You are on page 1of 9

Market Outlook H2-2010

12 Juli 2010
Sisa satu semester 2010 yang akan datang menimbulkan tanda tanya
bagi pelaku pasar. Krisis hutang pemerintah di Eropa, melambatnya
pertumbuhan di Cina, perubahan kebijakan moneter dan tingginya Andrew Siahaan
volatilitas di pasar akan menjadi pertimbangan penting untuk (+6221) 5793-0008 ext.148
andrew@reliance-securities.com
merencanakan strategi berinvestasi. IHSG menjadi indeks yang
mengalami kenaikan yang tertinggi dibanding indeks negara lain Andy Gunawan
ditengah kondisi meningkatnya risiko pasar yang terjadi. Semakin (+6221) 5793-0008
besarnya perbedaan pergerakan IHSG dengan bursa-bursa lainnya Andy.gunawan@reliance-securities.com
ditengah kondisi seperti saat ini membuat down-side risk semakin besar
pula. Investor harus mewaspadai kemungkinan koreksi yang terjadi
pada harga-harga saham dengan lebih memilih perusahaan yang
memiliki pangsa pasar domestik yang besar dan ketergantungan dengan
kondisi perekonomian luar negeri yang rendah. Kami
merekomendasikan overweight saham-saham consumer good,
automotive, dan banking.

Kekhawatiran akan kelanjutan pemulihan ekonomi meningkat


ƒ Risiko gagal bayar hutang di Eropa meningkat ketika rasio
Hutang/GDP semakin besar.
ƒ Tingginya Hutang dan defisit yang dialami negara-negara Eropa,
Jepang dan AS membuat pendanaan pembangunan ekonomi dari
Indonesia Equity Market

hutang terbatas dan ditambah lagi efisiensi yang akan dilakukan


untuk menutupi defisit anggarannya.
ƒ Beberapa indikator perekonomian menunjukkan pemulihan, namun
angka pengangguran masih tinggi di AS.
ƒ Cina yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi Dunia sedang
memasuki tahap cooling down. Terlihat dari Penurunan Industrial
Production sejak awal tahun 2010.
ƒ Harga Emas naik dan Yield Obligasi 10yr AS berada dibawah 3%
menandakan kebutuhan keamanan (flight to quality) meningkat.

Bagaimana dengan kelanjutan rally IHSG ?


ƒ Membaiknya Rating dan tingginya Yield di Indonesia menarik bagi
aliran dana asing.
ƒ Besarnya porsi consumer spending terbukti menjaga pertumbuhan
ekonomi Indonesia tetap positif ditengah krisis ekonomi global.
ƒ Saham-saham sektor consumer, manufacturing dan banking menjadi
penopang kenaikan IHSG.
ƒ Lesunya perekonomian global membuat sektor yang berorientasi
ekspor terutama komoditas mengalami negative relative
performance.

Strategi pemilihan saham


ƒ Saham yang menjadi pilihan di 2010 menurut kriteria kami adalah
emiten yang memiliki kinerja keuangan yang baik seperti ROE yang
tinggi, memiliki dividen yang besar, merupakan market leader di
sektornya , pertumbuhan pendapatan yang baik, memiliki
kapitalisasi pasar yang besar, dan memiliki orientasi bisnis lebih ke
domestik.

Please read important disclosure on the back of this report 1 your reliable partner
Kekhawatiran mengenai membengkaknya hutang di Eropa meningkat sejak
pertama kali diberitakannya gagal bayar perusahaan raksasa property yaitu
Dubai World pada akhir Nopember 2009. Yang menjadi negara Eropa yang
terancam gagal bayar hutang luar negeri pertama kalinya adalah Yunani. Setelah
itu beberapa negara Eropa yang sekala ekonominya lebih besar dari Yunani turut
juga mengalami masalah pembayaran hutang luar negerinya seperti Portugal,
Italia dan Spanyol. Jika suatu negara mengalami gagal bayar hutang luar
negerinya maka dampaknya akan menjalar ke negara-negara lainnya
(counterparty risk). Meningkatnya kekhawatiran ini menyebabkan likuiditas di
Eropa mengalami pengetatan yang dilihat dari kenaikan tajam Libor USD 3
month dari awal 2010 sekitar 0,25% sampai saat ini sebesar 0,53%

