You are on page 1of 50

B.

URUSAN PILIHAN

1. BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

a. Program dan Kegiatan

Urusan pemerintahan bidang kelautan dan perikanan merupakan salah satu


urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten
Gunungkidul dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dengan dukungan 1
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tempat Pelelangan Ikan Agrha Mina dan 1 UPT
Balai Benih Ikan Mina Kencana. Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas
melaksanakan urusan rumah tangga Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di
bidang kelautan dan perikanan.
Sebagaimana tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD
Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2009, bidang kelautan dan perikanan
merupakan salah satu bidang yang menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten
Gunungkidul melalui upaya revitalisasi perikanan. Bidang kelautan dan perikanan
menjadi salah satu urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengingat
pelaksanaan urusan ini berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut dapat dicermati dari kondisi dan potensi perikanan tangkap dan
perikanan budidaya yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Luas wilayah laut bila
dihitung sepanjang 4 mil dari garis pantai (0–4 mil) 518,56 km 2. Panjang pantai
Kabupaten Gunungkidul sekitar 70 km atau kurang lebih 63 % dari seluruh
panjang pantai di selatan Propinsi DIY (sekitar 110 km). Ini merupakan gambaran
potensi perikanan tangkap yang sangat besar yang belum dimanfaatkan secara
optimal. Adapun perkiraan potensi produksinya sebagai berikut :
1) Samudera Indonesia : 906.340 ton/tahun
2) Perairan Laut Selatan Jawa : 320.600 ton/tahun
3) Perairan Selatan Provinsi DIY : 3.497,40 ton/tahun
Potensi perikanan darat di Kabupaten Gunungkidul terdapat di Zona Utara
maupun wilayah selatan Gunungkidul. Budidaya perikanan darat di bagian utara
dengan pembuatan kolam pekarangan, sawah beirigasi teknis dan
cekdam/bendungan serta saluran irigasi yang didalamnya diberi benih-benih ikan
untuk dibudidaya, sedang di wilayah selatan dilakukan dengan memanfaatkan
telaga-telaga yang ada dikawasan tersebut dengan cara menebari bibit-bibit ikan.
Program dan kegiatan bidang kelautan dan perikanan di tahun 2009 sebagai
berikut :
a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan, meliputi kegiatan-kegiatan :
1) Pengembangan bibit ikan unggul.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 227


2) Pengembangan intensifikasi budidaya tambak dan air
tawar.
b. Program Pengembangan Perikanan Tangkap, meliputi kegiatan-kegiatan :
1) Pembangunan tempat
pelelangan ikan.
2) Pemeliharaan
rutin/berkala tempat
pelelangan ikan.
3) Peningkatan sarana dan
prasarana tangkap.
4) Penataan alur masuk
pantai.
5) Revitalisasi pelabuhan
perikanan dan
pangkalan pendaratan.
c. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dengan
kegiatan :
1) Kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan.

b. Realisasi Program dan Kegiatan


Anggaran bidang kelautan dan perikanan Kabupaten Gunungkidul berasal baik
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Gunungkidul sebesar
Rp. 4.510.522.906,60,- maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
sebesar Rp. 2.680.500.000,-. Alokasi APBD Kabupaten Gunungkidul terdiri dari belanja
langsung Rp. 2.839.045.200,- dan belanja tidak langsung Rp. 1.671.477.706,60,- dengan
realisasi keuangan sebagai berikut : belanja langsung Rp. 2.483.633.410,- (96,92%) dan
belanja tidak langsung Rp. 1.676.681.515,- (100,31%). Sedangkan belanja dari dana
APBN melalui kegiatan Dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp. 2.680.500.000,-. terealisasi sebesar Rp. 2.587.301.250,- (97,01%).
Sedangkan target pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Dinas Kelautan
dan Perikanan sebesar Rp 510.000.000,- yang bersumber dari 2 obyek pendapatan yaitu
hasil penjualan benih ikan BBI Ponjong dari target Rp 10.000.000,- terealisasi
Rp 10.750.000,- (107,5) dan Retiribusi TPI dari target Rp 500.000.000,- terealisasi
Rp 365.406.520,- (73,10). Sehingga dari kedua obyek pendapatan tersebut dari target
Rp. 510.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 376.156.520,- atau mencapai 73,76%. Realisasi
PAD dari obyek pendapatan tersebut memang lebih rendah dibanding dengan pencapaian

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 228


pada tahun 2008 411.615.342 atau menurun sebesar Rp. 35.458.822,-
Secara umum, program dan kegiatan dalam bidang kelautan dan perikanan
Kabupaten Gunungkidul tahun 2009 termasuk dalam kategori sangat berhasil dengan
capaian kinerja sebesar 98,92%. Meskipun demikian masih banyak yang harus dilakukan
untuk meningkatkan capaian kinerjanya, sehingga dapat dipeoleh hasil yang lebih baik
lagi.
Pelaksanaan program dan kegiatan dalam bidang kelautan dan perikanan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tahun 2009 sebagai berikut :
a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan, meliputi kegiatan-kegiatan :
1) Pengembangan bibit ikan unggul.
Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya pengembangan bibit ikan unggul
yang dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Ponjong kepada masyarakat. Bentuk
kegiatan berupa pengadaan induk ikan (untuk BBI), pengadaan operasional BBI
(pakan, pupuk, dan obat-obatan), dan pengadaan peralatan perbenihanuntuk BBI.
Hasil berupa meningkatnya sistem perbenihan dan produksi sistem unggul.
Anggaran bersumber dari Pemerintah Pusat melalui DAU sebesar
Rp. 37.730.000,- terealisasi Rp. 37.100.000,- (98,33). dengan realisasi fisik
100%.

2) Pengembangan intensifikasi budidaya tambak dan air tawar.


Kegiatan ini berupa terlaksananya pengembangan sarana dan prasarana kolam
(UPR) dan pembangunan kolam perikanan rakyat dengan hasil berupa
meningkatnya produksi perikanan budidaya, gizi masyarakat, fasilitas fisik
perikanan budidaya, dan meningkatnya produktivitas perbenihan. Anggaran yang
tersedia sebesar Rp. 553.060.000,-, terealisasi Rp. 485.789.300,- (87,84%) dengan
realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

b. Program Pengembangan Perikanan Tangkap, meliputi kegiatan-kegiatan :


1) Pembangunan tempat
pelelangan ikan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 401.550.000,-, terealisasi Rp. 390.134.000,-
(97,16%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%. Output
kegiatan berupa terlaksananya pembangunan gedung TPI dan pembangunan
gedung pakan dengan hasil berupa meningkatnya kenyamanan pelelangan ikan
dan meningkatnya kesiapan operasional BBI.

2) Pemeliharaan
rutin/berkala tempat
pelelangan ikan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 101.250.000,-, terealisasi Rp. 100.350.000,-

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 229


(99,11%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%. Output
kegiatan berupa terlaksananya operasional UPT TPI, pemenuhan peralatan TPI,
dan terselenggaranya pelatihan manajemen pengelolaan TPI dengan hasil berupa
meningkatnya PAD dan retribusi TPI, kenyamanan pelelangan ikan, dan
meningkatnya kemampuan manajerial TPI.

3) Peningkatan sarana dan


prasarana tangkap.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 889.514.200,-, terealisasi Rp. 787.966.600,-
(88,58%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%. Output
kegiatan berupa terlaksananya diversifikasi alat tangkap bagi nelayan,
terbangunnya gedung pertemuan masyarakat perikanan tahap II, tersedianya alat
bantu penangkapan ikan (rumpon), dan terbangunnya gedung mesin tempel
dengan hasil berupa meningkatnya keamanan penyimpan mesin tempel, mutu
produk ikan segar, dan meningkatnya PAD..

4) Penataan alur masuk


pantai.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 366.130.000,-, terealisasi Rp. 213.530.000,-
(58,32%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%. Output
kegiatan berupa terlaksananya pengerukan alur masuk pantai dengan hasil berupa
tingkat kemudahan pendaratan perahu.

5) Revitalisasi pelabuhan
perikanan dan pangkalan
pendaratan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 88.950.000,-, terealisasi Rp. 88.950.000,-
(100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%. Output
kegiatan berupa meningkatnya dukungan terhadap PAD dengan hasil berupa
terlaksananya intensifikasi PAD.
c. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dengan
kegiatan :
1) Pengembangan sistem rantai dingin..
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 84.600.000,-, terealisasi Rp. 81.370.000,-
(96,18%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%. Output
kegiatan berupa terlaksananya pelatihan CCS, pengadaan kendaraan roda dua
sarana pemasaran ikan dengan hasil berupa meningkatnya mutu produk hasil
perikanan dan rantai pemasaran produk perikanan.

c. Permasalahan dan Solusi

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 230


Pelaksanaan pembangunan bidang kelautan dan perikanan di Kabupaten
Gunungkidul tidak terlepas dari beberapa permasalahan yang ada. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi berhasil tidaknya pembangunan bidang kelautan dan perikanan
dengan langkah-langkah yang telah ditempuh sebagai upaya pemecahan masalah sebagai
berikut :
1) Faktor Alam
Kondisi alam yang langsung berhadapan dengan Samudra Indonesia, gelombang arus
laut yang cukup besar menyebabkan sering terjadinya cuaca yang ekstrim di laut. Ini
berakibat resiko mengembangkan usaha penangkapan ikan menjadi lebih berat bila
dibandingkan dengan di Laut Jawa. Sehingga untuk meningkatkan kapasitas usahanya
dibutuhkan kemampuan tinggi dalam mengelola resiko yang harus ditanggungnya
agar usahanya dapat berlangsung dengan baik dan berkembang.
Untuk mengembangkan usaha budidaya ikan mengingat Kabupaten Gunungkidul
dikenal sebagai daerah kering dan tandus, maka dilakukan berbagai upaya diantaranya
pengembangan budidaya lele di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan sebagai
media air budidaya ikan. Agar air hujan dapat bertahan lama dalam kolam, maka
dikembangkan kolam terpal plastik yang pada awal mulanya merupakan terpal plastik
bekas tenda pengungsian pasca bencana alam gempa bumi. Terpal tersebut digunakan
untuk membuat kolam yang dipelihara ikan lele dumbo dan ternyata dapat panen
cukup bagus hasilnya. Atas dasar itu perkembangan kolam terpal plastik cukup
signifikan dalam peningkatan produksi ikan lele dumbo menjadikan minat masyarakat
cukup besar karena disamping relatif murah dan mudah, ternyata kebutuhan akan
airnyapun relatif sedikit bisa digunakan untuk 2 – 3 kali periode penen. Untuk
memenuhi kebutuhan akan benih ikan yang selama ini sebagian besar berasal dari luar
daerah (Sleman, Bantul, Klaten dll) maka pada tahun 2008 dibangun Balai Benih Ikan
(BBI) di Beton-Ponjong, pembangunan BBI ini diharapkan mampu mengurangi
ketergantungan kebutuhan benih ikan dari luar daerah.

2) Faktor sumber daya manusia


Sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan perikanan dan kelautan baik yang
menyangkut sumber daya apartur maupun masyarakat pelaku usaha masih perlu
peningkat kapasitas dan ketrampilannya dalam rangka terwujudnya akselerasi
pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Gunungkidul, mengingat
ketersediaan potensi sumber daya hayati yang cukup besar upaya pemanfaatannya
masih bisa dioptimalkan. Di sisi lain peluang pengembangannya masih sangat besar,
hal ini bisa dilihat adanya pendatang pelaku usaha perikanan dari wilayah luar
Gunungkidul ikut berpartisipasi memanfaatkan potensi sumber daya ikan. Bahkan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 231


adanya ikan-ikan dari luar wilayah kabupaten didatangkan masuk Gunungkidul untuk
memenuhi kebutuhan akan ikan konsumsi bagi masyarakat yang memang belum bisa
dipenuhi oleh pelaku usaha perikanan dan kelautan itu sendiri yaitu nelayan/petani
pembudidaya ikan.
Untuk itu upaya peningkatan kemampuan SDM aparatur dan masyarakat pelaku usaha
perikanan dan kelautan ditempuh melalui berbagai pelatihan/ketrampilan dan
pendidikan non formal, baik itu yang diselenggarakan sendiri oleh dinas atau instansi
terkait yang ada di Pemerintahan Gunungkidul maupun dari Propinsi DIY dan bahkan
bekerja sama dengan Badan Diklat Kelautan dan Perikanan lainnya.

3) Faktor kepentingan sosial ekonomi


Sejalan perkembangan waktu dan perubahan perekonomian global akan sangat
mempengaruhi dinamika perkembangan pembangunan perikanan dan kelautan di
Kabupaten Gunungkidul, berbagai kepentingan masyarakat dalam pemanfaatan
potensi sumber daya alam yang tersedia membuat timbulnya persaingan usaha yang
semakin ketat. Hal ini sebagai faktor penentu secara sosial ekonomi masyarakat akan
memilih mengembangkan usaha yang mampu memberikan tingkat fleksibilitas tinggi.
Untuk itu perlu pemantapan kelembagaan organisasi sosial-ekonomi masyarakat
pelaku usaha perikanan dan kelautan yang dinamis dan mampu melayani para
anggotanya dalam memenuhi kebutuhannya.

