Professional Documents
Culture Documents
modal bagi kelompok usaha kecil dan menengah melalui perolehan dana
Page
pinjaman dari Bank. Kebijakan ini diwujudkan bukan dengan cara mensubsidi
tingkat suku bunga kredit, melainkan dengan cara memberikan jaminan atau
garansi kepada bank yang diberikan oleh pemerintah.
Dalam bidang fiskal, upaya pemerintah untuk mendorong
produktivitas kelompok usaha kecil dan menengah dilakukan dengan cara
mengalokasikan anggaran belanja negara untuk penjaminan kredit unit
produksi rakyat. Selain itu, pemerintah juga memberikan keringanan pajak
bagi kelompok usaha kecil dan menengah yang ingin bergabung dalam unit
produksi rakyat.
2. Koperasi
Koperasi sejak kelahiranya disadari sebagai suatu upaya untuk
menolong diri sendiri secara bersama-sama. Oleh karena itu dasar "self help
and cooperation" atau "individualitet dan solidaritet" selalu disebut
bersamaan sebagai dasar pendirian koperasi. Sejak akhir abad yang lalu
gerakan koperasi dunia kembali memperbaharui tekadnya dengan
menyatakan keharusan untuk kembali pada jati diri yang berupa nilai-nilai
dan nilai etik serta prinsip-prinsip koperasi, sembari menyatakan diri sebagai
badan usaha dengan pengelolaan demoktratis dan pengawasan bersama
atas keanggotaan yang terbuka dan sukarela.
Menghadapi milenium baru dan globalisasi kembali menegaskan
pentingnya nilai etik yang harus dijunjung tinggi berupa: kejujuran,
keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian kepada pihak lain
(honesty, openness, social responsibility and caring for others) (ICA,1995).
Runtuhnya Rejim Sosialis Blok-Timur dan kemajuan di bagian dunia lainnya
seperti Afrika telah menjadikan gerakan koperasi dunia kini praktis sudah
menjangkau semua negara di dunia, sehingga telah menyatu secara utuh.
Dan kini keyakinan tentang jalan koperasi itu telah menemukan bentuk
gerakan global.
Koperasi Indonesia memang tidak tumbuh secemerlang sejarah
3
strategi dan kebijakan ekonomi karena di antara 5 sila Pancasila, sila ke-4
inilah yang paling banyak dilanggar dalam praktek ekonomi selama era
pembangunan ekonomi Orde Baru.
Pada masa ”Orde Lama” koperasi menjadi ”alat politik” pemerintah
dan partai dalam rangka nasakomisasi. Pada masa ”Orde Baru” koperasi
menjadi ”alat dan bagian integral pembangunan perekonomian nasional”
yang dilimpahi bermacam fasilitas. Kebijakan yang menempatkan peran
pemerintah amat dominan dalam pembangunan koperasi menjadikan
gerakan koperasi amat bergantung pada bantuan luar, hal yang amat
bertentangan dengan hakikat koperasi sebagai lembaga ekonomi sosial yang
mandiri.
Kini, pada masa reformasi, yang seharusnya saat tepat untuk back to
basic, membangun koperasi yang mandiri, kenyataannya sikap
ketergantungan gerakan koperasi justru terasa amat kuat. Hal ini antara lain
tecermin dari keberadaan Dekopin, organisasi tunggal gerakan koperasi,
yang praktis seluruh kegiatannya masih bergantung pada APBN (satu hal
yang mendorong konflik berkepanjangan di kalangan gerakan sendiri), bukan
pada dukungan dari anggotanya sebagai wujud kemandirian.
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk
ditumbuhkembangkan sebagai badan usaha penting dan bukan sebagai
alternatif terakhir. Membentuk jiwa kewirausahaan koperasi di dalam diri
para pengurus dan anggotanya adalah upaya awal untuk menuju
keberhasilan gerakan koperasi di tanah air.
