Professional Documents
Culture Documents
MIKROBIOLOGI : BAKTERI
OLEH :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada beberapa dasawarsa terakhir, sel mikroba telah menjadi model yang
bermanfaat untuk menelaah proses-proses kehidupan sebab sifat keragamanya
sangat luas, serba guna dan mudahnya dimanipulasi. Penelitian pada bidang
mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besar terhadap apa yang kita
ketahui tentang genetika dan metabolisme. Bidang mikrobiologi dapat membantu
memecahkan beberapa permasalahan manusia yang paling rumit yang sebagian
besar diantaranya disebabkan persaingan dalam pemanfaatan sumber-sumber daya
yang terbatas jumlahnya dan persaingan akan ruang. Diantara permasalahan
tersebut adalah suplai energi atau pangan agar cukup, polutan lingkungan dan
pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan yang semuanya sudah
dipecahkan dengan menggunakan teknologi dengan menggunakan
mikroorganisme. Ada beberapa mikroba yang digunakan dalam rekayasa
genetika, ada yang dimanfaatkan dalam proses pembutan energi, ada yang
direkayasa supaya dapat menghancurkan polutan ada yang dibuat sebagai protein
sel tunggal. Pencegahan penyakit yang merupakan fokus awal mikrobiologi, telah
digunakan dalam pengendalian penyakit cacar dan samapi sekarang tetap
merupakan fokus utama.
Oleh karena itu, pada praktikum mikrobiologi ini kita akan mempelajari
berbagai aktivitas dari mikrobia yang meliputi: bakteri dan virus. Dengan
menggunakan media dan teknik khusus, sehingga kita dapat mengidentifikasi
mikrobia tersebut, serta mencoba menguji antibiotik yang bisa menghambat
perkembangbiakan (resistensi) dari bakteri yang merugikan manusia. Serta dapat
menginveksikan virus ke sel yang sesuai sehingga virus dapat bereproduksi dan
dapat dimurnikan sehingga diketahui bentuk virusnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana membuat media yang baik untuk bakteri?
2. Bagaimana cara isolasi dan identifikasi bakteri?
3. Bagaimana proses enumerase?
4. Bagaimanakah proses uji resistensi?
C. Tujuan Praktikum
Adapaun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Memberi informasi cara membuat media yang baik
2. Mengetahui cara isolasi dan identifikasibakteri
3. Mengetahui proses enumerase
4. Memberi informasi tentang proses uji resistensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Medium cair
Medium cair yang umum digunakan dalam menumbuhkan mikroba
adalah kaldu daging, pepton, susu murni, air kedelai dan putih telur,
serta cairan yang banyak mengandung N2.
3. Medium diperkaya
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
tertentu tanpa mematikan mikroorganisme yang lain.
4. Medium kering
Medium yang berupa serbuk kering yang siap digunakan dengan
konsentrasi tertentu dan dilarutkan dalam air.
5. Medium sintetik
Medium yang berupa campuran zat organik tertentu yang
mengandung karbon dan nitrogen. Bakteri yang dapat hidup dalam
medium ini adalah bakteri autotrof. Bakteri saprofit juga dapat hidup
dalam medium ini asalkan ditambahkan natrium sitrat dan natrium
ammonium fosfat.
Goresan Sinambung
Cara kerja :
Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai
setengah permukaan agar. Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan
goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk
mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium
baru.
Goresan T
Cara kerja :
Cara kerja :
2H2O2 2H2O + O2
4. Uji motilitas
Uji motillitas ini ditujukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pergerakan
mikroba. Pergerakan ini dapat diamati dengan metode yang disebut “preparat
basah tetes gantung”, yaitu suatu metode yang dibuat dengan cara memberi setetes
cairan yang mengandung mikroba (aquades+mikroba) pada cover glass. Bakteri
atau mikroba mempunyai suatu alat untuk bergerak.
C. Enumerase
Enumerase dapat diartikan sebagai penghitungan kepadatan mikroba.
