You are on page 1of 18

Frekwensi Meter untuk Frekwensi Tinggi

PENGUKURAN LISTRIK

Oleh :

PUTU RUSDI ARIAWAN


NIM. 0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN – BALI
2010
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan paper yang berjudul ” Frekwensi Meter untuk Frekwensi
Tinggi”. Sebagai persyaratan akademis mata kuliah Pengukuran Listrik pada semester 4.

Penulis berharap laporan ini akan dapat menambah dan memperkaya referensi
yang membahas mengenai alat ukur listrik, khususnya alat ukur untuk frekwensi.

Penulis menyadari sepenuhnya laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu koreksi dan saran membangun dari dosen
dan para pembaca sangat penulis harapkan. Walaupun demikian penulis juga berharap
semoga laporan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat umum dan para pengguna lainnya.

Terima kasih.

Denpasar, Mei 2010

Penulis

PUTU RUSDI ARIAWAN i


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………........……..................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...........…..…. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………….......………….…...…….…….......1
BAB II TEORI DASAR
2.1 Kasifikasi Frekwensi..........................……..………...………..…....……..……...........2
2.2 Mode dari Gelombang Elektromagnetik dari Satu Wave Guid.....................................3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Type Alat Ukur Frekwensi.............................................................................................4
3.2 Jenis Frekwensi Meter ..................................................................................................8
Daftar Pustaka .................................................................................................................14

PUTU RUSDI ARIAWAN ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebanyakan alat-alat ukur yang digunakan pada prinsipnya sama dengan alat-alat
ukur yang kompensional. Akan tetapi alat ukur ini banyak mengalami perbaikan-
perbaikan terutama tentang ketelitian dan penggunaannya yang disesuaikan dengan
materi yang akan di ukur. Ada berbagai macam alat-alat ukur listrik yang digunakan.
Salah satu diantaranya adalah alat ukur untuk frekwensi .
Pada ferekwensi tinggi, elemen-elemen rangkaian sangat dipengaruhi induktansi-
induktansi sisa (residual inductance), kapasitansi-kapasitansi yang tidak dikehendaki
(Stray capacitance) ataupun skin effect dengan bertambahnya frekwensi; berubah dengan
berubahnya frekwensi. Oleh sebab itu elemen-elemen rangkaian yang dipakai pada
frekwensi rendah umumnya tidak dapat langsung dipakai pada frekwensi tinggi tanpa ada
perubahan pada alat, misalkan ukuran elemen dikecilkan atau memasukkan pengertian
(konsep) konstanta-konstanta rangkaian terbagi (distributed circuit constants). Oleh
sebab ini, maka pada frekwensi tinggi diperlukan rangkaian yang khusus, peralatan dan
cara yang pengukuran yang khusus pula. Hal lain yang harus diperhatikan, walaupun
dapat digunakan dalam pengukuran secara umum ialah sebagai berikut. Suatu peredam
harus diletakkan antara sumber energi suatu oscillator dan rangkaian pengukuran
sehingga timbulnya perbedaan impedansi yang tiba-tiba, jika ada diantaranya, tidak
akan mempengaruhi sumber energi sehingga dapat menyebabkan kerusakan padanya atau
ataupun kerja yang tidak stabil. Maka dari itu ”matching” antara impedansi output dar
sumber energi dengan impedansi input dari rangkaian pengukuran merupakan suatu hal
yang diperlukan pada rangkaian-rangkaian frekwensi tinggi (impedance matching). Jika
menentukan kapasitas output dari sumber energi seperti dapat diduga terlebih dahulu,
dengan adanya penyisipan peredam tegangan ataupun arus yang dipakai untuk
pengukuran akan berkurang sesuai dengan besarnya peredaman dari rangkaian perdaman
tersebut.

