You are on page 1of 38

Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

BUNDO KANDUANG
PENDIDIK UTAMA GENERASI

P erempuan sebagai Ibu di rumah tangga dan di


dalam masyarakat nagari dan negara.

Ibu merupakan guru pertama dalam pergaulan dan


penularan tauladan cinta kasih terhadap anak-anaknya.
Anak adalah amanah Allah, tumbuh dan belajar dari
lingkungannya. Pendidikan keteladanan landasan
paling bagi pembentukan watak generasi.1

1
Generasi pelanjut berkembang menurut kemauan ibu dan
bapaknya. Jika ibu menegakkan hukum-hukum Allah, maka
generasi yang dilahirkannya akan meniru pula. Sedari kecil, anak
dilatih membiasakan mengerjakan shalat dan ibadah, seperti puasa,
menghafal al Quran, shadaqah, ke masjid), karena teladan menjadi
pendidikan paling ideal di mata anak (lihat Nashih ‘Ulwan, dalam
Tarbiyatul Aulaad).
Sabda Rasulullah SAW.; “Suruhlah anak-anak kamu
mengerjakan shalat, selagi mereka berumur tujuh tahun, dan pukulllah
mereka (dengan tidak mencederai) karena meninggalkan shalat ini,
sedang mereka telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat
tidur mereka” (HR.Abu Daud dan Al Hakim).

H. Mas’oed Abidin 66
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Dalam arus globalisasi terjadi perubahan budaya


yang melahirkan ketimpangan-ketimpangan dalam
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Akibatnya,
pertumbuhan masyarakat (social growth) terganggu.
Terjadi perbedaan kesempatan yang sangat menyolok
antara kota dan kampung dalam bidang fasilitas,
pendidikan, lapangan kerja, hiburan, dan mass-media.
Perpindahan penduduk ke kota, merupakan penyakit di
tengah negeri berkembang.

Dusun-dusun mulai ditinggalkan, dan kota-kota


menjadi sempit oleh pendatang baru. Kehidupan yang
keras menyebabkan orang terpaksa menjual diri.
Dasar-dasar kehidupan menjadi rapuh, akhlak
karimahpun hilang.2

Hari paneh kok indak balinduang,


Hari hujan kok indak batuduah,
Hari kalam kok indak basuluah,
2
Peran orangtua menjadi lumpuh karena ketegangan sering
terjadi antara ayah dengan ibu, karena tekanan ekonomi.
Akibatnya, anak-anak terlantar dan keluarga menjadi berantakan.
Efisiensi sebagai kaidah produktivitas keluarga modern, mulai
diterapkan secara salah dalam kehidupan. Orangtua lanjut usia
mulai tak dihiraukan dan mereka ditempatkan di Panti Jompo yang
tak memungkinkan mewariskan nilai-nilai luhur pada anak dan
cucunya.

H. Mas’oed Abidin 67
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Jalan langang kok tak bakawan,


Antah mangulak dari hilie,
Antah galoro dari hulu.
Iman nan tak buliah ratak,
Kamudi nan tak buliah patah,
Padoman tak buliah tagelek,
Haluan nan tak bulieh barubah.
Harus ada kewaspadaan di tengah perubahan
global dengan jalan memelihara pagar adat yang kuat
Apabila hari panas tidak ada tempat berlindung, ketika
hujan tidak memakai payung, hari gelap tidak suluh,
jalan lengang tak ada berkawan. Bahaya banyak yang
akan menghadang.

Mungkin saja, bahaya entah mengulak dari hilir,


atau galodo dari hulu. Dalam suasana seperti ini, anak
nagari di Minangkabau wajib diberi bekal dengan iman
yang tidak boleh beranjak. Kemudi tidak boleh patah,
pedoman tidak boleh goyang, dan haluan tidak boleh
berubah. Teguh di dalam melaksanakan ketentuan adat
basandi syarak syarak basandi Kitabullah.

H. Mas’oed Abidin 68
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Hilangnya jati diri merupakan kerusakan yang


tidak terhindarkan. Mentalitas yang mengarah pada
materialistik, permisivistik, bahkan hedonistik. Biaya
perbaikan mental lebih besar dibanding biaya untuk
memacu pertumbuhan ekonomi.

PERAN SENTRAL BUNDO KANDUNG

Perempuan sering disebut dengan panggilan


'wanita'. Panggilan ini lazim dipakai di negeri kita. Kata-
kata "wanita" dalam bhs.Sansekerta, berakar dari kata
betina. Sebutan perempuan lebih tepat untuk panggilan
bundo kanduang.

Di masa jahiliyah berlaku pelecehan gender ketika di


lahirkan anak perempuan disambut kematian. Wanita
hanya pembawa aib, bayi perempuan itu mesti dibunuh.
Setelah Islam, Alquran menyebut perempuan dengan
annisa' dan umahat. Perempuan adalah bundo atau
"ibu". Annisa' adalah tiang bagi suatu negeri3. Begitu
3
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan bila rusak,
celakalah negeri itu (Al Hadits). Sorga di bawah telapak kaki ibu
(Ummahat) menurut ajaran Islam. Kaidah Alqurani menyebutkan,
Nisa'-nisa' kamu adalah perladangan (persemaian) untukmu,
kamupun (para lelaki) menjadi benih bagi Nisa'-nisa'. Kamu dapat
mendatangi ladang-ladangmu kapan saja. Karena itu kamu

H. Mas’oed Abidin 69
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Begitu penafsiran Islam tentang perempuan. Sejak dua


alaf berlalu, Alquran Karim menempatkan perempuan
dalam derajat yang sama dengan jenis laki-laki pada
posisi azwajan atau pasangan hidup. Perempuan
menyimpan arti pemimpin (raja), orang pilihan, ahli,
yang pandai, dengan segala sifat keutamaan yang lain.4

