Professional Documents
Culture Documents
Standar Kompetensi :
3 . Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan
perlindungan Hak Asasi Manusia.
Kompetensi Dasar :
3.1. Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM
3.2. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan
penegakan HAM di Indonesia.
3.3. Mendeskripsikan instrumen hukum dan peradilan internasional HAM.
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian HAM
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia sebagai anugerah Tuhan yang melekat pada setiap diri
manusia sejak lahir. Dalam perwujudannya, hak asasi manusia tidak
dapat dilaksanakan secara mutak karena dapat melanggar hak asasi
orang lain. Memperjuangkan hak sendiri dengan mengabaikan hak
orang lain, merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib
menyadari bahwa hak-hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak-hak
asasi orang lain, karena itulah ketaatan terhadap aturan menjadi
penting.
Dalam berbagai dokumen ataupun pemikiran para tokoh, pengertian
hak asasi manusia mungkin berbeda-beda. Tetapi, hampir semua
pengertian mengarah pada suatu garis besar bahwa hak asasi manusia
merupakan hak yang melekat dalam diri manusia yang tanpa hak
tersebut manusia menjadi kehilangan inti keberadaan dirinya. Beberapa
pengertian dikemukakan oleh para tokoh atau yang terdapat dalam
dokumen HAM dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. John Locke (Two Treaties on Civil
Government)
Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara
kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu
gugat (bersifat mutlak). Karena manusia sebagai makhluk sosial,
hak-hak itu akan berhadapan dengan hak orang lain, oleh sebab itu:
• Hak asasi harus dikorbankan untuk
kepentingan masyarakat, sehingga lahir kewajiban.
• Hak asasi semakin berkembang meliputi
berbagai bidang kebutuhan, antara lain hak dibidang politik,
ekonomi, dan sosial budaya.
2
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Fokus Kita :
Hak asasi manusia dalam pengertian hukum adalah hak-hak
dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah
Tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti bahwa sebagai
anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat
dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi
manusia tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh
sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu terjadi maka manusia
4
Istilah ‘Hak Asasi Manusia’ merupakan terjemahan dari droits de
I’homme (Prancis), Human Rights (Inggris) dan Menselijeke rechten
(Belanda). Di Indonesia, istilah ini pada umumnya lebih dikenal
dengan ‘hak-hak asasi’ sebagai terjemahan dari basic rights (Inggris)
dan gronrechten (Belanda), atau bisa juga disebut sebagai hak-hak
fundamental (fundamental rights, civil rights).
Istilah hak-hak asasi manusia secara monumental lahir sejak
keberhasilan Revolusi Perancis pada 1789 dalam dokumen penting
Declaration des Droits de I’homme et du Citoyen egalite (persamaan),
dan fraternite (persaudaraan). Namun demikian, sebenarnya masalah
hak-hak asasi manusia telah lama diperjuangkan manusia (lihat
sejarah perkembangan hak-hak asasi manusia).
Istilah hak dasar atau hak asasi manusia sebenarnya banyak
tercantum dalam peraturan perundang-undangan Indonesia, misalnya
dalam UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD sementara 1950,
Ktetapan MPRS No.XIV/MPRS/1966, dan Ketetapan No.XVII/MPR/1998,
Era reformasi dapat disebut sebagai salah satu tonggak perlindungan
hak asasi manusia di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari kenytaan
bahwa setelah dikeluarkannya Tap MPR No.XVII/MPR/1998, kemudian
disahkan pula UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU No.
26/2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
6
4 30 SM Kitab Suci Dibawa oleh Nabi Isa Almasih sebagai
s.d. Injil peletak dasar etika Kristiani dan ide pokok
632 M tingkah laku manusia agar senantiasa
hidup dalam cinta kasih, baik kepada
Tuhan maupun sesama manusia.
Kitab Suci Diturunkan kepada Nabi Muhammad
Al-Qur’an SAW banyak mengajarkan tetang
toleransi, berbuat adil, tidak boleh
memaksa, bijaksana, menerapkan kasih
sayang, memberikan rahmat kepada
seluruh alam semesta, dan sebagainya.
5 1215 Magna Pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi
Charta manusia, antara lain mencakup :
(Masa • Raja tidak boleh
Pemerintaha memungut pajak kalau tidak dengan
n Lockland izin dari Great Council.
di Inggris) • Orang tidak boleh
ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita
miliknya tanpa cukup alasan menurut
hukum negara.
