Professional Documents
Culture Documents
Institution
presented by :
Yogi Sutantyo
Selviana Eka M.
Ika Prihastini W.
Novita Lidiawati
M. Rizal
Yulinda C.
Pemahaman tentang stakeholder dan
shareholder.
• Dunia bisnis adalah dunia komitmen, di mana para stakeholder yang terkait
dalam sebuah bisnis wajib untuk saling terikat secara moral dan etika, serta
memelihara komitmen untuk tidak melalaikan dan merugikan stakeholder
yang lain.
• Menjaga integritas demi kepentingan para stakeholder adalah sebuah
keharusan di dalam dunia bisnis. Sebab, bisnis hidup dari hubungan saling
percaya dan saling mendukung. Hubungan bisnis yang tidak bermoral dan
tidak beretika biasanya cendrung merugikan para stakeholder yang posisi
tawarnya lemah di bisnis tersebut. Hal ini disebabkan, para profesional yang
mengelola bisnis tersebut tidak memiliki integritas dan niat baik pada
stakeholder secara keseluruhan. Para pengelola bisnis asyik membohongi
para stakeholder yang posisi tawarnya lemah untuk keuntungan pribadi
mereka.
• Pada dasarnya setiap stakeholder memiliki kebutuhan yang berbedah, kecuali
dalam hal pelayanan, di mana semua stakeholder memiliki kebutuhan yang
sama, yaitu mengharapkan mereka dilayani secara jujur, terbuka, penuh
tanggung jawab, wajar, berkualitas, dan adil.
• Para pengelola bisnis seharusnyalah bersikap profesional untuk memberikan
yang terbaik buat kepentingan para stakeholdernya.
• Pengelola bisnis harus mendorong dan menciptakan sistem dan
kultur dalam bentuk iklim pelayanan bisnis yang bersikap saling
percaya dan saling membantu diantara setiap unsur stakeholder
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar bisnis yang dikelola tersebut
bisa berumur panjang dan dicintai oleh stakeholdernya.
• Lalu siapa saja yang pantas disebut sebagai stakeholder?
Jawabanya adalah orang-orang yang memiliki kepentingan
langsung maupun tidak langsung dalam sebuah bisnis. Sekarang
kita lihat lagi. Siapakah orang-orang dan institusi itu? Maka
dengan jelas kita tunjuk yaitu pemegang saham, pegawai,
konsumen, penyuplai, kreditor, pembeli, langganan, pemerintah,
lingkungan alam, lingkungan sosial.
• Intinya mereka-mereka yang kita sebut merupakan stakeholder
dari sebuah perusahaan atau bisnis.
• Para stakeholder adalah alasan utama dari kesuksesan sebuah bisnis. Tanpa
adanya stakeholder yang hebat, maka bisnis tersebut bisa punah. Oleh sebab itu,
sangatlah penting buat para stakeholder untuk saling memperhatikan dan
memberikan pelayanan maksimal bagi sesama stakeholder. Tanpa pernah berniat
merugikan kepentingan dari stakeholder yang lain.
• Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa seseorang mendirikan bisnis dengan
maksud untuk mendapatkan keuntungan maksimal buat dirinya. Lalu bagaimana
mungkin diharapkan agar ia mau memberikan keuntungan maksimal bagi
stakeholder yang lain.
• Keberadaan stakeholder merupakan bagian dari mata rantai bisnis, apakah itu
industri jasa, perdagangan, pariwisata. Stakeholder akan hadir dengan misi dan
visi yang berbeda, dan untuk melayani misi dan visi yang berbeda tersebut, para
pengelola bisnis(manajemen) wajib menjalankan praktik-praktik bisnis yang
beretika dan bermoral tinggi, agar semua kepentingan stakeholder terpenuhi
secara sempurna.
