You are on page 1of 36

MENGENAL ANAK GAGAP DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA TK

Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu


Syarat Kelulusan Program Diploma II

Disusun Oleh :

Nama : ENIK RETNO WULANDARI


NIM : 1403204034

PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK-KANAK


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006

i
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir yang berjudul "Mengenal Anak Gagap Dan Pengaruhnya

Terhadap Perkembangannya Bahasa Anak Usia TK". Telah disetujui dan disahkan

pada :

Hari : Sabtu
Tanggal : 29 Juli 2006

Menyetujui Menyetujui

Mengetahui
Ketua Program D2 PGTK

Dra. Sri S. Dewanti H, M.Pd


NIP. 131413200

ii
ABSTRAK

Enik Retno Wulandari, 2006. Mengenal Anak Gagap dan Pengaruhnya


Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia TK. Prodi PGTK FIP
UNNES. Dosen pembimbing Edi Waluyo, S. Pd
Kata kunci: Gagap, Pengaruh, Bahasa.

Pada masa anak usia TK biasanya mulai senang berbicara akan tetapi
sering kali terjadi ketidakseimbangan antara kecepatan dalam berbicara dengan
kecepatan berpikir. Anak sebenarnya ingin berbicara banyak, akan tetapi
kemampuannya belum bisa memadai, jadi fungsi fisiologis belum sempurna,
sehingga anak menjadi gagap.
Menurut Samuel A Kirk, (1962 : 310) Stuttering is generally Considered a
disorder of rhythm. Actually, everyone has a different speech rhythm different
timing of speech, different degrees of fluency, dan umumnya bukan saja artikulasi,
terutama timbul dalam hubungannya dengan kualitas suara, nada suara dan
kekuatan suara.
Metode penulisan yang digunakan dalam tugas akhir ini meliputi metode
pendekatan penulisan yaitu untuk menggambarkan keadaan sesuatu atau status
fenomena. Sedangkan metode pengumpulan data dimana yang dipergunakan
adalah studi pustaka. Studi pustaka tersebut bersumber dari pustaka, buku,
dokumen, dan lain-lain. Bahan pustaka berupa referensi yang disalin di
perpustakaan dan buku-buku tentang gagap bicara.
Tugas akhir ini membahas tentang masalah pengenalan anak gagap dan
pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa anak usia TK. Gejala anak yang
menderita gagap bicara antara lain bicaranya kelihatan bimbang, kata-katanya
terputus-putus, kadang-kadang terhenti pada tiap suku kata, mengulangi kata yang
sama dan memperpanjang bunyi. Tahap perkembangan bahasa secara umum
dimulai dari anak usia bayi, anak usia dini, kemudian dilanjutkan pada anak usia
sekolah. Penyebab anak menjadi gagap adalah karena trauma, nervous,
pemaksaan menggunakan tangan kanan pada anak kidal, dorongan motorik bicara
besar tetapi tidak ada yang hendak dikatakan. Cara mengatasinya yaitu dengan
menenangkan hati anak, tidak memotong pembicaraan anak sewaktu berbicara
walaupun terputus-putus, melakukan terapi bicara. Pengaruh gagap bicara
terhadap perkembangan bahasa yaitu gagap bicara dapat memperlambat
penguasaan kata dan pengucapannya tidak jelas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gagap pada umumnya akan
hilang pada usia remaja tapi perlu ditangani sebaik mungkin. Peran seorang guru
dan orang tua sangatlah penting dalam menghadapi perkembangan bahasa anak.
Saran-saran yang diajukan penulis yaitu hendaknya orang tua selalu
memperhatikan setiap perkembangan bahasa anak supaya apabila terjadi
gangguan terhadap bahasa anak bisa dengan cepat teratasi.

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Kemarin adalah kenangan. Hari ini adalah kenyataan, esok adalah masa

depan.

2. Belajar, bekerja dan berdo'a merupakan kunci kesuksesan.

3. Kegagalan bukanlah untuk ditangisi tetapi untuk diinsyafi manakala kejayaan

bukan untuk dimegahi tetapi untuk disyukuri.

4. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.

5. Keyakinan belum tentu benar tapi kebenaran itu wajib diyakini.

6. Hidup takkan berarti tanpa tujuan.

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan pada :

1. Bapak dan ibu tercinta.

2. Adik-adik tersayang.

3. Teman-teman D2 PGTK UNNES.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf dan karyawan

UNNES.

5. Dosen Pembimbing yang telah memberi nasehat,

petunjuk dan bimbingannya kepada penulis.

6. Para pembaca yang budiman.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

ridho-Nya, dengan petunjuk dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir sebagai prasyarat dalam kelulusan program D2 PGTK

dengan lancar.

Tugas Akhir (TA) yang disusun penulis dengan judul "Mengenal Anak

Gagap dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia TK" sangat

bermanfaat sekali bagi guru dan calon guru TK, khususnya bagi penulis dalam rangka

meningkatkan pengabdian sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing di TK.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu saran dan usul perbaikan sangat penulis harapkan.

Serta semua itu tidak akan sukses tanpa bantuan orang lain. Dalam kesempatan

ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. A. T Suoegito, S. H, M. M selaku Rektor UNNES

2. Dekan Drs. Siswanto, M. M, selaku Dekan FIP UNNES

3. Ibu Drs. S. S. Dewanti H., M. Pd. Selaku Ketua Program Studi D2 PGTK

4. Bapak Edi Waluyo, S. Pd selaku pembimbing Tugas Akhir

5. Bapak Drs. Kustiono, M. Pd. Selaku penguji Tugas Akhir

6. Teman-teman yang budiman dan semua pihak yang telah memberikan

dukungan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan

Harapan penulisan tugas ini dapat memberikan manfaat langsung

maupun tidak maupun tidak langsung bagi para pembaca terutama semua berada.

v
Akhirnya penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, tiada sesuatu di

dunia ini yang sempurna.

