Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
dan menurunkan kolesterol LDL. Pemberian estrogen per oral juga dapat
menurunkan kolesterol total dan melindungi LDL dari oksidasi. Peningkatan
kolesterol total dan kolesterol LDL dan penurunan kolesterol HDL serta
peningkatan rasio LDL/HDL merupakan faktor risiko terjadinya atherosklerosis
dengan segala akibatnya.
Isoflavone yang banyak terdapat pada protein kedelai dan produk kedelai
seperti tofu, tempe, minuman sari kedelai, tepung kedelai dan makanan konsentrat
protein kedelai termasuk fitoestrogen yang secara struktural dan fungsional mirip
dengan estrogen sehingga kedelai memiliki sifat estrogenik.(Anonymous 2009)
HDL kolesterol (high density lipoprotein cholesterol) atau kolesterol
lipoprotein berkepadatan rendah, juga dikenal sebagai kolesterol baik. Peranan
kolesterol HDL adalah membawa kembali kolesterol buruk ke organ hati untuk
pemrosesan lebih lanjut. Kolesterol ini tidak berbahaya. Kolesterol HDL
mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik
karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri
kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol
mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses Aterosklerosis
(terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).(Anonymous 2009)
Data dari WHI (Women Health Initiative) USA menunjukkan bahwa
pemakaian TSH (Terapi sulih hormon) di dunia saat ini dibatasi dengan kontrol
yang sangat ketat karena dalam pemakaian 5-7 th akan timbul efek samping yaitu
dengan ditemukannya keganasan payudara 33,8%, masalah kardiologi 34,4%,
stroke 49,1%, tromboemboli 125,3% pada pemakainya. Oleh karena itu dimulai
mencari pengganti estrogen alamiah yang dianggap dapat mengambil alih posisi
estrogen sebagai TSH, namun aman dan tidak menyebabkan keganasan,
pendarahan. (Anonymous 2008)
Mengingat banyaknya kendala dalam pemakaian TSH seperti takut terkena
kanker payudara, harus digunakan jangka panjang, banyaknya efek samping dan
harga yang relatif mahal maka perlu dicari alternatif lain sebagai pengganti TSH
yang dapat memenuhi kriteria alami, murah, berasal dari tanaman, efektif, dan
dapat diterima oleh wanita menopause. Alternatif lain itu adalah fitoestrogen. Fito
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biji
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak
mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping biji.
Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan
bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat
lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.]
6
Kecambah
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang
cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas
tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu
atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil
ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih.
Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).
Perakaran
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-
akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan
tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar
dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai
jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai
tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar
tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil
akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium
japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang
telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari
setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara
dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah
dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
Batang
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat
membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi
berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat
dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan
setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas
berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek
sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah,
daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas
memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus
7
tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil
dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua
tipe lainnya.
Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga
mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota
bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil.
Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua
bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara
sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan
100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan
atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula
berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
Daun
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk
sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk
daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai
pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing
daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus
(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai
daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang
menempel di bagian bawah batang.
8
(Murray,2003)
2.2.4. Metabolisme Lipoprotein
a. tiga komponen penting lipoprotein
• High density lipoprotein (HDL)
• Loe density lipoprotein (LDL)
• Very low density lipoprotein (VLDL)
b. Sifat-sifat lipoprotein
LDL
Pengantar kolestrol ke seluruh tubuh
• Dalam perjalanan melalui pembuluh
darah melukai endotel sehingga memudahkan perlekatan
kolestrol
• Apoprotein B, bagian LDL merupakan
subtan aterosklerotik
• 80% reseptor tubuh LDL terdapat di
lever
HDL
• Mengambil kolestron dari perifer menuju lever yang
mengeluarkan ke kandung empedu dengan perantaraan HDL2
• Apoprotein A1/A11 bersifat kardioprotektor.
