Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Telah dikemukakan oleh beberapa ahli, bumi sebagai benda magnet yang tidak homogen.
Apabila bumi dalam keadaan homogen tidak banyak masalah yang ditimbulkannya. Tapi
Salah satu ketidak homogenan bumi disebabkan oleh perbedaan sifat kemagnetan bahan-
bahan yang menyusunnya, terutama yang terletak dekat permukaanlah yang mudah dirasakan
pengaruhnya.
Apabila bumi dianggap bulat dan mempunyai kemagnetan yang homogen maka garis-
garis magnet akan melintas secara ideal dari satu kutub magnet lain yang berlawanan
sebagaimana bola magnet biasa. Akan tetapi bentuk bumi tidaklah bulat sempurna dan
mengalami pemipihan pada kedua kutubnya. Selain itu susunan bahannya pun tidak homogen.
lain lokasi tempat penyelidikan (yang mengakibatkan besaran deklinasi, inklinasi, intensitas
vertikal dan intensitas horizontal), sifat-sifat fisik material (dalam hal ini suseptibilitasnya) dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan kepekaan alat dan kejadian-kejadian yang terlepas dari
pengamatan misalnya perubahan harian, badai matahari dan ketelitian dalam posisi alat selama
ada yang mengukur komponen vertikal magnet bumi, komponen horizontal dan komponen total.
VICTOR 1
Metoda magnet dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dengan metoda gravitasi.
Kedua metoda mengukur perbedaan yang kecil (anomali) dalam latar belakang medan gaya yang
relatif besar. Kedua metoda ini mengukur secara absolut. Meskipun demikian ada beberapa
perbedaan mendasar antara kedua metoda ini. Karena variasai massa relatif kecil dan uniform
dibandingkan dengan perubahan suseptibilitas, maka seringkali medan gravitasi lebih kecil dan
Pada umumnya peta magnetik lebih kompleks dan variasi medan lebih tidak menentu
daripada peta gravitasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antara medan dipole magnetik dengan
medan kutub gravitasi. Medan dipole mempunyai perubahan besar dan arah, sedangkan medan
tubuh-tubuh benda magnetik dibawah permukaan bumi selama masih terdapat kontras dalam
Fenomena ini juga diergunakan dalam dunia kemiliteran (pncarian kapal selam, amunisi,
dan sebagainya). Selain itu juga dalam bidang kemagnetan purba (paleomagnetik) yang sering
VICTOR 2
BAB II. TEORI DASAR
r m ⋅m r
F = 1 2 2 r1 (2-1)
μr
r
dimana : F = gaya dalam dyne
(tak berdimensi, dalam ruang hampa = 1, dan di udara praktis sama dengan 1)
Jika kuat medan magnet sebesar 1 emu yang timbul diantara dua kutub m1 dan m2, dimana kutub
satu dengan yang lainnya berjarak 1 cm (diruang hampa atau udara), gaya magnetiknya adalah
sebesar 1 dyne. Sebagai konversi kutub utara magnet bumi. Sedangkan kutub negatif tertarik oleh
magntik :
VICTOR 3
r
r F ⎛ m ⎞r
H= =⎜ ⎟⎟r1 (2-2)
m' ⎜⎝ μ .r 2 ⎠
r
m’ tidak cukup besar pengaruhnya terhadap H yang ada pada titik pengukuran dikarenakan
r
m’<<m. m’ adalah suatu kutub fiktif di udara (instrument). Satuan untuk H adalah Oersted,
Bila dua buah kutub magnetik yang berlawanan mempunyai kuat kutub +m dan –m, keduanya
r
berjarak l, maka momen magnetiknya seperti pada persamaan (2-3). Dimana M adalah vektor
r
dalam arah unit vektor r1 dari kutub negatif ke kutub positif.
suatu medan magnet akan dimagnetisasi oleh pengaruh imbasannya. Besar intensitas magnetisasi
sebanding dengan kuat medan, arahnya sesuai dengan arah medan magnet tersebut. Besaran in
dengan V isi benda. Magnetisasi imbas menyebabkan dwikutub material magnet penyearah.
r r
Maka I sering juga dinamakan sebagai polarisasi magnetik. Bila I konstan dan mempunyai
VICTOR 4
arah yang sama dimana-mana, maka tubuh magnetik tersebut dikatakan termagnetisasi secara
uniform.
Fungsi susceptibilitas dalam metoda magnetik adalah sama dengan fungsi rapat atau kontras
massa dalam metoda gravitasi. Response kuantitatif data geomagnet sangat ditentukan oleh
komposisi mineral-mineral yang bersifat magnetik daripada batuan. Harga k semakin besar bila
kuatnya medan magnetik. Medan magnet baru ini erat hubungannya dengan intensitas
kemagnetan.
r
Induksi magnetik B dapat didefinisikan sebagai medan total daripada bahan magnetik,
dapat dituliskan :
r r r r r r r
B = H + H ' = H + 4πI = H + 4πkH
r r
= (1 + 4πk )H = μH (2-6)
VICTOR 5
r
μ = r = (1 + 4πk )
B
dimana : (2-7)
H
r
Dalam satuan magnetik emu, B dinyatakan dalam gauss, sehingga satuan untuk permeabilitas μ
menjadi rumit pada bahan-bahan magnetik terutama pada bahan-bahan yang banyak mengandung
mineral-mineral ferromagnetik.
perlahan-lahan medan magnet ditiadakan, penurunan kurva tidak melintas kurva yang
r r
sebelumnya, dan harga B adalah positif untuk H = 0 (step 2). Ini dikenal dengan magnetisasi
sisa (residual magnetism) daripada benda tersebut. Bila medan magnetik dirubah dalam arah
VICTOR 6
r r
yang berlawanan, harga B menjadi 0 pada H yang negatif (step 3), ini dikenal sebagai coersive
r
force. Separuh jaring-jaring berikutnya diperoleh pada posisi H yang lebih negatif (step 4),
hingga kejenuhan magnetisasi kembali tercapai dan kemudian kembali pada posisi semula saat
kejenuhan positif tercapai (step 5). Titik potong antara kurva dengan sumbu tegak adalah harga
v
dari pada induksi polarisasi dinamana dalam hal ini H = 0. Sedangkan pada sumbu datar dapat
ditentukan beberapa besar medan magnet berlawanan yang diperlukan untuk meniadakan induksi
magnetik.
