Professional Documents
Culture Documents
Dakwah Komprehensif
40
DIRIKAN RUMAH SAKIT ISLAM
41 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
43 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
Apa yang diperbuat oleh misi baptis selama ini telah dapat
dijawab oleh umat Islam di daerah Sumatera Barat dengan
suatu amal nyata yakni melalui program dakwah illallah
dalam bidang kesehatan.
Sebelum tahun 1986, Bapak Mohamad Natsir sebagai pendiri
Dewan Da’wah merekomendasi bantuan dari Muhsinin untuk
pembangunan Rumah Sakit Islam (RSI). Diantaranya RSI
Cempaka Putih Jakarta Pusat. Berikut diminta pula untuk
membangun RSI di Sukabumi, RSI BKSWI di Bandung, RSI
Siti Khodijah di Pekalongan. Kemudian diteruskan dengan
pembangunan Rumah Sakit Islam di Surabaya, RSI Faishal di
Ujung Pandang di Sulawesi Selatan.
Di daerah Sumatera dibantu pula mendirikan Rumah Sakit
Islam Teluk Betung di Lampung, dan Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina di Bukittinggi.
Sungguhpun Bapak Mohamad Natsir selaku Ketua Dewan
Da’wah Pusat belum menyiapkan secara tuntas Master Plan
dari setiap bangunan Rumah Sakit Islam tersebut secara fisik.
Namun, usaha pendekatan terhadap para Muhsinin yang akan
mengulurkan bantuannya secara ikhlas mengharap redha
Allah senantiasa dilakukan Beliau. Nawaitu dan
mengharapkan ridha Allah inilah yang selanjutnya ternyata
telah menumbuhkan sikap ta'awun dari jamaah ditempat mana
bangunan-bangunan Rumah Sakit Islam tersebut didirikan.
Disamping Rumah-rumah Sakit tersebut, juga telah
dibangunkan satu buah Balai Latihan Kerja (BLK) dan satu
buah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat di
Pasaman Barat. Dengan demikian juga yang dialamatkan
untuk pembangunan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di
Bukittinggi, Pasaman, Payakumbuh dan Sumatera Barat
umumnya.
45 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
M
umat yang adalah Ketua Umum panitia
pembangunan RSI Ibnu Sina menyatakan bahwa
dunia ini bukanlah monopoli bagi orang Islam.
Pak Natsir menyatakan demikian ketika mensitir
sebuah ayat suci Al Quran ketika memberikan sambutan pada
peresmian Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di Bukittinggi, Rabu
siang Oktober 1977.5
"Kamu hidup diatas bumi ini di tengah-tengah
persimpang- siuran dari pada agama, kepercayaan dan
persimpangan dari pada ideologi dan cita-cita. Semua itu
masing-masing mencapai tujuan masing-masing".
Dalam keadaan demikian itu jangan kamu lari dari
persimpangansiuran itu, janganlah uzlah menyendiri
supaya jangan kelihatan diri akan tetapi haruslah berada
di tengah-tengah persimpangsiuran itu. Berlomba-
lombalah dengan mereka untuk kebajikan.
Tujuan hidup dari seorang Muslim kata Mohamad
Natsir, supaya tunjukkan identitas selaku seorang Muslim
dengan berlomba-lomba dalam menegakkan kebajikan. Dan
kalau itu sudah dijalankan, jangan pula be-riya atau takabur,
aku yang gagah. Semua amalan itu hanya untuk di
persembahkan pada Illahi, mudah-mudahan diterimanya.
Semua itu kata Pak Natsir, diberikan sebagai sumbangan
kepada sesama manusia tanpa diskriminasi, tanpa pilih suku,
agama dll.
Demikian sifat muslim yang diajarkan agama.
Maka salah satu dari perlombaan itu, inilah yang
bernama Rumah Sakit Islam Ibnu Sina.
47 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
51 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
D
alam tahun 1968 DR. Mohamad Natsir berkunjung
ke Sumatera Barat atas undangan Yayasan
Kesejahteraan. Waktu itu, Beliau mendapat
kesempatan mengunjungi hampir seluruh
Kabupaten di Propinsi Sumatera Barat dengan bantuan yang
amat simpatik dari pihak Bapak Gubernur Harun Zein beserta
Muspida Propinsi Sumatera Barat, dalam rangka kegiatan
pembangunan lahir dan batin di Sumatera Barat.