َ ُ ‫ل لَك ُم م ن أَنف ُسك‬ َ


ْ ُُ ‫ل َ لَك‬
‫م‬ َ َ‫جع‬
َ َ‫جا و‬ً ‫م أْزوَا‬ ْ ِ ْ ْ ِ ْ َ َ‫جع‬ َ ‫ه‬ ُ ّ ‫وَالل‬
َ
‫ت‬ِ ‫ن الط ّي ِّبَا‬ َ ‫م‬ِ ‫م‬ ْ ُ ‫حفَدَة ً وَ َ َرَزقَك‬َ َ‫ن و‬ َ ‫م بَنِي‬ْ ُ ‫جك‬ ِ ‫ن أْزوَا‬ ْ ‫م‬
ِ
َ
َ ‫م يَكْفُُرو‬
‫ن‬ ْ ُ‫مةِ الل ّهِ ه‬ َ ْ‫ن وَبِنِع‬َ ‫منُو‬ِ ْ ‫ل يُؤ‬ ِ ِ ‫أفَبِالْبَاط‬
Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu,
anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang
baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang
bathil dan mengingkari ni`mat Allah? (Q.S.16:72)

‫جا‬ َ ُ ‫خل َُق لَك ُُم م ن أَنفُُسك‬ َُ


ًُ ‫م أْزوَا‬ ْ ِ ْ ُْ ِ ْ َ َ ‫ن‬ ْ ‫ن ءَايَات ُِهِ أ‬
ُْ ‫م‬ ِ َ‫و‬
‫ن ف ِي‬ َ ّ ِ‫ة إ‬ً ‫م‬
َ ‫ح‬ َ
ْ ‫موَد ّة ً وََر‬ ْ ُ ‫ل بَيْنَك‬
َ ‫م‬ َ
َ َ‫سكُنُوا إِليْه َا و‬
َ َ‫جع‬ ْ َ ‫لِت‬
َ
َ ‫ت لِقَوْم ٍ يَتَفَك ُّرو‬
‫ن‬ ٍ ‫ك ليَا‬ َ ِ ‫ذَل‬
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS.30:21).

berkewajiban memelihara eksistensi atau identitas (Qaddimu li


anfusikum) dengan senantiasa bertaqwa kepada Allah (Q.S.2:23).
4
Kata perempuan diambil dari bahasa Kawi. (lihat:KUBI).

H. Mas’oed Abidin 70
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Pesan Rasulullah SAW, an nisak ‘imadul bilaad.


Idza shaluhat shaluhal bilaad kulluhu. Wa idza fa sadat,
fa-sadatil bilaad kulluhu. Kaum ibu itu adalah tiang
utama dalam nagari. Kalau mereka baik, akan baiklah
seluruh nagari, dan kalau mereka rusak maka binasalah
seluruh nagari.
IBU, dapat diartikan "Ikutan Bagi Umat" dan tiang
suatu negeri.5 Sunnah Nabi menyebutkan “ad-dun-ya
mataa-’un, wa khairu mata-'iha al-mar-’atu as-shalihah
artinya dunia ini adalah perhiasan, dan perhiasan paling
indah adalah perempuan saleh (artinya perempuan
baik-baik yang tetap pada peran dan konsisten menjaga
citranya). Tafsir Islam tentang perempuan menjadi
konsep utama keyakinan Muslim bermu’amalah.
Alquran menempatkan perempuan pada derajat sama
dengan jenis laki-laki di posisi azwajan atau pasangan
hidup.6
Budaya Minangkabau menyebutkan ; Adopun nan
disabuik parampuan, tapakai taratik dengan sopan,
mamakai baso jo basi, tahu di ereang jo gendeang.
Adapun yang – sesugguhnya dapat -- disebut
perempuan, yang mampu memakai tertib dan sopan
dalam tata pergaulan, memakai basa-basi, arif dengan
5
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan kalau sudah
rusak, celakalah negeri itu (Al Hadits). Kaidah Alqurani
menyebutkan, Nisa'-nisa' kamu adalah perladangan (persemaian)
untukmu, kamupun (para lelaki) menjadi benih bagi Nisa'-nisa'
kamu. Kamu dapat mendatangi ladang-ladangmu darimana (kapan
saja). Karena itu kamu berkewajiban menjaga anfus (diri, eksistensi
dan identitas) sesuai perintah Qaddimu li anfusikum, dengan selalu
bertaqwa kepada Allah (Q.S.2:23).
6
lihat Q.S.16:72, 30:21, 42:11

H. Mas’oed Abidin 71
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

keadaan, mengenal kondisi dan memahami posisi


keberadaan mereka.
Mamakai raso jo pareso, manaruah malu dengan
sopan, manjauhi sumbang jo salah, muluik manih baso
katuju, kato baiak kucindan murah, pandai bagaua
samo gadang, Memakai rasa dan periksa –cerdas akal dan
terkendali emosi--, memiliki rasa malu dan sopan dalam
bergaul, menjauhi perbuatan salah dan perangai tercela
(sumbang), tutur-kata disenangi orang, ungkapan baik
dan penyayang, karena pandai bergaul dikalangan
sebaya.

Hormat kapado ibu bapo, khidmat kapado urang


tuo-tuo, labiah kapado pihak laki-laki (suami). Takuik
kapado Allah, manuruik parentah Rasulullah.

Hormat kepada ibu bapa, khidmat terhadap yang


tua, patuh setia kepada suami, takut –taat—kepada
Allah dan mengikuti perintah –sunnah—Rasulullah
SAW.Tahu di korong dengan kampuang,

H. Mas’oed Abidin 72
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

tahu di rumah dengan tanggo,


tahu manyuri mangulindan,
Takuik di budi katajua,
malu di paham ka tagadai.
Mengenal atau menyayangi kampung halaman,
pandai menata dan menyajikan kebahagiaan di rumah
tangga, pandai menuntun kepada yang baik dan
menghimpunkan yang terserak, takut budinya akan
terjual, sangat cemas – malu – pendirian akan tergadai –
Artinya perempuan di dalam budaya Minangkabau
sangat teguh memelihara citra – konsisten --.

Perempuan Minangkabau pandai dan mengerti


posisinya.

Tahu di mungkin dengan patuik,


malatakkan sasuatu pado tampeknyo,
tahu di tinggi randah,
bayang-bayang sapanjang badan,
bulieh ditiru dituladan,
kasuri tuladan kain,
kacupak tuladan batuang.

