You are on page 1of 36

BAB I

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-


Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan
kepada daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
desentralisasi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan partisipasi masyarakat dengan tetap memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta keragaman daerah dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Kedua lembaga tersebut menjadi
penyelenggara urusan pemerintahan daerah dengan kedudukan setara yang bekerja atas dasar
kemitraan dan bukan saling berhadapan antara satu dengan lainnya. Dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah antara Kepala Daerah dan DPRD harus saling mendukung dan mengisi
demi tercapainya peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan kesejahteraan masyarakat. Dari
segi pembentukan kebijakan daerah, kedua institusi tersebut secara kemitraan adalah pembuat
kebijakan. Namun pada saat pelaksanaan, Kepala Daerah dan DPRD memiliki fungsi yang
berbeda. Kepala Daerah melaksanakan kebijakan daerah dan DPRD melakukan pengawasan
atas pelaksanaan kebijakan daerah.
Untuk mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah sejalan dengan upaya menciptakan
pemerintahan yang bersih dan bertanggungjawab serta mampu menjawab tuntutan perubahan
secara efektif dan efisien sesuai dengan prinsip tata kepemerintahan yang baik (good
governance) dalam ketentuan pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
menegaskan bahwa Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
berkewajiban memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah,
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, dan menginformasikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.
Dengan dilaksanakannya pemilihan langsung kepala daerah sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, maka hubungan kerja Kepala Daerah dengan Dewan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 1


Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mengalami perubahan yang cukup mendasar
dibandingkan ketika Kepala Daerah dipilih DPRD dan bertanggungjawab kepada DPRD.
Pemilihan langsung Kepala Daerah (pilkada) telah menyebabkan adanya kesetaraan
dan kemitraan hubungan antara kepala daerah yang menjalankan fungsi eksekutif dengan
DPRD yang menjalankan fungsi legislatif dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
Kondisi tersebut menjadi landasan terbentuknya hubungan “checks and balance” yang lebih
seimbang antara Kepala Daerah dengan DPRD. Dalam kaitan hubungan tersebut, maka
kepala daerah berkewajiban menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah kepada DPRD.
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang selanjutnya
disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah
selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah
kepada DPRD. Selain itu, kepala daerah berkewajiban pula melaporkan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada pemerintah (berupa Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah kepada Pemerintah/LPPD) dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (ILPPD) kepada Masyarakat.
Adanya kewajiban bagi kepala daerah untuk melaporkan penyelenggaraan
pemerintahan daerah setiap tahunnya merupakan upaya menciptakan pemerintahan yang
bersih, bertanggung jawab, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan
efisien sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) sebagai prasarat
bagi terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah yang mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
LKPJ Bupati yang kami sampaikan kepada DPRD Kabupaten Gunungkidul ini
merupakan LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2009 dengan maksud untuk memberikan
keterangan/informasi kepada DPRD atas pelaksanaan program dan kegiatan di Tahun
Anggaran 2009 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka
pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) sebagai penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah yang
penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Di samping itu penyampaian LKPJ bertujuan pula untuk memberikan landasan dan
pertimbangan yang obyektif bagi DPRD dalam memberikan catatan strategis yang berisi
saran, masukan dan atau koreksi terhadap penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas
pembantuan dan tugas umum pemerintahan. Sehingga diharapkan ada upaya peningkatan
kinerja pelayanan, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah menuju kepada tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 2


Adapun Sistematika Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun
Anggaran 2009 sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
BAB VII PENUTUP

A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1950;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Keuangan Daerah;
5. Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 3


13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 1 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gunungkidul Tahun
2005-2010;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Sekretariat Daerah dan
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Dinas-Dinas Daerah;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Lembaga Teknis Daerah;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Gunugkidul Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Rumah Sakit Umum
Daerah;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Kecamatan;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 1 Tahun 2009 tentang Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2009 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 4


B. GAMBARAN UMUM DAERAH

1. Kondisi Geografis Daerah


Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi
Daerah IstimewaYogyakarta. Secara geografis berada pada 110o21’ – 110o50’ Bujur
Timur dan 7o46’ – 8o09’ Lintang Selatan dengan luas wilayah 1.485,36 Km2 atau
sekitar 46,63% dari keseluruhan luas wilayah Provinsi DIY. Ibu Kota Kabupaten
Gunungkidul adalah Wonosari, terletak 39 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta.
Batas wilayah Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut :
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman (Provinsi DIY)
Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo (Provinsi Jawa
Tengah)
Sebelah Timur : Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah)
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul yaitu 1.341,71 km 2 berada
pada ketinggian 100 – 500 m dpl (diatas permukaan laut). Sedangkan sisanya 7,75%
terletak pada ketinggian kurang dari 100 m dpl, dan 1,92% terletak pada ketinggian
antara 500 – 100 m dpl. Topografi wilayah sebagian besar merupakan dataran tinggi
dan bergunung-gunung dengan tingkat kemiringan yang bervariasi. Jenis tanah di
wilayah Kabupaten Gunungkidul cukup beragam, dengan rincian sebagai berikut :
a. Litosol, dengan batuan induk kompleks sedimen tufan dan batuan vulkanik, yang
terletak pada wilayah bergunung–gunung, tersebar di wilayah Kecamatan Patuk
bagian utara dan selatan, Gedangsari, Ngawen, Semin bagian timur, dan Ponjong
bagian utara.
b. Kompleks latosol dan mediteran merah, dengan batuan induk batuan gamping,
bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, terdapat di wilayah Kecamatan
Panggang, Purwosari, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Semanu bagian selatan dan
timur, Rongkop, Girisubo serta Ponjong bagian selatan.
c. Asosiasi mediteran merah dan renzina, dengan batuan induk batu gamping, bentuk
wilayah berombak sampai bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Ngawen
bagian selatan, Nglipar, Karangmojo bagian barat dan utara, Semanu bagian barat,
Wonosari bagian timur, utara dan selatan, Playen bagian barat dan utara serta
Paliyan bagian selatan.
d. Grumosol hitam, dengan batuan induk batu gamping, bentuk wilayah datar sampai
bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Playen bagian selatan, Wonosari
bagian barat, Paliyan bagian utara, dan Ponjong bagian selatan.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 5


e. Asosiasi latosol merah dan litosol, dengan bahan induk tufan dan batuan vulkanik
intermediet, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, terdapat di wilayah
Kecamatan Semin bagian utara, Patuk bagian selatan, dan Playen bagian barat.
Atas dasar topografi, jenis batuan, jenis tanah, dan keadaan sumber air, wilayah
Kabupaten Gunungkidul dibagi ke dalam tiga zone yaitu :
a. Zone Utara disebut wilayah Baturagung dengan ketinggian 200 – 700 meter dpl
(di atas permukaan laut). Keadaan geografisnya berbukit-bukit dan terdapat
sungai di atas tanah dan sumber-sumber air tanah serta dapat digali sumur dengan
kedalaman 6 – 12 meter dari permukaan tanah. Jenis tanahnya vulkanis lateristik
sedangkan batuan induknya adalah Dasiet dan Andesiet. Lahan yang ada di zona
ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian lereng bukit (tanaman
pangan, tanaman keras dan perdu, termasuk buah-buahan dan tanaman
perdagangan seperti cengkeh, vanili, kayu putih), peternakan, industri kecil dan
pertambangan bahan galian golongan C, pariwisata serta kawasan lindung
bawahan dan hutan rakyat. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Nglipar,
Gedangsari, Ngawen, Semin dan Kec. Ponjong bagian utara, seluas 42.288 Ha.