PUTU RUSDI ARIAWAN 1


BAB II
TEORI DASAR

2.1 Klasifikasi Frekwensi


Karena pengukuran-pengukuran listrik meliputi daerah frekwensi yang lebar dari
gelombang elektromagnetis, maka ini membutuhkan suatu pengetahuan mengenai
frekwensi dan klasifikasi dari panjang gelombang dari gelombang-gelombang yang
dipakai.
Klasifikasi-klasifikasi ketentuan-ketentuan gelombang elektromagnetis.
Klasifikasi frekwensi yang umum dipakai adalah frekwensi rendah atau frekwensi tinggi,
tapi hal ini sangat kurang jelas. Dalam hal ini yang diartikan frekwensi rendah ialah
daerah frekwensi yang tidak melampaui frekwensi audio. Sedangkan frekwensi tinggi
adalah daerah frekwensi di atas frekwensi audio. Dalam beberapa hal, gelombang
elektromagnetis yang termasuk ke dalam daerah UHF atau SHF dinyatakan sebagai
microwave. Dan dalam daerah EHF sebagai gelombang millimeter atau sub-millimeter.
Untuk satuan dari frekwensi dipakai c/s, akan tetapi akhir-akhir ini secara internasional
satuan yang dipakai adalah Hertz (Hz).Satuan-satuan frekwensi yang dipakai adalah
sebagai berikut :
1 GHz (giga Hertz) = 109 Hz.
1 MHz (mega Hertz) = 106 Hz.
1kHz (kilo Hertz) = 103 Hz.
Tabel 2.1 klasifikasi dan penggolongan dari daerah-daerah frekwensi dan daerah-daerah
panjang gelombang
Daerah frekwensi ( tak termasuk batas Klasifikasi metrik Singkatan
bawah dan termasuk batas atas)
Sampai 30 KHz VLF
30 kHz ~ 300 khz Gelombang kilometer LF
300 kHz ~ 3000 khz Gelombang Hektometer MF
3 MHz ~ 30 Mhz Gelombang Dekameter HF
30 MHz ~ 300 Mhz Gelombang meter VHF
300 MHz ~ 3000 Mhz Gelombang Desimeter UHF
3 GHz ~ 30 GHz Gelombang Sentimeter SHF
30 GHz ~ 300 Ghz Gelombang Miliimeter EHF
300 GHz ~ 3000 Ghz

PUTU RUSDI ARIAWAN 2


2.2 Mode dari Gelombang Elektromagnetik dari Satu Wave Guide
Frekwensi cut-off dapat ditentukan dengan membagi kecepatan cahaya
dengan  c, panjang yang sesuai perubahan satu cycle mode gelombang elektromagnit
dalam arah sumbu tabung dan disebut panjang wave guide,  c dan harganya :

 o= 2
 
1  
 c 
Diman  adalah panjang gelombang dari gelombang elektromagnetit di ruang
bebas. Dan  c adalah panjang gelomba cut-off yang didapatkan dari rumus dibawah ini.
2a
 c= 2
a 
m   n
2

b 
Dimana a dan b adalah ukuran dari wave guide, m adalah banyaknya medan listrik atau
medan magnit yang berubah tiap setengah cyclepada sisi a dan n banyaknya perubahan
pada sisi b, m dan n adalah sifat dari berbagai mode gelombang elektromagnetik.

PUTU RUSDI ARIAWAN 3


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Type Alat Ukur Frekwensi


Untuk pengukuran-pengukuran frekwensi dapat menggunakan alat ukur frekwensi
meter. Dan pengukurannya harus disesuaikan dengan type-type dari alat ukur tersebut.
Type-type dari alat ukur frekwensi ada 3 yaitu :
1. Alat ukur frekwensi dari type lidah-lidah bergetar
2. Alat ukur frekwensi dari type alat ukur rasio
3. Alat ukur jfrekwensi dari type kondensator