H. Mas’oed Abidin 73
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Perempuan Minangkabau mengetahui mana yang


pantas dan patut dia lakukan. Budaya Minangkabau
mengajarkan cara-cara maju kepada perempuan
Minangkabau yaitu, pandai meletakkan sesuatu pada
tempatnya. Selaku perempuan yang mempunyai
budaya tinggi, ia harus tahu mana yang pantas di
tempat yang tinggi dan mana pula semestinya di tempat
yang rendah. Perempuan Minangkabau pandai
berhitung. Mereka hemat dan pandai mengatur diri.
Bayang-bayang sepanjang badan. Tidak boros. Sikap laku
dan perangainya dapat ditiru. Amalannya dapat
dicontoh. Kasuri tuladan kain – artinya seperti patron
kain yang akan dipotong dan dijahit.

Perempuan Minangkabau selalu bertindak adil –


konsisten -- seperti cupak (gantang) dari batuang (buluh),
selamanya teguh buatannya dan tindakannya dapat
dijadikan ukuran. Demikian satu norma kehidupan
(grand norm) perempuan Minangkabau secara ideal.

Maleleh buliaeh dipalik,


manitiak bulieh ditampuang.
Satitiak bulieh dilauikkan,
sakapa dapek digunuangkan,

H. Mas’oed Abidin 74
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

iyo dek urang di nagari”.7


Perempuan Minangkabau adalah seorang yang
pemurah dan penyantun. Buatannya dapat dipedomani.
Bermanfaat untuks orang senagari.

Perempuan Minangkabau adalah pribadi yang


jimek, bersih, lemah lembut, tegas tak ada dandanan yang
disisakan dan shalihat, yang kameh, kemas, berperaturan.
Barameh kameh, bapadi manjadi, artinya lengkap, patuh
setia atau qanitat) dan segeh, (cukup, sigap), tak kurang
satu apapun, dibarengi sigap dan tangkas serta sangat
pandai menjaga diri atau hafizat lil ghaibi). Perempuan
Minangkabau rancak lantaran memadukan tiga sikap
utama yang menggambarkan sikap jiwa (mental attitude)
yang dibentuk oleh budaya bundo. Berbudi pekerti dan
mengutamakan rasa malu.

7
Meleleh boleh diambil, menetes boleh ditampung, setetes
dapat dilautkan, sekepal (tangan) dapat digunungkan (artinya
walaupun kecil tapi besar manfaatnya), oleh orang (penduduk)
senagari.

H. Mas’oed Abidin 75
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Begitulah peran perempuan Minangkabau yang


disebut bundo kanduang. Luwes dan cekatan. Cantik dan
cerdas. Bagaikan dalam kisah Sabai nan Aluih, samuik
tapijak indak mati, alu ta taruang patah tigo.8 Artinya,
lemah lembut dan tegas.

َ ُِ‫حف‬
‫ظ‬ َ ‫ما‬
َُ ‫ب ب‬ ٌُ ‫حافِظَا‬
ِ ُْ ‫ت لِلغَي‬ ٌُ ‫ت قَانِتَا‬
َ ‫ت‬ ُ ‫حا‬ َُّ ‫فَال‬
َ ِ ‫صال‬
‫ه‬
ُ ‫الل‬
Maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka).9
Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah
menempatkan perempuan pada posisi sebagai orang
rumah,10
hiduik batampek,
mati bakubua,
kuburan hiduik di rumah gadang,
kuburan mati di tangah padang,11

8
Semut terpijak tidak mati (jalannya hati-hati), namun alu
tertarung patah tiga (prinsipnya sangat tegas).
9
QS.4, an Nisak : 34.
10
Artinya, perempuan (istri) itulah sebenarnya pemilik rumah.
11
Hidup itu ada tempatnya (rumah dan kampung halaman).
Mati juga ada kuburannya (berkejelasan). Kuburan hidup (tempat
tinggalnya orang hidup) adalah di rumah gadang (yang pemilik
hakikinya adalah perempuan di Minangkabau). Kuburan mati di
tengah padang ( yaitu pandam pekuburan yang sudah disiapkan di
tempat yang lapang).

H. Mas’oed Abidin 76
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Artinya, ada tempat dikala hidup, ada kuburan di


saat mati.Tempat bagi perempuan semasa hidupnya
adalah di rumah gadang, dan kalau sudah mati kuburan
terletak di tengah padang. Lebih jauh dipahamkan
bahwa tidak pantas perempuan Minangkabau bermain di
tengah lapang, kalau tidak ada keperluan yang
mustahak.

induak bareh,12

nan lamah ditueh,


nan condong ditungkek,
ayam barinduak,
siriah bajunjuang,13

Kalau lemah ada pengungkit. Yang


condong ada penopang. Ayam ada induk dan
12
Induk beras. Kiasan untuk istri di Minangkabau bahwa
perempuan itulah sumber segala-galanya. Padanya ada induk beras
yang menjadi tujuan seorang mencari hidup dan peruntungannya.
13
Lemah di dukung, condong di topang. Lamah baraiah, pantai
batitih = lemah di raih landai bertitih, akan halnya orang yang
menjalankan perintah, menilik kepada yang akan menerima beban
perintah tersebut. Ayam berinduk, sirih berjunjung. Induk ayam
membantu dan mengajari anak-anaknya mencari makan. Sirih akan
subur tumbuh, banyak ranting cabang daunnya karena ada
junjungan yang kuat. Setiap yang lemah perlu di bantu. Ini peran
sentral perempuan Minangkabau.

H. Mas’oed Abidin 77
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

sirih ada junjungan. Perempuan ada suami


pendampingnya.

H. Mas’oed Abidin 78
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

tahu di mudharat jo manfaat,


mangana labo jo rugi,
mangatahui sumbang jo salah,

tahu di unak kamanyangkuik,


tahu di rantiang ka mancucuak,
ingek di dahan ka mahimpok,

tahu di angin nan basiruik,


arih di ombak nan basabuang,
tahu di alamat kato sampai, 14
Kearifan perempuan menjadi asas utama
kepemimpinan di tengah masyarakat. Anak Minang-
kabau memanggil ibunya, dengan bundo kandung.