Semarang, Juli 2006

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Pembahasan .................................................................. 3

D. Manfaat Masalah ...................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Gagap Berbicara ...................................................................... 5

B. Perkembangan Bahasa .............................................................. 7

BAB III METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN

A. Metode Penulisan .................................................................... 12

B. Sistematika Penulisan .............................................................. 12

BAB IV PEMBAHASAN

A. Mengenal Anak Gagap ............................................................. 14

B. Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak ............................... 15

C. Penyebab Gagap Bicara pada Anak ......................................... 21

vii
D. Cara Mengatasi Gagap Bicara Pada Anak ................................ 24

E. Pengaruh Gagap Bicara Terhadap Perkembangan Anak .......... 25

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................... 26

B. Saran ......................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pemerolehan bahsa anak dimulai sejak bayi sampai anak dapat

berbicara, kira-kira berumur satu tahun anak-anak belum dapat mengucapkan

kata-kata, pada tahap perkembangan bahasa anak secara umum anak-anak

berada pada tahap perkembangan pralinguistik. Setiap manusia akan

mengawali komunikasi dengan dunia melalui bahasa tangis. Melalui yang

universal inilah bayi mengkomunikasikan semua keinginan serta kebutuhan.

Bicara merupakan bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau

kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara

merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif. Penggunaannya paling

luas dan paling penting, akan tetapi pada tahun awal masa kanak-kanak tidak

semua bicara digunakan untuk komunikasi. Pada waktu sedang bermain anak

seringkali berbicara dengan dirinya sendiri atau dengan mainannya. Meskipun

demikian, pada saat ingin menjadi bagian dari kelompok sosial berkembang.

Maka sebagian besar bicara untuk berkomunikasi dengan yang lain dan hanya

sewaktu-waktu berbicara terhadap mereka yang otomatis juga menentukan

terbentuknya konsep diri.

Perkembangan berbicara tidak akan sama pada setiap anak. Pada

umumnya perkembangan berbicara dikelompokkan dalam kelompok umur,

hal ini dikarenakan ciri-ciri umum yang selalu ditemukan dalam kelompok

1
2

umur tersebut. Akan tetapi tentu saja ada pengecualian, mungkin saja anak

tertentu lebih cepat perkembangannya dan ada pula yang lambat. Tentu saja

yang harus diperhatikan oleh calon guru atau guru adalah perkembangan yang

umumnya dialami mereka ketika berbicara adalah bantuan yang paling

berharga bagi mereka. Tentu saja berbicara dan memahami mereka tidak

semudah berbicara dengan orang dewasa. Karena anak memiliki keterbatasan.

Keterbatasan tertentu dalam berbicara dan berbahasa, maka di dalam

melakukan komunikasi dengan mereka, orang yang dewasa harus menyadari

kekurangan-kekurangan yang mereka miliki serta tidak membiarkan

kekurangan mereka tersebut.

Pada anak usia TK biasanya mulai senang berbicara akan tetapi

seringkali terjadi ketidakseimbangan antara kecepatan dalam berbicara dengan

kecepatan berfikir. Anak sebenarnya ingin berbicara banyak, jadi fungsi

fisiologis (otot bicara) belum sempurna, sehingga ia mudah tersandung. Di

sekolah anak biasanya dihadapkan pada beberapa peraturan, misalnya pada

suatu saat harus diam, tetapi disaat lain ia harus segera menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru, karena anak lain telah menunggu giliran sedangkan

waktu sangat mendesak. Keadaan ini menyebabkan anak menjadi gugup

sehingga bicaranya menjadi tersendat-sendat. Pada saat ini gerakan otot bicara

belum sempurna, kadang-kadang sewaktu bicara ia menahan nafas sehingga

tampak mulut dengan bibirnya tertarik ke pinggir. Seperti orang yang sedang

mengejek, kadang juga diikuti dengan getaran-getaran kecil pada bibir. Anak

yang seperti ini disebut dengan anak gagap, sebab anak yang menderita gagap
3

tidak dapat berkomunikasi secara wajar/tidak jelas/tersendat. Pada gagap yang

disebabkan oleh fungsi fisiologis yang belum sempurna ini akan hilang

dengan sendirinya apabila akan dibicarakannya. Anak tidak akan merasa

gugup lagi pada saat berbicara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah anak gagap itu ?

2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan bahasa pada anak TK ?

3. Apakah yang dapat mengakibatkan gagap bicara pada anak ?

4. Bagaimana cara mengatasi gagap berbicara pada anak TK ?

5. Bagaimana pengaruh gagap berbicara terhadap perkembangan bahasa

anak TK ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengenal anak gagap.

2. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan bahasa pada anak.

3. Untuk mengetahui penyebab anak gagap dalam berbicara.

4. Untuk mengetahui cara mengatasi gagap berbicara terhadap anak TK.

5. Untuk mengetahui pengaruh dari gagap berbicara terhadap perkembangan

bahasa anak usia TK.


