Forum Stakeholder SKPD apabila sudah
terbentuk). Tujuannya adalah terbentuknya Tim Teknis yang
bertanggung jawab dalam penyiapan dokumen Renstra SKPD.

Keluaran · Terbentuknya Tim Penyusun Renstra SKPD


· Teridentifikasinya kelompok/individu atau lembaga sebagai
narasumber dan mitra diskusi

Metoda Seleksi dan koordinasi

Langkah-langkah · Rumuskan kriteria, tugas dan fungsi serta kewajiban-kewajiban


Tim Penyusun Renstra SKPD
· Identifikasi individu dari SKPD maupun NGS yang berpotensi
untuk ditugaskan sebagai Tim Penyusun Renstra SKPD
· Buatlah skenario susunan Tim Penyusun Renstra SKPD, yang
terdiri atas unsur SKPD yang bersangkutan ditambah kalau

58
M-13 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RENSTRA SKPD

mungkin dengan unsur perwakilan NGS yang mendalami


permasalahan terkait dalam bidang SKPD yang bersangkutan.
· Diskusikan kesiapan calon anggota Tim penyusun Renstra
SKPD, terutama bila melibatkan anggota tim yang berasal dari
NGS
· Buatkan surat dari Kepala SKPD tentang pernyataan
kesediaan calon anggota terpilih dari unsur NGS untuk menjadi
anggota Tim Penyusun serta kewajiban-kewajibannya, yang
diketahui/disetujui oleh kepala lembaga yang bersangkutan.
· Buat Surat Keputusan Kepala SKPD tentang Penetapan Tim
Penyusunan Renstra SKPD.

Informasi yang · Daftar kandidat/calon anggota Tim penyusun


Disiapkan · Ketentuan/panduan yang mengatur pembentukan Tim
Penyusun Renstra SKPD.

Hal-hal Penting Perlu memperhatikan PERMENDAGRI No 13/2006 sebagai


yang Harus kerangka pendekatan dalam penyusunan Tim Renstra SKPD yaitu
diperhatikan ruang lingkup program dan kegiatan yang menjadi cakupan SKPD

Template Susunan Organisasi Tim Penyusun Renstra SKPD

No Jabatan dalam Tim Lembaga

1 1 Penanggung jawab Kepala SKPD


2 Ketua Kepala Bagian Perencanaan
3 Sekretaris Staf SKPD
4 Anggota Forum SKPD
- Unsur SKPD terkait
- DPRD
- Perguruan Tinggi
- LSM
- Tokoh masyarakat
- Dunia usaha/industri
- Asosiasi/organisasi Profesi

59
M-14 PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYIAPAN
DOKUMEN RENSTRA SKPD

Tujuan Menyusun rencana kerja penyiapan dokumen Renstra SKPD beserta


kalender dan pembagian tugasnya, yang menjadi pedoman bagi
Tim Penyusun dalam melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini
bertujuan untuk:
· Menyediakan kejelasan mengenai jenis dan tahapan kegiatan
yang harus dilaksanakan
· Memberikan kejelasan pembagian tugas bagi setiap anggota Tim
Penyusun
· Menyediakan acuan berkaitan dengan kegiatan yang harus
dilakukan, target waktu penyelesaian setiap tahapan kegiatan
termasuk yang berkaitan dengan proses-proses pelibatan
masyarakat.

Keluaran · Rincian jenis dan tahapan kegiatan


· Kalender kegiatan termasuk forum-forum atau kegiatan yang akan
melibatkan stakeholder
· Daftar Isi Dokumen Renstra SKPD termasuk muatan pokok dari
setiap bab/sub bab.
· Daftar atau format kebutuhan jenis data dan informasi
· Pembagian kerja antar anggota Tim

Prinsip-prinsip · Rencana kerja yang disusun harus jelas untuk setiap tahapan
kegiatan, kapan dimulainya dan harus diselesaikan aktivitas.
· Dalam kalender kegiatan juga harus dapat memperlihatkan, jenis
kegiatan apa saja yang dapat dilakukan secara simultan dengan
kegiatan lainnya, dan tahapan kegiatan apa yang harus menunggu
tahapan kegiatan lainnya, dan lintasan kritisnya.

Metoda Lokakarya atau Rapat Tim Teknis

Langkah-langkah · Buatlah rancangan/draft rencana kerja penyusunan Renstra


SKPD oleh Ketua Tim Penyusun, berupa tahapan dan rincian
kegiatan (termasuk kegiatan penjaringan aspirasi, forum-forum
diskusi, lokakarya, dan seminar), schedule kegiatan, rancangan
daftar isi dokumen Renstra SKPD, serta identifikasi kebutuhan
data dan sumber data.
· Lakukan pertemuan seluruh anggota Tim Penyusun untuk
membahas, mematangkan, dan menyepakati rancangan rencana
kerja dan rancangan daftar isi dokumen Renstra SKPD.
· Sepakati pembagian kerja dan jadwal kegiatan/kerja setiap
anggota Tim Penyusun, serta agenda pertemuan tim

Informasi yang · Visi, misi, dan agenda/program pokok calon Kepala Daerah
Disiapkan terpilih, atau calon-calon kepala daerah (bila PILKADA sedang
dalam proses pelaksanaan pemilihan).
· Ketentuan batasan waktu penyelesaian setiap tahapan kegiatan
yang telah diatur dalam peraturan perundangan
· Kalender perencanaan yang dikeluarkan Bappeda.

60
M-14 PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYIAPAN
DOKUMEN RENSTRA SKPD

Template · SE Mendagri Nomor 050/2020/SJ tentang Petunjuk


Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah.
· Kalendar Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD yang
ditetapkan Kepala Bappeda

M-15 PENGUMPULAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA/INFORMASI SKPD

Pengantar Merupakan tahapan awal dari setiap proses perencanaan


pembangunan. Pemutakhiran data dan informasi diperlukan untuk
menjamin terdapatnya kualitas dalam pengambilan keputusan
perencanaan.

Tujuan Memutakhirkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk


menunjang kebutuhan analisis kinerja pelayanan dan
perencanaan strategis SKPD sehingga setiap rumusan
kebijakan, program dan kegiatan didasarkan atas data dan
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel).

Keluaran Kompilasi data yang sistematis dan lengkap yang meliputi data
dasar sesuai bidang SKPD, pencapaian kinerja saat ini, pola
perkembangan masa lalu dan aspek kebijakan serta peraturan
perundangan yang terkait SKPD.

Prinsip-prinsip · Data/informasi yang dikumpulkan harus valid dan sesuai


dengan kebutuhan penyusunan Renstra SKPD
· Kompilasi data/informasi melalui pendekatan partisipatif dan
interaktif, terbuka terhadap masukan baru.
· Bila terjadi perbedaan data antara satu sumber dengan sumber
data lainnya, maka perlu kesepakatan data mana yang akan
diambil dengan pertimbangan validasi dan kompetensi sumber.

Metoda Penyepakatan Kinerja Pelayanan SKPD dan Kompilasi Data

Template Profil Kinerja Pelayanan SKPD

Urusan Layanan SKPD Tolok Ukur Kinerja Capaian Kinerja SKPD Saat ini
(1) (2) (3)

1 1.
2.
3.
2 1.
2.
3.
3 1.
2.
3.

61
M-16 PENYUSUNAN PROFIL PELAYANAN SKPD
DAN PREDIKSI JANGKA MENENGAH

Pengantar Profil merupakan instrumen penting perencanaan daerah, yang


ditujukan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan, dan
mengkoordinasikan informasi yang digunakan dalam rangka
pengambilan keputusan dan kebijakan perencanaan. Profil
Pelayanan SKPD menyediakan potret kinerja pelayanan SKPD
masa sekarang/eksisting. Apabila profil dan kinerja pelayanan
SKPD dapat berupa ‘time series’ maka profil akan dapat
menunjukkan perkembangan atau kemajuan kinerja pelayanan
SKPD dari masa ke masa dan dapat diprediksi kemungkinan
kinerja pelayanan untuk masa yang akan datang.

Tujuan Penyusunan Pelayanan SKPD dan prediksi jangka menengah


dimaksudkan untuk memetakan gambaran umum daerah
perencanaan, identifikasi terhadap berbagai aspek yang menonjol
dan strategis, kinerja perkembangan pelayanan SKPD, serta
kecenderungannya di masa mendatang, dengan memper-
timbangkan kemungkinan perubahan sosial, ekonomi, serta politik
dan kebijakan pada periode rencana. Kegiatan ini ditujukan untuk:
· Mendapatkan gambaran yang cepat dan praktis tentang kinerja
pelayanan SKPD
· Mengetahui aspek-aspek apa saja yang menonjol dan kritis
untuk segera ditangani
· Mengetahui status, posisi, dan kedudukan serta kinerja SKPD
terhadap Standar Pelayanan Minimal.
· Mengetahui gambaran aspek strategis SKPD termasuk
potensi-potensi pembangunan yang dimiliki SKPD.
· Memperkirakan prediksi ke depan atas berbagai aspek
pelayanan SKPD.

Keluaran · Profil Kinerja Pelayanan SKPD sesuai TUPOKSI, fungsi-


fungsi, urusan wajib dan pilihan SKPD
· Profil kemampuan pembiayaan SKPD serta potensi dan
kecenderungan perkembangan
· Profil kebijakan dan peraturan-perundangan daerah terkait
SKPD.

Prinsip-prinsip · Penyajian profil perlu disertai dengan serangkaian tolok ukur


kinerja yang relevan, reliable dan mudah dipahami yang
mencerminkan secara jelas kondisi dan situasi aspek yang
dikemukakan
· Penyajian profil sejauh mungkin juga menggambarkan sensitif
gender
· Penyajian profil sesuai dengan kebutuhan analisis
· Bentuk penyajian mudah dibaca dan dianalisis, berupa tabel,
grafik, diagram dan peta dengan diskripsi yang ringkas dan
jelas
· Pemilihan metoda analisis sesuai dengan kebutuhan analisis
dan ketersediaan data

62
M-16 PENYUSUNAN PROFIL PELAYANAN SKPD
DAN PREDIKSI JANGKA MENENGAH

Metoda · Team Work


· Penyajian data dan Analisis oleh Tim Penyusun

Informasi yang · Berbagai peraturan perundangan yang terkait kebijakan


Disiapkan pembangunan daerah dan pengembangan SKPD
· Data dan informasi tentang aspek fisik-lingkungan, tata-ruang,
sosial-kependudukan, dan pembiayaan pembangunan bidang
atau fungsi pemerintahan yang menjadi sektor binaan SKPD.

Template Indikator Kinerja Urusan Pemerintahan Daerah

Hal-hal Penting · Bagi SKPD yang telah mempunyai SPM (Standar Pelayanan
yang Harus Minimal), baik yang telah ditetapkan secara nasional maupun
diperhatikan daerah, hendaknya pengukuran kinerja pelayanan mengacu
pada SPM tersebut, sedangkan bagi SKPD yang belum
mempunyai SPM, maka perlu dirumuskan tersendiri
berdasarkan analisis antara kebutuhan nyata dengan tingkat
pelayanan yang dapat dipenuhi.
· Bagi SKPD yang belum memiliki SPM, maka dalam
penyusunan Renstra SKPD perlu ditetapkan SPM yang hendak
dicapai berdasarkan kajian-kajian standar kebutuhan
pelayanan yang wajar.

M-17 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER

Pengantar Di dalam pemilihan stakeholder untuk diikutsertakan dalam


konsultasi program perlu mempertimbangkan aspek keadilan dan
keseimbangan. Pertanyaan mendasar yang perlu
dipertimbangkan dalam mengidentifikasi stakeholder:
1) Siapa yang akan terkena dampak positif atau negatif, baik
langsung maupun tidak langsung ?
2) Kelompok mana yang paling vulnerable (rentan)?
3) Siapa yang memiliki kepedulian atau minat terhadap dampak
yang ditimbulkan program?
4) Siapa yang diperkirakan mendukung atau menolak usulan-
usulan program?
5) Siapa oposisi yang diperkirakan menghambat keberhasilan
program?
6) Siapa yang dari segi kerjasama, keahlian atau pengaruh dapat
membantu keberhasilan program?

Tujuan Untuk mengidentifikasi organisasi masyarakat sipil yang


memiliki legitimasi, kepedulian (interests) dan kompetensi
(keahlian atau sumber daya dan dana) dalam isu
pembangunan daerah tertentu. Ini ditujukan untuk:

63
M-17 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER

1. memastikan partisipasi semua stakeholder yang relevan


dengan fungsi-fungsi pemerintahan daerah
2. mengoptimalkan peranan dan kontribusi masing-masing
stakeholder

Keluaran Daftar tokoh, kelompok masyarakat, dan organisasi berdasarkan


bidang kepedulian dan perannya masing-masing dan tingkat
keterkaitannya terhadap suatu isu atau bidang pembangunan

Prinsip-prinsip 1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder yang


relevan, termasuk yang marjinal dan kelompok masyarakat
dengan kerawanan sosial tinggi.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaitu
yang memiliki kepedulian, kompetensi serta peranan
(termasuk pengaruh) dalam proses pemecahan
permasalahan
3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupun
perempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilan
keputusan perencanaan daerah.

Metoda Focus Group Discussion

Langkah-langkah 1) Identifikasi fungsi, urusan wajib, dan pilihan SKPD yang akan
ditangani
2) Menyusun daftar (long dan short list) stakeholder
3) Pemetaan Stakeholder
4) Analisis keberadaan, kemampuan, kapasitas, kompetensi,
kesediaan dan komitmen stakeholder untuk berkontribusi
dalam penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD
5) Melakukan strategi untuk memobilisasi dan mempertahankan
partisipasi efektif stakeholder

Template Identifikasi dan Analisis Stakeholder

No Nama Alamat Isu/Bidang yg Wilayah Pengalaman


Lembaga/ Ditangani Kerja Advokasi
Individu
Kegiatan Periode
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

dst

64
M-17 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER

Dalam rangka kegiatan identifikasi stakeholders, CSO dapat


membantu atau bekerjasama dengan Bappeda, dengan cara:
Menyampaikan daftar/informasi mengenai nama dan
alamat kelompok masyarakat/NGOs serta bidang yang menjadi
kepedulian atau digarap mereka, personil/tenaga ahli yang
dimiliki.
Pengalaman fasilitasi/advokasi masing-masing CSOs dan personilnya.
Daftar nama/alamat dan kepedulian/keahlian dari tokoh-tokoh masyarakat.

Dalam rangka kegiatan identifikasi stakeholders, DPRD dapat


memberikan masukan kepada Bappeda berupa data/informasi
tentang keberadaan dan kompetensi kelompok masyarakat/
organisasi non pemerintah, dunia usaha dan tokoh-tokoh
masyarakat yang dapat dilibatkan dalam proses penyusunan
RPJMD/Renstra SKPD.

M-18 PENENTUAN STAKEHOLDER UNTUK KONSULTASI


PUBLIK DAN FGD

Tujuan Untuk mengidentifikasi organisasi masyarakat sipil yang memiliki


keterkaitan (relevansi), kapasitas, kompetensi, dan kredibilitas
dalam pembahasan isu pembangunan daerah jangka menengah.
Ini ditujukan untuk:
1. Memastikan partisipasi semua stakeholder yang relevan
2. Mengoptimalkan peranan dan kontribusi masing-masing
stakeholder

Keluaran Daftar tokoh, kelompok masyarakat, dan organisasi berdasarkan


bidang kepedulian/keterkaitan, peran, dan kapasitasnya masing-
masing terhadap isu atau kebijakan pembangunan daerah jangka
menengah

Prinsip-prinsip 1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder yang


relevan, termasuk yang marjinal dan kelompok masyarakat
dengan kerawanan sosial tinggi.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaitu
yang memiliki kepedulian, kapasitas, kompetensi serta
peranan (termasuk pengaruh) dalam proses perumusan isu
dan kebijakan pembangunan jangka panjang

65
M-18 PENENTUAN STAKEHOLDER UNTUK KONSULTASI
PUBLIK DAN FGD

3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupun


perempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilan
keputusan perencanaan daerah.

Metoda Focus Group Discussion

Langkah-langkah 1) Identifikasi bidang/isu yang akan ditangani


2) Analisis keberadaan, kemampuan, kapasitas, dan komitmen
stakeholder berdasarkan hasil identifikasi dan analisis stake-
holder
3) Menyusun daftar stakeholder yang akan dilibatkan dalam
konsultasi publik dan FGD penyusunan RPJM Daerah

Template Penentuan stakeholder

Pengalaman Penilaian Hubungan thd Isu dalam Konsultasi Publik


Nama Isu/Bidang Kerja Advokasi (beri skor 1 untuk sangat lemah sampai dengan
No Lembaga/ yang Wilayah 5 untuk sangat kuat)
Individu ditangani Kegiatan Periode Relevansi Kompetensi Komitmen Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1

dst

Hal-hal Penting Stakeholder perlu memenuhi kriteria equity (semua pihak yang
yang Harus terpengaruh oleh rencana), resources (semua pihak yang
diperhatikan mengendalikan keputusan alokasi sumber daya dan dana untuk
implementasi rencana), dan legitimacy (semua pihak yang
berwenang untuk berbicara atas nama konstituennya)

CSO dapat memberikan saran/usulan mengenai siapa-siapa tokoh


masyarakat/kelompok masyarakat/organisasi yang dapat dilibatkan
dalam forum-forum diskusi terfokus/FGD sesuai bidang bahasan,
dan siapa-siapa yang perlu diajak/terlibat dalam kegiatan konsultasi
publik beserta alasan yang mendasarinya.

66
M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI:
FGD, FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI

Tujuan Untuk memperoleh acuan teknis pelaksanaan jaring aspirasi,


FGD, dan MUSRENBANG RPJMD sesuai dengan kondisi dan
kemampuan daerah masing-masing. Ini mencakup:
1. Merumuskan metoda dan panduan jaring aspirasi masyarakat
2. Merumuskan metoda dan panduan FGD untuk pembahasan
dan penyepakatan profil dan isu strategis daerah dan FGD
pembahasan rancangan visi, misi, dan arah pembangunan
3. Merumuskan metoda dan panduan MUSRENBANG RPJMD

Keluaran 1. Disepakatinya metoda dan panduan jaring aspirasi masyarakat


2. Disepakatinya metoda dan panduan FGD
3. Disepakatinya metoda dan panduan MUSRENBANG RPJMD

Prinsip-prinsip 1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder yang


relevan, termasuk kelompok marjinal dan kelompok
masyarakat dengan kerawanan sosial tinggi.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaitu
yang memiliki kepedulian, kompetensi serta peranan
(termasuk pengaruh) dalam proses pemecahan
permasalahan
3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupun
perempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilan
keputusan perencanaan daerah.

Metoda Workshop

Informasi yang 1. Bagan Alur Proses, Prosedur, dan Mekanisme Penyusunan


Disiapkan RPJMD
2. Rencana Kerja (Tim Penyusun) Penyusunan Dokumen
RPJMD
3. Contoh-contoh panduan dari Pemerintah Daerah lain (jika ada)
4. Draft metoda dan panduan yang telah disiapkan Tim Penyusun

Template a. Panduan Konsultasi Publik


b. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang RPJMD

Hal-hal Penting Ruang Lingkup Panduan minimal mencakup:


yang Harus 1) Latar belakang/alasan kegiatan (jaring aspirasi, FGD,
diperhatikan MUSRENBANG RPJMD) dilaksanakan
2) Maksud dan Tujuan
3) Output Kegiatan
4) Jadwal dan Agenda
5) Langkah-langkah Pelaksanaan
- Penyiapan informasi konsultasi (draft dokumen yang akan
dibahas, peraturan perundangan terkait, dokumen
pendukung, tools/form yang akan digunakan, dll)

67
M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI:
FGD, FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI

- Persiapan konsultasi (pembentukan panitia, penyiapan


panduan pelaksanaan per sesi kegiatan, penyiapan anggaran
pelaksanaan, identifikasi alat/pendukung pelaksanaan,
rekrutmen/kriteria fasilitator, mengundang peserta dan nara
sumber, penggandaan materi yang perlu dipelajari peserta
sebelum kegiatan)
- Pelaksanaan konsultasi (agenda, peserta, nara sumber,
penanggung jawab, pembagian kelompok diskusi, perumusan
kesepakatan, alat pendukung)
- Pasca pelaksanaan konsultasi (tindak lanjut atas kesepakatan
yang dicapai)

CSO yang dilibatkan sebagai tim penyusun atau fasilitator, dapat


bekerjasama memberikan kontribusi dalam perumusan metoda
dan panduan jaring aspirasi, mencakup FGD, forum SKPD,
Musrenbang dan Forum konsultasi, yang disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan daerah masing-masing, khususnya
yang berkaitan dengan agenda, tata-cara dan metoda
pelaksanaan jaring aspirasi. Hal yang perlu dicermati oleh CSO
dalam perumusan metoda dan panduan ini, antara lain :
Apakah metoda dan agenda yang direncanakan memungkinkan dapat menampung
aspirasi masyarakat dari berbagai kalangan masyarakat.
Dari agenda dan metoda yang direncanakan untuk setiap jenis kegiatan jaring aspirasi,
apakah prosesnya dapat berjalan optimal.
Memastikan bahwa metodologi dan teknik penjaringan aspirasi masyarakat mencakup
semua segmen keterwakilan masyarakat, terutama kelompok perempuan dan marjinal

CSO dapat memberikan usulan mengenai metoda dan tata cara penjaringan aspirasi yang lebih
optimal untuk setiap jenis kegiatan penjaringan, termasuk peserta yang diundang, narasumber
yang diundang, keluaran yang diharapkan, waktu pelaksanaan, agenda kegiatan, fasilitator dan
media yang digunakan dan tempat pelaksanaan.

68
M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI:
FGD, FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI

TEMPLATE

KONSULTASI PUBLIK PERENCANAAN DAERAH


KOTA/KABUPATEN:…………………
KONSULTASI NOMOR :.......TAHUN ANGGARAN:........................

Panduan Konsultasi Publik Perencanaan Daerah ditujukan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam
menyiapkan konsultasi publik bagi penyusunan dan pembahasan rencana daerah di berbagai tingkatan
pemerintahan dalam kerangka menerapkan perencanaan partisipatif secara efektif

No DESKRIPSI KONSULTASI

1 Jenis konsultasi perencanaan (beri tanda √ pada kotak yang sesuai)


Mediasi Konsultasi publik
Negosiasi Partisipasi publik
Dialog Komitmen Publik
Advisory Koordinasi Sektoral

2 Tahapan dalam proses perencanaan (beri tanda √ pada kotak


yang sesuai (jawaban boleh lebih dari satu)
Penyusunan kalender perencanaan
Perumusan jumlah dan jenis konsultasi perencanaan yang diperlukan
Identifikasi stakeholder
Perumusan outline dokumen perencanaan
Penjaringan aspirasi masyarakat
Perumusan profil
Perumusan issue
Perumusan visi jangka panjang daerah
Klarifikasi dan penjabaran visi dan misi kepala daerah
Perumusan visi dan misi skpd
Perumusan tujuan
Perumusan strategi
Perumusan kebijakan
Perumusan program dan kegiatan
Perumusan indikator kinerja
Penyusunan anggaran
Pelaksanaan rencana
Monitoring dan evaluasi

3 Deskripsi singkat (berikan alasan mengapa konsultasi


perencanaan ini diperlukan)

4 Tujuan konsultasi perencanaan

5 Sasaran konsultasi perencanaan

6 Keluaran konsultasi perencanaan

7 Pelaksanaan konsultasi perencanaan


Hari, tanggal, waktu :
Tempat :
Sponsor Penyelenggara :

69
M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI:
FGD, FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI

Lanjutan ...........
No DESKRIPSI KONSULTASI

8 Metode konsultasi perencanaan


focus group discussions jajak pendapat
workshop talk show
presentasi kepada kelompok masyarakat penyebaran angket
lain-lain (sebutkan : )

9 Informasi yang disediakan untuk konsultasi (jelaskan secara spesifik, kapan


informasi ini diberikan? lampirkan informasi yang diberikan)

10 Media yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada stakeholder


dalam rangka konsultasi perencanaan (beri tanda “ pada kotak yang sesuai,
jawaban boleh lebih dari satu)

surat kabar televisi


internet radio
surat phone pamflet
spanduk
lain-lain (sebutkan : )

11 Stakeholder yang dilibatkan (jelaskan secara rinci, asal, organisasi,


macam kontribusi yang diperkirakan dapat diberikan)
Stakeholder dari unsur Pemerintah :
Stakeholder dari unsur Non Pemerintah :
DPR :

12 Fasilitator (siapa, asal, organisasi)

13 Agenda konsultasi (kegiatan rinci menurut hari, jam, kegiatan)

14 Strategi pelaksanaan konsultasi perencanaan

15 Tools atau instrumen yang digunakan oleh stakeholder untuk menyampaikan


pendapat

16 Rekaman proses konsultasi perencanaan (analisis proses pelaksanaan


konsultasi, dinamika, motivasi, kapasitas peserta, hasil kesepakatan dsb)
Dinamika peserta :
Motivasi peserta :
Kapasitas peserta :
Proses mencapai kesepakatan :

17 Naskah kesepakatan (deklarasi akhir konsultasi)

18 Pelaporan hasil konsultasi (harus dibuat dan disampaikan kepada peserta


konsultasi; mencantumkan secara jelas perubahan yang telah dilakukan sebagai
hasil konsultasi)
Kapan disampaikan :
Perubahan yg diakomodasi :
Perubahan yg tdk diakomodasi :

19 Mekanisme pemantauan dan evaluasi paska konsultasi

70
M-23 SOSIALISASI BAHWA DAERAH AKAN MENYUSUN RPJMD

Tujuan Kegiatan ini ditujukan untuk menyediakan informasi awal bagi


seluruh pemangku kepentingan daerah tentang rencana daerah
untuk menyusun RPJMD; mensosialisasikan proses, prosedur,
dan mekanisme penyusunan RPJMD; menyampaikan isu dan
perspektif yang terkait dengan penyusunan RPJMD; mendapatkan
partisipasi seluruh stakeholder yang relevan; menyepakati jumlah
dan jadwal konsultasi publik/FGD yang akan dilakukan.Kegiatan
ini dilakukan agar seluruh stakeholder dapat mempersiapkan diri
untuk memberikan kontribusi yang efektif dalam proses
penyusunan RPJMD

Keluaran 1) Disepakatinya proses dan mekanisme penyusunan RPJMD


2) Jumlah dan jadwal konsultasi publik/FGD yang disepakati

Prinsip-prinsip 1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder yang


relevan, termasuk kelompok marjinal dan kelompok
masyarakat dengan kerawanan sosial tinggi.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaitu
yang memiliki kepedulian, kompetensi serta peranan
(termasuk pengaruh) dalam proses pemecahan
permasalahan
3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupun
perempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilan
keputusan perencanaan daerah.

Metoda Lokakarya Orientasi Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD


disertai informasi melalui Media Surat Kabar atau Elektronik

Informasi yang 1) Visi, Misi dan Agenda Kepala Daerah Terpilih


Disiapkan 2) Bagan Alur Proses, Prosedur, dan Mekanisme Penyusunan
RPJMD
3) Rencana Kerja (Tim Penyusun) Penyusunan Dokumen
RPJMD

71
M-24 JARING ASPIRASI ISU DAN HARAPAN MASYARAKAT

Tujuan Mengartikulasikan visi, misi dan agenda Kepala Daerah


Terpilih dan menghimpun isu yang dihadapi dan harapan
seluruh stakeholder terhadap penyelenggaraan pemerintahan
daerah jangka menengah. Ini ditujukan untuk mendapatkan
informasi terkini atas berbagai issue yang dihadapi dan harapan
seluruh masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan
daerah jangka menengah

Keluaran 1) Rumusan permasalahan/isu yang dihadapi masyarakat


2) Rumusan harapan masyarakat

Prinsip-prinsip 1) Partisipatif dan interaktif; proses penjaringan ini harus


melibatkan seluruh stakeholder secara seimbang, baik dalam
penyampaian informasi, analisis, dan interpretasi informasi
2) Cepat dan mendasar; tahap ini dimaksudkan untuk
menstrukturkan informasi yang diterima untuk mendukung
tahap perumusan isu strategis
3) Open-ended; informasi yang diterima bersifat dapat
dikembangkan, diperluas, dan dimutakhirkan sehingga kualitas
informasi tsb dapat terus diperbaiki.
4) Sensitif gender; sedapat mungkin, informasi yang diperoleh
dalam tahap ini dipilah berdasarkan gender
5) Menyeluruh; rumusan isu dan harapan tsb disajikan dalam
format dan bahasa yang sederhana sehingga mudah
dipahami oleh seluruh masyarakat

Metoda Dapat berupa Focus Group Discussion, jajak pendapat/pooling,


talk show, atau penyebaran angket/kuesioner melalui media surat
kabar ataupun elektronik

Template Contoh Angket Sederhana untuk Menghimpun Isu dan Harapan


Stakeholder terkait Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Jangka Menengah

Beri tanda √ untuk kotak yang sesuai dengan jawaban Anda

1) Fungsi Pemerintahan Daerah yang paling perlu ditingkatkan


pelayanannya
Pelayanan Umum
Ketertiban dan Ketentraman
Ekonomi
Lingkungan Hidup
Perumahan dan Fasilitas Umum
Kesehatan
Pariwisata dan Budaya
Pendidikan
Perlindungan Sosial

72
M-24 JARING ASPIRASI ISU DAN HARAPAN MASYARAKAT

2) Urusan Pemerintahan Daerah yang paling perlu ditingkatkan


pelayanannya
Perencanaan Pembangunan
Pemerintahan Umum
Kepegawaian
Statistik
Kearsipan
Komunikasi dan Informatika
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Perhubungan
Tenaga Kerja
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Penanaman Modal
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pertanian
Kehutanan
Energi dan Sumberdaya Mineral
Kelautan dan Perikanan
Perdagangan
Perindustrian
Transmigrasi
Penataan Ruang
Lingkungan Hidup
Pertanahan
Pekerjaan Umum
Perumahan Rakyat
Kesehatan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kebudayaan
Pariwisata
Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga
Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemberdayaan Perempuan
Sosial

Kontribusi dan peranserta yang dapat dilakukan oleh perwakilan


CSO dalam kegiatan ini, antara lain :
bertindak sebagai fasilitator kegiatan dengan tugas mendorong
dan membangkitkan keberanian masyarakat untuk menyampaikan
pendapat dan pemikiran mereka berkaitan dengan isu
pembangunan serta harapan yang mereka inginkan.
Mengklarifikasi isu dan usulan penanganannya kepada peserta
lainnya, serta mengelompokkan isu-isu yang bersifat lokal, daerah,
regional ataupun nasional.
Memfasilitasi penyusunan prioritas isu-isu strategis dan penanganannya.

CSO dapat juga memberikan hasil kajian dan pengamatan mereka dan/atau hasil advokasi
mereka terhadap masyarakat yang didampinginya berkaitan terhadap isu-isu pembangunan
jangka menengah di daerah dan harapan mereka terhadap penanganan isu-isu tersebut.

73
M-24 JARING ASPIRASI ISU DAN HARAPAN MASYARAKAT

DPRD melalui Tim Panja/Pansus RPJMD atau perwakilan dari komisi-


komisi di DPRD perlu hadir secara penuh mengikuti proses jaring
aspirasi masyarakat yang dilaksanakan tim penyusun untuk menangkap
isu-isu apa yang dianggap strategis oleh masyarakat serta apa harapan
mereka. Kegiatan ini dapat juga diagendakan sebagai salah satu
program reses DPRD. Hal yang perlu dicermati oleh DPRD dalam
proses jaring aspirasi isu dan harapan masyarakat, antara lain :
Menampung dan memillah-milah isu-isu yang bersifat lokal, regional
maupun nasional.
Mengelompokkan isu yang berkaitan dengan fisik-prasarana, lingkungan hidup, sosial-
budaya, ekonomi, politik dan pemerintahan.
Mengklarifikasi isu-isu yang disampaikan masyarakat apabila diperlukan.
Bersama-sama Pemda memberikan penjelasan umum kepada masyarakat peserta jaring
aspirasi tentang permasalahan yang dihadapi daerah, serta visi dan misi daerah untuk jangka
5 tahun kedepan, serta kebijakan-kebijakan nasional yang perlu diketahui masyarakat.
Mencatat dan menangkap harapan masyarakat dan kesanggupan masyarakat dalam
mengatasi berbagai isu strategis daerah.
Catatan hasil jaring aspirasi isu dan harapan masyarakat dijadikan sebagai bahan buat DPRD
dalam merumuskan kebijakan-kebijakan daerah, serta sebagai pegangan dalam mengkaji
(mereview) rancangan RPJMD/Renstra SKPD.

M-25 FORMULASI DOKUMEN RANCANGAN AWAL RPJMD

Tujuan Rancangan awal RPJMD merupakan dokumen awal dalam


rangka penyusunan RPJMD, yang disusun setelah memper-
timbangkan dan menganalisis berbagai aspek yang terkait
dengan kebutuhan penyusunan rencana jangka menengah
daerah pada tahap-tahap sebelumnya. Kegiatan ini ditujukan
untuk:
· Menentukan koridor program agar tidak terlalu jauh melenceng
dari sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi dan
situasi daerah
· Acuan bagi SKPD, Kecamatan dan Desa dalam merumuskan
dan merancang kegiatan programnya

Keluaran · Gambaran umum kinerja pembangunan daerah sekarang dan


kemungkinan tantangan di masa depan
· Perkiraan kemampuan keuangan daerah dan ketersediaan
biaya pembangunan
· Rumusan visi dan misi daerah
· Isu strategis daerah dan prioritas penanganan
· Rancangan strategi pembangunan daerah
· Rancangan kebijakan umum
· Rancangan prioritas program Kepala Daerah
· Rancangan arah kebijakan keuangan daerah

74
M-25 FORMULASI DOKUMEN RANCANGAN AWAL RPJMD

Prinsip-prinsip · Perumusan rancangan awal RPJMD lebih menitikberatkan


pada hasil analisis/kajian dan pertimbangan aspek-aspek
teknis
· Uraian dan rumusan harus singkat, jelas dan terukur sehingga
tidak mengandung interpretasi yang berbeda.
· Rancangan awal RPJMD harus memuat program prioritas,
target kinerja capaian program dan pagu indikatif program
(SKPD) dan Alokasi Dana Desa, agar terdapat panduan yang
jelas mengenai koridor anggaran, sehingga rumusan usulan
program/kegiatan lebih realistis.

Metoda Kerja Kelompok dari Tim Penyusun RPJMD

Informasi yang Rumusan hasil analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi :


Disiapkan · Profil daerah dan kecenderungan
· Hasil kajian terhadap RPJPD
· Hasil kajian RPJMD Provinsi
· Hasil kajian tehadap RTRW
· Hasil Analisis Keuangan Daerah
· Hasil kajian visi, misi dan program kepala daerah terpilih
· Hasil jaring aspirasi dan harapan masyarakat

Template Prototipe Daftar isi RPJMD

Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Penyusunan RPJMD
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup
1.4. Kedudukan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan lainnya
1.5. Sistematika Penulisan

Bab II
Tinjauan Umum Kondisi dan Permasalahan Pembangunan Daerah
Membincangkan tentang profil, status, kondisi, situasi, pengkajian kinerja
capaian, rumusan isu dan permasalahan strategis dalam penyeleng-garaan
fungsi-fungsi pemerintahan daerah secara menyeluruh
2.1 Kondisi Geografis Daerah
2.2 Pelayanan Umum
2.3 Ketertiban dan Ketentraman
2.4 Ekonomi
2.5 Lingkungan Hidup
2.6 Perumahan dan Fasilitas Umum
2.7 Kesehatan
2.8 Pendidikan
2.9 Pariwisata dan Budaya
2.10 Pendidikan
2.11 Perlindungan sosial
2.12 Keuangan Daerah
2.13 Rumusan Issue Strategis Pembangunan Daerah

Bab III
Tinjauan Terhadap Dokumen Perencanaan Terkait
3.1 RPJM Nasional
3.2 RTRW Nasional dan RTRW Provinsi (untuk RPJM Provinsi)

75
M-25 FORMULASI DOKUMEN RANCANGAN AWAL RPJMD

3.3 RPJM Provinsi


3.4 RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota(untuk RPJM Kabupaten/
Kota)

Bab IV
Visi, Misi dan Agenda Pembangunan Daerah
Mengemukakan secara jelas visi, misi dan agenda (program) Kepala
Daerah Terplih
4.1 Visi
4.2 Misi
4.3 Agenda (apabila ada)

Bab V
Tujuan, Strategi, dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Berdasarkan visi, misi dan agenda Kepala Daerah Terpilih dirumuskan
tujuan (SMART), strategi pencapaian tujuan dan kebijakan yang akan
ditempuh untuk masing-masing strategi pembangunan daerah.
5.1 Tujuan
5.2 Strategi
5.3 Arah Kebijakan Umum (untuk setiap fungsi pemerintahan daerah
tersebut diatas)
5.4 Arah Kebijakan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Bab VI
Program Pembangunan Daerah
Untuk masing-masing program perlu dicantumkan nama program, tolok
ukur dan target kinerja capaian program dan pagu indikatif
6.1 Program Pembangunan
6.1.1 Program SKPD
6.1.2 Program Lintas SKPD
6.1.3 Program Lintas Kewilayahan
6.2 Program Pengembangan Kelembagaan dan Legislasi Daerah

Bab VII
Kaidah Pelaksanaan
Mengemukakan tentang program dan kegiatan pendukung yang
diperlukan untuk dapat mengimplementasikan RPJMD secara efektif
7.1 Konsistensi penyusunan Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD
dengan RPJMD
7.2 Pemantauan dan evaluasi kinerja pencapaian program RPJMD
7.3 Penguatan kemampuan dan kapasitas DPRD untuk memantau
dan mengevaluasi RPJMD
7.4 Penguatan kemampuan dan kapasitas Non Government Stake-
holder untuk memantau dan mengevaluasi implementasi RPJMD

Lampiran
Tabel-Tabel Penting (dalam Lampiran) sekurang-kurangnya mencakup:
1. Fungsi, Tolok Ukur Capaian Pelaksanaan, Issue dan
Permasalahan masing-masing fungsi pemerintahan daerah
2. Dokumentasi Kesepakatan Konsultasi Publik dan Musrenbang
RPJMD
3. Program, Tolok Ukur dan Target Kinerja Capaian Program, dan
Pagu Indikatif menurut fungsi-fungsi pemerintahan daerah
4. Kondisi dan Situasi Keuangan Daerah 5 Tahun lalu (Penerimaan
dan Belanja)
5. Proyeksi Fiskal Daerah
6. Kerangka Pendanaan Jangka Menengah

Referensi:
1) Daftar Isi dan Substansi Bahasan RPJM Daerah menurut SE Mendagri 050/2020/SJ Tahun 2005
2) Daftar Isi RPJM Nasional 2004-2009

76
M-26 TUPOKSI SKPD

Tujuan Melakukan kajian terhadap tugas pokok dan fungsi SKPD dalam
rangka menentukan visi dan misi SKPD dikaitkan dengan visi
dan misi kepala daerah terpilih. Kegiatan ini ditujukan untuk:
· Mengidentifikasi peluang kontribusi SKPD dalam rangka
pencapaian visi, misi, dan program prioritas/agenda dari
Kepala Daerah terpilih.
· Menentukan arah pengembangan dan prioritas kinerja SKPD

Keluaran · Formulasi tugas pokok dan fungsi SKPD berdasarkan aspek


legalitas (Perda/PP)
· Kemampuan dan potensi SKPD
· Identifikasi kewenangan SKPD yang mungkin tumpang-tindih
dengan SKPD lainnya
· Identifikasi isu pokok permasalahan pelayanan SKPD di daerah

Prinsip-prinsip Tugas pokok dan fungsi SKPD akan digunakan sebagai landasan
dalam merumuskan visi dan misi SKPD serta dalam rangka
menyusun indikasi rencana program jangka menengah.

