You are on page 1of 5

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe

rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
RUMUS RUMUS FISIKA SMU
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
RINGKASAN RUMUS

xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
7/7/2010

Blogbendol.blogspot.com

bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopa
RUMUS FISIKA SMU

Sebelum berlanjut ke rumus-rumus fisika, sebaiknya terlebih dahulu baca sedikit tulisan
berikut ini tentang tips untuk berhasil dalam belajar fisika.

Tips Belajar Fisika

www.forumsains.com - Mengerjakan soal fisika tidak sama dengan mengerjakan soal


matematika yang jika tahu rumusnya tinggal memasukkan. Banyak soal fisika yang
membutuhkan nalar dibandingkan sekedar menghafal rumus. Hal yang dibutuhkan (selain
menghafal rumus) adalah daya hayal yang tinggi (imajenasi) dan logika.

Hal yang pertama dilakukan saat bertemu soal fisika adalah membayangkan dulu fenomena yang
terjadi. usahakan kamu dapat membayangkannya sejelas mungkin, kalo bisa bayangkan kamu
mengalami langsung kejadiannya. misalnya ada soal tentang benda jatuh, jadi bayangkan kamu
sedang jatuh bebas, merasakan sensasinya, kalo bisa dengan ekspresinya. Kemudian masukkan
logika ke dalam permasalahannya. Yang terakhir baru hitung dengan persamaannya. kalo
kejadian dalam soalnya tidak bisa kamu bayangkan, niscaya akan sulit mengerjakannya.

Kemudian tips berikut ini dijiplak dari http://sepenggal.wordpress.com/2009/09/01/tips-belajar-


fisika-agar-fisika-kelihatan-mudah/

Dalam tulisan ini, ada sedikit tips-tips bagaimana fisika yang sulit ini, jadi ‘kelihatan’ mudah.
Ingat, ‘kelihatan’. Bukan aslinya. Karena ukuran mudah disini adalah ukuran mudah untuk orang
umum. Bukan mudah untuk orang perorang. Dan tips ini hanya berkaitan dengan yang bersifat
teknis, sedangkan untuk psikisnya itu berbeda.

1. Pahami terlebih dahulu pokok bahasan atau materi yang akan dipelajari
Artinya, pahami terlebih dahulu, apa sih yang akan dipelajari? Apa gunanya? Ada tidak
relevansinya dengan kehidupan kita? Jika itu belum terjawab, tanyakan terlebih dahulu kepada
guru; karena bisa jadi ada yang terlupa disampaikan. Atau bisa juga mencari informasi dari
buku-buku atau bacaan lain. Karena, ibarat perang; masa kita nggak tahu kayak apa musuh yang
akan kita hadapi. Karena semakin banyak kita mendapatkan informasi tentang musuh kita, kita
akan mudah menundukannya, dan menjadikannya sebagai mitra kita untuk berkoalisi untuk
menghadapi musuh lain. (hm, bukan bermaksud mengajari berpolitisi).

