Professional Documents
Culture Documents
Standar Kompetensi :
1. Kemampuan menganalisis hakikat bangsa dan negara serta menentukan sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kompetensi Dasar :
1.1. Peserta didik mampu mengkaji makna manusia; bangsa dan negara
1.2. Peserta didik mampu mendeskripsikan unsur-unsur terbentuknya bangsa dan negara
dan pentingnya pengakuan suatu negara terhadap negara lain
1.3. Peserta didik mampu menguraikan fungsi dan tujuan negara
1.4. Peserta didik mampu menunjukkan sikap semangat kebangsaan (nasionalisme dan
patriotisme) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
A. PENDAHULUAN
Tahukah anda, siapakah diri kita yang disebut sebagai ”Manusia” ?. Manusia, secara
kodrati merupakan mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki identitas sebagai mahluk pribadi
sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa dihadapkan pada
kenyataan yang sangat kompleks, terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kenyataan ini menimbulkan perlunya wadah yang terwujud (terejawantah) dalam berbagai
bentuk asosiasi, misalnya asosiasi ekonomi, asosiasi pendidikan, asosiasi spiritual, asosiasi
negara, dan sebagainya. Dari sejumlah asosiasi yang ada, asosiasi negara merupakan
asosiasi terpenting karena didirikan untuk mengatur berbagai sistem kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, serta ketertiban dan keamanan bersama.
Bagaimanakah manusia sebagai rakyat dan warga negara di dalam sebuah negara ?
Dalam sebuah negara, sebagai rakyat harus tunduk dan patuh kepada kekuasaan negara.
Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu di dalam suatu negara, rakyat dapat
dibedakan menjadi penduduk dan bukan penduduk. Sedangkan berdasarkan hubungannya
dengan pemerintah negara, rakyat dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga
negara. Rakyat dalam jumlah besar yang merupakan kumpulan masyarakat yang
membentuk negara disebut bangsa.
Apa itu Bangsa ? Dalam arti sosiologis, bangsa termasuk ”kelompok paguyuban” yang
secara kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan di dalam satu
negara. Untuk mempertahankan identitas suatu bangsa dan kedaulatan suatu negara, setiap
warga negara harus memiliki sikap kebangsaan nasionalisme dan patriotisme dalam
kehidupan bermasyarakat, berbanga dan bernegara.
1. Makna Manusia
1
Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), atau mens (Latin) yang berarti
berfikir, berakal budi, atau homo yang berarti seorang yang dilahirkan dari tanah, humus
= tanah. Pengertian etimologis tentang ”manusia”, dapat memberikan petunjuk tentang
hakikat manusia. Di satu pihak manusia adalah makhluk bumi seperti manusia lainnya; di
lain pihak manusia melampaui cakrawala bumi dan mencita-citakan dunia yang luhur.
Hal prinsip yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa
manusia secara kodrati telah dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya di bumi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa dengan derajat paling tinggi dari antara ciptaan-ciptaan yang lain.
Fokus Kita :
Manusia atau insan (Arab), merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi
derajatnya, yang mempunyai akal untuk berfikir dan memiliki bahasa sebagai alat
komunikasi antar sesama (Kamus Umum Bahasa Indonesia).
MANUSIA
Keterangan :
Materialisme Antropologik, yaitu menjelaskan bahwa manusia pada hakikatnya
adalah materi; bahwa manusia adalah jasad yang tersusun dari bahan-bahan material
dari dunia an-organik.
Materialisme Biologik, yaitu menjelaskan bahwa manusia merupakan badan yang
hidup atau organisme yang mempersatukan segala pembawaan dan kegiatan
kehidupan badan di dalam dirinya. Struktur kehidupan manusia yang memiliki
kewaspadaan indrawi berlaku juga bagi hewan. Dalam kenyataan, manusia memang
merupakan bagian dari kehidupan organik yang dapat ditelusuri dari bentuk sub-
human (evolusi).
Materialisme Antropoligik, yaitu menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk yang
memiliki unsur spiritual-intelektual yang secara intrinsik tidak bergantung kepada
materi. Manusia tidak dapat dijelaskan dengan satu prinsip saja, sebab di dalam diri
manusia bergabung berbagai prinsip yang menyusun suatu pemahaman tentang
dirinya secara utuh dan lengkap.
Dalam mempelajari makna manusia, berikut akan dijelaskan tentang : a) Aspek Manusia,
b) Tipologi Manusia c) Manusia sebagai Mahluk Individu dan Sosial, serta c) Ras
Manusia.
2
a. Aspek Manusia
Manusia dalam wujud kehidupan sehari-hari, terdiri dari aspek badan dan jiwa
(jasmani dan rokhani) sebagai suatu kesatuan yang utuh. Namun dalam
perkembangan pemikiran tentang aspek manusia, secara filosofis sering
dipertanyakan manakah yang lebih penting antara badan dan jiwa ?. Berdasarkan
kajian teori, tentang aspek manusia telah melahirkan aliran materialisme, aliran
spiritualisme, dan aliran dualisme.
b. Tipologi Manusia
Tipologi adalah pengetahuan yang menggolongkan manusia atas dasar
kepribadian. Kepribadian manusia, tersusun atas dasar faktor-faktor sebagaimana
tercantum pada bagan di bawah ini.
VITALITAS
JASMANI & ROHANI
KARAKTER BAKAT
KEPRIBADIAN
TEMPERAMEN
Fokus Kita :
Kondisi keseluruhan manusia yang terdiri dari vitalitas jasmani dan rohani,
bakat, temperamen dan karekater, merupakan bentuk kepribadian seseorang
yang antara satu dengan lainnya memiliki ciri-ciri khas tertentu (unik).
4
Tipologi manusia yang didasarkan pada kondisi tubuh antara lain dikemukakan
oleh Johan Gasper Lavater dan Galenus (1741 – 1801). Bahwa tipe manusia dapat
dibedakan berdasarkan bentuk tubuh, yaitu pada orang gemuk biasanya mempunyai
sifat tenang dan sabar. Sedangkan bagi yang bertubuh kecil dan tinggi, mempunyai
sifat lincah dan kurang sabar.
5
sendiri, kurang obyejktif ,
rasional serta mudah tersinggung.
8. Sifat Gepassioneerd Selalu sibuk, rajin, jangkauan Soekarno, Napo-
(passio atau passie = jauh ke depan, hidup teratur, leon Bonaparte,
derita / hawa nafsu) penuh cita-cita besar, perasaan Michel Angelo
keterikatan sangat kuat, terikat dari Italia dan
kepada pengalaman lama, amat John F. Kennedy
religius, sosiabilitasnya tinggi,
percaya diri, gembira, peramah,
cinta kasih, akurat, jujur dan baik
hati.
d. Ras Manusia
Ras (bahasa Arab = asal) dalam pengertian etnologi, merupakan penggolongan
manusia yang jelas sekali memiliki kemiripan satu dengan lainnya, dan nyata berbeda
dengan jenis lainnya, tidak peduli bahasa atau adatnya. Ras juga dapat diartikan
sebagai segolongan orang (bangsa) berdasarkan ciri-ciri fisiknya atau rumpun
bangsanya. Ada tiga ras pokok yang ada di dunia : Eropid (Kaukasoid), Negrida
(Negroid) dan Mongoloid.
6
No Ras Pokok Ciri-ciri Contoh/Keterangan
1. Kaukasoid Rambut pirang, Bangsa Nordic (Eropa bagian
(Eropid) hidung mancung, utara : Swedia, Finlandia).
kulit putih, badan Bangsa Alpin (Perancis, Rumania
tinggi dan mata dan Jerman).
biru. Mediterania (Arab yang putih).
Irdic (Arab Saudi, Indian, Pakistan
dan Bangladesh).
Info Kewarganegaraan
2. Makna Bangsa
Dalam memahami pengertian sebuah bangsa, telah banyak upaya-upaya yang
dilakukan oleh para ahli dibidangnya. Apa itu bangsa ? sebagian ahli mendefinisikan
mirip dengan komunitas etnik, meskipun tidak sama. Bangsa adalah suatu komunitas
etnik yang memiliki ciri-ciri : memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama,
kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solideritas tertentu.
Dalam pengertian sosiologis, bangsa termasuk ”kelompok paguyuban” yang
secara kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan di dalam
suatu negara.
Fokus Kita :
Bangsa, merupakan kumpulan orang yang sama asal keturunannya, bahasa, dan adat
istiadatnya, sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Contoh: bangsa Indonesia,
bangsa Jepan, dan sebagainya. Dalam pengertian yang sama, bangsa dapat diartikan
”kaum, bani” (Kuraisy, Israel) atau ”kasta” (Ksatria, Brahmana, Sudra).
Kamus Umum Bahasa Indonesia/1994.
8
Jalobsen dan Lipman
Bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan politik (political
unity).
Bung Karno (disampaikan dalam pidatonya pada tanggal, 1 Juni 1945)
Yang disebut bangsa yaitu :
1) Ras, yaitu sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri jasmaniah sama yang
dibawa sejak lahir.
2) Volk, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai kesamaan dalam
kebudayaan.
3) Natie, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai persamaan kesadaran
bernegara dan kesadaran berpolitik tanpa membedakan ras atau volk, bahkan
tidak lagi membedakan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
Info Kewarganegaraan
DEFINISI BANGSA
Definsi-definsi bangsa, berkisar dari yang menekankan faktor-faktor
”obyektif” seperti bahasa, agama, adat istiadat, wilayah dan institusi, sampai
definisi yang sepenuhnya menekankan faktor-faktor ”subyektif”, seperti sikap,
persepsi, dan sentimen.
Definisi yang menekan pada faktor obyektif, disampaikan oleh Josep Stalin
yang mengatakan bahwa ”suatu bangsa terbentuk secara historis, merupakan
komunitas rakyat yang stabil yang terbentuk atas dasar kesamaan bahasa,
wilayah, kehidupan ekonomi, serta perasaan psikologis yang terwujud dalam
budaya bersama”.
Definisi yang menekankan pada faktor subyektif, disampaikan oleh Benedict
Anderson yang mengatakan bahwa ”bangsa adalah suatu komunitas politik
yang terbayang (imagined community) dalam wilayah yang jelas batasnya dan
berdaulat”. Sedangkan menurut Anthony D. Smith, bangsa adalah suatu
komunitas manusia yang memiliki nama, menguasai suatu tanah air, memiliki
mitos-mitos dan sejarah bersama, budaya publik bersama, perekonomian
tunggal dan hak serta kewajiban bersama bagi semua anggotanya.