Metoda Kerja Tim

Informasi yang · Aspek legalitas pembentukan SKPD


Disiapkan · Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)

Hal-hal Penting · Perumusan visi, misi SKPD yang dikaitkan dengan visi dan misi
yang Harus Kepala Daerah terpilih, hendaknya tidak mengabaikan tugas pokok
diperhatikan dan fungsi SKPD dalam pelayanan kepada masyarakat.

M-27 PERUMUSAN VISI DAN MISI SKPD

Tujuan Setiap perencanaan strategis memerlukan fokus- yaitu visi. Visi


dapat dikatakan juga semacam ‘tujuan’ yang dapat mengarahkan
dan mendorong semua stakeholder (pemerintah dan non
pemerintah) berkontribusi pada pencapaian visi. Visi mempunyai
jangkauan 5 tahun atau lebih ke depan. Visi merupakan keadaan
‘ideal’, sifatnya memberikan inspirasi dan arah serta posisi (set-
ting) daerah di masa depan.

Misi merupakan jabaran tentang apa yang akan dilakukan, siapa


penerima manfaat (beneficiaries), apa kompetensi utama daerah
dan mengapa itu perlu dilakukan. Misi sifatnya berlaku secara
terus menerus (tidak terbatas waktunya).

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan visi dan misi dari


SKPD dalam rangka menunjang pencapaian visi dan misi daerah
serta program prioritas pembangunan dari Kepala Daerah dengan

77
M-27 PERUMUSAN VISI DAN MISI SKPD

memperhatikan tugas pokok dan fungsi SKPD. Tujuannya adalah


untuk menentukan arah pembangunan SKPD yang dapat
menunjang pencapaian kinerja Kepala Daerah terpilih yang sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.

Keluaran · Dasar pertimbangan perumusan visi dan misi


· Rumusan visi SKPD
· Rumusan misi SKPD

Prinsip-prinsip · Rumusan visi dan misi harus SMART, sehingga dapat


digunakan sebagai acuan pembangunan dan dapat diukur
kinerjanya.
· Rumusan visi, misi SKPD harus menunjang visi, misi daerah
sesuai dengan tupoksinya

Metoda Team Work

Informasi yang · Hasil kajian terhadap visi, misi dan program prioritas Kepala
Disiapkan Daerah terpilih
· Tupoksi SKPD yang bersangkutan

Template Panduan penyusunan Visi dan Misi (LGSP)

Hal-hal Penting Rumusan visi harus jelas, sederhana sehingga mudah dipahami,
yang Harus mengembangkan kultur, nilai-nilai tertentu yang dapat menstimu-
diperhatikan lasi stakeholder untuk mencapainya.

Visi sejauh mungkin spesifik dan berakar pada kondisi dan situasi
setempat dan disepakati oleh semua stakeholder.

Misi terdiri atas pernyataan misi dan nilai-nilai utama atau ‘core
values’ yang menjadi landasan operasional untuk mencapai misi
Daftar 5 hingga 6 core values yang akan menjadi landasan
operasional untuk mencapai misi (dari pandangan stakeholder,
organisasi masyarakat, Pemerintah Daerah, DPRD dan
komponen masyarakat lainnya).

Perumusan misi perlu menjawab:Siapa kita? Apa tujuan


kita?Masalah utama apa yang kita perlu tangani?Apa yang
membuat kita unik atau distinct sebagai Pemerintah Daerah atau
Organisasi?Nilai-nilai utama apa yang akan memandu kita
mencapai misi?Rumusan Visi, Misi, dan Program SKPD harus
SMARTAda keterkaitan erat antara Visi, Misi, dan Agenda KDH
Terpilih dengan Visi dan Misi serta TUPOKSI SKPDRumusan
pada tahap ini masih berupa rancangan yang disusun oleh Tim
Penyusun Renstra SKPD, yang nantinya akan dibahas dalam
forum SKPD.Rumusan visi dan misi harus memayungi tugas
pokok SKPD yang terkait pelayanan.

78
M-28 EVALUASI RENSTRA SKPD (RENSTRA DINAS) PERIODE LALU

Tujuan Evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kesinambungan terhadap


program-program SKPD sebelumnya yang dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk:
· Mengevaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan dan program
pembangunan SKPD pada periode yang lalu serta
efektifitasnya.
· Menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan SKPD
untuk jangka menengah berikutnya.

Keluaran · Program-program sebelumnya yang perlu dilanjutkan pada


Renstra SKPD berikutnya
· Program-program yang membutuhkan program lainnya untuk
menjamin kesinambungan pemanfaatan hasil program yang
lalu.

Prinsip-prinsip · Evaluasi menitikberatkan pada aspek konsistensi program


dengan pelaksanaan dan kesesuaiannya dengan kebutuhan
masyarakat.
· Mekanisme pelaksanaan program (sumber dana dan
kerjasama dengan SKPD Provinsi atau dengan Departemen).

Metoda Kerja Kelompok

Informasi yang ·· Renstra SKPD periode yang lalu


Disiapkan · Pencapaian kinerja program tahun lalu

Template Target dan Realisasi Kinerja Capaian Program Renstra SKPD

Capaian Kinerja Pendanaan


No Nama
Target Realisasi Th Ke- Target Realisasi Th Ke- Relevansi
Program
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

dst

79
M-29A PENETAPAN TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN SKPD

Tujuan Merumuskan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan untuk


bidang SKPD berdasarkan visi, misi SKPD dan evaluasi terhadap
Renstra periode sebelumnya untuk menunjang pencapaian
pembangunan daerah jangka menengah. Ini meliputi:
· Menentukan arah/fokus pembangunan SKPD
· Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan pembangunan
bidang SKPD
· Merumuskan langkah-langkah kebijakan apa yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan pembangunan SKPD

Keluaran · Rumusan tujuan pembangunan SKPD


· Rumusan strategi untuk mencapai tujuan pembangunan
SKPD
· Rumusan kebijakan SKPD yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan pembangunan.

Prinsip-prinsip Tujuan-tujuan adalah pernyataan tentang apa yang perlu dicapai


untuk mencapai visi, misi dan mengatasi isu yang dihadapi. Tujuan
strategis, strategi, dan kebijakan SKPD dirumuskan berasaskan
pendekatan SMART

Metoda Kerja Kelompok

Hal-Hal penting Tujuan-tujuan adalah pernyataan tentang apa yang perlu dicapai
harus diperhatikan untuk mencapai visi, misi dan mengatasi isu yang dihadapi.
Tujuan-tujuan strategis dirumuskan berasaskan pendakatan
SMART.

SPESIFIK
TERUKUR
DAPAT DICAPAI
REALISTIS DAN BERORIENTASI HASIL
JANGKA WAKTU PENCAPAIAN YANG JELAS

Tujuan- tujuan strategis menstimulasi stakeholder untuk


mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya untuk mencapai
visi dan misi.

Perumusan tujuan-tujuan strategis dapat menciptakan iklim yang


kondusif untuk mengoptimasikan kinerja pemerintah daerah.

Tujuan-tujuan strategis menjawab:


Apakah tujuan mencerminkan arah dan prioritas
Apakah tujuan memberikan indikasi kearah perumusan program
Apakah tujuan berorientasi ke depan (2-5 tahun kedepan)
Apakah tujuan bersifat ‘result oriented’
Apakah tujuan mudah dipahami

80
M-29A PENETAPAN TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN SKPD

Identifikasi pendekatan dan strategi kunci pencapaian untuk


masing-masing tujuan strategis melalui suatu FGD (dan brain-
storming).

Strategi berorientasi pada perubahan strukturalStrategi berkaitan


dengan memposisikan pemerintah daerah dalam menghadapi
perubahan-perubahan.

Ada review terhadap strategi masa lalu yang berhasil dan kurang
berhasil. Pastikan bahwa masing- masing strategi tidak saling
bertentangan (konflik) tetapi saling mendukung dan melengkapi.

M-29 FGD UNTUK SETIAP TOPIK

Tujuan Melakukan beberapa pembahasan untuk setiap substansi


Rancangan Awal RPJMD. Diusulkan sedikitnya dilakukan empat
kali FGD, masing-masing untuk pembahasan:
· Profil daerah dan prediksi kondisi umum daerah 5 tahun yang
akan datang
· Isu strategis dan strategi pembangunan daerah
· Analisis kemampuan keuangan daerah dan arah kebijakan
keuangan daerah· Kebijakan umum dan Program Prioritas
Kepala DaerahKegiatan ini diharapkan menghasilkan rumusan
substansi Rancangan Awal RPJMD berdasarkan analisis dan
kesepakatan stakeholder kunci/ahli

Keluaran · Profil daerah dan prediksi kondisi umum daerah 5 tahun yang
akan datang berdasarkan analisis dan kesepakatan stakeholder
kunci/ahli
· Isu strategis dan strategi pembangunan daerah berdasarkan
analisis dan kesepakatan stakeholder kunci/ahli
· Analisis kemampuan keuangan daerah dan arah kebijakan
keuangan daerah berdasarkan analisis dan kesepakatan stake-
holder kunci/ahli
· Kebijakan umum dan Program Prioritas Kepala Daerah
berdasarkan analisis dan kesepakatan stakeholder kunci/ahli

Prinsip-prinsip 1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder kunci/ahli


yang relevan.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaitu yang
memiliki kepedulian, kompetensi serta peranan (termasuk
pengaruh) dalam proses pemecahan permasalahan

81
M-29 FGD UNTUK SETIAP TOPIK

3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupun


perempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilan
keputusan perencanaan daerah
4. Partisipatif dan interaktif; proses pembahasan ini harus
melibatkan seluruh stakeholder secara seimbang, baik dalam
penyampaian informasi, analisis, dan interpretasi informasi

Informasi yang · Formulasi Dokumen Rancangan Awal RPJMD yang disusun


Disiapkan Tim Penyusun RPJMD
· Ringkasan isu strategis nasional berdasarkan fungsi-fungsi
pemerintahan daerah
· Ringkasan target pencapaian nasional dalam lima tahun yang
akan datang
· Informasi/dokumen terkait/relevan yang dimiliki stakeholder

Template · Check list pencapaian VS target pembangunan 5 tahun terakhir


berdasarkan fungsi dan urusan pemerintahan daerah
· Check list isu/permasalahan berdasarkan fungsi dan urusan
pemerintahan daerah
· Form analisis SWOT atau FFA (untuk perumusan isu strategis
dan strategi pembangunan)
· Score/kriteria pembobotan guna penentuan isu prioritas
daerah

Hal-hal Penting Pembahagian kelompok diskusi (FGD) perlu disesuaikan dengan


yang Harus pembahagian fungsi pemerintahan daerah, ini guna
diperhatikan memungkinkan diskusi yang fokus, mendalam dan hasil yang
efisien dan efektif

Contoh Form Force Field Analysis

No Kekuatan Skors No Kekuatan Skors


Pendukung Penghambat
Form Analisis SWOT
Faktor 1 Jumlah 5 1 Kurangnya 5
Internal Eksternal Puskesmas tenaga
Positif Pembantu Dokter
Kekuatan Peluang
_ _ 2 AdanyaPP 3 2 Kurangnya 3
_ _ tentang Obat dan
_ _ SPM Perbekalan
_ _
Negatif Kelemahan Ancaman 3 Minimnya 2
_ _ Alokasi
_ _ Dana APBD
_ _
_ _ Total Skors 8 Total Skors 10

82
M-29 FGD UNTUK SETIAP TOPIK

Template
Identifikasi Capaian Target Pembangunan dari Setiap Urusan
Pemerintahan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
ORGANISASI
TARGET KINERJA TARGET CAPAIAN (TERKAIT
TUJUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DENGAN
KODE KODE NAMA BIDANG URUSAN PROGRAM PROGRAM/ CAPAIAN /KEGIATAN PELAKSANAAN
FUNGSI URUSAN FUNGSI PEMERINTAHAN DAERAH KEGIATAN KEGIATAN PROGRAM/ SAAT INI URUSAN)
MENURUT SPM KEGIATAN
(2) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Urusan Wajib

2 Urusan Pilihan

CSO yang diminta keterlibatannya dalam pembahasan-pembahasan


materi RPJMD, perlu mengirimkan wakilnya yang punya kompetensi
sesuai bidang/topik bahasan. Diharapkan perwakilan CSO yang
terlibat memberikan kontribusi pemikiran dan sebaiknya juga
membekali diri dengan hasil-hasil kajian atau pengamatan mereka
berkaitan dengan topik bahasan. CSO perlu mencermati konsep/
pemikiran yang dibuat tim penyusun RPJMD. Beberapa hal yang harus
dicermati antara lain :
· Apakah konsep rumusan yang dikemukakan sudah ditunjang atas kajian berdasarkan data
yang memadai
· Apakah validitas data yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
· Apakah rumusan isu yang dikemukakan sesuai dengan kondisi dan situasi nyata di
lapangan.
· Apakah rumusan-rumusan isu, strategi, kebijakan dan program telah mempertimbangkan
hasil jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan sebelumnya.
· Apakah rumusan-rumusan strategi, kebijakan dan program yang dikemukakan sudah
didasari atas kepentingan umum, dan berorientasi pada pemberdayaan kelompok-kelompok
marginal, maupun kesetaraan jender.
· Apakah rumusan-rumusan yang diusulkan memenuhi prinsip-prinsip SMART sehingga dapat
diukur kinerjanya.
· Memastikan bahwa setiap SKPD memiliki 3-5 indikator kinerja yang relevan dengan TUPOKSI
SKPD dan dapat memggambarkan kinerja pelayanan SKPD dalam mencapai tujuan dan
sasaran RPJMD.

DPRD melalui komisi-komisi yang ada perlu terlibat dalam pembahasan-


pembahasan FGD sesuai topik/substansi RPJMD. Komisi-komisi DPRD
tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran/pandangan
dan mengkritisi dalam hal :
Hasil analisis kondisi dan prediksi daerah serta validitas data yang
digunakan
Perumusan isu-isu strategis daerah serta kaitannya dengan isu-isu
nasional.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis kemampuan dan perumusan arah kebijakan
keuangan daerah.
Perumusan berbagai kebijakan dasar sektoral dan prioritas-prioritas yang ditentukan daerah,
serta sinkronisasi dengan kebijakan-kebijakan pembangunan nasional.
Penjabaran visi dan misi ke dalam program dan prioritas pembangunan dikaitkan dengan
realisasi permasalahan daerah dan harapan masyarakat.

83
M-30 PEMBAHASAN RANCANGAN AWAL RPJMD BERSAMA SKPD

Tujuan Melakukan pembahasan atas Rancangan Awal RPJMD yang telah


disusun oleh Tim Penyusun RPJMD guna memperoleh
konfirmasi, klarifikasi, dan kesepakatan dengan SKPD. Kegiatan
ini menghasilkan rumusan substansi Rancangan Awal RPJMD
yang disepakati bersama seluruh SKPD.

Keluaran Rumusan Rancangan awal RPJMD yang disepakati bersama


SKPD yang memuat kesepakatan tentang tujuan, sasaran,
strategi dan kebijakan pembangunan daerah jangka menengah,
program prioritas SKPD, lintas SKPD dan kewilayahan, tolok ukur,
dan target kinerja capaian masing-masing program.

Metoda Diskusi kelompok

Informasi yang · Dokumen Rancangan Awal RPJMD yang disusun Tim


Disiapkan Penyusun RPJMD

M-31 KAJIAN RENSTRA SKPD PROVINSI DAN RENSTRA


KEMENTRIAN & KELEMBAGAAN

Tujuan Evaluasi dimaksudkan untuk mengidentifikasi kemungkinan


sinergi program SKPD antara program daerah dengan program
provinsi maupun program nasional. Adapun tujuannya adalah
untuk:
· Mengetahui prioritas program pelayanan bidang SKPD yang
bersangkutan dalam skala pembangunan provinsi maupun
dalam lingkup nasional.
· Mengidentifikasi kemungkinan kerjasama dan sinergi antara
program daerah dengan provinsi maupun nasional
· Pencapaian optimalisasi program bidang SKPD yang
bersangkutan.

Keluaran · Isu pokok bidang SKPD dalam lingkup provinsi maupun


nasional
· Prioritas program pembangunan provinsi bidang SKPD yang
bersangkutan
· Prioritas program pembangunan nasional bidang SKPD yang
bersangkutan
· Identifikasi program-program provinsi dan atau nasional yang
dapat dikerjasamakan atau disinergikan dengan program
daerah untk bidang SKPD yang bersangkutan.

Prinsip-prinsip · Kesesuaian isu bidang SKPD antara nasional, provinsi, dan


daerah dapat meningkatkan sinergi dan pencapaian terhadap
permasalahan

84
M-31 KAJIAN RENSTRA SKPD PROVINSI DAN RENSTRA
KEMENTRIAN & KELEMBAGAAN

· Kajian dititikberatkan pada rumusan isu dan prioritas


programnya

Metoda Focus Group Discussion Tim Penyusun RPJMD dan Renstra


SKPD; konsultasi dengan Departemen Teknis/Sektoral terkait di
Pusat dan SKPD terkait di Provinsi.

Langkah-langkah · Identifikasi isu strategis bidang pelayanan SKPD dari Renstra


SKPD Provinsi dan Renstra Kementrian dan Lembaga (KL)
· Kajilah apakah daerah studi (kabupaten/kota) yang
bersangkutan tercakup dalam isu di atas, dan apakah sesuai
dengan isu pokok permasalahan yang dihadapi di daerah.
· Identifikasi rumusan dan besaran program maupun kegiatan
yang direncanakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Pusat di daerah studi untuk memecahkan isu permasalahan
tersebut.
· Identifikasi Dana Bantuan Pusat Dan Provinsi Dan Dana
Dekonsentrasi
· Identifikasi kemungkinan program/kegiatan yang membutuh-
kan kerjasama lintas kewilayahan

Informasi yang · Renstra SKPD Provinsi yang sesuai SKPD yang bersangkutan
Disiapkan · Renstra KL untuk bidang SKPD yang bersangkutan

Hal-hal Penting Harus diidentifikasi betul program nasional maupun program


yang Harus provinsi untuk bidang SKPD yang lokasi pembangunannya di
diperhatikan daerah yang bersangkutan, agar tidak terjadi tumpang-tindih
kegiatan.

M-32 PERUMUSAN PROGRAM (SKPD, LINTAS SKPD, KEWILAYAHAN)

Tujuan Merumuskan kebutuhan program pembangunan untuk bidang


SKPD yang bersangkutan untuk 5 tahun mendatang, baik yang
akan dilaksanakan oleh SKPD sendiri, yang membutuhkan
kerjasama program dengan SKPD lain, maupun yang
membutuhkan kerjasama antar wilayah, misalnya di kawasan
perbatasan, maupun program yang merupakan satu sistem yang
saling terkait antar wilayah kerja SKPD dengan wilayah lainnya.
Tujuan kegiatan ini mencakup:
· Mengindentifikasi kebutuhan program bidang pelayanan atau
fungsi pemerintahan yang menjadi binaan SKPD selama
kurun waktu 5 tahun
· Mensinergikan program antar berbagai wilayah, melalui pro-
gram lintas SKPD dan program lintas kewilayahan, sehingga
mempercepat proses pemenuhan kebutuhan masyarakat
secara efisien.

85
M-32 PERUMUSAN PROGRAM (SKPD, LINTAS SKPD, KEWILAYAHAN)

Keluaran · Formulasi rancangan program dan kegiatan SKPD beserta


kemungkinan sumberdananya
· Formulasi rancangan program dan kegiatan yang memerlukan
keterlibatan dua atau lebih SKPD, beserta SKPD-SKPD yang terkait.
· Formulasi rancangan program dan kegiatan yang memerlukan
keterlibatan dua atau lebih wilayah kabupaten/kota, beserta
kabupaten/kota yang terkait.

Prinsip-prinsip · Koordinasi dan kerjasama lintas SKPD maupun lintas kewilayahan


dalam menangani permasalahan pelayanan SKPD akan menentukan
tingkat keberhasilan dan efektifitas program dan kegiatan yang
direncanakan.
· Kesepakatan penanganan program dan kegiatan yang bersifat lintas
SKPD maupun lintas kewilayahan wajib diprioritaskan dan
pelaksanaannya betul-betul dikoordinasikan.

Metoda · Kerja kelompok


· Lokakarya untuk koordinasi dan penyepakatan rencana pelaksanaan

Langkah-langkah · Identifikasi rumusan dan besaran program maupun kegiatan yang


direncanakan provinsi dan pusat di daerah perencanaan untuk
memecahkan isu permasalahan tersebut.
· Identifikasi kemungkinan program/kegiatan yang membutuhkan
kerjasama lintas kewilayahan

Informasi yang · Hasil identifikasi permasalahan yang cukup ditangani oleh SKPD
Disiapkan tertentu
· Hasil identifikasi permasalahan yang membutuhkan penanganan
lintas SKPD
· Hasil identifikasi permasalahan yang membutuhkan penanganan
lintas kewilayahan.

Template · Lampiran A.VII PERMENDAGRI 13/2006 tentang Kode dan Daftar


Program dan Kegiatan Menurut urusan Pemerintahan Daerah yang
dilengkapi dengan target kinerja capaian program dan pagu indikatif
(dalam lima tahunan)

Target Kinerja Capaian Pagu Indikatif


Kode Program Program (tahun) (tahun)
I II III IV V I II III IV V

(1) (2) (3) (4)


xxxxx
xxxxx
xxxxx
dst

Hal-hal Penting · Rencana kerja, penjadwalan dan tujuan, sasaran dan target kinerja
yang harus capaian program/kegiatan lintas SKPD maupun lintas kewilayahan
diperhatikan perlu dikoordinasikan dan disepakati bersama di antara SKPD.

86
M-33 CAPAIAN KEBERHASILAN DAN PERMASALAHAN SERTA KAJIAN
TERHADAP STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

Tujuan Sesuai PP No 65/2006 tentang Pedoman Standar Pelayanan


Minimal dan PERMENDAGRI No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan SPM maka SPM yang ditetapkan
secara nasional merupakan acuan dalam menentukan
pencapaian kinerja pelayanan SKPD maupun sebagai
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, khususnya tar-
get kinerja capaian program dan kegiatan SKPD. Kegiatan ini
ditujukan untuk:
· Mengukur tingkat pencapaian kinerja pelayanan SKPD
terhadap SPM serta menentukan target kinerja capaian pro-
gram yang ingin dituju selama kurun waktu jangka menengah
· Mengetahui permasalahan atau kendala pencapaian kinerja
pelayanan SKPD.
· Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebutuhan
program dan skala prioritasnya

Keluaran · Tingkat pencapaian pelayanan SKPD saat ini dibandingkan


terhadap SPM (jika SPM telah ada), atau terhadap kebutuhan
pelayanan (jika SPM belum ditetapkan).
· Kebutuhan peningkatan tingkat pelayanan yang dibutuhkan
dalam rangka pencapaian SPM atau kebutuhan pelayanan.

Metoda Kajian dilakukan Tim Kerja

Langkah-langkah · Identifikasi perkembangan capaian kinerja pelayanan SKPD


selama beberapa tahun terakhir (5 tahun),
· Bandingkan capaian kinerja SKPD dengan SPM yang telah
ditetapkan (bila sudah ada SPM) atau dengan standar
kebutuhan tertentu berdasarkan perhitungan teknis (bila belum
ada SPM).
· Lakukan kajian seberapa besar gap/jurang perbedaan antara
capaian kinerja dengan SPM atau Standar kebutuhan mini-
mal.
· Lakukan kajian terhadap permasalahan dan kendala yang
menyebabkan terjadinya perbedaan atau selisih antara
capaian kinerja dengan SPM/Standar kebutuhan minimal.
· Identifikasi kebutuhan pengembangan untuk 5 tahun kedepan
sesuai SPM atau Standar kebutuhan minimal.
· Tentukan target pencapaian sasaran kinerja pelayanan untuk
5 tahun mendatang dengan mempertimbangkan kemampuan
serta permasalahan dan kendala yang dihadapi.

Informasi yang · Data kinerja tingkat pencapaian pelayanan SKPD (time se-
Disiapkan ries)
· SPM untuk bidang SKPD baik yang ditetapkan secara nasional,
maupun provinsi dan Kabupaten/Kota

87
M-33 CAPAIAN KEBERHASILAN DAN PERMASALAHAN SERTA KAJIAN
TERHADAP STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

Template Target dan Realisasi Kinerja Capaian Kegiatan Menurut SPM

Target Kinerja Capaian Kegiatan Realisasi Kinerja Capaian


No Program Kegiatan Menurut SPM (tahun ke-) Kegiatan (tahun ke-)
I II III IV V I II III IV V

(1) (2) (3) (4) (5)


1
2
3
dst

M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD

Tujuan Kepala SKPD mengkoordinasikan pembahasan rancangan


Renstra SKPD dengan Forum SKPD. Kegiatan ini ditujukan
mengelaborasi, mengkonsolidasikan dan mencapai kesepakatan
dengan para pemangku kepentingan (stakeholder)
pembangunan SKPD terhadap Rancangan Renstra SKPD.
Kegiatan ini juga ditujukan untuk mengkoordinasikan berbagai
kepentingan (cross sectoral) dalam pengambilan keputusan.
Kegiatan ini juga untuk menumbuhkan semangat bekerja sama
di antara stakeholder dalam pengambilan keputusan di berbagai
tahapan perencanaan.

Keluaran Materi kesepakatan dan komitmen hasil Forum Renstra SKPD


dijadikan masukan utama penyempurnaan rancangan RPJM
Daerah, serta menjadi rancangan akhir Renstra SKPD,
mencakup:
- visi, misi, dan tujuan pembangunan SKPD
- strategi dan kebijakan pembangunan SKPD
- program dan indikasi kegiatan

Prinsip-prinsip 1) Inklusif: memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholder


SKPD yang relevan untuk mengidentifikasi masalah dan
aspirasinya, menunjukkan posisinya, dan merumuskan
peranan dan kontribusinya
2) Legitimasi: karena stakeholder Forum SKPD merupakan
representatif dari berbagai CSO, maka rencana yang dibuat
akan mendapatkan legitimisasi dan dukungan yang lebih kuat.
3) Merespon terhadap kebutuhan: berorientasi pada hasil yang
konkrit atas kebutuhan multi stakeholder berdasarkan diskusi
dan negosiasi di antara peserta.
4) Mendorong kerjasama dan komitmen: merupakan wadah yang
memungkinkan adanya pertukaran pengetahuan, keahlian, dan
mobilisasi sumber daya dari berbagai sumber. Di samping

88
M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD

itu, wadah ini juga mendorong pemahaman bersama tentang


isu dan membangun konsensus.
5) Pengembangan konsensus: mendorong pemahaman yang
lebih baik atas perbedaan perspektif dan kepentingan,
memfasilitasi pemahaman bersama dan berbagi kepentingan,
serta membangun kemauan untuk bekerjasama merumuskan
pemecahan masalah.

Metoda Workshop dan FGD

Langkah-langkah Tahap persiapan:


a. Menyiapkan panduan pelaksanaan yang memuat durasi,
tanggal/waktu pelaksanaan, mekanisme, susunan acara dan
informasi untuk disampaikan kepada peserta FORUM SKPD
b. Mengirim surat undangan kepada peserta

Tahap pelaksanaan:
a. Pemaparan analisis kondisi umum daerah dan prediksi 5 (lima)
tahun kedepan;
b. Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah;
c. Pemaparan sasaran hasil pembangunan jangka menengah
dan rencana kerja RPJMD yang terkait dengan tugas dan fungsi
SKPD ybs;
d. Inventarisasi kegiatan yang diperlukan sesuai fungsi dan tugas
SKPD dalam melaksanakan rencana kerja RPJMD;
e. Perumusan dan penyepakatan tujuan dan strategi serta
kebijakan SKPD;
f. Penyerasian kegiatan dari rencana kerja SKPD amanat
Rancangan Awal RPJMD dengan tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan SKPD;
g. Daftar kegiatan dan program Renstra SKPD
h. Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan daerah
yang meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan program
kewilayahan, sebagai hasil dari menghimpun kegiatan-
kegiatan dalam rencana kerja RPJMD ke dalam program
SKPD, Program Lintas SKPD dan Porsi Program SKPD dalam
Program Kewilayahan

Tahap pasca pelaksanaan:


- Penyusunan naskah kesepakatan Forum SKPD
- Penyampaian naskah kesepakatan Forum SKPD kepada Tim
Penyusun Renstra SKPD

Informasi yang a) Naskah Rancangan Renstra SKPD


Disiapkan b) Analisis Renstra K/L terkait dan RPJMD yang akan digunakan
dalam pembahasan Rancangan Renstra SKPD

89
M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD

Template - Lampiran A. X Permendagri No 13/2006


- Lampiran A. VII Permendagri No 13/2006

Ringkasan Lampiran A.X Permendagri No 13/2006

Bidang Urusan Target Kinerja Trget Organi- Pagi


Kode Pemerintah Capaian Program/ Kinerja sasi Indikatif
Daerah Kegiatan Keluaran (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ringkasan Lampiran A.VII Permendagri No 13/2006

Program dan Tolak Ukur Kinerja Trget Kinerja


Kode Kegiatan Keluaran Capaian Program

(1) (2) (3) (4)

CSO yang tergabung dalam forum SKPD perlu membekali diri


dengan pemahaman dan kajian-kajian sesuai dengan bidang SKPD
yang dimasukinya. Beberapa hal yang perlu dicermati oleh dalam
berbagai kegiatan pembahasan forum SKPD, diantaranya:
Apakah forum SKPD sudah melibatkan stakeholders yang
memadai, sehingga dari segi keterwakilan peserta sudah
mencerminkan partisipatif.
Mendorong/memfasilitasi agar proses perumusan tujuan pembangunan SKPD jangka
menengah, perumusan strategi dan kebijakan pembangunan SKPD, serta perumusan
program dan indikasi prioritas kegiatan, dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan
unsur-unsur masyarakat yang punya kompetensi di bidang sektor ini.
Mengawal agar perumusan program SKPD mempunyai akuntabilitas tinggi, yaitu dengan
mempertimbangkan capaian kinerja periode sebelumnya, acuan SPM yang ada, Renstra
SKPD provinsi, serta hasil jaring aspirasi masyarakat yang terkait dengan sektor SKPD yang
bersangkutan.
CSO dapat juga mengemukakan pemikiran/konsep hasil kajian mereka sendiri untuk dibahas
bersama dalam forum SKPD sekaligus sebagai konsep pembanding bagi konsep yang
disusun tim penyusun Renstra SKPD.
Turut merumuskan dan menandatangani berita acara hasil kesepakatan forum SKPD dan
mengawal kosistensinya pada proses-proses berikutnya.

90
M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD

DPRD melalui komisi yang terkait dengan masing-masing SKPD terlibat


aktif dan berkontribusi dalam pembahasan-pembahasan forum SKPD,
termasuk dalam merumuskan visi, misi dan tujuan SKPD, strategi dan
kebijakan sektor serta program dan indikasi kegiatan yang dicanangkan
SKPD.
Hal pokok yang perlu dicermati oleh DPRD dalam pembahasan forum
SKPD adalah:
Apakah visi, misi dan tujuan pembangunan yang dituangkan dalam Renstra SKPD dapat
mendukung pencapaian visi-misi dan prioritas program kepala daerah terpilih.
Apakah strategi dan kebijakan dasar pembangunan sektor SKPD sesuai dengan tupoksi
SKPD dan sinkron dengan kebijakan-kebijakan pembangunan nasional serta terkait dengan
prioritas-prioritas yang ditentukan daerah.
Apakah program dan indikasi kegiatan yang dirumuskan konsisten dengan visi, misi , tujuan,
strategi dan kebijakan dasar SKPD
Memastikan bahwa setiap SKPD memiliki 3-5 indikator kinerja yang relevan dengan
TUPOKSI SKPD dan dapat memggambarkan kinerja pelayanan SKPD dalam mencapai
tujuan dan sasaran RPJMD.
Bagaimana dampak rumusan program dan indikasi kegiatan dikaitkan dengan kemampuan
penyediaan anggaran dan arah kebijakan keuangan daeerah, serta kerangka regulasi yang
dibutuhkan.
Prioritas-prioritas kegiatan dan program apa yang mendesak dan membutuhkan penanganan
segera.

M-35 BERITA ACARA HASIL KESEPAKATAN FORUM SKPD

Tujuan Sebagai pernyataan konsensus peserta atas materi pembahasan


dalam Forum SKPD dan komitmen peserta untuk terus
mendukung tahapan berikutnya. Kegiatan ini ditujukan
1) sebagai berita acara untuk menformalkan secara eksplisit
hasil-hasil kesepakatan atas rumusan prioritas isu strategis
SKPD, pernyataan visi, misi, dan tujuan pembangunan SKPD,
strategi dan kebijakan, kesepakatan atas program dan indikasi
kegiatan SKPD, serta kerangka untuk tindak lanjut
2) sebagai alat pemantauan atas pelaksanaan komitmen yang
telah disepakati baik komitmen teknis, sumber daya dan dana,
termasuk kesepakatan untuk bekerjasama dalam kerangka
partisipatif

Keluaran Naskah kesepakatan Forum SKPD (Jangka Menengah)

Prinsip-prinsip 1) komunikatif dan inklusif- naskah kesepakatan akan


menfasilitasi komunikasi semua pihak dengan membuat
eksplisit pandangan dan interest yang berbeda dan proses
negosiasi sehingga menghasilkan kesepakatan

91
M-35 BERITA ACARA HASIL KESEPAKATAN FORUM SKPD

2) dinamis- naskah kesepakatan bersifat dinamis, merupakan


instrument penting perencanaan berorientasi tindakan dan
hasil. Merupakan pernyataan resmi atas hasil-hasil suatu
proses partisipasi, sifatnya selalu mengikuti perkembangan
dan perubahan dalam implementasinya
3) komitmen- mengemukakan secara jelas dan eksplisit tujuan-
tujuan dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam
mencapai tujuan baik secara individu maupun kolaboratif
4) saling melengkapi- naskah kesepakatan yang dirumuskan
secara partisipatif ini akan memberikan parameter (nilai
tambah) baru bagi daerah dalam pelaksanaan ’good local
governance’

Metoda Workshop

Langkah-langkah 1) Agenda Forum SKPD dan diskusi dalam kelompok kerja dan
pleno perlu distrukturkan sedemikian rupa sehingga hasil-
hasilnya mudah dituangkan kedalam naskah kesepakatan
2) fasilitator yang independen perlu ditugaskan untuk menyusun
rancangan naskah kesepakatan atas nama semua pihak
peserta Forum SKPD
3) rancangan naskah kesepakatan selanjutnya direview oleh
kelompok kecil yang merepresentasikan semua stakeholder
4) naskah kesepakatan disetujui, ditandatangani oleh semua
pihak peserta Forum SKPD
5) pelembagaan naskah kesepakatan dalam peraturan Kepala
SKPD
6) review pelaksanaan naskah kesepakatan secara berkala,
terutama apabila ada perubahan yang signifikan dalam kondisi
ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan

Hand out Contoh: Naskah Kesepakatan

Hal-hal Penting Model Daftar Isi Naskah Kesepakatan:Naskah kesepakatan Fo-


yang Harus rum SKPD merupakan pernyataan resmi pandangan dan
diperhatikan komitmen dari berbagai stakeholder SKPD ybs dan perwujudan
akuntabilitas dan transparansi. Secara garis besar naskah
kesepakatan memuat, antara lain:
1. Pembukaan (alasan pertemuan Forum SKPD)
2. Mandat – kerangka regulasi yang melandasi pelaksanaan
Forum SKPD
3. Prinsip-prinsip pelaksanaan Forum SKPD
4. Paket komitmen dan tindak lanjut yang disepakati (prioritas
program dan kegiatan)
5. Pagu Indikatif dan Sumber Dana6.Sistem dan Mekanisme
Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi
7. Persetujuan dan penandatanganan oleh perwakilah stake-
holder

92
M-36 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN RPJMD

Tujuan Rancangan RPJMD merupakan dokumen yang disusun


berdasarkan masukan dari dokumen Renstra SKPD, hasil
pembahasan rancangan awal RPJMD bersama seluruh SKPD
dan hasil diskusi terfokus untuk setiap topik bahasan. Kegiatan ini
ditujukan untuk:
· Lebih memantapkan rumusan isu, strategi, kebijakan, dan pro-
gram berdasarkan masukan setiap SKPD dan diskusi terfokus.
· Mempersiapkan bahan yang lengkap untuk Musrenbang
RPJMD.