4

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis

Manfaat penulisan ini secara umum untuk menambah pengetahuan

tentang faktor-faktor penyebab gagap berbicara

2. Manfaat praktis

a. Bagi orang tua siswa, agar dapat memberikan bantuan berupa

alternatif pemecahan masalah tentang gagap berbicara

b. Bagi guru TK, sebagai masukan dalam melaksanakan layanan

bimbingan.

c. Bagi penulis, dapat memperdalam ilmu dalam memecahkan masalah

gagap berbicara.
5

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Gagap Berbicara

Gagap adalah pengulangan bunyi yang sama berkali-kali tanpa

disengaja. Gagap yang ringan banyak terdapat pada anak-anak, yaitu sekitar 3

sampai 4 persen anak-anak prasekolah ketika merek melalui belajar

menggabungkan kata-kata. Asalkan dibiarkan, itu biasanya hilang dengan

sendirinya, akan tetapi, gagap ini tetap bertahan dan tidak hilang sekitar 1

persen anak-anak sekolah. Anak yang menderita gagap tidak dapat

berkomunikasi secara wajar. Anak gagap membutuhkan beberapa waktu

untuk dapat mengucapkan kata yang ia maksudkan. Kalau sudah terlalu lama

dia mengeja kata tersebut dan tetap sulit untuk diucapkan dia akan berhenti

untuk mencoba dan menjadi diam. Tanda-tanda yang diperhatikan oleh anak

yang mengalami gagap bicara adalah sering mengulang atau memperpanjang

suara, suku kata atau kata-kata sering terjadi keraguan dan pengertian bicara

sehingga mengganggu arus irama bicara. Kadang-kadang sewaktu sedang

bicara, ia menahan nafas sehingga tampak mulut dengan bibirnya tertarik ke

pinggir, seperti orang yang sedang mengejek. Kadang-kadang diikuti dengan

gerakan-gerakan kecil pada bibir. Sebagian besar anak yang gagap bicara

dapat mengatasi kesulitannya pada saat mereka mencapai usia belasan.

Bahkan dengan semakin canggihnya teknik penyembuhan, orang yang gagap

sepanjang hidupnya dapat belajar mengatasi kesulitannya tersebut.

5
6

Gagap dapat dibedakan :

a. Primary Stuttering

Penderita secara tidak sadar mengulangi kata-katanya, bunyi suku

kata, atau kalimat. Dan penderita sama sekali tidak berusaha untuk

memperbaikinya, dan tidak mengadakan reaksi terhadap ke lainnya.

b. Secondary Stuttering

Penderita secara sadar mengadakan reaksi terhadap kelainannya.

Dan penuh prasangka kepada orang lain, justru reaksi dan anggapan ini

yang lebih memarahkan atau menyulitkan cara bicaranya. Dia mulai

berhati-hati bila berbicara, dan berusaha keras untuk menghindari cara

bicaranya yang dianggap kurang baik, dengan jalan mengadakan beberapa

gerakan muka, anggota badan, sebagai imbangan kelainannya.

Beberapa macam prosentase kegagapan :

a. Ada yang menjadi gagap bila ia merasa bahagia, tetapi dalam keadaan

biasa ia normal

b. Terjadi gagap kalau emosinya tidak seimbang

c. Orang menjadi gagap bila membaca sinonim kata, yang pernah berkesan

buruk padanya.

Menurut Samuel A Kirk, dalam Sardjono : Terapi Wicara (2005 :

158) Stuttering is generally considered a disorder of rhythm, Actually,

everyone has a different speech rhythm different timing of speech, different

degrees of fluency, dan umumnya bukan saja artikulasi, terutama timbul dalam

hubungannya dengan kualitas suara, nada suara dan kekuatan suara.


7

Menurut Holt dalam Sardjono, Terapi Wicara ( 2005 : 14) speech

defect "a fault or irregularity such as stummering, stuttering or lisping, that

makes one's speech hard to understand" (suatu kesalahan atau

ketidakteraturan, seperti halnya stummering/stuttering, atau lisping (pelat)

yang membuat seseorang bicara, sukar untuk dimengerti).

B. Perkembangan Bahasa

Bahasa dipelajari dengan kecepatan yang mengagumkan, terutama

setelah anak-anak mengucapkan kata pertamanya biasanya sekitar akhir tahun

pertama. Dalam waktu kurang lebih 30 bulan, anak telah mengembangkan

kemampuan berbahasa dengan memasukkan kalimat-kalimat telegratik yang

sangat sederhana sampai ke ekspresi gagasan yang rumit ke dalam kata-kata

dan struktur kalimat yang menyerupai struktur kalimat orang dewasa.

Dengan adanya penghargaan, hukuman dan peniruan tanggapan

secara verbal. Tetapi banyak diantara ahli psikolinguistik tidak yakin bahwa

mekanisme ini dapat mempertanggungjawabkan perkembangan yang sangat

cepat dalam pengertian anak dan penggunaan, bahasa atau kemampuan

mereka untuk membuat kalimat baru pada usia muda. Teori Navistik

Chomsky menyatakan bahwa manusia memiliki sistem bentuk. Jadi (built-in)

atau premed. Sebuah alat untuk mendapatkan bahasa (Language Acquisition

Device/LAD), yang memungkinkan anak memproses bahasa, membentuk

aturan dan mengerti serta menghasilkan pembicaraan dengan tata bahasa yang

benar. Para ahli teori lain mempertahankan pendapat bahwa perkembangan


8

bahasa tergantung pada kecenderungan sifat seseorang terhadap kegiatan dan

konstruksi, sama halnya dengan proses kognitif informasi dan predisposisi

motivasi. Penelitian menunjukkan bahwa jenis masukan lingkungan yang

memudahkan perkembangan bahasa, namun tidak terhadap bukti bahwa perlu

latihan khusus untuk kemahiran berbahasa.