9
1. Apa sajakah perbedaan pokok manusia bila dilihat berdasarkan pendekatan-
pendekatan sebagai berikut :
3. Pada setiap diri manusia secara kodrati telah diberikan akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan sehinga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan mempertahankan
hidupnya. Beri penjelasan singkat pada kolom di bawah ini !
4. Berikan tanggapan penjelasan, adakah di dunia ini ras manusia yang dikatakan
paling unggul atau
hebat ! ...................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................
1
5. Tuliskan persamaan dan perbedaan pengertian bangsa menurut Ernest Renan dan
Otto Bauer !
Persamaan Perbedaan
................................................................. ...................................................................
......... ........
................................................................. ...................................................................
......... ........
................................................................. ...................................................................
......... ........
................................................................. ...................................................................
......... .........
3. Makna Negara
a. Pengertian Negara
Secara etimologis, "negara" berasal dari bahasa asing Staat (Belanda,
Jerman), atau State (Inggris). Kata staat maupun state berakar dari bahasa Latin, yaitu
status atau statum yang berarti "menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri,
dan menempatkan". Kata status juga dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan yang
menunjukkan sifat atau keadaan tegak dan tetap. Sementara itu, Niccolo
Machiavelli memperkenalkan istilah La Stato dalam bukunya "II Principe" yang
mengartikan negara sebagai kekuasaan. Buku itu juga mengajarkan bagaimana
seharusnya seorang raja memerintah dengan sebaik-baiknya.
Kata "negara" yang lazim digunakan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta
nagari atau nagara, yang berarti wilayah, kota, atau penguasa. Pada masa Kerajaan
Majapahit abad XIV, seperti tertulis dalam buku Negara Kertagama karangan
Mpu Prapanca (1365), digambarkan tentang pemerintahan Majapahit yang
menghormati musyawarah, hubungan antardaerah, dan hubungan dengan negara-
negara tetangga.
Fokus Kita :
Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah yang permanen, dan
pemerintah yang berdaulat (baik ke dalam maupun ke luar). Dalam arti luas,
negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
3. Mr. Kranenburg Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya
1
kehendak dari suatu golongan atau bangsa.
4. Karl Marx Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/
kapitalis) untuk menindas atau mengeksploitasi kelas yang
lain (proletariat/ buruh).
INTEGRALISTIK :
Menurut pandangan tokoh teori ini, negara merupakan suatu
integritas antara pemerintah dengan rakyat. Negara mengatasi
seluruh golongan dalam masyarakat dan merupakan suatu 1
kesatuan yang organis. Tokoh teori adalah B. Spinoza, Adam
Muller, dan di Indonesia Soepomo.
Info Kewarganegaraan
POLIS ATAU NEGARA KOTA
Istilah negara, sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno yang disebut ”Polis” atau
”negara kota”. Menurut Aristoteles (384 – 322), dalam bukunya Politica, Polis berfungsi
sebagai tempat tinggal bersama warga negara dan pemerintah dan sebagai benteng untuk
menjaga keamanan dari serangan musuh. Plato, sebagai guru Aristoteles, melihat bahwa
negara ada karena adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam yang
mendorong mereka untuk bekerja sama guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Pada negara kota atau polis, sudah dikenal pemerintahan dengan sistem ”demokrasi
langsung”. Menurut perkiraan para ahli sejarah, sebagai sebuah bentuk organisasi politik dan
sosial yang baru, Polis Yunani terbentuk pada abad ke 8 SM dan mencapai puncaknya pada
abad ke 5 SM. Kehancuran Polis Yunani, diperkirakan pada abad ke 4 SM, ketika Alexander
Agung berkuasa dan memperakpandakan tatanan polis yang sudah ada. Sementara peradaban
Yunani Kuno sendiri dimulai kira-kira pada 1200 SM, yaitu dari periode ketika peradaban
Mycenaean hancur, sampai 323 SM (ketika Alexander Agung wafat).
Polis atau negara kota di Yunani kuno yang terkenal adalah Sparta (berbentuk oligarki
militer) dan Athena (berbentuk demokrasi) yang memungkinkan partisipasi rakyat dalam
berbagai persoalan politik. Konsep ”pemerintahan oleh rakyat” ini, terutama Athena,
memberi nuansa kebebasan dan harmoni. Perkembangan polis Yunani dapat dibagi dalam
dua tahap :
1. Periode Kuno, Polis ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
a. Otoritas publik lemah;
b. Keluarga besar dianggap paling kuat dalam masyarakat;
c. Masing-masing negara kota (polis) terdiri atas raja, sebuah dewan, dan sebuah majelis.
1
Semuanya merupakan warga negara pria dewasa;
d. Tiran tidak diakui atau ditolak.
2. Setelah Periode Kuno :
Terjadi perubahan pengaturan kekuasaan, hak dan kewajiban rakyat. Setiap kebijakan
diputuskan dalam diskusi terbuka. Agar berfungsi, masyarakat membutuhkan ”perasaan”
sebagai satu komunitas dan kemauan yang teguh para anggota untuk hidup menurut
aturan-aturan tradisional tertentu. Perubahan hanya mungkin dilakukan melalui proses
debat terbuka dan konsensus (kesepakatan). Tidak setiap orang adalah warga negara.
Syarat menjadi warga negara adalah : harus pria dewasa yang nenek moyangnya orang
Yunani dan berasal dari Polis tertentu. Anak-anak, para budak dan orang asing dianggap
bukan warga negara. Hanya warga negara yang memiliki hak-hak istimewa sebagai
berikut :
a. Hak untuk memilih;
b. Hak untuk memiliki properti;
c. Hak untuk mengadakan perjanjian perkawinan secara legal dengan sesama warga
negara;
d. Hak untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan (seperti berbicara, dan
turut serta dalam pemungutan suara).
Fokus Kita :
Sifat Hakekat negara berkaitan erat dengan dasar-dasar terbentuknya negara,
norma dasar (fundamental norm) yang menjadi tujuan, falsafah hidup yang ingin
diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosial-budaya yang telah
berkembang di dalam negara.
1) Sifat Memaksa
Negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuatan fisik secara
legal. Sarana untuk itu, adalah polisi, tentara, dan alat penjamin hukum
lainnya. Dengan sifat memaksa ini, diharapkan semua peraturan perundangan
yang berlaku ditaati supaya keamanan dan ketertiban negara tercapai. Bentuk
paksaan yang dapat dilihat dalam suatu negara adalah adanya UU Perpajakan
yang memaksa setiap warga negara untuk membayar pajak dan bila melanggar,
akan dikenakan sanksi hukum tertentu.
2) Sifat Monopoli
Negara mempunyai sifat monopoli, yaitu dalam menetapkan tujuan bersama
masyarakat. Misalnya, negara dapat mengatakan bahwa aliran kepercayaan atau
partai politik tertentu dilarang karena dianggap bertentangan dengan tujuan
masyarakat.
1
Semua peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah untuk semua orang
tanpa kecuali. Hal itu perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar
ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya
masyarakat yang dicita-citakan akan gagal.
Info Kewarganegaraan
HAKEKAT NEGARA
Sejak kata ”negara” diterima sebagai pengertian yang menunjukkan
organisasi bangsa yang bersifat teritorial (kewilayahan) dan mempunyai
kekuasaan tertinggi, yang perlu ada untuk menyelenggarakan kepentingan
bersama dan mencapai tujuan bersama, sejak itu pula kata ”negara” ditafsirkan
dalam berbagai arti berikut ini.
”Negara” dipakai dalam arti penguasa, yaitu orang-orang yang melakukan
kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu;
”Negara” dipakai dalam arti persekutuan rakyat, yaitu suatu bangsa yang
hidup dalam suatu daerah, di bawah kekuasaan yang tertinggi menurut kaidah-
kaidah hukum yang sama.
Dari dua penafsiran tentang pengertian di atas, kita dapat membedakan pula
pengertian negara dalam arti formal dan material sebagai berikut :
Dalam arti formal, negara diartikan sebagai organisasi kekuasaan dengan
suatu pemerintahn pusat. Negara dalam pengertian ini diartikan sebagai
pemerintah (staat-overheid). Karakteristik dari negara formal adalah
kewenangan pemerintah untuk menjalankan paksaan fisik secara ilegal.
(Umumnya dilaksanakan pada negara-negara Komunis).
Dalam arti material, negara diartikan sebagai masyarakat (staat-
gemenschaap) atau negara sebagai persekutuan hidup. (Umumnya
dilaksanakan pada negara-negara demokrasi).
c. Terjadinya Negara
Pada umumnya ada 3 (tiga) pendekatan dalam mempelajari terjadinya negara,
yaitu : melalui pendekatan teoritis, proses pertumbuhan primer dan sekunder,
serta secara faktual.
1
1) Pendekatan Teoritis
Terjadinya negara secara teoritis, adalah pendekatan yang didasarkan pada
pendapat-pendapat para ahli yang masuk akal dari berbagai hasil penelitian.
Secara ringkas pendekatan teoritis dapat dilihat pada matrik di bawah ini.
1
diadakan dengan penguasa (pactum
subjectiones). Negara yang dikehendaki
”monarki konstitusional”.
5. Thomas Hobbes, menghendaki
”monarki absolut”.
6. J.J. Rousseau, (disebut Bapak
Kedaulatan Rakyat) menghendaki
bahwa raja hanyalah mandataris rakyat
dan karena itu dapat diganti.
Toeri 1. Horald J. Negara terbentuk atas dasar kekuasaan,
Kekuasaan Laski dan kekuasaan adalah ciptaan mereka
2. Leon Duguit yang paling kuat dan berkuasa.
3. Karl Marx
4. Oppenheimer L. Duguit, seseorang karena
5. Kallikles kelebihanya atau keistimewaannya baik
karena fisik, kecerdasan, ekonomi
maupun agama dapat memaksakan
kehendaknya kepada orang lain.
Karl Marx, negara dibentuk untuk
mengabdi dan melindungi kepentingan
kelas yang berkuasa, yaitu kaum
kapitalis.
Teori 1. Vonthering a. Kedaulatan Negara :
Kedaulatan 2. Paul Laband Kekuasaan tertinggi ada pada negara,
3. G. Jellinek bukan pada kelompok orang yang
menguasai kehidupan negara, dan
negaralah yang menciptakan hukum
untuk mengatur kepentingan rakyat.
1. Krabbe b. Kedaulatan Hukum :
Hukum memegang peranan dalam
negara, hukum lebih tinggi dari negara
yang berdaulat.