• Dalam dunia bisnis hubungan antara para pengelola bisnis dengan pemegang
saham(shareholder) adalah hubungan pegawai dan majikan, sedangkan hubungan
antara pengelola bisnis(manajemen)dengan stakeholder adalah hubungan etika
dan moral untuk tidak merugikan kepentingan mereka di dalam bisnis tersebut.
• Arus persoalan akan ada, pada saat pengelola bisnis sebagai pegawai wajib
memprioritaskan keinginan dan tujuan dari para pemegang saham
mayoritas, mengingat kekuatan pemegang saham mayoritas(shareholder
pengendali)jauh lebih kuat untuk memberi perintah pada manajemen secara
langsung, sedangkan stakeholder di luar shareholder adalah kepentingan
yang tidak dapat langsung memiliki pengaruh pada manajemen.
• Hubungan yang harmonis diantara stakeholder adalah sebuah obsesi yang
wajib diwujudkan oleh para pengelola bisnis, dan harus menjadi komitmen
untuk menjaga kepentingan dari para stakeholder dalam sebuah lingkaran
bisnis yang harmonis dan seimbang.
• Menjaga kepentingan stakeholder haruslah menjadi kunci kekuatan dalam
sebuah hubungan bisnis yang hebat, sikap cerdik dari pengelola bisnis untuk
bertindak jujur dan adil kepada stakeholder adalah sebuah tindakan hebat
yang akan mengantar perusahaan bersama bisnisnya ke arah kinerja
terhebat.
• Pengabdian para pengelola bisnis pada pemegang saham
mayoritas(shareholder)adalah mutlak.
• Sebab, shareholder dengan kekuatan RUPS (rapat umum pemegang saham)
secara absolut menentukan eksistensi dari para pengelola bisnis. Bila para
pengelola bisnis tidak patuh pada pemegang saham, maka mereka
berpotensi kehilangan jabatan dan fasilitas, tetapi hal ini bukanlah berarti
para pengelola bisnis boleh melalaikan para stakeholder dan bertekuklutut
pada setiap permintaan shareholder. Para pengelola bisnis harus selalu ingat
bahwa suksesnya bisnis sangat dipengaruhi oleh stakeholder, khususnya
para konsumen dan penyuplai, jadi pengelola bisnis tidak boleh kehilangan
akal sehatnya dalam menjaga semua kepentingan shareholder dan
stakeholder secara utuh dalam sebuah kejujuran dan keadilan.
• Shareholder dan stakeholder adalah dua kekuatan terpenting di dalam dunia
bisnis, yang harus dipahami secara jujur dan adil oleh para pengelola bisnis,
tanpa merugikan siapapun.
• Bisnis itu seperti air, yang selalu mengalir dengan caranya sendiri tanpa
perduli pada apapun dan terus mengalir menerobos setiap hambatan untuk
mencapai hasrat dan kepentingan dari yang lebih kuat dan lebih cerdik.
• Dalam melakukan sinergi, kepentingan berbagai pihak diselaraskan dengan
tujuan perusahaan. Salah satu cara adalah dengan menerapkan Corporate
Social Responsibility (CSR) menjadi bagian integral strategi perusahaan.
CSR disini memasukan berbagai komponen tanggungjawab perusahaan
terhadap stakeholder dan juga tanggung jawab perusahaan dalam
meningkatkan keuntungan.
• Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan investasi jangka
panjang yang berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, serta berfungsi
sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Di
Indonesia, penerapan CSR sudah cukup menggembirakan. Banyak
perusahaan melakukan amal baik dengan menunjukkan kepeduliannya
terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Sudah saatnya
perusahaan-perusahaan lain di Indonesia menjalankan CSR dengan
sepenuh hati, termasuk perusahaan Anda.