4) Faktor ketersediaan teknologi tepat guna


Perlunya peningkatan inovasi dan diversifikasi teknologi tepat guna dalam
memanfaatkan potensi sumber daya ikan yang tersedia secara lebih efisien dan efektif,
sehingga usaha yang dikembangkan masyarakat bisa berlangsung dengan optimal dan
berkelanjutan.
Untuk itu melalui fasilitasi penerapan teknologi yang lebih baik harapannya mampu
menumbuhkan usaha perikanan dan kelautan seperti halnya pengadaan alat tangkap
gill net multifillamen, gill net monofillamen, jaring ciker, pancing, dan alat bantu
penangkapan ikan serta induk/bibit ikan unggul, cold box, peralatan pengolah rumput
laut dll. Dengan demikian fasilitas yang telah disediakan itu dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat guna mengembangkan usahanya secara lebih efisien, dan hal ini terus
akan kita tingkatkan melalui pembinaan-pembinaan dan penyediaan fasiliatsi baru
yang lebih efektif dimasa mendatang.

5) Faktor permodalan
Modal usaha sangat dibutuhkan masyarakat pelaku perikanan dan kelautan dalam
mengembangkan usahanya yang selama ini sering menjadi kendala untuk usaha

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 232


budidaya ikan, penangkapan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Untuk itu
dinas menyediakan penguatan modal (BANSOS) penyalurannya dilaksanakan UPP
(Unit Pelayanan Pengembangan) Mino Handayani senilai Rp. 800 juta merupakan
kredit lunak untuk mengembangan budidaya ikan, Subsidi benih ikan senilai Rp. 400
juta dan BANSOS Pesisir senilai Rp. 85 juta untuk kelompok pengelola perbengkelan
dan warung ikan. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Swamitra Mina kerja sama
dengan Bank Mandiri merupakan pelayanan kredit lunak untuk mengembangkan
usaha bagi masyarakat pesisir yang sudah berlangsung sejak tahun 2006.
Pembangunan PPDN (Premium Packet Dealer untuk Nelayan) pada tahun 2007
sebagai peningkatan pelayanan penyediaan BBM bagi nelayan di lokasi pendaratan
ikan sehingga akan mempermudah nelayan mendapatkan BBM dengan harga
standard, Penumbuhan Kedai Pesisir yang menyediakan kebutuhan hidup (sembako)
bagi masyarakat pesisir dan peralatan tangkap begi nelayan dengan harga standard
pasar, sehingga masyarakat dengan mudah dapat memenuhi kebutuhannya.
Disamping itu penumbuhan Koperasi Mina di 3 lokasi pendaratan ikan, yaitu Pantai
Sadeng, Pantai Baron dan Pantai Gesing yang harapannya koperasi tersebut mampu
melayani anggotanya dalam mengembangkan usahanya sehingga para anggotanya
mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.

a. BIDANG PERTANIAN

a. Program dan Kegiatan


Urusan pemerintahan bidang pertanian merupakan salah satu urusan pilihan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan
oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan dukungan UPT Balai Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Dinas Peternakan dengan dukungan UPT Pusat
Kesehatan Hewan Wonosari, Puskeswan Nglipar, Puskeswan Playen, Puskeswan
Panggang, Puskeswan Semanu, Puskeswan Karangmojo serta UPT Laboratorium
Kesehatan Hewan. Sebagaimana tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
APBD Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2009, bidang pertanian merupakan
salah satu bidang yang menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten Gunungkidul
melalui upaya revitalisasi pertanian.
Tujuan pembangunan bidang pertanian yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul tahun 2009 adalah :
1) Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi sumber daya
manusia petani, petugas, mitra petani, serta pelaku usaha pertanian
lainnya.
2) Meningkatkan kelembagaan pertanian dan pelaku agribisnis

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 233


lainnya.
3) Meningkatkan kualitas sumber daya dinas dan sarana prasarana
pendukung kelancaran tugas dinas.
4) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan.
5) Meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan dan
hortikultura untuk memantapkan ketahanan pangan.
6) Meningkatkan kualitas hasil pertanian yang berdaya saing dalam
rangka peningkatan pendapatan petani.
Adapun sasarannya adalah sebagai berikut :
1) Tercapainya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap petani.
2) Terwujudnya kelembagaan pertanian dan pelaku agribisnis yang mantap;
tercapainya peningkatan kinerja dan kelancaran pelaksanaan tugas.
3) Tercapainya peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian.
4) Tercapainya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan dan
hortikultura.
5) Tercapainya peningkatan pendapatan petani melalui pengembangan usaha
pertanian yang berwawasan agribisnis.

Salah satu potensi unggulan Kabupaten Gunungkidul adalah di bidang peternakan.


Luas lahan yang tersedia dan banyaknya tenaga kerja merupakan modal yang sangat
bernilai dan hingga saat ini, Gunungkidul terkenal sebagai gudang ternak di wilayah
Provinsi D.I.Yogyakarta. Keunggulan–keunggulan tersebut terus dipacu dengan
melaksanakan berbagai kebijakan di bidang peternakan. Pembangunan bidang peternakan
di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2009 diarahkan untuk mewujudkan Gunungkidul
sebagai gudang ternak yang mampu mendukung peningkatan ketahanan pangan dan taraf
hidup peternak.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran bidang pertanian, dilaksanakan serangkaian
program dan kegiatan sebagai berikut :
- Sub Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan kegiatan-
kegiatan :
1. Penyusunan Database Potensi Produksi Pangan..
2. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian.
3. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.
4. Pengembangan intensifikasi tanaman padi dan palawija.
5. Pengembangan diversifikasi tanaman.
6. Pengembangan pertanian pada lahan kering.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 234


7. Pengembangan perbenihan dan pembibitan.
8. Peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk pertanian/perkebunan.
9. Pendampingan pengelolaan lahan air.
b. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan
kegiatan :
1) Promosi atas hasil produk pertanian/perkebunan.

c. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dengan


kegiatan :
1) Pelatihan penerapan teknologi
pertanian/perkebunan modern bercocok
tanam.

d. Program produksi Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan :


1) Sertifikasi bibit unggul
pertanian/perkebunan.

- Sub Bidang Peternakan


a. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan, dengan
kegiatan:
1) Penyuluhan petani pelaku agribisnis.
b. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, dengan kegiatan-
kegiatan :
1) Pendataan masalah peternakan.
2) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular.
3) Pengawasan perdagangan ternak antar daerah.
4) Surveilans penyakit hewan.
5) Pelayanan laboratorium kesehatan hewan.
6) Pengembangan pelayanan kesehatan hewan terpadu.
7) Pelayanan penanggulangan penyakit menular ternak.
8) Pembuatan peta penyakit ternak.
9) Pengawasan pemotongan hewan qurban.
10) Pembangunan sarana dan prasarana.
c. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, dengan kegiatan– kegiatan :
1) Pembibitan dan perawatan ternak.
2) Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat.
3) Pembelian dan pendistribusian vaksin dan pakan ternak.
4) Pengawasan mutu pakan dan keamanan pakan ternak.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 235


5) Pengadaan sarana dan prasarana inseminasi buatan dan embrio
transfer.
6) Pembinaan pengelolaan ternak pemerintah.
7) Pemberian penghargaan di bidang peternakan.
8) Fasilitas pemberdayaan permodalan usaha peternakan.
d. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, dengan kegiatan– kegiatan :
1) Fasilitasi kerja sama regional/internasional penyediaan hasil
produksi peternakan.
2) Pengembangan kawasan dan sentra produksi peternakan.
3) Temu usaha di bidang peternakan
e. Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, dengan kegiatan– kegiatan :
1) Peningkatan intensifikasi PAD
2) Pameran dan promosi pembangunan di bidang peternakan.
f. Program Pengembangan Agribisnis, dengan kegiatan - kegiatan :
1) Pengembangan model, pemasaran, dan distribusi pakan ternak.
2) Peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu pakan ternak.
3) Pemberian rekomendasi izin gangguan (HO).
4) Pendampingan penguatan permodalan kelompok.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 236


b. Realisasi Program dan Kegiatan

Alokasi APBD untuk belanja langsung bidang pertanian sub bidang tanaman
pangan dan hortikultura tahun 2009 sebesar Rp. 4.755.872.250,- terealisasi
Rp. 4.592.874.856,- (96,57%). Selain pendanaan yang bersumber dari APBD, terdapat
program dan kegiatan yang bersumber dari APBN dengan total anggaran
Rp. 7.851.130.000,- dan terealisasi Rp. 7.703.561.381,- (94,44%). Untuk pendapatan,
tahun 2009 ditarget sebesar Rp. 13.000.000,- yang berasal dari Kebun Dinas Siraman dan
Karangmojo. Dari target tersebut terealisasi sebesar Rp. 13.173.650,- atau 101,34% .

Sedangkan alokasi APBD bidang pertanian sub bidang peternakan yang


dilaksanakan oleh Dinas Peternakan tahun 2009 sebesar Rp. 6.353.456.378,44,-, dengan
rincian belanja tidak langsung sebesar Rp. 3.948.169.503,44,- dan untuk kegiatan belanja
langsung sebesar Rp. 2.405.286.875,-. Target PAD Dinas Peternakan tahun 2009 sebesar
Rp. 330.670.000,- dan terealisasi Rp. 333.638.000,- (100,90%). Dari nilai capaian kinerja
ini dapat dikatakan bahwa pencapaian target pendapatan cukup berhasil. Beberapa
penerimaan yang melebihi target antara lain dari retribusi pemeriksaan kesehatan hewan,
jasa rumah potong hewan. Sedangkan program penggemukan sapi potong hasilnya belum
sesuai dengan rencana karena peternak penerima bantuan penggemukan sapi belum
melunasi pinjamannya walaupun sudah dilakukan penagihan secara intensif.

Akan tetapi jika dibandingkan dengan capaian realisasi PAD tahun 2008 yang
sebesar Rp. 439.695.200,-, maka terjadi penurunan realisasi PAD di tahun 2009.
Beberapa penerimaan yang melebihi target berasal dari retribusi pemeriksaan kesehatan
hewan dan jasa rumah potong hewan. Sedangkan penerimaan dari retribusi penjualan
produksi usaha daerah belum sesuai target karena peternak penggemukan sapi potong
belum melunasi pinjamannya walaupun sudah dilakukan penagihan secara intensif.

Dengan menggunakan skala pengukuran kinerja ordinal, capaian kinerja bidang


pertanian di Kabupaten Gunungkidul termasuk dalam kategori sangat berhasil dengan
capaian kinerja kegiatan 99,25%.
Adapun realisasi program dan kegiatan pembangunan bidang pertanian tahun 2009
adalah sebagai berikut :
- Sub Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan kegiatan-
kegiatan :
1) Penyusunan Database Potensi Produksi Pangan.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 86.200.000,- terealisasi
sebesar Rp. 80.095.000,- atau 92,92%. Output kegiatan berupa. Terlaksananya
pengumpulan, pelaporan, pengolahan, dan penyajian data Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Hasil kegiatan adalah tersedianya database potensi produksi pangan.
Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 237


2) Monitoring, evaluasi, dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 64.120.000,- terealisasi
sebesar Rp. 63.745.000,- atau 99,42%. Output kegiatan berupa terlaksananya
koordinasi dan pemantauan peredaran pupuk bersubsidi dan pestisida. Hasil
kegiatan adalah meningkatnya pengawasan atas penyaluran pupuk bersubsidi dan
peredarannya. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
3) Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 101.200.000,- terealisasi
sebesar Rp. 100.920.000,- atau 99,90%. Output kegiatan berupa terselenggaranya
koordinasi dan pembinaan penanganan pasca panen, pelatihan pasca panen
komoditas padi dan kedelai, dan terlaksananya pembinaan silo jagung. Hasil
kegiatan adalah meningkatnya sikap, pengetahuan, dan ketrampilan petani serta
pengelolaan silo jagung. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
4) Pengembangan intensifikasi tanaman padi dan palawija.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 228.195.000,- terealisasi
sebesar Rp. 227.600.000,- atau 99,74%. Output kegiatan berupa terselenggaranya
SLPHT padi/palawija, gerakan pengendalian di kelompok tani, dan
terselenggaranya IPPHTI. Hasil kegiatan adalah meningkatnya sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan petani, meningkatnya upaya pengendalian OPT, dan
meningkatnya koordinasi dalam pengendalian OPT. Realisasi tingkat capaian
kinerja kegiatan sebesar 100%.
5) Pengembangan diversifikasi tanaman.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp.177.430.000,- terealisasi
sebesar Rp. 175.854.450,- atau 99,11%. Output kegiatan berupa terselenggaranya
temu lpang aneka sayuran, pengembangan desa sentra aneka sayuran,
pengembangan mangga malam, dan terlaksananya pengembangan srikoyo. Hasil
kegiatan adalah meningkatnya diversifikasi komoditas. Realisasi tingkat capaian
kinerja kegiatan sebesar 100%.
6) Pengembangan pertanian pada lahan kering.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 3.053.285.000,- terealisasi
sebesar Rp. 3.009.016.000,- atau 98,55%. Output kegiatan berupa terlaksananya
Sekolah Lapang (SL) konservasi lahan di 5 desa, pembangunan JITUT,
pembangunan JALUT, dan terlaksananya pembuatan embung. Hasil kegiatan adalah
meningkatnya pengetahuan petani dan meningkatnya sarana dan prasarana pertanian.
Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
7) Pengembangan perbenihan dan pembibitan.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 32.280.000,- terealisasi