Menurut Piaget, sejak awal sampai dewasa, seseorang manusia

memiliki pikiran yang berkembang. Perkembangan ini melewati fase atau

jenjang-jenjang tertentu. Setiap fase atau jenjang memiliki ciri-ciri yang sesuai

dengan tingkatan kematangan anak itu secara keseluruhan. Anak-anak (atau

manusia) sesuai dengan perkembangannya melakukan interaksi-interaksinya

dengan lingkungan. Bahasa anak juga berkembang sesuai dengan fase-fase

itu. Piaget membagi perkembangan pikiran anak, dan masing-masing fase

tersebut terbagi pula atas beberapa sub.

Adapun fase-fase utama tersebut adalah sebagai berikut :

1. Fase Sensomotoris : 0 tahun s/d 18/24 bulan

Ciri utama dari fase ini adalah : (a) pikiran logis, belum berkembang

tetapi dalam mendekati akhir periode ini, sesudah bahasa anak mulai

tumbuh pikiran dimaksud juga mulai tumbuh. Pikiran si anak masih

terikat dan terbentuk oleh gerakan–gerakan yang dilakukannya secara

aktif (bersifat motoris), mulai gerakan refleks yang sederhana dan

berkembang sampai gerakan yang lebih terkoordinasi dan terkendali atau

terkontrol dengan baik. Si anak merasa menjadi pusat dari dunianya,

sehingga perilaku egosentris semakin kuat.


9

Ada tiga pembagian pikiran yang dapat dikatakan khas dalam

bagian-bagian terakhir, yaitu : (1) perkembangan persepsi tentang adanya

atau hadirnya eksistensi obyek-obyek. Pemahaman akan obyek terpisah

dan lain dari obyek lainnya; (2) Mulai berkembang obyek kesadaran akan

hubungan sebab akibat; dan (3) mulainya berkembang bahasa dan

pemikiran sesungguhnya.

2. Jenjang Operasional

Ciri utama perkembangan in adalah berkembangnya kemampuan

berpikir dengan simbol-simbol (lambang-lambang), yaitu segala sesuatu

yang dipergunakan untuk mewakili suatu obyek. Simbol ini digunakan

siapa saja untuk dapat memikirkan suatu obyek ketiadaan atau

ketidakhadiran obyek itu bisa dipahami lewat simbol ini. Bahasa sebagai

simbol sangat berperan dalam periode ini. Perkembangan bahasa si anak

menunjukkan gejala yang amat pesat. Anak-anak mulai suka

menggambar, pada dasarnya gambar adalah juga simbol yang mewakili

obyek atau obyek-obyek tertentu. Dilihat dari sisi perkembangan

bahasanya, maka anak dalam fase ini telah mampu memikirkan suatu

obyek tanpa kehadiran obyek tersebut, serta memikirkan kejadian masa

lalu dan di tempat lain. Dalam fase ini, pikiran abstrak dan bernalar sudah

mulai berkembang.

3. Jenjang Operasi Kongkrit

Fase ini disebut oleh Piaget sebagai fase operasi konkret, karena

dalam periode ini pikiran bernalar dan logis tentang obyek-obyek yang
10

dihadapi secara nyata (konkret) telah berkembang pada anak. Inilah ciri

utama dalam fase ini. Fase ini juga merupakan fase awal pikiran bernalar

dan logis. Konsep klasifikasi, hubungan-hubungan ordinal dan bilangan,

serta ukuran seperti berat, isi dan lain-lain, mulai dikenal dengan lebih

terpahami. Si anak mampu merupakan konservasi, yaitu kemampuan

memikirkan lebih dari satu hal dalam satu waktu.

4. Fase Operasi Formal

Bahasa egosentris sangat menonjol dalam masa permulaan periode

proporsional, dan bahasa sosial sudah lebih berkembang sejak usia 7

tahun. Bahsa egosentris adalah terutama berkenaan dengan kegiatan

bermain anak sering berbicara tanpa menghiraukan teman-temannya, dan

sering dia berbicara sendiri seperti berbicara dengan orang lain. Menurut

Piaget, bahasa egosentris tidak mempengaruhi perilaku dan pikiran anak,

tetapi berfungsi hanya sebagai pendamping perilaku dan itu. Bagi Piaget,

pikiran penting dalam pengembangan bahasa. Lalu bahasa kelak akan

membantu dan mendorong perkembangan pikiran (Mc Natally 1997 : 69).

Sejak periode praoperasional, terutama dalam periode operasi konkret dan

operasi formal, bahasa telah memungkinkan anak memikirkan dan

membicarakan sesuatu obyek tanpa kehadirannya anak selalu dapat

memikirkan peristiwa-peristiwa masa lalu.

Vigotsky berpendapat bahwa dalam jenjang permulaan bahasa dan

pemikiran berkembang sendiri-sendiri, tidak ada saling berhubungan. Dalam

bahasa anak-anak dalam jenjang permulaan ini dapat diidentifikasi ciri-ciri


11

praintelektual, sedangkan dalam perkembangan ciri-ciri pralinguistik

(tingkatan yang belum sampai pada bahasa yang sebenarnya). Hingga jenjang

permulaan yang dimaksud ini, dapat dikatakan pandangan Vigotsky dan

Piaget bersamaan. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, Vigotsky

berpendapat bahwa bahasa dan pikiran bertemu dalam perkembangannya,

terutama setelah berubah bahasa egosentris menjadi dalam bahasa (inner

speech). Yaitu. Bahwa bahasa dalam pikiran. Sejak jenjang ini, menurut

Vigotsky, bahsa terus berkembang dan berfungsi sebagai alat pembentuk dan

bahan penentu pikiran.

