Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1950;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Keuangan Daerah;
5. Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;
b. Zone Tengah disebut Zone Ledok Wonosari dengan ketinggian 150 – 200 meter
dpl, apabila kemarau panjang masih terdapat sumber mata air.
Jenis tanahnya Margalite dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian
tanaman pangan, hortikultura, peternakan, pengolahan hasil tambang bahan
galian golongan C dan kawasan lindung bawahan, serta hutan rakyat. Terdapat
sungai di atas tanah, tetapi di musim kemarau kering. Di bagian ini terdapat air
tanah, dengan kedalaman 60 – 120 meter dari permukaan tanah. Wilayah ini
meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Semanu bagian utara, dan
Ponjong bagian tengah, seluas 27.908 Ha.
c. Zone Selatan disebut Zone Gunung Seribu dengan ketinggian 100 – 300 meter
dpl. Batuan dasar pembentukannya adalah batu kapur terumbu yang berwujud
bukit-bukit kerucut (Conical limestone). Keadaan berbukit-bukit karang kapur
serta banyak telaga/genangan air hujan (Dolina). Di sekitar bukit-bukit tersebut
terakumulasi tanah yang berwarna merah (terrarosa).
Di zona ini untuk pengembangan pertanian lereng bukit, tanaman keras,
peternakan, pariwisata pantai, budi daya laut, kawasan lindung setempat dan
hutan rakyat, pendayagunaan dan pelestarian sumber air bawah tanah, serta
pengolahan bahan galian golongan C. Tidak terdapat sungai di atas tanah, tetapi
banyak ditemukan sungai bawah tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Tepus,
Tanjungsari, Paliyan, Saptosari, Panggang, Purwosari, Rongkop, Girisubo,
Semanu bagian selatan dan Ponjong bagian selatan, seluas 78.344 Ha.
No
Penggunaan Lahan Luas (ha) %
.
1 Sawah 7.865 5,30
2 Pekarangan 25.419 17,11
3 Tegal 67.089 45,17
4 Hutan 38.685 26,04
5 Perkebunan 110 0,07
6 Kolam Perikanan 103 0,07
7 Sementara tidak diusahakan 535 0,36
8 Lain-lain 8.730 5,88
Jumlah 148.536 100
Sumber : Dinas Pertanian TP dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul, 2009
a. Tanah longsor, memasuki musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi
terjadi bencana tanah longsor khususnya di sektor utara meliputi : Kecamatan
Patuk, Gedangsari, Semin, Ngawen, dan Ponjong.
b. Angin ribut/puting beliung yang mungkin terjadi pada saat musim penghujan
patut untuk diwaspadai di seluruh kecamatan di Kabupaten Gunungkidul.
b. Komposisi Penduduk
1) Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Gunungkidul pada akhir tahun 2009 mempunyai jumlah
penduduk mencapai 758.929 jiwa, apabila dilihat menurut jenis kelamin terdiri
dari : 371.632 jiwa laki-laki dan 387.297 jiwa perempuan.
Adapun perincian persebaran penduduk menurut jenis kelamin berdasarkan
wilayah administrasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.4.
Persebaran Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009
JUMLAH PENDUDUK
No. Kecamatan WNI WNA WNI +
L P L+P L P L+P WNA
1 Wonosari 39.389 40.668 80.057 0 0 0 80.057
2 Nglipar 16.411 16.633 33.044 0 0 0 33.044
3 Playen 28.205 30.567 58.772 0 0 0 58.772
4 Patuk 16.586 17.355 33.941 0 0 0 33.941
5 Paliyan 16.280 16.810 33.090 0 0 0 33.090
6 Panggang 14.168 14.988 29.156 0 0 0 29.156
7 Tepus 18.576 19.711 38.287 0 0 0 38.287
8 Semanu 28.764 30.133 58.897 0 0 0 58.897
9 Karangmojo 26.679 27.391 54.070 0 0 0 54.070
10 Ponjong 27.322 28.422 55.744 0 0 0 55.744
11 Rongkop 16.347 16.419 32.766 0 0 0 32.766
12 Semin 27.304 29.371 56.675 0 0 0 56.675
13 Ngawen 17.999 18.244 36.243 0 0 0 36.243
14 Gedangsari 21.718 22.438 44.156 0 0 0 44.156
15 Saptosari 19.652 19.261 38.913 0 0 0 38.913
16 Girisubo 12.504 13.309 25.813 0 0 0 25.813
17 Tanjungsari 13.465 14.615 28.080 0 0 0 28.080
18 Purwosari 10.263 10.962 21.225 0 0 0 21.225
Total 371.632 387.297 758.929 0 0 0 758.929
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Gunungkidul, 2009
Tabel. 1.6.
