Professional Documents
Culture Documents
Pembukaan
Oleh: Direktur SatuDunia - Rini Nasution
Selamat pagi, terima kasih atas kehadiranya di diskusi terbatas ini, Hari ini kita bicara “Adopsi ICT di
NGOs dan Dampaknya Bagi Masyarakat Rentan” Topik ini kami angkat melihat perkembangan
pemanfaatan ICT di indonesia sangat pesat, mulai dari booming FB, Twiter, Penunaan HP dan
internet yang cukup tinggi dll. Sejauh ini semua itu di manfaatkan oleh banyak pihak termasuk
pemerintah, Coorporasi dan Masyarakat civil dan NGO secara khususnya. Kami ingin melihat apakah
“kehebohan” itu memberi dampak kepada persoalan-persoalan riil yang di hadapi masyarakat sebagai
penguna atau penerima manfaat ?. Nanti kita akan banyak bicara soal internet dan aksesnya. Ketika
kita bicara soal akses internet disini tidak hanya bicara mengenai infra struktur dan tata kelolanya saja,
tapi di lihat juga 2 hal penting yaitu : Pertama, Hak mengakses kebebasan informasi dan
pengetahuan yang harusnya bisa di jembatani dengan akses internet. Kedua, bicara bagaimana
aspek produksinya – bukan hanya konsumsinya.Bagaimana kebebasan berekspresi secara on line ini
dilakukan. Dari data kami sejauh ini pengunaan internet masih terbatas di kota-kota besar, lalu ada
ketimpangan penguna internet antara perempuan dan laki-laki, penguna di pulau jawa dan di luar
jawa dll.. Harapan kami hari ini kita bisa memetakan korelasi bagaimana Adopsi ICT di NGO dengan
dampaknya bagi masayarakat rentan.
Bersama kita telah hadir mas yanuar yang akan membantu kita memoderasi diskusi kita, kemudian
sudah hadir juga tubagus dari FAKTA dan mas didin yang sudah siap dengan data-datanya.
Selanjutnya di persilahkan kepada mas yanuar sebagai fasilitator. Terima kasih
www.satudunia.net
- Pertumbuhan penguna Face Book sampai 1 juli 2010 mencapai hampir 26 jt orang dengan distribusi
penguna dari umur 14 thn – 34 thn yang mendominasi.
- Ada ketimpangan penguna internet laki-laki dan perempuan, dimana dunia itu ternyata maskulin krn
lebih di dominasi oleh laki-laki.
- Tapi sebuah tehnologi itu bukanlah hanya sekedar “benda”/ tehnologynya saja, tapi dia membawa 1
bundle yang mencakup cara berpikir, cara budaya, cara berprilaku, cara merasa bahkan cara
bersosialisasi yang ada di sana (dr Negara yang kita import tehnologynya).
- Tapi tidak semua bundle itu serta merta terimport juga bersama tehnologynya, ini yang terjadi di
Indonesia- terjadi tercerabutnya tehnology.
- Lihat fakta Indonesia di mata dunia bahwa sampai saat ini :
1. Bahwa angka pertumbuhan ekonomi itu masih kecil – rakyat masih hidup di bawah garis
kemiskinan
2. Bahwa masih sangat tingginya angka kematian ibu melahirkan dan anak
- Itu yang saya katakana sebagai ketercerabutan tehnology.
- Lalu kalau kita bicara masalah adobsi ICT oleh masayarakat civil, saya mengajak kita mengunakan
kerangka pikir “ penanaman kembali” – menanam kembali yang tercerabut tersebut. Karena ini
terkait bagaimana kebutuhan dasar manusia menjadi berubah dll. Saat ini pulsa menjadi kebutuhan
ke dua setelah makanan. Kondisi ini tidak semuanya memberikan dampak positif, di satu sisi tetap
ada ketidak siapan masayarakat dengan eforia ini terutama di wilayah terpencil.
- Selalu ada dua sisi dari perkembangan / pertumbuhan, ini menuntut kecerdasan tertentu bagi kita.
