You are on page 1of 3

Eter adalah suatu senyawa yang mengandung satu gugus R—O—R', dimana R= alkil.

Satu contoh tipikal adalah satu pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-
CH2-CH3).

[sunting] Struktur Serupa


Eter tidak boleh disamakan dengan kelas-kelas sejenis berikut yang mempunyai stuktur
serupa - R-O-R.

 Sejenis aromatik seperti furan di mana oksigen adalah sebahagian daripada sistem
aromatik.
 Seperti dimana satu daripada atom-atom karbon bersebelahan dengan oksigen
adalah terikat dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:
o Esters R-C(=O)-O-R
o Asetals R-CH(-O-R)-O-R
o Aminals R-CH(-NH-R)-O-R
o Anhidridas R-C(=O)-O-C(=O)-R

Eter dapat dipisahkan sempurna dari suatu campuran melalui destilasi dimana titik didih
eter 34,5 derajat Celcius,dan bila diuapkan tanpa destilasi,eter sulit untuk terpisah
sempurna.(Stanley H. Pine).

[sunting] Eter Primer, Sekunder dan Tertier


Bentuk perkataan "eter primer", "Eter sekunder", dan "eter tertiar (peringkat ketiga) "
adalah penggunaan bermusim dan merujuk kepada atom karbon bersebelahan dengan
oksigen eter . Dalam eter primer karbon ini dikaitkan hanya kepada karbon lain seperti
dalam dietil eter CH3-CH2-O-CH2-CH3. salah Satu contoh eter sekunder adalah
diisopropil eter (CH3)2CH-O-CH(CH3)2 dan contoh ether tertiar adalah di-tert-butil eter
(CH3)3C-O-C(CH3)3.

Eter sekunder (diisopropil eter) Eter tertiar (di-tert-butil eter)


Dimetil eter, satu eter primer, satu sekunder dan satu tertiar.

Dietil eter, yang juga dikenal sebagai eter dan etoksi etana, adalah cairan mudah
terbakar yang jernih, tak berwarna, dan bertitik didih rendah serta berbau khas. Anggota
paling umum dari kelompok campuran kimiawi yang secara umum dikenal sebagai eter
ini merupakan sebuah isomernya butanol. Berformula CH3-CH2-O-CH2-CH3, dietil eter
digunakan sebagai pelarut biasa dan telah digunakan sebagai anestesi umum. Eter dapat
dilarutkan dengan menghemat di dalam air (6.9 g/100 mL).
Dietil eter merupakan sebuah pelarut laboratorium yang umum dan memiliki kelarutan
terbatas di dalam air, sehingga sering digunakan untuk ekstrasi cair-cair. Karena kurang
rapat bila dibandingkan dengan air, lapisa eter biasanya berada paling atas. Sebagai salah
satu pelarut umum untuk reaksi Grignard, dan untuk sebagian besar reaksi yang lain
melibatkan berbagai reagen organologam, Dietil eter sangat penting sebagai salah satu
pelarut dalam produksi plastik selulosa sebagai selulosa asetat.[4] Dietil eter memiliki
angka setana yang tinggi, 85 sampai 96, digunakan sebagai salah satu cairan awal untuk
mesin diesel dan bensin[5] karena keatsiriannya yang tinggi dan temperatur autosulutan.

Sebagian besar dietil eter diproduksi sebagai produk sampingannya fase-uap hidrasinya
etilena untuk menghasilkan etanol. Proses ini menggunakan dukungan solid katalis asam
fosfat dan bisa disesuaikan untuk menghasilkan eter lebih banyak lagi.[4] Fase-uap
dehidrasinya etanol pada sejumlah katalis alumina bisa menghasilkan dietil eter sampai
95%[9] .

Dietil eter bisa dipersiapkan di dalam labolatorium dan pada sebuah skala industri oleh
sintesis eter asam. Etanol dicampur dengan asam yang kuat, biasanya asam sulfat, H2SO4.
Disosiasi asam menghasilkan ion hidrogen, H+. Sebuah ion hidrogen memprotonasi atom
oksigen elektronegatifnya etanol, memberikan muatan positif ke molekul etanol:

CH3CH2OH + H+ → CH3CH2OH2+

Sebuah atom oksigen nukleofilnya etanol tak terprotonasi mengsubsitusi molekul air
(elektrofil), menghasilkan air, sebuah ion hidrogen dan dietil eter.

CH3CH2OH2+ + CH3CH2OH → H2O + H+ + CH3CH2OCH2CH3

Reaksi ini harus berlangsung pada suhu yang lebih rendah dari 150°C agar tidak
menghasilkan sebuah produk eliminasi (etilena). Pada temperatur yang lebih tinggi,
etanol akan terdehidrasi untuk membentuk etilena. Reaki menghasilkan dietil eter adalah
kebalikannya, sehingga pada akhir reaksi akan tercapai kesetimbangan antara reaktan
dengan produk. Untuk menghasilkan eter yang bagus maka eter harus disuling dari
campuran reaksi sebelum eter kembali menjadi etanol, dengan memanfaatkan prinsip Le
Chatelier .

Reaksi lainnya yang bisa digunakan untuk mempersiapkan eter adalah sintesis eter
Williamson, dimana sebuah alkoksida (yang dihasilkan dengan
memisahkan/menguraikan sebuah logam alkali di dalam alkohol) melakukan substitusi
nukleofilik di sebuah alkil halida (haloalkana).

5. Keselamatan

Dietil eter cenderung membentuk peroksida, dan bisa menghasilkan ledakan dietil eter
peroksida. Eter peroksida bertitik didih lebih tinggi dan saat berada dalam keadaan kering
bersifat mudah meledak ketika disentuh. Dietil eter biasanya disuplai dengan beberapa
jumlah kelumitnya antioksidan hidroksitoulena berbutil (2,6-di-tert-butyl-4-
methylphenol), yang mengurangi pembentukan peroksida. Penyimpanan NaOH
mengendapkan eter hidroperoksida tingkat menengah. Air dan peroksida bisa dihilangkan
baik dengan penyulingan dari natrium dan benzofenon, atau dengan melewatkannya
melalui sekolom alumina teraktivasi.[10]
Eter merupakan salah satu bahan yang amat mudah terbakar. Kobaran api terbuka dan
bahkan piranti pemanas yang menggunakan listrik sebaiknya dihindari saat sedang
menggunakan eter karena eter mudah tersulut oleh kobaran maupun percikan api. Praktek
yang paling umum dalam labolatorium kimia adalah menggunakan uap (dengan begitu
membatasi suhu sampai 100°C (212°F) saat eter harus dipanaskan atau disuling

You might also like