b. Zone Tengah disebut Zone Ledok Wonosari dengan ketinggian 150 – 200 meter
dpl, apabila kemarau panjang masih terdapat sumber mata air.
Jenis tanahnya Margalite dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian
tanaman pangan, hortikultura, peternakan, pengolahan hasil tambang bahan
galian golongan C dan kawasan lindung bawahan, serta hutan rakyat. Terdapat
sungai di atas tanah, tetapi di musim kemarau kering. Di bagian ini terdapat air
tanah, dengan kedalaman 60 – 120 meter dari permukaan tanah. Wilayah ini
meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Semanu bagian utara, dan
Ponjong bagian tengah, seluas 27.908 Ha.
c. Zone Selatan disebut Zone Gunung Seribu dengan ketinggian 100 – 300 meter
dpl. Batuan dasar pembentukannya adalah batu kapur terumbu yang berwujud
bukit-bukit kerucut (Conical limestone). Keadaan berbukit-bukit karang kapur
serta banyak telaga/genangan air hujan (Dolina). Di sekitar bukit-bukit tersebut
terakumulasi tanah yang berwarna merah (terrarosa).
Di zona ini untuk pengembangan pertanian lereng bukit, tanaman keras,
peternakan, pariwisata pantai, budi daya laut, kawasan lindung setempat dan
hutan rakyat, pendayagunaan dan pelestarian sumber air bawah tanah, serta
pengolahan bahan galian golongan C. Tidak terdapat sungai di atas tanah, tetapi
banyak ditemukan sungai bawah tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Tepus,
Tanjungsari, Paliyan, Saptosari, Panggang, Purwosari, Rongkop, Girisubo,
Semanu bagian selatan dan Ponjong bagian selatan, seluas 78.344 Ha.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 6


Kabupaten Gunungkidul memiliki luas wilayah l48.536 Ha terdiri dari
beberapa jenis penggunaan lahan, dengan perincian penggunaan lahan sebagaimana
tersebut dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.1.
Perincian Penggunaan Lahan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009

No
Penggunaan Lahan Luas (ha) %
.
1 Sawah 7.865 5,30
2 Pekarangan 25.419 17,11
3 Tegal 67.089 45,17
4 Hutan 38.685 26,04
5 Perkebunan 110 0,07
6 Kolam Perikanan 103 0,07
7 Sementara tidak diusahakan 535 0,36
8 Lain-lain 8.730 5,88
Jumlah 148.536 100
Sumber : Dinas Pertanian TP dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul, 2009

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan penggunaan lahan


menunjukkan bahwa tanah tegal merupakan lahan terluas yaitu mencapai 45,17% ,
berikutnya sebesar 26,04% merupakan lahan hutan. Lahan yang dipergunakan untuk
pekarangan mencapai l7,11% untuk persawahan sebesar 5,30%, lahan perkebunan
mencapai 0,07%, lahan tidak diusahakan 0,36%, dan lain-lain sebesar 5,88% dari total
penggunaan lahan secara keseluruhan.
Apabila dibandingkan dengan kondisi penggunaan lahan tahun 2008 terjadi
perubahan pergeseran luas penggunaan lahan terutama tegal yang mengalami
penurunan pada tahun 2008 dari 67.114 ha menjadi 67.089 ha pada tahun 2009
sedangkan tanah pekarangan mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi seluas
25.419 ha dari 25.404 ha di tahun 2008.
Wilayah Kabupaten Gunungkidul mengalami 2 (dua) musim yaitu musim
kemarau dan musim penghujan yang silih berganti. Adapun keadaan curah hujan rata-
rata tahun 2008-2009 di Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 1.2.
Keadaan Curah Hujan Rata-Rata Tahun 2008 – 2009
CH (mm) HH
No. Bulan
2008 2009 2008 2009
1. Januari 221,61 226,17 12 12,83
2. Pebruari 308,50 265,11 16 14,00

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 7


3. Maret 262,44 125,17 15 6,83
4. April 94,39 126,67 6 7,28
5. Mei 11,06 109,67 1 5,89
6. Juni 1 36,67 1 1,94
7. Juli 0 1,72 0 0,61
8. Agustus 0 0,50 0 0,06
9. September 1 0,00 1 0,44
10. Oktober 165,19 50,13 8 3,00
11. Nopember 381,19 97,63 16 6,00
12. Desember 203,13 81,56 24 6,13
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul, 2009

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa curah hujan di Kabupaten


Gunungkidul pada tahun 2009 lebih sedikit dibandingkan tahun 2008, demikian pula
dengan jumlah hari hujannya. Kalau pada tahun 2008 musim kemarau dimulai pada
bulan Mei yang ditandai dengan menurunnya jumlah curah hujan dan musim
penghujan dimulai pada bulan Oktober dengan ditandai meningkatnya curah hujan,
maka pada tahun 2009 musim kemarau dimulai bulan Juni dan musim penghujan
datangnya bulan Oktober. Pada tahun 2009 curah hujan mencapai puncaknya pada
bulan Februari.
Dilihat dari aspek geologi dan geomorfologi wilayah Kabupaten Gunungkidul
merupakan kawasan perbukitan karst dan disisi barat merupakan patahan lempeng
bumi atau sering disebut sesar Opak-Oya, dimana hal ini berpotensi / memungkinkan
terjadinya bencana alam. Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan teridentifikasi
daerah rawan/potensi terjadinya bencana antara lain :

a. Tanah longsor, memasuki musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi
terjadi bencana tanah longsor khususnya di sektor utara meliputi : Kecamatan
Patuk, Gedangsari, Semin, Ngawen, dan Ponjong.

b. Angin ribut/puting beliung yang mungkin terjadi pada saat musim penghujan
patut untuk diwaspadai di seluruh kecamatan di Kabupaten Gunungkidul.

c. Kekeringan, topografi wilayah Gunungkidul berupa daerah pegunungan


dengan jenis tanah latosol dan perbukitan kapur serta kawasan karst mempunyai
karakteristik yang kurang menguntungkan bila dilihat dari sisi konservasi air
tanah. Hal ini menjadikan permasalahan bagi masyarakat Gunungkidul apabila
musim kemarau datang terjadi bencana kekeringan yang melanda sebagian
wilayah di 10 (sepuluh) kecamatan. Beberapa kebijakan Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul dalam penanggulangan bencana kekeringan yang melanda setiap
tahun melalui program dropping air bersih, pembuatan Bak PAH dan lainnya

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 8


diharapkan dapat membantu/meringankan beban masyarakat dalam mengatasi
kebutuhan air bersih.

3. Gambaran Umum Demografis


a.Jumlah Penduduk
Berdasarkan registrasi kependudukan, jumlah penduduk akhir tahun 2009 di
Kabupaten Gunungkidul sejumlah 758.929. jiwa, terbagi dalam 371.632 jiwa laki-
laki dan 387.297 jiwa perempuan.
Adapun persebaran jumlah penduduk menurut wilayah administrasi dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 1.3.
Luas Wilayah Administrasi, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2009
Jumlah Kepadatan
No. Kecamatan Luas (km2)
Penduduk Penduduk
1 Wonosari 75,51 80.057 1.060
2 Nglipar 73,87 33.044 447
3 Playen 105,26 58.772 558
4 Patuk 72,04 33.941 471
5 Paliyan 58,07 33.090 570
6 Panggang 99,80 29.156 292
7 Tepus 104,91 38.287 365
8 Semanu 108,39 58.897 543
9 Karangmojo 80,12 54.070 675
10 Ponjong 104,49 55.744 533
11 Rongkop 83,46 32.766 393
12 Semin 78,92 56.675 718
13 Ngawen 46,59 36.243 778
14 Gedangsari 68,14 44.156 648
15 Saptosari 87,82 38.913 443
16 Girisubo 94,57 25.813 273
17 Tanjungsari 71,63 28.080 392
18 Purwosari 71,76 21.225 296
Total 1.485,35 758.929 511
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Gunungkidul, 2009

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Kecamatan Wonosari dengan luas


wilayah 75,51 Km2 mempunyai jumlah penduduk cukup besar mencapai 80.057 jiwa
dengan kepadatan penduduk 1.060 jiwa/km2, sedangkan kecamatan dengan kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Panggang dengan luas wilayah 99,80 Km2

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 9


mempunyai jumlah penduduk 29.156 jiwa, sehingga kepadatan penduduk sebesar 292
jiwa/km2. Kepadatan penduduk di Kabupaten Gunungkidul rata-rata mencapai 511
jiwa/km2.

