You are on page 1of 26

Agenda

Agenda
Agenda
23
Agenda
DUBAI INTERNATIONAL Percik, Media Informasi Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan
AWARD Penasihat/Pelindung:
UNITED NATION, Dubai Municipality (United Arab Emirates) dan UN-HABITAT Direktur Jenderal Tata Perkotaan
menyelenggarakan Dubai International Award for Best Practices to Improve the Living dan Perdesaan, DEPKIMPRASWIL
Environment (DIABP). DIABP memegang peran penting dalam mengidentifikasi dan
mendokumentasikan ‘Best Practices’ dari seluruh dunia. Sejak tahun 1996, telah berhasil Penanggung jawab:
dikompilasi sebayak 1.600 ‘best practices’ dari 140 negara. DIABP berfungsi untuk mengenali 1. Direktur Pemukiman dan
dan mempublikasikan inisiatif perbaikan lingkungan baik perkotaan maupun perdesaan yang Perumahan, BAPPENAS
berkesinambungan di seluruh dunia. Tujuan dari kegitan ini adalah untuk mengenali dan 2. Direktur Penyehatan Air dan
memperkuat kesadaran akan pentingnya usaha memperbaiki lingkungan. Sanitasi, DEPKES
Penghargaan ini terbuka bagi organisasi pemerintah, pemerintah kota dan asosiasinya, 3. Direktur Perkotaan dan
LSM, organisasi berbasis masyarakat, sektor swasta, lembaga riset dan perguruan tinggi, media Perdesaan Wilayah Timur,
massa, yayasan, bahkan individu.
Best Practices diartikan sebagai kontribusi yang dianggap berhasil dalam memperbaiki
Daftar Isi DEPKIMPRASWIL
4. Direktur Bina Sumber Daya
lingkungan. Kriteria yang dipergunakan dalam menilai Best Practices adalah berupa (i) Dari Redaksi 1 Alam dan Teknologi Tepat Guna,
menunjukkan dampak nyata terhadap perbaikan kuaitas hidup masyarakat khususnya masyarakat DEPDAGRI
miskin dan kurang beruntung. Salah satu kegiatan yang termasuk kategori ini adalah Laporan Utama: 2 5. Direktur Penataan Ruang dan
pengembangan penyediaan air minum dan sanitasi; (ii) merupakan hasil efektif kerjasama antara WASPOLA: Lahirkan Kebijakan Nasional Lingkungan Hidup
publik, swasta dan masyarakat. Best Practises paling tidak merupakan kerjasama antara dua Pembangunan Air MInum dan Penyehatan DEPDAGRI
aktor (publik, swasta dan masyarakat); (iii) berkelanjutan dari aspek sosial, budaya, ekonomi dan Lingkungan Berbasis Masyarakat.
lingkungan. Wawancara: 7 Dewan Redaksi:
Batas waktu penyerahan materi yang akan dilombakan adalah paling lambat 31 Maret “Kita Perlu National Policy” Oswar Mungkasa, Sucipto, Johan
2004. Namun jika materi diserahkan sebelum 31 Januari 2004, maka pihak penyelenggara akan Susmono, Supriyanto Budi Susilo
memberikan masukan terhadap materi yang diserahkan. Opini: 9
Dari 10 pemenang yang terpilih, maka setiap pemenang akan menerima sebesar USD Ujicoba Pelaksanaan Kebijakan Nasional Redaktur Pelaksana:
30.000 berikut sertifikat dan trophy. Selain itu, wakil dari pemenang akan diundang pada acara Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat Hartoyo, Rheida Pambudhy,
pemberian penghargaan yang akan diserahkan pada Hari Habitat Dunia pada bulan Oktober Maraita Listyasari, Rewang
2004. Ragam: 12
Budiyana, Handi Legowo.
Contoh best practices dapat diakses pada http://www.bestpractices.org. Informasi Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL
selengkapnya tentang format dan persyaratan materi dapat diakses pada http://dubai- Berbasis Masyarakat Sekretaris Redaksi:
award.dm.gov.ae atau menghubungi info@dm.gov.ae atau bestpractices@unhabitat.org. Lenggang 14 Essy Aisiyah

Info 16 Sirkulasi:
AGENDA KELOMPOK KERJA AMPL Helda Nusi, Mahruddin, Prapto
Cermin: 18
2 SEPTEMBER 2003 : Workshop Tingkat Pusat CWSHP ADB di Jakarta Alamat Redaksi:
Punya Jamban, Awalnya Berat Kini
24-25 SEPTEMBER 2003 : Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Pro Air di Denpasar Jl. Cianjur No. 4, Menteng,
Bangga.
Jakarta Pusat
Ringan 21 Telp. (021) 3142046
e-mail: oswar@bappenas.go.id
Glosari 22 Redaksi menerima tulisan/naskah.
Kirim ke alamat di atas.
Agenda 23
DariRedaksDari
i DariRedaksi
Dari Redaksi
Redaksi Glosari
Glosari
Glosari
Glosari
1 22
Air Bersih (clean water) : air yang digunakan untuk Keinginan (wish) : adalah kemauan
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi masyarakat pengguna untuk
syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. mendapatkan pelayanan prasarana
dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan,
Pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan telah berlangsung lama. Air Minum (drinking water) : air yang melalui proses yang keputusannya masih dapat dipengaruhi oleh
Tentunya banyak hasil yang telah dicapai di samping masih ditemuinya beberapa kendala dan pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang pihak lain.
hasil-hasil pembangunan yang belum optimal. Terlepas dari itu semua, perhatian terhadap sektor
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
air minum dan penyehatan lingkungan dalam beberapa tahun terakhir terasa mulai meningkat.
diminum (keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Pendekatan tanggap kebutuhan (Demand
Beberapa kejadian penting yang menjadi tonggak perubahan tersebut. Pertama, pada
Tahun 2002). Responsive Approach/DRA) : suatu pendekatan yang
September 2000 dalam Pertemuan Millenium PBB, para pemimpin dunia telah menyepakati untuk
menetapkan tujuan dan target yang terukur untuk menangani kemiskinan, penyakit, buta huruf, menempatkan kebutuhan masyarakat sebagai faktor
degradasi lingkungan dan diskriminasi terhadap wanita. Pernyataan ini kemudian dikenal sebagai Penyehatan Lingkungan (environmental sanitation): yang menentukan dalam pengambilan keputusan
Millenium Development Goals (MDGs). Terkait dengan sektor air minum dan sanitasi maka telah upaya pencegahan terjangkitnya dan penularan termasuk di dalamnya pendanaan.
disepakati bahwa pada tahun 2015 separuh dari jumlah penduduk yang tidak mendapat pelayanan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar
air minum telah dapat tertangani. Sementara menyangkut sanitasi, maka pada tahun 2020 harus (jamban) , pengelolaan limbah rumah tangga (termasuk Masyarakat pengguna (users) : masyarakat yang
telah tercapai perbaikan yang berarti terhadap kehidupan paling tidak 100 juta penghuni kawasan sistem jaringan perpipaan air limbah), drainase, dan memanfaatkan pelayanan prasarana dan sarana air
kumuh. Kedua, dalam Johannesburg Summit 2002, target air minum dipertegas sementara target sampah. minum dan penyehatan lingkungan.
sanitasi dipertajam menjadi pada tahun 2015 separuh dari jumlah penduduk yang tidak mempunyai
sanitasi telah dapat terpenuhi. Ketiga, air minum yang aman dan sehat merupakan hak asasi manusia. Pembangunan air minum dan penyehatan Keberlanjutan (sustainability) : sifat atau ciri terus-
Demikian pernyataan Komite Hak-hak Ekonomi, Budaya, dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa. lingkungan berbasis masyarakat: pembangunan menerus kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat
Menyadari semakin pentingnya air minum dan penyehatan lingkungan, maka salah satu isu yang menempatkan masyarakat sebagai pengambil pengguna secara mandiri dengan mempertimbangkan
yang mengemuka adalah rendahnya kepedulian dan kesadaran masyarakat dan pihak keputusan dan penanggung jawab , pengelola adalah aspek teknis, keuangan, sosial, kelembagaan, dan
berkepentingan (stakeholder ). Memperhatikan kendala ini, maka dipandang perlu untuk
masyarakat dan atau lembaga yang ditunjuk oleh lingkungan.
meningkatkan keterlibatan seluruh pihak berkepentingan (stakeholder) dalam pembangunan air
masyarakat, yang tidak memerlukan legalitas formal
minum dan penyehatan lingkungan. Keterlibatan pihak berkepentingan akan sangat membantu
mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran program air minum dan penyehatan lingkungan.
serta penerima manfaat diutamakan pada masyarakat Kesetaraan (equity) : persamaan/kesamaan akses
Salah satu strategi yang perlu dilakukan adalah melakukan kampanye publik. Kampanye setempat dengam sumber investasi berasal dari mana untuk memanfaatkan prasarana dan sarana bagi
publik akan merupakan suatu cara yang dapat menciptakan suatu kondisi yang menjadikan program saja (kelompok, masyarakat, pemerintah, swasta, seluruh masyarakat.
air minum dan penyehatan lingkungan sebagai salah satu prioritas baik bagi pemerintah maupun ataupun donor).
masyarakat sendiri. Salah satu bentuk dari kampanye publik tersebut adalah berupa penerbitan Penggunaan efektif (effective use) : kemudahan
media informasi yang diharapkan merupakan salah satu media untuk mempercepat proses Pengelolaan air minum dan penyehatan pemanfaatan pelayanan AMPL yang dapat dinikmati
penyebaran informasi program air minum dan penyehatan lingkungan. Media informasi ini akan lingkungan berbasis lembaga : bentuk oleh masyarakat pengguna secara adil, tepat guna,
menjadi wahana interaksi paling tidak antara instansi pemerintah, perguruan tinggi, swasta, negara/ pengelolaan yang bercirikan pengelolanya memiliki dan dengan cara yang sehat.
lembaga donor, dan masyarakat sendiri. Diharapkan media ini akan membantu menciptakan jaringan badan hukum dengan bentuk dinas, perusahaan atau
kerja (networking) air minum dan penyehatan lingkungan di antara pihak berkepentingan swasta , yang dapat bersifat profit atau non profit, dan Pendekatan partisipatif (participatory approach) :
(stakeholders). pengambilan keputusan berada pada pengelolanya. suatu pendekatan yang menggunakan satu atau
Apalah arti sebuah nama, demikian Shakespeare. Namun sebuah media informasi tanpa beberapa metode yang melibatkan pihak terkait
nama, bagaikan kepala tak berwajah. Proses penamaan pun ternyata tidak semudah yang Pengelolaan air minum dan penyehatan secara aktif dalam proses pemberdayaan, untuk:
dibayangkan. Banyak pilihan yang terbersit tapi terasa sulit untuk memilih. PERCIK akhirnya
lingkungan berbasis gabungan lembaga dan a. mengekspresikan pengetahuan, gagasan, dan
merupakan pilihan akhir. Pertanyaannya adalah apa makna di balik nama tersebut. Dari katanya
masyarakat: bentuk pengelolaan bersama antara menentukan pilihan pelayanan; dan
percik secara harfiah berarti air yang terlontar keluar. Lontaran air akan menggapai sekitarnya
lembaga dan masyarakat yang beraspek legalitas b. mengambil insiatif dalam mengindentifikasi dan
menunjukkan keberadaannya. Dari sudut ini, kami mengartikan lontaran air tersebut sebagai
metamorfosa dari kampanye publik. Sebuah tugas yang diemban oleh media informasi ini. formal maupun non formal, di mana pengambilan memecahkan masalah, pengambilan keputusan serta
Sebagaimana layaknya sebuah media informasi yang masih baru, maka tentunya masih keputusan dilakukan bersama dengan tanggung pelaksanaan pekerjaan secara bersama-sama.
diperlukan banyak penyempurnaan sebelum media ini dapat tampil sebagai media informasi yang jawab sesuai kesepakatan dan aturan main yang jelas.
mumpuni. Untuk itu, saran dan kritik dari berbagai pihak akan sangat kami hargai. Pemberdayaan (empowerment) : upaya yang
Sebagaimana kata orang bijak, langkah besar itu selalu didahului oleh langkah pertama. Kebutuhan (demand) vs Keinginan (wish) dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk
Langkah pertama telah terayun, harapan kami ini merupakan awal dari perjalanan menuju pemenuhan memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi
obsesi kita semua. Kebutuhan (demand) : kesediaan masyarakat kemampuan yang mereka miliki atas dasar prakarsa
pengguna untuk mendapatkan pelayanan prasarana dan kreativitas.
dan sarana air minum dan penyehatan yang
dikehendaki berdasarkan pilihan yang tersedia sesuai Sumber:
dengan kondisi setempat yang disertai sikap rela Dokumen Kebijakan Nasional Pembangunan Air
berkorban (willingness to pay). Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis
Masyarakat.
Ringan Ragam
Ragam Laporan Utama
Laporan Utama Laporan Utama
Ragam
21 2
Tergantung Permintaan Biar Nenek Asal Aman

Warga Desa Aikmel di Kabupaten Berdasarkan pengalaman LSM, fasilitas WASPOLA: Lahirkan Kebijakan
Lombok Timur dulu sebelum ada saluran air yang umum yang dikelola nenek-nenek ternyata lebih
mencapai desa itu termasuk desa yang sulit air. aman, terjaga, dan menguntungkan dibandingkan Nasional Pembangunan Air Minum
Betapa tidak, desa ini letaknya di lereng Gunung yang dikelola para pria apalagi anak muda.
Rinjani sedangkan sumber air berada jauh di lembah
gunung berapi tersebut. Untuk mencapai sumber air
Mengapa bisa begitu?
Umumnya nenek-nenek itu cerewet dan tak
dan Penyehatan Masyarakat
paling tidak dibutuhkan waktu selama tiga jam
dengan jalan kaki. Jalan tidak bisa ditempuh dengan
takut kepada siapapun termasuk anak muda
sekalipun. Siapa yang mau macam-macam di tempat
Berbasis Masyarakat
kendaraan.
Tak heran bila sebagian besar warga jarang umum seperti MCK, bisa disemprot oleh nenek-nenek.
mandi. Anak-anak mereka menggunakan ‘’topeng Misalnya, ‘’He jangan ngintip!’’ Dan dapat dipastikan usim kemarau berkepanjangan menimbulkan
monyet’’ alias hanya membersihkan mata ketika
bangun tidur. Ibadahpun tak nikmat karena hanya
bisa tayamum. Padahal masjid dan mushollanya
tidak akan ada yang berani dengan nenek-nenek.
Kalau nekat melawan orang pasti menertawakan dan
akan bilang, ‘’Beraninya sama nenek-nenek.’’
M dampak kekeringan yang parah di wilayah
Pulau Jawa dan Madura. Masyarakat kesulitan
memperoleh air bersih. Kemarau yang diperkirakan baru
hingga kegiatan operasi dan pemeliharaan. Pilihan
teknologi yang terbatas juga mempersulit masyarakat
untuk menentukan prasarana dan sarana yang hendak
dibangun dan digunakan sesuai dengan kebutuhan,
tergolong bagus. Selain itu, nenek-nenek tergolong sulit untuk akan berakhir Oktober 2003 ini bakal makin budaya, dan kemampuan masyarakat setempat untuk
Direktur Pemukiman dan Perumahan dipalak karena bisa jadi akan marah-marah. Nah m e m p e r b u r u k mengelola prasarana dan
Bappenas Ir Basah Hernowo MA, sempat bertanya lho’’. Preman aja nggak berani’’ ketersediaan air untuk kondisi daerah tersebut.
kepada mereka, ‘’Bagaimana kalau mereka habis dikonsumsi dan keperluan Pada hakikatnya Keterlibatan masya-
berhubungan suami istri?’’ Mereka menjawab, ‘’Ya sanitasi. Bila kelangkaan pembangunan sarana AMPL rakat yang rendah juga
Sumber Angin, Keluar Air
tayamum saja.’’Tapi seorang warga membisiki, air tak teratasi maka dapat adalah untuk masyarakat, tanpa upaya mengakibatkan pelayanan
‘’Wah itu tergantung permintaan.’’ dipastikan ancaman pe- melibatkan mereka dalam tingkat yang prasarana dan sarana air
‘’Permintaan yang gimana?’’ Tanya Pak Basah lagi. Bukan sulap, bukan sihir. Ini adalah fakta nyebaran wabah diare,
Dengan pelan-pelan pria ini mengatakan, yang terjadi di sebuah desa di Muara Enim, Sumatera
cukup signifikan, maka akseptabilitas dan minum dan penyehatan
infeksi saluran pernafasan lingkungan itu tidak berke-
‘’Siapa yang ngajak terlebih dahulu, dialah yang Selatan. Sistem air bersih di desa itu bersumber dari atas (ISPA), dan penyakit keberlanjutan hasil pembangunan lanjutan. Efektivitasnya pun
wajib mengambil air.’’Wow bisa ketahuan nih siapa mata angin ‘’bukan mata air. kulit bakal sulit dihindarkan. akan sangat sulit dicapai. rendah pula lantaran in-
yang agresif Ketika tim kerja AMPL mengunjungi desa Kini instansi-instan- vestasi pembangunan pra-
tersebut, tim disuguhi pemandangan yang cukup si terkait sibuk berupaya menanggulangi masalah krisis sarana dan sarana itu berorientasi supply driven. Hasil
Buat Nangkring air minum dan penyehatan lingkungan di daerah yang investasi itu banyak yang tidak dimanfaatkan oleh
menggembirakan. Sebagian warga telah
kekeringan itu. Ini memang masalah insidental karena masyarakat karena mereka tidak membutuhkan,
memperoleh air bersih dari sistem perpipaan yang faktor gangguan alam. Namun sekaligus juga menunjuk-
BEST, sebuah LSM yang bergerak di bidang sebaliknya banyak pula masyarakat yang membu-
cukup bagus. Air ngocor cukup lancar. kan bahwa lingkungan telah rusak yang menga- tuhkan pelayanan prasarana dan sarana itu tapi tidak
penyehatan lingkungan membangun MCK di wilayah Tapi ketika tim ingin mengetahui dari mana kibatkan menipisnya air baku dan ketiadaan sumber mendapatkan pelayanan.
Tangerang, Banten. Pipa-pipa air di salurkan ke sumber air itu berasal, warga terkesan menutup- air yang dapat dimanfaatkan. Dari berbagai pelaksanaan program dan
MCK. Kran-kran dipasang di dalam MCK dan ada nutupi. Akhirnya, tim mencoba menelusuri sendiri di Ironisnya, pengulangan selalu terjadi dan selalu proyek air minum dan penyehatan lingkungan dengan
juga yang berada di luar. mana letak sumber air itu dengan menyusuri sistem menimpa kalangan masyarakat miskin. Dengan kata dana luar negeri dan APBN diperoleh kesimpulan
Anehnya, hampir semua kran yang dipasang perpipaan yang ada. lain, dari segi kuantitas, lingkup pembangunan air minum antara lain bahwa efektivitas dan keberlanjutan
di luar MCK patah tiap bulannya. Para aktivis LSM ini Benar saja, sesampai di suatu tempat dan penyehatan lingkungan masih terbatas. Cakupan pelayanan lebih baik bila pembangunannya melibatkan
tak habis pikir mengapa itu terjadi. Apakah tangan- kejanggalan mulai muncul. Pipa diletakkan asal saja. pelayanan juga masih terbatas dan tak mampu masyakat. Selain itu pengelolaan prasarana dan
tangan warga begitu kuat sehingga begitu membuka mengimbangi laju kebutuhan akibat pertambahan sarana yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat
Naik ke atas lagi, tim menemukan bak yang
kran, kran langsung patah ataukah ada yang sengaja jumlah penduduk. pengguna dalam pengambilan keputusan dan
seharusnya untuk menampung air tak terurus dan Hingga saat ini diperkirakan masih terdapat 100
merusak kran-kran tersebut? Sementara waktu kelembagaan, menghasilkan partisipasi masyarakat
awut-awutan. ‘’Pipa intake mengawang,’’ kata salah juta penduduk Indonesia yang belum memiliki
jawaban itu tak terjawab. Soalnya begitu kran itu yang lebih besar pada pelaksanaan operasi dan
satu anggota tim. kemudahan terhadap pelayanan air minum dan pemeliharaan.
diganti lagi, maka kran-kran itu patah lagi pada bulan Tapi mengapa air di bawah mengocor? penyehatan lingkungan yang memadai. Sebagian Keterlibatan perempuan, masyarakat yang
berikutnya. Pertanyaan itulah yang tak terjawab. Darimana air itu masyarakat yang tidak memiliki kemudahan itu adalah kurang beruntung (miskin, cacat dan sebagainya)
Selidik punya selidik, kran-kran itu bukan berasal? Mungkinkan angin bisa berubah menjadi masyarakat miskin dan masyarakat kawasan secara seimbang dalam pengambilan keputusan untuk
patah karena tangan tapi karena kaki. Kok bisa? air? pedesaan. Kecenderungan ini terus meningkat setiap kegiatan operasional dan pemeliharaan, menghasilkan
Ternyata, kran-kran itu dijadikan tempat berpijak Untuk mengetahui lebih jauh, tim sempat tahun. efektivitas penggunaan dan keberlanjutan pelayanan
para lelaki iseng yang ingin mengintip ke dalam MCK bertanya kepada aparat desa. Dan jawabannya pun Pengalaman masa lalu menunjukkan yang tinggi. Efektivitas dan keberlanjutan itu tercapai
alias buat nangkring. Soalnya disain bangunan sama bahwa air memang bersumber dari mata air itu.
prasarana dan sarana air minum dan penyehatan karena pilihan pelayanan dan konsekuensi biayanya
memang terbuka. Ohhh..pantas... lingkungan yang dibangun tidak dapat berfungsi dengan ditentukan langsung oleh masyarakat di tingkat rumah
Bahkan untuk meyakinkan, aparat desa itu pun optimal. Penyebab masalah ini, antara lain, masyarakat tangga. Kontribusi pembangunan ditentukan
sampai bersumpah segala? Dari dunia lain kaliiii........ sasaran tidak dilibatkan sejak perencanaan, konstruksi,
20
3
berdasarkan jenis pelayanan dan efektivitas tinggi ini ditangani sebuah LSM dengan Kunci pendekatan Yayasan SEHAT Indonesia Menjadi mitra Pemda dalam
pembentukan unit pengelolaan melibatkan masyarakat pengguna pada setiap tahap untuk program Pendidikan Hidup Bersih dan Sehat: memfasilitasi partisipasi masyarakat
dilakukan secara demokratis. pembangunan. dan dalam pembangunan prasarana
Strategi pembangunannya ditempuh dengan 1. Menumbuhkan kesadaran pentingnya sarana lingkungan di 4 desa/kelurahan.
Pada akhirnya pengguna prasarana dan prasarana penyehatan lingkungan permu--
dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan membentuk lembaga yang melibatkan seluruh
kiman.
mempunyai kemampuan untuk membayar setiap jenis komponen masyarakat; menggunakan pendekatan
partisipatori dalam memecahkan masalah; memberi 2. Menumbuhkan minat keluarga untuk memiliki sa- Tantangan
pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan
sejauh hal itu sesuai dengan kebutuhan. Mereka sangat pelatihan dalam aspek pengelolaan, disain, konstruksi, rana dan prasana sanitasi keluarga dan menjadi- Sebagai lembaga yang peduli terhadap penyehatan
operasi dan pemeliharaan, serta pelatihan perilaku kannya sebagai prioritas utama. lingkungan tantangan selama ini antara lain:
peduli akan kualitas dan bersedia membayar lebih
asalkan pelayanan memenuhi kebutuhan. hidup bersih dan sehat (PHBS). Indikator keberhasilan 3. Menjadikan masyarakat untuk dapat mengeva- Bagaimana mengubah kesadaran kritis masya-
Hasil studi Bank Dunia terhadap 121 proyek air kedua proyek itu adalah: luasi sendiri manfaat dari sarana penyehatan ling- rakat dari berfikir individual menjadi sistemik dalam
minum di seluruh dunia yang dilaksanakan oleh - Desain sarana tepat guna yang dapat diterima seluruh kungan keluarganya dan membandingkannya menangani penyehatan lingkungan.
berbagai lembaga dan organisasi menyimpulkan lapisan masyarakat termasuk perempuan, sistem ketika belum memiliki atau membandingkan de-
ngan keluarga lain yang tidak memliki sarana Bagaimana mengubah cara pandang pihak yang
bahwa peran aktif masyarakat dalam membuat sederhana namun cukup handal.
penyehatan lingkungan. diajak bermitra khususnya sebagian staf peme-
keputusan dan menangani proyek secara langsung - Proyek dapat diterima oleh masyarakat dan mampu rintah melihat sebagai pencari proyek sebagai-
menghasilkan pelayanan air bersih dan penyehatan memotivasi mereka berpartisipasi secara aktif, 4. Menjadikan masyarakat bangga punya sarana, mana umumnya kontraktor.
lingkungan permukiman yang efektif dan berkelanjutan. termasuk dalam aspek keuangan. menggunakan dan memeliharanya.
- Masyarakat termotivasi dan mampu melaksanakan Bagaimana menggali sumber daya pendanaan
Analisis terhadap hasil pelaksanaan ke-121 5. Mendorong keluarga lain mengadopsi dengan kegiatan yang selama masih terbatas pada ber-
proyek air minum itu menghasilkan kesimpulan bahwa operasi dan pemeliharaan sarana. atau tanpa bantuan lembaga atas dasar pema- basis komitmen dan tenaga sukarela tanpa imbal
20 di antaranya merupakan proyek yang sangat efektif. - Masyarakat membayar pelayanan air bersih sesuai haman dan kesadaran atas manfaat pentingnya karya.
Dua dari 20 proyek dengan tingkat efektivitas tinggi dengan tarif yang disepakati. sarana penyehatan lingkungan.
tersebut berada di Indonesia. Kedua proyek yang - Perempuan terlibat dalam setiap tahapan proyek, Bagaimana meyakinkan dan mendorong peme-
rintah dan pihak lain untuk mengembangkan ske-
menurut Bank Dunia dinyatakan berhasil dengan tingkat
Cita-cita ma kemitraan secara utuh dengan Yayasan SE-
HAT Indonesia untuk program penyehatan l i n g -
Apa yang dilakukan oleh Yayasan SEHAT kungan tidak terbatas pada ide-ide saja melain-
adalah contoh kegiatan dalam skala kecil, namun kan termasuk skema pembiayaannya sebagai
pendekatan yang dilakukan bermakna strategis. Yang
Air Sebagai Benda Ekonomi diharapkan yayasan adalah:
konsekuensi keberlanjutan prgram.

