Professional Documents
Culture Documents
PENGUKURAN LISTRIK
Oleh :
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan paper yang berjudul ” Frekwensi Meter untuk Frekwensi
Tinggi”. Sebagai persyaratan akademis mata kuliah Pengukuran Listrik pada semester 4.
Penulis berharap laporan ini akan dapat menambah dan memperkaya referensi
yang membahas mengenai alat ukur listrik, khususnya alat ukur untuk frekwensi.
Penulis menyadari sepenuhnya laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu koreksi dan saran membangun dari dosen
dan para pembaca sangat penulis harapkan. Walaupun demikian penulis juga berharap
semoga laporan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat umum dan para pengguna lainnya.
Terima kasih.
Penulis
b
Dimana a dan b adalah ukuran dari wave guide, m adalah banyaknya medan listrik atau
medan magnit yang berubah tiap setengah cyclepada sisi a dan n banyaknya perubahan
pada sisi b, m dan n adalah sifat dari berbagai mode gelombang elektromagnetik.
Gaya yang bekerja pada lidah getar berbanding lurus dengan kwadrat dari fluksi
magnit yang tetap yang disebabkan oleh magnit permanen dan fluksi arus bolak balik
m sin t, disuperposisikan kepadanya yang diperlihatkan dalam gambar 3.2. Dengan
demikian
dan lidah getar akan bergetar dengan unsur-unsur ketiga dan keempat dari bagian kanan
persamaan tersebut. Dari persamaan tersebut terlihat bila < m unsur yang ketiga
akan lebih besar pengaruhnya, dan salah satu dari lidah getar yang mempunyai frekwensi
getarnya sama dengan frekwensi yang akan diukur, bergetar lebih intensip daripada lidah
getar lainnya.
Alat ukur frekwensi dari type ini mempunyai keuntungan bahwa ia tidak
dipengaruhi oleh tegangan atau bentuk gelombang, akan tetapi penunjukannya, adalah
secara bertangga dalam 0,5 atau 1 Hz. Satu kerugian yang lain, bahwa penunjukkan tidak
akan secara cepat dapat mengikuti perubahan-perubahan frekwensi. Oleh karena sebab-
sebab ini maka alat pengukur frekwensi hanya dapat dipergunakan untuk frekwensi-
frekwensi komersiil.
(a)
(b)
Gambar 3.3 Prinsip suatu frekwensi meter jenis batang getar
Alat ukur frekwensi dengan skala peninjuk, sering dibuat sebagai alat ukur rasio
dan contoh yang biasa ditemukan, diperlihatkan dalam gambar 3.3. Pada gambar tersebut
di bawah (a), arus-arus yang mengalir melalui kumparan-kumparan putar M1 dan M2
adalah I1 dan I2. Konstanta-konstanta sirkit dipilih sedemikian rupa sehingga
menyebabkan arus-arus tersebut mempunyai resonansi pada masing-masing 42 Hz dan 58
Hz seperti diperlihatkan dalam (b). Dengan demikian maka rasio dari I1 dan I2 akan
berubah secara monoton dengan frekwensi-frekwensi yang berubah diatas atau dibawah
50 Hz. Karenanya maka alat penunjuk akan bergeser sesuai dengan rasio tersebut, dan
I = f CV
Karena terdapat suatu hubungan yang linier antara I dan f , maka alat pengukur
ampere tersebut dapat dikaliberasikan.
1
fx =
2 CsLs
Jika frekwensi meter ini ditempatkan didalam medan yang diradiasikan oleh
rangkaian yang diukur,maka induktansi akan mengabsorbsi daya dan keadaan resonansi
diperlihatkan oleh defleksi maksimum dari mikroamperemeter dengan mengatur Cs.
Induktansi Ls dapat diubah harganya sesuai dengan daerah pengukurannya dan untuk
setiap harga, hubungan antara Cs dan fx ditunjukkan oleh kurva kalibrasi.
Frekwensi meter jenis absorbsi mempunyai kesalahan pengukuran sampai beberapa %
dan biasanya mudah dipakai sebagai alat pengukur frekwensi. Rangkaian resonansi yang
dipergunakan adalah suatu rangkaian LC biasa bila frekwensi yang diukur dibawah 300
MHz, tapi jika yang diukur frekwensi yang lebih tinggi maka diperlukan rangkaian-
rankaian resonansi yang khusus.
3 810
=
fx
(a)
Sapiie Prof. Dr. Soedjana, Nishino Dr. Osamu, 1974. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur
Listrik, Bandung: PT Pertja.
Agama : Hindu
Email : turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi