Professional Documents
Culture Documents
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat terlepas dari organisasi. Setiap hari kita
berhubungan dan terlibat dengan organisasi dan hidup kita dipengaruhi dan mempengaruhi
organisasi dalam derajat yang berbeda-beda. Secara sadar kita terlibat dalam organisasi sebagai
siswa, karyawan, anggota gereja, warga negara dll.
Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok individu yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Definisi yang lain menyatakan organisasi sebagai kesatuan yang
`
memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara
perorangan. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi dibentuk ‘by design’
untuk melayani kebutuhan manusia yang tidak dapat dicapai secara individu. Organisasi lebih
dari sekedar alat untuk menyediakan barang dan jasa tetapi juga menyediakan lingkungan di
mana sebagian besar dari kita menghabiskan kehidupan.
Sebuah studi tentang organisasi (termasuk oganisasi misi) terdiri dari individu, kelompok
individu, struktur dan proses organisasi. Gibson, Ivancevich,dan Donnelly menggambarkan
model organisasi sbb:
Struktur organisasi
Desain organisasi Desain pekerjaan
Proses organisasi
Komunikasi Pengambilan keputusan
Evaluasi prestasi kerja Sosialisasi/karier
Semua komponen dari model organisasi di atas menunjukkan bahwa setiap perubahan
variabel dapat mempengaruhi perilaku organisasi dan perilaku individu. Setiap perubahan
pimpinan, perubahan struktur dan proses organisasi dll pasti mempunyai pengaruh dalam
perilaku organisasi. Sebuah organisasi yang baik mempunyai visi dan misi yang jelas. Visi dan
misi ini berfungsi sebagai dasar acuan organisasi untuk mencapai tujuan. Model organisasi di
atas dibangun dengan dasar visi dan misi organisasi.
Organisasi merupakan wadah atau tempat persekutuan dua orang atau lebih manusia yang
melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan. Orang mendirikan organisasi karena, banyak
alasan antara lain karena organisasi dapat melakukan suatu kegiatan yang tidak mungkin
dilakukan seorang diri. Organisasi sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat
memberikan berbagai keuntungan maupun dapat memberikan kemudahan dalam pencapaian
`
tujuan secara efektif dan efesien. Disamping organisasi dipandang sebagai wadah, organisasi
juga dapat dipandang sebagai proses manusia untuk berinteraksi dan bereaksi melakukan
berbagai aktifitas masing-masing. Karakteristik penampilan oraganisasi ditentukan oleh
manusianya sendiri, karena manusia dalam organisasi memiliki dua karakter utama, yaitu
perilaku(behavior) dan gaya(style). Dua karakter manusia ini dalam sebuah organisasi sangat
dipengaruhi oleh kejiwaan (psychology) atau roh manusia.
Setiap organisasi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat senantiasa berusaha
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk tidak tergilas dari pesaing organisasi
lainnya maupun karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peran dua karakter
manusia tersebut diatas sangat menentukan kekuatan suatu organisasi sebagai berikut :
1. Memisahkan tugas-tugas secara tegas dan jelas setiap anggota organisasi sehingga
pelaksanaannya dapat berhasil guna dan berdaya guna.
3. Menetapkan upah atau gaji sebagai rangsangan manusia dalam organisasi secara
adil,sebagai alat pemotivasi untuk berkarya lebih giat lagi.
F. Mathis-John H. Jackson,
Perilaku organisasi adalah bagaimana anggota organisasi yakin dan menerima
tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan
perusahaan yang tercermin dalam tindak tanduk dalam organisasi tersebut.
1). Tingkat individu artinya terkait dengan perilaku, nilai saat berinteraksi.
2). Tingkat kelompok artinya pengaruh terhadap perilaku anggota ole dinamika anggota
kelompok, norma dan nilai kelompok.
3). Tingkat organisasi artinya proses pengambilan keputusan manajemen.
Dalam menganalisis perilaku individu, kelompok dan organisasi sangat penting
mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal seperti : ekonomi, politik, sosial budaya,
teknologi globalisasi dan lain-lain.
9. Implikasi Manajerial
Efektivitas manajer sangat berhubungan dengan efektivitas organisasi. Manajer yang
efektif adalah manajer yang mampu membawa para pekerja bekerja secara sadar dan
bertanggung jawab terhadap pekerjaanya. Tetapi itu bukanlah pekerjaan yang gampang. Setiap
individu memiliki keanekaragaman dalam berpikir maupun bertindak. Untuk itu sangatlah
penting bagi seorang manajer untuk memahami Perilaku Keorganisasian.