Keluaran · Gambaran umum kondisi dan prediksi daerah


· Perkiraan kemampuan keuangan daerah dan ketersediaan
biaya pembangunan
· Rumusan visi dan misi daerah
· Isu strategis daerah dan prioritas penanganan
· Rancangan strategi pembangunan daerah
· Rancangan kebijakan umum
· Rancangan prioritas program Kepala Daerah
· Rancangan arah kebijakan keuangan daerah

Prinsip-prinsip · Perumusan rancangan RPJMD lebih menitikberatkan pada


hasil analisis/kajian dan pertimbangan aspek-aspek teknis yang
diperkaya dengan diskusi-diskusi terfokus.
· Uraian dan rumusan harus singkat, jelas dan terukur sehingga
tidak mengandung interpretasi yang berbeda.

Metoda Kerja Kelompok

Informasi yang Rumusan hasil analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi :


Disiapkan · Rancangan awal RPJMD
· Hasil diskusi FGDs
· Hasil pembahasan Ranwal RPJMD bersama SKPD
· Dokumen Rancangan Renstra SKPD

Template Prototype Daftar Isi Dokumen RPJMD (LGSP)

Hal-hal Penting yang · Rancangan RPJMD harus lengkap memuat seluruh jenis pro-
Harus diperhatikan gram serta perkiraan pembiayaan, termasuk perkiraan alokasi
dana desa yang akan digunakan oleh desa dalam
melaksanakan Musrenbang serta perkiraan alokasi dana untuk
SKPD yang akan digunakan bagi SKPD dalam menampung
usulan-usulan dari Musrenbang Desa/Kelurahan, Musrenbang
Kecamatan dan hasil kajian SKPD sendiri.
· Rumusan program RPJMD, pada dasarmya merupakan
kumpulan renstra SKPD daerah yang bersangkutan yang telah
dikaitkan dengan kemampuan pendanaan serta faktor
keterbatasan lainnya yang demiliki daerah.

93
M-37 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN RENSTRA SKPD

Maksud Rancangan Renstra SKPD merupakan dokumen rancangan


perencanaan SKPD untuk jangka menengah yang disusun dalam
rangka menunjang visi, misi dan program prioritas Kepala daerah terpilih
sesuai dengan tupoksinya masing-masing, serta berdasarkan pada
panduan rancangan awal RPJMD

Tujuan · Menyiapkan panduan bagi SKPD dalam menunjang kinerja Kepala


Daerah terpilih sekaligus menjalankan fungsi pelayanan umum
kepada penduduk sesuai tupoksinya, yang akan dituangkan dalam
rencana kerja tahunan SKPD.
· Memberikan masukan lengkap pada rancangan RPJMD berupa
detail rancangan program SKPD

Keluaran · Gambaran umum kinerja pelayanan SKPD


· Rumusan visi dan misi SKPD
· Isu strategis yang terkait kinerja pelayanan SKPD
· Perkiraan ketersediaan biaya pembangunan
· Rancangan tujuan, strategi, dan kebijakan
· Rancangan program dan kegiatan yang dilengkapi dengan indikasi
pendanaan, kerangka regulasi dan kerangka anggaran.

Prinsip-prinsip · Perumusan rancangan Renstra SKPD yang lebih menitikberatkan


pada pemberian pelayanan kepada penduduk sesuai tupoksinya,
sekaligus berarti menunjang kinerja Kepala Daerah terpilih.
· Rancangan Renstra SKPD harus berdasarkan hasil analisis/kajian
dan pertimbangan aspek-aspek teknis yang diperkaya dengan
diskusi-diskusi terfokus.
· Program dan kegiatan yang diusulkan harus dilengkapi dengan tolok
ukur kinerja input dan output yang jelas.

Metoda Kerja Kelompok

Informasi yang · Rumusan hasil kajian Renstra SKPD Provinsi


Disiapkan · Rancangan awal RPJMD dan hasil pembahasannya bersama
SKPD
· Rumusan hasil pembahasan Forum SKPD
· Rumusan hasil kajian pencapaian keberhasilan dan permasalahan
SKPD,
· Rumusan kebutuhan program, berdasarkan kajian-kajian
sebelumnya.

Hal-hal Penting · Rumusan program dan kegiatan harus lengkap dan terukur, juga
yang Harus dilengkapi dengan perkiraan pembiayaan,
diperhatikan · Sasaran menunjang visi, misi dan prioritas program kepala daerah
terpilih tidak boleh mengabaikan fungsi SKPD dalam memberikan
pelayanan umum kepada penduduk.
· Rancangan program dan kegiatan SKPD wajib dikoordinasikan
dengan program dan kegiatan SKPD Provinsi.

94
M-38 MUSRENBANG RPJM-D

Tujuan Sesuai UU No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional, diperlukan pelaksanaan Musrenbang
untuk penyusunan RPJMD. Kepala Bappeda mengkoordinasikan
kegiatan ini dengan tujuan membahas rancangan RPJM Daerah
bersama para pemangku kepentingan pembangunan. Hasil
Musrenbang dijadikan masukan bagi penyempurnaan rancangan
RPJM Daerah.

Keluaran Materi kesepakatan dan komitmen hasil Musrenbang Jangka


Menengah Daerah sebagai masukan utama penyempurnaan
rancangan RPJM Daerah, menjadi rancangan akhir RPJM
Daerah.

Prinsip-prinsip 1. Inklusif: memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholder


yang relevan untuk mengidentifikasi kepedulian mereka,
menunjukkan posisinya, dan memutuskan peran dan
kontribusinya
2. Proses berkelanjutan: bukan merupakan proses yang berhenti
pada waktu Musrenbang saja, melainkan tahapan ini akan
ditindaklanjuti dengan keterlibatan CSO dalam tahapan
pengawalan, implementasi, pengendalian dan evaluasi
rencana.
3. Demand Driven: Musrenbang perlu difasilitasi dan dipandu oleh
fasilitator yang kompeten untuk menghasilkan keluaran yang
nyata dan menstrukturkan pembahasan sedemikian rupa
sehingga kondusif bagi peserta untuk menyampaikan masalah
dan pendapatnya
4. Merespon terhadap kebutuhan: berorientasi pada hasil yang
konkrit atas kebutuhan multi stakeholder berdasarkan diskusi
dan negosiasi di antara peserta.
5. Kerjasama: merupakan wadah yang memungkinkan adanya
pertukaran pengetahuan, keahlian, dan mobilisasi sumber daya
dari berbagai sumber. Di samping itu, wadah ini juga
mendorong pemahaman bersama tentang isu dan
membangun konsensus.
6. Konsensus: mendorong pemahaman yang lebih baik atas
perbedaan perspektif dan kepentingan, memfasilitasi
pemahaman bersama dan berbagi kepentingan, serta
membangun kamauan untuk bekerjasama mencari
pemecahan masalah.

Metoda Workshop dan FGD. Lazimnya didahului dengan Pleno berupa


latar belakang dan presentasi, kemudian Sidang Kelompok
membahas isu, peranan, dan kontribusi masing-masing stake-
holder, brainstorming dan diakhiri dengan Pleno untuk
merangkum hasil kelompok dan merumuskan kesepakatan.

95
M-38 MUSRENBANG RPJM-D

Langkah-langkah Tahap persiapan:


a. Menyiapkan panduan pelaksanaan yang memuat durasi,
tanggal/waktu pelaksanaan, mekanisme dan susunan acara
dengan kelompok bahasan sebagai berikut:
· Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah;
· Pemaparan hasil analisis kondisi umum daerah dan prediksi
· 5 (lima) tahun kedepan;
· Pemaparan dan penyepakatan strategi pembangunan
· daerah dan kebijakan umum;
· Pemaparan dan penyepakatan arah kebijakan keuangan
· daerah;
· Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan
daerah yang meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan
program kewilayahan daerah
b. Mengirim surat undangan kepada peserta

Tahap pelaksanaan:
a) Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah;
b) Pemaparan analisis kondisi umum daerah dan prediksinya;
c) Pemaparan dan penyepakatan strategi pembangunan daerah
utamanya komposisi dan durasi masing-masing rencana kerja
untuk menghasilkan sasaran hasil pembangunan jangka
menengah dan kebijakan umum;
d) Pemaparan dan penyepakatan arah kebijakan keuangan
daerah;
e) Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan daerah
yang meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan program
kewilayahan;
f) Merumuskan kesepakatan para pemangku-kepentingan
pembangunan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah;
g) Membacakan hasil rumusan oleh Kepala Bappeda

Tahap pasca pelaksanaan:


· Penyusunan naskah kesepakatan Musrenbang RPJMD
· Penyampaian naskah kesepakatan Musrenbang RPJMD
kepada Tim Penyusun RPJMD

Informasi yang Naskah Rancangan RPJM Daerah


Disiapkan

Template Surat Edaran Menteri Dalam Negeri NOMOR 050 / 2020 / SJ


TAHUN 2005 tentang Tata Cara Penyusunan RPJP Daerah dan
RPJM Daerah

96
M-38 MUSRENBANG RPJM-D

Dalam musrenbang CSO teribat dalam sidang pleno, sidang kelompok


maupun perumusan kesepakatan. Dalam sidang/pembahasan
kelompok masing-masing CSO diarahkan tergabung dalam kelompok
yang sesuai dengan bidang yang menjadi perhatian/garapannya,
sehingga akan menghasilkan kontribusi yang maksimal.
Peran yang dapat dilakukan CSO, dalam pelaksanaan Musrenbang
RPJMD, antara lain :
Mendorong/memfasilitasi agar proses pelaksanaan musrenbang tidak terjebak pada acara
seremonial, melainkan ikut aktif bekerjasama agar pelaksanaan musrenbang RPJMD lebih
intensif dalam pembahasan substansi dengan peserta musyawarah yang melibatkan
keterwakilan pemangku kepentingan yang memadai.
Bertindak sebagai fasilitator dalam diskusi/pembahasan kelompok yang mendorong dinamika
pembahasan dan kecermatan dalam membahas rumusan-rumusan yang diusulkan sesuai
usulan dan sasaran pelaksanaan musrenbang maupun tujuan pembangunan secara umum.
Memastikan bahwa RPJMD memuat capaian program dan alokasi dana yang memadai untuk
mencapai STANDAR PELAYANAN MINIMAL untuk semua pelayanan dasar terutama bagi
masyarakat berpendapatan rendah
Memastikan bahwa RPJMD memuat indikator kinerja penyelenggaraan fungsi-fungsi
pemerintahan daerah dan kinerja diperingkat program pembangunan daerah yang
memungkinkan masyarakat dapat menilai keberhasilan atau ketidak berhasilan pencapaian
VISI, MISI dan AGENDA KEPALA DAERAH TERPILIH
Mengawal agar substansi RPJMD mengandung muatan strategi, kebijakan dan program yang
berorientasi pada kepentingan umum dan pemberdayaan kelompok-kelompok marginal, serta
mempertimbangan tujuan pembangunan global (Millenium Development Goals).
Mencermati substansi bahasan, yang meliputi kondisi dan prediksi daerah serta isu-isu strategis
daerah, analisis kemampuan keuangan daerah dan arah kebijakan keuangan daerah, strategi
dan kebijakan umum pembangunan daerah, serta program prioritas daerah dikaitkan dengan
hasil jaring aspirasi masyarakat.
Mengawal dan mengidentifikasi apakah materi hasil kesepakatan forum SKPD telah
diakomodasi dalam draft musrenbang yang akan dibahas.

Unsur DPRD melalui komisi-komisi yang ada perlu terlibat aktif dalam
pelaksanaan musrenbang RPJMD, baik dalam sidang/pembahasan
kelompok maupun dalam sidang pleno dan perumusan kesepakatan
bersama.
Dalam musrenbang, kedudukan unsur DPRD sama dengan peserta lainnya
yang diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan pendapatnya
terhadap materi bahasan. Sesuai dengan latar belakang institusi yang
diwakilinya, maka unsur DPRD ini diharapkan juga memberikan pandangan/
pendapatnya dari aspek regulasi serta kebijakan daerah.
Kemungkinan peranan dan kontribusi yang dapat diberikan oleh DPRD:
• Merumuskan isu dan permasalahan strategis daerah
• Memberikan pokok-pokok pikiran tentang tema dan prioritas program pembangunan daerah
• Memastikan bahwa tujuan, strategi, kebijakan dan capaian program prioritas RPJMD benar-
benar diorganisasikan secara terpadu dan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
• Memastikan bahwa RPJMD memuat capaian program dan alokasi dana yang memadai untuk
mencapai STANDAR PELAYANAN MINIMAL untuk semua pelayanan dasar terutama bagi
masyarakat berpendapatan rendah
• Memastikan adanya kesepakatan tentang indikator kinerja penyelenggaraan fungsi-fungsi
pemerintahan daerah dan kinerja diperingkat program pembangunan daerah yang
memungkinkan masyarakat dapat menilai keberhasilan atau ketidak berhasilan pencapaian
VISI, MISI dan AGENDA KEPALA DAERAH TERPILIH
• Merumuskan kebutuhan dukungan program regulasi untuk pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD
• Memastikan kesepakatan MUSRENBANG RPJMD telah memuat komitmen dari semua pihak
untuk melaksanakannya.

97
M-39 NASKAH KESEPAKATAN HASIL MUSRENBANG RPJMD

Tujuan Kegiatan ini ditujukan sebagai (1) pernyataan konsensus peserta


atas materi pembahasan dalam Musrenbang RPJMD dan
komitmen peserta untuk terus mendukung tahapan berikutnya;
(2) sebagai berita acara untuk menformalkan secara eksplisit
hasil-hasil kesepakatan atas rumusan prioritas isu strategis
daerah, agenda pembangunan SKPD, strategi dan kebijakan,
serta kesepakatan atas program pembangunan 5 tahunan dan
kerangka untuk tindak lanjut; (3) sebagai alat pemantauan atas
pelaksanaan komitmen yang telah disepakati baik komitmen
teknis, sumber daya dan dana, termasuk kesepakatan untuk
bekerja sama dalam kerangka partisipatif

Keluaran Naskah kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD

Prinsip-prinsip 1. komunikatif dan inklusif- naskah kesepakatan akan


menfasilitasi komunikasi semua pihak dengan membuat
eksplisit pandangan dan interest yang berbeda dan proses
negosiasi sehingga menghasilkan kesepakatan
2. dinamis- naskah kesepakatan bersifat dinamis, merupakan
instrument penting perencanaan berorientasi tindakan dan
hasil. Merupakan pernyataan resmi atas hasil-hasil suatu
proses partisipasi, sifatnya selalu mengikuti perkembangan
dan perubahan dalam implementasinya
3. komitmen- mengemukakan secara jelas dan eksplisit tujuan-
tujuan dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam
mencapai tujuan baik secara individu maupun kolaboratif4.
saling melengkapi- naskah kesepakatan yang dirumuskan
secara partisipatif ini akan memberikan parameter (nilai
tambah) baru bagi daerah dalam pelaksanaan ’good local
governance’

Metoda Workshop

Langkah-langkah 1. Agenda Musrenbang RPJMD dan diskusi dalam kelompok


kerja dan pleno perlu distrukturkan sedemikian rupa sehingga
hasil-hasilnya mudah dituangkan ke dalam naskah
kesepakatan
2. fasilitator yang independen perlu ditugaskan untuk menyusun
rancangan naskah kesepakatan atas nama semua pihak
peserta Musrenbang RPJMD
3. rancangan naskah kesepakatan selanjutnya direview oleh
kelompok kecil yang merepresentasikan semua stakeholder
4. naskah kesepakatan disetujui, ditandatangani oleh semua
pihak peserta Musrenbang RPJMD
5. pelembagaan naskah kesepakatan dalam peraturan Kepala
Daerah

98
M-39 NASKAH KESEPAKATAN HASIL MUSRENBANG RPJMD

6. review pelaksanaan naskah kesepakatan secara berkala,


terutama apabila ada perubahan yang signifikan dalam kondisi
ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan

Hal-hal Penting Model Daftar Isi Naskah Kesepakatan:


yang Harus Naskah kesepakatan Musrenbang RPJMD merupakan
diperhatikan pernyataan resmi pandangan dan komitmen dari berbagai stake-
holder dan perwujudan akuntabilitas dan transparansi. Secara
garis besar naskah kesepakatan memuat, antara lain:
1. Pembukaan (alasan pertemuan Musrenbang RPJMD)
2. Mandat – kerangka regulasi yang melandasi pelaksanaan
Musrenbang RPJMD
3. Prinsip-Prinsip pelaksanaan Musrenbang RPJMD
4. Paket komitmen dan tindak lanjut yang disepakati ( tujuan,
sasaran, kebijakan, prioritas program, target kinerja capaian
program)
5. Pagu Indikatif dan Sumber Dana
6. Mekanisme Pengendalian, Pemantauan dan Evaluasi7.
Persetujuan dan penandatanganan oleh seluruh perwakilan
stakeholder

Tim perumus kesepakatan hasil musrenbang terdiri atas unsur-


unsur perwakilan pemerintah daerah, perwakilan DPRD, perwakilan
tokoh masyarakat, perwakilan CSO (Perguruan Tinggi, Asosiasi-
asosiasi/perhimpunan, kelompok pengusaha, Organisasi
Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat).
Dalam perumusan kesepakatan, CSO berperan untuk menyusun
sekaligus menjaga agar rumusan hasil musrenbang tidak keluar
dari kesepakatan-kesepatan yang telah dicapai secara bersama, untuk itu sebelum ditandatangani
naskah kesepakatan disampaikan terlebih dahulu kepada peserta pleno untuk dimintai
persetujuannya.

Tim perumus kesepakatan hasil musrenbang terdiri atas unsur-unsur


perwakilan pemerintah daerah, perwakilan DPRD, perwakilan tokoh
masyarakat, perwakilan CSOs (Perguruan Tinggi, Asosiasi-asosiasi/
perhimpunan, kelompok pengusaha, Organisasi Masyarakat,
Lembaga Swadaya Masyarakat).
Dalam perumusan kesepakatan unsur DPRD sama dengan tim
perumus lainnya secara bersama-sama menyusunnya dengan
mempertimbangkan kemungkinan pelaksanaannya, dikaitkan dengan potensi dan permasalahan
daerah.

99
M-40 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN AKHIR RPJMD

Tujuan Penyusunan Dokumen Rancangan Akhir RPJMD merupakan


tahapan akhir kegiatan dari proses teknis perencanaan yang
muatan isinya sama dengan Rancangan RPJMD setelah dibahas
bersama seluruh stakeholder melalui Musrenbang RPJMD.
Kegiatan ini ditujukan untuk finalisasi dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk jangka 5 tahun mendatang, yang
akan dijadikan sebagai acuan dalam merencanakan
pembangunan tahunan daerah.

Keluaran Dokumen RPJMD lengkap yang berisikan tentang:


· Gambaran umum kondisi dan prediksi daerah
· Perkiraan kemampuan keuangan daerah dan ketersediaan
biaya pembangunan
· Rumusan visi dan misi daerah
· Isu strategis daerah dan prioritas penanganan
· Strategi pembangunan daerah
· Kebijakan umum daerah
· Prioritas program Kepala Daerah
· Arah kebijakan keuangan daerah (termasuk perkiraan pagu
indikatif)

Prinsip-prinsip Rancangan Akhir RPJMD harus sudah lengkap dan telah


mengakomodasi kesepakatan-kesepakatan yang dicapai pada
tahap-tahap sebelumnya.

Metoda Dilaksanakan oleh Kelompok Kerja

Langkah-langkah 1. Pelajarilah dan kajilah materi yang tertuang dalam Naskah


Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD.
2. Verifikasi kelengkapan teknis dari hasil kesepakatan
Musrenbang, seperti lokasi, volume, standar satuan dan harga,
kriteria-kriteria yang digunakan, format teknis.
3. Cek ulang dan perbaiki rancangan RPJMD terhadap hasil
kesepakatan Musrenbang,
4. Konfirmasikan ulang program-program yang akan
dilaksanakan oleh Kementrian dan Lembaga, serta SKPD
Provinsi di daerah rencana untuk tahun yang direncanakan.

Informasi yang Rumusan hasil analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi :


Disiapkan · Rancangan RPJMD
· Naskah kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD.

Template Prototype Daftar Isi RPJMD

Hal-hal Penting · Substansi Rancangan Akhir RPJMD merupakan rangkuman


yang Harus dari Renstra-renstra SKPD, sedangkan Renstra SKPD sendiri
diperhatikan disusun berdasarkan acuan/koridor yang telah disepakati

100
M-40 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN AKHIR RPJMD

dalam Rancangan Awal RPJMD. Dengan demikian, substansi


seluruh Renstra SKPD tidak berbeda dengan substansi
RPJMD.
· Rancangan Akhir RPJMD dapat digunakan sebagai lampiran
kelengkapan Naskah Akademik Rancangan Perda RPJMD.
· Rancangan Akhir RPJMD yang telah di-Perda-kan merupakan
satu-satunya dokumen perencanaan jangka menengah
daerah.

M-41 PENYUSUNAN DOKUMEN RENSTRA SKPD

Tujuan Penyusunan Dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD


dilaksanakan setelah pelaksanaan Musrenbang RPJMD, yang
pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari rancangan
Renstra SKPD yang dibuat sebelumnya, dengan memasukkan
koreksi dan kesepakatan hasil musrenbang untuk program dan
kegiatan yang terkait dengan bidang SKPD. Secara formal
penyusunan dokumen Renstra SKPD dibuat setelah
diselesaikannya dokumen akhir RPJMD. Kegiatan ini ditujukan
untuk finalisasi dokumen Rencana Strategis SKPD jangka 5
tahun mendatang, merupakan acuan bagi SKPD dalam
merumuskan program pembangunan tahunannya dan terkait
dengan tugas SKPD dalam meningkatkan pelayanan serta
menunjang visi dan misi Bupati.

Keluaran Dokumen Rentra SKPD yang berisikan tentang


· Gambaran umum dan kondisi kinerja pelayanan SKPD dan
prediksi jangka menengah kedepan
· Perkiraan kemampuan pendanaan pelayanan SKPD
· Rumusan visi dan misi SKPD
· Isu strategis bidang SKPD dan prioritas penanganan
· Strategi dan kebijakan pelayanan SKPD
· Prioritas program dan kegiatan SKPD
· Indikasi pendanaan, kerangka regulasi dan kerangka anggaran

Prinsip-prinsip · Renstra SKPD dibuat secara simultan dengan proses


penyusunan RPJMD.
· Substansi Renstra SKPD sama dengan substansi yang
terkandung dalam rancangan Akhir RPJMD. Rancangan Akhir
RPJMD memuat semua program dan kegiatan SKPD untuk
5 tahun mendatang, sedangjkan detail teknis dan kedalaman
informasinya disajikan dalam Renstra SKPD.

Metoda Dilaksanakan oleh Kelompok Kerja SKPD

101
M-41 PENYUSUNAN DOKUMEN RENSTRA SKPD

Informasi yang Rumusan hasil analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi :


Disiapkan · Rancangan Akhir RPJMD
· Rancangan Renstra SKPD untuk bidang masing-masing.
· Naskah kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD
· Naskah hasil forum SKPD.

Template Prototype Daftar Isi Renstra SKPD

BAB.1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Landasan Hukum
1.4 Kedudukan dan Peranan Renstra SKPD dalam Perencanaan
Daerah
1.5 Sistematika Penulisan

BAB.2 TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD


2.1 Struktur Organisasi
2.2 Susunan Kepegawaian dan kelengkapan
2.3 TUPOKSI
2.4 Sistem, Prosedur, Mekanisme (dan lain-lain yang perlu)

BAB.3 PROFIL KINERJA PELAYANAN SKPD


1.1 Kinerja Pelayanan Masa Kini (menurut berbagai aspek
pelayanan dan capaian terhadap STANDAR PELAYANAN
MINIMAL)
1.2 Kelemahan dan Kekuatan Internal
1.3 Peluang dan Tantangan Eksternal
1.4 Rumusan Permasalahan Strategis yang dihadapi masa kini
1.5 Rumusan Perubahan, Kecenderungan Masa Depan yang
berpengaruh pada TUPOKSI SKPD
1.6 Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal yang perlu dilakukan
(untuk lebih efisien dan efektif)

BAB.4 VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN


1.1 Visi SKPD
1.2 Misi SKPD
1.3 Tujuan (memenuhi kriteria SPECIFIC,MEASURABLE,
ACHIEVABLE, RESULTS ORIENTED,TIME BOUND)
1.4 Strategi
1.5 Kebijakan

BAB.5 PROGRAM
5.1 Program SKPD
5.2 Program Lintas SKPD
5.3 Program Lintas Kewilayahan
5.4 Pagu Indikatif dan Indikasi Sumber Pendanaan

BAB.6 PENUTUP

Hal-hal Penting yang · Renstra SKPD berisikan program dan kegiatan yang akan
Harus diperhatikan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan yang dilengkapi
dengan indikasi pendanaan dan sumber keuangannya, baik
sumber dana APBN, APBD Provinsi maupun APBD
Kabupaten/Kota.
· Renstra SKPD disahkan melalui Peraturan Kepala SKPD dan
merupakan dokumen acuan dalam penyusunan program
tahunan.

102
M-42 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERDA RPJMD

Tujuan Penyusunan Naskah Akademis Rancangan Perda RPJMD dibuat


sebagai kelengkapan proses legalisasi dokumen RPJMD menjadi
dokumen resmi daerah yang akan dicatatkan dalam Lembaran
Daerah. Tujuannya adalah mempermudah proses legalisasi
dokumen RPJMD.

Keluaran Naskah/rancangan Perda yang siap untuk dibahas bersama


DPRD untuk disahkan setelah mengakomodasi masukan dari
DPRD.

Prinsip-prinsip · Substansi naskah akademis rancangan Perda tidak berbeda


dengan dokumen RPJMD, perbedaan hanya dalam bentuk
formatnya, yaitu dari format teknis, menjadi format legal/
hukum.
· Bentuk naskah akademis rancangan Perda RPJMD
mempunyai 2 alternatif, yaitu naskah teknis (dokumen RPJMD)
yang disatukan dengan naskah legalitasnya, atau naskah
legalitas dibuat tersendiri dengan naskah teknis (dokumen
RPJMD) dijadikan sebagai lampiran yang tidak terpisahkan.

Metoda Lokakarya Tim Penyusun dengan Bagian Hukum Sekretariat


Daerah

Informasi yang Rancangan Akhir RPJMD


Disiapkan

Template · Pedoman penyusunan Perda


· Keputusan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional No.G-
159.PR.09.10 Tahun 1994 tentang Petunjuk Teknis Penyu-
sunan Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan.

Hal-hal Penting yang · Untuk mempermudah pemahaman isi dari RPJMD dan/atau
Harus diperhatikan substansi Naskah Akademis Rancangan Perda RPJMD bagi
DPRD, maka Tim penyusun perlu menyiapkan ringkasan
eksekutif RPJMD
· Naskah Akademis sekurang-kurangnya memuat:
- Latar belakang perlunya membuat Perda
- Maksud dan tujuan serta permasalahan yang akan ditangani
Perda
- Manfaat Perda bagi masyarakat umum
- Bagaimana cara Perda akan mengatasi masalah yang ada
- Ruang lingkup Substansi yang akan diatur oleh Perda
- Pemenuhan Perda terhadap asas kepentingan umum, asas
keterbukaan, dan asas akuntabilitas
- Pengaturan kelembagaan untuk implementasi Perda
- Sanksi
· Naskah Ranperda memuat:
- Judul Perda

103
M-42 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERDA RPJMD

- Menimbang. Konsiderans sosiologis, filosofis dan yuridis


- Mengingat. Landasan hukum yang memberikan kewenangan
dan Substansi
- Menetapkan. Adalah batang tubuh PERDA yang mencakup:
· Ketentuan Umum
· Asas dan Tujuan
· Ruang Lingkup Pengaturan (substansi PERDA)
- Isu strategis daerah
- Visi, misi
- Agenda pembangunan daerah
- Tujuan, strategi, dan kebijakan umum pembangunan
daerah
- Kebijakan keuangan daerah
- Program prioritas
· Ketentuan Sanksi
· Ketentuan Peralihan
· Ketentuan Penutup
· Penjelasan atas Perda

M-43 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERKA SKPD

Penjelasan: Peraturan dan perundangan yang ada tidak mengatur tentang


perlunya naskah akademis untuk Peraturan Kepala SKPD.
Namun apabila ada inisiatif untuk melakukannya dapat mengikuti
cara-cara penyusunan Naskah Akademis Perda RPJMD.

M-47 PEMBAHASAN DPRD TENTANG RANPERDA RPJMD

Pembahasan Ranperda RPJMD oleh DPRD bersifat terbuka, oleh


karena itu perlu ditentukan agar ada perwakilan CSO yang ikut
menghadiri pembahasan DPRD.
Dalam hal ini CSO yang diundang dapat berfungsi sebagai pemantau
dan atau sebagai narasumber. Kewajiban CSO dalam proses
pembahasan Ranperda, antara lain :
Mereview konsep naskah akademik Ranperda dikaitkan dengan
kesepakatan-kesepakatan publik yang pernah dicapai pada tahap-tahap sebelumnya.
Memantau dan menjaga agar pembahasan tidak menyimpang dari substansi RPJMD yang
tertuang di dalam Ranperda.
Membantu Tim Pemda dalam menjelaskan dan mengklarifikasi konsep-konsep atau rumusan-
rumusan yang tertuang dalam Ranperda.
Mencatat keberatan-keberatan DPRD atau perubahan yang dilakukan DPRD.
Membantu Pemda dalam mensosialisasikan hasil pembahasan Ranperda oleh DPRD kepada
masyarakat, apabila sudah dicapai kesepakatan/keputusan.

104
M-47 PEMBAHASAN DPRD TENTANG RANPERDA RPJMD

Pembahasan Ranperda RPJMD merupakan kewenangan (domain)


DPRD, namun selaras dengan paradigma yang berkembang, agar
mempunyai legitimasi yang kuat, maka proses pembahasan
Ranperda ini perlu juga menghadirkan perwakilan CSOs sebagai
narasumber, serta pelaksanaan pembahasan diselenggarakan
secara terbuka, sehingga masyarakat dapat menyaksikan dan
memantau jalannya persidangan.
Dalam pembahasan ini, DPRD perlu juga mengkaji catatan dan
rekomendasi dari Gubernur cq Ketua Bappeda Provinsi atas naskah Perda, dan memeriksa apakah
telah diakomodasi dalam naskah Perda yang disampaikan Pemda untuk dibahas DPRD.

M-49 DOKUMEN RPJMD YANG TELAH DISYAHKAN

Penjelasan: Merupakan dokumen perencanaan jangka menengah daerah


yang telah berketetapan hukum, melalui Perda, yang menjadi
acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
yang bersifat tahunan, maupun bagi penyusunan Renstra SKPD.

M-50 DOKUMEN RENSTRA SKPD TELAH DISYAHKAN

Penjelasan: Merupakan dokumen perencanaan jangka menengah SKPD


yang telah resmi dan disepakati dengan legalitas melalui
Peraturan Kepala SKPD, yang menjadi acuan dalam
penyusunan Rencana Kerja SKPD.

105
H A N D O U T

H
HAAN
NDDO
OUU TT

106
H A N D O U T
PROYEKSI KEUANGAN DAERAH DAN
PROYEKSI BELANJA DAERAH

MUBARNO, Service Provider LGSP

I. PENDAHULUAN Di dalam PP 58/2005 dibahas pula tentang


penyusunan rancangan APBD, secara ringkas dapat
1.1. Ruang Lingkup ditarik garis tata urutan proses penyusunan
rancangan APBD:
Proyeksi keuangan daerah dan proyeksi belanja
daerah adalah sebagai kelengkapan dari dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
perencanaan daerah, analisis keuangan daerah 1. RKPD disusun pemerintah daerah adalah
diperlukan karena dapat memperlihatkan kondisi merupakan penjabaran dari RPJMD dengan
eksisting keuangan daerah baik dari pos menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk
pendapatan maupun pada pos belanja yang jangka waktu 1(satu) tahun yang memuat
nantinya dapat dipergunakan dalam penentuan rancngan kerangka ekonomi daerah, prioritas
proyeksi ke depan dengan upaya-upaya pembangunan dan kewajiban daerah
peningkatannya, selain itu dapat diketahui pula (mempertimbangkan prestasi capaian standar
perkiraan dana perimbangan, termasuk dalam pelayanan minimal), rencana kerja yang terukur
melaksanakan analisis perencanaan keuangan dan pendanaannya baik yang dilaksanakan
daerah apabila kemampuan daerah mencukupi langsung oleh pemerintah daerah maupun
maka dapat pula melaksanakan pinjaman. ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Peraturan Pemerintah No 58 tahun 2005
merupakan tata aturan kewenangan Pemerintah Renja SKPD merupakan penjabaran dari
Daerah dalam pengelolaan keuangan daerah yang Renstra SKPD yang disusun berdasarkan
mana merupakan suatu subsistem dari sistem evaluasi pencapaian pelaksanaan program
pengelolaan keuangan negara, adapun yang dan kegiatan tahun sebelumnya.
melatarbelakangi terbitnya PP No 58 Tahun 2005
dan telah digunakan sebagai acuan sebelumnya Dokumen RPJMD yang disusun oleh kepala
adalah: daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun,
• UU 17/2003 tentang Keuangan Negara merupakan penjabaran visi, misi dan program
• UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara kepala daerah yang penyusunannya
• UU 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan berpedoman pada RPJP Daerah dengan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara memperhatikan RPJM Nasional dan standar
• UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
Pembangunan Nasional pemerintah.

Dengan diterbitkannya PP 58/2005 bertujuan dalam 2. Rensta SKPD yang disusun oleh SKPD yang
pengelolaan keuangan negara dan daerah dapat mengacu pada RPJMD memuat visi, misi,
dilaksanakan secara efektif dan efisien, dengan tiga tujuan, strategi, kebijakan, program dan
pilar tata kelola pemerintahan yaitu transparansi, kegiatan pembangunan
akuntabilitas dan partisipatif.
Kebijakan Umum APBD (KUA)
Transparansi: merupakan prinsip keterbukaan Kepala Daerah berdasarkan RKPD menyusun
yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui rancangan KUA sebagai landasan penyusunan
dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya RAPBD untuk tahun berikutnya berpedoman pada
tentang keuangan daerah. pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh
Mendagri dan disampaikan kepada DPRD,
Akuntabilitas: segala bentuk penggunaan dana disepakati bersama DPRD dalan nota kesepakan
yang dipergunakan dapat dipertanggung jawabkan. dan ditandatangani bersama menjadi Kebijakan
Umum APBD, selanjutnya kepala daerah
Partisipatif: keterlibatan stakeholder (masyarakat menerbitkan pedoman penyusunan RKA-SKPD
luas) sejak dalam pelaksanaan penyusunan sebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKA-
anggaran sampai pada pelaksanaan kegiatan SKPD
pembangunan, di antaranya berupa konsultasi
publik sebagai media untuk menyampaikan kepada Adapun garis besar isi dari Kebijakan Umum APBD
masyarakat informasi penganggaran. adalah rancangan prioritas kegiatan dan plafon

107
H A N D O U T
anggaran sementara, hal tersebut dilaksanakan Dengan pendekatan model seperti inilah tantangan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: dapat dieleminir dan peluang dapat lebih
a) Menentukan skala prioritas dalam urusan wajib diberdayakan, sehingga kesan adanya tantangan
dan urusan pilihan atau beban berat yang datang bersamaan dengan
b) Menentukan urutan program dalam masing- peluang yang memberikan harapan besar bagi
masing urusan daerah sejak bergulirnya otonomi daerah
c) Menyusun plafon anggaran sementara untuk berdasarkan UU No.22 tahun 1999 dapat
masing-masing program diantisipasi.

Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) 1.2. Proses Penyusunan Perencanaan
Keuangan Daerah
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD)
disusun oleh kepala SKPD dengan menggunakan Penyusunan perencanaan keuangan daerah
pendekatan kerangka pengeluaran jangka dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
menengah daerah, penganggaran terpadu dan 1. Mereview data realisasi selama kurun waktu
penganggaran berdasarkan prestasi kerja. paling sedikit 5(lima) tahun kebelakang
2. Mengidentifikasi kemampuan pembiayaan
Secara garis besar Rencana Kerja dan Anggaran eksisting baik terhadap pembiayaan yang
SKPD (RKA-SKPD) memuat rencana pendapatan, berasal dari pemerintah, masyarakat maupun
belanja untuk masing-masing program dan swasta.
kegiatan menurut fungsi untuk tahun yang 3. Mengkaji kemungkinan peningkatan kemam-
direncanakan dirinci sampai dengan rincian obyek puan pembiayaan secara optimal baik
pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta pembiayaan dari pemerintah, masyarakat
prakiraan maju untuk tahun berikutnya maupun swasta.
4. Menghitung atau memperkirakan kemampuan
Arah Kebijakan Keuangan Daerah adalah kebijakan pembiayaan pembangunan jangka menengah
penyusunan program dan indikasi kegiatannya berdasarkan kemungkinan-kemungkinan
pada pengelolaan pendapatan dan belanja daerah peningkatan yang ada.
secara efektif dan efisien. 5. Merumuskan program-program dan rencana
tindak pemantapan pembiayaan pembangun-
Untuk memenuhi kebutuhan uraian Arah Kebijakan an.
Keuangan Daerah tersebut maka data yang 6. Memproyeksikan seluruh pendapatan daerah,
diperlukan, antara lain mengenai: belanja daerah, dan pembiayaan.
a. Sumber pendapatan daerah dan sejarah
perkembangannya;
b. Alokasi belanja daerah dan sejarah II. GAMBARAN UMUM POTENSI PEMBIAYAAN
perkembangannya; PEMBANGUNAN DAERAH
c. Kebijakan umum anggaran. 2.1. Perekonomian Daerah

Dengan demikian perencanaan keuangan daerah Mengacu kepada visi dan misi daerah, yang
yang lebih strategis akan lebih dapat memberikan nantinya akan ditindaklanjuti dengan pernyusunan
kontribusi yang lebih berarti bagi pelaksanaan dan anggaran, maka perlu adanya melihat realita
atau penyelenggaraan otonomi daerah, mendorong potensi daerah yang ada, hal tersebut akan
terciptanya akselerasi pembangunan daerah dan menjadikan pedoman dalam menentukan
pemerataan hasil-hasilnya hingga keberhasilan kebijakan penganggaran untuk masa yang akan
dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan datang.
masyarakat daerah.
Secara makro, untuk dapat mengukur tingkat
Keberadaan sistem pemerintah yang baik (good pertumbuhan ekonomi, mengukur tingkat
governance), dengan adanya perencanaan kesejahteraan masyarakat serta evaluasi tentang
keuangan daerah akan menjadi sebuah sasaran pembangunan yang telah dicapai. Salah
pendekatan model yang amat strategis, dan lebih satu pedoman yang harus ada adalah tersedianya
memungkinkan timbulnya kekuatan untuk menggali data PDRB, yaitu dengan menghitung nilai produk
dan atau memberdayakan potensi daerah. Potensi barang-barang yang dihasilkan di suatu Kota/
daerah baik berupa sumber daya manusia, alam, Kabupaten minimal setiap tahun. Dari hasil
buatan dan ekonomi, harus diberdayakan penghitungan dimaksud disebut dengan
seoptimal mungkin secara komprehensif sehingga penghitungan Produk Domestik Regional Bruto
benar-benar mampu memberikan nilai tambah bagi (PDRB). Dari nilai PDRB yang dimaksud kita dapat
pemerintah daerah dengan segenap masyarakat pula mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat
daerah. dengan menghitung pendapatan perkapita. Untuk
lebih mendekati sasaran pembangunan ke depan,

108
H A N D O U T
sebaiknya PDRB perkapita dihitung sampai ke Dalam penyajian PDRB selalu dibedakan atas
wilayah yang lebih kecil seperti dimulai dari distrik, dasar harga berlaku dan harga konstan. Nilai PDRB
kabupaten/kota, propinsi sampai perkapita dalam atas dasar harga konstan digunakan untuk
suatu negara. mengukur pertumbuhan ekonomi, karena nilai
PDRB ini tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.
Dengan tersedianya data PDRB, berbagai manfaat Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku
dan kegunaan yang dapat diperoleh antara lain digunakan untuk melihat besar dan struktur
adalah sebagai berikut : ekonomi suatu daerah.
a. Sebagai evaluasi terhadap tingkat Sebagai contoh perhitungan PDRB disajikan pada
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi tabel dibawah ini.
suatu daerah
b. Mengetahui struktur perekonomian suatu
Tabel 1 . Pertumbuhan PDRB Tahun 2001 s/d 2005
daerah
c. Sebagai salah satu indikator mengenai tingkat
Harga Berlaku Harga Konstan
kemakmuran suatu wilayah/daerah dengan Tahun
mengetahui besarnya pendapatan perkapita Nilai (Rp.Juta) Pertumb. % Nilai (Rp.Juta) Pertumb. %
d. Mengetahui tingkat pertumbuhan/ perubahan
harga (inflasi/deflasi). 2001 197,631.34 160,761.84
2002 264,438.25 33.80% 163,895.31 1.95%
e. Sebagai salah satu bahan evaluasi maupun 2003 288,445.92 9.08% 158,763.33 -3.13%
sebagai bahan pertimbangan bagi para 2004 354,189.46 22.79% 179,473.48 13.04%
pengambil kebijakan untuk meletakkan dasar 2005 402,842.39 13.74% 186,732.55 4.04%
Rata-rata 19.85% Rata-rata 3.98%
Perencanaan Pembangunan dimasa yang
akan datang.

Beberapa konsep yang digunakan dalam Pertumbuhan Ekonomi


penghitungan PDRB. Pada perencanaan penganggaran perlu juga
a. PDRB adalah seluruh nilai netto barang dan melihat pertumbuhan ekonomi karena kemampuan
jasa (komoditi) yang diproduksi pada suatu keuangan yang akan diproyeksikan daerah dapat
wilayah domestik/regional tanpa memper- diukur dengan pertumbuhan ekonomi yang nyata.
hatikan pemilikan faktor-faktor produksinya. Sebagai contoh disajikan tabel pertumbuhan
PDRB dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu: ekonomi dibawah ini:
• Segi produksi, PDRB merupakan jumlah
netto atas suatu barang dan jasa yang
Tabel 2. Persentase Pertumbuhan Ekonomi Menurut
dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan, Tahun
suatu wilayah dan biasanya dalam jangka
2002 – 2005 (dalam %)
waktu tertentu (satu tahun)
• Segi pendapatan, PDRB merupakan
jumlah balas jasa (pendapatan) yang Tahun
Sektor
diterima oleh faktor-faktor produksi karena
2002 2003 2004 2005 Rata-rata
ikut sertanya dalam proses produksi
dalam suatu wilayah dan biasanya dalam Pertanian 0.53 0.47 28.43 3.85 8.32
jangka waktu tertentu (satu tahun)
• Segi pengeluaran, PDRB merupakan Penggalian 1.69 -7.05 21.36 11.69 6.92
jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh Industri Pengolahan -23.71 -2.83 19.51 -15.85 -5.72
rumah tangga, pemerintah dan lembaga
swasta non profit, investasi serta ekspor Listrik, Gas dan Air 14.34 15.08 2.53 11.62 11.09
netto (setelah dikeluarkan impornya), Bangunan -9.11 -9.78 30.32 13.46 6.22
biasanya dalam jangka waktu tertentu
(satu tahun) Perdagangan Hotel 5.11 9.11 12.56 12.97 9.94
b. PDRB atas dasar harga berlaku, adalah jumlah & Restoran

nilai barang dan jasa (komoditi) atau Angkutan dan 10.32 13.51 10.69 13.44 11.99
pendapatan, atau pengeluaran yang dinilai Komunikasi
sesuai dengan harga berlaku pada tahun yang
Lembaga Keuangan 167.24 -29.17 -56.48 -9.41 18.11
bersangkutan
c. PDRB atas Harga Konstan adalah nilai barang Jasa-jasa 3.95 -7.1 5.68 10.65 3.29
dan jasa, atau PDRB atau pengeluaran yang
dinilai atas dasar harga tetap (konstan) PDRB 1.95 -3.13 13.04 4.04 3.97
d. PDRN (Produk Domestik Regional Netto)
adalah nilai PDRB dikurangi dengan nilai
penyusutan (depresiasi) barang modal

109
H A N D O U T
Struktur Perekonomian Daerah Tabel 5. Penduduk Umur 10 Tahun Keatas
Struktrur perekonomian ini memberikan gambaran Menurut Jenis Kelamin dan Kegiatan Utama
persentase peranan masing-masing sektor Tahun 2005
terhadap pembentukan total PDRB suatu daerah.
Semakin besar presentase suatu sektor, semakin Keterangan Pria Wanita Jumlah Persentase
besar pula pengaruh sektor tersebut terhadap
Bekerja 2,205 1,038 3,243 30.25%
perekonomian suatu daerah. Mencari Pekerjaan 1,582 745 2,327 21.70%
Sebagai contoh disajikan tabel pertumbuhan Sekolah 2,844 1,339 4,183 39.01%
ekonomi dibawah ini. Lainnya 659 310 969 9.04%
Jumlah 7,290 3,432 10,722 100.00%

Tabel 3. Struktur Perekonomian Daerah Menurut


Lapangan Usaha Atas Harga Konstan, Tahun 2002 – Tabel 6. Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas yang
2005 (dalam %) Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis
Kelamin Tahun 2005
Tahun
Sektor
Lapangan Pekerjaan Pria Wanita Jumlah
2002 2003 2004 2005 Rata-rata
Pertanian 416 83 499
Pertanian 25.01 24.66 25.57 29.05 29.00 Pertambangan/ Penggalian 0 0 0
Industri 810 303 1,113
Penggalian 2.34 2.34 2.24 2.41 2.58 Listrik, Gas dan Air 101 9 110
Konstruksi 322 35 357
Industri Pengolahan 22.69 16.98 17.03 18.01 14.56 Perdagangan 215 118 333
Angkutan 215 18 233
Listrik, Gas dan Air 0.94 1.06 1.26 1.14 1.23 Jasa/ Keuangan 120 33 153
Lainnya 409 36 445
Bangunan 14.12 12.59 11.73 13.52 14.74 Jumlah 2,608 635 3,243

Perdagangan Hotel 6.12 6.31 7.11 7.08 7.68


& Restoran
2.3. Perkembangan Anggaran Pendapatan
Angkutan dan 4.75 5.14 5.73 5.59 6.09
Belanja Daerah
Komunikasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Lembaga Keuangan 4.02 10.52 7.70 2.96 2.58 yang berbasis kinerja akan berpengaruh pada
Jasa-jasa 20.01 20.40 21.65 20.24 21.53
tingkat kemajuan pembangunan daerah. Semakin
tinggi APBD akan semakin mendorong percepatan
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 dan pertumbuhan pembangunan daerah, dengan
demikian semakin tinggi APBD pengeluaran
(belanja untuk pembangunan) yang dapat
2.2. Perkembangan Penduduk & Tenaga Kerja dilakukan pemerintah daerah akan semakin besar
sehingga pada gilirannya sektor ekonomi akan
Pada perencanaan penganggaran perlu juga berkembang lebih cepat sebagai multiflier efek dari
melihat perkembangan penduduk dan tenaga kerja, pengeluaran pemerintah daerah tersebut,
karena penyusunan anggaran yang mengacu khususnya pengeluaran pembangunan.
kepada visi misi daerah lebih dapat difokuskan Pada prinsipnya APBD adalah merupakan
dengan memperhitungkan perkembangan gambaran seluruh kegiatan daerah dan seluruh
penduduk dan tenaga kerja, sebagai contoh pembiayaannya, setelah rencana anggaran
disajikan tabel di bawah ini: ditentukan yang berasal dari usulan seluruh SKPD,
maka rancangan anggaran akan diadakan
Tabel 4. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk pembahasan secara intern dengan melibatkan
Tahun 2003 – 2005 stakeholder, selanjutnya diinformasikan kepada
masyarakat dapat berupa konsultasi publik, hal ini
Kecamatan 2003 2004 2005 Rata2 Pertumb mencerminkan transparansi anggaran daerah
Penduduk (%)

Kecamatan A 4,051 4,196 4,351 3.64% Dalam pelaksanaan melihat kemampuan


Kecamatan B 14,431 15,183 15,744 4.45% pembiayaan daerah dalam membiayai kegiatan
Kecamatan C 5,795 5,863 6,080 2.44% dapat dilakukan pada pelaksanaan musrenbang,
Kecamatan D 3,847 4,057 4,206 4.57%
Total 28,124 29,299 30,381 3.94% pada musrenbang tersebut prioritisasi kegiatan
ditentukan yang disesuaikan dengan kebijakan
umum anggaran dan di sesuaikan dengan
Sebagai contoh tabel perkembangan tenaga kemampuan keuangan daerah.
kerja disajikan tabel berikut ini:

110
H A N D O U T
III PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN Tabel 8. Format Inventarisasi dan skedul Pinjaman
DAERAH DAN PEMANTAPAN PENGELOLAAN Daerah
BELANJA DAERAH
Tgl/No.SK Saldo Awal Penam- Pengu- Saldo
rangan Akhir Penjelasan
Uraian Bupati/ Tgl:....... bahan
3.1. Realisasi Peningkatan PAD selama 5 (lima) WaliKota & Awal Awal Tgl:.......
Persetujuan tgl:........ tgl:.......
Tahun Anggaran DPRD

Hal ini dilaksanakan evaluasi terhadap realisasi


PAD selama 5(lima) tahun dapat dilihat
perumbuhan masing-masing pos penerimaan
maupun belanja yang nantinya dipergunakan Jumlah
sebagai pedoman/acuan dalam penentuan
perkiraan maju (proyeksi) untuk jangka menengah
5(lima) tahun ke depan. 3.3. Potensi Pendapatan yang akan dikem-
bangkan

Sebagai contoh disajikan tabel dibawah ini:


Pada pembahasan ini dimaksudkan bahwa
kemampuan keuangan daerah sangat terbatas,
Tabel 7. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
maka dari itu kita mencoba menggali potensi yang
(PAD) tahun 2001 s/d 2005
ada didaerah yang masih belum dikelola secara
(data simulasi)
baik, nantinya potensi yang dapat dikelola dengan
Tahun Anggaran baik akan sangat membantu kontribusinya ke kas
Pertum-
Sektor
buhan
daerah, sehingga penganggaran daerah akan
2001 2002 2003 2004 2005 % mendapat tambahan pemasukan guna membiayai
kegiatan pembangunan di daerah.
A. Pendapatan Asli 5.567 7.046 8.593 12.826 19.624 0.34
Daerah (1+2+3+4)
Sebagai contoh disajikan tabel berikut ini:
1. Pajak Daerah 1.346 1.704 2.078 3.101 3.902 0.27
Tabel 9. Identifikasi Potensi Daerah yang Masih
2. Retribusi Daerah 1.092 1.382 1.685 2.516 3.251 0.28 Belum Dikelola
3. Hasil BUMD 2.542 3.217 3.924 5.856 9.224 0.35
Jenis Potensi Lokasi Perkiraan Rencana
4. Lain-lan PAD yg sah Potensi Pelaksanaa
0.587 0.743 0.907 1.353 3.248 0.55

B. Dana Perimbangan PeBahan Gal Gol C Kec A 500.000m3/th TA 2007


2.921 3.698 4.510 6.731 8.414 0.27

C. Jumlah Pendapatan Wisata Bahari Kec B 26.250 pengunj/th TA 2007


8.488 10.745 13.103 19.557 28.038 0.31
(A + B)

3.2. Inventarisasi dan Skedul Pinjaman Daerah

Pada pembahasan pinjaman daerah sangat perlu


dilakukan inventarisasi, karena akan sangat 3.4. Efisiensi dan Efektivitas Belanja Daerah
membantu dalam penentuan anggaran, akan dapat
diketahui beban pinjaman daerah beserta biaya Pada pembahasan ini dengan maksud kita dapat
lainnya dari tahun ketahun, sehingga akan mengetahui besaran dari belanja aparatur, belanja
memudahkan pengalokasian anggaran. publik, belanja pembiayaan, dapat dilihat apakah
belanja proyek akan memacu pertumbuhan
ekonomi daerah, apakah alokasi setiap program/
Sebagai contoh disajikan tabel berikut ini: kegiatan oleh masing-masing SKPD membawa
perubahan terhadap kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat, dapat juga diukur
perbandingan antara belanja untuk aparat dengan
belanja untuk masyarakat.
Analisis efisiensi dan efektivitas belanja daerah
mempunyai tujuan untuk melihat kecenderungan
pengeluaran anggaran berpihak kepada aparat
atau kepada masyarakat, melihat sektor program
yang prioritas yang dilaksanakan oleh masing-
masing SKPD apakah sesuai dengan arah
kebijakan pemerintah daerah.

111
H A N D O U T
Adapun langkah-langkah untuk analisis:

1. Memperbandingkan (menghitung ratio) belanja modal, antara belanja aparat dengan belanja
publik pada masing-masing tahun anggaran

Sebagai ilustrasi contoh dibawah ini :

Ratio belanja daerah :

belanja aparatur : belanja publik x 100%

3.500.326.341 : 427.260.829 x 100%

= 819,25%

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa belanja modal masih berpihak kepada aparat, karena
rasionya sangat besar

2. Memperbandingkan (menghitung ratio) masing-masing belanja dengan total belanja yang


dianggarkan pada tahun tertentu

Ratio belanja administrasi umum :

belanja adm umum : total belanja x 100%

3.823.153.776 : 11.614.148.003 x 100%

= 32,92%

Ratio belanja operasional pemeliharaan:

Belanja O&M : total belanja x 100%

3.762.914.678 : 11.614.148.003 x 100%

= 32,40%

Ratio belanja modal:

Belanja modal : total belanja x 100%

3.927.587.170 : 11.614.148.003 x 100%

= 33,82%

Ratio belanja transfer:

Belanja transfer : total belanja x 100%

46.309.374 : 11.614.148.003 x 100%

= 0,40%

Ratio belanja tidak disangka:

Belanja tdk disangka : total belanja x 100%

54.183.005 : 11.614.148.003 x 100%

= 0,47%

Pada perhitungan ratio belanja diatas dapat diketahui bahwa pada pos belanja yang besar mendapat
anggaran adalah belanja modal, akan tetapi alokasi belanja modal masih lebih banyak didominasi kepada
belanja aparatur, sedangkan alokasi belanja publik masih sangat kecil.

112
H A N D O U T
IV. METODA PERHITUNGAN PROYEKSI KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENUNJANG
RENCANA PROGRAM JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

4.1. Proyeksi Pendapatan Daerah :


4.1.1. Pendapatan Asli Daerah
Dalam pelaksanaan Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) perlu adanya melihat
kemampuan keuangan daerah 5(lima) tahun kedepan yang nantinya akan dipergunakan sebagai perkiraan
anggaran rencana pembiayaan dalam jangka menengah tersebut
Adapun pendekatan untuk memperkirakan perkiraan maju (proyeksi) sebagai pertimbangan penghitungan
adalah sebagai berikut:
• Parameter atau Variabel tertentu:
o Pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
o Pertumbuhan Jumlah Penduduk
o Laju Inflasi

• Pertumbuhan periode sebelumnya


Pada pendekatan ini kita melihat pertumbuhan realisasi 5(lima) tahun terakhir , adapun formulasi
yang dipergunakan sebagai pendekatan berikut ini adalah :

SUM(((2002-2001)/2001)+((2003-2002)/2002)+((2004-2003)/2003)+((2005-2004)/2004))/4

sebagai contoh disajikan data simulasi berikut ini :

Tabel 9. Realisasi APBD TA 2004 s/d 2005 & Perkiraan Maju 2006 s/d 2010 (milyar rp)
Tahun Anggaran Pertum- Perkiraan Maju
Uraian Penerimaan buhan
2001 2002 2003 2004 2005 % 2006 2007 2008 2009 2010

A. Pendapatan Asli Daerah : 5.567 7.046 8.593 12.826 19.624 26.577 36.172 49.492 68.102 94.273
1. Pajak Daerah 1.346 1.704 2.078 3.101 3.902 0.27 4.949 6.277 7.961 10.098 12.808
2. Retribusi Daerah 1.092 1.382 1.685 2.516 3.251 0.28 4.151 5.300 6.767 8.641 11.034
3. Hasil BUMD 2.542 3.217 3.924 5.856 9.224 0.35 12.430 16.751 22.573 30.420 40.994
4. Lain-lan PAD yg sah 0.587 0.743 0.907 1.353 3.248 0.55 5.048 7.844 12.190 18.943 29.438

B. Dana Perimbangan 2.921 3.698 4.510 6.731 8.414 0.27 10.655 13.492 17.086 21.637 27.399

C. Jumlah Pendapatan (A + B) 8.488 10.745 13.103 19.557 28.038 0.31 37.232 49.664 66.578 89.739 121.672

• Trend
Pada pendekatan perkiraan maju (proyeksi) dengan menggunakan metode trend adalah
sebagai berikut dibawah ini:

Tahun Realisasi

2001 1.346
2002 1.704
2003 2.078
2004 3.101
2005 3.902
= Rumus Trend ($B$2:$B$6,$A$2:$A$6,A8,True)

Proyeksi

2006 4.379 = Rumus Trend ($B$2:$B$6,$A$2:$A$6,A11,True)


2007 5.029
2008 5.680
2009 6.331
2010 6.982

113
H A N D O U T
4.1.2. Dana Perimbangan
Pada pembahasan dana perimbangan ini (DAU, DAK,dll), akurasi penggunaan pendekatan metode proyeksi
belum ada yang benar-benar dapat dipergunakan sebagai pedoman, karena penentuan dana perimbangan
yang berasal dari pusat merupakan pemberian langsung (given) dan sangat tergantung kepada beberapa
hal, antara lain:
• Kebutuhan fiskal, adalah merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi
layanan dasar, dengan dasar ukuran jumlah penduduk, luas wilayah, indeks kemahalan konstruksi,
PDRB perkapita, dan indeks pembangunan manusia
• Kapasitas fiskal, adalah merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan dana
bagi hasil

4.2. Proyeksi Belanja Daerah


4.2.1. Belanja Aparatur Daerah
Adalah merupakan belanja yang berupa : belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan,
serta belanja modal/pembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan
yang hasil, manfaat, dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik)

4.2.2. Belanja Pelayanan Publik


Adalah merupakan belanja yang berupa : belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan,
serta belanja modal/pembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan
yang hasil, manfaat, dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik)

4.3. Proyeksi Pembiayaan, termasuk status hutang daerah, kemampuan daerah untuk melakukan
pinjaman
• Pembiayaan
Pada pembahasan pembiayaan terlebih dahulu kita mengetahui komponen pembiayaan yaitu
terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan mencakup: pembentukan dana cadangan, penyertaan modal


pemerintah daerah, pembayaran pokok hutang, dan pemberian pinjaman

Penerimaan pembiayaan mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pencairan
dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, termasuk penerimaan
pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman

• Status hutang daerah


Apabila daerah telah melaksanakan pinjaman/hutang, maka skedul/jadwal pinjaman dengan
menggunakan format/tabel yang telah disajikan didepan (tabel 8), hal ini akan memudahkan
pada sisi penganggaran untuk mengalokasikan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan
pinjaman

• Kemampuan daerah untuk melakukan pinjaman


Pada pembahasan ini, daerah diberikan kewenangan untuk melaksanakan pinjaman, adapun
terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerintah daerah sebagai peminjam
diantaranya:

DSCR > 2,5; Daerah dapat melakukan pinjaman baru;


DSCR = 2,5; Daerah dapat melakukan pinjaman baru, dengan syarat untuk proyek/kegiatan
yang dapat menghasilkan pendapatan (cost recovery);
DSCR < 2,5; Daerah tidak dapat melakukan pinjaman baru.

Terdapat beberapa formulasi yang dapat dipergunakan untuk menghitung DSCR tersebut diatas,
dibawah ini disajikan salah satu cara penghitungan (versi SE Mendagri 050/2020/SJ):

Menentukan nilai pendapatan daerah:

114
H A N D O U T

Y = P + M - OM
( Y = Pendapatan Daerah.
( P = Pendapatan Asli Daerah.
( M = Pajak Daerah, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, penerimaan
SDA, dan bagian daerah lainnya.
( OM = Belanja Operasi dan Pemeliharaan, serta Belanja Modal yang harus
dipenuhi/tidak bisa dihindarkan dalam tahun anggaran ybs.

Menentukan nilai DSCR, dengan rumus:

DSCR = Y
C

( C = besaran kewajiban pinjaman ditambah biaya lainnya.


( Y = Pendapatan Daerah.

Sebagai contoh penghitungan DSCR, disajikan data simulasi sebagai berikut:

Tabel 10. Realisasi APBD TA 2004 s/d 2005 & Perkiraan Maju 2006 s/d 2010 (milyar rp)

Tahun Anggaran Perum-


Uraian Penerimaan buhan Proyeksi
2001 2002 2003 2004 2005 %

A. Pendapatan Asli Daerah (1+2+3+4) 5.567 7.046 8.593 12.826 19.624 0.53 31.435
1. Pajak Daerah 1.346 1.704 2.078 3.101 3.902 0.26 4.909
2. Retribusi Daerah 1.092 1.382 1.685 2.516 3.251 0.29 4.200
3. Hasil BUMD 2.542 3.217 3.924 5.856 9.224 0.58 14.528
4. Lain-lan PAD yg sah 0.587 0.743 0.907 1.353 3.248 1.40 7.798

B. Dana Perimbangan 2.921 3.698 4.510 6.731 8.414 0.25 10.517

C. Jumlah Pendapatan (A + B) 8.488 10.745 13.103 19.557 28.038 0.43 41.953

D. Belanja
1. Belanja Administrasi Umum 1.987 2.233 2.566 3.019 3.823 0.27 4.842
2. Belanja Operasional Pemeliharaan 1.111 1.406 1.715 2.559 3.763 0.47 5.533
3. Belanja Modal (a+b) 2.308 2.684 3.121 3.629 3.928 0.08 4.266
a. Belanja Aparatur 2.096 2.437 2.834 3.296 3.500 0.06 3.718
b. Belanja Publik 0.212 0.246 0.287 0.333 0.427 0.28 0.548
4. Belanja Transfer 0.029 0.033 0.038 0.045 0.046 0.03 0.048
5. Belanja Tidak Tersangka 0.021 0.027 0.033 0.049 0.054 0.10 0.059

Jumlah Belanja 5.456 6.382 7.473 9.301 11.614 0.25 14.747

E. Pembiayaan
1. Penerimaan 2.622 3.318 4.715 6.128 10.866 0.77 17.119
a. Sisa lebih Perhit Anggaran th lalu 2.395 3.032 4.362 5.630 10.256 0.82 16.424
b. Penerimaan Pinjaman Obligasi 0.106 0.135 0.164 0.245 0.275 0.12 0.309
c. Transfer dari dana cadangan 0.068 0.086 0.109 0.132 0.198 0.49 0.227
d. Hasil penj aset daerah yg dipisahkan 0.052 0.066 0.081 0.121 0.138 0.15 0.158
2. Pengeluaran 10.815 14.214 17.645 28.188 35.608 0.26 47.730
a. Pembayaran utang pokok jatuh tempo 6.612 8.370 10.207 15.235 16.282 0.07 17.401
b. Transfer ke dana cadangan 0.086 0.109 0.132 0.198 0.227 0.15 0.261
c. Penyertaan Modal 1.085 1.374 1.675 2.500 2.675 0.07 2.862
d. Sisa lebih Perhit Anggaran th ini 3.032 4.362 5.630 10.256 16.424 0.60 27.205

Jumlah Pembiayaan 13.437 17.533 22.360 34.316 46.474 0.35 64.848

115
H A N D O U T
Maka perhitungan DSCR adalah :

Periode Realisasi Proyeksi


Uraian Formu-
lasi 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Pendapatan Asli Daerah P 5.567 7.046 8.593 12.826 19.624 31.435


Pajak Daerah,BPHTB,SDA, & Bag Lainnya M 2.921 3.698 4.510 6.731 8.414 10.517
Operasional & Pemeliharaan, Blj Modal Wajib OM 5.456 6.382 7.473 9.301 11.614 14.747

Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM) Y 3.032 4.362 5.630 10.256 16.424 27.205

Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM) Y 3.032 4.362 5.630 10.256 16.424 27.205


Kewajiban Pinjaman + Biaya Lainnya C 6.612 8.370 10.207 15.235 16.282 17.401

DSCR (Debt Service Coverage Ratio) Y/C 45.9% 52.1% 55.2% 67.3% 100.9% 156.3%

Latihan

Waktu 60 menit

Tujuan Latihan
1. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tatacara membuat perencanaan pendapatan
untuk mengetahui potensi keuangan daerah 5 (lima) tahun kedepan sebagai kesiapan financial
guna menunjang Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau dalam kurun masa
proyeksi 5 (lima) tahun
2. Memberikan pemahaman kepada peserta dalam efisiensi penggunaan anggaran daerah terutama
dengan melakukan analisis pos belanja daerah baik belanja aparatur maupun belanja pelayanan
publik pada masing-masing unit satuan kerja
3. Menghitung peluang guna melaksanakan pinjaman baru

Proses
1. membagikan format realisasi keuangan daerah yang telah disiapkan kepada peserta untuk diisi
dengan menggunakan bahan-bahan Perhitungan APBD lima tahun terakhir, dan/atau data-data
pendukung dari unit pengelola (satuan kerja)
2. Mengidentifikasi sumber dana yang berasal dari Provinsi maupun Pusat (DAU,DAK,dll)
3. memilah masing-masing pos belanja daerah untuk masing-masing unit satuan kerja

Metode Latihan
1. bagi peserta dalam kelompok berdasarkan asal peserta
2. minta setiap kelompok mengisi/mengerjakan format yang telah disiapkan
3. Bahan yang akan dipergunakan sebagai latihan adalah :
• Perhitungan APBD Tahun 2001 s/d 2005
• Peraturan Daerah
• SK Bupati Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, dll
• Kabupaten Dalam Angka (PDRB, Jumlah Penduduk, Laju Tingkat Inflasi, dll
• Dokumen Penetapan Dana Perimbangan (DAU, DAK, dll)
• Dokumen Pinjaman (apabila Daerah telah melaksanakan pinjaman)

Contoh/Form untuk latihan:


1. Form – 1. Realisasi Perhitungan APBD Tahun 2001 – 2005
2. Form – 2. Realisasi Belanja untuk unit satuan kerja Tahun 2001 – 2005
3. Form – 3. Realisasi Dana yang bersumber dari Provinsi dan Pusat
4. Form – 4. Perincian Pinjaman Daerah
5. Form – 5. Penghitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR)
6. Form – 6. Proyeksi Keuangan Daerah (Penerimaan dan Belanja Daerah) Tahun 2006 - 2010

116
H A N D O U T
Form - 1
Kabupaten / Kota : ____________
Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2001 s/d 2005

Realisasi Rata2
No Keterangan Perum-
buhan
2001 2002 2003 2004 2005
2001-2005

PENDAPATAN

1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

2 DANA PERIMBANGAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Bagi Hasil Pajak


Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dana Reboisasi
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari
Propinsi

3 LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Jumlah Pendapatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

BELANJA

BELANJA APARATUR DAERAH :

1 BELANJA ADMINISTRASI UMUM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Perjalanan Dinas
- Belanja Pemeliharaan

2 BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Perjalanan Dinas
- Belanja Pemeliharaan

3 BELANJA MODAL 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

- Belanja Tanah
- Belanja Bangunan
- Cadangan

BELANJA PELAYANAN PUBLIK :

1 BELANJA ADMINISTRASI UMUM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Perjalanan Dinas
- Belanja Pemeliharaan

117
H A N D O U T
Lanjutan Form 1..........

Realisasi Rata2
No Perum-
Keterangan
buhan
2001 2002 2003 2004 2005
2001-2005

2 BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Perjalanan Dinas
- Belaja Pemeliharaan

3 BELANJA MODAL 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

- Belanja Tanah
- Belanja Bangunan
- Cadangan

4 BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
KEUANGAN

BELANJA TIDAK TERSANGKA 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Jumlah Belanja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Surplus / Defisit Anggaran

PEMBIAYAAN

1 PENERIMAAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun


Yang Lalu
- Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
- Transfer dari Dana Cadangan
- Hasil Penjualan Asset Daerah Yang
Dipisahkan

2 PENGELUARAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

- Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh


Tempo
- Transfer ke Dana Cadangan
- Penyertaan Modal
- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Ini

Debt Service Coverage Ratio (DSCR)

118
H A N D O U T

Form - 2
Rincian Pos Belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten ___________

2001 2002 2003 2004 2005 2006


No URAIAN BIDANG & UNIT ORGANISASI
Aparatur Publik Aparatur Publik Aparatur Publik Aparatur Publik Aparatur Publik Aparatur Publik

1 Badan Pengawas Daerah 0.00 0.00


2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 0.00 0.00
3 Badan Pengelola Keuangan Daerah 0.00 0.00
4 Badan Pengendalian dan Pelestarian Lingk.Hidup 0.00 0.00
5 Badan Sosial 0.00 0.00
6 Badan Kepegawaian Daerah 0.00 0.00
7 Badan Hubungan Masyarakat dan Informasi 0.00 0.00
8 Badan Promosi dan Investasi 0.00 0.00
9 Badan Pemberdayaan Masyarakat 0.00 0.00
10 Kantor Kesatuan Bangsa 0.00 0.00
11 Kantor Perlindungan Masyarakat 0.00 0.00
12 Kantor Perpustakaan dan Arsip 0.00 0.00
13 Dinas Kesehatan 0.00 0.00
14 Dinas Pendidikan 0.00 0.00
15 Dinas Pertanian 0.00 0.00
16 Dinas Pekerjaan Umum 0.00 0.00
17 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 0.00 0.00
18 Dinas Kelautan dan Perikanan 0.00 0.00
19 Dinas Perhubungan 0.00 0.00
20 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 0.00 0.00
21 Dinas Pertanahan 0.00 0.00
22 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 0.00 0.00
23 Dinas Pertambangan dan Energi 0.00 0.00
24 Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah 0.00 0.00
25 Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja 0.00 0.00

Jumlah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Form - 4
Daftar/Skedul Pembayaran Pinjaman Daerah
Kabupaten ___________
Tanggal/No. SK Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Penjelasan
Uraian Bupati/Walikota dan Tgl………. Tgl………. Tgl………. Tgl……….
Persetujuan DPRD

Jumlah

119
H A N D O U T
Form - 5
Perhitungan Kemampuan Melaksanakan Pinjaman (DSCR)
Kabupaten ___________

Periode Realisasi APBD Periode Realisasi APBD


Uraian Formulasi
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pendapatan Asli Daerah P


Pajak Daerah,BPHTB,SDA, & Bag Lainnya M
Operasional & Pemeliharaan, Blj Modal Wajib OM

Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM) Y 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM) Y 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


Kewajiban Pinjaman + Biaya Lainnya C

DSCR (Debt Service Coverage Ratio) Y / C

Keterangan :
Berdasarkan SE Mendagri-050-2020-SJ

Form - 6
Kabupaten / Kota : ____________
Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2006 s/d 2010

Proyeksi Keuangan daerah Rata2


No Keterangan Perum-
buhan
2006 2007 2008 2009 2010
2006-20010

PENDAPATAN

1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 %

Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

2 DANA PERIMBANGAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

Bagi Hasil Pajak


Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dana Reboisasi
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan
dari Propinsi

3 LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

Jumlah Pendapatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

BELANJA

BELANJA APARATUR DAERAH :

1 BELANJA ADMINISTRASI UMUM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Perjalanan Dinas
- Belanja Pemeliharaan

120
H A N D O U T
Lajutan Form 6 .............

Proyeksi Keuangan daerah Rata2


No Keterangan Perum-
buhan
2006 2007 2008 2009 2010
2006-20010

2 BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Perjalanan Dinas
- Belanja Pemeliharaan

3 BELANJA MODAL 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

- Belanja Tanah
- Belanja Bangunan
- Cadangan

BELANJA PELAYANAN PUBLIK :


1 BELANJA ADMINISTRASI UMUM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Perjalanan Dinas
- Belanja Pemeliharaan

2 BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Perjalanan Dinas
- Belaja Pemeliharaan

3 BELANJA MODAL 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

- Belanja Tanah
- Belanja Bangunan
- Cadangan

4 BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN


KEUANGAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

5 BELANJA TIDAK TERSANGKA 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

Jumlah Belanja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

Surplus / Defisit Anggaran

PEMBIAYAAN

1 PENERIMAAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun


Yang Lalu
- Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
- Transfer dari Dana Cadangan
- Hasil Penjualan Asset Daerah Yang
Dipisahkan

2 PENGELUARAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0%

- Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh


Tempo
- Transfer ke Dana Cadangan
- Penyertaan Modal
- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Ini

Debt Service Coverage Ratio (DSCR)

121
H A N D O U T
CONTOH: ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
KABUPATEN PACITAN

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah tidak 2. ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH


terlepas dari kebijakan desentralisasi dan otonomi
daerah yang dilakukan dengan menekankan pada Arah pengelolaan belanja daerah Kabupaten Pacitan
prinsip keadilan, kepatutan, dan manfaat sebagai pada tahun 2006 – 2011 ditekankan pada pening-
konsekuensi hubungan keuangan antara pemerin- katan proporsi belanja untuk kepentingan dan
tah pusat dengan pemerintah daerah. Terbitnya kebutuhan masyarakat Pacitan dengan tetap
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang memperhatikan proporsi dan eksistensi penyeleng-
Pemerintah Daerah sebagai pengganti Undang- garaan pemerintahan. Sehingga perlu penekanan
undang Nomor 22 tahun 1999 memberikan warna pada efisiensi belanja aparatur pada pelaksana-
baru landasan penyeleng-garaan pemerintahan annya. Di samping itu perlunya efektifitas anggaran
daerah. Pengelolaan keuangan daerah berdasarkan dan prioritasisasi program dalam mendukung
pada Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tersebut pembangunan daerah.
bertumpu pada upaya peningkatan efisiensi, efek-
tifitas, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan 2.1 ARAH PEMBIAYAAN DAERAH
keuangan publik baik dari sisi pendapatan maupun
belanja. Sebagaimana ketentuan yang telah diatur pada
penjelasan pasal 17 ayat (3) Undang-Undang
Inti perubahan yang akan dilakukan antara lain Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
mempertajam esensi pengelolaan keuangan dan pasal 83 ayat (2) Undang-Undang Nomor 33
daerah dalam sistem penyelenggaraan pemerintah- Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
an daerah yang menyangkut penjabaran terhadap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
hak dan kewajiban daerah dalam mengelola disebutkan bahwa jumlah kumulatif defisit anggaran
keuangan publik, meliputi mekanisme penyusunan, tidak diperkenankan melebihi 3 % dari PDRB tahun
pelaksanaan dan penatausahaan, pengendalian bersangkutan.
dan pengawasan, serta pertanggungjawaban
keuangan daerah. Mengingat tingkat ketergantungan Pemerintah
Kabupaten Pacitan terhadap Pemerintah Pusat dari
Dalam rangka mendukung terwujudnya good gover- sisi anggaran masih cukup tinggi, maka peranan
nance, pengelolaan keuangan daerah disusun sesuai pemerintah Kabupaten Pacitan untuk mencari
dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan sumber anggaran guna menunjang percepatan
dan kemampaun pendapatan daerah serta dilakukan pembangunan amatlah dibutuhkan. Upaya
secara profesional mengacu pada peraturan terobosan yang mungkin dapat dilaksanakan adalah
perundang-undangan yang berlaku, dengan prinsip : dengan penerbitan dan penjualan obligasi serta
1. Partisipasi masyarakat ; hutang. Namun dalam pelaksanaannya diperlukan
2. Transparasi dan akuntabilitas anggaran ; suatu kajian yang komprehensif serta selektif dalam
3. Disiplin anggaran ; perwujudannya.
4. Keadilan ; dan
5. Efisiensi dan efektifitas anggaran.
2.1.1 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN
1. ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Daerah
Pengelolaan Pendapatan Daerah harus memper- Penerimaan pendapatan daerah kabupaten
hatikan upaya, untuk peningkatan pajak dan retribusi Pacitan dari tahun ke tahun secara umum
serta penerimaan daerah lainnya. Hal ini dimung- mengalami kenaikkan walaupun bersifat
kinkan karena Pendapatan Daerah dalam struktur fluktuatif. Peningkatan pendapatan masih
APBD Kabupaten Pacitan masih merupakan momen didominasi oleh sumber-sumber pendapatan
yang cukup penting peranannya dalam mendukung yang diperoleh dari dana perimbangan baik pos
penyelenggaraan pemerintahan maupun pelayanan bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, Dana
publik. Alokasi Umum maupun Dana Alokasi Khusus.
Penerimaan Pendapatan Daerah tahun 2001-
Arah pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten 1005 rata-rata meningkat 8,78 % setiap tahunnya,
Pacitan Tahun 2006 - 2011 ditekankan pada sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
mobilisasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah meningkat 13,18 %. Hal ini tampak pada
(PAD) dan penerimaan lainnya guna lebih mengop- sebagaimana tersebut dalam tabel 5.1 berikut
timalkan kinerja pemerintah dalam meningkatkan ini :
kesejahteraan masyarakat.

