Professional Documents
Culture Documents
Tahap pertama yang dilakukan pada proses pembuatan Nata de Coco alah penyaringan air
kelapa dengan kain penyaring untuk membebaskannya dari kotoran-kotorang yang tidak
diinginkan.
Pendinginan dilakukan pada suhu kamar. Setelah dingin, ditempatkan dalam wadah steril,
tingkat keasamannya diatur dengan menambahkan asam cuka sampai pH 4-5.
Air kelapa akan menggumpal, menghasilkan nata de coco yang telah siap untuk
dipanen. Selanjutnya dipotong kecil-kecil berbentuk kubus. Potongan-potongan nata de coco
ditiriskan, kemudian direndam dalam air bersih selama 2-3 hari, untuk menghilangkan
asamnya. Setiap hari, air perendam diganti dengan yang baru.
Bila pada hari ketiga nata de coco masih terasa asam, maka perlu dilakukan
pemasakan/dididihkan kembali selama 10 menit dan segera tiriskan.
Untuk memaniskan nata de coco dan memperpanjang umur simpannya, maka potongan-
potongan nata harus direndam dalam larutan gula yang dibuat dengan cara melarutkan 600 g
gula ke dalam 1,5 liter air, kemudian dipanaskan sampai semua gulanya melarut. Kedalam
larutan gula ini, dapat juga ditambahkan natrium benzoat sebanyak 100 mg untuk setiap
kilogram nata yang terbentuk. Nata dapat direndam selama 1 malam supaya gula dan bahan
pengawet meresap kedalamnya. Untuk mendapatkan aroma yang lebih memikat dapat juga
ditambahkan dengan esens secukupnya ke dalam larutan gula.
Nata kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol jar atau bungkus dengan plastik,
perbandingan antara nata de coco dan cairan adalah 3 : 1.
Nata de coco…Tos
Februari 6, 2009 pada 6:15 am (Lepas)
Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak
ditumbuhi pohon kelapa. Pohon kelapa memberikan banyak hasil bagi manusia mulai dari
batang, daun, buah dll. Pada pembuatan kopra atau penjual kelapa di pasar, airnya terbuang
percuma sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan terutama yang berhubungan
dengan kesuburan tanah. Jika kita mengetahui manfaat air kelapa bahwa air kelapa telah
berhasil diolah menjadi suatu produk komersial yang sangat populer dengan nama Nata de
Coco.
Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan
nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika
ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui
proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim
yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik
yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa
yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, padat, kokoh, kuat dan
Selain banyak diminati karena rasanya yang enak dan kaya serat, pembuatan nata de coco
pun tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan tidak banyak sehingga dapat sebagai alternatif
usaha yang dapat memberikan keuntungan. Produk ini banyak digunakan sebagai pencampur
Nata de coco dapat dipakai sebagai sumber makan rendah energi untuk keperluan diet. Nata
de coco juga mengandung serat (dietary fiber) yang sangat dibutuhkan tubuh dalam proses
fisiologi. Konon, produk ini dapat membantu penderita diabetes dan memperlancar proses
suatu media yang tepat sehingga produksi nata yang dihasilkan dapat secara optimal. Sebagai
media dalam pembentukan nata media yang digunakan haruslah memiliki kandungan
komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang dalam hal ini yaitu
acetobacter xylinum . Komponen media nata yang dibutuhkan sebagai syarat media nata
antara lain memiliki sumber karbon dapat berupa gula, sumber nitrogen dapat berupa
penambahan urea atau ZA, mineral dan vitamin yang mendukung pertumbuhan bakteri
acetobacter xylinum. Asam sitrat atau asam asetat untuk penyedia kondisi asam yang
Apabila bakteri Acetobacter cylinum sulit diperoleh, maka bakteri tersebut diperoleh dari
1. Buah nanas matang, dikupas dan dicuci bersih. Kemudian dibelah dan dipotong-potong
2. Hancuran nenas diperas sampai sari buahnya habis, ampasnya dicampur dengan air dan
gula pasir dengan perbandingan 6:3:1. Tapi sebelumnya air dididihkan masukkan gula putih
sampai larut dan mendidih lagi. Dinginkan larutan gula, kemudian masukkan ampas.
Campuran ini diaduk merata dan dimasukkan ke dalam stoples dibiarkan 10 menitan,
kemudian ditutup dengan kertas dan diperam aelama 2-3 minggu (sampai terbentuk lapisan
putih di atasnya).
3. Larutan yang diperoleh selanjutnya digunakan sebagai bibit/starter dalam pembuatan nata
de coco.
1. Tuangkan air kelapa + ZA + biang cuka yang sudah mendidih ke dalam botol sirup
sebanyak 2/3 bagian, lalu tutup dengan kertas koran dan ikat dengan gelang karet.
2. Setelah dingin tambahkan starter yang sudah jadi / bibit yang dibeli dari balai-penelitian
3. Biarkan selama 7-10 hari, maka starter/bibit sudah siap dipakai untuk pembuatan nata de
coco selanjutnya.
4. Untuk pembuatan bibit selanjutnya adalah 2/3 botol air kelapa ditambahkan 1/3 botol bibit
sendiri.
Jika tidak sempat membuat bibit/starter bakteri Acetobacter xylium ( Bisa diperoleh di
2. Gula
3. Urea/ZA
4. Starter
5. Asam asetat
6. Asam sitrat
Peralatan yang digunakan : Pemanas, gelas ukur, panci, pengaduk, baki atau loyang, kertas
cm.
cm, kemudian tutup dengan koran dan ikat dengan tali karet.
7- 10 hari.
5. Setelah kurang lebih satu minggu, air kelapa telah berubah menjadi nata de coco dan siap
6. Nata de coco dicuci beberapa kali ( 3 kali ) untuk menghilangkan bau asam, selanjutnya
dipotong kecil-kecil berbentuk kubus. Kemudian direndam 2 hari biar bau asamnya hilang
7. Pada hari ketiga nata direbus dalam air bersih sampai mendidih dan tiriskan.
8. Buat rebusan air gula dan pandan di dalam panci yang manisnya sesuai selera masing-
masing. Masukkan nata yang telah ditiriskan dan tutup, biarkan kurang lebih 1 jam supaya
manisnya meresap ke dalam nata. Selanjutnya nata siap dihidangkan atau bisa juga dicampur
Catatan:
Bila nata de coco ini di kemas dengan di beri air “gula” dan perasa (essen) maka nata de coco
akan bertahan (awet) minimal 1 tahun. Karena gula itu sendiri berfungsi sebagai pengawet