Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Edi Subagiyo
NIM. 6450403205
ABSTRAK
ABSTRACT
Edi Subagiyo. 2007. Difference of blood presure before and afer hot presure
signed on Molding Workers of Perum Perhutani Unit I Central Java.Final
Prpject. Healthy society major, Physic Faculty , Semarang Stated University.
Tentors: 1. Drs. Herry Koesyanto, MS, II. Widya Harry Cahyati, SKM. M.Kes.
Clues: Flood Presure, Hot Presure, Moulding worker.
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian
Dewan Penguji,
MOTTO
1. “Tidak ada kata yang lebih kita takuti selain ketakutan itu sendiri”
(Franklin D.Roselvelt)
PERSEMBAHAN
kebanggaanmu ”
3. Almamater
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
“Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terpapar Tekanan Panas pada
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak menerima arahan dan
kepada:
pembantu dekan Bidang Akademik, Bapak Khomsin, M.Pd atas ijin penelitian
yang diberikan.
Universitas Negeri Semarang Ibu dr. Oktia Woro KH, M.Kes atas ijin
4. Dosen Pembimbing II Ibu Widya Hary Cahyati, SKM. M. Kes yang telah
5. Atas nama Kepala Biro SDM dan Umum Perum Perhutani Unit I jawa
Tengah Semarang, Bapak Ir. Bambang Budiarto yang telah memberikan ijin
vii
penelitian serta seluruh staf dan tenaga kerja bagian Moulding yang telah
6. Bapak dan Ibu yang telah memberikan do’a restu, bimbingan, dan bantuan
7. Ibu Ulfa, SKM. M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
penyusunan skripsi
8. Bapak Sungatno yang telah membantu membuat surat ijin dalam penelitian,
9. Teman-temanku Noor Diansyah , Oki Hadi, Rini, dan lain-lain, terima kasih
10. Kakakku Ika Kurniasari SKM, yang telah memberikan semangat dan motivasi
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... . 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 4
1.4 Manfaat Hasil Penelitan ............................................................ 4
1.5 Keaslian Penelitian .................................................................... 5
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 6
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
kerja (perusahaan, pabrik, kantor dan sebagainya) dan yang menjadi kajian dari
Notoatmodjo,1997: 175).
kerja adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja seperti
batas kenyamanan maka tidak akan menjadi masalah, namun jika sudah berada di
luar batas kenyaman maka akan menjadi sebuah bahan yang menarik untuk
diteliti.
1
2
perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh manusia. Menurut
rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka
Demikian pula efek cuaca kerja kepada daya kerja, efisiensi kerja sangat
dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam daerah nikmat kerja, jadi tidak dingin dan
otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris serta memudahkan untuk
Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan, akan meningkat saat
aktivitas fisik, emosi, dan stres dan turun dalam tidur (Huwon Dkk.2002:57)
3
Semakin tinggi tekanan darah akan semakin besar resikonya dan jika tekanan
darah lebih dari 160/90 mmHg akan memiliki faktor resiko penyakit jantung.
bidang pengolahan kayu di mana terdapat mesin yang dapat menimbulkan panas.
pada saat bekerja, 16 orang (80%) responden merasakan cepat merasa haus saat
pada saat bekerja. Lingkungan panas berasal dari atap dan mesin proses produksi,
tekanan darah pada tenaga kerja. Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah
maka perlu melakukan penelitian pada tenaga kerja bagian Molding Perum
sesudah terpapar tekanan panas pada pekerja bagian Moulding Perum Perhutani
tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas pada pekerja bagian
Tengah di Semarang.
1.3.2.2 Untuk mengetahui gambaran tentang tekanan darah sebelum dan sesudah
terpapar tekanan panas pada pekerja bagian Moulding Unit I Jawa Tengah
kerja sektor informal yang berhubungan dengan tekanan panas terhadap tekanan
darah.
5
efisiensi kerja, produktivitas dan derajat kesehatan tenaga kerja secara optimal.
tekanan panas pada pekerja bagian Moulding Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah di Semarang.
