Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Rizkia Nur Annisa
6101404002
Rizkia Nur Annisa. 2009. Perbedaan Pengaruh Metode Sintesis Murni Dan
Sintesis Repetitif Terhadap pembelajaran Senam Indonesia Sehat (SIS) Pada
Siswa Kelas 7 SMP Negeri 09 Salatiga Tahun Ajaran 2008/2009.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
iii
MOTTO DAN PERESEMBAHAN
MOTTO:
demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusuk. (Qs.Al-
• “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.”
(Al Israa’: 7)
PERSEMBAHAN:
iv
KATA PENGANTAR
bimbingan, bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan segala
kerendahan hati dan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih kepada:
Semarang.
4. Bapak Drs. Bambang Subiakto, M.Pd, Kepala SMP Negeri 9 Salatiga yang
5. Rekan-rekan PJKR angkatan 2004 dan semua pihak yang telah membantu
yang sebesar-besarnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
SARI ................................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.2.1 Pengertian Belajar ................................................................................20
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN. .............................................................................62
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Tabel keunggulan dan kelemahan sintesis murni dan sintesis
repetitif ..........................................................................................49
Tabel 4.4. Diskripsi selisih hasil pre test dan post test...................................51
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
produktif. Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, yaitu antara orang yang belajar
disebut siswa dan orang yang mengajar disebut guru. Jadi inti dari proses
optimal.
siswa ajar, guru, materi ajar, dan metode pembelajaran. Semua faktor tersebut
Pendidikan jasmani merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari
diseluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah (mulai dari TK sampai dengan
1
2
SMA) diseluruh Indonesia. Selain itu pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah
merupakan nilai yang dapat menentukan bagi seorang siswa untuk dapat naik kelas
dan lulus.
(SMP) ialah membantu siswa untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan
melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar serta
perkembangan jasmani khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis; (2)
peraturan dan ketentuan yang berlaku; (3) menyenangi aktifitas jasmani yang dapat
dipakai untuk pengisian waktu luang serta kebiasaan hidup sehat; (4) mengerti
yang lebih baik secara seksama; (5) meningkatan kesehatan, kesegaran jasmani,
keterampilan gerak dasar dan keterampilan dasar cabang olahraga (GPPP Pendidikan
Menengah Pertama (SMP) meliputi kegiatan jenis olahraga seperti: atletik, senam,
olahraga permainan seperti (sepakbola, volley, basket, softball, dll) renang dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai kelas satu sampai kelas tiga. Senam latihan
jasmani yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis dan dilakukan
3
(1992: 2), senam adalah latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani yang
disusun secara teratur dengan tujuan untuk memperbaiki sikap dan bentuk badan,
4)
diajarkan meliputi: senam dasar, senam ketangkasan dan senam irama. Senam irama
contohnya Senam Indonesia Sehat (SIS) dan SKJ 2008. Penelitian ini hanya
Senam Indonesia Sehat (SIS) adalah rangkaian senam yang bertujuan untuk
produktif. Ini semua merupakan wujud terhadap hidup bersih dan sehat dalam
kehidupan bermasyarakat yang merupakan salah satu sasaran program. Data survei
keatas kurang melakukan aktivitas fisik olahraga (Menteri kesehatan, 2006). Senam
Indonesia Sehat (SIS) adalah salah satu contoh dari senam irama yang bertujuan
pendidikan jasmani. Senam Indonesia Sehat (SIS) adalah senam irama yang gerakan-
merupakan koordinasi dari seluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala sampai
ujung kaki. Senam Indonesia Sehat (SIS) terdiri dari 27 gerakan pemanasan, 17
gerakan inti, dan 11 gerakan pendinginan. Sehingga Senam Indonesia Sehat (SIS)
Methode).
Agar kegiatan belajar mengajar dapat mencapai hasil yang sesuai dengan
yang tepat yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan konsep
materi sesuai dengan tujuan pembelajaran serta kondisi siswa dan sekolah yang
bersangkutan.
macam metode mengajar diantaranya: (1) Metode keseluruhan (Whole method), (2)
Metode bagian (Part method), (3) Metode bagian keseluruhan (Part Whole method).
