Professional Documents
Culture Documents
Pengertian Berbicara
Seperti telah kita ketahui bahwa dalam kegiatan menyimak aktivitas kita awali dengan
mendengarkan dan diakhiri dengan memahami atau menanggapi. Kegiatan berbicara tidak
demikian . Kegiatan berbicara diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki pembicara yang
akan disampaikan kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat menerima atau
memahami isi pesan itu. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan hubungan dan kerja
sama denagn manusia lain.
Hubungan dengan manusia lainnya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran
dan persaan, menyampaikan suatu informasi, ide atau gagasan serta pendapat atau pikiran
dengan suatu tujuan. Dalam menyampaikan pesan seseorang menggunakan suatu media atau
alat yaitu bahasa, dalam hal ini bahasa lisan. Seorang yang akan menyampaikan pesan
tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat memahaminya. Pemberi pesan disebut
juga pembicara dan penerima pesan disebut penyimak atau pendengar. Peristiwa proses
penyampaian pesan secara lisan seperti itu disebut berbicara.
Jadi, pada hakikatnya berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang
dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima pesan
atau informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi
berlangsung secara tatap muka, berbicara itu dapat dibantu dengan mimik dan pantomimik
pembicara. Kemampuan berbicara merupakan tuntutan utama yang harus dikuasai oleh
seorang guru. Jika seorang guru menuntut siswanya dapat berbicara dengan baik, maka guru
harus memberi contoh berbicara yang baik hal ini menunjukkan bahwa di samping menguasai
teori berbicara juga terampil berbicara dalam kehidupan nyata. Guru yang baik harus dapat
mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya secara lisan.
Tujuan berbicara Seorang pembicara dalam menyampaikan pesan kepada orang lain
pasti mempunyai tujuan, ingin mendapatkan responsi atau reaksi. Responsi atau reaksi itu
merupakan suatu hal yang menjadi harapan. Tujuan atau harapan pembicaraan sangat
tergantung dari keadaan dan keinginan pembicara. Secara umum tujuan pembicaraan adalah
sebagai berikut:
Pembagian atau klasifikasi seperti ini bersifat luwes. Artinya, situasi pembicaraan
yang akan menentukan keformalan dan keinformalannya. Misalnya : penyampaian berita atau
memberi petunjuk dapat juga bersifat formal jika berita itu atau pemberian petunjuk itu
berkaitan dengan situasi formal, bukan penyampaian berita antarteman atau bukan pemberian
petunjuk kepada orang yang tersesat di jalan.
Berikut ini salah satu contoh pemberian petunjuk pada situasi formal. Petunjuk
seorang pemimpin kepada para bawahannya Pemimpin : Saudara-saudara karyawan PT “A”
Pada pagi ini, saya akan menyampaikan informasi mengenai bagaimana membuat laporan
yang baik.
pemberian petunjuk informal. Seorang perempuan tersesat di jalan dan ia tidak tahu
ke mana arah menuju stasiun kereta. Ia bertemu dengan seorang pelajar putri dan bertanya,
Perempuan : De, ke mana arah stasiun kereta Pelajar : Ibu mau ke mana Perempuan : Ibu mau
ke stasiun kereta.