You are on page 1of 23

1

A. Judul : Penerapan Model Quantum Learning Menggunakan


Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa
Pada SMA Negeri 1 Banda Aceh

B. Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

perubahan yang terjadi. Menurut Hamalik (2008:2), “Sesuai dengan UUD I No. 2

Tahun 1989, Bab I, pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau

latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”.

Dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan

di bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik dalam

pembinaan sumber daya insani. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat

perhatian dari pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan khususnya.

Proses pendidikan khususnya di Indonesia selalu mengalami suatu

penyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil

pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola

pendidikan untuk memperoleh kualitas pendidikan dalam upaya mencapai tujuan

pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan kurikulum khususnya . Menurut

Hamalik (2008:6), “Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh

suatu program studi, bidang studi dan suatu mata ajaran, yang disusun

berdasarkan tujuan institusional”.

Salah satu pelajaran yang merujuk pada tujuan kurikulum adalah

pelajaran fisika. Kurikulum Fisika menyediakan berbagai pengalaman belajar


2

untuk memahami konsep dan proses sains. Pemahaman ini bermanfaat bagi

siswa agar dapat:

1. menanggapi isu lokal, nasional, kawasan, dunia, sosial, ekonomi,


lingkungan dan etika
2. menilai secara kritis perkembangan dalam bidang sains dan teknologi
serta dampaknya
3. memberi sumbangan terhadap kelangsungan perkembangan sains dan
teknologi dan
4. memilih karir yang tepat. Oleh karena itu, kurikulum ini lebih menekankan
agar siswa menjadi pebelajar aktif dan luwes.
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

SMA negeri 1 Banda Aceh adalah salah satu SMA yang melakukan

kegiatan pembelajaran fisika. SMA ini melakukan pembelajaran fisika

sebagaimana SMA lainnya. Berdasarkan hasil observasi penulis selama PPL guru

di sekolah tersebut menerapkan model pembelajaran yang masih berpusat pada

guru, sehingga membuat siswa pasif dan bosan dalam mengikuti proses belajar

fisika. Guru-guru fisika sudah mengetahui tentang model-model pembelajaran,

tetapi mereka jarang menerapkannya. Alasannya membutuhkan waktu untuk

mempersiapkan perangkat pembelajaran, terbatasnya kemampuan mereka sendiri

tentang cara melaksanakannya di kelas dan terbatasnya fasilitas yang dimiliki

sekolah.

Disamping itu prestasi siswa dalam bidang fisika sangat rendah, hal ini di

buktikan dengan rendahnya nilai siswa setiap mengikuti ulangan pada materi-

materi fisika. Dari hasil ulangan rata-rata hanya ± 10 orang siswa yang tuntas

sehingga guru fisika harus melakukan remedial. Selain itu minat belajar siswa

pada pembelajaran fisika sangat rendah, hal ini bisa dipantau dari setiap tugas

yang diberikan guru fisika hanya sebagian kecil dari siswa yang mau
3

mengerjakan tugas. Setiap pembelajaran fisika banyak siswa yang minta izin

dengan berbagai alasan untuk tidak mengikuti pelajaran. Siswa juga cendrung

menganggap pelajaran fisika sebagai salah satu pelajaran yang penuh dengan

hafalan-hafalan rumus tanpa memahami kaitannya .Hal ini seperti yang dikatakan

oleh Slamet (1995:35 ), “ Bahwa kesulitan kesulitan yang di alami siswa antara

lain kesulitan membaca suatu kalimat atau istilah, kesulitan dalam angka,

kesulitan dalam mengerti konsep fisika dan kesulitan dalam menggunakan rumus

fisika”.

Permasalahan yang dikemukakan tersebut dapat diatasi dengan

membenahi dan peningkatan profesional guru yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini guru harus menguasai materi yang

diajarkan dengan memiliki keterampilan dan teknik-teknik tertentu selama proses

belajar mengajar fisika. Kenyataan menunjukkan bahwa strategi pembelajaran

sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hamalik (2008:3), “Pemilihan dan penggunaan satu metode dan teknik

pendekatan ditentukan oleh tujuan pelajaran yang hendak dicapai dan materi yang

hendak diajarkan”.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan

pemahaman siswa adalah dengan menerapkan model quantum learning

menggunakan metode inkuiri. Model ini diduga dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa. Dengan menerapkan model quantum learning siswa dapat belajar

dengan lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan bebas dalam

menemukan berbagai pangalaman baru dalam belajarnya. Dalam interaksi ini guru
4

berperan sebagai penggerak atau pembimbing siswa, sedangkan siswa berperan

sebagai penerima atau yang dibimbing. Selain itu perpaduannya dengan metode

inkuiri dapat membuat siswa mengembangkan potensinya secara optimal

sebagaimana yang dinyatakan oleh Gulo (2002:84), “Strategi inkuiri berarti suatu

rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis logis dan analitis

sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya

diri”.