Perilaku Keorganisasian adalah bidang studi yang mencoba menyelidiki dampak
individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku di dalam organisasi, dan kemudian berusaha
mengaplikasikannya agar organisasi dapat bekerja lebih efektif. Robbins (2001) memfokuskan
pada upaya bagaimana memperbaiki produktivitas, mengurangi tingkat kemangkiran, dan
mengurangi tingkat keluar masuknya pekerja, serta meningkatkan kepuasan kerja.
Perilaku Keorganisasian memberika tantangan sekaligus peluang bagi anggota organisasi
untuk menapak karir yang lebih tinggi. Perilaku Keorganisasian targetnya bukanlah semata-mata
para pimpinan tetapi juga para bawahan. Dalam perspektif manajemen, apabila Perilaku
Keorganisasian sukses diterapkan, akan mampu mewujudkan “system imbalan rangkap tiga
(tiple reward system)”, di mana tujuan manusia, organisasi dan masyarakat menyatu (Davis,
1985).
`
II. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
3. Kemampuan
Kemampuan adalah suatu kapasitas yang dimiliki seorang individu untuk mengerjakan
berbagai tugas suatu pekerjaan (Robbins, 2001)
Ada 2 jenis kemampuan, yaitu :
• Kemampuan Intelektual
• Kemampuan Fisik
4. Kepribadian (Traits)
Kepribadian adalah keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi
dengan orang lain yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dilihatkan
seseorang (Umar Nimran, 1999). Sementara Robbins (2001) mengatakan kepribadian itu sebagai
total dari cara-cara di mana seseorang/individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain, yang
digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dapat diperlihatkan. Sedangkan
Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2003) mendefinisikan kepribadian sebagai gabungan dari
ciri fisik dan mental yang bersifat tetap yang memberi identitas pada seseorang/individu. Didy
Indriani dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Pola Kepribadian dan Kepuasan Kerja
Para Manajer BUMN” menyimpulkan bahwa kepribadian adalah keseluruhan elemen total dari
individu tampak dalam perbuatan, tingkah laku, kecenderungan-kecenderungan sikap, dan ciri-
ciri kebiasaan dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar.
`
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian seseorang oleh Robbins dikatakan
ada tiga yaitu sebagai berikut:
1). Keturunan bahwa kepribadian seseorang dibentuk karena factor orang tua seperti:
pemalu, penakut, pemurung atau sebaliknya.
2). Lingkungan, bahwa kepribadian seseorang banyak disumbang oleh lingkungannya
seperti: budaya, norma-norma keluarga, teman dan kelompok sosial lainnya. Di India
sejak dini sudah ditanamkan nilai-nilai kerja keras, sederhana, kekerabatan kepada
generasi mudanya. Di Bali ada nilai-nilai rendah hati, suka membantu ramah kepada
orang yang hingga kini tetap mewarnai kepribadian sebagian besar generasi
mudanya.
3). Faktor yang lain adalah situasi. Artinya, kepribadian seseorang banyak ditentukan
oleh bawahan lahir, lingkungan yang relative stabil, akan dapat berubah karena
kondisi situasi tertntu yang berubah.
Daftar kepribadian yang banyak dan panjang kurang begitu popular di kalangan praktisi
perilaku keorganisasian oleh Kreitner dan Kinicki (2003) daftar yang panjang itu dikemas
menjadi “dimensi kepribadian lima besar” yang menurut hasil reset berkorelasi positip dengan
prestasi kerja pegawai, hal mana sangat membantu organisasi pada saat merencanakan seleksi,
pelatihan, dan penilaian karyawan. Adapun kelima dimensi kepribadian yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1). Wawasan ekstra (extra version): supel, dapat bersosialisasi, tegas
2). Ramah (agreeableness): bersifat baik, percaya, ramah, kerjasama, berhati lembut
3). Teliti (concientiousness): dapat diandalakan, bertanggujawab, berorientasi prestasi,
menonjol
4). Stabilitas emosional (emotional stability): rileks, aman, tidak khawatir
5). Keterbukaan pada pengalaman (openness to experience): cerdas, imajinatif, ingin
tahu, berpikiran luas.