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 238


sebesar Rp. 28.920.000,- atau 89,59%. Output kegiatan berupa terlaksananya
pelatihan penangkaran benih. Hasil kegiatan adalah meningkatnya jumlah penangkar.
Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
8) Peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk pertanian/perkebunan.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 164.880.000,- terealisasi
sebesar Rp. 143.294.800,- atau 86,91%. Output kegiatan berupa terlaksananya
apresiasi teknologi, sosialisasi PTT, dan terlaksananya temu lapang padi, palawija.
Hasil kegiatan adalah tercapainya tingkat produktivitas padi sawah, padi gogo, jagung,
dan tingkat produktivitas kedelai. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar
100%.
9) Pendampingan pengelolaan lahan air.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 264.670.000,- terealisasi
sebesar Rp. 248.442.600,- atau 93,87%. Output kegiatan berupa terfasilitasinya
kegiatan Pengelolaan Lahan Air (PLA). Hasil kegiatan adalah meningkatnya
pengelolaan lahan dan air. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
b. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan
kegiatan :
1) Promosi atas hasil produk pertanian/perkebunan.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 25.160.000,-terealisasi
Rp. 24.010.000,-atau (95,43%). Output kegiatan berupa terselenggaranya apresiasi
sayuran dan tanaman hias (1 paket). Hasil kegiatan adalah meningkatnya informasi
tentang produk unggulan ke konsumen. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
sebesar 100%.

c. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan:


1) Pelatihan penerapan teknologi pertanian/perkebunan modern bercocok tanam.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 65.535.000,- terealisasi
Rp. 64.715.000,-atau (98,75%). Output kegiatan berupa terbinanya kelompok
UPJA, terlaksananya pelatihan teknis manajemen UPJA, dan terlaksananya
pelatihan perbengkelan alsintan, dan pelatihan pembuatan alat pasca panen. Hasil
kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dalam pengelolaan UPJA dan
meningkatnya sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kelompok tani dalam bidang
perbengkelan. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

d. Program produksi Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan :


1) Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan.
Anggaran untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar Rp. 181.502.250,- terealisasi
Rp. 149.114.550,-atau (82,16%). Output kegiatan berupa terlaksananya

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 239


pemurnian dan pelepasan padi varietas ketan merah dan ketan serang (1 paket).
Hasil kegiatan tersedianya benih unggul. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan

sebesar 100%.

- Sub Bidang Peternakan


a. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan, dengan
kegiatan :
1) Penyuluhan petani pelaku agribisnis.
Alokasi anggaran berasal dari APBD untuk kegiatan ini ditetapkan sebesar
Rp. 3.000.000,- terealisasi Rp. 3.000.000,- dengan tingkat capaian kinerja
keuangan 100%. Output kegiatan berupa terlaksananya pelatihan penyusunan
UKL/UPL. Hasil kegiatan berupa meningkatnya kesadaran masyarakat akan
standarisasi produk. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
b. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, dengan kegiatan-
kegiatan :
1) Pendataan masalah peternakan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya survei usaha rumah tangga peternakan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 10.750.000,-, terealisasi Rp. 10.588.630,-
(98,50%) dengan realisasi fisik 100%.
2) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pencegahan penyakit hewan menular
dengan hasil tervaksinnya hewan/ternak di wilayah kerja poskeswan. Anggaran
yang tersedia sebesar Rp. 11.310.000.,-, terealisasi Rp. 11.160.000,- (98,67%)
dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
3) Pengawasan perdagangan ternak antar daerah.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pengawasan perdagangan ternak keluar
daerah dengan hasil berupa jumlah ternak yang terpantau. Anggaran yang tersedia
sebesar Rp. 3.620.000,-, terealisasi Rp. 3.620.000,- (100%) dengan realisasi
tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai %.
4) Surveilans penyakit hewan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pengamatan, surveilans penyakit hewan
dan pemeriksaan bahan asal hewan dengan hasil jumlah sampel penyakit hewan
yang diambil dan diperiksa serta pemeriksaan bahan asal hewan. Anggaran yang
tersedia sebesar Rp. 10.130.000,-, terealisasi Rp. 10.089.500,- (99,60%) dengan
realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
5) Pelayanan laboratorium kesehatan hewan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pembelian peralatan, bahan chemikalia

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 240


dan reagensia dengan hasil tersedianya peralatan, bahan, chemikalia dan reagensia
laboratorium. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 27.390.000,-, terealisasi
Rp. 27.220.910,- (99,38%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
6) Pengembangan pelayanan kesehatan hewan terpadu.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pelayanan kesehatan hewan terpadu
dengan hasul berupa jumlah sampel penyakit hewan yang diambil dan diperiksa
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 20.570.000,-, terealisasi Rp. 20.570.000,-
(100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
7) Pelayanan penanggulangan penyakit menular ternak.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya penanggulangan penyakit hewan
menular dengan hasil menurunnya penyebaran penyakit hewan menular. Anggaran
yang tersedia sebesar Rp. 7.190.000,-, terealisasi Rp. 7.190.000,- (100%) dengan
realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
8) Pembuatan peta penyakit ternak.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pembuatan peta penyakit hewan
Kabupaten Gunungkidul dengan hasil tersedianya peta penyakit hewan. Anggaran
yang tersedia sebesar Rp. 3.000.000,-, terealisasi Rp. 3.000.000,- (100%) dengan
realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
9) Pengawasan pemotongan hewan qurban.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pengawasan pemotongan hewan qurban
dengan hasil tersedianya data hewan qurban (sapi, kambing, dan domba).
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 25.900.000,-, terealisasi Rp. 25.7750.000,-
(99,52%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
10) Pembangunan sarana dan prasarana.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya peningkatan kesehatan hewan
masyarakat veteriner. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 21.445.000,-, terealisasi
Rp. 17.240.013,- (80,39%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
c. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, dengan kegiatan– kegiatan :
1) Pembibitan dan perawatan ternak.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pengadaan prasarana pembibitan ternak
dengan hasil berupa tersedianya alat pencacah rumput, jala produksi, bibit HMT,
dan bahan ki,ia/fermentasi. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.323.970.000,-,
terealisasi Rp. 1.317.392.050,- (99,50%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja
kegiatan mencapai 100%.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 241


2) Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pendistribusian ternak kepada KK
miskin. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 114.600.000,-, terealisasi
Rp. 113.725.000,- (99,24%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
3) Pembelian dan pendistribusian vaksin dan pakan ternak.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pembelian dan pendistribusian vaksin
dan pakan ternak dg hasil tersedianya obat- obatan, vaksin dan alat- alat
laboratorium. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 49.100.000,-, terealisasi
Rp. 44.692.060,- (91,02%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
4) Pengawasan mutu pakan dan keamanan pakan ternak.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pengawasan mutu ternak dengan hasil
berupa tersedianya hasil analisis sempel pakan. Anggaran yang tersedia sebesar
Rp. 8.450.000,-, terealisasi Rp. 8.090.000,- (95,74%) dengan realisasi tingkat
capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
5) Pengadaan sarana dan prasarana inseminasi buatan dan embrio
transfer.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pengadaan sarana dan prasarana IB
dengan hasil berupa tersedianya straw, plastik sheat, N2 cair, dan plastik glove.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 166.751.088,-, terealisasi Rp. 164.300.000,-
(98,53%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
6) Pembinaan pengelolaan ternak pemerintah.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pendataan ternak pemerintah. Dengan
hasil berupa diperolehnya data penggaduh ternak pemerintah Anggaran yang
tersedia sebesar Rp. 10.390.000,-, terealisasi Rp. 9.285.000,- (89,36%) dengan
realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
7) Pemberian penghargaan di bidang peternakan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pendampingan lomba petugas medis dan
tingkat nasional dengan hasil terdampinginya petugas yang diikut sertakan lomba.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 5.780.000,-, terealisasi Rp. 5.780.000,-
(100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
8) Fasilitas pemberdayaan permodalan usaha peternakan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya fasilitasi permodalan penggemukan sapi
potong. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 59.000.000,-, terealisasi
Rp. 57.355.000,- (97,21%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 242


mencapai 100%.
d. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, dengan kegiatan– kegiatan :
1) Fasilitasi kerja sama regional/internasional penyediaan hasil
produksi peternakan.
Bentuk kegiatan ini berupa terkoordinasikannya program/kegiatan peternakan
dalam koridor Pawonsari, Bakulrejo-Sleman. Anggaran yang tersedia sebesar
Rp. 1.920.000,-, terealisasi Rp. 1.920.000,- (100%) dengan realisasi tingkat
capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
2) Pengembangan kawasan dan sentra produksi peternakan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pengembangan kawasan dan sentra
produksi. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 4.340.000,-, terealisasi
Rp. 4.336.075,- (99,93%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
3) Temu usaha di bidang peternakan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya temu usaha bidang peternakan dengan
hasil berupa. meningkatnya kerjasama para pelaku usaha peternakan Anggaran
yang tersedia sebesar Rp. 5.215.000,-, terealisasi Rp. 5.215.000,- (100%) dengan
realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
e. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, dengan kegiatan– kegiatan :
1) Peningkatan intensifikasi PAD.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya terlaksananya kegiatan peningkatan
intensifikasi PAD dengan hasil berupa terealisasinya PAD sebesar
Rp. 333.638.600,- (100,90%) dari target Rp. 330.670.000,-Anggaran yang tersedia
sebesar Rp. 20.500.000,-, terealisasi Rp. 20.350.000,- (99,27%) dengan
realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
2) Pameran dan promosi pembangunan di bidang peternakan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pameran pembangunan peternakan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 20.780.000,-, terealisasi Rp. 19.737.050,-
(94,98%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
f. Program Pengembangan Agribisnis, dengan kegiatan - kegiatan :
1) Pengembangan model, pemasaran, dan distribusi pakan ternak.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya promosi dan pengembangan pemasaran
produksi pakan ternak. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 15.700.000,-,
terealisasi Rp. 15.396.000,- (98,06%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja
kegiatan mencapai 100%.
2) Peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu pakan ternak.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 243


Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya peningkatan produksi pakan ternak
Handayani Feed Mill. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 74.675.000,-, terealisasi
Rp. 64.409.000,- (86,25%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
3) Pemberian rekomendasi izin gangguan (HO).
Bentuk kegiatan ini berupa terekomendasikannya izin gangguan peternakan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 3.870.000,-, terealisasi Rp. 3.870.000,-
(100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
4) Pendampingan penguatan permodalan kelompok.
Bentuk kegiatan ini berupa terselenggaranya rekomendasi Penguatan modal
kelompok dengan hasil berupa rekomendasi penguatan modal kelompok.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 9.670.000,-, terealisasi Rp. 9.670.000,-
(100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.

c. Permasalahan dan Solusi


Sistem pertanian di Kabupaten Gunungkidul sebagian besar merupakan tadah
hujan yang masih sangat tergantung pada turunnya hujan. Awal musim penghujan yang
tidak menentu dan sulit diprediksi seringkali mengecoh para petani. Hujan pedhatan yang
seringkali terjadi ini, menyebabkan banyak tanaman yang sebelumnya sudah mulai
bersemi mengalami kekeringan dan lama kelamaan akan mati.
Curah hujan rata-rata tahun 2009 lebih rendah dibandingkan tahun 2008, hanya
saja distribusi hujan hariannya lebih merata. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Gunungkidul dalam mengantisipasi kejadian ini secara sederhana dengan
menggunakan analisa perilaku hujan melalui data curah hujan beberapa tahun
sebelumnya, sehingga diharapkan dapat memperkirakan secara sederhana bagaimana
perilaku hujan untuk tahun ini dan memberikan rekomendasi yang tepat. Dalam
mengantisipasi hujan pedhatan, dianjurkan untuk menanam tanaman yang tahan terhadap
kekurangan air (cekaman air), varietas umur genjah, penggunaan pupuk organik yang
proporsional dan membuat cekungan (embung parit) untuk menampung air permukaan
serta pola tanam yang sesuai.
Pendapatan petani dari hasil penghitungan analisa usaha tani (padi-palawija) pada
tahun 2009 bervariasi. Pendapatan bersih petani tertinggi diperoleh dari komoditas padi
sawah. Sebenarnya pendapatan dari hasil pertanian dapat lebih ditingkatkan lagi, yaitu
dengan meningkatkan produktivitas, meningkatkan harga jual di tingkat produsen, serta
mengolah hasil pertaniannya menjadi produk-produk olahan, sehingga mempunyai nilai
jual yang lebih tinggi. Karena itu perlu lebih banyak kegiatan tunda jual dan pembinaan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 244


pengolahan hasil pertanian. Selain itu informasi pasar produk-produk pertanian yang
sudah ada perlu lebih diintensifkan lagi, dan lebih disesuaikan lagi antara permintaan dan
penawaran (demand dan supply), sehingga apa yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan apa
yang tersedia bisa dimanfaatkan dengan baik.