Oleh karena itu dengan menerapkan model quantum learning

menggunakan metode inkuiri diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dalam

mengikuti proses belajar mengajar fisika. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin

meneliti dengan judul Penerapan Model Quantum Learning Menggunakan

Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Pada

SMA Negeri 1 Banda Aceh.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah

a. Apakah penerapan model quantum learning dengan menggunakan metode

inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X3 di SMA Negeri 1

Banda Aceh pada konsep listrik dinamis?

b. Bagaimanakah interaksi belajar siswa di dalam kelas selama kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan model quantum learning dengan


5

menggunakan metode inkuiri?

c. Bagaimana pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model quantum

learning dengan menggunakan metode inkuiri?

d. Bagaimana tanggapan siswa terhadap model quantum learning dengan

menggunakan metode inkuiri?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah

a. Untuk mengetahui ada/tidaknya peningkatan pemahaman fisika siswa pada

konsep listrik dinamis yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran

dengan menerapkan model quantum learning menggunakan metode inkuiri.

b. Untuk mengetahui interaksi siswa selama kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model quantum learning menggunakan metode inkuiri

berlangsung .

c. Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model

quantum learning dengan menggunakan metode inkuiri.

d. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menerapkan model quantum learning dengan menggunakan metode inkuiri

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah berkisar tentang penerapan

model quantum learning menggunakan metode inkuiri pada pokok bahasan listrik
6

dinamis pada SMA Negeri 1 Banda Aceh. Penelitian dilakukan pada kelas X3

dengan jumlah siswa 32 orang. Penelitian ini dilakukan pada semester genap

tahun ajaran 2009/2010. Pada pokok bahasan listrik dinamis. Jenis penelitian ini

adalah penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus.

F. Defenisi Operasional

Untuk mempermudah pemahaman isi karya tulis ini, maka didefinisikan

istilah-istilah penting yang menjadi pokok pembahasan utama dalam karya tulis

ini yaitu sebagai berikut:

Menurut Johar (2006:8), “Model pembelajaran merupakan suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran”. Model pembelajaran yang akan

dipakai dalam penelitian ini adalah model Quantum Learning.

Menurut (Porter dan Hernacki 2005: 16), “Model Quantum Learning

didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.

Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum

adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Atau sudah

biasa dikenal dengan E=mc². Tubuh kita secara materi di ibaratkan sebagai materi,

sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi,

hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Model pembelajaran ini

akan dikombinasikan dengan metode inkuiri.

Metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan


7

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis logis dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri Gulo(2002). Metode ini yang akan

digunakan dalam proses belajar mengajar.

Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan,

dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online). Peningkatan dalam

penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah

pembelajaran konsep listrik dinamis.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka nilai yang diberikan oleh guru (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online).

Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar siswa pada pelajaran fisika

kelas X3 SMA Negeri 1 Banda Aceh.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang digunakan

untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata

pelajaran fisika .

2. Bagi guru fisika, sebagai bahan pertimbangan guru dalam memilih

strategi pembelajaran yang inovatif agar pembelajaran fisika menjadi

lebih menarik.
8

3. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam menentukan kebijakan untuk

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.

4. Bagi peneliti, sebagai salah satu cara untuk mengembangkan diri menjadi

calon guru yang profesional.

H. Landasan Teoritis
a. Lahirnya Konsep Quantum Learning

Menurut Porter dan Hernacki (2005:15), “Quantum Learning adalah

seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis

untuk semua tipe orang dan segala usia”. Quantum Learning pertama kali

digunakan di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri,

keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang

menyenangkan.

Lebih lanjut (Porter dan Hernacki 2005: 16) menyatakan:

Quantum Learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang


mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi.
Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan
cahaya kuadrat sama dengan energi. Atau sudah biasa dikenal dengan
E=mc². Tubuh kita secara materi di ibaratkan sebagai materi, sebagai
pelajar tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi,
hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya.

Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov, seorang pendidik yang

berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai

“Suggestology” atau “Suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan

pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan

sugesti positif ataupun negatif, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk

memberikan sugesti positif yaitu mendudukan murid secara nyaman, memasang


9

musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan

media pembelajaran untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan

informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih.