Teori 1. Plato A. Hukum alam bukan buatan negara,
Hukum 2. Aristoteles melainkan kekuasaan alam yang
Alam 3. Agustinus berlaku setiap waktu dan tempat, serta
4. Thomas bersifat universal dan tidak berubah.
Aquinas B. Aristoteles, manusia adalah zoon
politicon. Dari hakikat manusia seperti
ini, terben-tuklah berturut-turut
“Keluarga Masyarakat
Negara”.
C. Agustinus, negara terjadi karena
adanya keharusan untuk menebus dosa
orang-orang yang ada di dalamnya.
Negara yang baik mewujudkan cita-cita
agama agama, yakni keadilan.
D. Plato, terjadinya negara secara evolusi.
1
E. Thomas Aquinas, negara merupakan
lembaga alamiah yang diperlukan
manusia untuk menyelenggarakan
kepentingan umum.
Suku/Persekutu
an Masyarakat
(genootschaft)
Keterangan :
1. Fase Genootschaft
Kehidupan manusia diawali dari sebuh keluarga, kemudian berkembang luas
menjadi kelompok-kelompok masyarakat hukum tertentu (suku). Sebagai
pimpinan, kepala suku bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
kehidupan bersama. Kepala suku merupakan primus interpares (orang
pertama di antara yang sederajat) dan memimpin suatu suku, yang kemudian
berkembang luas baik karena faktor alami maupun karena penaklukan-
penaklukan.
c. Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual adalah pendekatan yang didasarkan pada kenyataan-
kenyataan yang benar-benar terjadi, yang diungkap dalam sejarah (kenyataan
historis). Pendekatan faktual antara lain mencakup:
Occopatie (Pendudukan)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai
kemudian diduduki dan dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu.
Contoh: Liberia yang didiami oleh budak-budak negro kemudian menjadi
negara merdeka pada tahun 1847.
Fusi (Peleburan)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah
mengadakan perjanjian untuk saling melebur menjadi negara baru
Contoh : Terbentuknya Federasi Kerajaan Jerman pada tahun 1871.
Cessie (Penyerahan)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan
perjanjian tertentu.
Accesie (Penarikan)
Pada mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau
timbul dari dasar laut (delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh
sekelompok orang sehingga akhirnya membentuk negara.
Contoh: Negara Mesir yang terbentuk dari delta sungai Nil.
Anexatie (Pencaplokan/Penguasaan)
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai (dicaplok) oleh bangsa
lain tanpa reaksi berarti.
Contoh: ketika dibentuk pada tahun 1948, negara Israel banyak mencaplok
daerah Palestina, Suriah, Yordania, dan Mesir
Proclamation (Proklamasi)
1
Hal ini terjadi karena pendudukan pribumi dari suatu wilayah yang diduduki
oleh bangsa lain mengadakan perjuangan (perlawanan) sehingga berhasil
merebut kembali wilayahnya dan menyatakan kemerdekaan.
Contoh: Negara Republik Indonesia yang merdeka pada tanggal 17 Agustus
1945 dari penjajahan Jepang dan Belanda.
Separatisme (Pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula
menguasainya, kemudian menyatakan kemerdekaan.
Contoh: Pada tahun 1939 Belgia memisahkan diri dari Belanda dan
menyatakan kemerdekaan.
2
dan adu domba (devide et impera), namun tidak mampu memisahkan niat,
tekad, jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalam membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
Info Kewarganegaraan
TERBENTUKNYA BANGSA AMERIKA
Bangsa Amerika, telah tumbuh dari sejumlah koloni yang bertebaran disana-sini
pada abad ke-17 menjadi sebuah negara yang mencakup seluruh benua dengan jumlah
penduduk lebih dari 235 juta jiwa. Negara ini telah menggelar wilayahnya jauh ke
lingkaran Arktik sampai ke Alaska serta ke Samudra Pasifik sampai ke Hawaii.
Amerika telah menjadi negara pertanian, industri, dan sekaligus berteknologi tinggi.
Sesungguhnya, karena tekad dan semangat serta nasionalisme rakyatlah yang telah
menjelmakan Amerika Serikat menjadi sebuah negara besar, dan bukan karena
teknologi komputer dan robotnya.
Sejak semula, bangsa Amerika telah mengalami banyak ujian sebagai berikut :
1. Para pemukim pertama, berupaya memapankan diri mereka di lahan kosong yang
subur , tetapi acapkali kejam.
2. Para perintis, menaklukkan daerah barat yakni dengan perjuangan yang terus
menerus melawan bencana alam (kekeringan, banjir, topan dan gempa bumi)
3. Mereka telah berhasil mengatasi kesengsaraan akibat perang saudara, yakni
pertumpahan darah antara sesama saudara sebangsa.
Rakyat Amerika telah menyaksikan perubahan negara itu dari sebuah negeri yang
berdiri sendiri dan terpencil menjadi sebuah negara adikuasa pada abad ke-20 yang
terlibat dalam dua perang dunia dan 4 perang besar di Asia (Korea dan Vietnam) serta
di Irak dan Afganistan.
Bangsa Amerika memiliki rakyat yang Bhineka Tunggal Ika . Hampir tidak ada
kelompok ras yang tidak diwakili dalam jumlah yang besar di Amerika. Tidak mungkin
kita memahami Amerika Serikat tanpa mempertimbangkan kebhinekaan
penduduknya, yang justru memberikan sumbangan berupa tradisi dan kekuatan,
meskipun ketegangan antara kelompok, acapkali menimbulkan problema tersendiri.
2
2. Unsur-Unsur Terbentuknya Negara
Suatu negara dapat terbentuk, apabila memenuhi unsur-unsur minimal konstitutif.
Unsur konstitutif, merupakan syarat mutlak yang harus ada untuk mendirikan negara,
yakni berupa : adanya rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat. Adapun unsur lain
yang tidak mutlak (formalitas untuk memperlancar dalam tata pergaulatan internasional)
yang dapat dipenuhi setelah negara tersebut berdiri, adalah pengakuan dari negara lain
(unsur deklaratif). Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagan berikut :
KONSTITUTIF MUTLAK
UNSUR-UNSUR
TERBENTUKNYA
TIDAK
NEGARA DEKLARATIF
MUTLAK
DE FACTO DE JURE
Fokus Kita :
Berdasarkan unsur konstitutif, negara dipandang sebagai satu kesatuan politis
yang konkret, negara in concreto, sebagaimana terjelmanya negara dalam sejarah
sebagai bentuk pengelompokkan sosial, sebagai asosiasi manusia. Jadi, bukan
negara sebagai ide yang terlepas dari kenyataan sosialnya. Negara dipandang
sebagai gabungan antara penduduk, wilayah dan pemerintah.
2
a. Rakyat
Rakyat merupakan unsur terpenting negara, karena rakyatlah yang pertama kali
berkehendak membentuk negara. Secara politis, rakyat adalah semua orang yang
berada dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni negara yang tunduk
pada kekuasaan negara itu. Pembagian rakyat di dalam negara, dapat dilihat bagan
berikut ini.
Fokus Kita :
Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa
persamaan, dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Secara
hukum, rakyat merupakan warga negara dalam suatu negara yang memiliki ikatan
hukum dengan pemerintah.
WARGA
NEGARA
PENDUDUK
RAKYAT BUKAN WARGA
NEGARA
BUKAN
PENDUDUK
2
Bukan Warga Negara (orang asing), adalah mereka yang berada pada suatu
negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan,
namun tunduk pada pemerintah di mana mereka berada. Contoh : Duta Besar,
Konsuler, Kontraktor Asing, dan sebagainya).
Warga negara dan bukan warga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda.
Contoh : warga negara dapat memiliki tanah atau mengikuti pemilu, suatu hak yang
tidak dimiliki oleh orang yang bukan warga negara.
b. Wilayah
Wilayah merupakan unsur mutlak suatu negara sebagai tempat berhuninya rakyat
(warga negara) dan tempat berlangsungnya pemerintahan yang berdaulat. Jika warga
negara merupakan dasar personel suatu negara, maka “wilayah” merupakan landasan
material atau landasan fisik negara. Suatu bangsa yang berpindah-pindah (nomaden)
tidak akan mempunyai negara, walaupun mereka memiliki warga dan penguasa
sendiri.
Fokus Kita :
Luas wilayah suatu negara, ditentukan oleh perbatasanya. Di dalam batas-batas
itu, negara menjalankan yurisdiksi teritorial (kewenangan hukum kewilayahan)
atas orang dan benda yang berada dalam wilayah itu, kecuali beberapa golongan
orang dan benda yang dibebaskan dari yurisdiksi itu. Contoh : tempat tinggal
perwakilan diplomatik.
Wilayah suatu negara, secara umum dapat dibedakan atas : wilayah daratan,
wilayah lautan, wilayah udara dan wilayah ekstrateritorial.
Wilayah Daratan
Wilayah daratan, merupakan wilayah di permukaan bumi dengan batas-batas
tertentu dan di dalam tanah di bawah permukaan bumi. Wilayah daratan tidak
sepenuhnya dapat dimiliki sendiri oleh suatu negara, karena ada kalanya harus
berbagi dengan negara lain meskipun ada di dalam satu benua atau satu pulau.
Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di darat, dapat berwujud
sebabagai berikut :
1) Batas Alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang terjadi
secara alami dalam bentuk : sungai, danau, pegunungan, lembah, dan hutan.
2) Batas Buatan, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang sengaja
dibuat oleh manusia dalam bentuk : pagar tembok, kawat berduri, tiang
tembok, pos penjagaan dan patok.
3) Batas secara Geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan negara lain
yang dapat ditentukan melalui batas-batas secara geofisika, yang dapat
dihitung dengan adanya garis lintang dan bujur dalam bola dunia. Misalnya
letak negara Indonesia secara geografis berada pada lintang 60 LU, 110 LS, 950
BB – 1410 BT.
2
Batas-batas suatu wilayah daratan, baik yang mencakup dua negara atau lebih
pada umumnya ditentukan melalui suatu perjanjian atau traktat seperti contoh
berikut ini.
Traktat antara Belanda dan Inggris pada tanggal, 20 Juli 1891 dalam
menentukan batas wilayah Hindia Belanda di Pulau Kalimantan.
Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai garis batas
dengan Papua Nugini yang ditandatangani pada tanggal, 12 Februari 1973.
------ ada gambar perbatasan negara Indonesia dengan negara lain ------
Penugasan Praktik 4
Kewarganegaraan
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin
dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
Rumuskan kembali bagaimana suatu bangsa secara sosiologis
maupun politis dapat terbentuk !