Grafik 1. Persentase Hutang/GDP Negara-Negara di Eropa


500
% of GDP 428
450
396
400
350
300
247
232
250
185 189
200 175
155
150
100
50
-
ITA

Greece

SPN

GER

PO R

FRA

N etherland

UK
Sumber : Bloomberg

Grafik 2. Ketatnya likuiditas di Eropa tercermin dari naiknya LIBOR 3M USD

0.6

LIBOR 3 M USD (%)


0.5

0.4

0.3

0.2
Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10
Sumber : Bloomberg

Besarnya defisit yang dialami negara-negara di Eropa memperlambat proses


pemulihan perekonomiaan saat ini. Defisit negara-negara di Eropa jauh diatas
aturan EU yaitu 3%. Defisit akan memaksa negara-negara tersebut memangkas
pengeluarannya dan akan menaikkan tarif pajak atau menambah jenis-jenis
pajaknya. Sementara dalam kondisi perekonomian yang lesu seharusnya
pemerintah merangsang pertumbuhan ekonomi dengan belanja yang lebih besar
dan menurunkan pajak. Jika pemerintah di Eropa benar-benar melakukan
penghematan belanja maka perekonomian diperkirakan akan membutuhkan
waktu lebih lama lagi untuk bisa pulih. Saat ini bukan hanya Eropa saja yang
akan melakukan pemangkasan belanja, namun negara-negara anggota G-20
sepertinya akan melakukan hal yang sama. Namun, Indonesia yang merupakan
salah satu anggota G-20 masih belum akan melakukan penghematan karena
defisitnya masih kecil sekitar 2,2% dari GDP.

Please read important disclosure on the back of this report 2 your reliable partner
Grafik 3. Defisit Anggaran (%) yang dialami negara-negara Eropa, AS, dan Jepang.
-14.3
-13.6

-11.5 -11.2

-9.4 -9.3

-7.5 -7.4
-6
-5.3

Belgium
Portugal
Irlandia

Greece

France
Spain

Japan

Italy
UK

US
Sumber : Bloomberg

Grafik 4. Risk profile hutang luar negeri beberapa negara di Eropa meningkat akibat
membengkaknya hutang dan defisit anggaran yang terjadi di Eropa.
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Dec-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10

United Kingdom Greece Portugal Spain Italy Germany


Sumber : Bloomberg

Saat ini di AS beberapa indikator ekonomi mengindikasikan adanya perbaikan


ekonomi. GDP AS pertumbuhannya meningkat tajam dari terendah -3,8% di Q3
2009 menjadi 2,4% di Q2 2010. Namun roda perekonomian masih berputar
sangat lambat dilihat dari velocity of money AS yang masih rendah bahkan
terendah sejak 20 tahun terakhir. Pelaku ekonomi di AS masih belum berani
membelanjakan uangnya dan lebih memilih menyimpan uangnya karena
kekhawatiran akan memburuknya perekonomian di masa yang akan datang
masih tinggi. Akan sulit perekonomian pulih jika velocity of money tetap
rendah.
Grafik 5. Velocity of Money di AS masih sangat rendah menandakan lesunya
perekonomian.
2.2

2.11
2.1

1.92
1.9

1.8
Mar-90

Jun-91

Sep-92

Dec-93

Mar-95

Jun-96

Sep-97

Dec-98

Mar-00

Jun-01

Sep-02

Dec-03

Mar-05

Jun-06

Sep-07

Dec-08

Mar-10

1.73
1.7

1.6
Sumber : Bloomberg

Please read important disclosure on the back of this report 3 your reliable partner
Grafik 7. Meskipun GDP mulai naik, namun perekonomian masih lesu.
5.4
5
4.1
4

