Professional Documents
Culture Documents
OLEH
SITTI NURNA’IMAH
NIM : 80100208149
Dosen Pembimbing :
Prof.Dr.H.Baso Midong, MA
Dr.H.Abustani Ilyas, M.Ag
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua ulama dalam Islam sepakat akan pentingnya peranan Hadits dalam
berbagai disiplin Ilmu dan menjadi rujukan kedua setelah Al-Qur’an. Untuk
memahami Hadits dengan baik kita perlu mengetahui Sejarah pertumbuhan dan
perkembangan Hadits agar kita dapat memahami sejauh mana pertumbuhan dan
dan perkembangan hadits. Ada yang membaginya pada tiga periode saja, yaitu
masa rasulullah SAW Sahabat dan Tabi’in, masa pentadwinan dan masa setelah
tadwin.¹
Sejarah dan Pengantar Ilmu hadits, bahwa apabila kita pelajari dengan seksama
suasana dan keadaan yang telah dilalui hadist sejak dari zaman tumbuhnya hingga
dewasa ini, dapatlah kita menarik sebuah garis, bahwa hadits Rasul sebagai dasar
Tasyri’ yang kedua telah melalui enam masa dan sekarang sedang menempuh
periode ketujuh.²
________________
1
Munzier Supartam Ilmu Hadits, (Cet..3 : Jakarta, PT. Raja grafindo Persada, 2002) h.
70
2
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet 6 : Jakarta, Bulan
Bintang, 1980) h. 46
2
B. Rumusan masalah
Terlepas dari periodesasi yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada Masa ini Nabi Muhammad SAW menjadi pusat perhatian para
sahabat. Apapun yang didatangkan oleh Nabi Muhammad SAW baik berupa
misalnya Abu Hurairah. Dan ada juga sahabat yang usianya lebih panjang dari
sahabat lain, sehingga mereka lebih banyak menghafalkan Hadits, seperi Anas bin
Malik, Abdullah bin Abbas. Demikian juga ada sahabat yang mempunyai
hubungan erat dengan Nabi SAW, seperti Aisyah, Ummu Salamah dan
Khulafaurrasyidin. Semakin erat dan lama bergaul semakin banyak pula Hadits
rumah tangga, bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, maka tidak setiap
________________
3
Prof.Dr.Muhaimin,MA, Dr.Abdul Mujib,M.Ag, Dr.Jusuf Mudzakkir,M.Si, Kawasan
dan wawasan studi Islam (Cet 1 : Jakarta, Kencana, 2005) h. 147
4
Ibid hal. 148
4
kali lahir sebuah hadis disaksikan langsung oleh seluruh sahabat. Sehingga
sebagian sahabat menerima hadits dari sahabat lain yang mendengar langsung
berdomisili didaerah yang jauh dari Madinah seringkali hanya memperoleh hadits
Pada zaman Rasul, ternyata tidak sedikit diantara sahabat yang secara
pribadi telah bersaha mencatat hadits-hadits rasul. Shahifah yang berisi catatan
hadits Rasul itu dibuat dari pelepah-pelepah kurma, kulit-kulit kayu dan tulang-
___________________
5
Muh.Zuhri, Hadits Nabi Telaah Historis dan Metodelogis, (Cet 11, Yogyakarta :
Tiara wacana Yogya, 2003) h. 29
5
c. Abu Hurairah al-Dausi ( w. 59 H ), ia memiliki catatan hadits yang
dikenal dengan nama al-Shahifah al-Shahifah. Hasil karyanya ini
diwariskan kepada anaknya bernama Hammam.6
Rasulullah SAW masih hidup, meskipun demikian pada masa sahabat dan tabiin
masih terjadi perdebatan seru antara kebolehan penulisan hadits dengan larangan
penulisannya. Sebab pada periode ini para sahabat memiliki komitmen terhadap
didalam hati mereka. Ketika kekhawatiran tersebut hilang dan terdapat kebutuhan
dengan melibatkan beberapa tokoh yang ahli dibidangnya, bukan yang dilakukan
secara perseorangan untuk kepentingan pribadi, seperti yang pernah terjadi pada
Usaha ini dimulai pada masa pemerintahan Islam yang dipimpin oleh
Khalifah Umar bin Abd al-Aziz (Khalifah ke 8 dari kekhalaifaan bani Umayyah),
_________________
6
6
melalui instruksinya kepada para pejabat daerah agar memperhatikan dan
Abu bakar Ibn Hazm agar mengumpulkan hadits-hadits yang ada pada Amrah