14
Tahu dengan mudarat dan manfaat, Mengenal laba dan
rugi. Mengetahui sumbang dengan salah. Artinya pemimpin yang
arif. Kearifan, digambarkan dari; Mengetahui duri yang akan
menghalangi, Mengetahui ranting yang akan menusuk. Ingat akan
dahan yang dapat menimpanya. Tahu di angin yang berkisar, Tahu
di ombak yang bersabung = bergulung (memilik kehati-hatian yang
tinggi), Tahu di alamat kata sampai (artinya mengetahui akan
perubahan maksud orang). Gambaran sifat alam sedemikian
sebenarnya sikap yang dipakai oleh perempuan Minangkabau.

H. Mas’oed Abidin 79
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Perempuan Minangkabau umumnya menjaga


martabat,

1. Hati-hati (watak Islam khauf)

ingek dan jago pado adat,


ingek di adat nan ka rusak,
jago limbago nan kasumbiang,15
Perempuan Minangkabau itu harus memahami
aturan-aturan adatnya, mampu menjaga agar tidak
rusak, dan mengerti pula kapan limbago mesti dituang.

2. Yakin kepada Allah (iman bertauhid)

Jan taruah bak katidiang, jan baserak bak amjalai,


kok ado rundiang ba nan batin,
patuik baduo jan batigo,
nak jan lahie di danga urang taruah bak
katidiang, jan baserak bak amjalai,
kok ado rundiang ba nan batin,
patuik baduo jan batigo,
nak jan lahie di danga urang,16

15
Ingat dan jago pada adat. Ingat di adat akan rusak. Jaga
(pelihara) limbago (lembaga adat dan garis turunan) yang akan
sumbing. Besarnya peranan perempuan Minangkabau. Menjaga adat
dan limbago.
16
Jangan ditaruh bak ketiding. Jangan berserak bagai anjalai.
Kalau ada rundingan yang mesti dirahasiakan, patutnya
dibicarakan berdua, tak usah dijadikan bertiga. Supaya jangan lahir
didengar orang. (Rahasia jangan diceritakan kepada orang lain
yang tidak berhak mengetahuinya.

H. Mas’oed Abidin 80
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Keimanan kepada Allah (tauhid) menjadikan


perempuan Minangkabau sangat berhati-hati.

Perempuan Minangkabau jauh dari sifat suka


memfitnah orang lain dan tahu menjaga pergaulan dan
pandai menyimpan rahasia.

3. Perangai berpatutan (uswah istiqamah)

maha tak dapek dibali,


murah tak dapek dimintak,
takuik di paham ka tagadai,
takuik di budi katajua,17
Budi baik, teruji dan pandai menempatkan sesuatu
pada tempat yang pantas.

4. Kaya hati (Ghinaun nafs), sopan santun hemat dan


khidmat

17
Mahal tidak dapat dibeli. Murahnya tidak dapat diminta.
Takut di paham (pekerti) akan tergadai. Takut di budi akan terjual.
(Nilai budi pekerti lebih tinggi dari seluruh harta benda yang dipunyai)

H. Mas’oed Abidin 81
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

5. Tabah (redha) yang tampak dalam kejeliannya


memilih waktu ketika yaitu, haniang ulu bicaro,
naniang saribu aka, dek saba bana mandatang,18
Mengerti, kapan harus bicara dan kapan mesti diam.

6. Jimek (hemat tidak mubazir), shalihat

dikana labo jo rugi,


dalam awal akia membayang,
ingek di paham katagadai,
ingek di budi katajua,
mamakai malu dengan sopan.19
Sikap khas perempuan Minangkabau adalah jimek.
Peran perempuan di Minangkabau yang disebut bundo
kanduang itu, luwes dan cekatan, cantik dan cerdas.

Perempuan Minangkabau disebut juga padusi


artinya padu isi dengan lima sifat utama;

a. benar,
b. jujur lahir batin,
18
Hening hulu bicara. Naning seribu akal. Karena sabar bana
(pandangan yang benar) itu akan datang. Perempuan Minangkabau
sangat hati-hati memilih tutur kata. Adakalanya dia diam. Diam
itulah jawabannya. Ada masanya dia seperti orang naniang
(kelihatannya seperti pening), akan tetapi sebenarnya sedang
memikirkan akal jawab yang paling baik. Dan karena berhati-hati
itulah, pikiran yang benar selalu datang.
19
Diingat laba dan rugi. Dalam awal (langkah) akhir (tujuan
akhirnya) sudah terbayang. Ingat di paham akan tergadai. Ingat di

H. Mas’oed Abidin 82
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

c. cerdik pandai,
d. fasih mendidik dan terdidik,
e. bersifat malu
Rarak kalikih dek mindalu,
tumbuah sarumpun jo sikasek,
kok hilang raso jo malu,
bak kayu lungga pangabek 20
Apabila malu sudah hilang, tidak ada lagi yang
mengikat seseorang untuk berbuat seenak hatinya.
Anak urang Koto Hilalang,
Handak lalu ka Pakan Baso,
malu jo sopan kalau lah hilang,
habihlah raso jo pareso. 21
Falsafah hidup beradat memdudukkan perempuan
Minangkabau pada sebutan bundo kandung
limpapeh rumah nan gadang,
amban puro pegangan kunci,
amban puruak aluang bunian,
hiasan di dalam kampuang,
sumarak dalam nagari,22

20
Rarak (berjatuhan) kalikih (buah pepaya) karena mindalu
(parasit). Tumbuh serumpun dengan sikasek. Kalau hilang rasa dan
malu. Bagaikan kayu longgar pengikat. (Artinya, seperti seikat
kayu berserakan kesana kemari).
21
Anak orang Koto Hilalang, hendak lalu ke Pekan Baso.
Malu dan kesopanan kalau sudah hilang. Habislah rasa dan
periksa. Artinya seorang yang tidak bermalu akan berbuat
sekehendaknya, tanpa memikirkan akibat perbuatannya itu.