Koperasi perlu mencontoh Implementasi Good Corporate
Governance(GCG) yang telah diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang
berbadan hukum perseroan. Implementasi GCG dalam beberapa hal dapat
diimplementasikan pada koperasi. Untuk itu, regulator, dalam hal ini
Kementerian Koperasi dan UKM perlu memperkenalkan secara maksimal
6
rakyat, baik yang sudah ada maupun belum yang dapat dikembangkan,
antara lain:
a. Industri di desa, yaitu industri yang mengambil lokasi di desa untuk
mengatasi masalah urbanisasi, antara lain industri sepatu, garment, dan
cangkul
b. Industri pedesaan, yaitu industri yang mengolah produk-produk
pedesaan antara lain singkong untuk gaplek; kayu sengon untuk vineer,
papan laminasi, dan kusen pintu; industri kopi; the dan lainnya,
c. Integrated atau mixed farming, yaitu pertanian terpadu yang antara lain
meliputi ternak ayam, kambing/domba dan sapi, kolam ikan
dikombinasikan dengan tanaman padi, jagung, dan sayur mayur lainnya
untuk menghasilkan organic farming,
d. Pola PIR, seperti model kelapa sawit, tebu, dan lainnya,
e. Cluster Industry, seperti untuk perak di Kota Gede, Yogyakarta, Celuk di
Gianyar, Bali, sepatu di Cibaduyut dan Sidoharjo, dan lainnya,
f. Inkubator Bisnis dan Teknologi yang berbasis pada ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk menghasilkan pengusaha-pengusaha yang tangguh.
Namun yang menjadi masalah selama ini adalah dukungan pendanaan,
informasi pasar, dan teknologi. Sebagai contoh, ada beberapa produk
Indonesia yang punya peluang pasar bagus di luar negeri, seperti gaplek,
sabut kelapa, tempurung kelapa, furnitur dan beberapa produk UKM
lainnya, selama ini sering tidak mampu memenuhi permintaan pasar karena
keterbatasan modal baik untuk investasi maupun kerja. Oleh karena itu
dukungan pihak perbankan nasional dan lembaga penjaminan kredit
menjadi sangat strategis dalam hal ini.
Pada sisi lain, untuk meningkatkan kemampuan UKM dari hal hal
diatas dapat secara konkret kita sarankan untuk memfokuskan kepada
KOMPETENSI SDM. Hal ini menjadi penting kalau kita lihat bahwa dalam
8
usaha ini adalah peran serta aktif dari para pengusaha sendiri. Dengan
demikian maka kita membina kemampuan untuk berkembang sendiri pada
pengusaha kita. Pengusaha pada level ini biasanya sudah memiliki motivasi
dan dasar pengetahuan cukup untuk menumbuhkan kemampuannya.
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada
konglomerasi usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk
mengalihkan upaya pembangunan pada ekonomi kerakyatan dengan
bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah (small and
medium enterprises atau SME). Telah terbukti bahwa SME cukup tangguh
menghadapi tantangan selama krisis karena luwes dalam merespon
keinginan pasar, sehingga pengembangan perdagangan berbasis TI (e-
commerce) harus pula difokuskan untuk pelaku pasar pada segmen
tersebut.
SME atau UKM, terutama yang berbasis pada sumber daya alam, juga
memiliki keunggulan komperatif dan berpotensi besar untuk dapat
menembus pasar global. Selain itu pengembangan TI sebagai komoditi,
terutama piranti lunak, membutuhkan lahan yang subur bagi
berkembangnya SME. SME yang tangguh dan tersebar di seluruh tanah air,
merupakan modal besar dalam upaya untuk tetap memelihara dan
mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa kita. Dukungan pada
sektor ini juga sekaligus dapat mengurangi dan menetralisir dampak negatif
penerapan TI seperti yang terjadi di banyak Negara maju, yaitu semakin
melebarnya kesenjangan kemampuan ekonomi pada kelompok-kelompok
masyarakat.
Kemudahan dan ketersediaan akses informasi mengenai keadaan
pasar akan sangat membantu dalam proses bisnis SME, sesuatu hal yang
selama ini didominasi oleh kelompok-kelompok bisnis bermodal besar. Oleh
karena itu TI harus mampu memberikan dukungan nyata pada
perkembangan sektor ini.
9
Kebijakan
Pedoman
penggunaan informasi.
3. Regulasi mengenai e-bisnis, tele-bisnis.
4. Regulasi mengenai perlindungan hak cipta.
5. Rujukan untuk perangkat hukum berkaitan dengan SME based E-
commerce dapat mengacu pada : The United Nations Model Law on E-
commerce, bagian dari UNCITRAL (United Nation Conference on
International Law), 1996.