b. Komposisi Penduduk
1) Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Gunungkidul pada akhir tahun 2009 mempunyai jumlah
penduduk mencapai 758.929 jiwa, apabila dilihat menurut jenis kelamin terdiri
dari : 371.632 jiwa laki-laki dan 387.297 jiwa perempuan.
Adapun perincian persebaran penduduk menurut jenis kelamin berdasarkan
wilayah administrasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.4.
Persebaran Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009
JUMLAH PENDUDUK
No. Kecamatan WNI WNA WNI +
L P L+P L P L+P WNA
1 Wonosari 39.389 40.668 80.057 0 0 0 80.057
2 Nglipar 16.411 16.633 33.044 0 0 0 33.044
3 Playen 28.205 30.567 58.772 0 0 0 58.772
4 Patuk 16.586 17.355 33.941 0 0 0 33.941
5 Paliyan 16.280 16.810 33.090 0 0 0 33.090
6 Panggang 14.168 14.988 29.156 0 0 0 29.156
7 Tepus 18.576 19.711 38.287 0 0 0 38.287
8 Semanu 28.764 30.133 58.897 0 0 0 58.897
9 Karangmojo 26.679 27.391 54.070 0 0 0 54.070
10 Ponjong 27.322 28.422 55.744 0 0 0 55.744
11 Rongkop 16.347 16.419 32.766 0 0 0 32.766
12 Semin 27.304 29.371 56.675 0 0 0 56.675
13 Ngawen 17.999 18.244 36.243 0 0 0 36.243
14 Gedangsari 21.718 22.438 44.156 0 0 0 44.156
15 Saptosari 19.652 19.261 38.913 0 0 0 38.913
16 Girisubo 12.504 13.309 25.813 0 0 0 25.813
17 Tanjungsari 13.465 14.615 28.080 0 0 0 28.080
18 Purwosari 10.263 10.962 21.225 0 0 0 21.225
Total 371.632 387.297 758.929 0 0 0 758.929
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Gunungkidul, 2009

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 10


2) Penduduk Menurut Usia
Penduduk di Kabupaten Gunungkidul apabila dilihat dari pengelompokan
usia/umur dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.5.
Penduduk Kabupaten Gunungkidul Menurut Kelompok Umur Tahun 2009

No Kelompok Umur Jumlah Keterangan


1. 0–4 48.114
2. 5–9 46.109
3. 10 – 14 51.397
4. 15 – 19 56.500
5. 20 – 24 54.195
6. 25 – 29 58.899
7. 30 – 34 53.752
8. 35 – 39 54.165
9. 40 – 44 55.187
10. 45 – 49 50.211
11. 50 – 54 45.535
12. 55 – 59 42.207
13. 60 + 142.658
Jumlah 758.929
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Gunungkidul, 2009

3) Penduduk Menurut Pekerjaan


Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 tercatat
sebanyak 636.052 jiwa terbagi menjadi 382.774 jiwa angkatan kerja dan 253.278
jiwa bukan angkatan kerja.
Dari angkatan kerja sejumlah 382.774 jiwa tersebut sebanyak 19.721 jiwa
merupakan penganggur dan 363.053 jiwa angkatan kerja yang berkerja.
Dilihat dari lapangan usaha/jenis pekerjaan penduduk Kabupaten
Gunungkidul tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 1.6.
Penduduk Menurut Pekerjaan Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase


.
1. Berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain 37.790 8,29 %
2. Buruh tidak tetap/anggota keluarga 117.171 15,44 %
3. Berusaha dengan dibantu 4.138 0,55 %

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 11


4. Buruh/karyawan 13.989 1,84 %
5. Pekerja bebas 1.101 0,15 %
6. Pekerja keluarga 26.423 3,48 %
Jumlah 455.665 100,00 %
Sumber : Gunungkidul Dalam Angka 2008 BPS Kab. Gunungkidul.
*) Keterangan : Data tahun 2009 dalam proses pengolahan data oleh BPS dan diselesaikan
pertengahan tahun 2010.

4). Penduduk Menurut Pendidikan


Pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan diperuntukkan bagi seluruh
masyarakat dengan tujuan meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan penduduk.
Beberapa aspek kependudukan dan permasalahan dalam kehidupan masyarakat
berpengaruh dalam pelaksanaan dan keberhasilan pembangunan di bidang
pendidikan, maka dari itu aspek kependudukan perlu mendapatkan perhatian dan
dipertimbangkan dalam pengembangan pendidikan.
Menurut tingkat pendidikannya, penduduk dapat dirinci kedalam 9 kategori
masing-masing adalah : 1) Tidak/belum pernah sekolah; 2) Tidak/belum tamat
SD; 3) Tamat SD dan sederajat; 4) Tamat SMP dan sederajat; 5) Tamat SMA; 6)
Tamat SMK; 7) Tamat D I/II; 8) Tamat D III; 9) Tamat Sarjana.
Berdasarkan kategori tersebut gambaran tingkat pendidikan penduduk
Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut :

Tabel. 1.7.
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kab. Gunungkidul Tahun 2009

No
Kategori Jumlah Persentase
.
1. Tidak / belum pernah sekolah 90.989 13,22 %
2. Tidak / belum tamat SD 76.096 11,06 %
3. Tamat SD dan sederajat 227.500 33,06 %
4. Tamat SMP dan sederajad 137.800 20,02 %
5. Tamat SMA 46.400 6,74 %
6. Tamat SMK 34.485 5,01 %
7. Tamat D I/II 30.900 4,49 %
8. Tamat D III 16.800 2,44 %
9. Tamat Sarjana 27.175 3,95 %
Jumlah 688.145 100,00 %
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kab. Gunungkidul, 2009.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 12


Dari data di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikan,
penduduk Kabupaten Gunungkidul terbanyak adalah tamat sekolah dasar (SD)
dan sederajat sebanyak 227.500 orang atau 33,06% dari jumlah penduduk secara
keseluruhan.
Kondisi pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di
Kabupaten Gunungkidul tahun 2009 dapat disajikan sebagai berikut :
1. Tingkat Sekolah Dasar (SD/MI)
Kondisi jumlah SD dan MI, siswa, jumlah lulusan, ruang kelas, tenaga
pengajar/guru dan fasilitas lainnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.8.
Data SD dan MI Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009

No Komponen SD MI SD + MI
1. Sekolah 486 75 561
2. Siswa baru Tk I 8.730 846 9.576
3. Siswa 56.900 5.413 62.313
4. Lulusan 9.574 890 10.464
5. Ruang kelas
1. Baik 2.083 323 2.406
2. Rusak ringan 611 92 703
3. Rusak berat 446 18 464
6. Kelas 3.105 499 3.604
7. Guru
1. Layak mengajar 79,35% 71,50% 78,03%
2. Semi layak 12,90% 13,02% 12,75%
3. Tidak layak 7,75% 15,48% 9,22%
8. Fasilitas
1. Perpustakaan 288 35 323
2. Lapangan olahraga - - -
3. UKS 255 27 282
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kab. Gunungkidul, 2009.

2. Tingkat SMP dan MTs


Kondisi jumlah SMP dan MTS, siswa, lulusan, ruang kelas, guru/tenaga
pengajar dan fasilitas pendidikan lainnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 13


Tabel 1.9.
Data SMP dan MTs Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009

No Komponen SMP MTs SMP + MTs

1. Sekolah 113 28 141


2. Siswa baru Tk I 9.031 1.651 10.682
3. Siswa 20.656 4.550 25.206
4. Lulusan 7.212 1.101 8.313
5. Ruang kelas
1. Baik 684 136 820
2. Rusak ringan 168 25 193
3. Rusak berat 41 6 47
6. Kelas 1.003 178 1.181
7. Guru
1. Layak mengajar 83,75% 80,80% 83,32%
2. Semi layak 6,50% 8,11% 6,74%
3. Tidak layak 9,75% 11,09% 9,95%
8. Fasilitas
1. Perpustakaan 95 23 118
2. Lapangan olahraga - - -
3. UKS 88 17 105
4. Laboratorium 147 26 173
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kab. Gunungkidul, 2009.