Selanjutnya menurut (Dumadi, 1992: 168) metode bagian dibagi menjadi tiga yaitu,
(1) Metode bagian sintesis murni, (2) Metode bagian sintesis repetitif, (3) Metode
digunakan pada pelajaran yang tingkat kesulitannya mudah, elemen pokok gerakanya
tidak kompleks dan sederhana (Dumadi, dkk 1992: 163). Sementara metode bagian
yang materi gerakanya kompleks, seperti yang dikatakan Nasution bahwa bila mana
kecakapan, dalam dalam hal ini keterampilan olahraga, itu terlalu kompleks maka
sekolah negeri yang ada di Salatiga. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
peneliti pada mata pelajaran pendidikan jasmani, siswa SMP Negeri 09 Salatiga
belum pernah mengenal Senam Indonesia Sehat (SIS). Senam Indonesia Sehat (SIS)
Menengah Pertama (SMP), sehingga peneliti memilih SMP Negeri 09 Salatiga untuk
metode pembelajaran, yaitu metode bagian sintesis murni dan metode bagian sintesis
repetitif terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 09 Salatiga. Pemilihan
dua metode belajar tersebut karena pelaksanaan di lapangan metode bagian sintesis
murni dan metode bagian sintesis repetitif yang lebih sering digunakan, hal ini sesuai
dengan pendapat Dumadi (1992: 172). Dumadi (1992: 172) juga menyatakan bahwa
metode bagian sintesis repetitif masih memerlukan penanganan, dan masih perlu
tentang “Perbedaan Pengaruh Metode Bagian Sintesis Murni dan Metode Bagian
Sintesis Repetitif Terhadap Pembelajaran Senam Indonesia Sehat (SIS) Pada Siswa
1.2 Permasalahan
1) Apakah ada perbedaan antara pengaruh metode bagian sintesis murni dan
2) Manakah yang lebih baik antara metode bagian sintesis murni atau metode
2. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara metode bagian sintesis
Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang bisa diambil di antarannya,
yaitu:
1. Sebagai bahan bagi para guru Penjasorkes agar cara mengajar Senam
SMP.
1.5.1 Perbedaan adalah sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak sama antara dua
1.5.2 Pengaruh menurut Alwi Hasan (2003: 849) adalah daya yang ada atau timbul
1.5.3 Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud. Dapat pula diartikan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
8
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode bagian sintesis murni
dapat dikuasai, kemudian elemen kedua dipelajari sampai dikuasai pula dan
dalam penelitian ini, metode sintesis repetitif adalah pertama gerakan Senam
Indonesia Sehat yang diajarkan elemen kesatu, setelah elemen kesatu dikuasai
lagi diajarkan elemen kesatu, kedua, dan ketiga secara bersama pula dan
1.5.6 Pembelajaran
1992) yang dikutip oleh Achmad Sugandi dan Haryanto (2004: 6). Menurut
Max Darsono, dkk (2000: 24), pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
9
dilakukan guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah
yang lebih baik. Belajar sendiri adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar
oleh seorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya baik
dalam bentuk keterampilan maupun dalam bentuk sikap dan nilai positif
Senam Indonesia sehat adalah rangkaian senam yang diiringi musik yang
(Menpora, 2006).
BAB II
adanya perubahan-perubahan pada diri seseorang (Nana Sudjana, 2005: 5). Banyak
ilmuwan yang mengatakan belajar menurut sudut pandang mereka. Definisi belajar
telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Moskowitz Orgel dalam buku karya Max
Gagne dan Barliner dalam buku karya Tri Ani (2004: 2) menyatakan bahwa
hasil dari pengalaman. Hal ini selaras dengan pemikiran dalam teori belajar
kontruktifisme dalam Tri Ani (2004: 49-50), belajar adalah lebih dari sekedar
mengingat. Siswa yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah
dirinya dan berkutat dalam berbagai gagasan. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:
19) mengartikan bahwa belajar merupakan proses karena adanya usaha untuk
10
11
maupun sikap.
merupakan suatu aktivitas atau usaha yang disengaja untuk menghasilkan perubahan
nilai-nilai, serta fungsi jiwa (perubahan yang berkaitan dengan aspek psikis dan fisik
yaitu faktor yang berasal dari dalam dan faktor yang berasal dari luar. Adapun faktor
hubungan.
2. Fisik, dalam diri setiap individu sebenarnya sudah terdapat kemampuan yang
tetapi bermakna sehingga dapat dimengerti oleh para siswa. Setelah siswa
Belajar penjasorkes adalah proses untuk membina anak muda agar kelak
mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktifitas jasmani yang dilakukan
dan menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya.Dan bertujuan bahwa program
pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh , sebab mencakup bukan hanya aspek
pendidikan, yang mempunyai pengertian tertentu. Kata kondisi bisa berarti keadaan
atau syarat. Sedangkan belajar bisa berarti terjadinya perubahan pembawaan atau
kemampuan setelah terjadinya proses edukatif. Dari arti kedua kata tersebut dapat
Kondisi belajar adalah adalah suatu keadaan yang diperlukan agar proses
belajar bisa berlangsung sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Keadaan yang
diperlukan agar proses belajar terjadi mencakup keadaan yang ada pada diri pelajar
yang baik. Sebaliknya kondisi belajar yang tidak sesuai dengan keperluan bisa
berpengaruh terhadap kualitas pencapaian hasil belajar, maka kondisi belajar harus
ditangani dalam proses belajar mengajar,kondisi belajar yang sesuai untuk belajar
Kondisi belajar gerak seperti halnya dalam belajar kognitif dan belajar
afektif, meliputi 2 macam kondisi, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal.