6 1629 Pettion of • Pajak dan hak-hak
Rights istimewa harus denga izin parlemen.
(Masa • Tentara tidak boleh
Pemerintaha diberi penginapan di rumah-rumah
n Charles I penduduk.
di Inggris) • Dalam keadaan damai,
tentara tidak boleh menjalankan hukum
perang.
• Orang tidak boleh
ditangkap tanpa tuduhan yang sah.
7 1679 Habeas • Jika diminta, hakim
Corpus Act harus dapat menunjukan orang yang
(Masa ditangkapnya lengkap dengan alasan
Pemerintaha penangkapan itu.
n Charles II • Orang yang ditangkap
di Inggris) harus diperiksa selambat-lambatnya
dua hari setelah ditangkap.
8 1689 Bill of Rights • Membuat undang-
(Masa undang harus dengan izin parlemen
Pemerintaha • Pengenaan pajak harus
n Willwem III atas izin parlemen
di Inggris) • Mempunyai tentara
tetap harus dengan izin parlemen.
• Kebebasan berbicara
dan mengeluarkan pendapat bagi
parlemen
• Parlemen berhak
mengubah keputusan raja
9 1776 Declaration • Bahwa semua orang
of yang diciptakan sama. Mereka
7
Independen dikaruniai oleh Tuhan, hak-hak yang
ce (Amerika tidak dapat dicabut dari dirinya ialah:
Serikat) hak hidup, hak kebebasan, dan hak
mengejar kebahagiaaan (life, liberty,
and pursuit of happiness).
Amerika Serikat dianggap sebagai negara
pertama yang mencantumkan hak asasi
dalam konstitusi (dimuat secara resmi
dalam Constitusi of USA tahun 1787) atas
jasa presiden Thomas Jefferson.
10 1789 Declaration Pernyataan hak-hak asasi manusia dan
des Droits warga negara sebagai hasil revolusi
de L’homme Perancis di bawah pimpinan Jendral
et du Laffayete, antara lain menyebutkan:
Citoyen • Manusia dilahirkan
(Perancis) bebas dan mempunyai hak-hak yang
sama
• Hak-hak itu ialah hak
kebebasan, hak milik, keamanan dan
sebagainya.
11 1918 Rights of Tahun-tahun berikutnya, pencantuman
Determinati hak asasi manusia dalam konstitusi diikuti
on oleh Belgia (1831), Unisoviet (1936),
Indonesia (1945), dan sebagainya.
Naskah yang diusulkan oleh Presiden
Woodrow Wilson yang memuat 14 pasal
dasar untuk mencapai perdamaian yang
adil.
12 1941 Atlantic Muncul pada saat berkobarnya Perang
Charter Dunia II, kemudian disebutkan empat
(dipelopori kebebasan (The Four Freedoms) antara
oleh lain:
Franklin D. • Kebebasan berbicara,
Rooselvt) mengeluarkan pendapat, berkumpul,
dan berorganisasi.
• Kebebasan untuk
beragama dan beribadah
• Kebebasan dari
kemiskinan dan kekurangan.
• Kebebasan seseorang
dari rasa takut.
13 1948 Universal Pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi
Declaration manusia yang terdiri dari 30 pasal. Piagam
of Human tersebut menyerukan kepada semua
Rights anggota dan bangsa di dunia untuk
menjamin dan mengakui hak-hak asasi
manusia dimuat di dalam konstitusi
negara masing-masing.
8
Penugasan Praktik 1
Kewarganegaraan
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Pengertian HAM,
Macam-macam HAM, Upaya Pemajuan, Penghormatandan
Penegakan HAM, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab
pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :
Fokus Kita :
Bahwa persoalan hak asasi manusia di Indonesia memiliki
dinamika yang cukup menarik. Pergantian rezim pemerintah dan
perubahan pandangan masyarakat Indonesia serta dunia internasional
cukup mempengaruhi kebijakan pemerintah. Akan tetapi satu hal
mendasar yang patut kita catat bahwa para pendiri negara Indonesia
telah memiliki kesadaran yang tinggi terhadap persoalan hak asasi
manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan pernyataan anti penjajahan
1
Dalam perkembangan lebih lanjut, peran serta dan upaya pemajuan,
penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia dilakukan melalui hal-hal
berikut :
1. Pada tanggal 7 Juni 1993, telah diupayakan berdirinya Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebagai tindak lanjut Lokakarya
tentang HAM yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri RI
dengan dukungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Salah satu tujuan
pembentukan Komnas HAM adalah untuk meningkatkan perlindungan
hak asasi manusia. Demi mewujudkan tujuan tersebut, maka Komnas
HAM melakukan rangkaian kegiatan antara lain :
a. Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional
mengenai hak asasi manusia baik kepada masyarakat Indonesia
maupun kepada masyarakat internasional
b. Mengkaji berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang hak asasi manusia dengan tujuan memberikan saran-saran
mengenai kemungkinan aksesi dan/atau ratifikasinya.
c. Memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak-hak asasi
manusia serta memberikan pendapat, pertimbangan, dan saran
kepada badan pemerintah negara mengenai pelaksanaan hak asasi
manusia.
d. Mengadakan kerja sama regional dan internasional dalam
rangka memajukan dan melindungi hak asasi manusia.
2. Paska Orde Baru (era reformasi), perhatian terhadap upaya
pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia semakin
nyata, yakni dengan disahkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia pada tanggal 13 November 1998. Dalam
ketetapan tersebut, MPR menugaskan kepada lembaga-lembaga negara
dan seluruh aparatur pemerintah untuk menghormati, menegakkan,
dan menyebarluaskan pemahaman tentang HAM. Selain itu, Presiden
dan DPR juga ditugaskan untuk segera meratifikasi berbagai instrumen
internasional tentang HAM.
1
perlindungan terhadap HAM, secara nyata telah mendorong penegakan
HAM di Indonesia. Beberapa kasus kejahatan HAM yang terjadi pada
masa lalu kini mulai terkuak. Terhadap tuntutan yang sangat keras dari
masyarakat untuk menyelidiki kembali beberapa kasus yang diduga
telah menistai nilai-nilai kemanusiaan. Perhatian besar ditujukan
kepada kasus-kasus seperti penanganan protes massa Tanjung Priok
1984, pelanggaran selama pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM)
di Aceh pada masa 1980-an hingga dicabut pada tahun 1998,
kerusuhan dan penembakan mahasiswa pada Mei 1998, dan perusakan
atau pembunuhan pasca referendum yang menghasilkan kemerdekaan
Timor-Timur pada 1999.
6. Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP) HAM tahun
2003 yang mempunyai tugas pokok untuk menyelidiki kemungkinan
terjadinya pelanggaran HAM. Di antara kasus-kasus tersebut bahkan
kasus Tanjung Priok dan kasus Timor-Timur telah ditangani oleh
Pengadilan HAM. Dalam kasus yang lain menyangkut berbagai
pelanggraan semasa pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM) di
Aceh dan penembakan mahasiswa yang dikenal sebagai Tragedi
Semanggi dan Tragedi Trisakti, juga muncul desakan dari masyarakat.
Desakan tersebut muncul karena sebagian anggota masyarakat merasa
bahwa hingga kini penegakkan HAM di Indonesia masih menghadapi
berbagai hambatan dan tantangan.
7. Di sisi lain, melalui berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), banyak pihak melakukan pembelaan dan bantuan hukum
(advokasi) terhadap para korban kejahatan HAM. Beberapa lembaga
yang aktif pada tahun-tahun terakhir ini antara lain Yayasan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Komisi untuk Orang Hilang dan
Tindak Kekerasan (KonTras), Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi
Manusia (Elsham) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Lembaga-
lembaga semacam ini berperan penting dalam upaya pemajuan,
penghormatan, perlindungan dan bantuan hukum kepada korban
kejahatan HAM serta menyebarluaskan pentingnya perhatian terhadap
persoalan HAM.
Penugasan Praktik 2
Kewarganegaraan
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan
sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
Rumuskan kembali tentang upaya pemajuan, penghormatan dan
penegakan HAM di Indonesia!
Berikan penjelasan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam
pelaksanaan hak asasi bidang politik dan hukum dewasa ini!
Berikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kriteria bahwa suatu negara telah melaksa-
nakan HAM sesuai dengan Piagam PBB !
Berikan pendapat atau pandangan anda berkaitan dengan praktik-praktik
pelaksanaan HAM di negara Indonesia pasca Orde Baru !