Dalam penyelidikan geomagnet besaran yang diukur berkisar dalam orde 10-4 daripada
medan utama magnet bumi atau kira-kira 0,5 oersted. Intensitas magnetik atau kuat medan
1 γ = 10-5 oersted
Vektor medan magnet dapat diperoleh dari fungsi skalar daripada potensial, yaitu :
r r r
F (r ) = −∇A(r ) (2-8)
dan potensial ini dapat didefinisikan sebagai tenaga yang diperlukan untuk memindahkan satu
r r
r r
A(r ) = − ∫ F (r )dr =
m
(2-9)
∞
μ .r
VICTOR 7
F Fr
Fθ r
θ P
r2
r1
rl
θ1
-m +m
2l
m m
A= −
r1 r2
⎛ 1 ⎞1
= m⎜ − ⎟ (2-11)
⎜
⎝ (r 2
+ l 2 − 2rl cos θ ) (
r + l + 2rl cos θ ⎟⎠
2 2
)
apabila r >> l maka persamaan (2-11) dapat disederhanakan menjadi :
Dari persamaan (2-8) dapat diperoleh vektor medan magnet yang mempunyai komponen
∂A ⎧⎪ r + l cos θ ⎫⎪
r − l cos θ
Fr = = −m⎨ − 32 ⎬
(2-13)
∂r (
⎪⎩ r 2 + l 2 + 2rl cos θ )32
( r 2 + l 2 − 2rl cos θ ⎪⎭ )
VICTOR 8
1 ∂A ⎧⎪ l sin θ l sin θ ⎫⎪
Fθ = − = −m⎨ − 32 ⎬
(2-14)
r ∂θ (
⎪⎩ r + l + 2rl cos θ
2 2
)
32
(r 2 + l 2 − 2rl cos θ ) ⎪⎭
2μ cos θ
Fr =
r3
dan (2-15)
μ sin θ
Fθ =
r3
2μ cos θ
Fr = dan Fθ = 0 (θ = 0) (2-16)
r3
μ
Fr = 0 dan Fθ = (θ = π/2) (2-17)
(r 2
+ l2)
32
2μ μ
Fr = untuk θ = 0 dan Fθ = untuk θ = π/2 (2-18)
r3 r3
μ
F= (4 cos 2
θ + sin 2 θ ) (2-19)
r3
Fθ 1
tan α = = tan θ
Fr 2
2 μ cos θ r μ sin θ
F= r1 + θ1 (2-20)
r3 r3
VICTOR 9
2.3. ANOMALI MAGNETIK
Suatu volume bahan magnetik dapat dianggap sebagai bagian dari pada sistem suatu
dipole. Sifat-sifatnya sangat tergantung pada peristiwa magnetisasi yang dialaminya serta
keadaan medan magnet sekitarnya. Penyebaran vektor sistem dipole pada benda ini menghasilkan
r r
momen dipole per satuan volume M (r ) .
z P(r0)
r o-r
ro
Q(r)
γ
r
V = volume
y
x
Dari persamaan (2-12) untuk suatu titik pada jarak tertentu, besar potensial skalar adalah :
μ cos θ ⎛1⎞
A= 2
= − M .∇⎜ ⎟ (2-21)
r ⎝r⎠
r r r ⎛ 1 ⎞
A(r0 ) = − ∫ M (r ).∇⎜⎜ r r ⎟dv
⎟ (2-22)
⎝ r0 − r1 ⎠
Dengan persamaan (2-22) diatas dan persamaan (2-8) resultan dan medan magnet daripada
r r r r ⎛ 1 ⎞
F (r0 ) = ∇ ∫ M (r ).⎜⎜ r r ⎟dv
⎟ (2-23)
⎝ r0 − r1 ⎠
r
Bila medan magnet di tempat tersebut F0 , maka medan magnet total adalah :
VICTOR 10
r r r r
Ft = F0 + F (r0 ) (2-24)
r r r
dimana arah F0 dan F (r0 ) tidak harus selalu sama.
r r r
Arah ini dapat dianggap sama hanya apabila harga F (r0 ) jauh lebih kecil daripada F0 , atau
dengan kata lain bahan magnetik tersebut sama sekali tidak memiliki magnetisasi sisa (residual
r r r r r r r r
magnetism). Bila F (r0 ) < F0 , dan arah M (r ) berbeda dengan F0 maka komponen F (r0 ) pada
r
arah medan magnet F0 menjadi :
r
r r r ∂A(r0 ) ∂2
F (r0 ) = − β 1 .∇A(r0 ) = −
dv
∂β
=M
∂α∂β ∫ rr
V 0 −r
r (2-25)
r
dimana β1 adalah menandakan arah daripada F0 .