122
H A N D O U T
Tabel 5.1
Rekapitulasi APBD Kabupaten Pacitan
Tahun 2001 - 2006

Realisasi
No Urian
2001 2002 2003 2004 2005 2006

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

A SISA LEBIH PERHIT. 3,609,739,846 28,549,162,202 25,814,078,600 21,766,560,618 29,876,670,687.71 -


ANGGARAN TH. LALU

B BAGIAN PENDAPATAN 8,089,121,342 11,635,503,811 12,335,930,512 11,659,734,778 12,703,261,959.36 11,843,022,862.00


ASLI DAERAH

a. Pos Pajak Daerah 1,255,913,323 2,181,700,324 2,736,240,879 2,964,459,020 3,015,691,776.40 2,992,400,000.00

b. Pos Retribusi Daerah 2,588,489,672 3,289,149,249 3,370,017,167 4,229,303,990 3,809,613,453.67 3,790,247,830.00

c. Pos Bagian Laba BUMD 17,709,345 233,979,424 272,489,898 273,347,464 331,875,032.71 336,875,032.00

d. Lain-lain Pend Yg Syah 4,227,009,002 5,930,674,814 5,957,182,568 4,192,624,304 5,546,081,696.59 4,723,500,000.00

C BAGIAN DANA 205,619,317,106 211,065,576,536 226,415,742,878 239,583,497,541 263,524,666,673 .00 389,939,723,003.00


PERIMBANGAN

a. Bagi Hasil Pajak 7,067,159,683 8,886,954,406 13,552,051,447 16,780,774,064 17,191,044,290 13,175,683,483.00

b. Bagi hasil Bukan Pajak 1,190,403,423 1,571,653,380 1,029,445,802 646,412,113 639,953,269 764,768,000.00

c. Dana Alokasi Umum 197,361,754,000 198,358,043,750 204,940,000,000 211,332,000,000 222,922,000,000 338,655,000,000.00

d. Dana Alokasi Khusus - - 6,894,245,629 10,824,311,364 11,320,000,000 28,430,000,000.00


-
e. Dana Darurat - 2,248,925,000 - - - -

f . Dana Perimbangan dr - - - - 11,451,669,114 8,914,271,600.00


Propinsi

BAG. LAIN-LAIN PEND. 9,434,523,834 10,412,279,673 24,057,483,769 23,427,602,858 10,695,000,000 2,749,000,000.00


DAERAH YG SYAH

a. Penerimaan dari 5,586,643,238 2,970,750,000 16,414,550,000 14,290,362,000 10,695,000,000 2,749,000,000.00


Pem. Pusat

b. Penerimaan dari 3,847,880,596 7,441,529,673 7,642,933,769 9,137,240,858 - -


Propinsi

JUMLAH 226,752,702,128 261,662,522,222 288,623,235,759 296,437,395,795 316,799,599,320.07 404,531,745,864.00

Sumber : Bagian Keuangan


*) Angka sementera sebelum Perhitungan Anggaran Tahun 2005
**)Angka Penetapan APBD Tahun2006

Tabel 5.2
Ratio PAD dibanding dengan APBD Kab. Pacitan
Tahun 2001 - 2005

TAHUN APBD PAD Ratio Kenaikan PAD


Kemandirian (%)
Daerah ( % )

2001 226,752,702,128.90 8,089,121,324.00 3.57 -


2002 261,662,522,224.70 11,635,503,812.00 4.45 43,84
2003 288,623,235,760.23 12,335,930,514.00 4.27 6,02
2004 296,437,395,796.94 11,659,734,778.00 3.93 -5,48
2005 * ) 316,799,599,320.07 12,703,261,959.36 4.01 8,95
JUMLAH 1,390,275,455,230.84 56,423,552,387.36 4.06 13,33

123
H A N D O U T
Berdasarkan tabel tersebut, prosentase kenaikan Tabel 5.3
APBD terjadi secara fluktuatif. Demikian pula halnya Proyeksi Penerimaan Pendapatan Daerah
dengan prosentase kenaikan PAD, bahkan pada Tahun 2006 – 2011
tahun 2004 PAD justru mengalami penurunan
sebesar 5,4 % apabila dibandingkan dengan PAD NO Tahun Proyeksi ( Rp ) Kenaikan
tahun 2003.
(%)
Salah satu ukuran untuk mengetahui kemampuan (1) (2) (3) (4)
Pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi
pelayanan masyarakat dapat dilihat dari kapasitas 1 2006 404.531.745.945,00 -
keuangan daerah, yaitu perbandingan antara 2 2007 428,803,650,701.00 6,00
Pendapatan Daerahdengan APBD. Kenyataan
masih menunjukkan tingginya ketergantungan 3 2008 454,531,069,743.00 6,00
daerah terhadap anggaran yang berasal dari dana 4 2009 481,803,781,927.00 6,00
perimbangan. Rata-rata besarnya rasio
sumbangan PAD terhadap APBD hanya sebesar 5 2010 510,712,008,842.00 6,00
4,06 %. Kondisi tersebut merupakan tantangan 6 2011 541,354,729,372.00 6,00
sekaligus peluang yang perlu disikapi dengan
usaha keras, agar komposisi perimbangan antara Sumber : Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
PAD dan pendapatan dari pusat mencapai titik
keseimbangan (equilibrium). Ratio PAD terhadap
APBD Kabupaten Pacitan tahun 2001 – 2005 dapat Dengan asumsi kondisi makro dan mikro ekonomi
dilihat sebagaimana tersebut dalam tabel 5.2 tidak mengalami perubahan serta stabilitas politik
maupun grafik 5.1 di berikut ini : tetap terjaga, maka proyeksi pendapatan daerah
tersebut masih cukup wajar. Hal ini nampak
sebagaimana digambarkan pada grafik 5.2 berikut :
Grafik 5.1
Ratio PAD dibanding dengan APBD, Kab. Pacitan
Tahun 2001 – 2005 Grafik 5.2
Proyeksi Penerimaan Pendapatan Daerah
Tahun 2006 s/d 2011

Keterangan: Sumber: Dinas Pendapatan Daerah


Pendapatan Asli Daerah
APBD Mengingat dalam penerimaan pendapatan daerah
terdapat variable yang “uncontrollable” terutama pos
Sumber: Bappeda penerimaan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi
Khusus, maka proyeksi tersebut masih memung-
kinkan berubah. Kemungkinan terjadinya perubahan
Dengan mempertimbangkan angka pertumbuhan tersebut berkaitan dengan perubahan kebijakan dari
pendapatan tahun 2001-2005, maka proyeksi Pemerintah Pusat tentang upah / gaji pegawai
penerimaan Daerah pada Tahun 2006 sampai maupun keserasian penggunaan antar wilayah.
dengan 2011 diperkirakan terjadi pertumbuhan rata- Oleh karena itu, peningkatan kinerja pendapatan
rata sebesar 5,92% dengan distribusi sebagaimana daerah dari pos Pendapatan Asli Daerah harus
terlihat pada tabel 5.3 berikut ini. ditingkatkan dalam upaya mewujudkan kemandirian
daerah. Proyeksi PAD Kabupaten Pacitan dapat
digambarkan sebagaimana tersebut dalam tabel
5.4 dan grafik 5.3 berikut :

124
H A N D O U T
Tabel 5.4 Belanja Daerah
Proyeksi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Tahun 2006-2011 Peranan sektor pemerintah terhadap dinamika
ekonomi daerah di Kabupaten Pacitan cukup tinggi,
mengingat proporsi anggaran pemerintah
NO Tahun Proyeksi ( Rp )
mencapai 25% dari total PDRB. Sumbangan output
sektor pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi
mencapai 20% sehingga alokasi pengeluaran
(1) (2) (3)
pemerintah cukup signifikan mempengaruhi
1 2006 11,843,022,862.00 ekonomi daerah. Rata-rata pertumbuhan belanja
pemerintah Kabupaten Pacitan mencapai 11,5% per
2 2007 13,027,325,482.00
tahun sampai tahun 2005, sehingga intervensi
3 2008 14,330,057,996.00 pemerintah daerah perlu lebih terfokus pada sektor-
4 2009
sektor yang menjadi lokomotif pertumbuhan daerah.
15,763,063,956.00
5 2010 17,339,370,351.00 Dalam lima tahun terakhir 2001 - 2005, proporsi
6 2011 anggaran belanja rutin terhadap total APBD
19,073,307,386.00
mengalami peningkatan, dari 68% pada 2001
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
menjadi 78% pada 2004, meskipun pada 2002
sempat menurun menjadi 62%. Angka ini
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan
Grafik 5.3 sehingga berada pada kisaran 75% pada 2006 dan
Proyeksi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2007, serta 76% pada 2008 hingga 2010. Demikian
2006 s/d 2011 juga terhadap total APBD, proporsi belanja rutin
mencapai 60%, namun trend penurunannya relatif
kecil yaitu berkisar pada angka 58% pada 2007
hingga 2011.

Gambaran perbandingan antara belanja rutin dan


belanja pembangunan kurun waktu 6 (enam) tahun,
2001 – 2006 dilihat sebagaimana tersebut dalam
grafik 5.4 di bawah.

Grafik 5.4
Perbandingan Belanja Rutin dan Belanja
Pembangunan Tahun 2001 - 2006

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah

Dengan memperhatikan kecenderungan kenaikan


PAD tahun 2001 – 2005 serta mempertimbangkan
keadaan dan upaya-upaya peningkatan pertum-
buhan perekonomiam Kabupaten Pacitan untuk
masa 5 (lima) tahun mendatang, maka dapat
diproyeksikan peningkatan PAD rata-rata sebesar
10 % per-tahunnya.

Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah


diarahkan untuk menggali dan mengoptimalkan
sumber-sumber pendapatan daerah melalui upaya Keterangan:
intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, Belanja Rutin
optimalisasi asset dan kekayaan pemerintah Belanja Pembangunan
daerah termasuk mengembangkan sektor-sektor Sumber: Data diolah Bappeda
potensial yamg selama ini belum optimal.
Optimalisasi peningkatkan pendapatan daerah
terhadap obyek yang betul–betul potensial dilakukan
dengan tidak memberatkan masyarakat serta tidak
merusak lingkungan.

125
H A N D O U T
Gambaran pengelolaan belanja daerah Mencermati besarnya belanja yang harus
sebagaimana tersebut dalam tabel maupun grafik dikeluarkan pada lima tahun mendatang diperlukan
diatas, menunjukkan bahwa anggaran belanja rutin upaya secara serius untuk mengelola belanja
yang sebagian besar digunakan untuk membiayai daerah sesuai dengan arah dan kebijakan yang telah
kegiatan aparatur masih mendominasi belanja ditetapkan. Oleh karena itu, arah pengelolaan
pemerintah dibandingkan dengan anggaran belanja harus digunakan sebesar-besarnya untuk
pembangunan yang merupakan representasi kepentingan publik terutama masyarakat miskin dan
anggaran publik. kurang beruntung, dikelola dengan hasil yang
baik dan biaya rendah (work better dan cost less)
Adapun anggaran belanja daerah pada tahun 2006 melalui pendekatan kinerja di setiap organisasi
s/d 2011, dapat diproyeksikan akan mengalami terkait, mendasarkan pada standar analisa biaya,
pertumbuhan rata-rata sebesar 5,46 %. Hal ini standar harga, tolok ukur kinerja dan standar
ditentukan dengan memperhatikan keadan kenaikan pelayanan minimal serta memperhatikan prinsip
5 tahun sebelumnya dan mengasumsikan keadaan value for money. Identifikasi belanja pengeluaran
5 tahun mendatang. akan dibedakan menurut belanja langsung dan
belanja tidak langsung guna meningkatkan aspek
Distribusi peningkatan pertumbuhan belanja tahun transparansi. Kriteria tersebut bertitik tolak dari
2006-2011 dapat dilihat pada tabel 5.6 dan grafik indikator kegiatan yang dilakukan. Proporsi belanja
5.5 dibawah ini (APBD tahun 2006 telah ditetapkan daerah menurut fungsi dari tahun 2006 – 2011 dari
dan saat ini telah dan sedang dijalankan). belanja langsung maupun tidak langsung dapat
diproyeksikan seperti dalam tabel 5.7 di bawah ini.

Tabel 5.6
Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2006 – 2011 Tabel 5.7
PROPORSI BELANJA DAERAH MENURUT FUNGSI
TAHUN 2006 – 2011
NO Tahun Proyeksi ( Rp )
NO TAHUN LANGSUNG TIDAK

(1) LANGSUNG
(2) (3)
(1) (2) (3) (4)
1 2006 402,531,745,945.00
1 2006 38 % 62 %
2 2007 424,670,991,971.98
2 2007 41 % 59 %
3 2008 448,027,896,530.43
3 2008 42 % 58 %
4 2009 472,669,430,839.61
4 2009 43 % 57 %
5 2010 498,666,249,535.79
5 2010 44 % 56 %
6 2011 526,092,893,260.25
6 2011 45 % 55 %
Sumber: Data diolah Bappeda
Sumber data: APBD Kabupaten Pacitan Tahun
Grafik 5.5 2001- 2005, diolah
Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2006 – 2011
Sedangkan proyeksi untuk proporsi pada setiap
tahunnya secara jelas sebagaimana tersebut pada
lampiran 5.1.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24


atahun 2005, aliran kas Kabupaten Pacitan
menunjukkan bahwa aktivitas operasional sangat
dominan dibandingkan aktivitas investasi. Aliran kas
untuk investasi hanya mencapai Rp 20 milyar, atau
hanya mencapai 7% terhadap aliran kas dari
aktivitas operasional, yang mencapai Rp 263 milyar.
Dibandingkan wilayah lain, angka ini relatif kecil,
misalnya dengan Kabupaten Sleman yang
mencapai 15%. Artinya, alokasi sumber daya masih
terfokus untuk kegiatan operasional, belum ada
Sumber: Data diolah Bappeda upaya serius untuk melakukan ekspansi dalam
meningkatkan kapasitas daerah. Gambaran aliran
kas sebagaimana tersebut table 5.8 berikut:

126
H A N D O U T

Tabel 5.8
Laporan Aliran Kas Tri Wulan IV 2005

ALIRAN KAS DARI Pembayaran Utang Pokok


AKTIVITAS OPERASI Yang Jatuh Tempo
Aliran Kas Masuk Jumlah 716.458.569
Pendapatan Asli Daerah 12.710.623.959 Aliran Kas Bersih dari Aktivitas
Pendapatan dari Dana 263.517.304.673 Pembiayaan 26.385.610.769
Perimbangan
Lain-lain pendapatan yang sah 10.695.000.000 Kenaikan (Penurunan)
Jumlah 286.922.928.632 Bersih Kas Selama Periode 2.774.601.348
Saldo Awal Kas 27.102.069.339
Aliran Kas Keluar Saldo Akhir Kas 29.876.670.687
Belanja Administrasi
Umum 187.057.188.291 SILPA Sisa Lebih Perhitungan
Belanja Pegawai/Personalia 169.098.640.102 Anggaran Tahun Berjalan 29.876.670.687
Belanja Barang dan Jasa 10.119.647.143
Belanja Perjalanan Dinas 2.928.862.150
Belanja Pemeliharaan 4.910.038.896 Sumber : Diolah Bappeda

Belanja Operasi dan


Pemeliharaan 42.592.456.243
Belanja Pegawai/Personalia 5.617.345.020 Pembiayaan Daerah
Belanja Barang dan Jasa 16.081.270.234
Belanja Perjalanan Dinas 2.850.908.440 Pengelolaan pendapatan daerah akan menekankan
Belanja Pemeliharaan 18.042.932.549
Belanja Bagi Hasil dan pada keserasian antara kebutuhan biaya dan
32.255.994.099
Bantuan Keuangan pendapatan. Prinsip bahwa nilai tambah penda-
Belanja Tidak Tersangka 1.241.156.600 patan daerah akan digunakan sebesar-besarnya
Jumlah 263.146.795.233 untuk kesejahteraan rakyat merupakan upaya
Aliran Kas Bersih dari mobilitas sumber daya lokal melalui peningkatan
Aktivitas Operasi 23.776.133.396 pendapatan daerah tidak akan menimbulkan
gangguan terhadap alokasi sumber daya, dengan
konsekuensi adanya efisiensi biaya/belanja daerah.
ALIRAN KAS DARI
AKTIVITAS INVESTASI Adapun kebijakan yang ditetapkan dalam
Aliran Kas Masuk pembiayaan daerah ini adalah :
Penjualan Investasi Jangka 1. Pendapatan Daerah tahun 2006 - 2011
Panjang 0 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-
Penjualan Aktiva Tetap 0 rata sebesar 5,92 %, sedangkan kebutuhan
Jumlah 0 belanja daerah akan mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar 5,46 %. Kondisi ini
Aliran Kas Keluar
menunjukkan bahwa perkiraan pendapatan
Belanja Modal
Pembelian Investasi Jangka sedikit lebih besar dari perkiraan kebutuhan
20.285.073.478
Panjang belanja, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun
Jumlah 20.285.073.478 ke depan APBD Kabupaten Pacitan diperkirakan
Aliran Kas Bersih dari Aktivitas akan mengalami surplus.
Investasi (20.285.073.478) 2. Surplus anggaran akan digunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan
ALIRAN KAS DARI lainnya. Namun nilai dari surplus ini belum
AKTIVITAS PEMBIAYAAN 27.102.069.339 memungkinkan dapat membiayai seluruh aspek
Aliran Kas Masuk
Sisa Lebih Perhitungan belanja pembangunan, sehingga perlu untuk
Anggaran Tahun lalu dilakukan upaya alternatif guna memenuhi
Transfer Dari Dana Cadangan kebutuhan biaya pembangunan. Proyeksi APBD
Penerimaan Pinjaman dan Kabupaten Pacitan tahun 2006– 2011, dapat
Obligasi dilihat sebagaimana tersebut dalam grafik 5.6
Hasil Penjualan Aset Daerah berikut:
Yang Dipisahkan
Jumlah 27.102.069.339

Aliran Kas Keluar


Transfer ke Dana Cadangan
Penyertaan Modal 716.458.569

127
H A N D O U T

Grafik 5.6.
Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pacitan

Keterangan :
Proyeksi pendapatan
Proyeksi Belanja

Sumber: RPJMD Kabupaten Pacitan 2006-2011

Grafik diatas menunjukkan bahwa mulai tahun 2001 efisiensi maupun efektivitas sesuai dengan prioritas
sampai dengan 2005 terjadi trend yang positip, yaitu untuk memberikan dukungan pada strategi
adanya surplus APBD. Sedangkan pada tahun 2006, pembangunan daerah.
sesuai dengan penetapan APBD pendapatan masih
lebih besar dari belanja daerah, meskipun hanya Peningkatan peranan sektor pajak daerah dalam
terjadi surplus kurang lebih 3 (tiga) Miliyar. Dengan memberikan sumbangan ke PAD menimbulkan
mempertahankan tingkat pertumbuhan pendapatan konsekuensi kebutuhan kebijakan ekstensifikasi
5,92 % dan belanja daerah 5,46 %, dapat diproyek- pajak melalui perluasan basis pajak tanpa
sikan keadaan surplus menjadi semakin signifikan menimbulkan distorsi bagi perkembangan ekonomi
untuk lima tahun mendatang. lokal perlu dikembangkan. Demikian juga dengan
program intensifikasi perlu dilakukan melalui upaya
Dengan berlandaskan pada keadaan diatas, maka terus-menerus dalam melakukan perbaikan ke
belanja daerah akan dioptimalkan pada prioritas dalam dan senantiasa meningkatkan kesadaran
program yang memihak kepentingan dan kebutuhan wajib pajak.
masyarakat, disamping tetap menjaga eksistensi
penyelenggaraan pemerintahan. Dalam pengguna-
annya, belanja daerah harus tetap mengedepankan

128
H A N D O U T
PROYEKSI KEUANGAN DAERAH

HERY PRATONO, Service Provider LGSP

PENGANTAR Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,


Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
Proyeksi keuangan dan belanja daerah merupakan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan
kelengkapan dokumen perencanaan daerah untuk dan Belanja Daerah.
melakukan analisis keuangan daerah. Proyeksi ini
akan digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan Dalam rangka mendukung terwujudnya good gov-
keuangan daerah yang tidak terlepas dari kebijakan ernance, pengelolaan keuangan daerah Daerah
desentralisasi dan otonomi daerah yang dilakukan dilakukan secara profesional, terbuka, dan bertang-
dengan menekankan pada prinsip money follow func- gungjawab sesuai dengan perudang-undangan
tion sebagai konsekuensi hubungan keuangan yang berlaku. Aturan pokok yang ditetapkan dalam
antara pemerintah pusat dengan pemerintah Undang-undang Dasar tersebut dijabarkan ke
daerah. Terbitnya Undang-undang Nomor 32 tahun dalam asas-asas umum pengelolaan keuangan
2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti daerah yang meliputi:
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 memberikan 1. Asas tahunan;
warna baru landasan penyelenggaraan pemerin- 2. Asas universalitas;
tahan daerah. Pengelolaan keuangan daerah 3. Asas kesatuan;
berdasarkan pada Undang-undang Nomor 32 tahun 4. Asas spesialitas;
2004 tersebut bertumpu pada upaya peningkatan 5. Akuntabilitas berorientasi pada hasil;
efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi 6. Profesionalitas;
pengelolaan keuangan publik baik dari sisi 7. Proporsionalitas;
pendapatan maupun belanja. 8. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan; dan
9. Pemeriksaan keuangan yang bebas dan mandiri.
KONSEP DASAR
Pengelolaan Pendapatan Daerah
Inti perubahan yang ingin dilakukan dalam arah Pendapatan daerah dalam struktur APBD merupakan
kebijakan keuangan daerah antara lain mem- elemen penting bagi kemampuan pemerintah
pertajam esensi pengelolaan keuangan daerah daerah dalam melakukan kontrol terhadap alokasi
dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan sumber daya. Pengembangan sistem pendapatan
daerah yang menyangkut penjabaran terhadap hak daerah dibutuhkan untuk menjamin stabilitas
dan kewajiban daerah dalam mengelola keuangan pendapatan daerah supaya pemerintah lokal mampu
publik, meliputi mekanisme penyusunan, pelak- mengembangkan administrasi dan keuangan
sanaan dan penatausahaan, pengendalian dan layanan publik yang lebih independen dan autono-
pengawasan, serta pertanggungjawaban keuangan mous.
daerah.
Pengelolaan pendapatan daerah hendaknya
Dalam pengelolaan keuangan daerah dilandaskan menekankan pada keserasian antara kebutuhan
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku pengeluaran dan pendapatan. Prinsip bahwa nilai
yaitu: tambah pendapatan daerah akan digunakan
1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat
Keuangan Negara; merupakan upaya mobilitas sumber daya lokal
2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang melalui peningkatan pendapatan daerah tidak akan
Perbendaharaan Negara; menimbulkan gangguan terhadap alokasi sumber
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang daya.
Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Sampai akhir Maret 2006, Departemen Dalam
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Negeri tengah memproses pembatalan 393 perda
Pusat dan Daerah; pajak dan retribusi yang menghambat iklim
5. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2001 investasi. Sebagian besar perda ternyata masih
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; mengedepankan kepentingan pemerintah daerah,
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 di mana peningkatan Pendapatan Asli Daerah
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; dan seringkali menjadi alasan utama penentuan pajak
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 dan retribusi. Di lain pihak, visi daerah sering kali
Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, dilupakan dalam merumuskan peraturan daerah
Pertanggung jawaban dan Pengawasan hanya yang berorientasi pada pendapatan asli
Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan daerah.

129
H A N D O U T
Tabel 1 Metode Kaji Ulang Perda Pendapatan Daerah

KPPOD OED RIA

Eksternal Prinsip: konteks ekonomi Relevansi Tujuan: Identifikasi Masalah: uji


secara luas (i.e. free trade, konsistensi dengan strategi definisi masalah, identitas
persaingan sehat, pembangunan nasional, wewenang hukum, susunan
eksternalitas negatif, regional, kota regulasi
kewenangan pemerintah) Dampak sektoral: daya Alternatif regulasi: self
saing, efisiensi, dan regulation, quasi regulation,
keberlanjutan explicit regulation

Internal Substansi: keterkaitan Efficacy: kejelasan tentang Tujuan Regulasi: solusi


Peraturan antara tujuan dan isi, obyek ukuran keberhasilan masalah yang adil
dan subyek pungutan, hak Efficiency: hasil yang didapat Manfaat dan Biaya: dari sisi
dan kewajiban wajib pungut, dan sumber daya terpakai pelaku bisnis, konsumen, dan
standar pelayanan, filosofi Sustainability: ketersediaan pemerintah
dan prinsip pungutan sumber daya, dukungan Kepatuhan: penegakan
masyarakat peraturan daerah
Performance Pemerintah
Daerah: strategi pemerintah
daerah untuk mencapai tujuan
dan mengelola sumber
dayanya, termasuk kualitas
implementasi perda.

Yuridis Teknis yuridis: relevansi


acuan sumber hukum,
perundangan terbaru,
kelengkapan teknis yuridis
formal

Pusdakota (2005)

Pengembangan metode kajian tentang kebijakan sementara. Tahapan pertama dalam proses
daerah dilakukan antara lain oleh KPPOD (Komite rancangan tersebut adalah (1) menentukan skala
Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah), OED prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan,
(Operation Evaluation Department, World Bank), seperti sektor yang menuntut standar pelayanan
serta Deperindag dan PEG-USAID. Dalam minimal, (2) Penentuan urutan program untuk
melakukan kajian terhadap perda, KPPOD masing-masing urusan dilakukan, serta (3)
menggembangkan metode yang menggunakan penyusunan plafon anggaran sementara untuk
pendekatan teknis hukum dan ekonomi, sementara masing-masing program.
RIA berfokus pada pendekatan konsep intervensi
pemerintah untuk memberikan solusi dalam Upaya mewujudkan anggaran berbasis kinerja
mengatasi kegagalan mekanisme (pasar) yang sering kali masih menemui jalan buntu. Kinerja
tidak bisa dipecahkan oleh masyarakat sendiri. Di dalam melaksanakan TUPOKSI atau kegiatan rutin
lain pihak, pendekatan OED lebih menekankan bagian atau seksi tidak terukur karena tidak ada
sinergi tujuan antar berbagai stakeholder utama indikator kinerja yang dihubungkan ke dalam biaya
yang terlibat dalam pembangunan daerah, baik tidak langsung. Misalnya, alokasi dana pendidikan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun minimal 20% dari APBD dipandang belum
lembaga pemerintah lain yang terkait. memenuhi karena dihitung berdasarkan alokasi
dana anggaran belanja pembangunan. Di lain pihak,
Pengelolaan Belanja Daerah eksekutif menggunakan alasan bahwa alokasi dana
Belanja daerah diarahkan pada peningkatan untuk pendidikan sudah dilakukan pada alokasi
proporsi daerah untuk memihak kepentingan dan anggaran belanja pegawai yang bekerja di sektor
kebutuhan masyarakat lokal, disamping tetap pendidikan. Di lain pihak, program pendidikan bisa
menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerin- dimasukkan dalam program pelatihan yang
tahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah merupakan belanja pembangunan di sektor lainnya
harus tetap mengedepankan efisiensi maupun non pendidikan.
efektivitas sesuai dengan prioritas untuk membe-
rikan dukungan pada strategi pembangunan daerah. Sebagian besar belanja anggaran merupakan
belanja tidak langsung (biasanya sekitar 65-85%)
Garis besar isi Kebijakan Umm APBD merupakan akan menyulitkan pengukuran keberhasilan suatu
rancangan prioritas kegiatan dan plafon anggaran program. Metode yang biasa digunakan untuk

130
H A N D O U T
melakukan analisis biaya tidak pengaruh lingkungan ekonomi
langsung adalah activity-based 1 Pendapatan Asli Daerah yang cukup besar terhadap
costing. Namun metode ini Total Pengeluaran Daerah penerimaan daerah. Di lain pihak,
masih belum banyak dikem- penyusunan anggaran penge-
bangkan untuk sektor publik.
2 Pendapatan Asli Daerah luaran daerah sebaiknya meng-
Pengeluaran rUTIN
Selama ini, metode ini masih gunakan basis aktivitas (activity-
dikembangkan untuk sektor based costing) yang dibutuhkan
swasta dalam menentukan untuk mencapai prioritas pem-
harga suatu produk. bangunan daerah berdasarkan indikator kinerja yang
terukur.
Untuk melihat kinerja keuangan daerah, derajat
kemandirian daerah dapat diukur dari seberapa jauh Pendekatan Statistik
penerimaan yang berasal dari daerah mampu Proyeksi keuangan bisa dilakukan dengan
memenuhi kebutuhan daerah. menggunakan trend atau model regresi. Proyeksi
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) akan
Pembiayaan Daerah dilakukan dengan menggunakan trend dengan
Berdasarkan ketentuan pasal 17 ayat 3 Undang estimasi vektor autoregression, yaitu estimasi
Undang Nomor 17 2003 tentang Keuangan Negara dengan menggunakan basis data beberapa periode
dan pasal 83 ayat 2 dalam Undang-Undang Nomor sebelumnya. Dalam kasus ini akan digunakan dua
33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan basis data periode tahun sebelumnya (-1) dan dua
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, tahun sebelumnya (-2), sehingga fungsi
jumlah kumulatif defisit anggaran tidak melebihi 3 persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
persen dari Produk Domestik Regional Bruto tahun
bersangkutan. PDRB = f(PDRB(-1), PDRB(-2))

Bagi perekonomian daerah yang berbasis sektor Hasil estimasi dengan menggunakan software
primer seperti Daerah , peranan anggaran econometric views adalah sebagai berikut
pemerintah sebagai motor penggerak ekonomi
daerah menuntut kebijakan yang cenderung PDRB = -0,609605 (PDRB (-1)) + 1,293098 (PDRB
ekspansif. Salah satu alternatif bagi pembiayaan (-2))*
daerah adalah hutang, yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keterbatasan dana segar, Hasil tersebut menunjukkan bahwa PDRB pada dua
meningkatkan alternatif investasi daerah, maupun tahun sebelumnya lebih berpengaruh dalam
meningkatkan mobilitas pendapatan lokal. Di lain menentukan proyeksi keuangan (secara statistik
pihak, risiko yang harus ditanggung berupa signifikan disimbolkan dengan *), sedangkan
lemahnya anggaran pemerintah (soft budget con- kondisi satu tahun sebelumnya secara statistik tidak
straint) akibat disiplin fiskal yang lemah, moral haz- cukup berpengaruh. Kenaikan satu satuan PDRB
ard, dan perilaku oportunis kelembagaan pada tahun ini (misalnya dalam milyar rupiah) akan
pemerintah daerah. Kondisi stabilitas ekonomi menyebabkan kenaikan sebesar 1,29 satuan pada
makro, baik berupa fluktuasi nilai tukar maupun dua tahun yang akan datang. Secara detail
tingkat suku bunga, merupakan faktor eksternal yang perhitungan bisa dilihat dari tabel dalam lampiran.
perlu dicermati dalam memilih alternatif sumber Hasil estimasi akan digunakan sebagai penentuan
pembiayaan daerah dari hutang. asumsi dasar yang selanjutnya akan mempenga-
ruhi besaran angka pendapatan dan belanja daerah.
PROYEKSI KEUANGAN DAERAH Misalnya pada 2004, PDRD sebesar 100 milyar dan
2005 sebesar 105 milyar. Maka pada tahun 2006
Ada dua konsep yang ingin disampaikan dalam PDRB diperkirakan sebesar 129 yang berasal dari
proyeksi keuangan daerah. Untuk pendapatan PDRB tahun 2004 dikalikan koefisien estimasi
daerah, proyeksi keuangan daerah bisa dilakukan (100x1,29).
dengan menggunakan analisis statistik, karena

Tabel 2. Proyeksi PDRB

2004 2005 2006* 2007* 2008* 2009* 2010*


100 105 129 135.45 166.41 174.7305 214.6689
100x1,29 105x1,29 135,45x1,29 166,41x1,29 174,73x1,29

* = hasil estimasi

131
H A N D O U T
Penggunaan regresi digunakan dalam melakukan proyeksi suatu variabel yang akan ditentukan oleh
keberadaan variabel lain. Misalnya dalam penilaian BHPBP (Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak) akan
menggunakan variabel PDRB dan tingkat kepadatan penduduk (density) sebagai variabel yang
mempengaruhi. Hasil estimasi menunjukkan persamaan sebagai berikut:

BHPTB = -0,971310* +0,000590(Density)* + 0,0007(PDRB)*

Dalam menentukan proyeksi BHPTB, semua variabel penentu dalam model signifikan secara statistik
mempengaruhi BHPTB. (Pengujian secara statistik bisa dilihat pada bagian lampiran).

Tabel 3. Proyeksi BHPTB

Pdrb* Density* BHPTB** Persamaan


2005 1000 100 -0.211 =-0.97+(0.00059*1000)+(0.0007*100)
2006 1010 120 -0.1922 =-0.97+(0.00059*1010)+(0.0007*120)
2007 1015 125 -0.18575 =-0.97+(0.00059*1015)+(0.0007*125)

* = asumsi, ** = perkiraan

Pendekatan Medium Term Expenditure Framework kasus di Pacitan (gambar 1). Dalam gambar 1
MTEF merupakan mekanisme untuk menentukan terlihat kecenderungan penurunan penerimaan
skala prioritas dan memastikan alokasi dana untuk daerah sementara pengeluaran masih tetap
mencapai target dari skala prioritas tersebut. MTEF meningkat. Trend yang dilakukan dengan
terdiri dari proyeksi (1) top-down terhadap menggunakan excel hanya mungkin bisa dilakukan
ketersediaan sumber daya agregat untuk apabila estimasi dengan autoregresi (-4) benar-
menentukan pengeluaran publik dengan benar signifikan. Namun demikian, kondisi
mempertimbangkan kondisi stabilitas ekonomi penerimaan daerah sangat ditentukan oleh kondisi
makro, (2) proyeksi biaya yang dibutuhkan dalam lingkungan ekonomi. Ada kemungkinan daya beli
melakukan suatu kebijakan dan bersifat bottom-up, masyarakat pada 2005 akibat kenaikan BBM (inflasi)
serta (3) kerangka kerja untuk melakukan mengalami penurunan sehingga terjadi penurunan
rekonsiliasi antara biaya dan ketersediaan sumber pendapatan daerah. Misalnya terjadinya inflasi yang
daya. Disebut medium term karena perencanaan dicerminkan oleh kenaikan ihk (indeks harga
ini menggunakan data yang berbasis prospektif, konsumen) akan diikuti oleh penurunan pendapatan
misalnya untuk satu tahun ke depan (n+1) maupun asli daerah (PAD) sebesar 1,000085 juta rupiah.
tahun-tahun berikutnya (n+2) dan (n+3).
PAD = -1,000085 (IHK)*
Pada tingkat politik, keputusan untuk melakukan
peningkatan jasa layanan publik dan transformasi Kondisi ini cukup rawan bagi Kabupaten Pacitan
dalam proyeksi yang realistis didasarkan untuk terjebak dalam kebangkrutan. Berdasarkan
kemampuan pembiayaan anggaran daerah. Sistem ketentuan pasal 17 ayat 3 Undang Undang Nomor
ini menuntut keterlibatan pengambil kebijakan, 17 2003 tentang Keuangan Negara dan pasal 83
perencanaan, dan penganggaran sejak awal dalam ayat 2 dalam Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004
siklus penganggaran. Pengambilan keputusan tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
dalam menentukan anggaran ini sangat ditentukan Pusat dan Pemerintah Daerah, jumlah kumulatif
oleh integritas dan kualitas informasi data. Dengan defisit anggaran tidak melebihi 3 persen dari Produk
demikian, tujuan utama MTEF adalah memperkuat Domestik Regional Bruto tahun bersangkutan.
pengambilan keputusan politis dalam proses Fenomena defisit yang mengakibatkan bangkrutnya
anggaran. suatu daerah pernah dialami oleh Rio de Janeiro
pada 1988, Cleveland pada 1978. Bahkan kota besar
Pos pengeluaran biasanya stabil mengalami sekaliber New York pun pernah mengalami
peningkatan sedangkan pos penerimaan ada kebangkrutan pada 1975.
kalanya mengalami fluktuasi seperti terlihat pada

132
H A N D O U T

Gambar 1. Realisasi dan Perkiraan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


Kabupaten Pacitan

Masalah ini juga pernah dialami oleh Uganda pada 1996, namun negara tersebut terlepas dari bencana
kebangkrutan setelah menerapkan MTEF. Upaya melakukan rekonsiliasi penerimaan yang merosot dilakukan
dengan melakukan pemotongan sejumlah pos pengeluaran yang tidak efisien. Saat itu defisit mencapai
8,9% terhadap PDRB, sehingga untuk menghidari penurunan kualitas layanan publik, Pemerintah Uganda
memilih mencari pinjaman lunak (grant). Defisit anggaran pemerintah diperkirakan akan mencapai 2,5%
setelah pemerintah memanfaatkan grant.1 Dalam beberapa kasus seperti Uganda pada 1992 dan Korea,
MTEF dilakukan oleh suatu negara pada saat mengalami krisis fiskal serta mendukung pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi. Hal ini dilakukan karena MTEF memungkinkan kerjasama antar dinas dan perencanaan
dilakukan dalam periode yang lebih panjang sehingga pendekatan holistik menjadi sangat mungkin
dilakukan.