Alat Ukur Frekwensi Type Lidah-lidah Bergetar


Bila sejumlah kepingan baja yang tipis membentuklidah-lidah bergetar, dan
masing-masing mempunyai perbedaan-perbedaan frekwensi getarnya yang relatif tidak
jauh satu sama lainnya dibariskan dan kepadanya diberikan medan magnit arus bolak-
balik, maka salah satu dari lidah-lidah getar akan beresonansi dan memberikan defleksi
yang besar bila frekwensi getarnya, adalah sama dengan frekwensi medan magnet bolak
balik tersebut. Dalam perencanaan daripada susunan lidah-lidah getar tersebut, pada
umumnya telah ditetapkan bahwa amplitudo dari defleksinya akan menurun sampai kira-
kira 60%, bila jarak perbedaan dari frekwensinya adalah 0,25 Hz dari frekwensi
resonansinya. Jadi lidah getar yang beresonansi akan mudah dapat dilihat. Hal ini
diperlihatkan pada gambar 3.1. Alat ukur yang demikian ini, disebut alat ukur frekwensi
dari type lidah-lidah bergetar.

Gambar 3.1 Kerja frekwensi meter jenis batang getar

PUTU RUSDI ARIAWAN 4


Gambar 3.2 Prinsip suatu frekwensi meter batang getar

Gaya yang bekerja pada lidah getar berbanding lurus dengan kwadrat dari fluksi
magnit yang tetap  yang disebabkan oleh magnit permanen dan fluksi arus bolak balik
 m sin  t, disuperposisikan kepadanya yang diperlihatkan dalam gambar 3.2. Dengan
demikian

(  +  m sin  t )2 =  2 + ½  m + 2   m sin  t - ½  m cos  t

dan lidah getar akan bergetar dengan unsur-unsur ketiga dan keempat dari bagian kanan
persamaan tersebut. Dari persamaan tersebut terlihat bila  <  m unsur yang ketiga
akan lebih besar pengaruhnya, dan salah satu dari lidah getar yang mempunyai frekwensi
getarnya sama dengan frekwensi yang akan diukur, bergetar lebih intensip daripada lidah
getar lainnya.
Alat ukur frekwensi dari type ini mempunyai keuntungan bahwa ia tidak
dipengaruhi oleh tegangan atau bentuk gelombang, akan tetapi penunjukannya, adalah
secara bertangga dalam 0,5 atau 1 Hz. Satu kerugian yang lain, bahwa penunjukkan tidak
akan secara cepat dapat mengikuti perubahan-perubahan frekwensi. Oleh karena sebab-
sebab ini maka alat pengukur frekwensi hanya dapat dipergunakan untuk frekwensi-
frekwensi komersiil.

PUTU RUSDI ARIAWAN 5


Alat Ukur frekwensi Type Alat Ukur Rasio

(a)

(b)
Gambar 3.3 Prinsip suatu frekwensi meter jenis batang getar

Alat ukur frekwensi dengan skala peninjuk, sering dibuat sebagai alat ukur rasio
dan contoh yang biasa ditemukan, diperlihatkan dalam gambar 3.3. Pada gambar tersebut
di bawah (a), arus-arus yang mengalir melalui kumparan-kumparan putar M1 dan M2
adalah I1 dan I2. Konstanta-konstanta sirkit dipilih sedemikian rupa sehingga
menyebabkan arus-arus tersebut mempunyai resonansi pada masing-masing 42 Hz dan 58
Hz seperti diperlihatkan dalam (b). Dengan demikian maka rasio dari I1 dan I2 akan
berubah secara monoton dengan frekwensi-frekwensi yang berubah diatas atau dibawah
50 Hz. Karenanya maka alat penunjuk akan bergeser sesuai dengan rasio tersebut, dan

PUTU RUSDI ARIAWAN 6


frekwensi yang akan diukur dapat diketahui pada skala penunjukannya, bila alat ukur
tersebut dikaliberasikan terhadap frekwensi.