Meskipun capaian kinerja berada pada kategori sangat berhasil, dalam sub bidang
peternakan masih terdapat berbagai hambatan/permasalahan yang perlu mendapatkan
pemecahan bersama. Beberapa hal yang menjadi kendala antara lain sebagai berikut :
1) Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pengadaan dan droping bibit rumput
adalah tidak serentak dengan datangnya musim penghujan di tiap wilayah serta adanya
pedatan hujan. Untuk mengatasi pedatan hujan dilakukan penundaan droping rumput
dan setelah hujan turun terus-menerus baru diberikan.
2) Isu wabah penyakit utamanya AI diantisipasi dengan pengawasan kesehatan ternak
ayam secara lebih sungguh-sungguh.
3) Permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan vaksinasi hewan/ternak, antara lain
terbatasnya petugas dan minimnya informasi masyarakat mengenai macam-macam
penyakit hewan menular. Untuk mengatasinya dilakukan, penyediaan brosur tentang
penyakit hewan, bimbingan dan pelatihan vaksinasi bagi masyarakat umum terutama
peternak yang tergabung dalam kelompok.
4) Permasalahan penggemukan sapi belum bisa maksimal dalam jangka waktu 10 bulan,
dikarenakan dana pinjaman baru dapat direalisasikan pada bulan Maret padahal bulan
Desember harus sudah dikembalikan dan awal pemeliharaan di musim kemarau
sehingga kondisi ketersediaan pakan kurang. Untuk mengatasi ini dilakukan
pembinaan kepada peternak untuk efisiensi pemberian pakan dserta melakukan
pengolahan limbah pertanian dijadikan pakan ternak bergizi
5) Tenaga medik veteriner dan dokter hewan Poskeswan/Laboratorium Kesehatan
Hewan belum semua terisi.
6) Keterbatasan keberadaan sapronak karena tergantung pabrik luar daerah.
7) Masuknya produk asal ternak dan ternak hidup dari luar negeri.
8) Tingginya prosentase pemotongan ternak betina produktif.
9) Lemahnya posisi peternak unggas terhadap penyediaan sapronak dan pemasaran hasil
produksi.
10) Permintaan ternak hidup ke luar daerah meningkat dan jika tidak diimbangi tingkat
kelahiran yang tinggi akan menyebabkan penurunan populasi.

3. BIDANG KEHUTANAN

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 245


a. Program dan Kegiatan

Urusan pemerintahan bidang kehutanan merupakan salah satu urusan pilihan


Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan
oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Sebagaimana tercantum dalam Kebijakan
Umum Anggaran (KUA) APBD Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2009,
bidang kehutanan merupakan salah satu bidang yang menjadi prioritas pembangunan
di Kabupaten Gunungkidul melalui upaya revitalisasi kehutanan dan diarahkan untuk
mewujudkan sumberdaya kehutanan dan perkebunan yang lestari dan berdaya saing
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan bidang kehutanan pada tahun 2009 bertujuan untuk:


1) Merehabilitasi lahan kritis dan potensial kritis.
2) Memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan
pengembangan ekosistem kawasan konservasi.
3) Meningkatkan produksi, produktivitas nilai tambah dan daya
saing produk kehutanan dan perkebunan (hutbun).
4) Terwujudnya sistem perencanaan pembangunan hutbun yang
mantap.
5) Terwujudnya partisipasi stake holders untuk berperan dalam
pembangunan kehutanan dan perkebunan.

Tujuan–tujuan tersebut mengarah pada sasaran :


1) Berkurangnya lahan kritis dan potensial kritis.
2) Meningkatnya luasan kawasan ekosistem konservasi yang terpelihara.
3) Prosentase peningkatan produksi produktivitas nilai tambah dan daya saing produk
hutbun.
4) Tersedianya data base yang valid dan up to date.
5) Semakin meningkatnya partisipasi stake holders untuk berperan dalam
pembangunan hutbun.

Adapun program/kegiatan bidang kehutanan yang dilaksanakan Pemerintah


Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009 adalah sebagai berikut:
a. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, dengan kegiatan – kegiatan :
1) Pembentukan kesatuan pengelolaan hutan produksi.
2) Perencanaan dan pengembangan kelompok hutan kemasyarakatan.
3) Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan
b. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dengan kegiatan-kegiatan :
1) Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan.
2) Penanaman pohon pada kawasan hutan industri dan hutan wisata.
3) Pembinaan, pengendalian, dan pengawasan.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 246


4) Rehabilitasi Hutan Lindung.
5) Peningkatan peran serta masyarakat dalam gerakan penghijauan
sempadan sungai
6) Peningkatan peran serta masyarakat dalam gerakan penghijauan sumer
mata air.
c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, dengan kegiatan
1) Penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan.
2) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam lomba penghijauan.
d. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan kegiatan:
1) Pendampingan pengelolaan lahan dan air.
e. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan
kegiatan-kegiatan:
1) Pembangunan pusat etalase/eksebisi/promosi atas hasil produksi
pertanian/perkebunan.
2) Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah.
3) Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang
dipasarkan.
f. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dengan
kegiatan-kegiatan:
1) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna.

g. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan :


1) Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan.
2) Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan.

b. Realisasi Program dan Kegiatan


Pada Tahun Anggaran 2009 bidang kehutanan Kabupaten Gunungkidul
mendapatkan alokasi anggaran APBD sebesar Rp 5.140.804.401,53,- selain itu, juga
mendapatkan alokasi anggaran dari APBN sebesar Rp. 718.510.000,- total biaya dari
APBD dan APBN sebesar Rp. 5.859.314.401,53,-.
Untuk pendapatan, target yang ditetapkan sebesar Rp. 514.000.000,- yang terdiri
dari PAD Kegiatan Pengujian dan Pengukuran Kayu sebesar Rp. 5000.000.000,- dan
UPTD Pembibitan sebesar Rp. 14.000.000,- Dari target yang telah ditetapkan, realisasi
PAD Kegiatan Pengujian dan Pengukuran Kayu berhasil menyumbang PAD sebesar
Rp. 564.302.506 (112,9%) sedangkan . UPTD Pembibitan mencapai Rp. 14.085.000,-
(100,60%). Sehingga PAD Dinas Kehutanan dan Perkebunan terealisasi sebesar
Rp. 578.387.506,- (113,41) atau telah memenuhi target yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul meskipun terdapat perubahan peraturan mengenai

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 247


pelayanan pengangkutan kayu rakyat.
Adanya Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P 33/Menhut-II/2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P 51/Menhut-II/2006 Tentang
Penggunaan Surat Keterangan Asal usul (SKAU) untuk pengangkutan hasil hutan kayu
yang berasal dari hutan hak, maka untuk jenis-jenis kayu dibawah ini menggunakan
dokumen angkut SKAU atau Nota/Kuwitansi.
DOKUMEN PENGANGKUTAN
SKAU ( 15 Jenis ) NOTA/KUITANSI ( 19 Jenis )
Akasia, Asam, Durian, Suren, Jabon, Cempedak, Duku, Jambu, Jengkol,
Jati Putih, Karet, Ketapang, Kelapa, Kecapi, Kenari, Mangga,
Kulit Manis, Makadamia, Mindi, Manggis, Melinjo, Nangka,
Petai, Puspa, Sengon, Sungkai, Trembesi ( Munggur )
Rambutan, Randu, Sawit, Sawo,
Sukun ,Trembesi, Waru.
Sumber data : Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Kabupaten Gunungkidul 2009

Akibat peraturan ini maka jenis-jenis tersebut, untuk pengangkutannya sebagian tidak
lagi melalui proses pengukuran dan pengujian oleh petugas Dinas Kehutanan.
a. Adanya Peraturan Menteri Kehutanan nomor P 55/Menhut-II/2006
BAB IV Bagian kesatu tentang Jenis-jenis dokumen angkut pada
Pasal 13 ayat (1) d. Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO). Dari
peraturan ini maka untuk kayu olahan pengusaha penggergajian
kayu bisa melakukan pengiriman sendiri tanpa melalui pengukuran
dan pengujian oleh petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan.
b. Terdapat Kebijakan dari Departemen Kehutanan tentang
pembatasan dan pengendalian pendistribusian Dokumen SKSKB,
dalam rangka pengendalian laju eksploitasi Sumber Daya Hutan,
sebagai salah satu pendekatan Pelestarian Sumber Daya Alam.
c. Berkembangnya Industri Pengolahan Kayu di wilayah Kabupaten
Gunungkidul, sehingga sebagian pruduksi Hutan Rakyat terserap
sebagai bahan baku industri tersebut. Pengangkutan Kayu di
dalam wilayah Kabupaten tidak menggunakan SKSKB ( Surat
Keterangan Sahnya Kayu Bulat ), tetapi hanya menggunakan Surat
Ijin tebang dari Desa.
Pemenuhan target Pendapatan Asli Daerah melalui pelayanan pengujian kayu
rakyat tidak disebabkan karena tidak terkontrolnya pengendalian peredaran kayu
rakyat, namun lebih dikarenakan oleh banyaknya permintaan rakyat untuk menjual

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 248


kayu miliknya yang diakibatkan oleh kondisi musim tahun 2009 yang tidak
menentu, karena hasil pertanian tidak begitu dirasakan oleh masyarakat dalam
pemebuhan kebutuhan sehari-hari.

Dari pengukuran kinerja program yang dilaksanakan bidang Kehutanan tahun


2009 diperoleh hasil nilai capaian rata-rata sebagai berikut:
a. Program Pemantapan Sumber Daya Hutan, dengan kegiatan – kegiatan :
1) Pembentukan kesatuan pengelolaan hutan produksi.
Alokasi anggaran dari APBD yang disediakan Rp. 25.125.250,-terealisasi
Rp. 24.850.250,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan 98,91%. Bentuk
kegiatan ini berupa terwujudnya UPPHRL yang produktif. Realisasi fisik kegiatan
mencapai 100%.
2) Perencanaan dan pengembangan kelompok hutan kemasyarakatan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya terdampinginya kelompok hutan
kemasyarakatan. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 17.000.000,-, terealisasi
Rp. 16.700.000,- (98,24%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
3) Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya ketertiban SKSKB. Anggaran yang
tersedia sebesar Rp. 13.180.000,-, terealisasi Rp. 13.180.000,- (100%) dengan
realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
b. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dengan kegiatan-kegiatan :
1) Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan.
Alokasi anggaran dari APBD yang disediakan Rp. 1.770.000,-terealisasi
Rp. 1.770.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan 100%. Bentuk kegiatan
ini berupa terbangunnya KBD dengan hasil tercukupinya kebutuhan bibit hutbun
oleh masyarakat. Realisasi fisik kegiatan mencapai 100%.
2) Penanaman pohon pada kawasan hutan industri dan hutan wisata.
Alokasi anggaran dari APBD yang disediakan Rp. 56.693.750,-terealisasi
Rp. 55.958.750,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan 98,70%. Bentuk
kegiatan ini berupa tertanaminya kawasan hutan kota dan hutan wisata dengan
hasil bertambahnya populasi tanaman hutan kota dan hutan wisata. Realisasi fisik
kegiatan mencapai 100%.

3) Pembinaan, pengendalian, dan pengawasan.


Alokasi anggaran dari APBD yang disediakan Rp. 20.070.000,-terealisasi
Rp. 20.070.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan 100%. Bentuk kegiatan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 249


ini berupa terselengaranya pembinaan dan monev GERHAN (OMOT-one man one
tree ) dengan hasil peningkatan kualitas laporan dalam pelaksanaan GERHAN
(OMOT-one man one tree ). Realisasi fisik kegiatan mencapai 100%.
4) Rehabilitasi Hutan Lindung (RHL)
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya konservasi dan rehabilitasi hutan
lindung. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 3.740.000,-, terealisasi
Rp. 3.740.000,- (100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai
100%.
5) Peningkatan peran serta masyarakat dalam gerakan penghijauan sempadan sungai
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya partisipasi masyarakat dalam RHL.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 3.710.000,-, terealisasi Rp. 3.710.000,-
(100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
6) Peningkatan peran serta masyarakat dalam gerakan penghijauan sumer mata air.
Bentuk kegiatan ini berupa terselenggaranya partisipasi masyarakat dalam RHL.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 10.300.000,-, terealisasi Rp. 10.300.000,-
(100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, dengan kegiatan
1) Penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan.
Bentuk kegiatan ini berupa meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap dampak
illegal logging. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 6.475.000,-, terealisasi
Rp. 6.325.000,- (97,68%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
2) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam lomba penghijauan.
Bentuk kegiatan ini berupa meningkatnya partisipasi masyarakat dalam lomba
PPKAN dan LPS. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 5.420.000,-, terealisasi
Rp. 5.420.000,- (100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai
100%.
d. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan
kegiatan :
1) Pendampingan pengelolaan lahan dan air.
Bentuk kegiatan berupa terlaksananya pelatihan kelompok dan pembangunan PLA
dengan hasil meningkatnya SDM dan kualitas pengelolaan air lahan. Anggaran
yang tersedia sebesar Rp. 18.000.000,-, terealisasi Rp. 18.000.000,- (100%)
dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
e. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan
kegiatan-kegiatan:

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 250


1) Pembangunan pusat etalase/eksibisi/promosi atas hasil pertanian/perkebunan.
Bentuk kegiatan ini berupa terdampinginya kegiatan pengolahan dan pemasaran
hasil produk perkebunan dengan hasil meningkatnya kualitas kelompok tani
perkebunan. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 21.700.000,-, terealisasi
Rp. 21.403.000,- (100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
2) Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya promosi atas hasil produk unggulan
daerah. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 12.500.000,-, terealisasi
Rp. 11.040.000,- (88,32%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
3) Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang
dipasarkan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya promosi atas hasil produk unggulan
daerah. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 150.000.000,-, terealisasi
Rp. 148.290.000,- (98,86%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
mencapai 100%.
f. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dengan
kegiatan-kegiatan:
1) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pendampingan kegiatan perkebunan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 18.000.000,-, terealisasi Rp. 17.225.000,-
(95,69%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan mencapai 100%.
g. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan :
1) Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan.
Bentuk kegiatan ini berupa tersedianya sarana produksi pertanian/perkebunan
dalam kegiatan DAK. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 966.675.000,-,
terealisasi Rp. 642.018.000,- (66,42%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja
kegiatan mencapai 100%.
2) Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan.
Bentuk kegiatan ini berupa terlaksananya pengembangan bibit unggul
pertanian/perkebunan. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 58.426.250,-,
terealisasi Rp. 58.426.250,- (100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja
kegiatan mencapai 100%.