Mungkin di satu kasus HP bisa menghilangkan matapencarian tukang becak, tapi di sisi lain justru
ada kasus tukang ojek mampu meningkatkan ekonominya sejak ada Hp.
Baik, Selanjutnya kita berikan kesempatan kepada Nara sumber Mas Tubagus haryo karbiyanto.
Sebagai pembicara pertama dan kemudian di lanjutkan oleh mas didin. Silahkan…………
Tubagus Haryo Karbiyanto (Wakil Koordinator Forum Warga Kota Jakarta) – Narasumber :
Tema : Adopsi internet bagi warga miskin dan NGOs yang bergerak di isu kemiskinan
www.satudunia.net
TOP 20 COUNTRIES WITH HIGHEST NUMBER OF INTERNET USERS
(http://www.internetworldstats.com/top20.htm)
www.satudunia.net
20 Poland 38,482,919 20,020,362 52.0 % 615.0 % 1.2 %
TOP 20 Countries 4,374,577,583 1,325,437,422 30.3 % 359.9 % 76.4 %
Rest of the World 2,393,227,625 408,556,319 17.1 % 461.5 % 23.6 %
Total World - Users 6,767,805,208 1,733,993,741 25.6 % 380.3 % 100.0 %
Indonesia Status
Note: Per Capita GDP in US dollars, source: United Nations Department of Economic and Social
Affairs. Source: http://www.internetworldstats.com/asia/id.htm
www.satudunia.net
Jumlah penduduk Miskin dan Penerimaan sektor Telekomunikasi di Indonesia
• Jumlah penduduk: 224 juta
• Jumlah penduduk miskin: 120 juta (60% penduduk) Dr Syafii Antonio, Maret 2007
• Jumlah penduduk miskin: 37 juta (17% Penduduk) BPS RI Juli 2007.
• Jumlah pengguna seluler: 75 juta (33% penduduk) ATSI Maret 2007.
• Jumlah pengguna internet: 15 juta (7% penduduk) Kompas Agustus 2007.
Adopsi internet bagi warga miskin? - (kampung Penas tanggul, Jakarta Timur)
Kendala
• Keterbatasan akses
• Keterbatasan pengetahuan
Pemanfaatan
• Anak-anak - kerjakan tugas sekolah, (klipping, artikel, gambar, berita buku, dst) Chating, FB,
Game online, download lagu, ringtone, video.
• Orang tua – pendaftaran siswa baru (ini menjadi sentuhan pertama warga miskin bersentuhan
dengan internet).
• Umum – telepon, SMS, Transfer data (Bluetooth)
Biaya
• Rp 30.000/bulan/KK untuk WARNET
5
www.satudunia.net
• Rp 160.000/bulan/KK untuk VOUCHER
Belum terlihat feedback yang kongkrit dari pengunaan Iinternet selain untuk komunikasi dan
hubungan social, benefit lainya belum muncul. Di sebuah berita saya dengar Indonesia menjadi
Negara peringkat ke 7 pengakses situs porno tertinggi.
Pemanfaatan
• Informasi dan dokumentasi (profil, press rilis, pernyataan sikap, klipping berita, newsletters, paper
position, opini, kegiatan, dst – website/blog/FB
• Komunikasi (Undangan, transfer data, update status, dst) – email/milis/FB
• Riset dan pengembangan (survey, petisi, dst)
Sehingga, …
• Dampak pemanfaatan penggunaan internet pada kelompok dampingan secara langsung dan
secara tidak langsung menjadi TIDAK MAKSIMAL,
• Sejauh ini pemanfaatan RADIO KOMUNITAS lebih berpengaruh bagi NGO untuk berkomunkasi
dengan kelompok dampingannya
- Bicara infrastruktur di Indonesia dilihat dari statistiknya di Asia kita ada di peringkat 7. Tapi fakta
sebenarnya nantinya di Asia itu Indonesia itu akan menjadi Negara paling tidak di peringkat ke 3
dalam populasi ICT.