Tabel.1
Keaslian Penelitian
Tahun
Judul Nama Rancangan Variabel Hasil
No. &Tempat
Penelitian Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Penelitian
1. Perbedaan Sera Tahun Explanatory V.Bebas= Terdapat
tekanan Oktivi 2006 di Kebisingan perbedaan
darah yanita Pt.Sai V.Terikat= yang
tenaga Apprel Tekanan bermakna
kerja antara Industries darah antara
sebelum Semarang V.Penggan tekanan darah
dan ggu=umur, sistole
sesudah gaya sebelum dan
pemaparan hidup,fakt sesudah
kebisingan or terpapar
bagian psikologis, kebisingan
Sandblast masa kerja, dengan nilai
PT.Sai kebisingan p=0.002 dan
Apparel ,status tekanan
Industries kesehatan, diastole
Semarang APD. dengan nilai
p=0,013
dimana
(p<0,05)
6
Tabel . 2
Matrik Perbedaan Penelitian
kecepatan gerakan dan suhu radiasi (Suma’mur, 1996: 84). Sedangkan lingkungan
kerja adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja seperti
Kombinasi suhu udara, kelembapan udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi
kita melakukan sesuatu aktifitas tertentu yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
2.1.2.2. Aklimatisasi
aklimatisasi panas adalah istilah yang diberikan pada suatu keadaan penyesuaian
fisiologik yang terjadi pada seseorang yang biasanya hidup di iklim dingin,
7
8
selama dua minggu, kemudian menghilang secara perlahan dalam beberapa bulan,
tergantung pada tiap individu. Tubuh dengan kondisi fisik yang baik dapat
2.1.3.1 Konduksi
dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi dapat menghilangkan panas dari
tubuh apabila benda-benda di sekitar lebih dingin suhunya, dan menambah panas
kepada tubuh, manakala benda-benda sekitar lebih panas dari badan manusia.
2.1.3.2 Konveksi
kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas yang kurang baik
tetapi dengan kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas dengan tubuh
2.1.3.3 Radiasi
2.1.3.4 Penguapan
R = Panas radiasi
tergantung dari kegiatan tubuh. Di bawah ini hubungan antara panas yang
British
Tingkat Pekerjaan Kegiatan Thermal Unit
(BTU)/Jam
Duduk,gerakan -gerakan kuat tangan
650-800
dan kaki
Berdiri, kerja ringan pada mesin atau
650-750
bongakar kadang-kadang jalan
Sedang Berdiri, kerja sedang pada mesin atau
750-1000
bongkar kadang-kadang jalan
Jalan-jalan, dengan mengangkat atau
1000-1400
mendorong beban yang sedang
beratnya
Berat Berat terus menerus 2000-2400
10
produksi panas kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat di pertahankan secara
konstan.
mempertahankan suhu tubuh walaupun suhu di sekitar berubah ubah. Suhu tubuh
normal rata-rata pada umumnya 37o C bila diukur peroral. Suhu optimal untuk
menetap ini merupakan keseimbangan antara panas yang dibentuk oleh tubuh dan
lingkungan sekitarnya.
Pusat pengaturan suhu tubuh terletak pada hipotalamus mengatur suhu agar
menentukan besarnya suhu tubuh pada suhu lingkungan lebih panas dari suhu
netral maka metabolisme naik, akan tetapi kenaikan tersebut merupakan beban
bagi keseimbangan panas tubuh. Hal ini disebabkan karena terjadinya pengaktifan
besarnya tekanan panas (heat stress) salah satu caranya adalah mengukur indeks
3. Mengigil
tubuh.
12
Tabel. 4
Standar Iklim Kerja berdasarkan Surat Kepetusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: Kep-/MEN/1999.
Pengukuran waktu kerja setiap
Indeks Suhu Basah&Bola (ISBB)0C
jam
Beban Kerja
Waktu kerja Waktu Istirahat
Ringan Sedang Berat
Beban kerja terus
menerus(8 jam/hr) - 30,0 26,7 25,0
75% 25% istirahat 28,0 28,0 25,9
50% 50% istirahat 29,4 29,4 27,9
25% 75% istirahat 37,2 31,1 30,0
(Sugeng Budiono, 2003:39).
digital untuk mengukur tekanan panas dengan parameter Indeks Suhu Basah dan
Bola (ISBB). Alat ini dapat mengukur suhu basah, suhu kering dan suhu radiasi.
dengan ketinggian 1,2 m (3,3 kaki) bagi tenaga kerja yang berdiri dan 0,6 m (2
kaki) bila tenaga kerja duduk dalam melakukan pekerjaan. Pada saat pengukuran
reservoir (tandon) termometer suhu basah diisi dengan aquades dan waktu
Suhu yang tinggi menyebabkan heat cramps, heat exchaustion dan heat
stroke.