1
Untuk diskusi lebih lanjut tentang Uganda baca Bevan (2001) The Budget and Medium-Term Expenditure Framework in
Uganda, African Region Working Paper Series No 24 atau www.worldbank.org/afr/wps/index.htm

133
H A N D O U T
Tabel 4: Proses pendukung utama MTEF

Proses Utama Proses Pendukung Tujuan

Penentuan sumber daya agregat Analisis kondisi makroekonomi, proyeksi Membuat proyeksi yang realistis dari
keuangan daerah, dan definisi kebijakan keberadaan sumber daya dalam jangka
fiskal yang berkelanjutan menengah yang akan dialokasikan untuk
program pengeluaran

Formulasi dan rencana pengeluaran Dinas melakukan formulasi pengeluaran Untuk menunjukkan tujuan sektoral,
sektoral program sektoral program, dan aktivitas termasuk sumber
daya yang diperlukan

Rekonsiliasi sumber daya yang Dewan dan stakeholders melakukan Untuk menentukan kesepakatan dalam
tersedia dengan rencana pengeluaran rekonsiliasi antara keterbatasan sumber program pengeluaran jangka menengah
sektoral daya dengan kebutuhan pengeluaran

Menentukan alokasi sektoral jangka Berdasarkan data yang relevan, Untuk mengkomunikasikan ke dinas-dinas
menengah pengambil keputusan mengalokasikan tentang kebijakan pengeluaran sektoral
sumber daya ke sektor-sektor dengan keterbatasan sumber daya agregat

Mengumumkan batas pengeluaran Formulasi anggaran tahunan Untuk memastikan bahwa anggaran yang
sektoral untuk satu tahun dalam MTEF dipersiapkan merefleksikan kesepakatan
program pengeluaran sektoral

Memastikan bahwa pelaksanaan Akuntansi, pelaporan, dan pengendalian Untuk mencegah penyimpangan yang
penganggaran sejalan dengan keinginan anggaran digunakan dalam pelaksanaan berlebihan
anggaran anggaran tahunan

Memastikan bahwa hasil yang Insentif bagi staff yang mempunyai Untuk mengkaitkan kepentingan staff
diinginkan tercapai kinerja bagus. Ex post audit dan evaluasi pemda dan para politisi dengan keinginan
publik

Pembiayaan Daerah
Berdasarkan arah pembiayaan daerah yang memungkinkan pembiayaan daerah dari pajak, analisis
kebutuhan hutang daerah merupakan proyeksi kebutuhan pemerintah daerah untuk melakukan investasi
dengan dasar arus penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah untuk menentukan kemampuan
membayar. Berdasarkan konsep perhitungan DSCR (Debt Service Coverage Ratio) yaitu kemampuan
maksimal pemerintah lokal dalam mengelola sumber pembiayaan dari hutang, jumlah pembiayaan hutang
per tahun (berupa pembayaran pokok hutang, bunga pinjaman, dan biaya lainnya) sebaiknya kurang dari
2,5 (PAD+ Bagian Daerah+Belanja Wajib).

Tabel , kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayar angsuran tahunan sebesar Rp 89 milyar pada
2005, dan terus meningkat menjadi Rp 127 milyar pada 2011. Besar hutang yang dimungkinkan maksimal
kurang dari 75% APBD.

Tabel 5. Potensi Pembiayaan Daerah


2006 2007 2008 2009 2010 2011

Pendapatan Daerah 452.579 491.848 531.118 570.388 609.045 648.009


1. Bagi Hasil Pajak 18.215 20.298 22.382 24.465 26.548 28.632
2. Bagi Hasil Bukan Pajak - - - - - -
3. PAD 434.364 471.550 508.737 545.923 582.497 619.377

Belanja 228.785 248.949 269.113 289.277 308.828 328.686


Belanja Pegawai 192.316 207.845 223.375 238.904 254.434 269.964
Belanja Barang 13.264 14.756 16.249 17.742 19.235 20.727
Belanja Pemeliharaan 5.419 6.249 7.079 7.908 8.738 9.567
Belanja Perjln Dinas 3.531 4.006 4.482 4.957 5.432 5.907
Belanja Lain-lain 14.255 16.092 17.929 19.765 20.990 22.521

(PAD+BD+DAU) 223.794 242.900 262.006 281.111 300.217 319.323


DSCR Maksimal 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Kemampuan Mengangsur 89.518 97.160 104.802 112.444 120.087 127.729


Maksimal Hutang 256.222 269.506 282.790 282.977 308.153

134
H A N D O U T
Penutup

Penguatan keterkaitan antara prioritas pembangunan daerah dengan perencanaan pengeluaran merupakan
tahapan menuju visi pembangunan daerah. Informasi tentang bagaimana dana masyarakat dialokasikan
yang mencerminkan transparansi dan akuntabilitas menuntut political will pemerintah. Sering kali, pemerintah
lupa akan mandat yang diberikan rakyat sehingga proses politik terjebak pada perebutan kekuasaan yang
justru mempunyai potensi menimbulkan bencana kebangkrutan. Konsep penganggaran kinerja yang
memungkinkan prinsip anggaran defisit dengan melibatkan pendekatan partisipasif masih berhadapan
dengan penyakit lama yaitu ego sektoral serta keterisolasian antara perencanaan dan panganggaran.

Arah kebijakan umum APBD merupakan instrumen strategis untuk menjembatani kebijakan jangka menengah
dengan perencanaan program dan penganggaran tahunan. Penjabaran program dan kegiatan bredasarkan
bidang kewenangan dilihat sebagai suatu formula yang konsisten terhadap seluruh tahapan mulai
perencanaan sampai dokumen APBD.

Lampiran

Dependent Variable: PAD


Method: Least Squares
Date: 04/01/06 Time: 11:42
Sample: 1 336
Included observations: 336

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C -0.725838 0.708497 -1.024476 0.3064
IHK -1.000085 0.000290 -3443.026 0.0000

R-squared 0.999972 Mean dependent var 1082.613


Adjusted R-squared 0.999972 S.D. dependent var 2188.909
S.E. of regression 11.63600 Akaike info criterion 7.752019
Sum squared resid 45222.42 Schwarz criterion 7.774740
Log likelihood -1300.339 F-statistic 11854426
Durbin-Watson stat 2.007487 Prob(F-statistic) 0.000000

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.004516 Probability 0.995494


Obs*R-squared 0.009140 Probability 0.995440

Ramsey RESET Test:

F-statistic 0.060129 Probability 0.941654


Log likelihood ratio 0.121684 Probability 0.940972

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.086985 Probability 0.916712


Obs*R-squared 0.175445 Probability 0.916015

135
H A N D O U T
Dependent Variable: POVGAP
Method: Least Squares
Date: 04/01/06 Time: 11:59
Sample: 1 336
Included observations: 336

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 585.8161 50.32133 11.64151 0.0000
BPEGAWAI -0.004695 0.003521 -1.333477 0.1833
AREA -0.002557 0.001043 -2.452358 0.0147

R-squared 0.024238 Mean dependent var 500.2768


Adjusted R-squared 0.018377 S.D. dependent var 473.7905
S.E. of regression 469.4168 Akaike info criterion 15.14975
Sum squared resid 73377267 Schwarz criterion 15.18383
Log likelihood -2542.158 F-statistic 4.135794
Durbin-Watson stat 0.788990 Prob(F-statistic) 0.016819

Dependent Variable: NPOOR000


Method: Least Squares
Date: 04/01/06 Time: 12:01
Sample: 1 336
Included observations: 336

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C -10006.20 1176.100 -8.507943 0.0000
BPEGAWAI 1.612234 0.071185 22.64860 0.0000
POVGAP 9.430947 1.096897 8.597839 0.0000

R-squared 0.626641 Mean dependent var 14167.32


Adjusted R-squared 0.624399 S.D. dependent var 15469.28
S.E. of regression 9480.549 Akaike info criterion 21.16076
Sum squared resid 2.99E+10 Schwarz criterion 21.19484
Log likelihood -3552.008 F-statistic 279.4516
Durbin-Watson stat 1.605469 Prob(F-statistic) 0.000000

Estimasi dengan Vektor Autoregression

Date: 04/01/06 Time: 12:50


Sample(adjusted): 2002 2004
Included observations: 3 after adjusting endpoints
Standard errors & t-statistics in parentheses

PDRB

PDRB(-1) -0.609605
(0.86358)
(-0.70591)

PDRB(-2) 1.293098
(0.74086)
(1.74540)

R-squared 0.362302
Adj. R-squared -0.275397
Sum sq. resids 4.45E+15
S.E. equation 66708460
Log likelihood -56.65642
Akaike AIC -55.32309
Schwarz SC -55.92402
Mean dependent 78167742
S.D. dependent 59068818

136
H A N D O U T
Date: 04/01/06 Time: 13:07 Date: 04/01/06 Time: 13:08
Sample(adjusted): 2003 2005 Sample(adjusted): 2003 2005
Included observations: 3 after adjusting endpoints Included observations: 3 after adjusting endpoints
Standard errors & t-statistics in parentheses Standard errors & t-statistics in parentheses

TOTBELJ TOTPEND

TOTBELJ(-1) -0.005577 TOTPEND(-1) 2.218271


(0.00643) (0.21341)
(-0.86718) (10.3946)

TOTBELJ(-2) 1.142034 TOTPEND(-2) -1.298909


(0.00976) (0.23176)
(116.995) (-5.60450)

R-squared 0.999889 R-squared 0.680068


Adj. R-squared 0.999779 Adj. R-squared 0.360136
Sum sq. resids 5.30E+14 Sum sq. resids 2.49E+15
S.E. equation 23018628 S.E. equation 49877645
Log likelihood -53.46434 Log likelihood -55.78415
Akaike AIC -52.13101 Akaike AIC -54.45081
Schwarz SC -52.73193 Schwarz SC -55.05174
Mean dependent 9.07E+08 Mean dependent 2.90E+09
S.D. dependent 1.55E+09 S.D. dependent 62353684

Dependent Variable: BHPBP


Method: Least Squares
Date: 04/01/06 Time: 23:45
Sample: 1 336
Included observations: 336

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C -0.971310 0.197422 -4.919972 0.0000
DENSITY 0.000590 8.81E-05 6.694283 0.0000
PDRBTOTAL 0.000700 4.93E-05 14.21424 0.0000

R-squared 0.511679 Mean dependent var 1.259482


Adjusted R-squared 0.508746 S.D. dependent var 4.109400
S.E. of regression 2.880259 Akaike info criterion 4.962526
Sum squared resid 2762.532 Schwarz criterion 4.996607
Log likelihood -830.7044 F-statistic 174.4639
Durbin-Watson stat 1.690620 Prob(F-statistic) 0.000000

137
H A N D O U T
ORIENTASI KERANGKA REGULASI PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DAERAH

Instrumen Hukum Perencanaan dan B. Peraturan Pemerintah (PP)


Penganggaran Daerah o PP-37/2005 tentang Kedudukan Keuangan
DPRD sebagai pengganti PP-24/2004
A. Undang-Undang (UU) o PP-55/2005 tentang Dana Perimbangan
o UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan o PP -58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Negara terutama pasal 17 – 20. Daerah
o UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem o PP-65/2005 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Penerapan SPM
terutama pasal 21 – 27. o PP-72/2005 tentang Desa
o UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan o PP-73/2005 tentang Kelurahan
Daerah terutama pasal 150 – 154 dan pasal o PP-79/2005 tentang Pedoman Pembinaan
179 – 199. dan Pengawasan Penyelenggaraan
o UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Pemerintahan di Daerah
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan o RPP yang merupakan turunan dari UU No 32/
Pemerintah Pemerintah Daerah terutama 2004, turunan UU No 33/2004, dan turunan
pasal 66 – 86. UU 25/2004
o UU No 01 Tahun 2004 tentang o PP yang terkait dengan penyusunan RKP/
Perbendaharaan Negara RKPD dan Penyusunan RKA-KL/RKA-SKPD
o UU No 24/1992 tentang Penataan Ruang
o RUU tentang RPJP Nasional

Sumber: HandBook 2006, Bappenas

138
H A N D O U T
C. Peraturan Presiden (PERPRES)

o PERPRES No 7/2005 tentang RPJM Nasional Tahun 2004-2009


o PERPRES tentang RKP beserta lampirannya dan PERPRES tentang DAU Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang dikeluarkan setiap tahun.

D. Komitmen dan Konvensi Internasional


o Prinsip-prinsip Good Governance
o Millenium Development Goals

Diagram I
Keterkaitan Antara Undang-undang yang Berkaitan Dengan
Perencanaan dan Penganggaran Daerah

Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Daerah

Secara substansi, dokumen bersifat hierarkis yaitu dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi
rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek.

Tabel 1
Dokumen Perencanaan Menurut UU 25/2004 dan UU 32/2004

Dokumen Isi Rujukan Ditetapkan Oleh

RPJP Daerah · visi, · Mengacu pada RPJP RPJP Daerah ditetapkan


(jangka waktu 20 · misi, dan Nasional dengan Peraturan Daerah
tahun) · arah pembangunan (UU No. 25/2004 pasal 13
daerah (UU No. 25/ ayat 3)(UU No. 32/2004
2004 pasal 5 ayat pasal pasal 150 ayat 3
2)(UU No. 32/2004 butir e)
pasal 150 ayat 2)

RPJM Daerah · arah kebijakan · penjabaran dari visi, Peraturan Kepala Daerah
(jangka waktu 5 keuangan daerah, misi, dan program (paling lambat setelah 3
tahun) · strategi pembangunan Kepala Daerah bulan dilantik)(UU No. 25/
daerah, · berpedoman pada 2004 pasal 19 ayat
· kebijakan umum, dan · RPJP Daerah 3)RPJM Daerah
program satuan kerja · memperhatikan RPJM ditetapkan dengan
perangkat daerah, Nasional, Peraturan Daerah (UU
lintas satuan kerja No. 32/2004 pasal 150
perangkat daerah, dan ayat 3 butir e)
program kewilayahan
· disertai dengan

139
H A N D O U T
Dokumen Isi Rujukan Ditetapkan Oleh

rencana-rencana kerja
dalam kerangka regulasi
dan kerangka
pendanaan yang
bersifat indikatif(UU No.
25/2004 pasal 5 ayat
2)(UU No. 32/2004 pasal
150 ayat 3 butir b)

Renstra-SKPD · visi, · disusun sesuai dengan Renstra-SKPD ditetapkan


(jangka waktu 5 · misi, tugas dan fungsi satuan dengan peraturan
tahun) · tujuan, kerja perangkat daerah pimpinan satuan kerja
· strategi, · berpedoman kepada perangkat daerah setelah
· kebijakan, RPJM Daerah disesuaikan dengan RPJM
· program, dan Daerah (UU No. 25/2004
· kegiatan pasal 19 ayat 4)
pembangunan(UU No.
25/2004 Pasal 7 ayat
1)(UU No. 32/2004 Pasal
151ayat 1)

RKPD (Rencana · memuat rancangan · Penjabaran RPJM Peraturan Kepala Daerah


Kerja Pemerintah kerangka ekonomi Daerah (UU No. 25/2004 pasal 26
Daerah) (jangka daerah, · Mengacu RKP ayat 2)
waktu 1 tahun) ·· prioritas pembangunan
daerah,
· rencana kerja dan
pendanaannya, baik
yang dilaksanakan
langsung oleh
pemerintah maupun
yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi
masyarakat.(UU No. 25/
2004 pasal 5 ayat 3)(UU
No. 32/2004 pasal 150
ayat d)

· Kebijakan (Kerangka · Berpedoman pada Tidak diatur


Renja-SKPD (jangka Regulasi), Renstra SKPD
waktu 1 tahun) · program (Kerangka · Mengacu pada
Kegiatan), dan Rancangan Awal RKPD
· kegiatan pembangunan (pasal 21, UU-25/2004)
baik yang dilaksanakan
langsung oleh
pemerintah daerah
maupun yang ditempuh
dengan mendorong
partisipasi
masyarakat(UU No. 25/
2004 pasal 7 ayat
2)(pasal 151 ayat 2)

Pengendalian dan · Diatur dengan PP 39/ Diatur dengan PP 39/2006 Diatur dengan PP 39/2006
Evaluasi 2006
Pelaksanaan
Rencana

140
H A N D O U T
Tabel 2
Dokumen Penganggaran Menurut Peraturan Perundangan

Dokumen Isi Rujukan Ditetapkan Oleh

Kebijakan Umum Kebijakan bidang • RKPD (psl 18 UU-17) Nota Kesepakatan


APBD pendapatan, belanja, dan • PP-58/2005 pasal 34 Pemda-DPRD
pembiayaan serta asumsi
yang mendasari untuk
periode 1 thn

Prioritas dan • Skala prioritas dalam • Kebijakan Umum APBD Kesepakatan Pemerintah-
plafon anggaran urusan wajib dan (UU-33 psl 71 & UU-17 DPRD
sementara (PPAS) urusan pilihan; psl 18)
• urutan program dalam • PP-58/2005 pasal 35
setiap urusan dan
• plafon anggaran
sementara masing-
masing program

RKA-SKPD • Rencana pendapatan, • KU-APBD Tidak diatur


belanja masing-masing • Prioritas dan Plafon
program dan kegiatan (UU-33 psl 72)
menurut fungsi untuk • Pedoman penyusunan
tahun yang RKA-SKPD dari KepDa
direncanakan (PP-58/2005 psl 35)
• Dirinci sampai dengan • Pasal 40 PP58/2005
rincial objek
pendapatan, belanja
dan pembiayaan serta
prakiraan maju untuk
tahun berikutnya

APBD • Anggaran pendapatan, • RKPD (UU17 psl-17 & Peraturan Daerah


anggaran belanja dan UU25 psl 25 )
pembiayaan (psl-16 • Kompilasi RKA-SKPD
UU-17) yang telah
• APBD yang disetujui dikonsultasikan dengan
oleh DPRD terinci DPRD
sampai dengan unit
organisasi, fungsi,
program, kegiatan, dan
jenis belanja (UU-17/
2003, pasal 20 ayat 5).

Sumber: Bahan Sosialisasi UU SPPN Bappenas tahun 2004

141
H A N D O U T
Proses dan Kelembagaan dalam 1) Bappeda merupakan satu-satunya SKPD yang
Perencanaan dan Penganggaran Daerah mengkoordinasikan proses perencanaan di
daerah. Sebagai konsekwensinya, Bappeda
Berdasarkan UU No. 25/2004 dan UU No. 32/2004, satu-satunya lembaga yang bertanggung
proses penyusunan dokumen perencanaan, baik jawab dalam melaksanakan siklus
untuk Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD), perencanaan dan kualitas isi dokumen
Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD), perencanaan daerah.
maupun untuk Rencana Kerja Pemerintah/Rencana 2) Untuk perencanaan tahunan, hanya ada satu
Kerja Pemerintah Daerah adalah sama yaitu: dokumen perencanaan di daerah yaitu
1. Kepala Bappeda menyiapkan rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Dokumen Rencana (RPKPD/RPJMD/RKPD). RKPD merupakan penjabaran RPJM Daerah
2. Rancangan Dokumen Rencana menjadi bahan tahun yang direncanakan dan Rencana Kerja
utama bagi Musrenbang. Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-
3. Kepala Bappeda menyelenggarakan SKPD).
Musrenbang. 3) Karena APBD adalah cerminan dari kebijakan
4. Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir alokasi sumber daya publik, maka dokumen
RPJP Daerah berdasarkan hasil Musrenbang.1 APBD dituangkan dalam bentuk peraturan
daerah. Untuk itu, berdasarkan UU No. 17/2003,
Sedangkan Renstra-SKPD disusun oleh Kepala DPRD harus mulai terlibat dalam pembahasan
Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan anggaran mulai dari proses Musrenbang
tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman (kecamatan atau di wilayah pemilihan),
pada rancangan awal RPJM Daerah, demikian juga penetapan Kebijakan Umum APBD, penetapan
Renja-SKPD disusun oleh Kepala Satuan Kerja prioritas dan plafon APBD.
Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok dan 4) Merujuk pada UU No. 17/2003 pasal 19, dapat
fungsinya dengan mengacu kepada rancangan disimpulkan bahwa posisi SKPD dan DPRD
awal RKPD dan berpedoman pada Renstra-SKPD. dalam proses anggaran sangat kuat.
Berdasarkan Kebijakan Umum, Prioritas dan
Dari proses tersebut maka ada dua kegiatan Plafon APBD, SKPD dapat langsung menyusun
penting yang akan menentukan kualitas dokumen RKA-SKPD. RKA-SKPD langsung
perencanaan yaitu: kegiatan menyusun rancangan dikonsultasikan dengan DPRD sebagai
awal dokumen rencana dan kegiatan Musyawarah bagian dari pembahasan awal RAPBD.
Rencana Pembangunan (Musrenbang). Kegiatan Kegiatan ini merupakan reformasi yang sangat
pertama adalah proses teknokratis, sedangkan penting, karena dengan proses ini maka
kegiatan kedua adalah proses partisipatif.2 dimungkinkan adanya kesamaan pandangan
mengenai alokasi dan besaran anggaran
Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/ antara pengguna anggaran (SKPD) dan
atau perubahan keadaan dibahas bersama pengawas anggaran (DPRD), namun ternyata
DPRD dengan Pemerintah Daerah dalam rangka dalam PP-58/2005 prosesnya terjadi
penyusunan prakiraan Perubahan atas APBD perubahan 3.
tahun anggaran yang bersangkutan, apabila 5) Dalam proses penyusunan anggaran, Pejabat
terjadi: Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
1. perkembangan yang tidak sesuai dengan menyusun rancangan peraturan daerah
asumsi kebijakan umum APBD; tentang APBD berikut dokumen pendukung
2. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan berdasarkan RKA-SKPD yang telah ditelaah
pergeseran anggaran antar unit organisasi, Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
antar kegiatan, dan antar jenis belanja;
3. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran 6) Meskipun secara teoritis dokumen MTEF bisa
lebih tahun sebelumnya harus digunakan untuk berjangka waktu dua sampai tiga tahun, UU
pembiayaan anggaran yang berjalan; No. 17/2003 secara tegas menetapkan bahwa
dokumen MTEF dibuat oleh SKPD untuk
Beberapa Isu penting dan Konsekuensi dari jangka waktu dua tahun. Meskipun hanya untuk
Instrumen Hukum Perencanaan dan Pengang- jangka waktu dua tahun, tetapi dokumen ini
garan Daerah: sangat berguna bagi Bappeda untuk dijadikan
bahan dalam menyusun rancangan awal
RKPD.

1
Berdasarkan UU No. 25/2004 proses penyusunan RPJPD diatur dalam pasal 10 – 12, proses penyusunan RPJMD diatur dalam pasal 14 – 18, dan proses
penyusunan RKPD diatur dalam pasal 20 – 25. Sedangkan dalam UU No. 32/2004 diatur dalam pasal 150 – 154.
2
Pemilahan proses perencanaan yang teknokratis dan partisipatif dapat dilihat dalam penjelasan UU No. 25/2004.
3
Pengaturan mengenai proses penyusunan RKA-SKPD menurut UU 17/2003 berbeda dengan UU 32/2004. UU No. 32/2004 tidak mengharuskan SKPD untuk
berkonsultasi dengan DPRD pada saat menyusun dokumen RKA-SKPD, berbeda juga dengan yang diatur melalui PP 58/2005, dimana RKA-SKPD yang
telah disusun oleh Kepala SKPD disampaikan kepada PPKD untuk selanjutnya dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah.

142
H A N D O U T
7) Proses pembahasan RAPBD sejak 4. Mendapatkan aspirasi masyarakat dan
penyampaian nota RAPBD oleh Kepala daerah 5. Sebagai wahana untuk agregasi kepentingan
ke DPRD menjadi pendek. Ini konsekwensi dan mobilisasi dana
dari keterlibatan DPRD dalam proses-proses
pembahasan awal RAPBD yang meliputi
penetapan KU-APBD, penetapan Prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara dan proses
Musrenbang mulai dari tingkat Kecamatan.

Peran Masyarakat

Sesuai amanat UU No. 25/2004, perencanaan


pembangunan harus melalui pelibatan penyeleng
gara negara dan masyarakat. Dengan demikian,
ruang partisipasi seluruh pelaku pembangunan
dijamin dan terbuka luas.

Ada tiga asas penting yang membuka partisipasi


masyarakat dalam undang-undang tersebut yaitu:
1. Asas “kepentingan umum” yaitu asas yang
mendahulukan kesejahteraan umum dengan
cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif;
2. Asas “keterbukaan” yaitu asas yang membuka
diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi Sebagai konsekwensi dari sistem perencanaan
pribadi, golongan, dan rahasia Negara dan penganggaran daerah yang ditetapkan oleh UU
3. Asas “akuntabilitas” yaitu asas yang menentukan No. 17/2003 dan UU No. 25/2004 maka monitoring
bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari dan evaluasi pelaksanaan rencana dan anggaran
kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat ada di Bappeda dan SKPD. Yang penting harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dikembangkan adalah, hendaknya monitoring dan
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan evaluasi tidak hanya sebatas pengisian dokumen
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kegiatan Instansi
peraturan perundang-undangan. Pemerintah), melainkan juga harus dikembangkan
metode monitoring dan evaluasi yang berorientasi
UU No. 25/2004 juga menetapkan “mengopti pada kinerja yang dinilai oleh pengguna. Untuk itu
malkan partisipasi masyarakat” sebagai salah satu pemerintah perlu melakukan survey kepuasan
tujuan SPPN (pasal 2 ayat 4 huruf d). masyarakat terhadap program-program yang
dilaksanakan. Selanjutnya hasil monitoring dan
Partisipasi masyarakat berguna untuk: evaluasi –yang menyerap aspirasi masyarakat-
1. Mempercepat terwujudnya kesejahteraan dapat dijadikan input bagi proses penyusunan
masyarakat RKPD, AKU, Proses Musbangdes, UDKP, forum-
2. Menciptakan rasa memiliki pemerintahan forum sektoral, dan RKA-SKPD.
3. Menjamin keterbukaan, akuntabilitas dan
kepentingan umum

143
H A N D O U T
MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS:
APAKAH ITU?

Pengantar 1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan

Pada tahun 2000, awal pergantian zaman dari abad Target (1) tinggal 50 persen proporsi penduduk
20 ke abad 21 yang disebut era milenium, sebanyak dengan penghasilan dibawah 1 dolar sehari.
189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Indikator:
(PBB) termasuk Indonesia mengikuti Sidang Majelis v Proporsi penduduk dibawah 1 dollar sehari
Umum PBB. Pertemuan bertujuan mendiskusikan v Ratio kesenjangan kemiskinan
berbagai permasalahan yang terkait erat dengan v Persebaran kuantil orang miskin dalam
peningkatan kesejahteraan dan kelangsungan konsumsi nasional
hidup bangsa, serta penegakan hak asasi dan
kerjasama internasional untuk memajukan bangsa Target (2) Antara tahun 1990–2015 proporsi
dengan target dan indikator yang jelas. Pertemuan penduduk kelaparan tinggal separuhnya.
ini berhasil mengadopsi Deklarasi Mileenium, yang Indikator:
berisi komitmen untuk menjawab berbagai v Prevalensi balita kurang berat badan
tantangan di era milenium, menetapkan langkah v Proporsi penduduk dibawah garis kemiskinan
konkrit melalui tujuan, itarget dan indikator yang konsumsi.
ditetapkan dari tahun 1990 sampai tahun 2015.
2. Meningkatkan pendidikan dasar
Tujuan Utama / Goals MDG
Target (3) menjamin semua anak, laki-laki dan
Dalam MDG ditetapkan delapan tujuan utama (goal) perempuan dimanapun berada mampu
yang perlu ditindaklanjuti oleh setiap negara yang menyelesaikan pendidikan dasarnya.
meliputi: Indikator:
1. memberantas kemiskinan dan kelaparan v Ratio partisipasi di sekolah dasar
2. mewujudkan pendidikan dasar v Proporsi murid kelas 1 mencapai kelas 5
3. meningkatkan kesetaraan gender dan v Tingkat melek huruf pada penduduk usia 15-24
pemberdayaan perempuan tahun
4. mengurangi angka kematian bayi
5. meningkatkan kesehatan ibu. 3. Promosi kesetaraan gender dan pemberda-
6. memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit yaan perempuan
lainnya
7. menjamin pengelolaan lingkungan hidup yang Target (4) memperkecil kesenjangan gender pada
berkelanjutan sekolah dasar dan sekolah menengah pada tahun
8. mengembangkan kemitraan global dalam 2005 dan pada semua jenjang pendidikan pada
pembangunan tahun 2015.
Indikator:
Kedelapan tujuan utama MDGs ini sebenarnya telah v Ratio perempuan terhadap laki-laki di sekolah
menjadi arahan pelaksanaan pembangunan di In- dasar, menengah pertama dan sekolah
donesia, seperti yang tercantum dalam Garis-garis menengah atas.
Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004 v Ratio perempuan melek huruf terhadap laki-laki
yang selanjutnya tercantum dalam Program usia 15-24 tahun.
Pembangunan Nasional (Propenas), lengkap v Kontribusi perempuan dalam angkatan kerja di
dengan indikator kinerjanya yang akan dicapai dalam luar sektor pertanian.
kurun waktu yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan v Proporsi perempuan yang duduk di parlemen.
bahwa delapan permasalahan utama tersebut
dirasakan oleh hampir seluruh negara. 4. Penurunan angka kematian anak

Target dan Indikator Kinerja Target (5) menurunnya dua pertiga angka kematian
anak dibawah lima tahun pada tahun 1990-2015.
Masing-masing tujuan utama mempunyai target dan Indikator:
indikator kinerja untuk mewujudkan kesejahteraan v Tingkat kematian anak di bawah lima tahun
hidup bangsa yang ditetapkan dari tahun 1999 v Tingkat kematian bayi
sampai 2015. Target dan indikator masing-masing v Proporsi anak usia satu tahun yang mendapat
tujuan utama tersebut adalah: imunisasi campak

144
H A N D O U T
5. Meningkatkan kesehatan ibu 8. Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan
Target (6): menurunkan dua pertiga ratio kematian
ibu pada tahun 1990- 2015. Target (12): Pengembangan sistem perdagangan
Indikator: bebas, berdasar aturan, dapat diramalkan serta
v Ratio kematian ibu tidak diskriminatif dan sistem keuangan, termasuk
v Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesepakatan mengenai pemerintahan yang bersih,
kesehatan terlatih. pembangunan dan pengentasan kemiskinan baik
nasional maupun internasional.
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
lainnya Target (13): perhatian kepada kebutuhan negara-
negara berkembang di kepulauan, termasuk tarif dan
Target (7): pada tahun 2015 turun separuhnya dan akses terhadap kuota ekpor negara berkembang
mulai menghentikan penyebaran HIV/AIDS. dan miskin.
Indikator:
v Prevalensi HIV di kalangan wanita hamil umur Target (14): memperhatikan kebutuhan khusus
15-24 tahun. negara landlocked dan negara kepulauan
v Tingkat prevalensi kontrasepsi
v Jumlah anak yatim piatu korban HIV/AIDS Target (15): kesepakatan terhadap masalah hutang
negara berkembang melalui standard nasional dan
Target (8): tahun 2015 tidak ada lagi kejadian ma- internasional untuk ditangguhkan masa pengem-
laria dan penyakit lainnya. baliannya.
Indikator: Indikator:
v Tingkat prevalensi dan tingkat kematian akibat v Subsidi pertanian domestik dan ekport di negara
malaria
v Proporsi penduduk di wilayah berisiko malaria Target (16): kerjasama dengan negara berkembang
yang menggunakan pencegahan malaria dan negara maju untuk menciptakan lapangan kerja
secara efektif serta melakukan langkah bagi para pemuda.
pengobatan. Indikator:
v Tingkat prevalensi dan tingkat kematian akibat v Tingkat pengangguran kelompok umur 15-24
TBC tahun
v Proporsi kasus TBC yang terdeteksi dan yang
menjalankan perngobatan. Target (17): Kerjasama dengan perusahaan farmasi
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat bagi
7. Pengelolaan lingkungan hidup yang negara sedang berkembang.
berkelanjutan Indikator:
v Proporsi penduduk yang mempunyai akses
Target (9): mengintegrasikan prinsip-prinsip terhadap obat yang dibutuhkan secara berkesi-
pengembangan lingkungan berkelanjutan ke dalam nambungan
kebijakan dan program negara dan mencegah
kerusakan sumber-sumber alam. Target (18): Kerjasama dengan pihak swasta untuk
Indikator : mengembangkan teknologi baru terutama informasi
v Proporsi luas hutan dan komunikasi.
v Wilayah cagar alam Indikator:
v Efisiensi penggunaan energi v Saluran telepon per 1000 penduduk
v Emisi karbondioksida. v Komputer per 1000 penduduk

Target (10): pada tahun 2015 proporsi penduduk Penutup


yang tidak mempunyai akses terhadap air minum
sehat menurun 50 persen. Tujuan utama, target dan indikator dalam Millenium
Indikator : Development Goals ini dapat dikatakan merupakan
v Proporsi penduduk yang mempunyai akses penjabaran lebih rinci dari hasil kesepakatan Inter-
berlanjut terhadap sumber air yang memadai. national Conference for Population and Develop-
ment di Kairo tahun 1994 dan hasil Konferensi
Target (11): pada tahun 2020, 100 juta penghuni Wanita tahun 1995 di Beijing. Hal ini menunjukkan
daerah kumuh mengalami peningkatan taraf hidup bahwa semua permasalahan yang dihadapi negara-
yang bermakna. negara berkembang khususnya, menjadi perhatian
Indikator : dunia dan semua negara berusaha bekerjasama
v Proporsi penduduk yang mempunyai akses untuk mengatasinya menuju masyarakat dunia yang
terhadap sanitasi yang memadai. sejahtera.
v Proporsi penduduk yang mempunyai akses Sumber: Millennium Depelopment Goals reports: an
terhadap pemukiman assessment UNDP

145
H A N D O U T
PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE

Prinsip-prinsip utama ’good governance’ terdiri dari: Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukan
¾ Sustainability antara lain:
¾ Subsidiarity • pengembangan kerangka pendelegasian
¾ Equity kewenangan dan tanggung jawab dalam
¾ Efficiency pelayanan umum dari tingkat kabupaten/kota
¾ Transparency and Accountability ke tingkat kecamatan/kelurahan/desa
¾ Civic Engagement and Citizenship • peraturan daerah yang memungkinkan organi-
¾ Security sasi masyarakat sipil dapat berpartisipasi
dalam masalah-masalah penyediaan
Sustainability pelayanan umum untuk meningkatkan
’responsiveness’ pemerintah daerah dalam
Prinsip Sustainability dapat diartikan dengan: pelayanan kepada masyarakat
terdapatnya keseimbangan antara kebutuhan • transfer dana yang transparan dan pemberian
sosial, ekonomi dan lingkungan untuk masa dukungan pengembangan kapasitas
sekarang dan generasi masa mendatang. Untuk adminsitratif, teknikal dan manajemen pada
itu, diperlukan adanya komitmen yang jelas dan kuat tingkat kecamatan/kelurahan
terhadap usaha pengurangan kemiskinan. Para
Pimpinan pada semua segmen masyarakat perlu Equity
memiliki visi jangka panjang dan strategi untuk
pembangunan berkelanjutan dan mampu Prinsip equity berkaitan dengan akses kepada
mengorganisir segenap sumber daya dan dana dan pengambilan keputusan dan ’basis necessities’
kepentingan untuk tujuan bersama yang lebih baik (kebutuhan dasar) kehidupan. Pria dan wanita
memiliki akses yang sama dalam partisipasi
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukan pengambilan keputusan, penetapan prioritas dan
antara lain: proses alokasi sumber daya. Daerah yang baik
• melakukan konsultasi dengan stakeholders ádalah yang memberikan desempatan lepada
untuk menyepakati visi dan misi strategis semua baik yang miskin, remaja atau lanjut usia
daerah melalui perencanaan strategis secara (lansia), kelompok minoritas, cacat, dengan akses
partisipatif yang sama terhadap penyediaan nutrisi,
• melakukan proses konsultasi untuk peren- pendidikan, kesempatan kerja, perawatan
canaan lingkungan dan manajemen dari kesehatan, perumahan, penyediaan air bersih,
penggunaan sumber daya secara lebih berhati- sanitasi dan lain-lain pelayanan dasar.
hati dengan memperhitungkan dampak
negatifnya untuk generasi mendatang Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukan
• mengintegrasikan pengurangan kemiskinan antara lain:
ke dalam perencanaan daerah • memastikan bahwa laki-laki dan perempuan
• melestarikan historical dan cultural heritage mempunyai akses yang sama kepada pe-
• memastikan kemampuan keuangan untuk ngambilan keputusan, sumber daya, pelayan-
mempromosikan kegiatan ekonomi melalui an dasar (melalui gender disaggregated data)
partisipasi masyarakat dalam kehidupan • mengembangkan kuota untuk perwakilan
ekonomi daerah perempuan dalam pemerintahan daerah dan
• promosi transfer teknologi memberikan peluang untuk mencapai posisi/
jabatan tinggi dalam pemerintahan daerah
Subsidiarity • memastikan kebijakan ekonomi mendorong
sektor informal
Prinsip Subsidiarity dapat diartikan dengan: • mempromosikan kepastian pemilikan lahan
pendelegasian kewenangan dan sumber daya ke (security land tenure (land and property))
tingkatan yang terdekat dengan penyediaan • menghilangkan semua hambatan dalam
pelayanan, konsisten dengan prinsip pelayanan urusan pelayanan umum dan keuangan
yang efisien dan efektivitas pembiayaan (cost • menciptakan kerangka regulasi daerah yang
effective). Hal ini akan mengoptimasikan potensi ‘fair’ dan ‘predictable’
keterlibatan masyarakat dalam proses
’governance’ pelayanan. Desentralisasi dan Efficiency
demokratisasi lokal akan memperbaiki tingkat
responsivitas (responsiveness) kebijakan dan Prinsip efficiency dalam Good Governance dapat
usaha penyediaan pelayanan yang memenuhi diartikan dengan: mengutamakan prinsip efisiensi
keinginan masyarakat. dalam penyediaan pelayanan umum dan dalam
mempromosikan pengembangan ekonomi lokal.

