Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk Indonesia pada 2019 bisa mencapai atau menyentuh angka 300
juta jiwa, jika pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) tidak berjalan dengan baik.
"Tanpa KB jelas 10 tahun mendatang penduduk Indonesia akan mencapai 300 juta," kata
Direktur Kelangsungan Hidup Ibu Bayi dan Anak (Kahiba) BKKBN Pusat, Wicaksono pada
Penduduk Indonesia sekarang saja sudah mencapai 250 juta, diperkirakan 10 tahun
mendapatang akan bertambah sebanyak 50 juta, karena setiap tahun sebanyak lima juta bayi
lahir di Indonesia. Menurut dia, kini kalangan pemimpin bangsa Indonesia sangat prihatin atas
bakal terjadinya ledakan penduduk kedua yang sangat memberatkan Indonesia dengan
Namun, memiliki keturunan dalam jumlah tidak terkendali, dapat menjadi ancaman terbesar
Perspektif seperti itu relevan untuk situasi dan kelangsungan eksistensi manusia
Indonesia, yang lebih makmur, lebih sejahtera. Terutama berkaitan dengan tingkat
bahwa laju pertambahan penduduk di Indonesia sangat cepat dan terus meningkat. Apabila
tidak ada intervensi pemerintah dengan meningkatkan program keluarga berencana (KB),
Ini fenomena yang tidak boleh dianggap enteng. BKKBN menghitung, bila setiap
tahun ada setengah persen saja pasangan usia subur tidak menjalankan program pengendalian
jumlah anak, diperkirakan pada 2015 jumlah warga negeri ini akan mencapai 300 juta jiwa.
Angka itu jauh lebih mengkhawatirkan dari angka pertambahan penduduk yang
menurut perhitungan pemerintah masih ‘aman’ untuk kondisi Indonesia. Aman dalam konteks
rasio pertumbuhan ekonomi berbanding jumlah per kapita, aman pula dari perspektif
Karena itu, upaya BKKBN untuk mengendalikan laju pertumbuhan populasi ini harus
didukung. Kalau tidak, negeri ini akan menghadapi baby booming yang tidak perlu dan tidak
tepat saatnya.
Situasi ini secara paralel akan membuat peningkatan kesejahteraan rakyat kian sulit
tercapai. Kemiskinan pun akan kian sulit diberantas. Karena itu, mata rantai sebab akibat ini
harus diputus.
baru. Pemerintah pernah berhasil mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan hasil sangat
memuaskan. Pada saat yang sama swasembada pangan pun pernah berhasil dicapai, sehingga
mencukupi kebutuhan.
Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak perlu ragu dan malu untuk
belajar dan mengulang kisah sukses pemerintahan Orde Baru. Bila perlu, lakukan saja dengan
cara yang sama dengan program yang sesuai dengan situasi yang ada saat ini.
Pemerintah daerah dan masyarakat pun harus mendukung program ini. Pemimpin
daerah yang tak becus mengendalikan laju pertumbuhan penduduk adalah cermin tiadanya
bereproduksi tidak terbatas; tetapi kapasitas bumi dan seisinya untuk menghidupi manusia
baru semakin menurun. Karena itu, mengendalikan reproduksi menjadi sebuah keniscayaan.
Menurut Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah seperti deret
ukur (1, 2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah produksi makanan adalah bagaikan
deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal ini tentu saja akan sangat mengkhawatirkan di masa
dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah
angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang
tinggi.
penduduk:
1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup
samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan
dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan
mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk
4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan Hal ini untuk mengimbangi
jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap
A. KESIMPULAN
bereproduksi tidak terbatas; tetapi kapasitas bumi dan seisinya untuk menghidupi manusia
baru semakin menurun. Karena itu, mengendalikan reproduksi menjadi sebuah keniscayaan.
Menurut Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah seperti deret
ukur (1, 2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah produksi makanan adalah bagaikan
deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal ini tentu saja akan sangat mengkhawatirkan di masa
B. SARAN
1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam
suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat
pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol,
maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga
berencana.
rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan
laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak
DAFTAR PUSTAKA
B.S. Taneko, 1984, Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan ,
Jakarta: Rajawali Press.
Mahmud Thoha. 2002. Globalisasi, Krisis Ekonomi, dan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan.
Jakarta: Pustaka Quantum.