Diadopsi dan dikembangkannya pendekatan pra-


Air merupakan kebutuhan mutlak manusia. Kita sadar benar Kampanye publik (public campaign) diperlukan untuk mengubah karsa masyarakat dalam kegiatan penyehatan Model Kemitraan yang memungkinkan dengan
lingkungan oleh berbagai pihak. yayasan SEHAT Indonesia
betapa air merupakan sumber kehidupan. Manifestasi menyangkut peran pandangan masyarakat tersebut. Seluruh lapisan masyarakat ditingkatkan

air itu sayangnya justru menyuburkan pandangan bahwa air semata-mata pemahamannya bahwa air merupakan benda langka yang bernilai ekonomi Dimasukkannya pendekatan penyertaan masya- Pemberian dana hibah untuk peningkatan ca-
rakat melalui peran LSM yang memiliki komitmen kupan sarana penyehatan lingkungan dan akan
merupakan benda sosial atau public good: air dapat diperoleh secara gratis. dan memerlukan pengorbanan - berupa uang atau waktu - untuk
terhadap penyehatan lingkungan menjadi strategi dikembangkan dalam bentuk dana bergulir dan
Akibat pandangan ini masyarakat tidak menghargai air sebagai mendapatkannya. Kesadaran baru masyarakat tentang melekatnya nilai pembangunan Pemerintah Daerah. dikelola oleh masyarakat sendiri dan keberlanjut-
annya dibawah kontrol dan fasilitasi yayasan.
benda langka yang memiliki nilai ekonomi. Mereka mengeksploitasi air ekonomi pada air diharapkan mampu mengubah perilaku masyarakat Masih banyaknya desa/kelurahan yang memiliki
permasalahan penyehatan lingkungan termasuk Pemberian pinjaman tanpa bunga oleh pemerin-
secara bebas dan berlebihan. Masyarakat pun cenderung tidak berkeinginan dalam memanfaatkan air: menjadi lebih bijak dalam mengeksploitasi air, tah atau pihak lain untuk pengembangan pro-
pada lokasi umum kemitraan dengan LSM, seperti
untuk melestarikan lingkungan dan sumber daya air, baik dari segi kualitas lebih efisien dalam memanfaatkan air, dan mempunyai keinginan berkorban Yayasan SEHAT Indonesia, akan menjadi model gram penyehatan lingkungan. Pengelolaan keu-
yang berkelanjutan. angan sepenuhnya oleh Yayasan SEHAT Indo-
maupun kuantitas. Dampak lain yang timbul adalah terjadinya stagnasi untuk mendapatkan air. nesia dan dikembalikan dalam jangka setidak-ti-
dalam pengembangan ilmu dan teknologi untuk penggunaan kembali Air jelas bernilai, dan siapapun harus berkorban kalau hendak · Yayasan SEHAT Indonesia akan menjadi daknya 3 tahun.
mitra berbagai pihak dalam fasilitasi pengembangan
(reuse) dan pendaur-ulangan (recycle) air. mengambil manfaatnya. Apalagi pelayanan air minum dan penyehatan rencana strategi desa, kelurahan dan daerah di bidang Pemberian pinjaman dengan bunga ringan de-
penyehatan lingkungan. ngan masa pengembalian setidak-tidaknya 5 ta-
Pandangan itu tak ada salahnya, tentu saja sepanjang lingkungan memang butuh biaya operasional dan pemeliharaan demi
hun dengan masa tenggat angsur minimal 1 tahun.
ketersediaan air tercukupi. Kenyataannya ketersediaan air tak pernah kelanjutannya. Pelayanan yang berkelanjutan akan terwujud hanya bila Upaya yang dilakukan oleh Yayasan SEHAT
Indonesia Pemberian technical assistance (bantuan teknis)
mampu memenuhi tingkat kebutuhan manusia. Bagi masyarakat yang kini tercapai kesetaraan atas harga yang harus dibayar, nilai air di mata pengguna, pada proyek-proyek terkait penyehatan lingkung-
Berbagi pengalaman dengan Pemda Sidoarjo an.
dilanda kekeringan akibat kemarau panjang, misalnya, air bersih yang dan besarnya biaya pelayanan.
khususnya dengan Dinas Kesehatan, Dinas
langka bukan lagi benda sosial. Pengorbanan besar dibutuhkan untuk Sesuai dengan sifatnya sebagai benda ekonomi, maka Lingkungan dan Kimpraswil.
memperoleh air. Mereka harus memperdalam sumurnya, mesti antre dan prinsip utama dalam pelayanan AMPL adalah ”pengguna harus
menunggu berjam-jam sampai volume air meninggi agar bisa ditimba, atau membayar atas pelayanan yang diperolehnya”.
bahkan terpaksa harus membelinya.
19 4
Untuk meyakinkan Sutrisno mengajak limbah dari dapurnya, bahkan untuk membuat jendela namun masih sedikit dalam tahapan pengambilan EAP).
berhitung bersama masyarakat; supaya rumahnya dapat sinar yang cukup demikian keputusan. Kegiatan WASPOLA ditangani
berapa anggota keluarga yang akan menggunakan pula ada yang pinjam untuk memperbaiki lantai - Penghematan waktu bagi perempuan sehingga dapat sebuah komite, Central Project Committe, yang
jamban tersebut, direncanakan untuk berapa tahun dapurnya. Pesan sehat terus digulirkan oleh Yayasan melakukan kegiatan lain. terdiri atas instansi-instansi lintas sektoral; BAPPENAS,
akan dikuras, material apa yang akan dipakai. Dengan SEHAT di samping jamban termasuk pesan buang - Perempuan aktif menjadi anggota kelompok Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan,
perhitungan yang sederhana ditemukan ukuran septic sampah pada tempatnya dengan menempatkan tong pengguna air. Departemen Keuangan, dan Departemen Pemukiman
tank yang pas dan tidak mahal. Untuk meyakinkan sampah Yayasan SEHAT di masjid dan mushola. - Masyarakat membiayai pembangunan jamban secara dan Prasarana Wilayah. Dalam kesehariannya,
lebih lanjut, dari material yang diperlukan apa yang mandiri, dan tingkat penggunaan jamban tinggi. kegiatan WASPOLA dilakukan oleh Kelompok Kerja
Sejak dimulainya akad kredit pertama tanggal
sudah tersedia dan tidak perlu dibeli juga diyakinkan. dari instansi-instansi yang sama. Kedua lembaga ini
10 September 2000 sampai 31 Juli 2003 perkembangan - Perempuan aktif menjadi anggota kelompok kese-
Pinjaman dari Yayasan SEHAT Indonesia cakupan pelayanan Yayasan SEHAT Indonesia untuk hatan. dikoordinasikan oleh BAPPENAS. Pendekatan
jamban dan sarana sanitasi lainnya adalah sebagai Pada hakikatnya pembangunan prasarana kemitraan tak hanya sebatas instans-instansi dan
Sebagaimana disampaikan di atas
berikut: dansarana AMPL adalah untuk masyarakat, tanpa lembaga tingkat pusat saja, tetapi meluas sampai ke
sebenarnya masyarakat mampu,
tetapi sayang mengeluarkan biaya u p a y a pemerintahan
untuk jamban, masyarakat baru Perkembangan cakupan pelayanan melibatkan daerah; lemba-
terdorong apabila ada bantuan untuk jamban dan SPAL (Saluran Pembuangan Air mereka dalam ga-lembaga
walaupun dengan cara pinjaman Limbah) Yayasan SEHAT Indonesia tingkat yang pendanaan multi-
dan mengangsur. Dari dana tahun 2000/2003 cukup signi- lateral dan bila-
sebesar Rp. 3.250.000 hasil iuran/ fikan, maka ak- teral; LSM lokal,
sumbangan pengurus yayasan Bulan Jumlah akad kredit Perkembangan septabilitas nasional, mau-
pada September 2001. Per Juli 2003 cakupan pelayanan dan keber- pun internasio-
dana tersebut bergulir dan nal; dan masya-
Jamban/WC SPAL Jamban/WC SPAL lanjutan hasil
berkembang menjadi Rp. 8.530.000
pembangunan rakat pada u-
dan telah melayani lebih dari 80 Februari 2001 18 10 18 10
keluarga termasuk layanan akan sangat mumnya.
pinjaman untuk perbaikan SPAL, Agustus 2001 18 2 36 12 sulit dicapai. Ini Lima tahun
dengan besaran pinjaman antara membuktikan masa kerja
Februari 2002 9 3 47 15 WASPOLA telah
Rp.300.000-Rp 600.000 dengan bahwa pende-
masa angsuran antara 4 bulan Agustus 2002 5 7 52 23 katan pem- berakhir Juli 2003
sampai dengan 8 bulan. bangunan air lalu. Sebuah
Februari 2003 4 6 56 29
Dalam pelaksanaan minum dan pe- dokumen berta-
pinjamannya yayasan dan Juli 2003 4 10 60 39 nyehatan juk Kebijakan
peminjam menyepakati perjanjian 58 38 269 128 lingkungan Nasional Pem-
yang dituangkan dalam kontrak yang dijalan- bangunan Air Mi-
pinjaman. Setiap peminjaman kan pemerin- num dan Penye-
dikenakan biaya pertambahan nilai 30 September 2000 31 Juli 2003 tah selama ini hatan Ling-
untuk menjamin mendapatkan perlu diubah. kungan. Berba-
barang yang senilai untuk peminjam Rp. 3.350.000 Rp. 8.530.000
sis Masyarakat
berikutnya dan daftar tunggu lainnya telah tersusun.
Belajar dari
sebesar 1.5% setiap bulan. Per-
Menumbuhkan rasa bangga saya punya jamban pengalaman Kebijakan ini
tambahan nilai bukan berarti bunga layaknya bank, tapi Belum Sehat: Kebanyakan masyarakat belum memperhartikan pola hidup
semata-mata untuk menjamin keberanjutan kegiatan -- masa lalu ‘’ sehat. merupakan satu
Obsesi Yayasan SEHAT Indonesia adalah baik dari paradigma baru,
ini. bagaimana jamban merupakan kebanggaan, dalam maupun luar negeri ‘’ maka lahirlah kemudian negara-negara donor bahkan telah mengadopsinya.
Walaupun demikian, ada sebagian orang di demikian pula SPAL yang sehat juga menjadi Kini sejumlah tantangan berada di depan mata.
Proyek Penyusunan Kebijakan dan Rencana Kegiatan
desa ini beranggapan yayasan telah melakukan kebanggaan. Pesan: ‘’Saya Bangga Punya Jamban’’
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan atau Water Sup- Masalahnya bila kelak kebijakan itu telah memperoleh
kegiatan riba atau untuk rentenir. Setelah diberikan tampaknya pas. Hal ini dibuktikan oleh beberapa
peminjam pada saat membangun tetangga melihat ply and Sanitation Policy Formulation and Action Plan- legalitas, bakal masih memerlukan kerja panjang dalam
penjelasan dan ditunjukkan bagaimana catatan keu-
angan pada akhirnya mereka memahami. Pelajaran akhirnya tumbuh keinginannya untuk juga membangun ning (WASPOLA). Program berjangka waktu lima tahun pelaksanaannya secara nasional. Adakah kebijakan
yang dipetik dalam hal ini adalah pentingnya sosialisasi dan bertanya bagaimana caranya agar bisa mendapat ini terdiri atas tiga komponen, yakni: proses nasional ini bakal mampu menjawab tantangan
terus menerus dan mencari format yang tepat pada pinjaman dari Yayasan SEHAT Indonesia. ‘’Wah pembelajaran, penyusunan kebijakan, dan Millenium Development Goal (MDG)? Bagaimana pula
lokasi yang masih mempertentangkan bunga bank. uenak-e rek ndak perlu maneh neng kali (wah enak pelaksanaan kegiatan. Fokus program diarahkan pada dengan tantangan PBB yang menetapkan air minum
sekali sekarang tidak perlu lagi ke sungai),’’ demikian fasilitas penyediaan air minum dan penyehatan sebagai hak asasi? Agaknya tugas Kelompok Kerja
Tidak hanya jamban yang disampaikan oleh beberapa orang yang lingkungan yang dikelola masyarakat pengguna. Dalam belum berakhir benar. Pemikiran dan karya mereka
Jurus jamban ternyata dapat menumbuhkan sekarang telah memiliki jamban. Mereka telah bangga pengembangan kebijakan, WASPOLA yang berada di masih terus dibutuhkan.
kesadaran masyarakat untuk butuh meningkatkan punya jamban. bawah pimpinan pemerintah Indonesia memperoleh
kualitas prasana dan sarana PHBS (Perilaku Hidup dukungan kemitraan dan pendanaan dari pemerintah
Bersih dan Sehat). Pada awalnya masyarakat datang
Australia AusAID dan Bank Dunia, melalui Water and
untuk urusan jamban akhirnya berkembang
mengajukan pinjaman untuk perbaikan saluran air Sanitation Program for East Asia and the Pacific (WSP-
Cermin CerminCermin
5
Cermin 18

Punya Jamban,
Pendekatan Sekilas tentang
KELOMPOK KERJA Awalnya Berat Kini Bangga
Tanggap AIR MINUM DAN Pengalaman Yayasan SEHAT Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur
PENYEHATAN LINGKUNGAN
Kebutuhan ‘’ Lak opo dadak duwe WC? (Kenapa harus punya
WC/jamban?)’’ Itulah yang selalu dikatakan warga
dalam setiap pertemuan. Dengan kelakar namun
penuh meyakinkan pada keluarga-keluarga yang
Pembentukan kelompok kerja ini didasari pada Desa Ental Sewu dulu ketika kepada mereka mempunyai beberapa anak gadis, namun tidak

P endekatan tanggap kebutuhan (Demand


Responsive Approach) adalah suatu
pendekatan yang menempatkan kebutuhan
masyarakat sebagai faktor yang menentukan dalam
pemikiran bahwa pembangunan air minum dan
penyehatan lingkungan tidak hanya terkait pada satu
bidang tertentu tetapi harus merupakan kesatuan dari
beberapa aspek, yaitu aspek teknis, kelembagaan,
ditanyakan tentang jamban. Pernyataan serupa juga
dikemukakan warga sekitar desa
tersebut. Di benak mereka terpatri
pemahaman bahwa memba-
memiliki jamban Sutrisno mengatakan, ‘’Yen ono
wong arep nglamar
anak sampean
yen dek-e permi-
pengambilan keputusan termasuk di dalamnya pembiayaan, sosial dan lingkungan hidup. ngun jamban itu mahal si buang hajat
pendanaan. Hal ini menjadikan keterlibatan Berdasarkan pemahaman itulah maka dibentuk karena jamban selalu identik arep mbok go-
dengan septic tank yang wo nok ngen-
masyarakat berlangsung dalam keseluruhan tahapan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
besar. Karenanya, mereka di? Neng kali
mulai dari melakukan perencanaan, pembiayaan, Lingkungan, yang terdiri dari departemen-departemen
lebih senang buang air ta?‘’ (Kalau ada
pelaksanaan dan pengelolaan sistem yang sesuai terkait, yaitu Departemen Dalam Negeri, Departemen besar (BAB) di parit atau orang mau
dengan kebutuhan dan kesediaan membayar dari Kesehatan, Departemen Permukiman dan Prasarana sungai. Padahal daerah melamar anak
masyarakat. Pendekatan ini memerlukan perubahan Wilayah, dan Departemen Kesehatan, serta mereka berada di ketiak gadismu, kalau
dalam penanganan kegiatan dari seluruh pihak yang dikoordinasikan oleh Bappenas. kota Sidoarjo, Jawa dia permisi
berkepentingan (stakeholders) baik masyarakat. Timur. mau buang ha-
LSM, sektor swasta, maupun pemerintah. Selain terkait dengan kegiatan Proyek Penyediaan Air Kondisi ini meng- jat mau dibawa
Minum dan Penyehatan Lingkungan (Proyek gugah Sutrisno Hadi, (56 ke mana? Ke su-
Karakteristik utama dari pendekatan ini adalah: WASPOLA, WSLIC-2, Pro-Air, CWSH, SANIMAS) , tahun) pensiunan pegawai ngai?). Di samping
Masyarakat menyusun pilihan-pilihannya tentang: Kelompok Kerja juga terlibat pada penyusunan negeri, yang sekaligus Septic tank, dulu menjadi ‘’hantu ‘’ cara di atas pesan
motivator di Yayasan Sehat demi pesan disam-
Apakah ingin berpartisipasi atau tidak dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan
yang bermarkas di Ental Sewu paikan secara tertulis untuk
kegiatan? Penyehatan Lingkungan. Saat ini baru diselesaikan
untuk mengubah budaya ma- mengimbau dan meyakinkan
Pilihan-pilihan terhadap teknologi dan cakupan Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan ‘’jangan buang hajat di sembarang
Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat dan syarakat setempat.
pelayanan berdasar kesediaan membayar tempat’’. Cara-cara tersebut ternyata cukup mampu
Kapan dan bagaimana bentuk pelayanan sedang dalam tahap penyusunan Kebijakan Nasional Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
menumbuhkan kesadaran mereka.
Bagaimana dana akan dikelola dan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis yayasan di dusun Mlaten Desa Sidokepung tahun
2001, dari lebih kurang 90 rumah sebanyak 7 rumah Dalam pikiran Sutrisno, kalau tidak dari
dipertanggungjawabkan Lembaga-, ataupun kegiatan uji coba penerapan
yang memiliki jamban, di desa Ental Sewu dari sekitar sekarang kapan lagi promosi perilaku hidup sehat?
Bagaimana bentuk pengoperasian dan kebijakan di daerah dan kegiatan kampanye publik 700 KK sebanyak lebih kurang 340 KK yang memiliki Apakah harus menunggu bantuan dari pemerintah?
pengelolaan pelayanan mengenai air minum dan penyehatan lingkungan, yang jamban. Bukankah sebenarnya masyarakat mampu?
Pemerintah memegang peran sebagai fasilitator, ditempuh melalui kegiatan penyusunan jurnal air Nyatanya mereka mampu membeli barang-barang
dengan menetapkan kebijakan dan strategi minum dan penyehatan lingkungan, pembuatan poster Yayasan Sehat berpikir kondisi ini akan
yang berharga. Bukankah dengan memliki jamban
nasional yang jelas, mendorong konsultasi yang ataupun komik. berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat
itu juga merupakan cara menghargai dirinya?
dan lingkungan pemukiman pada umumnya di masa
melibatkan keseluruhan pihak yang berkepen- Persoalannya adalah kesadaran. Dan kesadaran
mendatang bila tidak ditangani sejak dini. Hanya saja
tingan dan memfasilitasi peningkatan kapasitas Diharapkan keanggotaan Kelompok Kerja ini semakin itulah yang harus ditumbuhkan.
untuk mengubah budaya masyarakat ini memang
sumber daya manusia dan pembelajaran. meluas sehingga kegiatan yang dilakukan pun bukanlah mudah. Selama ini, menurut Sutrisno, banyak upaya
Kondisi yang kondusif bagi terjadinya partisipasi semakin beragam dalam rangka peningkatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk jamban
dari beragam pihak yang berkepentingan terhadap aksesibilitas masyarakat akan air minum dan Sutrisno berpendapat kesadaran perlu
keluarga karena pendekatannya pendekatan proyek
kegiatan yang dilakukan masyarakat penyehatan lingkungan. Selain itu, diharapkan pola- dibangun mulai dari tingkat keluarga dan harus
tidak berawal dari prakarsa masyarakat sendiri,
menjadi kesadaran bersama seluruh masyarakat, dari
Informasi yang memadai diberikan kepada pola kerja sama ini dapat direplikasi di daerah (baik banyak prasarana dan sarana tersebut yang tidak
penanganan bersifat domestik (dari rumah ke rumah)
masyarakat dan prosedur baku disiapkan untuk propinsi dan kabupaten/kota) sehingga kegiatan berfungsi. Dengan kata lain untuk urusan jamban dan
harus berproses menjadi sistemik. Penanaman
membantu proses pengambilan keputusan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan penyehatan lingkungan, bangunan kesadaran dan
kesadaran ini dilaksanakan melalui program Jamban
bersama oleh masyarakat. dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat pemberdayaan masyarakat minimal harus
Keluarga dan Pembuangan Limbah Keluarga.
dapat dilaksanakan dengan baik. disejajarkan dengan bangunan fisik itu sendiri. Jangan
Dengan sabarnya ia meyakinkan masyarakat hanya fisiknya saja karena akan menuai masalah.
agar memiliki jamban, dengan melalui kunjungan
Dan pikiran itu benar. Membangun jamban
rumah, berbicara dalam forum pertemuan RT, dan
tak harus mahal dan masyarakat mampu untuk itu.
Info Info
Info Info 6
17
faktor-faktor kelembagaan yang
Keputusan dan Konferensi Pendekatan berpengaruh pada dampak proyek dan
kesinambungan pada tingkat lapangan.
penting yang terjadi selama 30 tahun Hasil dari penilaian kelembagaan digunakan untuk

http://www.unesco.org/water/wwap/milestones/ Partisipatif melakukan tinjau ulang atas kebijakan pada tingkat


