Professional Documents
Culture Documents
1, APRIL 2003
1. Departemen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
2. Peneliti pada Lembaga Non Departemen Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Indonesia
E-mail: dedi@eng.ui.ac.id
Abstrak
Karakterisasi baja S48C melalui uji tarik panas telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur dan laju
regangan terhadap aliran tegangan material S48C, yang erat kaitannya dengan mampu tempanya. Pengujian tarik panas
dilakukan pada variasi temperatur 850, 900, 950 0C dan laju regangan 0,01 dan 1 detik –1. Hasil pengujian tarik panas
menunjukkan semakin tinggi temperatur akan menurunkan tegangan tarik maksimum dan tegangan alir baja S48C.
Penurunan tegangan maksimum paling tinggi terjadi pada temperatur 950 0C sebesar 85% dari kondisi temperatur
kamar, sedangkan penurunan tegangan alir paling tinggi terjadi pada temperatur pengujian 950 0C sebesar 31 %
dibanding temperatur 850 0C, regangan (ε) 0,23 & kecepatan/laju regangan (έ) 1 detik-1 dan sebesar 27% dibanding
temperatur dan regangan yang sama tetapi έ 0,01 detik-1 . Untuk kenaikkan laju regangan dari 0,01 detik-1 menjadi 1
detik-1 pada kisaran temperatur 850-950 0C akan meningkatkan tegangan alir sebesar 46–53%.
Abstract
Influence of Strain Rate and Temperature of Hot Tension Testing on Mechanical Properties of Medium Carbon
Steel S48C. The characterization of S48C by hot tension testing was done to understanding the influence of temperature
and strain rate for S48C flow stress, that close relationship with its forge ability. The hot tension testing was performed
on temperatures and strain rates variation (T 850, 900, 950 0C and έ 0,01;1 s-1). The result of hot tension testing
showed that increasing temperature decreases ultimate tensile strength (UTS) and flow stress of S48C. The higher
decreasing of UTS is on 950 0C about 85% from room temperature condition, while the higher decreasing of flow stress
has occurred on 950 0C about 31 % compare to conditions of temperature 850 0C, strain 0,23 & strain rate (έ)1 second-
1
and about 27% compare to the same conditions but έ= 0,01 second-1 . For increasing strain rate from 0,01 to 1
second-1 on the temperature range (850-950 0C) increases UTS about 33 – 50 % and flow stress about 46–53%.
21
22 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003
Tegangan Tarik
Maks. (kg/mm )
16
2
50C. 14
12
10
Spesimen uji tarik yang digunakan mengikuti standar 8
Laju reg. = 1
ASTM-E8 seperti yang terlihat pada Gambar 1. 6 Laju reg. = 0,01
4
Pengujian nonsimulasi ini ditujukan untuk mendapatkan 800 850 900 950 1000
Temperatur 0C
karakteristik dasar sifat plastis baja S48C. Dari hasil
pengujian ini akan diperoleh kekuatan tarik maksimum Gambar 2. Grafik Hubungan Tegangan Tarik Maksimum
(UTS) dan aliran tegangan, berupa kurva tegangan- vs Temperatur Baja S48C
regangan sejati (σ-ε), kurva pengaruh tegangan alir
terhadap temperatur dan laju regangan, serta 25
Tegangan Sejati
mendapatkan suatu persamaan konstitutif yang berguna 20
untuk mengestimasi tegangan alir [3]. (kg/mm2)
15
10
LR=0.01
5
LR=1
Tabel 1. Komposisi Kimia S48C 0