146
H A N D O U T
Daerah perlu mengelola keuangannya dengan baik • mengembangkan ‘code of conduct’/tata tertib
dan cost effective juga dalam mengelola sumber- • mengembangkan stándar akuntabilitas dan
sumber pendapatan dan belanja; administrasi penyediaan pelayanan seperti ISO
pelayanan umum berbasis ’competitiveness’, • menciptakan mekanisme umpan balik
keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam (feedback) seperti ombudsman, hotlines,
perekonomian daerah. prosedur penyampaian komplain, citizen report
cards
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukan • mempromosikan hak Publik untuk mengakses
antara lain: informasi pemerintahan daerah
• penyediaan dan regulasi pelayanan umum • akses bagi investor terhadap informasi
melalui kemitraan dengan sektor swasta dan pemerintahan daerah
masyarakat sipil
• mempromosikan ’user pay principles’ yang adil Civic Engagement and Citizenship
untuk pelayanan Pemerintah Daerah dan
infrastruktur Prinsip Civic Engagement and Citizensip dapat
• mempromosikan ’management contracts’ dilakukan dengan beberapa tindakan praktis
• mengintegrasikan perencanaan dan seperti:
pengelolaan antar sektor • mempromosikan demokratisasi lokal melalui
• efisiensi dan efektifitas dalam pengumpulan partisipasi dalam pengambilan keputusan
pendapatan daerah • pengembangan regulasi yang memungkinkan
• penghilangan hambatan-hambatan dalam masyarakat sipil dapat berpartisipasi secara
pengurusan pelayanan efektif dalam komite perencanaan di berbagai
peringkat pemerintah daerah
Transparency and Accountability • pembentukan ’city watch’ groups
• mempromosikan mekanisme public hearing
Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam ataupun citizen forum
Good Governance dapat diartikan sebagai
pertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepada Security
masyarakatnya. Prinsip ini merupakan hal
terpenting dalam good governance. Korupsi perlu Setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan
diberantas karena dapat mengurangi kredibilitas keamanan. Kekurang keamanan akan meningkat-
pemerintah daerah dan memperparah kemiskinan kan marginalisasi kelompok masyarakat miskin.
penduduk. Transparansi dan akuntabilitas adalah Daerah perlu menghindarkan conflict dan disasters
penting untuk stakeholders memahami dengan mengikut sertakan masyarakat dalam
pemerintahan daerah dan mengetahui bagaimana, pencegahan konflik dan pencegahan bencana
apa, dan siapa penerima manfaat dari alam.
pengambilan keputusan pemerintah daerah.
Perundangan dan kebijakan publik mestilah Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukan:
transparan. Pimpinan daerah perlu memperli- • menciptakan iklim damai dan toleran melalui
hatkan standard integritas professional dan pribadi public campaign
yang tinggi. Partisipasi masyarakat merupakan • meningkatkan rasa aman dilingkungan
elemen kunci dalam mempromosikan transparansi kelompok masyarakat miskin melalui
dan akuntabilitas. penyediaan akses ke lapangan kerja, kredit,
pendidikan dan pelatihan
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukan • menerapkan perencanaan lingkungan hidup
antara lain: berbasis partisipasi masyarakat
• mendorong konsultasi publik untuk masalah- • menangani permasalahan keamanan bagi
masalah berkaitan dengan keuangan daerah kelompok-kelompok rawan seperti perem-
melalui mekanisme participatory budgeting; puan, remaja melalui pelatihan
tender dan prosedur pengadaan (procurement) • meningkatkan fungsi-fungsi kepolisian
yang transparan • meningkatkan kesadaran akan resiko dari
• penggunaan ’integrity pacts’ dan monitoring bencana alam dan merumuskan rencana
mekanisme pengadaan pencegahan bencana alam berbasis
• internal dan external audit untuk laporan partisipasi masyarakat
keuangan tahunan dan didiseminasikan ke • penyusunan emergency plan disemua unit
publik untuk dibahas kerja pemerintah daerah
• penerapan kebijakan bersifat disinsentif, untuk • penyusunan rencana tindak untuk menghin-
mencegah tindakan korupsi darkan kekerasan terhadap perempuan, anak-
• penghilangan hambatan dalam pengurusan anak dan keluarga
perizinan
• simplifikasi sistem retribusi dan pajak daerah (sumber: UN HABITAT)

147
H A N D O U T
FASILITASI DAN REKRUTMEN FASILITATOR

WIDJONO NGOEDIJO

Proses perencanaan partisipatif melibatkan proses pengambilan keputusan strategis,


berbagai kelompok stakeholder dan menggunakan untuk memastikan diskusi yang fokus dan
berbagai mekanisme pertemuan seperti terdapatnya hasil-hasil yang nyata dari
musyawarah pembangunan daerah (musren- pertemuan
bangda), focus group discussions, forum (3) fasilitator mempunyai peranan untuk
konsultasi, kelompok kerja untuk terwujudnya memastikan bahwa proses dan mekanisme
pertukaran informasi dan pemikiran; terjadinya partisipatif menghasilkan keluaran yang
dialog dan pembahasan tentang berbagai isu, diharapkan
strategi, kebijakan dan program serta kesepakatan (4) fasilitator idealnya memiliki pengetahuan dan
tentang tindakan yang perlu dilakukan. Namun pengalaman memberikan fasilitasi dan
berbagai mekanisme pertemuan partisipatif kemampuan untuk mengaplikasikan teknik
tersebut di atas hanya akan mencapai tujuannya fasilitasi pada substansi yang dibahas
apabila difasilitasi yaitu diorganisasikan, (5) fasilitator mampu mengidentifikasi ’technical
distrukturkan, difokuskan dan diberikan dukungan tools’ yang tepat (seperti ruang pertemuan yang
yang memadai. Oleh karena itu peranan fasilitator memenuhi syarat, penyusunan agenda perte-
dalam proses perencanaan partisipatif memegang muan, program kegiatan, persiapan makalah,
peranan sangat penting. materi, logistik, alat peraga, meta plan, flip
charts dsb yang diperlukan)

Tujuan Fasilitasi dan Rekrutmen Fasilitator


Langkah- Langkah Fasilitasi
Tujuan utama fasilitasi adalah sebagai berikut:
(1) menciptakan suasana pertemuan yang Adapun langkah- langkah utama dalam fasilitasi:
konstruktif dan interaktif . Fasilitasi yang baik (1) Tetapkan secara jelas maksud dan tujuan
menciptakan suasana pertemuan yang pertemuan, apa keluaran utama yang harus
mendorong peserta untuk menyampaikan dihasilkan dan proses yang diperlukan. Untuk
pendapat dan aspirasinya secara bebas ini dapat disiapkan Kerangka Acuan (Terms of
berbasis saling menghormati, dimana Reference) pertemuan
masing-masing peserta berpartisipasi secara (2) Gunakan teknis visualisasi dan moderasi yang
aktif dalam diskusi dan pemecahan masalah. efektif untuk mengorganisasikan pendapat,
Fasilitasi menghilangkan hambatan atau prakarsa atau gagasan secara partisipatif
kendala dan menciptakan suasana informal (3) Berusaha mendengar semua kontribusi
yang diperlukan untuk membangun kesepa- pemikiran peserta dan mencoba mensarikan/
haman dan mencapai kesepakatan. menyimpulkan atau mengorganisasikan
(2) meningkatkan partisipasi dan produktivitas pendapat dan gagasan yang dikemukakan.
konsultasi. Perencanaan dan metoda fasilitasi (4) Siapkan ’logical structure’ diskusi untuk
serta implementasinya merupakan prasyarat memastikan fokus pembahasan dan
penting untuk keberhasilan proses dan terdapatnya hasil yang nyata dari pertemuan.
mekanisme partisipasi. Fasilitasi menjamin (5) Ciptakan suasana yang menyenangkan dan
terselenggaranya pertemuan dan konsultasi informal untuk mendorong terwujudnya
yang fokus, terstruktur baik dalam kaitan interaksi yang bebas di antara peserta
dengan pencapaian tujuan pertemuan, pertemuan
sehingga partisipasi stakeholder menjadi (6) Usahakan agar setiap partisipan berbicara dan
optimal. memberikan kontribusi dengan memberikan
apresiasi atas apa yang dikemukakan dan
dukungan emosional
Prinsip-Prinsip Fasilitasi dan Rekrutmen (7) Ciptakan dialog yang positif dan konstruktif
Fasilitator (8) Konsolidasikan hasil pembahasan kearah
pencapaian kesepakatan (konsensus)
Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan (9) Ciptakan kondisi kondusif untuk terdapatnya
dalam fasilitasi: komitmen pada akhir pertemuan untuk
(1) setiap partisipan memiliki legitimasi untuk menindaklanjuti atau mengimplementasikan
mengekspresikan dan menegosiasikan hasil pertemuan. Partisipan perlu mengetahui
aspirasi dan kepentingannya secara jelas apa tindakan selanjutnya yang
(2) perlu ada ’logical framework’. Fasilitasi perlu akan dilakukan.
dilandasi logical framework yang merujuk pada

148
L A M P I R A N

LL A
AMM PP II RR A
ANN

149
L A M P I R A N

Lampiran A.V : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI


Nomor : 13 Tahun 2006
Tanggal : 15 Mei 2006

KODE DAN KLASIFIKASI FUNGSI

KODE FUNGSI

01. Pelayanan Umum


02. Pertahanan *)
03. Ketertiban dan ketentraman
04. Ekonomi
05. Lingkungan Hidup
06. Perumahan dan fasilitas umum
07. Kesehatan
08. Pariwisata dan Budaya
09. Agama *)
10. Pendidikan
11. Perlindungan sosial

Keterangan :
*) Urusan Pemerintahan yang menjadi wewenang Pemerintah

150
L A M P I R A N
Lampiran A.VI : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
Nomor : 13 Tahun 2006
Tanggal : 15 Mei 2006

KODE DAN KLASIFIKASI BELANJA DAERAH MENURUT FUNGSI UNTUK

KESELARASAN DAN KETERPADUAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

KODE URAIAN

01 Pelayanan umum
01 1 06 Perencanaan Pembangunan
01 1 20 Pemerintahan Umum
01 1 21 Kepegawaian
01 1 23 Statistik
01 1 24 Kearsipan
01 1 25 Komunikasi dan Informatika

02 Pertahanan *)

03 Ketertiban dan ketentraman


03 1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

04 Ekonomi
04 1 07 Perhubungan
04 1 14 Tenaga Kerja
04 1 15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
04 1 16 Penanaman Modal
04 1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
04 2 01 Pertanian
04 2 02 Kehutanan
04 2 03 Energi dan Sumberdaya Mineral
04 2 05 Kelautan dan Perikanan
04 2 06 Perdagangan
04 2 07 Perindustrian
04 2 08 Transmigrasi

05 Lingkungan hidup
05 1 05 Penataan Ruang
05 1 08 Lingkungan Hidup
05 1 09 Pertanahan

06 Perumahan dan fasilitas umum


06 1 03 Pekerjaan Umum
06 1 04 Perumahan Rakyat

07 Kesehatan
07 1 02 Kesehatan
07 1 12 Keluarga Berencana

08 Pariwisata dan budaya


08 1 17 Kebudayaan
08 2 04 Pariwisata

151
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VI..................

KODE URAIAN

09 Agama *)

10 Pendidikan
10 1 01 Pendidikan
10 1 18 Pemuda dan Olah Raga

11 Perlindungan sosial
11 1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
11 1 11 Pemberdayaan Perempuan
11 1 12 Keluarga Sejahtera
11 1 13 Sosial

Keterangan :
*) Urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah

152
L A M P I R A N
Lampiran A.VII : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
Nomor : 13 Tahun 2006
Tanggal : 15 Mei 2006

KODE DAN DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP SKPD

x xx xx 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran


x xx xx 01 01 Penyediaan jasa surat menyurat
x xx xx 01 02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
x xx xx 01 03 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
x xx xx 01 04 Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS
x xx xx 01 05 Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah
x xx xx 01 06 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
x xx xx 01 07 Penyediaan jasa administrasi keuangan
x xx xx 01 08 Penyediaan jasa kebersihan kantor
x xx xx 01 09 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
x xx xx 01 10 Penyediaan alat tulis kantor
x xx xx 01 11 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
x xx xx 01 12 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
x xx xx 01 13 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
x xx xx 01 14 Penyediaan peralatan rumah tangga
x xx xx 01 15 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
x xx xx 01 16 Penyediaan bahan logistik kantor
x xx xx 01 17 Penyediaan makanan dan minuman
x xx xx 01 18 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah
x xx xx 01 19 Dst…………………..

x xx xx 02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur


x xx xx 02 01 Pembangunan rumah jabatan
x xx xx 02 02 Pembangunan rumah dinas
x xx xx 02 03 Pembangunan gedung kantor
x xx xx 02 04 Pengadaan mobil jabatan
x xx xx 02 05 Pengadaan kendaraan dinas/operasional
x xx xx 02 06 Pengadaan perlengkapan rumah jabtan/dinas
x xx xx 02 07 Pengadaan perlengkapan gedung kantor
x xx xx 02 08 Pengadaan peralatan rumah jabatan/dinas
x xx xx 02 09 Pengadaan peralatan gedung kantor
x xx xx 02 10 Pengadaan mebeleur
x xx xx 02 11 Pengadaan ……………….
s/d
x xx xx 02 19 dst………….
x xx xx 02 20 Pemeliharaan rutin/berkala rumah jabatan
x xx xx 02 21 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas
x xx xx 02 22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
x xx xx 02 23 Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan
x xx xx 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
x xx xx 02 25 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah jabatan/dinas
x xx xx 02 26 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
x xx xx 02 27 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan rumah jabatan/dinas
x xx xx 02 28 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
x xx xx 02 29 Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur
x xx xx 02 30 Pemeliharaan rutin/berkala ……………….
s/d

153
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

x xx xx 02 39 dst………….
x xx xx 02 40 Rehabilitasi sedang/berat rumah jabatan
x xx xx 02 41 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas
x xx xx 02 42 Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor
x xx xx 02 43 Rehabilitasi sedang/berat mobil jabatan
x xx xx 02 44 Rehabilitasi sedang/berat kendaraan dinas/operasional
x xx xx 02 45 dst………….

x xx xx 03 Program peningkatan disiplin aparatur


x xx xx 03 01 Pengadaan mesin/kartu absensi
x xx xx 03 02 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
x xx xx 03 03 Pengadaan pakaian kerja lapangan
x xx xx 03 04 Pengadaan pakaian KORPRI
x xx xx 03 05 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
x xx xx 03 06 dst………….

x xx xx 04 Program fasilitas pindah/purna tugas PNS


x xx xx 04 01 Pemulangan pegawai yang pensiun
x xx xx 04 02 Pemulangan pegawai yang tewas dalam melaksanakan tugas
x xx xx 04 03 Pemindahan tugas PNS
x xx xx 04 04 dst………….

x xx xx 05 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur


x xx xx 05 01 Pendidikan dan pelatihan formal
x xx xx 05 02 Sosialisasi peraturan perundang-undangan
x xx xx 05 03 Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
x xx xx 05 04 dst………….

x xx xx 06 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja


dan keuangan
x xx xx 06 01 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
x xx xx 06 02 Penyusunan laporan keuangan semesteran
x xx xx 06 03 Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran
x xx xx 06 04 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
x xx xx 06 05 dst………….

x xx xx 09 Program dst……….
s.d
x xx xx 14 Program dst……….

1 URUSAN WAJIB

1 01 xx Pendidikan
1 01 xx 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini
1 01 xx 15 01 Pembangunan gedung sekolah
1 01 xx 15 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 15 03 Penambahan ruang kelas sekolah
1 01 xx 15 04 Penambahan ruang guru sekolah
1 01 xx 15 05 Pembangunan ruang locker siswa
1 01 xx 15 06 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 15 07 Pembangunan saranan dan prasarana bermain
1 01 xx 15 08 Pembangunan ruang serba guna/aula
1 01 xx 15 09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 15 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 15 11 Pembangunan ruang ibadah
1 01 xx 15 12 Pembangunan perpusatakaan sekolah
1 01 xx 15 13 Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya

154
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 01 xx 15 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary


1 01 xx 15 15 Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa
1 01 xx 15 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah
1 01 xx 15 17 Pengadaan pakaian olahraga
1 01 xx 15 18 Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa
1 01 xx 15 19 Pengadaan mebeluer sekolah
1 01 xx 15 20 Pengadaan perlengkapan sekolah
1 01 xx 15 21 Pengadaaan alat rumah tangga sekolah
1 01 xx 15 22 Pengadaaan sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 15 23 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
1 01 xx 15 24 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga
sekolah
1 01 xx 15 25 Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah
1 01 xx 15 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah
1 01 xx 15 27 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
1 01 xx 15 28 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 15 29 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana bermain
1 01 xx 15 30 Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
1 01 xx 15 31 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan uapacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 15 32 Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 15 33 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah
1 01 xx 15 34 Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
1 01 xx 15 35 Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan
perlengkapannya
1 01 xx 15 36 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 15 37 Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa
1 01 xx 15 38 Pemeliharaan rutin/berkala meneluer sekolah
1 01 xx 15 39 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
1 01 xx 15 40 Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
1 01 xx 15 41 Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 15 42 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
1 01 xx 15 43 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga
sekolah
1 01 xx 15 44 Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa
1 01 xx 15 45 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah
1 01 xx 15 46 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah
1 01 xx 15 47 Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa
1 01 xx 15 48 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
1 01 xx 15 49 Rehabilitasi sedang/berat sarana bermain
1 01 xx 15 50 Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
1 01 xx 15 51 Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 15 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 15 53 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
1 01 xx 15 54 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
1 01 xx 15 55 Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya
1 01 xx 15 56 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 15 57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
1 01 xx 15 58 Pengembangan pendidikan anak usia dini
1 01 xx 15 59 Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
1 01 xx 15 60 Pengembangan data dan informasi pendidikan anak usia dini
1 01 xx 15 61 Penyusunan kebijakan pendidikan anak usia dini
1 01 xx 15 62 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran
pendidikan ank usia dini
1 01 xx 15 63 Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama pendidikan anak usia dini
1 01 xx 15 64 Perencanaan dan penyusunan program anak usia dini
1 01 xx 15 65 Publikasi dan sosialisasi pendidikan anak usia dini
1 01 xx 15 66 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 01 xx 15 67 dst……………………

155
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 01 xx 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun


1 01 xx 16 01 Pembangunan gedung sekolah
1 01 xx 16 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 16 03 Penambahan ruang kelas sekolah
1 01 xx 16 04 Penambahan ruang guru sekolah
1 01 xx 16 05 Pembangunan ruang locker siswa
1 01 xx 16 06 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 16 07 Pembangunan sarana dan prasarana bermain
1 01 xx 16 08 Pembangunan ruang serba guna/aula
1 01 xx 16 09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 16 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 16 11 Pembangunan ruang ibadah
1 01 xx 16 12 Pembangunan perpusatakaan sekolah
1 01 xx 16 13 Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
1 01 xx 16 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 16 15 Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa
1 01 xx 16 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah
1 01 xx 16 17 Pengadaan pakaian olahraga
1 01 xx 16 18 Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa
1 01 xx 16 19 Pengadaan mebeluer sekolah
1 01 xx 16 20 Pengadaan perlengkapan sekolah
1 01 xx 16 21 Pengadaaan alat rumah tangga sekolah
1 01 xx 16 22 Pengadaaan sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 16 23 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
1 01 xx 16 24 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga
sekolah
1 01 xx 16 25 Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah
1 01 xx 16 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah
1 01 xx 16 27 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
1 01 xx 16 28 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 16 29 Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
1 01 xx 16 30 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 16 31 Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 16 32 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah
1 01 xx 16 33 Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
1 01 xx 16 34 Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan
perlengkapannya
1 01 xx 16 35 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 16 36 Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa
1 01 xx 16 37 Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah
1 01 xx 16 38 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
1 01 xx 16 39 Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
1 01 xx 16 40 Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 16 41 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
1 01 xx 16 42 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga
sekolah
1 01 xx 16 43 Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa
1 01 xx 16 44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah
1 01 xx 16 45 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah
1 01 xx 16 46 Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah
1 01 xx 16 47 Rehabilitasi sedang/berat sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 16 48 Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa
1 01 xx 16 49 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
1 01 xx 16 50 Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
1 01 xx 16 51 Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 16 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 16 53 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah

156
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 01 xx 16 54 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah


1 01 xx 16 55 Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya
1 01 xx 16 56 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 16 57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
1 01 xx 16 58 Pelatihan kompetensi siswa berprestasi
1 01 xx 16 59 Pelatihan penyusunan kurikulum
1 01 xx 16 60 Pembinaan forum masyarakat peduli masyarakat
1 01 xx 16 61 Pembinaan SMP terbuka
1 01 xx 16 62 Penambahan ruang kelas baru SMP/MTS/SMPLB
1 01 xx 16 63 Penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan
SMP/MTS serta pesantren Salafiyah dan satuan pendidikan Non-Islam
setara SD dan SMP
1 01 xx 16 64 Penyediaan Biaya operasional madrasah
1 01 xx 16 65 Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTS
1 01 xx 16 66 Penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SD/MI dan SMP/MTS
1 01 xx 16 67 Penyelenggraan paket A setara SD
1 01 xx 16 68 Penyelenggraan paket B setara SMP
1 01 xx 16 69 Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan pene-
rapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar
1 01 xx 16 70 Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa
1 01 xx 16 71 Pengembangan comprehensive teaching and learning (CTL)
1 01 xx 16 72 Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
1 01 xx 16 73 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar
1 01 xx 16 74 Penyediaan beasiswa retrieval untuk anak putus sekolah
1 01 xx 16 75 Penyediaan beasiswa transisi
1 01 xx 16 76 Penyelenggaraan akreditasi sekolah dasar
1 01 xx 16 77 Penyelenggaraan Multi-Grade Teaching di daerah terpencil
1 01 xx 16 78 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 01 xx 16 79 dst……………………

1 01 xx 17 Program Pendidikan Menengah


1 01 xx 17 01 Pembangunan gedung sekolah
1 01 xx 17 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 17 03 Penambahan ruang kelas sekolah
1 01 xx 17 04 Penambahan ruang guru sekolah
1 01 xx 17 05 Pembangunan laboratorium dsan ruang praktikum sekolah (laboratorium
bahasa, Komputer, IPA, IPS dan lain-lain)
1 01 xx 17 06 Pembangunan ruang locker siswa
1 01 xx 17 07 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 17 08 Pembangunan ruang serba guna/aula
1 01 xx 17 09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 17 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 17 11 Pembangunan ruang ibadah
1 01 xx 17 12 Pembangunan perpusatakaan sekolah
1 01 xx 17 13 Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
1 01 xx 17 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 17 15 Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa
1 01 xx 17 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah
1 01 xx 17 17 Pengadaan pakaian olahraga
1 01 xx 17 18 Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa
1 01 xx 17 19 Pengadaan mebeluer sekolah
1 01 xx 17 20 Pengadaan perlengkapan sekolah
1 01 xx 17 21 Pengadaaan alat rumah tangga sekolah
1 01 xx 17 22 Pengadaaan sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 17 23 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
1 01 xx 17 24 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepsek, guru, penjaga sekolah

157
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 01 xx 17 25 Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah


1 01 xx 17 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah
1 01 xx 17 27 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
1 01 xx 17 28 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 17 29 Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
1 01 xx 17 30 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan uapacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 17 31 Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 17 32 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah
1 01 xx 17 33 Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
1 01 xx 17 34 Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
1 01 xx 17 35 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 17 36 Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa
1 01 xx 17 37 Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah
1 01 xx 17 38 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
1 01 xx 17 39 Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
1 01 xx 17 40 Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 17 41 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
1 01 xx 17 42 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 17 43 Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa
1 01 xx 17 44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah
1 01 xx 17 45 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah
1 01 xx 17 46 Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah
1 01 xx 17 47 Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa
1 01 xx 17 48 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
1 01 xx 17 49 Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
1 01 xx 17 50 Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 17 51 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 17 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
1 01 xx 17 53 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
1 01 xx 17 54 Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya
1 01 xx 17 55 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 17 56 Rehabilitasi sedang/berat sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 17 57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
1 01 xx 17 58 Pelatihan penyusunan kurikulum
1 01 xx 17 59 Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan
1 01 xx 17 60 Pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah
pedesaaan, terpencil dan kepulauan
1 01 xx 17 61 Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM)
1 01 xx 17 62 Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu
1 01 xx 17 63 Penyelenggraan paket C setara SMU
1 01 xx 17 64 Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajem n sekolah dengan penerapan
manajemen berbasis sekolah (MBS)
1 01 xx 17 65 Pengembangan materi belajar mengajar dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi
1 01 xx 17 66 Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan industri
1 01 xx 17 67 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan menengah
1 01 xx 17 68 Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah
1 01 xx 17 69 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 01 xx 17 70 dst……………………

1 01 xx 18 Program Pendidikan Non Formal


1 01 xx 18 01 Pemberdayaan tenaga pendidik non formal
1 01 xx 18 02 Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal
1 01 xx 18 03 Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan
1 01 xx 18 04 Pengembangan pendidikan keaksaraan
1 01 xx 18 05 Pengembangan pendidikan kecakapan hidup
1 01 xx 18 06 Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal
1 01 xx 18 07 Pengambangan data dan informasi pendidikan non formal
1 01 xx 18 08 Pengembangan kebijakan pendidikan non formal
1 01 xx 18 09 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan non formal
1 01 xx 18 10 Pengembangan sertifikasi pendidikan non formal
1 01 xx 18 11 Perencanaan dan penyusunan pendidikan non formal
1 01 xx 18 12 Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal

158
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 01 xx 18 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan


1 01 xx 18 14 dst……………………

1 01 xx 19 Program Pendidikan Luar Biasa


1 01 xx 19 01 Pembangunan gedung sekolah
1 01 xx 19 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 19 03 Penambahan ruang kelas sekolah
1 01 xx 19 04 Penambahan ruang guru sekolah
1 01 xx 19 05 Pembangunan laboratorium dsan ruang praktikum sekolah (laboratorium bahasa,
komputer, IPA, IPS dan lain-lain)
1 01 xx 19 06 Pembangunan ruang locker siswa
1 01 xx 19 07 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 19 08 Pembangunan ruang serba guna/aula
1 01 xx 19 09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 19 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 19 11 Pembangunan ruang ibadah
1 01 xx 19 12 Pembangunan perpusatakaan sekolah
1 01 xx 19 13 Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
1 01 xx 19 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 19 15 Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa
1 01 xx 19 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah dan kelengkapannya serta pakaian olahraga
1 01 xx 19 17 Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa
1 01 xx 19 18 Pengadaan mebeluer sekolah
1 01 xx 19 19 Pengadaan perlengkapan sekolah
1 01 xx 19 20 Pengadaaan alat rumah tangga sekolah
1 01 xx 19 21 Pengadaaan sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 19 22 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
1 01 xx 19 23 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 19 24 Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah
1 01 xx 19 25 Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah
1 01 xx 19 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
1 01 xx 19 27 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 19 28 Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
1 01 xx 19 29 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 19 30 Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 19 31 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah
1 01 xx 19 32 Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
1 01 xx 19 33 Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
1 01 xx 19 34 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 19 35 Pemeliharaan rutin/berkala buku-buku ajar
1 01 xx 19 36 Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa
1 01 xx 19 37 Pemeliharaan rutin/berkala meneluer sekolah
1 01 xx 19 38 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
1 01 xx 19 39 Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
1 01 xx 19 40 Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 19 41 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
1 01 xx 19 42 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 19 43 Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa
1 01 xx 19 44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah
1 01 xx 19 45 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah
1 01 xx 19 46 Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah
1 01 xx 19 47 Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa
1 01 xx 19 48 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
1 01 xx 19 49 Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
1 01 xx 19 50 Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 19 51 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 19 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
1 01 xx 19 53 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
1 01 xx 19 54 Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya
1 01 xx 19 55 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 19 56 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
1 01 xx 19 57 Pelatihan penyusunan kurikulum
1 01 xx 19 58 Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan

159
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 01 xx 19 59 Monitoring, evaluasi dan pelaporan


1 01 xx 19 60 dst……………………

1 01 xx 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan


1 01 xx 20 01 Pelaksanaan sertifikasi pendidik
1 01 xx 20 02 Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
1 01 xx 20 03 Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi
1 01 xx 20 04 Pembinaan kelompok kerja guru (KKG)
1 01 xx 20 05 Pembinaan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP)
1 01 xx 20 06 Pembinaan pusat pendidikan dan pelatihan guru (PPPG)
1 01 xx 20 07 Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi
1 01 xx 20 08 Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik
dan tenaga kependidikan
1 01 xx 20 09 Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan
1 01 xx 20 10 Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidik
1 01 xx 20 11 Pengembangan sistem perencanaan dan pengendalian program profesipendidik dan
tenaga kependidikan
1 01 xx 20 12 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 01 xx 20 13 dst……………………

1 01 xx 21 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan


1 01 xx 21 01 Pemasyaraktan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong terwujudnya
masyarakat pembelajar
1 01 xx 21 02 Pengembangan minat dan budaya baca
1 01 xx 21 03 Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan khusus,
perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat
1 01 xx 21 04 Pelaksanaan Koordinasi pengembangan kepustakaan
1 01 xx 21 05 Penyediaan bantuan pengembangan perpustakaan dan minat baca di daerah
1 01 xx 21 06 Penyelenggaraan kordinasi pengembangan budaya baca
1 01 xx 21 07 Perencanaan dan penyusunan program budaya baca
1 01 xx 21 08 Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca
1 01 xx 21 09 Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah
1 01 xx 21 10 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 01 xx 21 11 dst……………………

1 01 xx 22 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan


1 01 xx 22 01 Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan
1 01 xx 22 02 Pelaksanaan kerjasama secara kelembagaan di bidang pendidikan
1 01 xx 22 03 Pengendalian dan pengawasan penerapan azas efesiensi dan efektifitas
penggunaan dana dekonsentrasi dan dana pembantuan
1 01 xx 22 04 Sosialisasi dan advokasi berbagai peraturan pemerintah di bidang pendidikan
1 01 xx 22 05 Pembinaan dewan pendidikan
1 01 xx 22 06 Pembinaan komite sekolah
1 01 xx 22 07 Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan
1 01 xx 22 08 Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan lokakarya serta diskusi ilmiah tentang
berbagai isu pendidikan
1 01 xx 22 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 01 xx 22 10 dst……………………

1 01 xx 23 Program dst……….

1 02 Kesehatan

1 02 xx 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan


1 02 xx 15 01 Pengadaaan obat dan perbekalan kesehatan
1 02 xx 15 02 Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
1 02 xx 15 03 Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk
penduduk miskin
1 02 xx 15 04 Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit
1 02 xx 15 05 Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
1 02 xx 15 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 15 07 dst……………………

160
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 02 xx 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat


1 02 xx 16 01 Pelayanan kesehatan penduduk miskin dipuskesmas dan jaringannya
1 02 xx 16 02 Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
1 02 xx 16 03 Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan
jaringannya
1 02 xx 16 04 Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah
1 02 xx 16 05 Perbaikan gizi mayarakat
1 02 xx 16 06 revitalisasi sitem kesehatan
1 02 xx 16 07 Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan
1 02 xx 16 08 Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial
1 02 xx 16 09 Peningkatan kesehatan masyarakat
1 02 xx 16 11 Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana
1 02 xx 16 12 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
1 02 xx 16 13 penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
1 02 xx 16 14 Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
1 02 xx 16 15 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 16 16 dst……………………

1 02 xx 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan


1 02 xx 17 01 Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat di bidang obat dan makanan
1 02 xx 17 02 Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
1 02 xx 17 03 Peningkatan kapasitas laboratorium pengawasan obat dan makanan
1 02 xx 17 04 Peningkatan penyidikan dan penegakan hukum di bidang obat dan makanan
1 02 xx 17 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 17 06 dst……………………

1 02 xx 18 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia


1 02 xx 18 01 fsilitasi pengembangan dan penelitian teknologi produksi tanaman obat
1 02 xx 18 02 Pengembanganstandarisasi tanaman obat bahan alam indonesia
1 02 xx 18 03 Peningkatan promosi obat bahan alam indonesia di dalam dan di luar negeri
1 02 xx 18 04 Pengembangan sistem dan layanan informasi terpadu
1 02 xx 18 05 Peningkatan kerjasama antar lembaga penelitian dan industri terkait
1 02 xx 18 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 18 07 dst……………………

1 02 xx 19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat


1 02 xx 19 01 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
1 02 xx 19 02 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
1 02 xx 19 02 Peningkatan pemanfaatna sarana kesehatan
1 02 xx 19 03 Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
1 02 xx 19 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 19 05 dst……………………

1 02 xx 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat


1 02 xx 20 01 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
1 02 xx 20 02 Pemberian tambahan makanan dan vitamin
1 02 xx 20 03 Peanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
1 02 xx 20 04 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
1 02 xx 20 05 Peningkatan gizi lebih
1 02 xx 20 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 20 07 dst……………………

1 02 xx 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat


1 02 xx 21 01 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
1 02 xx 21 02 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
1 02 xx 21 03 Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
1 02 xx 21 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 21 05 dst……………………

1 02 xx 22 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular


1 02 xx 22 01 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
1 02 xx 22 02 Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging

161
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 02 xx 22 03 Pengadaan vaksin penyakit menular


1 02 xx 22 04 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
1 02 xx 22 05 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
1 02 xx 22 06 Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
1 02 xx 22 07 Pemusnahan/karantina sumber penyebab penyakit menular
1 02 xx 22 08 Peningkatan Imunisasi
1 02 xx 22 09 Peningkatan surveillance epideminologi dan penaggulangan wabah
1 02 xx 22 10 Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (kie) pencegahan dan
pemberantasan penyakit
1 02 xx 22 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 22 12 dst……………………

1 02 xx 23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan


1 02 xx 23 01 Penyusunan standar kesehatan
1 02 xx 23 02 Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesahtan
1 02 xx 23 03 Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
1 02 xx 23 04 Penyusunan naskah akademis standar pelayanan kesehatan
1 02 xx 23 05 Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan
1 02 xx 23 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 23 07 dst……………………

1 02 xx 24 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin


1 02 xx 24 01 Pelayanan operasi katarak
1 02 xx 24 02 Pelayanan kesehatan THT
1 02 xx 24 03 Pelayanan operasi bibir sumbing
1 02 xx 24 04 Pelayanan sunatan masal
1 02 xx 24 05 Penanggulangan ISPA
1 02 xx 24 06 Penanggulangan penyakit cacingan
1 02 xx 24 07 Pelayanan kesehatan kulit dan kelamin
1 02 xx 24 08 Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar
1 02 xx 24 09 Pelayanan kesehatan akibat lumpuh kayu
1 02 xx 24 10 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 24 11 dst……………………

1 02 xx 25 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana


puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
1 02 xx 25 01 Pembangunan puskesmas
1 02 xx 25 02 Pembangunan puskesmas pembantu
1 02 xx 25 03 Pengadaaan puskesmas perairan
1 02 xx 25 04 Pengadaaan puskesmas keliling
1 02 xx 25 05 Pembangunan posyandu
1 02 xx 25 07 Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas
1 02 xx 25 08 Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu
1 02 xx 25 09 Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas perairan
1 02 xx 25 11 Pengadaaan sarana dan prasarana keliling
1 02 xx 25 12 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
1 02 xx 25 13 Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas
1 02 xx 25 14 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas
1 02 xx 25 15 Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas pembantu
1 02 xx 25 16 Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas perairan
1 02 xx 25 17 Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas keliling
1 02 xx 25 18 Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana posyandu
1 02 xx 25 19 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
1 02 xx 25 20 Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas
1 02 xx 25 21 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembatu
1 02 xx 25 22 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas perairan
1 02 xx 25 23 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 25 24 dst……………………

1 02 xx 26 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/


rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
1 02 xx 26 01 Pembangunan rumah sakit
1 02 xx 26 02 Pembangunan ruang poliklinik rumah sakit
1 02 xx 26 03 Pembangunan gudang obat/apotik

162
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 02 xx 26 04 Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I,II,III)
1 02 xx 26 05 Pengembangan ruang gawat darurat
1 02 xx 26 06 Pengambangan ruang ICU, ICCU, NICU
1 02 xx 26 07 Pengembangan ruang operasi
1 02 xx 26 08 Pengambangan ruang terapi
1 02 xx 26 09 Pengembangan ruang isolasi
1 02 xx 26 10 Pengembangan ruang bersalin
1 02 xx 26 11 Pengembangan ruang inkubator
1 02 xx 26 12 Pengembangan ruang bayi
1 02 xx 26 13 Pengembangan ruang rontgen
1 02 xx 26 14 Pengembangan ruang laboratorium rumah sakit
1 02 xx 26 15 Pembangunan kamar jenazah
1 02 xx 26 16 Pembangunan instalasi pengolahan limbah rumah sakit
1 02 xx 26 17 Rehabilitasi bangunan rumah sakit
1 02 xx 26 18 Pengadaan alat-alat rumah sakit
1 02 xx 26 19 Pengadaan obat-obatan rumah sakit
1 02 xx 26 20 Pengadaan ambulance/mobil jenazah
1 02 xx 26 21 Pengadaan mebeleur rumah sakit
1 02 xx 26 22 Pengadaan perlengkapan rumah tangga rumah sakit (dapur, ruang pasien, laundry,
ruang tunggu dan lain-lain)
1 02 xx 26 23 Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit
1 02 xx 26 24 Pengadaan pencetakan administrasi dan surat menyurat rumah sakit
1 02 xx 26 25 Pengembangan tipe rumah sakit
1 02 xx 26 26 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 26 27 dst……………………

1 02 xx 27 Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit


jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
1 02 xx 27 01 Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit
1 02 xx 27 02 Pemeliharaan rutin/berkala ruang poliklinik rumah sakit
1 02 xx 27 03 Pemeliharaan rutin/berkala gudang obat/apotik
1 02 xx 27 04 Pemeliharaan rutin/berkala ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I,II,III)
1 02 xx 27 05 Pemeliharaan rutin/berkala ruang gawat darurat
1 02 xx 27 06 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ICU, ICCU, NICU
1 02 xx 27 07 Pemeliharaan rutin/berkala ruang operasi
1 02 xx 27 08 Pemeliharaan rutin/berkala ruang terapi
1 02 xx 27 09 Pemeliharaan rutin/berkala ruang isolasi
1 02 xx 27 10 Pemeliharaan rutin/berkala ruang bersalin
1 02 xx 27 11 Pemeliharaan rutin/berkala ruang inkubator
1 02 xx 27 12 Pemeliharaan rutin/berkala ruang bayi
1 02 xx 27 13 Pemeliharaan rutin/berkala ruang rontgen
1 02 xx 27 14 Pemeliharaan rutin/berkala ruang laboratorium rumah sakit
1 02 xx 27 15 Pemeliharaan rutin/berkala kamar jenazah
1 02 xx 27 16 Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit
1 02 xx 27 17 Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit
1 02 xx 27 18 Pemeliharaan rutin/berkala ambulance/mobil jenazah
1 02 xx 27 19 Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur rumah sakit
1 02 xx 27 20 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit
1 02 xx 27 21 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 27 22 dst……………………

1 02 xx 28 Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan


1 02 xx 28 01 kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
1 02 xx 28 02 kemitraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
1 02 xx 28 03 kemitraan pengolahan limbah rumah sakit
1 02 xx 28 04 kemitraan alih teknologi kedokteran dan kesehatan
1 02 xx 28 05 kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis
1 02 xx 28 06 kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan
1 02 xx 28 07 kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu
1 02 xx 28 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 28 09 dst……………………

163
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 02 xx 29 Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita


1 02 xx 29 01 Penyuluhan kesehatan anak balita
1 02 xx 29 02 Imunisasi bagi anak balita
1 02 xx 29 03 Rekrutmen tenaga pelayanan kesehatan anak balita
1 02 xx 29 04 Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita
1 02 xx 29 05 Pembangunan sarana dan prasarana khusus pelayanan perawatan anak balita
1 02 xx 29 06 Pembangunan panti asuhan anak terlantar balita
1 02 xx 29 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 29 08 dst……………………

1 02 xx 30 Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia


1 02 xx 30 01 Pelayanan pemeliharaan kesehatan
1 02 xx 30 02 rekruitmen tenaga perawat kesehatan
1 02 xx 30 03 Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan
1 02 xx 30 04 Pembangunan pusat-pusat pelayanan kesehatan
1 02 xx 30 05 Pembangunan panti asuhan
1 02 xx 30 06 Pelayanan kesehatan
1 02 xx 30 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 30 08 dst……………………

1 02 xx 31 Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan


1 02 xx 31 01 Pengawasan keamanan dan kesehatan makanan hasil industri
1 02 xx 31 02 Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi
rumah tangga
1 02 xx 31 03 Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan restaurant
1 02 xx 31 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 31 05 dst……………………

1 02 xx 32 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak


1 02 xx 32 01 Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
1 02 xx 32 02 Perawatan berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
1 02 xx 32 03 Pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
1 02 xx 32 04 dst……………………

1 02 xx xx Program dst……….