Diwaktu hendak kembali ke Jakarta7, maka sebagai salah satu
hasil pencernaan dari apa yang telah dapat dilihat, didengar
dan dialami selama kunjungan keliling itu, Beliau
menyampaikan satu saran tertulis yang dialamatkan kepada
Buya Dt. Palimo Kayo yang mengandung harapan kepada
para alim ulama, yang dalam keadaan bagaimanapun tetap
merupakan pemimpin-pemimpin alamiah yang berurat
berakar dalam kalbu masyarakat Minangkabau, bersama-
sama dengan para cendikiawan di daerah kita ini, agar
dimulai suatu percobaan untuk mendirikan sarana pelayanan
kesehatan, walaupun dengan satu poliklinik yang kecil.8
Kemudian bisa diharapkan dapat berkembang nantinya.
Alhamdulillah, saran itu dapat disetujui oleh para ulama
cerdik pandai dan para ahli serta pemuka-pemuka kaum ibu
disini dan direstui oleh Gubernur Kepala Daerah. Mengenai
kondisi Sumatera Barat yang melatarbelakangi pendirian
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di Bukittinggi ini Bapak DR.
Mohamad Natsir mengatakan, " Diwaktu itu keadaan di
Minangkabau sendiri atau di rantau dan di daerah-daerah
Indonesia pada umumnya amat sulit. Lebih-lebih sesudah
kita menderita akibat-akibat dari pemberontakan PKI yang
terkenal dengan Gestapu itu.
Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 52
DIRIKAN RUMAH SAKIT ISLAM
53 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
merangsang kita semua untuk menjawab pertanyaan :
Sekarang bagaimana lagi ? what's next ?
55 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
keadaanya sedikit lebih baik, yakni hanya 75% saja penduduk
yang belum tersentuh oleh teknologi kedokteran.
Ketiga, Dalam pada itu ada satu sifat khas dari usaha kita ini.
Banyak yang bisa jadi motif bagi orang mendirikan suatu
lembaga atau sarana termasuk sarana rumah sakit. Adapun
tujuan Yarsi dan Ibnu Sina tidaklah berhenti pada usaha
menyehatkan orang yang sakit secara individual. Yarsi
memahamkan proyek Ibnu Sinanya itu sebagai alat untuk
Pembinaan umat (bangsa) pada umumnya.
Dengan proyek ini kita menumbuhkan, (a). Rasa tanggung
jawab dikalangan umat kita terhadap kesejahteraan bersama
dalam rangka menunaikan fungsi sosial. (b). Menumbuhkan
kepercayaan kepada kekuatan sendiri dalam memenuhi
keperluan-keperluan sesama, tanpa diskriminasi. (c).
Memperkembang daya cipta dan daya inisiatif untuk
merintiskan usaha-usaha baru meningkatkan kesejahteraan
kita lahir dan bathin, meningkatkan mutu hidup kita (quality
of life, kata orang sekarang).
Dalam rangka ini keluarga Yarsi dan Ibnu Sina harus
merasakan dirinya sebagai suatu kelompok kekeluargaan
diikat oleh cita-cita bersama, sebagai pendukung atau mission
satu risalah untuk menegakkan kalimah Ilahi dalam
pembinaan umat, bangsa dan negara.
Mereka menyadari bahwa proyek-proyek yang didirikan
adalah amanah Ilahi untuk realisasi risalah yang demikian itu.
Dalam rangka memegang amanah ini Keluarga Besar Yarsi /
Ibnu Sina, melaksanakan pembinaan dalam dua jurusan.
Jurusan keluar dan jurusan kedalam.
PEMBINAAN KELUAR
U
mat, di tengah-tengah mana proyek itu ada,
haruslah merasakan bahwa proyek itu adalah milik
mereka pula dan turut bersama-sama bertanggung
jawab untuk kelestarian hidup sarana-sarananya,
baik proyek induk ataupun cabang-cabangnya.