program atau tingkat nasional.
- MPA menghasilkan sejumlah data kualitatif tingkat
embangun lebih mudah daripada memelihara. desa, sebagian darinya dapat dikuantitatifkan ke da-
Informasi yang tercantum di situs ini merupakan bagian
dari dari situs UNESCO ( United Nation Educational
M Bukti atas ungkapan itu mudah ditemukan
pada banyak proyek fisik milik pemerintah.
Tanpa kecuali, sejumlah prasarana dan sarana
lam sistem ordinal oleh para warga desa itu sendiri.
Data kuantitatif ini dapat dianalisis secara statistik.
Dengan cara ini kita dapat melakukan analisis
pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan antarmasyarakat, antarproyek, dan antarwaktu, serta
Scientific and Cultural Organization). Dalam 30 tahun (AMPL) pun mengalami nasib memprihatinkan. pada tingkat program. Dengan demikian MPA dapat
Efektivitas proyek-proyek itu rendah, dan menghasilkan informasi manajemen untuk proyek ska-
terakhir tercatat beberapa peristiwa penting yang terkait la besar dan data yang sesuai untuk analisis program.
pemanfaatannya tidak optimal. Keberlanjutannya pun
dengan program Air Minum dan Penyehatan terputus karena masyarakat tidak mampu Siapa yang dapat memanfaatkan MPA?
mengoperasikan dan memeliharanya. MPA membuka kemungkinan penggunaannya untuk
Lingkungan yaitu: Adalah Methodology Participatory Assess- bermacam-macam keperluan. Informasi kualitatif yang
ments (MPA) yang mampu menjamin efektivitas dan dihasilkan secara visual dapat dengan mudah dikon-
keberlanjutan sarana. MPA merupakan alat yang versikan ke dalam proses numerik atau presentasi gra-
1990-1990 Pencanangan Dekade Internasional Air Minum dan Sanitasi (International Drinking Water and fis. Hasil yang berupa grafik tingkat masyarakat akan
dikembangkan untuk melakukan penilaian agar
Sanitation Decade) pembuat kebijakan, manajer program, dan masyarakat diperoleh segera setelah diterapkannya perangkat
setempat dapat memonitor kesinambungan sarana partisipatori terhadap kelompok-kelompok dalam ma-
1992 Konferensi Internasional Air dan Lingkungan di Dublin. mereka dan mengambil tindakan perbaikan. syarakat, lelaki-perempuan, kaya dan miskin, yang lalu
Pada konferensi ini dihasilkan suatu pernyataan yang dikenal dengan Dublin Statement on Water Metodologi ini mengungkapkan cara-cara dapat dipresentasikan di depan dan diverifikasikan
and Sustainable Development yang memberi perhatian terhadap nilai ekonomi dari air, keterli- kaum perempuan dan keluarga yang kurang mampu kepada warga masyarakat secara keseluruhan. Data
berpartisipasi dan mengambil manfaat atas suatu sa- sejenis dari waktu atau masyarakat yang berlainan
batan perempuan, dan kemiskinan.
rana bersama-sama kaum lelaki dan keluarga yang setelah dikonsolidasikan dapat digunakan untuk
berada. Juga diperlihatkan faktor-faktor kunci menuju membantu para manajer atau personil proyek melihat
Konferensi Lingkungan dan Pembangunan (UNCED Earth Summit) di Rio de Janeiro keberhasilan dalam proyek AMPL yang dikelola ma- kecenderungan yang terjadi dan menganalisis pe-
Pada konferensi ini dihasilkan Deklarasi Rio (Rio Declaration on Environment and Development) syarakat. Pada saat bersamaan juga memungkinkan nyebabnya. Hasil penilaian atas beberapa proyek se-
yang menyoroti isi kerjasama, partsipasi masyarakat, sanitasi dan air minum, pemukiman, pem- kita melakukan agregasi kuantitatif atas data moni- telah dikonsolidasikan pada tingkat program atau ting-
bangunan berkelanjutan. Selain itu juga dicanangkan Agenda 21 toring tingkat masyarakat agar dapat digunakan pada kat nasional dapat dipakai untuk analisis kebijakan,
tingkat program dan tingkat pembuatan kebijakan. Apa persyaratan dalam menggunakan MPA?
MPA menggunakan pendekatan Participatory MPA dirancang sebagai bagian integral suatu proyek,
1997 Forum Air Dunia I (Ist World Water Forum) di Marrakech bukan sekadar tambahan atau berdiri sendiri. Karena
Rural Appraisal (PRA) dan Self esteem, Associate
Forum ini berhasil mengeluarkan Deklarasi Marrakech yang menyoroti air sanitasi, pengelolaan itu MPA memerlukan lembaga penyandang dana yang
strength, Resourcefulness, Action Planning,
air bersama, ekosistem konservasi, kualitas gender, dan penggunaan air secara efisien. Responsibility (SARAR) yang dikenal efektif merasa terpanggil untuk merancang sebuah proyek
mendorong partisipasi masyarakat. Namun MPA baru atau sebuah proyek partisipatori yang sedang
2000 Forum Air Dunia II (2rd World Water Forum) di Hague menambahkan ciri-ciri berikut: berjalan yang ingin menerapkan penilaian partisipatori.
Dalam forum ini disepakati World Water Vision; Marketing Water Everybody’s Business yang - MPA ditujukan kepada dinas pelaksana maupun ma- Walaupun di banyak negara terdapat se-
menyatakan bahwa air mempunyai beragam kepentingan dan kegunaan baik untuk keperluan syarakat untuk mencapai sarana yang dikelola seca- jumlah fasilitator yang berpengalaman dalam meng-
ra berkesinambungan dan digunakan secara efektif. gunakan metode partisipatori, namun masih diperlukan
domestik, makanan, irigasi. pelatihan khusus dalam menggunakan MPA. Pertama,
MPA dirancang untuk melibatkan semua stakeholder
utama dan menganalisis keberadaan empat kompo- MPA menambahkan kerangka analitis yang mendo-
Pada tahun ini juga dicanangkan Deklarasi PBB (UN Millenium Declaration) yang mencanangkan nen penting masyarakat: lelaki miskin, perempuan rong ke arah kesinambungan dan memberi kemung-
Millenium Development Goal (MDG) yang salah satunya adalah mengurangi separuh proporsi miskin, lelaki kaya, perempuan kaya. Jadi MPA meng- kinan mengubah data partisipatori menjadi kode kuan-
penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum yang sehat dan sanitasi pada tahun operasionalkan kerangka analisis gender dan kemis- titatif untuk digunakan ke dalam analisis kesinam-
2015. kinan untuk menaksir kesinambungan sarana AMPL. bungan. Kedua, karena watak keseluruhannya adalah
- MPA menggunakan satu set indikator yang sector partisipatori, MPA mendorong proses pembelajaran
specific untuk mengukur kesinambungan, kebutuhan, para peserta. Fasilitator yang telah terampil dan peka
2002 World Summit on Sustainable Development di Johannesburg akan masalah gender dan kemiskinan merupakan kun-
gender, dan kepekaan akan kemiskinan. Masing-ma-
Pada pertemuan ini para pemimpin dunia menegaskan kembali komitmennya terhadap MDG sing diukur dengan menggunakan urutan alat parti- ci untuk mendorong daur pembelajaran dan tindakan
sipatori pada masyarakat, dinas pelaksana, dan pem- pada semua tingkat.
2003 Forum Air Dunia III (3rd World Water Forum) di Jepang buat kebijakan. Hasil penilaian pada tingkat masya-
Dalam forum ini berhasil diterbitkan suatu Laporan tentang Pembangunan Air Edisi I (1st edition of rakat dibawa oleh wakil-wakil masyarakat pengguna Sumber: Dokumen Kebijakan Nasional Pem-
the World Development Report) dan dinas pelaksana ke dalam rapat stakeholder, bangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
dengan maksud untuk bersama-sama mengevaluasi Berbasis Masyarakat.
Wawancara
Wawancara
Wawancara Info Info Info
Info
7
Wawancara 16
Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas, Kontribusi Partisipasi Masyarakat
Ir. Basah Hernowo, MA Bukti Empiris dari 121
Proyek Air Minum Perdesaan
“Kita Perlu National Policy” Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(AMPL) di Indonesia yang selama ini lebih banyak
menggunakan pendekatan ‘supply driven’ menjadikan
Apa yang melatar- kan lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Apa tidak optimalnya hasil pembangunan. Fasilitas yang telah
belakangi lahirnya begitu? Akhirnya kita melihat secara fungsional terbangun banyak yang terbengkalai karena tidak sesuai
bahwa ada yang bisa dikelola oleh institusi dan oleh dengan kebutuhan masyarakat. Memasuki era tahun 2000-
program WASPOLA an, seiring dengan telah disepakatinya Kebijakan Nasional
ini? masyarakat. Kebetulan keduanya letaknya sesuai Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis
Sebetulnya kalau kita dengan pedesaan dan perkotaan. Biasanya Masyarakat maka pembangunan AMPL telah mulai
pedesaan dikelola masyarakat sedangkan mengedepankan pendekatan “demand responsive
lihat sampai sekarang approach’ (pendekatan tanggap kebutuhan).
kita tidak memiliki perkotaan oleh institusi. Ini kebetulan saja. Kita tidak
national policy untuk berangkat dari pedesaan dan perkotaan, karena kita Dalam konteks di atas, maka buku ini (walaupun relatif
air minum dan penye- tidak ingin mendiskriminasi. Misalnya orang kota telah beredar cukup lama) masih sangat relevan untuk menjadi
dapat seperti ini, orang desa seperti ini. Siapa yang semacam panduan bagi pihak yang berkepentingan (stakeholder)
hatan lingkungan. Itu dalam pembangunan AMPL.
menyebabkan kita menentukan hak seperti itu? Dulu orang kota misalnya
membutuhkan air 100 liter per detik, orang desa 60 Judul : The Contribution of People’s Disadari oleh hampir semua orang bahwa keuntungan
sering disetir oleh Participation Evidence from 121 Rural partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
donor agencies. Nah, makanya kita butuh itu, yang meter per detik. Siapa yang menjustifikasi seperti itu? Water Supply Projects mendorong suksesnya proyek pembangunan. Namun bukti
nanti kita jadikan pegangan bila kita berhadapan Mengapa harus ada diskriminasi pelayanan? Makanya Penulis : Deepa Narayan pendukungnya bersifat kualitatif sehingga banyak praktisi yang
kita tidak mau berangkat dari situ. Kita ingin berangkat Penerbit : Environmentally Sustainable
dengan donor agencies bila kita perlu dia. Syukur- Development Occasional paper Series bersifat meragukannya. Laporan ini berusaha menjelaskan hal di
syukur kalau itu bisa dibiayai dari dana kita sendiri, dari institusi yang mengelolanya. Jadi ada yang No. 1 The World Bank, Washington atas melalui tiga pertanyaan penting. Pertama, seberapa besar
dikelola masyarakat dan institusi. Kalau mungkin D.C., July. 1995 partisipasi masyarakat memberi kontribusi terhadap keefektifan
kendati faktanya tidak bisa karena keterbatasan yang Tebal : viii + 108 halaman proyek? Kedua, karakteristik masyarakat dan pemerintah yang
ada. Nah, nanti kita sampaikan kepada mereka, inilah kedua-duanya secara bersamaan.
bagaimana yang dapat mempercepat proses? Ketiga, bagaimana
kebijaksanaan nasional kita, Anda mau mengikuti atau partisipasi masyarakat dapat didorong melalui kebijakan dan
tidak. Kalau mau kita negosiasi, kalau tidak ya sorry, Sampai sejauh mana capaian program desain proyek air minum pedesaan di 49 negara berkembang.
thank you for your help. Dengan cara seperti ini kita WASPOLA ini? Hasilnya ternyata bahwa partisipasi masyarakat memang memberi
akan lebih fokus. Sekarang national policy kita baru bisa yang kontribusi terhadap keefektifan proyek.
Sebagai contoh, sekarang dalam hubungan bilateral, community based (berbasis masyarakat). Itu yang
negara-negara yang membantu kita kadang-kadang selesai. Kita akan beranjak ke yang institutional based Partisipasi Swasta dalam Pembangunan Infrastruktur:
mempunyai preferensi lokasi. Misalnya Australia, (berbasis lembaga). Kecenderungan di Negara Berkembang; 1990-2001
mereka lebih memilih Indonesia Timur. Why? Mengapa Sektor Energi, Telekomunikasi, Transportasi dan Air Minum
mereka tak mau Indonesia Barat, toh masalah di Mengapa harus seperti itu?
Indonesia juga banyak. Jerman misalnya dalam Pada waktu kita memiliki tiga pola tadi, kompleksitas Pembangunan infrastruktur telah disepakati merupakan kunci utama
program Transmigration Area Development (TAD) masalahnya berbeda-beda. Maka kita mulai dari yang pembangunan ekonomi. Sejak tahun 1950 sampai 1990 sebagian besar negara
memilih Kalimantan Timur. Kenapa nggak mau ke mudah yakni community based. Karena ini pada berkembang bergantung pada investasi pemerintah dalam penyediaan
Maluku Tenggara atau ke Sulawesi Tenggara? Juga dasarnya sudah dimulai dari Pelita I dan II. Ada yang infrastuktur khususnya energi, telekomunikasi, transportasi, dan air minum. Namun
Bank Dunia dan lainnya. namanya Inpres Sarkes (sarana kesehatan). Hanya disadari bahwa kecepatannya relatif melambat. Akibatnya antara lain
Saya yakin kalau mereka memiliki satu visi dengan saja sifatnya supply driven. Penduduk desa butuh apa, diperkirakan jumlah penduduk yang tidak terlayani air minum mencapai 1
kita untuk memecahkan masalah AMPL ini, mestinya maka kita alokasikan sesuai logika kita seperti ini. Tapi milyar, dan sejumlah 1,2 milyar tidak mempunyai sarana sanitasi dasar. Selain
mereka tak memiliki lagi wilayah tertentu. Kenapa kita di situ sudah ada komponen empowerment meski itu, ketidakefisienan cenderung tinggi.
nggak sama-sama saja? sedikit sekali. Nah arus itu makin menguat setelah ada Kendala di atas disertai kemampuan keuangan pemerintah yang semakin
reformasi bahwa komunitas itu harus diberdayakan. berkurang sehingga mau tidak mau pemerintah perlu mencari jalan keluar
Namun alat untuk itu tidak ada. Kemudian coba kita melalui partisipasi swasta. Kondisi ini menjadikan partisipasi swasta dalam
Melihat ini suatu yang baru, bagaimana awal
cari alat apa yang paling tepat. Ternyata supply driven pembangunan infrastruktur mulai marak khususnya sejak tahun 1980-an. Dalam
program ini disusun? konteks ini maka laporan ini menjadi sangat bermanfaat dalam menjelaskan
Pada waktu nyusun, kita sempat bingung karena air itu sudah tidak tepat. Karena rasa memilliki masyarakat
terhadap sarana dan prasarana itu rendah. Sekarang fenomena keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur
minum dan penyehatan lingkungan ini sedemikian luas. secara objektif berdasarkan data-data dan analisis
Apakah kita dasarnya perkotaan dan pedesaan kita rubah menjadi demand driven yakni tergantung Judul : Private Participation in Infrastructure; Trend
kepada apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tapi kecenderungan investasi swasta di sektor energi,
berdasarkan kawasan, atau berdasarkan apa? Kalau in Developing Countries in 1999-2001.
itu pun juga masih kurang karena belum tentu ini akan Energy, Telecomunication, Transportation, telekomunikasi, transportasi, dan air minum di negara
dasarnya kawasan perkotaan dan perdesaan, berkembang sepanjang periode 1990-2001. Paling tidak ada
meningkatkan rasa memiliki masyarakat. Oleh karena Water
logikanya kawasan perkotaan kan semakin Penulis : Ada Karina Izaguire dkk. 2.500 proyek infrastruktur swasta selama periode 1990-2001 di
berkembang luas sehingga kawasan pedesaan tak itu dalam program ini harus ada kontribusi masyarakat. Penerbit : The World Bank dan Public Private
Inilah salah satu cara untuk meningkatkan sense of 132 negara berkembang dengan jumlah investasi mencapai
ditangani karena kecepatan pertumbuhan di perkotaan Infrastructure Advisory Facility (PPIAF), 2003
Tebal : xiii + 160 halaman USD 754 milyar yang menjadi dasar kajian laporan ini.
Lenggang
Lenggang
Lenggang
15
Lenggang 8
satu orang yang menangani. ‘’Kadang- belonging masyarakat. Nah, inilah yang kita
Secercah Harapan kadang lancar, kadang-kadang tidak,‘’ kata formulasikan dalam satu kebijakan dan strategi. Kita
mencoba mengakomodasi semua kepentingan
Richard Hopkins,