Berikan penjelasan hubungan antara adanya manusia dengan
terbentuknya bangsa di dalam suatu negara tertentu !
Berikan penjelasan kembali mengapa unsur konstitutif, merupakan
unsur mutlak dalam berdirinya suatu negara !
Berikan sekurang-kurangnya
Berikan sekurang-kurangnya
2 (dua) contoh
2 persamaan
(dua) contoh
dan berbedaan
persamaanantara
dan
warga
berbedaan
negara dengan
antara warga
bukan warga
negaranegara
denganberdasarkan
bukan wargahaknegara
dan kewajibannya
berdasarkan
! hak dan kewajibannya !
Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah batas suatu negara
dengan negara lain !
Wilayah Lautan
Wilayah lautan merupakan perairan berupa samudra, laut, selat, danau dan
sungai dalam batas wilayah negara. Tidak semua negara memiliki lautan, oleh
sebab itu khusus bagi Negara Republik Indonesia dengan luas wilayah 2/3 terdiri
dari lautan hal ini merupakan karunia Tuhan yang patut disyukuri. Negara yang
tidak memiliki lautan disebut land locked. Sedangkan negara yang memiliki
wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya disebut archipelago state.
Pembahasan mengenai batas-batas wilayah lautan, awalnya ada dua konsepsi
(pandangan) pokok mengenai wilayah lautan, yaitu res nullius dan res communis.
1) Res Nullius, yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut itu dapat diambil
dan dimiliki oleh setiap negara. Konsepsi ini dikembangkan oleh John
Sheldon (1584 – 1654) dari Inggris dalam bukunya Mare Clausum atau The
Right and Dominion of The Sea.
2
2) Res Communis, yaitu konsepsi yang beranggapan bahwa laut itu adalah milik
masyarakat dunia sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh masing-
masing negara. Konsep ini dikembangkan oleh Hugo de Groot (Grotius) dari
Belanda (1608) dalam bukunya Mare Liberum (laut bebas). Karena konsepsi
inilah Grotius kemudian dianggap sebagai Bapak Hukum Laut
Internasional.
Dewasa ini, yang dijadikan dasar hukum masalah wilayah kelautan suatu
negara adalah berpedoman pada Hasil Konferensi Hukum Laut Internasional
III tahun 1982 di Montigo By (Jamaika) yang diselenggarakan oleh PBB yaitu
UNCLOS (United Nations conference on The Law of The Sea). Konferensi
tersebut ditandatangani pada tanggal 10 Desember 1982 oleh 119 negara peserta
(117 negara dan 2 organisasi kebangsaan di dunia).
2. Zona Bersebe- Wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari laut teritorial.
lahan (ZB) Jadi, jika suatu negara telah memiliki wilayah teritorial
sejauh 12 mil, maka wilayahnya menjadi 24 mil laut
diukur dari pantai. Di dalam wilayah ini, suatu negara
pantai dapat mengambil tindakan dan menghukum
pihak-pihak yang melanggar undang-undang bea cukai,
fiskal, imigrasi dan ketertiban negara.
3. Zona Ekonomi Wilayah laut suatu negara pantai yang batasnya 200 mil
Eksklusif ke laut bebas. Negara pantai dapat mengambil kekayaan
(ZEE) alam lautan dan melakukan kegiatan ekonomi tertentu.
Negara lain bebas berlayar atau terbang di atas
wilayahnya itu, serta bebas pula memasang kabel dan
pipa di bawah lautan ini. Negara pantai pantai yang
bersangkutan dapat menangkap nelayan asing yang
kedapatan menangkap ikan dalam ZEE-nya.
5. Landas Benua Wilayah lautan suatu negara yang lebarnya lebih dari
(LB) 200 mil laut. Dalam wilayah ini, suatu negara boleh
mengadakan eksplorasi dan eksploitasi dengan
kewajiban membagi keuntungan dengan masyarakat
2
Internasional
(Z (LB
(LT)
B) (ZE ≥ )200
12 12 E)
200 Mil
Mil Mil Mil
LAU
DARATAN T
NEGARA
(B)
200
(LANDAS
M
KONTINEN)
Info Kewarganegaraan
PRAKTIK KENEGARAAN BATAS LAUT
2
Praktik-praktik kenegaraan masa lalu memperlihatkan adanya
kecenderungan pemilikan wilayah laut oleh negara-negara tertentu, walaupun
pemilikan tersebut harus memperhatikan kepentingan masyarakat dunia dalam
bentuk kebebasan pelayaran. Pada tahun-tahun berikutnya, semua negara
sepakat bahwa mereka dapat memiliki laut sepanjang pantainya, tetapi laut lepas
harus bebas bagi semua orang. Perkembangan lebih lanjut, tuntutan terhadap
lebar laut negara-negara pantai tidak sama karena tiap negara mempunhyai
tujuan atau kepentingan yang berbeda.
Menurut konsepsi umum yang sekarang berlaku, demi menjamin
keselamatan negara setiap negara berhak mengklaim bagian laut tertentu yang
berbatasan dengan daratan sebagai bagian wilayahnya (laut teritorial). Dalam
laut teritorial semua ketentuan negara yang bersangkutan dapat diberlakukan.
Pada awal penentuan lebar wilayah laut teritorial terjadi silang pendapat.
Australia dan Kanada, menetapkan lebar laut 3 mil (1 mil = 1852 m),
sedangkan Elsavador menetapkan 200 mil. Negara Indonesia berdasarkan
Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie 1939, menentukan lebar
wilayah lautnya hanya 3 mil, diukur dari garis terendah pantai tiap pulau di
Indonesia.
Dalam perjuangan untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
pada tanggal 13 Desember 1957 menetapkan ”Deklarasi Juanda” berdasarkan
konsepsi negara kepulauan (archipelago state concept) yang dipertegas dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) No. 4 Tahun 1960.
Dengan demikian, dinyatakan bahwa wilayah lebar laut = 12 mil diukur dari
garis pangkal lurus (straight base line) dan semua pulau yang ada di dalamnya
dianggap sebagai satu kesatuan yang utuh. Hal ini kemudian diikuti dengan
peraturan pelaksana mengenai ”lalu lintas damai kendaraan laut asing” dalam
bentuk Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 tahun 1962.
Sebagian besar negara memiliki wilayah laut. Negara-negara yang tidak
memiliki wilayah laut (land locked), antara lain : Afghanistan, Myanmar
(Burma), Swiss, Mongolia, dan Uganda.
Wilayah Udara
Wilayah udara adalah udara yang berada di wilayah permukaan bumi di atas
wiliyah darat dan laut. Pasal 1 Konvensi Paris 1919 meenyatakan bahwa negara-
negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan eksplotasi di
wilayah udaranya, misalnya untuk kepentingan radio, satelit, dan penerbangan.
Kemudian Konvensi Chiacago 1944 (Pasal 1) menyatakan ”Bahwa setiap
negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan ekslusif di ruang udara di atas
wilayahnya”.
Berdasarkan undang-undang Negara Indonesia No. 20 Tahun 1982, batas
wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit geo-stationer adalah setinggi
35.671 km. Berikut ini pandangan beberapa ahli mengenai batas wilayah udara.
1) Lee
Menurut Lee, lapisan atmosfir dalam jarak tembak meriam yang dipasang di
darat, dianggap sama dengan udara teritorial negara. Di luar jarak tembak itu
2
adalah udara bebas, dalam arti dapat di lalui oleh semua pesawat udara negara
mana pun.
2) Von Holzen Dorf
Menurut Dorf, ketinggian ruang udara adalah 1.000 meter dari titik
permukaan bumi yang tertinggi.
3) Henrich’s
Menurutnya, negara dapat berdaulat di ruang armosfir selama masih terdapat
gas atau partikel-partikel udara atau pada ketinggian 196 mil. Di luar atmosfir,
negara tidak lagi mempunyai kedaulatan.
Ada dua teori tentang konsepsi wilayah udara yang dikenal saat ini, yaitu
sebagai berikut :
1) Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory)
a) Kebebasan ruang udara tanpa batas. Menurut teori ini, ruang udara itu
bebas dan dapat digunakan oleh siapa pun. Tidak ada negara yang
mempunyai hak dan kedaulatan di ruang udara.
b) Kebebasan udara terbatas. teori ini bersumber dari hasil sidang Institut
de Droit International pada sidang di Gent (1906), Verona (1910), dan
Madrid (1911). Menurut teori ini:
Setiap negara berhak mengambil tindakan tertentu untuk memlihara
keamanan dan keselamatannya.
Negara kolong (negara bawah, subjacent state) hanya mempunyai hak
atas wilayah/zona teritorial.
Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar
wilayah negara itu. Menurut hukum internasional, yang mengacu pada hasil
Reglemen dalam Kongres Wina (1815) dan kongres Kongres Aachen (1818),
“perwakilan diplomatik suatu negara di negara lain merupakan daerah
ekstrateritorial”.
Daerah ekstrateritorial mencakup :
1) Daerah perwakilan diplomatik di suatu negara
2
Yaitu, tempat perwakilan suatu negara lain. Di tempat tersebut berlaku
larangan bagi alat negara yang dituju (polisi dan penjabat kehakiman) untuk
masuk tanpa izin. Daerah ini juga bebas dari pengawasan dan sensor terhadap
setiap kegiatan yang dilaksanakan di wilayah perwakilan tersebut.
2) Kapal yang berlayar di bawah bendera suatu negara
Hal ini berlaku baik di laut lepas maupun di laut teritorial negara lain. Sebuah
ka-pal dengan bendera tertentu diibaratkan sebagai pulau terapung (Floating
land).
Fokus Kita :
Di dalam suatu wilauah ekstrateritorial, seorang duat besar memiliki hak
ekstrateritorial (selain hak kekebalan diplomatik) yaitu hak kedaulatan atas
bangunan, gedung dan halaman keduataan sampai batas pagar. Tidak
seorangpun boleh memasuki halaman keduataan tanpa izin dari negara atau
3
Fokus Kita :
Kedaulatan adalah, kekuasaan tertinggi dalam suatu negara yang berlaku
terhadap seluruh wilayah dan segenap rakyat negara itu. Dalam pengertian
lain, kedaulatan dapat diartikan sebagai kekuasaan tertinggi negara (dulu :
raja atau ratu) atas pemerintahan negara itu (Kamus Umum Bahasa
Indonenesia). Jadi, pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang
memiliki kekuasaan tertinggi dalam mengatur rakyat dan negaranya baik
secara internal maupun eksternal.