Banyak tersedia metode untuk menganalisa jumlah mikroorganisme dalam suatu
sampel, diantaranya adalah plate count (spread plate, pour plate, spiral plate),
membrane filtration, MPN, menghitung langsung dengan Petroff Hausser ataupun
cara lainnya (misalnya aktivitas metabolik, turbidimetri, berat kering dll.). Namun
dalam ulasan ini lebih ditekankan pada metode yang memerlukan penghitungan
koloni pada cawan petri, seperti membrane filtration, spread plate, pour plate dll.
Pemahaman tentang satuan dalam menghitung sel mikroba khususnya
bakteri adalah sangat penting. Pada hasil akhir penghitungan bakteri pada cawan
digunakan satuan CFU’s/volume atau berat. CFU’s adalah singkatan dari Coloni
Forming Unit’s yang artinya unit-unit/satuan pembentuk koloni. Yang dimaksud
satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau sekumpulan sel yang jika
ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni tunggal. Pada dasarnya
sel tersebar homogen pada sampel, tetapi ada jenis bakteri yang memang
pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar merata tiap sel dan ada
pula bakteri yang setelah membelah sel anakan masih menempel pada induknya,
seperti halnya yang terjadi pada streptococcus, diplococcus, sarcina dll. Sehingga
penyebarannya berkelompok-kelompok. Pada jenis yang seperti ini jika tersebar
merata dalam kelompok-kelompok sel maka pertumbuhan menjadi koloni tunggal
bukan berasal dari satu sel saja melainkan dari beberapa sel.
Hal-hal penting yang harus dipikirkan matang sebelum menganalisa
sampel untuk diketahui jumlah mikroorganismenya adalah:
D. Uji resistensi
Mikroorganisme ditemukan di hampir setiap lingkungan di permukaan
bumi, termasuk lingkungan-lingkungan di mana tidak ada bentuk-bentuk hidup
lain dapat bertahan hidup. Mikroorganisme mampu bertahan hidup di berbagai
kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Mereka juga mampu untuk mengadaptasi
perubahan-perubahan lingkungan yang sangat ekstrim. Jenis-jenis mikroba yang
ditemukan di suatu lingkungan mempunyai pertumbuhan yang berbeda-beda pula.
Pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh faktor fisik dan kimiawi.
Selayaknya mahluk hidup mikroorganisme juga membutuhkan zat-zat tertentu
untuk tumbuh dan juga memberikan respon terhadap zat-zat yang merusak
mereka. Banyak bahan kimia baik organik maupun anorganik bersifat racun
terhadap mikroorganisme. Bahan-bahan racun ini banyak diteliti untuk dibuat
sebagai sarana menghambat dan mematikan mikroba yang bersifat patogen dan
merugikan manusia. Senyawa yang bisa mengahambat mikroba digolongakan
menjadi senyawa antiseptik dan yang bisa mematikan mikroba disebut bahan
desinfektan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pembuatan Media
Pada praktikum ini digunakan media universal dengan bahan dasar taoge
(Taoge Agar).
Alat :
- Cawan petri
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Pengaduk
- Tabung reaksi
- Autoklaf
- Panci
- Kapas
- Alumunium foil
Bahan :
- Taoge
- Agar batangan
- Gula pasir
- Aquades
Prosedur kerja :
1. Membuat ekstra taoge, 200 gr dididihkan dalam 1 liter air lalu menyaring
dengan kertas dan diambil filtratnya.
2. Menambahkan gula pasir 60 gr, agar batangan yang sudah dipotong kecil-
kecil 12 gr. Memanaskan sampai agar batangan larut dan air sampai volume
setelah penambahan gula dan agar batangan adalah 1 liter.
3. Dituang pada cawan petri masing-masing cawan 20 ml dan pada masing-
masing tabung reaksi 9 ml.
4. Ditutup menggunakan kertas bekas yang salah satu sisinya kosong. Ikat
dengan benang kasur. Untuk tabung reaksi jangan sampai terbalik.
5. Sterilisasi dengan autoklaf selama 30 menit.
6. Setelah selesai autoklaf, miringkan tabung reaksi serta cawan petri dan tunggu
hingga dingin dan padat.
b. Isolasi Mikroorganisme
Alat-alat:
Bahan-bahan:
Biakan campuran pada medium TA di cawan petri, medium miring TA, alcohol
70%.