3. Tingkat SM (SM dan MA)


Kondisi jumlah SMA, SMK dan MA, siswa, lulusan, ruang kelas, Guru/tenaga
pengajar dan fasilitas pendidikan lainnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.10.
Data SMA dan MA Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009

No Komponen SMA MA SMK SM+MA

1. Sekolah 24 6 41 71
2. Siswa baru Tk I 2.069 335 5.363 7.767
3. Siswa 6.157 915 14.215 21.287
4. Lulusan 1.775 236 3.388 5.399

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 14


5. Ruang kelas
1. Baik 229 37 372 638
2. Rusak ringan 18 4 30 52
3. Rusak berat 3 1 8 12
6. Kelas 217 39 433 689
7. Guru
1. Layak mengajar 87,50% 47,90% 81,05% 72,15%
2. Semi layak 8,45% 37,91% 13,70% 20,02%
3. Tidak layak 4,05% 14,19% 5,25% 7,83%
8. Fasilitas
1. Perpustakaan 25 5 31 61
2. Lapangan olahraga - - - -
3. UKS 16 3 33 52
4. Laboratorium 73 8 78 159
5. Ketrampilan 13 3 5 21
6. BP 19 3 31 53
7. Serba guna 6 1 7 14
8. Bengkel 0 0 39 39
9. Ruang praktek 2 0 38 40
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kab. Gunungkidul, 2009.

4. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Daerah
Sumber daya alam yang ada di Kabupaten Gunungkidul cukup banyak dan
beragam, mulai dari lahan pertanian, pertambangan, pantai sampai
perbukitan/pegunungan dengan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Hal ini apabila diolah dan dimanfaatkan merupakan sumber ekonomi yang dapat
memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

1) Pertanian Tanaman Pangan


Wilayah Kabupaten Gunungkidul mempunyai lahan pertanian yang cukup
luas terdiri atas lahan basah dan lahan kering. Dengan kondisi lahan pertanian
seperti itu membawa keunggulan komparatif dalam variasi dan ragam jenis
tanaman.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 15


Jenis tanaman yang berkembang dipengaruhi oleh budaya pangan lokal
yang telah berkembang baik sebagai bahan pangan pokok maupun bahan
sampingan. Banyak jenis tanaman yang tidak dikembangkan di daerah lain
sementara di Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai komoditas perdagangan.
Jenis tanaman yang banyak berkembang dan mempunyai nilai kompetitif
antara lain : padi-padian, biji-bijian, ubi-ubian, labu-labuan, empon-empon dan
buah-buahan.
Produksi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Gunungkidul pada tahun
2008 dan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.11.
Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009
Produksi (ton)
No. Komoditas Naik/Turun
2008 2009
(%)
1. Padi sawah 75.964 87.694 15,44
2. Padi Gogo 167.881 172.664 2,85
3. Jagung 191.007 220.275 15,32
4. Kedelai 22.764 27.890 22,52
5. Kacang Tanah 52.105 56.034 7,54
6. Kacang Hijau 345 361 4,64
7. Ubi Kayu 791.631 933.155 17,88
8. Ubi Jalar 890 941 5,73
9. Sorgum 164 294 79,27
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2009

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa hampir semua komoditas
tanaman padi-palawija pada tahun 2009 mengalami peningkatan produksi
dibandingkan tahun 2008, bahkan tanaman sorgum, kedelai, ubi kayu, padi
sawah, dan jagung mengalami kenaikan produksi yang signifikan dengan
kenaikan di atas 15%. Peningkatan/penurunan produksi tanaman pangan selain
dipengaruhi oleh luas panen juga dipengaruhi oleh produktivitas.
Sebagian besar komoditas tanaman pangan pada tahun 2009 mengalami
peningkatan produksi dibandingkan tahun 2008 terutama komoditas padi, jagung,
kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu. Hal ini disebabkan penggunaan benih unggul
utamanya padi maupun jagung hibrida yang berakibat pada meningkatnya
produksi maupun produktivitasnya. Sedangkan penurunan produktivitas terjadi
pada tanaman kacang hijau dan sorghum

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 16


Jenis tanaman pangan lainnya seperti tanaman sayuran cukup beragam
diusahakan oleh masyarakat, dengan produksi dan produktivitasnya ada yang
meningkat dan menurun. Hanya pada tanaman kangkung pada tahun 2009
mengalami kenaikan cukup signifikan apabila dibandingkan produksi pada tahun
2008. Produksi tanaman sayuran di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 dan 2009
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.12.
Produksi Tanaman Sayuran Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009

Produksi (kuintal)
No. Komoditas Naik/Turun
2008 2009
(%)
1. Bawang merah 1.592 5.514 246,36
2. Petsai/Sawi 3.931 3.924 - 0,18
3. Kacang panjang 3.942 2.901 - 26,41
4. Cabai 3.716 15.408 314,64
5. Tomat 3.603 758 -78,96
6. Terong 337 7.677 2.178
7. Ketimun - 993 0
8. Labu siam 1.006 32 - 96,82
9. Kangkung 56 4.714 8.317,86
10. Bayam 2.660 1.204 - 54,74
11. Semangka 71 734 933,80
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2009

Jenis tanaman buah-buahan di Kabupaten Gunungkidul cukup banyak dan


beragam dengan produktivitas dan produksi bervariasi. Beberapa jenis tanaman
buah-buahan yang mengalami peningkatan produksi diantaranya : mangga, sirsat,
nangka, jeruk siam, jambu air, melinjo, pete dan lainnya, namun terdapat juga
beberapa komoditas yang mengalami penurunan produksi. Data produksi tanaman
buah-buahan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2008 dan tahun 2009 dapat dilihat
pada tabel berikut :

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 17


Tabel 1.13.
Produksi Buah-Buahan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009
Produksi (kuintal)
No. Komoditas
2008 2009
1. Alpukat 189 355
2. Blimbing 1.381 1.553
3. Durian 266 303
4. Jambu biji 7.054 7.206
5. Jambu air 1.543 2.859
6. Mangga 69.919 161.602
7. Jeruk siam 144 612
8. Jeruk besar 50 51
9. Nangka 35.702 38.378
10. Nanas 346 718
11. Pepaya 24.731 13.113
12. Pisang 126.885 97.537
13. Rambutan 3.963 4.787
14. Sawo 33.167 15.989
15. Sirsat 5.220 9.182
16. Sukun 26.859 13.805
17. Pete 9.428 11.776
18. Salak 123 100
19. Melinjo 42.295 60.897
20. Markisa 146 19
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2009

Jenis tanaman obat-obatan cukup banyak diusahakan masyarakat Kabupaten


Gunungkidul, akan tetapi dengan produktivitas dan produksi yang mengalami
penurunan. Perbandingan produksi tanaman obat-obatan pada tahun 2008 dan
tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut :

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 18


Tabel 1.14.
Produksi Tanaman Obat-Obatan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009

Produksi (kg)
No. Komoditas Naik/Turun
2008 2009
(%)
1. Jahe 129.231 119.077 - 7,86
2. Laos 163.394 239.327 46,47
3. Kencur 42.140 30.195 - 28,35
4. Kunyit 1.016.437 792.299 - 22,05
5. Lempuyang 68.199 59.496 - 12,76
6. Temu lawak 156.172 111.008 - 28,92
7. Temu ireng 104.811 78.993 - 24,63
8. Kejibeling 434 200 - 53,92
9. Dringo 6.678 5.915 - 11,43
10. Kapulogo 695 600 - 13,67
11. Temu kunci 11.691 10.226 - 12, 53
12. Mengkudu 31.672 22.773 - 28,10
13. Sambiloto 7.730 7.530 - 2,59
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2009

2) Peternakan
Sektor peternakan berpotensi untuk dikembangkan guna menopang
peningkatan pendapatan masyarakat. Bahkan di Provinsi DIY, Kabupaten
Gunungkidul terkenal sebagai gudang ternak karena mampu menyuplai kebutuhan
ternak di wilayah DIY terutama sapi potong sebagai produk unggulan. Hewan
ternak yang lain seperti kambing, domba, dan ayam buras populasinya mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Produksi daging juga mengalami peningkatan
dibanding tahun 2008, akan tetapi produksi telur mengalami penurunan.
Adapun data produksi ternak di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 - 2009
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.15.
Populasi Ternak Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009
Populasi (ekor) Naik/Turun (%)
No. Uraian
2008 2009
1. Sapi Potong 115.421 121.469 5,24
2. Sapi Perah 7 7 0,00
3. Kerbau 136 148 8,82

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 19


4. Kuda 10 10 0,00
5. Kambing 147.340 148.751 0,96
6. Domba 12.581 13.800 9,61
7. Babi 67 178 165,67
8. Ayam Buras 1.010.418 1.010.662 0,02
9. Ayam Ras Petelur 87.795 80.294 - 8,54
10. Ayam Ras Pedaging 433.950 488.081 12,47
11. Itik 15.521 14.581 - 6,06
12. Burung Puyuh 157.199 71.519 - 54,50
Sumber: Dinas Peternakan Kab. Gunungkidul, 2009