di Pagelaran A Suhardja, salah satu Ketua RT. Ini terjadi Team Leader WASPOLA Project
stakeholder baik itu dari luar maupun pemerintah
karena pembagian air belum merata. daerah dan komunitas. Kita memfasilitasi saja sampai “Masih banyak
Kendati begitu, warga ada yang
A wal Agustus lalu Kelompok Kerja
AMPL mengunjungi Desa Pagelaran,
Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bagor.
merasa puas. Ini diungkapkan Endih, ketua
RT yang lain. Alasannya, karena RT-nya
ketemu formulasi yang seperti ini. Memang kalau dilihat
dari bahasa birokrat seolah-olah tidak ada artinya tapi
dari bahasa masyarakat itu sudah bagus. Kita
bahasanya tak lagi memerintah tapi membuka
yang harus dilakukan”
WASPOLA pada awalnya menemui banyak kendala
memang berada paling atas. Namun ia juga karena program ini menggunakan pendekatan yang
Desa ini merupakan laboratorium lapangan wawasan. berbeda, yaitu terfokus pada proses dan kerja sama/
menemukan masih banyak air yang
yang menjadi ajang uji coba penerapan koordinasi antarinstansi secara informal maupun formal
terbuang karena tidak ada sistem buka Bagaimana dengan institutional based ? sebagai landasan penyusunan kebijakan. Pada awal
Kebijakan Nasional di bidang air minum dan tutup di rumah-rumah. Itu lebih kompleks karena masalah di institutional perkembangannya WASPOLA berjalan sangat lambat,
penyehatan lingkungan. Dari berbagai tanggapan based itu terkait dengan ‘’coorporate culture’’ masing- hal ini disebabkan oleh belum terbangunnya
Kondisi desa ini tergolong unik. Di masyarakat, Suprapto, dengan gayanya masing sektor khususnya yang sudah dikelola oleh kesepahaman dalam menjalankan program, terutama
pusat desa berada sumber air Ciburial yang perusahaan daerah (PD). Ternyata NPL (Non pengembangan kebijakan melalui pendekatan proses.
yang khas, menyimpulkan beberapa performing loan) sangat besar dan itu tidak bisa kita
menjadi sumber air bagi PDAM Kabupaten Hal lain yang terjadi pada tahap awal adalah
masalah teknis seperti perlunya pecahkan dengan satu kebijakan. Itu harus multi sektor perubahan personal dalam kelompok kerja yang
Bogor, namun penduduknya justru kesulitan memperbesar sumber air, konstruksi harus baik DPR, menteri keuangan, dan Pemda. Harus sangat tinggi, sehingga memerlukan upaya yang relatif
air apalagi di musim kering. Keadaan ini diperkuat, pengelolaan belum maksimal. dipecahkan bersama. Makanya kita pecahkan keras untuk menjaga konsistensi dan progres dari
utamanya melanda RW 8 yang letaknya di Masyarakat ketika dimintai bertahap untuk menyusun national policy for institutional kegiatan WASPOLA secara keseluruhan. Ternyata
sebelah selatan sumber air Ciburial dan based. Kita akan kerja keras lagi karena terlalu banyak pendekatan tersebut berhasil membangun rasa
kontribusinya menyatakan sanggup kepentingan dan stakeholder yang terlibat.
secara topografi memang lebih tinggi. memiliki maupun komitmen yang tinggi dari
menyediakan tenaga dan uang iuran pemerintah, dan ini dapat terlihat dari padatnya
Kepala Desa Pagelaran, H Achmad Tohir, bulanan sekitar Rp 5.000. Pemerintah akan Apa langkah ke depan setelah adanya national kegiatan WASPOLA dalam dua tahun terakhir,
menjelaskan wilayahnya pada Mei tahun menyediakan pipa dan semen. policy seperti ini? khususnya yang berkaitan dengan upaya penyusunan
2000 mengalami bencana muntaber besar- Sebagai tahap awal masyarakat Kita harapkan tidak lagi disetir oleh donor agency. Kita kebijakan yang berbasis lembaga, kerjasama dengan
besaran. Ini akibat buruknya prasarana air diminta membuat peta perumahan dan jalur bisa mandiri. Syukur-syukur kalau bisa dibiayai dari pemerintah kabupaten, dan memetik pelajaran penting
dan lingkungan di desa tersebut. ‘’Beritanya APBN, tanpa utang. Tapi itu tampaknya tidak mungkin. dari masing-masing daerah. Baru pada akhir tahun
pipa yang diharapkan sehingga semua kedua, kegiatan berjalan menunjukkan akselerasinya,
sampai ke mana-mana,‘’ katanya. Sekarang saja anggaran untuk pemukiman hanya 1,135
warga RW 8 dapat menikmati air tersebut. trilyun per tahun. Kecil sekali. Makanya kita harus saat itu kelompok kerja dari instansi terkait mulai
Karena musibah itulah desa ini Masyarakat dengan antusias menyanggupi. memperlihatkan minatnya dalam kegiatan WASPOLA.
melihat sumber-sumber pembiayaan lain untuk itu.
kemudian memperoleh proyek imbal Dalam waktu dekat tim akan kembali ke Kalau kesenjangan sampai 2009, 50 trilyun dengan Hal itu didorong oleh suatu realita bahwa tanggung
swadaya dari Pemda Kabupaten Bogor desa tersebut untuk menindaklanjuti hasil pertumbuhan optimistik, maka harus tersedia 10 trilyun jawab pembangunan sektor air minum dan penyehatan
senilai Rp 20 juta pada tahun 2001. Dari untuk air minum dan penyehatan lingkungan. Ini lingkungan dilimpahkan kepada pemerintah daerah,
kerja masyarakat. sesuai dengan pelaksanaan otonomi daerah. Tahun
situlah kemudian masyarakat bergerak masalah. Makanya selain kita ‘berjualan’, kita juga
dituntut bisa menerangkan kepada pemerintah daerah ketiga sampai dengan terakhir (2003) menunjukkan
mencari sumber air sendiri. Akhirnya aktivitas Kelompok Kerja WASPOLA yang semakin
misalnya daripada beli kendaraan dinas lebih baik
masyarakat memperoleh sumber air yang anggaran AMPL yang dinaikkan. Misalnya dari 3 meningkat dan produktif. Tidak saja dalam kegiatan
letaknya di Desa Pasir Erih, Kecamatan persen APBD menjadi 8 persen. Nah kalau daerah mau diskusi kebijakan, tetapi juga dalam beberapa aktivitas
Taman Sari, pada sebidang tanah seluas tapi beralasan tidak punya uang maka kita akan ajak lapangan yang mendukung dalam reformasi
berbagi beban. kebijakan. Hal ini menunjukkan bahwa rasa memiliki
290 meter persegi. Debitnya 10,6 liter per
dari pihak pemerintah terhadap kegiatan sudah
detik. Lokasi sumber air letaknya 13 meter semakin baik. Pada akhirnya semua pihak, terutama
Pendekatan program ini memerlukan perubahan
lebih tinggi dari Pagelaran. Pada awal 2003 kelompok kerja lintas departemen menyadari bahwa
paradigma. Kendala apa yang muncul?
air sudah mengalir meski dengan pemipaan Banyak. Yang pasti masih banyak orang yang tidak
pengembangan kebijakan dengan metoda partisipatif,
yang sederhana. ‘’Masyarakat pun mulai walaupun awalnya dipandang sangat membosankan,
mau berubah khususnya birokrat. Yang kedua adalah
tetapi menghasilkan banyak hal yang berguna. Dan
berubah. Awalnya mandi sungai, kini sudah ego dari masing-masing sektor? Bahwa dia selalu ingin
yang lebih penting kebijakan yang dihasilkan dapat
mulai di kamar mandi,‘’ kata Kades. leader dalam sektor. Yang ketiga struktur kelem-
diterima oleh semua pihak, karena semuanya terlibat
Dalam dialog dengan metode MPA bagaan. Perlu perubahan struktur kelembagaan
dalam proses pengembangannya.Walaupun sudah
Aspirasi: Seorang Ketua RT di Desa Pagelaran sedang menyampaikan aspirasinya misalnya pemerintah lebih pada peran fasilitasi secara
yang dipandu oleh Suprapto, SKM dari berkenaan dengan proyek air bersih di desanya dengan dipandu fasilitator dari nyata bukan lip service saja. Mau nggak pemerintah
banyak hasil yang dicapai tetapi pekerjaan masih
Kelompok Kerja AMPL terungkap Kelompok Kerja AMPL banyak yang harus dilakukan.
turun bersama masyarakat memecahkan masalah.
pengelolaan air belum baik. Selama ini baru Soalnya ini menjadi kebiasaan dulu. Makanya perlu
ada perubahan kultur dan usaha bersama.
Opini Opini Lenggang
Lenggang
Opini Opini Lenggang Lenggang 14
9
Ujicoba Pelaksanaan Kebijakan Nasional harus
Pembangunan Air Minum memperhatikan
keragaman dan
dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat kebutuhan daerah.
Artinya penyelenggaraan
Suatu pendekatan baru dalam pengembangan kebijakan pembangunan daerah
Oleh: Sofyan Iskandar
WASPOLA Project Coordinator
harus memperhatikan
aspirasi masyarakat dan
Latar Belakang berbasis daerah.
Berangkat dari kenyataan bahwa tanggung sumbangsih yang optimal dalam proses Pemerintah pusat,
jawab pembangunan sektor air minum dan penyehatan penyempurnaan kebijakan, juga diharapkan langsung
dapat diadaptasikan dalam penyusunan kebijakan lanjutnya, hanya akan
lingkungan sekarang ini berada di tangan pemerintah
daerah, maka Kelompok Kerja WASPOLA melakukan sektor AMPL di daerah. menjalankan fungsi
suatu terobosan baru dalam pengembangan pengarah dan
kebijakan, khususnya dalam sektor air minum dan mempercayakan
penyehatan lingkungan. Dengan melibatkan Secara garis besar, tujuan ujicoba Kebijakan sepenuhnya kekuatan
stakeholder yang luas, khususnya di tingkat daerah,
Nasional Pembangunan AMPL Berbasis daerah dalam
diharapkan aspirasi daerah dapat terakomodasikan,
dan pada akhirnya kebijakan yang dikembangkan Masyarakat adalah: melaksanakan program
Dialog: Para peserta pertemuan tahunan koordinasi TKK dan TKP proyek WSLIC II
dapat diterapkan di tingkat daerah. 1. Diperolehnya masukan dari daerah guna sedang berdialog dengan pengelola proyek di Desa Ngebruk, Kab. Malang, Jawa Timur. pembangunan.
Setelah gagasan di atas disepakati pada
penyempurnaan ‘’Berdasarkan tanggung jawab tersebut
Pertemuan Tahunan
tingkat kelompok kerja nasional, kemudian timbul maka pemerintah memiliki komitmen yang
beberapa pertanyaan yang harus dijawab, berapa 2. Diadaptasinya pokok-pokok kebijakan
kuat untuk meningkatkan kapasitas daerah,‘’
Koordinasi TKK dan
sumber daya yang diperlukan dalam memfasilitasi yang dituangkan dalam kebijakan AMPL
peran serta daerah di seluruh Indonesia, siapa yang katanya.
dalam pengembangan kebijakan daerah
Berkaitan dengan proyek WSLIC ini
TKP Proyek WSLIC II
akan melakukannya, bagaimana mekanismenya,
berapa lama waktu yang diperlukan, dan lain 3. Diperolehnya masukan dalam pemasaran dihimbau agar daerah mengalokasikan dana
sebagainya. kebijakan ke daerah lain pendamping dari APBD terutama untuk
Tentu tidak mudah memfasilitasi 400-an
digunakan lintas sektor karena dana APBN
tusan-utusan dari 33 kabupaten dan
kabupaten/kota dalam waktu yang relatif singkat,
sedangkan Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL
Berbasis Masyarakat sendiri harus segera disele-
saikan untuk mencapai konsep akhir pada
Pemilihan Daerah
Dari serangkaian diskusi yang dilakukan
dalam lingkup kelompok kerja, disepakati untuk
U tujuh propinsi menghadiri pertemuan
tahunan koordinasi TKK (Tim Koordinasi
sangat terbatas.
Pertemuan itu juga dihadiri Direktur
Kesehatan dan Gizi, Bappenas, Drs Arum
mengundang beberapa daerah yang memiliki potensi Kabupaten) dan TKP (Tim Koordinasi
pertengahan tahun 2003. Dengan pertimbangan dalam memperkaya kebijakan yang sedang disusun. Atmawikarta, SKM, MA, Direktur Permukiman
keterbatasan sumber daya, diputuskan bahwa hanya Propinsi) di Hotel Hilton, Surabaya, 20-22
Pemilihan didasarkan kepada adanya kegiatan yang dan Perumahan, Bappenas, Ir Basah
beberapa daerah terpilih yang dilibatkan dalam tahap sejalan dengan implementasi kebijakan, misalnya ada Agustus 2003. Pertemuan itu bertujuan
pertama, sedangkan tahap selanjutnya akan dilakukan Hernowo, MA, Sekditjen Pemberantasan
proyek yang secara prinsip sudah menerapkan untuk meningkatkan kerja sama TKK dan
dengan skala lebih luas disertai penyempurnaan Penyakit Menular dan Penyehatan
kaidah-kaidah yang dikandung dalam kebijakan, TKP dalam pelaksanaan proyek WSLIC II
pendekatan, setelah belajar dari tahap pertama seperti proyek WSLIC2, proyek sanitasi UNICEF, dan Lingkungan Depkes, Dr Syafii Ahmad, MPH,
tentunya. (Water and Sanitation for Low Income
proyek air bersih yang dikelola oleh KfW/GTZ. Sesditjen Bina Pembangunan Daerah,
Menentukan beberapa daerahpun bukan Communities), mengevaluasi pelaksanaan
Diupayakan agar pemilihan daerah juga seoptimal Depdagri, Ir Suhatmansyah IS, MSi, Direktur
persoalan yang mudah, karena ada kekhawatiran mungkin dapat memperlihatkan sebaran yang kegiatan proyek WSLIC II, dan perencanaan
keikutsertaannya hanya karena dorongan kepatuhan Perkotaan dan Perdesaan Wilayah Timur,
memadai secara geografis. kegiatan WSLIC II. Sebagai studi banding
daerah kepada pusat, bukan karena pemahaman Ditjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan,
Ada keraguan awalnya, apakah daerah mau para peserta dibawa ke beberapa lokasi di
kesadaran pentingnya pembangunan sektor AMPL di turut serta dalam kegiatan pengembangan kebijakan, HM Nur Nasution, MSC, Direktur Bina
daerahnya secara khusus dan Indonesia secara Kabupaten Malang untuk meninjau dari
yang nota bene tidak ada hubungannya dengan proyek Sumber Daya Alam dan Tekonologi Tepat
umum. Di sisi lain, WASPOLA yang mempromosikan dekat proyek tersebut.
fisik. Biasanya daerah tertarik dengan kegiatan fisik Guna, Ditjen Pemberdayaan Masyarakat
pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive atau kegiatan yang diikuti dengan kegiatan Acara dibuka oleh Deputi Sarana dan
approach ) juga ingin menghindarkan pola penunjukan Desa, Depdagri, Drs H Syamsul Arief Rifai,
pembangunan fisik. Tetapi kegiatan WASPOLA sama Prasarana Bappenas Ir E. Suyono Dikun
sepihak, yang tidak memberikan peluang kepada Msi.
sekali tidak membawa proyek fisik. Semata-mata Ph.D, IPM dan sekaligus memberikan
daerah untuk mengemukakan keinginan atau hanya dialog kebijakan, yang ditengarai akan Setelah pertemuan di ruangan,
keberatannya terhadap program yang ditawarkan. pengarahan. Dalam pengarahannya
membosankan. peserta mengunjungi proyek WSLIC II di
Sehingga daerah yang terpilih dapat memberikan dikatakan bahwa pembangunan daerah
Kabupaten Malang.
13
masyarakat yang sifatnya mendorong dan 10
memberdayakan masyarakat agar mereke dapat Ternyata praduga tersebut sama sekali tidak Dari 10 daerah yang mengajukan
Keberpihakan pada Masyarakat
merencanakan, membangun dan mengelola sendiri terbukti, bahkan dari 10 daerah yang diundang ke minat turut serta, ternyata yang dipilih
Miskin dalam semiloka yang diadakan di Yogyakarta pada
prasarana dan sarana air minum dan penyehatan hanya 4 daerah. Hal ini disebabkan sumber
Pada prinsipnya seluruh masyarakat tanggal 9-11 Oktober 2002, semua daerah menyatakan
lingkungan serta melaksanakan secara mandiri daya yang dimiliki Kelompok Kerja WASPOLA sangat
Indonesia berhak untuk mendapatkan pelayanan air berminat turut serta dalam kegiatan ujicoba
kegiatan pendukung lainnya. terbatas. Keempat daerah tersebut adalah Kabupaten
minum dan penyehatan lingkungan yang layak dan pelaksanaan kebijakan nasional AMPL. Sumba Timur, Kabupaten Subang, Kabupaten Musi
terjangkau. Oleh sebab itu, dengan melihat
Peran Aktif Masyarakat Banyuasin, dan Kabupaten Solok.
keterbatasan yang dimiliki maka pembangunan air
minum dan penyehatan lingkungan harus Seluruh masyarakat harus terlibat secara aktif Daerah yang diundang ke dalam Semiloka
memperhatikan dan melibatkan secara aktif kelompok dalam setiap tahapan pembangunan air minum dan Proses Ujicoba
penyehatan lingkungan. Namun demikian, mengingat Kebijakan Nasional AMPL Secara garis besar, proses ujicoba kebijakan
masyarakat miskin dan kelompok masyarakat tidak
beruntung lainnya dalam proses pengambilan keterbatasan ruang dan waktu maka keterlibatan 1. Kabupaten Sumba Timur, NTT dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tahap
keputusan sehingga kebutuhan mereka dapat tersebut melalui mekanisme perwakilan yang pemahaman, tahap pendalaman, dan tahap kerja
2. Kabupaten Sumba Barat, NTT
terpenuhi secara layak, adil dan terjangkau. demokratis serta mencerminkan dan mandiri. Hanya tahap pertama dan kedua yang
merepresentasikan keinginan dan kebutuhan 3. Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT mendapat dukungan fasilitasi dari Sekretariat/
mayoritas masyarakat. 4. Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah Kelompok Kerja WASPOLA, sedangkan tahap kerja
Peran Perempuan dalam Pengambilan
mandiri merupakan aktivitas yang dilakukan sendiri oleh
Keputusan 5. Kabupaten Garut, Jawa Barat
daerah dalam mengembangkan kebijakan daerah dan
Peranan perempuan untuk memenuhi Pelayanan Optimal dan Tepat Sasaran
6. Kabupaten Subang, Jawa Barat operasionalisasinya.
kebutuhan air minum dan penyehatan lingkungan untuk Yang dimaksud dengan optimal adalah
kualitas pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan 7. Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel Tahap pemahaman, intinya adalah
kepentingan sehari-hari sangat dominan, sehingga memberikan pemahaman tentang pentingnya sektor
sudah sewajarnya perempuan diikutsertakan secara kemampuan masyarakat, pemerataan akses untuk 8. Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, Sumbar
semua lapisan masyarakat, dan kenyamanan dalam AMPL terhadap stakeholder kunci di daerah, dilakukan
aktif dalam pembangunan air minum dan penyehatan 9. Kabupaten Solok, Sumbar dengan kunjungan baik formal maupun informal, diskusi,
lingkungan. Hal ini didukung melalui studi yang mendapatkan pelayanan. Sedangkan tepat sasaran
diartikan sebagai cakupan pelayanan prasarana dan 10. Kabupaten Pasaman, Sumbar pertemuan, sampai dengan lokakarya. Kegiatan utama
dilakukan oleh UNICEF dengan Bank Dunia terhadap yang dilakukan pada tahap ini di semua daerah adalah
proyek-proyek air minum dan penyehatan lingkungan sarana air minum dan penyehatan lingkungan yang
dibangun sesuai dengan permasalahan yang dengan melakukan kajian kondisi pelayanan AMPL
yang dilakukan di Indonesia, Pelibatan perempuan, Keberhasilan dalam meyakinkan daerah masa lalu, masa sekarang, dan kondisi yang akan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan dihadapi oleh masyarakat. bahwa pembangunan sektor AMPL memerlukan datang. Sehingga stakeholder daerah mengenali
pengelolaan prasarana dan sarana air minum dan perhatian khusus, lahir dari suatu upaya yang dilakukan masalah, tantangan, dan peluang yang dihadapi dalam
penyehatan lingkungan terbukti meningkatkan Penerapan Prinsip Pemulihan Biaya secara terbuka dan partisipatif. Pada kesempatan pembangunan sektor AMPL di daerahnya. Lebih jauh
keberlanjutan pelayanan prasarana dan sarana yang Kapasitas dan kemampuan anggaran tersebut dijelaskan tentang maksud dan tujuan dari stakeholder daerah dapat mulai menyusun rencana
dibangun. pemerintah (pusat dan daerah) yang ada tidak ujicoba kebijakan, dan kegiatan apa saja yang garis besar dalam pembangunan AMPL di daerahnya.
mencukupi untuk terus membangun dan mengelola mungkin dilakukan. Di samping itu juga daerah secara Tahap pendalaman, adalah kelanjutan dari
Akuntabilitas Proses Perencanaan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan bersama-sama mendiskusikan bagaimana caranya tahap sebelumnya yang intinya mengajak stakeholder
Dalam era desentralisasi dan keterbukaan lingkungan bagi masyarakat. Untuk menunjang agar kebijakan tersebut dapat diaplikasikan di daerah. daerah dalam mengkaji substansi kebijakan nasional
maka pembangunan air minum dan penyehatan keberlanjutan pelayanan maka pembangunan dan Termasuk di dalamnya penetapan kriteria daerah yang AMPL. Proses yang ditempuh adalah mendiskusikan
lingkungan harus menempatkan masyarakat sasaran pengelolaan pelayanan air minum dan penyehatan paling memenuhi syarat untuk turut serta dalam pokok-pokok kebijakan yang dibahas secara
tidak lagi sebagai objek pembangunan namun sebagai lingkungan perlu memperhatikan prinsip pemulihan kegiatan ujicoba kebijakan, apabila tidak semua partisipatif dalam konteks kedaerahan. Untuk
subjek pembangunan. Kebijakan ini bertujuan biaya. daerah dapat ikut serta. memperkaya pemahaman, dilakukan juga kajian
meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap Sehubungan dengan hal tersebut, penerapan
terhadap proyek yang gagal dan yang berhasil. Dengan
prasarana terbangun serta meningkatkan kemampuan prinsip pemulihan biaya tersebut harus
melakukan kunjungan ke lokasi proyek, melakukan
masyarakat untuk mengenali lebih dini sistem dikomunikasikan secara terbuka, agar semua pihak
Tiga kriteria yang penting pemilihan daerah wawancara dengan kelompok masyarakat pengguna,
pengelolaannya. Untuk itu, pembangunan air minum yang berkepentingan (stakeholder ) terutama
dan kemudian mengangkat temuan-temuan ke dalam
dan penyehatan lingkungan harus lebih terbuka, masyarakat pengguna, agar mereka mengetahui menurut peserta semiloka: suatu pertemuan pembahasan di tingkat kabupaten.
transparan serta memberikan peluang kepada semua besarnya investasi dalam pembangunan prasarana
dan sarana tersebut. 1. Adanya dukungan daerah dinyatakan
pelaku untuk memberikan kontribusi sesuai dengan Hasil Ujicoba
kemampuan sumber daya yang ada pada seluruh dengan surat kepala daerah
Adanya pemahaman stakeholder daerah bahwa
tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, * Disarikan dari dokumen Kebijakan Nasional 2. Komitmen partisipasi dalam kegiatan yang keberlanjutan pelayanan prasarana dan sarana
pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan dan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan dinyatakan dengan kesanggupan memben- AMPL ditentukan oleh lima faktor yaitu sosial,
pengembangan pelayanan. kelembagaan, pembiayaan, teknis dan lingkungan.
Lingkungan Berbasis Masyarakat yang telah tuk atau memfungsikan tim teknis daerah
Seluruh daerah memahami bahwa semua
Peran Pemerintah sebagai Fasilitator disepakati oleh lintas sektor terdiri dari 3. Kondisi wilayah, hubungannya dengan komponen saling berkaitan, tetapi masing-masing
Fasilitasi tidak diartikan sebagai pemberian Bappenas, Depdagri, Depkeu, kompleksitas masalah dan sebaran daerah memandang ada faktor tertentu yang
prasarana dan sarana fisik maupun subsidi langsung, dominan. Di Sumba Timur misalnya, faktor sosial
namun pemerintah harus memberikan bimbingan Depkimpraswil, dan Depkes. geografis
dianggap lebih dominan, karena keberhasilan
teknis dan non teknis secara terus menerus kepada pembangunan prasarana dan sarana AMPL akan
11
Ragam
Ra R
g a
Ragamamg a m 12
tercapai apabila hambatan sosial dalam menghimpun pendapat dari kalangan yang
berupa struktur sosial masyarakat dapat luas dalam waktu yang relatif singkat KEBIJAKAN NASIONAL
dimanfaatkan secara optimal. Sedangkan Dengan mengabaikan bentuk legal dari kebijakan
di Kabupaten Subang, dipandang masalah teknis yang saat ini belum ada, daerah dapat PEMBANGUNAN AIR MINUM
lebih menentukan, mengingat daerahnya terbagi mengadaptasi pokok-pokok kebijakan yang ada,
menjadi 3 karakter wilayah, yaitu pegunungan, karena secara substansial dapat diterima dan DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
dataran, dan pantai. Pemilihan pendekatan dan dipahami. Tetapi bukan berarti tidak diperlukan
teknologi menjadi perhatian daerah Subang. Di bentuk legal. BERBASIS MASYARAKAT *
Solok, peranan kelembagaan
dianggap dominan, ketika
peranan nagari memiliki posisi
TUJUAN
yang strategis dalam Pilihan yang Diinformasikan sebagai Dasar
keberlanjutan pelayanan dalam Pendekatan Tanggap Kebutuhan
1. Umum
AMPL. Seperti di Subang, Pendekatan tanggap kebutuhan menem-
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
Kabupaten Musi Banyuasin juga patkan masyarakat pada posisi teratas dalam
pengelolaan air minum dan penyehatan lingkung-
memandang aspek teknologi pengambilan keputusan, baik dalam hal pemilihan
an yang berkelanjutan
dominan, berkaitan dengan sistem yang akan dibangun, pola pendanaan, maupun
wilayah pasang surut dan tata cara pengelolaannya. Untuk meningkatkan
2. Khusus
bantaran sungai yang relatif efektivitas pendekatan tanggap kebutuhan, pemerintah
a. Meningkatkan pembangunan, penyediaan, pe-
luas. sebagai fasilitator harus memberikan pilihan yang
meliharaan prasarana dan sarana air minum
Adanya pengakuan dari diinformasikan (informed choice ) yang menyangkut
dan penyehatan lingkungan
peserta daerah bahwa pokok- seluruh aspek pembangunan air minum dan
b. Meningkatkan kehandalan dan keberlanjutan
pokok kebijakan secara umum penyehatan lingkungan, seperti aspek tenologi,
pelayanan prasarana dan sarana air minum
dapat dipahami, juga dapat pembiayaan, lingkungan, sosial dan budaya serta
dan penyehatan lingkungan.
dijadikan acuan oleh daerah kelembagaan pengelolaan.
dalam pelaksanaan pembang-
unan sektor AMPL. Di Kabupaten
BUTIR-BUTIR KEBIJAKAN Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Subang, tim kerja daerah dapat
Pembangunan air minum, mulai dari
merumuskan visi dan misi
Air merupakan Benda Sosial dan Benda pengambilan sumber air, pengaliran air baku,
program AMPL yaitu Subang
MPA: Anggota kelompok kerja AMPL sedang memfasilitasi warga Ekonomi pengolahan air minum, jaringan distribusi air minum
Sehat 2008. Tim kerja daerah masyarakat untuk menentukan kebijakan dengan sendirinya
Hingga saat ini sebagian anggota masyarakat sampai dengan sambungan rumah dilaksanakan
Musi Banyuasin meninjau menggunakan metodologi pendekatan partisipasi.
masih berpandangan bahwa air sebagai sumber dengan mempertimbangkan kaidah dan norma
kembali target Muba Sehat
kehidupan semata-mata merupakan benda sosial kelestarian lingkungan. Demikian juga pembangunan
2005. Tim kerja daerah Solok memformulasikan
(public goods ) yang dapat diperoleh secara cuma- prasarana dan sarana penyehatan lingkungan,
Solok Sehat 2010. Tim kerja daerah Sumba Timur Penutup
cuma serta tidak mempunyai nilai ekonomi. khususnya pengelolaan limbah dan persampahan juga
memperkaya pemahaman terhadap visi misi Setelah dokumen Kebijakan Nasional
Dampaknya adalah masyarakat tidak mempunyai dilaksanakan mengikuti kaidah dan norma kelestarian
Sumba Timur khususnya sektor AMPL. Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat ini
keinginan untuk melestarikan lingkungan dan sumber lingkungan. Dengan demikian diharapkan adanya
Walaupun sudah dapat dipahami, tetapi konsep diperbaiki dan disahkan, tahap selanjutnya adalah
daya air (kualitas dan kuatitas), dan mengeksploitasi sinergi antara upaya peningkatan kualitas hidup
kebijakan yang ada masih memerlukan perbaikan, pelaksanakan secara nasional. Yang masih menjadi
air sebagai benda bebas dan berlebihan, dan stagnasi masyarakat dengan upaya peningkatan kelestarian
khususnya penggunaan istilah yang kurang jelas pekerjaan rumah bagi Kelompok Kerja Nasional
(kemacetan) dalam pengembangan ilmu dan teknologi lingkungan.
maknanya. adalah bagaimana menentukan cara yang efektif
Terjadi peningkatan intensitas komunikasi dan dalam pelaksanaannya. Apakah dilakukan dengan untuk penggunaan kembali (reuse ) dan pendaur-
koordinasi antar stakeholder AMPL daerah, hal ini ulangan (recycle ) air. Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
cara persis seperti yang telah dilakukan pada empat Agar pelayanan air minum dan penyehatan
dapat mendorong efisiensi pembangunan sektor daerah ujicoba, tentunya diperlukan sumber daya yang Untuk mengubah pandangan tersebut
AMPL diperlukan upaya kampanye publik kepada seluruh lingkungan dapat memberikan manfaat secara
cukup besar, terutama pendanaan dan kesiapan berkelanjutan, maka pembangunan air minum dan
Pengenalan metodologi partisipatif dalam fasilitator yang berkualitas. Diperlukan upaya-upaya lapisan masyarakat bahwa air merupakan benda
pengembangan kebijakan merupakan daya tarik langka yang mempunyai nilai ekonomi dan penyehatan lingkungan harus mampu mengubah
terobosan guna melaksanakan kebijakan ini, supaya perilaku masyarakat dalam menjaga dan
bagi daerah, karena disamping dapat memberikan kebijakan ini bukan saja diterima secara formal, tetapi memerlukan pengorbanan untuk mendapatkannya,
masukan secara substansial, juga metoda tersebut baik berupa uang maupun waktu. Sesuai dengan sifat meningkatkan derajat kesehatan sebagai dasar
juga diterapkan dalam tataran operasional. Disamping menuju kualitas hidup lebih baik. Upaya yang dilakukan
dapat dicontoh dalam perencanaan pembangunan itu yang tidak kalah pentingnya adalah fleksibilitas sebagai benda ekonomi, maka prinsip utama dalam
secara umum. Metoda ini dipandang cukup efektif pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan adalah menjadikan komponen pendidikan perilaku
Kelompok Kerja Nasional terhadap masukan- hidup bersih dan sehat sebagai komponen utama
masukan dari daerah lain yang mungkin belum adalah pengguna harus membayar atas pelayanan
yang diperolehnya. selain komponen fisik dalam pembangunan air minum
tertampung, yang mungkin dapat diakomodasikan dan penyehatan lingkungan.
dalam tahap penyempurnaan selanjutnya.
11
Ragam
Ra R
g a
Ragamamg a m 12
tercapai apabila hambatan sosial dalam menghimpun pendapat dari kalangan yang
berupa struktur sosial masyarakat dapat luas dalam waktu yang relatif singkat KEBIJAKAN NASIONAL
dimanfaatkan secara optimal. Sedangkan Dengan mengabaikan bentuk legal dari kebijakan
di Kabupaten Subang, dipandang masalah teknis yang saat ini belum ada, daerah dapat PEMBANGUNAN AIR MINUM
lebih menentukan, mengingat daerahnya terbagi mengadaptasi pokok-pokok kebijakan yang ada,
menjadi 3 karakter wilayah, yaitu pegunungan, karena secara substansial dapat diterima dan DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
dataran, dan pantai. Pemilihan pendekatan dan dipahami. Tetapi bukan berarti tidak diperlukan
teknologi menjadi perhatian daerah Subang. Di bentuk legal. BERBASIS MASYARAKAT *
Solok, peranan kelembagaan
dianggap dominan, ketika
peranan nagari memiliki posisi
TUJUAN
yang strategis dalam Pilihan yang Diinformasikan sebagai Dasar
keberlanjutan pelayanan dalam Pendekatan Tanggap Kebutuhan
1. Umum
AMPL. Seperti di Subang, Pendekatan tanggap kebutuhan menem-
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
Kabupaten Musi Banyuasin juga patkan masyarakat pada posisi teratas dalam
pengelolaan air minum dan penyehatan lingkung-
memandang aspek teknologi pengambilan keputusan, baik dalam hal pemilihan
an yang berkelanjutan
dominan, berkaitan dengan sistem yang akan dibangun, pola pendanaan, maupun
wilayah pasang surut dan tata cara pengelolaannya. Untuk meningkatkan
2. Khusus
bantaran sungai yang relatif efektivitas pendekatan tanggap kebutuhan, pemerintah
a. Meningkatkan pembangunan, penyediaan, pe-
luas. sebagai fasilitator harus memberikan pilihan yang
meliharaan prasarana dan sarana air minum
Adanya pengakuan dari diinformasikan (informed choice ) yang menyangkut
dan penyehatan lingkungan
peserta daerah bahwa pokok- seluruh aspek pembangunan air minum dan
b. Meningkatkan kehandalan dan keberlanjutan
pokok kebijakan secara umum penyehatan lingkungan, seperti aspek tenologi,
pelayanan prasarana dan sarana air minum
dapat dipahami, juga dapat pembiayaan, lingkungan, sosial dan budaya serta
dan penyehatan lingkungan.
dijadikan acuan oleh daerah kelembagaan pengelolaan.
dalam pelaksanaan pembang-
unan sektor AMPL. Di Kabupaten
BUTIR-BUTIR KEBIJAKAN Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Subang, tim kerja daerah dapat
Pembangunan air minum, mulai dari
merumuskan visi dan misi
Air merupakan Benda Sosial dan Benda pengambilan sumber air, pengaliran air baku,
program AMPL yaitu Subang
MPA: Anggota kelompok kerja AMPL sedang memfasilitasi warga Ekonomi pengolahan air minum, jaringan distribusi air minum
Sehat 2008. Tim kerja daerah masyarakat untuk menentukan kebijakan dengan sendirinya
Hingga saat ini sebagian anggota masyarakat sampai dengan sambungan rumah dilaksanakan
Musi Banyuasin meninjau menggunakan metodologi pendekatan partisipasi.
masih berpandangan bahwa air sebagai sumber dengan mempertimbangkan kaidah dan norma
kembali target Muba Sehat
kehidupan semata-mata merupakan benda sosial kelestarian lingkungan. Demikian juga pembangunan
2005. Tim kerja daerah Solok memformulasikan
(public goods ) yang dapat diperoleh secara cuma- prasarana dan sarana penyehatan lingkungan,
Solok Sehat 2010. Tim kerja daerah Sumba Timur Penutup
cuma serta tidak mempunyai nilai ekonomi. khususnya pengelolaan limbah dan persampahan juga
memperkaya pemahaman terhadap visi misi Setelah dokumen Kebijakan Nasional
Dampaknya adalah masyarakat tidak mempunyai dilaksanakan mengikuti kaidah dan norma kelestarian
Sumba Timur khususnya sektor AMPL. Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat ini
keinginan untuk melestarikan lingkungan dan sumber lingkungan. Dengan demikian diharapkan adanya
Walaupun sudah dapat dipahami, tetapi konsep diperbaiki dan disahkan, tahap selanjutnya adalah
daya air (kualitas dan kuatitas), dan mengeksploitasi sinergi antara upaya peningkatan kualitas hidup
kebijakan yang ada masih memerlukan perbaikan, pelaksanakan secara nasional. Yang masih menjadi
air sebagai benda bebas dan berlebihan, dan stagnasi masyarakat dengan upaya peningkatan kelestarian
khususnya penggunaan istilah yang kurang jelas pekerjaan rumah bagi Kelompok Kerja Nasional
(kemacetan) dalam pengembangan ilmu dan teknologi lingkungan.
maknanya. adalah bagaimana menentukan cara yang efektif
Terjadi peningkatan intensitas komunikasi dan dalam pelaksanaannya. Apakah dilakukan dengan untuk penggunaan kembali (reuse ) dan pendaur-
koordinasi antar stakeholder AMPL daerah, hal ini ulangan (recycle ) air. Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
cara persis seperti yang telah dilakukan pada empat Agar pelayanan air minum dan penyehatan
dapat mendorong efisiensi pembangunan sektor daerah ujicoba, tentunya diperlukan sumber daya yang Untuk mengubah pandangan tersebut
AMPL diperlukan upaya kampanye publik kepada seluruh lingkungan dapat memberikan manfaat secara
cukup besar, terutama pendanaan dan kesiapan berkelanjutan, maka pembangunan air minum dan
Pengenalan metodologi partisipatif dalam fasilitator yang berkualitas. Diperlukan upaya-upaya lapisan masyarakat bahwa air merupakan benda
pengembangan kebijakan merupakan daya tarik langka yang mempunyai nilai ekonomi dan penyehatan lingkungan harus mampu mengubah
terobosan guna melaksanakan kebijakan ini, supaya perilaku masyarakat dalam menjaga dan
bagi daerah, karena disamping dapat memberikan kebijakan ini bukan saja diterima secara formal, tetapi memerlukan pengorbanan untuk mendapatkannya,
masukan secara substansial, juga metoda tersebut baik berupa uang maupun waktu. Sesuai dengan sifat meningkatkan derajat kesehatan sebagai dasar
juga diterapkan dalam tataran operasional. Disamping menuju kualitas hidup lebih baik. Upaya yang dilakukan
dapat dicontoh dalam perencanaan pembangunan itu yang tidak kalah pentingnya adalah fleksibilitas sebagai benda ekonomi, maka prinsip utama dalam
secara umum. Metoda ini dipandang cukup efektif pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan adalah menjadikan komponen pendidikan perilaku
Kelompok Kerja Nasional terhadap masukan- hidup bersih dan sehat sebagai komponen utama
masukan dari daerah lain yang mungkin belum adalah pengguna harus membayar atas pelayanan
yang diperolehnya. selain komponen fisik dalam pembangunan air minum
tertampung, yang mungkin dapat diakomodasikan dan penyehatan lingkungan.
dalam tahap penyempurnaan selanjutnya.
13
masyarakat yang sifatnya mendorong dan 10
memberdayakan masyarakat agar mereke dapat Ternyata praduga tersebut sama sekali tidak Dari 10 daerah yang mengajukan
Keberpihakan pada Masyarakat
merencanakan, membangun dan mengelola sendiri terbukti, bahkan dari 10 daerah yang diundang ke minat turut serta, ternyata yang dipilih
Miskin dalam semiloka yang diadakan di Yogyakarta pada
prasarana dan sarana air minum dan penyehatan hanya 4 daerah. Hal ini disebabkan sumber
Pada prinsipnya seluruh masyarakat tanggal 9-11 Oktober 2002, semua daerah menyatakan
lingkungan serta melaksanakan secara mandiri daya yang dimiliki Kelompok Kerja WASPOLA sangat
Indonesia berhak untuk mendapatkan pelayanan air berminat turut serta dalam kegiatan ujicoba
kegiatan pendukung lainnya. terbatas. Keempat daerah tersebut adalah Kabupaten
minum dan penyehatan lingkungan yang layak dan pelaksanaan kebijakan nasional AMPL. Sumba Timur, Kabupaten Subang, Kabupaten Musi
terjangkau. Oleh sebab itu, dengan melihat
Peran Aktif Masyarakat Banyuasin, dan Kabupaten Solok.
keterbatasan yang dimiliki maka pembangunan air
minum dan penyehatan lingkungan harus Seluruh masyarakat harus terlibat secara aktif Daerah yang diundang ke dalam Semiloka
memperhatikan dan melibatkan secara aktif kelompok dalam setiap tahapan pembangunan air minum dan Proses Ujicoba
penyehatan lingkungan. Namun demikian, mengingat Kebijakan Nasional AMPL Secara garis besar, proses ujicoba kebijakan
masyarakat miskin dan kelompok masyarakat tidak
beruntung lainnya dalam proses pengambilan keterbatasan ruang dan waktu maka keterlibatan 1. Kabupaten Sumba Timur, NTT dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tahap
keputusan sehingga kebutuhan mereka dapat tersebut melalui mekanisme perwakilan yang pemahaman, tahap pendalaman, dan tahap kerja
2. Kabupaten Sumba Barat, NTT
terpenuhi secara layak, adil dan terjangkau. demokratis serta mencerminkan dan mandiri. Hanya tahap pertama dan kedua yang
merepresentasikan keinginan dan kebutuhan 3. Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT mendapat dukungan fasilitasi dari Sekretariat/
mayoritas masyarakat. 4. Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah Kelompok Kerja WASPOLA, sedangkan tahap kerja
Peran Perempuan dalam Pengambilan
mandiri merupakan aktivitas yang dilakukan sendiri oleh
Keputusan 5. Kabupaten Garut, Jawa Barat
daerah dalam mengembangkan kebijakan daerah dan
Peranan perempuan untuk memenuhi Pelayanan Optimal dan Tepat Sasaran
6. Kabupaten Subang, Jawa Barat operasionalisasinya.
kebutuhan air minum dan penyehatan lingkungan untuk Yang dimaksud dengan optimal adalah
kualitas pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan 7. Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel Tahap pemahaman, intinya adalah
kepentingan sehari-hari sangat dominan, sehingga memberikan pemahaman tentang pentingnya sektor
sudah sewajarnya perempuan diikutsertakan secara kemampuan masyarakat, pemerataan akses untuk 8. Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, Sumbar
semua lapisan masyarakat, dan kenyamanan dalam AMPL terhadap stakeholder kunci di daerah, dilakukan
aktif dalam pembangunan air minum dan penyehatan 9. Kabupaten Solok, Sumbar dengan kunjungan baik formal maupun informal, diskusi,
lingkungan. Hal ini didukung melalui studi yang mendapatkan pelayanan. Sedangkan tepat sasaran
diartikan sebagai cakupan pelayanan prasarana dan 10. Kabupaten Pasaman, Sumbar pertemuan, sampai dengan lokakarya. Kegiatan utama
dilakukan oleh UNICEF dengan Bank Dunia terhadap yang dilakukan pada tahap ini di semua daerah adalah
proyek-proyek air minum dan penyehatan lingkungan sarana air minum dan penyehatan lingkungan yang
dibangun sesuai dengan permasalahan yang dengan melakukan kajian kondisi pelayanan AMPL
yang dilakukan di Indonesia, Pelibatan perempuan, Keberhasilan dalam meyakinkan daerah masa lalu, masa sekarang, dan kondisi yang akan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan dihadapi oleh masyarakat. bahwa pembangunan sektor AMPL memerlukan datang. Sehingga stakeholder daerah mengenali
pengelolaan prasarana dan sarana air minum dan perhatian khusus, lahir dari suatu upaya yang dilakukan masalah, tantangan, dan peluang yang dihadapi dalam
penyehatan lingkungan terbukti meningkatkan Penerapan Prinsip Pemulihan Biaya secara terbuka dan partisipatif. Pada kesempatan pembangunan sektor AMPL di daerahnya. Lebih jauh
keberlanjutan pelayanan prasarana dan sarana yang Kapasitas dan kemampuan anggaran tersebut dijelaskan tentang maksud dan tujuan dari stakeholder daerah dapat mulai menyusun rencana
dibangun. pemerintah (pusat dan daerah) yang ada tidak ujicoba kebijakan, dan kegiatan apa saja yang garis besar dalam pembangunan AMPL di daerahnya.
mencukupi untuk terus membangun dan mengelola mungkin dilakukan. Di samping itu juga daerah secara Tahap pendalaman, adalah kelanjutan dari
Akuntabilitas Proses Perencanaan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan bersama-sama mendiskusikan bagaimana caranya tahap sebelumnya yang intinya mengajak stakeholder
Dalam era desentralisasi dan keterbukaan lingkungan bagi masyarakat. Untuk menunjang agar kebijakan tersebut dapat diaplikasikan di daerah. daerah dalam mengkaji substansi kebijakan nasional
maka pembangunan air minum dan penyehatan keberlanjutan pelayanan maka pembangunan dan Termasuk di dalamnya penetapan kriteria daerah yang AMPL. Proses yang ditempuh adalah mendiskusikan
lingkungan harus menempatkan masyarakat sasaran pengelolaan pelayanan air minum dan penyehatan paling memenuhi syarat untuk turut serta dalam pokok-pokok kebijakan yang dibahas secara
tidak lagi sebagai objek pembangunan namun sebagai lingkungan perlu memperhatikan prinsip pemulihan kegiatan ujicoba kebijakan, apabila tidak semua partisipatif dalam konteks kedaerahan. Untuk
subjek pembangunan. Kebijakan ini bertujuan biaya. daerah dapat ikut serta. memperkaya pemahaman, dilakukan juga kajian
meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap Sehubungan dengan hal tersebut, penerapan
terhadap proyek yang gagal dan yang berhasil. Dengan
prasarana terbangun serta meningkatkan kemampuan prinsip pemulihan biaya tersebut harus
melakukan kunjungan ke lokasi proyek, melakukan
masyarakat untuk mengenali lebih dini sistem dikomunikasikan secara terbuka, agar semua pihak
Tiga kriteria yang penting pemilihan daerah wawancara dengan kelompok masyarakat pengguna,
pengelolaannya. Untuk itu, pembangunan air minum yang berkepentingan (stakeholder ) terutama
dan kemudian mengangkat temuan-temuan ke dalam
dan penyehatan lingkungan harus lebih terbuka, masyarakat pengguna, agar mereka mengetahui menurut peserta semiloka: suatu pertemuan pembahasan di tingkat kabupaten.
transparan serta memberikan peluang kepada semua besarnya investasi dalam pembangunan prasarana
dan sarana tersebut. 1. Adanya dukungan daerah dinyatakan
pelaku untuk memberikan kontribusi sesuai dengan Hasil Ujicoba
kemampuan sumber daya yang ada pada seluruh dengan surat kepala daerah
Adanya pemahaman stakeholder daerah bahwa
tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, * Disarikan dari dokumen Kebijakan Nasional 2. Komitmen partisipasi dalam kegiatan yang keberlanjutan pelayanan prasarana dan sarana
pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan dan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan dinyatakan dengan kesanggupan memben- AMPL ditentukan oleh lima faktor yaitu sosial,
pengembangan pelayanan. kelembagaan, pembiayaan, teknis dan lingkungan.
Lingkungan Berbasis Masyarakat yang telah tuk atau memfungsikan tim teknis daerah
Seluruh daerah memahami bahwa semua
Peran Pemerintah sebagai Fasilitator disepakati oleh lintas sektor terdiri dari 3. Kondisi wilayah, hubungannya dengan komponen saling berkaitan, tetapi masing-masing
Fasilitasi tidak diartikan sebagai pemberian Bappenas, Depdagri, Depkeu, kompleksitas masalah dan sebaran daerah memandang ada faktor tertentu yang
prasarana dan sarana fisik maupun subsidi langsung, dominan. Di Sumba Timur misalnya, faktor sosial
namun pemerintah harus memberikan bimbingan Depkimpraswil, dan Depkes. geografis
dianggap lebih dominan, karena keberhasilan
teknis dan non teknis secara terus menerus kepada pembangunan prasarana dan sarana AMPL akan
Opini Opini Lenggang
Lenggang
Opini Opini Lenggang Lenggang 14
9
Ujicoba Pelaksanaan Kebijakan Nasional harus
Pembangunan Air Minum memperhatikan
keragaman dan
dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat kebutuhan daerah.
Artinya penyelenggaraan
Suatu pendekatan baru dalam pengembangan kebijakan pembangunan daerah
Oleh: Sofyan Iskandar
WASPOLA Project Coordinator
harus memperhatikan
aspirasi masyarakat dan
Latar Belakang berbasis daerah.
Berangkat dari kenyataan bahwa tanggung sumbangsih yang optimal dalam proses Pemerintah pusat,
jawab pembangunan sektor air minum dan penyehatan penyempurnaan kebijakan, juga diharapkan langsung
dapat diadaptasikan dalam penyusunan kebijakan lanjutnya, hanya akan
lingkungan sekarang ini berada di tangan pemerintah
daerah, maka Kelompok Kerja WASPOLA melakukan sektor AMPL di daerah. menjalankan fungsi
suatu terobosan baru dalam pengembangan pengarah dan
kebijakan, khususnya dalam sektor air minum dan mempercayakan
penyehatan lingkungan. Dengan melibatkan Secara garis besar, tujuan ujicoba Kebijakan sepenuhnya kekuatan
stakeholder yang luas, khususnya di tingkat daerah,
Nasional Pembangunan AMPL Berbasis daerah dalam
diharapkan aspirasi daerah dapat terakomodasikan,
dan pada akhirnya kebijakan yang dikembangkan Masyarakat adalah: melaksanakan program
Dialog: Para peserta pertemuan tahunan koordinasi TKK dan TKP proyek WSLIC II
dapat diterapkan di tingkat daerah. 1. Diperolehnya masukan dari daerah guna sedang berdialog dengan pengelola proyek di Desa Ngebruk, Kab. Malang, Jawa Timur. pembangunan.
Setelah gagasan di atas disepakati pada
penyempurnaan ‘’Berdasarkan tanggung jawab tersebut
Pertemuan Tahunan
tingkat kelompok kerja nasional, kemudian timbul maka pemerintah memiliki komitmen yang
beberapa pertanyaan yang harus dijawab, berapa 2. Diadaptasinya pokok-pokok kebijakan
kuat untuk meningkatkan kapasitas daerah,‘’
Koordinasi TKK dan
sumber daya yang diperlukan dalam memfasilitasi yang dituangkan dalam kebijakan AMPL
peran serta daerah di seluruh Indonesia, siapa yang katanya.
dalam pengembangan kebijakan daerah
Berkaitan dengan proyek WSLIC ini
TKP Proyek WSLIC II
akan melakukannya, bagaimana mekanismenya,
berapa lama waktu yang diperlukan, dan lain 3. Diperolehnya masukan dalam pemasaran dihimbau agar daerah mengalokasikan dana
sebagainya. kebijakan ke daerah lain pendamping dari APBD terutama untuk
Tentu tidak mudah memfasilitasi 400-an
digunakan lintas sektor karena dana APBN
tusan-utusan dari 33 kabupaten dan
kabupaten/kota dalam waktu yang relatif singkat,
sedangkan Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL
Berbasis Masyarakat sendiri harus segera disele-
saikan untuk mencapai konsep akhir pada
Pemilihan Daerah
Dari serangkaian diskusi yang dilakukan
dalam lingkup kelompok kerja, disepakati untuk
U tujuh propinsi menghadiri pertemuan
tahunan koordinasi TKK (Tim Koordinasi
sangat terbatas.
Pertemuan itu juga dihadiri Direktur
Kesehatan dan Gizi, Bappenas, Drs Arum
mengundang beberapa daerah yang memiliki potensi Kabupaten) dan TKP (Tim Koordinasi
pertengahan tahun 2003. Dengan pertimbangan dalam memperkaya kebijakan yang sedang disusun. Atmawikarta, SKM, MA, Direktur Permukiman
keterbatasan sumber daya, diputuskan bahwa hanya Propinsi) di Hotel Hilton, Surabaya, 20-22
Pemilihan didasarkan kepada adanya kegiatan yang dan Perumahan, Bappenas, Ir Basah
beberapa daerah terpilih yang dilibatkan dalam tahap sejalan dengan implementasi kebijakan, misalnya ada Agustus 2003. Pertemuan itu bertujuan
pertama, sedangkan tahap selanjutnya akan dilakukan Hernowo, MA, Sekditjen Pemberantasan
proyek yang secara prinsip sudah menerapkan untuk meningkatkan kerja sama TKK dan
dengan skala lebih luas disertai penyempurnaan Penyakit Menular dan Penyehatan
kaidah-kaidah yang dikandung dalam kebijakan, TKP dalam pelaksanaan proyek WSLIC II
pendekatan, setelah belajar dari tahap pertama seperti proyek WSLIC2, proyek sanitasi UNICEF, dan Lingkungan Depkes, Dr Syafii Ahmad, MPH,
tentunya. (Water and Sanitation for Low Income
proyek air bersih yang dikelola oleh KfW/GTZ. Sesditjen Bina Pembangunan Daerah,
Menentukan beberapa daerahpun bukan Communities), mengevaluasi pelaksanaan
Diupayakan agar pemilihan daerah juga seoptimal Depdagri, Ir Suhatmansyah IS, MSi, Direktur
persoalan yang mudah, karena ada kekhawatiran mungkin dapat memperlihatkan sebaran yang kegiatan proyek WSLIC II, dan perencanaan
keikutsertaannya hanya karena dorongan kepatuhan Perkotaan dan Perdesaan Wilayah Timur,
memadai secara geografis. kegiatan WSLIC II. Sebagai studi banding
daerah kepada pusat, bukan karena pemahaman Ditjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan,
Ada keraguan awalnya, apakah daerah mau para peserta dibawa ke beberapa lokasi di
kesadaran pentingnya pembangunan sektor AMPL di turut serta dalam kegiatan pengembangan kebijakan, HM Nur Nasution, MSC, Direktur Bina
daerahnya secara khusus dan Indonesia secara Kabupaten Malang untuk meninjau dari
yang nota bene tidak ada hubungannya dengan proyek Sumber Daya Alam dan Tekonologi Tepat
umum. Di sisi lain, WASPOLA yang mempromosikan dekat proyek tersebut.
fisik. Biasanya daerah tertarik dengan kegiatan fisik Guna, Ditjen Pemberdayaan Masyarakat
pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive atau kegiatan yang diikuti dengan kegiatan Acara dibuka oleh Deputi Sarana dan
approach ) juga ingin menghindarkan pola penunjukan Desa, Depdagri, Drs H Syamsul Arief Rifai,
pembangunan fisik. Tetapi kegiatan WASPOLA sama Prasarana Bappenas Ir E. Suyono Dikun
sepihak, yang tidak memberikan peluang kepada Msi.
sekali tidak membawa proyek fisik. Semata-mata Ph.D, IPM dan sekaligus memberikan
daerah untuk mengemukakan keinginan atau hanya dialog kebijakan, yang ditengarai akan Setelah pertemuan di ruangan,
keberatannya terhadap program yang ditawarkan. pengarahan. Dalam pengarahannya
membosankan. peserta mengunjungi proyek WSLIC II di
Sehingga daerah yang terpilih dapat memberikan dikatakan bahwa pembangunan daerah
Kabupaten Malang.
Lenggang
Lenggang
Lenggang
15
Lenggang 8
satu orang yang menangani. ‘’Kadang- belonging masyarakat. Nah, inilah yang kita
Secercah Harapan kadang lancar, kadang-kadang tidak,‘’ kata formulasikan dalam satu kebijakan dan strategi. Kita
mencoba mengakomodasi semua kepentingan
Richard Hopkins,