- Kondisi sekarang dari statistic kita sudah menang dari Negara ASEAN lainya, ini menunjukan
bahwa dunia ICT kita itu sudah tidak terbendung lagi.
- Karena di satu sisi Indonesia memang sebagai market terbesar di asia Fasifik selain cina, tapi
faktanya seiring dengan naiknya value dari dunia ICT ini maka naik pula uang namanya resiko =
Dua mata sisi dari adanya perubahan.
- Yang harus di cermati, di Indonesia industry ICT adalah industri yang paling matang dan
sepenuhnya liberal - dominasi sepenuhnya oleh Market Driver dan tehnology driver. Jadi peran
pemerintah apalagi masyarakat menjadi minimal.
www.satudunia.net
- Untuk kedepanya lebih baik Peran masyarakat harus bisa mengambil peran/ mengambil peran
kontrol. Kalau tidak kita akan menjadi keranjang sampah saja bagi indrustri terutama tehnology.
- Tehnology ICT di Indonesia sudah mencapai penetrasi yang cukup tinggi. Artinya, selain adaptasi
kita sendiri saat ini juga sudah memproduksi. Seperti HP, kalau dulu banyak made in cina
sekarang sudah di assembling di Indonesia seperti nexian dll yang kemudian menjadi merk local.
Artinya industry ini juga cukup menyerap tenaga kerja.
- Penerimaan Negara yang terbesar saat ini dari sektor non migas terbesar lah dari sector
telekomunikasi.
- Dari survey terakhir sebuah majalah, telekomunikasi telah menjadi makanan pokok kita setelah
Nasi ( Pulsa menjadi makanan kebutuhan pokok ke dua).
- Saat ini akan sangat sulit sekali mencari daerah yang sinyal HP nya belum ada, bahkan kios pulsa
lebih banyak dari pada kios bensin sekarang.
Internet Statistik
Indonesia population 242,968,342 (July 2010, est.)
More than 180 ISP’s, 40 NAP’s, 3 IX’s (national exchange)
1 million internet users (1999), 45 million users (June 2010)
100.000 internet subscribers (1999), 7 million (June 2010)
More than 25 million online media regular visitors every day!
25 Gbit/s aggregate national IX traffic, 50 Gbit/s international
+3 million computers (2 million notebooks) sales (March 2010)
- Local exchange saat ini menjadi sorotan kita semua, Dimana kalau sebuah negara itu
mempeunyai local exchange yang besar dan kontenya makin lama makin besar maka kitalah
yang akan menjadi menjadi penguasa de facto dari internet tersebut. Kalau hal ini terjadi maka
Indonesia tidak perlu lagi membeli Bandwith ke luar cukup di local saja. Saat ini masih di kuasai
oleh Amarika.
- Lokal konten Indonesia sudah Berjaya di banding local content di luar negeri. Hanya saja di
Indonesia local content itu hanya 2 yaitu : news dan Fun dan yang besar justru content fun di
banding news.
Mobile Statistik
175 mil. numbers, 135 mil. unique users, 85 mil. GPRS phone
31.824 villages within the country will be connected in 2014
31.000 (Telkomsel), 29.000 (Indosat), 26.000 (XL) cellular BTS. Already serving 99% of 5.748
district (kecamatan). Most of BTS are GPRS/EDGE (data / internet) ready
+3 mil. broadband users, 12 mil. 3G subs., 45 mil. active GPRS
+1.000.000 Blackberry service subscribers (January 2010)
10 cellular operators AXIS, XL, ISAT, TSEL, 3 (GSM/GPRS/3G); ESIA, FLEXI, FREN, SMART
(CDMA/EVDO); CERIA
- Kecendrungan orang sekarang mobile terbukti dengan fakta bahwa 1 dari3 dari computer yang
terjual adalah notebook
- Kebutuhan terbesar orang Indonesia dengan ITC adalah untuk ngobrol – Sosialisasi atau
pergaulan
www.satudunia.net
- Pasar terbesar nantinya adalah pelajar, sampai sekarang ini Indonesia menjadi pasar terbesar di
ASEAN. Dan pelajar juga menjadi target pasar hampir semua profider, kalau dulu hanya IM3 tapi
sekarang hampir semua nya menjadikan pelajar sebagai target market.