Tabel 1.16.
Produksi Ternak Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009

Satuan
No. Uraian (kg)
2008 2009
1. Daging 2.797.452 2.825.426

2. Telur 1.648.054 1.598.400

3. Susu 5.400 -
Sumber: Dinas Peternakan Kab. Gunungkidul, 2009

3) Kehutanan dan Perkebunan


Potensi sumber daya alam dalam bidang kehutanan terus diupayakan
pengembangannya antara lain melalui gerakan reboisasi terutama pada lereng-
lereng dan pada kawasan resapan air hujan maupun dalam bentuk pengembangan
hutan rakyat.
Program dan kegiatan pembangunan di bidang kehutanan dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan pelestarian dan peningkatan produksi hutan guna
peningkatan pendapatan masyarakat sekaligus memberikan lapangan kerja bagi
masyarakat pedesaan. Produksi kehutanan menurut jenisnya dapat disajikan
seperti tabel berikut.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 20


Tabel 1.17.
Produksi Hutan Rakyat di Kab. Gunungkidul Tahun 2007 – 2009
Produksi
No. Komoditas
2007 2008 2009
1. Jati 48.126.988 m3 72.078,893 m3 89.456,878 m3
2. Mahoni 3.919.022 m3 5.085,084 m3 1.718,710 m3

3. Akasia 1.751.230 m3 794,120 m3 337,980 m3

4. Sonokeling 2.450.959 m3 4.166,516 m3 3.754,457 m3

5. Lebah Madu 473 ltr 342 ltr 374,800 ltr

6. Arang 216.388 ton 186.567 ton 278,043 ton

7. Rimba Campuran (RC) 147,984 m3 642,650 m3 89,020 m3

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Gunungkidul, 2009

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa produksi hutan di Kabupaten


Gunungkidul yang paling menonjol adalah kayu jati baik dari hutan rakyat yang
arealnya tersebar pada masing-masing kecamatan, maupun dari hutan negara yang
meliputi 4 (empat) Bagian Daerah Hutan (BDH) yaitu Panggang, Paliyan,
Karangmojo, dan Playen.
Peningkatan volume produksi kayu jati antara lain didukung oleh kondisi
tanah yang berkapur, sehingga sesuai dengan karakteristik tanaman ini dan
kesadaran masyarakat untuk mengembangkannya sebagai salah satu tanaman
penghijauan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Selain bidang kehutanan, pemerintah juga mengembangkan tanaman
produksi perkebunan, tanaman perkebunan yang menonjol antara lain : jambu
mete, kakao, kelapa, tembakau dan lainnya.
Produksi perkebunan di Kabupaten Gunungkidul selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 1.18.
Produksi Perkebunan di Kab. Gunungkidul
Tahun 2007 – 2009

Produksi (ton)
No. Komoditas Keterangan
2007 2008 2009
1. Jambu Mete 479,236 561,215 541,201 Glondong

2. Kakao 235,149 373,870 308,674 Biji kering

3. Tembakau

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 21


- Tembakau 159,864 166,100 168,602 Rajangan
Rakyat kering
- Tembakau - 37,242 51,605 Daun Kering
VIKE
- Tembakau - - 28,721 Daun Kering
Virginia
4. Kelapa 7.119,779 7.579,323 7.110,312 Kopra

5. Kapas 12,846 14.894 34,657 Serat Berbiji

6. Cengkeh 9,703 8,650 4,849 Bunga


kering
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Gunungkidul, 2009

4) Kelautan dan Perikanan


Panjang pantai Kabupaten Gunungkidul sekitar 70 km atau kurang lebih
63 % dari seluruh panjang pantai di selatan Provinsi DIY (sekitar 110 km) yang
terbentang dari Kecamatan Purwosari sampai dengan Kecamatan Girisubo.
Luasnya wilayah pantai merupakan gambaran potensi perikanan tangkap yang
apabila dikelola dengan baik dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Di samping menghasilkan perikanan laut, wilayah pantai dapat dimanfaatkan
sebagai obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, sehingga mampu membuka
lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar pantai
khususnya dan masyarakat Gunungkidul pada umumnya yang diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Secara umum produksi perikanan tahun 2008 dibandingkan dengan tahun
2009 di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut :
Tabel 1.19.
Perbandingan Produksi Perikanan Tahun 2008 – 2009

Produksi (kg)
No
Komoditas Naik/turun
. 2008 2009
(%)
1. Perikanan tangkap 1.217,146 1.471,116 120,87
2. Perikanan Budidaya 671,156 998,345 148,75
3. Benih ikan (ekor) BBI 7.379.071 8.490.000 115,06
dan UPR
4. Ikan hias (ekor) 3.450 3.020 87,54
5. Rumput laut 280.350 823,177 293,62

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gunungkidul Tahun 2009

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 22


Dari tabel tersebut tampak bahwa perkembangan produksi perikanan baik
perikanan tangkap maupun budidaya perikanan di Kabupaten Gunungkidul tahun
2009 rata-rata mengalami peningkatan dibanding tahun 2008. Untuk perikanan
tangkap mengalami kenaikan sebesar 120,87%, usaha perikanan budidaya naik
148,75%, perbenihan, dan rumput laut juga mengalami peningkatan.
Produksi perikanan tangkap laut di Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 1.20.
Produksi Perikanan Tangkap Laut Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009

Tahun Naik/Turun
No. Jenis Ikan
2008 2009 (%)
1. Tuna 233,780 490,273 209.72
2. Manyung 6,210 57,446 925.06
3. Kerapu 1,000 1,774 177.40
4. Kakap putih 3,230 1,333 41.27
5. Kakap merah 0,560 2,378 424,65
6. Gulamah/Tigawaja 67,990 0,405 0.00
7. Cucut/Hiu 8,980 5,531 61.59
8. Pari 21,700 16,868 77.73
9. Bawal hitam 0,260 0,415 159.62
10. Bawal putih 33,340 53,172 159.48
11. Kembung 1,820 2,805 154.12
12. Tenggiri 5,700 1,973 34.61
13. Layur 100,840 46,357 45.97
14. Tongkol 98,850 117,984 119.36
15. Cakalang 363,870 398,635 109.55
16. Banyar 7,160 - -
17. Mamung/gatho - 0,204 -
18. Udang jerbung 0,350 1,087 -
19. Udang lobster 17,530 21,118 -
20. Rajungan 3,500 1,964 56.11
21. Teri - 15,686 -!
22. Lemadang 30,700 32,781 106.78
23. Sarden/tembang 8,540 - -
24. Gerok - 0,981 -

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 23


25. Lendra/ikan sebelah 1,360 0,060 0.00
26. Kuniran/swanggi 19,210 - -
27. Kuwe/selar 27,120 4,305 15.87
28. Peperek 46,720 - -
29. Keong 57,050 19,417 34.04
30. Keting/jahan/lencam 1,280 7,105 555.08
31. Gogokan - 0,726 -
32. Belanak 7,090 - -
33. Ikan pedang/panjo 0,045 0,719 1,597.78
34. Ikan terbang 1,450 - -
35. Marlin 0,870 0,917 105.40
36. Sunglir/laura - 5,992 -
37. Gateng - 4,114 -
38. Ubur-ubur - - -
39. Rumput laut 280,350 823,177 293.62
40. Remang - - -
41. Lisong - - -
42. Lain-lain 39,640 148,342 374.22
Jumlah 1.497,465 2.294,293 153.21

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gunungkidul Tahun 2009

Disamping itu dalam rangka pemanfaatan lahan, telah dilaksanakan


pengembangan perikanan budidaya (perikanan darat) melalui usaha perikanan
kolam, tambak, keramba, telaga, dan lainnya yang hasilnya cukup
menggembirakan dan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.
Potensi lahan perikanan darat dan produksi perikanan darat (budidaya) di
Kabupaten Gunungkidul tahun 2009 dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1.21.
Potensi Lahan Perikanan Darat (Budidaya) Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2009

No. Jenis Usaha / Kegiatan Potensi Lahan


1. Kolam 3.100 Ha

2. Perairan Telaga 900 Ha

3. Perairan sungai / cekdam 22 Ha

4. Mina Padi 120 Ha


Jumlah 4.142 Ha

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 24


Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gunungkidul Tahun 2009
Tabel 1.22.
Produksi Perikanan Darat (Budidaya) Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2008 – 2009