13
Heat exchaustion biasanya terjadi oleh karena cuaca yang sangat panas,
darah menurun dan denyut nadi lebih cepat dari biasanya. Si penderita akan
Sering dijumpai di kalangan militer atau pekerja fisik lainnya yang tinggal
kulit yang terasa nyeri bila kepanasan. Hal ini terjadi sering akibat sumbatan
kelenjar keringat dan terjadi relusi keringat disertai reaksi peradangan. Kelainan
untuk terjadi kelainan yang lebih serius. Adanya kelainan kulit yang
panas, kejang otot timbul secara mendadak terjadi setempat atau menyeluruh,
karena dehidrasi dan defisiensi garam. Dalam usaha untuk menurunkan panas
terhambat dan penimbunan darah perifer yang dipompa dari jantung ke organ-
kematian yang tinggi. Pada kelelahan panas mekanisme pengaturan suhu bekerja
15
pengaturan suhu tubuh tidak berfungsi disertai pula dengan bertambahnya proses
antar sel berbagai bagian tubuh dan dengan dunia luar (Jan Tambayong, 1999:96).
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika darah
tersebut dipompa dari jantung ke jaringan ( Alison Hull, 1986:18). Tekanan darah
sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat
brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung atau denyut arteri dengan
Perbedaan tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan
Tabel. 5
Nilai Tekanan Darah Normal.
No Usia Diastole Sistole
1 Pada masa bayi 50 70-90
2 Pada masa anak 60 80-100
3 Masa remaja 60 90-110
4 Dewasa muda 60-70 110-125
5 Umur lebih tua 80-90 130-150
(Evilyn, 1999:141-142).
16
brakialis pada siku, manset secara cepat dipompa sampai tekanan di dalamnya di
atas tekanan sistolik yang diharapkan dalam arteri brakialis. Arteri diokulasi oleh
manset, dan tidak ada suara terdengar oleh stetoskop. Kemudian tekanan dalam
jantung, dan secara bersama terdengar dengan tiap denyut, bunyi detakan didengar
di bawah manset. Tekanan manset pada waktu bunyi pertama terdengar adalah
tekanan sistolik
kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut
Menurut Vita Health (2004:23) Tekanan darah normal itu sangat bervariasi
tergantung pada:
1. Aktivitas fisik
17
darah
meningkat.
2. Emosi
3. Stres
mengalami pengukuran.
4. Usia
umur.
4. Seks. Pada wanita sebelum menopause 5-10 mmHg lebih rendah dari
menyebabkan hipertensi.
penyakit kardiovaskuler.
anti hipertensi.
11. Kafein dapat meningkatkan tekanan darah secara akut namun secara
hidung, obat anti flu dll karena jenis obat ini dapat meningkatkan
tekanan darah.
19
tekanan darah antara dua titik dalam sirkulasi, jika tahanan darah naik aliran darah
bertambah cepat dan bila tekanan darah turun aliran darah melambat sehingga
dapat dirumuskan:
lebih penting, karena bila arterial melebar (tahanan periper turun) maka aliran
darah bertambah (Jan Tambayong, 1999:24). Tahanan aliran darah adalah tahanan
terhadap aliran dan sama dengan jumlah friksi yang dihadapi darah selama
Menurut J.F. Gabriel Ada tiga sumber penting terhadap tahanan aliran darah yaitu
1. Viskositas darah
cairan.
darah
20
Makin kecil pembuluh darah makin besar friksi karena relatif lebih
Kecepatan aliran darah tergantung pada ukuran palung dari pembuluh darah.
Darah dalam aorta bergerak cepat dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat
lambat pada kapiler. Tekanan darah dapat diketahui ketika darah kembali
mencapai pembuluh vena yang lebih besar dekat dengan jantung. Faktor lain yang
yang kosong sewaktu diastole menarik darah dari vena dan tahanan
1. Fisik
Panas menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian segala
arah.
2. Kimia
Hal ini terlihat pada reaksi oksidasi akan meningkat dengan peningkatan
21
suhu. Ini sesuai dengan hukum Van Hoff yang menyatakan bahwa
3. Biologis
terhadap fisik dan kimia. Adanya peningkatan sel darah putih secara total
Gabriel, 1988:130).
Gambar 1
Kerangka teori
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
. Umur
. Riwayat penyakit
. Status gizi
. Minum obat
. Kafein
. Merokok
Variabel Pengganggu
Gambar 2
Kerangka Konsep
tekanan panas bagian moulding maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian
“ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas pada
23
24
Variabel adalah suatu yang dijadikan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
tahun.
minum obat.