Students Statistics
http://nisn.jardiknas.org/cont/data_statistik/index.php
Students Population 34.389.195 (in the end of 2009)
More than 40 million students will be connected to the Internet in the year 2012 (Jardiknas Project
- Depdiknas) *) terminate
40 million = overall students population in Europe Union
40 million = 25% of overall students population in ASEAN
40 million = 20% share of ICT potential market in Indonesia
Early in 2010 all cellular providers engaged students market
FaceBook Statistik
US (125,881,220), UK (26,543,600), Indonesia (25,912,960)
Number of male users on Facebook in Indonesia: 15,303,500
Number of female users on Facebook in Indonesia: 10,489,980
Penetration in Indonesia to population: 10.78 %
Penetration in Indonesia to online population: 86.38 %
Always On generation
Always connected 24 / 7 to the internet, online communication
Trend: using mobile / portable device (PDA, Laptop, Netbook)
Highest gadget ownership ratio within the region (ASEAN)
Lifestyle: news, social net, blogs, micro blog, chat, fun/games
40 % internet access origin: from office, school/campus (day)
40 % internet access origin: cyber cafe, hotspot, home (night)
60 % internet access device: gadget, netbook, laptops, mobile
Blackberry Booming
US + Canada is the largest Blackberry population in the world
1 million in US (2000 - 2009), 41 million worldwide (2010)
Largest Blackberry Black Market (70% non operators handset)
US + Canada Blackberry users are Corporate account (BES)
1 million in Indonesia (2007 - 2009) GSM XL 335K, TSEL 290K, ISAT 290K, AXIS 45K, 3 30K,
SMART 10K (CDMA)
8
www.satudunia.net
Most of Indonesian Blackberry users are Personal account (BIS)
Price drop from 300K monthly to 90K flat rate Rp. (US$ 9)
Infrastructure Facts
Most of penetration rely on limited wireless infrastructure i.e. GPRS/EDGE, 3G, LTE, WiMAX,
WiFi services based on non renewable natural resources: frequency
Degradation of network handling capacity: saturation on frequency re-use policy may causing
degration of services
Cable broadband distribution less than 9 million, zero growth after 20+ years industry protection,
only available in major cities (most populated island Java, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi),
more than 50% capacity was deploy only in Jabodetabek area.
In most rural area using limited & high cost VSAT services
Terlihat bagaimana kemampuan handling infrastruktur sangat terbatas. 5 tahun lagi kalau kondisi
seperti ini masih di pertahankan semua layanan yang ada bisa down semua. Karena sejauh ini
infrastruktur kita lebih banyak mengandalkan frekwensi /Wife = sumberdaya mahal dan terbatas. Jika
habis ya habis, beda dengan kabel.
Terlihat bagaimana dalam telekomunikasi sama sekali tidak ada pemerataan,daerah-daerah terpencil
masih belum terjangkau – dominasi di pulau jawa, Indonesia timur malah kosong sama sekali.
www.satudunia.net
For fixed data & internet services, wireless networks are just for temporary solution to accelerate
penetration & growth boosting
Only cables solution could solve the problem, to extend network handling capacity, to provide
more reliable backhaul links
Metro Ethernet Networks only available at several major cities
10
www.satudunia.net
Firdaus Cahyadi – SatuDunia :
- Dengan kondisi dominasi barat dan jawa (dalam peta sebaran). Muncul kebijakan pendaftaran
siswa baru secara online, hal ini akan membatasi akses masyarakat di daerah timur, warga miskin
dan daerah terpencil lainya. Padahal ini berhubungan dengan hak manusia untuk mendapatkan
pendidikan yang tinggi. Apa solusi yang bisa kita lakukan dengan fakta akses internet yang masih
timpang hak masyarakat untuk pendidikan dibatasi dengan registrasi online ? belum lagi jika ad
aide voting online, bayangkan berapa banyak orang yang hak politiknya tidak bisa di lakukan jika
kebijakan ini di laksanakan.