binti Abd al-Rahman al-Anshari (murid kepercayaan Aisyah) dan al-qasim bin
Muhammad bin Abi Bakr. Instruksi yang sama juga ditujukan kepada Muhammad
bin Syihab al-Zuhri, yang dinilainya sebagai seorang yang lebih banyak
Umar bin Abd al-Aziz memamg hidup dalam suasana ilmiah dan sebagai
Amirul Mu’minin ia tidak jauh dari ulama. Ia menilai penting memelihara dan
menghimpun hadits rasulullah SAW karena didorong oleh aktivitas para tabi’in
terhadap jiwa para ulama dan amirul mukminin adalah munculnya praktek
pemalsuan hadits yang dilatar belakangi oleh persaingan politik dan perselisihan
antar aliran.9
Sistem pembukuan pada fase ini masih bersifat temporer, yakni masih
Buku-buku yang ditulis pada masa itu dan kini yang sudah dicetak dan
____________________
9
Muhammad Ajaj al-Khatib, Op. Cit, h. 369
10
Prof.Dr.Muhaimin,MA, et al, Op. Cit, h.150
7
1. Al-Muwaththa’ Karya Imam malik bin Anas
2. Al-Mushannif karya Abdurrazak bin hammam As-Shan’ani
3. As-Sunah karya Said bin Mansur
4. Al-Mushannaf karya Abu Bakar bin Abu Syaibah.11
D. Masa Pentashihan Hadits
oleh dinasti bani Abbas, khususnya sejak masa al-makmum sampai dengan al-
Pada Masa ini para ulama hadits mulai memisahkan mana hadits dan
mana fatwa sahabat dan tabi’in, demikian pula memilah-milah mana hadits
shahih, hasan maupun yang dhaif. Disamping itu pula menetapkan kaidah-kaidah
muncullah Ilmu Dirayah Hadits yang banyak macamnya disamping Ilmu Riwayah
Hadits. Dari kriteria yang mereka pergunakan dalam menilai hadits, maka
____________________________
11
Manna al-Qathan, Mabahits fi ulumil al-Hadits, diterjemahkan oleh : Mifdhal
Abdurrahman dengan judul : Pengantar studi Ilmu Hadits (Cet. Ke-2 : Jakarta, Pustaka al-Kautsar,
2006) h. 54
12
Munzier Supatra, Op Cit, h. 92
13
Prof.Dr.Muhaimin,MA, et al, Op. Cit, h. 151
14
Subhi al-Shahih, Ulum al-Hadits wa Mustalahuhu, (Cet. Ke-9, Bairut : Dar-Al-Ulum
al-Malayin, 1977) h. 84
8
Secara lengkap kitab induk yang enam tersebut dapat diurutkan sebagai
berikut :
yang sangat melimpah ini, sejumlah ulama terkemuka telah melakukan perjalanan
menjelajah seluruh dunia pada masa itu. Pencari-pencari hadits yang bersemangat
paergi dari suatu tempat ke tempat yang lain dan bertanya dari orang lain yang
satu ke orang yang lain.16 Tujuannya tiada lain adalah untuk menetapkan
bertemu dengan orang yang ia riwayatkan haditsnya atau tidak? Apakah ia orang
cacat, tercela atau sering berbuat tidak sopan? Imam Bukhari misalnya, dalam
menetapkan sunah sangat ketat sekali, sehingga para ulama hadits manyatakan
bahwa Imam al-Bukhari orang yang kuat hafalannya dan jarang bandingannya,
____________________
15
Munzier Supatra, Op. Cit, h. 93
16
Fazlur Rahman, Islam, diterjemahkan oleh Ahsin Muhammad (Cet. IV: Bandung,
Pustaka, 2000) h. 83
9
Terkadang Imam Bukhari dan Imam Muslim berbeda dalam menentukan
kriteria dan syarat bagi seorang perawi, seperti masalah rijalul hadits harus lebih
erat dengan perawi, perawi harus lebih erat dengan perawi yang memberi
hadits sanadnya harus bersambung, dan perawinya muslim yang berpredikat “al-
Shiddiq” tak suka bertadlis dan tidak berubah akal, bersikap adil, kuat hafalannya,
Imam Bukahi menyusun kitab bernama al-Jama Shahih al-Musnadi min hadits
rasul yang dikenal dengan Shahih al-Bukhari. Kitab ini merupakan kitab pedoman
kedua setelah al-Qur’an. Isi kandungannya berjumlah 9082 hadits marfu’ dan
sejumlah hadits maqthu dan mauquf. Sedang Imam Muslim menyusun kitab
kitab ini adalah susunannya lebih baik dari pada Shahih Bukhari. Dan
kedudukannya Shahih Muslim menurut para ulama nonor dua setelah Shahih
Bukhari.