Prosedur:
Identifikasi
1. Pewarnaan sederhana
Alat-alat:
Bahan-bahan:
- alkohol 95% 30 ml
- aquades 100 ml
1. Mengambil kaca benda dan bersihkan dengan dengan alkohol 95% sampai
bersih dan tidak ada lemak yang melekat pada kaca benda tersebut.
2. Ditetesi kaca benda tersebut dengan setetes aquades steril.
3. Lalu dengan teknik aseptic mengambil satu ose biakan yang sudah berusia 24-
48 jam dan oleskan pada kaca benda yang telah ditetesi aquades.
4. Kering anginkan olesan tersebut. Setelah agak kering melewatkan bagian kaca
benda yang sebelah bawah diatas bapi Bunsen. Tindakan ini disebut fiksasi.
5. Ditetesi sediaan tersebut dengan metilen biru, larutan zat warna harus
menutupi seluruh permukaan sediaan.
6. Ditunggu selama 1-3 menit.
7. Bilas sediaan dengan menggunakan botol semprot, air dialirkan tidak boleh
kena sediaan langsung.
8. Kering anginkan di udara atau dengan menggunakan kertas hisap dengan cara
menyelipkannya diantara dua lembar kertas hisap.
9. Mengamati sediaan di bawah mikroskop dengan menggunakan xilol, xilol
diteteskan pada kertas lensa dan kertas lensa digunakan untuk membersihkan
lensa obyektif.
2. Pewarnaan gram
Alat-alat:
Bunsen, ose, botol untuk zat warna, obyek glass, kertas hisap, kertas lensa,
dan mikroskop.
Bahan-bahan:
Biakan murni, regen (crystal violet, Gram’s Iodine, Ethyl alkohol 95%,
safranin)
Prosedur:
6. Menetesi preparat tersebut dengan Gram’s Iodine Mordant dan biarkan selama
1 menit.
12. Dikeringkan dengan kertas hisap dan diamati dibawah mikroskop dengan
bantuan minyak imersi.
3. Uji katalase
Alat-alat:
Bahan-bahan:
Prosedur kerja:
4. Uji motillitas
Alat-alat:
Bahan-bahan:
Prosedur kerja:
2. Membuat preparat basah tetes gantung dengan cara meneteskan setetes biakan
murni pada media cair pada cover glass (sangat sedikit) usahakan tetesan
masih sangat kecil (tidak melebar).
3. Meletakkan cover glass tersebut di atas obyek glass cekung, dengan posisi
cairan ada di bawah (hati-hati cairan harus dalam keadaan menggantung).
C. Enumerasi
Alat-alat:
Tabung reaksi steril, cawan petri steril, bunsen, pipet steril volume 1 ml,
kertas label, dan penangas.
Bahan-bahan:
Prosedur kerja:
3. Menyediakan 3 cawan petri steril dan letakkan berurutan dan beri tanda 10 -4,
10-5, 10-6 dengan spidol.
6. Memasukkan TA kedalam cawan petri yang telah berisi larutan sample, satu
tabung TA untuk 1 cawan petri. Digoyangkan hingga homogen dengan cara
memutar cawan petri searah jarum jam lalu sebaliknya di atas meja,
didiamkan hingga dingin dan mengeras.
Alat-alat :
Botol selai steril, pipet steril, paper disk, gelas ukur steril, ose, inkubator
Bahan-bahan :
Biakan bakteri murni, medium lempeng TA, Antibiotik (cefadroxil
500 mg), Alkohol 70 %
Prosedur :
1. Mencerkan antibiotik dengan pengenceran 500mg dalam 5 ml,
10 ml dan 15 ml aquades pada botol selai steril secara aseptik.
2. Paper disk digunting berbentuk lingkaran dengan diameter 1
cm, kemudian direndam dalam antibiotik yang telah diencerkan
(masing-masing pengenceran 3 buah paper disk).
3. Mengoleskan biakan bakteri yang akan diamati pada lempeng
agar secara merata dengan ose yang steril (teknik aseptik).