JAWABAN NARASUMBER :
11
www.satudunia.net
NGO harus bisa mendorong pemerintah daerah untuk mengurus infrastruktur ini dan mendorong
investor untuk mempercepat proses ini, tidak hanya merevitalisasi sumberdaya saja.
- Data pertambang adalah data yang paling banyak beredar di ICT, tapi kemudian data ini di
manfaatkan corporasi, sementara masayarakat tidak bisa mendapatkan manfaat. Ini salah satu
contok bagaimana keterbukaan informasi tidak memberikan manfaat kepada masyarakat tapi
malah membuat masyarakat termarginalisasi.
- Sentral dari aktivitas bisnis ICT ini adalah Capital yang tersentralisasi ke singapura. Semua kabel
tersentralisasi ke singapura. Kemana kekayaan komunikasi ini ? jawabanya singapura.
- Kondisi industri komunikasi ini sudah sangat liberal, sehingga ketika pemerintah ingin manjadikan
milik public menjadi sangat sulit.
- Kalau kita ingin menjadi investor harus punya lisensi, yang punya lisensi adalah para perusahaan
besar tersebut…ujung-ujungnya kita harus beli ke mereka ( 10 operator besar) juga.
- Untuk meminimalisasi itu harusnya kita bisa mendorong investor-investor local untuk berperan, dan
control masyarakat sipil harus bisa mengambil peran sendiri.
- Kecuali bisa merubah regulasinya, mungkin jika semua modal local di kumpulkan lalu pemerintah
menjadi pelaksana. Maka di satu titik pemerintah bisa menjadi pesaing persahaan-perusahaan
besar itu.
Idaman :
- Dari diskusi tadi saya menangkap ada kata kunci pemanfaatan,adopsi, libelarisasi pasar, disparitas
antara local dan daerah dll.
- Kita menghadapi sebuah fonomena, yang tidak cukup kalau kita melihatnya hanya dengan cara
pandang tertentu saja tapi kita harus lihat secara menyeluruh. ICT tidak bisa di lihat hanya dari
pemanfaatan, Kita harus juga lihat ini sebagai fonomena industry global dan pasar. Kecurigaan nya
ini kalau tidak by design artinya ini adalah situasi yang di ciptakan untuk market. Ini sama dengan
revolusi hijau, fonomena Aqua atau susu formula dll dimana kebutuhan dasar kita diambil
perannya diambil oleh perusahaan besar.
- Ada 2 kutup konsumsi dan produksi. ICT sejauh ini masih berkutat di konsumsi dari pada produksi.
Secara konsumsi industry ini lebih diarahkan ke life style bukan life function.
- Fonomena Blackberry bisa dijadikan contoh, bagaimana anak muda sekarang Twiteran dengan
teman-temanya lalu pasti akan terkait dengan konsumsi lainya – life style
12
www.satudunia.net
- Karena paradoksnya adalah konsumsi maka ini adalah penciptaan revenue terhadap perusahaan.
Terbukti dengan industry ringbacktone dll.
- Kalau kita memandang dengan cara diatas, kita tidak bisa melihat ICT berdiri sendiri, tapi terkait
dengan pola-pola tersebut – fonomena pasar global dan market.
Idaman :
Sulit melihatnya karena saya tidak punya data terhadap ini/ belum di selidiki
presentasinya…….apakah ini by design industry yang besar atau terbawa oleh cultur. Tapi bisa dilihat
hal ini di dukung oleh budaya dan sikap kaum-kaum intelektual Indonesia.
www.satudunia.net
- Lalu dimana peran kita ? Apakah kita bisa menantang diri kita saat ini, apa yang bisa kita lakukan
saat ini dengan semua fonomena ICT sejauh ini ?
- Dimana ruang-ruang yang bisa diambil NGO sehingga bisa merebut / mengambil ICT menjadi
ruang untuk melakukan tekanan public, menjadi tools dll. Karena sejauh ini NGO masih larut
dengan pola konsumtifnya terhadap ICT tersebut.