H. Mas’oed Abidin 83
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

nan gadang basa batauah,


kok hiduik tampek ba nasa,
kalau mati tampek ba niaik,
ka unduang-unduang ka madinah,
ka payuang panji ka sarugo, 23
Memperlihatkan dengan amat jelas kokohnya
kedudukan perempuan Minangkabau.

22
Limpapeh (kupu-kupu hiasan) rumah nan gadang.
Maksudnya, perempuan Minangkabau itu menjadi seri rumah.
Karena ada perempuan di rumah, rumah menjadi berseri. Pemegang
kunci harta dan hasil pertanian. Hiasan di dalam kampung,
semarak di dalam nagari.
23
Perempuan Minangkabau adalah yang dimuliakan, dibesarkan
dan bertuah. Katanya didengar oleh anak cucunya. Dari turunannya
diangkat para penghulu dan ninik mamak. Jika masih hidup tempat
berniat. Kalau sudah mati tempat bernazar. Untuk unduang-unduang
(penutup kepala, melindungi) ke Madinah. Untuk payung panji ke
sorga. Kalimat ini bermakna syarak mengatakan, “sorga terletak di
bawah telapak kaki ibu” (al Hadist).

H. Mas’oed Abidin 84
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Perempuan Minangkabau menjadi pemilik seluruh


kekayaan, rumah, anak, suku bahkan kaumnya. Kalangan
lebih awam di nagari dan taratak menggelari dengan
sebutan “biai, mandeh”artinya ibu. Ungkapan mandeh
dan bundo yang dilekatkan kepada perempuan
Minangkabau, menempatkan laki-laki (suami) pada
peran pelindung, pemelihara dan penjaga harta dari
perempuan-nya dan anak turunannya. Dalam siklus ini
generasi Minangkabau lahir bernasab ayah (laki-laki),
bersuku ibu (perempuan), bergelar mamaknya (garis
matrilineal).

Di dalam garis keturunan ini, kemenakan berpisau


tajam dan mamak berdaging tebal, memperlihatkan
egaliternya suatu persenyawaan budaya dan syarak
yang indah. Tugas ibu rumah tangga tidak sekedar
menyiapkan makanan dan minuman, tetapi menjadi
sumber sakinah, bahagia dan ketenangan. Bersifat
kreatif, ulet, tabah, sabar. Mampu menghidangkan
keindahan dalam rumah tangga.

َ َ ‫جما‬
‫ل (رواه‬ َ ْ ‫ب ال‬
ُُّ ‫ح‬ ٌ ْ ‫مي‬
ِ ُ‫ل ي‬ ِ ‫ج‬ َ ‫إ‬
َ ‫نُّ الل َهُ تعالى‬
)‫مسلم و الترمذي‬
H. Mas’oed Abidin 85
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Allah itu indah dan sangat menyenangi keindahan


Hati-hati mengambil tempat berpijak. Setiap
langkah selalu diintai kerikil tajam. Apabila bertemu
yang pahit, jangan cepat-cepat dimuntahkan. Tidak
selamanya yang manis mesti segera ditelan.

Demikian kearifan syarak mangato dalam


Kitabullah.24 Laki-laki dalam oposisi-biner perannya
sebagai pelindung dan pemelihara harta untuk
‘perempuan’-nya dan ‘anak turunan’-nya.

Generasi Minangkabau yang dilahirkan senantiasa


bernasab ayahnya (laki-laki) dan bersuku ibunya
(perempuan), suatu persenyawaan budaya yang sangat
indah. Citra perempuan ini diperankan secara sempurna
dengan posisi sentral sebagai IBU (Ikutan Bagi Umat),
salah satu unit inti dalam keluarga besar (extended
family.

Pusat keluarga di Minangkabau dipegang oleh


bundo kanduang. Perempuan adalah “tiang negeri” (al

24
QS.2, al Baqarah : 216.

H. Mas’oed Abidin 86
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Hadist). Posisi ini adalah penghormatan mulia, “sorga


terletak di bawah telapak kaki ibu” (al Hadist).25

KEPEMILIKAN TANAH ULAYAT

Adat Minangkabau sangat menghormati kepemi


likan tanah ulayat sebagai penupang kemakmuran anak
nagari.

Kok sawah alah bapiriang,


Kok ladang alah babidang-bidang,
Kok banda alah baliku-liku,
Sawah batumpak di nan data,
Ladang ba bidang di nan lereng,
Banda baliku turuik bukik,
Sawah alah sudah jo lantaknyo,
Ladang alah sudah jo ranjinyo.
Semua kepemilikan tanah dan ulayat di Ranah
Minangkabau sudah jelas tumpak (tempat lokasi) dan
penggunaannya. Jika sawah sudah berpiring-piring,
berjenjang-jenjang. Ladang sudah berbidang-bidang.
Bandar sawah berliku-liku dengan irigasi teratur,
25
Kalangan liberal (sekuler) seringkali merendahkan peran
perempuan sebagai ibu di dalam rumah tangga. Melahirkan dan
mengasuh anak dilihat sebagai suatu peran yang out of date. Bila
seseorang memerlukan anak, ada jalan pintas melalui adopsi tanpa
harus mengandung. Mungkinkah satu ketika, manusia akan dicipta
dengan teknologi kloning (?). Na’udzubillah.

H. Mas’oed Abidin 87
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

bandar di atas dan sawah di bawah untuk mengairi


sawah dengan baik. Sawah bertumpak di tempat yang
datar.

Ladang berbidang di tempat yang lereng, dan


bandar berliku menurut bukit. Sawah sudah
mempunyai lantak batas dan pancang. Ladang sudah
mempunyai ranji. Dengan keteraturan ini anak nagari
terhindar dari silang sengketa tentang kepemilikan
tanah tempat berusaha. Sebagai pusako tinggi, sesuai
hukum adat dikuasai oleh lini materilineal, hukum garis
keibuan. Orang Minangkabau harus mempunyai
tahanan dan persiapan untukkesejahteraan kaumnya.