di Pagelaran A Suhardja, salah satu Ketua RT. Ini terjadi Team Leader WASPOLA Project
stakeholder baik itu dari luar maupun pemerintah
karena pembagian air belum merata. daerah dan komunitas. Kita memfasilitasi saja sampai “Masih banyak
Kendati begitu, warga ada yang
A wal Agustus lalu Kelompok Kerja
AMPL mengunjungi Desa Pagelaran,
Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bagor.
merasa puas. Ini diungkapkan Endih, ketua
RT yang lain. Alasannya, karena RT-nya
ketemu formulasi yang seperti ini. Memang kalau dilihat
dari bahasa birokrat seolah-olah tidak ada artinya tapi
dari bahasa masyarakat itu sudah bagus. Kita
bahasanya tak lagi memerintah tapi membuka
yang harus dilakukan”
WASPOLA pada awalnya menemui banyak kendala
memang berada paling atas. Namun ia juga karena program ini menggunakan pendekatan yang
Desa ini merupakan laboratorium lapangan wawasan. berbeda, yaitu terfokus pada proses dan kerja sama/
menemukan masih banyak air yang
yang menjadi ajang uji coba penerapan koordinasi antarinstansi secara informal maupun formal
terbuang karena tidak ada sistem buka Bagaimana dengan institutional based ? sebagai landasan penyusunan kebijakan. Pada awal
Kebijakan Nasional di bidang air minum dan tutup di rumah-rumah. Itu lebih kompleks karena masalah di institutional perkembangannya WASPOLA berjalan sangat lambat,
penyehatan lingkungan. Dari berbagai tanggapan based itu terkait dengan ‘’coorporate culture’’ masing- hal ini disebabkan oleh belum terbangunnya
Kondisi desa ini tergolong unik. Di masyarakat, Suprapto, dengan gayanya masing sektor khususnya yang sudah dikelola oleh kesepahaman dalam menjalankan program, terutama
pusat desa berada sumber air Ciburial yang perusahaan daerah (PD). Ternyata NPL (Non pengembangan kebijakan melalui pendekatan proses.
yang khas, menyimpulkan beberapa performing loan) sangat besar dan itu tidak bisa kita
menjadi sumber air bagi PDAM Kabupaten Hal lain yang terjadi pada tahap awal adalah
masalah teknis seperti perlunya pecahkan dengan satu kebijakan. Itu harus multi sektor perubahan personal dalam kelompok kerja yang
Bogor, namun penduduknya justru kesulitan memperbesar sumber air, konstruksi harus baik DPR, menteri keuangan, dan Pemda. Harus sangat tinggi, sehingga memerlukan upaya yang relatif
air apalagi di musim kering. Keadaan ini diperkuat, pengelolaan belum maksimal. dipecahkan bersama. Makanya kita pecahkan keras untuk menjaga konsistensi dan progres dari
utamanya melanda RW 8 yang letaknya di Masyarakat ketika dimintai bertahap untuk menyusun national policy for institutional kegiatan WASPOLA secara keseluruhan. Ternyata
sebelah selatan sumber air Ciburial dan based. Kita akan kerja keras lagi karena terlalu banyak pendekatan tersebut berhasil membangun rasa
kontribusinya menyatakan sanggup kepentingan dan stakeholder yang terlibat.
secara topografi memang lebih tinggi. memiliki maupun komitmen yang tinggi dari
menyediakan tenaga dan uang iuran pemerintah, dan ini dapat terlihat dari padatnya
Kepala Desa Pagelaran, H Achmad Tohir, bulanan sekitar Rp 5.000. Pemerintah akan Apa langkah ke depan setelah adanya national kegiatan WASPOLA dalam dua tahun terakhir,
menjelaskan wilayahnya pada Mei tahun menyediakan pipa dan semen. policy seperti ini? khususnya yang berkaitan dengan upaya penyusunan
2000 mengalami bencana muntaber besar- Sebagai tahap awal masyarakat Kita harapkan tidak lagi disetir oleh donor agency. Kita kebijakan yang berbasis lembaga, kerjasama dengan
besaran. Ini akibat buruknya prasarana air diminta membuat peta perumahan dan jalur bisa mandiri. Syukur-syukur kalau bisa dibiayai dari pemerintah kabupaten, dan memetik pelajaran penting
dan lingkungan di desa tersebut. ‘’Beritanya APBN, tanpa utang. Tapi itu tampaknya tidak mungkin. dari masing-masing daerah. Baru pada akhir tahun
pipa yang diharapkan sehingga semua kedua, kegiatan berjalan menunjukkan akselerasinya,
sampai ke mana-mana,‘’ katanya. Sekarang saja anggaran untuk pemukiman hanya 1,135
warga RW 8 dapat menikmati air tersebut. trilyun per tahun. Kecil sekali. Makanya kita harus saat itu kelompok kerja dari instansi terkait mulai
Karena musibah itulah desa ini Masyarakat dengan antusias menyanggupi. memperlihatkan minatnya dalam kegiatan WASPOLA.
melihat sumber-sumber pembiayaan lain untuk itu.
kemudian memperoleh proyek imbal Dalam waktu dekat tim akan kembali ke Kalau kesenjangan sampai 2009, 50 trilyun dengan Hal itu didorong oleh suatu realita bahwa tanggung
swadaya dari Pemda Kabupaten Bogor desa tersebut untuk menindaklanjuti hasil pertumbuhan optimistik, maka harus tersedia 10 trilyun jawab pembangunan sektor air minum dan penyehatan
senilai Rp 20 juta pada tahun 2001. Dari untuk air minum dan penyehatan lingkungan. Ini lingkungan dilimpahkan kepada pemerintah daerah,
kerja masyarakat. sesuai dengan pelaksanaan otonomi daerah. Tahun
situlah kemudian masyarakat bergerak masalah. Makanya selain kita ‘berjualan’, kita juga
dituntut bisa menerangkan kepada pemerintah daerah ketiga sampai dengan terakhir (2003) menunjukkan
mencari sumber air sendiri. Akhirnya aktivitas Kelompok Kerja WASPOLA yang semakin
misalnya daripada beli kendaraan dinas lebih baik
masyarakat memperoleh sumber air yang anggaran AMPL yang dinaikkan. Misalnya dari 3 meningkat dan produktif. Tidak saja dalam kegiatan
letaknya di Desa Pasir Erih, Kecamatan persen APBD menjadi 8 persen. Nah kalau daerah mau diskusi kebijakan, tetapi juga dalam beberapa aktivitas
Taman Sari, pada sebidang tanah seluas tapi beralasan tidak punya uang maka kita akan ajak lapangan yang mendukung dalam reformasi
berbagi beban. kebijakan. Hal ini menunjukkan bahwa rasa memiliki
290 meter persegi. Debitnya 10,6 liter per
dari pihak pemerintah terhadap kegiatan sudah
detik. Lokasi sumber air letaknya 13 meter semakin baik. Pada akhirnya semua pihak, terutama
Pendekatan program ini memerlukan perubahan
lebih tinggi dari Pagelaran. Pada awal 2003 kelompok kerja lintas departemen menyadari bahwa
paradigma. Kendala apa yang muncul?
air sudah mengalir meski dengan pemipaan Banyak. Yang pasti masih banyak orang yang tidak
pengembangan kebijakan dengan metoda partisipatif,
yang sederhana. ‘’Masyarakat pun mulai walaupun awalnya dipandang sangat membosankan,
mau berubah khususnya birokrat. Yang kedua adalah
tetapi menghasilkan banyak hal yang berguna. Dan
berubah. Awalnya mandi sungai, kini sudah ego dari masing-masing sektor? Bahwa dia selalu ingin
yang lebih penting kebijakan yang dihasilkan dapat
mulai di kamar mandi,‘’ kata Kades. leader dalam sektor. Yang ketiga struktur kelem-
diterima oleh semua pihak, karena semuanya terlibat
Dalam dialog dengan metode MPA bagaan. Perlu perubahan struktur kelembagaan
dalam proses pengembangannya.Walaupun sudah
Aspirasi: Seorang Ketua RT di Desa Pagelaran sedang menyampaikan aspirasinya misalnya pemerintah lebih pada peran fasilitasi secara
yang dipandu oleh Suprapto, SKM dari berkenaan dengan proyek air bersih di desanya dengan dipandu fasilitator dari nyata bukan lip service saja. Mau nggak pemerintah
banyak hasil yang dicapai tetapi pekerjaan masih
Kelompok Kerja AMPL terungkap Kelompok Kerja AMPL banyak yang harus dilakukan.
turun bersama masyarakat memecahkan masalah.
pengelolaan air belum baik. Selama ini baru Soalnya ini menjadi kebiasaan dulu. Makanya perlu
ada perubahan kultur dan usaha bersama.
Wawancara
Wawancara
Wawancara Info Info Info
Info
7
Wawancara 16
Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas, Kontribusi Partisipasi Masyarakat
Ir. Basah Hernowo, MA Bukti Empiris dari 121
Proyek Air Minum Perdesaan
“Kita Perlu National Policy” Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(AMPL) di Indonesia yang selama ini lebih banyak
menggunakan pendekatan ‘supply driven’ menjadikan
Apa yang melatar- kan lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Apa tidak optimalnya hasil pembangunan. Fasilitas yang telah
belakangi lahirnya begitu? Akhirnya kita melihat secara fungsional terbangun banyak yang terbengkalai karena tidak sesuai
bahwa ada yang bisa dikelola oleh institusi dan oleh dengan kebutuhan masyarakat. Memasuki era tahun 2000-
program WASPOLA an, seiring dengan telah disepakatinya Kebijakan Nasional
ini? masyarakat. Kebetulan keduanya letaknya sesuai Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis
Sebetulnya kalau kita dengan pedesaan dan perkotaan. Biasanya Masyarakat maka pembangunan AMPL telah mulai
pedesaan dikelola masyarakat sedangkan mengedepankan pendekatan “demand responsive
lihat sampai sekarang approach’ (pendekatan tanggap kebutuhan).
kita tidak memiliki perkotaan oleh institusi. Ini kebetulan saja. Kita tidak
national policy untuk berangkat dari pedesaan dan perkotaan, karena kita Dalam konteks di atas, maka buku ini (walaupun relatif
air minum dan penye- tidak ingin mendiskriminasi. Misalnya orang kota telah beredar cukup lama) masih sangat relevan untuk menjadi
dapat seperti ini, orang desa seperti ini. Siapa yang semacam panduan bagi pihak yang berkepentingan (stakeholder)
hatan lingkungan. Itu dalam pembangunan AMPL.
menyebabkan kita menentukan hak seperti itu? Dulu orang kota misalnya
membutuhkan air 100 liter per detik, orang desa 60 Judul : The Contribution of People’s Disadari oleh hampir semua orang bahwa keuntungan
sering disetir oleh Participation Evidence from 121 Rural partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
donor agencies. Nah, makanya kita butuh itu, yang meter per detik. Siapa yang menjustifikasi seperti itu? Water Supply Projects mendorong suksesnya proyek pembangunan. Namun bukti
nanti kita jadikan pegangan bila kita berhadapan Mengapa harus ada diskriminasi pelayanan? Makanya Penulis : Deepa Narayan pendukungnya bersifat kualitatif sehingga banyak praktisi yang
kita tidak mau berangkat dari situ. Kita ingin berangkat Penerbit : Environmentally Sustainable
dengan donor agencies bila kita perlu dia. Syukur- Development Occasional paper Series bersifat meragukannya. Laporan ini berusaha menjelaskan hal di
syukur kalau itu bisa dibiayai dari dana kita sendiri, dari institusi yang mengelolanya. Jadi ada yang No. 1 The World Bank, Washington atas melalui tiga pertanyaan penting. Pertama, seberapa besar
dikelola masyarakat dan institusi. Kalau mungkin D.C., July. 1995 partisipasi masyarakat memberi kontribusi terhadap keefektifan
kendati faktanya tidak bisa karena keterbatasan yang Tebal : viii + 108 halaman proyek? Kedua, karakteristik masyarakat dan pemerintah yang
ada. Nah, nanti kita sampaikan kepada mereka, inilah kedua-duanya secara bersamaan.
bagaimana yang dapat mempercepat proses? Ketiga, bagaimana
kebijaksanaan nasional kita, Anda mau mengikuti atau partisipasi masyarakat dapat didorong melalui kebijakan dan
tidak. Kalau mau kita negosiasi, kalau tidak ya sorry, Sampai sejauh mana capaian program desain proyek air minum pedesaan di 49 negara berkembang.
thank you for your help. Dengan cara seperti ini kita WASPOLA ini? Hasilnya ternyata bahwa partisipasi masyarakat memang memberi
akan lebih fokus. Sekarang national policy kita baru bisa yang kontribusi terhadap keefektifan proyek.
Sebagai contoh, sekarang dalam hubungan bilateral, community based (berbasis masyarakat). Itu yang
negara-negara yang membantu kita kadang-kadang selesai. Kita akan beranjak ke yang institutional based Partisipasi Swasta dalam Pembangunan Infrastruktur:
mempunyai preferensi lokasi. Misalnya Australia, (berbasis lembaga). Kecenderungan di Negara Berkembang; 1990-2001
mereka lebih memilih Indonesia Timur. Why? Mengapa Sektor Energi, Telekomunikasi, Transportasi dan Air Minum
mereka tak mau Indonesia Barat, toh masalah di Mengapa harus seperti itu?
Indonesia juga banyak. Jerman misalnya dalam Pada waktu kita memiliki tiga pola tadi, kompleksitas Pembangunan infrastruktur telah disepakati merupakan kunci utama
program Transmigration Area Development (TAD) masalahnya berbeda-beda. Maka kita mulai dari yang pembangunan ekonomi. Sejak tahun 1950 sampai 1990 sebagian besar negara
memilih Kalimantan Timur. Kenapa nggak mau ke mudah yakni community based. Karena ini pada berkembang bergantung pada investasi pemerintah dalam penyediaan
Maluku Tenggara atau ke Sulawesi Tenggara? Juga dasarnya sudah dimulai dari Pelita I dan II. Ada yang infrastuktur khususnya energi, telekomunikasi, transportasi, dan air minum. Namun
Bank Dunia dan lainnya. namanya Inpres Sarkes (sarana kesehatan). Hanya disadari bahwa kecepatannya relatif melambat. Akibatnya antara lain
Saya yakin kalau mereka memiliki satu visi dengan saja sifatnya supply driven. Penduduk desa butuh apa, diperkirakan jumlah penduduk yang tidak terlayani air minum mencapai 1
kita untuk memecahkan masalah AMPL ini, mestinya maka kita alokasikan sesuai logika kita seperti ini. Tapi milyar, dan sejumlah 1,2 milyar tidak mempunyai sarana sanitasi dasar. Selain
mereka tak memiliki lagi wilayah tertentu. Kenapa kita di situ sudah ada komponen empowerment meski itu, ketidakefisienan cenderung tinggi.
nggak sama-sama saja? sedikit sekali. Nah arus itu makin menguat setelah ada Kendala di atas disertai kemampuan keuangan pemerintah yang semakin
reformasi bahwa komunitas itu harus diberdayakan. berkurang sehingga mau tidak mau pemerintah perlu mencari jalan keluar
Namun alat untuk itu tidak ada. Kemudian coba kita melalui partisipasi swasta. Kondisi ini menjadikan partisipasi swasta dalam
Melihat ini suatu yang baru, bagaimana awal
cari alat apa yang paling tepat. Ternyata supply driven pembangunan infrastruktur mulai marak khususnya sejak tahun 1980-an. Dalam
program ini disusun? konteks ini maka laporan ini menjadi sangat bermanfaat dalam menjelaskan
Pada waktu nyusun, kita sempat bingung karena air itu sudah tidak tepat. Karena rasa memilliki masyarakat
terhadap sarana dan prasarana itu rendah. Sekarang fenomena keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur
minum dan penyehatan lingkungan ini sedemikian luas. secara objektif berdasarkan data-data dan analisis
Apakah kita dasarnya perkotaan dan pedesaan kita rubah menjadi demand driven yakni tergantung Judul : Private Participation in Infrastructure; Trend
kepada apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tapi kecenderungan investasi swasta di sektor energi,
berdasarkan kawasan, atau berdasarkan apa? Kalau in Developing Countries in 1999-2001.
itu pun juga masih kurang karena belum tentu ini akan Energy, Telecomunication, Transportation, telekomunikasi, transportasi, dan air minum di negara
dasarnya kawasan perkotaan dan perdesaan, berkembang sepanjang periode 1990-2001. Paling tidak ada
meningkatkan rasa memiliki masyarakat. Oleh karena Water
logikanya kawasan perkotaan kan semakin Penulis : Ada Karina Izaguire dkk. 2.500 proyek infrastruktur swasta selama periode 1990-2001 di
berkembang luas sehingga kawasan pedesaan tak itu dalam program ini harus ada kontribusi masyarakat. Penerbit : The World Bank dan Public Private
Inilah salah satu cara untuk meningkatkan sense of 132 negara berkembang dengan jumlah investasi mencapai
ditangani karena kecepatan pertumbuhan di perkotaan Infrastructure Advisory Facility (PPIAF), 2003
Tebal : xiii + 160 halaman USD 754 milyar yang menjadi dasar kajian laporan ini.
Info Info
Info Info 6
17
faktor-faktor kelembagaan yang
Keputusan dan Konferensi Pendekatan berpengaruh pada dampak proyek dan
kesinambungan pada tingkat lapangan.
penting yang terjadi selama 30 tahun Hasil dari penilaian kelembagaan digunakan untuk