Santrock Anal Yussen, dalam dalam perkembangan dan belajar

peserta didik (1992 : 122) berspekulasi tentang kondisi sosial yang

mengarahkan perkembangan bahasa, kekuatan sosial mendesak manusia untuk

mengembangkan perkembangan rencana dan strategi yang komplek untuk

memperoleh makanan dan minuman dan mereka telah di rangsang untuk

mengembangkan bahsa guna mencapai tingkat kompetensi yang lebih tinggi.


12

BAB III

METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN

A. Metode Penulisan

1. Pendekatan Penulisan

Penulisan ini bersifat deskriptif, yaitu untuk menggambarkan

keadaan sesuatu atau status fenomena. Dalam penulisan ini akan

dideskrisikan fase-fase periode linguistic, tahap-tahap perkembangan

bahasa, faktor-faktor gagap bicara dan cara mengatasinya.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : Studi pustaka.

Studi Pustaka adalah metode pengumpulan data yang bersumber dari

bahan pustaka, baku, brosur, dokumen dan lain-lain.

B. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini, yaitu :

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah

tujuan penulisan dan manfaat penulisan

Bab II Kajian Teoritik, berisi teori-teori tentang perkembangan bahasa

dan gagap berbicara

Bab III Sistematika dan Metode Penulisan

Bab IV Pembahasan masalah, berisi tentang pengenalan anak gagap,

tahap-tahap perkembangan bahasa anak, penyebab gagap bicara

12
13

pada anak, cara mengatasi, serta pengaruh terhadap perkembangan

bahasa anak.

Bab V Penutup berisi simpulan dan saran


14

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Mengenal Anak Gagap

Pada penderita dengan gangguan bicara gagap mengalami kesulitan

dalam memulai bicara. Gejala bicaranya pemanjangan fonem atau suku kata

depan (prolongation), terjadi pengulangan fonem atau suku kata depan

(repetition) disamping itu terjadi juga gerak mulut berbicara tidak keluar suara

(silent strunggle). Penderita gagap ini cenderung untuk menggunakan akal

penundaan yaitu menunda waktu untuk berbicara juga mengganti kata yang

akan diucapkan dengan kata lain yang dia mampu mengucapkan kata tanpa

gagap. Akibat psikologis dari gagap tersebut adalah adanya frustasi, anxiety,

penalty dan rasa minder. Sudah barang tentu berakibat dalam segi sosialnya

seperti sukar bergaul, menghindari bicara dengan orang lain terutama kepada

yang lebih tua, atasan atau orang yang belum dikenal, suka menyendiri, dan

sebagainya.

Tanda-tanda bicara gagap :

a. Orang yang berbicara kelihatan bimbang

b. Kata-katanya terputus-putus, kadang-kadang terhenti pada tiap suku kata.

c. Mengulangi kata-kata yang sama dan memperpanjang bunyi.

Mengenai kelancaran bahasa penderita terputus-putus dan kelihatan ada

kekejangan, menggeliat-liat tremor (bergetar) dan pernafasannya sukar

14
15

dimengerti. Dengan sendirinya hal ini menarik perhatian dan menyebabkan

perasaan rendah diri.

B. Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak

Pada usia 2-3 tahun, anak diharapkan semakin mahir dalam berkat-

kata dan berkomunikasi dengan orang lain, kemampuannya memahami fase-

fase berbicara dan berbahasa semakin hari semakin terasah. Namun demikian,

setiap anak dalam mematangkan ketrampilannya tidak berada dalam rentang

usia yang sama. Beberapa anak lebih cepat menguasai ketrampilan itu, namun

sebagian anak lain memerlukan waktu lebih lama dalam mempelajari hal itu.

Apabila sebagian anak belum juga mahir dalam berbicara dan

berbahasa, tidak perlu terburu-buru cemas ataupun khawatir. Amati dan

perhatikan dengan seksama, mungkin sekecil masih dalam taraf menjajal

kemampuan ini lebih dahulu, sehingga memerlukan waktu lebih lama

dibanding anak sebayanya. Anak usia 0-1 tahun oleh para ahli dianggap belum

bisa berbahasa walaupun dapat mengeluarkan bunyi-bunyi seperti :/akeng/,

/baba/, /tata/, dan lain-lain, tahap perkembangan pada usia ini disebut

"meraban". Maksudnya anak belum dapat mengucapkan "bahasa ucap" seperti

yang diucapkan oleh orang dewasa (Maret : 1983)

Tarigan (984) membagi tahab meraban kedalam dua bagain yaitu ; yaitu

tahap meraban (pralinguistik) pertama, dan tahap meraban (pralinguistik)

kedua.
16

1. Tahap Meraban (pralinguistik) Pertama

Tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal kehidupan, bayi

menangis, mendukut, mendenguk, menjerit dan tertawa. Bunyi-bunyian

seperti itu dapat ditemui dalam segala bahasa di dunia. Berikut ini adalah

tahapan perkembangan anak usia 0-6 bulan berdasarkan hasil penelitian

beberapa ahli yang dikutip oleh Clark 91977)

0-2 minggu = Anak sudah menghadapkan muka ke arah suara, mereka

sudah bisa membedakan suara manusia dengan suara

lainnya, seperti bel, bunyi gemeretuk dan peluit. Mereka

akan berhenti menangis jika mendengar orang berbicara.

1-2 bulan = Mereka dapat membedakan suku kata, seperti (Ibu) dan

Pa, mereka bisa merespon secara berbeda terhadap

kualitas emosional suara manusia. Misalnya suara marah

membuat dia menangis sedangkan suara yang ramah

dapat membuat dia tersenyum dan mendekati (seperti

merpati)

3-4 bulan = Mereka sudah dapat membedakan laki-laki dan

perempuan

6 bulan = Mereka mulai memperhatikan intonasi dan ritme dalam

ucapan, pada tahap ini mereka mulai meraban

(mengoceh) dengan suara melodis.