• Penyebab sebuah perusahaan atau seorang manajer dalam berperilaku etis
atau non-etis dalam kerangka CSR dapat dipilah menjadi 3 faktor sbb. :
• Faktor pribadi
1. Pengalaman pribadi ( agama, pengaruh keluarga ) .
2. Kebutuhan dan keinginan pribadi (prestise).
• Faktor organisasi
1. Hubungan vertikal (atasan-bawahan).
2. Hubungan horizontal (sesama rekan kerja, baik dorongan maupun tekanan).
3. Aturan tidak tertulis (nilai / norma / budaya perusahaan ).
4. Aturan tertulis (AD / ART, PKB ).
• Faktor lingkungan
1. Pesaing ( dalam / luar negeri ).
2. Aturan-aturan hukum pemerintah( PP / Perpu yang mengatur tentang bisnis,
pajak, UMR, dll ) .
3. Nilai / norma sosial lingkungan sekitar.
• Merupakan ethical dilemma tentang pro dan kontra CSR ini, antara mendahulukan
kepentingan shareholder atau stakeholders, antara mencari economic value added atau
social value added.
• Di satu sisi perusahaan dituntut untuk dapat membuat / menjual produk sebanyak-
banyaknya sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal.
• Di sisi lain timbul masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, lingkungan, dll,
sebagai akibat dari tindakan-tindakan tidak etis yang dilakukan baik secara / tidak secara
sengaja oleh perusahaan.
• Di balik pro dan kontra tentang bagaimana mekanisme CSR yang mesti diterapkan oleh
sebuah perusahaan, CSR sebenarnya dapat dipandang sebagai investasi masa depan bagai
sebuah perusahaan.
• Dalam lingkungan masyarakat konsumen yang kritis, CSR dapat menciptakan brand image
(citra positif) dari suatu perusahaan.
• Brand image tentu saja sangat berperan dalam mendongkrak volume penjualan,
mempertahankan loyalitas konsumen lama, serta membangun / mengembalikan citra
positif perusahaan yang sebelumnya (mungkin) sempat terdistorsi. Hasil akhir dari
implementasi CSR ini tentu saja juga kembali kepada peningkatan corporate value yang
akhirnya berpulang kepada shareholder lagi.
Apa hubungan antara Corporate Sosial Responsibilities (CSR), shareholder,
dan stakeholder ?
• Stakeholder = semua org yg terlibat dalam menjalnkan perusahaan itu, mulai dari board of
directors, CEO, CFO, manager (finance, marketing, IT, etc...) dan semua kariawan, yg bekerja
to achieve company's goals.
• company pasti ingin membeli hati orang banyak, nggak cuma rakyat kecil aja sih. Untuk itu,
company yg memiliki CSR yg sukses akan menarik perhatian masyarakat lebih banyak & lebih
luas. Share pricenya bisa melambung yg tentu saja diikuti dgn pertambahan jumlah
shareholders & keuntungan intern compay (stakeholders).
Financial Institution
Financial Institution atau lembaga keuangan organisasi-organisasi, yang
terlibat dalam menyediakan berbagai jenis layanan keuangan kepada
pelanggan mereka. Lembaga keuangan dikendalikan dan diawasi oleh aturan
dan peraturan yang digambarkan oleh pemerintah.
Ada sejumlah lembaga yang mengumpulkan dan menyediakan dana untuk sektor yang diperlukan
atau individu. Di sisi lain, ada beberapa lembaga yang bertindak sebagai perantara dan
bergabung dengan defisit dan surplus unit. Investasi uang atas nama klien lain dari berbagai
fungsi lembaga-lembaga keuangan.
Pada saat yang sama, ada beberapa lembaga keuangan pemerintah yang ditetapkan dengan
peraturan dan fungsi pengawasan. Lembaga-lembaga ini telah memainkan peran yang berbeda
dalam memenuhi kebutuhan manajemen keuangan dan industri yang berbeda, dan juga
membentuk adegan ekonomi nasional.