Info Kewarganegaraan
TINJAUAN TENTANG KEDAULATAN
Dalam tinjauan Hukum Tata Negara, kedaulatan diartikan sebagai
kekuasaan pemerintah negara yang tertinggi dan mutlak. Kedaulatan dapat
terbagi atas :
a. Kedaulatan teritorial, yaitu kedaulatan mengenai daerah kekuasaan yang
mencakup wilayah : darat, perairan (laut, danau, sungai) dan udara.
b. Kedaulatan personil, yaitu menyangkut para kaula negara, warga negara dan
penduduk atau rakyat.
Dalam tinjauan Hukum Internasional, kedaulatan diartikan sebagai
kemerdekaan suatu negara terhadap negara-negara lain. Sejajar dengan
kemajuan umat manusia, pengertian kedaulatan kemudian juga mengalami
perkembangan. Dengan terbentuknya PBB sesudah Perang Dunia II, tumbuh
pula kesadaran umat manusia, sesama bangsa dan antar negara. Umat manusia
3
mulai menyadari bahwa kemerdekaan negara dan kemerdekaan seseorang
sebagai inti pengertian tentang kedaulatan juga dibagasi oleh kemerdekaan
orang lain.
3
kekuasaannya secara
mutlak kepada raja
(Thomas Hobbes).
3
atas hukum (H. Krabbe).
Selain sebagai penjaga
malam, negara berfungsi
dan berkewajiban mewu-
judkan kesejahteraan
rakyat (welfare state-
Kranenburg).
5. Kedaulatan Rakyat Rakyat merupakan Diterapkan di
a. Solon kesatuan yang dibentuk hampir semua
b. John Locke oleh individu-individu negara, namun
c. Montesquieu melalui perjanjian pelaksanaanny
d. J.J. Rousseau masyarakat (social a sangat
Berkembang mulai contract) tergan-tung
abad XVII-XIX pada re-zim
hingga sekarang.
Rakyat sebagai pemegang
yang ber-
kekuasaan tertinggi mem-
kuasa,
Banyak dipengaruhi berikan sebagian haknya
ideologi, &
oleh teori kedaulatan kepada penguasa untuk
kebudayaan
Hukum yang menem- kepentingan bersama.
masing-masing
patkan rakyat tidak
hanya sebagai obyek, Penguasa dipilih dan negara.
tetapi juga subyek ditentukan atas dasar
dalam negara kehendak rakyat/ umum
(demokrasi). (volonte generale) melalui
perwakilan yang duduk di
dalam pemerintahan.
Pemerintah yang berkuasa
harus mengembalikan
hak-hak sipil kepada
warganya (civil rights).
2. Berikan penjelasan tentang sifat hakikat negara “Mencakup Semua” atau all
embracing !
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
......................................
Berikan 2 (dua) contoh yang ada di sekitar wilayah
anda : .................................................
...................................................................................................................................
...................
3
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................
Persamaan Perbedaan
.............................................................. ................................................................
......... .........
.............................................................. ................................................................
......... .........
.............................................................. ................................................................
......... .........
.............................................................. ................................................................
......... .........
Fokus Kita :
Pengakuan (recognition) dari negara lain, adalah perbuatan bebas oleh satu
negara atau lebih negara untuk mengakui keberadaan suatu wilayah yang dihuni
suatu masyarakat manusia yang secara politis terorganisasi, tidak terikat pada
negara yang lebih dulu ada serta mampu melaksanakan kewajaibanpkewajiban
menurut hukum internasional, dan dengan tindakan ini mereka (negara-negara
yang memberi pengakuan) menyatakan kehendak untuk memandang wilayah itu
sebagai salah satu anggota masyarakat internasional.
UNSU
Pengakuan dari negara lain, dapat bersifat de facto, bisa
R juga bersifat de jure.
Pengakuan de facto bisa bersifat tetap, bisa juga bersifat
DEKL sementara; sedangkan
pengakuan de jure bersifat tetap, bisa juga bersifat penuh.
ARAT Untuk lebih jelasnya,
perhatikan bagan berikut : PENG
IF
AKUA
DE DE
FAC N JUR
BERSI
TO DARI E
BERSI
FAT NEGA
FAT
SEME RA
TETA
NTAR LAIN 3
BERSI P
BERSI
A
FAT FAT
TETA PENU
Keterangan :
1) Pengakuan secara De Facto
Pengakuan secara de facto diberikan kalau suatu negara baru sudah
memenuhi unsur konstitutif dan juga telah menunjukkan diri sebagai pemerintah
yang stabil. Pengakuan secara de facto adalah pengakauan tentang kenyataan
(fakta) adanya suatu negara. Pengakuan ini bisa berlanjut pada terjalinnya
hubungan dengan negara yang memberi pengakuan tersebut. Pengakuan secara de
facto dapat dibedakan menjadi :
a) Pengakauan de facto bersifat sementara
Artinya, pengakuan yang diberikan oleh suatu negara tanpa melihat bertahan
tidaknya negara tersebut di masa depan. Kalau ternyata negara baru tersebut
kemudian jatuh atau hancur, negara itu akan menarik kembali pengakuannya.
b) Pengakuan de facto bersifat tetap
Artinya, pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara hanya bisa
menimbulkan hubungan di bidang ekonomi dan perdagangan (konsul).
Sedangkan hubungan untuk tingkat duta belum dapat dilaksanakan.
Info Kewarganegaraan
PERIHAL PENGAKUAN DARI NEGARA LAIN
Menurut Oppenheim, pengakuan dari suatu negara tgerhadap negara lain
semata-mata merupakan syarat konstitutif untuk dapat menjadi An International
3
Person. Dengan demikian pengakuan secara de facto dapat sitingkatkan menjadi
pengakuan secara de jure atau judicalfact.
Dalam kenyataan, setiap negara mempunyai pandangan yang berbeda
mengenai pengakuan de facto dan de jure. Misalnya, negara Indonesia tetap
memandang pengakuan dari negara lain hanya sebagai unsur deklaratif. Karena
itu, meskipun belum ada negara yang mengakui negara Republik Indonesia pada
awal mula terbentuknya, negara Indonesia tetap berdiri sebagai negara dengan
harkat dan martabat yang sama dengan negara lain.
Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan baru diakui
oleh negara lain beberapa tahun kemudian (misalnya, negara Mesir : Juni 1947,
Lebanon : Juni 1947, Suriah dan Irak : Juli 1947, Afghanistan : September
1947, Arab Saudi : November 1947, Uni Soviet : Mei 1948, dan Belanda :
Desember 1948). Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru
mengakuinya pada tanggal 28 September 1950, sebagai anggota yang ke 60.
1. Tuliskan pendapat atau pandangan anda dari judul wacana “TNI Amankan
Perbatasan RI –
Australia” ! ................................................................................................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
2. Tuliskan nama-nama daerah darat/laut yang menjadi perbatasan antara
Indonesia dengan Papua Nugini dan Indonesia dengan
Australia ! ................................................
3
................................................................................................................................
..................
................................................................................................................................
..................
Info Kewarganegaraan
TERBENTUKNYA NEGARA INDONESIA
Istilah “Indonesia” untuk pertama kalinya ditemukan oleh seorang etnologi
Inggris bernama James Richardson Logan tahun 1850. Kemudian juga oleh G.W.
Earl yang menyebutnya “Indonesians” dan “Melayu-nesians” bagi penduduk
kepulauan Melayu. Kata Indonesia terdiri dari kata “Indus” (Latin = Hindia) dan
“Nesos” (Yunani = pulau) atau “nesioi” – jamak, berarti “pulau-pulau”). Dengan
3
demikian, kata Indonesia berarti pulau-pulau Hindia. Pada tahun 1862 istilah
Indonesia digunakan oleh orang Inggris yang bernama Maxwell dalam karangannya
yang berjudul, “The Island of Indonesia” (“Kepulauan Indonesia”). Maxwell
memakai istilah Indonesia dalam rangka ilmu bumi. Akhirnya pada tahun 1884
seseorang etnolog Jerman yang bernama Adolf Bastian memakai juga istilah
Indonesia itu. Ia memakainya dalam rangka etnologi.
Disamping bernama Indonesia, kepulauan kita terkenal pula dengan nama
Nusantara. Kata Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno, “nusa” berarti “pulau” dan
“antara” yang berarti “hubungan”. Jadi Nusantara berarti, “rangkaian pulau-pulau”.
Dalam perkembangan selanjutnya kedua nama itu digunakan untuk memberi
nama kepulauan kita. Secara politis, nama Indonesia lebih banyak digunakan. Istilah
Indonesia untuk pertama kalinya digunakan oleh Perhimpunan Indonesia.
Perhinpunan Indonesia adalah suatu organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar
Indonesia di negeri Belanda (1980). Organisasi itu pada mulanya bernama Indishe
Vereeniging. Kemudian nama itu diganti menjadi Indonesiche Vereeniging (1922).
Akhirnya organisasi itu bernama Perhimpunan Indonesia (1922). Mereka menemukan
istilah Indonesia itu dari kuliah-kuliah hukum adat yang diberikan oleh Prof.
Cornelis van Vollenhoven.
Kongres Pemuda II di Jakarta tahun 1928 menggunakan istilah Indonesia dalam
rangka persatuan bangsa. Hal ini dapat kita lihat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928. Istilah Indonesia secara resmi digunakan sebagai nama negara pada tanggal 17
Agustus 1945, dengan diumumkannya proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Rangkaian kepulauan Indonesia terletak pada garis Bujur Timur 95 – 140 derajat
dan 6 derajat Lintang Utara – 11 derajat Lintang Selatan. Kepulauan Indonesia
menempati kedudukan strategis. Sebab, kepulauan Indonesia terletak diantara dua
benua (Australia – Asia ) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik).
4
Menegakkan keadilan, yang dilaksnakan melalui badan-badan peradilan.
Fokus Kita :
Fungsi Negara pada umumnya, adalah meliputi fungsi : melaksanakan
penertiban; fungsi mengusahakan kesejahteraan; fungsi pertahanan; dan fungsi
menegakkan keadilan.
Van Vollen Hoven, menyatakan bahwa fungsi negara mencakup empat tugas
pokok:
1) Regeling, yaitu membuat peraturan.
2) Bestuur, yaitu menyelenggarakan pemerintahan.
3) Rechtspraak, yaitu fungsi mengadili.
4) Politie, yaitu fungsi menjamin ketertiban dan keamanan.
