You are on page 1of 38

DERMATOSIS AKIBAT KERJA

Dr. Rudy Joegijantoro, MMRS


MEKANISME PENYEBAB
• Dermatosis akibat kerja biasanya
dikelompokkan menurut mekanisme yang
menyebabkannya yaitu mekanik, fisik, biologi
dan kimiawi.
• Faktor mekanik : gesekan dan tekanan akibat
pemakaian terus-menerus suatu alat sering
menimbulkan penebalan kulit, kalus, abrasi
dan ulkus.
• Faktor fisik : factor lingkungan misalnya panas,
lembab, dingin, asap, tumbuh – tumbuhan,
kayu, sinar matahari dan ultraviolet dapat
menyebabkan berbagai kelainan kulit. Reaksi
fototoksik dan foto alergik dapat juga terjadi
akibat pajanan tertentu.
• Faktor biologik : bakteri, ragi, jamur, virus, dan
parasit dapat menimbulkan penyakit kulit primer
pada lingkungan pekerjaan. Infeksi bacterial
skunder dapat merupakan komplikasi suatu erupsi
eksematosa.
• Factor kimiawi : zat kimia merupakan penyebab
tersering suatu dermatosis akibat kerja, dan
biasanya digolongkan menurut pengaruhnya pada
permukaan kulit sebagai iritan atau sensitizer.
Zat Iritan digolongkan sesuai dengan kerjanya
pada kulit :
• Zat yang merusak lapisan tanduk : alkali, sabun, pelarut organic
• Zat yang melarutkan lipid permukaan kulit : pelarut anorganik dan
organic, deterjen
• Zat penghidrasi : asam anorganik, anhidrida, alkali
• Zat pengoksidasi : pemutih, krom, garam arsen dan seng, peroksida
• Zat pengendap protein : krom, arsen, garam seng’
• Zat penghidrolisa : senyawa kalsium
• Zat pereduksi : asam oksalat, asam format
• Photosensitizer : ter batubara, zat pewarna dan petroleum
• Zat teratogenik : arsen, arang batubara, petroleum, radiasi
matahari, radiasi berion
• Pada orang yang peka, suatu reaksi alergik
dapat terjadi setelah terpajan dengan zat
kimia. Keadaan ini sangat khas dan
penyebabnya adalah reaksi hipersensitivitas.
• Gejala klinis reaksi ini tidak terjadi pada
pajanan pertama, tetapi timbul setelah
melewati periode sensititasi sekitar 2 minggu
dan pajanan berikutnya menyebabkan
dermatitis kontak eksematosa.
• Alergen industri sangat banyak jumlahnya dan
bersifat khas untuk setiap industri. Allergen
yang paling sering ialah garam nikel, kromat
alkali, etilendiamin, senyawa air raksa, resin
(epoksi, fenolformaldehid),
dinitroklorobenzen, parafenilendiamin.
PENEGAKANDIAGNOSIS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Diagnosis dermatitis akibat kerja didasarkan
pada riwayat penyakit, pemeriksaan jasmani,
perjalanan erupsi dan pemeriksaan laboratorik
(uji tempel dan biopsi)
Riwayat penyakit
• Informasi yang tepat yang dapat membantu
menegakkan diagnosis adalah:
– Jenis pekerjaan
– Keadaan kulit sebelum erupsi timbul
– Zat yang ditangani langsung atau yang terdapat di lingkungan
kerja
– Pakaian pelindung, tindakan protektif dan bahan pembersih
yang digunakan
– Permulaan dan perjalanan erupsi (perbaikan atau
penyembuhan lesi bila bebas dari pekerjaan untuk periode
tertentu).
– Pengobatan sebelumnya (sendiri atau tenaga professional)
Pemeriksaanjasmani
Pemeriksaan jasmani

• Penampilan klinis erupsi dan lokasinya dapat


member keterangan tentang kemungkinan
penyebabnya. Seluruh permukaan tubuh
seharusnya diperiksa untuk mencari tempat –
tempat erupsi.
Pemeriksaan laboratorik

• Pada uji tempel, sejumlah kecil zat penyebab


yang dicurigai dalam konsentrasi tertentu,
dioleskan atau ditempelkan pada permukaan
kulit.
• Reaksi uji tempel dinilai positif bila dalam 24
sampai 48 jam timbul kemerahan, edema atau
vesikel pada tempat yang ditempelkan.
Pemeriksaan lab ….(lanjt)