Tetapi sifat kondisi internal dan kondisi eksternal yang diperlukan adalah berbeda
gerakan dasar maka siswa akan dapat mengingat bagian gerakan dengan baik.
garakan. Apabila pelajar tidak bisa mengingat urutan rangkaian dari gerakan-
dengan baik. Seperti pada saat belajar senam Indonesia sehat apabila siswa tidak
14
bisa mengingat urutan rangkaian gerakan dari senam SIS maka ia tidak akan
2.1.3 Pembelajaran
sehingga tingkah laku siswa bertambah kearah yang lebih baik (Darsono, 2000:24).
kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang dipelajari.
lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi yang saling terkait dan
bagi siswa.
4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik
dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa
berhasil jika ada interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik.
Guru berperan sebagai mediator, fasilitator, dan evaluator harus mampu memotifasi
untuk pembelajaran siswa, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
dengan maksimal.
umum ini adalah dua serangkai orang Austria Karl Gaulhofer dan Margaretha
Streicher. Karyanya dalam metodik dan didaktik pernah sangat berpengaruh terhadap
senam, secara garis besar metode tersebut terdiri dari tiga tahap yaitu pemanasan
mental dengan kegiatan yang tidak terlalu berat tetapi merangsang kerja berbagai
Bagian inti adalah kegiatan belajar yang bertujuan membina atau menormalkan
kelemasan, kelentukan atau fleksibilitas. Penguasaan gerak yang baik dan benar itu
pada prinsipnya dapat ditingkatkan dengan jalan memperbaiki posisi anggota badan
dengan fungsi syaraf pusat seperti daya konsentrasi dan keseimbangan. Golongan ini
biasa disebut dengan latihan pembentukan. Golongan ketiga adalah prestasi yang
metode Austria pada masa lalu. Terakhir adalah golongan latihan seni gerak (art)
yaitu tahap tertinggi yang dapat dikuasai seorang dalam dunia gerak, latihan ini
jasmani.(Supandi,1992:12)
berupa strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar
pengajaran.
Mengetahui kedua jenis pengaruh ini bagi guru sangat penting agar ia dapat
tidak langsung ini dapat dimanfaatkan sebagai kriteria efisien tidaknya suatu model
pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempertimbangkan pengaruh langsung dan
Secara operasional, setiap model pembelajaran itu memiliki empat aspek yaitu:
a) Langkah-langkah (Syntax)
bertahap.
Peranan guru dan siswa dalam setiap model bisa berubah-ubah. Dalam
fasilitator, atau motifator dan bahkan pada kesempatan lainnya peran guru
Sistem penunjang perlu mendapat perhatian. Sistem ini berada diluar model
(Husdsarta,dkk,2000:35-36)
utamanya adalah pada proses yang memberikan peluang pada setiap siswa
Kelompok model informasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu (a) model
presentasi.
Model ini berorientasi pada studi bagaimana siswa belajar berfikif. Fokus
kepada siswa untuk aktif menguji dan menafsirkan berbagai persoalan secara
inkuiri yaitu data dan teori. Perilaku siswa terlibat dalam model
pembelajaran inkuiri ini mulai bekerja dari data ke teori, atau kebalikannya
Tujuan yang terpenting dari model ini adalah pembebasan siswa untuk
telah diketahui dan menyari bahwa apa yang dilakukannya itu adalah hasil
Ada dua tipe dari model ini,yaitu : ekspositori dan komperatif. Eksporitori
Belajar dan mengajar merupakan 2 aspek yang tidak bisa dipisahkan satu
sama yang lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
subjek yang menerima pelajaran (sasaran anak didik) sedang mengajar menunjuk
pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Hal ini seperti apa yang
diungkapkan olah Nana Sudjana (1989: 8) bahwa belajar dan mengajar merupakan
adalah suatu usaha kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan
21
Menurut Oemar Malik (1993: 97) metode pembelajaran adalah cara untuk
menyampaikan materi pelajaran agar tujuan dari proses belajar mengajar tercapai.
Jadi metode pembelajaran berperan sebagai alat untuk menciptakan proses belajar
materi pelajaran dapat menyebabkan tidak terjadi interaksi belajar mengajar antara
bagi siswa, harus berdasarkan pada keadaan siswa, pribadi guru, dan
lingkungan belajar.
4. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak ada metode pembelajaran yang paling
baik, metode dianggap paling baik apabila dapat mencapai tujuan dalam
bahan ajar.
pembelajaran.
22
Metode belajar keseluruhan biasanya digunakan pada tahap awal masa belajar
rangkaian gerakan atau rangkaian teknik yang dimaksud kepada siswa, dengan tujuan
agar siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang teknik yang akan dipelajarinya.
Menurut Rusli Lutan (1980: 399), praktek prestasi pelaksanaan keterampilan motorik
atau teknik-teknik olahraga berlangsung hanya pada tahap awal proses belajar, yang
gerakan secara keseluruhan yang merupakan rangkaian gerakan yang tidak dapat
serta mudah dimengerti oleh siswa. Ada sport skill yang kompleks dan ada sport skill
atau keterampilan yang simple. Kalau sport skill atau keterampilan itu simple dan
mudah dimengerti oleh siswa, maka sport skill itu diajarkan sebagai unit yang utuh
cabang olahraga, dari gerakan pertama sampai dengan gerakan terakhir diberikan
secara utuh.