Menurut De Porter dan Hernacki (2001:16), “Quantum Learning

menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP (Program

neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan metode kami sendiri. Termasuk

diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain

seperti:

1) Teori otak kanan atau kiri.

2) Teori otak 3 in 1.

3) Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinetik).

4) Teori kecerdasan ganda.

5) Pendidikan holistic (menyeluruh).

6) Belajar berdasarkan pengalaman.

7) Belajar dengan simbol (Metaphoric Learning).

8) Simulasi atau permainan.

Suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna apabila ada

interaksi antara siswa dan sumber belajar dengan materi, kondisi ruangan,

fasilitas, penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak monoton diantaranya

melalui penggunaan musik pengiring. Interaksi ini berupa keaktifan siswa dalam

mengikuti proses belajar.

Menurut De Porter dan Hernacki (2005: 12) dengan belajar menggunakan

Quantum Learning akan didapatkan berbagai manfaat yaitu:


10

1) Bersikap positif.
2) Meningkatkan motivasi.
3) Keterampilan belajar seumur hidup.
4) Kepercayaan diri.
5) Sukses atau hasil belajar yang meningkat.

b. Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran

Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran

melalui konsep Quantum Lerning dengan cara:

1) Kekuatan Ambak

Menurut (De Potter dan Hernacki 2001: 49), “Ambak adalah motivasi

yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu

keputusan”. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya

motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa

akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa

saja setelah mempelajari suatu materi.

2) Penataan lingkungan belajar

Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang

dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan

lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.

3) Memupuk sikap juara

Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar

siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian

pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh

siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini

siswa akan lebih dihargai.


11

4) Bebaskan gaya belajarnya

Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar

tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam Quantum Learning guru

hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah

terpaku pada satu gaya belajar saja.

5) Membiasakan mencatat

Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika sang

siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa

yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai

gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan

simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-

simbol tersebut dapat berupa tulisan.

6) Membiasakan membaca

Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan

membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah

wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan

siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.

7) Jadikan anak lebih kreatif

Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan

senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu

menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.


12

8) Melatih kekuatan memori anak

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak

perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik. Kekuatan materi

dapat dilatih dengan berbagai cara antara lain dengan mengulangi materi,

memperbanyak jeda ketika belajar dan membuat peta pikiran untuk pelajaran

c. Pengertian Metode Inkuiri

Ada beberapa pendapat tentang metode pembelajaran inkuiri, antara

lain: Surachman (1996:3) menyatakan bahwa, “Metode pembelajaran inkuiri

adalah suatu pola untuk membantu para siswa belajar merumuskan dan

menguji pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya”.

Menurut Sanjaya (2007:194), “Strategi pembelajaran inkuiri adalah

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis

dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari sutu masalah

yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya

jawab antara guru dan siswa”.

Gulo (2002:93) menyatakan bahwa:

Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh


potensi yang ada termasuk pengembangan emosional dan keterampilan
inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data menganalisis data dan
membuat kesimpulan

Senada dengan pendapat diatas Johar (2006:131) menyatakan bahwa,

“Inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya seperti


13

merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, mengumpulkan , menganalisa

data dan menarik kesimpulan”. Sedangkan menurut Sumantri (1999:164),

“Metode pembelajaran inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa

bantuan guru”.

Kajian lain (Nasution, 1992:128) menyatakan bahwa, “Metode

pembelajaran inkuiri adalah merupakan proses belajar yang memberikan

kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problema secara

sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian”. Berdasarkan

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah

suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa

secara optimal sehingga siswa mampu membangun pemahaman sendiri tentang

konsep yang dipelajarinya.

d. Proses Pembelajaran Dengan Metode Inkuiri

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi

dari tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sudjana dalam Trianto

(2007:142) ada lima tahapan yang ditempuh dalam pembelajaran inkuiri. Adapun

tahapan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

1. merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa


2. menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan hipotesis
3. mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab
hipotesis atau permasalahan
4. menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi
5. mengaplikasikan kesimpulan.
14

e. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Inkuiri

Adapun kelebihan metode inkuiri menurut Johar (2006 :135) adalah sebagai

berikut

a. Dapat membentuk dan mengembangakn self concept pada diri siswa,


sehingga anak dapat mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
c. Mendorong anak didik untuk bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap
objektif, jujur dan terbuka.
d. Mendorong anak didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri.
e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik
f. Situasi proses belajar menjadi lebih teransang
g. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu
h. Memberi kebebasan kepada anak didik untuk belajar sendiri
i. Dapat menghindarkan anak didik dari cara belajar tradisional.
j. Dapat memberikan waktu kepada anak didik secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Selain memiliki kelebihan, inkuiri juga memiliki kelemahan. Adapun

kelemahan metode inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Anak didik memerlukan waktu untuk berpikir dan memperoleh pengertian


tentang konsep.
b. Perlu adannya kesiapan mental pada diri anak didik.