Alat Ukur Frekwensi dari Type Kondensator


Alat alat unur frekwensi dari type lidah getar atau dari type alat ukur rasio
terbatas, dalam daerah pengukurannya. Agar daerah pengukurannya menjadi lebih lebar,
maka sumberdaya dipergunakan untuk menggerakkan suatu relai sebagai diperlihatkan
pada gambar 3.4. Bila kontak-kontak dari relai tersebut dibuka atau di tutup pada
frekwensi f , maka muatan CV mengalir melalui alat pengukur ampere pada setiap
periode, dan dengan demikian maka arus I yang mengalir melalui alat pengukur ampere
diberikan oleh

I = f CV

Karena terdapat suatu hubungan yang linier antara I dan f , maka alat pengukur
ampere tersebut dapat dikaliberasikan.

Ganbar 3.4 Prinsip suatu frekwensi meter jenis pengisian-


pengosongan kapasitor

PUTU RUSDI ARIAWAN 7


3.2 Jenis Frekwensi Meter
Frekwensi rendah ataupun frekwensi tinggi dapat di ukur oleh alat ukur yang
disebut frekwensi meter. Dan untuk mengukur frekwensi tinggi, dipakai beberapa jenis
frekwensi meter diantaranya :
1. Frekwensi meter jenis absorbsi
2. Frekwensi meter jenis heterodyne
3. Frekwensi meter jenis counter
4. Metode kawat lecher
5. Frekwensi meter jenis koaksial
6. Frekwensi meter jenis wave guide.
Berikut adalah penjelasan dari frekwensi meter diatas:

3.2.1 Frekwensi Meter Jenis Absorbsi


Gambar 3.5 menunjukkan frekwensi meter jenis ini. Suatu kondensator standart
variabel Cs dan induktansi standard Ls membentuk suatu rangkaian resonansi
yang dapat dibuat beresonansi pada frekwensi yang di ukur fx dengan mengatur Cs.

1
fx =
2 CsLs

Jika frekwensi meter ini ditempatkan didalam medan yang diradiasikan oleh
rangkaian yang diukur,maka induktansi akan mengabsorbsi daya dan keadaan resonansi
diperlihatkan oleh defleksi maksimum dari mikroamperemeter dengan mengatur Cs.
Induktansi Ls dapat diubah harganya sesuai dengan daerah pengukurannya dan untuk
setiap harga, hubungan antara Cs dan fx ditunjukkan oleh kurva kalibrasi.
Frekwensi meter jenis absorbsi mempunyai kesalahan pengukuran sampai beberapa %
dan biasanya mudah dipakai sebagai alat pengukur frekwensi. Rangkaian resonansi yang
dipergunakan adalah suatu rangkaian LC biasa bila frekwensi yang diukur dibawah 300
MHz, tapi jika yang diukur frekwensi yang lebih tinggi maka diperlukan rangkaian-
rankaian resonansi yang khusus.

PUTU RUSDI ARIAWAN 8


Gambar 3.5 Frekwensi meter jenis penyerapan

3.2.2 Frekwensi Meter Jenis Heterodyne


Pada frekwensi meter ini, frekwensi yang diukur dibuat heterodyne dengan
output suatu ossilator frekwensi variabel yang dapat dikalibrasi dengan suatu ossilator
kristal, dan hasil irama (resulting beat) dibuat nol dengan mengatur frekwensi dari
ossilator frekwensi variabel untuk mendapatkan frekwensi yang diukur dari skala
ossilator. Ketelitian dari frekwensi meter jenis heterodyne lebih baik dari pada frekwensi
meter jenis absorpsi. Pada frekwensi meter ini harus diketahui pada frekwensi harmonis
keberapa frekwensi yang diukur dibuat nol iramanya (zero beat). Untuk hal ini dapat
dipakai frekwensi meter jenis absorpsi untuk mengetahui secara kira-kira besarnya
frekwensi tersebut.

3.2.3 Frekwensi Counter


Frekwensi ini menunjukan ketelitian 10-7 sampai 10-8 pada frekwensi-frekwensi
sampai daerah microwave, dan mudah pemakaiannya karena frekwensi dapat langsung
dibaca dalam angka-angka numerik. Tetapi meter ini tidak dapat dipakai untuk
pengukuran signal kecil.