Deposito organisasi keuangan dikenal sebagai bank komersial, bank tabungan
bersama, tabungan asosiasi, asosiasi pinjaman dan sebagainya. Fungsi utama
lembaga keuangan alam ini adalah sebagai berikut:
Menerima Deposito
Menyediakan Pinjaman Komersial
Menyediakan Pinjaman Real Estate
Menyediakan Mortgage Loans
Penerbitan Sertifikat Share
Lembaga keuangan adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dan saran
ke clients.Commercial bank, credit union, pialang saham perusahaan dan
manajemen aset perusahaan adalah jenis utama dari lembaga keuangan.
Layanan yang diberikan oleh berbagai jenis lembaga keuangan dapat bervariasi dari
satu institusi ke institusi lain. Sebagai contoh, layanan yang ditawarkan oleh bank-
bank komersial - jasa asuransi, hipotek, pinjaman dan kartu kredit.
Layanan yang diberikan oleh perusahaan pialang, di sisi lain, yang berbeda dan
mereka adalah - asuransi, sekuritas, hipotek, pinjaman, kartu kredit, pasar uang
dan cek menulis. Perusahaan asuransi menawarkan - jasa asuransi, sekuritas,
membeli atau menjual layanan dari real estat, hipotek, pinjaman, kartu kredit dan
cek menulis.
Koperasi kredit adalah koperasi lembaga keuangan, yang biasanya dikendalikan oleh
para anggota serikat buruh. Perbedaan utama antara serikat kredit dan bank
adalah bahwa serikat kredit dimiliki oleh anggota memiliki rekening di dalamnya.
Perusahaan pialang saham adalah jenis lembaga keuangan yang membantu baik
perusahaan dan perorangan untuk berinvestasi di pasar saham.
Tipe lain dari lembaga keuangan adalah pengelolaan aset perusahaan. Fungsi utama
dari perusahaan ini adalah untuk mengelola berbagai sekuritas dan aset untuk
memenuhi tujuan finansial investor. Perusahaan pengelolaan dana juga
memberikan nasihat dan keputusan-keputusan untuk korporasi dan individu.
Peran Lembaga Keuangan Internasional
Peran lembaga keuangan internasional yang diatur oleh hukum internasional seperti
yang beroperasi di lebih dari satu negara. Para pemegang saham atau pemilik
lembaga keuangan internasional adalah pemerintah nasional dari negara. Lembaga
keuangan internasional (IFI) semakin terlibat dalam situasi konflik sangat mudah
karena berbagai hukum internasional
Keterlibatan IFI dalam hukum kemanusiaan internasional juga dapat membantu untuk
Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mendukung upaya untuk mencegah
pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia adalah lembaga keuangan khusus
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berfungsi sebagai organisasi internasional
independen. Fungsi mereka tidak terikat oleh keputusan PBB tetapi diatur oleh
resolusi Dewan Keamanan PBB.
Keputusan yang dibuat oleh IFI dapat secara signifikan dipengaruhi oleh
pelanggaran hukum humaniter internasional. Pelanggaran hukum kemanusiaan
yang sah perhatian ekonomi ke IFI dan yang tidak boleh dikecualikan dari
pertimbangan sebagai isu-isu politik.
Hal ini juga berpendapat bahwa IFI perlu mempertimbangkan isu-isu hukum
humaniter internasional dalam beberapa keadaan untuk memenuhi kewenangan
mereka. Pelanggaran hak-hak di bawah hukum kemanusiaan dapat memberikan
wawasan tentang bagaimana pemerintah akan menangani kewajiban-kewajiban
internasional seperti perjanjian pinjaman dengan IMF atau Bank Dunia. Hal ini
juga terlihat bahwa pelanggaran hak asasi manusia selama konflik dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Mungkin juga
mempengaruhi kemampuan negara untuk melayani utang-utangnya,
keberhasilan keuangan program pembangunan dan juga IFI kemampuan untuk
mengawasi dan mengelola proyek. Setelah informasi tentang pelanggaran
hukum humaniter seperti demikian akan membantu IFI untuk memastikan
bahwa mereka dapat memenuhi kewenangan mereka.