Metode bagian adalah suatu metode atau cara penyampaian pengetahuan atau
keterampilan secara bagian demi bagian yang kemudian disusun menjadi suatu
a. Gerakan ke-1;
b. Gerakan ke-2
c. Gerakan ke-3;
adalah siswa akan menguasai tiap elemen gerakan. Kerugiannya adalah siswa sulit
merangkaikan gerakan yang sesungguhnya serta siswa cepat jenuh atau bosan karena
a. Gerakan ke-1;
b. Gerakan ke-1 + 2;
c. Gerakan ke-1 + 2 + 3;
melalui penjelasan atau contoh saja tanpa penguasaan gerak terlebih dahulu.
a. Gerakan ke-1;
b. Gerakan ke-2;
c. Gerakan ke-1 + 2;
d. Gerakan ke-3;
dipelajari dan dilatih terlebih dahulu hingga elemen gerakan tersebut dapat dikuasai,
adalah siswa akan cepat menguasai gerakan karena elemen gerakan telah dikuasai
sebelumnya dan lebih mudah dalam pengulangan atau koordinasi elemen gerakan
Jadi, beberapa jenis metode latihan dan pembelajaran yang telah diuraikan
di atas merupakan metode belajar yang dapat digunakan untuk melatih Senam
Indonesia Sehat (SIS) pada siswa SMP sehingga melalui pembelajaran ini
diharapkan siswa dapat menampilkan Senam Indonesia Sehat (SIS) dengan baik.
25
Sintesis Murni
pertama gerakan senam SIS sampai dapat dikuasai, kemudian mempelajari elemen
kedua gerakan senam SIS sampai dapat dikuasai pula setelah itu elemen ketiga
gerakan senam SIS dipelajari sampai siswa menguasai dan seterusnya sampai semua
elemen dapat dikuasai kemudian baru digabungkan menjadi satu kesatuan yang utuh.
Sintesis Repetitif
elemen kesatu dikuasai, berikutnya mempelajari gerakan senam SIS elemen kesatu
kedua dan ketiga secara bersama pula dan seterusnya sampai semua elemen gerakan
bagian sintesis murni dan metode bagian sintesis repetitif menurut teori dari
Siswa akan menguasai tiap unsur gerakan yang diajarkan, guru mudah
Karena pada metode bagian prinsipnya belum akan diberikan untuk bermain
yang sesungguhnya sebelum unsur permainan itu dikuasai, maka hasrat anak
hasrat anak untuk bermain yang sesungguhnya tadi, berarti menekan kejiwaan
anak. Ini berarti kurang membantu proses belajar mengajar. Latihan teknik yang
terus menerus akan dapat juga menimbulkan perasaan bosan sehingga kurang
efisien.
sekaligus merangkaikan bahan yang telah diajarkan maka akan terjadi hubungan
terjadi berbagai macam persepsi karena keadaan psikologis siswa tidak sama
2.1.6 Senam
dilakukan dalam berbagai bentuk dengan berbagai macam cara. Senam dapat
dilakukan dengan alat, dengan perkakas ataupun tanpa alat, tanpa perkakas. Senam
27
dapat dilakukan secara perorangan, berteman., maupun masal senam pun dapat
diperlombakan baik perorangan maupun beregu. Senam dilakukan oleh sekolah dan
untuk pembentukan kondisi atas tuntutan cabang olahraga (sport) yang lain.
Berdasarkan macam dan bentuk senam itu dilaksanakan serta tujuan yang ingin
dicapai oleh para pelaku senam, senam dikelompokkan dan diberi nama. Senam yang
dilakukan dengan bentuk latihan yang sama kadang disebut dengan berbagai nama
sejalan dengan sudut pandang si pemberi nama. Nama-nama senam itu antara lain:
senam artistik, senam perlombaan, senam pagi, senam kesegaran jasmani, senam
1. Senam Sibuyung
2. Senam Irama
sebagainya. Kadang dilakukan tanpa alat kadang dilakukan dengan alat. Alat
kegairahan melakukannya.
Gambar 2.1
Senam Irama
3. Senam Dasar
Selanjutnya Aip juga memberikan contoh yang dimaksud dengan senam dasar
itu, antara lain Senam Pagi Indonesia (SPI), Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)
senam yang dicontohkan oleh Aip itu oleh orang lain kadang disebut dengan
senam pembentukan.
membentuk sikap dan atau gerak tubuh sehingga sikap dan gerak itu menjadi
29
benar dan baik. Pada gilirannya yang lain sikap dan gerak yang benar dan baik
akan menghasilkan gerak yang efisien. Macam dan bentuk latihan yang
Senam dasar dapat dilakukan baik tanpa alat, dengan alat, maupun
tanpa perkakas, dengan perkakas. Senam dasar yang dilakukan tanpa alat dan
tanpa perkakas kadang disebut sebagai senam bebas, artinya bebas dari alat dan
dan gerak (baca: keindahan) tubuh, membina dan meningkatkan taraf kesegaran
senam ini dilakukan secara massal orang pun menyebutnya sebagai senam
masal. Jika senam ini disusun dengan arah dan tujuan tertentu, misalnya dengan
sengaja untuk membina atau pun mempertahankan taraf kesegaran jasmani dan
senam kesegaran jasmani. Kalau senam ini harus dilakukan pada saat secepatnya
sebelum melakukan kegiatan yang lain maka orang menamakan sebagai senam
pagi.