4. Meletakkan guntingan paper disk yang telah direndam
antibiotik di atas olesan bakteri pada lempeng agar yang akan
diuji (masing-masing konsentrasi diberi tanda pada bagian luar
cawan petri).
5. Menginkubasi selama 24 - 48 jam.
6. Mengamati pertumbuhan koloni bakteri disekitar paper disk
pada lempeng agar.
7. Mengukur diameter bagian yang tidak ditumbuhi koloni
bakteri.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Media Bakteri
Media yang kami pakai adalah media universal, yaitu media taoge agar.
Kami memakai taoge agar karena media ini cocok untuk menumbuhkan berbagai
macam jenis bakteri. Selain itu, media ini cukup murah untuk penelitian. Pada
media taoge agar ini juga mengandung berbagai macam nutrisi untuk
pertumbuhan bakteri, yaitu carbon, nitrogen, dan garam-garam anorganik.
Pewarnaan sederhana
Methylen blue
Organism Bakteri
Bentuk Coccus
Bakteri di atas diperoleh dari hasil pemurnian pada tabung reaksi. Yang
kemudian dilakukan pewarnaan sederhana. Pewarnaan ini menggunakan zat
warna yang bersifat basa (methylen blue). Sehingga memperlihatkan bentuk
morfologi bulat dengan bentuk coccus yang memiliki susunan monococcus,
diplococcus, staphilococcus, dan streptococcus yang berwarna transparan.
Methylen blue
Gambar organism yang representative
Organism Bakteri
Bentuk Coccobacillus
Susunan monococcobacillus
Bakteri di atas diperoleh dari hasil pemurnian pada tabung reaksi. Yang
kemudian dilakukan pewarnaan sederhana. Pewarnaan ini menggunakan zat
warna yang bersifat basa (methylen blue). Sehingga memperlihatkan bentuk
morfologi batang pendek dengan bentuk coccobasillus yang memiliki susunan
monococcobasillus yang berwarna transparan.
Methylen blue
Organism Bakteri
Bentuk Coccobacillus
Methylen blue
Organism Bakteri
Bentuk Coccobacillus
Bakteri di atas diperoleh dari hasil pemurnian pada tabung reaksi. Yang
kemudian dilakukan pewarnaan sederhana. Pewarnaan ini menggunakan zat
warna yang bersifat basa (methylen blue). Sehingga memperlihatkan bentuk
morfologi batang pendek dengan bentuk coccobasillus yang memiliki susunan
monococcobasillus, diplococcobasillus, dan staphilococcobasillus yang berwarna
transparan.
Nama : Dian Anjar Sari (083244028)
Methylen blue
Organism Bakteri
Bentuk Coccobacillus
Bakteri di atas diperoleh dari hasil pemurnian pada tabung reaksi. Yang
kemudian dilakukan pewarnaan sederhana. Pewarnaan ini menggunakan zat
warna yang bersifat basa (methylen blue). Sehingga memperlihatkan bentuk
morfologi batang pendek dengan bentuk coccobasillus yang memiliki susunan
monococcobasillus, diplococcobasillus, dan staphilococcobasillus yang berwarna
transparan.
Pewarnaan gram
Mikroorganisme : Bakteri
staphylococcus
Gambar mikroorganisme:
Pembahasan:
Dari pewarnaan gram yang kita lakukan diperoleh bakteri yang bersifat
gram negatif, dimana dinding selnya tidak mempertahankan pewarna kristal
violet. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki dinding dengan
lemak yang banyak, sehingga pada saat didekolorisasi dengan alkohol lemak yang
terlarut banyak sehingga menghasilkan pori yang besar yang tidak dapat tertutup
oleh pori yang terdehidrasi, akibatnya alkohol mencuci semua komplek Mg-RNA-
CV-I dan sel kehilangan warna. Sehingga pada saat diberi pewarna penutup
(safranin), bakteri gram negatif berwarna merah. Dan pada bakteri gram negatif
menunjukkan bahwa bakteri tersebut pathogen (menyebabkan penyakit tertentu).