H. Mas’oed Abidin 88
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Maka tanah ulayat di Minangkabau tidak akan di


kisar (dipindah haknya) kecuali menurut ketentuan
adat, antara lain maik tabujua tangah rumah (mayat
terbujur di tengah rumah), naik gadang (menjadi
penghulu, membangkit batang terandam).

Tanah ulayat atau milik bersama kaum dan suku


akan dipindahtangankan kalau akan mambuek rumah
(memperbaiki rumah karena rumah gadang sudah
ketirisan), dan perkawinan (gadih gadang alun balaki).

Dalam kondisi sulit seperti itu, maka,

Tak aie bambu dipancuang,


Tak kayu janjang dikapiang,
Tak ameh bungka diasah.

H. Mas’oed Abidin 89
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Bila tidak punya air lagi, aur tersedia pada bambu


yang dipancung. Apa yang ada dipadakan (dicukupkan).
Kalau perlu bambu pelindung tebing harus dipancung
untuk mendapatkan air, untuk menyelamatkan anak
kemenakan yang kehausan. Tidak ada kayu, jenjangpun
akan dikeping. Tidak ada emas, bungkalpun akan di
asah. Seluruh upaya dan potensi aset akan diarahkan
untuk mengangkat martabat anak kaum dan nagari,
membangkit batang terendam dan menghapus coreng
(malu) di kening (di depan mata).

Kadangkala memang ada juga ditemui kerancuan


dalam pelaksanaannya. Di antaranya, bahwa gender
lelaki dari garis ibu menjadi penguasa dari harta
pusaka, baik dalam penyerahan kepada pihak lain,
menjualnya, menggadainya, tanpa mengindahkan hak-
hak kaum perempuan. Kenapa ini terjadi. Jawabannya
terletak pada kepatuhan orang beradat.

H. Mas’oed Abidin 90
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Dari pandangan agama Islam, bisa disimpulkan


bahwa yang tidak mau mengindahkan hak-hak
perempuan, sebenarnya adalah mereka yang tidak
beriman atau lebih halus lagi, kurang mengamalkan
ajaran agama Islam.

PROFIL PEREMPUAN MANDIRI

H. Mas’oed Abidin 91
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Dalam keadaan seperti itu, kaum perempuan


harus memaksimalkan peranannya, sebagai ibu di
rumahtangga dan pendidik di tengah bangsanya. Peran
dan citra perempuan mandiri terlihat jika pembedaan
jenis kelamin berlaku secara jelas dan pasti. Pembagian
wewenang terlaksana dengan sempurna lahir dari
kewajiban dan hak yang berbeda tetapi memiliki
kedudukan yang pantas.

Pendidikan formal wanita untuk menjadikan


kedudukannya sejajar dengan laki-laki, dalam segala
hal, akan sangat berbahaya untuk wanita itu.

Apabila kesejajaran tidak dikendalikan dengan


bimbingan adat dan syarak (agama Islam), maka akan
berpeluang menjadikan wanita kehilangan jati dirinya
sebagai wanita.

H. Mas’oed Abidin 92
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Secara tidak sadar wanita yang tidak dibimbing


adat (grand values) dan agama (grand norms) kelihatan
sekali menjadi lebih maskulin daripada laki-laki. “Ujung
dari proses itu adalah ancaman kehidupan rumah
tangganya", kata Hani'ah.

Selanjutnya, "Sifat feminim yang merupakan


sumber kasih sayang, kelembutan, keindahan, dan
sumber cahaya ilahi mempunyai potensi untuk
menyerap dan mengubah kekuatan kasar menjadi
sensitivitas. Dorongan seksual menjadi spiritualitas
sehingga memiliki daya tahan terhadap penderitaan dan
kegagalan."26

Tidak hanya ajaran Islam yang mengungkapkan


dengan jelas peran dan citra perempuan. Penulis sastera
pun menceritakan peran perempuan Melayu (Timur)
dengan pendirian yang kokoh dan teguh berakidah.

Dalam Syair Siti Zubaidah Perang China, "Daripada

26
Hani'ah, "Wanita Karir dalam Karya Sastra: Ada Apa
Dengan Mereka?", makalah Munas IV dan Pertemuan Ilmiah
Nasional VIII, HISKI 12-14 Desember 1997 di Padang).

H. Mas’oed Abidin 93
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

masuk agama itu, baiklah mati supaya tentu, menyembah


berhala bertuhankan batu, kafir laknat agama tak tentu,"27

Perempuan Melayu dengan sifat-sifat mulia, di


antaranya lembut hatinya, penyabar, penyayang kepada
sesama, keras dalam mempertahankan harga diri, tegas,
teguh dan kuat iman dalam melaksanakan suruhan
Allah, pendamai, suka memaafkan dan mampu menjadi
pemimpin masyarakatnya.

Wanita Melayu juga mempergunakan akal di


dalam berbuat dan bertindak, bahkan terkadang terlalu
keras dan berani, seperti ditunjukkan dalam syair Siti
Zubaidah itu.28 Perempuan menjadi pemilik dari apa
yang dimiliki pasangannya.

1. Hak kepribadian

a. Dijaga rahasia dari kepribadian perempuan yang


amat karakteristik,
b. Suami istri adalah ibarat pakaian.

27
Syair Siti Zubaidah Perang China, Edisi Abdul Muthalib
Abdul Ghani, hal. 230).
28
Ibid. Pendapatnya diketengahkan pada Munas PIN VIII,
HISKI 12-14 Desember 1997 di Padang.