25
diabetes.
dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
3.5.1 Populasi
(Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 45). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
penelitian adalah seluruh pekerja bagian Moulding Perum Perhutani Unit I Jawa
3.5.2 Sampel
31 orang
Instrumen penelitian ini adalah alat untuk memperoleh data dari suatu
3.6.1 Questemp
mengukur suhu basah, suhu kering dan suhu radiasi. Adapun cara penggunaannya
adalah:
9. Diamkan 10 menit setiap selesai menekan salah satu tombol untuk waktu
adaptasi
27
tekanan darah.
3.6.3 Kuesioner
3.6.4 Tensi meter air raksa dan stetoskop, digunakan untuk mengukur tekanan
air raksa.
diastolik.
3.7.1.2 Data tentang pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar
3.7.1.3 Data tentang identitas responden, meliputi nama, umur, jenis kelamin dan
kondisi kesehatan
3.7.1.4 Data tentang keluhan subyektif pekerja bagian Moulding Unit I Jawa
Diperoleh secara tidak langsung melalui pihak lain. Sebagai data sekunder
dalam penelitian ini adalah catatan pelaporan tentang kondisi fisik lingkungan
membuahkan arti yang berguna dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Dalam analisis data akan diteliti seberapa besar tekanan panas dengan
tekanan darah. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu:
3.8.1 Univariat
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan prosentase
Data dalam penelitian ini adalah tekanan panas (interval) dan tekanan darah
( ratio )
Setelah data dikumpulkan maka dilakukan entri data ke dalam komputer yang
tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar panas dengan menggunakan t-test
BAB IV
Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara yang diberi tugas untuk
yang berlaku.
4.2.1 Visi
4.2.2 Misi
bersama masyarakat.
3. Mengoptimalkan mafaat hasil kayu, non kayu dan jasa lingkungan serta
dan profesional.
perekonomian nasional.
31
31
32
Wilayah kerja Perum Perhutani meliputi luas kawasan hutan di pulau Jawa
dan Madura kecuali hutan di DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Hutan Suaka Alam,
yang tebagi di unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa Timur dan Unit III Jawa Barat.
Hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu dan non kayu. Jenis-jenis hasil hutan
kayu berupa : kayu pertukangan (baik jati maupun non jati), kayu bakar, kayu
dengan menyebarkan kuisioner pada semua tenaga kerja bagian mouding Industri
hepertensi, diabetes melitius, jantung dan ginjal. Selain itu juga tidak mempunyai
responden kurang dari 50 tahun dan memiliki Indek Masa Tubuh (IMT) Normal.
33
umur 34-49 tahun. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Menurut Umur Responden Bagian Mouding IPK
Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang
Umur (tahun) Frekuensi (orang) Prosentase (%)
34-36 1 3,2
37-39 2 6,4
40-43 6 19,3
44-46 11 35,4
47-49 11 35,4
Jumlah 31 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa umur responden antara 34-36 tahun
sebanyak 1 orang (3%), umur 37-39 tahun sebanyak 2 orang (6%), umur 40-46
tahun sebanyak 11 orang (36%), dan umur 47-49 tahun sebanyak 11 orang (36%).
Umur Responden
34-36 Th 37-39Th
3% 6%
47-49Th 40-43Th
36% 19%
44-46 Th
36%
Gambar 3.
Umur Responden
34
terganggu akibat tekanan panas yang berasal dari atap ruangan kerja bagian
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Menurut Keluhan Merasa Panas pada Responden
Bagian Moulding IPK Brumbung PerumPerhutani Unit I Jawa Tengah
Semarang
Keluhan Panas Frekuensi Presentase (%)
Ya 25 81
Tidak 6 19
Jumlah 31 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 25 orang (81%) responden
merasakan panas pada ruangan kerja bagian Moulding, sedangkan 6 orang (19%)
Ya
81%
Gambar 4.
Keluhan Responden Akibat Tekanan Panas
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Keluhan Cepat Merasa Haus Saat Bekerja pada
Responden bagian Moulding IPK Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah Semarang
Cepat Merasa Haus Frekuensi(orang) Prosentase(%)
Ya 27 87
Tidak 4 13
Jumlah 31 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 27 orang (87%) responden
Tidak
13%
Ya
87%
Gambar 5.
Keluhan Responden Cepat Merasa Haus
mengalami pusing, pening atau sakit kepala selama bekerja. Dari data hanya
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Menurut Keluhan Pusing atau Pening atau Sakit
Kepala Selama Bekerja pada Responden Bagian Moulding IPK Brumbung
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang.