Fasilitasi
Kerangka Implikasi Norma
Politik Ekonomi
- Kalau ICT kita anggap sebagai sarana sebagai untuk memberantas kemiskinan, menurunkan
angka kematian ibu dan anak sepertinya kok tidak tepat.
- Kita harus waspada ketika kita mendampingi masyarakat adalah jenis komunikasi yang mana yang
di gunakan – Signifikasi –komunikasi dari system tanda
14
www.satudunia.net
- Power ketika mengerakan orang namanya POLITIK, power ketika dia mengerakan non orang
namanya –EKONOMI
- Kalau pendaftaran SMA melalui online misalnya, pasti akan ada norma, begitu juga kalau
dilakukan voting pemilu maka sudah pasti hak berdemokrasi akan mati untuk sebagian orang, jadi
bagaimana ? bukan berarti masyarakat yang maju adalah yang masyarakat non online – tapi ini
pasti bisa menjadi alat untuk melegitimasi
- Lantas jika kita berperan dalam mendampingi si warga yang rentan tersebut bagaimana kita
berperan dan menjadikan ICT sebagai alat untuk memobilisasi? Mari kita lihat diri kita sendiri
bagaimana kita membangun dan bergerak bersama teman-teman ketika mendampingi warga yang
rentan. Silahkan
15
www.satudunia.net
- Sebagai Civil society kita bisa gunakan policy hak kita untuk mendapatkan kebebasan informasi.
Yang saat ini masih harus di pressure- sebuah kemauan politik sehingga bisa di eksekusi. Ini harus
di dorong terus untuk menjadi hak politik seluruh masyarakat dan menjadi sebuah gerakan.
Aris – SatuDunia :
- Definisi ICT sekarang ini banyak di katakana dari sisi negatifnya termasuk salah satunya dengan
adanya kasus video porno lalu ujung-ujungnya memunculkan dominasi.
- Di I ndonesia mungkin Culture shock bisa terjadi karena banyak factor termasuk budaya kita.
16
www.satudunia.net
- Ada persoalan dalam perkembangan ICT di Indonesia. Untuk itu kita harus dorong pemerintah
untuk membenahi masalah tersebut.
- Hak pendidikan tidak boleh di halangi hanya karena kita genit dengan ICT. Kasus pendaftaran
online sebagai contohnya. Karena kalau hanya satu-satunya ICT sebagai alat maka masyarakat
yang tidak bisa Onlie akan tersingkir dengan sendirinya ini tidak fair. ICT jangan di jadikan alat
untuk melestarikan ketidak adilan tapi harus menjadi alat untuk mengoreksi ketidak adilan.
- Kalau ada kebijakan-kebijakan yang menghambat warga untuk mendapatkan haknya itu harus kita
lawan dan kritik.
- NGO harus mengambil peran ini, kasus UMPTN yang harus online sejauh ini belum ada pihak-
pihak yang mengkritik masalah ini hanya bicara efisiensi saja.
Anwari Natari :
- Untuk mitra satudunia sejauh ini yang sudah berhasil adalah NGO yang bergerak di HIV/AIDS.
Informasi terkait ini agak tertutup selama ini sehingga ICT menjadi alternative dan ruang yang
besar di sini. Kita buat berbagai macam kanal untuk memfasilitasi ini, Website dan sms gateway
menjadi sarana utama yang banyak di pakai karena mereka tidak takut menginformasikan atau
bertanya terkait issue ini.
- Di sini Satu dunia membantu strategi komunikasinya di 3 daerah diantaranya malang,
Anwari Natari :
- Sejauh ini masih di hitung berdasarkan kuantitas saja dari sms yang masuk.
- Karena organisasi di design untuk mengetahui/mengcapture jumlah sesunguhnya dari komunitas
ini maka yang di pakai adalah jumlah member yang mendaftar / yang masuk.