Bila momen magnetik daripada bahan magnetik tersebut tidak dipengaruhi oleh efek kemagnetan
r
sisa, sehingga kemagnetannya akan dipengaruhi oleh imbasan F0 pada arah β1, maka dengan
r r ∂2 r ∂2
Fβ (r0 ) = μ
dv dv
∂β 2 ∫
V
r r
r0 − r
= kF 0
∂β 2 ∫ rr
V 0 −r
r (2-26)
r r ∂2 r r
Fβ (r0 ) = 2μ ∫ log r0 − r dS (2-27)
∂α∂β S
atau
r r ∂2 r r
Fβ (r0 ) = 2kF0 2 ∫
log r0 − r dS (2-28)
∂β S
VICTOR 11
Dalam interpretasi data penyelidikan geomagnet, dipilih entuk-bentuk yang paling sederhana
Menurut Poisson ada hubungan antara potensial gravitasi dengan potensial magnetik A
J ∂U J J
A=− =− ∇U .α 1 = − gα (2-29)
γσ ∂α γσ γσ
dimana α dan satuan vektor α1 adalah arah dari polarisasi dan gα komponen gravitasi dalam arah
∂A J ∂g
=− = (2-30)
∂β γσ ∂β
Polarisasi vertikal :
J ∂g
Z= (2-31)
γσ ∂z
Hubungan komponen vertikal seperti ini banyak digunakan, baik dalam medan gravitasi maupun
medan magnet.
Pada daerah bagian luar yang homogen dengan volume V dari gambar (2-3) potensial
VICTOR 12
∇2 A = 0
Begitupula potensial magnetik disetiap tempat dengan daerah yang mengandung material
Akan tetapi peryantaan-pernyataan persamaan Poisson untuk magnetik lebih rumit dibandingkan
untuk gravitasi.
VICTOR 13
BAB III. MEDAN MAGNET BUMI
Bumi merupakan kutub magnetik yang besar dengan kutub-kutub magnetik utara dan
selatan terletak kira-kira pada 750 LU, 1010 BB, dan 670 LS, 1430 BT. Pusat dwikutub ini
- Medan magnet utama selalu berubah terhadap waktu, perubahannya sangat lambat dan
- Medan magnet luar adalah bagian kecil dari medan utama, perubahannya sangat cepat.
- Variasi medan utama perubahannya konstan terhadap waktu dan tempat juga disebabkan
Besaran dari medan F, sudut inklinasi I dengan horisontal, sudut deklinasi D dengan utara
geografis, secara komplit mendefinisikan medan magnet utama. Selain D dan I dalam
penyelidikan Geofisika medan utama sering juga dinyatakan dalam komponen tegak (vertikal) V
VICTOR 14
atau Z, yang diambil positif jika kebawah, dan komponen horisontal H yang harganya selalu
North
H
X
D
Y East
I
F
Z
Down
F2 = H2 + Z2 = X2 + Y2 + Z2
dimana :
Medan magnet ternyata tidak dipengaruhi oleh keadaan geografis permukaan. Ini menandakan
bahwa sumber daripada medan magnetik utama ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir
berputar di dalam inti luar yang membentang dari jari-jari 1300 km sampai 3500 km.
Mungkin aliran listrik ini timbul sebagai akibat variasi kimia dan temperatur. Medan magnetik
utama ini tidak konstan dalam waktu dan berubah relatif lamban serta asal perubahan ini dari
perubahan internal dalam bumi, yang dapat dihubungkan dengan perubahan arus konveksi dalam
Inklinasi dan deklinasi berubah dari waktu ke waktu (secular variation). Dari tahun 1580
di London dan Paris inklinasi berubah 100 (dari 750 menjadi 650), dan deklinasi berubah 350 (dari
VICTOR 15
Gambar 3-3. Inklinasi Magnet bumi, kontur digambar dalam derajat
Gambar 3-4. Perubahan pada deklinasi dan inklinasi di London sejak tahun 1580
Perubahan ini relatif cepat sekali, dan kelihatannya terjadi dalam siklus waktu tertentu.
Perubahan ini berbeda-beda dari tempat satu ke tempat lainnya. Sehingga terjadi pula pergeseran-
VICTOR 16
pergeseran kutub-kutub magnetnya. Penyebab utamanya belum begitu jelas, mungkin ada
Gambar 3-5. Perubahan tahunan medan magnet total tahun 1965 (dalam gamma/th)
Medan magnet luar hanya merupakan bagian terkecil dari medan utama, yaitu sisa 1%
medan magnetik bumi. Penyebabnya mungkin ada hubungannya dengan aliran listrik yang terjadi
cepat berlangsung.
Siklus badai matahari selama 11 tahun, merupakan salah satu penyebabnya. Variasi
harian dalam periode 24 jam berkisar antara 30 gamma, tergantung letak dan keadaan musim di
permukaan bumi. Hal ini mungkin ada hubungannya dengan intensitas penyinaran matahari pada
aliran listrik di ionosfera. Posisi bulan dapat menimbulkan perubahan sebesar 2 gamma, dan ini
VICTOR 17
berlangsung siklus sepanjang bulanan, mungkin ada hubungannya dengan interaksi bulan dan
ionosfera.
Badai magnet yang terjadi setiap saat dapat menimbulkan amplitudo sebesar 1000 gamma
atau lebih terutama didaerah kutub. Kadang-kadang terjadi setiap 27 hari tergantung pada
peristiwa di matahari.
Telah diketahui bahwa intensitas magnet bumi perubahannya lambat dan tidak teratur.
Didalam pengukuran observasi magnet menunjukkan beberapa perubahan pada medan yang
mempunyai masa pendek dari observasi semula. Variasi ini adalah perubahan secara secular
(abad), perubahan harian, perubahan bulanan, dan perubahan yang disebabkan oleh badai magnet.
a. Variasi Secular
Perubahan lambat pada medan bumi dalam masa dasawarsa diketahui sebagai variasi
secular. Perubahan seperti ini ditunjukkan pada semua elemen magnet pada observasi magnet di
setiap penjuru dunia. Gambar (3-5) menunjukkan perubahan tahunan dari medan magnet total
dalam gamma/tahun untuk tahun 1965. Dalam eksplorasi magnet variasi secular diabaikan,
Variasi harian direkam teratur pada observasi magnet. Rekaman menunjukkan 2 macam
variasi, yaitu hari tanpa gangguan badai magnet dan hari dengan gangguan badai magnet.