Produksi (ton)
No. Jenis Ikan Naik/Turun
2008 2009
(%)
1. Udang 10,200 14,900 146,08
2. Ikan Mas 28,866 15,587 54,00

3. Tawes 33,885 27,702 84,75

4. Nila 79,981 161,238 201,60

5 Mujair 22,137 11,678 52,75

6. Lele 476.529 708.985 48,78

7. Gurami 6,205 12,514 201,69

8. Bawal tawar 13,178 45,093 342,88

9. Ikan lain 0,175 0,648 370,29

Jumlah 194,452 289,422 148,84


Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gunungkidul Tahun 2009

5) Pertambangan dan Energi


Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi sumber daya alam bahan galian
tambang, air tanah, dan energi. Potensi ini apabila dikelola dengan baik dan
berwawasan lingkungan akan menciptakan lapangan usaha di bidang
pertambangan dan energi yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Potensi pertambangan bahan galian di Kabupaten Gunungkidul khususnya
bahan galian Gol C atau bahan galian industri cukup banyak dan beragam
jenisnya. Potensi pertambangan bahan galian tersebar di 18 kecamatan dengan
jumlah produksi pertambangan bahan galian seperti terlihat pada tabel berikut :

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 25


Tabel 1.23.
Produksi Pertambangan Bahan Galian
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 - 2009
Luas Produksi Tambang
No Jenis Bahan Galian Lokasi Areal (m3)
(ha) 2008 2009
1 Kelompok
Batugamping
- Batugampi Kec. Ponjong, Rongkop, 4.330,72 29.046,64 20.738,00
ng Terumbu Saptosari, Paliyan
Lunak (Keprus)
- Batugampi Kec. Ponjong, Semanu, 67.552,57 11.771,40 19.977,96
ng Terumbu Keras Paliyan, Playen, Tepus,
(Bedes) Tanjungsari, Rongkop,
Girisubo, Saptosari,
Panggang, Purwosari
- Batugampi Kec. Playen, Paliyan 12.468,74 - -
ng Berlapis Halus
- Batugampi Kec. Playen, Wonosari, 19.657,75 7.480,70 1.687,55
ng Berlapis Kasar Nglipar, Semanu, Semin,
(Kalkarenit) Karangmojo, Ngawen,
Ponjong.
2 Kelompok Blok
- Breksi Kec. Patuk, Karangmojo, 3.139,26 - -
Batuapung Ngawen, Semin, Ponjong,
(Fragmen lepas & Gedangsari.
Breksi) Kec. Patuk, Gedangsari, 12.907,86 42 230,00
- Batupasir Semin, Nglipar, Ngawen,
Tufan Ponjong, Karangmojo
3 Kelompok Split
- Andesit Kec. Patuk, Gedangsari, 176,69 - -
Girisubo
- Breksi Kec. Patuk, Gedangsari, 5.443,81 - -
Andesit Nglipar, Ngawen, Girisubo
4 Kelompok Pasir dan
Kerikil
- Pasir Urug Kec. Nglipar 940,10 - -
- Batupasir Kec. Gedangsari, Ngawen 1.922,70 - -
5 Kelompok Tras Kec. Girisubo, Semin, 647,67 - -
Tepus
6 Kelompok Tanah
- Lempung Kec. Wonosari, Ponjong, 75.044,14 - -
hasil pelapukan Karangmojo, Semanu,
batu gamping Playen
- Lempung Kec., Nglipar, Ngawen 459,48 - -
hasil pelapukan
Tras
7 Kelompok Kaolin Kec. Semin, Ngawen 1.330,05 938,04 499,62

8 Kelompok Pasir Kec. Semanu, Ponjong 8.028,00 - -


Kwarsa
9 Kelompok Zeolit 1.330,05 - -
Sumber : Dinas Perindagkoptam Kabupaten Gunungkidul, 2009

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 26


Sampai saat ini pengusahaan sektor pertambangan di Kabupaten
Gunungkidul selain diusahakan oleh perusahaan swasta, sebagian besar masih
merupakan usaha pertambangan rakyat yang diusahakan secara berkelompok dan
produk bahan tambang sebagian besar masih dipasarkan dalam bentuk produk
alami yang belum melalui prosesing.
Potensi air tanah Kabupaten Gunungkidul cukup banyak terutama pada
cekungan Wonosari atau zona tengah dan sebagian zona utara dengan
memanfaatkan sumur-sumur gali dan sebagian dengan jaringan PDAM.
Sedangkan pada zona selatan hanya dijumpai telaga dan sungai bawah tanah.
Pemanfaatan sungai bawah tanah untuk pemanfaatan air minum yang saat ini
dikelola oleh PDAM diusahakan melalui sub sistem Seropan (1.500 lt/detik)
diambil 150l/detik, Bribin I (956 lt/detik) diambil 80/detik, Baron (1.080 lt/detik)
diambil 100/detik, dan Ngobaran (180 lt/detik) diambil 80/detik. Pemanfaatan air
tanah dengan sumur bor kebanyakan berada di wilayah Kecamatan Karangmojo,
Ponjong, Playen, Wonosari, dan Semanu.
Sumber energi alternatif baru terbarukan yang telah ada dan dimanfaatkan di
Kabupaten Gunungkidul adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk
keperluan sarana pelayanan umum yang belum terjangkau jaringan listrik PLN
dan biogas untuk keperluan rumah tangga.

6) Industri
Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi industri kecil dan menengah yang
mampu menghasilkan berbagai jenis produk yang bernilai ekonomis dan memiliki
daya saing memadai, sehingga apabila dikelola secara optimal mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, industri kerajinan
batu merupakan salah satu produk unggulan daerah. Ada berbagai jenis industri
kerajinan seperti kerajinan kayu, fiberglass, bambu, perak, akar wangi, cor
aluminium, ukir batu alam, dan lainnya.
Di samping itu terdapat pula aneka industri makanan olahan yang mengolah hasil-
hasil pertanian seperti : tahu, tempe, patilo, emping mlinjo, emping jagung, peyek,
krupuk, tape, tiwul, dan lainnya.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 27


Tabel 1.24.
Potensi Industri Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 - 2009
2008 2009
No Jenis Data
Unit Tenaga Unit Tenaga
Usaha Kerja Usaha Kerja
1. Industri Pangan 8.536 31.852 8.897 32.441

2 Sandang Kulit 790 1.795 989 1.872

3 Kimia, Bahan 5.140 14.985 3.954 14.973


Bangunan
4 Industri Kerajinan 4.333 10.213 4.943 10.606

5 Logam dan 760 2.111 988 2.495


Elektronila
Jumlah 19.559 60.954 19.771 62.387
Sumber : Dinas Perindagkoptam Kabupaten Gunungkidul, 2009

Tabel 1.25.
Data Industri Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2007 - 2009

No Jenis Data 2008 2009


1. Industri kecil
Menengah
1. Unit Usaha 19.559 19.771
2. Tenaga Kerja 60.954 62.387
3. Nilai Produksi 159.400.409,9 168.965.000
Nilai Investasi 73.121.344,6 75.792.000
2. Pedagang kecil,
menengah dan besar
1. Pengusaha besar 528 586
2. Pengusaha 403 512
menengah
3. Pengusaha kecil 1.360 1.354
Sumber Data : Bappeda Gunungkidul dalam Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009

7) Pariwisata
Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi wisata yang cukup potensial dan
beragam, mulai dari kekayaan alam pantai, gua, bukit dan pegunungan, tempat
bersejarah serta desa wisata maupun wisata religi. Pengelolaan potensi pariwisata
bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap obyek-obyek wisata
yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Peningkatan tersebut diikuti dengan
peningkatan sarana dan prasarana pada obyek-obyek wisata.
Tujuan peningkatan sarana dan prasarana adalah meningkatnya kunjungan
wisata masyarakat yang secara tidak langsung dapat menarik penanam modal

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 28


(investor) untuk mengembangkan obyek wisata yang ada di Kabupaten
Gunungkidul. Adapun obyek wisata yang telah dikembangkan Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.26.
Obyek Wisata Yang Telah Dikembangkan Di Kabupaten Gunungkidul