1
D. HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM UPAYA
PEMAJUAN, PENGHORMATAN DAN PENEGAKAN HAM DI
INDONESIA
1
Punishment (Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan
martabat manusia).
c. Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap perempuan.
d. Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-
Hak Asasi Manusia Indonesia.
e. Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan penggunaan istilah
pribumi dan nonpribumi dalam semua perumusan dan
penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program, ataupun
pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
f. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
g. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
h. Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A-28J
mengatur secara eksplisit Pengakuan dan Jaminan Perlindungan
terhadap Hak Asasi Manusia.
Walaupun telah terdapat berbagai produk peraturan perundangan
yang secara terang mengatur perlindungan terhadap HAM, tetapi
hingga akhir tahun 2003 Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia
(YLBHI) menilai bahwa upaya penegakan HAM di Indonesia belum ada
perubahan. (Media dinilai gagal memutus mata rantai kekejaman dan
kekerasan yang mengakar sejak masa lalu. “Rezim sekarang evaluasi,
pelanggaran HAM terpaut dua aspek yang saling terkait. Terjadilah
pelanggaran hak, baik dalam persoalan ekonomi, sosial, dan budaya di
satu sisi, dengan kekerasan atas hak sipil dan politik.”
Kendati demikian, di era reformasi dapat kita catat bahwa
pemerintah dan lembaga legislatif telah bekerja sama menyusun
perangkat perundangan yang menunjukan upaya nyata untuk
mengedepankan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Tetapi,
meski iklim demokratisasi kini tengah tumbuh subur bukan berarti
upaya penegakan hak asasi manusia di Indonesia tidak mengalami
hambatan sama sekali. Kita dapat mencermati bahwa langkungan
sosial kita terdapat beberapa hambatan baik yang bersifat struktural
(berkenan dengan kekuasaan negara) maupun bersifat kultural
(berkenan dengan budaya masyarakat). Walau demikian hambatan
tersebut sepatutnya tidak membuat semangat kita untuk menegakkan
hak asasi manusia menjadi surut.
1
Berdasarkan keppres tersebut, tujuan pembentukan Komnas
HAM adalah sebagai berikut:
1. Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksana
hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia;
2. meningkatkan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung
terwujudnya pembangunan nasional yaitu pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
pada umumnya.
1
2) Kalaupun ada, peraturan perundang-undangan masih sulit
untuk diimplementasikan.
e. Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).
1) Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi
mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi
manusia.
2) Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang
dinilai masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’
untuk memperkaya diri.
3) Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih
diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan
berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
1
pada suatu negara oleh pihak luar, yang hanya menonjolkan salah
satu jenis hak asasi manusia saja dan mengabaikan hak-hak asasi
manusia lainnya.
e. Prinsip Keseimbangan, yaitu keseimbangan dan keselarasan antara
hak-hak perseorangan dan hak-hak masyarakat dan bangsa, sesuai
dengan kodrat manusia sebagai makhluk individual dab makhluk
sosial sekaligus.
f. Prinsip Kompetensi Nasional, yaitu bahwa penerapan dan
perlindungan hak-hak asasi manusia merupakan kompetensi dan
tanggung jawab nasional.
g. Prinsip Negara Hukum, yaitu bahwa jaminan terhadap hak asasi
manusia dalam suatu negara dituangkan dalam aturan-aturan
hukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.
1
g ) Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa,
pemaksaan kehamilan , permandulan atau strerilisasi secara
paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;
h ) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau
perkumpulan yang didaari persamaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan
lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional;
i ) Penghilangan orang secara paksa; atau
j ) Kejahatan aperheid.
Penugasan Praktik 3
Kewarganegaraan
1
diupayakan dibuatnya berbagai penandatanganan/rafitikasi konveni
dan peraturan perundangan tentang HAM.
Fokus Kita :
Rencana aksi Nasional Hak-hak Asasi Manusia Indonesia
(RANHAM), dimaksudkan sebagai panduan dan rencana umum untuk
meningkatkan penghormatan, pemajuan, pemenuhan dan
perlindungan HAM, termasuk untuk melindungi masyarakat yang
Indikator
N Tujuan/Sasa Program/Kegiata Pelaks
Jadwal Keberhasilan
o ran n ana
(out put)
1. Persiapan Melakukan 2004- Depdikn Tersedianya hasil
Harmo-nisasi pengkajian dan 2009 as, kajian/ saran
Peraturan penelitian terhadap Depkeha kebijakan untuk men-
Perundang- peraturan m, dan dapatkan tanggapan
perundang- Instansi resmi dari instansi
1
Undangan Menyiapkan dan 2004- Depdikn Tersusunnya draft
Nasio-nal merevisi peraturan 2009 as, revisi Rancangan
sesuai dengan perundang- Depkeha Undang-undang (RUU)
instrumen undangan dengan m, dan yang sesuai dengan
HAM prioritas sebagai Instansi hasil kajian.