3 2.7 2.4

0 0.4
Mar-97

Dec-97

Sep-98

Jun-99

Mar-00

Dec-00

Sep-01

Jun-02

Mar-03

Dec-03

Sep-04

Jun-05

Mar-06

Dec-06

Sep-07

Jun-08

Mar-09

Dec-09
-1

-2

-3

-4 -3.8
Sumber : Bloomberg

Indikator ekonomi yang sangat penting lainnya adalah ISM Manufacturing


Survey. Indikator ini menandakan aktivitas manajer bagian pembelanjaan di
perusahaan manufaktur AS yang mewakili 20 industri yang berbeda. Besarnya
jumlah pembelian atau pengadaan supply di pabrik akan sensitif terhadap
prospek perekonomian kedepannya. Jika permintaan mulai naik maka pembelian
persediaan pabrik akan segera diperbanyak. ISM Manufacturing AS terus
membaik dari awal 2009 sampai dengan April 2010, namun dari April sampai
Juni 2010 mengalami penurunan. Hal yang perlu diwaspadai adalah jika ISM
Manufacturing berada di bawah 50, yang artinya manufacturing memasuki fase
kontraksi meskipun perekonomian masih bertumbuh.

Grafik 8. ISM Manufacturing Survey kembali mengalami penurunan sejak April 2010

70
66.2
65
60.4
60
56
55 56.2

50
Jan-00

Sep-00

May-01

Jan-02

Sep-02

May-03

Jan-04

Sep-04

May-05

Jan-06

Sep-06

May-07

Jan-08

Sep-08

May-09

Jan-10

45

40

35
32.4
30
Sumber : Bloomberg

Pertumbuhan ekonomi Cina dikhawatirkan akan mengalami perlambatan di


2011. Peranan China dalam perekonomian dunia saat ini sangatlah penting,
sehingga kekhawatiran investor akan meningkat jika perekonomian Cina
melambat. Pemerintah Cina mulai memperketat kebijakan moneternya dengan
cara menaikkan cadangan minimum bank di Cina menjadi 16,5%. Hal ini
dilakukan untuk mencegah overheating pertumbuhan Cina dan menahan inflasi.
Jika Cina menurunkan pertumbuhannya maka dampaknya akan besar terhadap
proses pemulihan ekonomi global. Karena salah satu cara mengatasi masalah
lesunya perekonomian adalah dengan meningkatkan perdagangan internasional.
Hal lain di Cina yang dicemaskan adalah runtuhnya sektor properti di Cina yang
akan menghantam sistem perbankan Cina. Indeks Harga Properti Cina berada
pada level tertinggi dari 5 tahun terakhir ini. Kondisi ini sangat rentan terjadinya
anjloknya harga properti disusul dengan bankrutnya bank-bank yang mendanai
kredit properti, dan akhirnya merambat ke sektor-sektor lainnya.

Please read important disclosure on the back of this report 4 your reliable partner
Grafik 9. Indeks Harga Property Cina mencapai level tertinggi dan sangat rentan
mengalami penurunan tajam.

14
12.8
12 11.3 12.4

10

8
6.8
6
Aug-05
Nov-05
Feb-06
May-06
Aug-06
Nov-06

Feb-07
May-07
Aug-07
Nov-07
Feb-08
May-08
Aug-08
Nov-08

Feb-09
May-09
Aug-09
Nov-09
Feb-10
May-10
4

-2 -1.3

Sumber : Bloomberg

Grafik 10. Purchasing Manager Index China juga mengalami penurunan, dapat
mengindikasikan menurunnya aktivitas produksi manufaktur dan
rendahnya permintaan barang baik ekspor maupun domestik di Cina.