6. Kerangka pengembangan E-Commerce atau SME dari lembaga yang
berkepentingan seperti : Menko Ekuin, KADIN.
7. Standard dokumen, form dan transaksi yang berhubungan dengan
perizinan, ekspor, transportasi, dll.
Prosedur
a. Pilot project : Portal untuk SME, extranet (jaringan antar organisai) SME
dan perusahaan besar/multinasional (konsep koperasi, bapak-angkat).
b. Pilot project menggunakan teknologi Internet untuk lingkkungan SME,
dengan kriteria : biaya rendah, sederhana instalasi/pemeliharaan, dan
“multi purpose” (universal use).
c. Aturan/hukum dan fasilitas public key infrastructure : digital signature.
d. Adopsi aturan/hukum perdagangan elektronis.
e. Training program : management and internet bases related services.
f. Dukungan manajemen dan teknologi untuk pemasaran dan akses pasar
produk SME di daerah : fasilitas link, kerjasama, insentif.
On-line portal service untuk bidang yang potensial dalam
meningkatkan keberadaan SME daerah pada tingkat pusat dan internasional
(global reach) : agribisnis, perikanan, kerajinan, garment, dll.
4. Keterkaitan Antara Ekonomi Kerakyatan dan E-Bisnis
Sistem Teknologi Informasi (TI) belum mampu memanfaatkan peranan
yang signifikan dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat kita. Tak
heran jika dalam berbagai hal masyarakat kita masih sebatas sebagai
penikmat, bukan produsen yang memanfaatkan teknologi sebagai instrumen
pemasaran (marketing).
Usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai pilar pemberdayaan
ekonomi rakyat seharusnya dapat memanfaatkan jaringan TI, khususnya
dalam membantu pemasarannya baik secara lokal maupun internasional
12
Tengkulak hal ini yang akan memberikan harga yang lebih murah dari harga
Page
berkaitan dengan aspek resiko dan ketidakpastian serta ada tidaknya unsur
Page
kecohan (tipuan) yang dikenal sebagai hal yang mengandung unsur “gharar”.
Ketiga unsur yang menjadi dasar perbuatan transaksi atau “baia”
mempunyai arti yang penting untuk menilai subtansi suatu transaksi dapat
digolongkan memenuhi syarat syariah atau tidak.
Pengkajian ekonomi syariah secara umum masih didominasi oleh
kupasan dari dimensi “fiqih” dan ”administrasi pembangunan” bukan
kupasan ilmu ekonomi dan nilai subtansi ajaran islam dalam menjelaskan
perilaku individu muslim sebagai pelaku ekonomi. Padahal beberapa kajian
empiris oleh para ahli ekonomi juga telah banyak menemukan adanya
perbedaan perilaku masyarakat muslim yang tercermin dalam tingkah laku
ekonominya (Metwali). Tantangan besar bagi para ekonom adalah terus
mengkaji kedudukan moral ekonomi islam atau sistem ekonomi syariah dan
bagaimana interaksi dengan sistem yang lain dalam dunia global.
Apabila kita simak secara mendalam ajaran berekonomi dalam Al-
qur’an dilandasi oleh suatu sikap bahwa tiada pemisahan antara ekonomi
dan keberagamaan seseorang. Mencari nafkah adalah bagian dari ibadah
dan tiada pemisahan antara agama dan kehidupan dunia. Dari titik tolak ini
akan melahirkan dua konsekuensi yaitu : pertama, perlunya pembentukan
sikap oleh seorang individu akan penguatan hidup dan pencarian kebaikan di
dunia atau dalam hubungannya dengan bumi dan alam; kedua, soal
pemilihan pribadi, sampai dimana batas dan tujuannya. Konsekuensi dasar
pertama memerlukan pada sikap keharusan hidup bersahaja yang menjadi
dasar hidup seorang muslim untuk menghindari sikap hidup yang boros dan
bermewah-mewahan.
Dengan demikian prinsip kemanfaatan didasarkan atas pemenuhan
kesejahteraan lahiriyah dan rohaniah. Jika prinsip ekonomi syariah sebagai
dasar muamalat, maka seharusnya kita jangan buru-buru terpaku pada
institusi. Institusi dengan berbagai karakter dan prinsip yang mengawal
prakteknya pada akhirnya akan memberikan pilihan kepada masyarakat
16
selaku pengguna untuk memilihnya. Dalam jual beli seorang calon pembeli
Page
bermunculan.