Gambar (3-6) menunjukkan magnetogram merekam pada hari tanpa adanya gangguan badai
VICTOR 18
Intensitas horisontal dan vertikal dan deklinasi ditunjukkan pada rekaman ini. Analisa
rekaman variometer pada hari tanpa adanya gangguan badai magnet ditunjukkan tepat 24 jam
Sumber: “M.B.Dobrin, Introduction to Geophysical Prospecting For Oil, McGraw Hill Book company Inc. 1940”
Gambar 3-6. Magnetogram dari variasi harian tanpa adanya badai magnet pad intensitas horizontal dan vertikal. H
Sumber: “M.B.Dobrin, Introduction to Geophysical Prospecting For Oil, McGraw Hill Book company Inc. 1940”
Gambar 3-7. Variasi diurnal 4 elemen magnet dengan lintang 100 yang terpisah 600 LU sampai ke 600 LS.
VICTOR 19
BAB IV. KEMAGNETAN BATUAN ATAU MINERAL DAN
Semua material bumi, baik berupa unsur ataupun senyawa dan sebagainya, ditinjau dari
a. Diamagnetisme
Suatu zat adalah tergolong pada jenis diamagnetik jika mempunyai susceptibilitas
r r
magnetik negatif sehingga intensitas magnetisasi yang diimbas I dalam zat oleh medan H
r
adalah berlawanan arah H . Semua material pada dasarnya adalah diamagnetik karena gerak orbit
r
elektron yang bermuatan negatif dalam zat di dalam medan luar H mempunyai arah yang
r
melawan arah H . Tetapi diamagnetisme akan timbul jika momen magnetik atomik total semua
r
atom adalah nol jika H nol. Jadi dengan kata lain jika atom mempunyai kulit-kulit elektron yang
terisi penuh. Banyak elemen dan senyawa menunjukkan sifat dimagnetisme. Misalnya : graphite,
b. Paramagnetisme
Semua zat yang mempunyai susceptibilitas magnetik positif adalah zat paramagnetik.
Dalam zat semacam ini setiap atom atau molekul mempunyai momen magnetik total yang tak
sama dengan nol dalam medan luar yang nol. Hal ini terjadi pada zat-zat yang subkulitnya tak
penuh hingga maksimum. Misalnya : 22Ca hingga 28Ni, 41Ne hingga 25Rh, 57Li hingga 78Pt, 90Tn
VICTOR 20
C. Ferromagnetisme
Elemen-elemen seperti besi, kobalt, dan nikel adalah elemen paramagnetik yang interaksi
magnetik antara atom dengan group atom sedemikian kuatnya hingga terjadi penyearahan
momen-momen dalam daerah yang besar dalam zat. Pada umumnya susceptibilitas material
ferromagnetik 106 kali material diamagnetik dan paramagnetik. Ferromagnetism juga turun
dengan turunnya temperatur dan hilang sama sekali pada suhu Curie. Mineral ferromagnetik tak
terjadi di alam.
D. Antiferromagnetisme
Material ini mempunyai susceptibilitas seperti material paramagnetik tetpi harganya naik
dengan naiknya temperatur hingga temperatur tertentu, kemudian turun menurut hukum Curie-
Weiss. Hal ini terjadi karena momen magnetik total sejajar dan anti sejajar sehingga sub-dominan
dalam material ini saling meniadakan sehingga susceptibilitasnya menjadi sangat kecil. Contoh
E. Ferrimagnetisme
Material ini mempunyai susceptibilitas magnetik yang sangat besar dan tergantung pada
suhu, domain-domain magnetik dalam material ini terbagi-bagi dalam keadaan daerah yang
menyearah saling berlawanan tetapi momen magnetik totalnya tak nol jika medan luar nol.
Meskipun dalam beberapa hal magnetisasi batuan bergantung terutama pada kekuatan
sesaat dar sesaat dari medan magnetik bumi di sekeliling dan kandungan mineral magnetiknya.
VICTOR 21
4.2. MAGNETISME RESIDUAL
dalam batuan, baik dalam amplitudo maupun dalam arah. Efeknya sangat komplek karena
magnetik bertambah besarnya atau berubah dari satu bentuk ke bentuk lain sebagai akibat
reaksi kimia pada temperatur sedang, yaitu di bawah titik Curie. Proses ini penting dalam
b. Magnetisasi Remanen Detrial (DRM) terjadi selama pemadatan yang lamban pertikel butir
c. Magnetisasi Remanen Isothermal (TRM) adalah residual yang tertinggal setelah penghapusan
medan luar (lihat kurva hysterisis). Medan magnetik bumi terlalu kecil untuk menghasilkan
IRM yang cukup. Sambaran halilintar menghasilkan IRM pada daerah kecil yang tak teratur.
d. Magnetisasi Remanen Thermo (TRM) terjadi jika material magnetik didinginkan dari titik
Curie dalam medan magnetik luar. Remanen yang terjadi dalam cara ini adalah stabil. Dalam
beberapa kasus dapat mempunyai arah yang berlawanan dengan medan yang memagnetisasi.
e. Magnetisasi Remanen Viskos (kental) (VRM) dihasilkan oleh medan luar, terbentuknya
remanen sebagai fungsi logaritmik waktu. Mungkin VRM lebih karakteristik batuan berbutir
halus pada butir yang kasar. Remanen yang terjadi cukup stabil.