Mikroorganisme : Bakteri
Gambar mikroorganisme:
Pembahasan:
Dari pewarnaan gram yang kita lakukan diperoleh bakteri yang bersifat
gram negatif, dimana dinding selnya tidak mempertahankan pewarna kristal
violet. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki dinding dengan
lemak yang banyak, sehingga pada saat didekolorisasi dengan alkohol lemak yang
terlarut banyak sehingga menghasilkan pori yang besar yang tidak dapat tertutup
oleh pori yang terdehidrasi, akibatnya alkohol mencuci semua komplek Mg-RNA-
CV-I dan sel kehilangan warna. Sehingga pada saat diberi pewarna penutup
(safranin), bakteri gram negatif berwarna merah. Dan pada bakteri gram negatif
menunjukkan bahwa bakteri tersebut pathogen (menyebabkan penyakit tertentu).
Mikroorganisme : Bakteri
Gambar mikroorganisme:
Pembahasan:
Dari pewarnaan gram yang kita lakukan diperoleh bakteri yang bersifat
gram negatif, dimana dinding selnya tidak mempertahankan pewarna kristal
violet. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki dinding dengan
lemak yang banyak, sehingga pada saat didekolorisasi dengan alkohol lemak yang
terlarut banyak sehingga menghasilkan pori yang besar yang tidak dapat tertutup
oleh pori yang terdehidrasi, akibatnya alkohol mencuci semua komplek Mg-RNA-
CV-I dan sel kehilangan warna. Sehingga pada saat diberi pewarna penutup
(safranin), bakteri gram negatif berwarna merah. Dan pada bakteri gram negatif
menunjukkan bahwa bakteri tersebut pathogen (menyebabkan penyakit tertentu).
Mikroorganisme : Bakteri
Gambar mikroorganisme:
Pembahasan:
Dari pewarnaan gram yang kita lakukan diperoleh bakteri yang bersifat
gram negatif, dimana dinding selnya tidak mempertahankan pewarna kristal
violet. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki dinding dengan
lemak yang banyak, sehingga pada saat didekolorisasi dengan alkohol lemak yang
terlarut banyak sehingga menghasilkan pori yang besar yang tidak dapat tertutup
oleh pori yang terdehidrasi, akibatnya alkohol mencuci semua komplek Mg-RNA-
CV-I dan sel kehilangan warna. Sehingga pada saat diberi pewarna penutup
(safranin), bakteri gram negatif berwarna merah. Dan pada bakteri gram negatif
menunjukkan bahwa bakteri tersebut pathogen (menyebabkan penyakit tertentu).
Mikroorganisme : Bakteri
Bentuk sel : Coccobacillus
Gambar mikroorganisme:
Pembahasan:
Dari pewarnaan gram yang kita lakukan diperoleh bakteri yang bersifat
gram negatif, dimana dinding selnya tidak mempertahankan pewarna kristal
violet. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki dinding dengan
lemak yang banyak, sehingga pada saat didekolorisasi dengan alkohol lemak yang
terlarut banyak sehingga menghasilkan pori yang besar yang tidak dapat tertutup
oleh pori yang terdehidrasi, akibatnya alkohol mencuci semua komplek Mg-RNA-
CV-I dan sel kehilangan warna. Sehingga pada saat diberi pewarna penutup
(safranin), bakteri gram negatif berwarna merah. Dan pada bakteri gram negatif
menunjukkan bahwa bakteri tersebut pathogen (menyebabkan penyakit tertentu).
Uji Katalase
Pada uji katalase diperoleh hasil yang positif (katalase positif) yang
menunjukkan bakteri tersebut merupakan bakteri aerob dan menghasilkan enzim
katalase. Hal tersebut diketahui dari timbulnya gelembung gas O2 setelah ditetesi
H2O2. bakteri katalase positif (bakteri aerob) dapat menghasilkan gelembung-
gelembung gas O2 karena adanya pemecahan H2O2 oleh enzim katalase yang
dihasilkan oleh bakteri itu sendiri. Komponen H2O2 tersebut merupakan salah satu
hasil respirasi aerobik bakteri katalase positif yang mana hasilnya respirasi
tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi
bakteri itu sendiri. Oleh karena itu, komponen H 2O2 harus dipecah agar tidak
bersifat toksik lagi.
