Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dormansi yaitu biji yang tidak dapat berkecambah walaupun keadaan lingkungan biji
baik. Adanya biji dormansi disebabkan:
Senyawa kimia yang terdapat pada daging buah atau pada biji itu sendiri dapat menjadi zat
penghambat, ex:HCN (Asam Cianida)
2. Dengan memperlakukan biji dengan beberapa macam temperature dengan interval 12-
30°C
3. Zat penghambat itu dapat dihilangkan dengan sendiriannya akibat penebarannya dalam
tanah dan juga akibat penetralan zat kimia yang berada dalam tanah
Pada umumnya biji dapat tumbuh tanpa menyerap air dari luar lebih dahulu, kemudian
disemai tidak mampu tumbuh sempurna karena keadaan lingkungan tidak
menguntungkan. Keadaan inilah yang sering menyebabkan embrio tumbuh dalam biji
(internal spouting) atau biji tumbuh sewaktu masih dalam buah (papaya, melon,jeruk dan
nangka) dalam hal ini penyediaan ogsigen diambil dari hasil proses pematangan buah.
Oleh karena itu selain lingkungan di atas tingkat ketuaan biji sangat menentukan. Makin
tua biji suatu tanaman makin cepat berkecambah.
Meresapnya air melalui kulit biji sangat di pengaruhi oleh beberapa factor:
1. permiabilitas (kemudian kulit biji di tembus air) melalui proses imbibisi.
Kulit biji yang keras atau liat seperti melinjo, sirsak, palem, kenari dan mangga sukar di
Tembus air.
2. Umur biji, biji yang cukup tua lebih mudah dilakukan proses imbibisi sesuai dengan
kandungan air dalm biji yang telah menyusut.
TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Peristiwa dormansi yaitu dimana benih yang hendak dikecambahkan tidak berkecambah
meskipun benih itu normal dan faktor lingkungannya juga mendukung (favourable) untuk
terjadinya proses perkecambahan.
Benih yang tidak berkecambah tersebut jika dilihat kondisi marfologisnya maka benih
tersebut dapat digolongkan menjadi :
Hard seed (benih keras), yaitu benih yang tidak mengalami imbibisi.
fresh Ungerminated seed (benih segar tidak berkecambah) yaitu benih yang
berambibisi tetapi tidak dapat berkecambah karena sebab lain
rot seed (benih busuk) yaitu benih yang setelah berimbibisi menjadi busuk karena
terserang oleh penyakit benih
dead seed (benih mati) yaitu benih yang embrionya tidak berfungsi atau mati.
1. biji apel
2. biji jeruk
3. biji mangga
4. biji sawit
5. biji melinjo
6. bawang
Biji - biji tersebut memiliki pelindung biji yang terdiri dari kulit biji, sisa - sisa nucleus
dan endosperm dan kadang - kadang bagian dari buah.biasanya kulit luar biji keras dan kuat
berwarna kecoklatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk
melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan
insekta.
Pada tipe dormansi ini yang menyebabkan pembatas struktural terhadap perkecambahan
adalah kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya
air atau gas pada berbagai jenis tanaman. Yang termasuk dormansi fisik adalah :
Benih-benih yang menunjukkan tipe dormansi ini disebut benih keras contohnya seperti
pada famili Leguminoceae, disini pengambilan air terhalang kulit biji yang mempunyai struktur
terdiri dari lapisan sel-sel berupa palisade yang berdinding tebal, terutama dipermukaan paling
luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin. Di alam selain pergantian suhu tinggi dan
rendah dapat menyebabkan benih retak akibat pengembangan dan pengkerutan, juga kegiatan
dari bakteri dan cendawan dapat membantu memperpendek masa dormansi benih.
Pada tipe dormansi ini, beberapa jenis benih tetap berada dalam keadaan dorman
disebabkan kulit biji yang cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit ini
dihilangkan maka embrio akan tumbuh dengan segera. Tipe dormansi ini juga umumnya
dijumpai pada beberapa genera tropis seperti Pterocarpus, Terminalia, Eucalyptus, dll
( Doran, 1997).
Penyebabnya adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau belum matang.
Benih-benih demikian memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat berkecambah
(penyimpanan). Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari kurun waktu beberapa hari
sampai beberapa tahun tergantung jenis benih. Benih-benih ini biasanya ditempatkan pada
kondisi temperatur dan kelembaban tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrio
terbentuk sempurna dan dapat berkecambah (Schmidt, 2002).
Tetapi metode ini tidak sesuai untuk benih yang mudah sekali menjadi permeable, karena
asam akan merusak embrio. Lamanya perlakuan larutan asam harus memperhatikan 2 hal, yaitu:
1). kulit biji atau pericarp yang dapat diretakkan untuk memungkinkan imbibisi
METODA PELAKSANAAN
Waktu Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan
BAHAN
1. Benih sawit
2. Biji mangga
3. Benih melinjo
4. Biji jeruk
6. Apel
7. H2SO4
8. ZPT IAA
9. Air
10. Tanah
ALAT
1. Pisau
2. Seed bed
3. Gelas Ukur
4. Pinset
PELAKSANAAN
2. rendam benih sawit dalam cairan H2SO4 selama 1 jam dan rendam melinjo,
mangga,jeruk, direndam dalam cairan IAA selama 15 menit.
3. Potong bawang merah pada bagian atas 1/3 bagian dan celupkan pada cairan
IAA.
4. Siapkan media tanam pada seedbed dengan mencampurkan tanah dengan
pupuk kandang 1:1
6. Benih yang telah ditanam ditutup dengan tanah dan siram setiap dua hari sekali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1 BAWANG 12 12 100% 25 cm
MERAH
2 MANGGA 3 0 0% -
3 SAWIT 10 0 0% -
4 JERUK 30 0 0% -
5 MELINJO 13 0 0% -
6 APEL 19 0 0% -
PEMBAHASAN
• Bawang Merah
Dalam penanganan benih dormansi untuk bawang merah timbuh 100%. Tapi pada
minggu ke 5 setelah penanaman bawang mulai layu dan membusuk. Hal tersebut
disebabkan karena penyakit yang menyerang tanaman bawang yaitu penyakit yang
dinamakan “Layu Fusarium”.
Gejala
Daun bawang merah yang terserang menjadi layu. Kelayuan tersebut dimulai dari
ujung daun. Gejala terjadi ketika tanaman dilahan.
Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh Cendawan Fusarium sp. Cendawan ini mempunyai
misilium seperti benang berwarna putih. Warna misilium kemudian berubah
menjadi merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.
Pengendalian
Pada praktek penangan benih ini, benih yang ditanam tidak dapat tumbuh yang
disebabkan oleh :
BAB V
KESIMPULAN
2. Layu yang di alami oleh bawang disebabkan oleh penyakit layu fusarium
3. Melinjo, jeruk, mangga, dan sawit tidak dapat tumbuh sama sekali disebabkan
biji berjamur
DAFTAR PUSTAKA
Elita, N. 2010. BKPM Dasar – Dasar Agronomi. Payakumbuh