Produk kebutuhan perbankan yang selama ini kita kenal berbasis
bunga pada bank konvensional seperti tabungan, deposito, giro, pinjaman
dan jasa perbankan lainnya kini dapat dinikmati oleh umat Islam pada
perbankan syariah dalam bentuk yang sama, namun dengan prinsip
perbankan yang berbeda: syariah. Produk-produk tersebut antara lain
adalah:
SIMPANAN :
A. Tabungan Syariah
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 angka 21 yang
mengatur perbankan syariah memberikan rumusan pengertian
tabungan, yaitu:
“Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau
investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariahyang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu”.
Sedangkan Dewan Syariah Nasional mengatur tabungan syariah
dalam Fatwa Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000, yaitu:
“Produk tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan secara
syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan
wadiah, sehingga kita mengenal tabungan mudharabah dan tabungan
wadiah”.
Dengan demikian, praktis jenis-jenis tabungan pada perbankan
syariah di Indonesia adalah :
1. Tabungan Mudharabah
27
2. Tabungan Wadiah
Page
Keterangan :
BUS = Bank Umum Syariah
UUS = Unit Usaha Syariah
BPRS = Bank Perkreditan Rakyat Syariah
KP/UUS = Kantor Pusat/Unit Usaha Syariah
Produk Giro : Giro Wadiah, Giro Wadiah Personal dan Giro Wadiah
Page
Korporasi.
Produk Deposito : Deposito Mudharabah, Deposito Fulinves
Pembiayaan : Jual-Beli, Bagi Hasil dan Sewa.
Layanan Lainnya : Transfer, Kas Kilat, Letter of Credit (L/C), Bank Garansi,
Layanan 24 Jam (SMS Banking, SalaMuamalat, MuamalatMobile,
Internet Banking).
b. Bank BRI Syariah
Nama situs : www.brisyariah.co.id
Produk Penghimpunan Dana terdiri atas : Tabungan BRI Syariah, Giro Ib,
Deposito Ib, Tabungan Haji Ib, Tabungan Perencanaan Ib.
Produk Penyaluran Dana terdiri atas : Pembiayaan Komersil, Pembiayaan
Ritel, Mikro Ib, Pembiayaan Linkage/Kemitraan, Pembiayaan Konsumer.
Produk Akses terdiri atas : Remittance BRISyariah, Mini Banking, Mobile
Banking/SMS Banking, InternetBanking, ATM/EDC/Telephone Banking.
adalah bank umum syariah, sementara lebihnya adalah unit usaha syariah
Page
(Octaviana, 2007).
Sebagai konsekuensi, bank-bank syariah di Indonesia kini mau tidak
mau harus bersaing selain menjaga kemitraan satu sama lain untuk
memenangkan hati pelanggan. Di samping juga masih harus bersaing dengan
bank-bank konvensional tentunya.
12. Kompetisi di Dunia Maya
Selaku bank yang memiliki brand dan positioning yang unik di
Indonesia, bank-bank syariah saat ini menghadapi tantangan yang semakin
besar dalam menggaet sekaligus mempertahankan nasabah. Para pesaing
bank-bank syariah kini bukan hanya 125 bank konvensional (VivaNews,
2008), tapi juga puluhan bank syariah lain yang memiliki prinsip bisnis yang
sama persis.
Ranah online adalah salah satu medan tempur bagi bank-bank di
Indonesia untuk menarik minat calon pelanggan, tidak terkecuali bagi bank-
bank syariah. Sebagai sokoguru lembaga ekonomi ala Rasulullah, bank
syariah dituntut untuk selalu siap melakukan penyesuaian (adaptive) dengan
irama perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Karena jika tidak,
maka pelanggan bisa saja akan beralih ke bank lain. Maklum, para nasabah
saat ini sudah memiliki banyak alternatif pilihan, tidak suma satu.
