You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT,

TIDUR DAN RASA NYAMAN


Dosen Pengajar : Hj. Sri Mulyani, S. Kep, Ns
 

Kelompok II :

 
Kelas : B Semester IV (Empat)
 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PRODI SI KEPERAWATAN
2008-2009
Konsep asuhan keperawatan tentang pemenuhan
kebutuhan istirahat ,tidur dan rasa nyaman pd
lansia
 Istirahat,tidur dan rasa nyaman pada dasarnya mempunyai definisi yang
berbeda akan tetapi hal tersebut pada dasarnya saling berkaitan satu sama lain.
 Seseorang tidak bisa merasakan nikmatnya istirahat dan tidur dengan baik jika
kondisi fisik atau psikisnya mengalami stress, nyeri,atau pun kecemasan
 Begitu pula jika kita tidak tidur atau tidak bisa memenuhi kebutuhan istirahat
karena problem tertentu pasti akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada tubuh
kita sebab pada hakekatnya tidur dan istirahat merupakan salah satu usaha
memperoleh rasa nyaman.
 Pada lansia seringkali hal tersebut tidak terpenuhi dengan baik dan jika hal
tersebut terus berkelanjutan justru akan menimbulkan penyakit-penyakit serius
seperti gangguan jiwa dsb.
tidur
istirahat

Rasa nyaman
Istirahat merupakan
keadaan relaks tanpa
Tidur merupakan
adanya tekanan
emosional,bukan hanya kondisi tidak sadar
dalam keadaan tidak dimana individu dapat
beraktivitas,tetapi juga dibangunkan oleh
kondisi yang stimulus atau sensoris
membutuhkan yang
ketenangan sesuai(Guyton,1986)

Rasa nyaman
merupakan
kondisi bebas
dari rasa nyeri
Karakteristik istirahat menurut narrow 1967 :

1) Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi

2) Merasa diterima

3) Mengetahui apa yang sedang terjadi

4) Bebas dari gangguan ketidakyamanan

5) Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas


yang mempunyai tujuan

6) Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan


Konsep Tidur

• Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu


dapat dibangunkan dengan stimulus atau sensoris
yang sesuai (Guyton).
Jenis tidur

1) Tidur REM
2) Tidur N REM
STADIUM TIDUR DEWASA
NORMAL
 Stadium 0 adalah periode dalam keadaan
masih bangun tetapi mata menutup. Fase ini
ditandai dengan gelombang voltase rendah,
cepat, 8-12 siklus per detik. Tonus otot
meningkat.

 Aktivitas alfa menurun dengan meningkatnya


rasa kantuk. Pada fase mengantuk terdapat
gelombang alfa campuran.
Lanjutan

• Stadium 1 disebut onset tidur. Tidur dimulai dengan


stadium NREM. Stadium 1 NREM adalah perpindahan dari bangun ke tidur. Ia
menduduki sekitar 5% dari total waktu tidur.

• Pada fase ini terjadi penurunan aktivitas gelombang alfa


(gelombang alfa menurun kurang dari 50%), amplitudo rendah, sinyal campuran,
predominan beta dan teta, tegangan rendah, frekuensi 4-7 siklus per detik.

• Aktivitas bola mata melambat, tonus otot menurun, berlangsung sekitar 3-5
menit. Pada stadium ini seseorang mudah dibangunkan dan bila terbangun
merasa seperti setengah tidur.
• Stadium 2 ditandai dengan gelombang EEG spesifik yaitu
didominasi oleh aktivitas teta, voltase rendah-sedang,
kumparan tidur dan kompleks K.

• Kumparan tidur adalah


gelombang ritmik pendek dengan frekuensi 12-14 siklus per
detik. Kompleks K yaitu gelombang tajam, negatif, voltase
tinggi, diikuti oleh gelombang lebih lambat, frekuensi 2-3
siklus per menit, aktivitas positif, dengan durasi 500 mdetik.

• Tonus otot rendah, nadi dan tekanan darah cenderung menurun.