JARAK *) KEKHASAN YANG DIMILIKI OBYEK


NO NAMA OBYEK WISATA
(km) WISATA

1 Pantai Baron 23 Terdapat aliran sungai bawah tanah, dan


TPI
2 Pantai Kukup 23 Terdapat pulau kecil dengan jembatan,
gardu pandang, dan akuarium laut
3 Pantai Sepanjang 24 Kawasan konservasi penyu

4 Pantai Drini 28 Pelabuhan nelayan tradisional dan pulau


Drini
5 Pantai Krakal 30 Berpasir putih

6 Pantai Slili, Ngandong 31 Berpasir putih dan sebagai ajang off road

7 Pantai Sundak 31 Berpasir putih dan sebagai ajang camping


ground
8 Pantai Siung 35 Berpasir putih dan sebagai ajang panjat
tebing
9 Pantai Wediombo 40 Pantai berteluk dengan bentangan pantai
cukup panjang
10 Pantai Sadeng 50 Pelabuhan Pendaratan Perikanan (PPP)
Sadeng
11 Pantai Ngrenehan 30 Pelabuhan nelayan tradisional

12 Pantai Nguyahan 31 Tempat ritual melasti umat hindu

13 Pantai Ngobaran 31 Terdapatnya sumber air bawah tanah

14 Pantai Gesing 35 Kawasan transmigrasi ring I local

15 Goa Langse 37 Goa yang berada di dasar tebing + 150 m

16 Goa Cerme 35 Goa dengan sungai bawah tanah

17 Goa Maria Tritis 20 Tempat ziarah umat katolik


18 Goa Bribin 18 Goa bawah tanah yang memiliki sungai
bawah tanah
19 Goa Kalisuci 18 Arus keluar masuk sungai kalisuci
20 Goa Grubug 18 Terhubung dengan luweng jomblang

21 Goa Seropan 20 Terdapatnya air terjun bawah tanah


22 Goa Lowo 15 Tempat sejarah sebagai petilasan
persembunyian Raja Majapahit
23 Goa Paesan 22 Goa dengan stalaknit dan stalaktit

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 29


24 Kawasan Karst - Pegunungan batu Gamping berjajar,
Pegunungan Sewu berbukit-bukit dipisahkan oleh
lembah/jurang.
25 Gunung Nglanggeran 24 Tempat wisata tracking

26 Gunung Patuk/ 25 Tempat wisata pandang


Hargodumilah
27 Gunung Gambar 25 Tempat sejarah pertapaan Raden Mas
Said/Sambernyawa
28 Hutan Bunder 7 Rest area, camping dan wisata hutan
konservasi
29 Hutan Wanagama 8 Hutan pendidikan dan penelitian

30 Hutan Wonosadi 18 Hutan lindung

31 Upacara Adat Rasulan - Rutin tiap tahun, hampir diseluruh desa

32 Sadranan Cing-Cing 13 Rutin tiap tahun sekali, memperingati jasa


Guling pelarian Majapahit dalam pembuatan
Dam.
33 Pembukaan Cupu 22 Selamatan dan pembukaan pembungkus
Panjolo cupu panjala, sebagai prediksi kejadian
masa datang.
34 Upacara Babad Dalan 22 Upacara selamatan, ditandai pembersihan
Sodo jalan oleh masyarakat Desa Sodo.
35 Sedekah Laut - Dilaksanakan di hampir semua pantai,
dengan kenduri dilanjutkan labuhan.
36 Situs Gembirowati 35 Petilasan Begawan Samudono

37 Pertapaan Kembang 31 Petilasan Ki Ageng Pemanahan


Lampir
38 Pertapaan 35 Tempat pertapaan Ki Ageng Pemanahan
Wonokobaran
39 Pesarean Giring 10 Makam Ki Ageng Giring

40 Situs Megalithik 8 Artefak Megalithik berupa menhir dan


Sokoliman kubur batu
41 Upacara Nyadran 18 Upacara selamatan di Sendang yang
Sendang Logantung dipercaya airnya berkhasiat untuk obat.

Ket. : *) Jarak dari Ibukota Kabupaten / Wonosari.

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Gunungkidul, 2009

Pengembangan obyek wisata dilakukan secara kontinyu melalui


pembenahan/pembangunan sarana dan prasarana, promosi wisata dan lainnya
bertujuan untuk meningkatkan daya tarik dan daya minat wisatawan baik
mancanegara maupun nusantara. Berikut data kunjungan wisatawan ke Kabupaten
Gunungkidul tahun 2006 - 2008 seperti pada tabel berikut :

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 30


Tabel 1.27.
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2007 - 2009
Target Realisasi
Jumlah Rata-rata /
No Tahun Pendapatan Pendapatan
Wisatawan bulan
(Rp.) (Rp.)
1 2007 309.662 25.805 900.202.200,- 978.129.860,-

2 2008 426.545 35.545 1.025.000.000,- 978.129.860,-

3 2009 529.319 44.110 1.299.999.472,- 1.634.734.330,-


Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Gunungkidul, 2009

b. Pertumbuhan Ekonomi
1) Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)
Gambaran kondisi perekonomian dapat dicerminkan oleh beberapa indikator
makro ekonomi suatu daerah. Salah satu indikator makro tersebut adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai
merupakan refleksi dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam
dan sumber daya manusianya. Dengan membandingkan nilai PDRB yang berhasil
dicapai dari tahun ke tahun, maka akan terlihat bagaimana perkembangan tingkat
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah.
Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dibedakan menjadi 2
(dua) kategori yaitu PDRB atas dasar harga berlaku yang menggambarkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun dan
PDRB atas dasar harga konstan yang menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
dan dihitung menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (dalam hal ini yang
digunakan penghitungan adalah tahun 2000).
Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan bertujuan untuk melihat
perkembangan PDRB secara riil, bukan karena adanya pengaruh harga.
Hasil perhitungan PDRB Kabupaten Gunungkidul tahun 2006 sampai dengan
tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut :

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 31


Tabel 1.28.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2006 – 2008 (dalam Jutaan Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2006 2007 2008*


1 Pertanian 1.568.130 1.657.982 1.929.862

2 Pertambangan dan Galian 92.421 98.466 105.130

3 Industri Pengolahan 482.494 490.155 525.168


4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 31.058 36.271 46.814
5 Bangunan 343.093 430.013 495.626
6 Perdagangan, Hotel dan 615.467 706.670 804.271
Restoran
7 Angkutan dan Komunikasi 291.060 329.625 370.342
8 Keuangan, Persewaan dan 200.748 233.880 272.886
Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 766.398 889.062 952.109

PDRB 4.412.884 4.872.124 5.502.208


Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008
* Angka sangat sementara
** Data Tahun 2009 belum tersedia
Tabel 1.29.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2006 - 2008 (dalam Jutaan Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2006 2007 2008*

1 Pertanian 1.123.404 1.141.121 1.201.241


2 Pertambangan dan Galian 56.860 55.808 55.442
3 Industri Pengolahan 327.918 332.600 337.144
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 13.421 14.922 16.003
5 Bangunan 216.175 235.067 250.400
6 Perdagangan, Hotel dan 396.165 429.268 447.901
Restoran
7 Angkutan dan Komunikasi 194.580 206.779 214.371

8 Keuangan, Persewaan dan 121.954 131.857 141.824


Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 380.105 393.866 405.972

PDRB 2.830.583 2.941.288 3.070.298


Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008
* Angka sangat sementara
** Data Tahun 2009 belum tersedia

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 32


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Gunungkidul dari
tahun ke tahun mengalami kenaikan baik berdasarkan harga berlaku maupun harga
konstan. Sektor pertanian masih merupakan penyumbang terbesar dalam
pembentukan PDRB. Meskipun sektor pertanian merupakan kontributor terbesar
bagi perkembangan perekonomian, namun pertumbuhannya masih rendah
dibandingkan dengan sektor yang lainnya.