59

56

53

50
Jan-05

May-05

Sep-05

Jan-06

May-06

Sep-06

Jan-07

May-07

Sep-07

Jan-08

May-08

Sep-08

Jan-09

May-09

Sep-09

Jan-10

May-10

47

44

41

38
Sumber : Bloomberg

Permasalahan defisit negara-negara di Eropa, Jepang dan AS, melambatnya


pertumbuhan ekonomi di Cina dan meningkatnya volatilitas di pasar modal
menyebabkan kebutuhan akan instrumen investasi yang lebih aman meningkat.
Hal ini terlihat dari trend kenaikan harga emas dan menurunnya yield obligasi
pemerintah AS 10 tahun. Harga emas saat ini $1190 per troy once mengalami
kenaikan 28% dari harga tahun lalu, sementara yield obligasi pemerintah AS
turun tajam menjadi 2,92%. Rendahnya Yield Obligasi di AS dapat berdampak
positif bagi aliran dana ke Indonesia. Dengan kondisi makro ekonomi yang
membaik, rating hutang luar negeri yang membaik dan yield obligasi lebih
tinggi dari negara-negara lain maka daya tarik Indonesia sebagai tempat
berinvestasi akan semakin besar.

Please read important disclosure on the back of this report 5 your reliable partner
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai 6%. Yang menjadi
motor pertumbuhan ekonomi masih berasal dari belanja masyarakat yang
memberikan kontribusi lebih dari 60% GDP. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari berita harian Bisnis Indonesi tanggal 18 Juli 2010 bahwa sampai
dengan Mei 2010 belanja kebutuhan sehari-hari masyarakat pertumbuhannya
sudah mencapai 9% dibanding tahun lalu. Meskipun akan terjadi kenaikan TDL
di 2010, namun diperkirakan pola konsumsi masyarakat tidak berubah. Dari net
ekspor dan investasi diperkirakan masih belum banyak berubah di 2010.
Lesunya perekonomian Global menjadi penyebab pertumbuhan dari ekspor dan
investasi masih belum bisa memmberikan kontribusi banyak untuk
pertumbuhan ekonomi.

Grafik 11. Indonesia di 2011 pertumbuhannya masih meningkat, sementara Cina,


India, dan AS akan mengalami penurunan.

12
10 2009 2010F 2011F
8
6
4
2
0
China

India

Indonesia

Vietnam

Thailand

Malaysia

US

Australia

Japan

UK

Spain

Germany
-2
-4
-6

Sumber : IMF

Peringkat Rating Hutang Luar Negeri Indonesia yang naik menyebabkan aliran
modal asing masuk mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari porsi
kepemilikan Aing di SUN meningkat di Juni menjadi 26,1%, demilian pula
dengan saham dimana IHSG menjadi bursa dengan pertumbuhan terbaik di
dunia. Kondisi ini membawa obligasi dan saham-saham di Indonesia pada harga
premium. Kenaikan harga ini patut diwaspadai karena harga saham saat ini
tidak sepenuhnya didukung oleh peningkatan kinerja fundamental emiten-
emiten. Tidak banyaknya pilihan negara-negara yang masih memiliki
pertumbuhan, yield investasi yang tinggi dan kondisi ekonomi yang relatif lebih
kebal dari krisis global membuat membawa Indonesia menjadi tujuan utama
investasi asing.

Grafik 12. Persentase Kepemilian Asing di SUN meningkat menjadi 26% di Juni 2010

6.4% 6.7% 7.1% 6.9% 7.8% 7.5% 7.5% 7.5% 7.2%


4.4% 4.4% 3.9% 3.7% 3.1% 3.2% 2.4% 3.5% 3.1%
6.3% 6.2% 6.4% 6.4% 6.4% 6.3% 6.2% 6.2% 5.9%

16.7% 15.8%
18.6% 19.5% 20.2% 22.3% 24.6% 23.6% 26.1%
Others

10.6% 11.2% Securities Company


12.5% 12.8% BI
13.0%
13.2% 12.5% 12.7%
6.3% 6.5% 12.5% Pension Fund
7.8% 8.0% Foreign
7.9%
7.4% 7.7% 7.8% 7.9% Insurance
Mutual Fund
Bank

49.2% 49.2%
43.7 % 42 .6% 4 1.6% 40.1% 39.1% 38.8% 3 7.5%

Dec-09 Jun-09 Dec-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10

Sumber : DMO

Please read important disclosure on the back of this report 6 your reliable partner
Grafik 13. Sampai dengan Juni 2010 hanya tiga negara yang pertumbuhannya positif,
yaitu : Indonesia, Malaysia, India dan Korea.
150%