G.A. Jacobsen dan M.H. Lipman, berpendapat bahwa ada 3 fungsi negara :
4
3) Fungsi Esensial, yaitu fungsi yang diperlukan demi kelanjutan negara. Fungsi
ini meliputi :
a) memelihara angkatan perang untuk mempertahankan serangan dari luar
atau untuk menindas pergolakan dalam negeri;
b) memelihara angkatan kepolisian untuk memberantas kejahatan;
c) memelihara pengadilan untuk mengadili pelanggaran hukum;
d) mengadakan hubungan dengan luar negeri, dan
e) mengadakan pemungutan pajak.
4) Fungsi Jasa, yaitu aktivitas yang mungkin tidak akan ada apabila tidak
diselenggarakan oleh negara. Salah satu contohnya, adalah pemeliharaan fakir
miskin, atau pembangunan jalan-jalan dan jembatan.
5) Fungsi Perniagaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan oleh individu dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan. Fungsi ini dapat pula dilaksanakan
oleh negara dengan pertimbangan bahwa modal swasta tidak mencukupi atau
negara ingin memperluas penyelenggaraan berbagai fungsi di seluruh wilayah.
Di antara contoh fungsi ini adalah jaminan sosial, pencegahan pengangguran,
perlindungan deposito di Bank, penyelenggaraan pos dan telepon.
2) Tugas Fakultatif :
Meningkatkan kesejahteraan umum, baik moral, intelektual, sosial, maupun
ekonomi. Contoh: menjamin kesejahteraan fakir miskin, kesehatan, dan
pendidikan rakyat.
Info Kewarganegaraan
PERBEDAAN FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA
Secara etimologis, antara kata “fungsi” dan “tujuan” memiliki makna yang
berbeda. Suatu tujuan tanpa fungsi adalah steril, dan fungsi tanpa tujuan adalah
mustahil. Bila kedua kata tersebut (fungsi dan tujuan) dikaitkan dengan negara maka
dapat bermakna sebagai berikut :
4
Tujuan, menunjukkan apa yang secara ideal hendak dicapai oleh suatu negara,
sedangkan
Fungsi, adalah pelaksanaan cita-cita tersebut dalam kenyataan.
Perbedaan antara fungsi dan tujuan, dapat disebutkan sebagai berikut :
Tujuan Fungsi
a. Mengutamakan adanya sasaran yang a. Menunjukkan keadaan gerak,
hendak dicapai, yang terlebih dahulu aktivitas dan termasuk dalam suasana
sudah ditetapkan. kenya-aan.
b. Menunjukkan dunia cita-cita, yakni b. Merupakan pelaksanaan dari tujuan
suasana ideal yang harus yang hendak dicapai tersebut.
diwujudkan. c. Bersifat riil (nyata).
c. Menjadi ide yang statis kalau sudah d. Bersifat konkrit (dapat dirasakan
ditetapkan. dalam kehidupan).
d. Bersifat abstrak – ideal.
2. Tujuan Negara
Tujuan negara sangat berhubungan erat dengan organisasi negara yang bersangkutan.
Tujuan masing-masing negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial budaya, kondisi
geografis, sejarah terbentuknya, serta pengaruh politik dari penguasa yang bersangkutan.
Pada umumnya, tujuan negara adalah untuk menciptakan kesejahteraan, ketertiban, dan
ketenteraman semua rakyat yang menjadi bagiannya.
Fokus Kita :
Tujuan negara, sangat penting artinya karena akan menjadi pedoman dalam
menyusun, mengatur, dan mengendalikan/mengerahkan segala kegiatan, seluruh
alat kelengkapan negara, dan kehidupan negara (rakyat). Menurut Roger F. Soltau,
tujuan negara itu memungkinkan rakyat untuk berkembang serta menyelenggarakan
daya ciptanya sebebas mungkin.
4
dan Latar Dikemukakan Menerapkan
Belakangnya
1. Kekuasaan Negara Rakyat dan negara harus berban- a. Atilla
(Lord Shang Yang, ding terbalik, bila negara ingin b. Jenghis Khan
seorang negarawan kuat maka rakyat harus lemah c. Timur Lenk
Tiong-kok/Cina dan sebaliknya. d. Kubhilai
Kuno) Khan
Negara harus berusaha mengum-
√ Dilatarbelakangi
pulkan kekuasaan/kekuatan yang
oleh keadaan ne- sebesar-besarnya. Negara menyi-
geri Cina saat itu apkan militer yang kuat, disiplin
yang banyak me- dan loyal untuk menghadapi
ngalami pembe- bahaya-bahaya dari luar.
rontakan dan pe-
rang saudara. Keselamatan dan kemakmuran
tidak diperlukan, yang penting
negara aman sentausa.
Rakyat harus dijauhkan dari
kebu-dayaan, adat, musik,
nyanyian, hikayat, kebaikan,
kesusilaan, hormat pada orang
tua, kekera-batan, kejujuran, dan
sofisme (the ten evils).
Alasannya, semua itu dapat
melemahkan jiwa seseorang
(rakyat/prajurit).
2. Kekuasaan Negara Menitik beratkan pada sifat priba- a. Fredderick
(N. Machiavelli di raja, yaitu agar dapat cerdik Agung.
1469 – 1527, seperti “kancil” dan menakut- b. Louis XIV
seorang pemikir dan nakuti rakyatnya seperti “singa”. c. Adolf Hitler
politikus dari Italia). Pemerintah/penguasa boleh ber- d. B. Mussolini
√ Dilatarbelakangi
buat apa saja, asal untuk kepenti-
oleh keadaan ne- ngan negara dalam mencapai ke-
garanya saat itu kuasaan negara yang sebesar-
yang banyak me- besarnya.
ngalami pergola-
kan dan perpeca- Siapu pun yang melawan
han. pemerin-tah/raja harus ditinak
tanpa kom-promi.
Pemerintah menghalalkan segala
cara, meskipun harus melanggar
sendi-sendi kesusilaan dan kebe-
naran.
Seorang penguasa yang cermat
tidak bertahan pada keyakinan
/kepercayaan yang berlawanan
dengan kepentingannya.
3. Perdamaian Dunia Keamanan dan ketenteraman Memberikan ins-
(Dante Alighieri manusia dalam negara dapat pirasi bagi
1265 – 1321, dicapai apabila ada perdamaian terben-tuknya
seorang pemikir dunia, yan tidak terletak pada (Liga Bangsa-
4
besar dari Prussia – masing-masing penguasa atau Bangsa atau
Jerman) raja. LBB) dan
√ Dilatarbelakangi
Dalam mencapai perdamaian selanjutnya
oleh adanya per- dunia, perlu dibentuk satu negara diganti menjadi
tentangan antara di bawah satu imperium (Raja Perserikatan
Kaisar dengan Bangsa-Bangsa
atau Kaisar).
Paus mengenai (PBB).
si-apa yang Pembentukan imperium bertujuan
paling berhak untuk kepentingan kemanusiaan.
dalam ke- Pembentukan masing-masing
kuasaan negara. negara merdeka hanya akan
menimbulkan peperangan.
4. Jaminan Atas Hak Negara harus membentuk dan Banyak diterap-
dan Kewajiban mempertahankan hukum supaya kan di negara-
(Immauel Kant hak dan kemerdekaan warga negara Eropa dan
1724 – 1804, negara terpelihara. Amerika pada
seorang ahli hukum Adanya hukum yang dirumuskan umumnya setelah
dari Jerman). dalam perundang-undangan, dan abad XVIII.
√ Dilatarbelakangi
hukum itu merupakan penjelmaan
oleh keadaan ne- kehendak umum (volonte
gara Eropa generale).
dalam suasana
pencera-han Perlunya pemisahan kekuasaan
(enlightenment) antara eksekutif dan legislatif.
yang meagung- Peranan negara : menajga keterti-
agungkan otono- ban hukum dan melindungi hak
mi dan serta kebebasan warganya.
kebebasan
individu. Negara tidak boleh turut campur
dalam urusan pribadi dan
ekonomi warganya. Banyak
diterapkan di negara-negara
Eropa dan Amerika.
5. Negara Negara bukan sekedar pemelihara Diterapkan di ke-
Kesejahteraan atau ketertiban hukum belaka, tetapi banyakan negara
Walfare State secara aktif mengupayakan kese- modern yang
(R. Kranenburg, jahteraan warga negaranya. menjunjung
seorang ahli hukum tinggi demokrasi
Negara harus benar-benar bertin-
Jerman). dan menjamin
dak adil terhadap seluruh warga
√ Latar kese-imbangan
negaranya.
belakangnya antara
hampir sama Negara hukum bukan hanya kepentingan indi-
dengan Teori Ja- untuk penguasa atau golongan vidu dan masya-
minan atas Hak tertentu saja, tetapi untuk rakat.
dan Kebebasan). kesejahteraan seluruh rakyat di
dalam negara.
4
Dalam perkembangannya, teori-teori tentang tujuan negara menjelma menjadi
paham-paham atau ideologi. Paham-paham tersebut adalah sebagai berikut :
a. Teori Fasisme
Kata fasisme berasal dari kata “fascio” yang berarti “kelompok politik”. Dari kata
ini muncul istilah Fascio de Combattimento yang berarti “Barisan Tempur”, yang
dipraktikkan di Italia pada zaman kediktatoran Mussolini (1883-1945). Mussolini
menjadi Perdana Menteri Fasis Italia dari tahun 1922-1943. Dengan demikian, tahun
1922 merupakan awal dimulainya praktik fasisme.
Secara umum, fasisme adalah sistem kediktatoran yang menempatkan negara di
tangan satu orang dan melarang setiap oposisi atau perlawanan. Secara lebih khusus,
fasisme adalah sistem pemerintah diktatorial Italia, yang kemudian terkenal dengan
nasionalisme ekstremnya. Nazisme adalah salah satu jenis fasisme.
Fokus Kita :
Menurut faham fasis, negara bukan ciptaan rakyat melainkan ciptaan orang kuat.
Bila orang kuat sudah membentuk organisasi negara, maka negara wajib
”menggembleng” dan mengisi jiwa rakyat secara totaliter, diktatorial, dan
nasionalisme. Paham ini pernah dianut oleh negara Italia (Benito Mussolini), Jerman
(Adolf Hitler) dan Jepang (Tenno Heika).