Menurut Longman Dictionary of Contemporary English, istilah blog
didefinisikan sebagai sebuah halaman atau situs web yang berisi informasi
mengenai sesuatu hal atau topik. Di dalamnya, informasi yang paling baru
diletakkan di urutan paling atas. Ciri khas inilah yang membuat blog
seringkali disebut oleh banyak kalangan sebagai jurnal digital. Karena selain
bersifat runut, kandungan blog umumnya bersifat sangat personal sesuai
dengan karakter pemiliknya.
13. Corporate Blogging
Corporate Blogging adalah istilah untuk menggambarkan perusahaan
atau lembaga yang membuat atau mendukung sebuah blog yang digunakan
36
untuk mencapai tujuan perusahaan (White, 2007). Sampai saat ini, Bank of
Page
America (Future Banking) dan World Bank (PSD Blog) adalah dua contoh
bank yang sudah memiliki corporate blog.
14. Fungsi dan Manfaat Blog untuk Bank-Bank Syariah di Indonesia
Meskipun terlahir sebagai sebuah tool yang pemanfaatannya hanya
sebatas untuk kepentingan pribadi, blog ternyata juga bisa memberikan
manfaat yang luas ketika digunakan di level yang lebih tinggi, misalnya
dalam perusahaan. Blog sebagai salah satu media online bisa memberikan 8
(delapan) manfaat bagi perusahaan-perusahaan yang mampu
mengimplementasikannya dengan benar (Wacka, 2000).
Lalu manfaat apa saja yang sebenarnya bisa diambil oleh bank-bank
syariah di Indonesia dari penggunaan blog. Berikut manfaat-manfaat yang
dimaksud beserta uraian yang menjelaskan kaitannya dengan bank syariah
di Indonesia.
2) Customer Relationships
Keberadaan fitur untuk meninggalkan komentar (leave a comment)
yang ada pada semua aplikasi blog dapat memberikan ruang bagi para
pelanggan untuk curhat secara langsung kepada perusahaan. Melalui fitur
yang sama, para pelanggan bisa meminta saran, tips, sampai mengadukan
keluhan seputar produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan
kepada mereka.
Dalam kasus bank syariah, para karyawan yang aktif dalam aktivitas
blogging ini bisa memanfaatkan fitur post dan komentar untuk memberikan
saran atau informasi tambahan seputar produk atau layanan dari
institusinya kepada para nasabah dengan bahasa yang lebih akrab
ketimbang bahasa pamflet, iklan, atau brosur.
Harapan dari aktivitas seperti ini adalah terjalinnya hubungan yang
lebih akrab antara nasabah dengan bank syariah melalui karyawan-
karyawannya. Jika sukses, bukan tidak mungkin nasabah yang terpuaskan
tersebut akan menjadi juru kampanye bagi produk atau layanan bank
syariah tersebut untuk komunitas atau lingkungan di mana ia tinggal (word
of mouth campaign).
Lagipula, para nasabah atau calon nasabah tampaknya akan lebih
38
tertarik untuk bermitra atau bekerja sama dengan bank syariah yang mau
Page
yang bisa melihat sekaligus mengedit berkas yang dimaksud. Cara ini
tentunya lebih praktis dan efektif ketimbang harus mengirimkan berkas yang
sama ke semua orang yang hendak di tuju.
5) Knowledge Management
Karena tersimpan dalam bentuk yang sudah teratur, semua informasi
yang sudah dimuat ke dalam blog tentunya akan menjadi kumpulan ilmu
dan pengetahuan yang setiap saat bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, baik itu
oleh pegawai maupun oleh pelanggan perusahaan tersebut.
Menariknya, semua aplikasi blog (blogging software) memungkinkan
penggunanya untuk melakukan aktivitas-aktivitas standar yang lazim terjadi
pada prosedur pengarsipan seperti pencarian, pengubahan, bahkan
penghapusan data (khusus untuk pengguna yang memiliki izin). Perbedaan
sistem pengarsipan digital dengan sistem manual adalah bahwa pengarsipan
digital umumnya membutuhkan ruangan yang relatif lebih kecil untuk
penyimpanan data dalam jumlah yang sama. Selain bebas rayap tentunya.
