Professional Documents
Culture Documents
KELUARGA
by arie
Pengertian komunikasi hams ditinjau
dari 2 sudut pandang, yaitu komunikasi
dalam pengertian secara umum dan
pengertian secara paradigmatik,
sehingga akan menjadi jelas bagaimana
pelaksanaan teknik komunikasi itu.
Definisi
1. Pengertian komunikasi secara umum
– Setiap orang yang hidup dalam masyarakat,
sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara
kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi.
Terjadinya komunikasi adalah sebagai
konsekuensi hubungan sosial (social relations).
Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang
yang saling berhubungan satu sama lain yang,
karena berhubungan, menimbulkan interaksi
sosial (social interaction). Terjadinya interaksi
sosial disebabkan interkomunikasi
(intercommunication).
Komunikasi dlm pengertian umum dpt
dilihat dr 2 segi :
a. Pengertian komunikasi secara etimologis.
– Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah
komunikasi berasal dari bahasa Latin communication
dan perkataan ini bersumber pada kata communis.
Perkataan communis tersebut sama sekali tidak ada
kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai
dalam kegiatan politik. Arti communis di sini adalah
sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama
makna mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi
berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat
terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang
dikomunikasikan.
b. Pengertian komunikasi secara
terminologis.
– Secara terminologis komunikasi berarti
proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Dari
pengertian itu jelas bahwa komunikasi
melibatkan sejumlah orang, di mana
seseorang menyatakan sesuatu kepada
orang lain.
Dari pengertian di atas/ komunikasi yang dibahas di sini
tidak termasuk komunikasi hewan, komunikasi
transendental, dan komunikasi fisik.
1. Metakomunikasi
Metakomunikasi adalah suatu
komentar terhadap isi pembicaraan
dan sifat hubungan antara yang
berbicara, yaitu pesan di dalam pesan
yang menyampaikan sikap dan
perasaan pengirim terhadap
pendengar. Contoh: tersenyum ketika
sedang marah.
2. Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu
hal pertama yang diperhatikan selama
komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul
dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. 84 %
dari kesan terhadap seserang berdasarkan
penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter
dan Perry, 1993).
Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias
menunjukkan kepribadian, status sosial,
pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri.
3. Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai
dampak yang besar terhadap arti pesan yang
dikirimkan, karena emosi seseorang dapat
secara langsung mempengaruhi nada
suaranya. Perawat harus menyadari
emosinya ketika sedang berinteraksi dengan
klien, karena maksud untuk menyamakan
rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat
terhalangi oleh nada suara perawat.
4. Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan
enam keadaan emosi utama yang
tampak melalui ekspresi wajah:
terkejut, takut, marah, jijik, bahagia
dan sedih. Ekspresi wajah sering
digunakan sebagai dasarpenting
dalam menentukan pendapat
interpesonal.
5. Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah
menggambarkan sikap; emos, konsep
diri dan keadaan fisik. Perawat dapat
mengumpulkan informasi yang
bermanfaat dengan mengamati
sikap tubuh dan langkah klien.
Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor
fisik seperti rasa sakit, obat, atau
fraktur.
6. Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional,
dan perhatian disampaikan melalui
sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian yang
penting dalam hubungan perawat-
klien, namun harus memperhatikan
norma sosial.
Proses komunikasi
(A)
(C) (D)
(B)
b.Komunkasi 2 tahap
Komunikator dlm menyampaikan pesannya tdk lgsng kpd
komunikan, but melalui orang* ttt & kemudian mereka
ini meneruskan pesan kpd komunikan.
(A)
1 Tahap
2 Tahap
(C)
(C) (C)
c. Komunikasi byk tahap
dlm menyampaikan pesan, komunikator melakukan dgn cara*
lain, tdk selalu mempergunakan komunikasi 1 arah dan
komunikasi 2 arahbut dgn cara lain, yakni dgn melalui berbagai
tahap.