Firdaus Cahyadi :
- Selain kasus HIV/AIDS, Kampanye kasus lumpur lapindo juga cukup banyak mendapatkan
perhatian public ketika kita membuat web www.korbanlumpur.com, yang muncul di tengah
maraknya media mainstream di manampilkan iklan lapindo. TV luar kemudian menjadikan web itu
17
www.satudunia.net
dan posko korban lumpur untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta perkembangan kasus
lumpur lapindo.
- Tapi kampanye ini jug adi dukung oleh kegiatan off line yang di susun bersama seluruh jaringan-
tidak hanya online.
18
www.satudunia.net
Sekarang ini situasinya ICT berkembang yang terbesar hanya di pulau jawa kita sudah sharing
perkembanganya dan kendalanya, selanjutnya mari kita sharing ide-ide atau solusi yang lebih
strategis sehingga kerja-kerja kita sebagai NGO makin membumi /bermanfaat dan tidak tercerabut ?
Bagaimana strategy-startegy mengunakan ICT dan tehnology ini tapi tidak menjadikan kita tercerabut
dari program-program kita ?
Anwari natari :
- Belajar dari sharing pak onno, ibu lina dan rinda bagaimana memanfaatkan ICT untuk memberikan
manfaat / keuntungan riel yang bisa di dapatkan warga. Mungkin kita harus mengunakan bahasa-
bahasa yang bisa mereka mengerti sehingga masayarakat bisa mengunakan dan memanfaatkan
ICT dan mereka sadar akan manfaat-manfaat dari ICT
Idaman :
- Kata kuncinya agak menjebak yaitu ICT. Sebagian orang mendefenisikanya tehnology untuk
informasi dan menganggap harus ada tehnology dulu.
- Karena itu kami coba rubah defenisinya dengan informasi komunikasi dan tehnology. Di lapangan
kemudian yang muncul persoalanya bukan dari ICTnya justru yang muncul adalah masalah-
masalah organisasinya seperti tidak adanya mandat, tidak ada management dll sehingga tidak ada
informasi.
- Dalam konteks masyarakat sipil, adalah menyiapkan organisasi ini dengan alat ukur. Alat ukurnya
adalah informasi. Bagaimana informasi yang di miliki masyarakat menjadi alat untuk mengambil
keputusan atau tidak. Kalau orang sudah mengambil keputusan berdasarkan informasi, maka lihat
apakah keputusan itu menjadi berkualitas atau tidak.
- Hal lainya pengetahuan,apakah si NGO ini memfasilitasi masayarakat dampinganya dnegan
pengetahuan atau tidak. Bagaimana proses-proses pengelolaan pengetahuan dilakukan dl.
www.satudunia.net
Onno W Purbo - Pengamat Kebijakan Infrastruktur Internet :
Pengalaman saya di lapangan, masyarakat Indonesia bisa di gugah nasionalismenya untuk open
source dengan bicara misalnya “berapa banyak uang yang kita sumbangkan uang ke Microsoft…dll “
Firdaus Cahyadi :
- Masih ada ruang yang kosong, karena tidak Ada NGO yang mengawal tehnology ini. Di Indonesia
tidak ada kebijakan yang mendorong ini.dan Masayarakat sipil banyak kecolongan dengan
kebijakan yang di keluarkan karena hanya menguntungkan coorporasi saja
- Kebijakan tehnology ini harus di kawal oleh masayarakat sipil. Kalau tidak akan di dominasi oleh
coorporasi dan ini bahaya sekali.
20
www.satudunia.net
Yanuar Nugroho ( Peneliti ICT for Development) – Fasilitator :
Saya merasakan semangat yang luar biasa dari forum ini. Tidak bermaksud menyimpulkan tapi
sekedar catatan sedikit dari diskusi dan masukan-masukan dari teman-teman tadi :
Penutup
Terima kasih kepada narasumber, fasilitator dan peserta yang hadir yang sangat bersemangat
berkontribusi dalam diskusi ini. Banyak sekali input yang telah di dapat dan menegaskan apa yang
sedang SatuDunia lakukan saat ini.
----------- SELESAI-----------------
21
www.satudunia.net