-0.1 0 0.1 0.2 0.3
Nama Komposisi Komposisi Regangan Sejati
No
Unsur Komersial (%) Aktual (%)
1. C 0,45 – 0,51 0,49 (a)
2. Si 0,15 – 0,35 0,15
Tegangan Sejati
20
3. Mn 0,6 – 0,9 0,66
15
(kg/mm2)
D C
Tegangan Sejati
20
R 15
(kg/mm )
G
2
10
LR=0.01
G – Gage Length 2,000 ± 0,005 in 5
LR=1
D – Diameter 0,500 ± 0,010 in 0
R – Radius of fillet, min 3/8 in -0.2 0 0.2 0.4
A – Length of reduced sect. 2,25 in Regangan Sejati
L – Over-all length 5 in
B – Length of end section 1,75 in
(c)
C – Diameter of end section 0,75 in Gambar 3. Grafik Hubungan Tegangan vs Regangan
Seragam Sejati untuk Kondisi Laju
Gambar 1. Gambar Spesimen Uji Tarik Standar ASTM- Regangan 1 dan 0,01 detik-1 Pada
E8. Temperatur (a) 8500C, (b) 9000C, (c) 9500C
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 23
10 έ 0,01 1
T=850 C
5 T= 900 C m 0,88 0,88
T= 950 C
0 Q 9565,4 10252,0
-0.1 0 0.1 0.2 0.3 R 1,987 1,987
Regangan Sejati T variabel variabel
ε variabel variabel
(a)
Tegangan Alir (kg/mm2)
25
20 25
Tegangan Sejati
20
15
(kg/mm )
2
15
10 T=950 C
T=900 C 10
5 T=850 C Kalkulasi
5 eksperimen
0 0
-0.1 0 0.1 0.2 0.3 0 0.1 0.2 0.3
Regangan Sejati Regangan Sejati
(b)
(a)
Gambar 4. Grafik Hubungan Tegangan vs Regangan
Seragam Sejati pada Temperatur (850, 900,
9500C) untuk Kondisi (a) έ =1 detik-1 dan (b) 25
έ= 0,01 detik-1
Tegangan Sejati
20
(kg/mm )
2
15
25 10
Tegangan Alir (kg/mm2)
Kalkulasi
20 5
eksperimen
0
15 0 0.1 0.2 0.3
10 Regangan Sejati
LR=0,01/detik
5 (b)
LR=1/detik
0
800 850 900 950 1000
20
Tegangan Sejati
Temperatur(0C)
15
(kg/mm2)
10
Gambar 5. Grafik Hubungan Tegangan Alir vs Kalkulasi
Temperatur Saat ε = 0,23 pada Kondisi Laju 5
eksperimen
Regangan 1 detik-1 dan Laju Regangan 0,01 0
detik-1 0 0.1 0.2 0.3
Regangan Sejati
Faktor temperatur sangat dominan mempengaruhi Tabel 3 menunjukkan bahwa pada laju regangan 0,01
kekuatan tarik maksimum terlihat pada Tabel 2 dan detik-1, kenaikan temperatur pengujian menyebabkan
Gambar 2 semakin tinggi temperatur, semakin turun turunnya UTS yang signifikan, yaitu berkisar 80-85%
kekuatan tarik maksimum (UTS). dibanding kekuatan tarik maksimum pada temperatur
kamar. Penurunan yang paling besar terjadi pada
Hasil yang dicapai memiliki pola yang sama dengan temperatur 9500 C sebesar 85 %. Fenomena ini berkaitan
studi yang pernah dilakukan sebelumnya untuk jenis erat dengan perbedaan ukuran butir austenit (fasa γ).
baja karbon yang lain [4]. Bertambah tinggi temperatur menyebabkan ukuran butir
austenit bertambah besar, sehingga akan menurunkan
kekuatan baja S48C [3].
Tegangan Sejati (kg/mm2)
16
14 dibutuhkan tegangan alir yang semakin besar. Hal ini
12 menunjukan bahwa baja S48C sensitive terhadap
10 kenaikan laju regangan. Sebaliknya pada Gambar 4
8 memperlihatkan pengaruh yang berbeda yaitu dengan
6
4
eksperimen naiknya temperature, tegangan alir menurun. Hasil yang
2 kalkulasi dicapai memiliki pola yang sama dengan studi yang
0 pernah dilakukan sebelumnya untuk jenis baja karbon
0 0.1 0.2 0.3 yang lain [4]. Gambar 5 menunjukan pengaruh
Regangan Sejati
temperatur dan laju regangan pada tegangan alir yang
dignifikan untuk regangan ε sebesar 0,23.