VLDL
• Berkaitan dengan penyakit DM dan penurunan HDL
c. Pengaruh estrogen terhadap metabolisme lipoprotein
• Meningkatkan aktifitas hepatik apoprotein B dan reseptor
estrogen sel liver
• Meningkatkan pengambilan lever terhadap :
LDL kolestrol dan kilomikron
Menurunkan LDL kolestrol darah
• Meningkatkan aktifitas apoprotein A1 dan mengurangi
aktifitas hepatik lipoprotein lipase sehingga dapat meningkatkan
12
HDL darah
• Menekan aktifitas plasma lipoprotein lipase sehingga dapat
meningkatkan trigliserin darah.(Ida Bagus 1987)
seperti estrogen dan sifat ikatan estrogen yang lemah. Studi epidimiologi
menyarankan untuk mengkonsumsi diet kaya fitoestrogen, seperti yang dilakukan
pada masyarakat tradisional asia, yang dikaitkan dengan resiko terkena kanker
payudara yang rendah (dipiro).
Pada tanaman dikenal ada beberapa kelompok fitoestrogen yakni;
isoflavon, lignan, kumestan, triterpen glikosida, dan senyawa lain yang berefek
estrogenik, seperti flavones, chalconcs, diterpenoids, triterpenoids, coumarins, dan
acyclics. Isoflavon banyak dijumpai pada buah-buahan, teh hijau, kacang kedelai,
dan produk-produk kedelai lainnya seperti tempe, tahu, dan tauco (soy products).
Lignan lebih banyak dijumpai pada biji-bijian gandum maupun wijen. Sementara
kumestan banyak terdapat pada kacang-kacangan, biji bunga matahari. Sedangkan
triterpen glikosida banyak terkandung pada tanaman Cimifuga racemosa (sering
disebut sebagai tanaman black cohosh). Tanaman ini tumbuh di hutan-hutan
Amerika Selatan dan sekarang telah diekstraksi serta dikemas menjadi produk
obat untuk menopause.
Di antara kelompok fitoesterogen tersebut, menunjukkan isoflavon adalah
yang terbaik. Sebagai fitoestrogen, isoflavon kedelai memiliki dua efek penting.
Pertama, saat kadar estrogen tinggi, fitoestrogen bisa menghentikan bentuk
estrogen yang lebih poten diproduksi oleh tubuh dan bisa membantu mencegah
penyakit yang diikendarai oleh hormon, seperti kanker payudara. Kedua, saat
kadar estrogen rendah, seperti pada keadaan setelah menopause, fitoestrogen bisa
menggantikan estrogen tubuh itu sendiri, sehingga bisa mengurangi hot flashes
dan melindungi tulang.
Tingginya konsumsi produk kedelai sangatlah bermanfaat dalam
mencegah berbagai penyakit kardiovaskular (yakni dengan mempertahankan
kolesterol pada kadar yang normal), mencegah kanker payudara dan prostat,
mencegah osteoporosis, dan mengurangi berbagai gejala serta keluhan
menopause. Konsumsi makanan yang banyak mengandung fitoestrogen sejak
masa kanak-kanak akan mencegah sindroma perimenopause di kemudian hari.
Wanita Jepang, Indonesia, dan Mayan (Meksiko) yang mempunyai kebiasaan
makan makanan yang mengandung fitoestrogen ternyata prevalensi hot flashes
lebih rendah dari pada wanita Amerika.
2.6. Tinjauan tentang ovarioktomi (tikus model menopause)
17
Penggumpalan darah di
Mencegah oksi
hati
Penurunan HDL darah
HDL Meningkatkan fibrinolisis
(proses alami untuk
] mencegah gumpalan darah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan obyek dalam penelitian.
Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih betina, dengan ciri sebagai berikut:
dewasa umur 3 bulan dan berat badan kurang lebih 200-300 gr sebanyak 24 ekor,
yang dibagi menjadi 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Teknik pengambilan sampel
yang dipergunakan adalah Simple Random sampling yaitu cara pengambilan
sampel dengan random sederhana, dimana pengambilan sampel langsung
dilakukan pada unit sampling sebagai unit populasi terkecil memiliki peluang
yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
bengkok
d. Alat untuk mengukur kadar kolestrol
sarung tangan
gunting atau pisau bedah
botol tempat membius
syringe ukuran 3 cc
tabung ependorf (semacam tabung sentrifuge kecil terbuat dari
plastik).
Sentrifuge.
Tabung reaksi.
Alat untuk fotografi.
Spektrofotometer.
Mikropipet ukuran 50 μl, 100 μl, 500 μl.
Pipet.
Tabung cuvet.
3.6.1.2. Bahan
a. Bahan untuk pemeliharaan tikus
Pakan BR 1
Minuman
b. Bahan untuk perlakuan
Tepung kedelai
c. Bahan pembuatan tikus hipoestrogen
Ketalar (dosis 10mg/kgBB)
Alkohol 70%
Gentacimin ampul (dosis 60-80 %/kgBB/hari)
Nebacitin powder
Bethadine solution
Benang cat gut
Kassa steril
24
Plester
Kapas
tabung reaksi
Tikus di ovarioktomi
perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji BNT yaitu Beda Nyata Terkecil.
a. Uji Normalitas
Langkah-langkah adalah sebagai berikut :
Pengamatan x1, x2 ......x dijadikan bilangan baku z1, z2 .....zx dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Zi = X1 – X
S
(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)
Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang.
F ( zi ) = P ( z = zi)
Selanjutnya dihitung proporsi zi, z .....z yang lebih kecil atau sama dengan
z i jika proporsi dinyatakan oleh S ( z i ), maka :
S ( Zi ) = BanyaknyaZ1,Z2,V,Zn ≤ Zi
Menghitung selisih F ( z i ) – S ( z i) kemudian menetuka harga
mutlaknya.1
Untuk lebih mudahnya dibuat daftar sebagai berikut :
X1 Z1 F ( Zi) F (Zi) – S (Zi)
Keterangan :
X1 : Data pengamatan
Z1 : Hasil nilai baku
F(Z1) : Tabel normalitas
Menghitung harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut dan
menyebutkan harga tersebut ini L0
Untuk menerima atau menolak hipotesa nol, kita bandingkan L ini dengan nilai
kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji Lilliefors dengan taraf 5%.
H0 ditolak jika L0 > L, berarti populasi berdistribusi tidak normal
33
b. Uji Homogenitas
Langkah – langkah uji homogenitas :
Menetukan data
Menetukan nilai 1/dk
Menghitung varian data (S2) = Σ X1 - X
n–1
Menghitung log Si2
Menghitung dk ( log Si2)
Menghitung JK total = Σ xi2 – (x Σxi)2/r
db db.log
Perlakuan JK Si2 Log Si2
1/db Si2
1 1 1
Fkoreksi (c) = 1 + [ ][ - ]
3(t − 1) db db
1
X2koreksi = X2
c
Menentukan nialai Xtab (1-a) (n-i)
Kesimpulan : H0 ditolak jika X2 terkoreksi > X2 tabel
: H0 ditolak jika X2 terkoreksi < X2 tabel
c. Uji Anava
Menghitung jumlah kuadrat total (JKT) = ΣXt2- (ΣXt)2/n
Menghituing jumlah kuadrat perlakuan (JKP) = ΣXp2 (ΣXt)2/n
Menghitung jumlah kuadrat galat (JKG) = JKT – JKP
Menghitung derajat bebas (db)
dbp =r – 1
=3 – 1
=2
35
dbt = Σ (r - 1)
Menghitung kuadrat tengah atau (KT)
JKP
KTP =
dbp
JKG
KTG =
dbg
KTP
Fhitung =
KTG
Ftabel = F (a)(dbp, dbg)
Kesimpulan : F hit > Ftab, Ho diterima
F hit < Fhit, Ho ditolak
d. Uji lanjut setelah anava yaitu dengan dengan Uji Beda nyata terkecil
(BNT). Uji ini dilakukan untuk membandingkan antar perlakuan
dalam percobaan yang berbeda nyata atau berbeda tidak
nyata.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
• Mengurutkan nilai rata-rata
perlakuan dari yang terkecil ke terbesar.