Untuk menumbuhkan rasa turut memiliki atau partisipasi dari
umat sekitar kita, maka atas keluarga Yarsi dan Ibnu Sina
terpikul untuk senantiasa mengadakan komunikasi dengan
umat sekitarnya.
Bukan saja semata-mata dalam perawatan si sakit yang
datang untuk dirawat di klinik atau kamar-kamar perawatan.
Komunikasi yang demikian perlu dimulai dari semenjak akan
mendirikan sarana fisik berupa gedung dan lain-lainnya,
besar atau kecil. Kita harus mengikutsertakan mereka dalam
memikul beban pembangunan, baik dengan berupa
mengumpulkan dana, tenaga dan bahan-bahan walaupun
masing-masingnya sesuai menurut kekuatan masing-masing
pula.
Sebaiknya kita menjadikan cara-cara kita kerja pada
permulaan dulu menjadi tradisi yaitu menggerakkan potensi
material dan bahan-bahan dengan menjual kupon yang
harganya sesuai dengan kemampuan jemaah kita yang awam.
Sekalipun kita andaikata mempunyai sumber yang lain yang
lebih besar entahkan dari Pemerintah atau dari para ruhsinin
59 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
yang lebih berada, akan tetapi potensi lokal jangan lupa kita
menggerakkannya sebab inilah yang akan merupakan akar
agar sarana yang kita bangun dapat tegak dengan stabil.
Bukan itu saja, proyek yang sama dibangun dan
dikembangkan dengan tenaga dan kegiatan umat itu bersama-
sama proyek itu sendiri.
PEMBINAAN KEDALAM
U
ntuk dapat menjalankan missinya dengan efektif,
tak dapat tidak Ibnu Sina mengadakan pembinaan
kedalam tubuh Ibnu Sina sendiri. Yaitu, secara
kontinyu meningkatkan keterampilan tenaga-
tenaga pelaksana Ibnu Sina, (a). dibidang teknis medis, (b).
dibidang management, (c). dibidang komunikasi, baik dengan
para pasien yang dilayani ataupun dengan masyarakat pada
umumnya.Untuk itu perlu kita sediakan sarana-sarana dan
fasilitas untuk mencapai maksud tersebut. Maka adalah
kewajiban dari Yarsi dan Ibnu Sina bersama-sama menyusun
dan melaksanakan program pembinaan tenaga pelaksana
dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Sarana-sarana fisik yang terdiri dari besi dan tembok,
sekalipun indah tampaknya, tidak akan berarti banyak, bila
tidak dimanfaatkan oleh tenaga-tenaga yang tepat dan cakap.
Termasuk kepada usaha pembinaan kedalam adalah,
Pembinaan Ruhul Islam pada setiap unsur yang terlibat dalam
sistem pelayanan kesehatan RSI Ibnu Sina. Untuk itu perlu
dikembangkan pembinaan baik secara kurikuler dalam
pendidikan formal, maupun dalam bentuk pendidikan non
formal. Pendidikan tersebut hendaknya menuju kepada
tujuan, agar dicapai dokter muslim, paramedis Muslim dan
karyawan muslim pada seluruh eselon dan bidang
61 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
kepegawaian. Dokter muslim, paramedis muslim dan
karyawan muslim hendaklah diartikan sebagai seorang yang
punya ilmu dan keterampilannya itu sesuai dengan Islam.
Prinsip uswatun hasanah haruslah diterapkan bukan hanya
dalam kehidupan pribadinya, tapi terlebih lebih lagi dalam
lingkungan hubungan antara setiap unsur dalam unit
pelayanan kesehatan.
KHULASAH
Dapat kita simpulkan sbb:
Pertama, Yang menjadi titik tolak kita membangun proyek
Ibnu Sina ini, ialah untuk menunaikan kewajiban fardhu
kifayah sebagai Muslimin dan Muslimah guna mencapai
kehidupan umat yang sehat jasmani, rohani dan kehidupan
sosialnya dengan tuntunan agama kita. Dari segi ini ia
merupakan salah satu dari proyek da'wah pembinaan umat.