Selaku penggerak perekonomian ala Rasulullah SAW di nusantara,
bank-bank syariah Indonesia tampaknya memiliki kewajiban yang tidak
tertulis untuk menjadi sumber ilmu dan pengetahuan untuk segala sesuatu
yang terkait dengan ekonomi syariah. Jika ini berhasil dilakukan dengan
bantuan blog, maka tidak hanya nasabah yang akan terbantu, tapi juga
kalangan lain seperti calon nasabah baru, nasabah bank syariah lainnya
(misalnya ketika mencari perbandingan produk-produk perbankan syariah),
akademisi, pengambil kebijakan, dan sebagainya.
6) Recruitment
Beberapa manfaat blog di atas seperti Become the Expert, Customer
Relationships, dan Knowledge Management secara tidak langsung
sebenarnya bisa membantu pembentukan citra positif perusahaan. Sebagai
hasilnya, ada kemungkinan besar bahwa akan ada banyak calon-calon
pegawai potensial akan datang melamar setelah membaca dan menerima
40
Hal yang sama juga bisa terjadi dengan bank-bank syariah yang
mendukung corporate blog ini. Para pelamar potensial yang dimaksud di sini
adalah para akademisi yang memang membutuhkan data dan informasi dari
apa yang sudah ditulis dan diterbitkan oleh blogger ke dalam blog milik
institusi masing-masing. Melihat perkembangan jumlah bank syariah yang
akan terus berkembang, status sebagai “gudang data ekonomi syariah ”
tentunya bisa menaikkan citra bank syariah yang memiliki blog di atas bank-
bank lain yang tidak memiliki blog, khususnya di mata para pencari kerja.
66 persen di amerika dan 7 persen di asia pasific, total 465 kuisioner yang ditabulasi.
Page
ketidapastian.
Untuk industri perhotelan, implikasi perubahan, secara khusus mereka yang
Page
desktop dari satu atau jenis lain dan bahwa rasio ini harus tumbuh menjadi 51 persen
Page
selama tiga tahun mendatang, naik 25 persen. regional, responden dari Amerika
laporan penggunaan saat ini lebih tinggi (47 persen secara rata-rata sederhana),
dibandingkan dengan 37 persen di Asia / Pasifik dan 39 persen di EMEIA. Pertumbuhan
selama beberapa tahun ke depan, namun harus membawa kesenjangan tersebut lebih
dekat bersama-sama (54, 49 dan 49 persen).
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa karyawan lebih sedikit (28 persen)
memiliki akses ke Internet, meskipun sekali lagi, ini diharapkan tumbuh selama
beberapa tahun berikutnya dengan 50 persen. Dalam waktu tiga tahun, kami
memperkirakan bahwa sekitar empat dari 10 karyawan akan memiliki akses ke Internet.
Sekali lagi, ada kesenjangan antar daerah dengan akses saat ini dilaporkan di Amerika
pada 38 persen, tapi hanya di EMEIA 21 persen dan hanya 16 persen di Asia / Pasifik.
Perbedaan Namun, diharapkan untuk mempersempit selama beberapa tahun ke depan
(49, 37 dan 30 persen).
Menanggapi organisasi dikelompokkan
berdasarkan ukuran sesuai dengan
pendapatan mereka, dengan organisasi-
organisasi besar didefinisikan sebagai mereka
yang memiliki pendapatan lebih dari $ 100
juta dan organisasi kecil menjadi orang-orang
dengan pendapatan kurang dari $ 100 juta.
On this basis, 51 persen dari organisasi
perhotelan yang kecil menunjukkan mereka Chart 1. Bagan 1. Not all organizations have
memiliki intranet mereka sendiri, Intranets Tidak semua organisasi memiliki
dibandingkan dengan 78 persen di organisasi intranet
besar. Dan dalam hal siapa yang
menggunakan intranet seperti itu, 69 persen
dari manajemen senior, hampir dua-pertiga
dari tingkat manajemen menengah dan
sekitar sepertiga staf. Selama tiga tahun ke
depan, walaupun demikian, rasio
penggunaan diharapkan tumbuh ke: 77
persen untuk manajemen senior, 75 persen
untuk mid-manajemen dan 44 persen untuk
staf.
Bagan 2. Tidak semua organisasi memiliki Penggunaan intranet didominasi oleh e-mail
kegunaan untuk intranet (86 persen); diikuti oleh distribusi informasi
perusahaan umum seperti siaran pers dan
newsletter (83 persen), perubahan kebijakan
(70 persen), produk baru dan layanan
informasi (69 persen) , pasar informasi (60
persen), kinerja perusahaan (57 persen) dan
karyawan listing (52 persen). Sekurangnya
penggunaan dari intranet untuk fungsi-fungsi
HR online (42 persen), pelatihan (37 persen),
dan tim kamar (35 persen).