H. Mas’oed Abidin 94
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

َّ ُ‫س لَه‬ َ
‫ن‬ ٌ ‫م لِبَا‬ ْ ُ ‫س لَك‬
ْ ُ ‫م وَ أنْت‬ َّ ُ‫ه‬
ٌ ‫ن لِبَا‬
Mereka (istri-istri kamu) itu adalah pakaian bagimu, dan
kamu pun adalah pakaian bagi mereka. (QS. Al Baqarah,
187),

c. Dipergauli dengan ma'ruf

َُ ُُ ‫ل لَك‬ ُّ ‫ح‬ َ َ
‫ن‬ْ ‫مأ‬ ْ ِ َ ‫منُوا َل ي‬ َ ‫ن ءَا‬ َُ ‫يَاأيُّهَُا ال ّذِي‬
‫ن‬ َّ ُُُ‫ضلُوه‬ ُ ْ‫ساءَ كَْرهًُُا ول تَع‬ َ ُُِّ ‫تَرِثُوا الن‬
َُ َّ ُُ‫موه‬
‫ن‬ ْ ‫ن إِل أ‬ ُ ُ ‫ما ءَاتَيْت‬ َُ ‫ض‬ ِ ُْ‫لِت َْذْهَبُوا بِبَع‬
‫ن‬ َّ ُُُُ‫شُروه‬ ِ ‫مبَيِّنَةٍ وَع َا‬ ُ ‫ة‬ ٍ ‫ش‬ َ ‫ح‬ ِ ‫ن بِفَا‬ َُُُ ‫يَأتِي‬
‫سى‬ َ َُ‫ن فَع‬ َّ ُُ‫موه‬ ُ ُ ‫ن كَرِهْت‬ ْ ُِ ‫ف فَإ‬ُِ ‫معُْرو‬ َ ْ ‫بِال‬
َ َُُ
ُُِ‫ه فِيه‬ ُ ُُّ ‫ل الل‬ َ َ‫جع‬ ْ َ ‫شيْئًا َوي‬ َ ‫ن تَكَْرهُوا‬ ْ ‫أ‬
‫خيًْرا كَثِيًرا‬ َ
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah
kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan
kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan
mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak
menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin
kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS.4, an
Nisa’ : 19).

H. Mas’oed Abidin 95
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

d. Dinafkahi sesuai dengan kemampuan

‫ن قُدَِر‬ ‫سعَتِهِ وم‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬


ِ ‫ة‬ ٍ َ‫سع‬ َ ‫لِيُنْف ِقْ ذ ُو‬
َّ ْ َ َ
‫هل‬ ُ ‫ما ءَاتَا ه ُ الل‬ َّ ‫م‬ِ ْ‫ه فَلْيُنْف ِق‬ ُ ُ ‫ع َلَي ْهِ رِْزق‬
َ
‫ما ءَاتَاهَُُا‬ َُُ ‫سا إل‬ ً ُُْ‫ه نَف‬ ُ َُُّ ‫ف الل‬ ُ ُُّ
ِ ‫يُكَل‬
‫سًرا‬ ْ ُ ‫سرٍ ي‬ ْ ُ ‫ه بَعْد َ ع‬ ُ ّ ‫ل الل‬ ُ َ‫جع‬ْ َ ‫سي‬َ
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari
harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan
(sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.(QS. At- Thalaq, 7)

e. Perempuan mendapat hak perlindungan dari


azwajnya.

‫ما‬ َ ُُِّ ‫ن ع َلَى الن‬


َ ُُُِ ‫ساءِ ب‬ َُُ ‫مو‬ ُ ‫ل قَ َوَّا‬
ُ ‫جا‬
َ ِ‫الّر‬
‫ما‬َ ُِ ‫ض وَب‬ َ ْ ُُ‫ضه‬ ُ ُّ ‫ل الل‬َ ‫ض‬َّ َ‫ف‬
ٍ ُْ‫م ع َلى بَع‬ َ ْ‫ه بَع‬
َ ‫أَنفَقُوا م‬
‫م‬
ْ ِ‫موَالِه‬
ْ ‫نأ‬ ْ ِ ْ
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS.4, an
Nisa’ : 34)

f. Perempuan mendapat penghormatan menurut


nasab bapaknya,

H. Mas’oed Abidin 96
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

2. Hak kepemilikan
a. Lelaki tidak boleh menguasai harta istri,
b. Perempuan mempunyai hak bagian dari harta
peninggalan keluarganya.

‫ن‬ُِ ‫ك الْوَالِدَا‬َُ ‫ما تََر‬ َُّ ‫م‬ ِ ‫ب‬ٌ ‫صي‬ ِ َُ ‫ل ن‬ ِ ‫جا‬


َ ِ‫لِلّر‬
َ ‫ما تََر‬
‫ك‬ َّ ‫م‬
ِ ‫ب‬ ٌ ‫صي‬ ِ َ ‫ساءِ ن‬ َ ِّ ‫ن وَلِلن‬َ ‫وَالقَْربُو‬
َ‫ل من ه أو‬ َ
ْ ُ ُْ ِ ّ َ‫ما ق‬ َُّ ‫م‬
ِ ُ‫ن‬ َ ‫ن وَالقَْربُو‬ ُِ ‫الْوَالِدَا‬
‫ضا‬
ً ‫مفُْرو‬ َ ‫صيبًا‬ ِ َ ‫كَثَُر ن‬
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan
ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak
bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut
bahagian yang telah ditetapkan. (QS An Nisa' 7)

c. Kewajiban lelaki (suami) menyerahkan mahar


dengan kerelaan dari pihak perempuan (nihlah).

‫ن‬ ً َ ‫حل‬
ْ ُِ ‫ة فَإ‬ ْ ِ‫ن ن‬َّ ِ‫صدُقَاتِه‬
َُ َ‫ساء‬ َ ُِ ّ ‫وَءَاتُوا الن‬
‫سا‬ً ُُْ‫ه نَف‬ ُ ُُْ ‫من‬
ِ ٍ‫يء‬ ْ ‫ش‬ َ ‫ن‬ ْ َُُ ‫م ع‬ْ ُُُ ‫ن لَك‬
َ ُُْ ‫طِب‬
‫مرِيئًا‬ َ ‫فَكُلُوهُ هَنِيئًا‬
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang
kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh
kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada
kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati,
maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. (QS.4,
An- Nisa' : 4)

H. Mas’oed Abidin 97
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

d. Mahar tidak boleh diambil lagi, tidak boleh


dirampas oleh keluarga (lihat Tafsirul Khazin, I :
477), artinya apa yang sudah diberikan kepada
perempuannya secara ikhlas (nihlah) tidak boleh
dirampas kembali.