Kedua, Ibnu Sina tidak bekerja secara ekslusif, menyendiri.
Ia berkhidmat terhadap sesama manusia tanpa diskriminasi.
seolah-olah ia berkata melalui kegiatannya : "Ini amalan
kami, adapun hasilnya adalah untuk kita". Dari segi ini dia
bersifat sumbangan dari umat Islam dalam rangka
pembangunan Bangsa dan Negara. Boleh dinamakan sebagai
sarana dalam perlombaan dengan sesama warga negara dalam
menegakkan kebajikan. Rumah Sakit Islam Ibnu Sina serta
Balai-balai Kesehatan yang dibinanya dikembangkan sebagai
satu sistem pelayanan kesehatan yang merupakan bagian dari
sistem pelayanan nasional.
Ketiga, RSI Ibnu Sina dikembangkan demikian rupa
sehingga dia mampu selain sebagai rumah sakit umum yang
memenuhi persyaratan, tapi sekaligus dia menjadi refferal
atau tempat rujuk, pemulangkan persoalan bagi semua balai-
balai kesehatan yang dibinanya, serta menjadi refferal pula
bagi balai-balai kesehatan, Rumah Bersalin atau Unit-unit
Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 62
DIRIKAN RUMAH SAKIT ISLAM
Pelayanan Kesehatan lainnya baik yang dibina oleh
pemerintah maupun swasta lainnya di lingkungan Sumatera
Barat dan sekitarnya. Peranan ini jelas dimaksudkan bahwa
RSI Ibnu Sina tidak bersifat eksklusif hanya untuk umat
tertentu saja, tapi harus terbuka seluas-luasnya bagi setiap
warga yang memerlukannya.
T
iga tahun kemudian, bulan September 1982, Bapak
Mohamad Natsir tidak sempat lagi datang
menghadiri Raker YARSI Sumbar di Padang.
Namun Beliau menuliskan taushiyahnya 10, sebagai
berikut ;
63 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan Saudara-saudara hadirin
yang terhormat, Assalamu'alaikum wr. wb.
Ingin saya turut serta dalam Raker Yarsi - Ibnu Sina yang
kedua ini, untuk bersama-sama dengan saudara-saudara
meninjau sejenak kebelakang, menjelajah kedepan.11
Yakni sama-sama menghitung dimana ada kelemahan-
kelemahan yang perlu diperkuat, dimana ada hasil yang
positif yang perlu dikembangkan untuk "modal" dalam
meningkatkan amal kita di hari depan.
Tetapi, berhubung dengan satu dan lain hal, kali ini saya
tidak dapat duduk bersama-sama disaat-saat yang penting
ini. Kita terima keadaan itu, sebagai Qadar Illahi. Segala
sesuatu ada hikmahnya, Insya Allah.
Bila kita ingat keadaan 13 tahun yang lalu, pada waktu
kita mulai melangkah di bidang kesehatan umat ini,
maka patut kita mengucapkan syukur al-hamdulliah.
Motif kita, cara populernya :"nawaitu" kita mendirikan
lembaga kita ini adalah hendak berbakti kepada Allah
SWT dan berkhidmat kepada sesama manusia.
Kita sadar bahwa dilihat dari sudut material, kita serba
berkekurangan. Demikian pula dibidang tenaga untuk
melaksanakan segala sesuatu yang hendak kita
sumbangkan dalam rangka pembaktian dan
pengkhidmatan.
Walaupun bagaimana, sesuai dengan pepatah di
Minangkabau kalau sudah sampai ditaraf, "tak kayu
janjang dikeping".
Kaum bapak, dan kaum ibu kita, tua dan muda sama-
sama turun tangan.
Ada yang hilir mudik mencari "kato sapakat", ada yang
hilir mudik mengumpulkan dana, banyak sedikitnya, ada
Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 64
DIRIKAN RUMAH SAKIT ISLAM
pula yang meluruh gelang dari tangan, cincin dari jari dan
dukuh dari leher untuk digadaikan sementara guna
pencukupkan uang pembeli tanah Rp. 300,- semeter
persegi. Ada pula yang sengaja meninggalkan prakteknya
di Jakarta, turun ke Sumatera Barat ini untuk mengatasi
kemiskinan kita di bidang teknis - medis sampai kesulitan
itu dapat diatasi. Nan barek samo dipikua, nan ringan
samo dijinjiang. Ada yang memberikan tenaga, Ada yang
menyumbangkan pikiran, Ada yang mewakafkan tanah
dan rumah.