VICTOR 22
4.3. SUSCEPTIBILITAS MAGNET BUATAN
Pada umumnya sifat magnet batuan dilihat dari susceptibilitasnya. Susceptibilitas tersebut
dapat diukur dengan cara yang dikembangkan oleh Mooney, yaitu dengan menumbuk halus
contoh batuan kemudian di tempatkan dekat medan magnet sehingga defleksi jarum
magnetometer yang dipengaruhi contoh batuan tadi dapat digunakan untuk melihat
batuan tersebut. Salah satu contoh, suatu kumparan yang terdiri dari kumparan primer dan
sekunder berubah secara mekanis akibat adanya perubahan keseimbangan magnet bila contoh
batuan tersebut diletakkan. Bila diketahui arus yang diberikan pada kumparan primer, lalu
tegangan induksi pada kumparan sekunder diukur maka susceptibilitasnya dapat dihitung dengan
perhitungan yang sesuai. Cara kerja alat untuk mengukur susceptibilitas ini dikembangkan oleh
Barret.
Bila medan magnet luar digunakan untuk mengukur susceptibilitas biasanya hasil kuat
medannya ditunjukkan dalam suatu tabel. Polarisasi yang di pengaruhi contoh batuan pada
r
pengukuran medan terdiri dari dua bagian, yaitu polarisasi susceptibilitas k H yang bergantung
r r
pada medan luar H dan susceptibilitas k, serta intensitas polarisasi remanen I p yang
Tabel (1) menunjukkan harga susceptibilitas dari contoh batuan mineral. Susceptibilitas
ini ditentukan dengan metoda yang diperkenalkan oleh Ritcher. Pada umumnya harga-harga pada
tabel (1) menduga bahwa magnet batuan dianggap berasal dari pada isi magnetnya. Ritcher
mendapatkan susceptibilitas magnetik (ambil 0,3 cgs unit). Ritcher menemukan cara yabg baik
antara harga yang dikalkulasikan dan yang diukur secara langsung pada kuat medan yang sama.
Stearn mempunyai suatu daftar magnet dari beberapa batuan beku. Susceptibilitas yang dihitung
VICTOR 23
menurut data Stearn dengan metoda Slichter ditunjukkan pada tabel (2) range variasi
VICTOR 24
Peter mempelajari suatu grafik batang (gambar 4-1) yang menunjukkan susceptibilitas
batuan dari suatu pengukuran di laboratorium dengan beberapa contoh batuan, yaitu batuan beku,
metamorf, dan sedimen. Batuan beku dan metamorf umumnya mempunyai susceptibilitas yang
tinggi dari pada batuan sedimen. Tetapi pada hakekatnya formasi sediman mempunyai isi magnet
cukup tinggi yang bisa dipetakan untuk survey magnet, terutama bila sensitivitas alatnya yang
2500
Magnetic Susceptibility x 106 (c.g.s)
2000
1500
1000
Acid igneous
Metamorphic 647
349
500 Shale
Dolomite Limestone Sandstone 52
8 23 32
0
No. Sample 66 66 230 137 61 58 78
Range of 0-75 2-280 0-1665 5-1478 0-5824 3-6527 44-9711
Susceptibilities
Tabel (3). Range dari susceptibilitas magnetik batuan dalam satuan cgs.
VICTOR 25
BAB V. INSTRUMENTASI DAN PENYELIDIKAN GEOMAGNET
Dalam paper ini penulis tidak menjelaskan secara mendetail dari cara kerja alat-alat
geomagnet yang digunakan. Yang akan di tinjau disini adalah macam jenisnya saja dari alat-alat
yang digunakan untuk penyelidikan geomagnet. Alat untuk penyelidikan disebut Magnetometer.
Sensitivitas alat ini yang diperlukan adalah antara 1γ dan 10γ dalam medan total yang jarang
lebih besar dari 50γ. Jadi sensitivitas peralatannya lebih kecil dari pada gravimeter. Jenis ini
Alat ini gunanya untuk mengukur komponen vertikal Z. Sistem magnetik bebas berayun pada
tepi pisau batu agat (akik) dalam bidang vertikal. Kedudukan setimbangnya di stasion acuhan
diatur horizontal dan defleksi dari kedudukan ini pada stasion lain dibaca dengan teleskop.
Dengan mengalirkan konstanta kalibrasi pada harga ini memberikan harga relatif Z. Alat ini juga
dapat mengukur H dengan menggantung sistem magnet mula-mula pada kedudukan vertikal dan
b. Magnetometer Flux-gate.
Instrumen ini digunakan untuk mengukur variasi diurnal (harian) didalam medan bumi, dan
digunakan pula pada penyelidikan magnetik di udara serta sebagai magnetometer portable untuk
penyelidikan di darat. Magnetometer flux-gate pada dasarnya terdiri dari kumparan material
magnetik seperti mu-metal, permalloy, ferrit dan sebagainya. Yang mempunyai permeabilitas
VICTOR 26
tinggi dalam medan magnetik yang rendah. Jenis magnetometer ini memungkinkan untuk
Dasar instrumen ini adalah gejala resonansi magnetik inti (NMR), dimana berprinsip pada
adanya perubahan medan magnet yang berpengaruh pada orientasi spin-spin proton. Dari prinsip
diatas diharapkan bahwa dalam hal dapat dideteksinya frekuensi resonansi inti bahan sample
r
maka dapatlah ditentukan medan magnetnya dengan rumus f = γ H , dimana γ adalah
gyromagnetik ratio.