1 03 Pekerjaan Umum

1 03 xx 15 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan


1 03 xx 15 01 Perencanaan pembangunan jalan
1 03 xx 15 02 Survei kontur jalan dan jembatan
1 03 xx 15 03 Pembangunan jalan
1 03 xx 15 04 Perencanaan pembangunan jembatan
1 03 xx 15 05 Pembangunan jembatan
1 03 xx 15 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 15 07 dst……………………

1 03 xx 16 Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong


1 03 xx 16 01 Perencanaan Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
1 03 xx 16 02 Survei kontur saluran drainase/gorong-gorong
1 03 xx 16 03 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
1 03 xx 16 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 16 05 dst……………………

1 03 xx 17 Program Pembangunan turap/talud/brojong


1 03 xx 17 01 Perencanaan turap/talud/brojong
1 03 xx 17 02 Survei kemiringan lereng turap/talud/bronjong
1 03 xx 17 03 Pembangunan turap/talud/bronjong
1 03 xx 17 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 17 05 dst……………………

164
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 03 xx 18 Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan


1 03 xx 18 01 Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jalan
1 03 xx 18 02 Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jembatan
1 03 xx 18 03 Rehabilitasi/pemeliharaan jalan
1 03 xx 18 04 Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan
1 03 xx 18 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 18 06 dst……………………

1 03 xx 19 Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong


1 03 xx 19 01 Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong
1 03 xx 19 02 Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong
1 03 xx 19 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 19 04 dst……………………

1 03 xx 20 Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan


1 03 xx 20 01 Inspeksi kondisi Jalan
1 03 xx 20 02 Inspeksi kondisi Jembatan
1 03 xx 20 03 Evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 20 04 dst……………………

1 03 xx 21 Program tanggap darurat Jalan dan Jembatan


1 03 xx 21 01 Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat
1 03 xx 21 02 Rehabilitasi jembatan dalam kondisi tanggap darurat
1 03 xx 21 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 21 04 dst……………………

1 03 xx 22 Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan


1 03 xx 22 01 Penyusunan sistem informasi/data base jalan
1 03 xx 22 02 Penyusunan sistem informasi/data base jembatan
1 03 xx 22 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 22 04 dst……………………

1 03 xx 23 Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan


1 03 xx 23 01 Pembangunan gedung balai latihan kebinamargaan
1 03 xx 23 02 Pembangunan gedung workshop
1 03 xx 23 03 Pembangunan laboratorium kebinamargaan
1 03 xx 23 04 Pengadaan alat-alat berat
1 03 xx 23 05 Pengadaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat berat
1 03 xx 23 06 Pengadaan alat-alat ukur dan bahan labolatorium kebinamargaan
1 03 xx 23 07 Rehabilitasi/pemeliharaan gedung balai latihan kebinamargaan
1 03 xx 23 08 Rehabilitasi/pemeliharaan gedung workshop
1 03 xx 23 09 Rehabilitasi/pemeliharaan laboratorium kebinamargaan
1 03 xx 23 10 Rehabilitasi/pemeliharaan alat-alat bera
1 03 xx 23 11 Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat berat
1 03 xx 23 12 Rehabilitasi/pemeliharaan alat-alat ukur dan bahan labolatorium kebinamargaan
1 03 xx 23 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 23 14 dst……………………

1 03 xx 24 Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan


jaringan pengairan lainnya
1 03 xx 24 01 Perencanaan pembangunan jaringan irigasi
1 03 xx 24 02 Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum
1 03 xx 24 03 Perencanaan pembangunan reservoir
1 03 xx 24 04 Perencanaan pembangunan pintu air
1 03 xx 24 05 Perencanaan normalisasi saluran sungai
1 03 xx 24 06 Pembangunan jaringan air bersih/air minum
1 03 xx 24 07 Pembangunan reservoir
1 03 xx 24 08 Pembangunan pintu air
1 03 xx 24 09 Pelaksanaan normalisasi saluran sungai
1 03 xx 24 10 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
1 03 xx 24 11 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan air bersih/air minum
1 03 xx 24 12 Rehabilitasi/pemeliharaan reservoir
1 03 xx 24 13 Rehabilitasi/pemeliharaan pintu air

165
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 03 xx 24 14 Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai


1 03 xx 24 15 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi yang telah dibangun
1 03 xx 24 16 Rehabilitasi/pemeliharaan petani pemakai air
1 03 xx 24 17 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 24 18 dst……………………

1 03 xx 25 Program penyediaan dan pengolahan air baku


1 03 xx 25 01 Pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembawa
1 03 xx 25 02 Rehabilitasi prasarana pengambilan dan saluran pembawa
1 03 xx 25 03 Pemeliharaan prasarana pengambilan dan saluran pembawa
1 03 xx 25 04 Pembangunan sumur-sumur air tanah
1 03 xx 25 05 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air
1 03 xx 25 06 Peningkatan distribusi penyediaan air baku
1 03 xx 25 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 25 08 dst……………………

1 03 xx 26 Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan


sumber daya air lainnya
1 03 xx 26 01 Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya
1 03 xx 26 02 Pemeliharaan dan rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnya
1 03 xx 26 03 Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau
1 03 xx 26 04 Rehabilitasi kawasan lindung daerah tangkapan sungai dan danau
1 03 xx 26 05 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan sumber
daya air lainnya
1 03 xx 26 06 Peningkatan konversi air tanah
1 03 xx 26 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 26 08 dst……………………

1 03 xx 27 Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah


1 03 xx 27 01 Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah
1 03 xx 27 02 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah
1 03 xx 27 03 Pengembangan teknologi pengolahan air minum dan air limbah
1 03 xx 27 04 Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air limbah
1 03 xx 27 05 Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum
1 03 xx 27 06 Pengembangan distribusi air minum
1 03 xx 27 07 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum
1 03 xx 27 08 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah
1 03 xx 27 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 27 10 dst……………………

1 03 xx 28 Program pengendalian banjir


1 03 xx 28 01 Pembangunan reservoir pengendali banjir
1 03 xx 28 02 Rehabilitasi/pemeliharaan reservoir pengendali banjir
1 03 xx 28 03 Rehabilitasi/pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai
1 03 xx 28 04 Pengembangan pengelolaan daerah rawa dalam rangka pengendali banjir
1 03 xx 28 05 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penaggulangan banjir
1 03 xx 28 06 Mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air dan badan-badan sungai
1 03 xx 28 07 Peningkatan pembersihan dan pengerukan sungai/kali
1 03 xx 28 08 Peningkatan pembangunan pusat-pusat pengendali banjir
1 03 xx 28 09 Pembangunan prasarana pengaman pantai
1 03 xx 28 10 Pembangunan tanggul pemecah ombak
1 03 xx 28 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 28 12 dst……………………

1 03 xx 29 Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh


1 03 xx 29 01 Perencanaan pengembangan infrastruktur
1 03 xx 29 02 Pembangunan/peningkatan infrastruktur
1 03 xx 29 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 29 04 dst……………………

1 03 xx 30 Program pembangunan infrastruktur perdesaaan


1 03 xx 30 01 Penataan lingkungan pemukiman penduduk perdesaan

166
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 03 xx 30 02 Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan


1 03 xx 30 03 Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan
1 03 xx 30 04 Pembangunan pasar perdesaaan
1 03 xx 30 05 Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan perdesaaan
1 03 xx 30 06 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan
1 03 xx 30 07 Rehabilitasi/pemeliharaan pasar pedesaaan
1 03 xx 30 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 30 09 dst……………………

1 03 xx xx Program dst……….

1 04 Perumahan

1 04 xx 15 Program Pengembangan Perumahan


1 04 xx 15 01 Penetapan kebijakan, strategu dan program perumahan
1 04 xx 15 02 Penyusunan norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM)
1 04 xx 15 03 Koordinasi penyelenggaraan pengembangan perumahan
1 04 xx 15 04 Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan
1 04 xx 15 05 Koordinasi pembangunan perumahan dengan lembaga/badan usaha
1 04 xx 15 06 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu
1 04 xx 15 07 Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat
1 04 xx 15 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 04 xx 15 09 dst……………………

1 04 xx 16 Program Lingkungan Sehat Perumahan


1 04 xx 16 01 Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang
pembangunan perumahan
1 04 xx 16 02 Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin
1 04 xx 16 03 Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan
1 04 xx 16 04 Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
1 04 xx 16 05 Penetapan kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian kawasan dan
lingkungan hunian berimbang
1 04 xx 16 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 04 xx 16 07 dst……………………

1 04 xx 17 Program Pemberdayaan komunitas Perumahan


1 04 xx 17 01 Fasilitasi pemberian kredit mikro untuk pembangunan dan perbaikan perumahan
1 04 xx 17 02 Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman berbasis
masyarakat
1 04 xx 17 03 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan perumahan
1 04 xx 17 04 Peningkatan sistem pemberian kredit pemilikan rumah
1 04 xx 17 05 Sosialisasi dan fasilitasi jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum
1 04 xx 17 06 Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan
1 04 xx 17 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 04 xx 17 08 dst……………………

1 04 xx 18 Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial


1 04 xx 18 01 Fasilitasi dan stimulasi rahabilitasi rumah akibat bencana alam
1 04 xx 18 02 Fasilitasi dan stimulasi rahabilitasi rumah akibat bencana sosial
1 04 xx 18 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 04 xx 18 04 dst……………………

1 04 xx 19 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran


1 04 xx 19 01 Penyusunan norma, standar, pedoman, dan manual pencegahan bahaya kebakaran
1 04 xx 19 02 Sosialisasi norma, standar, pedoman, dan manual pencegahan bahaya kebakaran
1 04 xx 19 03 Koordinasi perijinan pemanfaatan gedung
1 04 xx 19 04 Pengawasan pelaksanaan kebijakan pencegahan kebakaran
1 04 xx 19 05 Kegiatan pendidikan dan pelatihan pertolongan dan pencegahan kebakaran
1 04 xx 19 06 Kegiatan rekruitment tenaga sukarela pertolongan bencana kebakaran
1 04 xx 19 07 Kegiatan penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran
1 04 xx 19 08 Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran
1 04 xx 19 09 Pemeliharaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran

167
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 04 xx 19 10 Rehabilitasi sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran


1 04 xx 19 11 Kegiatan pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran
1 04 xx 19 12 Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran
1 04 xx 19 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 04 xx 19 14 dst……………………

1 04 xx 20 Program pengelolaan areal pemakaman


1 04 xx 20 01 Penyusunan kebijakan, norma, standar, pedoman, dan manual pengelolaan areal
pemakaman
1 04 xx 20 02 Pengumpulan dan analisis data base jumlah jiwa yang meninggal
1 04 xx 20 03 Koordinasi pengelolaan areal pemakaman
1 04 xx 20 04 Koordinasi penataan areal pemakaman
1 04 xx 20 05 Pemberian perijinan pemakaman
1 04 xx 20 06 Pembangunan sarana dan prasarana pemakaman
1 04 xx 20 07 Pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman
1 04 xx 20 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 04 xx 20 09 dst……………………

1 04 xx xx Program dst……….

1 05 Penataan Ruang

1 05 xx 15 Program Perencanaan Tata Ruang


1 05 xx 15 01 Penyusunan kebijakan tentang penyusunan tata ruang
1 05 xx 15 02 Penetapan kebijakan tentang RDTRK, RTRK, dan RTBL
1 05 xx 15 03 Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang
1 05 xx 15 04 Penyusunan rencana tata ruang wilayah
1 05 xx 15 05 Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan
1 05 xx 15 06 Penyusunan rencana teknis ruang kawasan
1 05 xx 15 07 Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan
1 05 xx 15 08 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang RTRW
1 05 xx 15 09 Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang
1 05 xx 15 10 Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang
1 05 xx 15 11 Revisi rencana tata ruang
1 05 xx 15 12 Pelatihan aparat dalam perencanaan tata ruang
1 05 xx 15 13 Survey dan pemetaan
1 05 xx 15 14 Koordinasi dan fasilitasi penyusunan rencana tata ruang lintas kabupaten/kota
1 05 xx 15 15 Monitoring, evaluasi dan pelaporan rencana tata ruang
1 05 xx 15 16 dst……………………

1 05 xx 16 Program Pemanfaatan Ruang


1 05 xx 16 01 Penyusunan kebijakan perizinan pemanfaatan ruang
1 05 xx 16 02 Penyusunan norma, standar, dan kriteria pemanfaatan ruang
1 05 xx 16 03 Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang
1 05 xx 16 04 Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang
1 05 xx 16 05 Survey dan pemetaan
1 05 xx 16 06 Pelatihan aparat dalam pemanfaatan ruang
1 05 xx 16 07 Sosialisasi kebijakan, norma, standar, prosedur dan manual pemanfaatan ruang
1 05 xx 16 08 Koordinasi dan fasilitasi penyusunan pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota
1 05 xx 16 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan tata ruang
1 05 xx 16 10 dst……………………

1 05 xx 17 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang


1 05 xx 17 01 Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang
1 05 xx 17 02 Penyusunan prosedur dan manual pengendalian pemanfaatan ruang
1 05 xx 17 03 Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang
1 05 xx 17 04 Pelatihan aparat dalam pengendalian pemanfaatan ruang
1 05 xx 17 05 Pengawasan pemanfaatan ruang
1 05 xx 17 06 Koordinasi dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota
1 05 xx 17 07 Sosialisasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang
1 05 xx 17 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 05 xx 17 09 dst……………………

168
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 06 Perencanaan Pembangunan

1 06 xx 15 Program Pengembangan data/informasi


1 06 xx 15 01 Pengumpulan, updating dan analisis data informasi capaian target kinerja program
dan kegiatan
1 06 xx 15 02 Penyusunan dan pengumpulan data informasi kebutuhan penyusunan dokumen
perencanaan
1 06 xx 15 03 Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan pembangunan kawasan
rawan bencana
1 06 xx 15 04 Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan pembangunan ekonomi
1 06 xx 15 05 Penyusunan profile daerah
1 06 xx 15 06 dst……………………

1 06 xx 16 Program Kerjasama Pembangunan


1 06 xx 16 01 Koordinasi kerjasama wilayah perbatasan
1 06 xx 16 02 Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah
1 06 xx 16 03 Fasilitasi kerjasama dengan dunia usah/lembaga
1 06 xx 16 04 Koordinasi dalam pemecahan masalah-masalah daerah
1 06 xx 16 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 06 xx 16 06 dst……………………

1 06 xx 17 Program Pengembangan Wilayah Perbatasan


1 06 xx 17 01 Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar daerah
1 06 xx 17 02 Sosialisai kebijakan pemerintah dalam penyelesaian perbatasan antar negara
1 06 xx 17 03 Koordinasi penetapan rencana tata ruang perbatasan
1 06 xx 17 04 Penyusunan perencanaan pengembangan perbatasan
1 06 xx 17 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 06 xx 17 06 dst……………………

1 06 xx 18 Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh


1 06 xx 18 01 Sosialisasi kebijakan pemerintah dalam Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat
tumbuh
1 06 xx 18 02 Koordinasi penetapan rencana Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh
1 06 xx 18 03 Penyusunan perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh
1 06 xx 18 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 06 xx 18 05 dst……………………

1 06 xx 19 Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar


1 06 xx 19 01 Koordinasi penyelesaian permasalahan penanganan sampah perkotaan
1 06 xx 19 02 Koordinasi penyelesaian permasalahan transportasi perkotaan
1 06 xx 19 03 Koordinasi penanggulangan dan penyelesaian bencana alam/sosial
1 06 xx 19 04 Koordinasi perencanaan penanganan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
1 06 xx 19 05 Koordinasi perencanaan penanganan pusat-pusat industri
1 06 xx 19 06 Koordinasi perencanaan penanganan pusat-pusat pendidikan
1 06 xx 19 07 Koordinasi perencanaan penanganan perumahan
1 06 xx 19 08 Koordinasi perencanaan penanganan perpakiran
1 06 xx 19 09 Koordinasi perencanaan pair minum, drainase dan sanitasi perkotaan
1 06 xx 19 10 Koordinasi penanggulangan limbah rumah tangga dan industri perkotaan
1 06 xx 19 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 06 xx 19 12 dst……………………

1 06 xx 20 Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan


daerah
1 06 xx 20 01 peningkatan kemampuan teknis aparat perencana
1 06 xx 20 02 Sosialisasi kebijakan perencanaan pembangunan daerah
1 06 xx 20 03 Bimbingan teknis tentang perencanaan pembangunan daerah
1 06 xx 20 04 dst……………………

1 06 xx 21 Program perencanaan pembangunan daerah


1 06 xx 21 01 Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan
layanan publik
1 06 xx 21 02 Penyusunan rancangan RPJPD
1 06 xx 21 03 Penyelenggaraan musrenbang RPJPD

169
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 06 xx 21 04 Penetapan RPJPD
1 06 xx 21 05 Penyusunan rancangan RPJMD
1 06 xx 21 06 Penyelenggaraan musrenbang RPJMD
1 06 xx 21 07 Penetapan RPJMD
1 06 xx 21 08 Penyusunan rancangan RKPD
1 06 xx 21 09 Penyelenggaraan musrenbang RKPD
1 06 xx 21 10 Penetapan RKPD
1 06 xx 21 11 Kordinasi penyusunan laporan kinerja pemerintah daerah
1 06 xx 21 12 Kordinasi penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ)
1 06 xx 21 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan daerah
1 06 xx 21 14 dst……………………

1 06 xx 22 Program perencanaan pembangunan ekonomi


1 06 xx 22 01 Penyusunan masterplan pembangunan ekonomi daerah
1 06 xx 22 02 Penyusunan indikator ekonomi daerah
1 06 xx 22 03 Penyusunan perencanaan pengembangan ekonomi masyarakat
1 06 xx 22 04 Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi
1 06 xx 22 05 Penyusunan tabel input output daerah
1 06 xx 22 06 Penyusunan masterplan penanggulangan kemiskinan
1 06 xx 22 07 Penyusunan indikator dan pemetaan daerah rawan pangan
1 06 xx 22 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 06 xx 22 09 dst……………………

1 06 xx 23 Program perencanaan sosial budaya


1 06 xx 23 01 Koordinasi penyusunan masterplan pendidikan
1 06 xx 23 02 Koordinasi penyusunan masterplan kesehatan
1 06 xx 23 03 Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya
1 06 xx 23 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 06 xx 23 05 dst……………………

1 06 xx 24 Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam


1 06 xx 24 01 Koordinasi penyusunan masterplan prasarana perhubungan daerah
1 06 xx 24 02 Koordinasi penyusunan masterplan pengendalian sumber daya alam dan lingkungan
hidup
1 06 xx 24 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 06 xx 24 04 dst……………………

1 06 xx 25 Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana


1 06 xx 25 01 Koordinasi penyusunan profile daerah rawan bencana
1 06 xx 25 02 Koordinasi pembangunan daerah rawan bencana
1 06 xx 25 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 06 xx 25 04 dst……………………

1 07 Perhubungan

1 07 xx 15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan


1 07 xx 15 01 Perencanaan pembangunan prasaranan dan fasilitas perhubungan
1 07 xx 15 02 Penyusunan norma, kebijakan, standar dan prosedur bidang perhubungan
1 07 xx 15 03 Koordinasi dalam pembangunan prasaranan dan fasilitas perhubungan
1 07 xx 15 04 Sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan
1 07 xx 15 05 Pembangunan sarana dan prasarana jembatan timbang
1 07 xx 15 06 Peningkatan pengelolaan terminal angkutan sungai, danau dan penyebrangan
1 07 xx 15 07 Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat
1 07 xx 15 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 07 xx 15 09 dst……………………

1 07 xx 16 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ


1 07 xx 16 01 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor
1 07 xx 16 02 Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana balai pengujian kendaraan bermotor
1 07 xx 16 03 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana jembatan timbang
1 07 xx 16 04 Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan
1 07 xx 16 05 dst……………………

170
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 07 xx 17 Program peningkatan pelayanan angkutan


1 07 xx 17 01 Kegiatan penyuluhan bagi para sopir/juru mudi untuk peningkatan keselamtan
penumpang
1 07 xx 17 02 Kegiatan peningkatan disiplin masyarakat menggunakan angkutan
1 07 xx 17 03 Kegiatan temu wicara pengelola angkutan umum guna meningkatkan keselamatan
penumpang
1 07 xx 17 04 Kegiatan uji kelayakan saran transportasi guna keselamtan penumpang
1 07 xx 17 05 Kegiatan pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan raya
1 07 xx 17 06 Kegiatan penciptaan keamanan dan kenyamanan penumpang dilingkungan treminal
1 07 xx 17 07 Kegiatan pengawasan peralatan keamanan dalam keadaaan darurat dan
perlengkapan pertolongan pertama
1 07 xx 17 08 Kegiatan penataan tempat-tempat pemberhentian angkutan umum
1 07 xx 17 09 Kegiatan penciptaan disiplin dan pemeliharaan kebersihan di lingkungan terminal
1 07 xx 17 10 Kegiatan penciptaan layanan cepat, tepat, murah dan mudah
1 07 xx 17 11 Pengumpulan dan analisis data base pelayanan jasa angkutan
1 07 xx 17 12 Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa nagkutan
1 07 xx 17 13 Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan
1 07 xx 17 14 Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu lintas dan angkutan
1 07 xx 17 15 Kegiatan pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudik/awak kendaraaan
angkutan umum teladan
1 07 xx 17 16 Koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan
1 07 xx 17 17 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 07 xx 17 18 dst……………………

1 07 xx 18 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan


1 07 xx 18 01 Pembangunan gedung terminal
1 07 xx 18 02 Pembangunan halte bus, taxi gedung terminal
1 07 xx 18 03 Pembangunan jembatan penyebrangan gedung terminal
1 07 xx 18 04 dst……………………

1 07 xx 19 Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas


1 07 xx 19 01 Pengadaan rambu-rambu lalu lintas
1 07 xx 19 02 Pengadaan marka jalan
1 07 xx 19 03 Pengadaan pagar pengaman jalan
1 07 xx 19 04 dst……………………

1 07 xx 20 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor


1 07 xx 20 01 Pembangunan balai pengujian kendaraan bermotor
1 07 xx 20 02 Pengadaan alat pengujian kendaraan bermotor
1 07 xx 20 03 Pelaksanaan uji petik kendaraan bermotor
1 07 xx 20 04 dst……………………

1 07 xx xx Program dst……….

1 08 Lingkungan Hidup

1 08 xx 15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan


1 08 xx 15 01 Penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan sampah
1 08 xx 15 02 Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
1 08 xx 15 03 Penyusunan kebijakan kerjasama pengelolaan persampahan
1 08 xx 15 04 Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
1 08 xx 15 05 Pengembangan teknoligi pengolahan persampahan
1 08 xx 15 06 Bimbingan teknis persampahan
1 08 xx 15 07 Peningkatan kemampuan aparat pengelolaan persampahan
1 08 xx 15 08 Kerjasama pengelolaan persampahan
1 08 xx 15 09 Kerjasama pengelolaan sampah antar daerah
1 08 xx 15 10 Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan
1 08 xx 15 11 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
1 08 xx 15 12 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 15 13 Dst ….

1 08 xx 16 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup


1 08 xx 16 01 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

171
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 08 xx 16 02 Koordinasi penilaian langit biru


1 08 xx 16 03 Pemantauan Kualitas Lingkungan
1 08 xx 16 04 Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
1 08 xx 16 05 Koordinasi penertiban kegiatan Pertambangan Tanpa Izin (PETI)
1 08 xx 16 06 Pengelolaan B3 dan Limbah B3
1 08 xx 16 07 Pengkajian dampak lingkungan
1 08 xx 16 08 Peningkatan pengelolaan lingkungan pertambangan
1 08 xx 16 09 Peningkatan peringkat kinerja perusahaan (proper)
1 08 xx 16 10 Koordinasi pengelolaan Prokasih/Superkasih
1 08 xx 16 11 Pengembangan produksi ramah lingkungan
1 08 xx 16 12 Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
1 08 xx 16 13 Koordinasi penyusunan AMDAL
1 08 xx 16 14 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup
1 08 xx 16 15 Pengkajian pengembangan sistem insentif dan disinsentif
1 08 xx 16 16 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 16 17 Dst….

1 08 xx 17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam


1 08 xx 17 01 Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air
1 08 xx 17 02 Pantai dan Laut Lestari
1 08 xx 17 03 Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Konservasi Laut, Suaka Perikanan, dan
Keanekaragaman Hayati Laut
1 08 xx 17 04 Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan
1 08 xx 17 05 Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
1 08 xx 17 06 Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
1 08 xx 17 07 Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air
1 08 xx 17 08 Pengendalian dan Pengawasan pemanfaatan SDA
1 08 xx 17 09 Koordinasi pengelolaan konservasi SDA
1 08 xx 17 10 Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem
1 08 xx 17 11 Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan World Heritage Laut
1 08 xx 17 12 Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Regional
1 08 xx 17 13 Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan
1 08 xx 17 14 Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA
1 08 xx 17 15 Koordinasi peningkatan pengelolaan kawasan konservasi
1 08 xx 17 16 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 17 17 Dst…..

1 08 xx 18 Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam


1 08 xx 18 01 Pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang, mangrove, padang lamun, estuaria dan
teluk
1 08 xx 18 02 Perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian sumber daya
alam dan lingkungan hidup
1 08 xx 18 03 Rehabilitasi hutan dan lahan
1 08 xx 18 04 Pengembangan kelembagaan rehabilitasi hutan dan lahan
1 08 xx 18 05 Penyusunan pedoman standar dan prosedur rehabilitasi terumbu karang, mangrove,
dan padang lamun
1 08 xx 18 06 Sosialisasi pedoman standar dan prosedur rehabilitasi terumbu karang, mangrove,
dan padang lamun
1 08 xx 18 07 Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan cadangan
SDA
1 08 xx 18 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 18 09 Dst….

1 08 xx 19 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam


dan Lingkungan Hidup
1 08 xx 19 01 Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan
1 08 xx 19 02 Pengembangan data dan informasi lingkungan
1 08 xx 19 03 Penyusunan data sumberdaya alam dan neraca sumber daya hutan (NSDH) nasional
dan daerah
1 08 xx 19 04 Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah
1 08 xx 19 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 19 06 Dst…..

172
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 08 xx 20 Program Peningkatan Pengendalian Polusi


1 08 xx 20 01 Pengujian emisi kendaraan bermotor
1 08 xx 20 02 Pengujian emisi udara akibat aktivitas industri
1 08 xx 20 03 Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
1 08 xx 20 04 Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang menimbulkan polusi
1 08 xx 20 05 Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran
1 08 xx 20 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 20 07 Dst….

1 08 xx 21 Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan-


kawasan konservasi laut dan hutan
1 08 xx 21 01 Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan konservasi
1 08 xx 21 02 Pengembangan konservasi laut dan hutan wisata
1 08 xx 21 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 21 04 Dst……..

1 08 xx 22 Program Pengendalian kebakaran hutan


1 08 xx 22 01 Pengadaan alat pemadam kebakaran hutan
1 08 xx 22 02 Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan
1 08 xx 22 03 Koordinasi pengendalian kebakaran hutan
1 08 xx 22 04 Penyusunan norma, standar, prosedur dan manual pengendalian kebakaran hutan
1 08 xx 22 05 Sosialisasi kebijakan pencegahan kebakaran hutan
1 08 xx 22 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 22 07 Dst….

1 08 xx 23 Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut


1 08 xx 23 01 Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut
1 08 xx 23 02 Pengembangan sistem manajemen pengelolaan pesisir laut
1 08 xx 23 03 Dst….

1 08 xx 24 Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)


1 08 xx 24 01 Penyusunan kebijakan, norma,standard prosedur dan manual pengelolaan RTH
1 08 xx 24 02 Sosialisasi kebijakan, norma, standard, prosedur dan manual pengelolaan RTH
1 08 xx 24 03 Penyusunan dan analisis data/informasi pengelolaan RTH
1 08 xx 24 04 Penyusunan program pengembahan RTH
1 08 xx 24 05 Penataan RTH
1 08 xx 24 06 Pemeliharaan RTH
1 08 xx 24 07 Pengembangan taman rekreasi
1 08 xx 24 08 Pengawasan dan pengendalian RTH
1 08 xx 24 09 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH
1 08 xx 24 10 Monitoring dan evaluasi
1 08 xx 24 11 Dst…

1 08 xx Program dst…

1 09 Pertanahan

1 09 xx 15 Program pembangunan sistem pendaftaran tanah


1 09 xx 15 01 Penyusunan sistem pendaftaran tanah
1 09 xx 15 02 Sosialisasi sistem pendaftaran tanah
1 09 xx 15 03 Dst…

1 09 xx 16 Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan


tanah
1 09 xx 16 01 Penataan penguasaan, pemilikan , penggunaan dan pemanfaatan tanah
1 09 xx 16 02 Penyuluhan hukum pertanahan
1 09 xx 16 03 Dst…

1 09 xx 17 Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan


1 09 xx 17 01 Fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan
1 09 xx 17 02 dst….

173
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 09 xx 18 Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan


1 09 xx 18 01 Penyusunan sistem informasi pertanahan yang handal
1 09 xx 18 02 Dst…

1 09 xx xx Program dst…

1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil

1 10 xx 15 Program Penataan Administrasi Kependudukan


1 10 xx 15 01 Pembangunan dan Pengoperasian SIAK secara terpadu
1 10 xx 15 02 Pelatihan tenaga pengelola SIAK
1 10 xx 15 03 Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating, dan
pemeliharaan)
1 10 xx 15 04 Pembentukan dan Penataan Sistem Koneksi (Inter-Phase Tahap Awal) NIK
1 10 xx 15 05 Koordinasi pelaksanaan kebijakan Kependudukan
1 10 xx 15 06 Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan
1 10 xx 15 07 Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat
1 10 xx 15 08 Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan
1 10 xx 15 09 Pengembangan data base kependudukan
1 10 xx 15 10 Penyusunan kebijakan kependudukan
1 10 xx 15 11 Peningkatan kapasitas aparat kependudukan dan catatan sipil
1 10 xx 15 12 Sosialisasi kebijakan kependudukan
1 10 xx 15 13 Peningkatan kapasitas kelembagaan kependudukan
1 10 xx 15 14 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 10 xx 15 15 Dst..

1 11 Pemberdayaan Perempuan

1 11 xx 15 Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan


1 11 xx 15 01 Perumusan kebijakan peningkatan kualitas hidup perempuan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi
1 11 xx 15 02 Perumusan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan
jabatan publik
1 11 xx 15 03 Pelaksanaan sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak
1 11 xx 15 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 11 xx 15 05 Dst….

1 11 xx 16 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak


1 11 xx 16 01 Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan
1 11 xx 16 02 Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan
(P2TP2)
1 11 xx 16 03 Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan dalam
pemberdayaan perempuan dan anak
1 11 xx 16 04 Pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan dan keadilan gender
(KKG)
1 11 xx 16 05 Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
1 11 xx 16 06 Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan
anak
1 11 xx 16 07 Evaluasi pelaksanaan PUG
1 11 xx 16 08 Pengembangan sistem informasi Gender dan Anak
1 11 xx 16 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 11 xx 16 10 Dst…

1 11 xx 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan


1 11 xx 17 01 Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan di daerah
1 11 xx 17 02 Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan korban KDRT
1 11 xx 17 03 Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan
1 11 xx 17 04 Sosialisasi dan advokasi kebijakan penghapusan buta aksara perempuan (PBAP)
1 11 xx 17 05 Sosialisasi dan advokasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan
1 11 xx 17 06 Sosialisasi sistem pencatatan dan pelaporan KDRT
1 11 xx 17 07 Penyusunan profil perlindungan perempuan lansia dan cacat
1 11 xx 17 08 Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan

174
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 11 xx 17 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan


1 11 xx 17 10 Dst…

1 11 xx 18 Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam


pembangunan
1 11 xx 18 01 Kegiatan pembinaan organisasi perempuan
1 11 xx 18 02 Kegiatan pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan jender
1 11 xx 18 03 Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera
1 11 xx 18 04 Kegiatan bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha
1 11 xx 18 05 Kegiatan pameran hasil karya perempuan di bidang pembangunan
1 11 xx 18 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 11 xx 18 07 Dst…

1 11 xx 19 Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak


1 11 xx 19 01 Workshop peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan
1 11 xx 19 02 Pemberdayaan lembaga yang berbasis gender
1 11 xx 19 03 Dst……………

1 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1 12 xx 15 Program Keluarga Berencana


1 12 xx 15 01 Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin
1 12 xx 15 02 Pelayanan KIE
1 12 xx 15 03 Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu
1 12 xx 15 04 Promosi Pelayanan Khiba
1 12 xx 15 05 Pembinaan Keluarga Berencana
1 12 xx 15 06 Pengadaan sarana mobilitas tim KB keliling
1 12 xx 15 07 Dst……………

1 12 xx 16 Program Kesehatan Reproduksi Remaja


1 12 xx 16 01 Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
1 12 xx 16 02 Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
1 12 xx 16 03 Dst……………

1 12 xx 17 Program pelayanan kontrasepsi


1 12 xx 17 01 Pelayanan konseling KB
1 12 xx 17 02 Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
1 12 xx 17 03 Pengadaan alat kontrasepsi
1 12 xx 17 04 Pelayanan KB medis operasi
1 12 xx 17 05 Dst……………

1 12 xx 18 Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang


madiri
1 12 xx 18 01 Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB
1 12 xx 18 02 Dst……………

1 12 xx 19 Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok


kegiatan di masyarakat
1 12 xx 19 01 Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat
1 12 xx 19 02 Dst……………

1 12 xx 20 Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR


1 12 xx 20 01 Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KKR
1 12 xx 20 02 Fasilitasi forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar
sekolah
1 12 xx 20 03 Dst……………

1 12 xx 21 Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS


1 12 xx 21 01 Penyuluhan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS
1 12 xx 21 02 Dst……..

175
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 12 xx 22 Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan


pembinaan tumbuh kembang anak
1 12 xx 22 01 Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang
anak
1 12 xx 22 02 Dst……..

1 12 xx 23 Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga


1 12 xx 23 01 Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan
1 12 xx 23 02 Dst……..

1 12 xx 24 Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU


1 12 xx 24 01 Pengkajian pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
1 12 xx 24 02 Dst……..

1 13 Sosial

1 13 xx 15 01 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan


Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
1 13 xx 15 02 Peningkatan Kemampuan (Capacity Building) petugas dan pendamping sosial
pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
1 13 xx 15 03 Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin
1 13 xx 15 04 Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin
1 13 xx 15 05 Pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin
1 13 xx 15 06 Pelatihan keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial
1 13 xx 15 07 Dst……..

1 13 xx 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial


1 13 xx 16 01 Pengembangan Kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi
penyandang cacat dan lansia
1 13 xx 16 02 Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan
perempuan dan anak
1 13 xx 16 03 Pelaksanaan KIE konseling dan kampanye sosial bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
1 13 xx 16 04 Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak
jalanan, anak cacat, anak nakal
1 13 xx 16 05 Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban bencana
1 13 xx 16 06 Pembentukan pusat informasi penyandang cacat dan trauma center
1 13 xx 16 07 Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan
sosial bagi PMKS
1 13 xx 16 08 Penyusunan kebijakan pelayanandan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial
1 13 xx 16 09 Koordinasi perumusan kebijakan dan sikronisasi pelaksanaan upaya-upaya
penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan
1 13 xx 16 10 penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat
dan kejadian luar biasa
1 13 xx 16 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 13 xx 16 12 Dst……………

1 13 xx 17 Program pembinaan anak terlantar


1 13 xx 17 01 Pembangunan sarana dan prasarana tempat penampungan anak terlantar
1 13 xx 17 02 Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar
1 13 xx 17 03 Penyusunan data dan analisis permasalahan anak terlantar
1 13 xx 17 04 Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar
1 13 xx 17 05 Peningkatan keterampilan tenaga pembinaan anak terlantar
1 13 xx 17 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 13 xx 17 07 Dst……………

176

You might also like