Keluhan Pusing/Pening/
Frekuensi (Orang) Prosentase (%)
Sakit Kepala
Ya 15 48,3
Tidak 16 51,7
Jumlah 31 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 15 orang (48,3%) responden
mengalami keluhan pusing atau pening atau sakit kepala saat bekerja, dan
Ya 48.3%
Tidak 51,7%
Gambar 6.
Keluhan Pusing atau Pening atau Sakit Kepala pada Responden Saat Bekerja
responden yang merasa cepat lelah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
37
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Cepat Merasa Lelah pada Responden Bagian Moulding
IPK Brumbung Peum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang
Cepat Merasa Lelah Frekuensi (orang) Prosentase (%)
Ya 24 77,4
Tidak 7 22,6
Jumlah 31 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 24 orang (77,4%) responden
mengalami cepat merasa lelah pada saat bekerja, sedangkan 7 orang (22,6%)
Tidak 22,6%
Ya 77,4%
Gambar 7.
Keluhan Cepat Merasa Lelah
responden saat bekerja hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
38
Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Gangguan Penurunan Konsentrasi Saat Bekerja pada
Responden Bagian Moulding Perum Perhutani Unit I jawa Tengah
Semarang
saat bekerja.
Gangguan Konsentrasi
Gambar 8.
Gannguan Konsentrasi
4.7.6 Keluhan Pegal
terbukti dari sebagian besar responden merasakan pegal pada saat bekerja. Untuk
Tabel 12.
Distribusi Frekuensi Menurut keluhan Pegal Selama Bekerja pada
Responden Bagian Moulding IPK Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah Semarang
Keluhan Pegal Frekuensi (orang) Prosentase (%)
Ya 21 67,7
Tidak 10 32,3
Jumlah 31 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 21 orang (67,7%) responden
mengalami keluhan cepat merasa pegal pada saat bekerja, sedangkan 10 orang
(32,3%) responden tidak mengalami keluhan cepat merasa pegal pada saat
bekerja.
Tidak 32,3%
Ya 67,7%
Gambar 9.
Keluhan Pegal dan Kram
terbukti dari sebagian besar responden sering minum air putih pada saat bekerja.
Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Menurut Sering Minum Saat Bekerja pada Responden
Bagian Moulding Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang.
Sering Minum Frekuensi (orang) Prosentase (%)
Ya 26 83,8
Tidak 5 16,2
Jumlah 31 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 26 orang (82,8%) responden sering
minum pada saat bekerja, sedangkan 5 orang (16, 2%) responden tidak sering
Sering Minum
Tidak 16,2%
Ya 83,8%
Gambar XXX
Distribusi Frekuensi Sering Minum pada Responden
Gambar 10.
Keluhan responden sering minum
2007 oleh petugas HIPERKES Semarang didapatkan hasil bahwa tekanan panas
Tabel 14.
Hasil Pengukuran Tekanan Panas
Tba Tk Tg ISBB
No Lokasi (Moulding)
(0C) (0C (0C) (0C)
Titik 1
1 26,9 32,4 33,8 28,97
(Penyambungan)
Titik 2
2 27,3 33,3 35,1 29,64
(Mesin Multi Bor)
Titik 3
3 27,5 33,8 35,6 29,93
(Mesin Tenon)
Titik 4
4 27,4 33,7 35,1 29,71
(Mesin Murtas)
Titik 5
5 27,3 33,6 35,3 29,70
(Mesin Sanding Master)
Rata-rata 29,59
diperoleh nilai rata-rata tekanan panas yaitu 29,590C. Berdasarkan Nilai Ambang
Batas faktor fisik ditempat kerja tekanan panas diruang Moulding telah melebihi
Keputusan Menteri Tenaga kerja Nomor Kep./ Men/ 1999 bahwa Nilai Ambang
Batas untuk Ruangan kerja dengan waktu kerja 8 jam terus menerus ádalah
26,7OC
Tengah Semarang, yang diukur sebelum terpapar tekanan panas dan sesudah
terpapar tekanan panas. Adapun hasil pengukuran tekanan darah dapat dilihat
Tabel 15.
Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Antara Sebelum Terpapar Tekanan Panas
Dan Sesudah Terpapar Tekanan Panas Bagian Moulding IPK Brumbung Perum Perhutani
Unit I Jawa Tengah Semarang.