2) Rasio Gini
Ketimpangan pendapatan merupakan salah satu masalah pembangunan dan tujuan
utama kebijakan pembangunan itu sendiri diarahkan guna mengatasi masalah tersebut.
Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menghitung distribusi pendapatan
penduduk adalah Rasio Gini. Nilai Rasio Gini berkisar antara 0 hingga 1. Semakin
mendekati angka 1 (satu), maka dikatakan tingkat ketimpangan pendapatan penduduk
semakin melebar atau mendekati pemerataan sempurna. Sebaliknya semakin mendekati
0 distribusi pendapatan semakin merata atau mendekati pemerataan sempurna. Menurut
Oshima nilai rasio gini dibagi menjadi 3 tingkatan. Nilai rasio Gini kurang dari 0,3
masuk dalam kategori ketimpangan rendah, nilai antara 0,30 hingga 0,50 masuk dalam
kategori moderat dan lebih besar dari 0,50 dikatakan berada pada ketimpangan tinggi.
Hasil perhitungan Rasio Gini Kabupaten Gunungkidul tahun 2008 tercatat 0,2529
lebih tinggi 0,0386 poin dibandingkan dengan Rasio Gini pada tahun 2007 sebesar
0,2143. Sementara Rasio Gini tahun 2006 tercatat 0,2298 atau Rasio Gini Kabupaten
Gunungkidul tahun 2006 lebih rendah 0,0472 poin dibandingkan tahun 2005
Hal ini menunjukkan meningkatnya ketimpangan distribusi pendapatan penduduk
Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2008 dibanding tahun 2006 dan 2007. Pada tahun
2008 ketimpangan distribusi pendapatan ini disebabkan oleh ketimpangan di daerah
perdesaan yang menunjukkan distribusi pendapatan semakin tidak merata yaitu nilai
Rasio Gini mencapai 0,2469 lebih tinggi 0,0418 poin dibandingkan dengan nilai Rasio
Gini tahun 2007. Sedangkan Rasio Gini di perkotaan semakin tinggi yaitu 0,1888 lebih
rendah 0,0965 poin dibandingkan dengan Rasio Gini tahun 2007.
Dengan demikian tejadi peningkatan distribusi pendapatan yang tidak merata di
perdesaan Gunungkidul. Kondisi tersebut berbeda dengan yang terjadi di tahun 2007,
dimana Rasio Gini di perkotaan semakin tinggi yaitu 0,2853 atau lebih rendah 0,0321
poin dibandingkan dengan Rasio Gini tahun 2006.
Rasio Gini menurut Daerah di Kabupaten Gunungkidul seperti tabel berikut ini :

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 33


Tabel 1. 30.
Rasio Gini menurut Daerah di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2006 – 2008
2006 2007 2008
No. Daerah Kriteria Kriteria Kriteria
Rasio Gini Rasio Gini Rasio Gini
Oshima Oshima Oshima
1. Perkotaan 0,2388 Rendah 0,2853 Rendah 0,1888 Rendah
2. Pedesaan 0,2192 Rendah 0,2051 Rendah 0,2469 Rendah
Perkotaan +
0,2298 Rendah 0,2143 Rendah 0,2529 Rendah
Pedesaan
Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2009
Keterangan : Perhitungan Rasio Gini tahun 2009 dalam proses pengolahan data oleh BPS dan
diselesaikan pertengahan tahun 2010.

Ukuran lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan


pendapatan penduduk adalah Kriteria Bank Dunia. Ukuran ini membagi penduduk
menjadi tiga kelompok pendapatan yakni kelompok 40% berpendapatan terendah, 40%
berpendapatan menengah, dan 20% berpendapatan tinggi. Kelompok yang menjadi
fokus dalam penghitungan berdasar Kriteria Bank Dunia adalah kelompok 40%
penduduk dengan pendapatan terendah. Semakin besar persentase pendapatan yang
dinikmati oleh kelompok ini menunjukkan distribusi pendapatan penduduk yang
semakin merata.
Pada tahun 2007 kelompok 40% penduduk berpendapatan terendah di Kabupaten
Gunungkidul dapat menikmati 26,23% pendapatan atau persentase tertinggi dalam
kurun waktu 2005-2008. Capaian tahun 2008 dengan 22,97% merupakan persentase
terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan Kriteria Bank Dunia,
bagian pendapatan yang dinikmati oleh kelompok 40% penduduk berpendapatan
terendah pada tahun 2008 ini tergolong tinggi, sehingga termasuk pada kategori
ketimpangan rendah. Jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2007 di mana
kelompok 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati bagian pendapatan yang
lebih banyak yaitu 26,23%, maka distribusi pendapatan penduduk di Kabupaten
Gunungkidul pada tahun 2008 relatif menurun tingkat pemerataannya.
Distribusi pendapatan penduduk yang semakin timpang ini terutama disebabkan
oleh distribusi pendapatan penduduk di daerah perdesaan. Hal ini ditunjukkan oleh
bagian pendapatan yang diterima oleh kelompok penduduk 40% berpendapatan
terendah di perdesaan yang menurun 3,17 poin dibandingkan dengan distribusi
pendapatan pada kelompok yang sama tahun sebelumnya. Berkurangnya bagian
pendapatan di perdesaan tersebut ternyata menambah bagian pendapatan dua kelompok
pendapatan lainnya. Kelompok penduduk 40% berpendapatan menengah meningkat
dari 39,52% pada tahun 2007 menjadi 40,48% pada tahun 2008 dan kelompok

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 34


penduduk 20% berpendapatan tinggi juga bertambah yaitu dari 34,05 % pada tahun
2007 menjadi 36,27% pada tahun 2008. Hal ini berarti bahwa peningkatan pendapatan
penduduk dinikmati oleh kalangan menengah ke atas dan kesenjangan antara penduduk
miskin dan penduduk kaya semakin lebar.
Ketimpangan distribusi pendapatan merupakan masalah pembangunan dan tujuan
utama kebijakan pembangunan adalah untuk mempersempit jurang ketimpangan. Perlu
dilakukan berbagai upaya untuk mempersempit jurang ketimpangan yang pada akhirnya
dapat mengurangi kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka pengentasan kemiskinan telah
melaksanakan berbagai program dan kegiatan sejalan dengan program-program
pengentasan kemiskinan yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat, meliputi program
pemberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial dengan
kegiatan antara lain pembinaan dan pemberian bantuan sosial, bimbingan usaha sosial
ekonomi produktif, bantuan kelompok usaha bersama fakir miskin, pelayanan dan
bantuan pengobatan bagi keluarga miskin, peningkatan kesejahteraan sosial keluarga,
pemberdayaan pemulung, bimbingan dan rehabilitasi sosial daerah kumuh.
Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memberikan akses jaminan sosial serta
pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial.
Kondisi kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 mencapai 74.632
Rumah Tangga Miskin (RTM) atau 229.423 jiwa yang tersebar di 18 Kecamatan
144 Desa. Jumlah RTM tersebut turun sebesar 21.062 (22,01%) atau 110.934 jiwa
(32,59%) dari 95.694 RTM atau 340.357 jiwa di tahun 2007. Perincian Data Rumah
Tangga Miskin di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008, seperti tabel berikut :

Tabel 1.31.
Data Kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2007 - 2008

2007 2008
No Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
RTM Jiwa RTM Jiwa
1 Wonosari 6.491 22.494 4.672 13.699
2 Nglipar 4.744 16.559 4.122 12.527
3 Playen 7.661 26.183 6.541 19.796
4 Patuk 3.767 12.257 2.951 8.089
5 Paliyan 5.191 18.233 3.558 10.857
6 Panggang 4.028 15.996 2.980 11.287
7 Tepus 4.548 16.458 2.937 9.199

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 35


8 Semanu 7.168 24.702 5.912 17.062
9 Karangmojo 8.200 27.949 6.354 17.882
10 Ponjong 6.406 22.047 5.286 16.764
11 Rongkop 4.162 16.197 3.694 13.830
12 Semin 7.496 26.651 5.770 17.105
13 Ngawen 5.215 17.969 4.035 11.238
14 Gedangsari 5.948 20.789 4.993 13.717
15 Saptosari 5.986 23.525 3.580 11.971
16 Girisubo 3.075 11.683 2.377 7.678
17 Tanjungsari 3.853 13.875 3.064 9.787
18 Purwosari 1.755 6.790 1.806 6.935
Jumlah 95.694 340.357 74.632 229.423
Sumber : Bagian AdministrasiKesra Setda Kab. Gunungkidul, 2009
* Keterangan : Data tahun 2009 dalam proses pengolahan data dan diselesaikan pertengahan
tahun 2010.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 36

You might also like