125%

100%

75%

50%

25%

0%

-25%

-50%

-75%

-100%
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
Indonesia 62.82% 44.56% 16.24% 55.30% 52.08% -50.64% 87.00% 15.60%
Korea 29.19% 10.51% 53.96% 3.99% 32.25% -40.73% 49.70% 1.70%
Malaysia 22.84% 14.29% -0.76% 21.74% 31.82% -39.33% 45.20% 3.50%
Singapore 31.58% 17.09% 13.37% 27.47% 16.07% -49.17% 64.50% -2.20%
Jepang (Nikkei 225) 24.45% 7.61% 40.24% 6.92% -11.13% -42.12% 19.00% -5.20%
Hong Kong 34.92% 13.15% 5.73% 32.69% 39.31% -48.27% 52.00% -7.30%
U SA (Dow Jones) 25.32% 3.15% -0.61% 16.29% 6.43% -33.84% 18.80% 0.10%
Inggris (FTSE 100) 13.62% 7.54% 16.71% 10.71% 3.80% -31.33% 22.10% -2.90%
Shanghai 10.27% -15.40% -8.33% 130.43% 96.66% -65.39% 80.00% -23.30%
India (Mumbai) 72.89% 13.08% 42.33% 46.70% 47.15% -52.45% 81.00% 0.60%

Sumber : IDX

Terbukti bahwa sektor consumer memberikan relative return yang paling tinggi
diantara sektor lainnya. Kinerja fundamental emiten yang ada di sektor ini
sangat kebal terhadap lesunya perekonomian global. Bahkan penurunan harga
CPO akibat lesunya perekonomian berdampak positif bagi emiten yang terdapat
di sektor consumer seperi UNVR. Penurunan harga CPO akan menurunkan biaya
bahan baku dimana UNVR hampi 80% produknya menggunakan bahan baku
berasal dari CPO. Sementara penurunan harga komoditas tambang dan CPO di
pasar Internasional membuat relative performance sektor pertambangan dan
Perkebunan jauh dibawah kinerja IHSG masing-masing sebesar -12,3% dan -
21,7%. Sektor infrastruktur yang sebagian besar terdiri dari emiten
telekomunikasi kinerjanya juga masih dibawah IHSG yaitu -20,6%. Hal ini
disebabkan sektor telekomunikasi saat ini memasuki fase konsolidasi dimana
perang tarif dan banyaknya operator membuat kinerja fundamental emiten tidak
bertumbuh besar.

Grafik 14. Relative Performance Indeks Sektoral

Consumer 30.3%
Manufacturing 17.0%
Finance 8.1%
Basic Industry 1.5%
Trade -0.1%
Property -3.8%
Mining -12.3%
Infrastructure -20.6%
Argiculture-21.7%

-25% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Sumber : IDX

Please read important disclosure on the back of this report 7 your reliable partner
Saham-Saham Pilihan
Kami masih melihat ada ruang untuk IHSG naik sampai ke level 3111 sampai
akhir 2010. Pertumbuhan ekonomi yang solid, rating Indonesia semakin baik,
dan yield masih tinggi dibanding negara lain menjadi faktor pendorong
kenaikan IHSG di 2010. Saham-saham yang menjadi pilihan di semester II 2010
menurut kriteria kami adalah emiten yang memiliki kinerja keuangan yang baik
seperti ROE yang tinggi, memiliki dividen yield yang tinggi, merupakan market
leader di sektornya, memiliki kapitalisasi pasat besar, dan lebih berorientasi
pada pasar domestik seperti sektor consumer good, automotive, dan banking.
Adapun saham-saham pilihan kami adalah:

Tabel 1. Saham-Saham Pilihan

Price P/E PBV ROE Div. Yield YTD REKOMENDASI TP


NO Emiten
(Rp) (x) (x) (%) (%) (%) BUY HOLD SELL (Rp)
1 TLKM 7,750 13.02 3.62 30.92 3.72 -18.52 18 4 1 9,520
2 ASII 47,350 17 4.42 27.52 2.37 37.71 15 6 0 51,444
3 BBCA 5,900 19.42 4.94 26.92 1.86 18.03 7 14 7 5,675
4 BMRI 5,900 15.65 3.31 21.81 2.04 25.74 17 9 0 6,191
5 PGAS 3,950 13.31 6.97 66.24 3.9 -1.28 20 0 2 4,803
6 BBRI 9,250 14.22 4.14 29.46 1.42 21.33 25 5 2 10,071
7 UNVR 17,100 39.76 27.58 89.49 2.33 55.56 2 8 5 14,822
8 ADRO 2,025 15.38 3.5 27.77 2.01 16.03 17 3 1 2,468
9 UNTR 18,700 15.64 4.15 30.57 2.45 20.82 25 1 2 21,564
10 BUMI 1,850 23.58 2.38 14.45 1.5 -23.71 13 3 5 2,653
11 INTP 16,250 19.62 5.18 28.64 1.39 19.52 16 5 3 17,755
12 SMGR 9,050 15.1 4.8 36.42 3.41 17.22 24 1 2 9,743
13 PTBA 17,300 17.9 6.43 56.24 3.07 0.97 15 6 4 19,868
14 GGRM 34,900 18.3 3.43 20.44 1.86 58.93 5 1 2 32,579
15 AALI 18,650 16.85 4.45 29.18 3.69 -17.49 16 8 4 25,000
16 INDF 4,325 15.08 3.65 22.17 2.18 25.35 15 3 0 4,490

Sumber : Bloomberg

Perkiraan IHSG 2010. IHSG di 2010 diperkirakan berada di level 3111 atau naik
sekitar 22,7% YoY atau naik sebesar 5,7% dari posisi saat ini. Perkiraan kenaikan
IHSG ini dihitung dengan menyesuaikan antara akumulasi pertumbuhan nominal
GDP Indonesia sejak 1999 sampai dengan 2010 ditambah dengan rata-rata
standard deviasi posisi IHSG dengan IHSG yang sesuai dengan pertumbuhan
nominal IHSG. Kami memperkirakan pertumbuhan GDP dan arus dana masuk
yang meningkat di 2010 akan menyokong pergerakan IHSG.

Tabel 2. Perkiraan IHSG berdasarkan Pertumbuhan GDP Nominal

Year Historical Nominal GDP Based


Deviation
End IHSG YoY (%) IHSG YoY (%)
1999 677 70.1 677 - 0
2000 416 -38.6 779.0 15.1 363.0
2001 392 -5.8 888.9 14.1 496.9
2002 425 8.4 1019.7 14.7 594.7
2003 692 62.8 1118.5 9.7 426.5
2004 1000 44.5 1270.2 13.6 270.2
2005 1163 16.3 1552.4 22.2 389.4
2006 1806 55.3 1749.0 12.7 -57.0
2007 2746 52.0 1965.0 12.4 -781.0
2008 1355 -50.7 2290.4 16.6 935.4
2009 2534 87.0 2512.7 9.7 -21.3
2010** 3111 22.8 2789.2 11.0 n.a
Sumber : Estimasi Reliance

Please read important disclosure on the back of this report 8 your reliable partner
HEAD OFFICE RESEARCH DIVISION
Reliance Building Andrew Siahaan andrew@reliance-securities.com
Jl. Pluit Kencana No. 15A, Pluit
Jasa Adhi Mulya jasa@reliance-securities.com
Penjaringan
Jakarta 14450 Andy Gunawan
T +62 21 661 7768
Gina Novrina Nasution gina@reliance-securities.com
F +62 21 661 9884