http://www.unesco.org/water/wwap/milestones/ Partisipatif melakukan tinjau ulang atas kebijakan pada tingkat


program atau tingkat nasional.
- MPA menghasilkan sejumlah data kualitatif tingkat
embangun lebih mudah daripada memelihara. desa, sebagian darinya dapat dikuantitatifkan ke da-
Informasi yang tercantum di situs ini merupakan bagian
dari dari situs UNESCO ( United Nation Educational
M Bukti atas ungkapan itu mudah ditemukan
pada banyak proyek fisik milik pemerintah.
Tanpa kecuali, sejumlah prasarana dan sarana
lam sistem ordinal oleh para warga desa itu sendiri.
Data kuantitatif ini dapat dianalisis secara statistik.
Dengan cara ini kita dapat melakukan analisis
pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan antarmasyarakat, antarproyek, dan antarwaktu, serta
Scientific and Cultural Organization). Dalam 30 tahun (AMPL) pun mengalami nasib memprihatinkan. pada tingkat program. Dengan demikian MPA dapat
Efektivitas proyek-proyek itu rendah, dan menghasilkan informasi manajemen untuk proyek ska-
terakhir tercatat beberapa peristiwa penting yang terkait la besar dan data yang sesuai untuk analisis program.
pemanfaatannya tidak optimal. Keberlanjutannya pun
dengan program Air Minum dan Penyehatan terputus karena masyarakat tidak mampu Siapa yang dapat memanfaatkan MPA?
mengoperasikan dan memeliharanya. MPA membuka kemungkinan penggunaannya untuk
Lingkungan yaitu: Adalah Methodology Participatory Assess- bermacam-macam keperluan. Informasi kualitatif yang
ments (MPA) yang mampu menjamin efektivitas dan dihasilkan secara visual dapat dengan mudah dikon-
keberlanjutan sarana. MPA merupakan alat yang versikan ke dalam proses numerik atau presentasi gra-
1990-1990 Pencanangan Dekade Internasional Air Minum dan Sanitasi (International Drinking Water and fis. Hasil yang berupa grafik tingkat masyarakat akan
dikembangkan untuk melakukan penilaian agar
Sanitation Decade) pembuat kebijakan, manajer program, dan masyarakat diperoleh segera setelah diterapkannya perangkat
setempat dapat memonitor kesinambungan sarana partisipatori terhadap kelompok-kelompok dalam ma-
1992 Konferensi Internasional Air dan Lingkungan di Dublin. mereka dan mengambil tindakan perbaikan. syarakat, lelaki-perempuan, kaya dan miskin, yang lalu
Pada konferensi ini dihasilkan suatu pernyataan yang dikenal dengan Dublin Statement on Water Metodologi ini mengungkapkan cara-cara dapat dipresentasikan di depan dan diverifikasikan
and Sustainable Development yang memberi perhatian terhadap nilai ekonomi dari air, keterli- kaum perempuan dan keluarga yang kurang mampu kepada warga masyarakat secara keseluruhan. Data
berpartisipasi dan mengambil manfaat atas suatu sa- sejenis dari waktu atau masyarakat yang berlainan
batan perempuan, dan kemiskinan.
rana bersama-sama kaum lelaki dan keluarga yang setelah dikonsolidasikan dapat digunakan untuk
berada. Juga diperlihatkan faktor-faktor kunci menuju membantu para manajer atau personil proyek melihat
Konferensi Lingkungan dan Pembangunan (UNCED Earth Summit) di Rio de Janeiro keberhasilan dalam proyek AMPL yang dikelola ma- kecenderungan yang terjadi dan menganalisis pe-
Pada konferensi ini dihasilkan Deklarasi Rio (Rio Declaration on Environment and Development) syarakat. Pada saat bersamaan juga memungkinkan nyebabnya. Hasil penilaian atas beberapa proyek se-
yang menyoroti isi kerjasama, partsipasi masyarakat, sanitasi dan air minum, pemukiman, pem- kita melakukan agregasi kuantitatif atas data moni- telah dikonsolidasikan pada tingkat program atau ting-
bangunan berkelanjutan. Selain itu juga dicanangkan Agenda 21 toring tingkat masyarakat agar dapat digunakan pada kat nasional dapat dipakai untuk analisis kebijakan,
tingkat program dan tingkat pembuatan kebijakan. Apa persyaratan dalam menggunakan MPA?
MPA menggunakan pendekatan Participatory MPA dirancang sebagai bagian integral suatu proyek,
1997 Forum Air Dunia I (Ist World Water Forum) di Marrakech bukan sekadar tambahan atau berdiri sendiri. Karena
Rural Appraisal (PRA) dan Self esteem, Associate
Forum ini berhasil mengeluarkan Deklarasi Marrakech yang menyoroti air sanitasi, pengelolaan itu MPA memerlukan lembaga penyandang dana yang
strength, Resourcefulness, Action Planning,
air bersama, ekosistem konservasi, kualitas gender, dan penggunaan air secara efisien. Responsibility (SARAR) yang dikenal efektif merasa terpanggil untuk merancang sebuah proyek
mendorong partisipasi masyarakat. Namun MPA baru atau sebuah proyek partisipatori yang sedang
2000 Forum Air Dunia II (2rd World Water Forum) di Hague menambahkan ciri-ciri berikut: berjalan yang ingin menerapkan penilaian partisipatori.
Dalam forum ini disepakati World Water Vision; Marketing Water Everybody’s Business yang - MPA ditujukan kepada dinas pelaksana maupun ma- Walaupun di banyak negara terdapat se-
menyatakan bahwa air mempunyai beragam kepentingan dan kegunaan baik untuk keperluan syarakat untuk mencapai sarana yang dikelola seca- jumlah fasilitator yang berpengalaman dalam meng-
ra berkesinambungan dan digunakan secara efektif. gunakan metode partisipatori, namun masih diperlukan
domestik, makanan, irigasi. pelatihan khusus dalam menggunakan MPA. Pertama,
MPA dirancang untuk melibatkan semua stakeholder
utama dan menganalisis keberadaan empat kompo- MPA menambahkan kerangka analitis yang mendo-
Pada tahun ini juga dicanangkan Deklarasi PBB (UN Millenium Declaration) yang mencanangkan nen penting masyarakat: lelaki miskin, perempuan rong ke arah kesinambungan dan memberi kemung-
Millenium Development Goal (MDG) yang salah satunya adalah mengurangi separuh proporsi miskin, lelaki kaya, perempuan kaya. Jadi MPA meng- kinan mengubah data partisipatori menjadi kode kuan-
penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum yang sehat dan sanitasi pada tahun operasionalkan kerangka analisis gender dan kemis- titatif untuk digunakan ke dalam analisis kesinam-
2015. kinan untuk menaksir kesinambungan sarana AMPL. bungan. Kedua, karena watak keseluruhannya adalah
- MPA menggunakan satu set indikator yang sector partisipatori, MPA mendorong proses pembelajaran
specific untuk mengukur kesinambungan, kebutuhan, para peserta. Fasilitator yang telah terampil dan peka
2002 World Summit on Sustainable Development di Johannesburg akan masalah gender dan kemiskinan merupakan kun-
gender, dan kepekaan akan kemiskinan. Masing-ma-
Pada pertemuan ini para pemimpin dunia menegaskan kembali komitmennya terhadap MDG sing diukur dengan menggunakan urutan alat parti- ci untuk mendorong daur pembelajaran dan tindakan
sipatori pada masyarakat, dinas pelaksana, dan pem- pada semua tingkat.
2003 Forum Air Dunia III (3rd World Water Forum) di Jepang buat kebijakan. Hasil penilaian pada tingkat masya-
Dalam forum ini berhasil diterbitkan suatu Laporan tentang Pembangunan Air Edisi I (1st edition of rakat dibawa oleh wakil-wakil masyarakat pengguna Sumber: Dokumen Kebijakan Nasional Pem-
the World Development Report) dan dinas pelaksana ke dalam rapat stakeholder, bangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
dengan maksud untuk bersama-sama mengevaluasi Berbasis Masyarakat.
Cermin CerminCermin
5
Cermin 18