Bagan 4 dan. Penjualan Pemasaran Dalam meninjau integrasi saat operasi sehari-hari
memimpin dalam e-bisnis integrasi (hari menjadi todayís e-bisnis lingkungan, organisasi
ini) perhotelan hanya melaporkan integrasi seperti
moderat, menunjukkan banyak perubahan ada di
depan. Dengan fungsi, penjualan dan pemasaran
memimpin dalam hal tingkat integrasi, diikuti
oleh distribusi, perekrutan dan pengadaan (lihat
Grafik 4). Lebih besar organisasi perhotelan
laporan integrasi lebih dalam bidang pemasaran
dan distribusi, tetapi ukuran tampaknya kurang
peduli ketika datang ke pengadaan, penjualan
dan perekrutan.
Pesan ini tampaknya menjadi jelas: industri ini harus alamat IT-nya kekurangan
dalam dan komprehensif secara proaktif jika ingin mendapatkan keuntungan dari
49
revolusi terus dalam e-bisnis. Dan seperti halnya, akan perlu menemukan cara yang
Page
lebih baik untuk mengukur kinerja dan membenarkan investasi di kawasan ini penting.
4. E-Distribution
Dengan tingginya biaya iklan dan merek perkembangan internet, banyak on-
line perusahaan sedang mencari akses ke pelanggan melalui portal pengaturan yang
disebut-jadi dengan gateway didirikan seperti AOL, Yahoo, Amazon dan sejenisnya.
Survei kami menunjukkan bahwa sepertiga dari responden melaporkan baik saat ini dan
direncanakan hubungan dengan jenis portal ini, dengan organisasi yang lebih besar
lebih terlibat (37 persen) dibandingkan yang lebih kecil (32 persen).
Apakah hubungan ini efektif? Kedua organisasi besar dan kecil laporan
efektifitas yang lebih tinggi rata-rata rating dari sedikit. Demikian pula, responden
memberikan nilai rata-rata untuk industri perhotelan disebut-portal sehingga dalam
menyediakan konten khusus industri dan sumber daya. Tampaknya industri portal baik
dan lebih besar konsumen berorientasi sepupu mereka harus bekerja lebih keras untuk
mendapatkan kesetiaan dan dukungan industri perhotelan target mereka.
Untuk portal industri perhotelan, responden survei dinilai beberapa sumber
pendapatan dalam hal peluang pendapatan mereka sebagai pengendali. daftar tersebut
adalah iklan dan pengadaan. Ini diikuti dengan komisi dan langganan, dengan rata-rata
di bawah ini terlihat kesempatan untuk didorong melelang penjual dan lisensi
perangkat lunak. Meskipun, menonjol yang dianggap berasal dari kesempatan iklan
oleh responden survei, perhotelan perusahaan portal tetap perlu khawatir tentang klik-
melalui penurunan harga secara umum dalam Web dan memastikan bahwa model
bisnis mereka terstruktur tepat.
Karena banyak konten pada situs Web perhotelan perjalanan dan cenderung
berkisar dari dangkal ke ekspansif, responden diminta untuk menilai sendiri kehadiran
situs Web mereka terhadap berbagai atribut. Hampir pandangan obyektif, tetapi
tanggapan ilustrasi bagaimana industri saat ini menilai usaha sendiri di Internet.
Secara garis besar nilai yang kuat yang Chart 7 . The Industry rates its presence Chart 7
diberikan kepada atribut seperti keberadaan. Industry yang tingkat
informasi, kenyamanan, pilihan dan
layanan, sedangkan nilai rata-rata
disediakan atas kepercayaan /
keamanan dan kustomisasi. Akhirnya,
skor sedikit lemah dikutip untuk
50
to-C pasar terpanas untuk sektor perjalanan. 12$ miliar pasar berkembang dengan
cepat dan bangun meninggalkan banyak perusahaan perhotelan dengan tantangan dari
Page
cara terbaik untuk menjaga. Seperti revolusi internet memegang, sejumlah perjalanan
bisnis murni berbasis-Internet muncul, dan beberapa (seperti Expedia dan Travelocity)
mendapatkan traksi dan daya tahan yang didukung oleh investasi besar. Orang lain
telah sejak datang dan pergi.