Sementara kepribadian tipe B sebaliknya dengan apa saja, Holland dalam Haryono
(2001) memformulasikan tipe-tipe kepribadian sebagai berikut:
• Tipe Realistik
• Tipe Inverstigatif
• Tipe Artistik
• Tipe Sosial
• Tipe Enterprising
• Tipe Conventional
`
5. Pembelajaran/belajar
Pembelajaran/belajar dalam perspektif perilaku keorganisasian adalah proses perubahan
yang relative konstan dalam tingka laku yang terjadi karena pengalaman atau pelatihan(Robbins,
2001). Ada tiga teori yang disampaikan Robbins untuk menjelaskan bagaimana orang
mendapatkan pola-pola perilaku yaitu sebagai berikut:
1). Pengkondisian klasik
2). Pengkondisian operan
3). Teori Pembelajaran Sosial
`
III. MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
1). Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) yang dimaksud motivasi adalah
faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya
untuk memenuhi tugas tertentu.
2). Menurut Robbins dan Coulter (2004) motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu tertentu
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu adalah suatu
kebutuhan yang mendorong seseorang untuk berbuat “sesuatu”. Adanya kebutuhan ini
menyebabkan orang bertingkah laku tertentu dalam usahanya mencapai suatu tujuan.
4. Teori-Teori Motivasi
Setiap pimpinan organisasi pasti mendambakan suatu situasi di mana seluruh anggota
punya gairah kerja dan produktivitas yang tinggi. Untuk mewujudkan situasi tersebut, berbagai
upaya sering telah dilakukan namun dambaan tetap tinggal dambaan, realitas yang ada jauh dari
harapan.
Robbins (2001) membagi teori motivasi menjadi dua bagian yakni teori dini tentang
motivasi, yakni teori-teori yang lahirnya lebih awal, dan teori kotemporer tentang motivasi,
adalah deretan teori motivasi yang lebih baru, yang selanjutnya akan diuraikan secara lebih rinci
sebagai berikut:
Terlepas dari kritik yang dijatuhkan, teori jenjang kebutuhan Maslow memiliki implikasi
praktis bagi manajer, karena mampu menawarkan suatu pola yang mudah dipahami dalam
menangani persoalan motivasi di tempat kerja.
d. Teori Penguatan.
Ada 3 jenis penguatan yang dapat dipergunakan manajer untuk memodifikasi motivasi
anak buah yaitu sebagai berikut:
(1). Penguatan Positif
(2). Penguatan Negatif
(3). Hukuman.
e. Teori Keadilan/Kesetaraan
Bahwa setiap individu menurut teori ini akan membandingkan masukan dan keluaran
pekerjaan mereka dengan masukan/keluaran orang lain, dan ia akan berespon untuk
menghilangkan setiap ketidakadilan yang dirasakan..
Jadi, untuk menerapkan teori ini seorang pemimpin wajib memahami tiga hal, yaitu:
(1). Harapan (expectancy)
(2). Instrumentalitas (insterumentaly)
(3). Valensi (valence)
M=E+I+V
Teori harapan membantu menjelaskan mengapa banyak sekali pekerja tidak termotivasi
pada pekerjaan mereka dan melakukan sesuatu yang minimal, semata-mata untuk
menyelamatkan diri. Jadi pemimpin dituntut untuk proaktif.
`
Anatomi Organisasi
Ciri-Ciri Umum
Menurut Barry Cushway, mengakui meskipun ada bermacammacam organisasi, hanya
sedikit terdapat persamaan, tetapi upaya membandingkan organisasi supaya mengetahui
kelebihan dan kekutrangannya. Walaupun semua organisasi memiliki karakteristik yang khas,
smua organisasi memiliki hal-hal tertentu yang sama yaitu:
1. Satu tujuan
2. Satu struktur.
3. Proses untuk mengkoordinasi kegiatan
4. Orang-orang yang melaksanakan peran-peran yang berbeda.
Pengamat yang lain mengatakan bahwa dalam setiap organisasi, entah tertulis atau tidak
terdapat apa yang disebut: Visi, Misi, iklim organisasi, budaya organisasi, motivasi, norma-
norma kelompok, dan sebagainya. Semua unsur-unsur tersebut sangat menentukan (berpengaruh)
terhadap perilaku organisasi, dapat diringkas sebagai berikut:
1. Proses
2. Iklim
3. Motivasi
4. Budaya
5. Struktur -------> PERILAKU ORGANISASI
6. Norma kelompok
7. Gaya manajemen
8. Pengaruh luar
Pengelompokan Organisasi
Max Weber (1964) membuat kategori organisasi menurut jenis wewenang yang
dilaksanakan:
1. Organisasi Tradisional.
Wewenang ditentukan oleh kebiasaan, serta kepercayaan yang telah lama ada dan tidak
perlu dipertanyakan.