Stadium 1 dan 2 dikenal sebagai tidur dangkal. Stadium ini
menduduki sekitar 50% total tidur
• Stadium 3 ditandai dengan 20%-50% aktivitas delta,
frekuensi 1-2 siklus per detik, amplitudo tinggi, dan disebut
juga tidur delta.Tonus otot meningkat tetapi tidak ada gerakan
bola mata.
 Stadium 4 terjadi jika gelombang delta lebih dari 50%.
Stadium 3 dan 4 sulit dibedakan. Stadium 4 lebih lambat dari
stadium 3. Rekaman EEG berupa delta. Stadium 3 dan 4
disebut juga tidur gelombang lambat atau tidur dalam. Stadium
ini menghabiskan sekitar 10%-20% waktu tidur total. Tidur ini
terjadi antara sepertiga awal malam dengan setengah malam.
Durasi tidur ini meningkat bila seseorang mengalami deprivasi tidur.
Tidur REM ditandai dengan rekaman EEG yang hampir
sama dengan tidur stadium 1. Pada stadium ini terdapat letupan
periodik gerakan bola mata cepat. Refleks tendon melemah
atau hilang. Tekanan darah dan nafas meningkat. Pada pria
terjadi ereksi penis. Pada tidur REM terdapat mimpi-mimpi.
Fase ini menggunakan sekitar 20%-25% waktu tidur. Latensi
REM sekitar 70-100 menit pada subyek normal tetapi pada
penderita depresi, gangguan makan, skizofrenia, gangguan
kepribadian ambang, dan gangguan penggunaan alkohol
durasinya lebih pendek
Sebagian tidur delta (NREM) terjadi pada separuh awal
malam dan tidur REM pada separuh malam menjelang pagi.
Jadi, tidur dimulai pada stadium 1, masuk ke stadium 2, 3,
dan 4. Kemudian kembali ke stadium 2 dan akhirnya masuk ke
periode REM 1, biasanya berlangsung 70-90 menit setelah
onset. Pergantian siklus dari NREM ke siklus REM biasanya
berlangsung 90 menit. Durasi periode REM meningkat
menjelang pagi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat ,tidur dan rasa
nyaman pada lansia

 Kecemasan(anxiety)
 Nyeri
 Stress
 Obat-obatan
 Penyakit-penyakit lain
 Lingkungan sekitar
Gangguan-gangguan tidur
Jenis gangguan tidur diantaranya
1)Insomnia
2)Hipersomnia
3)Parasomnia
4)Enuresa
5)Apnea dan mendengkur
6)Narcolepsi
7)Mengigau
Insomnia

 Merupakan ketidakmampuan mendapatkan tidur


yang adekuat,susah tidur
Jenis insomnia ada 3 yaitu :
1) Initial insomnia
2) Intermiten insomnia
3) Terminal insomnia
hipersomnia
 Para penderita hypersomnia membutuhkan waktu tidur yang sangat
banyak dari ukuran normal. Meskipun penderita tidur melebihi
ukuran normal, namun mereka selalu merasa letih dan lesu sepanjang
hari.

 Namun gangguan ini tidaklah terlalu serius dan dapat diatasi sendiri
oleh penderita dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen diri.
Parasomnia

 Kumpulan beberapa penyakit tidur


seperti somnambulisme(berjalan-
jalan saat tidur).
Enuresa
 Kencing yang tak disengaja saat tidur.
Apnea dan mendengkur

 Mendengkur pada dasarnya tidak termasuk dalam


gangguan tidur tetapi mendengkur yang disertai
dengan apnea dapat menjadi masalah.
Narcolepsi
 Keadaan tidak bisa mengendalikan diri
untuk tidur.
STRATEGI UNTUK INTERVENSI KEPERAWATAN DIDALAM
MEMBANTU LANSIA MEMENUHI KEBUTUHAN ISTIRAHAT,TIDUR ,
DAN RASA NYAMAN

1) Ciptakan kondisi ruangan,tempat tidur yang nyaman dan


bersih.
2) Berikan dukungan pada pasien untuk tidak merasa takut atau
cemas.
3) Anjurkan klien makan makanan yang berprotein tinggi.
4) Menganjurkan rutinitas tidur yang teratur.
5) Jika diperlukan terapi pengobatan maka lakukan lah secara
berkolaborasi.

You might also like