No NILAI TEKANAN DARAH
Responden Sistolik Diastolik
Sebelum Sesudah Selisih Sebelum Sesudah Selisih
1 120 110 -10 80 70 -10
2 120 125 +5 80 70 -10
3 150 140 -10 90 80 -10
4 130 110 -20 60 60 0
5 120 110 -10 60 70 +10
6 130 135 +5 80 75 -5
7 120 110 -10 70 60 -10
8 140 120 -20 90 70 -20
9 110 100 -10 75 70 -5
10 130 125 -5 100 100 0
11 130 140 +10 90 90 0
12 130 100 -30 80 70 -10
13 120 120 0 60 80 +20
14 110 90 -20 75 60 -15
15 140 145 +5 40 75 +35
16 130 95 -35 90 75 -15
17 130 120 -10 80 90 +10
18 110 110 0 80 70 -10
19 110 100 -10 70 60 -10
20 120 110 -20 70 70 0
21 110 120 +10 70 80 +10
22 125 120 -5 100 100 0
23 130 120 -10 80 60 -20
24 130 125 -5 80 70 -10
25 135 120 -15 90 75 -15
26 100 100 0 70 70 0
27 110 130 +20 80 90 +10
28 145 130 -15 80 80 0
29 130 125 -5 100 100 0
30 125 120 -5 70 90 +20
31 130 120 -10 70 100 +30
Jumlah 3870 3645 -225 2410 2380 -30
Rata-rata 124,83 117,58 -7,25 77.74 76.77 -0.96
Keterangan: - Penurunan tekanan darah
+ Peningkatan tekanan darah
0 Tekanan darah tetap
43
panas 124,83 mmhg, dan sesudah terpapar tekanan panas adalah 117,58 mmhg
dengan sesisih sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas -7,25 mmhg.
adalah 77,74 mmhg, dan sesudah terpapar tekanan panas adalah 76,77 mmhg.
Tabel 16.
Distribusi Frekuensi Perubahan Tekanan Darah Antara Sebelum Dan
Sesudah Terpapar Tekanan Panas pada Bagian Moulding Industri
Pengolahan Kayu Brumbung PerumPerhutani Unit I Jawa Tengah
Semarang
Tekanan
Perubahan Tekanan Darah
Darah
Meningkat Menurun Tetap
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Sistolik 6 19,36 22 70,97 3 9,67
Diastolik 8 25,81 15 48,38 8 25,81
tekanan darah, dan 3 orang (9,67%) tidak mengalami perubahan tekanan darah
tersebut bermakan atau tidak, maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan t-
test dengan syarat data terdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas data
kolmogorov smirnov didapatkan hasil data tekanan sistolik dan diastolik tidak
terdistribusi normal.Untuk itu digunakan uji wilcokson match pair test untuk
mengetahui perbedaan tekanan darah tenaga kerja bermakna atau tidak. Hasil uji
statistik perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas
pada tenaga kerja bagian Mouding Industri Pengolahan Kayu brumbung Perum
Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang, untuk tekanan darah sistolik memiliki P
value 0,002<0,05 berarti ada perbedaan tekanan darah yang bermakna antara
tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas di tempat kerja,
sedangkan hasil uji wicokson math pair test untuk tekanan diastolik sebelum dan
sesudah terpapar tekanan panas adalah p value 0,297>0,05 berarti tidak ada
perbedaan tekanan darah yang bermakna antara tekanan darah sebelum dan
TR=TD+1/3(TS-TD)
Tabel 17.
Hasil Pengukuran Tekanan Darah Arteri Rata-Rata Responden Antara
Sebelum dan Sesudah Terpapar Tekanan Panas pada Pekerja Bagian
Moulding Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I
Jawa Tengah Semarang
No Tekanan Darah Arteri Rata-Rata (mmHg) Selisih
Responden Sebelum Sesudah
1 93,3 83,3 -10
2 93,3 88,3 -5
3 110 100 -10
4 83,3 76,6 -6.7
5 80 83,3 +3.3
6 96,6 95 -1.6
7 86,6 76,6 -10
8 106,6 86,6 -20
9 86,6 80 -6.6
10 110 108,3 -1.7
11 103,3 105,6 +2.3
12 95,6 80 -15.6
13 80 93,3 13.3
14 86,6 70 -16.6
15 73,3 86,6 +13.3
16 103,3 81,6 -21.7
17 95,6 100 +4.4
18 90 83,3 -6.7
19 83,3 73,3 -10
20 86,6 83,3 -3.3
21 83,3 93,3 +10
22 108,3 106,6 -1.7
23 96,6 80 -16.6
24 96,6 88,3 -8.3
25 101,6 91,6 -10
26 80 80 0
27 90 103,3 +13.3
28 101,6 96,6 -5
29 110 108,3 -1.7
30 88,3 96,6 +8.3
31 90 86,6 -3.4
Jumlah 2890,2 2766,2 -124
Rata-rata 93,23 89,23 -4
Keterangan : + peningkatan tekanan darah arteri rata-rata
- penurunan tekanan darah arteri rata-rata
0 tekanan darat arteri rata-rata tetap
46
Tabel 18.