• Biopsy dan pemeriksaan histopatologik


dilakukan untuk membatu mengidentifikasi
beberapa dermatosis akibat kerja dan bila
telah dicurigai terjadinya suatu keganasan.
DERMATITIS KONTAK
• Penderita dermatitis kontak jumlahnya sekitar
75% dari jumlah seluruh dermatosis akibat
kerja, dan disebabkan oleh sensitisasi alergik
atau iritasi kulit.
• Sensitasi terjadi sesudah kontak dengan suatu zat
(allergen) tanpa terjadinya perubahan kulit yang
jelas.
• Sensitivitas biasanya timbul beberapa minggu
sesudah pajanan pertama, dan kontak berikutnya
dengan allergen yang sama, walaupun jumlahnya
sedikit, akan menimbulkan dermatitis kontak.
• Sensitivitas dapat bertahan selama beberapa
bulan, beberapa tahun, bahkan seumur hidup.
• Beberapa zat kimia dapat bersifat sebagai
allergen (sensitizer) maupun iritan.
• Beberapa factor yang membantu terjadinya
dermatitis kontak alergik maupun iritan adalah
penyakit kulit yang telah ada sebelumnya
(misalnya dermatitis atopic), suhu panas,
kelembaban dan gesekan.
Gejala klinis
• Dermatitis akut menunjukkan kemerahan,
edema, papul, vesiken dan kadang – kadang
bula.
• Lesi berbatas tidak tegas, tunggal atau jamak,
berbagai ukuran dan bentuk, tetapi sering
discoid, akibat koalisi akan terbentuk lesi yang
lebih luas.
• Dermatitis subakut ditandai oleh kemerahan,
edema ringan, vesikel kering dan keropeng.
• Dermatitis kronis muncul sebagai lesi tebal yang
kering, bersisik dan kadangkala terdapat fisura.
• Secara subyektif penderita umumnya
merasakan pruritus (gatal) yang kadang-kadang
tidak tertahankan.
• Erupsi yang berfisura dan kering, pada tempat
tekanan (ujung jari) atau pada daerah fleksor
(telapak tangan) akan terasa nyeri.
Penyebab
• Umumnya penyebabnya adalah zat kimia dalam
berbagai bentuk.
• Dermatitis eksematosa akut paling sering disebabkan
oleh bahan kimia yang mengiritasi dan men-
sensitasi, misalnya deterjen industri, senyawa logam
(krom, nikel), asam atau alkali encer, resin, pelarut
dan bahan yang digunakan pada pabrik karet (anti-
oksidan).
• Dermatitis kronis sering disebabkan oleh semen
untuk konstruksi, zat pembersih dan produk resin.
Perjalanan penyakit
• Umumnya dermatitis akibat kerja membaik atau
menyembuh bila pajanan dihilangkan.
• Biasanya dermatitis akut akan sembuh dalam
waktu 1-4 minggu.
• Umumnya dermatitis kontak iritan dimulai
sebagai erupsi akut yang ringan, dan segera
berubah menjadi kronis.
• Tahap kronis ini dapat berlangsung berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun, dengan periode
eksaserbasi di dalamnya.
Pemeriksaan histopatologik
• Gambaran histologik yang dijumpai sama seperti
erupsi eksematosa lain. Dengan pemeriksaan ini
tidak dapat dibedakan dermatitis kontak alergik
dengan dermatitis kontak iritan.
• Pada dermatitis akut, terlihat edema interseluler
yang jelas (spongiosis) dan ederma intraseluler
di sekitar vesikel dan bula. Pada dermis terdapat
dilatasi vaskuler, edema dan infiltrate sel
mononuclear perivaskuler.
• Gamabaran dermatitis subakut secara histologist
mirip dengan dermatitis akut, tetapi vesikel lebih
kecil, terdapat akantosis sedang, kadang – kadang
parakeratosis dan pembentukan krusta. Pada
dermatitis kronis terdapat akantosis,
hyperkeratosis. Parakeratosis dan beberapa
spongiosis.
• Di dermis terdapat infiltrasi perivaskuler, kapiler
yang banyak dan kolagen (fibrosis) yang bertambah.
Diagnosis banding
• Dermatitis kontak non-okupasional.
• Tidak semua dermatitis kontak pada pekerja
disebabkan oleh pajanan pekerjaannya.
• Perlu diselidiki zat – zat penyebab di luar
pekerjaan misalnya produk pembersih rumah
tangga, zat yang terpajan dalam hobi
(fotografi, pekerjaan kayu, melukis, berkebun,
mendaki gunung).
Diagnosis banding
1. Dermatitis seboroik
– Keadaan ini terdapat sebagai erupsi eksematosa
kronis di kepala, region post-aurikularis,
pertengahan dada, aksila atau lipat paha.
Eksaserbasi dapat terjadi sehubungan dengan