Pada uji katalase diperoleh hasil yang negatif (katalase negatif) yang
menunjukkan bakteri tersebut merupakan bakteri anaerob dan tidak menghasilkan
enzim katalase. Hal tersebut diketahui dari tidak adanya gelembung gas O2 setelah
ditetesi H2O2, bakteri katalase negatif (bakteri anaerob) tidak dapat menghasilkan
gelembung-gelembung gas O2 karena tidak dapat memecah H2O2 dengan enzim
katalase yang seharusnya dihasilkan oleh bakteri itu sendiri.
Uji Motilitas
Pada uji motilitas didapati bakteri yang bergerak. Pergerakan ini didukung
dengan adanya flagel pada bakteri tersebut. Pergerakan yang diperoleh bermacam-
macam yaitu: (1) memutar atau terguling, menunjukkan bakteri tersebut memiliki
flagel diseluruh permukaannya (peritrik); (2) maju mundur, bakteri ini memiliki
flagel pada kedua ujungnya (amfitrik); (3) maju, menunjukkan bakteri ini
memiliki satu flagel yang terletak pada salah satu ujung atau kutub.
C. Enumerasi
10-4 >300
10-5 51 51 x 105
10-6 66 66 x 106
Enumerasi memakai bakteri murni pada tabung miring yang berwarna krem
dengan tekstur rata. Enumerasi menggunakan metode pour plate (hitung lempeng
tuang) dan diinkubasi selama 24 jam. Pada penghitungan ini dilakukan
pengenceran mulai dari 10-1 sampai 10-6, dan diperoleh hasil seperti di atas.
Berdasarkan teori semakin banyak dilakukan pengenceran semakin sedikt jumlah
koloni maupun jumlah bakteri yang ada didalamnya. Namun, dari percobaan ini
diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan teori. Hal ini dapat terjadi karena
berbagai faktor, diantaranya kurang telitinya kami dalam menghitung jumlah
koloni.
D. Resistensi
HASIL
Gambar 1. uji resestensi untuk konsentrasi 5 ml
PEMBAHASAN
Hasil yang kita dapat bahwa bakteri yang kita uji resisten terhadap
antibiotik menggunakan Cefradoxil, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada ketiga cawan petri tersebut. Berikut ini spesifikasi dari anti biotik
Cefadroxil:
Cefadroxil 500 mg
Indikasi:
Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang sensitif seperti:
- Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia, otitis
media.
Kontra Indikasi:
Komposisi:
Cefadroxil 500, tiap kapsul mengandung cefadroxil monohydrate setara
dengan cefadroxil 500 mg.
Cara Kerja:
Dosis:
Dewasa:
Infeksi ringan, dosis lazim 1 gram sehari dalam dua dosis terbagi.
Infeksi sedang sampai berat, 1 – 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi.
Untuk faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-
hemolytic : 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi,
pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
Anak-anak:
Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : 25 – 50 mg/kg BB
sehari dalam dua dosis terbagi.
Efek Samping:
Interaksi Obat:
Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar (15 - 30ºC).
Kemasan: Kotak 5 strip @ 10 kapsul
Jenis: Kapsul
Produsen: PT Indofarma
Perbedaan antara sel mamalia dan bakteri yaitu dinding selluar bakteri
tebal dengan membran sel menentukan bentuk sel dan memberi ketahanan
terhadap tekanan osmotik. Karena struktur dinding sel mamalia tidak sama dengan
dinding gel bakteri, maka antibiotik yang mempunyai aktivitas mengganggu
sintesis dinding sel mempunyai toksisitas selektip sangat tinggi. Oleh karena itu
antibiotik tipe ini merupakan antibiotik yang sangat berharga.
Namun bakteri yang kami uji tetap tumbuh, hal ini mungkin bakteri
tersebut benar-banar resisten dengan membentuk sistem kekebalan sehingga dia
tetap bisa hidup walau diberi antibiotik tersebut atau konsentrasi yang kita berikan
kurang sehingga bakteri bisa hidup.