PUTU RUSDI ARIAWAN 9


3.2.4 Metoda Kawat Lecher
Metoda ini mempergunakan dua penghantar paralel yang dihubungkan pada
rangkaian output dari suatu ossilator gelombang ultra pendek seperti terlihat pada gambar
3.6 Distribusi tegangan pada penghantar-penghantar paralel diperlihatkan pada gambar
(b). Misalkan frekwensi yang diukur fx , maka panjang gelombang adalah:

3 810
 =
fx

Dimana 3 x 108 m/s adalah kecepatan gelombang elektromagnit dalam udara.


Jadi dengan mendapatkan panjang gelombang dari distribusi tegangan pada
penghantar-penghantar paralel, frekwensinya dapat ditentukan.

(a)

PUTU RUSDI ARIAWAN 10


(b)
Gambar 3.6 Metode kawat laser

3.2.5 Frekwensi Meter Jenis Koaksial


Untuk mengukur frekwensi dalam daerah UHF dan di atasnya, dipakai frekwensi
meter jenis koaksial.
Prinsip pengukurannya sama dengan dalam metoda kawat Lecher dan karena
digunakan gejala resonansi, maka panjang dari frekwensi meter harus minimum ½ dari
panjang gelombang, yang sesuai dengan frekwensi terendah yang diukur. Oleh karena itu
frekwensi meter untuk frekwensi relatif rendah menjadi terlalu panjang sehingga tidak
praktis. Untuk mengatasi hal ini, dibuat suatu frekwensi meter jenis re-entrant sehingga
panjang efektif berkurang dengan membuat suatu bagian kapasitip pada penghantar
tengah. Tetapi dengan adanya suatu bagian kapasitip yang besar, Q adalah rendah
sehingga selektivitas frekwensi adalah jelek.
Jenis koaksial kurang baik karena harga Q biasanya rendah karena adanya
penghantar tengah.
Gambar 3.7 menunjukkan bentuk dari frekwensi meter jenis koaksial dan jenis
”re-entrant”.

PUTU RUSDI ARIAWAN 11


3.7 Frekwensi jenis koaksial

Gambar 3.8 Jenis ”Re-entrant”

PUTU RUSDI ARIAWAN 12


3.2.6 Frekwensi Meter Jenis Wave Guide
Yang dikehendaki adalah suatu frekwensi meter yang mempunyai selektivitas
frekwensi yang baik. Resonator jenis wave guide silinder dengan mode TE01 mempunyai
harga Q yang tinggi dan dipakai sebagai suatu frekwensi meter. Pada frekwensi meter ini,
letak penghubung diatur sedemikian sehingga memberikan defleksi yang maksimum dari
meter pemantul dengan mengatur suatu micrometer.
Frekwensi dapat ditentukan dari suatu kurva kalibrasi dari pembacaan
perpindahan jarak micrometer. Harga Q yang tinggi dari resonator jenis ini disebabkan
karena medan listrik di dalam menjadi nol pada daerah sekitar dinding bagian dalam dari
silinder. Dapat dibuat suatu celah udara diantara plat penghubung pendek yang dapat
bergerak dan dinding bagian dalam dari silinder untuk menghindari ketidak-stabilan
harga Q disebabkan oleh kontak maupun bertambahnya rugi-rugi. Gambar 3.8
menunjukan bentuk dari suatu frekwensi meter jenis wave guide silinder yang
menggunakan modeTE01.

Gambar 3.8 Frekwensi meter jenis rongga

PUTU RUSDI ARIAWAN 13


DAFTAR PUSTAKA

Sapiie Prof. Dr. Soedjana, Nishino Dr. Osamu, 1974. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur
Listrik, Bandung: PT Pertja.

PUTU RUSDI ARIAWAN 14


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN 15

You might also like