pekerjaan, terutama pada pekerja yang terpajan
panas, pelumas dan minyak.
2. Psoriasis
– Psoriasis palmar terdapat sebagai lesi berbatas
tegas, tebal, denga fisura, besisik tebal seperti
warna perak. Perubahan pada kuku dapat
ditemui atau terdapat tanda – tanda lain
psoriasis pada bagian tubuh lain.
– Factor yang berhubungan dengan pekerjaan
misalnya gesekan, tekanan atau iritasi kimia
dapat memperburuk psoriasis.
Agen penyebab
1. Kromium
– Banyak sekali dermatitis akibat kerja yang disebabkan
oleh iritasi atau sensitasi senyawa kromium.
– Sensitasi terjadi perlahan dan baru timbul setelah
bertahun-tahun, pekerja konstruksi dan industri lain
yang terpajan dengan senyawa yang mengandung
krom misalnya cat warna kuning atau hijau, bahan
fotografi dan percetakan.
– Zat anti korosif dan uap las patri. Kromat yang
terdapat dalam semen merupakan penyebab utama
sensitasi pada tukang dan pekerja semen.
2. Nikel
– Pajanan terhadap nkel dan garamnya merupakan
penyuebab paling sering dari dermatitis kontak alergik
yang diindukasi logam.
– Nikel banayak dipakai diu pabrik peralatan dari logam
dan sebagai bahan pengeras logam lain. Pajanan nikel
dapat merupakan hal yang berhubungan dengan
pekerjaan ataupun tidak.
– Sensitasi pada pria biasanya akibat pajanan pekerjaan,
namun dapat juga akibat kontak dengan jam tangan,
penjepit atau kacamata.
• Pada wanita, sumbernya adalah pengait logam pada
pakaian dan perhiasan. Individu yang telah tersensitasi
dapat menderita erupsi beberapa tahun kemudian bila
terpajan dengan nikel atau garamnya di lingkungan
kerja.
• Pekerja yang sering terkena ialah pekerja yang memakai
alat yang dilapisi nikel (penata rambut, tukang jahit,
pekerja kantor, sering memegang uang logam).
• Trauma, tekanan dan keringat yang berlebihan dapat
melepaskan nikel dari benda yang mengandung nikel.
3. Tumbuhan dan Kayu
– Tumbuhan, serbuk-sari, duri, kayu, sayur-mayur
dan zat yang berasal dari tumbuhan misalnya
terpentin, berhubungan dengan dermatitis
kontak pada berbagai jenis pekerjaan.
– Tanaman dan serbuk-sarinya : petani, tukang
kebun, perangkai bunga, pengunjung taman
bunga, pembangun jalan, ahli kehutanan.
• Kayu : tukang tebang, tukang kayu dan
perabot, pekerja yang memakai kayu dalam
pekerjaannya.
• Sayur-mayur :tukang masak, penjual sayur.
Terpentin (balsam yang berasal dari pinus):
artis, tukang cat, tukang ukir, litografer,
pekerja kebersihan yang memakai terpentin
sebagai pelarut.
4. Plastik
– Bahan ini banyak digunakan dalam industri dan
banyak pula menyebankan dermatosis. Zat-zat
plastik yang dapat menyebabkan dermatosis
kontak:
• Resin epoksi : merupakan iritan dan sensitizer kuat
yang banyak dipakai dalam pembuatan alat listrik, lem
kantor dan rumah tangga, perekat
(karet,keramik,logam) dan cat.
• Plastik urea formaldehid : pelapis pengkilap kayu,
sebagai bahan adesif dalam industri tekstil
• Plastik akrilik : diapaki dalam cat, bahan gigi palsu, kuku
palsu, lensa kontak dan protesa ortopedik
DERMATOSIS LAIN AKIBAT PEKERJAAN
• Kanker kulit dapat disebabkan oleh hasil
sampingan pada penambangan batubara
misalnya “soot”, ter, antrasen dan derivat
petroleum, juga sering dijumpai pada pelaut
dan petani.
• Folikulitis dan erupsi akneiformis yang dapat
disebabkan oleh cutting oil. Petroleum mentah,
derivat ter batubara, klorobenzen, klorfenol
chromated diphenyl, chromated triphenyl.
• Granuloma dapat disebabkan oleh silika yang
ada di tanah, pasir dan kaca yang
mengandung silikon dioksida yang
mengkontaminasi kulit yang lecet atau luka.
Graunuloma berilium terjadi pada pekerja
pabrik lampu fluoresen. Graunuloma
zirkonium terjadi pada pekerja industri
zirkonium.
• Kelainan pigmentasi : melanosis dapat terjadi
pada pekerja yag terpajan arsen, ter, minyak
mentah, cutting oil, chloracnogen, sinar
matahari dan sayur. Leokoderma dapat
disebabkan oleh eter monobenzil hidrokuinon,
germisida deterjen fenolik, antioksidan dan
katekol.
SELESAI

You might also like