Penduduk Menurut Pekerjaan Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008
Tabel. 1.7.
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kab. Gunungkidul Tahun 2009
No
Kategori Jumlah Persentase
.
1. Tidak / belum pernah sekolah 90.989 13,22 %
2. Tidak / belum tamat SD 76.096 11,06 %
3. Tamat SD dan sederajat 227.500 33,06 %
4. Tamat SMP dan sederajad 137.800 20,02 %
5. Tamat SMA 46.400 6,74 %
6. Tamat SMK 34.485 5,01 %
7. Tamat D I/II 30.900 4,49 %
8. Tamat D III 16.800 2,44 %
9. Tamat Sarjana 27.175 3,95 %
Jumlah 688.145 100,00 %
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kab. Gunungkidul, 2009.
Tabel 1.8.
Data SD dan MI Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009
No Komponen SD MI SD + MI
1. Sekolah 486 75 561
2. Siswa baru Tk I 8.730 846 9.576
3. Siswa 56.900 5.413 62.313
4. Lulusan 9.574 890 10.464
5. Ruang kelas
1. Baik 2.083 323 2.406
2. Rusak ringan 611 92 703
3. Rusak berat 446 18 464
6. Kelas 3.105 499 3.604
7. Guru
1. Layak mengajar 79,35% 71,50% 78,03%
2. Semi layak 12,90% 13,02% 12,75%
3. Tidak layak 7,75% 15,48% 9,22%
8. Fasilitas
1. Perpustakaan 288 35 323
2. Lapangan olahraga - - -
3. UKS 255 27 282
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kab. Gunungkidul, 2009.
1. Sekolah 24 6 41 71
2. Siswa baru Tk I 2.069 335 5.363 7.767
3. Siswa 6.157 915 14.215 21.287
4. Lulusan 1.775 236 3.388 5.399
4. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Daerah
Sumber daya alam yang ada di Kabupaten Gunungkidul cukup banyak dan
beragam, mulai dari lahan pertanian, pertambangan, pantai sampai
perbukitan/pegunungan dengan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Hal ini apabila diolah dan dimanfaatkan merupakan sumber ekonomi yang dapat
memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa hampir semua komoditas
tanaman padi-palawija pada tahun 2009 mengalami peningkatan produksi
dibandingkan tahun 2008, bahkan tanaman sorgum, kedelai, ubi kayu, padi
sawah, dan jagung mengalami kenaikan produksi yang signifikan dengan
kenaikan di atas 15%. Peningkatan/penurunan produksi tanaman pangan selain
dipengaruhi oleh luas panen juga dipengaruhi oleh produktivitas.
Sebagian besar komoditas tanaman pangan pada tahun 2009 mengalami
peningkatan produksi dibandingkan tahun 2008 terutama komoditas padi, jagung,
kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu. Hal ini disebabkan penggunaan benih unggul
utamanya padi maupun jagung hibrida yang berakibat pada meningkatnya
produksi maupun produktivitasnya. Sedangkan penurunan produktivitas terjadi
pada tanaman kacang hijau dan sorghum
Produksi (kuintal)
No. Komoditas Naik/Turun
2008 2009
(%)
1. Bawang merah 1.592 5.514 246,36
2. Petsai/Sawi 3.931 3.924 - 0,18
3. Kacang panjang 3.942 2.901 - 26,41
4. Cabai 3.716 15.408 314,64
5. Tomat 3.603 758 -78,96
6. Terong 337 7.677 2.178
7. Ketimun - 993 0
8. Labu siam 1.006 32 - 96,82
9. Kangkung 56 4.714 8.317,86
10. Bayam 2.660 1.204 - 54,74
11. Semangka 71 734 933,80
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2009
Produksi (kg)
No. Komoditas Naik/Turun
2008 2009
(%)
1. Jahe 129.231 119.077 - 7,86
2. Laos 163.394 239.327 46,47
3. Kencur 42.140 30.195 - 28,35
4. Kunyit 1.016.437 792.299 - 22,05
5. Lempuyang 68.199 59.496 - 12,76
6. Temu lawak 156.172 111.008 - 28,92
7. Temu ireng 104.811 78.993 - 24,63
8. Kejibeling 434 200 - 53,92
9. Dringo 6.678 5.915 - 11,43
10. Kapulogo 695 600 - 13,67
11. Temu kunci 11.691 10.226 - 12, 53
12. Mengkudu 31.672 22.773 - 28,10
13. Sambiloto 7.730 7.530 - 2,59
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2009
2) Peternakan
Sektor peternakan berpotensi untuk dikembangkan guna menopang
peningkatan pendapatan masyarakat. Bahkan di Provinsi DIY, Kabupaten
Gunungkidul terkenal sebagai gudang ternak karena mampu menyuplai kebutuhan
ternak di wilayah DIY terutama sapi potong sebagai produk unggulan. Hewan
ternak yang lain seperti kambing, domba, dan ayam buras populasinya mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Produksi daging juga mengalami peningkatan
dibanding tahun 2008, akan tetapi produksi telur mengalami penurunan.