2. Organisasi Kharisma
Wewenang diambil dari mutu pribadi pemimpinnya.
`
3. Organisasi Birokrasi
Wewenang didasrkan pada pengakuan atas aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
Katz dan Kahn (1978) mengemukakan sebagai berikut:
1. Organisasi Ekonomis, berkaitan dengan penciptaan kesejahteraan, pembuatan barang dan jasa.
2. Organisasi Perawatan, yang berkaitan dengan sosialisasi orang untuk melakukan peran, seperti
sekolah.
3. Organisasi Penyesuian, berkaitan dengan menciptakan pengetahuan mengembangkan dan
menguji teori. Contohnya; Univeritas, lembaga riset.
4. Organisasi Manajerial dan Politik, berkaitan dengan Perundangundangan, koordinasi, dan
pengendalian sumber daya. Contoh; pemerintahan, partai politik, dan seriakt buruh.
Budaya Organisasi
1. Nilai dan kepercayaan tentang:
a. Waktu
b. Efisiensi
c. Diri
d. Tindakan
e. Kerja
2. Nilai dan kepercayaan tentang:
a. Karyawan
b. Pelanggan
c. Produksi
d. Manajemen
e. Masyarakat
f. Dll.
3. Efektifitas organisasi:
a. Efisiensi
b. Kepemimpinan
c. Motivasi
d. Kinerja
e. Komitmen
f. Kepuasan
4. Iklim organisasi
a. Tanggung jawab tingkat pendelegasian
`
b. Standar
c. Imbalan
d. Keramahan semangat tim persaudaraan
e. Kesiapan teknologi
f. Komunikasi terbuka
5. Iklim komunikasi:
a. Dukungan
b. Keikutsertaan dalam proses keputusan
c. Kejujuran, percaya diri, dan keandalan
d. Terbuka dan tulus
e. Tujuan kinerja yang tinggi
Keberadaan Organisasi
1. Organisasi Paranoid (ketakutan):
a. Mutu produksi tidak konsisten.
b. Lamban menanggapi perubahan
c. Kekurangan produk inovatif
d. Struktur biaya boros
e. Keterlibatan karyawan rendah
f. Layanan pada konsumen tidak responsif
g. Kurang alokasi sumber daya
2. Organisasi gagal:
a. Krisis identitas
b. Kegagalan visi
c. Terperangkap skenario besar
d. Ketinggalan jaman
e. Mengabaikan konsumen
f. Musuh dalam selimut.
g. Dll.
DEFINISI KEPEMIMPINAN
Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada
beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok
atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai
tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).
`
Tugas Dan Peran Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu
dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku
orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002)
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku
sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Kekuasaan dapat dilihat dari 2 sudut pandang yaitu keuasaan bersifat positif dan negatif.
Kekuasaan bersifat Negatif Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan,
egois, serta apatis dalam mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan
yang diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik
maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki
kecerdasan intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil
keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan
mereka sendiri terkadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan
kepada orang atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir
tadi. dan biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi
atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan atau modal
apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat
negatif tersbut biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan
sepenuhnya oleh rakyatnya.
Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju
kekuasaan selain melalui jalur birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai politik. Partai
partai politik berusaha untuk merebut konstituen dalam masa pemilu. Partai politik selanjutnya
mengirimkan calon anggota untuk mewakili partainya dalam lembaga legislatif. Dalam
pemilihan umum legislatif secara langsung seperti yang terjadi di Indonesia dalam Pemilu 2004
maka calon anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat.
Kekuasaan cenderung korup adalah ungkapan yang sering kita dengar, atau dalam bahasa
Inggrisnya adalah Power tends to corrupct. Apa benar?? Memang belum tentu benar, tetapi
ungkapan tersebut tentu telah melalui penelitian dan pengalaman bertahun tahun.
`
VII. KESIMPULAN
Personnel, Feb 1990, p.57 in Newstrom, J. & Davis, K. (1993). Organization Behavior: Human
Behavior at Work. New York: McGraw-Hill.
http://www.cio.com/archive/091506/change.html
Komang Ardhana, NI wayan Mujiati, Anak Agung Ayu Sriathi, (2009) Perilaku Keorganisasian
ed. 2, Graha Ilmu, Jogjakarta
Roben, Stepen (alih bahasa Jusuf Udaya), (1995), Teori Organisasi, Penerbit Aran, Jakarta.