17

2. Tahap meraban (linguistik) kedua

Pada tahap ini anak mulai aktif artinya tidak sepasif sewaktu ia

berada pada tahap meraban pertama, secara fisik ia sudah dapat

melakukan gerakan-gerakan seperti memegang dan mengangkat benda,

cara ia berkomunikasi sekarang lebih bervariasi yaitu tidak hanya

menjerit, tertawa dan menangis tetapi ditambah dengan memegang,

mengangkat benda atau menunjuk. Tahap meraban kedua dialami oleh

usia sekitar 6 bulan sampai dengan 1 tahu.

a. 6 - 7 bulan

Anak mulai melakukan gerakan-gerakan seperti mengangkat

benda dan secara spontan memperhatikannya kepada orang lain

(Clark: 1997)

b. 7 – 8 bulan

Pada tahap ini orang tua sudah mengenalkan bagi anaknya,

artinya sudah bisa mengenal bunyi kata untuk obyek yang sering

diajarkan dan dikenalkan oleh orang tuanya secara berulang-ulang.

c. 8 bulan sampai dengan 1 tahun

Pada tahap ini anak sudah dapat berinisiatif memulai

komunikasi. Ia selalu menarik perhatian orang dewasa dengan

menggunakan bahasa isyarat. Menurut Marat (1983) pada periode ini

anak dapat mengucapkan kata, mana, kata yang mungkin merupakan

reaksi tahap situasi tertentu atau orang tertentu sebagai awal suatu

simbolisasi karena kematangan proses mental (kognitif). Dengan kata


18

lain kepandaian anak semakin meningkat. Semakin pandai si anak,

pada akhirnya perkembangan meraban kedua telah dicapai.

Menurut para ahli tahap perkembangan bahasa anak terdiri dari

perkembangan bahasa usia bayi, perkembangan bahasa masa kanak-kanak

usia dini, dan perkembangan anak-anak usia menengah dan akhir.

a. Perkembangan bahasa usia bayi

Pada umumnya ucapan bayi pertama kali terjadi pada usia 10

sampai 6 bulan, walaupun pada prakteknya ada juga bayi memerlukan

waktu lebih lama dari itu. Beberapa orang tua memandang bahwa

permulaan perkembangan bahasa bersamaan dengan munculnya kata

pertama, tetapi untuk anak tertentu dapat mengungkapkan kata

pertamanya pada usia yang lebih dini. Sebelum anak-anak

mengucapkan kata-kata, mereka membuat ocehan dengan ucapan :

baa, maa, paa. Mengoceh ini dapat terjadi pada usia sekitar 3 sampai 6

bulan. Untuk dapat melakukan itu dengan lancar, sangat ditentukan

oleh kematangan biologis, bukan pengukuhan atau kemampuan

mendengar. Bahkan kejadian itu terjadi pula pada anak tuna rungu.

Mengoceh dapat melatih peralatan vokal anak dan memberikan

kemudahan perkembangan keterampilan artikulasi yang berguna untuk

pembicaraan lebih lanjut. Adapun tujuan komunikasi bayi pada usia

dini adalah untuk menarik perhatian orang tua dan orang lain yang

berada di lingkungannya. Bayi-bayi itu pada umumnya menarik

perhatian orang lain dengan membuat kontak mata, menyembunyikan


19

ucapan, dan menunjukkan gerakan tangan, seperti menunjuk jari

tangan. Semua perilaku tersebut bersifat pragmatik.

b. Perkembangan bahasa anak usia dini

Ada sejumlah perubahan perkembangan bahasa yang terjadi

pada usia dini. Pertama, berkenaan dengan fonologi, beberapa anak

usia pra sekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok

konsumen (misalnya, str….seperti strika). Mengucapkan beberapa

fonem yang lebih sulit …r, misalnya. Masih merupakan masalah bagi

anak.

Kedua, berkenaan dengan morpologi bahwa pada

kenyataannya anak-anak itu juga dapat mengembangkan ungkapannya

lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya. Hal ini menunjukkan

bahwa mereka sudah mengetahui morpologis. Misalnya, membuat

kata kerja aktif atau pasif. Kakak memukul saya dan saya dipikul

kakak.

Ketiga, berkenaan dengan sintaksis, bahwa anak-anak belajar

dan menerapkan secara aktif aturan-aturan yang dapat ditemukan pada

tingkat sintaksis. Anak-anak dapat mengembangkan kalimatnya

dengan dua kata lebih, mereka mulai berbicara dengan urutan kata

yang menunjukkan suatu pendalaman yang meningkat terhadap aturan

yang komplek tentang bagaimana kata-kata seharusnya diurutkan.

Misalnya untuk membuat kalimat positif (pernyataan), seharusnya


20

kata benda (sebagai obyek) mendahului kata kerja (predikat), seperti

Badu membawa buku bukan membawa Badu buku.

Keempat, berkenaan dengan semantik, bahwa begitu anak

sudah mampu menggunakan kalimat lebih dari kata, anak-anak sudah

mulai mampu mengembangkan pengetahuan tentang makna dengan

cepatnya. Untuk anak berbahasa Inggris, Carey (Santrock and Yussen,

1992) menyebutkan bahwa anak berusia 6 tahun sudah memiliki

perbendaharaan kata dari 8000 sampai dengan 14000 kata.