Adapun data produksi ternak di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 - 2009
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.15.
Populasi Ternak Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009
Populasi (ekor) Naik/Turun (%)
No. Uraian
2008 2009
1. Sapi Potong 115.421 121.469 5,24
2. Sapi Perah 7 7 0,00
3. Kerbau 136 148 8,82
Tabel 1.16.
Produksi Ternak Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009
Satuan
No. Uraian (kg)
2008 2009
1. Daging 2.797.452 2.825.426
3. Susu 5.400 -
Sumber: Dinas Peternakan Kab. Gunungkidul, 2009
Tabel 1.18.
Produksi Perkebunan di Kab. Gunungkidul
Tahun 2007 – 2009
Produksi (ton)
No. Komoditas Keterangan
2007 2008 2009
1. Jambu Mete 479,236 561,215 541,201 Glondong
3. Tembakau
Produksi (kg)
No
Komoditas Naik/turun
. 2008 2009
(%)
1. Perikanan tangkap 1.217,146 1.471,116 120,87
2. Perikanan Budidaya 671,156 998,345 148,75
3. Benih ikan (ekor) BBI 7.379.071 8.490.000 115,06
dan UPR
4. Ikan hias (ekor) 3.450 3.020 87,54
5. Rumput laut 280.350 823,177 293,62
Tahun Naik/Turun
No. Jenis Ikan
2008 2009 (%)
1. Tuna 233,780 490,273 209.72
2. Manyung 6,210 57,446 925.06
3. Kerapu 1,000 1,774 177.40
4. Kakap putih 3,230 1,333 41.27
5. Kakap merah 0,560 2,378 424,65
6. Gulamah/Tigawaja 67,990 0,405 0.00
7. Cucut/Hiu 8,980 5,531 61.59
8. Pari 21,700 16,868 77.73
9. Bawal hitam 0,260 0,415 159.62
10. Bawal putih 33,340 53,172 159.48
11. Kembung 1,820 2,805 154.12
12. Tenggiri 5,700 1,973 34.61
13. Layur 100,840 46,357 45.97
14. Tongkol 98,850 117,984 119.36
15. Cakalang 363,870 398,635 109.55
16. Banyar 7,160 - -
17. Mamung/gatho - 0,204 -
18. Udang jerbung 0,350 1,087 -
19. Udang lobster 17,530 21,118 -
20. Rajungan 3,500 1,964 56.11
21. Teri - 15,686 -!
22. Lemadang 30,700 32,781 106.78
23. Sarden/tembang 8,540 - -
24. Gerok - 0,981 -
Tabel 1.21.
Potensi Lahan Perikanan Darat (Budidaya) Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2009
Produksi (ton)
No. Jenis Ikan Naik/Turun
2008 2009
(%)
1. Udang 10,200 14,900 146,08
2. Ikan Mas 28,866 15,587 54,00
6) Industri
Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi industri kecil dan menengah yang
mampu menghasilkan berbagai jenis produk yang bernilai ekonomis dan memiliki
daya saing memadai, sehingga apabila dikelola secara optimal mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, industri kerajinan
batu merupakan salah satu produk unggulan daerah. Ada berbagai jenis industri
kerajinan seperti kerajinan kayu, fiberglass, bambu, perak, akar wangi, cor
aluminium, ukir batu alam, dan lainnya.
Di samping itu terdapat pula aneka industri makanan olahan yang mengolah hasil-
hasil pertanian seperti : tahu, tempe, patilo, emping mlinjo, emping jagung, peyek,
krupuk, tape, tiwul, dan lainnya.
Tabel 1.25.
Data Industri Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2007 - 2009
7) Pariwisata
Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi wisata yang cukup potensial dan
beragam, mulai dari kekayaan alam pantai, gua, bukit dan pegunungan, tempat
bersejarah serta desa wisata maupun wisata religi. Pengelolaan potensi pariwisata
bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap obyek-obyek wisata
yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Peningkatan tersebut diikuti dengan
peningkatan sarana dan prasarana pada obyek-obyek wisata.