Distribusi Frekuensi Perubahan Tekanan Darah Arteri Rata-Rata Tenaga
Kerja Antara Sebelum dan Sesudah Terpapar Tekanan Panas Bagian
Moulding Industri Pengolahan Kayu Brumbung Unit I Jawa Tengah
Semarang
Perubahan Tekanan DarahArteri Rata-Rata
Meningkat Menurun Tetap
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
7 22,58 23 74,20 1 3,22
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tekanan darah arteri rata-rata tenaga
kerja sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas sebanyak 7 orang (22,58%)
darah arteri sebelum terpapar tekanan panas 93,23 mmhg dan sesudah terpapar
tekanan panas 89,23 mmhg, sehingga dapat dilihat bahwa rata-rata selisih tekanan
darah arteri rata-rata antara sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas adalah -4
mmhg.
sesudah terpapar tekanan panas pada tenaga kerja bagian Moulding Industri
berdasarkan hasil uji t-test diperoleh p value 0,025 dimana (p <0,05) berarti ada
perbedaan tekanan darah arteri rata-rata yang bermakna antara tekanan darah
4.9 Pembahasan
Jawa Tengah Semarang berjenis kelamin laki-laki dan umur responden berkisar
antara 34-49 tahun, karena menurut Lany Gunawan (20001:6), tekanan darah
tinggi atau hipertensi pada umumnya terjadi pada manusia yang sudah berusia
setengah umur atau usia lebih dari 40 tahun. Karakteristik responden yang lain
adalah responden memiliki kondisi tubuh yang sehat dan tidak mempunyai
orang responden (87%) mengalami keluhan cepat merasakan haus saat bekerja, 15
orang responden (48,3%) mengalami keluhan merasakan pening atau pusing saat
keluhan cepat merasakan pegal sat bekerja, dan 26 orang responden (83, 8%)
Tekanan panas yang berasal dari atap dan mesin pengolahan kayu pada saat
beroperasi yang menimbulkan suhu yang ada di tempat kerja bagian Moulding
melebihi nilai ambang batas, dimana bisa menyebabkan heat cramps yaitu
hilangnya garam natrium di dalam tubuh, dan heat exchaustion dimana penderita
biasanya berkeringat sangat banyak dan suhu badan normal sedangkan tekanan
darah menrun dan denyut nadi lebih cepat dari biasanya,serta heat stroke dengan
gejala suhu badan naik dan kulit terasa kering dan panas (Sugeng Budiono,
2003:37).
Selain itu ganguan akibat tekanan panas bisa menyebabkan Millaria Rubra
dengan gejala adanya bintik kemerahan pada kulit yang terasa nyeri bila
kepananasan. Hal ini terjadi akibat sumbatan kelenjar keringat dan terjadi resolusi
keringat disertai reaksi peradangan. Kelainan ini dapat menggangu tidur sehingga
panas di tempat kerja telah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang
Ambang Batas faktor fisika di tempat kerja, yaitu 26,70C untuk waktu kerja 8 jam
berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan
Tekanan panas berasal dari atap ruangan dan mesin pada saat beroperasi.
Pada tekanan panas yang melebihi Nilai Ambang Batas tersebut, tenaga kerja
bekerja dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 15.00, dengan waktu istirahat
fisika di tempat kerja, tekanan panas 29,59 0C seharusnya waktu kerja 50% dan
waktu istirahat 50% jadi 4 jam kerja dan 4 jam istirahat dengan beban kerja
ringan.
4.9.4 Analisa Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Antara Sebelum dan
Sesudah Terpapar Tekanan Panas Bagian Moulding Unit I Jawa Tengah
Semarang
Tekanan darah responden diukur dengan menggunakan
turut antara sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas pada tenaga kerja di
bagian Moulding IPK Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang.