Dari hasil perhitungan pengukuran kinerja di atas diperoleh nilai capaian rata-rata
program sebesar antara 80 % sampai dengan 100 % sehingga termasuk kategori sangat

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 251


berhasil.

c. Permasalahan dan Solusi


Sekalipun pencapaian program dan kegiatan bidang kehutanan masuk dalam
kategori sangat berhasil, namun dalam pelaksanaan ditemui beberapa permasalahan dan
hambatan/kendala baik teknis maupun non teknis serta internal maupun eksternal. Secara
umum permasalahan yang dihadapi dan solusi yang harus ditempuh antara lain :
1) Kondisi musim yang tidak menentu
Akibat curah hujan yang tidak menentu pada musim penghujan selama tahun 2009 dan
musim kemarau jauh labih lama dibandingkan dengan musim hujan menjadi pemicu
ketidakberdayaan hutan (negara dan rakyat) yang ada saat ini sebagai penyangga
keberlangsungan hidrologi di Kabupaten Gunungkidul. Kekeringan masih terjadi dan
berulang setiap tahunnya pada daerah-daerah tertentu, namun jumlahnya dari tahun ke
tahun semakin berkurang. Sebetulnya potensi sumber air bawah tanah di Kabupaten
Gunungkidul cukup melimpah, namun karena letaknya yang jauh di bawah permukaan
tanah menyebabkan biaya eksploitasi dan distribusinya sangat mahal sehingga belum
bisa termanfaatkan secara optimal.
2) Kemampuan teknis sumber daya manusia yang ada masih belum
mencukupi untuk mengemban tanggung jawab tugas pokok dan fungsi.
Peningkatan sumber daya manusia merupakan prioritas utama untuk meningkatkan
kemampuan teknis personil Dinas Kehutanan dan Perkebunan dengan
mengikutsertakan ke berbagai bentuk pelatihan yang ada baik yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat.
3) Kelembagaan kelompok tani sebagian besar belum mantap.
Kelompok tani sebagai forum organisasi dan komunikasi petani kehutanan dan
perkebunan sebagian besar perlu ditingkatkan. Keterbatasan pendidikan dan minimnya
kemampuan manajemen merupakan penyebab lemahnya keberadaan kelompok tani
sebagai stake holders sehingga ke depan diperlukan pembinaan dan bimbingan secara
intensif dan terus menerus dari petugas lapangan untuk meningkatkan kemampuannya
dengan demikian diharapkan kebijakan-kebijakan Dinas dapat segera direspon dengan
baik dan benar oleh kelompok tani kehutanan dan perkebunan.
4) Terbatasnya pengetahuan, ketrampilan dan permodalan sebagian besar
petani.
Sebagai pelaku utama pembangunan, kemampuan, ketrampilan dan ketersediaan
modal pada petani akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan program,
apabila faktor-faktor tersebut kondisnya serba terbatas sehingga akan menjadi
hambatan bagi keberhasilan program tersebut.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 252


5) Produktivitas hasil produksi kehutanan dan hasil produksi komoditas
perkebunan masih relatif rendah.
* Sebagian besar tanaman kehutanan dan komoditas perkebunan
produktivitasnya di bawah rata-rata.
* Pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku petani belum dapat mendukung
usaha tani produktif, berdaya saing, dan berwawasan konservasi.
* Petani dan kelompok tani cenderung menjual dalam bentuk produk
primer, tidak dalam bentuk produk olahan sehingga nilai tambah tidak
dinikmati petani produsen.
* Terbatasnya sarana dan prasarana serta teknologi pengolahan hasil
untuk mendukung produk yang berkualitas dan berdaya saing.
* Terbatasnya kemitraan usaha petani produsen dengan swasta / investor.
* Maraknya penebangan kayu yang tidak terkendali, sehingga
mengganggu keseimbangan lingkungan.
* Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap usaha
konservasi, flora dan fauna langka.
6) Kualitas hasil (khususnya perkebunan) masih kurang kompetitif jika
bersaing dengan daerah lain.
Berbagai komoditas perkebunan kualitasnya masih kurang kompetitif dibandingkan
komoditas sejenis dari daerah lain. Hal ini disebabkan karena pengelolaannya
terutama pasca panen belum dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga biaya
produksinya lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan lemahnya daya saing hasil-
hasil perkebunan Kabupaten Gunungkidul terhadap daerah lain.
7) Sarana dan prasarana yang belum memadahi untuk mendukung operasional
tugas dinas
Terbatasnya gedung dan ruang perkantoran serta sarana dan prasarana kantor apabila
dibandingkan dengan Sumber Daya Manusia dan kebutuhan operasional tugas dinas
masih sangat kurang memadai. Untuk itu perlu segera tertangani agar pelaksanaan
tugas Dinas bisa berjalan dengan lancar.

4. BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


a. Program dan Kegiatan

Urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral merupakan salah
satu urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten
Gunungkidul dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan
Pertambangan. Sebagai bagian dari unit kerja, urusan bidang energi dan sumber daya

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 253


mineral dilaksanakan oleh satu SKPD yang mengampu ketugasan urusan wajib bidang
koperasi dan usaha kecil dan menengah serta urusan pilihan bidang industri dan
bidang perdagangan.
Tujuan pembangunan bidang energi dan sumber daya mineral yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009 adalah :
1) Meningkatkan pengelolaan dan pengusahaan pertambangan bahan
galian, air tanah, geologi tata lingkungan dan energi.
2) Mengembangkan, menyesuaikan, dan menyusun perangkat regulasi
pertambangan umum, air bawah tanah, geologi tata lingkungan dan
Energi
3) Mewujudkan peningkatan kualitas manajemen dan penyelenggaraan
pelayanan publik.
4) Memelihara dan meningkatkan konstribusi pertambangan bahan galian
dan air tanah bagi penerimaan daerah dengan mempertimbangkan
prinsip konservasinya.
5) Meningkatkan pengusahaan pertambangan bahan galian dan air tanah
yang berwawasan lingkungan, keselamatan an kesehatan kerja,
konservasi dan pengembangan masyarakat.
6) Meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan energi baru terbarukan
7) Meningkatkan pengembangan ketenaglistrikan daerah.
Dengan sasaran pembangunan bidang energi dan sumber daya mineral adalah :
1) Tertingkatkannya pengelolaan dan pengusahaan pertambangan bahan galian, air tanah,
geologi tata lingkungan dan energi.
2) Terpenuhinya pengembangan, penyesuaian, dan penyusunan perangkat regulasi
pertambangan umum, air bawah tanah, geologi tata lingkungan dan Energi
3) Terwujudnya peningkatan kualitas manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik.
4) Tertingkatnya konstribusi pertambangan bahan galian dan air tanah bagi penerimaan
daerah dengan mempertimbangkan prinsip konservasinya.
5) Tertingkatnya pengusahaan pertambangan bahan galian dan air tanah yang
berwawasan lingkungan, keselamatan an kesehatan kerja, konservasi dan
pengembangan masyarakat.
6) Tertingkatnya pemanfaatan dan pengembangan energi baru terbarukan
7) Tertingkatnya pengembangan ketenaglistrikan daerah.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, dilaksanakan 4 program yang
dijabarkan dalam 8 kegiatan. Adapun program dan kegiatan selengkapnya sebagai berikut:
a. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 254


Lingkungan, dengan kegiatan :
1) Pengawasan penertiban kegiatan pertambangan rakyat.
b. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, dengan kegiatan–
kegiatan :
1) Penyusunan regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian golongan C.
2) Sosialisasi regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian golongan C.
3) Monitoring dan pengendalian kegiatan penambangan bahan galian C.
4) Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan penambangan galian C.
5) Koordinasi dan pengelolaan air bawah tanah.
c. Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan, dengan kegiatan:
1) Koordinasi dan pengelolaan minyak, gas, energi baru, dan terbarukan.
2) Pemantauan distribusi BBM.

b. Realisasi Program dan Kegiatan


Alokasi APBD untuk pembangunan bidang energi dan sumber daya mineral terdiri
atas belanja tidak langsung. Rp. 2.820.154.188,- terealisasi Rp. 2.646.866.154,- atau
sebesar 93,86% yang digunakan pula untuk membiayai belanja tidak langsung di bidang
koperasi dan usaha kecil menengah, bidang industri, dan bidang perdagangan. Sedangkan
belanja langsung di bidang energi dan sumber daya mineral sebesar Rp. 183.795.000,- dan
terealisasi Rp. 162.325.000,- atau sebesar 88,31%..

Sedangkan untuk pendapatan, bidang energi dan sumber daya mineral berhasil
menyumbang PAD sebesar Rp. 360.000,- dan tidak mencapai target yang ditetapkan
sebesar Rp. 850.000,- (42,35%). Penghasilan ini bersumber dari Retribusi Iuran Tetap
Pertambangan dari target Rp. 550.000,- terealisasi Rp. 360.000,- sedangkan Retribusi Ijin
Usaha Pertambangan Bahan Galian dan Retribusi Kuasa Pertambangan tidak
mendapatkan pemasukan karena tidak ada yang mengajukan ijin.
Dari pengukuran kinerja program yang dilaksanakan bidang energi dan sumber
daya mineral diperoleh hasil nilai capaian rata-rata sebagai berikut :
a. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak
Lingkungan, dengan kegiatan–kegiatan :
1) Pengawasan penertiban kegiatan pertambangan rakyat.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 16.895.000,- terealisasi sebesar
Rp. 16.462.500,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 97,44%. Output
kegiatan berupa terlaksananya penertiban kegiatan penambangan tanpa izin dan
terlaksananya koordinasi tentang penertiban penambangan tanpa izin dengan hasil
berkurangnya kegiatan penambangan tanpa izin. Realisasi tingkat capaian kinerja
kegiatan sebesar 100%.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 255


b. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, dengan kegiatan–
kegiatan :
1) Penyusunan regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian golongan C.
Alokasi anggaran dari APBD ditetapkan sebesar Rp. 14.110.000,- terealisasi
sebesar Rp. 14.110.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 100%.
Output kegiatan terlaksananya penyusunan draft Raperda tentang usaha
pertambangan bahan galian. Hasil kegiatan berupa tersedianya draft Raperda tentang
usaha pertambangan bahan galian. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
sebesar 100%.
2) Sosialisasi regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian golongan C.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 17.800.000,- terealisasi sebesar
Rp.,- 14.710.000 atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 82,64%. Output
kegiatan adalah tersosialisasinya regulasi bidang pertambangan bagi pelaku kegiatan
usaha pertambangan dan pengelolaan kawasan karst.. Hasil kegiatan berupa meningkatnya
pemahaman tentang regulasi bidang pertambangan dan pengelolaan kawasan karst.
Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
3) Monitoring dan pengendalian kegiatan penambangan bahan galian C.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 10.315.000,- terealisasi sebesar
Rp.,- 10.145.000 atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 98,35%. Output
kegiatan adalah terlaksananya monitoring dan pengawasan kegiatan usaha
pertambangan. Hasil kegiatan berupa meningkatnya ketertiban tentang perijinan dan
pengelolaan lokasi tambang. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar
100%.
4) Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan penambangan galian C.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 22.855.000,- terealisasi sebesar
Rp.,- 19.823.000 atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 86,73%. Output
kegiatan adalah terlaksananya pembinaan bagi penambang rakyat. Hasil kegiatan
berupa meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan para penambang rakyat tentang
perijinan perencanaan teknik tambang, reklamasi, K3 dan manajemen pemasaran.
Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
5) Koordinasi pengelolaan air bawah tanah.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 28.545.000,- terealisasi sebesar
Rp. 27.886.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 97,69%. Output
kegiatan adalah terkoordinasinya pengelolaan air bawah tanah di Kab.
Gunungkidul dan terinventarisirnya pemanfaatan air bawah tanah dengan sumur
bor. Hasil kegiatan terkoordinasinya pengelolaan air bawah tanah di Kab.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 256


Gunungkidul terdatanya pemanfaatan air bawah tanah dengan sumur bor. Realisasi
tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
c. Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan, dengan kegiatan-
kegiatan :
1) Koordinasi dan pengelolaan minyak, gas, energi baru, dan terbarukan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 52.575.000,- terealisasi sebesar
Rp. 40.755.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 77,52%. Output
kegiatan adalah tersosialisasinya diversifikasi energi bagi industri,
tersosialisasinya pengembangan energi alternatif, dan ter-update-nya data base
energi. Hasil kegiatan berupa meningkatnya pengelolaan minyak, gas, energi baru
dan terbarukan Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
2) Pemantauan distribusi BBM.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 20.700.000,- terealisasi sebesar
Rp. 18.433.500,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 89,05%. Output
kegiatan adalah terlaksananya pemantauan distribusi dan konversi BBM di Kab.
Gunungkidul dengan hasil kegiatan berupa terpantaunya distribusi dan konversi
BBM di Kab. Gunungkidul. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar
100%.