30
4. Senam Ketangkasan
senam perlombaan disebut sebagai senam ketangkasan karena gerakan senam ini
sebagai senam artistik karena senam ini, jika telah mencapai taraf tertentu,
perlombaan atau senam lomba karena senam ini merupakan senam yang
lantai, senam yang gerakannya berjumpalitan diatas matras, diatas kasur senam.
pria maupun wanita. Senam artistik pria dikelompokkan menjadi enam nomor
yaitu:
Gambar 2.2
Senam Lantai
31
Gambar 2.3
SenamPerkakas
2. Gelang-gelang
3. Palang tunggal
4. Palang sejajar
5. Kuda-kuda berpelana
1. Untuk memperbaiki dan mencegah pengaruh yang jelek atau kelainan ringan
atau kantor, karena terlalu lama tidur dan sebagainya. Biasanya disebut:
senam normalisasi.
organ tubuh.
Gambar 2.4
Senam Pembentukan
32
4. Untuk memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan
5. Untuk memupuk dan mengembangkan rasa keberanian dan percaya pada diri
sendiri.
Senam Prestasi.
Akrobatik.
Keseluruhan tubuh, bagian demi bagian tubuh, secara menyeluruh tubuh dipaksa
melakukan gerakan yang telah ditentukan arah dan tujuannya. Oleh karena itu maka
latihan senam yang dilakukan dengan benar dan teratur akan memberikan manfaat
Manfaat senam yang dilakukan dengan cara yang benar dan teratur dalam
keluwesan, kecepatan).
33
anak.
masyarakat.
tujuan dari proses belajar mengajar tercapai,Senam Insdonesia Sehat (SIS) adalah
Indonesia Sehat yaitu, metode bagian sintesis murni dan metode bagian sintesis
repetitif, yang menjadi dasar pemikiran ini adalah manakah yang mempunyai
pengaruh lebih baik antara metode bagian sintesis murni atau metode bagian sintesis
repetitif terhadap hasil pembelajaran Senam Indonesia Sehat pada siswa kelas VII
digunakan untuk menyampaikan suatu materi dimana materi gerakannya banyak dan
kompleks, dibawah ini dijelaskan lebih rinci tentang kelebihan dan kekurangan dari
34
metode bagian sintesisi murni dan metode bagian sintesis repetitif menurut teori dari
Tabel 2.1 Keunggulan dan kelemahan metode bagian sintesis murni dan metode
bagian sintesis repetitif.
Metode bagian sintesis murni Metode bagian sintesis
repetitif
Kelebihan 1. Siswa akan menguasai tiap 1. Kreatifitas guru
unsur gerakan yang diajarkan berkembang karena guru
kepada siswa dituntut menganalisa bahan
2. Guru mudah memberikan pelajaran menjadi bagian
contoh unsur gerakan ( materi yang dapat membangun
gerakan senam SIS ) tanpa harus keutuhan bahan,
mengulang materi sebelumnya 2. Pengulangan bahan
sehingga metode ini lebih praktis. pelajaran akan semakin
diingat.
3. Dengan adanya
pengulangan sekaligus
merangkaikan bahan yang
telah diajarkan maka akan
terjadi hubungan dengan
syaraf ingatan.
Kekurangan 1. karena pada metode bagian 1. Karena bahan pelajaran
sintesis murni prinsipnya belum yang baru disampaikan lewat
akan diberikan untuk bermain atau penjelasan maka terjadi
materi gerakan yang sesungguhya berbagai macam persepsi
sebelum unsur permainan ( karena keadaan psikologis
gerakan senam SIS) itu dikuasai, siswa tidak sama sehingga
maka hasrat anak untuk bermain metode ini kurang praktis.
atau melakukan (gerakan senam
SIS) yang sesungguhnya tidak
dipenuhi,dengan ini hasrat anak
untuk bermain atau melakukan
(gerakan senam SIS) yang
sesungguhnya tadi berarti
menekan kejiwaan anak.Itu berarti
kurang membantu proses belajar
mengajar.
2. Latihan teknik yang terus
menerus akan dapat juga
menimbulkan perasaan bosan
sehingga kurang efisien
35
2.2 Hipotesis
1) Ada perbedaan pengaruh yang berarti mengajar Senam Indonesia Sehat antara
metode bagian sintesis murni dan metode bagian sintesis repetitif pada siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
dari sebuah metode penelitian. Metode yang dikenal sekarang diberikan garis-
garis yang cermat dan diajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah agar
pengetahuan yang dicapai dalam suatu penelitian punya harga ilmiah setinggi-
mengarah pada tujuan penelitian agar memperoleh hasil yang sesuai dengan
dalam bab ini diulas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian.
pengetahuan yang dicapai dari suatu research dapat mencapai harga ilmiah yang
3.1.1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung
36
37
yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif dari hasil mengukur dan
menghitung.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 09
Salatiga tahun ajaran 2007/ 2008 . Adapun jumlah siswa kelas VII adalah 100
siswa.
Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi. Hal ini sesuai
ancang-ancang, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua, selanjutnya jika subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10% -
15% atau 20% - 25% (1992: 107).Dalam penelitian ini teknik yang digunakan
adalah teknik random sampling. Cara undian sebesar 40 siswa dari 100 siswa,
2. Beri kode yang berupa angka-angka (nomor 1-100) untuk tiap subjek pada
4. Kocok kaleng itu, ambil kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan
penelitian objek sering disebut gejala seperti yang dikatakan Sutrisno Hadi bahwa
variabel adalah gejala-gejala yang menunjukan variasi baik dalam jenis maupun
a. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari metode belajar yang terdiri dari
dua level yaitu metode belajar sintetis murni dan metode belajar sintetis
repetitif.
b. Variabel terikat yaitu hasil belajar Senam Indonesia Sehat (SIS) pada siswa
menghindarinya.
Kegiatan anak diluar penelitian sangat sulit diatasi. Untuk mengatasi hal ini
subjek dikontrol saat melakukan latihan. Juga diberikan gambaran manfaat latihan
atau menyerap sesuatu pelajaran dan gerakan yang didemonstrasikan oleh para
guru pada saat memberikan materi. Untuk mengatasi hal ini dilakukan korelasi
usaha mencapai hasil yang baik. Usaha yang ditempuh agar penyampaian materi
pelajaran kepada anak coba diterima dengan baik antara lain sebelum pelajaran
dimulai materi yang disampaikan kepada anak coba harus jelas setelah itu
didemonstrasikan dengan baik agar anak coba dapat mencontohnya, bagi yang
eksperimen, dengan pola penelitian matched by subject design atau M-S, seperti
itu. Adapun pairing olahraga subject yang setingkat atau seimbang dijalankan atas
Eksperimen ini dirancang dengan pola pre test dan post test group design
(desain 2).
Keterangan:
Selanjutnya pre test dan post test kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 dibandingkan.
melalui kegiatan percobaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi yang
menyatakan bahwa metode experimen merupakan salah satu metode yang paling
sangat penting guna mendapatkan kesimpulan dari penelitian secara benar, dalam
penelitian ini anak coba dibagi menjadi dua kelompok dengan diundi, sesuai
pendeknya mencari perbedaan antara sifat keadaan atau tingkah laku kedua
41
kelompok atau lebih menjadi kegiatan utama dalam penyelidikan ilmiah (1988,
260)
Data diperoleh dari hasil nilai peragaan yang dinilai oleh juri. Pengambilan
setiap minggu 3 kali pertemuan. Tes yang dilakukan adalah tes peragaan Senam
Indonesia Sehat (SIS) dengan diiringi musik dan dinilai oleh dewan juri senam.
Langkah langkah pelaksanaan tes akhir yaitu siswa diberi penjelasan materi
tes, siswa diberi nomor dada siswa dipanggil lima orang, lima orang untuk
Dari hasil pengukuran ini akan diperoleh data-data yang berupa angka-
dibagi 3 kali setiap minggunya untuk setiap kelompok sehingga ada 6 minggu.
Menurut Harsono untuk mencapai hasil yang positif efektif jauh sebelum
mengajar yang dilaksanakan setiap kali tatap muka diterapkan secara garis
Sebagai alat test dalam penelitian ini adalah formulir penilaian Senam
Data yang diperoleh diolah dengan meng rumus t-test dengan taraf
Rumus t – test:
MD
t=
∑d
2
N ( N − 1)
Keterangan:
diperoleh dari D: N.
N : Jumlah pasangan
BAB IV
Sehat menunakan metode bagian sintesis mureni dan metode baian sintesis repetitif
pada siswa kelas VII SMP Negeri 09 yang dibuat ke dalam dua kelompok eksperimen
1 dengan metode bagian sintesis murni dan kelompok 2 dengan metode bagian
sintesis erepetitif)
Dalam bab ini, akan disajikan hasil penelitian beserta pembahasannya. Data
hasil penelitian yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk selanjutnya dapat
diambil simpulan. Akan tetapi sebelum analisis data disajikan terlebih dahulu akan
dibahas dan deskripsi tentang data hasil penelitian yang diperoleh dari kelompok
sampel pertama yang diberi perlakuan sintetis murni maupun kelompok sampel kedua
yang diberi perlakuan sintetis repetitif yang berupa nilai pre test, nilai post test, dan
Deskripsi data hasil pengukuran nilai pre test, nilai post test, dan selisih
nilai post test dengan nilai pre test kelompok sampel pertama yang diberi perlakuan
dengan metode sintesis murni maupun dengan sampel yang kedua yang diberi
43
44
berikut ini.