I. Metode Penelitian
1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Banda Aceh. Jln Prof A.
Majid Ibrahim no. 7 Banda Aceh. Pengumpulan data dimulai pada bulan mei 2010
sampai dengan bulan juni 2010. Dengan jadwal penelitian sebagai berikut:
15

No Kegiatan Waktu
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Memperbaiki ü ü
proposal

2. Menyusun ü
bab I dan
bab II
3. Menyusun ü ü
bab III
beserta
perangkat
4. Melakukan ü ü ü ü
penelitian
5 Mengolah ü ü ü
data dan
menyusun
bab IV.
6. Menyusun ü
bab V

2. Subjek Dan Objek Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Banda

Aceh dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki

dan 20 arang perempuan. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah hasil

belajar fisika kelas X3 pada materi listrik dinamis melalui penerapan model

Quantum Learning menggunakan metode inkuiri.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Action Research).

Menurut tim PGMS (1999:6), “Penelitian tindakan kelas didefenisikan sebagai


16

suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan

untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemehaman terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran

tersebut dilakukan”. Maka untuk mencapai tujuan tersebut penelitian tindakan

kelas dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu rencana, tindakan observasi dan refleksi.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

persiapan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Adapun yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan meliputi :

1. Menentukan jumlah siklus pertemuan yaitu 3 kali tatap muka yang

terdiri dari satu sub pokok bahasan.

2. Menentukan kelas penelitian yaitu kelas X3

3. Menentukan materi yaitu pada pokok bahasan listrik dinamis.

4. Menyusun RPP sesuai dengan materi listrik dinamis yang dibagi

dalam 3 kali pertemuan.

5. Menyusun LKS model Quantum Learning menggunakan metode

inkuiri pada materi listrik dinamis.

6. Menyusun lembaran pengamatan aktivitas guru dan siswa dan

lembaran pengamatan pengelolaan kelas melalui penerapan model

Quantum Learning menggunakan metode inkuiri

7. Menyusun alat evaluasi berupa tes objektif.


17

b. Tahap Pelaksanaan

Sebelum melakukan tindakan-tindakan untuk siklus pertama, terlebih

dahulu dilakukan pre-test untuk mengetalui kemampuan awal siswa dan juga

memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana proses belajar mengajar

melalui penerapan model Quantum Learning menggunakan metode inkuiri.

Adapun prosedur penelitiannya terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi

dan refleksi.

Pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan RPP-1 tentang alat ukur

listrik dan rangkaian arus listrik searah dan disesuaikan dengan hasil pre-test.

Disamping itu, peneliti juga menyiapkan berbagai perangkat pembelajaran

lainnya yang dibutuhkan pada RPP-1.

Selanjutnya peneliti melakukan tindakan yaitu melaksanakan KBM

berdasarkan RPP-l. Pada saat KBM berlangsung dilakukan pengamatan

terhadap aktivitas guru dan siswa serta kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan

metode inkuiri oleh dua orang pengamat. Setelah KBM berlangsung, kepada

siswa diberikan post-test. Kemudian guru dan pengamat melaksanakan

kegiatan refleksi terhadap pelaksanaan RPP-l. Hasil refleksi yang diberikan

oleh pengamat dijadikan pedoman oleh guru dalam merevisi berbagai

kelemahan pada RPP-l dalam menyusun RPP-2.

Pada siklus kedua, peneliti menyiapkan tentang rangkaian arus listrik

searah dan perangkat pembelajaran lainnya yang dibutuhkan pada RPP-2.

Selanjutnya peneliti melakukan tindakan yaitu melaksanakan KBM


18

berdasarkan RPP-2. Pada saat guru melakukan KBM dilakukan pengamatan

terhadap aktivitas guru dan siswa serta kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan

metode inkuiri oleh dua orang pengamat. Setelah KBM berlangsung, kepada

siswa diberikan post-test. kemudian guru dan pengamat melaksanakan refleksi

terhadap pelaksanaan RPP-2.

Pada siklus ketiga, peneliti menyiapkan materi tentang energi dan daya

listrik dan perangkat pembelajaran lainnya yang dibutuhkan pada RPP-3.