Dengan menggunakan skala pengukuran kinerja ordinal, capaian kinerja bidang


energi dan sumber daya mineral di Kabupaten Gunungkidul termasuk dalam kategori
sangat berhasil dengan capaian kinerja kegiatan 96,97%.

c. Permasalahan dan Solusi


Walaupun program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul dalam bidang energi dan sumber daya mineral menunjukkan capaian yang
sangat berhasil, akan tetapi harus diakui ada beberapa permasalahan dan kendala yang
dihadapi antara lain :
1) Sehubungan keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidup, maka usaha pertambangan bahan galian golongan C
sebagai sumber pendapatan utama.
2) Kurangnya kesadaran dan wawasan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
pelestarian kawasan karst.
3) Masih ditemukannya kegiatan pertambangan rakyat yang belum berijin.
4) Minimnya pengetahuan masyarakat berkaitan dengan regulasi mengenai kegiatan
penambangan bahan galian C dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
penambangan bahan galian C
5) Pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak berwawasan lingkungan.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 257


6) Minat investor menanamkan modal masih kurang.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang, maka
diupayakan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Meningkatkan penyuluhan dan pendidikan teknik penambangan kepada
pengusaha tambang.
2) Meningkatkan pengawasan penertiban kegiatan pertambangan rakyat.
3) Meningkatkan sosialisasi regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan
galian C serta pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan penambangan
bahan galian C
4) Meningkatkan koordinasi dan pengelolaan air bawah tanah; koordinasi dan
pengelolaan minyak, gas, energi baru dan terbarukan; serta pemantauan
distribusi BBM.
5) Meningkatkan anggaran pada bidang-bidang yang programnya masih
memerlukan dukungan pembiayaan dan prioritas.

5. BIDANG PARIWISATA
a. Program dan Kegiatan
Urusan pemerintahan bidang pariwisata merupakan salah satu urusan pilihan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Gunungkidul mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga pemerintah
daerah di bidang pariwisata dan kebudayaan.
Pembangunan pariwisata yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul diarahkan untuk mewujudkan Pariwisata yang Berbudaya, Maju,
Berkembang Mendukung Terwujudnya Masyarakat Sejahtera.
Dalam rencana pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan ditetapkan
beberapa sasaran sebagai berikut:
1) Mewujudkan tersedianya sarana dan prasarana obyek wisata umum dan kepuasan
wisatawan dengan ditandai meningkatnya kunjungan wisatawan.
2) Mengupayakan pelaku wisata dan pengelola pelayanan yang lebih baik, serta
terjadinya koordinasi stakeholder kepariwisataan.
3) Ketepatan dalam memilih sasaran promosi kepariwisataan
4) Terbinanya kelompok seni budaya
5) Terdatanya dan terpeliharanya benda-benda cagar budaya
6) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pada kawasan obyek dan
jalur wisata.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 258


Sebagai tindakan nyata Pemerintah Kabupaten dalam membangun dan
mengembangkan bidang pariwisata, telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan
selama tahun 2009 yang terdiri atas :
a. Program Pengembangan dan Pemasaran
Promosi Wisata, dengan kegiatan-kegiatan :
1) Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran
pariwisata.
2) Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata.
3) Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri.
b. Program Pengembangan dan Pengelolaan
Obyek Wisata, dengan kegiatan-kegiatan :
1) Pengembangan obyek periwisata unggulan.
2) Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata.
3) Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan.
c. Program Pengembangan Kemitraan, dengan
kegiatan-kegiatan :
1) Pengembangan sumber daya manusia di bidang kebudayaan dan
pariwisata.
2) Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang
pariwisata.
3) Monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

b. Realisasi Program dan Kegiatan


Secara keseluruhan, tingkat capaian target program dan kegiatan pembangunan
bidang pariwisata tahun 2009 baik, dengan rata – rata sebesar 114,46% sedangkan untuk
pencapaian target PAD diperoleh sebesar 125,75%. Kegiatan bidang pariwisata sampai
dengan akhir Tahun Anggaran 2009 dalam memberikan pelayanan publik tidak terlepas
adanya beberapa kendala yang terkait dengan lintas sektoral maupun dikarenakan adanya
keterbatasan internal dinas teknis sebagai pelaksanana pembangunan bidang
kepariwisataan serta fenomena alam yang tidak dapat diduga.

Pada tahun 2009 bidang pariwisata dapat menyumbang PAD sebesar


Rp. 1.634.734.330,- Ini berarti melampau dari target yang ditetapkan semula sebesar
Rp. 1.299.999.472,- atau pencapaian realisasi sebesar 125,75%. Kontribusi PAD dari
bidang pariwisata berasal dari :
- Retribusi Jasa Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 259


Dari target pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp. 37.800.000,-,- diperoleh capaian
pendapatan sebesar Rp. 36.300.000,- (96,03%).
- Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Untuk Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga ditargetkan memperoleh pendapatan
sebesar Rp. 1.259.649.472,- diperoleh pendapatan sebesar Rp. 1.634.734.330,- atau
melampaui target (125,75%)
- Retribusi Ijin Usaha Pariwisata
Dari target yang diinginkan sebesar Rp. 2.550.000,- diperoleh pendapatan sebesar
Rp. 1.475.000,- atau 57,84%. Target yang tidak tercapai kemungkinan disebabkan
iklim investasi/kondisi perekonomian yang kurang kondusif, sehingga perkembangan
usaha di bidang kepariwisataan kurang berkembang.

Pelaksanaan program dan kegiatan bidang pariwisata selama tahun 2009 sebagai
berikut :
a. Program Pengembangan dan Pemasaran
Promosi Wisata, dengan kegiatan-kegiatan:
1) Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran
pariwisata.
Alokasi anggaran dalam APBD ditetapkan sebesar Rp. 112.130.000,- terealisasi
sebesar Rp. 90.530.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 80,74%.
Kegiatan ini berupa upaya lebih memperkenalkan potensi obyek dan daya tarik
wisata yang ada di Kabupaten Gunungkidul dengan berbagai media promosi
seperti media cetak, elektronik serta pembuatan dokumentasi dan VCD seni
budaya. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
2) Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 97.590.000,- terealisasi sebesar
Rp. 83.450.000,- atau 85,51%. Kegiatan ini berupa terlaksananya promosi potensi
wisata Kabupaten Gunungkidul dengan mengikuti Java Promo, travel dialog, dan
pelayanan Familirization . Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar
100%.
3) Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 77.290.500,- terealisasi sebesar
Rp. 72.870.000,- atau 94,28%. Kegiatan ini berupa pameran yang diikuti Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul antara lain di Kabupaten
Gunungkidul, Provinsi Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Bali. Realisasi tingkat
capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata,

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 260


dengan kegiatan-kegiatan :
1) Pengembangan obyek periwisata unggulan.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 31.975.000,- terealisasi sebesar
Rp. 29.975.000,- atau 92,73%. Kegiatan ini berupa intensifikasi PAD,
pemantauan kebersihan obyek wisata, pembinaan SDM serta pengembangan
obyek wisata.
2) Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 29.500.000,- terealisasi sebesar
Rp. 29.233.500,- atau 99,10%. Kegiatan ini berupa pemeliharaan sarana prasarana
obyek wisata, pembuatan papan informasi obyek wisata.
3) Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 290.200.000,- terealisasi sebesar
Rp. 289.895.000,- atau 99,89%. Kegiatan ini berupa penyelenggaraan atraksi
wisata dan pentas seni di obyek wisata untuk mendongkrak kunjungan wisata.
Kesenian yang ditampilkan kesenian modern dan kesenian tradisional sebanyak 40
paket.
c. Program Pengembangan Kemitraan, dengan
kegiatan-kegiatan :
1) Pengembangan sumber daya manusia di bidang kebudayaan dan pariwisata.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.13.900.000,- terealisasi sebesar
Rp. 11.860.000,- atau 85,32%. Kegiatan ini berupa pengembangan potensi diri
bagi pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul agar
memiliki kinerja yang baik dalam bekerja.
2) Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 7.750.000,- terealisasi sebesar
Rp. 7.630.000,- atau 98,45%. Kegiatan ini berupa pembinaan kepada para pelaku
wisata seperti pengelola penginapan, restoran/warung makan, dan pemandu
wisata.
3) Monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 3.650.000,- terealisasi sebesar
Rp. .650.000,- atau 100%. Kegiatan ini berupa terlaksananya monitoring,
evaluasi, dan penyusunan laporan.

c. Permasalahan dan Solusi


Dalam rangka kegiatan di bidang pariwisata, sampai dengan akhir Tahun

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 261


Anggaran 2009 tidak terlepas adanya beberapa kendala yang terkait dengan lintas sektoral
maupun dikarenakan adanya keterbatasan internal serta fenomena alam yang tidak dapat
diduga.
Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan kepariwisataan
Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut:
1) Pemasaran dan promosi wisata dirasa masih lemah dan terkendala tiadanya sarana
promosi yang memenuhi syarat dan mengikuti perkembangan teknologi baik SDM
maupun perangkat/ peralatannya, sehingga berpengaruh terhadap efektivitas promosi.
2) Kondisi obyek wisata pantai sebagai obyek wisata andalan, sebagian besar sama yaitu
belum terkendalinya pertumbuhan bangunan liar yang tidak sesuai dengan tata ruang
yang ada serta mengganggu kenyamanan wisatawan.
3) Masih terbatasnya fasilitas obyek wisata yang belum memadai antara lain: areal
parkir, tempat ibadah, MCK dan kios cinderamata/cinderarasa serta terbatasnya
jaringan listrik dan sarana komunikasi.

Upaya mengatasi permasalahan, dengan menggerakkan sarana serta sumber daya


manusia yang ada dengan seoptimal mungkin dan meningkatkan koordinasi dengan stake
holder dan dinas instansi terkait. Di samping itu juga mengefektifkan promosi dan
menjalin kerja sama (komitmen) dengan pelaku wisata baik lokal maupun luar daerah.
Selain itu upaya pengembangan obyek wisata unggulan lainnya yang sangat potensial di
Kabupaten Gunungkidul juga diupayakan pada arah pengembangan, seperti geowisata
karst, wisata bahari, desa wisata, dan wisata tirta.

6. BIDANG INDUSTRI
Urusan pemerintahan bidang industri merupakan salah satu urusan pilihan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan oleh
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertambangan. Bidang industri
merupakan salah satu bidang yang menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten
Gunungkidul karena berkaitan erat dengan upaya penciptaan kesempatan kerja melalui
pengembangan industri kecil dan menengah, peningkatan kemampuan teknologi industri,
dan pengembangan sentra industri potensial.
Penyelenggara urusan pilihan bidang industri yang dilaksanakan oleh Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertambangan dengan program dan kegiatan
sebagai berikut :
a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, dengan kegiatan-kegiatan :
1) Fasilitasi bagi industri kecil mikro dalam pemanfaatan sumber daya.
2) Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 262


industri.
3) Pemberian kemudahan izin usaha industri kecil dan menengah.
b. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri dengan kegiatan:
1) Pembinaan kemampuan teknologi industri.

a. Realisasi Program dan Kegiatan


Alokasi APBD untuk pembangunan bidang industri terdiri atas belanja tidak
langsung. Rp. 2.820.154.188,- terealisasi Rp. 2.646.866.154,- atau sebesar 93,86% yang
digunakan pula untuk membiayai belanja tidak langsung di bidang koperasi dan usaha
kecil menengah dan bidang perdagangan. Sedangkan belanja langsung di bidang industri
sebesar Rp. 308.680.000,- dan terealisasi Rp. 301.316.000,- atau sebesar 97,61%..
Alokasi dana sebagaimana tersebut di atas digunakan untuk melaksanakan
program/kegiatan yang secara umum dapat dilaksanakan dengan capaian rata– rata baik..
Adapun pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2009 adalah sebagai berikut :
a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, dengan kegiatan-kegiatan :
1) Fasilitasi bagi industri kecil mikro dalam pemanfaatan sumber daya.
Alokasi anggaran dalam APBD ditetapkan sebesar Rp. 102.650.000,- terealisasi
sebesar Rp. 102.520.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 99,87%.
Output kegiatan berupa terlaksananya pelatihan kayu, pande besi, makanan olahan,
bordir, pelatihan pengolahan jarak, dan
gelar produk.
Hasil kegiatan berupa meningkatnya ketrampilan pengrajin kayu, pande besi,
makanan olahan,bordir, meningkatnya kualitas dan kuantitas produk yang dijual.
Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
2) Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster
industri.
Alokasi anggaran dalam APBD ditetapkan sebesar Rp. 102.275.000,- terealisasi
sebesar Rp. 95.494.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 93,37%.
Output kegiatan berupa terlaksananya pendampingan dan pembinaan dengan
sistem klaster meliputi identifikasi, pengelolaan usaha, peningkatan kualitas,
teknik pemasaran, packing dan workshop serta terlaksananya magang Hasil
kegiatan berupa meningkatnya pengrajin secara terkoordinasi dan kompeten.
Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
3) Pemberian kemudahan izin usaha industri kecil dan menengah.
Alokasi anggaran dalam APBD ditetapkan sebesar Rp. 1.500.000,- terealisasi
sebesar Rp. 1.500.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 100%.
Output kegiatan berupa terprosesnya rekomendasi TDI/IUI. Hasil kegiatan berupa

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 263


penerbitan TDI/IUI. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
b. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri dengan kegiatan:
1) Pembinaan kemampuan teknologi industri.
Alokasi anggaran dalam APBD ditetapkan sebesar Rp. 102.255.000,- terealisasi
sebesar Rp. 101.802.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 99,56%.
Output kegiatan berupa terlaksananya diklat peningkatan kualitas dan finishing
produk, desain produk, dan penganekaragaman produk. Hasil kegiatan berupa
meningkatnya kualitas , desain jenis produk dan bertambahnya akses pasar serta
ketrampilan pengrajin meningkat. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
sebesar 100%.