Internasional berikut : terkait
yang telah 1. Undang-
diratifikasi undang tentang
HAM
2. Undang-
undang tentang
Pengadilan HAM
3. Kitab
Undang-undang
Hukum Pidana
Fokus Kita :
Piagam PBB menyatakan bahwa salah satu tujuan di dirikannya PBB
adalah untuk menyebarluaskan dan mendorong penghormatan
terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua tanpa
memandang perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa, dan agama. Lebih
lanjut, pada tahun 1948 PBB telah mengeluarkan Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang 2
Beberapa instruman hukum tentang HAM internasional pasca
Universal Declaration of Human Rights tahun 1948, yaitu :
N Tahun Uraian/Keterangan
o
1. 1958 Lahirnya Konvensi tentang Hak-hak Politik
Perempuan.
2. 1966 Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh
negara-negara anggota PBB, isinya mencakup :
The International on Civil and Pilitical Rights, yaitu
memuat tentang hak-hak sipil dan hak-hak politik
(persamaan hak antara pria dan wanita).
Optional Protocol, yaitu adanya kemungkinan
seorang warga negara mengadukan pelanggaran
hak assi kepada The Human Rights Committee PBB
setelah melalui upaya pengadilan di negaranya.
The International Covenant of Economic, Social and
Cultural Rights, yaitu berisi syarat-syarat dan nilai-
nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial, dan
budaya.
3. 1976 Konvensi Internasional tentang Hak-hak Khusus.
4. 1984 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskrimansi Terhadap Wanita.
5. 1990 Konvensi tentang Hak-hak Anak.
6. 1993 Konvensi Anti-Apartheid Olahraga.
7. 1998 Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan
atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi,
dan Merendahkan Martabat Manusia.
8. 1999 Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskrimansi Rasial.
2
Sejarah mencatat bahwa dari masa ke masa, terdapat berbagai
kejahatan kemanusiaan yang membawa banyak korban manusia, baik
yang meninggal maupun yang dilukai hak-hak dasarnya sebagai
manusia. Berikut ini adalah beberapa catatan tentang peristiwa-
peristiwa pelanggaran hak asasi manusia yang sempat menjadi isu
internasional.
2
tersebut diduga digerakkan oleh pihak
tertentu atau setidaknya tidak dilakukan
upaya yang jelas untuk menghindari
terjadinya kerusuhan. Pengadilan HAM
Indonesia telah digelar untuk mengadili
kasus ini.
2 Uni Soviet 85.000 tentara Uni Soviet, mengadakan
1979 invansi (penyerbuan) ke Kabul (Afganistan)
yang mendukung pemerintahan Babrak
Karmal melalui kudeta sehingga
menimbulkan korban perang
berkepanjangan sampai tahun 1990-an.
3 Republik Rezim Apartheid yang dikuasai oleh
Afrika Selatan minoritas kulit putih melakukan penindasan
1960 terhadap warga negara berkulit hitam. Salah
satu bentuk penindasan tersebut tergambar
melalui peristiwa Sharpeville ketika lebih dari
77 orang tewas terutama di pihak sipil.
Peristiwa ini kemudian menjadi salah satu
simbol perlawanan pejuang anti-apartheid.
Peristiwa lain adalah kerusuhan berdarah
Soweto (1976) yang banyak meminta
korban, terutama murid-murid sekolah.
4 Republik Jean Bedel Boakssa, yang menobatkan diri
Afrika Tengah sebagai kaisar setelah menggulingkan David
1976 Daco, menjalankan pemerintahannya
dengan otoriter dan melakukan berbagai
kejahatan kemanusiaan. Dalam kurun waktu
1976-1980 tidak kurang 1.500 orang lawan
politiknya hilang tanpa jejak.