Uraian Pre Test Kel. Sintesis Murni Pre Test Kel. Sintesis Repetitif
Banyak sampel 20 20
Skor minimal 209 205
Skor maksimal 532 655
Jumlah data 7099 7236
Rerata 354,9500 361,800
Varians 8535,524 11143,85
Standar deviasi 92,3879 105,5644
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada kelompok pertama yang akan diberi
perlakuan sintesis murni memiliki nilai pre test terendah 209 dan tertinggi 532,
jumlah nilai dari 20 responden 7099, dengan rerata 354,9500, varians sebesar
8535,524 serta standar deviasi 92,3879. Sedangkan pada kelompok kedua yang akan
diberi perlakuan sintesis repetitif memiliki nilai pre test terendah 205 dan tertinggi
655, jumlah nilai dari 20 responden 7236, dengan rerata 361,800, varians sebesar
8535.524
11143.583
SintetisMurni Sintetisrepetitif
Uraian Post Test Kel. Sintesis Murni Post Test Kel. Sintesis Repetitif
Banyak sampel 20 20
Skor minimal 357 581
Skor maksimal 772 1042
Jumlah data 12617 15544
Rerata 630,8500 777,200
Varians 14786,555 20235,432
Standar deviasi 121,6000 142,2513
perlakuan sintesis murni memiliki nilai post test terendah 357 dan tertinggi 772,
jumlah nilai dari 20 responden 12617, dengan rerata 630.800, varians sebesar 14786
serta standar deviasi 121,6000. Dan kelompok kedua yang diberi perlakuan sintesis
repetitif memiliki nilai post test terendah 581 dan tertinggi 1042, jumlah nilai dari 20
responden 15544, dengan rerata 777.2000, varians sebesar 20235 serta standar deviasi
142,2513.
14786.555
20235.437
SintetisMurni SintetisRepetitif
Tabel 4.3. Deskripsi Data Selisih Hasil Post Test dengan Pre Test
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa selisih nilai post test dengan pre test pada
kelompok pertama atau kelompok sintesis murni memiliki selisih terendah 118 dan
tertinggi 456, jumlah selisih nilai dari 20 responden 5518, dengan rerata 275,9000,
kedua atau kelompok sintesis repetitif memiliki selisih terendah 171 dan tertinggi
731, jumlah selisih nilai dari 20 responden 8308, dengan rerata 415,400, varians
8816.832
20552.358
Uji prasyarat hipotesis dalam hal ini adalah uji normalitas data yang
menggunakan program bantu SPSS versi 10.0. Hasil perhitungan dapat ditampilkan
Kolmogorov- Probabilitas
Data yang diuji Simpulan
Smirnov Z (p)
Pre test kel. sintesis murni 0,441 0,990 Normal
Post test kel. sintesis murni 0,809 0,530 Normal
Selisih Post test dengan Pre test pada 0,472 0,479 Normal
kel. sintesis murni
Pre test kel. sintesis repetitif 0,778 0,586 Normal
Post test kel. sintesis repetitif 0,688 0,731 Normal
Selisih Post test dengan Pre test pada 0,811 0,527 Normal
kel. sintesis repetitif
pengambilan keputusan jika harga probabilitas lebih besar 0,05 (p > 0,05) maka data
yang diuji berdistribusi normal. Tampak bahwa keeenam kelompok data yang diuji
memiliki probabilitas yang lebih besar 0,05 (0,990; 0,530; 0,479; 0,586, 0,731 dan
normal.
48
Uji hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan uji t test yang
digunakan untuk mengetahui adakah perbedaan rerata nilai pre test, post test, maupun
selisih antara post test dengan pre test dari kelompok yang mendapat perlakuan
sintesis murni dan kelompok yang mendapat perlakuan sintesis repetitif. Adapun hasil
penelitian yang merupakan pengujian pasangan data pre test, data post test, dan data
selisih post test dengan pre test antara kelompok yang mendapat perlakuan sintesis
pengambilan keputusannya adalah jika harga probabilitas lebih kecil 0,05 (p > 0,05)
maka ada perbedaan rerata diantara pasangan data yang diuji. Tampak bahwa pada
pengujian data pre test memiliki probabilitas yang lebih besar dari 0,05 (0,828)
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada rerata
nilai pre test antara kelompok yang mendapat perlakuan sintesis murni dan kelompok
yang mendapat perlakuan sintesis repetitif. Sedangkan pada pengujian data post test
maupun selisih data post test dan pre test memiliki probabilitas yang lebih kecil dari
49
0,05 (0,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada
rerata nilai pre test antara kelompok yang mendapat perlakuan sintesis murni dan
4.2 Pembahasan
Senam merupakan salah satu jenis olahraga dengan ruang lingkup dan
dari cabang olahraga lain karena yang didalamnya mengandung unsur gerakan senam.