Dengan menggunakan skala pengukuran kinerja ordinal, capaian kinerja bidang


industri di Kabupaten Gunungkidul termasuk dalam kategori sangat berhasil dengan
capaian kinerja kegiatan 96,97%.

c. Permasalahan dan Solusi


Secara umum, program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul dalam bidang industri menunjukkan capaian yang berhasil.
Namun ditemui pula berbagai permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan
antara lain :
1) Pangsa pasar produk daerah Kabupaten Gunungkidul masih terbatas.
2) Terbatasnya pengetahuan pengrajin/pengusaha mengenai potensi pasar
produk daerah, masih rendahnya daya saing, serta manajemen pengelolaan
usaha juga masih terbatas.
3) Faktor kesadaran pelaku usaha kaitannya dengan legalitas usaha bidang
perdagangan masih rendah.
4) Belum tergalinya seluruh potensi sebagai sumber PAD.
5) Pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak berwawasan lingkungan.
6) Adanya pengaruh musim terhadap ketersediaan bahan baku
7) Belum tersedianya infrastruktur yang memadai
8) Minat investor menanamkan modalnya masih kurang
Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang, maka
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pembinaan secara berkelanjutan dan memfasilitasi informasi peluang dan
perluasan akses pasar.
2) Meningkatkan pelatihan manajemen kewirausahaan dan pengembangan
konsultasi bisnis bagi pedagang.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 264


3) Pelatihan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas baik dari segi
manajerial maupun desain dan pengemasan pengrajin industri kecil dan
menengah.
4) Memfasilitasi secara lebih luas bagi partisipasi dalam kegiatan
promosi/pameran lokal dan nasional.
5) Pemberian kemudahan izin usaha industri kecil dan menengah.
6) Meningkatkan keikutsertaan personil/pegawai pada pendidikan dan latihan
fungsional.
7) Meningkatkan anggaran dari APBD pada sektor-sektor yang programnya
merupakan prioritas dan masih memerlukan dukungan pembiyaan.
8) Meningkatkan monitoring dan pemantauan secara lebih intensif kepada para
peminjam dana penguatan modal.

7. BIDANG PERDAGANGAN
1. Program dan Kegiatan
Urusan pemerintahan bidang perdagangan merupakan salah satu urusan pilihan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan
oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertambangan dan Kantor
Pengelolaan Pasar. Bidang perdagangan merupakan salah satu bidang yang menjadi
prioritas pembangunan di Kabupaten Gunungkidul karena berkaitan erat dengan upaya
peningkatan pertumbuhan dan pengembangan dunia usaha dengan mengoptimalkan
sumber daya yang ada, dan peningkatan akses pemasaran produk baik di dalam
maupun ke luar negeri melalui pengembangan ekspor.
Dengan menggali segenap potensi perekonomian yang ada, penyelenggaraan
program dan kegiatan bidang perdagangan bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kualitas manajeman dan penyelenggaraan pelayanan
publik. Dengan sasaran meningkatkan kinerja aparatur, penyediaan
data potensi daerah, dan pelaksanaan program kerja secara terpadu
dalam rangka pelayanan pada masyarakat.
2) Meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan dunia usaha dengan
mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada dengan sasaran :
a. Terpantaunya peredaran dan harga barang kebutuhan pokok.
b. Tercapainya pertumbuhan ekspor.
c. Tercapainya peningkatan PAD.
d. Tercapainya peningkatan pemasaran lokal dan distribusi
barang/produk daerah.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 265


e. Terpantaunya perkembangan harga bahan pokok dan barang
penting serta peredaran barang/jasa.
f. Terwujudnya peningkatan kesadaran dan ketertiban pedagang
kaki lima dan pedagang asongan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan usahanya.
g. Terwujudnya peningkatan kualitas produk, daya saing, akses,
dan pangsa pasar produk IKM.
h. Terwujudnya pengembangan usaha IKM yang berorientasi
pada pemanfaatan potensi lokal.
i. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan kesempatan
usaha dan lapangan kerja.
j. Terlayani urusan masyarakat di bidang usaha dengan lancar,
tertib, efisien, dan transparan.
k. Tumbuh dan berkembangnya kelompok usaha yang berorentasi
pada kemandirian usaha
l. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia pelaku usaha

Penyelenggara urusan pilihan bidang perdagangan yang dilaksanakan oleh Dinas


Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertambangan dengan program dan kegiatan
sebagai berikut :
a. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, dengan kegiatan:
1) Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa.
b. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, dengan kegiatan:
1) Pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negeri.
c. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, dengan kegiatan:
1) Penyempurnaan perangkat peraturan, kebijakan, dan pelaksanaan operasional.

Penyelenggara urusan pilihan bidang perdagangan yang lain dilaksanakan oleh


Kantor Pengelolaan Pasar dengan program dan kegiatan sebagai berikut :
a. Program Pengembangan dan Pembinaan Pedagang dengan kegiatan:
1) Pembinaan pedagang pasar.
b. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan
kegiatan:
1) Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah.
c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan dengan
kegiatan:
1) Pembangunan sarana dan prasarana pasar kecamatan/perdesaan produksi hasil
pertanian/perkebunan.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 266


d. Program Peningkatan Pemasaran Produksi Peternakan dengan kegiatan:
1) Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan.

3. Realisasi Program dan Kegiatan


Alokasi APBD untuk pembangunan bidang perdagangan sebesar
Rp. 308.680.000,- dan terealisasi Rp. 301.316.000,- atau sebesar 97,61%.. Sedangkan
untuk realisasi Pendapatan Asli Daerah tercapai sebesar Rp 167.640.000,- (96,51%) dari
target yang ditetapkan Rp 173.700.000,-. Obyek PAD berasal dari :
a. Retribusi ijin HO dari target Rp. 150.000.000,- realisasi penerimaan
sejumlah Rp.141.465.000,- atau sebesar 94,31 %.
b. Retribusi Wajib Daftar Perusahaan dari target Rp. 10.000.000,- realisasinya
Rp.12.375.000,- atau sebesar 140,25 %.
c. Retribusi SIUP dari target Rp. 10.000.000,- realisasinya Rp.10.415.000,-
atau sebesar 104,15 %.
d. Retribusi Tanda Daftar Industri dari target Rp.3.000.000,- realisasinya
Rp.3.025.000,- atau sebesar 100,83 %.
e. Retribusi Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian :
• Ijin Usaha Pertambangan dari
target Rp. 150.000,- realisasi
penerimaan sejumlah Rp. 0,- atau
sebesar 0 %.
• Kuasa Pertambangan dari target
Rp. 150.000,- realisasi
penerimaan sejumlah Rp.
0,- atau sebesar 0 %.
• Iuran Tetap Pertambangan dari
target Rp. 550.000,- realisasi
penerimaan sejumlah
Rp.360.000,- atau sebesar 65,45
%.

Kantor Pengelolaan Pasar mendapatkan anggaran dari APBD Kabupaten


Gunungkidul sebesar Rp. 4.054.240.980,09,-. Anggaran tersebut untuk kegiatan belanja
tidak langsung dan belanja langsung dengan rincian :
- Belanja tidak langsung : Rp. 2.343.080.980,09
- Belanja langsung : Rp. 1.711.160.000,-
Pengelolaan pendapatan yang menjadi beban dan tanggung jawab Kantor
Pengelolaan Pasar Kabupaten Gunungkidul dengan target Rp. 999.826.700,- terealisasi

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 267


Rp. 1.098.742.537,50,- atau persentase tingkat pencapaiannya melebihi dari target sebesar
109,89%.
Alokasi dana sebagaimana tersebut di atas digunakan untuk melaksanakan
program/kegiatan yang secara umum dapat dilaksanakan dengan capaian rata– rata baik..
Adapun pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2009 adalah sebagai berikut :
a. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, dengan kegiatan:
1) Fasilitasi pengembangan usaha kecil menengah.
Alokasi anggaran dalam APBD ditetapkan sebesar Rp. 19.500.000,- terealisasi
sebesar Rp. 19.500.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 100%.
Output kegiatan berupa terlaksananya kegiatan pengawasan barang dan jasa dengan
hasil berupa meningkatnya pemantauan/pengawasan peredaran barang dan jasa.
Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
b. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, dengan kegiatan:
1) Pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negeri
Alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 130.765.000,- terealisasi sebesar
Rp. 128.283.208,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 98,10%. Output
kegiatan berupa terlaksananya kegiatan informasi peluang pasar perdagangan Luar
Negeri (pameran 5 kali) dengan hasil berupa meningkatnya pengusaha/pengrajin
yang mengikuti promosi/pameran. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan
sebesar 100%.
c. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, dengan kegiatan:
1) Penyempurnaan perangkat peraturan, kebijakan dan pelaksanaan Operasional
Alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 15.600.000,- terealisasi sebesar
Rp. 15.445.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 99,01%. Output
kegiatan berupa terlaksananya kegiatan penyusunan revisi perda perijinan dengan
hasil berupa tersusunnya draft raperda tentang perijinan (HO, SIUP dan TDP dan
TDI). Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
2) Fasilitasi kemudahan perijinan pengembangan usaha.
Alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 10.800.000,- terealisasi sebesar
Rp. 10.790.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 99,91%. Output
kegiatan berupa terlaksananya fasilitasi kemudahan perijinan pengembangan usaha
dengan hasil berupa meningkatnya kepemilikan perijinan untuk pengembangan
usaha. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

Sedangkan pelaksanaan program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kantor


Pengelolaan Pasar sebagai berikut :
a. Program Pengembangan dan Pembinaan Pedagang dengan kegiatan:
1) Pembinaan pedagang pasar.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 71.430.000,- terealisasi sebesar

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 268


Rp. 71.020.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 99,96% dengan
tingkat capaian kinerja kegiatan 100%.
Kegiatan berupa pelaksanaan pembinaan pedagang pasar dijadwalkan di sembilan
pasar pada 9 ( sembilan ) Kemantren Pasar.
Dengan adanya program yang berkesinambungan ini diharapkan pemahaman
pedagang terhadap peraturan perundangan yang berlaku semakin meningkat,
sehingga pedagang sebagai mitra kerja Pemerintah khususnya Kantor Pengelolaan
Pasar lebih memahami akan hak yang harus diperoleh dan kewajiban yang harus
dipenuhi.
Khusus kegiatan penataan pedagang pasar untuk tahun 2009 difokuskan untuk 4
(empat) kemantren pasar yaitu Kemantren Pasar Semanu-Karangmojo, Playen,
Rongkop, dan Wonosari.
b. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan
kegiatan:
1) Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 134.060.000,- terealisasi sebesar
Rp. 128.130.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 95,58% dengan
tingkat capaian kinerja kegiatan 100%.
Kegiatan ini merupakan upaya intensifikasi PAD melalui pelaksanaan kegiatan
operasional ke lapangan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kinerja petugas
lapangan dalam menjalankan tugas pemungutan retribusi, sistem, dan
mekanismenya. Kegiatan tersebut dilaksanakan di pasar-pasar pada hari-hari
pasaran dan koordinasi/review PAD secara rutin setiap bulan dengan koordinator
Kemantren Pasar.
Kegiatan ini dapat berjalan dengan baik terbukti dengan pendapatan retribusi pasar
bisa mencapai Rp. 1.098.742.537,50,- atau melebihi dari target yang ditetapkan
sebesar Rp. 999.826.700,- (109,89%).
d. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan dengan
kegiatan :
1) Pembangunan sarana dan prasarana pasar
kecamatan/perdesaan produksi hasil
pertanian/perkebunan.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 633.390.000,- terealisasi Rp. 623.865.000,-
(98,50%) dengan tingkat capaian kinerja kegiatan 100%.
Kegiatan ini dapat terealisasi dengan baik dengan pencapaian efisiensi anggaran
sebesar Rp. 9.525.000,-. Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain :

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 269


a) Rehabilitasi Pasar Munggi Semanu yang terdiri
dari kios ukuran 3 x 4 m2 sebanyak 11 unit,
dilaksanakan oleh PB. Sido Mulyo dengan
anggaran Rp. 138.729.000,-
b) Pemeliharaan rutin Pasar Argosari Wonosari,
yang terdiri dari pekerjaan pasang atap
polycarbonat sebanyak 170 m2, perbaikan pintu
folding gate sebanyak 4 unit, dan talang
aluminium rangka pipa sepanjang dengan
anggaran Rp. 49.415.000,- yang dilaksanakan
oleh PB. Tetanen.
c) Rehabilitasi Pasar Karangijo, dengan rincian
pekerjaan rehabilitasi kios pasar 13 unit dengan
ukuran 3X4m, pasang conblock dengan luas 375
m2, dengan anggaran Rp. 105.472.000,- yang
dilaksanakan oleh PB. Kusuma Jaya Putra.
d) Rehabilitasi Pasar Semin, dengan rincian
pekerjaan rehabilitasi los pasar 1 unit yang
dilaksanakan oleh PB. Wijaya dan anggaran
Rp. 104.000.000,-
e) Rehabilitasi Pasar Munggi Semanu, dengan
rincian pekerjaan rehab tempat sampah ukuran
3x4 m dan pemasangan conblock seluas 160 m2
oleh CV. Elsa Nurega dengan anggaran Rp.
49.684.000,-
f) Rehabilitasi Pasar Tengeran Gedangrejo
Karangmojo, dengan rincian pekerjaan
rehabilitasi KM/WC sebanyak 3 unit, conblok
seluas 145 m2 dengan anggaran Rp.
29.931.000,- yang dilaksanakan oleh PB.
Kusuma Jaya Putra
g) Rehabilitasi Pasar Ngalang Gedangsari, dengan
pekerjaan pembuatan kantor ukuran 3x4 m
dengan anggaran Rp. 31.688.000,- yang

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 270


dilaksanakan oleh PB. Tetanen.
h) Rehabilitasi Pasar Hewan Ngawu Playen, dengan
rincian pekerjaan pemasangan conblock seluas
245 m2 dan pembuatan jalan masuk ke tempat
sampah sepanjang 26 m dengan anggaran Rp.
39.434.000,- yang dilaksanakan oleh PB. Tunas
Karya Sejahtera.
e. Program Peningkatan Pemasaran Produksi Peternakan dengan kegiatan:
1) Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil
peternakan.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 442.940.000,- terealisasi Rp. 442.516.125.,-
(99,90%) dengan tingkat capaian kinerja kegiatan 100%.
Kegiatan ini dapat terealisasi dengan baik dengan pencapaian efisiensi anggaran
sebesar Rp. 423.875,-. Kegiatan yang telah dilaksanakan berupa relokasi Pasar
Hewan Siyonoharjo Playen (Lanjutan) yang terdiri dari pembuatan cancangan
lembu sebanyak 19 unit dan cancangan kambing 14 unit yang dilaksanakan oleh
PB. Wijaya .