Dari hasil pengukuran tekanan darah yang telah dilakukan pada responden
didapatkan hasil yang dapat dilihat pada lampiran. Dari 31 responden yang diukur
darah arteri rata-ratanya turun, dan 1 orang responden tekanan darah arteri rata-
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tekanan darah tenaga verja antara
sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas bagian Moulding Perum Perhutani
Unit I Jawa Tengah Semarang, maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan
uji Wicoxson Match Pair Test yang sebelumnya dilakukan pengujian normalitas
data.
Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang antara sebelum dan sesudah terpapar
tekanan panas. Penurunan tekanan darah ini disebabhan karena tekanan panas
yang terjadi di bagian Molding Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang
Sedangkan tekanan darah diastolik dari hasil uji statistik menunjukkan tidak
ada perbedaan yang bermakna pada responden tenaga kerja bagian Moulding
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang antara sebelum dan sesudah
Dan tekanan darah arteri rata-rata dari uji statistik menunjukan ada
perbedaan yang bermakna pada responden tenaga kerja bagian Moulding Perum
panas ada yang meningkat, dan ada yang cenderung turun, bahkan ada pula yang
stabil.Untuk Tenaga kerja dalam hal ini yang mengalami kecenderungan tekanan
tinggi yang akan meningkatkan tekanan darah pada tenaga kerja, dan ini sesuai
bahwa tekanan darah pekerja akan meningkat akibat kebisingan yang melampaui
NAB.
panas tidak mengalami perubahan atau stabil, hal ini disebabkan tenaga keja
sudah terbiasa oleh kondisi yang ada di bagian Moulding sehingga tekanan panas
yang ada di tempat keja bagian Moulding tidak begitu berdampak pada tenaga
kerja.
yang bervariasi antara sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas. Hal ini bisa
dilihat pada lampiran. Setelah dilakukan uji statistik ternyata menunjukkan adanya
perbedaan tekanan darah arteri rata-rata sebelum dan sesudah terpapar tekanan
52
panas di bagian Moulding Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah semarang. Pada
hasil perubahan tekanan darah halaman 46 tekanan darah tenaga kerja sesudah
terpapar tekanan panas cenderung menurun dari pada sebelum terpapar tekanan
panas hal ini dikarenakan tekanan panas di bagian Moulding Perum Perhutani
Unit I Jawa Tengah Semarang 29,590C melebihi NAB. Dan ini sesuai dengan
teorinya Sutarman (1991), Keadaan udara lingkungan yang panas maka akan
pengaruh panas terhadap biologis merupakan sumasi dari efek panas terhadap
fisik dan kimia. Adanya peningkatan sel darah putih secara total dan fenomena
kapiler. Tekanan 02 dan C02 di dalam darah akan meningkat sedangkan Ph darah
pengukurannya lebih dari 10 menit. Disamping itu juga masih terdapat faktor lain
yang mempengaruhi tekanan darah seperti faktor usia yang lebih dari 40 tahun
5.1 SIMPULAN
5.1.1. Tekanan darah tenaga kerja sesudah terpapar tekanan panas cenderung
menurun dari pada tekanan darah tenaga kerja sebelum terpapar tekanan panas
bagian Moulding IPK Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang.
5.1.2 Terdapat perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik tenaga
kerja sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas bagian Moulding IPK
Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang dengan p value 0,002
(p < 0,05)
5.1.3 Terdapat perbedaan yang bermakna antara tekanan darah arteri rata-rata
tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas bagian Moulding IPK
Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang dengan pvalue 0,025
(p< 0,05)
5.1.4 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah diastolik tenaga
kerja sebelum dan sesudah terpapar tekanan Panas bagian Moulding IPK
53
54
5.2 SARAN
khususnya tenaga kerja bagian Moulding Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
5.2.1.2 Pengaturan jam kerja pada tenaga kerja lebih diperhatikan, karena pada
houser
5.2.2.1 Tenaga kerja hendaknya menggunakan waktu istirahat dengan baik dan
dengan menggunakan ruangan yang yang iklim kerjanya tidak melebihi NAB .
5.2.2.1 Tenaga kerja perlu mengonkumsi air minimal 5 gelas per orang selama
Depkes RI. 2003. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Depkes RI:
Pusat Kesehatan Kerja.
Eko Nurmianto. 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna
Wijaya.
Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK, Higiene Perusahaan
Ergonomi, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja. Semarang: Universitas
Diponegoro.
55
56
Sutarman. 1991. Fisika Dasar Buku Pegangan Kuliah Program D3 Hyperkes dan
Kesehatan Kerja. UNS. Solo.