Sebagai suatu sistem pemerintahan dalam pencapaian tujuan, negara fasis memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Ditandai oleh kediktatoran satu partai yang kaku;
2) Adanya penindasan terhadap oposisi;
3) Menganut paham nasionalisme yang sempit;
4) Seluruh aspek kehidupan warga negara diatur, dikontrol, dan dikendlikan secara
ketat oleh pemerintah fasis yang sentralistis;
5) Moralitas sering diabaikan demi mencapai tujuan negara fasis;
6) Pengaturan perekonomian sangat sentralistis;
7) Tujuan negara fasis adalah “Imperium Dunia”. Pemimpin bercita-cita untuk
mempersatukan semua bangsa di dunia menjadi satu negara atau kekuatan bersama.
Info Kewarganegaraan
4
Hilter) pada dasarnya sama.
b. Teori Individualisme
Teori ini muncul di tengah-tengah peradaban reformasi Barat, kurang lebih pada
abad XVII dan XVIII. Teori ini muncul sebagai antiklimaks kekuasaan monarki
absolut . pelopor paham individualisme (liberalisme) dalam bidang politik, antara lain
John Locke, Voltaire, Montesquieu, J.J. Rousseau, dan Immanuel Kant.
Para tokoh ini selalu menyuarakan liberti (kebebasan), egalite (persamaan), dan
fraternite (persaudaraan). Mereka juga mengembangkan pemikiran rasionalisme dan
humanisme sebagai buah dari “Revolusi Prancis” dan “Revolusi Industri”.
Individualisme dalam arti luas dapat dikatakan sebagai perjuangan menuju kebebasan
(liberaisme). Dalam bidang ekonomi, liberalisme baru muncul di abad XIX yang
dipelopori oleh Adam Smith (Bapak Kapitalisme). Dalam artian ekonomis,
individualisme adalah paham yang mengajarkan bahwa kebebasan individu dalam arti
kehidupan ekonomi tidak boleh dibatasi oleh peraturan pemerintah atau masyarakat.
Fokus Kita :
Dalam pandangan individualisme, kepentingan individu harus ditempatkan pada
tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran sebesar-
besarnya. Negara tidak boleh ikut campur tangan dalam urusan pribadi, ekonomi
dan agama warganya.
Seara politis, individualisme adalah paham yang mengajarkan bahwa negara ada
untuk individu, bukan individu untuk negara. Singkat kata, individualisme sangat
mengagung-angungkan kebebasan individu dalam mengejar kepentingan-
kepentingannya.
Menurut paham liberalisme, negara hanya berfungsi sebagai “Penjaga Malam”
(nachtwakerstaat), yaitu sekadar menjaga keamanan dan ketertiban individu serta
menjamin kebebasan individu yang seluas-luasnya dalam memperjuangkan
kehidupannya. Teori ini banyak diterapkan di Amerika Serikat dan sebagian besar
negara Eropa.
c. Teori Sosialisme
Sosialisme berkembang secara luas di daratan Eropa (terutama Eropa Timur),
menyusul maraknya “Revolusi Industri” sekaligus penghisapan ekonomi oleh kaum
kapitalis/borjuis terhadap kaum buruh/proletariat. Penghisapan yang dimaksud antara
lain :
upah buruh rendah;
jam kerja buruh yang tinggi;
tidak adanya jaminan kesehatan;
kemiskinan yang merajalela di kalangan kaum buruh.
Fokus Kita :
Kelahiran sosialisme, terkait erat dengan keberadaan kepitalisme yang sudah
sangat eksploitatif. Sosialisme menentang kemutlakan milik pribadi dan menyokong
pemakaian milik pribadi tersebut untuk kesejahteraan umum. Pelopor sosialisme
4
antara lain Etienne Cabet, Robert Owen, dan Albert Brisbane.
Melihat derap langkah kapitalisme yang semakin menjerat dan menghisap kaum
buruh itu, Karl Marx, seorang ahli ekonomi dan filsuf dari Prussia (Jerman),
terinspirasi untuk mengembangkan dan memberi tanda revolusioner pada sosialisme. Ia
menulis berbagai buku yang provokatif, yang isinya antara lain meramalkan bahwa
suatu saat kaum buruh dieksploitasi oleh kaum kapitalis akan menyadari nasibnya
sendiri dan berbalik untuk menyingkirkan kaum kapitalis melalui suatu revolusi. Hasil
dari revolusi itu adalah terciptanya sosialisme, dimana hak milik pribadi dan negara
dihapus, sarana-sarana produksi dan distribusi dimiliki secara bersama-sama, dan
terciptanya negara tanpa kelas.
Akan tetapi sosialisme bukanlah tahap akhir yang dicita-citakannya. Sebab, pada
tahap sosialisme, negara belum sepenuhnya hilang, hak milik pribadi pun belum
sepenuhnya dihapus, demikian pula kelas-kelas. Karena itu, ia lebih tepat menyebut
sosialisme sebagai tahap transisi menuju komunisme. Pada tahap komunisme, hak milik
pribadi, kelas-kelas, dan negara benar-benar dihapus; sarana-sarana produksi dimiliki
secara bersama-sama dan negara tanpa kelas tercipta.
Selama hidupnya, Mark sendiri tidak pernah menggerakkan revolusi. Tetapi
pengikut setianya, yaitu Lenin dan Stalin menerjemahkan teori Mark menjadi suatu
gerakan atau “aksi revolusioner”. Melalui revolusi yang berhasil pada bulan Oktober
pada tahun 1917 – yang lazim disebut Revolusi Oktober/revolusi Bolshevik-Lenin
( yang kemudian dilanjutkan oleh pengikutnya Stalin) mendirikan negara Uni Soviet
yang didasarkan pada paham komunisme, sekaligus menghancurkan pemerintah
kapitalis-feodalis lama, yaitu Tsar. Teman seperjuangan Mark adalah Friedrich
Engels.
Antara Sosialisme dan Komunisme, sebenarnya terdapat kesamaan dan perbedaan
pandang sebagai berikut :
Persamaan Sosialisme Perbedaan
dan Komunisme Sosialisme Komunisme
Negara mempunyai hak a. Negara masih a. Negara melakukan hak
campur tangan dalam mengakui hak milik milik pribadi atas alat
berbagai segi kehidupan pribadi atas alat produksi.
masyarakat. Hal ini produksi terbatas. b. Untuk menciptakan ke-
dilakukan demi tercapainya b. Untuk menciptakan ke- sejahteraan bersama
tujuan negara, yaitu sejahteraan bersama, secara revolusioner,
memberi kebahagiaan ne-gara menggunakan negara menghalalkan
yang sebesar-besarnya dan cara-cara damai. segala cara.
merata bagi setiap
anggota masyarakat. c. Keberadaan negara
c. Keberadaan negara di- hanya untuk sementara
perlukan untuk selama- waktu diperlukan.
lamanya.
d. Teori Integralistik
4
Paham integralistik (dari kata Integral: suatu keseluruhan, atau terdiri dari bagian-
bagian yang membentuk suatu keseluruhan) ingin menggabungkan kemauan rakyat dan
penguasa (negara). Paham ini melihat negara dan warga negara sebagai suatu keluarga
besar. Menurut paham ini, negara merupakan susunan masyarakat yang integral, yang
anggota-anggotanya saling terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang organis.
Teori ini dipelopori oleh Benedectus De Spinozoa, Adam Muller, dan Hegel.
Fokus Kita :
Paham Integralistik, beranggapan bahwa negara didirikan bukan hanya untuk
kepentingan perorangan atau golongan tertentu saja, tetapi juga untuk kepentingan
seluruh masyarakat negara yang bersangkutan.
Info Kewarganegaraan
3. Teori-teori tentang tujuan negara, telah banyak dikemukakan oleh para ahli
kenegaraan. Tuliskan intisari pendapat dari teori tujuan negara sebagai berikut !
5
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................
Setiap warga negara dari suatu negara, sudah barang tentu memiliki keterikatan
emosional dengan negara yang bersangkutan sebagai perwujudan rasa bangga dan memiliki
5
bangsa dan negaranya. Perasaan bangga dan memiliki terhadap bangsanya, akan mampu
melahirkan sikap rela berkorban untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan serta
kedaulatan negara. Hal ini merupakan bentuk keterikatan kepada tanah air, adat istiadat
leluhur, serta penguasa setempat yang menghiasi rakyat/warga setempat sejak lama atau
disebut dengan ”semangat kebangsaan”.
Semangat kebangsaan bagi setiap warga negara, harus dapat dijadikan motivasi spiritual
dan horizontal dalam mencapai kemajuan dan kejayaan bangsa, menjaga keutuhan serta
persaudaraan antar sesama. Dengan kita mengerti dan memahami pentingnya semangat
kebangsaan bagi setiap warga negara, diharapkan mampu melahirkan jiwa nasionalisme
(cinta tanah air) dan patriotisme (rela berkorban) dengan tetap menjunjung tinggi sikap-sikap
sebagai berikut :
a. Mengedepankan keserasian, keselarasan dan keharmonisasn hidup yang dilandasi oleh
nilai-nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa;
b. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan;
c. Menunjukkan kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara;
d. Mengedepankan sikap berkeadilan sosial dalam hidup berbangsa dan bernegara;
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, persaudaraan, kebersamaan, dan keharmonisan
dengan sesama;
f. Menghargai Hak Asasi Manusia (HAM), tidak diskriminatif dan bersikap demokratis;
g. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan keadaban manusia.
Fokus Kita :
"Kebangsaan" terbentuk dari kata "bangsa" yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, diartikan sebagai "kesatuan orang-orang yang bersamaan asal keturunan,
adat, bahasa dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri." Sedangkan
kebangsaan diartikan sebagai "ciri-ciri yang menandai asal bangsanya dan hal yang
menyangkut bangsa, kenasionalan, bendera, nyanyian dan pakaian."
Untuk lebih memahami tentang semangat kebangsaan, berikut ini akan diuraikan tentang
Nasionalisme dan Patriotisme.
1. Nasionalisme
Kata “nasionalisme” secara etimologis berasal dari kata “nasional” dan “isme”, yaitu
paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air,
memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormataan bangsa. Menurut
Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai sikap politik dan sosial dari
kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa, dan
wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan
mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu
ikatan antar manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan dan kesukuan.
Nasionalisme dalam makna persatuan dan kesatuan, yaitu merupakan bentuk sebuah
kesadaran keanggotaan di sautu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama
mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, kemakmuran, dan kekuatan
bangsa. Di dalam jiwa nasionalisme, tertanam sebuah keinginan untuk membangun negara
sesuai dengan cita-cita, harapan, dan kemampuan bangsa sendiri. Jiwa nasionalisme akan
5
menjelma dalam ideologi negara yang berlandaskan pada keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa dan negara secara utuh dan menyeluruh tanpa bergantung kepada
bangsa lain.