• Menghitung nilai BNT
BNT α = t α (v) . S d−
− 2 KT G
Dimana : S d =
r
Keterangan:
t = nilai baku t-student padataraf uji α
v = derajat bebas galat
α = 0,01 (lihat tabel BNT)
KTG = jumlah kuadrat galat dibagi derajat bebasan
galat
r = ulangan
Untuk mempermudah perhitungan Beda Nyata
36
Beda Dengan
Perlaku
Rerata 2 3 4 5
an
6
0 2
1 .
. .
I I
Keterangan: * = Berbeda nyata ** = Berbeda
sangat nyata
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara visual rata-rata kadar kolesterol kadar HDL pada tikus akibat
pemberian pemberian nutrisi kedelai digambarkan pada grafik berikut:
Grafik 4.1. Diagram Rata-rata Kadar HDL Tikus Putih model Menapause
39
rerata 27.83
SD 3.0312383
L hit 0.1418294 NORMAL
L tab 0.1981156
40
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa L hitung < L tabel (0.142 <
0.198), sehingga dapat dijelaskan bahwa data hasil penelitian berdistribusi normal.
4.1.2 Uji Homogenitas
Dalam tahap perhitungan yang menggunakan Anava disertai pula landasan
bahwa harga-harga varian dalam kelompok bersifat homogen atau relatif sejenis.
Homogenitas varian merupakan asumsi yang penting di dalam perhitungan
Anava.
Adapun hasil perhitungan untuk mengetahui homogenitas dapat dilihat
sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Perlakuan db 1/db JK Si2 log Si2 db*log Si2
Kontrol 5 0.2 9.5 1.9 0.2787536 1.393768
5 0.2 72.83333 14.566667 1.1633602 5.8168009
Dosis 1.5 3
5 0.2 18.83333 3.7666667 0.5759572 2.8797859
Dosis 3 3
5 0.2 32.83333 6.5666667 0.817345 4.0867249
Dosis 4.5 3
Total 20 0.8 134 14.17708
S^2 6.7
log S^2 0.8260748
B 16.521496
X^2 5.3982531
c 1.0833333
X^2 tkrks 4.9830028 HOMOGEN
X^2 tab 7.8147278
Tabel 4.4 Hasil Analisis Anava Dari Kadar Nutrisi Kedelai Terhadap
Peningkatan HDL Tikus Putih Model Menopause
Berdasarkan nilai Probabilitas (P) atau signifikasi pada tabel diatas dapat
dinyatakan bahwa hipotesis diterima dengan α < 0,05 yang berarti ada perbedaan
yang nyata pengaruh pemberian Nutrisi Kedelai terhadap peningkatan kadar HDL
tikus putih model menopause. Di samping itu, pengujian dengan menggunakan uji
F didapatkan hasil bahwa F hit > F tab, artinya perlakuan yang dilakukan
memiliki pengaruh yang signifikan (tidak bisa diabaikan) terhadap peningkatan
kadar HDL pada tikus model menopause.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan BNT Pemberian Kadar Nutrisi Kedelai
Terhadap Peningkatan HDL Tikus Putih Model Menopause
Perlakuan Uji Rerata
Perlakuan | X1 − X2 │ Signifikasi
Jenis Rerata (X1)
Kontrol ( X2)
Dosis 1.5 26.83333 27.5 0,66667 tidak signifikan
Dosis 3 26.16667 0,66667 tidak signifikan
Dosis 4.5 30.83333 4,6666* signifikan
BNT(0,05) = 2,086 x 1,49 = 3,12
BNT(0,01) = 2,845 x 1,49 = 4,25
Keterangan : * = Berbeda Nyata
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kontrol dengan pemberian kadar nutrisi kedelai terhadap
peningkatan HDL Tikus Putih Model Menopause dengan dosis 4.5, sedangkan
pada dosis 1,5 dan dosis 3 tidak berbeda secara nyata.