(A)
(C) (C)
2. Tehnik Komunikasi
Stuart dan Sundeen, (1998) mengidentifikasi teknik
komunikasi terapeutik sebagai berikut:
1.Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Dalam hal ini perawat berusaha mengerti klien
dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan
klien. Mendengar merupakan dasar utama dalam
komunikasi. Dengan mendengar perawat mengetahui
perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada
klien untuk berbicara. Perawat harus menjadi
pendengar yang aktif.
2.Menunjukkan penerimaan.
Menerima tidak berarti menyetujui,
menerima berarti bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa
menunjukkan keraguan atau
ketidaksetujuan.
3.Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.
Tujuan perawat bertanya adalah untuk
mendapatkan informasi yang spesifik
mengenai apa yang disampaikan oleh klien.
4.Mengulangi ucapan klien dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
Melalui pengulangan kembali kata-kata klien,
perawat memberikan umpan balik bahwa
perawat mengerti pesan klien dan berharap
komunikasi dilanjutkan.
5.Mengklasifikasi.
Klasifikasi terjadi saat perawat berusaha
untuk menjelaskan dalam kata-kata ide atau
pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.
6.Memfokuskan.
Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan
pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih
spesifik dan dimengerti.
7.Menyatakan hasil observasi.
Dalam hal ini perawat menguraikan kesan yang
ditimbulkan oleh isyarat non verbal klien.
8.Menawarkan informasi.
Memberikan tambahan informasi merupakan
tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien yang
bertujuan memfasilitasi klien untuk mengambil
keputusan.
9.Diam.
Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan
klien untuk mengorganisir. Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran
dan memproses informasi.
10.Meringkas.
Meringkas pengulangan ide utama yang telah
dikomunikasikan secara singkat.
11.Memberi penghargaan.
Penghargaan janganlah sampai menjadi beban untuk klien
dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan
melakukan segalanya demi untuk mendapatkan pujian dan
persetujuan atas perbuatannya.
12.Memberi kesempatan kepada klien untuk
memulai pembicaraan.
Memberi kesempatan kepada klien untuk
berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
13.Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan.
Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan.
14.Menempatkan kejadian secara berurutan.
Mengurutkan kejadian secara teratur akan
membantu perawat dan klien untuk melihatnya
dalam suatu perspektif.
15.Memberikan kesempatan kepada klien
untuk menguraikan persepsinya
Apabila perawat ingin mengerti klien, maka
perawat harus melihat segala sesuatunya
dari perspektif klien.
16.Refleksi.
Refleksi memberikan kesempatan kepada
klien untuk mengemukakan dan menerima
ide dan perasaannya sebagai bagian dari
dirinya sendiri.
Hambatan Komunikasi Terapeutik.
Hambatan komunikasi terapeutik dalam
hal kemajuan hubungan perawat-klien
terdiri dari tiga jenis utama : resistens,
transferens, dan kontertransferens
(Hamid, 1998).
Penjelasan resistens
Resisten adalah upaya klien untuk tetap
tidak menyadari aspek penyebab
ansietas yang dialaminya.
Penjelasan transferens
Transferens adalah respon tidak sadar
dimana klien mengalami perasaan dan
sikap terhadap perawat yang pada
dasarnya terkait dengan tokoh dalam
kehidupannya di masa lalu.
Ada dua jenis utama reaksi
bermusuhan dan tergantung.
Penjelasan kontertransferens
Yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh
perawat bukan oleh klien.
Reaksi ini biasanya berbentuk salah satu dari
tiga jenis reaksi sangat mencintai, reaksi
sangat bermusuhan atau membenci dan
reaksi sangat cemas sering kali digunakan
sebagai respon terhadap resisten klien.
DAFTAR RUJUKAN
Stuart.G.W. & Sundeen.S.J.(1998) .
Buku Saku Keperawatan Jiwa.Alih
Bahasa: Achir Yani S. Hamid. ed ke-3.
Jakarta, EGC
Potter, P.A & Perry, A.G. (1993)
Fundamental of Nursing Concepts,
Process and Practice. Thrd edition.
St.Louis: Mosby Year Book