Punya Jamban,
Pendekatan Sekilas tentang
KELOMPOK KERJA Awalnya Berat Kini Bangga
Tanggap AIR MINUM DAN Pengalaman Yayasan SEHAT Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur
PENYEHATAN LINGKUNGAN
Kebutuhan ‘’ Lak opo dadak duwe WC? (Kenapa harus punya
WC/jamban?)’’ Itulah yang selalu dikatakan warga
dalam setiap pertemuan. Dengan kelakar namun
penuh meyakinkan pada keluarga-keluarga yang
Pembentukan kelompok kerja ini didasari pada Desa Ental Sewu dulu ketika kepada mereka mempunyai beberapa anak gadis, namun tidak

P endekatan tanggap kebutuhan (Demand


Responsive Approach) adalah suatu
pendekatan yang menempatkan kebutuhan
masyarakat sebagai faktor yang menentukan dalam
pemikiran bahwa pembangunan air minum dan
penyehatan lingkungan tidak hanya terkait pada satu
bidang tertentu tetapi harus merupakan kesatuan dari
beberapa aspek, yaitu aspek teknis, kelembagaan,
ditanyakan tentang jamban. Pernyataan serupa juga
dikemukakan warga sekitar desa
tersebut. Di benak mereka terpatri
pemahaman bahwa memba-
memiliki jamban Sutrisno mengatakan, ‘’Yen ono
wong arep nglamar
anak sampean
yen dek-e permi-
pengambilan keputusan termasuk di dalamnya pembiayaan, sosial dan lingkungan hidup. ngun jamban itu mahal si buang hajat
pendanaan. Hal ini menjadikan keterlibatan Berdasarkan pemahaman itulah maka dibentuk karena jamban selalu identik arep mbok go-
dengan septic tank yang wo nok ngen-
masyarakat berlangsung dalam keseluruhan tahapan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
besar. Karenanya, mereka di? Neng kali
mulai dari melakukan perencanaan, pembiayaan, Lingkungan, yang terdiri dari departemen-departemen
lebih senang buang air ta?‘’ (Kalau ada
pelaksanaan dan pengelolaan sistem yang sesuai terkait, yaitu Departemen Dalam Negeri, Departemen besar (BAB) di parit atau orang mau
dengan kebutuhan dan kesediaan membayar dari Kesehatan, Departemen Permukiman dan Prasarana sungai. Padahal daerah melamar anak
masyarakat. Pendekatan ini memerlukan perubahan Wilayah, dan Departemen Kesehatan, serta mereka berada di ketiak gadismu, kalau
dalam penanganan kegiatan dari seluruh pihak yang dikoordinasikan oleh Bappenas. kota Sidoarjo, Jawa dia permisi
berkepentingan (stakeholders) baik masyarakat. Timur. mau buang ha-
LSM, sektor swasta, maupun pemerintah. Selain terkait dengan kegiatan Proyek Penyediaan Air Kondisi ini meng- jat mau dibawa
Minum dan Penyehatan Lingkungan (Proyek gugah Sutrisno Hadi, (56 ke mana? Ke su-
Karakteristik utama dari pendekatan ini adalah: WASPOLA, WSLIC-2, Pro-Air, CWSH, SANIMAS) , tahun) pensiunan pegawai ngai?). Di samping
Masyarakat menyusun pilihan-pilihannya tentang: Kelompok Kerja juga terlibat pada penyusunan negeri, yang sekaligus Septic tank, dulu menjadi ‘’hantu ‘’ cara di atas pesan
motivator di Yayasan Sehat demi pesan disam-
Apakah ingin berpartisipasi atau tidak dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan
yang bermarkas di Ental Sewu paikan secara tertulis untuk
kegiatan? Penyehatan Lingkungan. Saat ini baru diselesaikan
untuk mengubah budaya ma- mengimbau dan meyakinkan
Pilihan-pilihan terhadap teknologi dan cakupan Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan ‘’jangan buang hajat di sembarang
Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat dan syarakat setempat.
pelayanan berdasar kesediaan membayar tempat’’. Cara-cara tersebut ternyata cukup mampu
Kapan dan bagaimana bentuk pelayanan sedang dalam tahap penyusunan Kebijakan Nasional Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
menumbuhkan kesadaran mereka.
Bagaimana dana akan dikelola dan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis yayasan di dusun Mlaten Desa Sidokepung tahun
2001, dari lebih kurang 90 rumah sebanyak 7 rumah Dalam pikiran Sutrisno, kalau tidak dari
dipertanggungjawabkan Lembaga-, ataupun kegiatan uji coba penerapan
yang memiliki jamban, di desa Ental Sewu dari sekitar sekarang kapan lagi promosi perilaku hidup sehat?
Bagaimana bentuk pengoperasian dan kebijakan di daerah dan kegiatan kampanye publik 700 KK sebanyak lebih kurang 340 KK yang memiliki Apakah harus menunggu bantuan dari pemerintah?
pengelolaan pelayanan mengenai air minum dan penyehatan lingkungan, yang jamban. Bukankah sebenarnya masyarakat mampu?
Pemerintah memegang peran sebagai fasilitator, ditempuh melalui kegiatan penyusunan jurnal air Nyatanya mereka mampu membeli barang-barang
dengan menetapkan kebijakan dan strategi minum dan penyehatan lingkungan, pembuatan poster Yayasan Sehat berpikir kondisi ini akan
yang berharga. Bukankah dengan memliki jamban
nasional yang jelas, mendorong konsultasi yang ataupun komik. berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat
itu juga merupakan cara menghargai dirinya?
dan lingkungan pemukiman pada umumnya di masa
melibatkan keseluruhan pihak yang berkepen- Persoalannya adalah kesadaran. Dan kesadaran
mendatang bila tidak ditangani sejak dini. Hanya saja
tingan dan memfasilitasi peningkatan kapasitas Diharapkan keanggotaan Kelompok Kerja ini semakin itulah yang harus ditumbuhkan.
untuk mengubah budaya masyarakat ini memang
sumber daya manusia dan pembelajaran. meluas sehingga kegiatan yang dilakukan pun bukanlah mudah. Selama ini, menurut Sutrisno, banyak upaya
Kondisi yang kondusif bagi terjadinya partisipasi semakin beragam dalam rangka peningkatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk jamban
dari beragam pihak yang berkepentingan terhadap aksesibilitas masyarakat akan air minum dan Sutrisno berpendapat kesadaran perlu
keluarga karena pendekatannya pendekatan proyek
kegiatan yang dilakukan masyarakat penyehatan lingkungan. Selain itu, diharapkan pola- dibangun mulai dari tingkat keluarga dan harus
tidak berawal dari prakarsa masyarakat sendiri,
menjadi kesadaran bersama seluruh masyarakat, dari
Informasi yang memadai diberikan kepada pola kerja sama ini dapat direplikasi di daerah (baik banyak prasarana dan sarana tersebut yang tidak
penanganan bersifat domestik (dari rumah ke rumah)
masyarakat dan prosedur baku disiapkan untuk propinsi dan kabupaten/kota) sehingga kegiatan berfungsi. Dengan kata lain untuk urusan jamban dan
harus berproses menjadi sistemik. Penanaman
membantu proses pengambilan keputusan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan penyehatan lingkungan, bangunan kesadaran dan
kesadaran ini dilaksanakan melalui program Jamban
bersama oleh masyarakat. dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat pemberdayaan masyarakat minimal harus
Keluarga dan Pembuangan Limbah Keluarga.
dapat dilaksanakan dengan baik. disejajarkan dengan bangunan fisik itu sendiri. Jangan
Dengan sabarnya ia meyakinkan masyarakat hanya fisiknya saja karena akan menuai masalah.
agar memiliki jamban, dengan melalui kunjungan
Dan pikiran itu benar. Membangun jamban
rumah, berbicara dalam forum pertemuan RT, dan
tak harus mahal dan masyarakat mampu untuk itu.
19 4
Untuk meyakinkan Sutrisno mengajak limbah dari dapurnya, bahkan untuk membuat jendela namun masih sedikit dalam tahapan pengambilan EAP).
berhitung bersama masyarakat; supaya rumahnya dapat sinar yang cukup demikian keputusan. Kegiatan WASPOLA ditangani
berapa anggota keluarga yang akan menggunakan pula ada yang pinjam untuk memperbaiki lantai - Penghematan waktu bagi perempuan sehingga dapat sebuah komite, Central Project Committe, yang
jamban tersebut, direncanakan untuk berapa tahun dapurnya. Pesan sehat terus digulirkan oleh Yayasan melakukan kegiatan lain. terdiri atas instansi-instansi lintas sektoral; BAPPENAS,
akan dikuras, material apa yang akan dipakai. Dengan SEHAT di samping jamban termasuk pesan buang - Perempuan aktif menjadi anggota kelompok Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan,
perhitungan yang sederhana ditemukan ukuran septic sampah pada tempatnya dengan menempatkan tong pengguna air. Departemen Keuangan, dan Departemen Pemukiman
tank yang pas dan tidak mahal. Untuk meyakinkan sampah Yayasan SEHAT di masjid dan mushola. - Masyarakat membiayai pembangunan jamban secara dan Prasarana Wilayah. Dalam kesehariannya,
lebih lanjut, dari material yang diperlukan apa yang mandiri, dan tingkat penggunaan jamban tinggi. kegiatan WASPOLA dilakukan oleh Kelompok Kerja
Sejak dimulainya akad kredit pertama tanggal
sudah tersedia dan tidak perlu dibeli juga diyakinkan. dari instansi-instansi yang sama. Kedua lembaga ini
10 September 2000 sampai 31 Juli 2003 perkembangan - Perempuan aktif menjadi anggota kelompok kese-
Pinjaman dari Yayasan SEHAT Indonesia cakupan pelayanan Yayasan SEHAT Indonesia untuk hatan. dikoordinasikan oleh BAPPENAS. Pendekatan
jamban dan sarana sanitasi lainnya adalah sebagai Pada hakikatnya pembangunan prasarana kemitraan tak hanya sebatas instans-instansi dan
Sebagaimana disampaikan di atas
berikut: dansarana AMPL adalah untuk masyarakat, tanpa lembaga tingkat pusat saja, tetapi meluas sampai ke
sebenarnya masyarakat mampu,
tetapi sayang mengeluarkan biaya u p a y a pemerintahan
untuk jamban, masyarakat baru Perkembangan cakupan pelayanan melibatkan daerah; lemba-
terdorong apabila ada bantuan untuk jamban dan SPAL (Saluran Pembuangan Air mereka dalam ga-lembaga
walaupun dengan cara pinjaman Limbah) Yayasan SEHAT Indonesia tingkat yang pendanaan multi-
dan mengangsur. Dari dana tahun 2000/2003 cukup signi- lateral dan bila-
sebesar Rp. 3.250.000 hasil iuran/ fikan, maka ak- teral; LSM lokal,
sumbangan pengurus yayasan Bulan Jumlah akad kredit Perkembangan septabilitas nasional, mau-
pada September 2001. Per Juli 2003 cakupan pelayanan dan keber- pun internasio-
dana tersebut bergulir dan nal; dan masya-
Jamban/WC SPAL Jamban/WC SPAL lanjutan hasil
berkembang menjadi Rp. 8.530.000
pembangunan rakat pada u-
dan telah melayani lebih dari 80 Februari 2001 18 10 18 10
keluarga termasuk layanan akan sangat mumnya.
pinjaman untuk perbaikan SPAL, Agustus 2001 18 2 36 12 sulit dicapai. Ini Lima tahun
dengan besaran pinjaman antara membuktikan masa kerja
Februari 2002 9 3 47 15 WASPOLA telah
Rp.300.000-Rp 600.000 dengan bahwa pende-
masa angsuran antara 4 bulan Agustus 2002 5 7 52 23 katan pem- berakhir Juli 2003
sampai dengan 8 bulan. bangunan air lalu. Sebuah
Februari 2003 4 6 56 29
Dalam pelaksanaan minum dan pe- dokumen berta-
pinjamannya yayasan dan Juli 2003 4 10 60 39 nyehatan juk Kebijakan
peminjam menyepakati perjanjian 58 38 269 128 lingkungan Nasional Pem-
yang dituangkan dalam kontrak yang dijalan- bangunan Air Mi-
pinjaman. Setiap peminjaman kan pemerin- num dan Penye-
dikenakan biaya pertambahan nilai 30 September 2000 31 Juli 2003 tah selama ini hatan Ling-
untuk menjamin mendapatkan perlu diubah. kungan. Berba-
barang yang senilai untuk peminjam Rp. 3.350.000 Rp. 8.530.000
sis Masyarakat
berikutnya dan daftar tunggu lainnya telah tersusun.
Belajar dari
sebesar 1.5% setiap bulan. Per-
Menumbuhkan rasa bangga saya punya jamban pengalaman Kebijakan ini
tambahan nilai bukan berarti bunga layaknya bank, tapi Belum Sehat: Kebanyakan masyarakat belum memperhartikan pola hidup
semata-mata untuk menjamin keberanjutan kegiatan -- masa lalu ‘’ sehat. merupakan satu
Obsesi Yayasan SEHAT Indonesia adalah baik dari paradigma baru,
ini. bagaimana jamban merupakan kebanggaan, dalam maupun luar negeri ‘’ maka lahirlah kemudian negara-negara donor bahkan telah mengadopsinya.
Walaupun demikian, ada sebagian orang di demikian pula SPAL yang sehat juga menjadi Kini sejumlah tantangan berada di depan mata.
Proyek Penyusunan Kebijakan dan Rencana Kegiatan
desa ini beranggapan yayasan telah melakukan kebanggaan. Pesan: ‘’Saya Bangga Punya Jamban’’
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan atau Water Sup- Masalahnya bila kelak kebijakan itu telah memperoleh
kegiatan riba atau untuk rentenir. Setelah diberikan tampaknya pas. Hal ini dibuktikan oleh beberapa
peminjam pada saat membangun tetangga melihat ply and Sanitation Policy Formulation and Action Plan- legalitas, bakal masih memerlukan kerja panjang dalam
penjelasan dan ditunjukkan bagaimana catatan keu-
angan pada akhirnya mereka memahami. Pelajaran akhirnya tumbuh keinginannya untuk juga membangun ning (WASPOLA). Program berjangka waktu lima tahun pelaksanaannya secara nasional. Adakah kebijakan
yang dipetik dalam hal ini adalah pentingnya sosialisasi dan bertanya bagaimana caranya agar bisa mendapat ini terdiri atas tiga komponen, yakni: proses nasional ini bakal mampu menjawab tantangan
terus menerus dan mencari format yang tepat pada pinjaman dari Yayasan SEHAT Indonesia. ‘’Wah pembelajaran, penyusunan kebijakan, dan Millenium Development Goal (MDG)? Bagaimana pula
lokasi yang masih mempertentangkan bunga bank. uenak-e rek ndak perlu maneh neng kali (wah enak pelaksanaan kegiatan. Fokus program diarahkan pada dengan tantangan PBB yang menetapkan air minum
sekali sekarang tidak perlu lagi ke sungai),’’ demikian fasilitas penyediaan air minum dan penyehatan sebagai hak asasi? Agaknya tugas Kelompok Kerja
Tidak hanya jamban yang disampaikan oleh beberapa orang yang lingkungan yang dikelola masyarakat pengguna. Dalam belum berakhir benar. Pemikiran dan karya mereka
Jurus jamban ternyata dapat menumbuhkan sekarang telah memiliki jamban. Mereka telah bangga pengembangan kebijakan, WASPOLA yang berada di masih terus dibutuhkan.
kesadaran masyarakat untuk butuh meningkatkan punya jamban. bawah pimpinan pemerintah Indonesia memperoleh
kualitas prasana dan sarana PHBS (Perilaku Hidup dukungan kemitraan dan pendanaan dari pemerintah
Bersih dan Sehat). Pada awalnya masyarakat datang
Australia AusAID dan Bank Dunia, melalui Water and
untuk urusan jamban akhirnya berkembang
mengajukan pinjaman untuk perbaikan saluran air Sanitation Program for East Asia and the Pacific (WSP-
20
3
berdasarkan jenis pelayanan dan efektivitas tinggi ini ditangani sebuah LSM dengan Kunci pendekatan Yayasan SEHAT Indonesia Menjadi mitra Pemda dalam
pembentukan unit pengelolaan melibatkan masyarakat pengguna pada setiap tahap untuk program Pendidikan Hidup Bersih dan Sehat: memfasilitasi partisipasi masyarakat
dilakukan secara demokratis. pembangunan. dan dalam pembangunan prasarana
Strategi pembangunannya ditempuh dengan 1. Menumbuhkan kesadaran pentingnya sarana lingkungan di 4 desa/kelurahan.
Pada akhirnya pengguna prasarana dan prasarana penyehatan lingkungan permu--
dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan membentuk lembaga yang melibatkan seluruh
kiman.
mempunyai kemampuan untuk membayar setiap jenis komponen masyarakat; menggunakan pendekatan
partisipatori dalam memecahkan masalah; memberi 2. Menumbuhkan minat keluarga untuk memiliki sa- Tantangan
pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan
sejauh hal itu sesuai dengan kebutuhan. Mereka sangat pelatihan dalam aspek pengelolaan, disain, konstruksi, rana dan prasana sanitasi keluarga dan menjadi- Sebagai lembaga yang peduli terhadap penyehatan
operasi dan pemeliharaan, serta pelatihan perilaku kannya sebagai prioritas utama. lingkungan tantangan selama ini antara lain:
peduli akan kualitas dan bersedia membayar lebih
asalkan pelayanan memenuhi kebutuhan. hidup bersih dan sehat (PHBS). Indikator keberhasilan 3. Menjadikan masyarakat untuk dapat mengeva- Bagaimana mengubah kesadaran kritis masya-
Hasil studi Bank Dunia terhadap 121 proyek air kedua proyek itu adalah: luasi sendiri manfaat dari sarana penyehatan ling- rakat dari berfikir individual menjadi sistemik dalam
minum di seluruh dunia yang dilaksanakan oleh - Desain sarana tepat guna yang dapat diterima seluruh kungan keluarganya dan membandingkannya menangani penyehatan lingkungan.
berbagai lembaga dan organisasi menyimpulkan lapisan masyarakat termasuk perempuan, sistem ketika belum memiliki atau membandingkan de-
ngan keluarga lain yang tidak memliki sarana Bagaimana mengubah cara pandang pihak yang
bahwa peran aktif masyarakat dalam membuat sederhana namun cukup handal.
penyehatan lingkungan. diajak bermitra khususnya sebagian staf peme-
keputusan dan menangani proyek secara langsung - Proyek dapat diterima oleh masyarakat dan mampu rintah melihat sebagai pencari proyek sebagai-
menghasilkan pelayanan air bersih dan penyehatan memotivasi mereka berpartisipasi secara aktif, 4. Menjadikan masyarakat bangga punya sarana, mana umumnya kontraktor.
lingkungan permukiman yang efektif dan berkelanjutan. termasuk dalam aspek keuangan. menggunakan dan memeliharanya.
- Masyarakat termotivasi dan mampu melaksanakan Bagaimana menggali sumber daya pendanaan
Analisis terhadap hasil pelaksanaan ke-121 5. Mendorong keluarga lain mengadopsi dengan kegiatan yang selama masih terbatas pada ber-
proyek air minum itu menghasilkan kesimpulan bahwa operasi dan pemeliharaan sarana. atau tanpa bantuan lembaga atas dasar pema- basis komitmen dan tenaga sukarela tanpa imbal
20 di antaranya merupakan proyek yang sangat efektif. - Masyarakat membayar pelayanan air bersih sesuai haman dan kesadaran atas manfaat pentingnya karya.
Dua dari 20 proyek dengan tingkat efektivitas tinggi dengan tarif yang disepakati. sarana penyehatan lingkungan.
tersebut berada di Indonesia. Kedua proyek yang - Perempuan terlibat dalam setiap tahapan proyek, Bagaimana meyakinkan dan mendorong peme-
rintah dan pihak lain untuk mengembangkan ske-
menurut Bank Dunia dinyatakan berhasil dengan tingkat
Cita-cita ma kemitraan secara utuh dengan Yayasan SE-
HAT Indonesia untuk program penyehatan l i n g -
Apa yang dilakukan oleh Yayasan SEHAT kungan tidak terbatas pada ide-ide saja melain-
adalah contoh kegiatan dalam skala kecil, namun kan termasuk skema pembiayaannya sebagai
pendekatan yang dilakukan bermakna strategis. Yang
Air Sebagai Benda Ekonomi diharapkan yayasan adalah:
konsekuensi keberlanjutan prgram.