Senam Indonesia Sehat merupakan salah satu rangkaian senam yang bertujuan untuk
sekolah menengah pertama.Senam Indonesia Sehat (SIS) senam yang terdiri dari 27
sebesar 1064, sedangkan dalam peerolehan hasil penilaian pada saat post tes adalah
Hasil pre test dari dua kelompok yang akan dijadikan kelompok sampel, setelah
diuji dengan uji t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti/signifikan
antara keduanya. Ini berarti bahwa hasil pembelajaran senam diantara kedua
kelompok tersebut dapat dikatakan sama. Setelah pre test dilaksanakan kemudian
peneliti menentukan kelompok yang akan diberi perlakuan dengan sintesis murni dan
sintesis repetitif.
bagian sintesis repetitif kelompok eksperimen 2 yaitu 777.200 lebih besar dari mean
sintesis murni kelompok eksperimen 1 yaitu 630.800, selisihnya adalah 146,35. Data
post test tersebut kemudian diuji lagi dengan menggunakan uji t test, dan didapatkan
simpulan yang menyatakan bahwa ada perbedaan rerata nilai diantara kelompok yang
diberi latihan sintesis murni dengan sintesis repetitif. Bila dilihat dari reratanya,
tampak bahwa pembelajaran dengan metode sintesis repetitif memiliki rerata nilai
yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode sintesis murni. Hal
tersebut sesuai dengan teori pembelajaran yang menyatakan bahwa guru menetapkan
suatu bagian gerakan perlu dilakukan secara terpisah, maka prinsip kedua yang perlu
mempengaruhi hasil dari proses latihan atau pembelajaran, makin banyak ulangan
akan menambah pengingatan yang lebih baik dalam pembelajaran Senam Indonesia
Sehat (SIS) dengan menggunakan metode bagian sintesis repetitif. Hal ini juga
yang lebih baik dibandingkan dengan metode sintesis murni, karena pada kelompok
eksperimen 2 metode bagian sintesis repetitif elemen gerakan yang baru itu langsung
51
dirangkaikan dengan elemen gerakan yang telah dimiliki sebelumnya hanya lewat
penjelasan dan contoh saja tanpa penguasaan lebih dahulu (Dumadi, 1992: 173).
yang baru langsung dipelajari secara khusus sampai dapat dikuasai dan elemen
gerakkan berikutnya dipelajari secara terpisah setelah elemen gerak dipelajari semua
secara terpisah baru dirangkai dengan gerakan sesungguhnya (Sukintaka, 1982: 21).
lebih baik untuk pembelajaran Senam Indonesia Sehat (SIS) pada siswa kelas VII
SMP Negeri 09 Salatiga dibanding dengan metode bagian sintesis murni karena
mengajar dengan menggunakan metode bagian sintesis repetitif siswa cepat akan
sehingga siswa mudah mengingatnya, dan siswa lebih menyenangi karena setiap
pertemuan selalu ada gerakan yang baru untuk dipelajari. Sedangkan kelemahannya
sedikit sekali yaitu terjadi berbagai macam persepsi terhadap pelajaran yang baru
bagian sintesis murni, siswa akan lebih mudah menguasai gerakan baru yang
diajarkan pada saat itu juga, tetapi mempunyai banyak kelemahan yaitu setelah siswa
Dengan mengetahui hasil pengujian data post test maupun data selisih post
test dengan pre test diantara dua kelompok tersebut (yaitu kelompok dengan metode
sintesis murni dan metode sintesis repetitif) dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
nilai yang signifikan pada hasil pembelajaran dengan menggunakan metode sintesis
52
murni dan sintesis repetitif, dimana pembelajaran dengan metode sintesis repetitif
memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode
sintesis murni. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “metode belajar
sintesis repetitif lebih baik dibandingkan metode sintesis murni terhadap hasil belajar
5.1 Simpulan
Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukan bahwa, ada perbedaan
pengaruh yang berarti antara metode pembelajaran bagian sintesis murni dan metode
bagian sintesis repetitif terhadap hasil pembelajaran Senam SIS pada siswa kelas VII
SMP Negeri 09 Salatiga. Dan melalui pengamatan dari perbedaan mean dari dua
lebih baik daripada motode bagian sintetis murni terhadap hasil pembelajaran senam
SIS pada siswa kelas VII SMP Negeri 09 Salatiga tahun ajaran 2008/2009.
Maka dapat disimpulkan bahwa mengajar senam SIS pada siswa keles VII
SMP Negeri 09 Salatiga, metode yang lebih tepat untuk digunakan adalah metode
bagian sintetis repetitif. Sabab metode ini memang memiliki kelebihan dalam
bagian secara repetitif sehingga siswa masih memiliki kesempatan untuk mengulang
dan mengingat bagian-bagian gerakan yang gerakan yang telah diajarkan sebelumnya
dalam waktu tidak telalu lama. Hal ini penting bating bagi mereka karena mengingat
53
54
5.2 Saran
1. Bagi guru Penjasorkes di SMP yang mengajar Senam Indonesia Sehat (SIS)
2. Bagi siswa sebaiknya tidak hanya mempelajari satu jenis senam irama, tetapi
lebih banyak mengikuti senam irama yang lain sesuai dengan perkembangan
senam di Indonesia.
53
55
DAFTAR PUSTAKA