Namun, dampaknya terhadap bidang-bidang penting bagi perusahaan
perhotelan cenderung bervariasi. Responden menunjukkan bahwa dampak telah sedikit
positif berkaitan dengan strategi Internet, kepuasan pelanggan dan posisi kompetitif,
agak netral dalam hal biaya distribusi mereka, sementara sedikit negatif yang berkaitan
dengan perjalanan hubungan keagenan dan harga.
Salah satu atraksi utama distribusi online untuk perusahaan perhotelan adalah
kesempatan untuk mengurangi tingginya biaya distribusi bahwa perusahaan tersebut
memiliki historis yang dihadapi. Antara komisi agen perjalanan, biaya GDS, switching
costs dan biaya sistem pemesanan pusat, keramahan para eksekutif perusahaan telah
mengeluh selama bertahun-tahun tentang berat biaya distribusi multi-faceted sistem
mereka.Responden percaya, bagaimanapun, bahwa internet akhirnya akan
memungkinkan biaya tinggi yang terkait dengan distribusi yang akan berbalik. Dua
puluh tujuh persen biaya mereka percaya akan turun hingga 10 persen, dengan 23
persen menunjukkan penurunan ini dapat berkisar 11-20 persen. Di mana pun terjadi
penurunan, untuk usaha perhotelan yang paling menggunakan distribusi online untuk
produk dan layanan, satu hal yang jelas mereka dapat mengharapkan beberapa
tabungan yang signifikan selama beberapa tahun mendatang.
5. E-Procurement
6. Manajemen Pengetahuan
7. Investasi di E-Commerce
Internet (sebagai bagian dari belanja TI) tumbuh cepat bisnis perhotelan, perhotelan
porsi total belanja TI khusus
Page
55
Page
IV. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Perlunya fokus dan prioritas di dalam pemberdayaan ekonomi rakyat
karena adanya keterbatasan sumberdaya.
b. Masalah kompetensi juga perlu menjadi perhatian, terutama
peningkatan kualitas SDM dan akses perdagangan luar negeri (ekspor).
c. Masalah iklim berusaha yang kondusif dan infrastruktur untuk
pengembangan UKM masih perlu ditata kembali, terlebih lagi
menghadapi era otonomisasi yang mengindikasikan justru akan
menghambat tumbuhnya UKM.
d. Guna meningkatkan daya saing UKM, pengembangan business networks
akan sangat penting terutama melalui e-business networks.
e. Pengembangan model ekonomi islami harus menjadi agenda pengkajian
yang terus menerus oleh ekonom dan ulama untuk menemukan prinsip-
prinsip berekonomi yang baik demi kebaikan hidup umat manusia.
Pengembangan LKsyariah penting, tetapi belum menjadi jaminan untuk
mewujudkan sistem perekonomian yang islami. Sistem LKM-syariah
terpadu yang berbasis daerah otonom akan menjamin kinerja yang
efektif dan adil bagi pemberdayaan ekonomi rakyat.
f. Blog sebagai salah satu produk dari dunia teknologi informasi dan
komunikasi memiliki potensi yang sangat bagus untuk menunjang bisnis
suatu perusahaan, termasuk bagi bank-bank syariah di Indonesia.
Beberapa manfaat yang bisa diambil oleh bank-bank syariah di Indonesia
56
Abdul hakim, ahmad muhammad al-assal dan fathi ahmad. 1999. Sistem, prinsip
dan tujuan ekonomi Syariah (terj). Cv pustaka setia. Bandung.
Al-fanjari, mahmud syauqi. (1985) ekonomi Syariah masa kini (terj). Husaini.
Bandung.
At-Thariqi, Abdullah Abdul Husain. 2004. Ekonomi Syariah; prinsip, dasar, dan
tujuan (terj). Magistra insania press. Jogjakarta.
http://www.smecda.com/deputi7/file_makalah/Baitullmal_Muhammadiyah.pdf
Nur Kholis, kompilasi makalah untuk mata kuliah Pemikiran dan Sistem Ekonomi
Syariah FIAI UII Jogjakarta
59Page