(b)
Dari Tabel 5 dapat dilihat, bila dijadikan temperatur
pegujian 8500C sebagai acuan terhadap temperatur
14 pengujian lain (9000C dan 9500C), maka dengan
Tegangan Sejati (kg/mm )
2
(c) kg/mm2
T (0C)
Gambar 7. Kurva Perbandingan Tegangan Regangan 1. 850 12 80
Seragam Sejati Hasil Eksperimen dengan
Hasil Kalkulasi pada έ 0,01 detik-1, masing- 2. 900 10 60 83
masing untuk :(a) T = 8500C, (b) T = 9000C 3. 950 85
dan (c) T = 9500C 9
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 25
tegangan alir sebesar 13 – 27 % (untuk έ 0,01 detik-1) Kurva tegangan-regangan alir yang didapat dengan
dan 17 - 31% (untuk έ 1 detik-1). Terlihat bahwa pengujian tarik panas, berlangsung dalam kondisi
prosentase penurunan terbesar terjadi pada temperatur temperatur yang terjaga konstan (berada dalam tungku),
pengujian yang paling tinggi (9500 C), masing-masing dimana temperatur pengujian yang dilakukan diatas 0,6
sebesar 27 % dan 31 % . Tm. Oleh karena itu pada saat deformasi seragam
berlangsung ( dari titik yield sampai pada batas beban
maksimum), bersamaan juga terjadi pemulihan [3,6]
Tabel 4. Prosentase Kenaikan Kekuatan Tarik pada T yang diikuti terjadinya rekristalisasi, sehingga tidak
Pengujian yang Sama Terhadap Peningkatan terjadi pengerasan regang yang berarti. Dengan semakin
Laju Regangan tinggi temperatur, menyebabkan terjadinya pertumbuhan
butir (growth). Hasilnya, kekuatan dan kekerasan
NO T UTS (kg/mm2) Kenaikan menurun dan terjadi kenaikan keuletan, sehingga energi
0
( C) (%) yang diperlukan untuk terjadinya deformasi menjadi
έ = 0,01 έ=1
detik-1 detik-1 turun dan meningkatkan kemampuan alir.
σ = K εn έ m exp(Q/RT),
Ucapan Terima Kasih
dimana :
Penelitian ini terselenggara berkat bantuan material dan
έ 1 detik -1 sarana pelaksanaan Penempaan dari PT Pulo Gadung
Tempa Jaya.
σ Hasil perhitungan
K 0.8882 exp [–0,001(T-273)]
Daftar Acuan
n -0.0006(T-273)+0.8514
m 0,88 [1] Anders Bisgaard, Jens Grønbæk, Proceedings of the
Q 10252,0 2nd JSTP International Seminar on Precision
Forging, Osaka, Japan, 2000, p.187.
R 1,987
[2] C.A.L. Bailer-Jones, D.J.C. MacKay, T.J. Sabin,
T 1273 P.J. Withers, Australian Journal on Intelligent
ε 0,94 Processing System 5 (1998) 10.
[3] M. Golja, M. Burŝák, Metalurgija 43 (2004) 55.
Jadi tegangan alir yang dibutuhkan adalah 18,5 kg/mm2. [4] Sokeizai Center, Instruction Manual on Forging
Technology, Sokeizai Center, Japan, 1986.
4. Kesimpulan [5] G.E. Dieter, Metalurgi Mekanik, terjemahan Sriati
Djaprie, Ed. 3, Erlangga, Jakarta, 1988.
Dari hasil penelitian Karakterisasi Mampu Tempa Baja [6] B.R. Schlenker, Introduction to Material Science,
S48C Melalui Pengujian Tarik Panas, dapat disimpulkan SI Ed., Jacaranda Press, 1986.