T
anggal 19 September 1992 di Simpang Empat
Pasaman di resmikan pemakaian gedung RSI Ibnu
Sina dan Masjid Assyifa'. Bapak M. Bapak
Mohamad Natsir selaku Ketua Dewan Da’wah
Pusat memberikan kata sambutan yang tidak bisa
disampaikan beliau secara langsung karena beliau tengah
dirawat di RSCM Jakarta.12
Pidato tersebut dibacakan oleh Bapak H. Buchari Tamam
Sekjen DDII Pusat, berisikan pesan taushiyah untuk generasi
muda yang sangat relevan dalam menghadapi dan menatap
masa depan yang penuh tantangan dan persaingan di Era
Globalisasi.
Selengkapnya Bapak Mohamad Natsir, menyebutkan sebagai
berikut ; "Tadinya saya berharap akan dapat turut hadir dalam
pertemuan yang berbahagia ini, tetapi kesehatan saya jualah
yang menghalanginya".
Tiga setengah dasawarsa yang lalu, saya mendapat
kesempatan menjelajahi daerah Pasaman ini dari timur
sampai ke barat, dari selatan ke utara, memasuki desa-desa.
Saya sempat melihat secara langsung bagaimana potensialnya
daerah ini. Tanahnya yang subur, lautnya yang kaya ikan dan
padang rumputnya yang luas untuk peternakan. Begitu juga
perut buminya yang kabarnya juga mengandung bahan-bahan
tambang berharga.
69 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
71 Dakwah Komprehensif
MEMBENTENG AKIDAH
Insya Allah.
Assalamu’alaikum w.w.
Dengan hormat,
Menurut hemat saya, bahwa usaha menghadapi tantangan yang
sudah semakin berat terhadap ‘aqidah Ummat Islam, terutama di Sumatera
Barat ini, tidak mencukupi lagi kalau hanya dilakukan dengan cara-cara
sebagai selama ini.
Kalau cara gerak itu tidak segera kita robah dengan membuat amal-
amal yang nyata, seperti mendirikan sebuah rumah sakit Islam didaerah ini,
dan yang semacam itu, maka suatu kali ummat ini akan menghadap kepada
kita sendiri.
Baiklah pemikiran kearah usaha ini engku-engku mulai, insya’Allah
pekerjaan itu nanti kita hadapi bersama-sama.
Mudah-mudahan Allah S.W.T akan membukakan jalan untuk kita.
Amin.
W a s s a l a m,
Dto, ( M. Natsir)
9
Maka pertemuan kita sekarang ini, Raker YARSI Juni 1979 adalah merupakan
pelaksanaan dari pada satu bagian dari pada sistem kerja kita yang patut dijadikan
kebiasaan untuk selanjutnya, agar usaha kita ini mencapai hasil yang lebih baik dari yang
sudah-sudah.
10
Dalam Raker Yarsi Sumbar bulan September 1982 ini, Bapak DR. Mohamad Natsir
tidak sempat dating ke Padang. Beliau hanya mengirimkan pesan-pesan Beliau secara
tertulis.
11
Taushiyah tertulis Bapak DR. Mohamad Natsir, Jakarta, 10 September 1982.
12
DR. Mohamad Natsir, putra Sumatera Barat, yang lahir di Alahan Panjang Jembatan
Berukir, adalah seorang pemikir, negarawan, ulama besar, dan tokoh Islam yang punya
reputasi dunia, tokoh yang pernah memainkan peranan yang sangat penting dalam
panggung politik Indonesia, berpulang kerahmatullah pada hari Sabtu 6 Februari pukul
12.10 WIB di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia 85 tahun.
13
Terdiri dari Djoesar Tamin, Mas'oed Abidin dan Mazni Salam.
14
Disampaikan pada tanggal 19 September 1992