Diasumsikan bahwa belajar kata dimulai dengan anak berusia 12

bulan. Sejak usia 1 hingga 6 tahun, anak-anak belajar antara 5 sampai

8 kata setiap harinya. Setelah itu anak-anak cenderung mengalami

peningkatan yang berarti. Bahkan sejak usia 6 tahun, anak-anak setiap

harinya mengalami peningkatan rata-rata 22 kata. Dengan demikian

dapatlah dikatakan bahwa anak-anak itu dapat belajar bahasa begitu

cepatnya.

c. Perkembangan bahasa usia sekolah

Robert E. Owens (1996) menyatakan bahwa usia-usia sekolah

adalah periode yang sangat kreatif dalam perkembangan bahasa.

Penekanan perkembangan bahasa berubah dari bentuk bahasa sampai

keisi dan penggunaan bahasa. Bahasa kreatif anak-anak usia sekolah

dapat didengar dalam bentuk nyanyian, sajak dan dolanan atau dalam

buku otobiografi, kreativitas dapat dicerminkan dalam keseluruhan

perkembangan bahasa.
21

C. Penyebab Gagap Bicara Pada Anak

Timbulnya gagap pada anak salah satunya dapat disebabkan karena

adanya pengalaman traumatik pada diri anak, misalnya perceraian orang tua

atau hal-hal lain yang belum diketahui dan belum tergali dari anak. Beberapa

situasi yang menjadi pencetus timbulnya gagap pada anak usia balita, antara

lain juga karena ia ingin mengutarakan keinginan atau pendapatnya dalam

keadaan tergesa-gesa, sedang marah, merasa takut, cemas atau berhadapan

dengan orang tertentu yang ia takuti. Penyebab-penyebab gagap yang lain

diantaranya ialah :

1. Pemaksaan menggunakan tangan kanan pada anak kidal

2. Nervous

Bender dalam penelitiannya tahun 1942 menemukan bahwa para

penggagap sebagian besar memperlihatkan kecenderungan introvert (sifat

tertutup), neuroticism (tidak mampu mengadakan hubungan interpersonal

dan sosial) dan terlihat kurang percaya diri.

3. Dorongan motorik bicaranya besar tetapi tidak ada yang hendak dikatakan

Pada anak TK biasanya mulai senang berbicara tetapi sering

terjadi ketidakseimbangan antara kecepatan bicara dengan kecepatan

berpikir. Anak ingin bicara banyak, tetapi kemampuannya belum

memadai, jadi fungsi fisiologis (otot bicara) belum sempurna, sehingga ia

mudah tersandung. Di sekolah, anak biasanya dihadapkan pada beberapa

peraturan, misalnya pada suatu saat harus diam, tetapi di saat lain ia harus

segera menjawab pertanyaan guru, karena anak lain telah menunggu


22

giliran, sedangkan waktu sangat mendesak. Keadaan ini akan

menyebabkan anak menjadi gugup sehingga bicaranya menjadi tersendat-

sendat. Pada saat ini gerakan otot bicara belum sempurna. Gerakan bibir,

mulut dan lidah belum lancar. Pada gagap yang disebabkan fungsi

fisiologis yang belum sempurna ini akan hilang dengan sendirinya. Bila

anak sudah mengerti apa yang akan dibicarakannya, anak akan merasa

gugup lagi pada saat berbicara.

D. Cara Mengatasi Gagap Bicara

Cara mengatasi anak gagap itu terletak pada cara kita berkomunikasi

dengan si anak. Usahakan pada saat berbicara posisi kita sejajar dengan anak,

dalam suasana tenang dan santai, serta sikap kita menunjukkan mau dan sabar

mendengarkan dia berbicara, dan jangan terlalu memperhatikan kegagapannya

yang membuat anak menyadari bahwa gagapnya itu adalah masalah besar,

karena pada usia tertentu ada sebagian anak mengalami gagap dan kemudian

hilang lagi. Jadi, dihadapan anak jangan terlalu membesar-besarkan

kegagapannya, anak gagap itu suatu hal yang wajar, sehingga anak tidak

merasa rendah diri. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi

gagap yang muncul saat anak marah atau takut menghadapi orang tertentu,

yaitu dengan menenangkan hati anak dengan mengatakan, "ibu/ayah tahu

kamu sedang kesal (atau takut), coba bicara perlahan-lahan". Ajak anak

berbicara dalam tempo yang lambat, suruh ia menarik napas panjang saat

emosinya masih menggebu-gebu.


23

Seperti halnya penanggulangan yang dilakukan pada semua masalah,

maka pada masalah gagap ini pun kita perlu mengetahui lebih dahulu

penyebabnya. Berikut cara mengatasi anak gagap.

1) Pemaksaan menggunakan tangan kanan pada anak kidal yang disebabkan

fungsi bagian otak kanan yang dominan. Yang perlu dilakukan oleh guru

atau orang tua adalah membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk

melakukan semua aktivitasnya. Bila tetap dipaksa akan menyebabkan

gangguan pada bicara.

2) Anak yang introvert (bersifat tertutup). Biasanya bila akan mengadakan

pembicaraan anak merasa cemas atau takut, sehingga kata-kata yang

keluar tidak terkoordinasi dengan baik. Misalnya akan mengucapkan kata

"ibu". Posisi bibir sudah baik, yaitu kedua bibir sudah terbuka sedikit,

namun sepi…..suara "ibu" tidak kunjung muncul. Begitu udara keluar, apa

yang diucapkan tidak terkendali, yang terdengar, "iiibbb..bu". Sewaktu

suaranya tidak kunjung muncul, kita dapat melihat suatu ekspresi wajah

yang memelas, seolah-olah pasrah pada keadaannya. Bila menghadapi

anak gagap yang demikian, guru/orang tua sedapat mungkin berusaha

mendengar apa yang akan diucapkan anak, tunggu sampai anak selesai

berbicara, jangan memotong pembicaraan anak sewaktu anak belum

selesai berbicara walaupun bicaranya terputus-putus. Bila guru mau

mendengar apa yang dibicarakan anak, walaupun tidak sempurna, akan

menimbulkan keberanian pada anak untuk berbicara dengan gurunya, dan

makin lama kegagapannya akan makin berkurang, keberanian berbicara


24

dengan guru ini akan dibawanya juga pada pembicaraannya dengan orang

lain, apabila orang lain juga menunjukkan sikap seperti gurunya tersebut.