5 Uganda 1971 Idi Amin yang menjadi presiden Uganda
pada 1971-1979 telah menjalankan
pemerintahannya dengan otoriter, lalim dan
penuh teror. Mulai dengan pengusiran
80.000 keturunan Asia, penangkapan
semena-mena, hingga tidak kurang 300.000
orang korban pembunuhan tanpa proses
peradilan.
6 Jerman 1923 Setelah kemenangan pemilu melalui Partai
Buruh Jerman Sosialis, Adolf Hitler
menumpas segala bentuk demokrasi dan
mendirikan negara totaliter. Lawan-lawan
politiknya ditangkapi secara masal, berbagai
kejahatan kemanusiaan dilakukannya, mulai
dari gerakan pembasmian orang-orang
Yahudi, agresi dengan mencaplok Austria
dan Cekoslowakia (1938), hingga
meletupkan Perang Dunia II dengan
menyerbu Polandia (1939).
7 Italia 1924 Benito Musollini adalah pendiri fasisme dan
2
diktator Italia. Dia memerintah pada 1924-
1943, dan selama masa pemerintahannya
banyak lawan-lawan politiknya yang
ditangkap dan dibunuh. Musollini juga
melancarkan politik luar negara yang agresif
dengan menduduki Etiophia (1935-1936),
Albania (1939), dan berkoalisi dengan Hilter
yang ada pada 1940 menyatakan perang
terhadap sekutu.
8 Amerika Pembantaian anak-anak, pelakunya Patrick
Serikat 1989 Edward P. Ia memberondong murid SD di
Cleveland (California) dengan korban 5 tewas
dan 30 luka-luka. Semua korban adalah anak
Asia sehingga diduga unsur rasialisme.
Peristiwa serupa pernah terjadi antara tahun
1985-1988 di Alabama, Illionis, Chicago,
Philadelphia, dan Florida.
Penugasan Praktik 4
Kewarganegaraan
Carilah
Carilah sumber
sumber informasi
informasi lain
lain baik
baik dari
dari buku,
buku, koran,
koran, majalah,
majalah, internet,
internet, buletin
buletin dan
dan
sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut
sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut : :
Rumuskan
Rumuskan kembali
kembali bagaimana
bagaimanasuatu
suatubangsa
bangsasecara
secarahukum maupun
sosiologis politispolitis
maupun dapat
dikategorikan telah
dapat terbentuk ! melaksanakan prinsip-prinsip HAM dengan baik !
Berikan penjelasan hubungan
Berikan penjelasan hubungan antara
antara adanya
upaya pemajuan, penghormatan
manusia dengan dan
terbentuknya
penegakan HAM dunia dengan Universal
bangsa di dalam suatu negara tertentu ! Declaration of Human Rights)
Tahun
Berikan 1948 !
penjelasan kembali mengapa unsur konstitutif, merupakan unsur mutlak
Berikan penjelasan
dalam berdirinya suatukembali
negara mengapa
! instrumen hukum HAM sangat penting
dalamsekurang-kurangnya
Berikan upaya pemajuan, penghormatan
2 (dua) contoh danpersamaan
penegakandanHAM di duniaantara
berbedaan ! warga
negara dengan bukan warga negara berdasarkan hak dan kewajibannya ! bentuk
Berikan sekurang-kurangnya 2 (dua) contoh persamaan dan berbedaan
pelanggaran
IdentifikasikanHAM internasional
kembali dalam bentuksebelum dan setelah
apa sajakah batas lahirnya
suatu negaraUniversal
dengan
Declaration
negara lain ! of Human Rights) Tahun 1948.
Identifikasikan kembali apakah instrumen hukum HAM internasional telah
berlaku efektif di banyak negara !
2. Peradilan Internasional
HAM
Sebagai suatu nilai yang diakui secara universal, pengakuan dan
perlindungan terhadap hak asasi manusia merupakan tanggung jawab
bersama yang bersifat lintas negara. Artinya persoalan hak asasi
manusia tidak hanya merupakan persoalan suatu negara secara
tersendiri, melainkan menjadi persoalan bersama yang mendapat
perhatian internasional. Oleh karena itu, perilaku kejahatan
2
kemanusiaan tidak dapat berdalih bahwa karena dia adalah warga
negara tertentu dan melakukan kejahatan di wilayah negaranya sendiri,
sehingga dunia internasional tidak berhak menuntutnya.