lapangannya tentu saja berbeda ketiga jenis survey ini, walaupun operasi di udara dan di laut
pada umumnya melakukan penelitian yang sama juga peralatan rekamannya sama pula. Krena
pembacaan dan pengumpulan data lapangan sangat mudah dilakukan, penyelidikan cara ini
besarnya, setelah ini biasanya dilanjutkan dengan penyelidikan lebih detail pada daerah-daerah
yang dianggap prospektip. Secara bersamaan, cara ini dapat pula dipadukan dengan cara
penyelidikan yang lain. Sifat penyelidikan dapat secara langsung ataupun tak langsung terhadap
Di darat, observasi magnetik biasanya dibuat pada posisi yang tetap dengan stasion
tersendiri yang biasa digunakan pula untuk survey gravity. Di udara dan survey di laut, medan
magnet direkam terus-menerus dari pergerakannya. Dulu digunakan alat-alat untuk survey di
VICTOR 27
darat yaitu jenis type Schmidt keseimbangan magnetiknya digunakan untuk mengukur komponen
vertikal medan bumi atau komponen horizontal. Tetapi pada akhir-akhir ini magnetometer flux-
Biasanya dilakukan untuk memetakan daerah yang luas. Hasilnya dapat memberikan
petunjuk untuk penyelidikan selanjutnya. Alat yang digunakan biasanya adalah flux-gate
magnetometer, nuclear precession. Kepekaan alat yang dipergunakan biasanya lebih tinggi (1-5
gamma) dari pada yang dipergunakan di darat (10-20 gamma). Penyebab utama mungkin biaya
penyelidikan dari udara jauh lebih mahal, pengukuran dapat dilakukan jauh diatas permukaan.
Pengukuran dilakuakan terhadap medan magnetik total sebab untuk mengukur salah satu
komponen, baik vertikal ataupun horizontal, presisi posisi sangat menentukan, dan ini sukar
dilakukan pada penyelidikan ini. Ketinggian penerbangan diketahui dari altimeter, pola lintasan
diatur memotong struktur geologi yang diperkirakan, dan pembacaan diulang secara overlap
dapat dilakukan pula dengan bantuan magnetometer lain yang ditempatkan di darat sebagai
pemotretan dari udara secara bersamaan waktunya. Adakalanya dilakukan dengan radar, sehingga
posisi pesawat secara tepat dapat ditentukan. Hasil pembacaan dilakukan secara periodik, kira-
kira 1 detik. Tentunya cara penyelidikan ini ada baiknya dan buruknya.
Penyelidikan di laut.
VICTOR 28
Alat yang digunakan biasanya adalah flux-gate dan proton magnetometer. Alatnya
biasanya ditarik sejauh 150 hingga 300 meter dibelakang kapal, maksudnya untuk menghindari
pengaruh dari kapal tersebut. Kedalamannya alat sekitar 15 meter di bawah permukaan air laut.
Penyelidikan laut memerlukan biaya yang mahal. Kegunaannya terasa apabila secara bersamaan
dilakukan pula misalnya penyelidikan cara gaya berat. Sasarannya ialah untuk memberikan
konfigurasi struktur geologi di bawah dasar laut. Disamping itu juga mempersiapkan pete
geomagnet regional.
Penyelidikan di darat
Cara penyelidikan ini merupakan cara yang paling tua dilakukan orang. Letak dan
penyebaran titik-titik pengamatan disesuaikan dengan sasaran yang akan dicapai. Biasanya
dikombinasi dengan penyelidikan gaya berat sebab kerapatan titik pengamatan hampir sama. Alat
untuk penyelidikan di darat adalah flux-gate magnetometer, alat ini paling praktis mudah dibawa
dan dipidah-pindahkan serta dapat cepat dibaca. Jarak titik pengamatan dapat dekat sekali sekitar
10 meter tergantung pada perkiraan besarnya sasaran yang dicari. Yang seringkali diukur dalam
penyelidikan ini ialah komponen vertikal medan magnet bumi. Kadang-kadang medan total pun
dapat diukur dengan menggunakan proton magnetometer. Pembacaan ulang dilakukan setiap satu
atau dua jam pada tempat-tempat yang pernah diukur sebelumnya. Maksudnya untuk mengetahui
dan mengoreksi terhadap variasi secara secular. Anomali yang harus diperhatikan biasanya lebih
dari 500 gamma. Rata-rata kepekaan alat sekitar 10 gamma. Sebab itu benda-benda besi disekitar
alat akan mengganggu selam pembacaan, hal ini harus dihindarkan. Keadaan topografipun sangat
berpengaruh pada pengukuran, begitu pula susceptibilitas bahan tubuh magnet menentukan pula
VICTOR 29
BAB IV. EFEK MAGNET DARI TUBUH MAGNET
YANG TERKUBUR
Pada gambar (6-1) dengan mengambil Y = t, dimana 2Y adalah panjang strike, t adalah
tebal bahan magnet. Lembar magnet itu berupa dipole dengan penampang S = 2t2. Komponen
2 ⎢ 2
r2 r2 + t 2
2
r1 r1 + t 2
⎣
(6-33)
⎧ x sin α cos α ( H 0 sin β sin α + Z 0 cos α ⎫ ⎧⎪ cot (α − θ 2 ) cot (α − θ 1 ) ⎫⎪
+⎨ ⎬× ⎨ − ⎬
⎩ x 2 sin 2 α + t 2 ⎭ ⎪⎩ r1 2 + t 2 2
r1 + t 2 ⎪⎭
⎧ ⎫
kS ⎪ H 0 sin β sin (α + θ 1 ) + Z 0 cos(α + θ 1 ) x sin α cos α cot (α − θ 1 )( H 0 sin β sin α + Z 0 cos α ⎪
Z= ⎨ + ⎬
2 ⎪
⎩
2
r1 r1 + t 2 ( ⎝
)
x 2 sin 2 α + t 2 ⎛⎜ r1 + t 2 ⎞⎟
2
⎠
⎪
⎭
……(6-34)
VICTOR 30
6.2. EFEK MAGNET PADA BOLA HOMOGEN
Sebuah benda magnet berbentuk bola, terpolarisasi secara vertikal dalam medan magnet
bumi dengan pusatnya terpendam dalam kedalaman z dan jari-jari bola adalah R, effek
magnetnya dapat dicari dengan menggunakan rumus yang berdasarkan hubungan Poisson antara
Sistem koordinat untuk bola ditunjukkan gambar (6-2). Pusat bola sebagai pusat koordinat
dan dianggap bola dimagnetisasi tidak seragam, bola tersebut hanya diinduksi oleh medan luar
r
F0 .