E. Virus
Infeksi NPV terhadap inang umumnya pada stadium larva dengan melalui
saluran pencernaan (usus) sehingga inang harus menelan virus bersama pakan.
Bagian tubuh yang peka dan menjadi sasaran infeksi virion adalah lapisan epitel
saluran pencernaan, sel darah, trakea, hipodermis dan sel lemak. Serangan NPV
terhadap inang terdiri atas dua tahap. Tahap pertama NPV menyerang usus tengah
dan tahap kedua menyerang rongga tubuh (hemocoel) dan organ-organ yang ada
didalamnya. Polyhedral virus yang tertelan oleh inang akan masuk ke dalam usus
tengah dan virion akan dilepaskan ke cairan usus tengah. Pelepasan virion akan
dibantu oleh kondisi alkali cairan pencernaan dengan pH 9,5-11,5 (Granados &
William1986) . Virion yang terlepas dari PIB menuju ke membran peritropic dari
usus tengah kemudian masuk ke dalam sel usus. Proses ini diawali dengan
lepasnya selubung nukleokapsid (amplop) sehingga yang masuk hanyalah
nukleokapsid. Selanjutnya dalam sel-sel usus tepatnya di dalam inti sel,
nukleokapsid bereplikasi. Nukleokapsid keluar dari inti dan menuju membran
basal plasma kemudian keluar sel melalui proses yang disebut budding. Keluarnya
virion dari sel-sel terinfeksi juga terjadi karena sel-sel tersebut hancur akibat
serangan virus. Pada tahap selanjutnya, virion kemudian menyerang jaringan
didalam rongga tubuh larva, terutama sel lemak, sel-sel hemocit, matrik trakea,
yang akhirnya mengakibatkan kematian larva (Granados & William 1986). Larva
yang terinfeksi menunjukkan gejala yang khas. Satu sampai dua hari setelah
infeksi, larva memendek, warna mulai berubah dan aktivitas menjadi lamban.
Tetapi pada tingkat ini larva masih makan. Pada infeksi lanjut, bagian ventral
larva berwarna coklat kemerahan seperti terdapat akumulasi cairan kecoklatan.
Kulit menjadi mengkilat dan lembek, bila disentuh larva akan pecah dan
mengeluarkan cairan berwarna coklat kemerahan, baunya menyengat dan
mengandung jutaan polyhedral. Di lapang, larva yang akan mati menunjukkan
perilaku yang khas. Larva akan bergerak ke pucuk tanaman dan pada saat matinya
larva akan menggantung menyerupai huruf V terbalik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Media yang digunakan adalah media Tauge Agar (TA), media ini
sudah memiliki nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan bakteri (carbon,
nitrogen, dan garam-garam anorganik).
2. Bakteri pada akar semanggi pada umumnya berwarna krem, diameter
antara 0,1-1,0 cm, dengan tekstur (reguler, ireguler, sirkuler), dengan
tepi (rata, dentata, krenata, undulata, miseloid), dengan kenaikan
permukaan (konvek rendah dan konvek tinggi), dan pekat.
3. Dari pewarnaan sederhana diperoleh bentuk bakteri coccus dan
coccobacillus.
4. Dari pewarnaan gram diperoleh bakteri yang termasuk gram negatif.
5. Pada uji katalase diperoleh bakteri dengan katalase (+) dan katalase (-),
dilihat dari ada tidaknya gelembung O2 yang dihasilkan.
6. Pada uji motilitas dapat dilihat bahwa bakteri yang kami peroleh
bergerak.
7. Pada uji enumerasi pada pengenceran 10-4, 10-5, 10-6 diperoleh jumlah
koloni secara berturut-turut > 300, 51 dan 66 serta jumlah bakteri pada
pengenceran 10-5 adalah 51 x 105, dan pengenceran 10-6 adalah 66 x
106.
8. Pada uji resistensi dapat dilihat bahwa bakteri yang kami uji resisten
pada antibiotik (cefadroxil 500 mg).
http://www.dechacare.com/Cefadroxil-500-mg-P581.html
http://medicastore.com/artikel/302/Bahaya_Resistensi_Antibiotika.html