e. Haram mengeksploitasi perempuan untuk


berbuat serong/lacur

‫ن‬ْ ُ ِ ‫م ع َلَى الْبِغَاءِ إ‬


ْ ُ ُ ‫وَل تُكْرِهُوا فَتَيَاتِك‬
َ
ِ‫حيَاة‬ َ ْ ‫ض ال‬
ُ َ ‫صنًا لِتَبْتَغُوا عََر‬ ُُ ّ ‫ح‬
َ َ‫ن ت‬
َ ُ ْ ‫أَرد‬
‫الدُّنْيَا‬

H. Mas’oed Abidin 98
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu


untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri
mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari
keuntungan duniawi. (QS. An Nuur, 33)

Tidak boleh menyulitkan perempuan, wajib


memberikan hak- hak perempuan secara penuh
(makan, pakaian) menurut kemampuan, tidak boleh
memukul wajahnya, tidak boleh mencelanya, tidak
boleh memisahkan dari tempat tidurnya kecuali
dalam rumah sendiri (HR. Abu Daud).
3. Hak kewenangan mengatur sirkulasi ekonomi
rumah tangga

a. Jika seorang isteri memberikan infaq dari


makanan rumahnya dengan tidak menimbulkan
kerusakan, dia akan mendapatkan pahala dari
infaknya, sedangkan suaminya juga
mendapatkan pahala atas usahanya, dan bagi
penyimpan juga mendapatkan pahala.
Sebahagian mereka tidak mengurangi bahagian
yang lainnya (HR. Muslim).

b. Seorang perempuan (istri) dapat membelanja-


kan harta suaminya dengan tidak berlebihan.
Dalam hal ini suami mendapatkan pahala dari
Allah.

H. Mas’oed Abidin 99
Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

c. Tetap amanah dalam pengaturan.

Sabda Rasulullah,

"Apabila seorang isteri melaksanakan shalat lima


waktu, shaum Ramadhan sebulan penuh, memelihara
farajnya, dan mentaati suaminya.
Dikatakan kepadanya "udkhulil jannata min ayyil
abwaab", artinya "Masuklah kamu ke dalam syorga
dari segala pintu" (HR. Ahmad).

d. Perempuan berkewajiban menjaga kepemilikan di


belakang pasangan (suaminya).

Semua ketentuan hak dan kewajiban suami istri itu


telah diatur di dalam hukum perkawinan Islam.

Dalam pandangan agama Islam:

1. Tidak mengindahkan hak-hak perempuan, adalah


mereka yang tidak beriman.

2. Tidak mau menghormati hak perempuan adalah


tidak mengamalkan ajaran agama Islam.

H. Mas’oed Abidin 100


Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

4
Hari paneh kok indak balinduang,
Hari hujan kok indak batuduah,
Hari kalam kok indak basuluah,
Jalan langang kok tak bakawan,
Antah mangulak dari hilie,
Antah galoro dari hulu,
Iman nan tak buliah ratak,
Kamudi nan tak buliah patah,
Padoman tak buliah tagelek,
Haluan nan tak bulieh barubah.
tahu di rumah dengan tanggo,
tahu manyuri mangulindan,
Takuik di budi katajua,
malu di paham ka tagadai.
mamakai baso jo basi,
tahu di ereang jo gendeang.
Tahu di mungkin dengan patuik,
malatakkan sasuatu pado tampeknyo,
tahu di tinggi randah,
bayang-bayang sapanjang badan,
bulieh ditiru dituladan,
kasuri tuladan kain,
ka cupak tuladan batuang.
Maleleh buliaeh dipalik,
manitiak bulieh ditampuang.
Satitiak bulieh dilauikkan,
sakapa dapek digunuangkan,
iyo dek urang di nagari
samuik tapijak indak mati,
alu ta taruang patah tigo hiduik batampek,
mati bakubua,
kuburan hiduik di rumah gadang,
kuburan mati di tangah padang
induak bareh,
nan lamah ditueh,
nan condong ditungkek,
ayam barinduak,

H. Mas’oed Abidin 101


Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

siriah bajunjuang, tahu di mudharat jo manfaat,


mangana labo jo rugi,
mangatahui sumbang jo salah,
tahu di unak kamanyangkuik,
tahu di rantiang ka mancucuak,
ingek di dahan ka mahimpok,
tahu di angin nan basiruik,
arih di ombak nan basabuang,
tahu di alamat kato sampai
Jan taruah bak katidiang, jan baserak bak amjalai,
kok ado rundiang ba nan batin,
patuik baduo jan batigo,
nak jan lahie di danga urang
taruah bak katidiang,
jan baserak bak amjalai,
kok ado rundiang ba nan batin,
patuik baduo jan batigo,
nak jan lahie di danga urang
haniang ulu bicaro,
naniang saribu aka,
dek saba bana mandatang
Jimek (hemat tidak mubazir), shalihat
dikana labo jo rugi,
dalam awal akia membayang,
ingek di paham katagadai,
ingek di budi katajua,
mamakai malu dengan sopan.
dalam awal akia membayang,
ingek di paham katagadai,
ingek di budi katajua,
mamakai malu dengan sopan
Anak urang Koto Hilalang,
Handak lalu ka Pakan Baso,
malu jo sopan kalau lah hilang,
habihlah raso jo pareso. 29
limpapeh rumah nan gadang,
amban puro pegangan kunci,
amban puruak aluang bunian,
hiasan di dalam kampuang,
sumarak dalam nagari
Kok sawah alah bapiriang,
Kok ladang alah babidang-bidang,
Kok banda alah baliku-liku,
Sawah batumpak di nan data,
Ladang ba bidang di nan lereng,
Banda baliku turuik bukik,
Sawah alah sudah jo lantaknyo,
29

H. Mas’oed Abidin 102


Bundo Kanduang Pendidikan Utama Generasi

Ladang alah sudah jo ranjinyo,


Tak aie bambu dipancuang,
Tak kayu janjang dikapiang,
Tak ameh bungka diasah,

H. Mas’oed Abidin 103

You might also like