Gambar 6-2.Polarisasi bola dalam medan magnet bumi, terdiri dari kurva Z dan H
r
Bila sudut inklinasi I sejajar medan luar F0 , dimana α1 pada persamaan (2-29) dalam arah medan
r
luar F0 , maka berlaku :
J ∂U J 1
A=− =− ∇U .α 1 = − ∇U .I
γσ ∂α γσ γσ
VICTOR 31
1 ⎛ ∂U ∂U ∂U ⎞
=− ⎜⎜ J x + Jy + Jz ⎟
γσ ⎝ ∂x ∂y ∂z ⎟⎠
dimana :
J x = kH 0 sin β
J y = −kH 0 cos β
J z = kZ 0
∂A
Z =−
∂z
⎛ k ⎞ ∂ ⎛ ∂U ∂U ∂U ⎞
= ⎜⎜ ⎟⎟ ⎜⎜ H 0 sin β − H 0 cos β + Z0 ⎟ (6-35)
⎝ γσ ⎠ ∂z ⎝ ∂x ∂y ∂z ⎟⎠
Bola tersebut massanya adalah M dan berjarak r dari titik pengamatan, maka potensial
gravitasinya adalah :
γM γσV
U= =
r r
dimana :
U = potensial gravitasi
σ = density
V = volume bola
M = massa bola
Dan r2 = x2 + y2 + z2
Sehingga didapat :
VICTOR 32
∂ 2U ⎛ 3xz ⎞
U xy = = γσV ⎜ 5 ⎟
∂x∂z ⎝ r ⎠
⎛ 3 yz ⎞
U yz = γσV ⎜ 5 ⎟
⎝ r ⎠
⎛ 3z 2 − r 2 ⎞
U zz = γσV ⎜⎜ 5
⎟⎟
⎝ r ⎠
Bila diambil sumbu x sebagai meridian magnetik dimana β = π/2 dan r2 = x2 + z2 untuk lintasan
k ⎛ ∂ 2U ∂ 2U ⎞
Z= ⎜⎜ H 0 + Z0 ⎟
γσ ⎝ ∂x∂z ∂z 2 ⎟⎠
⎧ H 3 xz 2 z 2 − x 2 ⎫
= kVZ 0 ⎨ 0 5 + ⎬
⎩ Z0r r5 ⎭
⎧ 2 ⎫
⎪ 2 + 3⎛⎜ x ⎞⎟ cot I − x ⎪ (6-36)
kVZ ⎪ ⎝z⎠ z2 ⎪
= 30 ⎨ 52 ⎬
z ⎪ ⎛ x2 ⎞ ⎪
⎪ ⎜⎜1 + 2 ⎟⎟ ⎪
⎩ ⎝ z ⎠ ⎭
r
Karena dalam hal ini sudut inklinasi I adalah sejajar dengan medan luar F0 maka I = 0. Sehingga
⎧ 2 ⎫
⎪ 2− x ⎪
kVZ 0 ⎪ z 2 ⎪
Z= 3 ⎨ 5 2 ⎬
z ⎪⎛ x2 ⎞ ⎪
⎪ ⎜⎜1 + z 2 ⎟⎟ ⎪
⎩⎝ ⎠ ⎭
dimana :
4 3
V = volume bola = πR
3
VICTOR 33
Maka komponen vertikal Z dapat dituliskan :
2
4 3 2−⎛ x⎞
πR J ⎜ ⎟
3 ⎝z⎠
Z= 3 52
(6-37)
z ⎛ x2 ⎞
⎜⎜1 + 2 ⎟⎟
⎝ z ⎠
Dengan menganggap :
4 3
πR J
K= 3
z3
dan
2
⎛ x⎞
2 − ⎜⎜ ⎟⎟
⎛ x⎞ ⎝ y⎠
f ⎜⎜ ⎟⎟ = 52
⎝ y⎠ ⎛ x2 ⎞
⎜⎜1 + 2 ⎟⎟
⎝ z ⎠
⎛x⎞
Z = Kf ⎜⎜ ⎟⎟ (6-38)
⎝ y⎠
⎛ x2 ⎞ x
⎜⎜ 2 2 − 1⎟⎟ cot I + 3
kVZ ⎝ z ⎠ y
H= 30 52
(6-39)
z ⎛ x2 ⎞
⎜⎜1 + 2 ⎟⎟
⎝ y ⎠
Contoh Perhitungan
VICTOR 34
Sebuah bola homogen yang berjari-jari R =6,000 ft dan pusatnya terpendam pada
3
4π .0,004 ⎛ 6 ⎞
K= ⎜ ⎟
3 ⎝ 10 ⎠
3
⎛6⎞
= 0,016⎜ ⎟
⎝ 10 ⎠
= 0,003456
Z = 0,003456 x 2
= 0,006912 oersted
= 691,2 γ
dimana K adalah konstanta dalam perhitungan untuk bola. Untuk harga x yang berbeda didapat
harga-harga efek magnet yang berbeda pula, seperti pada tabel berikut ini :
Hubungan poisson juga dapat digunakan untuk mendapatkan harga efek magnet dari
sebuah cylinder horizontal yang terpendam dalam kedalaman z seperti pada gambar (6-3)
VICTOR 35
Gambar 6-3. Cylinder horisontal dalam medan magnet bumi,
terdiri dari kurva Z
∂A k ⎛ ∂ 2U ∂ 2U ⎞
Z =− = ⎜⎜ H 0 sin β + Z0 ⎟
∂z γσ ⎝ ∂x∂y ∂z 2 ⎟⎠
dan bila cylinder tersebut bermassa M dan berjarak r dari titik pengamatan, maka potensial
gravitasinya :
1
U = 2γM log
r (6-40)
1
= 2γσS log
r
dimana M = πR2σ = Sσ
Dari gambar (6-3) diketahui r = (x2 + z2)1/2, maka persamaan (6-40) menjadi :
1
U = 2γσS log
(x 2
+ z2 )
12
∂U z
= −2γσS 2
∂z x + z2
∂ 2U
= 2γσ S
(
z2 − x2 )
∂z 2 r4
∂ 2U 4γσSxz