Tujuan peningkatan sarana dan prasarana adalah meningkatnya kunjungan
wisata masyarakat yang secara tidak langsung dapat menarik penanam modal
Tabel 1.26.
Obyek Wisata Yang Telah Dikembangkan Di Kabupaten Gunungkidul
6 Pantai Slili, Ngandong 31 Berpasir putih dan sebagai ajang off road
b. Pertumbuhan Ekonomi
1) Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)
Gambaran kondisi perekonomian dapat dicerminkan oleh beberapa indikator
makro ekonomi suatu daerah. Salah satu indikator makro tersebut adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai
merupakan refleksi dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam
dan sumber daya manusianya. Dengan membandingkan nilai PDRB yang berhasil
dicapai dari tahun ke tahun, maka akan terlihat bagaimana perkembangan tingkat
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah.
Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dibedakan menjadi 2
(dua) kategori yaitu PDRB atas dasar harga berlaku yang menggambarkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun dan
PDRB atas dasar harga konstan yang menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
dan dihitung menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (dalam hal ini yang
digunakan penghitungan adalah tahun 2000).
Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan bertujuan untuk melihat
perkembangan PDRB secara riil, bukan karena adanya pengaruh harga.
Hasil perhitungan PDRB Kabupaten Gunungkidul tahun 2006 sampai dengan
tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut :
2) Rasio Gini
Ketimpangan pendapatan merupakan salah satu masalah pembangunan dan tujuan
utama kebijakan pembangunan itu sendiri diarahkan guna mengatasi masalah tersebut.
Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menghitung distribusi pendapatan
penduduk adalah Rasio Gini. Nilai Rasio Gini berkisar antara 0 hingga 1. Semakin
mendekati angka 1 (satu), maka dikatakan tingkat ketimpangan pendapatan penduduk
semakin melebar atau mendekati pemerataan sempurna. Sebaliknya semakin mendekati
0 distribusi pendapatan semakin merata atau mendekati pemerataan sempurna. Menurut
Oshima nilai rasio gini dibagi menjadi 3 tingkatan. Nilai rasio Gini kurang dari 0,3
masuk dalam kategori ketimpangan rendah, nilai antara 0,30 hingga 0,50 masuk dalam
kategori moderat dan lebih besar dari 0,50 dikatakan berada pada ketimpangan tinggi.
Hasil perhitungan Rasio Gini Kabupaten Gunungkidul tahun 2008 tercatat 0,2529
lebih tinggi 0,0386 poin dibandingkan dengan Rasio Gini pada tahun 2007 sebesar
0,2143. Sementara Rasio Gini tahun 2006 tercatat 0,2298 atau Rasio Gini Kabupaten
Gunungkidul tahun 2006 lebih rendah 0,0472 poin dibandingkan tahun 2005
Hal ini menunjukkan meningkatnya ketimpangan distribusi pendapatan penduduk
Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2008 dibanding tahun 2006 dan 2007. Pada tahun
2008 ketimpangan distribusi pendapatan ini disebabkan oleh ketimpangan di daerah
perdesaan yang menunjukkan distribusi pendapatan semakin tidak merata yaitu nilai
Rasio Gini mencapai 0,2469 lebih tinggi 0,0418 poin dibandingkan dengan nilai Rasio
Gini tahun 2007. Sedangkan Rasio Gini di perkotaan semakin tinggi yaitu 0,1888 lebih
rendah 0,0965 poin dibandingkan dengan Rasio Gini tahun 2007.
Dengan demikian tejadi peningkatan distribusi pendapatan yang tidak merata di
perdesaan Gunungkidul. Kondisi tersebut berbeda dengan yang terjadi di tahun 2007,
dimana Rasio Gini di perkotaan semakin tinggi yaitu 0,2853 atau lebih rendah 0,0321
poin dibandingkan dengan Rasio Gini tahun 2006.
Rasio Gini menurut Daerah di Kabupaten Gunungkidul seperti tabel berikut ini :
Tabel 1.31.
Data Kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2007 - 2008
2007 2008
No Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
RTM Jiwa RTM Jiwa
1 Wonosari 6.491 22.494 4.672 13.699
2 Nglipar 4.744 16.559 4.122 12.527
3 Playen 7.661 26.183 6.541 19.796
4 Patuk 3.767 12.257 2.951 8.089
5 Paliyan 5.191 18.233 3.558 10.857
6 Panggang 4.028 15.996 2.980 11.287
7 Tepus 4.548 16.458 2.937 9.199