Pada anak gagap yang disebabkan nervous, guru jangan sekali-kali

membicarakan kesukaran berbicara yang dialami anak apabila anak yang

bersangkutan ada di sekitarnya.

3) Pada gagap yang disebabkan karena fungsi fisiologis yang belum

sempurna tidak perlu dikhawatirkan, sebab dengan makin bertambahnya

usia anak, makin bertambah matang fungsi otot bicaranya, sehingga anak

akan dapat berbicara dengan sempurna. Tetapi latihan tetap perlu

diberikan, agar kesulitan anak berbicara dapat dihilangkan.

Dalam kasus yang relatif ringan, sebaiknya kegagapan itu dibiarkan

saja. Bila anak gagap, meskipun kita cemas janganlah memberi komentar

terlalu banyak, sebab ini hanya akan memperdalam kesadaran diri anak, dan

kecemasan yang ditimbulkannya tidak akan menolong.

Bila kegagapan ini tampaknya sangat parah, maka bantuan seorang

ahli terapi bicara akan sangat membantu. Ia akan mengadakan pemeriksaan

menyeluruh terhadap masalahnya dan kemudian menawarkan suatu cara

penyembuhan, termasuk teknik pengajaran untuk mengatasi kesulitan

tersebut. Anak akan diajarkan bagaimana supaya dapat relaks dan tenang, dan

dibantu menemukan jalan lain untuk menghindari halangan bicaranya.

Sebagian besar anak yang gagap dapat mengatasi kesulitannya pada saat

mereka mencapai usia belasan. Bahkan dengan semakin canggihnya teknik


25

penyembuhan, orang yang gagap sepanjang hidupnya dapat belajar mengatasi

kesulitannya tersebut.

E. Pengaruh Gagap Bicara terhadap Perkembangan Bahasa

Gagap pada umumnya akan hilang pada usia remaja, tapi perlu

ditangani sebaik mungkin agar gejala ini tidak menetap sampai usia dewasa.

Dengan anak berbicara gagap akan terjadi pengulangan-pengulangan kata,

kesalahan tata bahasa menjadi kebiasaan. Orang lain yang diajak bicara tidak

akan bisa memahami apa yang telah mereka (anak gagap) bicarakan, karena

semakin dia berbicara banyak akan semakin tidak jelas pembicaraannya. Anak

yang mengalami gagap bicara dapat menimbulkan konsep diri dan perasaan

rendah diri lama sebelum masa kanak-kanak berakhir.


26

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Anak gagap dikenal memiliki gejala-gejala yaitu bicaranya kelihatan

bimbang, kata-katanya terputus-putus, kadang-kadang terhenti pada suku

kata, mengulangi kata yang sama dan memperpanjang bunyi.

2. Tahap perkembangan bahasa menurut Tarigan, yang pertama ialah tahap

meraban (paralinguistic) pertama usia 0-2 minggu, 1-2 bulan, 3-4 bulan, 6

bulan. Yang kedua tahap meraban (linguistic) kedua pada usia 6-7 bulan,

7-8 bulan, 8 bulan sampai dengan 1 tahun. Menurut para ahli

perkembangan bahasa secara umum terjadi pada anak usia bayi, anak usia

dini, serta pada anak usia sekolah.

3. Seorang anak mengalami gagap bicara karena adanya pengalaman

traumatik, mengutarakan pendapat dalam keadaan takut, pemaksaan

menggunakan tangan kanan pada anak kidal, nervous, dorongan motorik

bicaranya besar tetapi tidak ada yang hendak dikatakan.

4. Gagap bicara pada anak bisa diatasi dengan :

a. Usahakan saat bicara posisi kita sejajar dengan anak, dalam suasana

tenang dan santai, sabar mendengarkan dia bicara, dan jangan terlalu

memperhatikan kegagapannya.

26
27

b. Menenangkan hati anak.

c. Membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk melakukan semua

aktivitasnya.

d. Jangan memotong pembicaraan anak sewaktu anak belum selesai

berbicara walaupun bicaranya terputus-putus.

e. Melakukan terapi bicara.

5. Pengaruh gagap bicara terhadap perkembangan bahasa yaitu gagap bicara

akan memperlambat penguasaan kata dan pengucapannya tidak jelas.

B. Saran

Gagap berbicara pada umumnya akan hilang pada usia remaja, tapi

perlu ditangani sebaik mungkin agar gejala ini tidak menetap sampai usia

dewasa. Bantuan seorang ahli terapi bicara yang menangani masalah gagap

bicara sangat dibutuhkan agar gejala ini lebih cepat ditangani. Hendaknya

orang tua selalu memperhatikan setiap perkembangan bahasa anak supaya

apabila terjadi gangguan terhadap bahasa anak bisa cepat teratasi.


28

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, B. Elizabeth. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Rusda dan Deliana, Sri Maryati. 1994. Permasalahan Anak Taman Kanak-Kanak:
UPT MKK UNNES.

Sardjono. 2005. Terapi Wicara. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Setiawan, Conny R. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Semarang :


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Susany Somantri, Annie. 2000. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa.


Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

Tedjasaputra, Mayke. 2006. www.tabloid-nakita.com

You might also like