Selanjutnya peneliti melakukan tindakan yaitu melaksanakan KBM

berdasarkan RPP-3. Pada saat guru melakukan KBM dilakukan pengamatan

terhadap aktivitas guru dan siswa serta kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan

metode inkuiri oleh dua orang pengamat. Setelah KBM berlangsung, kepada

siswa diberikan post-test. kemudian guru dan pengamat melaksanakan refleksi

terhadap pelaksanaan RPP-3.

Berdasarkan uraian di atas, maka inti dari penelitian adalah adanya

tindakan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas pelakasanaan KBM yang

lebih baik. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan meliputi keempat komponen

yang telah disebutkan di atas dan berlangsung secara siklus, yaitu rencana-

tindakan-observasi-refleksi dan seterusnya, sehingga tercapai tujuan yang

diinginkan dengan tindakan yang paling efektif.


19

4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tes tertulis yang berbentuk objectif dengan lima pilihan yaitu a, b,

c, d, dan e. Tes ini diberikan pada saat pretest dan post test untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran berlangsung.

2. Lembaran pengamatan interaksi siswa dalam pembelajaran dengan

menerapkan model Quantum Learning menggunakan metode

inkuiri. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui

aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama PBM dengan

menerapkan model Quantum Learning menggunakan metode

inkuiri

3. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan

menerapkan Quantum Learning menggunakan metode inkuiri.

Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui

keterampilan guru dalam mengelola PBM sesuai dengan apa yang

terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran

4. Lembar respon siswa terhadap PBM dengan penerapan Quantum

Learning menggunakan metode inkuiri. Lembar pengamatan ini

digunakan untuk melihat bagaimana tanggapan siswa terhadap

proses belajar mengajar. Lembar pengamatan ini disusun dalam

bentuk angket yang di dalamnya berisi pertanyaan tentang

komponen-komponen pembelajaran yaitu materi yang diajarkan,

suasana kelas, cara mengajar guru, minat belajar siswa dan


20

bimbingan guru terhadap siswa.

5. Teknik Pengolahan Data


Adapun teknik pengolahan data yang digunakan adalah menggunakan

statistik deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa melalui penerapan

Quantum Learning menggunakan metode inkuiri dianalisis dengan

menggunakan persentase. Data ini diperoleh dari hasil pre test dan post

test. Menurut (Suryosubroto, 2002:77), “Setiap siswa dikatakan tuntas

belajar (ketuntasan individual) jika jawaban benar ≥ 75% dan suatu

kelas dikatakan tuntas belajar (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas

tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas belajarnya”. Data yang

diperoleh dianalisis dengan menggunakan presentase

f
P= × 100%
N (sudijono 2005: 43)

Keterangan :

P = presentase yang dicari

F = frekuensi jawaban yang benar

N = Jumlah soal

b. Untuk menganalisis data aktifitas siswa selama pembelajaran

digunakan statistik deskriptif dengan presentase.


21

f
P= × 100%
N (sudijono 2005: 43)

Keterangan :

P = angka presentase

F = frekuensi aspek yang diamati

N = banyak aspek yang diamati

c. Untuk menganalisis data keterampilan guru dalam mengelola

pembelajran melalui penerapan model Quantum Learning menggunakan

metode inkuiri menggunakan statistik deskriptif dan rata-rata skor

sebagai berikut:

1. Skor 1,00 – 1,69 kurang baik

2. Skor 1,7 - 2,59 sedang

3. Skor 2,6 - 3,5 baik

4. Skor 3,51 - 4, 00 baik sekali

d. Untuk mengetahui respon siswa terhadap PBM yang diperoleh melalui

angket dianalisis dengan

f
P= × 100%
N (Sudijono 2005: 43)

Keterangan :

P = angka presentase

F = frekuensi respon siswa tiap aspek

N = banyak siswa seluruhnya


22
23

DAFTAR PUSTAKA

DePorter, B. Dkk. 2005. Quantum Learning. Alih Bahasa: Alwiyah


Abdurrahman. Bandung: Kaifa.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka.

Hamalik, Oemar.2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta :Bumi Aksara

_____________.2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Johar, Rahmah. 2006. Stategi Belajar Mengajar . Banda Aceh : Universitas Syiah
Kuala

Nasution. 1992. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Tarsito.

S. Winataputra, Udin .2004. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Universitas


Terbuka
Sanjaya, wina. 2007. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standard Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana
Surachman, J. Richard. 1996. Developing Inquiry. IIIlinois-USA: Science
Research Associetes.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan . Jakarta :Grafindo Persada

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action
Research). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Trianto, 2007. Model- Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Model Pembelajaran,


Jakarta : Prestasi Pustaka Publiser

You might also like