Dengan menggunakan skala pengukuran kinerja ordinal, capaian kinerja bidang


perdagangan di Kabupaten Gunungkidul termasuk dalam kategori sangat berhasil dengan
capaian kinerja kegiatan 96,97%.

c. Permasalahan dan Solusi


Secara umum, program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Kabupaten Gunungkidul dalam bidang perdagangan menunjukkan capaian yang sangat
berhasil. Namun ditemui pula berbagai permasalahan dalam pelaksanaan program dan
kegiatan antara lain :
1) Masih ditemukannya peredaran barang kemasan produk makanan dan
minuman yang telah kadaluwarsa.
2) Pangsa pasar produk daerah Kabupaten Gunungkidul masih terbatas.
3) Terbatasnya pengetahuan pengrajin/pengusaha mengenai potensi pasar produk
daerah, masih rendahnya daya saing, serta manajemen pengelolaan usaha juga
masih terbatas.
4) Faktor kesadaran pelaku usaha kaitannya dengan legalitas usaha bidang
perdagangan masih rendah.
5) Terbatasnya sarana dan prasarana pasar yang ada, sehingga belum memenuhi
kriteria sebagai pasar tradisional yang bersih dan sehat.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 271


6) Bertambahnya ritel-ritel modern di beberapa kota kecamatan berpengaruh
terhadap perkembangan pasar tradisional.
7) Kesadaran pedagang pasar dalam menata dagangan dan menjaga kebersihan
pasar kurang terjaga, sehingga berpengaruh terhadap kenyamanan konsumen
di pasar tradisional
8) Belum tergalinya seluruh potensi sebagai sumber PAD.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang, maka
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pelatihan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas baik dari segi
manajerial maupun desain dan pengemasan pengrajin industri kecil dan
menengah.
2) Pembinaan secara berkelanjutan dan memfasilitasi informasi peluang dan
perluasan akses pasar.
3) Meningkatkan pelatihan manajemen kewirausahaan dan pengembangan
konsultasi bisnis bagi pedagang.
4) Memfasilitasi secara lebih luas bagi partisipasi dalam kegiatan
promosi/pameran lokal dan nasional.
5) Meningkatkan pelatihan manajemen dan administrasi usaha UKM,
pengembangan pasar bagi pengelola koperasi.
6) Mengembangkan, membangun, dan merehabilitasi fasilitas pasar yang
memadai sebagai bentuk peningkatan pelayanan terhadap masyarakat
pengguna jasa.
7) Melaksanakan pembinaan pedagang pasar.
8) Melaksanakn penataan pedagang pasar
9) Melaksanakan intensifikasi pendapatan dari retribusi pasar.

8. BIDANG KETRANSMIGRASIAN
a. Program dan Kegiatan
Urusan pemerintahan bidang ketransmigrasian merupakan salah satu urusan
pilihan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten Gunungkidul
dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi. Sebagaimana
tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD Kabupaten Gunungkidul
Tahun Anggaran 2009, bidang ketransmigrasian merupakan salah satu bidang yang
menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten Gunungkidul karena melalui program
transmigrasi lokal dan transmigrasi regional mampu memberikan kesempatan kerja
kepada warga masyarakat. .

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 272


Pembangunan transmigrasi berdasarkan Undang–Undang No 15 tahun 1997
tentang Penyelenggaraan Transmigrasi menyebutkan bahwa penyelenggaraan
transmigrasi dilaksanakan sebagai usaha untuk lebih meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pemerataan pembangunan daerah, dan memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa melalui penyebaran penduduk yang seimbang dengan daya dukung
alam dan daya tampung lingkungan serta nilai budaya dan adat istiadat masyarakat.
Berbagai progam dan kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2009 adalah
sebagai berikut :
i.Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi yang
dijabarkan melalui kegiatan-kegiatan :
1) Penguatan sdm pemerintah daerah dan masyarakat transmigrasi di kawasan
transmigrasi di perbatasan.
2) Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor dalam
rangka pengembangan kawasan.
3) Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk
memenuhi kebutuhan SDM.

b. Realisasi Progam dan Kegiatan


Alokasi dari APBD untuk pembangunan bidang ketransmigrasian di Kabupaten
Gunungkidul tergabung menjadi satu dengan pelaksanaan urusan wajib Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul yang lain yaitu bidang ketenagakerjaan. Bidang ketransmigrasian
memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 397.357.500,- dengan realisasi sebesar
Rp 338.070.433 atau 85,08%.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam bidang ketransmigrasian dikategorikan berhasil
berdasarkan pengukuran kinerja dan pengukuran sasaran. Tingkat capaian rata-ratanya
untuk semua kegiatan melalui indikator output dan indikator outcomes yaitu 89,13%.
Program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik, efektif dan efisien.
Sebagai gambaran lengkap, pelaksanaan program dan kegiatan dalam bidang
ketransmigrasian yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupapaten Gunungkidul pada
Tahun 2009 sebagai berikut :
a. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
1) Penguatan sdm pemerintah daerah dan masyarakat transmigrasi di
kawasan transmigrasi di perbatasan.
Kegiatan ini betujuan untuk memberikan pelatihan bagi calon transmigran.
Masukan kegiatan ini adalah dana sebesar Rp. 35.257.500,-. Anggaran terealisir
5,84%. Persentase Keluaran 0% dengan tidak terlaksananya kegiatan ini.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 273


Persentase Hasil 0% dengan tidak terlaksananya kegiatan ini. Berdasarkan hasil
pengukuran evaluasi, kegiatan ini tidak dilaksanakan dikarenakan tidak munculnya
beaya akomodasi untuk pelatihan calon transmigran di DPA pada kegiatan ini.
2) Peningkatan Kerjasama Antar Wilayah, Antar Pelaku dan Antar Sektor
Dalam Rangka Pengembangan Kawasan
Kegiatan ini betujuan untuk melaksanakan kegiatan koordinasi dan kerjasama
antar daerah. Masukan kegiatan ini adalah dana sebesar Rp. 43.880.000,-.
Anggaran terealisir 79,78%. Persentase Keluaran 100% dengan terselenggaranya
koordinasi dan kerjasama antar daerah. Persentase Hasil 100% dengan
peningkatan informasi untuk berkoordinasi dan bekerjasama. Berdasarkan hasil
pengukuran evaluasi, kegiatan ini sangat efektif dan efisien.
3) Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan Transmigrasi
Untuk Memenuhi Kebutuhan SDM
Kegiatan ini betujuan untuk terlaksananya fasilitasi perpindahan dan penempatan
transmigrasi. Masukan kegiatan ini berupa dana Rp. 318.220.000,-. Anggaran
terealisir 94,59%. Persentase Keluaran 97,14% dengan terfasilitasinya
perpindahan dan penempatan transmigrasi. Persentase Hasil 97,14% tentang
peningkatan kesejahteraan bagi transmigran. Berdasarkan hasil pengukuran
evaluasi, kegiatan ini sangat efektif dan efisien.
Penyelenggaraan transmigrasi Ring III tahun 2009 dengan daerah tujuan dan
jumlah KK/jiwa sebagai berikut :
Rekapitulasi pemberangkatan transmigran Kabupaten Gunungkidul tahun 2009

Dari
No Tanggal Daerah Tujuan Jenis Trans
Kecamatan
TU TSM
K Jiw K Jiw
K a K a
1 2-11-2009 UPT. Serat Ayon, - Gedangsari 5 18 - -
Sambas, kalimantan
barat

2 8-11-2009 UPT. Ds. Puncak, - Palyen 1 4 - -


Gorontalo, Sulawesi - Nglipar 2 8 - -

3 11-112009 UPT. Sungai Gelam, - Wonosari - - 2 8


Muara Jambi, Jambi - Gedangsari - - 1 3
- Patuk - - 2 18
4 18-11-009 UPT. Sei Radak II, - Saptosari 2 9 - -
Kuburaya,Kalaimanta - Tanjungsari 2 4 - -
n Barat - Wonosari 1 2 - -
- Playen 4 13 - -

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 274


Dari
No Tanggal Daerah Tujuan Jenis Trans
Kecamatan
TU TSM
K Jiw K Jiw
K a K a
1 2-11-2009 UPT. Serat Ayon, - Gedangsari 5 18 - -
Sambas, kalimantan
barat

2 8-11-2009 UPT. Ds. Puncak, - Palyen 1 4 - -


Gorontalo, Sulawesi - Nglipar 2 8 - -

- Ponjong 1 4 - -

5 20-11-009 UPT Sawahan, Barito - Playen 3 9 - -


Kuala, Kalimantan - Saptosari 1 2 - -
Selatan - Paliyan 1 4 - -
6 20-11-009 UPT Jejangkit, Barito - Wonosari 1 2 - -
Kuala, Kalimantan - Patuk 3 9 - -
Selatan - Tepus 1 3 - -

7 1-12-2009 UPT Sungai -Gedangsari 1 3 - -


Rambutan SP2 ,Ogan - Patuk 2 7 - -
Ilir,Sumatera Selatan - Wonosari 1 3 - -
- Karangmojo 1 4 - -
8 1-12-2009 UPT Jatisari, - Gedangsari - - 2 7
Banyuasin,Sumatera - Playen - - 2 6
Selatan - Plaiyan - - 1 2

9 2-12-2009 UPT Tanah -Patuk - - 5 18


Abang,Ogan
Ilir,Sumatera Selatan

10 3-12-2009 UPT Lubuk - Panggang 1 4 - -


Talang,Muko,Muko, - Playen 4 13 - -
Bengkulu - Patuk 3 10 - -
- Ponjong 2 6 - -
11 11-12-009 UPT Bandung - Patuk - - 2 9
Marga, Rejang
Lebong, Bengkulu
12. 17-12-009 UPT Tanah Abang, - Patuk - - 5 19
Ogan Ilir,Sumatera
Selatan

13 26-12-009 UPT,DS.Koko - Playen 1 4 - -


Buko,Buol,Sulawesi - Wonosari 1 3 - -
Tengah - Saptosari 1 3 - -
Jumlah 46 151 22 79
Jumlah Total 68 KK 230 Jiwa

c. Permasalahan dan Solusi


Meskipun telah berhasil melaksanakan program dan kegiatan dengan kriteria

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 275


sangat berhasil, akan tetapi dalam bidang ketransmigrasian masih terdapat beberapa
permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Di satu sisi minat masyarakat
untuk mengikuti program transmigrasi dengan semangat memperbaiki kehidupan ekonomi
masih relatif rendah, namun di sisi lain kuota transmigran di daerah tujuan transmigrasi
juga terbatas. Sehingga ketika secara kuantitas calon transmigran terpenuhi, belum
dibarengi dengan kuota yang tersedia di daerah tujuan transmigrasi. Semestinya
keberhasilan para transmigran secara ekonomi mampu menjadi daya tarik warga
masyarakat untuk mengikuti jejak para transmigran sukses. Selain itu terbatasnya sarana
dan prasarana permukiman dan sarana pendukung di lokasi transmigrasi.
Upaya yang harus ditempuh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk mengatasi
permasalahan di bidang ketransmigrasian antara lain :
1) Memanfaatkan sarana prasarana, sumber daya manusia dan dana yang ada di bidang
ketransmigrasian secara optimal untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan
kebijakan, program dan kegiatan yang ada.
2) Peningkatan kerjasama antar daerah dalam rangka mobilisasi penduduk.
3) Pemberian bekal ketrampilan di bidang pertanian, perikanan, peternakan, usaha kecil
dan menengah sebagai bekal bagi bagi para calon transmigran.
4) Peningkatan kerjasama dengan stakeholder yang bergerak di bidang ketransmigrasian
guna mengarah kepada peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
5) Peningkatan metode, cara dan strategis yang cepat dan tepat dalam peningkatan
kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Gunungkidul Tahun 2009 276

You might also like