2. Hubungkan materi yang akan dipelajari dengan materi pendukungnya yang sudah
diketahui
Terkadang beberapa guru (lagi-lagi guru), sering lupa menghubungkan materi yang baru dengan
materi yang lama; padahal keduanya ada berhubungan cukup erat. Seolah-olah materi yang akan
dipelajari ini terlepas dari materi yang sudah-sudah. Jadi, jika ada materi baru, tanyakan kepada
guru, kira-kira apa kaitannya dengan masa lalu. Hal ini akan memudahkan kita menarik benang
merah hubungan antara keduanya.
3. Jangan menghafal rumus, tapi pahami dari mana rumus itu berasal (konsepnya).
Dimengertilah dahulu alur rumus dari konsep awal sampai menjadi rumus akhir. Tujuannya
adalah supaya kita mengerti darimana rumus-rumus itu berasal, semenjak konsep yang
mendasarinya sampai menjadi rumus akhir, kecuali beberapa rumus yang sudah merupakan
definisi dan rumus ini biasanya sangat sederhana. Setelah kita mengerti rumus tersebut, adalah
hal yang sangat mudah untuk menghapal rumus tersebut. Bahkan, based on my experience, kita
bahkan nantinya tidak perlu menghapal rumus tersebut lagi, karena akan terhapal dengan
sendirinya. Ingat, sebaiknya kita jangan terburu menghafal rumus, apapun itu. Memang kadang
beberapa orang guru tidak menjelaskan konsep fisika dengan baik, tapi hanya disodorkan rumus.
Secara tidak langsung kita disuruh menghafal rumus. Terkadang lagi mereka menamakan rumus
superlah, rumus raja, rumus ini itu, dengan nama yang keren-keren agar menarik. Ini gawat!
mereka menjebak kita. Serius… kita akan sering terjebak ketika menemukan soal yang tidak
cocok dengan satu rumus pun. Padahal kita punya hafalan banyak koleksi rumus.
Misalnya, kita belajar vektor kemarin, tentang proyeksi vektor. Bukankah tidak selalu bahwa Fx
= F cos teta? Bagaimana kita sebelumnya berekreasi ke lembah matematika mencari si-
trigonometeri, yang pernah dikenalkan kepada kita waktu smp, untuk memahamkan bahwa
panjang proyeksi vektor itu ternyata hanya aplikasi dan modifikasi tentang rumus sudut-sudut
pada segitiga siku-siku. Dan konon kabarnya ini telah kita pelajari waktu smp. Bukan rumus
baru!
Rumus yang dihafal dan dimengerti darimana ia berasal akan mudah untuk selalu diingat dan
dipanggil dari memori kita saat kita terlupa; berbeda jika menghafal rumus itu dengan membabi
buta, akan terbolak-bali begitu kita akan mengingat-ngingat kembali.
Keindahan fisika sebenarnya terletak pada konsep, yang selama ini sering ditelantarkan. Dengan
memahami konsep secara baik (dan benar), kita dapat menjelaskan berbagai hal dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan ilmu fisika. Dengan memahami konsep secara baik
dan benar, rumus-rumus yang sulit dengan sendirinya akan terpahami dengan mudah.
Yakinlah, jika kita telah mengerti konsep dengan baik dan benar; serta paham dengan penurunan
dan aplikasi rumus itu, insya Allah pelajaran fisikan adalah sesuatu yang selalu kita rindukan
setiap hari.

4. Pelajari mulai dari tingkat paling dasar dari materi yang dipelajari.
Biasanya (terutama dalam pelajaran SMA), rumus-rumus fisika di buku yang kelihatannya
sangat rumit sebenarnya berasal dari konsep yang sederhana. Misalnya konsep tentang gaya, atau
tentang energi, yang diturunkan menjadi rumus akhir yang dibutuhkan. Pelajari konsep2 tersebut
dahulu, sebelum pergi ke rumus akhir. Nah, beberapa guru (maaf tidak semua) sering
menerangkan atau mengajarkan materi mulai dari yang mudah, yang biasanya ada relevansi
dengan materi yang sebelumnya atau selanjutnya, baru kemudian ke materi yang tingkat tinggi.

5. Latihlah pemahaman dengan mengerjakan soal, dan mulailah dari soal yang paling
mudah
Ketika menghadapi musuh, kita perlu yang namanya keberanian. Bagi yang penakut, maka dia
dikatakan sudah kalah sebelum bertempur. Karena itu coba jurus-jurus (pemahaman) yang telah
diberikan oleh sang guru untuk mencoba menaklukan beberapa soal. Cobalah berani. Mulai dari
soal-soal yang kita anggap atau kelihatan mudah. Jika kita ragu, minta pilihkan dengan guru, soal
mana yang sebaiknya terlebih dahulu kita kerjakan. Kemenangan demi kemenangan dalam
menaklukan beberapa soal menjadikan suatu pengalaman yang sulit terlupakan. Dan ini akan
menjadi suatu ekstase yang mencandukan.