____________________
17
Prof.Dr.Muhaimin,MA, et al, Op. Cit, h. 152
10
Selanjutnya kitab-kitab sunan diwakili oleh Sunan an-Nasa’i yang
dinamakan al-Mutaba’ min as-sunah dan Sunan Abu Dawud yang berisikan 4800
hadits setelah adanya penyeleksian dari 500.000 hadits yang ditulisnya dan Sunan
Dan untuk kitab-kitab musnad diwakili oleh kitab Musnad Imam ahmad
bin Hambali yang berisikan 40.000 buah hadiits dan 10.000 diantaranya yang
diulang-ulang.18
Tentunya sistematika susunan hadits pada masa ini lebih baik dari masa-
masa sebelumnya, karena upaya ulama pada masa ini bukan mencari, tetapi hanya
shalat dan seterusnya, misalnya hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar,
maka diletakkan dibawah nama Abu bakar. Ada juga yang mensistemasi dengan
bagia-bagian, yaitu bagian seruan, larangan, khabar, ibadah dan af’al. Demikian
pula ada yang menyusun berdasarkan abjad hijaiyyah, seperti kitab al-jami’
____________________
18
Ibid, h. 153
19
Loc cit
11
Beberapa kitab yang disusun berdasarkan sistematika penyusunan hadits
yang telah ditetapkan para ulama hadits pada masa itu antara lain :
Kedua kitab inilah yang paling banyak diproduksi dan model tersebut
F. Masa Kontemporer
zaman mutaakhkhirin, yaitu era tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat
sekarang ini.21
Seperti kita ketahui para muhadditsin yang hidup pada abad kedua dan
____________________
20
Ibid, h. 154
21
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta, Raja Grapindo Persada, 2007) h. 68
22
Prof.Dr.Muhaimin,MA, et al, Op. Cit, h. 153
12
Ciri-ciri masa ini hampir sama dengan masa pengkajian, hanya saja
kitab hadits lalu disitematisasi menurut kehendak muallif. Pada masa ini
penyusunan kitab yang hadits-hadits tidak termuat dan tidak terdapat dalam kitab-
______________________
23
Hasbi Ash-Shiddiqi, Op.Cit, h. 47
24
Prof.Dr.Muhaimin,MA, et al, Op. Cit, h. 154
13
Tokoh-tokoh hadits pada masa kontemporer antara lain :
5. Syekh Mansur Ali Nasif, Syekh Ismail bin Muhammad bin Abdul Hadi
Al-Ajluni al-jarahi (w 1162 H = 1749 M)
ini adalah Yusuf Qardhawi yang lahir di Mesir (9 September 1926) dan
sebagai inkarussunnah. Ini mungkin disebabkan karena beliau sangat ketat dalam
___________________
25
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Suplemen Ensiklopedi Islam, (Cet. Ke-4 : Jakarta,
Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1997) h. 157-158
26
Bustamin dan M.Isa H.A.salam Metodologi kritik hadits, (Cet Pertama : Jakarta, PT.
Raja Grapindo Persada, 2004) h. 89 dan 99
14
BAB III
KESIMPULAN
2. Penulisan hadits sudah ada sejak Rasulullah masih hidup. Shahifah yang berisi
catatan hadits Rasul itu dibuat dari pelepah-pelepah kurma, kulit-kulit kayu
pemerintah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Abd Aziz (w 101 H)
dipegang oleh dinasti bani Abbas, khususnya sejak masa al-makmum sampai
15
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Cet. Ke-4, Jakarta : Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1997
Muhaimin. Mujib, Abdul. Mudzakir, Jusuf, Kawasan dan Wawasan Studi Islam,
Cet.I, Jakarta : Kencana, 2005
Suparta, Munzier, Ilmu Hadits, Cet. Ke-3, Jakarta : PT.Raja Grapindo Persada,
2002
Shalih al-Subhi, Ulumul al-Hadits wa Musthalahuhu, Cet. Ke-9 Bairut : Dar al-
Ulum al-Malayin, 1977
Zuhri, Muhammad, Hadits Nabi Telaah Historis dan Metodologis, Cet. Ke-11,
Yogyakarta : Tiara Wanama Yogya, 2003
16