=
∂x∂z r4
VICTOR 36
Komponen vertikal untuk cylinder adalah :
Z=
2kS
4
{ (
2 H 0 xz sin β + Z 0 z 2 − x 2 )} (6-41)
r
r
Dalam hal ini strike dari cylinder E-W adalah β = π/2, dan karena medan magnet H 0 membentuk
r
sudut 900 terhadap medan F0 maka sudut inklinasi I sama dengan β sendiri yaitu 900, maka
Z =
2 kS
{2 H 0 xz + Z 0 (z 2
− x2 )}
r4
2 kS ⎧ ⎛ x ⎞ 2 ⎫
= 4 ⎨ 2 ⎜ ⎟ cot I + Z 0 z − x ⎬
2
( )
r ⎩ ⎝ z⎠ ⎭
=
2 kS
4
{ (
Z0 z2 − x2 )}
r
=
2 kSZ 0
4
( z2 − x2 )
r
=
2 kSZ 0
(
z2 − x2 )
(
x + z
2 2 2
)
=
2 kSZ 0
z2 − x2 ( )
(
x + 2x z + z
4 2 2 4
)
=
2 kSZ 0
(
z2 − x2 )
⎛x 4
x 2
⎞
⎜⎜ 4 + 2 2 + 1 ⎟⎟
⎝ z z ⎠
VICTOR 37
=
2kSZ 0
2
(z 2
− x2 ) ⎛ 1 ⎞
⎜× 2 ⎟
⎛ ⎛ x2 ⎞⎞ ⎝ z ⎠
⎜1 + ⎜ ⎟⎟ ⎟
⎜ ⎜ z2 ⎟
⎝ ⎝ ⎠⎠
2kSZ 0 ⎛ x2 ⎞
= ⎜
2 ⎜
1 − ⎟
2 ⎟
⎛ ⎛x ⎞
2
⎞ ⎝ z ⎠
z 2 ⎜⎜1 + ⎜⎜ 2 ⎟⎟ ⎟⎟
⎝ ⎝ z ⎠⎠
⎛ ⎞
⎜ x2 ⎟
1 −
2kSZ 0 ⎜ z2 ⎟
= ⎜ ⎟
z2 ⎜⎛ x2 ⎞
2
⎟
⎜ ⎜⎜1 + 2 ⎟⎟ ⎟
⎝⎝ z ⎠ ⎠
⎛ x2 ⎞
⎜⎜1 − 2 ⎟⎟
2πR 2 J ⎝ z ⎠
Z= 2 2
(6-42)
Z ⎛ x2 ⎞
⎜⎜1 + 2 ⎟⎟
⎝ z ⎠
Dengan menganggap :
2πR 2 J
K'=
z2
dan
x2
1− 2
⎛ x⎞ z
f '⎜ ⎟ = 2
⎝z⎠ ⎛ x2 ⎞
⎜⎜1 + 2 ⎟⎟
⎝ z ⎠
Z = K’f’(x/y) (6-43)
Contoh Perhitungan
VICTOR 38
Sebuah cylinder horisontal dengan berjari-jari R =6,000 ft dan pusatnya terpendam
sebesar Z = 10,000 ft, jika intensitasnya sebesar 0,004 satuan cgs, maka :
2πR 2 J
K'=
z2
2
⎛6⎞
= 2π ⋅ 0,004⎜ ⎟
⎝ 10 ⎠
= 0,02512(0,36)
= 0,00904
Z = K’f’(x/z)
= 0,00904 . 1
= 0,00904 oersted
= 904 γ
Dengan harga x yang berbeda,maka didapat harga-harga efek magnet yang berbeda pula, seperti
VICTOR 39
BAB VII. KESIMPULAN
Dari uraian-raian dimuka pada tulisan ini dapatlah disimpulkan beberapa hal penting
untuk maksud-maksud penyelidikan dan pengembangan masalah geomagnet antara lain ialah :
- Semua besaran-besaran fisis yang terlibat pada formula-formula praktis dari penyelidikan
geomagnet akan menjadi indikator dasar dalam pencarian data, pengolahan maupun
interpretasinya.
- Penyelidikan geomagnet ini sebenarnya ialah suatu pendataan aspek-aspek magnet dibawah
- Penyajian-penyajian model bentuk bahan anomali termaksud diatas adalah bertujuan untuk
- Dalam hal-hal penyelidikan secara praktis, biasanya dicoba-coba bentuk geometris dan
diberlakukan syarat-syarat batas. Hal mana formula-formula umum dapat lebih dibuat
- Penyajian beberapa model dalam tulisan ini barulah sebagian kecil dari model-model yang
tel;ah ada maupun yang belum ditemukan, dimaksudkan untuk membuka ide pengembangan
dan mempelajari model-model lain yang sesuai dengan masalah-masalah yang timbul dalam
interpretasi geomagnet.
- Untuk maksud-maksud interpretasi, apa yang penulis sajikan ini masih jauh dari cukup.
Untuk tujuan interpretasi ini masih harus mempertimbangkan banyak data penunjang antara
lain : peta topografi, peta geologi, dan besaran-besaran fisis magnet yang diperoleh dengan
cara lain.
VICTOR 40