You are on page 1of 8

BAB I

LATAR BELAKANG

Jumlah penduduk Indonesia pada 2019 bisa mencapai atau menyentuh angka 300

juta jiwa, jika pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) tidak berjalan dengan baik.

"Tanpa KB jelas 10 tahun mendatang penduduk Indonesia akan mencapai 300 juta," kata

Direktur Kelangsungan Hidup Ibu Bayi dan Anak (Kahiba) BKKBN Pusat, Wicaksono pada

acara peringatan Harganas ke-16 Provinsi Bengkulu di Kabupaten Kepahiang, Provinsi

Bengkulu, Sabtu (8/8).

Penduduk Indonesia sekarang saja sudah mencapai 250 juta, diperkirakan 10 tahun

mendapatang akan bertambah sebanyak 50 juta, karena setiap tahun sebanyak lima juta bayi

lahir di Indonesia. Menurut dia, kini kalangan pemimpin bangsa Indonesia sangat prihatin atas

bakal terjadinya ledakan penduduk kedua yang sangat memberatkan Indonesia dengan

tingkat kemiskinan penduduk masih tinggi.


BAB II
RUMUSAN MASALAH

MEMILIKI keturunan adalah bagian tidak terpisahkan dari eksistensi manusia.

Namun, memiliki keturunan dalam jumlah tidak terkendali, dapat menjadi ancaman terbesar

bagi kelangsungan eksistensi itu sendiri.

Perspektif seperti itu relevan untuk situasi dan kelangsungan eksistensi manusia

Indonesia, yang lebih makmur, lebih sejahtera. Terutama berkaitan dengan tingkat

pertumbuhan penduduk yang kian lama kian mengkhawatirkan.

Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan,

bahwa laju pertambahan penduduk di Indonesia sangat cepat dan terus meningkat. Apabila

tidak ada intervensi pemerintah dengan meningkatkan program keluarga berencana (KB),

ledakan penduduk niscaya tidak bisa dikendalikan lagi.


BAB III
LEDAKAN PENDUDUK

Ini fenomena yang tidak boleh dianggap enteng. BKKBN menghitung, bila setiap

tahun ada setengah persen saja pasangan usia subur tidak menjalankan program pengendalian

jumlah anak, diperkirakan pada 2015 jumlah warga negeri ini akan mencapai 300 juta jiwa.

Angka itu jauh lebih mengkhawatirkan dari angka pertambahan penduduk yang

menurut perhitungan pemerintah masih ‘aman’ untuk kondisi Indonesia. Aman dalam konteks

rasio pertumbuhan ekonomi berbanding jumlah per kapita, aman pula dari perspektif

pencapaian tujuan pembangunan untuk mengangkat rakyat dari kubangan kemiskinan.

Karena itu, upaya BKKBN untuk mengendalikan laju pertumbuhan populasi ini harus

didukung. Kalau tidak, negeri ini akan menghadapi baby booming yang tidak perlu dan tidak

tepat saatnya.

Situasi ini secara paralel akan membuat peningkatan kesejahteraan rakyat kian sulit

tercapai. Kemiskinan pun akan kian sulit diberantas. Karena itu, mata rantai sebab akibat ini

harus diputus.

Bagi pemerintah, khususnya BKKBN, mengatasi ledakan penduduk bukanlah soal

baru. Pemerintah pernah berhasil mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan hasil sangat

memuaskan. Pada saat yang sama swasembada pangan pun pernah berhasil dicapai, sehingga

tercapailah keseimbangan antara tingkat pertumbuhan populasi dan kemampuan untuk

mencukupi kebutuhan.
Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak perlu ragu dan malu untuk

belajar dan mengulang kisah sukses pemerintahan Orde Baru. Bila perlu, lakukan saja dengan

cara yang sama dengan program yang sesuai dengan situasi yang ada saat ini.

Pemerintah daerah dan masyarakat pun harus mendukung program ini. Pemimpin

daerah yang tak becus mengendalikan laju pertumbuhan penduduk adalah cermin tiadanya

visi membangun masa depan bangsa.

Seluruh masyarakat juga harus punya kesadaran bahwa kemampuan manusia

bereproduksi tidak terbatas; tetapi kapasitas bumi dan seisinya untuk menghidupi manusia

baru semakin menurun. Karena itu, mengendalikan reproduksi menjadi sebuah keniscayaan.

Untuk menjaga kelangsungan eksistensi dan peradaban manusia.

Menurut Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah seperti deret

ukur (1, 2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah produksi makanan adalah bagaikan

deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal ini tentu saja akan sangat mengkhawatirkan di masa

depan di mana kita akan kerurangan stok bahan makanan.

- Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :

1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak

dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah

angka kelahiran.

2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang

tinggi.

- Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah

penduduk:
1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup

masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di

samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan

merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.

2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan Dengan semakin sadar akan

dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan

masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.

3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi Dengan menyebar

penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan

mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk

dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan Hal ini untuk mengimbangi

jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap

daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan

dengan daerah lainnya.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Seluruh masyarakat juga harus punya kesadaran bahwa kemampuan manusia

bereproduksi tidak terbatas; tetapi kapasitas bumi dan seisinya untuk menghidupi manusia

baru semakin menurun. Karena itu, mengendalikan reproduksi menjadi sebuah keniscayaan.

Untuk menjaga kelangsungan eksistensi dan peradaban manusia.

Menurut Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah seperti deret

ukur (1, 2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah produksi makanan adalah bagaikan

deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal ini tentu saja akan sangat mengkhawatirkan di masa

depan di mana kita akan kerurangan stok bahan makanan.

B. SARAN

- Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :

1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam

suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.

2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.

- Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :

1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja

Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan

banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat
pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.

2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan

Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol,

maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga

berencana.

3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi

Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk

rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah

penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan

Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan

laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak

ketergantungan dengan daerah lainnya.


BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1990, Ensiklopedi Indonesia. Seri Geografi Indonesia, Jakarta: Intermasa.

B.S. Taneko, 1984, Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan ,
Jakarta: Rajawali Press.

J.J. Nasikun. 1992. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

Koentjayaningrat. 1982. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:


Djambatan.

Mahmud Thoha. 2002. Globalisasi, Krisis Ekonomi, dan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan.
Jakarta: Pustaka Quantum.

Soerjani. 1987. Lingkungan, Sumber Daya Alam dan Kependudukan


dalam
Pembangunan. Jakarta: UI Press.

You might also like