Fokus Kita :
Komisi Hak asasi manusia PBB meskipun anggotanya berasal dari
berbagai negara, namun dalam melaksanakan tugasnya bekerja
secara pribadi (masing-masing). Komisi ini dapat membentuk
berbagai Sub Komisi atau kelompok kerja untuk melaksanakan tugas-
Banyak kejahatan kemanusiaan yang merupakan pelanggaan HAM
dilakukan oleh rezim otoriter di sebuah negara. Biasanya pemerintah
otoriter tidak hanya menguasai lembaga karena itu, seorang penguasa
yang otoriter biasanya dapat melakukan kejahatan kemanusiaan
dengan leluasa tanpa tersentuh oleh lembaga peradilan. Sementara,
lembaga negara lainnya dan juga masyarakat tidak memiliki kekuatan
yang memadai untuk melakukan kontrol terhadap kesukaannya.
Untuk itu dibutuhkan sebuah lembaga peradilan yang bersifat
internasional dan memiliki yurisdiksi atas wilayah negara-negara secara
internasional. Sebuah lembaga yang memiliki kekuasaan untuk
mengadili dan menghukum para penjahat kemanusiaan. Dalam rangka
menyelesaikan masalah pelanggaran HAM ini pula, PBB membentuk
komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia (The United Nations Commission
on Human Rights). Komisi ini awalnya terdiri dari 18 negara anggota,
kemudian berkembang menjadi 43 orang anggota. Negara Indonesia
diterima komisi ini sejak tahun 1991.
Cara kerja komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk sampai pada
proses peradilan HAM internasional, adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengkajian (studies) terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, baik dalam suatu negara
tertentu maupun secara global. Terhadap kasus-kasus pelanggaran
yang terjadi, kegiatan komisi terbatas pada himbauanm serta
persuasi. Kekuatan himbauan dan persuasi terletak pada tekanan
opimi dunia internasional terhadap pemerintah yang bersangkutan.
b. Seluruh temuan Komisi ini dibuat dalam
Yearbook of Human Rights yang disampaikan kepada sidang umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
c. Setiap warga negara dan atau negara anggota
PBB berhak mengadu kepada komisi ini. Untuk warga negara
perseorangan dipersyaratkan agar terlebih dahulu ditempuh secara
musyawarah di negara asalnya, sebelum pengaduan di bahas.
d. Mahkamah Internasional sesuai dengan
tugasnya, segera menindak lanjuti baik pengaduan oleh anggota
maupun warga negara anggota PBB, serta hasil pengkajian dan
temuan komisi Hak Asasi Manusia PBB untuk diadakan pendidikan,
penahan, dan proses peradilan.
2
Untuk lebih jelasnya tentang proses peradilan hak asasi manusia
internasional, dapat dilihat pada bagan berikut.
MAJELIS
UMUM
DEWAN MAHKAMAH
KEAMANAN INTERNASIONAL
KOMISI
HAM
PBB
LAPORAN :
1. Negara
Anggota PBB
YEAR OPINI
BOOK DUNIA
2. Warga Negara PELANGGARAN
ON INTER-
Perseorangan HAM
HUMAN NASIONAL
INTERNASIONAL
RUGHTS
2
Hak Asasi Manusia dalam pengertian umum merupakan hak-hak
dasar yang dimiliki setiapKESIMPULAN
pribadi manusia sebagai anugrah Tuhan
yang dibawa sejak E lahir. Hak-hak dasar manusia mencakup: hak
hidup, hak kemerdekaan/kebebasan, dan hak memiliki sesuatu.
Macam-macam hak asasi dapat di kelompokkan ke dalam: hak-hak
asasi pribadi, hak-hak asasi ekonomi, hak-hak asasi politik, hak-hak
assi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum, hak
asasi sosial dan kebudayaan, serta hak-hak asasi untuk
mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan.
Sejarah perkembangan hak asasi manusia telah melalui tahapan yang
sangat panjang. Terutama dapat kita lihat sejak zaman Nabi
Ibrahim (2500 SM) sampai dengan abad ke-20. Inti dari perjuangan
hak asasi manusia dari tahun ke ahun hampir sama, yaitu sekitar
upaya manusia untuk melawan kelaliman penguasa dan
memperjuangkan harkat dan martabat kemanusiaan.