Pemahaman tentang nasionalisme, dapat dibedakan antara nasionalisme dalam arti
sempit dan dalam arti luas :
Fokus Kita :
Nasionalisme menurut Friedrich Hertz (Jerman), mengandung 4(empat) unsur,
yaitu : hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk mencapai kemerdekaan, hasrat
untuk mencapai keaslian, dan hasrat untuk mencapai kehormatan negara.
Nasionalisme merupakan hasil interrelasi dan interaksi antara berbagai faktor yang
meliputi faktor geografis, historis, dan kultural.
5
Dalam penerapan prinsip persatuan dan kesatuan, terejawantahkan dalam bentuk
kesetiaan/loyalitas tertinggi hanya untuk kepentingan negara. Ini berarti setiap
warga negara harus mampu mengesampingkan kepentingan pribadi atau
golongannya yang dapat menimbulkan perpecahan dan anarkhis (merusak). Untuk
tetap tegaknya prinsip persatuan dan kesatuan, setiap warga negara harus mampu
mengedepankan sikap ; kesetiakawanan sosial, peduli terhadap sesama, solideritas
dan berkeadilan sosial.
Prinsip Demokrasi/Demokratis
Prinsip demokrasi/demokratis, memandang bahwa setiap warga negara mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Karena hakikat semangat kebangsaan,
adalah adanya tekad untuk hidup bersama yang mengutamakan kepentiangan
bangsa dan negara yang tumbuh dan berkembang dari bawah untuk bersedia hidup
sebagai bangsa yang bebas, merdeka, bersatu, berkedaulatan, adil dan makmur.
5
Info Kewarganegaraan
5
2. Patriotisme
Makna “patriotisme” yang berasal dari kata “patriot” dan “isme”, merupakan sifat
kepahlawanan atau jiwa pahlawan (Indonesia) atau heroism dan patritism (Inggris),
yaitu sikap yang gagah berani, pantang menyerah dan rela berkorban (harta, jiwa/raga)
demi bangsa dan negara. Sikap patriotisme, merupakan sikap yang bersumber dari
perasaan sangat cinta kepada tanah air sehingga menimbulkan kerelaan berkorban
untuk bangsa dan negaranya.
Semangat patriotisme dapat melahirkan seorang pejuang sejati. Pejuang bangsa
yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku terpuji, cinta tanah air, dimana ia rela
mengorbankan segala-galanya bahkan nyawa sekalipun untuk kemajuan, kejayaan dan
kemakmuran tanah airnya. Pengejawantahan sikap patriotisme dapat dilaksanakan pada
masa darurat (perang) atau masa damai.
5
Info Kewarganegaraan
PATRIOTISME
Dalam bahasa Yunani, “patritosme” berasal dari kata “patris” yang berarti
tanah air. Patriotisme berarti rasa kecintaan dan kesetiaan seseorang pada tanah
air dan bangsanya, kekaguman pada adat dan kebiasaannya, kebanggaan terhadp
sejarah dan kebudaya-annya, serta sikap pengabdian demi kesejahteraan. Di
dalamnya juga terkandung pengertian rasa kesatuan dan keanggotaan bagi
bangsanya; merupakan sikap atau perasaan wajar pada manusia, dari segala
bangsa, usia, dan jaman.
Hampir dalam sepanjang sejarah umat manusia, patriotisme merupakan cita-
cita sederhana tanpa pertautan politik tertentu. Menjadi lebih rumit sesudah terjadi
perkembangan baru dalam sarana angkutan dan perhubungan, juga ditemukannya
tank, senapan mesin, dan persenjataan baru lainnya. Patriotisme menjadi berjalin
dengan demokrasi dan nasionalisme. Patriotisme yang berlebihan menjurus ke
arah chauvinisme atau jingoisme, dapat terjadi pada setiap bangsa dan dalam
segala jaman.
Dalam akhir 1880-an bangsa-bangsa Barat merasa berutang budi, maka wajib
memajukan tanah jajahannya, dan dengan demikian mengalihkan kebudayaannya
pada rakyat jajahan. Pada pertengahan tahun 1900-an bangsa-bangsa Jerman dan
Italia di bawah Adolf Hilter dan Benito Mussolini merasa mempunyai tugas
patrotik untuk memperlebar batas-batas kawasan daerahnya. Sikap kebalikan
Patriotisme : kosmopolitisme.
5
b. Pewarisan
Pewarisan atau “warisan”, merupakan cara atau proses dalam menurunkan,
memberikan atau menyerahkan sesuatu kepada pihak lain. Pewarisan semangat
kebangsaan, adalah cara-cara menurunkan nilai-nilai, sikap dan perilaku terpuji
kepada generasi berikutnya (muda). Contoh : tulus ikhlas dalam membantu orang
yang terkena musibah, berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengemban
amanah, terbiasa belajar dan bekerja tepat waktu, dan lain-lain.
c. Ketokohan
Ketokohan atau “tokoh”, merupakan sosok seseorang yang terkenal dan
disegani karena pangaruhnya sangat besar di dalam masyarakat. Dalam semangat
kebangsaan, ketokohan perlu dijadikan sandaran pedoman (referensi) guna
memberikan motivasi dan semangat bagi generasi muda. Contoh : berupaya selalu
mengambil inisiatif dalam hal-hal kebaikan (kerja bakti, membantu sesama, dan
belajar), tidak cepat puas dalam suatu prestasi, ingin selalu memberikan yang
terbaik, rajin membantu atau sedekah kepada orang lain yang membutuhkan, dan
sebagainya.
5
F KESIMPULAN
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang telah diberikan akal,
fikiran, perasaan dan keyakinan sehingga ia mampu membedakan antara yang baik dan
buruk, yang benar dan yang salah. Makna manusia dalam kehidupan nyata, dapat dibedakan
antara lain sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Para ahli masih berbeda pendapat tentang rumusan suatu bangsa, namun secara umum dapat
diberikan makna bahwa suatu bangsa merupakan kumpulan orang yang memiliki kesamaan
keturunan, bahasa, adat istiadat, dan sejarahnya.
Secara umum, negara dapat dikatakan sebagai suatu organisasi yang di dalamnya ada
wilayah, rakyat dan pemerintah yang berdaulat. Di dalam memahami tentang makna negara,
perlu juga dilihat pendapat para ahli, sifat hakikat negara dan terjadinya negara baik secara
teoritis maupun secara faktual.
Unsur-unsur terbentuknya negara dapat dibedakan antara unsur konstitutif (wajib) dan unsur
deklaratif (pernyataan). Unsur konstitutif mencakup : rakyat, wilayah (darat, laut, dan udara),
pemerintah yang berdaulat serta wilayah ekstrateritorial. Sedangkan unsur deklaratif,
merupakan pengakuan dari negara lain yang diperlukan sebagai persyaratan dalam tata
hubungan internasional.
Setiap negara yang didirikan akan memiliki fungsi dalam pengaturan kehidupan negara guna
menciptakan tujuan-tujuan negara. Fungsi negara pada umumnya mencakup fungsi
melaksanakan penertiban, fungsi mengusahakan kesejahteraan, fungsi pertahanan, dan fungsi
menegakkan keadilan.
Tujuan didirikannya negara sangat penting dalam rangka menyusun, mengatur, dan
mengendalikan segala kegiatan bagi seluruh kelengkapan negara. Pada umumnya, negara
didirikan dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan, ketertiban, dan ketenteraman
semua rakyat yang menjadi bagiannya.
Dalam perkembangan teori-teori tentang tujuan negara, terdapat paham-paham atau ideologi
yang muncul dan telah diterapkan di banyak negara hingga sekarang ini. Di antara paham-
paham tersebut antara lain fasisme (negara di tangan satu orang), liberalisme (mengutamakan
kepentingan individual), dan sosialisme/komunisme (bersifat kolektif).
Negara Indonesia memilih paham integralistik, hal ini karena sesuai dengan kondisi bangsa
yang majemuk dan mengedepankan sifat kekeluargaan. Paham integralistik beranggapan
bahwa negara yang didirikan bukan hanya untuk kepentingan perorangan atau golongan
tertentu saja, namun untuk kepentingan seluruh masyarakat negara yang bersangkutan.
Paham kebangsaan sangat penting untuk dibangun dalam rangka memperkuat daya tahan
suatu bangsa untuk menghadapi berbagai ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Dengan
paham kebangsaan, diharapakan akan mampu melahirkan jiwa nasionalisme (cinta tanah air)
dan patriotisme (rela berkorban) dengan tetap menjunjung tinggi sikap-sikap antara lain :
keserasian, kepentingan dan keselamatan bangsa serta menghargai hak asasi manusia.
Penerapan semangat kebangsaan sangat penting untuk ditumbuhkembangkan bagi generasi
penerus bangsa (pelajar) baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat.
Adapun cara yang dapat dilakukan dalam penerapan semangat kebangsaan, antara lain
melalui : sikap keteladanan, sikap pewarisan dan sikap ketokohan. 5
LATIHAN UJI KOMPETENSI
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
6
keluarga, sekolah dan masyarakat luas, c. transparansi
dengan cara ..... d. kedisiplinan
a. demokratisasi e. sosialisas
b. ketokohan
6
B. SOAL ESSAY/URAIAN
NASIONALISME BUKAN
BARANG JADI
Berdasarkan wacana tentang “Nasionalisme
Menurut Hilmar Farid, Bukan Barang Jadi”, berikan tanggapan
nasionalisme merupakan konstruksi penjelasan !
sosial dan politik, bukan realitas nyata. 1. Rumuskan kembali yang dimaksud
Artinya, nasionalisme bukanlah barang dengan nasionalisme !
jadi dan bukan pula warisan leluhur.
Sebuah persepsi yang begitu lama 2. Apa sesungguhnya inti sari pendapat
ditanamkan selama Orde Baru yang Hilmar Farid tentang nasionalisme !
mengatakan bangsa Indonesia 3. Tuliskan perbedaan perwujudan nasiona-
merupakan sesuatu yang pasti dan final. lisme pada masa orde baru dengan masa
Implikasi dari pemikiran ini adalah tidak sekarang (reformasi) !
pernah dibukanya peluang memikirkan
kembali konsep tentang bangsa.
Sumber : Kompas,
4. Jelaskan, mengapa nasionalisme bukan
merupakan barang jadi dan bukan pula
warisan leluhur !
5. Berikan penjelasan, benarkah masa orde
baru “tidak membuka peluang memikir-
kan kembali konsep tentang bangsa” !