6. Kembangkan ke soal yang lebih sulit agar pengetahuan lebih mendalam.


Jangan selalu terbuai dengan kemenangan-kemenangan menghadapi lawan yang lebih lemah.
Kemenangan yang seperti itu, meski berguna untuk meningkatkan motivasi; namun tidak
menguji kita dengan sebenarnya. Cobalah, mulai berkenalan dengan soal-soal yang lebih sulit,
atau bervariasi. Keberhasilan kita menaklukan soal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi
akan membawa suatu kenikmatan yang berbeda.
Perlu kita ingat, bahwa ada lima kompetensi yang sebaiknya kita miliki untuk melihat
kepahaman kita dalam mempelajari fisika, yaitu mengerjakan soal-soal fisika dalam satu
langkah; mengerjakan soal dalam beberapa langkah; menggambar sketsa; menggambar grafik
dan mengubah variabel.

7. Seringlah berlatih dengan mengerjakan banyak soal, semakin banyak soal yang
dikerjakan maka semakin mengerti kita tentang materi fisika.
Mengapa mengerjakan latihan soal sesering mungkin ? Kalau kita sering mengerjakan soal
fisika, dengan sendirinya rumus diingat, dan akan terhapal dengan sendirinya. Kita juga semakin
memahami konsep fisika. Ingat waktu pertama kali belajar makan, bolak-balik makanan itu
berlepotan di mulut kita (dan alhamdullillah ibu kita mengajari dengan kesabaran yang luar
biasa), tapi karena itu berulang-ulang akhirnya kita mahir makan dan tidak akan pernah akan
ketinggalan jika diajak makan. Ketika kita belajar naik sepeda? rasanya sangat sulit sekali dan
menakutkan. Kita bahkan mungkin jatuh berulangkali, tapi kemdian? Sama saja dengan fisika.
Jika kita sering latihan soal, kepiawaian kita makin tinggi.

8. Katakan “Itu Sulit, Tapi Insya Allah Saya Bisa”; bukan kata “Itu Saya Insya Allah Bisa,
Tapi Sulit”.
Lha apa bedanya dari dua kalimat itu? Jelas Beda. Pada kalimat pertama ada sedikit optimisme
dan keyakinan. Sedangkan kalimat kedua ada perasaan pesimisme yang dibalut dengan
keraguan; kalimat ini seolah-olah sudah membuat dinding pembatas bagi kita untuk berbuat;
kalimat ini seolah-olah memberati kaki kita untuk melangkah. Sedangkan kata-kata Itu Sulit,
Tetapi Insya Allah Saya Bisa akan memotivasi kita untuk selalu berbuat dan berusaha. Kata-kata
ini kan menjelaskan bahwa fisika itu sifatnya memang sulit, tapi insya Allah kita bisa.

Begitulah kira-kira, sedikit sumbang saran. Apakah masih berpendapat bahwa fisika itu mudah?
Eh, sulit maksudnya? Jika demikian, bagaimana jika kita saling membantu untuk membuat agar
fisika itu kelihatan mudah? Seperti dahulu, ketika pertama kali saya akan mendaki gunung,
melihat gunung yang sedemikian tinggi, rumit, malam-malam lagi perjalanannya. Setelah didaki,
ternyata memang gunung tersebut tinggi, sukar, dingin, mengerikan, tapi….. setelah dipuncaknya
sungguh menyenangkan! Kita belajar dan ternyata kita mampu untuk bisa menaklukan ego diri
agar tidak cepat patah semangat, kita bisa berlatih tolong menolong, kita bisa menikmati dan
mentadaburi keindahan ciptaan-Nya, kita bisa….!
Rumus
Ayunan Konik
Vektor
GLBB
Benda Dilempar Lurus dari Atas Gedung
Benda dilempar Miring
Gaya Gesekan
Hukum Bernoulli
Medan Gravitasi
Hukum Archimedes
Mesin carnot
Perpindahan Kalor
Tekanan Hodrostatis
Termometer
Bandul
Pegas
Alternator
Bahan Dielektrik Kapasitor
Daya arus AC
Daya dan Energi listrik
Energi Listrik dalam Kapasitor
Energi potensial Listrik
Gaya pada 2 Kawat Sejajar
Gaya Lorenrz
GGL Tegangan Jepit
Hambatan Listrik
Hubungan Paralel Hambatan
Hubungan Paralel Kapasitor
Hubungan seri hambatan
Hubungan seri kapasitor
Hukum Faraday
Hukum Henry

You might also like