Beberapa hambatan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam
upaya pemajuan, penghormatan dan menegakan hak asasi
manusia antara lain : faktor kondisi sosial budaya, komunikasi dan
informasi, kebijakan pemerintah, perangkat perundangan dan
penegakkan hukum. Sedangkan tantangannya antara lain : adanya
prinsip universalitas, pembangunan nasional dan sebagainya.
Tantangan terberat terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000, yaitu harus
ditegakannya Pengadilan Hak Asasi Manusia yang mencakup
Kejahatan Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan.
Instrumen hukum hak asasi manusia internasional, sangat diperlukan
bagi setiap warga masyarakat di dunia dalam upaya pemajuan,
penghormatan dan penegakan hak-hak sipil di setiap negara
sebagai anggota PBB.
Dengan semakin banyaknya instrumen hukum hak asasi manusia
internasional, diharapkan pelanggaran-pelanggaran berat terhadap
dan penistaan terhadap kemanusiaan, semakin tahun semakin
berkurang.
Pelanggaran terhadap hak asasi manusia internasional secara institusi
telah dilakukan oleh Komisi HAM PBB yang berkedudukan di Den
Haag. Setiap negara yang melanggar hak asasi manusia
internasional akan memperoleh sanksi dari Mahkamah
Internasional.
Proses peradilan HAM Internasional biasanya didahului dengan
adanya laporan baik dari negara anggota PBB atau perseorangan.
Hal ini akan dimuat dalam Yearbook on Human Rights dan
selanjutnya akan diproses lebih lanjut melalui Komisi HAM PBB.
Mayoritas terjadinya pelanggaran hak asasi manusia internasional,
terdapat pada negara-negara berkembang dan rawan konflik. Pada
umumnya pemerintahan mereka masih otoriter dan peran militer
sangat dominan.
LATIHAN UJI KOMPETENSI
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
Uraian
Berikan jawaban dengan singkat dan jelas pada pertanyaan-
pertanyaan dibawah ini!
c. Studi Kasus
“Teror 11 September
Jadi Alat Pembenaran Untuk Langgar HAM”
Peraih Nobel Perdamaian Shirin Ebadi asal Iran, mengatakan serangan 11
September 2001 di AS telah menjadi alat pembenaran untuk melanggar hukum
internasional dan hak asasi manusia. Dalam dua tahun terakhir ini, beberapa
negara telah melanggar prinsip-prinsip universal dan hukum Hak Asasi Manusia
dengan dalih melawan “terorisme”.
Para pembela HAM semakin miris saat menyaksikan pelanggaran terhadap
hukum internasional, tidak hanya oleh mereka yang selama ini telah dikenal
menentang hukum internasional itu, tetapi prinsip ini juga dilanggar negara-
negara Barat yang “demokratis” dan mengaku “pembela HAM”. Disisi lain, masih
terdapat keputusan dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang “diskriminatif”
dalam 12 tahun terakhir. Contoh nyata adalah dalam resolusi untuk Irak (sanksi
ekonomi, senjata dan aksi militer) begitu efektif. Namun untuk Israel, resolusi
Tagihan Tugas :
1. Setelah disimak dan baca baik-baik, ceritakan kembali apa
yang ada dibenak anda ?
2. Berikan beberapa indikasi dari kasus “pelanggaran hukum
internasional” dan “HAM” oleh koalisi (AS, Inggris, Spanyol) dalam
invasi ke Afghanistan dan Irak !
3. Dalam konflik “Israel – Palestina”, mengapa resolusi PBB tidak
efektif terhadap Israel yang menduduki sebagian wilayah Palestina ?
4. Sikap anda terhadap issu penangkapan presiden Irak Saddam
Hussein yang dituduh Amerika Serikat sebagai diktator dan tiran ?
d. Inquiri
Amerika Serikat paska runtuhnya blok timur, menjadi satu-satunya
polisi dunia (mono polar) yang belakangan ini sepak terjangnya cenderung
“arogan”. Peristiwa penyerangan WTC dan Pentagon di Amerika Serikat
tanggal 11 September 2001, menjadi pijakan untuk memerangi terorisme
global. Negara-negara yang dianggap “terlibat” (orangnya atau
pendanaan) dikampanyekan untuk di hukum dengan cara Amerika,
meskipun banyak ditentang oleh negara-negara lain anggota PBB. Dua
korban invasi Amerika Serikat dengan sekutunya di tahun 2002 – 2003,
adalah Afghanistan dan Irak.
Tagihan Tugas :