EQUITY DIVISION

Jakarta- Pluit Jakarta – Kebon Jeruk Bandung - Supratman


Jl. Pluit Kencana No. 15A Plaza Kebon Jeruk Gedung P2Tel
Pluit Penjaringan Jl.Raya Perjuangan Blok A/2 Jl. Supratman No. 48
Jakarta 14450 Jakarta 11530 Bandung 40121
T +62 21 661 7768 T +62 21 532 4074 T +62 22 727 7112
F +62 21 661 9884 F +62 21 536 2157 F +62 22 710 4827

Jakarta - Sudirman Bandung – Cisangkuy Tasikmalaya


Menara Batavia 27th floor Jl.Cisangkuy No.58 Ruko Tasik Indah Plaza (TIP) No. 21
Jl.KH.Mas Mansyur Kav 126 Bandung 40115 Jl. KHZ Mustofa No. 345
Jakarta 10220 T +62 22 721 8200 Tasikmalaya 46121
T +62 21 5793 0008 F +62 22 721 9255 T +62 265 345000
F +62 21 5793 0010 F +62 265 345003
Semarang
Malang Gedung Grinata Lantai 2 Surabaya – Diponegoro
Jl. Guntur No. 19 Jl. Pemuda No. 142 Jl. Diponegoro 141-143, Surabaya
Malang 65112 Semarang 60264
T +62 341 347 611 T +62 24 356 0129 T +62 31 567 0388
F +62 341 347 615 F +62 24 356 3308 F +62 31 561 0528

Surabaya Jakarta – Pantai Indah Kapuk Denpasar – Bali


Jl. Bangka No. 22 Rukan Cordoba Blok B No. 10 Bukit Golf Dewata Square Blok A3 Jl. Letda
Surabaya 60281 Mediterania Tantular
T + 62 31 501 1128 Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara Renon - Denpasar Bali 802361
F + 62 31 503 3196 T +62 21 - 56983630 T +62 361 225099
F +6221 56983635 F +62 361 245099
Yogyakarta
Jl. Pattimura No. 1
Yogyakarta 55224
P +62 274 550 123
F +62 274 551 121

POJOK BURSA & GALERI INVESTASI

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Universitas Kristen Duta Wacana Universitas Muhammadiyah Malang
Jakarta Jl. Wahidin Sudiro Husodo, Yogyakarta Jl. Raya Tlogomas 246, Malang
Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu Jak-Sel 12450 55224 T +62 341 464318-9
T + 62 21 7656971 ext. 197 T + 62 274 563 929 F +62 341 460782
F + 62 21 7656971 ext. 138 F + 62 274 513 235
Universitas Brawijaya
Universitas Surabaya Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Veteran, Malang 65145
Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60293 Jl. Siliwangi No. 24, Tasikmalaya 46151 T +62 341 551611, 575777
T + 62 31 298 1203 T + 62 265 323685 F +62 341 565420
F + 62 31 298 1204 F + 62 265 323534
STIE Malangkucecwara
Universitas Muhammadiyah Gresik Universitas Negeri Malang Jl. Terusan Candi Kalasan, Malang
Jl. Sumatra 101 GKB, Gresik 61121 Jl. Surabaya No. 6 Malang 65145 65142
T + 62 31 395 1414 T + 62 341 585914 T +62 341 491813
F + 62 31 395 2585 F + 62 341 552888 F +62 341 495619

Disclaimer :
The information contained in this report has been obtained from public sources believed to be reliable and the opinions contained herein are
expressions of belief based on such information. No representation or warranty, express or implied, is made that such information or opinions
is accurate, complete or verified and it should not be relied upon as such. This report does not constitute a prospectus or other offering
document or an offer or solicitation to buy or sell any securities or other investments. Information and opinions contained in this report are
published for reference of the recipients and are not to be relied upon as authoritative or without the recipient’s own independent verification
or taken in substitution for the exercise of judgment by the recipient. All opinions contained herein constitute the views of the analyst (s) named
in this report, they are subject to change without notice and are not intended to provide the sole basis of any valuation of the subject securities
and companies mentioned in this report. Any reference to past performance should not be taken as an indication of future performance. No
member company of RELIANCE group accepts any liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of the materials
contained in this report.

your reliable partner

You might also like