42
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa perlakuan pemberian nutrisi
kedelai memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kadar HDL
(High Densitiy Lipoprotein) tikus putih model menopause.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tikus putih dengan
beberapa perlakuan memberikan tingkat peningkatan kadar HDL yang berbeda-
beda pada setiap dosisnya. Peningkatan HDL tikus putih dengan model
menopause ini memiliki arah yang positif, artinya peningkatan dosis nutrisi
kedelai semakin meningkatkan HDL tikus putih. Secara berturut-turut dapat
dijelaskan sebagai berikut, tanpa perlakuan kadar HDL tikus putih memiliki rata-
rata sebesar 27,5 mg/dl, dosis 1.5 gr memiliki rata-rata sebesar 26,8 mg/dl, dosis 3
gr memiliki rata-rata sebesar 26,12 mg/dl sedangkan untuk dosis 4.5 gr memiliki
kadar HDL sebesar 30,8 mg/dl.
Berdasarkan perhitungan analisis data dengan menggunakan analisis
variansi dapat diketahui bahwa, pemberian nutrisi kedelai memiliki pengaruh
terhadap peningkatan HDL pada tikus putih model menopause. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel 3,85 > 3,01. Di
samping itu nilai signifikan menunjukkan memiliki nilai α kurang dari 0,05
namun tidak kurang dari 0,01, sehingga dapat dijelaskan bahwa perlakuan dengan
memberikan nutrisi kedelai pada tikus putih memiliki pengaruh yang berarti
dalam meningkatkan kadar HDL pada tingkat kepercayaan 0,05 namun tidak pada
tingkat 0,01.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil perhitungan analisis tersebut dapat
diketahui pula bahwa dosis pemberian nutrisi kedelai sebesar 4.5 gr memiliki
kadar peningkatan yang lebih tinggi terhadap HDL pada tikus putih model
menopause, sehingga dapat dijelaskan diantara 4 perlakuan yang telah dilakukan
dosis 4.5 gr memiliki signifikan yang lebih besar dalam meningkatkan kadar HDL
pada tikus putih model menopause.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.I Kesimpulan
Pengaruh pemberian nutrisi kedelai (Glycine max L.) terhadap peningkatan
kadar HDL (High density lipoprotein) tikus putih (Rattus norvegicus) yang di
ovariektomi (Model Menopause)
dapat diambil kesimpulan bahwa:
.1 Ada pengaruh pemberian
nutrisi kedelai (Glycine max L.) dengan berbagai dosis yang berbeda terhadap
kenaikan kadar HDL dalam darah tikus putih model menopause.
2. Dosis nutrisi kedelai (Glycine max L.) yang dapat menaikkan kadar HDL
dalam darah secara optimal adalah pada dosis 4,5 gr
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan antara lain :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap efektifitas nutrisi kedelai
(Glycine max L.) terhadap kenaikan kadar HDL dalam darah.
2. Perlu dilakukan uji klinis terlebih dahulu untuk mengetahui efek lain dari
nutrisi yang terdapat pada kedelai terhadap bagian-bagian tubuh lain
44
DAFTAR PUSTAKA
Ida Bagus Gde Prof, 2000. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obsteri
ginekologi dan KB. Penerbit: buku kedokteran, Jakarta.
Murray K Robert, 2001. Biokomia Harper (edisi 24). Penerbit: buku kedokteran,
Jakarta
Murray K Robert, 2001. Biokomia Harper (edisi 25). Penerbit: buku kedokteran,
Jakarta
PROPOSAL SKRIPSI
Di susun oleh :
An Nissa Rahmanita
05330027