Diadopsi dan dikembangkannya pendekatan pra-


Air merupakan kebutuhan mutlak manusia. Kita sadar benar Kampanye publik (public campaign) diperlukan untuk mengubah karsa masyarakat dalam kegiatan penyehatan Model Kemitraan yang memungkinkan dengan
lingkungan oleh berbagai pihak. yayasan SEHAT Indonesia
betapa air merupakan sumber kehidupan. Manifestasi menyangkut peran pandangan masyarakat tersebut. Seluruh lapisan masyarakat ditingkatkan

air itu sayangnya justru menyuburkan pandangan bahwa air semata-mata pemahamannya bahwa air merupakan benda langka yang bernilai ekonomi Dimasukkannya pendekatan penyertaan masya- Pemberian dana hibah untuk peningkatan ca-
rakat melalui peran LSM yang memiliki komitmen kupan sarana penyehatan lingkungan dan akan
merupakan benda sosial atau public good: air dapat diperoleh secara gratis. dan memerlukan pengorbanan - berupa uang atau waktu - untuk
terhadap penyehatan lingkungan menjadi strategi dikembangkan dalam bentuk dana bergulir dan
Akibat pandangan ini masyarakat tidak menghargai air sebagai mendapatkannya. Kesadaran baru masyarakat tentang melekatnya nilai pembangunan Pemerintah Daerah. dikelola oleh masyarakat sendiri dan keberlanjut-
annya dibawah kontrol dan fasilitasi yayasan.
benda langka yang memiliki nilai ekonomi. Mereka mengeksploitasi air ekonomi pada air diharapkan mampu mengubah perilaku masyarakat Masih banyaknya desa/kelurahan yang memiliki
permasalahan penyehatan lingkungan termasuk Pemberian pinjaman tanpa bunga oleh pemerin-
secara bebas dan berlebihan. Masyarakat pun cenderung tidak berkeinginan dalam memanfaatkan air: menjadi lebih bijak dalam mengeksploitasi air, tah atau pihak lain untuk pengembangan pro-
pada lokasi umum kemitraan dengan LSM, seperti
untuk melestarikan lingkungan dan sumber daya air, baik dari segi kualitas lebih efisien dalam memanfaatkan air, dan mempunyai keinginan berkorban Yayasan SEHAT Indonesia, akan menjadi model gram penyehatan lingkungan. Pengelolaan keu-
yang berkelanjutan. angan sepenuhnya oleh Yayasan SEHAT Indo-
maupun kuantitas. Dampak lain yang timbul adalah terjadinya stagnasi untuk mendapatkan air. nesia dan dikembalikan dalam jangka setidak-ti-
dalam pengembangan ilmu dan teknologi untuk penggunaan kembali Air jelas bernilai, dan siapapun harus berkorban kalau hendak · Yayasan SEHAT Indonesia akan menjadi daknya 3 tahun.
mitra berbagai pihak dalam fasilitasi pengembangan
(reuse) dan pendaur-ulangan (recycle) air. mengambil manfaatnya. Apalagi pelayanan air minum dan penyehatan rencana strategi desa, kelurahan dan daerah di bidang Pemberian pinjaman dengan bunga ringan de-
penyehatan lingkungan. ngan masa pengembalian setidak-tidaknya 5 ta-
Pandangan itu tak ada salahnya, tentu saja sepanjang lingkungan memang butuh biaya operasional dan pemeliharaan demi
hun dengan masa tenggat angsur minimal 1 tahun.
ketersediaan air tercukupi. Kenyataannya ketersediaan air tak pernah kelanjutannya. Pelayanan yang berkelanjutan akan terwujud hanya bila Upaya yang dilakukan oleh Yayasan SEHAT
Indonesia Pemberian technical assistance (bantuan teknis)
mampu memenuhi tingkat kebutuhan manusia. Bagi masyarakat yang kini tercapai kesetaraan atas harga yang harus dibayar, nilai air di mata pengguna, pada proyek-proyek terkait penyehatan lingkung-
Berbagi pengalaman dengan Pemda Sidoarjo an.
dilanda kekeringan akibat kemarau panjang, misalnya, air bersih yang dan besarnya biaya pelayanan.
khususnya dengan Dinas Kesehatan, Dinas
langka bukan lagi benda sosial. Pengorbanan besar dibutuhkan untuk Sesuai dengan sifatnya sebagai benda ekonomi, maka Lingkungan dan Kimpraswil.
memperoleh air. Mereka harus memperdalam sumurnya, mesti antre dan prinsip utama dalam pelayanan AMPL adalah ”pengguna harus
menunggu berjam-jam sampai volume air meninggi agar bisa ditimba, atau membayar atas pelayanan yang diperolehnya”.
bahkan terpaksa harus membelinya.
Ringan Ragam
Ragam Laporan Utama
Laporan Utama Laporan Utama
Ragam
21 2
Tergantung Permintaan Biar Nenek Asal Aman

Warga Desa Aikmel di Kabupaten Berdasarkan pengalaman LSM, fasilitas WASPOLA: Lahirkan Kebijakan
Lombok Timur dulu sebelum ada saluran air yang umum yang dikelola nenek-nenek ternyata lebih
mencapai desa itu termasuk desa yang sulit air. aman, terjaga, dan menguntungkan dibandingkan Nasional Pembangunan Air Minum
Betapa tidak, desa ini letaknya di lereng Gunung yang dikelola para pria apalagi anak muda.
Rinjani sedangkan sumber air berada jauh di lembah
gunung berapi tersebut. Untuk mencapai sumber air
Mengapa bisa begitu?
Umumnya nenek-nenek itu cerewet dan tak
dan Penyehatan Masyarakat
paling tidak dibutuhkan waktu selama tiga jam
dengan jalan kaki. Jalan tidak bisa ditempuh dengan
takut kepada siapapun termasuk anak muda
sekalipun. Siapa yang mau macam-macam di tempat
Berbasis Masyarakat
kendaraan.
Tak heran bila sebagian besar warga jarang umum seperti MCK, bisa disemprot oleh nenek-nenek.
mandi. Anak-anak mereka menggunakan ‘’topeng Misalnya, ‘’He jangan ngintip!’’ Dan dapat dipastikan usim kemarau berkepanjangan menimbulkan
monyet’’ alias hanya membersihkan mata ketika
bangun tidur. Ibadahpun tak nikmat karena hanya
bisa tayamum. Padahal masjid dan mushollanya
tidak akan ada yang berani dengan nenek-nenek.
Kalau nekat melawan orang pasti menertawakan dan
akan bilang, ‘’Beraninya sama nenek-nenek.’’
M dampak kekeringan yang parah di wilayah
Pulau Jawa dan Madura. Masyarakat kesulitan
memperoleh air bersih. Kemarau yang diperkirakan baru
hingga kegiatan operasi dan pemeliharaan. Pilihan
teknologi yang terbatas juga mempersulit masyarakat
untuk menentukan prasarana dan sarana yang hendak
dibangun dan digunakan sesuai dengan kebutuhan,
tergolong bagus. Selain itu, nenek-nenek tergolong sulit untuk akan berakhir Oktober 2003 ini bakal makin budaya, dan kemampuan masyarakat setempat untuk
Direktur Pemukiman dan Perumahan dipalak karena bisa jadi akan marah-marah. Nah m e m p e r b u r u k mengelola prasarana dan
Bappenas Ir Basah Hernowo MA, sempat bertanya lho’’. Preman aja nggak berani’’ ketersediaan air untuk kondisi daerah tersebut.
kepada mereka, ‘’Bagaimana kalau mereka habis dikonsumsi dan keperluan Pada hakikatnya Keterlibatan masya-
berhubungan suami istri?’’ Mereka menjawab, ‘’Ya sanitasi. Bila kelangkaan pembangunan sarana AMPL rakat yang rendah juga
Sumber Angin, Keluar Air
tayamum saja.’’Tapi seorang warga membisiki, air tak teratasi maka dapat adalah untuk masyarakat, tanpa upaya mengakibatkan pelayanan
‘’Wah itu tergantung permintaan.’’ dipastikan ancaman pe- melibatkan mereka dalam tingkat yang prasarana dan sarana air
‘’Permintaan yang gimana?’’ Tanya Pak Basah lagi. Bukan sulap, bukan sihir. Ini adalah fakta nyebaran wabah diare,
Dengan pelan-pelan pria ini mengatakan, yang terjadi di sebuah desa di Muara Enim, Sumatera
cukup signifikan, maka akseptabilitas dan minum dan penyehatan
infeksi saluran pernafasan lingkungan itu tidak berke-
‘’Siapa yang ngajak terlebih dahulu, dialah yang Selatan. Sistem air bersih di desa itu bersumber dari atas (ISPA), dan penyakit keberlanjutan hasil pembangunan lanjutan. Efektivitasnya pun
wajib mengambil air.’’Wow bisa ketahuan nih siapa mata angin ‘’bukan mata air. kulit bakal sulit dihindarkan. akan sangat sulit dicapai. rendah pula lantaran in-
yang agresif Ketika tim kerja AMPL mengunjungi desa Kini instansi-instan- vestasi pembangunan pra-
tersebut, tim disuguhi pemandangan yang cukup si terkait sibuk berupaya menanggulangi masalah krisis sarana dan sarana itu berorientasi supply driven. Hasil
Buat Nangkring air minum dan penyehatan lingkungan di daerah yang investasi itu banyak yang tidak dimanfaatkan oleh
menggembirakan. Sebagian warga telah
kekeringan itu. Ini memang masalah insidental karena masyarakat karena mereka tidak membutuhkan,
memperoleh air bersih dari sistem perpipaan yang faktor gangguan alam. Namun sekaligus juga menunjuk-
BEST, sebuah LSM yang bergerak di bidang sebaliknya banyak pula masyarakat yang membu-
cukup bagus. Air ngocor cukup lancar. kan bahwa lingkungan telah rusak yang menga- tuhkan pelayanan prasarana dan sarana itu tapi tidak
penyehatan lingkungan membangun MCK di wilayah Tapi ketika tim ingin mengetahui dari mana kibatkan menipisnya air baku dan ketiadaan sumber mendapatkan pelayanan.
Tangerang, Banten. Pipa-pipa air di salurkan ke sumber air itu berasal, warga terkesan menutup- air yang dapat dimanfaatkan. Dari berbagai pelaksanaan program dan
MCK. Kran-kran dipasang di dalam MCK dan ada nutupi. Akhirnya, tim mencoba menelusuri sendiri di Ironisnya, pengulangan selalu terjadi dan selalu proyek air minum dan penyehatan lingkungan dengan
juga yang berada di luar. mana letak sumber air itu dengan menyusuri sistem menimpa kalangan masyarakat miskin. Dengan kata dana luar negeri dan APBN diperoleh kesimpulan
Anehnya, hampir semua kran yang dipasang perpipaan yang ada. lain, dari segi kuantitas, lingkup pembangunan air minum antara lain bahwa efektivitas dan keberlanjutan
di luar MCK patah tiap bulannya. Para aktivis LSM ini Benar saja, sesampai di suatu tempat dan penyehatan lingkungan masih terbatas. Cakupan pelayanan lebih baik bila pembangunannya melibatkan
tak habis pikir mengapa itu terjadi. Apakah tangan- kejanggalan mulai muncul. Pipa diletakkan asal saja. pelayanan juga masih terbatas dan tak mampu masyakat. Selain itu pengelolaan prasarana dan
tangan warga begitu kuat sehingga begitu membuka mengimbangi laju kebutuhan akibat pertambahan sarana yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat
Naik ke atas lagi, tim menemukan bak yang
kran, kran langsung patah ataukah ada yang sengaja jumlah penduduk. pengguna dalam pengambilan keputusan dan
seharusnya untuk menampung air tak terurus dan Hingga saat ini diperkirakan masih terdapat 100
merusak kran-kran tersebut? Sementara waktu kelembagaan, menghasilkan partisipasi masyarakat
awut-awutan. ‘’Pipa intake mengawang,’’ kata salah juta penduduk Indonesia yang belum memiliki
jawaban itu tak terjawab. Soalnya begitu kran itu yang lebih besar pada pelaksanaan operasi dan
satu anggota tim. kemudahan terhadap pelayanan air minum dan pemeliharaan.
diganti lagi, maka kran-kran itu patah lagi pada bulan Tapi mengapa air di bawah mengocor? penyehatan lingkungan yang memadai. Sebagian Keterlibatan perempuan, masyarakat yang
berikutnya. Pertanyaan itulah yang tak terjawab. Darimana air itu masyarakat yang tidak memiliki kemudahan itu adalah kurang beruntung (miskin, cacat dan sebagainya)
Selidik punya selidik, kran-kran itu bukan berasal? Mungkinkan angin bisa berubah menjadi masyarakat miskin dan masyarakat kawasan secara seimbang dalam pengambilan keputusan untuk
patah karena tangan tapi karena kaki. Kok bisa? air? pedesaan. Kecenderungan ini terus meningkat setiap kegiatan operasional dan pemeliharaan, menghasilkan
Ternyata, kran-kran itu dijadikan tempat berpijak Untuk mengetahui lebih jauh, tim sempat tahun. efektivitas penggunaan dan keberlanjutan pelayanan
para lelaki iseng yang ingin mengintip ke dalam MCK bertanya kepada aparat desa. Dan jawabannya pun Pengalaman masa lalu menunjukkan yang tinggi. Efektivitas dan keberlanjutan itu tercapai
alias buat nangkring. Soalnya disain bangunan sama bahwa air memang bersumber dari mata air itu.
prasarana dan sarana air minum dan penyehatan karena pilihan pelayanan dan konsekuensi biayanya
memang terbuka. Ohhh..pantas... lingkungan yang dibangun tidak dapat berfungsi dengan ditentukan langsung oleh masyarakat di tingkat rumah
Bahkan untuk meyakinkan, aparat desa itu pun optimal. Penyebab masalah ini, antara lain, masyarakat tangga. Kontribusi pembangunan ditentukan
sampai bersumpah segala? Dari dunia lain kaliiii........ sasaran tidak dilibatkan sejak perencanaan, konstruksi,
DariRedaksDari
i DariRedaksi
Dari Redaksi
Redaksi Glosari
Glosari
Glosari
Glosari
1 22
Air Bersih (clean water) : air yang digunakan untuk Keinginan (wish) : adalah kemauan
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi masyarakat pengguna untuk
syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. mendapatkan pelayanan prasarana
dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan,
Pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan telah berlangsung lama. Air Minum (drinking water) : air yang melalui proses yang keputusannya masih dapat dipengaruhi oleh
Tentunya banyak hasil yang telah dicapai di samping masih ditemuinya beberapa kendala dan pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang pihak lain.
hasil-hasil pembangunan yang belum optimal. Terlepas dari itu semua, perhatian terhadap sektor
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
air minum dan penyehatan lingkungan dalam beberapa tahun terakhir terasa mulai meningkat.
diminum (keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Pendekatan tanggap kebutuhan (Demand
Beberapa kejadian penting yang menjadi tonggak perubahan tersebut. Pertama, pada
Tahun 2002). Responsive Approach/DRA) : suatu pendekatan yang
September 2000 dalam Pertemuan Millenium PBB, para pemimpin dunia telah menyepakati untuk
menetapkan tujuan dan target yang terukur untuk menangani kemiskinan, penyakit, buta huruf, menempatkan kebutuhan masyarakat sebagai faktor
degradasi lingkungan dan diskriminasi terhadap wanita. Pernyataan ini kemudian dikenal sebagai Penyehatan Lingkungan (environmental sanitation): yang menentukan dalam pengambilan keputusan
Millenium Development Goals (MDGs). Terkait dengan sektor air minum dan sanitasi maka telah upaya pencegahan terjangkitnya dan penularan termasuk di dalamnya pendanaan.
disepakati bahwa pada tahun 2015 separuh dari jumlah penduduk yang tidak mendapat pelayanan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar
air minum telah dapat tertangani. Sementara menyangkut sanitasi, maka pada tahun 2020 harus (jamban) , pengelolaan limbah rumah tangga (termasuk Masyarakat pengguna (users) : masyarakat yang
telah tercapai perbaikan yang berarti terhadap kehidupan paling tidak 100 juta penghuni kawasan sistem jaringan perpipaan air limbah), drainase, dan memanfaatkan pelayanan prasarana dan sarana air
kumuh. Kedua, dalam Johannesburg Summit 2002, target air minum dipertegas sementara target sampah. minum dan penyehatan lingkungan.
sanitasi dipertajam menjadi pada tahun 2015 separuh dari jumlah penduduk yang tidak mempunyai
sanitasi telah dapat terpenuhi. Ketiga, air minum yang aman dan sehat merupakan hak asasi manusia. Pembangunan air minum dan penyehatan Keberlanjutan (sustainability) : sifat atau ciri terus-
Demikian pernyataan Komite Hak-hak Ekonomi, Budaya, dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa. lingkungan berbasis masyarakat: pembangunan menerus kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat
Menyadari semakin pentingnya air minum dan penyehatan lingkungan, maka salah satu isu yang menempatkan masyarakat sebagai pengambil pengguna secara mandiri dengan mempertimbangkan
yang mengemuka adalah rendahnya kepedulian dan kesadaran masyarakat dan pihak keputusan dan penanggung jawab , pengelola adalah aspek teknis, keuangan, sosial, kelembagaan, dan
berkepentingan (stakeholder ). Memperhatikan kendala ini, maka dipandang perlu untuk
masyarakat dan atau lembaga yang ditunjuk oleh lingkungan.
meningkatkan keterlibatan seluruh pihak berkepentingan (stakeholder) dalam pembangunan air
masyarakat, yang tidak memerlukan legalitas formal
minum dan penyehatan lingkungan. Keterlibatan pihak berkepentingan akan sangat membantu
mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran program air minum dan penyehatan lingkungan.
serta penerima manfaat diutamakan pada masyarakat Kesetaraan (equity) : persamaan/kesamaan akses
Salah satu strategi yang perlu dilakukan adalah melakukan kampanye publik. Kampanye setempat dengam sumber investasi berasal dari mana untuk memanfaatkan prasarana dan sarana bagi
publik akan merupakan suatu cara yang dapat menciptakan suatu kondisi yang menjadikan program saja (kelompok, masyarakat, pemerintah, swasta, seluruh masyarakat.
air minum dan penyehatan lingkungan sebagai salah satu prioritas baik bagi pemerintah maupun ataupun donor).
masyarakat sendiri. Salah satu bentuk dari kampanye publik tersebut adalah berupa penerbitan Penggunaan efektif (effective use) : kemudahan
media informasi yang diharapkan merupakan salah satu media untuk mempercepat proses Pengelolaan air minum dan penyehatan pemanfaatan pelayanan AMPL yang dapat dinikmati
penyebaran informasi program air minum dan penyehatan lingkungan. Media informasi ini akan lingkungan berbasis lembaga : bentuk oleh masyarakat pengguna secara adil, tepat guna,
menjadi wahana interaksi paling tidak antara instansi pemerintah, perguruan tinggi, swasta, negara/ pengelolaan yang bercirikan pengelolanya memiliki dan dengan cara yang sehat.
lembaga donor, dan masyarakat sendiri. Diharapkan media ini akan membantu menciptakan jaringan badan hukum dengan bentuk dinas, perusahaan atau
kerja (networking) air minum dan penyehatan lingkungan di antara pihak berkepentingan swasta , yang dapat bersifat profit atau non profit, dan Pendekatan partisipatif (participatory approach) :
(stakeholders). pengambilan keputusan berada pada pengelolanya. suatu pendekatan yang menggunakan satu atau
Apalah arti sebuah nama, demikian Shakespeare. Namun sebuah media informasi tanpa beberapa metode yang melibatkan pihak terkait
nama, bagaikan kepala tak berwajah. Proses penamaan pun ternyata tidak semudah yang Pengelolaan air minum dan penyehatan secara aktif dalam proses pemberdayaan, untuk:
dibayangkan. Banyak pilihan yang terbersit tapi terasa sulit untuk memilih. PERCIK akhirnya
lingkungan berbasis gabungan lembaga dan a. mengekspresikan pengetahuan, gagasan, dan
merupakan pilihan akhir. Pertanyaannya adalah apa makna di balik nama tersebut. Dari katanya
masyarakat: bentuk pengelolaan bersama antara menentukan pilihan pelayanan; dan
percik secara harfiah berarti air yang terlontar keluar. Lontaran air akan menggapai sekitarnya
lembaga dan masyarakat yang beraspek legalitas b. mengambil insiatif dalam mengindentifikasi dan
menunjukkan keberadaannya. Dari sudut ini, kami mengartikan lontaran air tersebut sebagai
metamorfosa dari kampanye publik. Sebuah tugas yang diemban oleh media informasi ini. formal maupun non formal, di mana pengambilan memecahkan masalah, pengambilan keputusan serta
Sebagaimana layaknya sebuah media informasi yang masih baru, maka tentunya masih keputusan dilakukan bersama dengan tanggung pelaksanaan pekerjaan secara bersama-sama.
diperlukan banyak penyempurnaan sebelum media ini dapat tampil sebagai media informasi yang jawab sesuai kesepakatan dan aturan main yang jelas.
mumpuni. Untuk itu, saran dan kritik dari berbagai pihak akan sangat kami hargai. Pemberdayaan (empowerment) : upaya yang
Sebagaimana kata orang bijak, langkah besar itu selalu didahului oleh langkah pertama. Kebutuhan (demand) vs Keinginan (wish) dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk
Langkah pertama telah terayun, harapan kami ini merupakan awal dari perjalanan menuju pemenuhan memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi
obsesi kita semua. Kebutuhan (demand) : kesediaan masyarakat kemampuan yang mereka miliki atas dasar prakarsa
pengguna untuk mendapatkan pelayanan prasarana dan kreativitas.
dan sarana air minum dan penyehatan yang
dikehendaki berdasarkan pilihan yang tersedia sesuai Sumber:
dengan kondisi setempat yang disertai sikap rela Dokumen Kebijakan Nasional Pembangunan Air
berkorban (willingness to pay). Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis
Masyarakat.
Agenda
Agenda
Agenda
23
Agenda
DUBAI INTERNATIONAL Percik, Media Informasi Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan
AWARD Penasihat/Pelindung:
UNITED NATION, Dubai Municipality (United Arab Emirates) dan UN-HABITAT Direktur Jenderal Tata Perkotaan
menyelenggarakan Dubai International Award for Best Practices to Improve the Living dan Perdesaan, DEPKIMPRASWIL
Environment (DIABP). DIABP memegang peran penting dalam mengidentifikasi dan
mendokumentasikan ‘Best Practices’ dari seluruh dunia. Sejak tahun 1996, telah berhasil Penanggung jawab:
dikompilasi sebayak 1.600 ‘best practices’ dari 140 negara. DIABP berfungsi untuk mengenali 1. Direktur Pemukiman dan
dan mempublikasikan inisiatif perbaikan lingkungan baik perkotaan maupun perdesaan yang Perumahan, BAPPENAS
berkesinambungan di seluruh dunia. Tujuan dari kegitan ini adalah untuk mengenali dan 2. Direktur Penyehatan Air dan
memperkuat kesadaran akan pentingnya usaha memperbaiki lingkungan. Sanitasi, DEPKES
Penghargaan ini terbuka bagi organisasi pemerintah, pemerintah kota dan asosiasinya, 3. Direktur Perkotaan dan
LSM, organisasi berbasis masyarakat, sektor swasta, lembaga riset dan perguruan tinggi, media Perdesaan Wilayah Timur,
massa, yayasan, bahkan individu.
Best Practices diartikan sebagai kontribusi yang dianggap berhasil dalam memperbaiki
Daftar Isi DEPKIMPRASWIL
4. Direktur Bina Sumber Daya
lingkungan. Kriteria yang dipergunakan dalam menilai Best Practices adalah berupa (i) Dari Redaksi 1 Alam dan Teknologi Tepat Guna,
menunjukkan dampak nyata terhadap perbaikan kuaitas hidup masyarakat khususnya masyarakat DEPDAGRI
miskin dan kurang beruntung. Salah satu kegiatan yang termasuk kategori ini adalah Laporan Utama: 2 5. Direktur Penataan Ruang dan
pengembangan penyediaan air minum dan sanitasi; (ii) merupakan hasil efektif kerjasama antara WASPOLA: Lahirkan Kebijakan Nasional Lingkungan Hidup
publik, swasta dan masyarakat. Best Practises paling tidak merupakan kerjasama antara dua Pembangunan Air MInum dan Penyehatan DEPDAGRI
aktor (publik, swasta dan masyarakat); (iii) berkelanjutan dari aspek sosial, budaya, ekonomi dan Lingkungan Berbasis Masyarakat.
lingkungan. Wawancara: 7 Dewan Redaksi:
Batas waktu penyerahan materi yang akan dilombakan adalah paling lambat 31 Maret “Kita Perlu National Policy” Oswar Mungkasa, Sucipto, Johan
2004. Namun jika materi diserahkan sebelum 31 Januari 2004, maka pihak penyelenggara akan Susmono, Supriyanto Budi Susilo
memberikan masukan terhadap materi yang diserahkan. Opini: 9
Dari 10 pemenang yang terpilih, maka setiap pemenang akan menerima sebesar USD Ujicoba Pelaksanaan Kebijakan Nasional Redaktur Pelaksana:
30.000 berikut sertifikat dan trophy. Selain itu, wakil dari pemenang akan diundang pada acara Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat Hartoyo, Rheida Pambudhy,
pemberian penghargaan yang akan diserahkan pada Hari Habitat Dunia pada bulan Oktober Maraita Listyasari, Rewang
2004. Ragam: 12
Budiyana, Handi Legowo.
Contoh best practices dapat diakses pada http://www.bestpractices.org. Informasi Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL
selengkapnya tentang format dan persyaratan materi dapat diakses pada http://dubai- Berbasis Masyarakat Sekretaris Redaksi:
award.dm.gov.ae atau menghubungi info@dm.gov.ae atau bestpractices@unhabitat.org. Lenggang 14 Essy Aisiyah

Info 16 Sirkulasi:
AGENDA KELOMPOK KERJA AMPL Helda Nusi, Mahruddin, Prapto
Cermin: 18
2 SEPTEMBER 2003 : Workshop Tingkat Pusat CWSHP ADB di Jakarta Alamat Redaksi:
Punya Jamban, Awalnya Berat Kini
24-25 SEPTEMBER 2003 : Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Pro Air di Denpasar Jl. Cianjur No. 4, Menteng,
Bangga.
Jakarta Pusat
Ringan 21 Telp. (021) 3142046
e-mail: oswar@bappenas.go.id
Glosari 22 Redaksi menerima tulisan/naskah.
Kirim ke alamat di atas.
Agenda 23

You might also like